Anda di halaman 1dari 66

ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) DALAM PENJUALAN

DONAT PADA HOME INDUSTRY DONAT ISI “BUNDA”

Diajukan sebagai persyaratan untuk memenuhi derajat Ahli Madya (A.Md. Akun.)
pada Program Studi Diploma III (D3) Akuntansi
Jurusan Akuntansi
Politeknik Negeri Samarinda

Oleh :

Siti Syahroh
NIM 16 621 017

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDS
JURUSAN AKUNTANSI
PROGRAM STUDI D3 AKUNTANSI
SAMARINDA
2019

ii
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING

ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) DALAM PENJUALAN


DONAT PADA HOME INDUSTRY DONAT ISI “BUNDA”

NAMA : SITI SYAHROH

NIM : 16 621 017

JURUSAN : AKUNTANSI

PROGRAM STUDI : D3 AKUNTANSI

JENJANG STUDI : DIPLOMA III

Laporan Tugas Akhir ini telah disahkan


Pada tanggal, .....................

Menyetujui:

Pembimbing I, Pembimbing II,

Drs. Khairil Akbar, M.Si Rahmawati Fitriana, S.Pd., M.Pd.BI


NIP. 19600801 199003 1 002 NIP 19661231 199803 2 002

Mengesahkan:
Direktur Politeknik Negeri Samarinda

Ir. Ibayasid, M.Sc


NIP 19590303 198903 1 002

Lulus Ujian Tanggal: .........................

iii
HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI

ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) DALAM PENJUALAN


DONAT PADA HOME INDUSTRY DONAT ISI “BUNDA”

NAMA : SITI SYAHROH

NIM : 16 621 017

JURUSAN : AKUNTANSI

PROGRAM STUDI : D3 AKUNTANSI

JENJANG STUDI : DIPLOMA III

Laporan Tugas Akhir ini telah diuji dan disetujui


Pada tanggal, .....................

Dewan Penguji:

Penguji I,
Nama :
NIP :

Penguji II,
Nama :
NIP :

Penguji III,
Nama :
NIP :

Mengetahui:

Ketua Jurusan Akuntansi Ketua Program Studi D3 Akuntansi

Rifadin Noor, S.E., M.Si Dr. Sudarlan, S.E., M.T


NIP 19581005 199003 1 001 NIP 19611027 198903 1 002

iv
RIWAYAT HIDUP

Siti Syahroh, lahir pada tanggal 18 oktober 1998 di Samarinda,

Kalimantan Timur. Anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Bapak Amat dan

Ibu Puri. Agama yang dianut oleh penulis adalah agama Islam. Bertempat tinggal

di Jalan Kadrie Oening Komp. Kehutanan Blok B No. 38 Rt.20 Samarinda.

Memulai pendidikan formal pada tahun 2004 di SD Negeri 023 Samarinda

dan lulus pada tahun 2010. Selanjutnya pada tahun 2010 melanjutkan ke SMP

Negeri 4 Samarinda dan lulus pada tahun 2013. Pada tahun 2013 melanjutkan ke

SMK Negeri 1 Samarinda dengan mengambil jurusan Akuntansi dan lulus pada

tahun 2016.

Pada tahun 2016 melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi di Politeknik

Negeri Samarinda jurusan Akuntansi dengan program studi D3 Akuntansi.

Sebagai penerapan dari teori yang telah diperoleh selama mengikuti pendidikan di

Politeknik Negeri Samarinda, pada tahun 2018 penulis mengikuti praktek kerja

lapangan di PT Pelabuhan Indonesia (PELINDO) IV cabang Samarinda,

ditempatkan pada divisi Keuangan.

v
ABSTRAK

Syahroh, Siti. 2019. Analisis break even point (bep) dalam penjualan
donat pada home industry donat isi “Bunda”. Dibawah bimbingan Bapak Drs.
Khairil Akbar, M.Si, sebagai pembimbing pertama dan Ibu Rahmawati Fitriana,
S.Pd., M.Pd.BI, sebagai pembimbing kedua.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat titik impas
(BEP) baik dalam rupiah maupun dalam unit, tingkat laba yang direncanakan dan
tingkat margin of safety. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
break even poin, margin keamanan, dan perencanaan laba. Metode pengumpulan
data dengan observasi dan studi kepustakaan.
Berdasarkan hasil dari perhitungan dan pembahasan yang telah dilakukan
dalam penelitian ini, diketahui bahwa : 1. break event point tahun 2018 yaitu
20.303 unit atau sebesar Rp 60.909.134, 2. perusahaan menetapkan perencanaan
kenaikan laba sebesar Rp 20.000.000 pada tahun 2019 tingkat penjualan yang
harus dicapai sebesar Rp. 425.608.934 atau sebanyak 141.886 unit 3. Margin of
safety tahun 2018 yaitu sebesar 86%

Kata Kunci : Break even point, perencanaan laba

vi
ABSTRACT

Syahroh, Siti. 2019. Analysis of the break even point (bep) in the sale of
donuts on home industry donat isi “Bunda”. Under the advisor of Mr. Drs. Khairil
Akbar, M.Sc, as the first mentor and Ms. Rahmawati Fitriana, S.Pd., M.Pd.BI, as
the second advisor.
The purpose of this study was to determine the break even level (BEP)
both in rupiah and in units, the level of planned profit and the level of margin of
safety. The analytical tool used in this study is break even points, margin of safety
and profit planning. Methods of collecting data by observation and literature
study.
Based on the result of calculations and discussions that have been carried
out in this study, it is known that : 1. Break even point in 2018 which is 20.303
unitsor as much as Rp. 60.909.134,- 2. The company sets a plan to increase
profits by Rp. 20.000.000,- the level of sales that must be achieved is Rp.
425.608.934,- or 141.886 units 3. The margin of safety in 2018 is 86%.

Keywords: Break even point, profit planning

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang

senantiasa memberikan kemudahan bagi penulis sehingga dapat menyelesaikan

Laporan Tugas Akhir ini dengan baik, sehingga Laporan Tugas Akhir yang

berjudul “Analisis break even point (bep) dalam penjualan donat pada home

industry donat isi bunda”

Laporan ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan

jenjang pendidikan Diploma III pada Jurusan Akutansi Politeknik Negeri

Samarinda. Laporan ini disusun berdasarkan data yang penulis peroleh selama

melakukan penelitian mulai dari proses pengumpulan data sampai proses

pembahasan dan pelaporan hasil.

Dalam penulisan laporan ini penulis mengalami kendala, namun berkat

bantuan dari berbagai pihak penulis dapat menyelesaikannya. Dalam kesempatan

ini penulis sampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Ir. H. Ibayasid, Msc. Selaku Direktur Politeknik Negeri Samarinda.

2. Bapak Rifadin, Noor, S.E.,M.Si selaku ketua Jurusan Akutansi Politeknik

Negeri Samarinda.

3. Bapak Diyah Permana selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Politeknik

Negeri Samarinda.

4. Bapak Dr. Sudarlan,S.E., M.T, selaku Ketua Program Studi Jurusan

Akutansi D3.

viii
5. Bapak Drs. Khairil Akbar, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Pertama yang

telah banyak membantu dengan memberikan bimbingan, saran dan petunjuk

dalam penyelesaian Laporan Tugas Akhir ini.

6. Ibu Rahmawati Fitriana, S.Pd., M.Pd.BI selaku pembimbing kedua yang

telah banyak memberikan arahan dan masukan kepada penulis dalam hal

penulisan Laporan Tugas Akhir ini.

7. Bapak dan Ibu Dosen, beserta Staf Teknisi dan Administrasi Jurusan

Akutansi.

8. Ibu Helmiyati selaku pemilik usaha Donat isi “Bunda”, yang berkenan

memberikan informasi dan data yang dibutuhkan dalam penyusunan Tugas

Akhir ini.

9. Kedua orang tua, yang selalu memberikan dukungan baik secara moral

maupun materil dan juga doa untuk keberhasilan penulis.

10. Seluruh teman-teman jurusan akutansi yang telah memberikan semangat,

dukungan dan bantuan selama penyusunan Tugas Akhir ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini masih

banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun sehingga dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini dapat menjadi

lebih baik. Besar harapan penulis semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi

semua pihak yang menggunakannya.

Samarinda, Juli 2019

Siti Syahroh
NIM. 16 6621 017

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ..................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI.............................................................. iv
RIWAYAT HIDUP ................................................................................................. v
ABSTRAK ............................................................................................................. vi
ABSTRACT ............................................................. Error! Bookmark not defined.
KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang........................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 4
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................. 4
1.5 Sistematik Penulisan ............................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 7
2.1 Landasan Teori ....................................................................................... 7
2.1.1 Pengertian Akuntansi Manajemen .......................................................... 7
2.1.2 Fungsi Akuntansi Manajemen ................................................................ 8
2.1.3 Laba ........................................................................................................ 9
2.1.4 Rugi ...................................................................................................... 10
2.1.5 Penjualan .............................................................................................. 11
2.1.6 Pengertian Biaya ................................................................................... 12
2.1.7 Klasifikasi Biaya .................................................................................. 12
2.1.8 Pengertian Break Even Point ................................................................ 15
2.1.9Menentukan Tingkat Break Even Point (BEP) ...................................... 15
2.1.10 Analisa Break Even Point ................................................................... 17
2.1.11 Manfaat dan Kegunaan Analisa Break Even Point ............................. 18
2.1.12 Margin Pengaman (Margin Of Safety)................................................ 19
2.2 Kerangka Berfikir ................................................................................. 20
2.3 Definisi Konsepsional .......................................................................... 21

x
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 24
3.1 Definisi Operasional ............................................................................. 24
3.2 Objek Penelitian ................................................................................... 25
3.3 Metode Pengumpulan Data .................................................................. 26
3.4 Jenis dan Sumber Data yang Diperlukan .............................................. 26
3.5 Alat Analisis ......................................................................................... 27
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 30
4.1 Hasil Penelitian ..................................................................................... 30
4.1.1 Gambaran umum perusahaan .............................................................. 30
4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan ............................................................ 31
4.1.3 Proses Produksi ..................................................................................... 33
4.2 Penyajian Data ...................................................................................... 34
4.3 Analisis ........................................................................................................ 43
4.3.1 Klasifikasi Biaya ................................................................................... 44
4.3.2 Break Even Point .................................................................................. 45
4.3.3 Perencanaan Laba ................................................................................. 47
4.3.4 Margin of safety (MoS) ......................................................................... 48
4.4 Pembahasan ................................................................................................. 49
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 51
5.1 Simpulan ............................................................................................... 51
5.2 Saran ..................................................................................................... 52
DAFTAR RUJUKAN
LAMPIRAN

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 4. 1 Harga Jual Tahun 2018 .............................................................................35

Tabel 4. 2 Data Produksi Tahun 2018 ........................................................................35

Tabel 4. 3 Data Penjualan Tahun 2018 ......................................................................35

Tabel 4. 4 Data Biaya Bahan Baku Tahun 2018 ........................................................36

Tabel 4. 5 Data Biaya Bahan Penolong Tahun 2018 .................................................38

Tabel 4. 6 Biaya Tenaga Kerja Langsung Tahun 2018 ..............................................41

Tabel 4. 7 Data Penyusutan Peralatan Tahun 2018....................................................42

Tabel 4. 8 Biaya Overhead Pabrik LainnyaTahun 2018 ............................................43

Tabel 4. 9 Klasifikasi Biaya Operasional ..................................................................44

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Grafik Break Even Point ...................................................................17

Gambar 2. 1 Kerangka Pikir Penelitian..................................................................21

Gambar 4. 1 Struktur Organisasi Home Industry Donat Isi “Bunda” ....................32

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagai negara yang sedang berkembang, Indonesia sedang giat giatnya

menggalakkan pembangunan di segala bidang. Salah satu pembangunan ekonomi

Indonesia yang sedang berkembang adalah industri pengolahan. Hal ini

dikarenakan industri pengolahan merupakan salah satu sektor industri yang

memiliki kontribusi yang cukup besar terhadap pendapatan nasional negara.

Selain itu, sektor industri pengolahan juga merupakan salah satu penyedia

lapangan pekerjaan yang cukup penting. Home industry merupakan salah satu

jenis industri yang paling banyak terdapat di Indonesia.

Usaha home industry salah satunya ialah usaha kuliner, usaha ini merupakan

jenis usaha yang paling banyak diminati diseluruh wilayah termasuk Samarinda.

Usaha kuliner bisa dijalankan dengan berbagai jenis usaha seperti usaha ketring,

produksi makanan ringan atau cemilan. Kreativitas dan inovasi serta keahlian

dalam mengelola makanan yang beragam adalah salah satu kunci sukses dalam

usaha kuliner. Kreatifitas dan inovasi dapat menghasilkan produk olahan

makanan yang beragam, dari mulai ukuran makanan yang tidak biasa, warna dan

bentuk yang unik, atau rasa yang tidak biasa sampai kemasan yang dibuat

menarik.

Tujuan suatu usaha ialah untuk memperoleh keuntungan atau laba dari hasil

penjualan yang mereka lakukan. Laba sering sekali menjadi tolak ukur dari

kesuksesan sebuah usaha. Karena itu sebuah usaha penting untuk memiliki
2

perencanaan, karena sebuah perencanaan memiliki pengaruh terhadap keuntungan

sebuah usaha dan keberhasilan usaha tersebut kedepannya. Salah satu

perencanaan yang harus dibuat ialah perencanaan laba.

Untuk membuat perencanaan laba, manajer harus membuat secara terpadu

atas semua aktifitas yang sedang maupun yang akan dilakukan. Laba dipengaruhi

oleh tiga faktor yaitu: biaya produksi, volume penjualan, dan harga jual. Biaya

produksi berhubungan dengan perencanaan laba karena seluruh biaya yang

dikeluarkan dalam kegiatan operasional usaha akan berpengaruh terhadap laba

yang akan dihasilkan. Begitu juga halnya volume penjualan dan harga jual

keduanya memberikan pengaruh terhadap laba yang akan dihasilkan. Adanya

faktor-faktor tersebut yang saling mempengaruhi satu sama lain, maka perlu

adanya alat analisis dalam perencanaan laba. Salah satu alat analisis perencanaan

laba adalah analisis BEP (break even point).

Asumsi pada break even point dalam perencanaan laba terfokus pada titik

impas dimana biaya sama dengan pendapatan sehingga besarnya laba sama

dengan nol, dengan kata lain titik impas menunjukan usaha tidak mendapatkan

laba ataupun rugi. Analisis BEP diterapkan dengan tujuan membantu manajemen

dalam memberi informasi mengenai angka minimal yang harus diproduksi, agar

perusahaan tidak mengalami kerugian, penetapan target penjualan yang harus

dicapai dalam memperoleh laba sesuai dengan yang diharapkan dan penetapan

penurunan penjualan yang bisa ditoleransi agar perusahaan tidak mengalami

kerugian. Selain itu, analisis break even point juga bermanfaat sebagai dasar

perencanaan operasional usaha untuk mencapai laba yang direncanakan.


3

Dalam penelitian ini, penulis mengambil objek penelitian pada Home

Industry isi “Bunda”. Home industry ini bergerak dibidang kuliner, terletak di Jl.

Slamet Riyadi Samarinda. Home industry donat isi “Bunda” menjual berbagai

varian rasa donat isi antara lain, donat isi coklat, stroberi, tiramisu, green tea.

Dalam menjalankan usahanya, donat isi “Bunda” melakukan perhitungan

terhadap pengeluaran biaya-biaya dan pendapatan dari hasil penjualan donat isi

namun belum secara terperinci, untuk biaya-biaya yang timbul dari kegiatan

produksi seperti biaya penyusutan peralatan (mesin) tidak diperhitungkan dan

tidak dicatat sebagai biaya yang timbul karena proses kegiatan usaha, pemilik

hanya menghitung biaya bahan baku dan biaya pembantu sebagai biaya produksi.

Hal ini menyebabkan, pemilik tidak mengetahui secara tepat apakah tingkat

penjualan mereka selama satu periode memperoleh laba atau mengalami kerugian

serta pemilik juga belum mengetahui apakah tingkat volume penjualan telah

mencapai BEP.

Break even point memberikan informasi kepada pemilik mengenai tingkat

penjualan minimal yang harus dipertahankan agar tidak terjadi kerugian, atau

untuk digunakan sebagai perencanaan penjualan di masa yang akan datang

sehingga laba yang ditetapkan dapat tercapai.

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka penulis akan

melakukan penelitian dengan judul : “Analisis break even point (BEP) dalam

penjualan donat pada home industry donat isi “Bunda”.


4

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dikemukakan rumusan

masalah sebagai berikut :

1. Berapakah tingkat BEP pada home industry donat isi “Bunda” dalam satuan

rupiah dan unit?

2. Berapakah volume penjualan home industry donat isi “Bunda” untuk

mencapai kenaikan laba sebesar Rp 20.000.000 pada tahun 2019?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dapat dikemukakan tujuan

penelitian sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui tingkat BEP pada home industry Donat Isi “Bunda”

dalam satuan rupiah dan unit

2. Untuk mengetahui volume penjualan agar mencapai kenaikan laba sebesar

Rp 20.000.000 pada tahun 2019.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini, sebagai berikut :

1. Bagi penulis, untuk membandingkan pengaplikasian teori dan praktek yang

telah dipelajari di perkuliahan terhadap objek yang diteliti.

2. Bagi perusahaan, diharapkan dapat memberikan masukan dan informasi

mengenai analisis BEP (Break Even Point) atau analisis titik impas sebagai

perencanaan laba yang tepat untuk mencapai laba maksimal. Sehingga


5

kedepannya pihak perusahaan dapat memanfaatkan hasil penelitian ini

untuk keberlanjutan kegiatan operasional usaha.

3. Bagi pembaca atau peneliti selanjutnya, diharapkan dapat menjadi

referensi untuk penelitian-penelitian selanjutnya agar dapat melakukan

penelitian lebih baik lagi.

1.5 Sistematik Penulisan

Adapun sistematik penulisan Tugas Akhir (TA) ini adalah sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini menjelaskan mengenai latar belakang penulisan

Tugas Akhir, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan

penulisan, manfaat penulisan dan sistematika penulisan Tugas

Akhir.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menjelaskan tentang landasan teori yang diambil dari

berbagai literatur, kerangka konseptual, dan definisi konsepsional.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini menjelaskan tentang definisi operasional, rancangan

penelitian, obyek penelitian, jenis dan sumber data, teknik

pengumpulan data, serta metode dan alat analisis data.

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi berisi tentang hasil pengambilan data yang terdiri

dari gambaran umum perusahaan, struktur organisasi perusahaan,


6

penyajian data dan pembahasan data yang terdiri dari analisis dan

pembahasan break even point.

BAB V : SIMPULAN DAN SARAN

Berisi uraian mengenai simpulan dari hasil pembahasan beserta

saran yang dikemukakan peneliti untuk obyek yang diteliti.


7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

Sebagai dasar permasalahan dalam penelitian ini, penulis memberikan

beberapa pengertian atau teori-teori yang mendukung dalam pembahasan tersebut.

Adapun beberapa pengertian atau teori-teori yang dimaksud sebagai berikut:

2.1.1 Pengertian Akuntansi Manajemen

Pengertian akuntansi manajemen menurut Halim, dkk (2017:5) akuntansi

manajemen adalah suatu kegiatan yang menjadi bagian integral dari fungsi

(proses) manajerial yang dapat memberikan informasi keuangan dan nonkeuangan

bagi manajemen untuk pengambilan keputusan strategik organisasi untuk

mencapai tujuan organisasi.

Pengertian akuntansi manajemen menurut Sujarweni (2015:1) akuntansi

manajemen adalah salah satu bidang ilmu akuntansi yang mempelajari bagaimana

cara menghasilkan informasi keuangan untuk pihak manajemen yang selanjutnya

akan digunakan untuk pengambilan keputusan.

Pengertian akuntansi manajemen menurut Suradi (2009:13) akuntansi

manajemen disebut juga akuntansi manajerial. Akuntansi manajemen

menggabungkan antara akuntansi keuangan dan data yang diestimasi yang

bermanfaat bagi manajemen baik dala operasi harian maupun untuk perencanaan

perusahaan dimasa mendatang.


8

Jadi dapat disimpulkan akuntansi manajemen adalah akuntansi yang

menyajikan informasi keuangan untuk pihak-pihak internal perusahaan yang mana

informasi tersebut digunakan untuk proses pengambilan keputusan mengenai apa

saja tindakan yang harus diambil terkait dengan kegiatan operasional perusahaan.

2.1.2 Fungsi Akuntansi Manajemen

Fungsi akuntansi manajemen menurut Halim, dkk (2017:5) yang utama

meliputi : perencanaan, koordinasi, pengendalian, dan pengambilan keputusan.

Berikut ini dikemukakan secara singkat mengenai pengertian fungsi-fungsi

tersebut :

1. Perencanaan

Perencanaan adalah proses penentuan kegiatan-kegiatan yang akan

dilaksanakan oleh suatu organisasi pada masa yang akan datang, termasuk

di antaranya adalah penetepan tujuan organisasi dan metode atau cara

mencapai tujuan tersebut.

2. Koordinasi

Koordinasi adalah proses yang mengintegrasikan kegiatan masing-

masing bagian di dalam organisasi agar terjalin kerja sama untuk mencapai

tujuan yng telah ditetapkan.

3. Pengendalian

Pengendalian adalah proses yang menjamin bahwa organisasi

melakukan strateginya sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Aktivitas


9

pengendalian dilaksanakan dengan cara melakukan pengawasan terhadap

implementasi perencanaan dan mengambil tindakan koreksi diperlukan.

4. Pengambilan keputusan

Merupakan proses untuk memilih sebuah alternatif solusi yang terbaik

dari berbagai macam alternatif solusi yang ada. Pengambilan keputusan

yang strategik didefinisikan sebagai sebuah proses memilih berbagai macam

alternatif dengan tujuan untuk memilih satu atau lebih strategi yang dapat

memberikan jaminan rasional bagi perusahaan untuk bertahan dan tumbuh

dalam jangka waktu panjang.

2.1.3 Laba

Menurut Baridwan (2004:29) laba adalah kenaikan modal (aktiva bersih)

yang berasal dari transaksi sampingan atau transaksi yang jarang terjadi dari suatu

badan usaha, dan dari semua transaksi atau kejadian yang lain mempengaruhi

badan usaha selama satu periode kecuali yang timbul dari pendapatan (revenue)

atau investasi oleh pemilik.

Menurut Supriyono (1991:188) laba selain dari adalah perubahan aktiva

bersih selain dari perubahan investasi para pemilik yang dibuat dalam periode

tertentu. Besarnya laba ditentukan dari proses mempertemukan secara wajar

antara semua pendapatan dengan semua beban yang terjadi dalam periode yang

sama di dalam suatu laporan laba rugi.

Laba merupakan jumlah residual yang tertinggal setelah semua beban

(termasuk penyesuaian pemeliharaan modal, kalau ada) dikurangi pada


10

penghasilan. Kalau beban melebihi pengahasilan, maka jumlah residualnya

merupakan kerugian bersih (Ikatan Akuntansi Indonesia: 2007).

Dapat disimpulkan bahwa laba merupakan selisih antara total penghasilan

dan total biaya yang dikeluarkan pada suatu kegiatan usaha yang dijalankan dalam

satu periode tertentu.

2.1.4 Rugi

Menurut Baridwan (2004:30) rugi adalah penurunan modal (aktiva bersih)

dari transaksi sampingan atau transaksi yang jarang terjadi dari suatu bdan usaha

dan dari semua transaksi atau kejadian lain yang mempengaruhi badan usaha

selama suatu periode kecuali timbul dari biaya (expense) atau distribusi pada

pemilik.

Menurut Supriyono (1991:189) rugi (losses) adalah berkurangnya aktiva

atau sumber-sumber ekonomi perusahaan yang bukan karena pengambilan

pemilik dan atas pengurangan aktiva atau sumber tersebut tidak ada manfaat yang

diperoleh oleh perusahaan.

Loss (kerugian) adalah jumlah pengeluaran atau biaya yang lebih besar

dibandingkan dengan pendapatan yang diterima, dalam asuransi dapat pula

diartikan sebagai besarnya pembayaran yang harus diberikan oleh penanggung

kepada tertanggung atas terjadinya hal yang diasuransikan, (Kamus BI).

Dari pengertian yang dikemukakan di atas mengenai pengertian rugi,

penulis dapat menarik kesimpulan bahwa rugi adalah pengeluaran yang lebih
11

besar dari pendapatan yang diterima sehingga pendapatan tersebut tidak bisa

menutup biaya yang telah dikeluarkan.

2.1.5 Penjualan

Penjualan merupakan salah satu fungsi pemasaran yang sangat penting dan

menentukan bagi perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan memperoleh laba

untuk kelangsungan hidup perusahaan.

Menurut Kasmir (2014:305) penjualan adalah jumlah omzet barang atau

jasa yang dijual, baik dalam unit ataupun dalam rupiah. Menurut Hery (2015:47)

penjualan merupakan total jumlah yang dibebankan kepada pelanggan atas barang

dagangan yang dijual perusahaan, baik meliputi penjualan tunai maupun

penjualan secara kredit.

Dalam buku Irfan Fahmi (2014:99) penjualan (sales) merupakan

penerimaan yang diperoleh dari pengiriman barang dagangan atau penyerahan

dalam bursa sebagai bahan pertimbangan (Siegel dan Shim). Di sisi lain penjualan

menurut Jumingan merupakan “penghasilan utama dari perusahaan dagang,

perusahaan jasa, atau perusahaan industri berupa hasil penjualan barang atau jasa

kepada pembeli, langganan, penyewa, dan pemakai jasa lainnya.”

Beberapa uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa penjualan merupakan

kegiatan perusahaan dalam menjual barang atau jasa dengan harapan memperoleh

laba. Penjualan dapat dilakukan secara tunai maupun kredit.


12

2.1.6 Pengertian Biaya

Menurut Supriyono (1991:185) istilah biaya didefinisikan sebagai

pengorbanan ekonomis yang dibuat untuk memperoleh barang atau jasa. Dengan

kata lain, biaya adalah harga perolehan barang atau jasa yang diperlukan oleh

organisasi, besarnya biaya diukur dalam satuan moneter, di Indonesia adalah

rupiah, yang jumlahnya dipengaruhi oleh transaksi dalam rangka pemilikan

barang dan jasa tersebut.

Menurut Mulyadi (2017:8) dalam arti luas biaya adalah pengorbanan

sumber ekonomis, yang diukur dalam satuan uang, yang terjadi atau yang

kemungkinan akan terjadi unutk mencapai tujuan tertentu. Dalam arti sempit

diartikan sebagai pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva yang

disebut dengan istilah harga pokok yang dikorbankan di dalam suatu usaha untuk

memperoleh penghasilan. Ada 4 unsur pokok dalam definisi biaya tersebut di atas

1. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi,

2. Diukur dalam satuan uang,

3. Yang telah terjadi atau yang secara potensial akan terjadi,

4. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu.

Definisi di atas dapat disimpulkan bahwa biaya adalah semua pengorbanan

yang perlu dilakukan untuk proses produksi, yang dinyatakan dengan suatuan

uang baik yang sudah terjadi maupun yang akan terjadi.

2.1.7 Klasifikasi Biaya


13

Bila aktivitas bisnis meningkat atau menurun, biaya tertentu mungkin akan

naik atau turun atau mungkin juga tetap. Untuk tujuan perencanaan manajer harus

dapat mengantisipasi apakah yang akan terjadi. Jika biaya mengalami perubahan,

manajer harus tahu sejauh mana perubahannya.

Berdasarkan hubungannya dengan perubahan volume kegiatan perusahaan,

biaya dapat digolongkan sebagai berikut menurut Halim, dkk (2017:21):

1. Biaya variabel adalah biaya-biaya yang totalnya selalu berubah secara


proporsional (sebanding) dengan perubahan volume kegiatan
perusahaan.
2. Biaya tetap adalah biaya-biaya yang di dalam jarak kapasitas (range of

capacity) tertentu totalnya tetap, meskipun volume kegiatan

perusahaan berubah-ubah.

3. Biaya semi variabel adalah biaya-biaya yang totalnya selalu berubah

tetapi tidak proporsional dengan perubahan volume kegiatan

perusahaan. Berubahnya biaya ini tidak dalam tingkat perubahan yang

konstan. Dalam biaya semi variabel ini terkandung unsur biaya tetap

dan unsur biaya variabel.

Menurut Supriyono (2016:27), Penggolongan biaya sesuai dengan tendensi

perubahannya terhadap terutama untuk tujuan perencanaandan pengendalian biaya

serta pengambilan keputusan. Tendesi perubahan terhadap kegiatan dapat

dikelompokkan menjadi :

1. Biaya tetap (fixed cost)

Biaya tetap memiliki karakteristik sebagai berikut :


14

a. Biaya yang jumlah totalnya tetap konstan tidak dipengaruhi oleh

perubahan volume kegiatan atau aktivitas sampai dengan

tingkatan tertentu.

b. Pada biaya tetap, satuan (unit cost) akan berubah berbanding

terbalik dengan perubahan volume kegiatan, semakin tinggi

volume kegiatan semakin rendah satuan, semakin rendah

volume kegiatan semakin tinggi biaya satuan.

2. Biaya variabel (variabel cost)

Biaya variabel memilik karakteristik sebagai berikut :

a. Biaya yang jumlah totalnya akan berubah secara sebanding

(proporsional) dengan perubahan volume kegiatan, semakin

besar volume kegiatan semakin tinggi jumlah total biaya

variabel, semakin rendah volume kegiatan semakin rendah

jumlah total biaya variabel.

b. Pada biaya variabel, biaya satuan tidak dipengaruhi oleh

perubahan volume kegiatan, jadi biaya satuan konstan.

3. Biaya semi variabel (semi variabel cost)

Biaya semi variabel memiliki karakteristik sebagai berikut :

a. Biaya yang jumlah totalnya akan berubah sesuai dengan

perubahan volume kegiatan, akan tetapi sifat perubahannya

tidak sebanding. Semakin tinggi volume kegiatan semakin besar

jumlah biaya total, semakin rendah volume kegiatan semakin

rendah biaya, tetapi perubahannya tidak sebanding.


15

b. Pada biaya semi variabel, biaya satuan akan berubah terbalik

dihubungkan dengan perubahan volume kegiatan tetapi sifatnya

tidak sebanding. Sampai dengan tingkatan kegiatan tertentu

semakin tinggi volume kegiatan semakin rendah biaya satuan,

semakin rendah volume kegiatan semakin tinggi biaya satuan.

2.1.8 Pengertian Break Even Point

Menurut Sunyoto (2013:123) break even point adalah suatu keadaan dimana

perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak mengalami bikerugian. Pada saat

keadaan itu dicapai hasil penjualan sama dengan jumlah biayanya.

Menurut Kasmir (2008:333) “Titik impas adalah suatu keadaan di mana

perusahaan beroperasi dalam kondisi tidak memperoleh pendapatan (laba) dan

tidak pula menderita kerugian.”

Jadi dapat disimpulkan titik impas adalah suatu titik atau posisi yang

menunjukkan dimana total penjualan adalah pada titik yang sama dengan total

biaya. Artinya hanya kembali modal atau tidak memperoleh laba namun juga

tidak mengalami kerugian. Fungsi lain dari break even adalah memberikan

informasi kepada pimpinan perusahaan mengenai berbagai tingkat volume

kegiatan/penjualan serta hubungannya dengan kemungkinan memperoleh laba

atau kerugian menurut tingkat penjualan yang bersangkutan.

2.1.9 Menentukan Tingkat Break Even Point (BEP)


16

Untuk dapat menentukan tingkat break even, maka biaya yang terjadi

harus dapat dipisahkan menjadi biaya tetap dan biaya variabel. Semakin besar

hasil produksi, maka biaya tetap persatuan akan semakin kecil, sebaliknya

semakin rendah hasil produksi maka biaya tetap persatuan akan semakin besar.

Perhitungan untuk menentukan luas operasi pada tingkat break even dapat

dilakukan dengan menggunakan suatu rumus tertentu, tetapi untuk

menggambarkan tingkat volume dengan labanya maka diperlukan grafik atau

bagan break even. Tingkat break even dapat ditentukan dengan rumus:

1. Dalam rupiah

𝐹𝐶
Break even point (Rp) = 𝑉𝐶
1− 𝑆

2. Dalam unit

𝐹𝐶
Break even point (Rp) =
𝑃 − VC

Keterangan :

FC = biaya tetap

VC = Biaya variabel

P = Harga / unit

S = Penjualan

Break even point (Rp) = Jumlah untuk produk yang dihasilkan impas

dalam rupiah

Break even point (Q) = Jumlah untuk produk yang dihasilkan impas

dalam unit.
17

Perhitungan BEP dapat disajikan dalam grafik break even dimana

garis biaya dan garis penjualan pada titik impas.

Gambar 2.1 Grafik Break Even Point

2.1.10 Analisa Break Even Point

Analisis break even merupakan analisis untuk menentukan tingkat penjualan

yang harus dicapai oleh perusahaan agar tidak menderita kerugian, tetapi juga

belum memperoleh keuntungan. Dengan analisis break even akan diketahui

berbagai tingkat keuntungan atau kerugian untuk berbagai tingkat penjualan.

Analisis break even point adalah suatu teknis menganalisa untuk

mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan volume

kegiatan. Oleh karena itu analisa, tersebut sering disebut analisa break even.

Analisa ini merupakan analisa perencanaan laba.

Analisis break even penting bagi manajemen untuk mengetahui hubungan

antara biaya, volume dan laba, terutama informasi mengenai jumlah penjualan
18

minimum dan besarnya penurunan realisasi penjualan dari rencana penjualan agar

perusahaan tidak menderita rugi.

Analisis impas, sebagaimana telah dikemukakan di atas, didasarkan pada

asumsi-asumsi. Jika salah satu asumsi berubah, maka akan mempengaruhi posisi

impas, dan pada gilirannya perubahaan tersebut akan mempengaruhi laba

perusahaan.

Asumsi yang mendasari analisis impas adalah sebagai berikut :

1. Harga jual per unit tidak berubah-ubah pada berbagai volume

penjualan.

2. Perusahaan berproduksi pada jarak kapasitas yang relatif konstan.

3. Biaya dapat dipisahkan menjadi biaya tetap dan biaya variabel. Biaya

tetap jumlahnya tidak berubah dalam jarak kapasitas tertentu,

sedangkan biaya variabel berubah secara proporsional dengan

perubahan volume kegiatan perusahaan.

4. Jumlah perubahan persediaan awal dan persediaan akhir tidak

berarti.Jika perusahaan menjual lebih dari satu macam produk

komposisi produk yang dijual dianggap tidak berubah. (Halim, dkk

(2017:83)

2.1.11 Manfaat dan Kegunaan Analisa Break Even Point

Manfaat break even point antara lain :

1. Alat perencanaan untuk menghasilkan laba


19

2. Memberikan informasi mengenai tingkat volume penjualan, serta

hubungan dengan kemungkinan memperoleh laba menurut tingkat

penjualan yang bersangkutan.

3. Mengevaluasi laba dari perusahaan secara keseluruhan .

4. Mengganti sistem laporan yang tebal dengan grafik yang mudah

dibaca dan dimengerti

Analisa BEP sangat penting bagi pimpinan perusahaan untuk mengetahui

pada tingkat produksi berapa jumlah biaya akan sama dengan jumlah penjualan

atau dengan kata lain dengan mengetahui BEP kita akan mengetahui hubungan

antara penjualan, produksi, harga jual, biaya, rugi atau laba, sehingga

memudahkan bagi pimpinan untuk mengambil kebijaksanaan.

2.1.12 Margin Pengaman (Margin Of Safety).


Dalam mengevaluasi risiko pengoperasian suatu usaha, para manajer dapat

memakai beberapa indikator. Salah satu indikator yang paling penting adalah

margin pengaman. Menurut Kasmir (2008:345) margin pengaman merupakan

hubungan atau selisih antara penjualan tertentu (sesuai anggaran) dengan

penjualan pada titik impas.

Menurut Samryn (2012:181) margin keamanan (margin safety) merupakan

kelebihan penjualan yang dianggarkan atau realisasi di atas titik impas. Hasil

perhitungannya menunjukkan jumlah sampai seberapa besar penjualan turun

sehingga sampai pada titik impas. Perhitungan ini dapat dijadikan sebagai acuan

bagi manajemen agar lebih berhati-hati dalam memelihara tingkat penjualan yang
20

sudah dicapai, agar perusahaan tidak mengalami penurunan penjualan sampai

pada suatu tingkat yang merugikan.

Berikut rumusan yang dapat digunakan untuk menghitung margin

pengaman atau margin of safety (MoS):

1. MoS (Rp)= Total penjualan – Penjualan Impas

2. Rumus margin pengaman dalam bentuk persentase :

Total penjualan – Penjualan Impas


MoS = 𝑥100%
Total penjualan

2.2 Kerangka Berfikir

Kerangka pikir penelitian merupakan sintesis dari tinjauan teori yang

mencerminkan keterkaitan antar variabel yang diteliti dan merupakan tuntunan

untuk memecahkan masalah penelitian. Dalam melakukan analisis biaya volume

dan laba pertama dilakukan klasifikasi biaya tetap, biaya variabel dan biaya semi

variabel, kedua dilakukan pemisahan biaya semi variabel menjadi biaya tetap dan

biaya variabel, ketiga dilakukan pengolahan data biaya yang telah dipisahkan

melalui Titik Impas (BEP), Margin Pengaman (Margin Of Safety).


21

Donat Isi “Bunda”

Biaya Produksi

Klasifikasi Biaya :

1. Biaya Tetap
2. Biaya Varabel

Menghitung Titik Impas / BEP

Analisis BEP

Gambar 2.2 Kerangka Pikir Penelitian

Kerangka Pikir Penelitian


2.3 Definisi Konsepsional

Definisi konsepsional adalah tahapan dalam menentukan dan memberikan

batasan pengertian dari variabel yang diteliti dalam suatu penelitian. Sesuai

dengan apa yang diteliti dan untuk mempermudah pemahaman dari laporan

penelitian ini, maka akan diuraikan dari setiap variabel judul yang diangkat, yaitu:

1. Biaya Tetap

Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang tidak berubah jumlahnya

walaupun jumlah yang diproduksi/dijual berubah dalam kapasitas

normal. (Sujarweni, 2015:13)

2. Biaya Variabel
22

Biaya variabel (variabel cost) adalah biaya yang jumlahnya berubah-

ubah, namun perubahannya sebanding deng perubahan volume

produksi/penjualan. (Sujarweni, 2015:12)

3. Penjualan

Penjualan merupakan kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan dalam

menjual barang atau jasa dengan harapan akan memperoleh laba dari

adanya transaksi-transaksi tersebut dan penjualan dapat diartikan

sebagai pengalihan atau pemindahan hak kepemilikan dari pihak

penjual ke pembeli. (Mulyadi, 2015)

4. Laba

Laba adalah kenaikan modal (aktiva bersih) yang berasal dari

transaksi sampingan atau transaksi yang jarang terjadi dari suatu

badan usaha, dan dari semua transaksi atau kejadian yang lain

mempengaruhi badan usaha selama satu periode kecuali yang timbul

dari pendapatan (revenue) atau investasi oleh pemilik. (Baridwan,

2004:29)

5. Rugi

Menurut Supriyono (1991:189) rugi (losses) adalah berkurangnya

aktiva atau sumber-sumber ekonomi perusahaan yang bukan karena

pengambilan pemilik dan atas pengurangan aktiva atau sumber

tersebut tidak ada manfaat yang diperoleh oleh perusahaan.

6. Break Even Point


23

Break even point atau impas atau pulang pokok adalah keadaan suatu

yang pendapatan penjualannya sama dengan jumlah total biayanya,

atau besarnya contribution margin sama dengan total biaya tetap,

dengan kata lain perusahaan tidak menderita rugi atau rugi labanya

sebesar nol. (Supriyono, 1999:516)

7. Margin of safety

Margin keamanan (margin safety) merupakan kelebihan penjualan

yang dianggarkan atau realisasi di atas titik impas. (Samryn,

2012:181)
24

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional

Untuk memperjelas setiap indikator yang digunakan dalam penulisan

penelitian maka berikut adalah penjelasan terhadap variabel-variabel yang akan

diteliti. Dalam membatasi permasalahan penelitian berikut beberapa pengertian

variabel-variabel utama yang diteliti:

1. Biaya Tetap

Biaya tetap dalam penelitian ini adalah seluruh biaya yang jumlahnya

tetap dan konstan tidak dipengaruhi terhadap volume produksi donat

dan penjualan donat pada Home industry donat isi “Bunda”.

2. Biaya Variabel

Biaya variabel dalam penelitian ini adalah seluruh biaya yang

jumlahnya berubah sebanding dengan perubahan volume produksi

donat dan penjualan donat pada Home industry donat isi “Bunda”.

3. Penjualan

Penjualan dalam penelitian ini adalah kegiatan yang dilakukan oleh

Home industry donat isi “Bunda” dalam menjual donat dengan

harapan akan memperoleh laba dari adanya transaksi-transaksi

tersebut.

4. Titik Impas (Break Even Point atau BEP)


25

Titik impas (break even point atau BEP) dalam penelitian ini adalah

jumlah penjualan Home industry donat isi “Bunda” sama dengan

jumlah seluruh biaya yang dikeluarkan.

5. Laba

Laba dalam penelitian ini adalah imbalan atas upaya Home industry

donat isi “Bunda” dalam menghasilkan donat. Ini berarti laba

merupakan kelebihan pendapatan atas biaya total yang terjadi.

6. Rugi

Rugi dalam penelitian ini adalah pembiayaan yang dilakukan Home

industry donat isi “Bunda” yang tidak dapat ditutup oleh pendapatan

atau penerimaan yang atas transaksi yang dilakukan oleh Home

industry donat isi “Bunda”.

7. Margin pengaman (margin of safety)

Margin pengaman (margin of safety) dalam penelitian ini Memberikan

informasi tentang seberapa jauh realisasi penjualan dapat turun dari

rencana penjualan agar Home industry donat isi “Bunda” tidak

menderita kerugian.

3.2 Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Home industry donat isi “Bunda” yang

berlokasi di Jalan Slamet Riyadi Gang.6 RT.17 Karang Asam Samarinda,

Kalimantan Timur untuk meneliti laporan volume produksi, penjualan dan


26

Biaya-biaya untuk mengetahui jumlah produk yang harus dijual oleh Home

industry kepada konsumennya selama tahun 2018 agar tidak menderita

kerugian atau mendapat laba.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Teknik pengambilan data yang digunakan penulis adalah sebagai berikut :

1. Observasi

Observasi dilakukan dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap

obyek yang akan diteliti sehingga didapatkan gambaran yang jelas

mengenai obyek yang akan diteliti yaitu kondisi Home industry donat isi

“Bunda”. Selain itu, penulis juga melakukan wawancara langsung dengan

narasumber tanpa menggunakan kuisioner.

2. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan ini dilakukan untuk mengumpulkan data yang

berhubungan dengan pembahasan melalui keperpustakaan dengan cara

membaca dan menggunakan literature yang berhubungan dengan

pembahasan masalah.

3.4 Jenis dan Sumber Data yang Diperlukan

1. Jenis data yang diperlukan

Data yang penulis perlukan adalah data kuantitatif yaitu data yang

diukur dengan menggunakan alat pengukur sederhana dan berbentuk

angka yaitu :
27

1. Gambaran umum perusahaan

2. Daftar biaya

3. Daftar harga/unit barang yang dijual

4. Daftar penjualan

2. Sumber data yang diperlukan

Sumber data yang penulis perlukan adalah data primer yaitu data yang

diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti secara langsung dari sumber

data dengan cara observasi.

3.5 Alat Analisis

Untuk memperoleh data yang akan digunakan untuk menjawab

permasalahan yang telah diidentifikasikan sebelumnya, maka diperoleh data dari

berbagai sumber, yaitu :

1. Klasifikasi Biaya

Mengklasifikasikan semua biaya-biaya yang dikeluarkan ke dalam

biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel (variable cost).

2. Analisis BEP (Halim, dkk 2017:76)

Menurut informasi yang digunakan oleh manajemen untuk

mendapatkan gambaran tentang tingkat volume penjualan minimum agar

perusahaan tidak mengalami kerugian atau laba. Titik impas atau BEP dapat

dihitung menggunakan rumus :

𝐅𝐂
1. 𝐁𝐄𝐏 (𝐫𝐮𝐩𝐢𝐚𝐡 ) = 𝐕𝐂
𝟏−( )
𝐒
28

Dimana :

BEP (rupiah) = Break Even Point atas dasar rupiah

FC = Biaya Tetap

VC = Biaya variabel

S = Penjualan

𝐅𝐂
2. 𝐁𝐄𝐏 (𝐐) =
𝑷−𝑽𝑪

Dimana :

BEP (Q) = Break Even Point atas dasar Unit

FC = Biaya Tetap

VC = Biaya Variabel

P = Harga jual perunit

3. Perencanaan Laba (Profit Planning)

Formula (rumus) yang umum digunakan untuk menghitung penjualan

(dalam unit dan rupiah) dalam kondisi target laba adalah dengan

menggunakan rumus perhitungan kondisi titik impas sebelumnya serta

menambahkan target laba yang diinginkan atau diharapkan, berikut rumusan

yang dimaksud :

Kondisi target laba dalam (Rupiah):

FC+Target Laba
1. 𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙 (Rupiah) = VC
1−( )
S

FC+Target Laba
2. 𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙 (Unit) =
Harga per Unit−Biaya Variabel per Unit
29

4. Margin Pengaman / Margin of Safety (MoS)

Berikut beberapa rumusan yang dapat digunakan untuk menghitung margin

pengaman (margin of safety)

1. MoS (Rp) = Total penjualan – Penjualan Impas

2. Rumus margin pengaman dalam bentuk persentase:

Total penjualan – Penjualan Impas


MoS = 𝑥100%
Total penjualan
30

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Dalam bab ini penulis akan menjabarkan tentang hasil penelitian dan

akan membahas permasalahan mengenai analisis break event point perusahaan

dengan teori akuntansi. Adapun data-data yang ada sebagai berikut :

4.1.1 Gambaran umum perusahaan


Objek yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah home industry

donat isi “Bunda” yang terletak di Jalan Slamet Riyadi Gang.6 RT.17 Karang

Asam. Usaha ini merupakan usaha kecil menengah yang bergerak di bidang

produksi makanan atau kue donat yang berdiri sejak tahun 2015 oleh Ibu

Helmiyati. Untuk nama dari produk Ibu Helmiyati menyesuaikan nama panggilan

beliau yaitu Bunda, jadi nama dari produk Ibu Helmiyati ini sendiri ialah, Donat

isi “Bunda”.

Donat isi “Bunda” awalnya dikelola oleh Bunda Helmi dibantu oleh 2

orang saudaranya yang sekaligus menjadi karyawan di usaha rumah tangga ini.

Awal produksi donat, Bunda dan 2 karyawan hanya mampu membuat 200 pcs

dalam 1 kali produksi. Namun sekarang Bunda Helmi mampu memproduksi 600

pcs Donat isi dan menambah 2 orang karyawan ditahun 2016 sehingga Bunda

Helmi memiliki 4 Karyawan tetap. Produk donat yang diproduksi ada berbagai

varian rasa seperti donat isi strawberry, greentea, coklat, dan tiramisu. Home

industry ini berproduksi setiap hari senin hingga jumat.


31

Jangkauan pemasaran Bunda Helmi sangat luas yaitu di toko swalayan

atau supermarket, koperasi-koperasi perusahaan, warung makan di sekitaran area

kampus, Pasar pagi, warung kelontong yang ada di pinggiran jalan, dan

Mahasiswa yang sekarang banyak menjadi reseller Donat isi “Bunda” yang berada

di samarinda.

4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi merupakan susunan gambar yang menampilkan setiap

bagian di perusahaan yang mana bagian-bagian tersebut memiliki fungsi-fungsi

tertentu sesuai keperluan. Struktur organisasi dibuat untuk mengetahui fungsi-

fungsi dan wewenang serta tanggung jawab setiap bagian dalam rangka mencapai

tujuan organisasi itu sendiri. Sehingga setiap perusahaan tentunya harus dapat

menentukan bentuk struktur organisasi yang tepat agar tujuan tersebut tercapai

secara efisien dan efektif.

Pada home industry Donat isi “Bunda” memiliki struktur organisasi yang

masih sederhana, dimana pemilik bertindak sebagai pimpinan dan langsung

membawahi bagian produksi dan bagian pemasaran. Adapun struktur organisasi

home industry Donat isi “Bunda” digambarkan sebagai berikut :


32

PIMPINAN

BAGIAN BAGIAN BAGIAN

PRODUKSI PENGEPAKAN PENJUALAN

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Home Industry Donat isi “Bunda”

Adapun tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian pada Industri

Rumahan Donat isi “Bunda” adalah :

a. Pimpinan

Pimpinan atau pemilik pada home industry Donat isi “Bunda”

mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut :

1. Mengawasi seluruh kegiatan karyawan.

2. Memiliki kebijakan dalam pengambilan keputusan.

3. Bertanggung jawab sepenuhnya atas seluruh kegiatan operasional

home industry Donat isi “Bunda”.

b. Bagian Produksi

Bagian produksi pada home industry Donat isi “Bunda” terdapat 2

bagian produksi yaitu bagian pembuatan adonan dan penggorengan. Setiap

bagian memiliki masing-masing tugas diantaranya :

1. Bagian pembuatan adonan

Bagian ini bertugas untuk mengolah bahan baku dan bahan

penolong menjadi sebuah adonan donat.

2. Bagian penggorengan
33

Bagian penggorengan bertugas untuk menggoreng donat yang

telah dibentuk, setelah itu donat akan di isi oleh beberapa rasa

seperti rasa coklat, strawberry, tiramisu dan greentea.

c. Bagian Pengepakan

Bagian pengepakan bertugas dan bertanggung jawab untuk

menghitung sesuai jumlah produk lalu dibungkus dengan kardus yang

sesuai.

d. Bagian penjualan

Bagian Penjualan bertugas melayani pembeli atau pelanggan yang

datang ke toko dan bertanggung jawab atas penjualan yang telah dimulai

terjadi.

4.1.3 Proses Produksi

Kegiatan produksi home industry Donat isi “Bunda” dimulai pukul 08.00

WITA hingga pukul 17.00 WITA. Proses produksi donat home industry Donat isi

“Bunda” diklasifikasikan menjadi beberapa tahap proses produksi, mulai dari

bahan-bahan yang diolah dari proses awal sampai proses akhir menjadi produk

jadi. Proses tersebut yaitu dari tahap awal pengadonan bahan baku dan bahan

penolong sampai tahap akhir pengemasan produk jadi.

Proses produksi donat isi

1. Tahap Pengadonan

Pada tahap pengadonan ini, bahan baku dan bahan penolong dicampur ke

dalam tempat adonan untuk selanjutnya diaduk menjadi satu agar terbentuk
34

menjadi adonan yang diinginkan. Adonan yang telah dicampur menjadi satu

tersebut menghasilkan adonan donat, kemudian selanjutnya di diamkan beberapa

saat agar mengembang lalu diproses di bagian penggorengan.

2. Tahap penggorengn

Dalam proses penggorengan, panas kan minyak gorengan dalam wajan

besar. Masukan adonan donat yang telah mengembang kedalam wajan, goreng

hingga kecoklatan.

3. Tahap Pengisian isian donat

Pada tahap ini, donat yang telah dingin akan di isi dengan isian krim varian

rasa yang telah disediakan menggunakan jarum suntik khusus kue, lalu taburi

donat dengan gula halus dibagian atasnya agar terlihat lebih lezat.

4. Bagian Pengepakan

Bagian pengepakan bertugas dan bertanggung jawab untuk menghitung

produk lalu disusun kedalam kardus sesuai jumlah penjualan.

4.2 Penyajian Data

Berikut adalah rincian data yang diperoleh penulis selama melakukan

penelitian di home industry donat isi “Bunda. Home industry donat isi “Bunda”

memproduksi donat dengan dengan varian rasa coklat, strawberry, greentea,

tiramisu.

Data harga jual donat isi per unit pada home industry donat isi “Bunda”

tahun 2018 dapat dilihat pada tabel 4.1 sebagai berikut :


35

Tabel 4.1 Harga Jual Tahun 2018

Volume Produksi Harga/unit Jumlah


131.960 Rp 3.000 Rp 395.880.000
Sumber: donat isi “Bunda”(telah diolah)

Data produksi per unit setiap bulan pada Usaha donat isi “Bunda” selama

tahun 2018 dapat dilihat pada tabel 4.2 sebagai berikut:

Tabel 4.2 Data Produksi Tahun 2018

Bulan Produksi
Januari 11.000
Februari 11.060
Maret 11.000
April 10.800
Mei 11.100
Juni 9.900
Juli 11.000
Agustus 11.000
September 11.200
Oktober 11.000
November 11.300
Desember 11.600
Jumlah 131.960
Sumber: donat isi “Bunda” (telah diolah)

Data penjualan setiap bulan pada Usaha donat isi “Bunda” selama tahun

2018 dapat dilihat pada tabel 4.3 sebagai berikut:

Tabel 4.3 Data Penjualan Tahun 2018

Bulan Penjualan Harga Jumlah


Januari 11.000 Rp 3.000 Rp 33.000.000
Februari 11.060 Rp 3.000 Rp 33.180.000
Maret 11.000 Rp 3.000 Rp 33.000.000
April 10.800 Rp 3.000 Rp 32.400.000
Mei 11.100 Rp 3.000 Rp 33.300.000
Juni 9.900 Rp 3.000 Rp 29.700.000
Juli 11.000 Rp 3.000 Rp 33.000.000
36

Agustus 11.000 Rp 3.000 Rp 33.000.000


September 11.200 Rp 3.000 Rp 33.600.000
Oktober 11.000 Rp 3.000 Rp 33.000.000
November 11.300 Rp 3.000 Rp 33.900.000
Desember 11.600 Rp 3.000 Rp 34.800.000
Jumlah 131.960 Rp 395.880.000
Sumber: donat isi “Bunda”(telah diolah)

Rincian data biaya bahan baku tahun 2018 dapat dilihat pada tabel 4.4

sebagai berikut :

Tabel 4.4 Data Biaya Bahan Baku Tahun 2018

Harga per
No Keterangan Unit Jumlah
Unit
1 Januari
Tepung terigu 275 kg Rp 7.000 Rp 1.925.000
Mentega 55 Kg Rp 15.000 Rp 825.000
Telur 183 Btr Rp 1.500 Rp 275.000
Gula Pasir 46 kg Rp 12.000 Rp 550.000
Susu Full Cream 18 ktk Rp 55.000 Rp 1.008.333
Butter 37 Kg Rp 12.000 Rp 440.000
Jumlah 5.023.333
2 Februari
Tepung terigu 277 kg Rp 7.000 Rp 1.935.500
Mentega 55 Kg Rp 15.000 Rp 829.500
Telur 184 Btr Rp 1.500 Rp 276.500
Gula Pasir 46 kg Rp 12.000 Rp 553.000
Susu Full Cream 18 ktk Rp 55.000 Rp 1.013.833
Butter 37 Kg Rp 12.000 Rp 442.400
Jumlah 5.050.733
3 Maret
Tepung terigu 275 kg Rp 7.000 Rp 1.925.000
Mentega 55 Kg Rp 15.000 Rp 825.000
Telur 183 Btr Rp 1.500 Rp 275.000
Gula Pasir 46 kg Rp 12.000 Rp 550.000
Susu Full Cream 18 ktk Rp 55.000 Rp 1.008.333
Butter 37 Kg Rp 12.000 Rp 440.000
Jumlah 5.023.333
4 April
37

Tepung terigu 270 kg Rp 7.000 Rp 1.890.000


Mentega 54 Kg Rp 15.000 Rp 810.000
Telur 180 Btr Rp 1.500 Rp 270.000
Gula Pasir 45 kg Rp 12.000 Rp 540.000
Susu Full Cream 18 ktk Rp 55.000 Rp 990.000
Butter 36 Kg Rp 12.000 Rp 432.000
Jumlah 4.932.000
5 Mei
Tepung terigu 278 kg Rp 7.000 Rp 1.942.500
Mentega 56 Kg Rp 15.000 Rp 832.500
Telur 185 Btr Rp 1.500 Rp 277.500
Gula Pasir 46 kg Rp 12.000 Rp 555.000
Susu Full Cream 19 ktk Rp 55.000 Rp 1.017.500
Butter 37 Kg Rp 12.000 Rp 444.000
Jumlah 5.069.000
6 Juni
Tepung terigu 248 kg Rp 7.000 Rp 1.732.500
Mentega 50 Kg Rp 15.000 Rp 742.500
Telur 165 Btr Rp 1.500 Rp 247.500
Gula Pasir 41 kg Rp 12.000 Rp 495.000
Susu Full Cream 17 ktk Rp 55.000 Rp 907.500
Butter 33 Kg Rp 12.000 Rp 396.000
Jumlah 4.521.000
7 Juli
Tepung terigu 275 kg Rp 7.000 Rp 1.925.000
Mentega 55 Kg Rp 15.000 Rp 825.000
Telur 183 Btr Rp 1.500 Rp 275.000
Gula Pasir 46 kg Rp 12.000 Rp 550.000
Susu Full Cream 18 ktk Rp 55.000 Rp 1.008.333
Butter 37 Kg Rp 12.000 Rp 440.000
Jumlah 5.023.333
8 Agustus
Tepung terigu 275 kg Rp 7.000 Rp 1.925.000
Mentega 55 Kg Rp 15.000 Rp 825.000
Telur 183 Btr Rp 1.500 Rp 275.000
Gula Pasir 46 kg Rp 12.000 Rp 550.000
Susu Full Cream 18 ktk Rp 55.000 Rp 1.008.333
Butter 37 Kg Rp 12.000 Rp 440.000
Jumlah 5.023.333
9 September
38

Tepung terigu 280 kg Rp 7.000 Rp 1.960.000


Mentega 56 Kg Rp 15.000 Rp 840.000
Telur 187 Btr Rp 1.500 Rp 280.000
Gula Pasir 47 kg Rp 12.000 Rp 560.000
Susu Full Cream 19 ktk Rp 55.000 Rp 1.026.667
Butter 37 Kg Rp 12.000 Rp 448.000
Jumlah 5.114.667
10 Oktober
Tepung terigu 275 kg Rp 7.000 Rp 1.925.000
Mentega 55 Kg Rp 15.000 Rp 825.000
Telur 183 Btr Rp 1.500 Rp 275.000
Gula Pasir 46 kg Rp 12.000 Rp 550.000
Susu Full Cream 18 ktk Rp 55.000 Rp 1.008.333
Butter 37 Kg Rp 12.000 Rp 440.000
Jumlah 5.023.333
11 November
Tepung terigu 283 kg Rp 7.000 Rp 1.977.500
Mentega 57 Kg Rp 15.000 Rp 847.500
Telur 188 Btr Rp 1.500 Rp 282.500
Gula Pasir 47 kg Rp 12.000 Rp 565.000
Susu Full Cream 19 ktk Rp 55.000 Rp 1.035.833
Butter 38 Kg Rp 12.000 Rp 452.000
Jumlah 5.160.333
12 Desember
Tepung terigu 290 kg Rp 7.000 Rp 2.030.000
Mentega 58 Kg Rp 15.000 Rp 870.000
Telur 193 Btr Rp 1.500 Rp 290.000
Gula Pasir 48 kg Rp 12.000 Rp 580.000
Susu Full Cream 19 ktk Rp 55.000 Rp 1.063.333
Butter 39 Kg Rp 12.000 Rp 464.000
Jumlah 5.297.333
Jumlah Biaya Bahan Baku Rp 60.261.733
Sumber: donat isi “Bunda” (telah diolah)

Rincian data biaya bahan penolong tahun 2018 dapat dilihat pada tabel 4.5

sebagai berikut :

Tabel 4.5 Data Biaya Bahan Penolong Tahun 2018


39

Harga per
No Keterangan Unit Jumlah
Unit
1 Januari
Garam 0,7 gr Rp 2.000 Rp 1.410
Han (Pengembang kue) 92 Gr Rp 10.000 Rp 916.667
Softener cake 92 gr Rp 12.000 Rp 1.100.000
Krim isian Donat 44 Kg Rp 12.000 Rp 528.000
Gula Halus 37 Btr Rp 26.000 Rp 953.333
Minyak Goreng 62 kg Rp 25.000 Rp 1.551.282
Jumlah 5.050.692
2 Februari
Garam 0,7 gr Rp 2.000 Rp 1.418
Han (Pengembang kue) 92 Gr Rp 10.000 Rp 921.667
Softener cake 92 gr Rp 12.000 Rp 1.106.000
Krim isian Donat 44 Kg Rp 12.000 Rp 528.000
Gula Halus 37 Btr Rp 26.000 Rp 958.533
Minyak Goreng 62 kg Rp 25.000 Rp 1.559.744
Jumlah 5.075.362
3 Maret
Garam 0,7 gr Rp 2.000 Rp 1.410
Han (Pengembang kue) 92 Gr Rp 10.000 Rp 916.667
Softener cake 92 gr Rp 12.000 Rp 1.100.000
Krim isian Donat 44 Kg Rp 12.000 Rp 528.000
Gula Halus 37 Btr Rp 26.000 Rp 953.333
Minyak Goreng 62 kg Rp 25.000 Rp 1.551.282
Jumlah 5.050.692
4 April
Garam 0,7 gr Rp 2.000 Rp 1.385
Han (Pengembang kue) 90 Gr Rp 10.000 Rp 900.000
Softener cake 90 gr Rp 12.000 Rp 1.080.000
Krim isian Donat 44 Kg Rp 12.000 Rp 528.000
Gula Halus 36 Btr Rp 26.000 Rp 936.000
Minyak Goreng 61 kg Rp 25.000 Rp 1.523.077
Jumlah 4.968.462
5 Mei
Garam 0,7 gr Rp 2.000 Rp 1.423
Han (Pengembang kue) 93 Gr Rp 10.000 Rp 925.000
Softener cake 93 gr Rp 12.000 Rp 1.110.000
Krim isian Donat 44 Kg Rp 12.000 Rp 528.000
Gula Halus 37 Btr Rp 26.000 Rp 962.000
40

Minyak Goreng 63 kg Rp 25.000 Rp 1.565.385


Jumlah 5.091.808
6 Juni
Garam 0,6 gr Rp 2.000 Rp 1.269
Han (Pengembang kue) 83 Gr Rp 10.000 Rp 825.000
Softener cake 83 gr Rp 12.000 Rp 990.000
Krim isian Donat 44 Kg Rp 12.000 Rp 528.000
Gula Halus 33 Btr Rp 26.000 Rp 858.000
Minyak Goreng 56 kg Rp 25.000 Rp 1.396.154
Jumlah 4.598.423
7 Juli
Garam 0,7 gr Rp 2.000 Rp 1.410
Han (Pengembang kue) 92 Gr Rp 10.000 Rp 916.667
Softener cake 92 gr Rp 12.000 Rp 1.100.000
Krim isian Donat 44 Kg Rp 12.000 Rp 528.000
Gula Halus 37 Btr Rp 26.000 Rp 953.333
Minyak Goreng 62 kg Rp 25.000 Rp 1.551.282
Jumlah 5.050.692
8 Agustus
Garam 0,7 gr Rp 2.000 Rp 1.410
Han (Pengembang kue) 92 Gr Rp 10.000 Rp 916.667
Softener cake 92 gr Rp 12.000 Rp 1.100.000
Krim isian Donat 44 Kg Rp 12.000 Rp 528.000
Gula Halus 37 Btr Rp 26.000 Rp 953.333
Minyak Goreng 62 kg Rp 25.000 Rp 1.551.282
Jumlah 5.050.692
9 September
Garam 0,7 gr Rp 2.000 Rp 1.436
Han (Pengembang kue) 93 Gr Rp 10.000 Rp 933.333
Softener cake 93 gr Rp 12.000 Rp 1.120.000
Krim isian Donat 44 Kg Rp 12.000 Rp 528.000
Gula Halus 37 Btr Rp 26.000 Rp 970.667
Minyak Goreng 63 kg Rp 25.000 Rp 1.579.487
Jumlah 5.132.923
10 Oktober
Garam 0,7 gr Rp 2.000 Rp 1.410
Han (Pengembang kue) 92 Gr Rp 10.000 Rp 916.667
Softener cake 92 gr Rp 12.000 Rp 1.100.000
Krim isian Donat 44 Kg Rp 12.000 Rp 528.000
Gula Halus 37 Btr Rp 26.000 Rp 953.333
41

Minyak Goreng 62 kg Rp 25.000 Rp 1.551.282


Jumlah 5.050.692
11 November
Garam 0,7 gr Rp 2.000 Rp 1.449
Han (Pengembang kue) 94 Gr Rp 10.000 Rp 941.667
Softener cake 94 gr Rp 12.000 Rp 1.130.000
Krim isian Donat 44 Kg Rp 12.000 Rp 528.000
Gula Halus 38 Btr Rp 26.000 Rp 979.333
Minyak Goreng 64 kg Rp 25.000 Rp 1.593.590
Jumlah 5.174.038
12 Desember
Garam 0,7 gr Rp 2.000 Rp 1.487
Han (Pengembang kue) 97 Gr Rp 10.000 Rp 966.667
Softener cake 97 gr Rp 12.000 Rp 1.160.000
Krim isian Donat 44 Kg Rp 12.000 Rp 528.000
Gula Halus 39 Btr Rp 26.000 Rp 1.005.333
Minyak Goreng 65 kg Rp 25.000 Rp 1.635.897
Jumlah 5.297.385
Jumlah Biaya Bahan Penolong Rp 60.591.862
Sumber: donat isi “Bunda”(hasil data olahan)

Dalam melakukan produksi donat, Bunda Helmi memiliki karyawan

sebanyak 4 orang yang gajinya diberikan harian. Dalam sebulan Bunda

berproduksi selama 22 hari.

Rincian data biaya tenaga kerja langsung tahun 2018 dapat dilihat pada

tabel 4.6 sebagai berikut :

Tabel 4.6 Data Biaya Tenaga Kerja Langsung Tahun 2018

Tenaga Total Tenaga


No Gaji/Hari Gaji/Bulan Gaji/Tahun
Kerja Kerja Langsung
1 4 35.000 770.000 9.240.000 36.960.000
Sumber: donat isi “Bunda” (hasil data olahan)
42

7. Data Penyusutan Peralatan

Metode perhitungan penyusutan yang digunakan dalam penelitian adalah menggunakan metode garis lurus yaitu :

Harga perolehan− nilai sisa


Penyusutan : =
Taksiran umur ekonomi

Tabel 4.7 Data Penyusutan Peralatan Tahun 2018

Harga Total Umur Nilai Penyusutan


No Keterangan Kuantitas
Satuan Harga Tahun Bulan Tahun Bulan
1 Mixer Roti/Plenaetary Mixer 20 Liter B-20 1 9.800.000 9.800.000 6 72 1.633.333 136.111
2 Timbangan digital 1 225.000 225.000 3 36 75.000 6.250
3 Loyang Aluminium Merk Kiwi 20 68.000 1.360.000 1 12 1.360.000 113.333
4 Wajan (Teflon Maxim Uk.24) 6 90.000 540.000 1 12 540.000 45.000
5 Sendok adonan 2 7.000 14.000 1 12 14.000 1.167
6 Spatula 6 10.000 60.000 1 12 60.000 5.000
7 Tirisan 4 10.000 40.000 1 12 40.000 3.333
8 Jerigen 1 5.000 5.000 1 12 5.000 417
9 Baskom kecil 6 6.000 36.000 1 12 36.000 3.000
10 Kompor Gas 3 200.000 600.000 5 60 120.000 10.000
11 Suntikan Khusus Kue 4 10.000 40.000 1 12 40.000 3.333
12 Pisau pemotong Adonan 2 7.500 15.000 1 12 15.000 1.250
13 Meja Produksi 1 200.000 200.000 4 48 50.000 4.167
14 Stopkontak ( Mata 4) 1 28.000 28.000 1 12 28.000 2.333
Total 12.963.000 4.016.333 334.694
Sumber: data diolah
43

Biaya gas LPG yaitu sebesar Rp 25.000/tabung dan dalam memproduksi

donat selama 22 hari produksi menghabiskan 5 tabung gas.

Biaya listrik yang dibayar tiap bulannya oleh Bunda Helmi yaitu sebesar

Rp. 900.000. Bunda Helmi mengalokasikan untuk produksi sebesar 50%,

sehingga listrik yang digunakan selama 22 hari produksi atau sebulan yaitu Rp

900.000 x 50% = Rp 450.000

Biaya air yang dibayar tiap bulannya oleh Bunda Helmi untuk produksi

adalah sebesar Rp 150.000.

Berikut ini adalah ringkasan untuk biaya overhead pabrik dan biaya

penyusutan dapat dilihat pada tabel 4.8 :

Tabel 4.8 Data Biaya Overhead Pabrik Lainnya Tahun 2018

No Keterangan Jumlah
1 Gas Elpiji Rp 1.500.000
2 Biaya air Rp 1.800.000
3 Biaya Listrik Rp 5.400.000
4 Biaya penyusutan peralatan Rp 4.016.333
Total BOP Rp 12.716.333
Sumber: donat isi “Bunda” (telah diolah)

4.3 Analisis

Berdasarkan penyajian data yang penulis sajikan dan dengan alat analisis

yang digunakan serta ditunjang dengan beberapa dasar teori yang mendasarinya,

maka penulis akan menganalisa dan membahas sesuai dengan permasalahan yang

telah dikemukakan sebelumnya. Permasalahan yang dikemukakan dalam

penelitian ini adalah menentukan tingkat break even point (BEP) pada usaha

donat isi “Bunda. Untuk menentukan tingkat break even point maka terlebih
44

dahulu mengklasifikasikan biaya ke biaya tetap dan variabel. Pengelompokan

biaya dalam tahap ini dilakukan dengan mendasarkan pada perilaku biaya,

meliputi biaya tetap, biaya variabel dan biaya semivariabel.

4.3.1 Klasifikasi Biaya


Berdasarkan data- data yang telah diuraikan sebelumnya, maka dilakukan

klasifikasi biaya menjadi biaya tetap dan biaya variabel dapat dilihat pada tabel

4.8 sebagai berikut :

Tabel 4.9 Klasifikasi Biaya Operasional Tahun 2018

Biaya Biaya
No Jenis Biaya Jumlah
Tetap Variabel
Biaya Produksi
Biaya bahan baku
1 Tepung terigu 23.093.000
2 Mentega 9.897.000
3 Telur 3.299.000
4 Gula Pasir 6.598.000
5 Susu Full Cream 12.096.333
6 Butter 5.278.400
Total Biaya Bahan Baku 60.261.733
Biaya tenaga kerja langsung
1 4 orang karyawan 36.960.000
Total Biaya Tenaga Kerja
36.960.000
Langsung
Biaya Overhead pabrik
Biaya bahan penolong
1 Garam 16.918
2 Han (Pengembang kue) 10.996.667
3 Softener cake 13.196.000
4 Krim isian Donat 6.336.000
5 Gula Halus 11.436.533
6 Minyak Goreng 18.609.744
Total biaya bahan penolong 60.591.862
Biaya overhead lainnya
1 Biaya Penyusutan 4.016.333
45

Peralatan
2 Biaya Air PDAM 1.800.000
3 Biaya Listrik 5.400.000
4 Biaya Pemakaian Gas 3kg 1.500.000
Total biaya overhead lainnya 12.716.333
Total biaya operasional 40.976.333 129.553.595 170.529.928
Sumber: Data diolah

Diketahui data sebagai berikut:

1. Biaya Tetap = 40.976.333

2. Biaya variabel per unit = 129.553.595 / 131.960 = Rp 982

4.3.2 Break Even Point


Proses analisis dengan model break even point, akan didahului dengan

mengindentifikasi komponen-komponen yang ada dalam formulasinya,

komponen-komponen tersebut adalah :

1. Biaya tetap Rp 40.976.333

2. Biaya variabel Rp 129.553.595

3. Penjualan Rp 395.880.000

4. Unit terjual Rp 131.960

5. Harga jual per unit Rp 3.000

6. Biaya variabel per unit Rp 982

Setelah menentukan komponen-komponen yang ada di formulasi model

break even point analisis sebagaimana yang diidentifikasi diatas, selanjutnya akan

dimasukkan ke dalam perhitungan-perhitungan break even point dalam rupiah dan

break even point dalam unit selama tahun 2018 sebagai berikut :

FC
BEP (Rp ) =
VC
1−( S )
46

40.976.333
BEP (Rp ) =
129.553.595
1−( )
395. 880.000

40.976.333
BEP (Rp ) =
1 − (0,32725471102)

40.976.333
BEP (Rp ) =
0,67274528898

BEP (Rp) = 60.909.134

Jadi, break even point dalam rupiah pada home industry donat isi “Bunda”

tahun 2018 adalah Rp 60.909.134

FC
BEP (Q) =
𝑃 − 𝑉𝐶
40.976.333
BEP (Q) =
3.000 − 982

40.976.333
BEP (Q) =
2.018

BEP (Q) = 20.303

Jadi, break even point dalam unit pada home industry donat isi “Bunda”

tahun 2018 adalah Rp 20.303

Pembuktian dari perhitungan BEP

Penjualan : 20.303 x Rp 3.000 Rp 60.909.000

Biaya Tetap Rp 40.976.333

Biaya Variabel: 982 x 20.303 Rp 19.932.801 +

Total biaya (Rp 60.909.000)

BEP 0
47

Break Even Point (BEP) menunjukan penjualan perusahaan tidak mendapat

laba dan tidak mendapatkan rugi. Tahun 2018 BEP rupiah perusahaan sebesar Rp

60.909.134 dan dalam unit sebesar 20.303 unit.

4.3.3 Perencanaan Laba


Pada tahun 2018 usaha donat isi “Bunda” mendapatkan laba sebesar Rp

225.350.072,- pada tahun 2019 donat isi “Bunda” menetapkan target laba yaitu

kenaikan sebesar Rp 20.000.000 dari perolehan laba tahun 2018 sehingga laba

tahun 2019 akan menjadi Rp 245.350.072 (Rp 225.350.072 + Rp 20.000.000).

Untuk itu diperlukan perencanaan laba dengan menghitung penjualan minimal

sebagai berikut:

FC + Target Laba
𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙 (Rupiah) =
VC
1−( S )

40.976.333 + 245.350.072
= 129.553.595
1−(395.880.000)

40.976.333 + 245.350.072
=
129.553.595
1−( )
395. 880.000

286.326.405
=
0,672745289

= Rp 425.608.934

FC + Target Laba
𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙 (Unit) =
Harga per Unit − Biaya Variabel per Unit

40.976.333 + 245.350.072
=
3.000 − 982

286.326.405
=
2.018
48

= 141. 886

Jadi, pada tahun 2019 apabila Usaha donat isi “Bunda” menginginkan laba

naik sebesar Rp 245.350.072 maka usaha ini harus dapat menjual produk donat

sebesar Rp 425.608.934 atau sebanyak 141.886 unit.

Pembuktian dari perhitungan BEP

Penjualan : 141.886 x Rp 3.000 Rp 425.659.000

Biaya Variabel: 141.886 x 982 = Rp 139.332.052

Biaya Tetap = Rp 40.976.333 +

Total Biaya (Rp 180.308.385)

Laba Sebelum Pajak Rp 245.350.072

Jadi, pada tahun 2019 apabila Usaha donat isi “Bunda”

menginginkan laba naik sebesar Rp 20.000.000 dari laba tahun 2018 maka

usaha ini harus dapat menjual produk donat sebesar Rp 425.608.934 atau

sebanyak 141.886 unit dimana laba sebelum pajak Usaha donat isi

“Bunda” tahun 2018 akan menjadi Rp 245.350.072.

4.3.4 Margin of safety (MoS)


Margin pengaman berfungsi sebagai batas keamanan bagi perusahaan

dalam hal terjadi penurunan penjualan, berapa pun penurunan penjualan yang

terjadi sepanjang dalam batas-batas tersebut perusahaan tidak akan mengalami

rugi. Tingkat keamanan pada usaha donat isi “Bunda” berdasarkan data penjualan

tahun 2018 adalah sebagai berikut:

3. MoS (Rp) = Total penjualan – Penjualan Impas

= Rp 425.608.934 - Rp 60.909.134
49

= Rp 364.699.800

4. Rumus margin pengaman dalam bentuk persentase:

Total penjualan – Penjualan Impas


MoS = 𝑥100%
Total penjualan

425.608.934 – 60.909.134
= 𝑥100%
425.608.934
364.699.800
= 𝑥100%
425.608.934

= 86 %

Dari perhitungan margin pengaman dalam rupiah dan dalam persentase

hasilnya menunjukkan bahwa target penjualan atau (budget sales) dapat turun

sebesar 86 % atau senilai Rp 364.699.800,- dari taget penjualan awal sebesar

Rp 425.608.034,- dimana apabila penurunan target penjualan tersebut benar

terjadi maka tidak akan menyebabkan perusahaan mengalami kerugian atau

artinya perusahaan masih dalam keadaan aman.

4.4 Pembahasan

Dari perhitungan diatas penjualan donat isi tahun 2018 adalah sebagai

berikut :

1. Data penjualan donat isi yang terjual secara keseluruhan yaitu 131.960

buah, sedangkan hasil penjualan donat sebesar Rp 395.880.000,-

2. Dari hasil perhitungan, biaya operasional donat isi “Bunda” sebesar Rp

170.529.928, yaitu terdiri dari biaya tetap sebesar Rp 40.976.333 dan

biaya variabel sebesar Rp 129.553.595,-


50

3. Dari hasil perhitungan BEP yang dilakukan di usaha donat isi “Bunda”

dapat diketahui jumlah BEP rupiah sebesar Rp 60.909.134,- sedangkan

BEP unit sebanyak 20.303 buah.

4. Dari hasil perencanaan laba, apabila usaha donat isi “Bunda”

menginginkan kenaikan laba sebesar Rp 20.000.000,- dari laba tahun

sebelumnya, sehingga menjadi Rp 245.350.072,- maka usaha ini harus

menjual donat minimal 141.886 buah sedangkan penjualan harus

sebesar Rp 425.608.934

5. Dari hasil perhitungan margin keamanan, usaha ini memiliki tingkat

margin keamanan yang tinggi yaitu sebesar 86% atau sebesar Rp

364.699.800,- artinya apabila usaha ini dalam melakukan penjualan

donat mengalami penurunan melampaui 86% maka usaha ini akan

mengalami kerugian.
51

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis perhitungan dan pembahasan yang telah

dikemukakan dalam bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

penjualan produk donat isi pada usaha donat isi “Bunda” telah mencapai titik

impas atau BEP (Break Even Point) pada saat volume penjualan mencapai 20.303

dengan nilai penjualan sebesar Rp 60.909.134,-

Setelah diketahui tingkat titik impas atau BEP (Break Even Point), maka

selanjutnya adalah melakukan perencanaan laba (Profit Planning). Target laba

yang diinginkan oleh donat isi “Bunda” untuk tahun 2019 adalah kenaikan sebesar

Rp 20.000.000,- dari laba yang diperoleh pada tahun 2018 sehingga total laba

menjadi Rp 245.350.072,- dengan jumlah penjualan sebanyak 141.886 buah atau

senilai Rp 425.608.934,-.

Dengan adanya perencanaan target laba yaitu kenaikan sebesar Rp

20.00.000,- sehingga menjadi Rp 245.350.934,- diperoleh tingkat MoS sebesar

Rp 364.699.800,- atau 86%.


52

5.2 Saran

Dari kesimpulan yang telah diuraikan serta penjelasan-penjelasan pada bab

sebelumnya, maka penulis memberikan saran-saran yang dapat dijadikan

pertimbangan pemilik home industry donat isi “Bunda” dalam menjalankan

usahanya. Adapun saran-saran yang ingin penulis sampaikan adalah sebagai

berikut :

1. Home Industry donat isi “Bunda” diharapkan dapat menerapkan analisis

biaya, volume dan laba untuk alat bantu dalam perencanaan laba usahanya

maka dapat diketahui penjualan minimum sehingga usaha ini tidak

mengalami kerugian dan analisis ini dapat memberikan informasi

mengenai penjualan yang harus dicapai agar target laba tercapai.

2. Home Industry donat isi “Bunda” sebaiknya menyimpan semua bukti

transaksi yang terjadi, karena bukti-bukti tersebut sewaktu-waktu bisa

dibutuhkan oleh pemilik.


DAFTAR RUJUKAN

Baridwan, Zaki. (2004). Intermediate Accounting.(edisi kedelapan). Yogyakarta :

BPFE-YOGYAKARTA

Halim, Abdul dan Bambang Supomo. (2017). Akuntansi Manajemen.(cetakan

kelima). Yogyakarta : BPFE-YOGYAKARTA

Hery.(2015).Analisis Laporan Keuangan.(cetakan pertama).Yogyakarta : CAPS

Fahmi, Irfan.(2014).Analisi Laporan Keuangan. (cetakan keempat).Bandung :

Alfabeta

Kasmir.(2014).Analisis Laporan Keunagan.(cetakan ke tujuh).Jakarta : PT Jaya

Grafindo Persada

Mulyadi.(2017).Akuntansi Biaya.(edisi ke lima). Yogyakarta: Sekolah Tinggi

Ilmu Manajemen YKPN

Putra, Indra Mahardika.(2018).Akuntansi Biaya.(cetakan pertama).Yogyakarta :

Quandrant

Sujarweni, wiratna.(2015).Akuntansi Biaya.(cetakan pertama).Yogyakarta :

Pustaka Baru Press

Sunyoto, Danang.(2013).Analisis Laporan Keuangan untuk Bisnis.(cetakan

pertama).Jakarta : CAPS

Supriyono. (1991).Akuntansi Biaya 1.(edisi pertama).Yogyakarta : BPFE-

YOGYAKARTA

Supriyono. (2016).Akuntansi Biaya 1.(edisi kedua puluh).Yogyakarta : BPFE-

YOGYAKARTA

Suradi.(2009).Akuntansi Pengantar 1.(cetakan ke-1).Yogyakarta : Gava Media


LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai