Anda di halaman 1dari 86

ANALISIS BIAYA PRODUKSI DAN OPERASIONAL

PENAMBANGAN BATUBARA BLOK UTARA PIT SENGON


PADA CV MAMPALA JAYA II SAMARINDA

SKRIPSI

Oleh :

BELLA CHAHYA FITRIANA


NIM 16 651 107

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
JURUSAN AKUNTANSI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI MANAJERIAL
SAMARINDA
2018
ANALISIS BIAYA PRODUKSI DAN OPERASIONAL
PENAMBANGAN BATUBARA BLOK UTARA PIT SENGON
PADA CV MAMPALA JAYA II SAMARINDA

Diajukan sebagai persyaratan untuk memenuhi derajat


Sarjana Terapan Akuntansi (S.Tr. Ak.)
Program Studi Akuntansi Manajerial
Jurusan Akuntansi
Politeknik Negeri Samarinda

Oleh :

BELLA CHAHYA FITRIANA


NIM 16 651 107

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
JURUSAN AKUNTANSI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI MANAJERIAL
SAMARINDA
2018

i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING

ANALISIS BIAYA PRODUKSI DAN OPERASIONAL


PENAMBANGAN BATUBARA BLOK UTARA PIT SENGON
PADA CV MAMPALA JAYA II SAMARINDA

NAMA : BELLA CHAHYA FITRIANA

NIM : 16 651 107

JURUSAN : AKUNTANSI

PROGRAM STUDI : AKUNTANSI MANAJERIAL

JENJANG STUDI : S-1 TERAPAN

Skripsi ini telah disahkan


Pada tanggal, 18 Juli 2018

Menyetujui:

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. H. Makmur, S.E., M.Si. Drs. Diyah Permana, M.Hum.


NIP 19580707 199403 1 001 NIP 19631210 199203 1 001

Mengesahkan:
Direktur Politeknik Negeri Samarinda,

Ir. H. Ibayasid, M.Sc.


NIP 19590303 198903 1 002
Lulus Ujian Tanggal:

ii
HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI

ANALISIS BIAYA PRODUKSI DAN OPERASIONAL


PENAMBANGAN BATUBARA BLOK UTARA PIT SENGON
PADA CV MAMPALA JAYA II SAMARINDA

NAMA : BELLA CHAHYA FITRIANA

NIM : 16 651 107

JURUSAN : AKUNTANSI

PROGRAM STUDI : AKUNTANSI MANAJERIAL

JENJANG STUDI : S-1 TERAPAN

Skripsi ini telah diuji dan disetujui


Pada tanggal, 18 Juli 2018

Dewan Penguji:

Penguji I,
Nama : Yulius Gessong Sampeallo, S.E., MM.
NIP : 19640715 199303 1 002

Penguji II,
Nama : Sucipto, S.E., M.Si.
NIP : 19590815 198803 1 001

Penguji III,
Nama : Rahmawati Fitriana, S.Pd., M.Pd.BI.
NIP : 19661231 199803 2 002

Mengetahui:

Ketua Jurusan Akuntansi, Ketua Program Studi Akuntansi Manajerial,

Rifadin Noor, S.E., M.Si. Muhammad Suyudi, S.E., M.SA., Ak., CA.
NIP 19581005 199003 1 001 NIP 19750514 200502 1 003
iii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : Bella Chahya Fitriana

NIM : 16 651 107

Jurusan : Akuntansi

Program Studi : Akuntansi Manajerial

Jenjang : S-1 Terapan

Judul Skripsi : Analisis Biaya Produksi dan Operasional Penambangan

Batubara Blok Utara Pit Sengon pada

CV Mampala Jaya II Samarinda

Dengan ini, menyatakan bahwa Skripsi ini adalah hasil karya saya

sendiri dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan

dengan benar. Jika kemudian hari terbukti ditemukan unsur plagiarisme dalam

Skripsi ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

Samarinda, 18 Juli 2018

Bella Chahya Fitriana


NIM 16 651 107

iv
RIWAYAT HIDUP

Bella Chahya Fitriana, lahir di Pangkalan Bun pada tanggal 25 Februari

1995 merupakan anak tunggal dari pasangan Bapak Ngatiran dan Ibu Iin Parlina

yang bertempat tinggal di Jalan Taruna RT. 12 RW. 05 Gang Pasar Desa /

Kelurahan Loa Duri Ilir Kecamatan Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara.

Memulai pendidikan formal pada tahun 2001 di SD Negeri 001 Loa

Janan, Kutai Kartanegara lulus pada tahun 2007. Pada tahun 2007 melanjutkan

pendidikan di SMP Negeri 1 Loa Janan, Kutai Kartanegara lulus pada tahun 2010.

Pada tahun 2010, melanjutkan pendidikan di SMK Muhammadiyah Loa Janan,

Kutai Kartanegara Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) lulus pada tahun

2013. Kemudian, melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi pada tahun

2013 di Politeknik Negeri Samarinda Jurusan Akuntansi Program Studi Diploma

III (D3) Akuntansi lulus pada tahun 2016. Dan pada tahun 2017 sampai 2018,

penulis melanjutkan pendidikan di Politeknik Negeri Samarinda Jurusan

Akuntansi Program Studi S-1 Terapan Akuntansi Manajerial (Alih Jenjang).

Sebagai penerapan dari teori yang telah diperoleh di Politeknik Negeri

Samarinda, pada tahun 2015 penulis pernah mengikuti pelatihan Praktik Kerja

Lapangan (PKL) di Kantor Camat Loa Janan KM. 04, Kutai Kartanegara dan

ditempatkan di bagian Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) selama 2 bulan

yaitu pada tanggal 01 Juli sampai dengan 31 Agustus 2015. Dan pada tahun 2018,

penulis kembali mengikuti pelatihan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di CV

Mampala Jaya II Samarinda, dan ditempatkan di bagian Departemen Keuangan

selama 2 bulan dari tanggal 10 Februari sampai dengan 10 April 2018.

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang senantiasa memberikan

kemudahan bagi penulis sehingga dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik.

Skripsi yang berjudul “Analisis Biaya Produksi dan Operasional

Penambangan Batubara Blok Utara Pit Sengon pada CV Mampala Jaya II

Samarinda” merupakan syarat untuk memenuhi penyelesaian jenjang pendidikan

program S-1 Terapan pada Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda.

Skripsi ini disusun sesuai rancangan yang penulis inginkan. Dalam

penulisan Skripsi ini penulis mengalami beberapa kendala, namun berkat bantuan

dari beberapa pihak penulis dapat menyelesaikannya. Karena itu, penulis

sampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Ir. H. Ibayasid, M.Sc., selaku Direktur Politeknik Negeri Samarinda.

2. Bapak Rifadin Noor, S.E., M.Si., selaku Ketua Jurusan Akuntansi Politeknik

Negeri Samarinda.

3. Ibu Ratna Wulaningrum, S.E., M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi

Politeknik Negeri Samarinda.

4. Bapak Muhammad Suyudi, S.E., M.SA., Ak., CA., selaku Ketua Program

Studi S-1 Terapan Akuntansi Manajerial.

5. Dr. H. Makmur, S.E., M.Si., selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak Drs.

Diyah Permana, M.Hum., selaku Dosen Pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan, saran dan petunjuk dalam penyelesaian Skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu Dosen, beserta Staff Teknisi dan Administrasi Jurusan

Akuntansi yang telah berkontribusi dalam penyusunan Skripsi ini.

vi
7. Kedua orang tua dan keluarga yang tiada hentinya untuk memberi dukungan

moril serta materil dalam kelancaran dari proses studi sampai penyusunan

Skripsi ini.

8. Teman-teman Jurusan Akuntansi Manajerial S-1 Terapan Angkatan 2017

yang senantiasa saling membantu dan memberikan semangat selama proses

penyusunan Skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Skripsi ini masih banyak

kekurangan, karena keterbatasan waktu dan pengetahuan penulis. Oleh karena itu,

penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga dalam

penulisan Skripsi ini dapat menjadi lebih baik. Besar harapan penulisan Skripsi ini

dapat bermanfaat bagi semua pihak yang menggunakannya.

Samarinda, 18 Juli 2018

Bella Chahya Fitriana


NIM 16 651 107

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ........................................................ ii

HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI ................................................................. iii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ...................................................... iv

RIWAYAT HIDUP ................................................................................................... v

KATA PENGANTAR .............................................................................................. vi

DAFTAR ISI ............................................................................................................. viii

DAFTAR TABEL ..................................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xii

ABSTRAK ................................................................................................................ xiii

ABSTRACT ................................................................................................................ xiv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 4

1.3 Batasan Masalah ..................................................................................... 4

1.4 Tujuan Penelitian .................................................................................... 5

1.5 Manfaat Penelitian .................................................................................. 5

1.6 Sistematika Penulisan ............................................................................. 6

viii
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu ............................................................................... 8

2.2 Landasan Teori ....................................................................................... 14

2.2.1 Pengertian Akuntansi .................................................................... 14

2.2.2 Pengertian Akuntansi Biaya .......................................................... 15

2.2.3 Konsep Biaya (Cost) dan Penggolongannya ................................. 17

2.2.4 Biaya Produksi .............................................................................. 22

2.2.4.1 Pengertian Biaya Produksi ............................................. 22

2.2.4.2 Unsur-Unsur Biaya Produksi .......................................... 22

2.2.4.3 Harga Pokok Produksi .................................................... 24

2.2.5 Biaya Operasional ......................................................................... 27

2.2.5.1 Pengertian Biaya Operasional ........................................ 27

2.2.5.2 Unsur-Unsur Biaya Operasional .................................... 30

2.2.5.2 Jenis-Jenis Biaya Operasional ........................................ 30

2.3 Kerangka Pikir ........................................................................................ 31

2.4 Definisi Konsepsional ............................................................................. 33

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional ............................................................................... 35

3.2 Jenis dan Sumber Data ............................................................................ 37

3.3 Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 37

3.4 Metode Analisis Data .............................................................................. 38

ix
3.5 Alat Analisis Yang Digunakan ............................................................... 38

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan ................................................................ 40

4.1.1 Struktur Organisasi ........................................................................ 41

4.1.2 Lokasi Penambangan ..................................................................... 46

4.1.3 Tahapan Penambangan .................................................................. 46

4.1.4 Kegiatan Penambangan Blok Utara Pit Sengon ............................. 47

4.1.4.1 Tahapan Persiapan .......................................................... 48

4.1.4.2 Tahapan Kegiatan ........................................................... 49

4.1.4.3 Tahapan Pengolahan (Jetty) ........................................... 55

4.2 Penyajian Data ........................................................................................ 58

4.3 Pembahasan ............................................................................................ 64

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan ... .............................................................................................. 67

5.2 Saran ... .................................................................................................... 68

DAFTAR RUJUKAN

LAMPIRAN

x
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ................................................................................. 8

Tabel 3.1 Laporan Biaya Produksi Dua Departemen (Process Cost) ....................... 39

Tabel 4.1 Koordinat Wilayah Izin Usaha Pertambangan .......................................... 41

Tabel 4.2 Sewa Pakai Lahan Masyarakat ................................................................. 48

Tabel 4.3 Fasilitas Penunjang ................................................................................... 49

Tabel 4.4 Pemakaian Unit / Alat Kerja ..................................................................... 50

Tabel 4.5 Pemakaian Unit Pembantu ........................................................................ 51

Tabel 4.6 Karyawan Rental ....................................................................................... 51

Tabel 4.7 Karyawan Tetap Perusahaan ..................................................................... 52

Tabel 4.8 Fasilitas Makan Karyawan ........................................................................ 53

Tabel 4.9 Biaya Corporate Social Responsibility (CSR) .......................................... 54

Tabel 4.10 Pemakaian Unit Kerja Tahapan Pengolahan ........................................... 55

Tabel 4.11 Pemakaian Unit Kerja Support ............................................................... 56

Tabel 4.12 Jumlah Karyawan Jetty ........................................................................... 56

Tabel 4.13 Jumlah Karyawan Rental Jetty ................................................................ 56

Tabel 4.14 Biaya Makan Karyawan Jetty ................................................................. 57

Tabel 4.15 Biaya Makan Karyawan Rental Jetty ...................................................... 57

Tabel 4.16 Laporan Biaya Kegiatan Penambangan .................................................. 58

Tabel 4.17 Laporan Biaya Produksi Dua Departemen (Process Cost) ..................... 62

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian ...................................................................... 32

Gambar 4.1 Struktur Organisasi CV Mampala Jaya II Samarinda ........................... 45

xii
ABSTRAK

Bella Chahya Fitriana, (2018) “Analisis Biaya Produksi dan


Operasional Penambangan Batubara Blok Utara Pit Sengon pada CV Mampala
Jaya II Samarinda”. Jurusan Akuntansi, Program Studi Akuntansi Manajerial,
Jenjang Studi S-1 Terapan, Politeknik Negeri Samarinda. Bapak Dr. H. Makmur,
S.E., M.Si. Selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak Drs. Diyah Permana, M.Hum.
Selaku Dosen Pembimbing II.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengklasifikasian
biaya produksi dan operasional dalam kegiatan penambangan batubara di Blok
Utara Pit Sengon pada CV Mampala Jaya II Samarinda. Alat analisis yang
digunakan adalah laporan biaya produksi dua departemen (process cost).
Hasil analisis menunjukkan bahwa dengan mengklasifikasikan biaya
produksi dan operasional, dapat diketahui total biaya produksi dan operasional
berdasarkan perhitungan dua departemen, yaitu departemen I (eksplorasi) dan
departemen II (produksi). Kesimpulannya, yaitu dengan produksi batubara yang
dihasilkan selama sebulan sebesar 50.180,114 (MT/Bulan) dapat diketahui harga
pokok produksi dari seluruh departemen sebesar Rp 172.674,- (/MT).

