Diajukan sebagai persyaratan untuk memenuhi derajat Ahli Madya (A.Md. Akun.)
pada Program Studi Diploma III (D3) Akuntansi
Jurusan Akuntansi
Politeknik Negeri Samarinda
Oleh :
Siti Syahroh
NIM 16 621 017
ii
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING
JURUSAN : AKUNTANSI
Menyetujui:
Mengesahkan:
Direktur Politeknik Negeri Samarinda
iii
HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI
JURUSAN : AKUNTANSI
Dewan Penguji:
Penguji I,
Nama :
NIP :
Penguji II,
Nama :
NIP :
Penguji III,
Nama :
NIP :
Mengetahui:
iv
RIWAYAT HIDUP
Kalimantan Timur. Anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Bapak Amat dan
Ibu Puri. Agama yang dianut oleh penulis adalah agama Islam. Bertempat tinggal
dan lulus pada tahun 2010. Selanjutnya pada tahun 2010 melanjutkan ke SMP
Negeri 4 Samarinda dan lulus pada tahun 2013. Pada tahun 2013 melanjutkan ke
SMK Negeri 1 Samarinda dengan mengambil jurusan Akuntansi dan lulus pada
tahun 2016.
Sebagai penerapan dari teori yang telah diperoleh selama mengikuti pendidikan di
Politeknik Negeri Samarinda, pada tahun 2018 penulis mengikuti praktek kerja
v
ABSTRAK
Syahroh, Siti. 2019. Analisis break even point (bep) dalam penjualan
donat pada home industry donat isi “Bunda”. Dibawah bimbingan Bapak Drs.
Khairil Akbar, M.Si, sebagai pembimbing pertama dan Ibu Rahmawati Fitriana,
S.Pd., M.Pd.BI, sebagai pembimbing kedua.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat titik impas
(BEP) baik dalam rupiah maupun dalam unit, tingkat laba yang direncanakan dan
tingkat margin of safety. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
break even poin, margin keamanan, dan perencanaan laba. Metode pengumpulan
data dengan observasi dan studi kepustakaan.
Berdasarkan hasil dari perhitungan dan pembahasan yang telah dilakukan
dalam penelitian ini, diketahui bahwa : 1. break event point tahun 2018 yaitu
20.303 unit atau sebesar Rp 60.909.134, 2. perusahaan menetapkan perencanaan
kenaikan laba sebesar Rp 20.000.000 pada tahun 2019 tingkat penjualan yang
harus dicapai sebesar Rp. 425.608.934 atau sebanyak 141.886 unit 3. Margin of
safety tahun 2018 yaitu sebesar 86%
vi
ABSTRACT
Syahroh, Siti. 2019. Analysis of the break even point (bep) in the sale of
donuts on home industry donat isi “Bunda”. Under the advisor of Mr. Drs. Khairil
Akbar, M.Sc, as the first mentor and Ms. Rahmawati Fitriana, S.Pd., M.Pd.BI, as
the second advisor.
The purpose of this study was to determine the break even level (BEP)
both in rupiah and in units, the level of planned profit and the level of margin of
safety. The analytical tool used in this study is break even points, margin of safety
and profit planning. Methods of collecting data by observation and literature
study.
Based on the result of calculations and discussions that have been carried
out in this study, it is known that : 1. Break even point in 2018 which is 20.303
unitsor as much as Rp. 60.909.134,- 2. The company sets a plan to increase
profits by Rp. 20.000.000,- the level of sales that must be achieved is Rp.
425.608.934,- or 141.886 units 3. The margin of safety in 2018 is 86%.
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
Laporan Tugas Akhir ini dengan baik, sehingga Laporan Tugas Akhir yang
berjudul “Analisis break even point (bep) dalam penjualan donat pada home
Samarinda. Laporan ini disusun berdasarkan data yang penulis peroleh selama
Negeri Samarinda.
Negeri Samarinda.
Akutansi D3.
viii
5. Bapak Drs. Khairil Akbar, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Pertama yang
telah banyak memberikan arahan dan masukan kepada penulis dalam hal
7. Bapak dan Ibu Dosen, beserta Staf Teknisi dan Administrasi Jurusan
Akutansi.
8. Ibu Helmiyati selaku pemilik usaha Donat isi “Bunda”, yang berkenan
Akhir ini.
9. Kedua orang tua, yang selalu memberikan dukungan baik secara moral
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini masih
banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun sehingga dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini dapat menjadi
lebih baik. Besar harapan penulis semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
Siti Syahroh
NIM. 16 6621 017
ix
DAFTAR ISI
x
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 24
3.1 Definisi Operasional ............................................................................. 24
3.2 Objek Penelitian ................................................................................... 25
3.3 Metode Pengumpulan Data .................................................................. 26
3.4 Jenis dan Sumber Data yang Diperlukan .............................................. 26
3.5 Alat Analisis ......................................................................................... 27
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 30
4.1 Hasil Penelitian ..................................................................................... 30
4.1.1 Gambaran umum perusahaan .............................................................. 30
4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan ............................................................ 31
4.1.3 Proses Produksi ..................................................................................... 33
4.2 Penyajian Data ...................................................................................... 34
4.3 Analisis ........................................................................................................ 43
4.3.1 Klasifikasi Biaya ................................................................................... 44
4.3.2 Break Even Point .................................................................................. 45
4.3.3 Perencanaan Laba ................................................................................. 47
4.3.4 Margin of safety (MoS) ......................................................................... 48
4.4 Pembahasan ................................................................................................. 49
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 51
5.1 Simpulan ............................................................................................... 51
5.2 Saran ..................................................................................................... 52
DAFTAR RUJUKAN
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
Selain itu, sektor industri pengolahan juga merupakan salah satu penyedia
lapangan pekerjaan yang cukup penting. Home industry merupakan salah satu
Usaha home industry salah satunya ialah usaha kuliner, usaha ini merupakan
jenis usaha yang paling banyak diminati diseluruh wilayah termasuk Samarinda.
Usaha kuliner bisa dijalankan dengan berbagai jenis usaha seperti usaha ketring,
produksi makanan ringan atau cemilan. Kreativitas dan inovasi serta keahlian
dalam mengelola makanan yang beragam adalah salah satu kunci sukses dalam
makanan yang beragam, dari mulai ukuran makanan yang tidak biasa, warna dan
bentuk yang unik, atau rasa yang tidak biasa sampai kemasan yang dibuat
menarik.
Tujuan suatu usaha ialah untuk memperoleh keuntungan atau laba dari hasil
penjualan yang mereka lakukan. Laba sering sekali menjadi tolak ukur dari
kesuksesan sebuah usaha. Karena itu sebuah usaha penting untuk memiliki
2
atas semua aktifitas yang sedang maupun yang akan dilakukan. Laba dipengaruhi
oleh tiga faktor yaitu: biaya produksi, volume penjualan, dan harga jual. Biaya
yang akan dihasilkan. Begitu juga halnya volume penjualan dan harga jual
faktor-faktor tersebut yang saling mempengaruhi satu sama lain, maka perlu
adanya alat analisis dalam perencanaan laba. Salah satu alat analisis perencanaan
Asumsi pada break even point dalam perencanaan laba terfokus pada titik
impas dimana biaya sama dengan pendapatan sehingga besarnya laba sama
dengan nol, dengan kata lain titik impas menunjukan usaha tidak mendapatkan
laba ataupun rugi. Analisis BEP diterapkan dengan tujuan membantu manajemen
dalam memberi informasi mengenai angka minimal yang harus diproduksi, agar
dicapai dalam memperoleh laba sesuai dengan yang diharapkan dan penetapan
kerugian. Selain itu, analisis break even point juga bermanfaat sebagai dasar
Industry isi “Bunda”. Home industry ini bergerak dibidang kuliner, terletak di Jl.
Slamet Riyadi Samarinda. Home industry donat isi “Bunda” menjual berbagai
varian rasa donat isi antara lain, donat isi coklat, stroberi, tiramisu, green tea.
terhadap pengeluaran biaya-biaya dan pendapatan dari hasil penjualan donat isi
namun belum secara terperinci, untuk biaya-biaya yang timbul dari kegiatan
tidak dicatat sebagai biaya yang timbul karena proses kegiatan usaha, pemilik
hanya menghitung biaya bahan baku dan biaya pembantu sebagai biaya produksi.
Hal ini menyebabkan, pemilik tidak mengetahui secara tepat apakah tingkat
penjualan mereka selama satu periode memperoleh laba atau mengalami kerugian
serta pemilik juga belum mengetahui apakah tingkat volume penjualan telah
mencapai BEP.
penjualan minimal yang harus dipertahankan agar tidak terjadi kerugian, atau
melakukan penelitian dengan judul : “Analisis break even point (BEP) dalam
1. Berapakah tingkat BEP pada home industry donat isi “Bunda” dalam satuan
1. Untuk mengetahui tingkat BEP pada home industry Donat Isi “Bunda”
mengenai analisis BEP (Break Even Point) atau analisis titik impas sebagai
Adapun sistematik penulisan Tugas Akhir (TA) ini adalah sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Akhir.
Bab ini berisi berisi tentang hasil pengambilan data yang terdiri
penyajian data dan pembahasan data yang terdiri dari analisis dan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
manajemen adalah suatu kegiatan yang menjadi bagian integral dari fungsi
manajemen adalah salah satu bidang ilmu akuntansi yang mempelajari bagaimana
bermanfaat bagi manajemen baik dala operasi harian maupun untuk perencanaan
saja tindakan yang harus diambil terkait dengan kegiatan operasional perusahaan.
tersebut :
1. Perencanaan
dilaksanakan oleh suatu organisasi pada masa yang akan datang, termasuk
2. Koordinasi
masing bagian di dalam organisasi agar terjalin kerja sama untuk mencapai
3. Pengendalian
4. Pengambilan keputusan
alternatif dengan tujuan untuk memilih satu atau lebih strategi yang dapat
2.1.3 Laba
yang berasal dari transaksi sampingan atau transaksi yang jarang terjadi dari suatu
badan usaha, dan dari semua transaksi atau kejadian yang lain mempengaruhi
badan usaha selama satu periode kecuali yang timbul dari pendapatan (revenue)
bersih selain dari perubahan investasi para pemilik yang dibuat dalam periode
antara semua pendapatan dengan semua beban yang terjadi dalam periode yang
dan total biaya yang dikeluarkan pada suatu kegiatan usaha yang dijalankan dalam
2.1.4 Rugi
dari transaksi sampingan atau transaksi yang jarang terjadi dari suatu bdan usaha
dan dari semua transaksi atau kejadian lain yang mempengaruhi badan usaha
selama suatu periode kecuali timbul dari biaya (expense) atau distribusi pada
pemilik.
pemilik dan atas pengurangan aktiva atau sumber tersebut tidak ada manfaat yang
Loss (kerugian) adalah jumlah pengeluaran atau biaya yang lebih besar
penulis dapat menarik kesimpulan bahwa rugi adalah pengeluaran yang lebih
11
besar dari pendapatan yang diterima sehingga pendapatan tersebut tidak bisa
2.1.5 Penjualan
Penjualan merupakan salah satu fungsi pemasaran yang sangat penting dan
jasa yang dijual, baik dalam unit ataupun dalam rupiah. Menurut Hery (2015:47)
penjualan merupakan total jumlah yang dibebankan kepada pelanggan atas barang
dalam bursa sebagai bahan pertimbangan (Siegel dan Shim). Di sisi lain penjualan
perusahaan jasa, atau perusahaan industri berupa hasil penjualan barang atau jasa
kegiatan perusahaan dalam menjual barang atau jasa dengan harapan memperoleh
pengorbanan ekonomis yang dibuat untuk memperoleh barang atau jasa. Dengan
kata lain, biaya adalah harga perolehan barang atau jasa yang diperlukan oleh
sumber ekonomis, yang diukur dalam satuan uang, yang terjadi atau yang
kemungkinan akan terjadi unutk mencapai tujuan tertentu. Dalam arti sempit
disebut dengan istilah harga pokok yang dikorbankan di dalam suatu usaha untuk
memperoleh penghasilan. Ada 4 unsur pokok dalam definisi biaya tersebut di atas
yang perlu dilakukan untuk proses produksi, yang dinyatakan dengan suatuan
Bila aktivitas bisnis meningkat atau menurun, biaya tertentu mungkin akan
naik atau turun atau mungkin juga tetap. Untuk tujuan perencanaan manajer harus
dapat mengantisipasi apakah yang akan terjadi. Jika biaya mengalami perubahan,
perusahaan berubah-ubah.
konstan. Dalam biaya semi variabel ini terkandung unsur biaya tetap
dikelompokkan menjadi :
tingkatan tertentu.
Menurut Sunyoto (2013:123) break even point adalah suatu keadaan dimana
perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak mengalami bikerugian. Pada saat
Jadi dapat disimpulkan titik impas adalah suatu titik atau posisi yang
menunjukkan dimana total penjualan adalah pada titik yang sama dengan total
biaya. Artinya hanya kembali modal atau tidak memperoleh laba namun juga
tidak mengalami kerugian. Fungsi lain dari break even adalah memberikan
Untuk dapat menentukan tingkat break even, maka biaya yang terjadi
harus dapat dipisahkan menjadi biaya tetap dan biaya variabel. Semakin besar
hasil produksi, maka biaya tetap persatuan akan semakin kecil, sebaliknya
semakin rendah hasil produksi maka biaya tetap persatuan akan semakin besar.
Perhitungan untuk menentukan luas operasi pada tingkat break even dapat
bagan break even. Tingkat break even dapat ditentukan dengan rumus:
1. Dalam rupiah
𝐹𝐶
Break even point (Rp) = 𝑉𝐶
1− 𝑆
2. Dalam unit
𝐹𝐶
Break even point (Rp) =
𝑃 − VC
Keterangan :
FC = biaya tetap
VC = Biaya variabel
P = Harga / unit
S = Penjualan
Break even point (Rp) = Jumlah untuk produk yang dihasilkan impas
dalam rupiah
Break even point (Q) = Jumlah untuk produk yang dihasilkan impas
dalam unit.
17
yang harus dicapai oleh perusahaan agar tidak menderita kerugian, tetapi juga
mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan volume
kegiatan. Oleh karena itu analisa, tersebut sering disebut analisa break even.
antara biaya, volume dan laba, terutama informasi mengenai jumlah penjualan
18
minimum dan besarnya penurunan realisasi penjualan dari rencana penjualan agar
asumsi-asumsi. Jika salah satu asumsi berubah, maka akan mempengaruhi posisi
perusahaan.
penjualan.
3. Biaya dapat dipisahkan menjadi biaya tetap dan biaya variabel. Biaya
(2017:83)
pada tingkat produksi berapa jumlah biaya akan sama dengan jumlah penjualan
atau dengan kata lain dengan mengetahui BEP kita akan mengetahui hubungan
antara penjualan, produksi, harga jual, biaya, rugi atau laba, sehingga
memakai beberapa indikator. Salah satu indikator yang paling penting adalah
kelebihan penjualan yang dianggarkan atau realisasi di atas titik impas. Hasil
sehingga sampai pada titik impas. Perhitungan ini dapat dijadikan sebagai acuan
bagi manajemen agar lebih berhati-hati dalam memelihara tingkat penjualan yang
20
dan laba pertama dilakukan klasifikasi biaya tetap, biaya variabel dan biaya semi
variabel, kedua dilakukan pemisahan biaya semi variabel menjadi biaya tetap dan
biaya variabel, ketiga dilakukan pengolahan data biaya yang telah dipisahkan
Biaya Produksi
Klasifikasi Biaya :
1. Biaya Tetap
2. Biaya Varabel
Analisis BEP
batasan pengertian dari variabel yang diteliti dalam suatu penelitian. Sesuai
dengan apa yang diteliti dan untuk mempermudah pemahaman dari laporan
penelitian ini, maka akan diuraikan dari setiap variabel judul yang diangkat, yaitu:
1. Biaya Tetap
Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang tidak berubah jumlahnya
2. Biaya Variabel
22
3. Penjualan
menjual barang atau jasa dengan harapan akan memperoleh laba dari
4. Laba
badan usaha, dan dari semua transaksi atau kejadian yang lain
2004:29)
5. Rugi
Break even point atau impas atau pulang pokok adalah keadaan suatu
dengan kata lain perusahaan tidak menderita rugi atau rugi labanya
7. Margin of safety
2012:181)
24
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Biaya Tetap
Biaya tetap dalam penelitian ini adalah seluruh biaya yang jumlahnya
2. Biaya Variabel
donat dan penjualan donat pada Home industry donat isi “Bunda”.
3. Penjualan
tersebut.
Titik impas (break even point atau BEP) dalam penelitian ini adalah
5. Laba
Laba dalam penelitian ini adalah imbalan atas upaya Home industry
6. Rugi
industry donat isi “Bunda” yang tidak dapat ditutup oleh pendapatan
menderita kerugian.
Penelitian ini dilakukan pada Home industry donat isi “Bunda” yang
Biaya-biaya untuk mengetahui jumlah produk yang harus dijual oleh Home
1. Observasi
mengenai obyek yang akan diteliti yaitu kondisi Home industry donat isi
2. Studi Kepustakaan
pembahasan masalah.
Data yang penulis perlukan adalah data kuantitatif yaitu data yang
angka yaitu :
27
2. Daftar biaya
4. Daftar penjualan
Sumber data yang penulis perlukan adalah data primer yaitu data yang
1. Klasifikasi Biaya
perusahaan tidak mengalami kerugian atau laba. Titik impas atau BEP dapat
𝐅𝐂
1. 𝐁𝐄𝐏 (𝐫𝐮𝐩𝐢𝐚𝐡 ) = 𝐕𝐂
𝟏−( )
𝐒
28
Dimana :
FC = Biaya Tetap
VC = Biaya variabel
S = Penjualan
𝐅𝐂
2. 𝐁𝐄𝐏 (𝐐) =
𝑷−𝑽𝑪
Dimana :
FC = Biaya Tetap
VC = Biaya Variabel
(dalam unit dan rupiah) dalam kondisi target laba adalah dengan
yang dimaksud :
FC+Target Laba
1. 𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙 (Rupiah) = VC
1−( )
S
FC+Target Laba
2. 𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙 (Unit) =
Harga per Unit−Biaya Variabel per Unit
29
BAB IV
Dalam bab ini penulis akan menjabarkan tentang hasil penelitian dan
donat isi “Bunda” yang terletak di Jalan Slamet Riyadi Gang.6 RT.17 Karang
Asam. Usaha ini merupakan usaha kecil menengah yang bergerak di bidang
produksi makanan atau kue donat yang berdiri sejak tahun 2015 oleh Ibu
Helmiyati. Untuk nama dari produk Ibu Helmiyati menyesuaikan nama panggilan
beliau yaitu Bunda, jadi nama dari produk Ibu Helmiyati ini sendiri ialah, Donat
isi “Bunda”.
Donat isi “Bunda” awalnya dikelola oleh Bunda Helmi dibantu oleh 2
orang saudaranya yang sekaligus menjadi karyawan di usaha rumah tangga ini.
Awal produksi donat, Bunda dan 2 karyawan hanya mampu membuat 200 pcs
dalam 1 kali produksi. Namun sekarang Bunda Helmi mampu memproduksi 600
pcs Donat isi dan menambah 2 orang karyawan ditahun 2016 sehingga Bunda
Helmi memiliki 4 Karyawan tetap. Produk donat yang diproduksi ada berbagai
varian rasa seperti donat isi strawberry, greentea, coklat, dan tiramisu. Home
kampus, Pasar pagi, warung kelontong yang ada di pinggiran jalan, dan
Mahasiswa yang sekarang banyak menjadi reseller Donat isi “Bunda” yang berada
di samarinda.
fungsi dan wewenang serta tanggung jawab setiap bagian dalam rangka mencapai
tujuan organisasi itu sendiri. Sehingga setiap perusahaan tentunya harus dapat
menentukan bentuk struktur organisasi yang tepat agar tujuan tersebut tercapai
Pada home industry Donat isi “Bunda” memiliki struktur organisasi yang
PIMPINAN
Adapun tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian pada Industri
a. Pimpinan
b. Bagian Produksi
2. Bagian penggorengan
33
telah dibentuk, setelah itu donat akan di isi oleh beberapa rasa
c. Bagian Pengepakan
sesuai.
d. Bagian penjualan
datang ke toko dan bertanggung jawab atas penjualan yang telah dimulai
terjadi.
Kegiatan produksi home industry Donat isi “Bunda” dimulai pukul 08.00
WITA hingga pukul 17.00 WITA. Proses produksi donat home industry Donat isi
bahan-bahan yang diolah dari proses awal sampai proses akhir menjadi produk
jadi. Proses tersebut yaitu dari tahap awal pengadonan bahan baku dan bahan
1. Tahap Pengadonan
Pada tahap pengadonan ini, bahan baku dan bahan penolong dicampur ke
dalam tempat adonan untuk selanjutnya diaduk menjadi satu agar terbentuk
34
menjadi adonan yang diinginkan. Adonan yang telah dicampur menjadi satu
2. Tahap penggorengn
besar. Masukan adonan donat yang telah mengembang kedalam wajan, goreng
hingga kecoklatan.
Pada tahap ini, donat yang telah dingin akan di isi dengan isian krim varian
rasa yang telah disediakan menggunakan jarum suntik khusus kue, lalu taburi
donat dengan gula halus dibagian atasnya agar terlihat lebih lezat.
4. Bagian Pengepakan
penelitian di home industry donat isi “Bunda. Home industry donat isi “Bunda”
tiramisu.
Data harga jual donat isi per unit pada home industry donat isi “Bunda”
Data produksi per unit setiap bulan pada Usaha donat isi “Bunda” selama
Bulan Produksi
Januari 11.000
Februari 11.060
Maret 11.000
April 10.800
Mei 11.100
Juni 9.900
Juli 11.000
Agustus 11.000
September 11.200
Oktober 11.000
November 11.300
Desember 11.600
Jumlah 131.960
Sumber: donat isi “Bunda” (telah diolah)
Data penjualan setiap bulan pada Usaha donat isi “Bunda” selama tahun
Rincian data biaya bahan baku tahun 2018 dapat dilihat pada tabel 4.4
sebagai berikut :
Harga per
No Keterangan Unit Jumlah
Unit
1 Januari
Tepung terigu 275 kg Rp 7.000 Rp 1.925.000
Mentega 55 Kg Rp 15.000 Rp 825.000
Telur 183 Btr Rp 1.500 Rp 275.000
Gula Pasir 46 kg Rp 12.000 Rp 550.000
Susu Full Cream 18 ktk Rp 55.000 Rp 1.008.333
Butter 37 Kg Rp 12.000 Rp 440.000
Jumlah 5.023.333
2 Februari
Tepung terigu 277 kg Rp 7.000 Rp 1.935.500
Mentega 55 Kg Rp 15.000 Rp 829.500
Telur 184 Btr Rp 1.500 Rp 276.500
Gula Pasir 46 kg Rp 12.000 Rp 553.000
Susu Full Cream 18 ktk Rp 55.000 Rp 1.013.833
Butter 37 Kg Rp 12.000 Rp 442.400
Jumlah 5.050.733
3 Maret
Tepung terigu 275 kg Rp 7.000 Rp 1.925.000
Mentega 55 Kg Rp 15.000 Rp 825.000
Telur 183 Btr Rp 1.500 Rp 275.000
Gula Pasir 46 kg Rp 12.000 Rp 550.000
Susu Full Cream 18 ktk Rp 55.000 Rp 1.008.333
Butter 37 Kg Rp 12.000 Rp 440.000
Jumlah 5.023.333
4 April
37
Rincian data biaya bahan penolong tahun 2018 dapat dilihat pada tabel 4.5
sebagai berikut :
Harga per
No Keterangan Unit Jumlah
Unit
1 Januari
Garam 0,7 gr Rp 2.000 Rp 1.410
Han (Pengembang kue) 92 Gr Rp 10.000 Rp 916.667
Softener cake 92 gr Rp 12.000 Rp 1.100.000
Krim isian Donat 44 Kg Rp 12.000 Rp 528.000
Gula Halus 37 Btr Rp 26.000 Rp 953.333
Minyak Goreng 62 kg Rp 25.000 Rp 1.551.282
Jumlah 5.050.692
2 Februari
Garam 0,7 gr Rp 2.000 Rp 1.418
Han (Pengembang kue) 92 Gr Rp 10.000 Rp 921.667
Softener cake 92 gr Rp 12.000 Rp 1.106.000
Krim isian Donat 44 Kg Rp 12.000 Rp 528.000
Gula Halus 37 Btr Rp 26.000 Rp 958.533
Minyak Goreng 62 kg Rp 25.000 Rp 1.559.744
Jumlah 5.075.362
3 Maret
Garam 0,7 gr Rp 2.000 Rp 1.410
Han (Pengembang kue) 92 Gr Rp 10.000 Rp 916.667
Softener cake 92 gr Rp 12.000 Rp 1.100.000
Krim isian Donat 44 Kg Rp 12.000 Rp 528.000
Gula Halus 37 Btr Rp 26.000 Rp 953.333
Minyak Goreng 62 kg Rp 25.000 Rp 1.551.282
Jumlah 5.050.692
4 April
Garam 0,7 gr Rp 2.000 Rp 1.385
Han (Pengembang kue) 90 Gr Rp 10.000 Rp 900.000
Softener cake 90 gr Rp 12.000 Rp 1.080.000
Krim isian Donat 44 Kg Rp 12.000 Rp 528.000
Gula Halus 36 Btr Rp 26.000 Rp 936.000
Minyak Goreng 61 kg Rp 25.000 Rp 1.523.077
Jumlah 4.968.462
5 Mei
Garam 0,7 gr Rp 2.000 Rp 1.423
Han (Pengembang kue) 93 Gr Rp 10.000 Rp 925.000
Softener cake 93 gr Rp 12.000 Rp 1.110.000
Krim isian Donat 44 Kg Rp 12.000 Rp 528.000
Gula Halus 37 Btr Rp 26.000 Rp 962.000
40
Rincian data biaya tenaga kerja langsung tahun 2018 dapat dilihat pada
Metode perhitungan penyusutan yang digunakan dalam penelitian adalah menggunakan metode garis lurus yaitu :
Biaya listrik yang dibayar tiap bulannya oleh Bunda Helmi yaitu sebesar
sehingga listrik yang digunakan selama 22 hari produksi atau sebulan yaitu Rp
Biaya air yang dibayar tiap bulannya oleh Bunda Helmi untuk produksi
Berikut ini adalah ringkasan untuk biaya overhead pabrik dan biaya
No Keterangan Jumlah
1 Gas Elpiji Rp 1.500.000
2 Biaya air Rp 1.800.000
3 Biaya Listrik Rp 5.400.000
4 Biaya penyusutan peralatan Rp 4.016.333
Total BOP Rp 12.716.333
Sumber: donat isi “Bunda” (telah diolah)
4.3 Analisis
Berdasarkan penyajian data yang penulis sajikan dan dengan alat analisis
yang digunakan serta ditunjang dengan beberapa dasar teori yang mendasarinya,
maka penulis akan menganalisa dan membahas sesuai dengan permasalahan yang
penelitian ini adalah menentukan tingkat break even point (BEP) pada usaha
donat isi “Bunda. Untuk menentukan tingkat break even point maka terlebih
44
biaya dalam tahap ini dilakukan dengan mendasarkan pada perilaku biaya,
klasifikasi biaya menjadi biaya tetap dan biaya variabel dapat dilihat pada tabel
Biaya Biaya
No Jenis Biaya Jumlah
Tetap Variabel
Biaya Produksi
Biaya bahan baku
1 Tepung terigu 23.093.000
2 Mentega 9.897.000
3 Telur 3.299.000
4 Gula Pasir 6.598.000
5 Susu Full Cream 12.096.333
6 Butter 5.278.400
Total Biaya Bahan Baku 60.261.733
Biaya tenaga kerja langsung
1 4 orang karyawan 36.960.000
Total Biaya Tenaga Kerja
36.960.000
Langsung
Biaya Overhead pabrik
Biaya bahan penolong
1 Garam 16.918
2 Han (Pengembang kue) 10.996.667
3 Softener cake 13.196.000
4 Krim isian Donat 6.336.000
5 Gula Halus 11.436.533
6 Minyak Goreng 18.609.744
Total biaya bahan penolong 60.591.862
Biaya overhead lainnya
1 Biaya Penyusutan 4.016.333
45
Peralatan
2 Biaya Air PDAM 1.800.000
3 Biaya Listrik 5.400.000
4 Biaya Pemakaian Gas 3kg 1.500.000
Total biaya overhead lainnya 12.716.333
Total biaya operasional 40.976.333 129.553.595 170.529.928
Sumber: Data diolah
3. Penjualan Rp 395.880.000
break even point analisis sebagaimana yang diidentifikasi diatas, selanjutnya akan
break even point dalam unit selama tahun 2018 sebagai berikut :
FC
BEP (Rp ) =
VC
1−( S )
46
40.976.333
BEP (Rp ) =
129.553.595
1−( )
395. 880.000
40.976.333
BEP (Rp ) =
1 − (0,32725471102)
40.976.333
BEP (Rp ) =
0,67274528898
Jadi, break even point dalam rupiah pada home industry donat isi “Bunda”
FC
BEP (Q) =
𝑃 − 𝑉𝐶
40.976.333
BEP (Q) =
3.000 − 982
40.976.333
BEP (Q) =
2.018
Jadi, break even point dalam unit pada home industry donat isi “Bunda”
BEP 0
47
laba dan tidak mendapatkan rugi. Tahun 2018 BEP rupiah perusahaan sebesar Rp
225.350.072,- pada tahun 2019 donat isi “Bunda” menetapkan target laba yaitu
kenaikan sebesar Rp 20.000.000 dari perolehan laba tahun 2018 sehingga laba
sebagai berikut:
FC + Target Laba
𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙 (Rupiah) =
VC
1−( S )
40.976.333 + 245.350.072
= 129.553.595
1−(395.880.000)
40.976.333 + 245.350.072
=
129.553.595
1−( )
395. 880.000
286.326.405
=
0,672745289
= Rp 425.608.934
FC + Target Laba
𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙 (Unit) =
Harga per Unit − Biaya Variabel per Unit
40.976.333 + 245.350.072
=
3.000 − 982
286.326.405
=
2.018
48
= 141. 886
Jadi, pada tahun 2019 apabila Usaha donat isi “Bunda” menginginkan laba
naik sebesar Rp 245.350.072 maka usaha ini harus dapat menjual produk donat
menginginkan laba naik sebesar Rp 20.000.000 dari laba tahun 2018 maka
usaha ini harus dapat menjual produk donat sebesar Rp 425.608.934 atau
sebanyak 141.886 unit dimana laba sebelum pajak Usaha donat isi
dalam hal terjadi penurunan penjualan, berapa pun penurunan penjualan yang
rugi. Tingkat keamanan pada usaha donat isi “Bunda” berdasarkan data penjualan
= Rp 425.608.934 - Rp 60.909.134
49
= Rp 364.699.800
425.608.934 – 60.909.134
= 𝑥100%
425.608.934
364.699.800
= 𝑥100%
425.608.934
= 86 %
hasilnya menunjukkan bahwa target penjualan atau (budget sales) dapat turun
4.4 Pembahasan
Dari perhitungan diatas penjualan donat isi tahun 2018 adalah sebagai
berikut :
1. Data penjualan donat isi yang terjual secara keseluruhan yaitu 131.960
3. Dari hasil perhitungan BEP yang dilakukan di usaha donat isi “Bunda”
sebesar Rp 425.608.934
mengalami kerugian.
51
BAB V
5.1 Simpulan
penjualan produk donat isi pada usaha donat isi “Bunda” telah mencapai titik
impas atau BEP (Break Even Point) pada saat volume penjualan mencapai 20.303
Setelah diketahui tingkat titik impas atau BEP (Break Even Point), maka
yang diinginkan oleh donat isi “Bunda” untuk tahun 2019 adalah kenaikan sebesar
Rp 20.000.000,- dari laba yang diperoleh pada tahun 2018 sehingga total laba
senilai Rp 425.608.934,-.
5.2 Saran
berikut :
biaya, volume dan laba untuk alat bantu dalam perencanaan laba usahanya
BPFE-YOGYAKARTA
Alfabeta
Grafindo Persada
Quandrant
pertama).Jakarta : CAPS
YOGYAKARTA
YOGYAKARTA