Kata Kunci : Biaya Produksi, Biaya Operasional, Biaya Proses.

xiii
ABSTRACT

Fitriana, Bella Chahya (2018) "Analysis of Production and Operational


Costs of Coal Mining North Block Pit Sengon at CV Mampala Jaya II
Samarinda". Department of Accounting, Managerial Accounting Study Program,
Level S-1 Applied Studies, Polytechnic State of Samarinda. Mr. Dr. H. Makmur,
S.E., M.Sc. As Supervisor I and Mr. Drs. Diyah Permana, M. Hum. As Supervisor
II.
The purpose of this study is to know the classification of production and
operational cost in coal mining activity in North Block Pit Sengon at CV
Mampala Jaya II Samarinda. Analyzer used is report of production cost of two
departments (process cost).
The results show that by classifying the production and operational costs,
it can be seen that the total production and operational costs are based on the
calculation of two departments, namely department I (exploration) and
department II (production). The conclusion, is that the production of coal
produced during a month of 50.180,114 (MT/Month) can be known cost of
production from all departments of Rp 172.674,- (/MT).

Keywords : Production Cost, Operational Cost, Process Cost.

xiv
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagai salah satu negara kepulauan terbesar didunia, Indonesia

memiliki jumlah kekayaan alam terbesar salah satu kekayaan alam yang

terdapat di Indonesia adalah batubara. Sampai saat ini, batubara merupakan salah

satu sumber daya alam yang masih menjadi primadona, karena batubara dapat

digunakan sebagai energi alternatif dalam berbagai kepentingan. Hal inilah, yang

mendasari banyaknya pelaku bisnis yang mencoba keberuntungannya dengan

memanfaatkannya sebagai peluang bisnis dengan membangun perusahaan-

perusahaan tambang dilokasi-lokasi terdapatnya batubara.

Batubara adalah bahan galian strategis dan merupakan salah satu bahan

baku energi nasional yang mempunyai peranan besar dalam pembangunan

nasional. Informasi sumberdaya dan cadangan batubara menjadi hal penting

dalam merencanakan strategi kebijaksanaan bidang energi nasional.

Pengentasan kemiskinan, menjaga keamanan pasokan energi, dan melindungi

lingkungan hidup adalah permasalahan terbesar yang sedang dihadapi dunia

saat ini. Produksi dan penggunaan batubara terkait dengan setiap permasalahan

tersebut. Mengingat adanya kebijakan pemerintah, bahwasanya komoditi

berbagai macam bahan baku energi, mempunyai peran yang sangat strategis

dalam pembangunan perekonomian Indonesia, maka kualitas serta kuantitas

keberadaannya semakin dicari dan sangat diperlukan.


2

Kegiatan eksplorasi batubara di Indonesia semakin meningkat terutama

sejak tahun 1985, baik yang dilakukan oleh instansi pemerintah maupun

swasta. Hal ini disebabkan karena semakin meningkatnya kebutuhan batubara,

baik kebutuhan dalam negeri maupun untuk diekspor. Endapan batubara di

Indonesia cukup melimpah terutama di Pulau Sumatera dan Kalimantan serta

sebagian kecil di Pulau Jawa, Papua dan Sulawesi (Departemen Energi dan

Sumber Daya Mineral, 2009). Oleh sebab itu, saat ini Indonesia banyak dilirik

oleh berbagai investor baik dari dalam maupun luar negeri yang memiliki

perusahaan bidang pertambangan. Bahan galian ini dikuasai oleh negara, hal

ini tentunya diharapkan dapat memberikan dampak positif dari aspek devisa

negara dan pendapatan asli daerah, keberadaan perusahaan tambang sangat

membantu dalam pembangunan nasional dan daerah (Salim, 1986).

Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral

dan Batubara mengandung beberapa pokok pikiran, diantaranya adalah sebagai

berikut :

a. Mineral dan batubara sebagai sumber daya yang tak terbarukan dikuasai

oleh negara dan pengembangan serta pendayagunaannya dilaksanakan oleh

pemerintah dan pemerintah daerah bersama dengan pelaku usaha.

b. Usaha pertambangan harus memberi manfaat ekonomi dan sosial bagi

kesejahteraan rakyat Indonesia.

Semua perusahaan baik itu perusahaan besar ataupun kecil, biasanya selalu

berusaha meningkatkan laba yang diperolehnya. Laba atau keuntungan merupakan

tujuan utama dari berdirinya perusahan-perusahan tersebut, hal ini wajar karena
3

dengan laba suatu perusahaan dapat mempertahankan dan memperluas

usahanya. Selain itu, keberhasilan perusahaan sering kali dinilai dari tingkat laba

yang dihasilkan. Karena dengan laba tersebut perusahaan memiliki kemampuan

untuk berkembang dan tetap mampu mempertahankan eksistensinya. Banyak

cara yang ditempuh untuk mendapatkan laba yang lebih besar. Perolehan laba

bersih misalnya, dapat digunakan untuk memperoleh laba yang optimal dengan

menekan biaya produksi dan biaya operasional yang dikeluarkan perusahaan.

Pentingnya mengatur biaya produksi karena berpengaruh terhadap laba yang

diperoleh perusahaan. Untuk mengetahui apakah pesanan tertentu mampu

menghasilkan laba, manajemen memerlukan informasi biaya produksi yang telah

dikeluarkan untuk memproduksi pesanan tertentu (Mulyadi, 2005).

Sesuai dengan pendapat Jusuf (2006), bahwa bila perusahaan dapat

menekan biaya operasional, maka perusahaan dapat meningkatkan laba bersih,

demikian juga sebaliknya, bila terjadi pemborosan biaya mengakibatkan

menurunnya laba. Hal ini pun berpengaruh terhadap perusahaan tambang

batubara, dimana biaya produksi dan biaya operasional merupakan aspek yang

sangat penting untuk diketahui dan direncanakan secara tepat, guna menghasilkan

laba yang optimal kepada perusahaan tersebut. CV Mampala Jaya II Samarinda

merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang pertambangan

khususnya batubara. Kegiatan penambangan batubara pada CV Mampala Jaya II

Samarinda difokuskan pada Blok Utara Pit Sengon, dimana batubara yang

ditambang saat ini masuk kategori batubara kalori muda dengan nilai jual batubara

yang berkisar antara Rp 270.000,-/MT sampai Rp 300.000,-/MT (kurs Rupiah).


4

Berdasarkan harga jual tersebut, maka untuk membantu perusahan mendapatkan

laba yang optimal diperlukan perhitungan biaya produksi dan biaya operasional

yang tepat. Menghitung biaya produksi dapat membantu perusahaan untuk

mengetahui nilai laba kotor, sedangkan menghitung biaya operasional membantu

perusahaan untuk mengetahui nilai laba bersih.

Berdasarkan informasi yang ada, bahwa CV Mampala Jaya II Samarinda

belum melakukan pengklasifikasikan biaya produksi dan biaya operasional, hal

inilah yang menjadikan dasar pertimbangan bagi penulis untuk melakukan

analisis biaya produksi dan biaya operasional pada kegiatan penambangan yang

dilakukan oleh CV Mampala Jaya II Samarinda, agar bisa menjadi bahan

pertimbangan dan masukan bagi perusahaan agar dapat menghasilkan laba

yang optimal dikemudian hari. Adapun judul yang dijadikan topik penelitian

bagi penulis yaitu “Analisis Biaya Produksi dan Operasional Penambangan

Batubara Blok Utara Pit Sengon pada CV Mampala Jaya II Samarinda”.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang diteliti yaitu apakah sudah dilakukan

pengklasifikasian biaya produksi dan operasional untuk kegiatan penambangan

batubara di Blok Utara Pit Sengon pada CV Mampala Jaya II Samarinda ?

1.3 Batasan Masalah

Agar pelaksanaan penelitian ini fokus pada pokok permasalahan dan

karena adanya keterbatasan data yang diperoleh dari pihak perusahaan, maka

penulis membatasi penelitian ini hanya pada analisis biaya produksi dan
5

operasional penambangan batubara Blok Utara Pit Sengon pada CV Mampala

Jaya II Samarinda.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengklasifikasian

biaya produksi dan operasional dalam kegiatan penambangan batubara di Blok

Utara Pit Sengon pada CV Mampala Jaya II Samarinda.

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada pihak-

pihak yang berkepentingan sebagai berikut :

1. Bagi Perusahaan

Memberikan tambahan informasi dan menjadi bahan pertimbangan

dalam mengambil kebijakan mengenai perhitungan biaya produksi dan

operasional dalam kegiatan penambangan batubara.

2. Bagi Pihak Lain

Sebagai bahan pertimbangan serta referensi bagi pihak yang berminat

melakukan penelitian di masa yang akan datang khususnya yang

berkaitan dengan perhitungan biaya produksi dan operasional pada

kegiatan penambangan batubara.

3. Bagi Penulis

Penelitian ini bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan,

menambah wawasan serta pandangan mengenai perhitungan biaya


6

produksi dan operasional khususnya pada kegiatan penambangan

batubara, baik dari segi teori maupun pengaplikasiannya di lapangan.

1.6 Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah dan memperjelas arah dan tujuan penulisan ini,

maka penulis menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah, batasan

masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini terdiri dari penelitian terdahulu yang menjadi dasar

dilakukannya penelitian ini, landasan teori yang mendukung

permasalahan pada penelitian, kerangka pikir penelitian dan

definisi konsepsional.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini berisi tentang definisi operasional, jenis dan sumber data,

teknik pengumpulan data, metode analisis data dan alat analisis

yang digunakan dalam menganalisis biaya produksi dan

operasional.

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini berisi gambaran umum perusahaan, penyajian data dan

analisis yang dilakukan serta pembahasan terhadap analisis biaya

produksi dan operasional penambangan batubara di Blok Utara Pit

Sengon pada CV Mampala Jaya II Samarinda.


7

BAB V : SIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi tentang simpulan dan saran dari penulis berdasarkan

penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan.


8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai Analisis Biaya Produksi dan Operasional

Penambangan Batubara Blok Utara Pit Sengon pada CV Mampala Jaya II

Samarinda, objek kajian yang pernah dilakukan oleh penelitian sebelumnya.

Dalam penulisan Skripsi ini, penulis menggunakan tiga penelitian terdahulu yang

ada sebagai acuan untuk melakukan penelitian ini. Ketiga penelitian tersebut dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Nama Judul Perguruan Tahun Alat Hasil


Peneliti Penelitian Tinggi Analisis Penelitian
1 Eka Nur Penerapan Universitas 2013 a. Perhitungan a. Terdapat
Khasanah Metode Full Mulawarman Alokasi Biaya perbedaan
Costing Dalam Samarinda, Bersama penerapan
Menentukan Kalimantan (Metode Nilai harga dimana
Harga Jual Timur Jual Relatif) beberapa
Batubara Pada unsur biaya
PT Energi b. Perhitungan tidak
Alam Harga Pokok dimasukkan
Sejahtera di Produksi oleh
Samarinda perusahaan,
c. Perhitungan karena
Penentuan perusahaan
Harga Jual menggunakan
metode rata-
d. Perbandingan rata sehingga
Harga Per semua biaya
Metrik Ton dihitung
(MT) menurut bersamaan
teori Full
Costing
9

No Nama Judul Perguruan Tahun Alat Hasil


Peneliti Penelitian Tinggi Analisis Penelitian
b. Dengan
menggunakan
perhitungan
alokasi biaya
bersama
(metode nilai
jual relatif),
dapat
diketahui
masing-
masing biaya
untuk
masing-
masing calory

2 Jefferson Perbandingan Universitas 2010 Metode Activity Metode


Tobing Perhitungan Maritim Raja Based Costing Activity
Biaya Ali Haji Based
Produksi dan Tanjung Costing lebih
Operasional Pinang, Riau efektif
Tambang menggambar-
Bauksit kan biaya
Metode produksi
Perusahaan daripada
Dengan menggunakan
Metode metode biaya
Activity Based produksi,
Costing di PT karena
Matahari perusahaan
Bentan mendapatkan
Dwikarya informasi
yang lebih
akurat
sehingga
biaya
produksi
dapat
dijadikan
lebih rendah
10

No Nama Judul Perguruan Tahun Alat Hasil


Peneliti Penelitian Tinggi Analisis Penelitian
3 Devi Janti Analisis Universitas 2010 a. Net Present a. Berdasar-
Amir Keekonomian Pembangunan Value (NPV) kan metode
Rachman Rencana Nasional NVP,
Penambangan “Veteran” b. Internal Rate DCFROR dan
Batubara di Yogyakarta, of Return (IRR) PBP, proyek
Blok C PT DIY layak untuk
Bintang Yogyakarta c. Pay Back dipertimbang-
Mahakam Period (PBP) kan baik
Energy dengan
Samarinda d. Analisis struktur 100%
Kepekaan modal
sendiri,
maupun
struktur 60%
modal sendiri
- 40% modal
pinjaman. Hal
ini dapat
dilihat dari
nilai NPV
yang positif,
DCFROR
lebih besar
dari i* dan
PBP yang
cepat

b. Analisis
kepekaan
menunjukkan
bahwa proyek
tidak peka
terhadap
perubahan,
terjadi
penurunan
7% pada
pendapatan,
dan terjadi
kenaikan
hingga 9%
pada biaya
operasi serta
investasi
11

Dari tinjauan di atas, terdapat persamaan dan perbedaan dalam penelitian

yang dilakukan. Persamaan pada penelitian terdahulu yaitu terletak pada objek

penelitiannya dimana penelitian ini berhubungan dengan penambangan (mining),

sedangkan perbedaannya terletak pada subjek yang akan dianalisis, tahun

penelitian, dan alat analisis yang digunakan. Berikut penjabarannya :

1. Penelitian yang dilakukan oleh Eka Nur Khasanah, (2013) dengan judul

Penerapan Metode Full Costing Dalam Menentukan Harga Jual Batubara

Pada PT Energi Alam Sejahtera di Samarinda. Dengan hasil penelitian yaitu :

a. Terdapat perbedaan penerapan harga dimana beberapa unsur biaya tidak

dimasukkan oleh perusahaan, karena perusahaan menggunakan metode

rata-rata sehingga semua biaya dihitung bersamaan.

b. Dengan menggunakan perhitungan alokasi biaya bersama (metode nilai

jual relatif), dapat diketahui masing-masing biaya untuk masing-masing

calory.

Kelebihan pada penelitian ini, yaitu dengan menghitung harga pokok

produksi menggunakan metode Full Costing akan dapat diidentifikasikan

biaya-biaya apa saja yang mendukung proses produksi dan dengan adanya

dasar alokasi biaya bersama seperti nilai jual relatif dapat dijadikan acuan

dalam pengalokasian biaya bersama sehingga dapat menentukan harga jual

yang lebih efektif.

Sedangkan kekurangannya, perusahaan tidak menghitung harga pokok

produksi menggunakan metode Full Costing dan dasar alokasi biaya bersama

sehingga harga jual yang ditentukan perusahaan kurang efektif. Perbedaan


12

penelitian tersebut dengan penelitian penulis yaitu pada subjek yang akan

dianalisis, tahun penelitian, alat analisis yang digunakan dan variabel yang

diteliti.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Jefferson Tobing, (2010) dengan judul

Perbandingan Perhitungan Biaya Produksi dan Operasional Tambang Bauksit

Metode Perusahaan Dengan Metode Activity Based Costing di PT Matahari

Bentan Dwikarya. Dengan hasil penelitian yaitu, metode Activity Based

Costing lebih efektif menggambarkan biaya produksi daripada menggunakan

metode biaya produksi, karena perusahaan mendapatkan informasi yang lebih

akurat sehingga biaya produksi dapat dijadikan lebih rendah.

Kelebihan pada penelitian ini, yaitu dengan menghitung biaya pokok

menggunakan metode Activity Based Costing dalam perhitungan biaya

produksi, akan didapatkan informasi yang lebih akurat yang dapat membantu

manajemen dalam mengambil keputusan, misalnya biaya produksi yang

ditetapkan oleh perusahaan terlalu tinggi akan menjadi lebih rendah dan

begitu juga sebaliknya produksi yang ditetapkan terlalu rendah oleh

perusahaan akan menjadi lebih tinggi. Metode Activity Based Costing dapat

digunakan untuk mengevaluasi kinerja dari manajemen, salah satunya dilihat

dari laba yang dihasilkan oleh perusahaan.

Sedangkan kekurangannya, perusahaan menghitung dengan metode

biaya produksi sehingga laba yang dihasilkan tidak sesuai dengan yang

sesungguhnya karena informasi mengenai biaya produksi tidak akurat.


13

Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian penulis yaitu pada subjek

yang akan dianalisis, tahun penelitian dan alat analisis yang digunakan.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Devi Janti Amir Rachman, (2010) dengan

judul Analisis Keekonomian Rencana Penambangan Batubara di Blok C PT

Bintang Mahakam Energy Samarinda. Dengan hasil penelitian yaitu :

a. Berdasarkan metode NVP, DCFROR dan PBP, proyek layak untuk

dipertimbangkan baik dengan struktur 100% modal sendiri, maupun

struktur 60% modal sendiri - 40% modal pinjaman. Hal ini dapat dilihat

dari nilai NPV yang positif dan DCFROR lebih besar dari i* dan PBP yang

cepat.

b. Hasil dari analisis kepekaan menunjukkan bahwa proyek tidak peka

terhadap perubahan berbagai parameter walaupun terjadi penurunan hingga

7% pada parameter pendapatan, dan terjadi kenaikan hingga 9% pada

parameter biaya operasi serta investasi.

Kelebihan pada penelitian ini, yaitu jika menggunakan alternatif

struktur 60% modal sendiri - 40% modal pinjaman akan lebih baik. Hal ini

dikarenakan pada umumnya perusahaan jarang menggunakan struktur 100%

modal sendiri, tetapi lebih memperhatikan kemungkinan pinjaman dana dari

pihak luar.

Sedangkan kekurangannya, analisis kepekaan menunjukkan bahwa

proyek tidak peka terhadap perubahan dan terjadi penurunan hingga 7% pada

pendapatan juga kenaikan hingga 9% pada biaya operasi serta investasi.

Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian penulis yaitu pada subjek


14

yang akan dianalisis, tahun penelitian, alat analisis yang digunakan dan

variabel yang diteliti.

2.2 Landasan Teori

Penulis akan menguraikan beberapa teori yang mendukung dan berkaitan

dengan topik permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya. Adapun

landasan teori yang akan penulis uraikan, yaitu:

2.2.1 Pengertian Akuntansi

Pengertian akuntansi menurut Baridwan (2004:1) mengutip definisi

akuntansi yang dikeluarkan oleh American Institute of Certified Public

Accountants (AICPA) sebagai berikut: “Akuntansi adalah suatu kegiatan jasa,

yang berfungsi menyediakan informasi kuantitatif, terutama yang mempunyai

sifat keuangan dari kesatuan usaha ekonomi yang dimaksudkan agar berguna

dalam mengambil keputusan ekonomi dalam memilih alternatif-alternatif dari

suatu tindakan”.

Menurut Pura (2013:4) “Akuntansi dapat pula didefinisikan sebagai seni

pencatatan, penggolongan, peringkasan dan pelaporan transaksi yang bersifat

keuangan yang terjadi dalam suatu perusahaan”. Sedangkan menurut Ikhsan

(2014:2) “Akuntansi pada umumnya merupakan suatu sistem untuk menghasilkan

informasi keuangan yang digunakan oleh para pemakainya dalam proses

pengambilan keputusan.

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa akuntansi

merupakan kegiatan pencatatan kejadian-kejadian ekonomi secara kuantitatif

dalam periode tertentu, yang umumnya dilakukan dalam kegiatan ekonomi atau
15

bisnis yang berguna untuk memberikan informasi mengenai kondisi keuangan

serta pengambilan keputusan.

2.2.2 Pengertian Akuntansi Biaya

Menurut Supriyono (1999:12), akuntansi biaya adalah salah satu cabang

akuntansi yang merupakan alat manajemen dalam memonitor dan merekam

transaksi biaya secara sistematis, serta menyajikan informasi biaya dalam bentuk

laporan biaya. Informasi akuntansi biaya sangat dibutuhkan oleh pihak

manajemen perusahaan untuk aktivitas perencanaan, pengendalian,

pengevaluasian dan pengambilan keputusan baik jangka pendek maupun jangka

panjang. Tidak jauh berbeda dengan pendapat tersebut, Carter (2009:11),

menyatakan bahwa akuntansi biaya merupakan suatu alat bagi manajemen dalam

menjalankan aktivitas perusahaan yaitu sebagai alat perencanaan, pengawasan dan

pembuatan keputusan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa objek kegiatan dari akuntansi biaya adalah

biaya, dimana informasi yang dihasilkan dari akuntansi biaya akan dijadikan

pedoman dalam pengambilan keputusan oleh pihak internal perusahaan. Konsep

akuntansi biaya diperlakukan untuk kegiatan pengklasifikasian, analisis dan

pengumpulan mengenai biaya, sehingga pembahasan akuntansi biaya dapat

dijadikan pedoman dalam penyusunan laporan biaya. Bagi pihak manajemen,

informasi mengenai biaya bermanfaat untuk menyelesaikan tugas-tugas (Dewi

dan Kristanto, 2013:2), sebagai berikut :

1. Membuat dan melaksanakan rencana dan anggaran untuk beroperasi dalam

kondisi kompotitif dan ekonomi yang telah diprediksikan sebelumnya.


16

2. Menetapkan metode perhitungan biaya yang memungkinkan pengendalian

aktivitas, mengurangi biaya, dan memperbaiki kualitas.

3. Mengendalikan kualitas fisik dari persediaan, dan menentukan biaya dari

setiap produk ataupun jasa yang dihasilkan untuk tujuan penetapan harga

dan untuk evaluasi kinerja dari suatu produk, departemen atau divisi.

4. Menentukan biaya dan laba perusahaan untuk periode akuntansi satu

tahun atau untuk periode lain yang lebih pendek. Hal ini termasuk

menentukan nilai persediaan dan harga pokok penjualan sesuai dengan

aturan pelaporan eksternal.

5. Memilih diantara dua atau lebih alternatif jangka pendek atau jangka

panjang yang dapat mengubah pendapatan atau biaya.

Akuntansi biaya merupakan bagian penting dari ilmu akuntansi dan telah

berkembang menjadi tool of managament, yang berfungsi menyediakan informasi

biaya bagi kepentingan manajemen agar dapat menjalankan fungsinya dengan

baik. Informasi akuntansi biaya (cost accounting) membahas akuntansi keuangan

dan akuntansi manajemen dengan menyediakan informasi biaya dari produk untuk

pihak eksternal (pemegang saham, kreditor, dan berbagai pihak lain yang terkait)

untuk keputusan investasi dan kredit serta para manajer internal untuk melakukan

perencanaan, pengendalian, pengambilan keputusan, dan pengevaluasian kerja.

Untuk kepentingan eksternal, yaitu penyajian laporan keuangan untuk informasi

biaya produk dikembangkan sesuai dengan tujuan GAAP. Namun untuk

kepentingan intenal, perusahaan mempertimbangkan prinsip manfaat dan biaya

dari informasi akuntansi yang disajikan (Dewi dan Kristanto, 2013:3).


17

2.2.3 Konsep Biaya (Cost) dan Penggolongannya

Menurut Hansen dan Mowen (2009), biaya adalah kas atau nilai setara

kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan

memberi manfaat saat ini atau di masa depan bagi organisasi. Tidak jauh berbeda

dengan Supriyono (1999:16), mendefinisikan biaya sebagai pengeluaran-

pengeluaran atau nilai pengorbanan untuk memperoleh barang atau jasa yang

berguna untuk masa yang akan datang atau mempunyai manfaat melebihi satu

periode akuntansi tahunan. Sementara Firmansyah (2014:25), mendefinisikan

biaya sebagai suatu pengorbanan sumber ekonomi yang dapat diukur dalam

satuan uang, baik yang telah terjadi maupun yang akan terjadi untuk tujuan

tertentu.

Karena itu, biaya merupakan pengorbanan yang dikeluarkan oleh

perusahaan untuk menghasilkan barang atau jasa yang nantinya akan memberi

manfaat bagi perusahaan itu sendiri. Firmansyah (2014:25), mengemukakan

bahwa terdapat 4 (empat) unsur pokok terkait biaya, yaitu:

1. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi.

2. Diukur dalam satuan uang.

3. Yang telah terjadi atau secara potensial akan terjadi.

4. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu.

Ketika berbicara mengenai biaya, maka hal ini sangat tergantung pada

penentuan biaya akan berbagai hal. Hal-hal tersebut sering juga disebut sebagai

objek biaya. Objek biaya adalah setiap item seperti produk, pelanggan,

departemen, proyek aktivitas dan sebagainya yang membebankan biaya ke objek

biaya secara akurat utuk menjadi dasar keputusan yang baik, dimana hubungan
18

antara biaya dan objek biaya dapat membantu meningkatkan keakuratan

pembebanan biaya.

Menurut Supriyono (1999:18-34), menjelaskan bahwa ada beberapa cara

dalam penggolongan biaya yang sering dilakukan, antara lain:

1. Penggolongan biaya sesuai dengan fungsi pokok dari kegiatan/aktivitas

perusahaan.

Fungsi pokok dari kegiatan perusahaan-perusahaan terdiri atas fungsi

produksi, fungsi pemasaran, fungsi administrasi dan umum, dan fungsi keuangan

(financial). Atas dasar fungsi tersebut, biaya dapat dikelompokan menjadi:

a. Biaya produksi, yaitu semua biaya yang berhubungan dengan fungsi

produksi atau kegiatan pengolahan bahan baku menjadi produk selesai.

Biaya produksi digolongkan menjadi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja

langsung, dan biaya overhead pabrik.

b. Biaya pemasaran, yaitu biaya dalam rangka penjualan produk selesai

sampai dengan pengumpulan piutang menjadi kas.

c. Biaya administrasi dan umum, yaitu biaya yang terjadi dalam rangka

penentuan kebijakan, pengarahan, dan pengawasan kegiatan perusahaan

secara keseluruhan.

d. Biaya keuangan, adalah semua biaya yang terjadi dalam melaksanakan

fungsi keuangan, misalnya biaya bunga.

2. Penggolongan biaya sesuai dengan periode akuntansi dimana biaya akan

dibebankan.

Penggolongan biaya berdasarkan pengeluaran (expenditure), dimana

pengeluaran tesebut berhubungan dengan kapan pengeluaran tersebut akan


19

menjadi biaya. Pengeluaran tersebut terdiri atas pengeluaran untuk membeli

mesin, pengeluaran untuk membeli alat-alat kecil, pengeluaran yang hanya

bermanfaat pada periode akuntansi misalnya gaji, dan pengeluaran yang

jumlahnya relatif besar yang memerlukan keputusan manajemen untuk

memastikan sebagai pengeluaran modal atau pengeluaran penghasilan.

3. Penggolongan biaya sesuai dengan tendensi perubahannya terhadap aktivitas

atau kegiatan atau volume.

Biaya menurut tendensi perubahannya terhadap aktivitas terutama untuk

tujuan perencanaan dan pengendalian biaya serta pengambilan keputusan. Biaya

ini terdiri atas biaya tetap, biaya variabel, dan biaya semi variabel.

a. Biaya tetap (fixed cost), yaitu biaya yang jumlah totalnya tetap konstan

tidak dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan atau aktivitas sampai

dengan tingkatan tertentu.

b. Biaya variabel (variable cost), yaitu biaya yang jumlah totalnya akan

berubah secara sebanding (proposional) dengan perubahan volume

kegiatan, semakin besar volume kegiatan semakin tinggi jumlah total

biaya variabel, semakin rendah volume kegiatan semakin rendah jumlah

total biaya variabel.

c. Biaya semi variabel (semi variable cost), yaitu biaya yang jumlah totalnya

akan berubah sesuai dengan perubahan volume kegiatan, akan tetapi sifat

perubahannya tidak sebanding. Semakin tinggi volume kegiatan semakin

rendah biaya satuan, semakin rendah volume kegiatan semakin tinggi

biaya satuan.
20

4. Penggolongan biaya sesuai dengan objek atau pusat biaya yang dibiayai.

Di dalam perusahaan objek atau pusat biaya dapat dihubungkan dengan

produk yang dihasilkan, departemen-departemen yang ada dalam pabrik, daerah

pemasaran, bagian-bagian dalam organisasi yang lain atau bahkan individu.

Biaya-biaya ini terdiri atas biaya langsung (direct cost) dan biaya tidak langsung

(indirect cost).

5. Penggolongan biaya untuk tujuan pengendalian biaya.

Untuk pengendalian biaya informasi biaya yang ditujukan kepada

manajemen dikelompokkan dalam biaya terkendalikan (controllable cost), yaitu

biaya yang secara langsung dapat dipengaruhi oleh seorang pimpinan tertentu

dalam jangka waktu tertentu. Dan biaya tidak terkendalikan (uncontrollable cost),

yaitu biaya yang tidak dapat dipengaruhi oleh seorang pimpinan dalam jangka

waktu tertentu.

6. Penggolongan biaya sesuai dengan tujuan pengambilan keputusan.

Biaya untuk tujuan pengambilan keputusan oleh manajemen terdiri atas

biaya relevan (relevant cost) dan biaya tidak relevan (irrelevan cost). Biaya

relevan yaitu biaya yang akan mempengaruhi pengambilan keputusan perusahaan.

Pengambilan keputusan dapat berupa pemilihan dua alternatif atau pemilihan

lebih dari dua alternatif. Sedangkan biaya tidak relevan yaitu biaya yang tidak

mempengaruhi pengambilan keputusan perusahaan.

Dalam akuntansi biaya terdapat dua fungsi yang relevan yaitu sebagai alat

kontrol atau pengendalian dan sebagai alat pengambilan keputusan. Karena itu,
21

biaya dibagi atas dua jenis yaitu, control costs dan decision costs. Berkenaan

sebagai alat kontrol (control costs) yaitu untuk menyediakan data dalam

penetapan standar, anggaran, dan lain sebagainya yang digunakan sebagai alat

prediksi. Sedangkan sebagai alat pengambilan keputusan (decision costs) yaitu

membandingkan data yang diperoleh dari biaya kontrol sehingga memperoleh

data yang efisien yang digunakan sebagai proses pengambilan keputusan bagi

pihak manajer perusahaan.

Informasi biaya diperlukan oleh pihak manajemen untuk tujuan sebagai

berikut: (Supriyono, 1999:11-12).

1. Penentuan harga pokok, dalam penentuan harga pokok, biaya-biaya

dihimpun menurut pekerjaan (job), bagian-bagian (departements), atau

dirinci lagi menurut pusat-pusat biaya (cost pools), produk-produk, dan

jasa-jasa.

2. Perencanaan biaya, informasi biaya akan membantu manajemen dalam

membuat keputusan dan merumuskan strategi-strategi perusahaan seperti

harga jual dan volume penjualan, profitabilitas dan produk, pembelian,

pengeluaran barang modal, dan perluasan pabrik.

3. Pengendalian biaya, merupakan usaha manajemen untuk mencapai tujuan

yang telah diterapkan dengan melakukan perbandingan secara terus-

menerus antara pelaksanaan dengan rencana.

4. Dasar untuk pengambilan keputusan yang khusus, manajer perusahaan

dapat mengambil keputusan berupa: membuat produk baru, menghentikan

atau meneruskan suatu produk tertentu, menerima atau menolak pesanan-


22

pesanan tertentu, membeli atau membuat sendiri, dan menjual langsung

atau memproses lebih lanjut.

2.2.4 Biaya Produksi

Biaya produksi merupakan salah satu faktor terpenting yang dapat

mempengaruhi hasil kegiatan produksi, sehingga memerlukan perhatian yang

lebih baik dalam perencanaan maupun dalam pengendaliannya.

2.2.4.1 Pengertian Biaya Produksi

Produksi merupakan kegiatan yang berhubungan dengan pembuatan

barang dan jasa. Istilah produksi cenderung dikaitkan dengan pabrik, mesin,

maupun lini perakitan karena pada mulanya teknik dan metode dalam manajemen

produksi memang dipergunakan untuk mengoperasikan pabrik atau kagiatan

lainnya.

Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah

bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk di jual. Menurut Sinurat, dkk

(1999:14), biaya produksi adalah biaya yang digunakan dalam proses produksi

yang terdiri dari bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan biaya overhead

pabrik.

2.2.4.2 Unsur-Unsur Biaya Produksi

Dalam memproduksi suatu produk akan diperlukan beberapa biaya untuk

mengolah bahan mentah menjadi produk jadi :


23

1. Biaya bahan baku

Adalah besarnya nilai bahan baku yang dimasukkan ke dalam proses

produksi untuk diubah menjadi barang jadi. Biaya bahan baku merupakan

bagian penting biaya barang yang digunakan untuk memproduksi barang

jadi.

2. Biaya tenaga kerja

Biaya tenaga kerja adalah besarnya biaya yang terjadi untuk menggunakan

tenaga karyawan dalam mengerjakan proses produksi. Biaya tenaga kerja

dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu biaya tenaga kerja langsung

dan biaya tenaga kerja tidak langsung. Biaya tenaga kerja langsung adalah

biaya tenaga kerja yang secara langsung berhubungan dengan produksi

barang jadi. Upah karyawan bagian produksi adalah contoh biaya tenaga

kerja langsung. Biaya tenaga kerja tidak langsung adalah upah atau gaji

tenaga kerja yang tidak berhubungan langsung dengan produksi barang

jadi. Biaya tenaga kerja tidak langsung dikelompokkan sebagai biaya

overhead pabrik, contoh biaya tenaga kerja tidak langsung adalah gaji

kepala bagian produksi.

3. Biaya overhead pabrik

Biaya overhead pabrik adalah biaya-biaya yang terjadi di pabrik selain biaya

bahan baku maupun biaya tenaga kerja langsung. Biaya bahan penolong dan

biaya tenaga kerja tidak langsung adalah biaya overhead pabrik. Biaya

overhead pabrik lain meliputi biaya bahan pembantu atau penolong, biaya

penyusutan aktiva pabrik, biaya sewa gedung pabrik, dan biaya overhead
24

lain-lain seperti asuransi pabrik. Biaya ini timbul akibat pemakaian fasilitas-

fasilitas yang digunakan untuk mengolah bahan, seperti mesin, alat-alat,

tempat kerja dan lain sebagainya.

Biaya produksi dapat diidentifikasi lebih lanjut menjadi biaya utama

(prime cost) dan biaya konversi (conversion cost). Biaya utama meliputi biaya

bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya konversi meliputi biaya tenaga

kerja langsung dan biaya overhead pabrik (Siregar dkk, 2013:29).

2.2.4.3 Harga Pokok Produksi

Harga pokok produksi adalah penjumlahan seluruh pengorbanan sumber

ekonomi yang digunakan untuk mengubah bahan baku menjadi sebuah produk.

Sementara Hansen dan Mowen (2009), menyatakan bahwa harga pokok produk

adalah pembebanan biaya yang mendukung tujuan manajerial yang spesifik.

Artinya, penentuan harga pokok suatu produk bergantung pada tujuan manajerial

yang spesifik atau yang ingin dicapai.

Harga pokok produksi terbentuk karena adanya pembuatan produk yang

bertujuan mengubah aktiva (berupa persediaan bahan baku) menjadi aktiva lain

(persediaan produk jadi), atau adanya pengorbanan bahan baku yang dapat

berupa biaya bahan pembuatan produk terdapat dua kelompok biaya yaitu biaya

produksi dan biaya nonproduksi. Biaya produksi merupakan biaya yang

dikeluarkan dalam pengolahan bahan baku menjadi produk. Sedangkan biaya

nonproduksi merupakan biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan nonproduksi

seperti kegiatan pemasaran dan administrasi.


25

Penentuan harga pokok produksi yang akurat sangat penting untuk

analisis profitabilitas dan keputusan strategis yang berkenaan dengan desain

produk, penetapan harga dan bauran produk. Firmansyah (2014:100),

menyatakan bahwa manfaat informasi harga pokok produksi yaitu menentukan

harga jual produk, memantau realisasi biaya produksi, menghitung laba atau rugi

periodik, menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam

proses yang disajikan dalam neraca. Dalam menentukan harga pokok produksi

terdapat berbagai cara atau metode yang dapat digunakan seperti full costing dan

variable costing.

1. Metode Full Costing

Full costing merupakan penentuan kos produksi yang memperhitungkan

semua unsur biaya produksi ke dalam kos produksi yang terdiri dari biaya bahan

baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik baik yang

berperilaku variabel maupun tetap. Adanya biaya nonproduksi (biaya pemasaran

dan biaya administrasi dan umum). Dimana semua biaya tersebut diperlakukan

sebagai perolehan persediaan dan biaya produk. Dengan demikian, harga pokok

produksi menurut full costing terdiri dari unsur biaya produksi yaitu :

Biaya bahan baku langsung xxx


Biaya tenaga kerja langsung xxx
Biaya overhead pabrik tetap xxx
Biaya overhead pabrik variabel xxx +
Harga pokok produksi xxx
26

Biaya overhad pabrik tetap akan melekat pada harga pokok persediaan

produk dalam proses akhir dan persediaan produk jadi yang belum laku dijual,

dan barang dianggap sebagai biaya apabila produk tersebut telah terjual. Produksi

tidak akan terjadi tanpa timbulnya biaya overhead pabrik tetap, maka absorption

costing / full costing menganggap biaya overhead pabrik tetap sebagai biaya

perolehan persediaan. Full costing lebih banyak digunakan oleh para manajer

perusahaan untuk pengambilan keputusan jangka panjang, dan memungkinkan

manajer perusahaan dalam meningkatkan pendapatan operasional dengan

meningkatkan produksi bahkan ketika permintaan sedang surut.

2. Metode Variable Costing

Variable costing adalah metode yang menentukan harga pokok produksi

yang hanya memperhitungkan unsur biaya produksi yang berperilaku variabel ke

dalam harga pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga

kerja langsung, dan biaya overhead pabrik variabel. Sedangkan untuk biaya tetap

akan dibebankan pada periode tertentu. Jadi dapat disimpulkan, bahwa dengan

menggunakan variable costing barang yang akan dijual tidak mengandung biaya

overhead tetap. Variabel costing lebih banyak digunakan untuk pengambilan

keputusan jangka pendek. Dimana variable costing merupakan metode kalkulasi

biaya persediaan dimana semua biaya variabel dimasukkan sebagai biaya

persediaan. Dengan demikian, harga pokok produksi menurut variabel costing

terdiri dari unsur biaya produksi, yaitu :


27

Biaya bahan baku langsung xxx


Biaya tenaga kerja langsung xxx
Biaya overhead pabrik variabel xxx +
Harga pokok produksi xxx

Pada dasarnya perbedaan metode full costing dan metode variable costing

terletak pada waktu (timing) perlakuan biaya overhead pabrik tetap. Pada full

costing atau absorption costing akan menilai jumlah persediaan perusahaan

sebagai biaya produksi baik itu biaya yang besifat variabel maupun tetap.

Sehingga BOP tetap harus dibebankan dan dikurangkan dari pendapatan untuk

setiap unit yang terjual. Sedangkan untuk setiap untit yang tidak terjual akan

diletakkan pada persediaan dan akan dibawa ke periode berikutnya sebagai aset.

Sedangkan metode variable costing beranggapan bahwa BOP tetap harus segera

dibebankan pada periode terjadinya. Dimana BOP tetap pada perusahaan

manufaktur akan diperlakukan sebagai biaya periode yaitu biaya pemasaran dan

biaya administrasi dan umum.

2.2.5 Biaya Operasional

2.2.5.1 Pengertian Biaya Operasional

Biaya operasional secara harafiah terdiri dari 2 kata yaitu “biaya” dan

“operasional” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, biaya berarti uang yang

dikeluarkan untuk mengadakan (mendirikan, melakukan, dan sebagainya) sesuatu,

ongkos, belanja, dan pengeluaran. Sedangkan, operasional berarti secara (bersifat)

operasi, berhubungan dengan operasi.


28

Pengertian dari biaya operasi menurut Jusuf (2008), adalah biaya

operasi atau biaya operasional adalah biaya-biaya yang tidak berhubungan

langsung dengan produk perusahaan tetapi berkaitan dengan aktivitas

operasi perusahaan sehari-hari.

Menurut Supriyono (1999:30), biaya operasi dikelompokkan menjadi 2

(dua) golongan dan dapat diartikan sebagai berikut:

1. Biaya langsung (direct cost) adalah biaya yang terjadi atau manfaatnya dapat

diidentifikasikan kepada objek atau pusat biaya tertentu. Dalam hubungannya

dengan produk biaya ini terdiri atas biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja

langsung.

2. Biaya tidak langsung (indirect cost) adalah biaya yang terjadi atau

manfaatnya tidak dapat diidentifikasikan pada objek atau pusat biaya tertentu,

atau biaya yang manfaatnya dinikmati oleh beberapa objek atau pusat biaya.

Contoh biaya tidak langsung yaitu biaya overhead pabrik.

Dari pengertian tersebut, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa:

1. Biaya operasional langsung merupakan biaya yang dapat dibebankan secara

langsung pada kegiatan operasional.

2. Biaya operasional tidak langsung adalah biaya yang tidak secara langsung

dibebankan pada kegiatan operasional.

Biaya operasional adalah biaya yang tidak berhubungan langsung dengan

produk, sebab biaya operasional berkaitan dengan aktifitas operasi perusahaan dan

dapat dibebankan secara langsung maupun secara tidak langsung. Jadi, biaya

operasional adalah pengeluaran yang berhubungan dengan operasi, yaitu semua


29

pengeluaran yang langsung digunakan untuk produksi atau pembelian barang

yang diperdagangkan termasuk biaya umum, penjualan, administrasi, dan bunga

pinjaman. Singkatnya, biaya operasional merupakan biaya yang harus dikeluarkan

agar kegiatan atau operasi perusahaan tetap berjalan.

Menurut Sudarsono dan Edillius (2001:201), mengemukakan bahwa biaya

operasi merupakan biaya yang dikeluarkan untuk biaya operasional usaha sebuah

perusahaan. Biaya operasi ini dikelompokkan menjadi:

1. Biaya tetap (fixed), yaitu biaya yang jumlahnya tetap dalam kisaran volume

kegiatan tertentu. Seperti biaya gaji karyawan yang jumlahnya senantiasa

tetap berapapun berubahnya volume kegiatan.

2. Biaya semi tetap (semi fixed), adalah biaya yang tetap untuk tingkat volume

kegiatan tertentu dan perubahan dengan jumlah yang konstan pada volume

produksi tertentu.

3. Biaya variabel, yaitu biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan

perubahan volume dan frekuensi kegiatan. Contoh konkrit dari biaya variabel

adalah biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.

4. Biaya semi variabel, yaitu biaya yang berubah tidak sebanding dengan

perubahan volume kegiatan. Biaya semi variabel mengandung unsur biaya

tetap dan unsur biaya variabel. Biaya lembur sering merupakan contoh yang

paling sederhana, karena biaya bonus bagi karyawan diberikan bagi yang

mencapai prestasi tertentu.


30

2.2.5.2 Unsur-Unsur Biaya Operasional

Unsur-unsur biaya operasional yang biasa terdapat pada suatu perusahaan

pada umumnya adalah:

1. Biaya advertensi, promosi.

2. Biaya asuransi.

3. Biaya pemeliharaan gedung, mesin, kendaraan, dan peralatan.

4. Biaya tenaga kerja, gaji, komisi, bonus, tunjangan, dan lain-lain.

5. Biaya administrasi dan umum.

2.2.5.3 Jenis-Jenis Biaya Operasional

Seperti yang telah dijelaskan diatas, biaya operasi terdiri dari beberapa

komponen biaya, diantaranya harga pokok penjualan, biaya pemasaran dan biaya

administrasi dan umum. Untuk lebih jelasnya, beberapa orang ahli

menjelaskannya tentang pengertian biaya tersebut. Menurut Weygandt, Kieso, at

al (2006:180) mendefinisikan harga pokok penjualan:

“The cost of goods sold is the total cost of merchandise sold during the period”.

Jika barang atau produk diserahkan kepada pelanggan, berarti biaya keluar

dari perusahaan atau aktiva berkurang menjadi biaya dan biaya macam ini

merupakan biaya operasi karena berkaitan langsung dengan pendapatan utama

perusahaan. Maka dapat disimpulkan bahwa harga pokok barang yang dijual

adalah semua biaya yang melekat pada barang atau produk yang telah terjual dan

mendatangkan pendapatan. Biaya penjualan adalah biaya yang berkaitan dengan

kegiatan pengalihan produk dari perusahaan kepada konsumen akhir dan kegiatan

yang diarahkan pada usaha meningkatkan volume penjualan. Kegiatan ini


31

meliputi pengangkutan, promosi advertising, pelayanan penjualan, kampanye

produk, distribusi dan kegiatan penjualan lainnya.

Biaya administrasi dan umum adalah biaya-biaya yang tidak dapat secara

khusus dikaitkan dengan kegiatan penjualan atau kegiatan produksi atau

pembelian dan merupakan kegiatan penunjang dalam kegiatan usaha pada

umumnya. Kegitan ini biasanya bersangkutan dengan kegiatan manajemen secara

keseluruhan. Biaya-biaya yang termasuk dalam kategori ini antara lain gaji

manajer umum, biaya depresiasi kantor, biaya-biaya kantor pusat, biaya asuransi

dan biaya umum lainnya.

Perusahaan sudah mempunyai pedoman biaya-biaya yang termasuk dalam

biaya penjualan atau biaya-biaya yang termasuk dalam biaya administrasi dan

biasanya perusahaan yang satu mempunyai ketentuan yang berbeda dengan yang

lainnya. Oleh karena itu, pembagian biaya menjadi biaya penjualan dan

administrasi.

2.3 Kerangka Pikir

Berikut ini adalah kerangka pikir dari analisis biaya produksi dan

operasional penambangan batubara blok utara pit sengon pada CV Mampala Jaya

II Samarinda.
32

JUDUL PENELITIAN

STUDI LITERATUR

OBSERVASI LAPANGAN

PERMASALAHAN

PENGAMBILAN DATA

TEORITIS : PRAKTIK :

- Biaya Produksi - Biaya Produksi

- Biaya Operasional - Biaya Operasional

PENGOLAHAN DATA

HASIL PENGOLAHAN DATA :


- Analisis Biaya Produksi dan Operasional Penambangan Batubara Blok
Utara Pit Sengon

PELAPORAN
- Draft Laporan Hasil Penelitian

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian


33

2.4 Definisi Konsepsional

Berkaitan dengan judul penelitian ini yaitu “Analisis Biaya Produksi dan

Operasional Penambangan Batubara Blok Utara Pit Sengon pada CV Mampala

Jaya II Samarinda”, maka penulis akan mengemukakan beberapa definisi

konsepsional untuk mendefinisikan konsep-konsep yang sangat penting untuk

mengarahkan permasalahan dan pembahasan penelitian ini.

Berikut definisi konsepsional yang diberikan sesuai dengan arah objek

kajian yang akan dikaji:

A. Analisis menurut Wiradi (2013:20) “Analisis adalah sebuah tindakan yang

didalamnya termuat beberapa aktivitas seperti penguraian, pembedaan dan

pemilahan sesuatu untuk kemudian digolongkan berdasarkan kriteria

tertentu kemudian dicari kaitannya dan ditaksir maknanya”.

B. Biaya menurut Firmansyah (2014:25) “Biaya adalah harga perolehan yang

dikorbankan atau digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan

(revenues) dan akan dipakai sebagai pengurang penghasilan”.

C. Produksi menurut Miller (2000:295) “Produksi adalah sebagai penggunaan

atau pemanfaatan sumber daya yang mengubah suatu komoditi menjadi

komoditi lainnya yang sama”.

D. Biaya Produksi menurut Supriyono (1999:19) “Biaya produksi adalah

biaya yang digunakan dalam proses produksi yang terdiri dari bahan baku

langsung, tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik”.

E. Harga Pokok Produksi menurut Hansen dan Mowen (2009) “Harga pokok

produksi adalah pembebanan biaya yang mendukung tujuan manajerial


34

yang spesifik. Artinya, penentuan harga pokok suatu produk bergantung

pada tujuan manajerial yang spesifik atau yang ingin dicapai”.

F. Biaya Operasional menurut Jusuf (2008) “Biaya operasi atau biaya

operasional adalah biaya-biaya yang tidak berhubungan langsung dengan

produk perusahaan tetapi berkaitan dengan aktifitas operasi perusahaan

sehari-hari”.

G. Biaya Pemasaran menurut Supriyono (1999:18-34) “Biaya dalam rangka

penjualan produk selesai sampai dengan pengumpulan piutang menjadi

kas”.

H. Biaya Administrasi dan Umum menurut Weygandt, Kieso, at al (2006:180)

“Biaya-biaya yang tidak dapat secara khusus dikaitkan dengan kegiatan

penjualan atau kegiatan produksi atau pembelian dan merupakan kegiatan

penunjang dalam kegiatan usaha pada umumnya. Kegitan ini biasanya

bersangkutan dengan kegiatan manajemen secara keseluruhan”.

I. Biaya Penjualan menurut Weygandt, Kieso, at al (2006:180) “Biaya yang

berkaitan dengan kegiatan pengalihan produk dari perusahaan kepada

konsumen akhir dan kegiatan yang diarahkan pada usaha meningkatkan

volume penjualan”.
35

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan definisi yang menjelaskan tentang

pengertian variabel penelitian dalam bentuk yang tegas dan dapat diukur serta

dapat diteliti. Agar memudahkan pengertian tentang maksud dan tujuan penelitian

dalam kaitannya dengan judul proposal, maka pada bagian ini penulis akan

uraikan suatu rumusan atau definisi operasional mengenai beberapa indikator

yang dipergunakan untuk menjelaskan variabel yang diteliti dan dibahas sebagai

berikut:

A. Biaya Produksi

Biaya produksi adalah biaya yang digunakan dalam proses produksi

kegiatan penambangan batubara yang terdiri dari bahan baku langsung,

tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.

1. Bahan baku, merupakan bahan yang membentuk bagian menyeluruh

produk jadi, bahan baku yang diolah dalam perusahaan manufaktur dapat

diperoleh dari pembelian lokal, impor atau dari pengolahan sendiri.

Bahan baku tersebut yaitu batubara.

2. Biaya tenaga kerja langsung, merupakan upah yang akan dibayarkan

kepada para tenaga kerja langsung selama periode yang akan datang.

3. Biaya overhead pabrik, merupakan biaya produksi yang dikeluarkan

perusahaan selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
36

B. Biaya Operasi

Biaya yang terkait dengan pengoperasian suatu peralatan atau biaya yang

dikeluarkan dalam pelaksanaan kegiatan penambangan batubara. Biaya

operasi dibagi menjadi dua bagian yaitu biaya operasi tetap dan biaya

operasi tidak tetap.

1. Biaya operasi tetap

Biaya operasi tetap adalah biaya operasi yang besarnya tidak dipengaruhi

oleh jumlah output atau volume produksi, terdiri dari:

a. Gaji karyawan.

b. Biaya sosial (community development).

c. Asuransi.

d. Perawatan.

e. Biaya lainnya.

2. Biaya operasi tidak tetap

Biaya operasi tidak tetap adalah biaya operasi yang secara proporsional

dipengaruhi oleh jumlah output. Biaya operasi tidak tetap terdiri atas:

a. Biaya produksi, yaitu biaya operasi tambang yang berkaitan langsung

dengan tingkat produksi, misalnya biaya bahan bakar dan pelumas.

b. Biaya sewa alat, yaitu biaya operasi tambang yang berkaitan dengan

tingkat produksi.
37

3.2 Jenis dan Sumber Data

Data yang diambil adalah data primer seperti kegiatan penambangan di

lapangan dan data sekunder berupa biaya produksi dan operasional yang ada di

CV Mampala Jaya II Samarinda. Adapun data sekunder yang akan diambil, yaitu :

1. Data rincian sewa pakai unit penambangan (alat muat dan alat angkut) khusus

yang bekerja pada Blok Utara Pit Sengon.

2. Data rincian pemakaian bahan bakar minyak (solar) khusus yang bekerja pada

Blok Utara Pit Sengon.

3. Struktur organisasi.

4. Data rincian gaji karyawan tambang khusus yang bekerja pada Blok Utara Pit

Sengon.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mengumpulkan data

dalam penelitian ini adalah :

1. Dokumentasi

Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan data yang

diberikan oleh perusahaan untuk menjadi acuan kita dalam mengolah data

tersebut.

2. Observasi

Yaitu teknik pengumpulan data melalui observasi atau penelitian langsung

di lapangan untuk melihat secara langsung kegiatan penambangan yang

dilakukan, dan mengumpulkan data seperti gambar alur dari kegiatan

penambangan tersebut.
38

3.4 Metode Analisis Data

Dengan metode penelitian kuantitatif, peneliti menggali data atau

informasi dengan melakukan observasi dan studi dokumentasi. Data yang

diberikan oleh perusahaan diolah sedemikian rupa dan dilakukan perbandingan

dengan data yang diperoleh dari hasil observasi di lapangan, sehingga dapat

dilakukan analisa dan pembahasan dari penelitian yang dilakukan.

3.5 Alat Analisis Yang Digunakan

Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan biaya

produksi dua departemen (process cost).


39

Tabel 3.1 Laporan Biaya Produksi Dua Departemen (Process Cost)

(Sinurat, 1999. Sumber disesuaikan dengan data yang akan dianalisis)


40

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

CV Mampala Jaya II Samarinda merupakan salah satu perusahaan swasta

nasional yang bergerak di bidang penambangan batubara, didirikan pada tahun

2009, yang beralamatkan di Jl. Trikora RT. 10 Kelurahan Handil Bhakti

Kecamatan Palaran, Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur.

Berdasar kepada keputusan Walikota Samarinda Nomor : 545/016/HK-

KS/I/2010 (Kode area OP.01.Bb.002.10) Tanggal 18 Januari 2010 tentang

persetujuan peningkatan izin Kuasa Pertambangan (KP) eksplorasi menjadi Izin

Usaha Pertambangan (IUP) dengan luas 595,10 Ha yang berlaku selama 10 tahun

(Lampiran A). CV Mampala Jaya II Samarinda telah memenuhi syarat untuk

melakukan kegiatan penambangan dengan adanya surat keputusan “Clear and

Clear” yang diberikan oleh Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Tanggal 29

September 2014 (Lampiran B), serta diterbitkannya izin Terminal Untuk

Kepentingan Sendiri (TUKS) oleh Direktur Jendral Perhubungan Laut Tanggal 16

Januari 2015, yang berlaku selama 10 Tahun (Lampiran C).


41

Tabel 4.1 Koordinat Wilayah Izin Usaha Pertambangan

Garis Bujur (Bujur Timur) Garis Lintang (Lintang Selatan)


No
Derajat Menit Detik BT Derajat Menit Detik LS/LU
1 117 15 51,00 BT 0 35 00,00 LS
2 117 15 51,00 BT 0 35 16,50 LS
3 117 15 05,40 BT 0 35 16,50 LS
4 117 15 05,40 BT 0 35 30,60 LS
5 117 14 31,50 BT 0 35 30,60 LS
6 117 14 31,50 BT 0 36 13,00 LS
7 117 14 48,60 BT 0 36 13,00 LS
8 117 14 48,60 BT 0 36 42,00 LS
9 117 15 29,40 BT 0 36 42,00 LS
10 117 15 29,40 BT 0 37 00,00 LS
11 117 14 29,00 BT 0 37 00,00 LS
12 117 14 29,00 BT 0 36 30,00 LS
13 117 14 00,00 BT 0 36 30,00 LS
14 117 14 00,00 BT 0 35 00,00 LS
(Sumber : CV Mampala Jaya II Samarinda)

4.1.1 Struktur Organisasi

Hampir sama dengan perusahaan-perusahaan tambang batubara lainnya

CV Mampala Jaya II Samarinda memiliki struktur organisasi sebagai berikut :

1. Direktur Utama

Direktur Utama adalah sebagai pemilik perusahan yang bertugas sebagai

pengontrol kebijakan dan menetapkan strategi-strategi yang strategis untuk

mencapai visi dan misi dari perusahaan.

2. Wakil Direktur

Wakil Direktur bertugas sebagai pengambil keputusan,

mengkoordinasikan dan mengawasi semua kegiatan di perusahaan. Wakil

Direktur juga bertindak sebagai perwakilan perusahaan dalam hubungannya

dengan dunia luar perusahaan.


42

3. Kepala Teknik Tambang

Kepala Teknik Tambang adalah seorang yang tugasnya memimpin dan

bertanggung jawab atas terlaksananya serta ditaatinya peraturan perundang-

undangan keselamatan dan kesehatan kerja pada suatu kegiatan usaha

pertambangan.

Kepala Teknik Tambang bertanggung jawab atas teknis pertambangan,

keselamatan dan kesehatan kerja pertambangan, pengelolaan lingkungan hidup,

reklamasi, dan pasca tambang agar kegiatan penambangan bisa berjalan dengan

lancar.

4. Departemen Mine Plan

Departemen Mine Plan (Perencanaan) bertanggung jawab terhadap

perencanaan tambang, laporan produksi, penentuan sasaran produksi dan kualitas

produk. Divisi ini bertanggung jawab pada perencanaan tambang baik jangka

pendek maupun jangka panjang.

Pada departemen ini terdiri dari engineer yang bertugas untuk melakukan

perhitungan dan membuat desain tambang, survey yang bertugas untuk melakukan

kegiatan pengukuran dan pemetaan kegiatan penambangan, geologi bertugas

untuk melakukan kegiatan pencarian sumberdaya batubara dengan melakukan

kegiatan pengeboran.
43

5. Departemen Produksi

Departemen Produksi bertanggung jawab terhadap kegiatan produksi

batubara, yang bertugas mengontrol kelancaran kegiatan penambangan batubara,

agar target/rencana produksi yang diinginkan bisa tercapai.

6. Departemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Departemen K3 bertanggung jawab memberikan pengetahuan dan edukasi

mengenai keselamatan dan kesehatan kerja kepada seluruh karyawan, mengontrol

dan mengeluarkan kebijakan yang tepat mengenai kesehatan dan keselamatan

kerja sehingga bisa menciptakan suasana dan kondisi kerja yang aman.

7. Departemen Human Resource & General Affair (HRGA/HRD)

Mempunyai tugas membangun perusahaan yang berfokus pada

peningkatan kinerja karyawan hingga maksimum sesuai dengan posisi dan tugas

mereka dalam perusahaan. Karena sebuah organisasi terdiri dari banyak orang,

HRD berfungsi untuk mengelola keahlian, meningkatkan dan memotivasi mereka

untuk mencapai kinerja terbaik dan memastikan mereka tetap berkomitmen pada

perusahaan. Sedangkan General Affair mempunyai tugas mendukung kegiatan

operasional perusahaan melalui pengadaan barang dan jasa yang dibutuhkan.

Dalam melakukan tugasnya, GA banyak melakukan koordinasi dengan

departemen lain untuk mengetahui kebutuhan mereka serta merencanakan

anggaran pengadaan barang atau jasa beserta biaya pemeliharaannya.


44

8. Departemen Keuangan

Mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk membantu perencanaan dan

mengkoordinasikan penyusunan anggaran perusahaan, serta mengontrol

penggunaan anggaran tersebut untuk memastikan penggunaan dana secara efektif

dan efisien bagi kepentingan perusahaan.


45

Gambar 4.1 Struktur Organisasi CV Mampala Jaya II Samarinda


46

4.1.2 Lokasi Penambangan

Secara administratif, CV Mampala Jaya II Samarinda berlokasi di Desa

Balik Buaya, Kelurahan Bukuan, Kecamatan Palaran, Kota Samarinda, Provinsi

Kalimantan Timur. Lokasi penambangan CV Mampala Jaya II Samarinda dapat

ditempuh dengan waktu 40-60 menit dengan sarana jalan darat menggunakan

kendaraan roda dua dan kendaraan roda empat dengan kondisi jalan cukup baik.

4.1.3 Tahapan Penambangan

CV Mampala Jaya II Samarinda melakukan kegiatan penambangan dengan

menggunakan metode tambang terbuka, dimana untuk mendapatkan batubara

tersebut harus terlebih dahulu dilakukan pengupasan lapisan penutup yang biasa

disebut dengan Over Burden (OB). Adapun tahapan-tahapannya adalah sebagai

berikut :

1) Pembersihan Lahan

Merupakan tahap awal dari kegiatan penambangan, dimana lahan akan

dibersihkan dari pepohonan dan semak belukar. Pembersihan lahan ini juga bisa

berfungsi sebagai batas dari rencana kegiatan penambangan.

2) Pengupasan Tanah Pucuk

Merupakan tahap selanjutnya, dimana material penutup dipindahkan

ketempat yang sudah ditentukan. Kegiatan ini dibagi menjadi dua yaitu

pengupasan lapisan tanah pucuk (top soil) yang terdiri dari unsur hara dan

pengupasan lapisan over burden. Pemindahan top soil harus pada tempat khusus
47

yang sudah disediakan, hal ini bertujuan untuk memudahkan pengambilan

kembali top soil tersebut untuk kegiatan reklamasi lahan bekas tambang.

3) Penggalian dan Pengangkutan Batubara

Tahap ini merupakan tahap dimana bahan galian berupa batubara akan

digali menggunakan alat berat excavator dan kemudian diangkut menuju stockpile

untuk penumpukan sebelum batubara tersebut akan diolah maupun dijual.

4) Pemuatan Batubara ke Tongkang

Tahap ini merupakan tahap terakhir, dimana batubara yang telah

ditambang akan dimuat untuk dijual. Pemuatan ini bisa dilakukan dengan

menggunakan dua cara, yaitu dengan cara manual dimana batubara akan langsung

dimuat menggunakan mobil dump truck ke dalam tongkang, sedangkan cara

mekanis pemuatan dibantu dengan menggunakan conveyor yang langsung

diarahkan ke dalam tongkang.

4.1.4 Kegiatan Penambangan Blok Utara Pit Sengon

CV Mampala Jaya II Samarinda melakukan kegiatan penambangan di lokasi

Blok Utara Pit Sengon, dimana luas area Pit 2,17 Ha. Dimana nilai cadangan

batubara yang terukur ± 102.760,97 MT dengan nilai Over Burden (OB) ±

256.902,425 Bcm dengan nilai Stripping Ratio 1:2,5 dengan rencana produksi ±

50.000 MT/bln. Kegiatan penambangan CV Mampala Jaya II Samarinda terbagi atas

dua tahap yaitu :


48

4.1.4.1 Tahapan Persiapan

1. Pembebasan / Sewa Lahan

Kegiatan penambangan ini berada di lahan masyarakat yang sudah

dilakukan kesepakatan sewa pakai, dengan perjanjian akan dikembalikan

kembali setelah kegiatan penambangan selesai dengan cara menutup kembali

lubang pasca penambangan. Adapun rincian sewa pakai lahan masyarakat

adalah sebagai berikut :

Tabel 4.2 Sewa Pakai Lahan Masyarakat

No. Pemilik Lahan Luas (Ha) Nilai Sewa


1 Ali 1,45 Rp 290.000.000
2 Ali 0,64 Rp 128.000.000
3 Daud 1,20 Rp 240.000.000
4 Yenni Rumantir 1,00 Rp 200.000.000
Total 4,29 Rp 858.000.000
(Sumber : CV Mampala Jaya II Samarinda)

Sebelum memulai kegiatan penambangan, pihak perusahaan

diwajibkan untuk melakukan jaminan reklamasi atas tanah yang akan

ditambang. Besarnya nilai jaminan reklamasi adalah Rp 100.000.000,-/Ha.

Berdasarkan luasan lahan yang akan ditambang CV Mampala Jaya II

Samarinda, dilakukan jaminan reklamasi seluas 4,5 Ha sehingga nilai

jaminannya sebesar Rp 450.000.000,- .

2. Fasilitas Penunjang

Sebelum kegiatan penambangan dimulai, terlebih dahulu dibuat

fasilitas penunjang dan kelengkapan lainnya untuk kegiatan penambangan

seperti pembuatan mess karyawan rental, pemasangan listrik dan pemasangan


49

air, pembelian APD, serta peralatan-peralatan kantor. Dengan disediakannya

fasilitas penunjang ini, diharapkan akan membantu untuk kelancaran kegiatan

penambangan ke depannya.

Tabel 4.3 Fasilitas Penunjang

No. Keterangan Jumlah


1 Pembuatan Mess (8 x 12 dan 6 x 12) Rp 150.000.000
2 Pembuatan Pos (4 x 4) Rp 40.000.000
3 Pemasangan Instalasi Listrik Rp 25.000.000
4 Pemasangan Instalasi Air Rp 45.000.000
5 Peralatan K3 (helm, sepatu, romi) Rp 65.000.000
6 Peralatan Kantor Rp 100.000.000
7 Lain-lain Rp 50.000.000
Total Rp 475.000.000
(Sumber : CV Mampala Jaya II Samarinda)

4.1.4.2 Tahapan Kegiatan

1. Unit / Alat yang Digunakan

Dikarenakan jumlah cadangan batubara yang tidak begitu besar,

maka luasan penambangan pun tidak begitu besar, sehingga unit/alat kerja

yang dipakai pun tidak begitu banyak. Untuk tahap ini terbagi atas dua

kegiatan yaitu tahap pengupasan lapisan penutup (Over Burden) dan tahap

pengambilan batubara (Coal Getting) Adapun rincian unit/alat yang

digunakan antara lain yaitu :


50

Tabel 4.4 Pemakaian Unit / Alat Kerja

No. Biaya Over Burden Jumlah


1 Exca. PC 400 1 Unit x Rp 200.000.000 Rp 200.000.000
2 Exca. PC 200 1 Unit x Rp 130.000.000 Rp 130.000.000
3 Dozer D85ss 1 Unit x Rp 170.000.000 Rp 170.000.000
4 Grader 1 Unit x Rp. 130.000.000 Rp 130.000.000
5 ADT Volvo 2 Unit x Rp 300.000.000 Rp 600.000.000
6 BBM Exca. PC 400 40 ltr x 18 jam x 28 hari x Rp 8.400 Rp 169.344.000
7 BBM Exca. PC 200 25 ltr x 18 jam x 28 hari x Rp 8.400 Rp 105.840.000
8 BBM Dozer D85ss 35 ltr x 18 jam x 28 hari x Rp 8.400 Rp 148.176.000
9 BBM Grader 20 ltr x 18 jam x 28 hari x Rp 8.400 Rp 84.672.000
10 BBM ADT Volvo 30 ltr x 18 jam x 28 hari x Rp 8.400 x 2 Unit Rp 254.016.000
Total Rp 1.992.048.000

No. Biaya Coal Getting Jumlah


1 Exca. PC 300 2 Unit x Rp 170.000.000 Rp 340.000.000
2 Exca. PC 200 1 Unit x Rp 130.000.000 Rp 130.000.000
3 Dozer D85ss 1 Unit x Rp 170.000.000 Rp 170.000.000
4 DT Hino 10 Unit x Rp 50.000.000 Rp 500.000.000
5 BBM Exca. PC 300 35 ltr x 18 jam x 25 hari x Rp 8.400 x 2 Unit Rp 296.352.000
6 BBM Exca. PC 200 25 ltr x 18 jam x 25 hari x Rp 8.400 Rp 105.840.000
7 BBM Dozer D85ss 35 ltr x 18 jam x 25 hari x Rp 8.400 Rp 148.176.000
8 BBM DT Hino 15 ltr x 18 jam x 25 hari x Rp 8.400 x 10 Unit Rp 635.040.000
Total Rp 2.325.408.000
(Sumber : CV Mampala Jaya II Samarinda)

2. Unit Pembantu Kegiatan

Selain unit/alat berat yang diperlukan untuk melakukan kegiatan

penambangan, digunakan juga unit/alat lain guna membantu berjalannya

kegiatan penambangan. Seperti mobil solar (Fuel Truck) guna membantu

pengisian bahan bakar unit/alat kerja, mobil penyiraman (Water Truck)

membantu penyiraman air diwaktu kondisi berdebu, dll. Adapun rincian unit

tersebut yaitu :
51

Tabel 4.5 Pemakaian Unit Pembantu

No. Biaya Rental Unit Pembantu Jumlah


1 Mobil Fuel Truck 1 Unit x Rp 34.000.000 Rp 34.000.000
2 Mobil Water Truck 1 Unit x Rp 19.000.000 Rp 185.000.000
3 Mobil Triton 3 Unit x Rp 18.500.000 Rp 55.500.000
4 Tower Lamp 2 Unit x Rp 12.000.000 Rp 24.000.000
5 Water Pump 1 Unit x Rp. 48.000.000 Rp 48.000.000
6 BBM Mobil Fuel Truck 25 ltr x 28 hari x Rp 8.400 Rp 5.880.000
7 BBM Mobil Water Truck 14 ltr x 28 hari x Rp 8.400 Rp 2.587.200
8 BBM Mobil Triton 11 ltr x 28 hari x Rp 8.400 x 3 Unit Rp 7.761.600
9 BBM Tower Lamp 2 ltr x 12 Jam x 28 hari x Rp 8.400 x 2 Unit Rp 16.934.400
10 BBM Water Pump 15 ltr x 18 x 28 hari x Rp 8.400 Rp 190.512.000
Total Rp 564.530.400
(Sumber : CV Mampala Jaya II Samarinda)

3. Tenaga Kerja / Karyawan Perusahaan

CV Mampala Jaya II Samarinda memiliki 39 jumlah karyawan yang

bekerja sebagai karyawan tetap, baik itu yang berlokasi di kantor (office)

maupun di lapangan (site), Sedangkan untuk karyawan rental (operator unit /

alat berat) berjumlah 48 orang. Adapun rinciannya dapat dilihat dibawah ini :

Tabel 4.6 Karyawan Rental

No. Jabatan Jumlah (Orang)


1 Opt. Exca. PC 400 2
2 Opt. Exca. PC 300 2
3 Opt. Exca. PC 200 4
4 Opt. Dozer D85ss 4
5 Opt. Garder 2
6 Driver ADT Volvo 8
7 Driver DT Hino 20
8 Driver Water Truck 2
9 Driver Fuel Truck 4
Total 48
(Sumber : CV Mampala Jaya II Samarinda)
52

Tabel 4.7 Karyawan Tetap Perusahaan

Jumlah
No. Jabatan Gaji Pokok Jumlah Gaji
Karyawan

1 Kepala Teknik Tambang Rp 15.000.000 1 Rp 15.000.000

2 HRD Rp 8.000.000 1 Rp 8.000.000

3 Engineer Rp 10.000.000 1 Rp 10.000.000

4 Geologi Rp 7.500.000 1 Rp 7.500.000

5 Surveyor Rp 7.500.000 1 Rp 7.500.000

6 Spv. Produksi Rp 7.500.000 1 Rp 7.500.000

7 Foreman Produksi Rp 5.000.000 2 Rp 10.000.000

8 Tax & Accounting Rp 6.000.000 1 Rp 6.000.000

9 HSE Rp 5.000.000 1 Rp 5.000.000

10 Environment Rp 5.000.000 1 Rp 5.000.000

11 Humas Rp 5.000.000 2 Rp 10.000.000

12 Adm. Legal Rp 3.500.000 1 Rp 3.500.000

13 Adm. Logistik Rp 3.500.000 1 Rp 3.500.000

14 Adm. Produksi Rp 3.500.000 1 Rp 3.500.000

15 Adm. Finance Rp 3.500.000 1 Rp 3.500.000

16 Helper Rp 2.000.000 12 Rp 24.000.000

17 Security Rp 4.500.000 10 Rp 45.000.000

Total 39 Rp 174.500.000

(Sumber : CV Mampala Jaya II Samarinda)


53

4. Fasilitas Makan

CV Mampala Jaya II Samarinda memberikan fasilitas makan kepada

seluruh karyawan tetap sebanyak 2 kali makan dalam sehari, makan Pagi dan

Siang untuk karyawan yang bekerja shift pagi, dan makan sore dan malam

untuk karyawan yang bekerja di shift malam. Sedangkan untuk karyawan

rental mendapatkan fasilitas makan sebanyak 3 kali dalam sehari. Hal ini

dikarenakan karyawan rental tinggal di mess yang telah disediakan

perusahaan, sehingga fasilitas makan ditanggung penuh oleh perusahaan.

Tabel 4.8 Fasilitas Makan Karyawan

No. Rincian Biaya Makan Jumlah


1 Karyawan Tetap 39 Orang x 2 kali x 28 hari x Rp 17.500 Rp 38.220.000
2 Karyawan Rental 48 Orang x 3 kali x 30 hari x Rp 17.500 Rp 75.600.000
Total Rp 113.820.000
(Sumber : CV Mampala Jaya II Samarinda)

5. Biaya Lain-Lain

Corporate Social Responsibility (CSR) adalah suatu konsep atau

tindakan yang dilakukan oleh perusahaan sebagai rasa tanggung jawab

perusahaan terhadap sosial maupun lingkungan sekitar dimana perusahaan

itu berada, seperti melakukan suatu kegiatan yang dapat meningkatkan

kesejahteraan masyarakat sekitar dan menjaga lingkungan, dana untuk

pemeliharaan fasilitas umum, sumbangan untuk membangun desa atau

fasilitas masyarakat yang bersifat sosial dan berguna untuk masyarakat

banyak, khususnya masyarakat yang berada di sekitar perusahaan tersebut

berada. CV Mampala Jaya II Samarinda memberikan bantuan berupa CSR


54

dengan nilai kompensasi Rp 1.000,-/MT diambil dari besaran nilai produksi

batubara yang dihasilkan per bulan.

Tabel 4.9 Biaya Corporate Social Responsibility (CSR)

Produksi Nilai Total


No. Tanggal
Batubara (MT) Kompensasi Kompensasi

1 22-01-18 7.384,131 Rp 1.000 Rp 7.384.131

2 30-01-18 7.602,307 Rp 1.000 Rp 7.602.307

3 02-02-18 7.516,466 Rp 1.000 Rp 7.516.466

4 07-02-18 7.422,206 Rp 1.000 Rp 7.422.206

5 13-02-18 7.506,194 Rp 1.000 Rp 7.506.194

6 19-02-18 7.513,733 Rp 1.000 Rp 7.513.733

7 22-02-18 5.235,077 Rp 1.000 Rp 5.235.077

TOTAL 50.180,114 Rp 50.180.114

(Sumber : CV Mampala Jaya II Samarinda)

CV Mampala Jaya II Samarinda juga memberikan bantuan sosial

kepada masyarakat sekitar kegiatan penambangan sebagai kompensasi atas

terganggunya masyarakat karena adanya debu dan bising efek dari kegiatan

penambangan sebesar Rp 250.000,- per (KK/Bulan). Adapun jumlah Kepala

Keluarga (KK) yang terdaftar sekitar 34 KK, sehingga nilai kompensasi yang

harus dibayarkan sebesar Rp 8.500.000,- .


55

4.1.4.3 Tahapan Pengolahan (Jetty)

1. Unit / Alat yang Digunakan

Tahapan ini merupakan tahap akhir sebelum batubara dijual.

Batubara yang diangkut dari pit penambangan akan ditumpuk/disimpan di

stockpile. Pada tahap ini, ukuran batubara akan dikecilkan guna

memudahkan dalam pemuatan dengan menggunakan conveyor. Pada tahap

ini, hanya menggunakan 2 unit alat berat yaitu Excavator PC-200 dan Dozer

D85ss guna membantu kegiatan penumpukan batubara dan pemuatan

batubara ke hoper conveyor.

Tabel 4.10 Pemakaian Unit Kerja Tahapan Pengolahan

No. Biaya Rental Unit Jetty Jumlah


1 Exca. PC 200 1 Unit x Rp 130.000.000 Rp 130.000.000
2 Dozer D85ss 1 Unit x Rp 170.000.000 Rp 170.000.000
3 BBM Exca. PC 200 25 ltr x 18 jam x 28 hari x Rp 8.400 Rp 105.840.000
4 BBM Dozer D85ss 35 ltr x 18 jam x 28 hari x Rp 8.400 Rp 148.176.000
Total Rp 554.016.000
(Sumber : CV Mampala Jaya II Samarinda)

2. Unit / Alat Pembantu

Pada tahap ini (jetty), unit pembantu tidak begitu banyak digunakan

hanya satu unit mobil Triton yang di fungsikan untuk sarana antar jemput

karyawan, dan 2 unit tower lamp untuk penerangan saat bekerja dimalam

hari, dengan pertimbangan luasan jetty yang tidak begitu besar hanya

sekitar 4,5 Ha.


56

Tabel 4.11 Pemakaian Unit Kerja Support

No. Biaya Rental Unit Pembantu Jumlah


1 Mobil Triton 1 Unit x Rp 18.500.000 Rp 18.500.000
2 Tower Lamp 2 Unit x Rp 12.000.000 Rp 24.000.000
3 BBM Mobil Triton 11 ltr x 28 hari x Rp 8.400 Rp 2.587.200
4 BBM Tower Lamp 3 ltr x 12 Jam x 28 hari x Rp 8.400 x 2 Rp 16.934.400
Total Rp 62.021.600

(Sumber : CV Mampala Jaya II Samarinda)

3. Tenaga Kerja / Karyawan Perusahaan

Tenaga kerja atau karyawan di jetty hanya berjumlah 16 orang

ditambah 4 orang karyawan unit rental. Jumlah karyawan jetty lebih sedikit

dikarenakan hanya melakukan pengontrolan penumpukan batubara dan

pemuatan batubara ke tongkang.

Tabel 4.12 Jumlah Karyawan Jetty

Jumlah
No. Jabatan Gaji Pokok Karyawan Jumlah Gaji
1 Foreman Rp 7.500.000 2 Orang Rp 15.000.000
2 Mekanik Rp 3.500.000 2 Orang Rp 7.000.000
3 Helper Rp 2.000.000 12 Orang Rp 24.000.000
Total 16 Orang Rp 46.000.000
(Sumber : CV Mampala Jaya II Samarinda)

Tabel 4.13 Jumlah Karyawan Rental Jetty

No. Jabatan Jumlah


1 Opt. Exca. PC 200 2 Orang
2 Opt. Dozer D85ss 2 Orang
Total 4 Orang
(Sumber : CV Mampala Jaya II Samarinda)
57

Karyawan jetty mendapat fasilitas makan yang sama dengan

karyawan ditambang yaitu 2 kali makan untuk karyawan tetap, dan 3 kali

makan untuk karyawan rental yang tinggal di mess perusahaan.

Tabel 4.14 Biaya Makan Karyawan Jetty

No. Rincian Biaya Makan Jumlah


1 2 Org x 2 x 28 hr x Rp 17.500 Rp 1.960.000
2 14 Org x 3 x 30 hr x Rp 17.500 Rp 22.050.000
Total Rp 24.010.000
(Sumber : CV Mampala Jaya II Samarinda)

Tabel 4.15 Biaya Makan Karyawan Rental Jetty

No. Rincian Biaya Makan Jumlah

1 4 Org x 3 x 30 hr x Rp 17.500 Rp 6.300.000

Total Rp 6.300.000

(Sumber : CV Mampala Jaya II Samarinda)


58

4.2 Penyajian Data

Tabel 4.16 Laporan Biaya Kegiatan Penambangan

CV. MAMPALA JAYA II SAMARINDA

LAPORAN BIAYA KEGIATAN PENAMBANGAN

1 Tahap Persiapan Awal

a. Pembayaran Biaya Jaminan Reklamasi 4,5 Ha x Rp 100.000.000 Rp 450.000.000

b. Pembebasan / Sewa Pakai Lahan Rp 858.000.000

Rp 1.308.000.000

2 Tahap Persiapan Penambangan

a. Pembuatan Mess 8 x 12 dan 6 x 12 Rp 150.000.000

b. Pembuatan Pos 4 x 4 Rp 40.000.000

c. Pemasangan Instalasi Listrik Rp 25.000.000

d. Pemasangan Instalasi Air Rp 45.000.000

e. Peralatan K3 (helm, sepatu, romi) Rp 65.000.000

f. Peralatan Kantor dan lain-lain Rp 100.000.000

g. Lain-lain Rp 50.000.000

Rp 475.000.000

3 Tahap Kegiatan Penambangan

A. Tahap Pengupasan Over Burden

a.1. Sewa Unit Excavator PC-400 Rp 200.000.000

a.2. Sewa Unit Excavator PC-200 Rp 130.000.000

a.3. Sewa Unit Dozer D85ss Rp 170.000.000

a.4. Sewa Unit Grader Rp 130.000.000


59

a.5. Sewa Unit ADT (2 Unit x Rp 300.000.000) Rp 600.000.000

a.6. BBM PC-400 (40 ltr x 18 jam x 28 hari x Rp 8.400) Rp 169.344.000

a.7. BBM PC-200 (25 ltr x 18 jam x 28 hari x Rp 8.400) Rp 105.840.000

a.8. BBM Dozer D85ss (35 ltr x 18 jam x 28 hari x Rp 8.400) Rp 148.176.000

a.9. BBM Grader (20 ltr x 18 jam x 28 hari x Rp 8.400) Rp 84.672.000

a.10. BBM ADT Volvo (30 ltr x 18 jam x 28 hari x Rp 8.400 x 2 Unit) Rp 254.016.000

Rp 1.992.048.000

B. Tahap Coal Getting

b.1. Sewa Unit Excavator PC-300 (2 Unit x Rp 170.000.000) Rp 340.000.000

b.2. Sewa Unit Excavator PC-200 Rp 130.000.000

b.3. Sewa Unit Dozer D85ss Rp 170.000.000

b.4. Sewa Unit Dump Truck (10 Unit x Rp 50.000.000) Rp 500.000.000

b.5. BBM PC-300 (35 ltr x 18 jam x 28 hari x Rp 8.400 x 2 Unit) Rp 296.352.000

b.6. BBM PC-200 (25 ltr x 18 jam x 28 hari x Rp 8.400) Rp 105.840.000

b.7. BBM Dozer D85ss (35 ltr x 18 jam x 28 hari x Rp 8.400) Rp 148.176.000

b.8. BBM Dump Truck (15 ltr x 18 jam x 28 hari x Rp 8.400 x 10 Unit) Rp 635.040.000

Rp 2.325.408.000

C. Tahap Support

c.1. Sewa Mobil Fuel Truck Rp 34.000.000

c.2. Sewa Mobil Water Truck Rp 85.000.000

c.3. Sewa Mobil Triton (3 Unit x Rp 18.500.000) Rp 55.500.000

c.4. Sewa Tower Lamp (2 Unit x Rp 12.000.000) Rp 24.000.000

c.5. Sewa Water Pump Rp 48.000.000


60

c.6. BBM Fuel Truck (25 ltr x 28 hari x Rp 8.400) Rp 5.880.000

c.7. BBM Water Truck (14 ltr x 28 hari x Rp 8.400) Rp 2.587.200

c.8. BBM Mobil Triton (11 ltr x 28 hari x Rp 8.400 x 3 Unit) Rp 7.761.600

c.9. BBM Tower Lamp (2 ltr x 12 Jam x 28 hari x Rp 8.400 x 2 Unit) Rp 11.289.600

c.10. BBM Water Pump (15 ltr x 18 x 28 hari x Rp 8.400) Rp 190.512.000

Rp 564.530.400

D. Tahap Pengolahan

d.1. Sewa Unit Excavator PC-200 Rp 130.000.000

d.2. Sewa Sewa Unit Dozer D85ss Rp 170.000.000

d.3. Sewa Mobil Triton Rp 18.500.000

d.4. Sewa Tower Lamp (2 Unit x Rp 12.000.000) Rp 24.000.000

d.5. BBM PC-200 (25 ltr x 18 jam x 28 hari x Rp 8.400) Rp 105.840.000

d.6. BBM Dozer D85ss (35 ltr x 18 jam x 28 hari x Rp 8.400) Rp 148.176.000

d.7. BBM Mobil Triton (11 ltr x 28 hari x Rp 8.400) Rp 2.587.200

d.8. BBM Tower Lamp (3 ltr x 12 Jam x 28 hari x Rp 8.400 x 2 Unit) Rp 16.934.400

Rp 616.037.600

4 Lain-Lain

a. Gaji Karyawan Tambang (39 Orang) Rp 174.500.000

b. Asuransi (39 Orang) Rp 18.741.300

c. Gaji Karyawan Jetty (16 Orang) Rp 46.000.000

d. Asuransi (16 Orang) Rp 4.940.400

e. Fasilitas Makan Tambang Rp 113.820.000

f. Fasilitas Makan Jetty Rp 30.310.000


61

Rp 388.311.700

e. CSR Rp 50.180.114

f. Kompensasi Debu & Bising (34 KK x Rp 250.000) Rp 8.500.000

Rp 58.680.114

5 PT. Korin Jasa Sewa Crusher (Rp 8.000 /MT x 50.180,114 MT) Rp 401.440.912

Royalti Rp 535.340.811

Rp 936.781.723

Total Biaya Produksi Rp 8.664.797.537

(Sumber : CV Mampala Jaya II Samarinda)


62

Tabel 4.17 Laporan Biaya Produksi Dua Departemen (Process Cost)

CV Mampala Jaya II Samarinda

Laporan Biaya Produksi

Departemen I (Tahapan Eksplorasi)

Biaya Produksi :

Biaya Over Burden Rp 1.992.048.000

Biaya Coal Getting Rp 2.325.408.000

Biaya Unit Pembantu Rp 564.530.400

Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 17.500.000

Biaya Overhead Pabrik :

Pembuatan Mess Rp 150.000.000

Pembuatan Pos Rp 40.000.000

Pemasangan Instalasi Listrik Rp 25.000.000

Pemasangan Instalasi Air Rp 45.000.000 (+)

Rp 5.159.486.400

Biaya Operasional :

Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung Rp 157.000.000

Biaya Sewa Lahan Rp 858.000.000

Biaya Jaminan Reklamasi Rp 450.000.000

Biaya CSR Rp 50.180.114

Biaya Kompensasi Debu dan Bising Rp 8.500.000

Biaya Peralatan K3 (Safety) Rp 65.000.000

Biaya Peralatan Kantor Rp 100.000.000

Biaya Perlengkapan Kantor Rp 50.000.000 (+)


63

Biaya Asuransi Rp 18.741.300

Biaya Makan Karyawan Rp 113.820.000

Rp 1.871.241.414 (+)

Total Biaya Rp 7.030.727.814

Produksi Batubara (MT/Bulan) 50.180,114 (:)

Harga Pokok Dept. I Rp 140.110 (/MT)

Departemen II (Tahapan Produksi)

Harga Pokok Dept. I Rp 140.110 (/MT)

Biaya Produksi :

Biaya Pengolahan Rp 616.037.600

Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 46.000.000

Biaya Overhead Pabrik :

Biaya Mesin Crusher Rp 401.440.912 (+)

Rp 1.063.478.512

Biaya Operasional :

Biaya Royalti Rp 535.340.811

Biaya Asuransi Rp 4.940.400

Biaya Makan Karyawan Rp 30.310.000 (+)

Rp 570.591.211 (+)

Total Biaya Rp 1.634.069.723

Produksi Batubara (MT/Bulan) 50.180,114 (:)

Harga Pokok Dept. II Rp 32.564 (/MT) (+)


64

Harga Pokok Produksi Rp 172.674 (/MT)

(Sumber : Hasil Olahan)

4.3 Pembahasan

Dari hasil penelitian yang telah dikemukakan pada analisis diatas, dapat

dilihat bahwa ada perbedaan dari bentuk laporan biaya produksi olahan CV

Mampala Jaya II Samarinda dengan hasil olahan penulis, perbedaan itu terjadi

karena adanya pengklasifikasian biaya pada laporan biaya produksi hasil olahan

penulis. Pengklasifikasian ini bertujuan untuk mempermudah manajemen dalam

membuat laporan biaya produksi dan operasional dan memudahkan manajemen

dalam mengambil kebijakan untuk perusahaan. Dapat dilihat pada penyajian data

sebelumnya, bahwa CV Mampala Jaya II Samarinda belum mengklasifikasikan

biaya produksi dan operasional dalam bentuk laporannya, elemen-elemen biaya

hanya dihitung berdasarkan tahapan kegiatan penambangan sehingga tidak dapat

diketahui berapa total biaya produksi dan operasional per departemen dan tidak

diketahui berapa harga pokok yang dihasilkan per departemen.

Sedangkan pada hasil penelitian penulis, dapat dilihat bahwa hasil olahan

penulis pada laporan biaya produksi dibagi menjadi dua departemen, yaitu

departemen I (tahapan eksplorasi) dan departemen II (tahapan produksi). Dengan

adanya pengklasifikasian biaya produksi dan operasional dengan elemen-

elemennya yang terjadi dilapangan, dapat diketahui berapa total biaya produksi

dan operasional per departemen, berapa besar produksi batubara yang dihasilkan

perusahaan, sehingga dapat diketahui harga pokok per departemen serta harga
65

pokok produksi seluruh departemen. Dijelaskan bahwa pada departemen I

(tahapan eksplorasi), elemen-elemen dalam biaya produksi meliputi biaya sewa

unit, pembelian bahan bakar, gaji tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik

(pembuatan mess, pos, instalasi listrik dan air), sedangkan elemen-elemen dalam

biaya operasional terdiri dari gaji tenaga kerja tidak langsung, biaya sewa lahan,

jaminan reklamasi, CSR, kompensasi uang debu dan bising, peralatan K3,

peralatan dan perlengkapan kantor, biaya asuransi dan biaya makan karyawan.

Sehingga menghasilkan total biaya sebesar Rp 7.030.727.814,- dengan produksi

batubara sebanyak 50.180,114 (MT/Bulan) yang menghasilkan harga pokok pada

departemen I (tahapan eksplorasi) sejumlah Rp 140.110,- (/MT).

Pada departemen II (tahapan produksi), elemen-elemen yang ada dalam

biaya produksi meliputi biaya sewa unit, pembelian bahan bakar, gaji tenaga kerja

langsung, biaya overhead pabrik (biaya mesin crusher), sedangkan elemen-

elemen dalam biaya operasional terdiri dari biaya royalti, biaya asuransi dan biaya

makan karyawan. Sehingga menghasilkan total biaya sebesar Rp 1.634.069.723,-

dengan produksi batubara sebanyak 50.180,114 (MT/Bulan) yang menghasilkan

harga pokok pada departemen II (tahapan produksi) sejumlah Rp 32.564,- (/MT).

Harga pokok pada departemen I (tahapan eksplorasi) sebesar Rp 140.110,- (/MT)

dijumlahkan dengan harga pokok pada departemen II (tahapan produksi) sebesar

Rp 32.564,- (/MT), akan menghasilkan Harga Pokok Produksi (HPP) seluruh

departemen sebesar Rp 172.674,- (/MT) dengan total biaya produksi dan

operasional pada departemen I (tahapan eksplorasi) sebesar Rp 7.030.727.814,-

dijumlahkan dengan total biaya produksi dan operasional pada departemen II


66

(tahapan produksi) sebesar Rp 1.634.069.723,- yang akan menghasilkan total

keseluruhan biaya produksi dan operasional dua departemen sebesar Rp

8.664.797.537,- .
67

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, untuk menjawab

pertanyaan pada rumusan masalah, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Dengan adanya pengklasifikasian biaya, dapat diketahui mana saja yang

termasuk dalam biaya produksi dan operasional pada kegiatan

penambangan batubara di Blok Utara Pit Sengon pada CV Mampala Jaya

II Samarinda pada setiap departemennya sesuai dengan kelompok

elemen biayanya, sehingga dapat memudahkan manajemen dalam

menghitung biaya produksi dan operasional.

2. Berdasarkan perhitungan biaya produksi dua departemen, yaitu

departemen I (tahapan eksplorasi) dan departemen II (tahapan produksi)

dapat dirincikan biaya produksi dan operasional pada kegiatan

penambangan batubara, sehingga dapat diketahui total biaya pada

departemen I (tahapan eksplorasi) sebesar Rp 7.030.727.814,- dengan

produksi batubara sebesar 50.180,114 (MT/Bulan), maka dapat diketahui

harga pokok departemen I sebesar Rp 140.110,- (/MT). Sedangkan total

biaya pada departemen II (tahapan produksi) sebesar Rp 1.634.069.723,-

dengan produksi batubara sebesar 50.180,114 (MT/Bulan), maka dapat

diketahui harga pokok departemen II sebesar Rp 32.564,- (/MT)

sehingga dapat diketahui Harga Pokok Produksi (HPP) seluruh


68

departemen sebesar Rp 172.674,- (/MT) dengan total biaya produksi

keseluruhan sebesar Rp 8.664.797.537,- .

5.2 Saran

Setelah penulis membahas dan menyimpulkan hasil dari analisis biaya

produksi dan operasional penambangan batubara di Blok Utara Pit Sengon pada CV

Mampala Jaya II Samarinda, penulis ingin memberikan saran yang sekiranya

bermanfaat untuk perusahaan itu sendiri dalam menentukan kebijakan manajemen

untuk masa yang akan datang. Adapun saran yang ingin penulis sampaikan adalah

sebagai berikut :

1. Untuk dapat menghitung total biaya produksi dan operasional pada

kegiatan penambangan batubara di Blok Utara Pit Sengon pada CV

Mampala Jaya II Samarinda, ada cara yang dapat dilakukan oleh

perusahaan yaitu dengan mengklasifikasikan biaya produksi dan

operasional menggunakan perhitungan biaya produksi dua departemen,

yaitu departemen I (tahapan eksplorasi) dan departemen II (tahapan

produksi).

2. Dengan membuat perhitungan biaya produksi dua departemen, akan

dapat diketahui berapa total biaya dari masing-masing elemen, berapa

produksi batubara yang dihasilkan selama satu bulan sehingga akan

didapatkan harga pokok per departemen, dan menghasilkan harga pokok

produksi seluruh departemen sehingga dapat diketahui lebih lanjut

berapa keuntungan yang didapatkan oleh perusahaan, baik itu laba kotor
69

ataupun laba bersih dan dapat diketahui apakah perusahaan mengalami

keuntungan atau kerugian.

3. Diharapkan untuk kedepannya agar perusahaan lebih memahami bentuk

pelaporan biaya produksi dan operasional, agar dapat memudahkan

manajemen dalam mengambil keputusan dari kebijakan yang berlaku di

perusahaan itu sendiri.


DAFTAR RUJUKAN

Baridwan, Zaki. 2004. Intermediate Accounting. Edisi Kedelapan, BPFE-


Yogyakarta. Yogyakarta.

Carter, William K. 2009. Akuntansi Biaya. Edisi keempat belas, Salemba Empat-
Jagakarsa. Jakarta.

Dewi, Sopia P., & Kristanto Septian B. 2013. Akuntansi Biaya. In Media-Jakarta.
Jakarta.

Firmansyah, Iman. 2014. Akuntansi Biaya Itu Gampang. Dunia Cerdas-Jakarta.


Jakarta.

Hansen, Don R., & Maryane M. Mowen. 2009. Akuntansi Manajerial. Edisi
Kedelapan. Buku I. Salemba Empat. Jakarta.

Ikhsan, Arfan. dkk. 2014. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan
Manajemen. Citapustaka Media. Bandung.

Jusuf, Jopie. 2006. Pengaruh Biaya Operasional Terhadap Rentabilitas pada


Sektor Perbankan. Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
Bandung.

Jusuf, Jopie. 2008. Analisis Kredit untuk Account Officer. PT Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta.

Kieso, Weygandt dan Kimmel. 2006. Accounting Principle. John Wiley & Sons
Inc. Jakarta.

Mulyadi. 2005. Akuntansi Biaya. Edisi Kelima. UPPAMP YKPN Universitas


Gajah Mada. Yogyakarta.

Pura, Rahman. 2013. Pengantar Akuntansi 1 Pendekatan Siklus Akuntansi.


Penerbit Erlangga. Jakarta.

Rizkianda, Ekky. 2013. Analisis Selisih Biaya Produksi Bibit Kelapa Sawit Pada
PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Cabang Samarinda.
Politeknik Negeri Samarinda. Samarinda.
Mariyanti, Desy. 2014. Pengaruh Penjualan dan Biaya Operasional Terhadap
Laba Usaha pada PT Berlian Nusantara di Bentuas. Politeknik Negeri
Samarinda. Samarinda.

Salim, Emil. 1986. Pembangunan Berwawasan Lingkungan. LP3ES. Jakarta.

Sinurat, Mangsa., Audrey M., Ardin Doloksaribu., Halomoan Sihombing. 1999.


Akuntansi Biaya. Edisi Pertama. Jakarta.

Siregar, Baldric. dkk. 2013. Akuntansi Biaya. Edisi Kedua. Salemba Empat.
Jakarta.

Sudarsono dan Edillius. 2001. Konsep Ekonomi : Uang dan Bank. Rineka Cipta.
Jakarta.

Supriyono, A. 1999. Akuntansi Biaya: Pengumpulan Biaya dan Penentuan Harga


Pokok. Edisi Kedua, BPFE-Yogyakarta. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai