Diajukan oleh :
Erik Efrata Ketaren
NPM 1302190692
PERSETUJUAN
KARYA TULIS TUGAS AKHIR
HALAMAN PERSETUJUAN
Mengetahui Menyetujui
Ketua Program Studi, Dosen Pembimbing,
ii
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN
TANGERANG SELATAN
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
Karya Tulis Tugas Akhir ini dapat selesai karena adanya bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima
kaasih kepada:
1. Bapak Maskot Ketaren, Ibu Netty Br Ginting, dan Rano Samson Ketaren
selaku orang tua dan saudara penulis yang telah mendoakan, memberikan
2. keluarga besar Ketaren dan Ginting yang telah memberi dukungan dan
4. Bapak Hari Sugiyanto, Ak., M.Sc. selaku Ketua Program Studi DIII
Akuntansi,
5. Ibu Arifah Fibri Andriani, Ak., M.Si selaku dosen pembimbing yang telah
v
6. Bapak dan ibu dosen Politeknik Keuangan Negara STAN yang telah
8. teman-teman kelas 1-18, 2-18, dan 3-01 DIII Akuntansi 2019 atas kenangan,
STAN,
dan ilmu selama proses penyusunan Karya Tulis Tugas Akhir ini,
10. Rima Kenia Br Tarigan yang menemani dan memberikan semangat selama
11. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan oleh penulis satu per satu.
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN.......................................................................... ii
LAMPIRAN .................................................................................................... 75
viii
DAFTAR TABEL
Tabel III. 2 Ringkasan Laporan Laba Rugi EAST (dalam rupiah) ........... 30
Tabel III. 4 Ringkasan Laporan Laba Rugi JIHD (dalam rupiah) ............ 35
Tabel III. 6 Ringkasan Laporan Laba Rugi SHID (dalam rupiah) ............ 38
Tabel III. 13 Hasil Perhitungan Total Debt to Total Equity Ratio ............ 52
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar III. 7 Diagram Garis Total Debt to Total Equity Ratio ............... 53
Gambar III. 11 Hasil Perhitungan variabel (X1, X2, X3, dan X4) Z-score
EAST ............................................................................... 61
Gambar III. 13 Hasil Perhitungan variabel (X1, X2, X3, dan X4) Z-score
JIHD ................................................................................ 64
Gambar III. 15 Hasil Perhitungan variabel (X1, X2, X3, dan X4) Z-score
SHID................................................................................ 67
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
Abstrak
Akibat terjadinya pandemi Covid-19, banyak perusahaan terkhusunya sektor perhotelan
mengalami dampak yang cukup besar. Kebijakan dari pemerintah terkait penanggulangan
bencana ini, yaitu Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) membuat berkurangnya
kunjungan wisatawan domestik maupun mancanegara. Penulis tertarik untuk menganalisis
kinerja keuangan dan potensi kebangkrutan sebelum terjadinya pandemi sampai dengan
terjadinya pandemi. Periode analisis mulai tahun 2019 kuartal pertama sampai dengan tahun
2021 kuartaal keempat, dengan penyesuaian laporan keuangan triwulanan yang tersedia.
Analisis kinerja keuangan menggunakan Analisis Rasio, terdapat empat jenis analisis rasio
yang digunakan, yaitu Analisis Aktivitas, Analisis Likuiditas, Analisis Solvabilitas, dan
Analisis Profitabilitas. Analisis potensi kebangkrutan menggunakan metode Altman Z-score
dengan nilai indeks Z>2,6 kategori tidak bangkrut, 1,1<Z<2,6 kategori grey area, dan Z<1,1
kategori bangkut . Objek penelitian dilakukan pada tiga perusahaan sub-sektor perhotelan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yaitu PT Eastpark Hotel Tbk (EAST), PT Jakarta
International Hotels & Development Tbk (JIHD), dan PT Hotel Sahid Jaya Tbk (SHID).
Hasil analisis rasio menunjukan EAST mempunyai kinerja keuangan yang baik. Kinerja
keuangan JIHD baik dari segi analisis aktivitas, cukup baik dari segi analisis likuiditas dan
solvabilitas, dan kurang baik dari segi analisis profitabilitas. Kinerja keuangan SHID cukup
baik dari segi analisis likuiditas dan kurang baik dari segi analisis aktivitas, solvabilitas, dan
profitabilitas. Potensi kebangkrutan EAST sepanjang periode analisis berada pada kategori
tidak bangkrut begitu juga dengan JIHD, SHID mempunyai kategori tidak bangkrut sampai
dengan kuartal kedua tahun 2020 namun setelahnya berada pada kategori grey area.
Abstract
Due to the Covid-19 pandemic, many companies especially in the hotel sector experienced
a considerable impact. The government's policy regarding to manage the disaster, called as
Large-Scale Social Restrictions (PSBB) has reduced the amount of domestic and foreign
tourist arrivals. The author is interested in analyzing financial performance and the
potential for bankruptcy before the pandemic occurs until the pandemic occurs. The
analysis period starts in the first quarter of 2019 to fourth quarter of 2021, with available
quarterly financial statement adjustments. Financial performance analysis using Ratio
analysis that consist of four types that used such as Activity Analysis, Liquidity Analysis,
Solvency Analysis, and Profitability Analysis. Analysis of the potential for bankruptcy using
the Altman Z-score method with an index value of Z>2.6 in the non-bankrupt category,
1.1<Z<2.6 in the gray area category, and Z<1.1 in the poor category. The object of the
research is carried out on 3 hospitality sub-sector companies listed on the Indonesia Stock
Exchange, namely PT Eastpark Hotel Tbk (EAST), PT Jakarta International Hotels &
Development Tbk (JIHD), and PT Hotel Sahid Jaya Tbk (SHID). The results of the ratio
analysis show that EAST has a good financial performance. The financial performance of
JIHD is good in terms of activity analysis, quite good in terms of liquidity and solvency
analysis, and not good enough in terms of profitability analysis. The financial performance
of SHID is quite good in terms of liquidity analysis and not good enough in terms of activity
analysis, solvency, and profitability. The potential for bankruptcy of EAST throughout the
xii
analysis period is in the non-bankrupt category as well as JIHD, SHID has a non-bankrupt
category until the second quarter of 2020 but after that it is in the gray area category.
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
melalui tetesan kecil (droplet) dari hidung atau mulut pada saat batuk dan bersin,
Pemerintah Daerah setelah itu pada tanggal 31 Maret 2020 diterbitkan Peraturan
Pemerintah No. 21 Tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar dalam
wisata, perhotelan ataupun tempat lainnya yang dapat menampung banyak orang.
kegiatan yang dilakukan melalui rumah (work from home). Hal ini tentu berakibat
1
2
orang berada atau melakukan kegiatan dari rumah dan banyak daerah wisata yang
kini tutup, sebanyak 1642 hotel di Indonesia ditutup. Ketua Umum Perhimpunan
daerah dengan jumlah hotel terbanyak yang ditutup yaitu Jawa Barat sebanyak
501 hotel, disusul oleh Bali sebanyak 281 hotel, dan Jakarta 100 hotel (Diayudha,
2020). Dari data Badan Pusat Statistika tentang Jumlah Perjalanan Wisatawan
dan data terkait Tingkat Penghunian Kamar pada Hotel Bintang Menurut Provinsi
(Persen) 2019-2020 untuk Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2020 terdapat
penurunan sebesar 30,96% dan Provinsi DI Yogyakarta pada tahun 2020 terdapat
Objek yang dipilih oleh penulis adalah PT Eastparc Hotel Tbk (EAST), PT
Jakarta International Hotels & Development Tbk (JIHD), dan PT Hotel Sahid Jaya
Tbk (SHID). PT Eastparc Hotel Tbk berlokasi di Yogyakarta. Pada tahun 2014,
Lembaga Sertifikasi Usaha (LSU) Adi Karya Wisata bersama dengan Komite
Hotels & Development Tbk berlokasi di Jakarta. Tahun 2019-2020 perusahaan ini
juga mengalami penurunan pendapatan sebesar 37,38%. Hotel Sahid Jaya Tbk
3
(2014) analisis rasio keuangan adalah bagian dari analisis bisnis atas prospek dan
strateginya, serta posisi dan kinerja keuangannya. Dari hasil analisis tersebut
Cara lain yang dapat dilakukan dalam menganalisis kinerja keuangan adalah
metode Altman Z-score, tapi cara tersebut lebih mengarah terkait seberapa besar
potensi kebangkrutan perusahaan. Metode Altman Z-score adalah suatu alat yang
menghitung nilai dari beberapa rasio lalu kemudian dimasukan dalam suatu
persamaan diskriminan (Sari, 2016). Rasio yang digunakan dari metode Altman
Z-score adalah modal kerja terhadap total aktiva, laba ditahan terhadap total
aktiva, laba sebelum bunga dan pajak terhadap total aktiva, nilai pasar modal
terhadap total utang, dan penjualan terhadap total aktiva. Menurut Muhammad
Dari hal-hal tersebut penulis tertarik membuat Karya Tulis Tugas Akhir untuk
Hotels & Development Tbk, dan PT Hotel Sahid Jaya Tbk berdasarkan rasio
Hotels & Development Tbk, dan PT Hotel Sahid Jaya Tbk berdasarkan rasio
Hotels & Development Tbk, dan PT Hotel Sahid Jaya Tbk berdasarkan rasio
Hotels & Development Tbk, dan PT Hotel Sahid Jaya Tbk berdasarkan rasio
International Hotels & Development Tbk, dan PT Hotel Sahid Jaya Tbk
Tujuan penulisan dari Karya Tulis Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut :
International Hotels & Development Tbk, dan PT Hotel Sahid Jaya Tbk
International Hotels & Development Tbk, dan PT Hotel Sahid Jaya Tbk
International Hotels & Development Tbk, dan PT Hotel Sahid Jaya Tbk
International Hotels & Development Tbk, dan PT Hotel Sahid Jaya Tbk
International Hotels & Development Tbk, dan PT Hotel Sahid Jaya Tbk.
6
Ruang lingkup dari penulisan ini ialah mengukur kinerja keuangan dari PT
Eastparc Hotel Tbk, PT Jakarta International Hotels & Development Tbk, dan PT
Hotel Sahid Jaya Tbk dengan cara menganalisis rasio keuangan yaitu rasio
pembaca, yaitu perusahaan, investor dan peneliti. Melalui karya tulis ini
atau tidak potensi kebangkrutan. Kemudian manfaat bagi investor adalah dapat
kebangkrutan. Terakhir manfaat bagi penulis adalah karya tulis ini menjadi salah
suatu perusahaan.
7
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisikan gambaran umum dari karya tulis yang dibuat oleh
Bab ini menjelaskan tentang teori-teori yang berkaitan dengan topik Karya
keuangan, analisis rasio keuangan, yaitu analisis rasio aktivitas, rasio likuiditas,
Bab ini membahas tentang sub bab metode pengumpulan data, gambaran
Sub bab ini membahas tentang metode pengumpulan data yang terkait dengan
Jakarta International Hotels & Development Tbk, dan PT Hotel Sahid Jaya Tbk
periode 2019-2021.
Sub bab ini akan membahas tentang gambaran umum dari PT Eastparc Hotel Tbk,
PT Jakarta International Hotels & Development Tbk, dan PT Hotel Sahid Jaya
3. Data Keuangan
Sub bab ini akan menampilkan data keuangan atau ringkasan laporan keuangan
PT Eastparc Hotel Tbk, PT Jakarta International Hotels & Development Tbk, dan
PT Hotel Sahid Jaya Tbk yang digunakan dalam menganalisis setiap rasio
keuangan.
4. Pembahasan Hasil
Sub bab ini penulis membahas inti dari topik pembahasan tentang menilai kinerja
Tbk, PT Jakarta International Hotels & Development Tbk, dan PT Hotel Sahid
Jaya Tbk.
BAB IV SIMPULAN
dari data-data yang sudah diolah mengenai analisis kinerja keuangan dan potensi
LANDASAN TEORI
perusahaan itu sendiri dan dilaporkan setiap periode akuntansi dan digunakan
laporan posisi keuangan, laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain,
laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.
keuangan dengan jumlah dan jenis aktivitas (harta) dan pasiva (kewajiban dan
9
10
tergambar jumlah biaya dan jenis jenis yang dikeluarkan selama periode
lain mencakup perubahan ekuitas selama suatu periode selain yang dihasilkan
Laporan perubahan ekuitas merupakan laporan yang berisi jumlah dan jenis
ekuitas yang dimiliki pada saat ini dan menjelaskan perubahan ekuitas dan
Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan arus kas masuk dan
arus kas keluar di perusahaan. Arus kas masuk berupa pendapatan atau
pinjaman dari pihak lain, sedangkan arus kas keluar merupakan biaya-biaya
yang telah dikeluarkan oleh perusahaan. Baik arus kas masuk maupun arus
tentang penjelasan yang dianggap perlu atas laporan keuangan yang ada
mulai dari data tentang neraca sampai catatan atas laporan keuangan. Menurut
informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas
keputusan oleh investor, pemerintah ataupun pihak eksternal lain juga pihak
1. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki
2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang
4. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan
periode.
yang wajar.
lalu.
pemakiainya sebagai penyajian yang tulus atau jujur dari yang seharusnya
“Analisis laporan keuangan adalah aplikasi dari alat dan teknik analitis untuk
informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau
yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif
dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat.
metode atau alat untuk membantu menggambarkan hasil dari proses analisis yang
dilakukan. Subramanyam (2016 :41) menyatakan bahwa terdapat lima alat penting
analysis) dilakukan dengan cara menelaah neraca, laporan laba rugi, atau
laporan arus kas yang berurutan dari satu periode ke periode berikutnya.
14
Analisis ini meliputi penelaahan perubahan saldo tiap-tiap akun dari tahun ke
tahun atau selama beberapa tahun. Informasi terpenting yang didapat dari
suatu pos tertentu bermanfaat bagi analisis laporan keuangan. Secara khusus,
dalam analisis neraca, total aset (atau kewajiban ditambah ekuitas) biasa
laporan laba rugi, penjualan sering dinyatakan sebagai 100 persen dan pos-
pos laporan laba rugi yang lain dinyatakan sebagai persentase terhadap
penjualan. Karena total pos-pos dalam kelompok adalah 100 persen, analisis
evaluasi pos dari atas ke bawah (atau bawah ke atas) dalam laporan common-
3. Analisis Rasio
Analisis rasio (ratio analysis) merupakan salah satu alat analisis keuangan
Agar bermakna, sebuah rasio harus mengacu pada hubungan ekonomis yang
harga jual dan biaya suatu produk. Dengan demikian, rasio harga pokok
Analisis arus kas (cash flow analysis) terutama digunakan sebagai alat untuk
5. Valuasi
Model valuasi merupakan hasil penting dari berbagai jenis analisis bisnis dan
sebuah perusahaan atau sahamnya. Dasar valuasi adalah teori nilai sekarang
(present value theory). Teori ini menyatakan bahwa nilai utang atau efek
ekuitas (atau untuk masalah ini, segala aset) dengan jumlah seluruh hasil yang
diharapkan dari efek di masa depan yang didiskontokan saat ini dengan
konsep nilai waktu dari uang (time value of money) yang secara sederhana
menyatakan bahwa sebuah entitas lebih menyukai konsumsi saat ini daripada
akun penjualan dengan akun-akun aset, baik aset lancar maupun aset tetap. Rasio
aktivitas yang digunakan adalah total asset turnover dan inventory turnover.
Penjualan
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 𝑇𝑢𝑟𝑛𝑜𝑣𝑒𝑟 =
Total Aktiva
2. Inventory Turnover
terjual dalam satu periode. Semakin tinggi nilai rasio maka semakin tinggi
melunasi utang jangka pendek. Rasio 1:1 berarti perusahaan dapat melunasi utang
jangka pendeknya atau hasil rasio lebih dari satu menunjukkan kemampuan bayar
17
utang jangka pendek perusahaan sangat bagus. Rasio likuiditas yang digunakan
1. Current Ratio
Nilai rasio yang lebih dari satu berarti perusahaan mampu melunasi utang
jangka pendek.
Aktiva Lancar
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
Utang Lancar
2. Quick Ratio
3. Cash Ratio
dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap
18
pengelolaan aktiva. Rasio solvabilitas yang digunakan adalah total debt to total
Total debt to total asset ratio merupakan rasio yang digunakan untuk
Total Utang
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
Total Aktiva
Total debt to total equity ratio merupakan rasio yang digunakan untuk
Total Utang
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
Total Ekuitas
menghasilkan profit dari penjualan, aset, dan ekuitas. Rasio yang digunakan jika
dianalisis dari penjualan adalah net profit margin, jika dari aset maka rasio yang
digunakan return on asset, dan jika dari ekuitas menggunakan ratio return on
equity.
perusahaan.
2. Return on Asset
19
pendapatan.
3. Return on Equity
atau utang yang nilai nominalnya lebih besar dibandingkan nilai aktiva yang
kebangrutan sebagai sebuah kegagalan dimana dijelaskan terdapat dua arti yaitu :
dihasilakn lebih kecil dari beban atau biaya yang dikeluarkan atau nilai arus
total aset yang lebih besar dari nilai total utang atau apabila suatu perusahaan
gagal memenuhi salah satu atau lebih kondisi dalam ketentuan utangnya
seperti rasio aktiva lancar terhadap utang lancar yang telah ditetapkan atau
ketiga metode tersebut digunakan karena memiliki tingkat keakuratan yang cukup
tinggi. Metode Altman Z-Score memiliki tingkat keakurat yang paling tinggi dari
ketiga metode tersebut yaitu 95%, sedangkan Metode Springate memiliki tingkat
94,9%. Menurtu Hadi dan Anggraeni (2008) berdasarkan analisis data dalam
tahun 1968. Model ini berasal dari studi multivariat tentang hubungan antara
beroperasi stabil dalam periode 1946 hingga 1965, sedangkan kelompok kedua
21
terdiri dari perusahaan yang sedang dalam proses kepailitan dalam periode
memprediksi kebangkrutan, mereka diberi bobot yang sesuai (semakin tinggi nilai
bobot semakin tinggi signifikansi dan sebaliknya). Berdasarkan ini, model Altman
Keterangan :
𝑍 = 𝐵𝑎𝑛𝑘𝑟𝑢𝑝𝑡𝑐𝑦 𝐼𝑛𝑑𝑒𝑥
rumus tersebut Altman menjelaskan batas cut off untuk menggambarkan potensi
kategori yaitu :
kemudian model tersebut direvisi oleh Altman agar model ini dapat diaplikasikan
mengubah variabel X4 yang awalnya market value equity diubah menjadi book
value equity karena perusahaan sektor swasta tidak memiliki harga pasar. Model
Keterangan :
𝑍 = 𝐵𝑎𝑛𝑘𝑟𝑢𝑝𝑡𝑐𝑦 𝐼𝑛𝑑𝑒𝑥
rasio ini sangat bervariatif pada industri dengan ukuran asset yang berbeda-beda.
Model Altman Z-score yang telah dimodifkasi mempunyai rumus sebagai berikut
Keterangan :
𝑍 = 𝐵𝑎𝑛𝑘𝑟𝑢𝑝𝑡𝑐𝑦 𝐼𝑛𝑑𝑒𝑥
Menurut Kurniasih et al. (2020) working capital to total asset adalah rasio
kerja dengan total aktiva yang dimiliki. Indikator rasio antara aktiva lancar dan
24
total aktiva merupakan pengujian yang baik untuk melihat tekanan finansial dan
sebagai ukuran likuiditas dari suatu perusahaan. Perusahaan harus berusaha untuk
menjaga nilai aktiva lancar positif dan setinggi mungkin, karena ini menunjukkan
tempo. Perusahaan yang menghasilkan kerugian usaha dalam jangka waktu yang
lebih lama akan mengakibatkan penurunan nilai aset lancar relatif terhadap total
aset.
dari total aktiva dengan membagi laba ditahan dengan total aktiva. Laba ditahan
merupakan laba kumulatif yang diperoleh dari proses bisnis perusahaan yang
tidak dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen sehingga dapat
digunakan kembali menjadi modal. Perusahaan yang relatif muda mungkin akan
kumulatifnya.
Menurut Riyanto dalam Zulaikah (2016) rasio ini merupakan indikator untuk
dan obligasi. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan aktiva suatu
perusahaan dalam menghasilkan laba sebelum bunga dan pajak dengan membagi
Rasio book value equity to book value of total debt adalah rasio yang
dengan jaminan ekuitas. Nilai buku ekuitas diproleh dari total nilai buku aktiva
metode yaitu metode Studi Kepustakaan dan metode Analisis Data. Menurut
keuangan EAST, JIHD, dan SHID yang ada di Bursa Efek Indonesia, buku-buku
dokumen sumber lain yang dapat membantu penulis untuk menyelesaikan Karya
Tulis Tugas Akhir. Menurut Sugiyono (2013) analisis data adalah proses mencari
dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan
pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat
kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
26
27
dari tiap kuartal 2019-2020 (audited) dan 2021 di Bursa Efek Indonesia.
Perseroan memulai pembangunan sebuah hotel dengan nama Eastparc Hotel, yang
dengan luas tanah sekitar 1 hektar dan luas bangunan 25.000 m2. Eastparc Hotel
Yogyakarta mulai beroperasi pada 4 Oktober 2013 dan diresmikan pada Grand
berbintang lima oleh Lembaga Sertifikasi Usaha (LSU) Adi Karya Wisata
bersama dengan Komite Akreditasi Nasional (KAN). Oleh karena itu, Eastparc
Hotel Yogyakarta menjadi hotel pertama di Indonesia yang diklasifikasi oleh LSU
dan KAN dimana pada tahun sebelumnya klasifikasi bintang dilakukan oleh
Kementerian Pariwisata RI. Tiga tahun berlalu, pada tahun 2017 Eastparc Hotel
Hotel terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 9 Juli 2019.
28
ukuran dan fasilitas dan setiap kamar memiliki balkon dengan 5 tipe kamar yang
dengan enam tipe kamar. Selain itu Eastparc Hotel Yogyakarta juga menyediakan
layanan spa dan area berbelanja pada lobi hotel. Pasar yang dilayani mencakup
berbagai media, antara lain mengirimkan ulasan melalui agen perjalanan online
mengambil data laporan keuangan triwulan dari tahun 2019 sampai dengan tahun
2021 perusahaan EAST dari laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi yang
telah disesuaikan, data tersebut dapat dilihat pada Tabel III. 1 dan Tabel III. 2.
2019
I II III IV
Total Aktiva 226.751.202.356 279.880.094.629 306.784.059.331
Aktiva Lancar 9.633.527.313 51.952.720.206 49.623.449.530
Inventory Awal 571.324.275 407.775.737 467.684.931
Inventory
407.775.737 467.684.931 609.028.951
Akhir
Kas+Setara kas 2.479.510.649 12.898.193.282 3.480.627.375
Utang Lancar 21.624.409.490 28.635.751.726 31.175.268.206
Total Utang 38.973.312.666 45.407.227.035 67.233.844.539
Total Ekuitas 187.777.889.690 234.472.867.594 239.550.214.792
R/E - - 4.501.649.591 - 2.457.440.432 2.613.076.538
2020
I II III IV
Total Aktiva 284.353.087.060 283.628.290.897 251.911.543.572 262.828.434.043
Aktiva Lancar 45.289.661.903 47.052.099.056 14.550.729.897 14.742.374.355
Inventory Awal 609.028.951 455.621.427 426.526.400 497.791.831
Inventory
455.621.427 426.526.400 497.791.831 516.536.029
Akhir
Kas+Setara kas 2.944.571.282 2.964.486.872 1.338.985.568 1.698.701.983
Utang Lancar 22.942.640.108 26.775.157.397 9.717.978.273 14.264.691.168
Total Utang 44.416.657.535 47.386.881.744 13.268.943.413 17.993.384.604
Total Ekuitas 239.936.429.525 236.241.409.153 238.642.600.159 244.835.049.438
R/E 3.300.221.420 852.629.466 1.216.353.212 7.326.396.000
2021
I II III IV
Total Aktiva 260.452.406.971 257.810.122.526 255.891.250.820 259.692.979.111
Aktiva Lancar 12.286.951.764 11.035.549.574 10.395.259.255 13.485.671.854
Inventory Awal 516.536.029 536.001.837 641.316.580 603.108.435
Inventory
536.001.837 641.316.580 603.108.435 1.000.042.651
Akhir
Kas+Setara kas 1.988.963.674 1.201.265.533 2.455.246.825 1.131.974.178
Utang Lancar 10.522.821.451 10.852.564.044 6.319.979.951 8.195.415.801
Total Utang 14.335.236.493 15.011.135.736 10.534.032.497 14.141.062.805
Total Ekuitas 246.117.170.477 242.798.986.790 245.357.218.323 245.551.916.306
R/E 8.608.517.039 4.499.006.565 4.499.006.565 6.294.129.861
Sumber : Diolah oleh penulis dari laporan keuangan EAST tahun 2019-2021
30
2019
1 2 3 4
Penjualan bersih 28.484.273.441 16.187.625.589 19.414.225.521
HPP 3.443.586.441 1.781.431.957 2.211.085.802
Laba Setelah Pajak 2.351.903.359 2.044.209.159 3.070.516.970
Laba Sebelum pajak 5.059.955.370 3.703.608.028 6.201.565.235
2020
1 2 3 4
Penjualan bersih 13.882.099.291 1.650.898.372 8.638.862.619 12.902.583.200
HPP 1.724.965.935 72.836.332 785.090.743 1.329.245.624
Laba Setelah Pajak 687.144.882 - 2.447.591.954 2.363.723.746 4.580.268.829
Laba Sebelum pajak - 3.136.612.909 - 11.900.176.307 3.276.695.958 1.852.110.367
2021
1 2 3 4
Penjualan bersih 9.479.346.951 12.197.015.084 8.692.448.353 20.652.545.314
HPP 777.628.177 968.256.371 645.738.736 1.875.126.200
Laba Setelah Pajak 1.282.121.039 2.054.815.568 1.511.213.819 7.298.731.930
Laba Sebelum pajak 1.585.804.321 2.213.202.244 2.188.115.536 8.658.848.968
Sumber : Diolah oleh penulis dari laporan keuangan EAST tahun 2019-2021
Tbk
November 1969 dan pada Maret 1974. Perusahaan mulai melakukan kegiatan
70.000 meter persegi berikut taman tropis seluas 23.000 meter persegi yang
terletak di lokasi strategis di Jakarta dan kerap menjadi pilihan para publik figur
Pada tahun 1984, JIHD terdaftar di Bursa Efek Jakarta (saat ini Bursa Efek
Indonesia) dan salah satu dari 24 perusahaan yang pertama terdaftar di Indonesia.
JIHD bergerak di industri properti dan perhotelan. Dengan pengalaman lebih dari
31
empat puluh tahun, JIHD dan entitas anak beroperasi di empat segmen yaitu real
inovatif bagi industri properti dan perhotelan Indonesia. Seiring waktu, JIHD tak
Danayasa Arthatama Tbk (DA) dan PT Dharma Harapan Raya (DHR). Kedua
perusahaan tersebut membawa nama JIHD menjadi salah satu pemain terdepan di
andal dan sumber daya manusia profesional, JIHD melaju mengukuhkan posisi
adalah salah satu hotel bintang lima di antara hotel di Jakarta dengan keunikan
tersendiri, memiliki taman tropis seluas 23 hektar dan fasilitas rekreasi yang
lengkap. Memiliki Klub & Spa Borobudur yang dianggap sebagai salah satu klub
lapangan basket, peralatan gym yang lengkap, sauna, steam, whirlpool dan
lapangan sepak bola mini. Spa Borobudur menawarkan banyak pilihan untuk
Jakarta.
Hotel Borobudur Jakarta telah menjadi salah satu tempat paling bereputasi
serbaguna berkapasitas hingga 1.500 orang dan 12 ruangan rapat eksklusif dan
konsep terbaik. Hotel menyediakan Club Discovery di lantai 17 dan 18 untuk para
akses eksklusif ke lounge dan menyediakan sarapan gratis, kopi, teh dan minuman
non-alkohol yang dapat dinikmati kapan saja serta koktail malam gratis dengan
Kegiatan usaha perusahaan dan entitas anak meliputi antara lain kepemilikan
usaha hotel yaitu Hotel Borobudur Jakarta dan melalui unit bisnis entitas anak PT
pemberian jasa pada umumnya kecuali jasa dalam bidang hukum dan pajak.
melalui entitas anak PT Artha Telekomindo yang merupakan entitas anak dari PT
Danayasa Arthatama, kini telah menjangkau area di luar Kawasan Niaga Terpadu
Sudirman (KNTS) yaitu area Batam dan Balikpapan. Jasa telekomunikasi yang
turunannya, pusat data dan jasa pengaturannya. PT Dharma Harapan Raya (DHR),
salah satu anak Perusahaan yang telah berkembang sejak tahun 1998 dan sampai
saat ini, PT DHR telah mengelola manajemen perhotelan dari Hotel Borobudur
Jakarta, Discovery Kartika Plaza Hotel, Discovery Hotel & Convention Ancol,
mengambil data laporan keuangan triwulan dari tahun 2019 sampai dengan tahun
2021 perusahaan JIHD dari laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi dan
penghasilan komprehensif lain yang telah disesuaikan, data tersebut dapat dilihat
2019
I II III IV
2020
I II III IV
Aktiva Lancar 686.219.157 599.198.757 576.566.916 401.737.940
Total Aktiva 6.871.327.307 6.827.022.074 6.796.693.439 6.719.372.766
2021
I II III IV
Aktiva Lancar 427.923.107 430.266.883 437.024.536 -
Sumber : Diolah oleh penulis dari laporan keuangan JIHD tahun 2019-2021
35
2019
I II III IV
tanggal 23 Mei 1969 dengan maksud dan tujuan untuk menjalankan usaha-usaha
dalam bidang industri perhotelan dan pariwisata. Di samping memiliki 439 kamar
pada waktu itu, Hotel Sahid Jaya juga memiliki beberapa ruang pertemuan,
restoran, dan ruangan untuk perkantoran, pertokoan kecil serta fasilitas olahraga
lama, sehingga pada akhirnya Hotel Sahid Jaya memiliki 751 kamar. Pada tahun
36
1987, Hotel Sahid Jaya mendapatkan status sebagai hotel bintang lima. Selaras
sahamnya di Bursa Efek Indonesia pada tahun 1990. Upaya ini dilakukan untuk
dengan Hak Memesan Efek terlebih dahulu sebesar 217.600.000 lembar saham,
setiap pemegang 1 lembar saham berhak untuk membeli 2 lembar saham. Selama
tahun 2015, saham PT Hotel Sahid Jaya International Tbk dengan kode SHID di
Bursa Efek Indonesia (BEI) belum pernah menerima laporan suspensi atau
dan apartemen. Perusahaan telah mendapat Ijin Tetap Usaha Hotel untuk Hotel
Sahid Jaya International dari Direktur Jenderal Pariwisata dalam Surat Keputusan
International telah ditetapkan sebagai hotel "Bintang 5 (lima) Berlian" sejak tahun
mengambil data laporan keuangan triwulan dari tahun 2019 sampai dengan tahun
2021 perusahaan SHID dari laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi dan
penghasilan komprehensif lain yang telah disesuaikan, data tersebut dapat dilihat
2019
I II III IV
Aktiva Lancar 296.629.834.930 283.612.928.678 292.786.110.547 295.162.660.131
Total Aktiva 1.495.877.560.381 1.476.397.729.834 1.477.095.972.405 1.475.456.182.789
Inventory Awal 214.527.830.102 214.163.960.834 214.411.969.175 214.291.501.561
Inventory Akhir 214.163.960.834 214.411.969.175 214.291.501.561 214.252.111.485
Kas+Setara kas 17.672.350.528 13.722.671.821 14.182.719.175 11.693.995.771
Hutang Lancar 97.825.393.053 97.855.841.494 102.964.975.119 90.693.031.478
Total Hutang 551.965.587.767 548.399.272.713 550.300.587.357 540.425.526.371
Total Ekuitas 943.911.972.614 927.998.457.121 926.795.385.048 935.030.656.418
R/E 41.572.394.605 25.679.726.604 24.456.771.310 30.918.698.782
2020
I II III IV
Aktiva Lancar 290.289.281.053 277.490.316.142 279.889.073.298 253.922.235.297
Total Aktiva 1.463.472.819.833 1.442.910.492.269 1.435.111.749.032 1.422.052.394.101
Inventory Awal 214.252.111.485 214.200.983.659 213.986.109.521 213.778.277.612
Inventory Akhir 214.200.983.659 213.986.109.521 213.778.277.612 213.509.218.677
Kas+Setara kas 14.884.407.612 8.024.333.528 7.001.071.762 4.449.102.129
Hutang Lancar 96.919.158.220 83.954.675.301 92.781.817.587 108.018.178.503
Total Hutang 538.123.596.872 530.100.211.343 535.452.383.315 546.746.857.956
Total Ekuitas 925.349.222.961 912.810.280.926 899.659.365.717 875.305.536.145
R/E 21.265.066.976 8.655.229.057 - 4.497.036.546 - 27.766.627.854
2021
I II III IV
Aktiva Lancar 258.138.509.204 259.294.342.439 241.306.595.331 -
Total Aktiva 1.414.646.608.224 1.411.207.174.646 1.382.899.498.133 -
Inventory Awal 213.509.218.677 213.617.875.131 213.630.621.087
Inventory Akhir 213.617.875.131 213.630.621.087 213.497.679.905 -
Kas+Setara kas 7.653.296.274 7.316.183.433 6.297.382.714 -
Hutang Lancar 109.485.870.365 109.125.228.364 92.336.666.282 -
Total Hutang 548.085.351.385 548.490.838.828 531.058.254.922 -
Total Ekuitas 866.561.256.839 862.716.335.818 851.841.243.211 -
R/E - 36.472.625.670 - 40.316.035.901 - 51.241.040.026 -
Sumber : Diolah oleh penulis dari laporan keuangan SHID tahun 2019-2021
38
2019
I II III IV
Penjualan bersih 33.920.426.116 28.316.791.296 36.451.798.111 57.135.477.791
HPP 12.271.001.135 11.651.188.028 11.620.529.498 5.038.509.179
Laba Setelah Pajak - 3.977.163.346 - 15.913.515.493 - 1.203.072.073 8.416.568.939
Laba Sebelum Pajak 219.856.430 - 12.166.557.475 1.214.425.937 12.160.582.333
2020
I II III IV
Penjualan bersih 25.436.346.089 5.560.256.788 8.307.439.529 19.535.924.908
HPP 10.276.099.541 1.327.794.910 2.811.347.405 5.272.235.457
Laba Setelah Pajak - 9.681.433.457 - 12.538.942.035 - 13.150.915.209 - 16.603.261.711
Laba Sebelum Pajak - 6.116.595.971 - 10.791.176.209 - 11.601.987.294 - 15.335.487.316
2021
I II III IV
Penjualan bersih 15.169.164.070 19.389.227.172 16.660.793.468
HPP 4.627.167.213 6.964.768.926 4.700.679.118
Laba Setelah Pajak - 8.744.279.306 - 3.844.921.021 - 10.875.092.607
Laba Sebelum Pajak - 43.845.246.790 9.652.319.095 9.227.146.234
Sumber : Diolah oleh penulis dari laporan keuangan SHID tahun 2019-2021
menggunakan rasio keuangan yaitu rasio aktivitas (total asset turnover dan
inventory turnover), rasio likuiditas (current ratio, quick ratio, dan cash ratio),
rasio solvabilitas (total debt to total asset ratio dan total debt to total equity
ratio), dan rasio profitabilitas (net profit margin, return on asset, dan return on
equity).
2019 kuartal kedua sampai dengan tahun 2021 kuartal keempat, sedangkan JIHD
39
SHID menggunakan laporan triwulan dari tahun 2019 kuartal pertama sampai
dengan tahun 2021 kuartal keempat. Hasil analisis rasio Total Asset Turnover
PT EASTPARC
0,126 0,058 0,063 0,049 0,006 0,034 0,049 0,036 0,047 0,034 0,080
HOTEL TBK
PT JAKARTA
INTERNATIONA
0,052 0,046 0,055 0,062 0,050 0,023 0,029 0,032 0,033 0,034 0,028
L HOTELS &
DEVELOPMENT
PT HOTEL SAHID
0,023 0,019 0,025 0,039 0,017 0,004 0,006 0,014 0,011 0,014 0,012
JAYA TBK
Sumber : Diolah oleh penulis dari laporan keuangan EAST, JIHD, dan SHID
tahun 2019-2021
Sumber : Diolah oleh penulis dari laporan keuangan EAST, JIHD, dan SHID
tahun 2019-2021
40
Total asset turnover EAST sepanjang tahun 2019-2021 mengalami tren yang
menurun. Tahun 2020 pada kuartal terjadi penurunan yang sangat signifikan, yaitu
sebesar 0,043 menjadi 0,006. Nilai 0,006 menggambarkan perputaran aktiva pada
periode tersebut sebanyak 0,006 kali yang artinya setiap Rp1 aktiva tetap dapat
penjualan bersih sebesar 88%. Pada kuartal ketiga tahun 2020 kembali meningkat,
bahkan di kuartal keempat tahun 2021 terjadi peningkatan yang signifikan sebesar
0,046, hal ini disebabkan karena peningkatan penjualan bersih sebesar 138%.
Rata-rata nilai rasio total asset turnover EAST adalah 0,053, apabila
dibandingkan dengan rata-rata dari ketiga perusahaan yaitu 0,037 EAST berada di
Nilai total asset turnover sepanjang tahun 2019-2021 mengalami tren yang
menurun. JIHD juga mengalami penurunan yang signifikan pada tahun 2020
kuartal kedua, yaitu sebesar 0,027, hal ini disebabkan karena penurunan penjualan
bersih sebesar 55% dan penurunan total aktiva sebesar 13%. Pada kuartal
bertahap pada total aktiva sampai akhir periode analisis. Secara rata-rata
2020 sampai dengan tahun 2021 masih berada di bawah rata-rata perusahaan.
41
PT Hotel Sahid Jaya Tbk lebih kecil. Tahun 2020 kuartal pertama SHID sudah
mengalami penurunan yang signifikan yaitu sebesar 0,022, kemudia turun lebih
dalam sebesar 0,013. Hal ini disebabkan karena penurunan penjualan bersih dari
SHID pada tahun 2020 kuartal pertama dan kuartal kedua sebesara 55% dan 78%.
Nilai rata-rata rasio total asset turnover SHID adalah sebesar 0,017, dibandingkan
denga rata-rata dari ketiga perusahaan SHID masih berada di bawah rata-rata,
Hasil analisis perhitungan inventory Turnover dapat dilihat pada Tabel III. 8
Sumber : Diolah oleh penulis dari laporan keuangan EAST, JIHD, dan SHID
tahun 2019-2021
42
Inventory Turnover
8,000
6,000
4,000
2,000
0,000
I II III IV I II III IV I II III IV
2019 2020 2021
Sumber : Diolah oleh penulis dari laporan keuangan EAST, JIHD, dan SHID
tahun 2019-2021
Tahun 2019 kuartal ke-2 nilai inventory Turnover sebesar 7,034 kali, apabila
kali dalam satu kuartal. Inventory Turnover mengalami tren yang menurun dari
tahun 2019-2021. Tahun 2019 kuartal kedua sampai dengan tahun 2020 kurtal
kedua terus menurun sangat rendah, sampai nilai inventory Turnover tahun 2020
kuartal kedua senilai 0,165, hal ini menggambarkan kurang dari 1 kali persediaan
diganti dalam satu triwulan. Penurunan tersebut disebabkan oleh penurunan nilai
harga pokok penjualan sebesar 96%, hal tersebut berkaaitan dengan sedikitnya
persediaan yang terjual. Tahun 2020 kuartal ketiga nilai inventory Turnover
kembali naik walau tidak signifikan dan sampai akhir tahun 2021 bertumbuh
secara berfluktuasi diantara nilai 1-3 kali. Nilai rata-rata rasio EAST sebesar 2,67
43
dan nilai rata-rata ketiga perusahaan adalah 1,57, artinya perusahaan cukup baik
Nilai inventory turnover JIHD dari tahun 2019 kuartal pertama sampai dengan
kemudian turun di sekitaran 1 kali. Penurunann signifikan terjadi pada tahun 2020
kuartal kedua, hal ini disebabkan karena penurunan harga pokok penjualan
sebesar 43%. Nilai rata-rata rasio inventory turnover JIHD adalah sebesar 2,1,
artinya perusahaan cukup baik karena berada di atas rata-rata perusahaan sejenis.
Nilai rasio inventory Turnover SHID mempunya nilai terkecil dari ketiga
pertukaran persediaan hanya 1 kali dalam setiap triwulan. Trennya sendiri juga
yang sangat signifikan sebesar 0,042, hal ini disebabkan karena penurunan harga
SHID sangat jauh berada di bawah rata-rata yaitu 0,043, perputaran persediaan
2019 kuartal kedua sampai dengan tahun 2021 kuartal keempat, sedangkan JIHD
dan SHID menggunakan laporan triwulan dari tahun 2019 kuartal pertama sampai
dengan tahun 2021 kuartal keempat. Hasil analisis rasio current ratio dapat dilihat
Sumber : Diolah oleh penulis dari laporan keuangan EAST, JIHD, dan SHID
tahun 2019-2021
Current Ratio
4,000
3,000
2,000
1,000
0,000
I II III IV I II III IV I II III IV
2019 2020 2021
Sumber : Diolah oleh penulis dari laporan keuangan EAST, JIHD, dan SHID
tahun 2019-2021
Nilai current ratio EAST mengalami tren yang berfluktuasi. Nilai keseluruhan
rasio di atas 1, artinya ada tersedia aktiva lancar yang dapat digunakan untuk
melunasi utang lancar atau utang jangka pendek, kecuali di tahun 2019 kuartal
kedua, yaitu sebesar 0,455. Kuartal selanjutnya, yaitu kuartal ketiga terjadi
peningkatan yang sangat signifikan sebesar 1,369, hal tersebut diakibatkan karena
peningkatan aktiva lancar dan utang lancar, namun peningkatan paling besar
terjadi pada aktiva lancar sebesar 439% sedangkan utang lancar hanya sebesar
45
32%. Tahun 2020 kuartal ketiga ke kuartal keempat mengalami penurunan yang
signifikan yaitu sebesar 0,464, hal ini disebabkan karena peningkatan utang lancar
sebesar 43%. Rata-rata nilai current ratio dari ketiga perusahaan adalah sebesar
1,65, sedangkan rata-rata EAST masih berada di bawah rata-rata yaitu sebesar
1,42, artinya EAST cukup baik namun perlu meningkatkan likuiditas perusahaan.
Nilai current ratio mengalami tren yang menurun bahkan kurang dari satu, hal
ini menggambarkan tidak terdapat cukup aktiva lancar yang dapat dikonversi
pinjaman akan sangat sulit. Penurunan yang cukup signifikan terjadi pada tahun
2019 kuartal keempat dan tahun 2020 kuartal keempat, hal ini disebabkan karena
peningkatan utang lancar pada tahun 2019 sebesar 39% dan penurunan aktiva di
tahun 2020 sebesar 30%. Dibandingkan dengan rata-rata perusahaan JIHD masih
meningkatkan rasio ini melalui peningkatan aktiva atau penurunan utang lancar
Nilai current ratio mempunyai tren yang berfluktuasi dan cenderung stabil di
sekitaran 2 dan 3. Hasil analisis tersebut SHID mempunyai aktiva lancar yang
dapat digunakan untuk melunasi utang jangka pendek, bahkan terdapat RP2 atau
Rp3 aktiva lancar yang dapat dijamin untuk melunasi Rp1 utang lancar. Secara
rata-rata perusahaan, nilai rasio sangat tinggi dibandingkan rata-rata dari ketiga
perusahaan yaitu sebesar 2,82, dari segi likuiditas perusahaan sangat baik namun
di sisi lain perusahaan dapat dikatakan tidak efektif dalam memanfaatkan aktiva
46
yang belum terjual, sehingga nilai aktiva sangat tinggi dan berdampak pada
Hasil analisis rasio quick ratio dapat dilihat pada Tabel III. 10 dan Gambar III.
Sumber : Diolah oleh penulis dari laporan keuangan EAST, JIHD, dan SHID
tahun 2019-2021
Quick Ratio
2,500
2,000
1,500
1,000
0,500
-
I II III IV I II III IV I II III IV
2019 2020 2021
Sumber : Diolah oleh penulis dari laporan keuangan EAST, JIHD, dan SHID
tahun 2019-2021
47
Nilai quick ratio EAST mengalami tren fluktuasi. Sepanjang tahun 2019
sampai dengan tahun 2021 nilai rasio berada di atas 1, kecuali tahun 2019 kuartal
pertama dan tahun 2020 kuartal keempat, dan tahun 2021 kuartal kedua. Secara
umum EAST cukup bagus dalam melunasi utang lancar atau utang jangka pendek
kuartal ketiga tahun 2019 sebesar 1,371, hal ini disebabkan juga oleh peningkatan
aktiva lancar sebesar 439%. Tahun 2020 nilai rasio terus menurun sampai di
kurang dari satu, hal ini disebabkan oleh peningkatan utang perusahaan sebesar
47%. Dari rata-rata ketiga perusahaan yaitu sebesar 0,89, rata-rata rasio EAST
lebih tinggi yaitu sebesar 1,37, artinya perusahaan cukup baik menjaga likuiditas
Nilai quick ratio JIHD juga mengalami tren yang menurun dan kurang dari
satu, artinya perusahaan tidak mampu melunasi utang lancar tanpa menjual
persediaan. Penurunan yang signifikan terjadi pada tahun 2020 kuartal keempat,
hal tersebut disebabkan oleh penurunan aktiva lancar sebesar 30%. Secara rata-
Berbeda dengan hasil analisis current ratio, hasi dari quick ratio menunjukan
nilai kurang dari 1, artinya apabila aktiva lancar dikurang dengan persediaan tidak
terdapat cukup aktiva yang likuid untuk ditukar dengan kas untuk melunasi utang
lancar. Tentu hal ini dikarenakan persedian menjadi pengaruh penting dalam
48
besar, kemudian tahun 2020 kuartal keempat terjadi penurunan yang sangat
signifikan, penurunan ini disebabkan oleh peningkatan utang lancar sebesar 16%.
Rata-rata perusahaan adalah sebesar 0,63, nilai tersebut lebih rendah dari rata-rata
Hasil analisis rasio cash ratio dapat dilihat pada Tabel III.11 dan Gambar III.5
PT JAKARTA
INTERNATIONAL
0,542 0,495 0,533 0,379 0,330 0,288 0,290 0,289 0,301 0,280 0,292
HOTELS &
DEVELOPMENT
PT HOTEL SAHID
0,18 0,140 0,137 0,128 0,153 0,095 0,075 0,041 0,069 0,067 0,068
JAYA TBK
Sumber : Diolah oleh penulis dari laporan keuangan EAST, JIHD, dan SHID
tahun 2019-2021
Cash Ratio
0,600
0,400
0,200
0,000
I II III IV I II III IV I II III IV
2019 2020 2021
Sumber : Diolah oleh penulis dari laporan keuangan EAST, JIHD, dan SHID
tahun 2019-2021
49
Cash ratio EAST yang dianalisis memiliki tren yang berfluktuasi dan
jangka pendeknya hanya dengan kas dan setara kas. Peningkatan secara signifikan
terjadi pada kuartal tahun 2019, hal ini disebabkan karena peningkatan kas dan
setara kas sebesar 420%. Rata-rata cash ratio dari ketiga perusahaan adalah
sebesar 0,217 dan rata-rata EAST adalah sebesar 0,182, artinya perusahaan berada
di bawah rata-rata, sehingga dari analisis cash ratio, likuiditas EAST masih
kurang.
Cash ratio JIHD juga menggambarkan hal yang sama, yaitu tren yang
menurun dan kurang dari satu, artinya tidak terdapat kas dan setara kas yang
cukup untuk melunasi utang lancar perusahaan. Tidak ada penurunan yang
penurunan ini dibandingkan antara kuartal pertama tahun 2019 dengan kuartal
ketiga tahun 2021, terdapat penurunan yang sangat signifikan sebesar 46%.
Penurunan ini disebabkan karena peningkatan utang lancar dan penurunan kas dan
setara kas. Rata-rata cash ratio JIHD adalah sebesar 0,365, perusahaan berada di
atas rata-rata, artinya JIHD cukup baik dalam likuiditas perusahaan dibanding
Cash ratio SHID juga mempunyai nilai perbandingan kurang dari 1, artinya
tidak terdapat kas dan setara kas yang cukup untuk melunasi utang lancar. Nilai
terendah terdapat pada tahun 2020 kuartal keempat yaitu sebesar 0,041. Hal ini
disebabkan karena peningkatan utang sebesar 16% dan penurunan kas dan setara
kas sebesar 36%. Rata-rata perusahaan adalah sebesar 0,105, nilai tersebut lebih
50
2019 kuartal kedua sampai dengan tahun 2021 kuartal keempat, sedangkan JIHD
dan SHID menggunakan laporan triwulan dari tahun 2019 kuartal pertama sampai
dengan tahun 2021 kuartal keempat. Hasil analisis rasio total debt to total asset
PT HOTEL SAHID
36,9% 37,1% 37,3% 36,6% 36,8% 36,7% 37,3% 38,4% 38,7% 38,9% 38,4%
JAYA TBK
Sumber : Diolah oleh penulis dari laporan keuangan EAST, JIHD, dan SHID
tahun 2019-2021
Sumber : Diolah oleh penulis dari laporan keuangan EAST, JIHD, dan SHID
tahun 2019-2021
Hasil analisis rasio total debt to total asset ratio EAST mengalami tren yang
penurunan dan naik kembali di kuartal kedua, dan kuartal ketiga terjadi penuruna
yang signifikan dari 16% turun menjadi 5,1%, artinya dalam membiayai aktiva
perusahaan dari utang menjadi lebih kecil hal ini tentung baik bagi perusahaan
karena risiko gagal bayar atau kemungkinan terlikuidasi menjadi kecil. Hal ini
disebakan karena penurunan total utang sebesar 72%. Tahun 2021 tidak terjadi
perubahan secara signifikan dan tetap berada disekitaran 5%. Rata-rata total debt
to total asset ratio dari ketiga perusahaan adalah sebesar 25,19% dan rata-rata
EAST berada di bawah rata-rata yaitu sebesar 10,97%, artinya perusaahan cukup
baik dalam membiayai aktiva karena pembiayaan dari utang lebih kecil dari rata-
rata perusahaan.
Total debt to total asset ratio JIHD dari awal tahun 2019 sampai tahun 2020
Sampai dengan akhir 2021 tidak terdapat perubahan yang signifikan, nilai rasio
cukup stabil, dengan rata-rata yang hampir sama dengan rata-rata dari ketiga
Hasil analisis perhitungan total debt to total asset ratio dari tahun 2019
kuartal pertama sampai dengan tahun 2020 kuartal kedua memiliki tren yang
berfluktuasi, namun dengan perubahan yang tidak begitu signifikan. Tahun 2020
dari kuartal pertama sampai kuartal keempat mengalami tren yang meningkat
sebesar 1,6. Nilai rata-rata rasio lebih tinggi dari rata-rata perusahaan yaitu
sebesar 37,6%, dalam hal ini nilai total utang cukup besar dibandingkan dengan
menjaga kestabilan nilai perbandingan utang dengan aktiva agar tidak terjadi
Hasil analisis rasio total debt to total equity ratio dapat dilihat pada Tabel III.
PT EASTPARC
20,8% 19,4% 28,1% 18,5% 20,1% 5,6% 7,4% 5,8% 6,2% 4,3% 5,8%
HOTEL TBK
PT JAKARTA
INTERNATIONAL
32,3% 32,5% 32,6% 37,2% 37,7% 39,1% 39,8% 37,7% 37,8% 40,6% 40,9%
HOTELS &
DEVELOPMENT
PT HOTEL SAHID
58,5% 59,1% 59,4% 57,8% 58,2% 58,1% 59,5% 62,5% 63,2% 63,6% 62,3%
JAYA TBK
Sumber : Diolah oleh penulis dari laporan keuangan EAST, JIHD, dan SHID
tahun 2019-2021
53
Sumber : Diolah oleh penulis dari laporan keuangan EAST, JIHD, dan SHID
tahun 2019-2021
Total debt to total equity ratio EAST secara keseluruhan kurang dari 100%,
artinya nilai utang realtif sedikit dari pembiayaan yang berasal dari ekuitas,
sehingga terdapat cukup modal pemilik perusahaan untuk menjamin setiap rupiah
utang, tentu hal ini sangat baik bagi perusahaan. Rasio ini juga menjadi faktor
penting bagi pihak kreditor untuk memberi pinjaman, jika rasionya melebihi atau
mendekati 100% tentu ada risiko yang besar yang akan ditanggung pihak kreditor,
apabila sebaliknya risiko yang ditanggung akan semakin kecil. Penurunan secara
signifikan terjadi pada tahun 2020 kuartal ketiga, hal ini diakibatkan karena
penurunan total utang sebesar 72%. Rata-rata total debt to total equity ratio dari
ketiga perusahaan adalah sebesar 36,73% dan EAST mempunyai rata-rata sebesar
54
12,88%, artinya perusahaan mempunyai banyak ekuitas yang dapat dijamin dalam
peminjaman utang.
Total debt to total equity ratio JIHD mengalami tren yang berfluktuasi,
dimana tahun 2019 kuartal pertama mempunyai nilai 32,3% , kemudia kuartal
kedua naik walapun secara tidak signifikan sebesar 0,3% dan seterusnya sampai di
tahun 2021 kuartal ketiga menjadi 40,9%. Nilai rasio ini juga masih berada di
batas aman karena masih terdapat ekuitas yang dapat dijamin untuk melunasi
utang. Peningkatan yang cukup signifikan terjadi pada kuartal keempat tahun
2019 yang disebabkan oleh peningkatan total utang sebesar 14%. Dibandingkan
dengan rata-rata ketiga perusahaan dengan rata-rata JIHD yaitu sebesar 37,1%,
JIHD tidak jauh berbeda sehingga perusahaan cukup baik dalam mengelola
Total debt to total equity ratio SHID cukup besar dibandingkan perusahaan
sebelumnya, yaitu melebihi 50%. Sama seperti analisis sebelumnya, tren di tahun
2019 berfluktuasi, tahun 2020 terjadi peningkatan sebesar 4,3% dan seterusnya
sampai tahun 2021 kuartal kedua naik sebesar 1,1%. Secara rata-rata perusahaan
yaitu sebesar 60,2%, nilai tersebut sangat tinggi dibandingkan rata-rata dari ketiga
perusahaan, tentu risiko utang tidak dapat dilunasi juga akan tinggi karena ekuitas
2019 kuartal kedua sampai dengan tahun 2021 kuartal keempat, sedangkan JIHD
55
dan SHID menggunakan laporan triwulan dari tahun 2019 kuartal pertama sampai
dengan tahun 2021 kuartal keempat. Hasil analisis rasio net profit margin dapat
Sumber : Diolah oleh penulis dari laporan keuangan EAST, JIHD, dan SHID
tahun 2019-2021
Sumber : Diolah oleh penulis dari laporan keuangan EAST, JIHD, dan SHID
tahun 2019-2021
Hasil perhitungan analisis rasio net profit margin EAST selama tahun 2019
yang sangat tajam di kuartal kedua dengan nilai -1,483, hal ini disebabkan karena
56
Hasil perhitungan analisis rasio net profit margin JIHD selama tahun 2019
yang sangat tajam di kuartal kedua, dengan nilai -0,523 yang disebabkan oleh rugi
setelah pajak sebesar Rp 80.822.850. Sepanjang tahun 2021 juga negatif, yaitu di
kuartal pertama -0,049, kuartal kedua -0,481, dan kuartal ketiga -0,179, penyebab
Hasil analisis perhitungan net profit margin SHID secara keseluruhan sangat
buruk, karena hampir semua bernilai negatif kecuali di tahun 2019 kuartal
keempat yaitu 0,147, nilai positif tersebut disebabkan karena laba setelah pajak
yaitu sebesar -2,225, hal tersebut disebabkan oleh penjualan bersih sebesar Rp
5.560.256.788, penjualan bersih pada periode ini juga merupakan nilai terendah
Sumber : Diolah oleh penulis dari laporan keuangan EAST, JIHD, dan SHID
tahun 2019-2021
57
Return on Asset
0,040
0,030
0,020
0,010
0,000
I II III IV I II III IV I II III IV
-0,010
2019 2020 2021
-0,020
Sumber : Diolah oleh penulis dari laporan keuangan EAST, JIHD, dan SHID
tahun 2019-2021
Hasil analisis rasio return on asset dapat dilihat pada Tabel III.15 dan Gambar
III. 9.
Hasil perhitungan analisis rasio return on asset EAST sepanjang tahun 2019
mengalami fluktuasi, tahun 2020 kuartal kedua terdapat penurunan yang sangat
tajam hingga bernilai minus yaitu -0,009 hal ini disebabkan juga karena rugi
terjadi pada kuartal keempat karena laba setelah pajak sebesar Rp 7.298.731.930,
Return on asset JIHD mengalami tren yang menurun, tahun 2020 kuartal
kedua dan kuartal ketiga nilai rasio negatif yaitu -0.012 dan -0,007, hal tesebut
negatif, karena selalu mengalami rugi setelah pajak. Secara umum perusahaan
pada tahun 2020 dan 2021 belum dapat memaksimalkan pemanfaatan aktiva
Sepanjang periode analisis nilai rasio selalu negatif kecuali di tahun 2019 kuartal
terendah rasio terjadi pada tahun 2020 kuartal keempat sebesar -0,012, hal ini
disebabkan karena rugi setelah pajak yang cukup besar dibandingkan dengan
Hasil analisis rasio return on equity dapat dilihat pada Tabel III. 16 dan
Gambar III. 10
PT HOTEL SAHID
-0,004 -0,017 -0,001 0,009 -0,010 -0,014 -0,015 -0,019 -0,010 -0,004 -0,013
JAYA TBK
Sumber : Diolah oleh penulis dari laporan keuangan EAST, JIHD, dan SHID
tahun 2019-2021
59
Return on Equity
0,040
0,030
0,020
0,010
0,000
I II III IV I II III IV I II III IV
-0,010
2019 2020 2021
-0,020
-0,030
Sumber : Diolah oleh penulis dari laporan keuangan EAST, JIHD, dan SHID
tahun 2019-2021
Nilai rasio return on equity EAST dari tahun 2019 sampai dengan tahun 2020
sangat signifikan yaitu sebesar -0,01, disebabkan karena rugi setelah pajak sebesar
karena laba setelah pajak meningkat yatiu sebesar Rp 4.580.268.829. Untuk tahun
2021 peningkatan secara signifikan juga terjadi pada kuartal keempat karena laba
Nilai rasio return on equity JIHD dari tahun 2019 sampai dengan tahun 2020
kuartal kedua juga mengalami penurunan, sampai pada titik -0,016, hal tersebut
diakibatkan oleh rugi setelah pajak sebesar Rp 80.822.850. Kuartal ketiga terjadi
keempat terjadi peningkatan yang cukup signifikan disebabkan karena laba setelah
Nilai rasio return on equity SHID secara keseluruhan bernilai negatif, kecuali
di kuartal keempat tahun 2019 kuartal keempat disebabkan karena laba setalah
pajak sebesar Rp 8.416.568.939. Titik terendah rasio terjadi pada tahun 2020
kuartal keempat sebesar -0,012, hal ini disebabkan karena rugi setelah pajak yang
International Tbk, dan PT Hotel Sahid Jaya Tbk, karena merupakan perusahaan
penerbit obligasi. Terdapat 3 kategori, yaitu bangkrut apabila nilai Z-score kurang
dari 1,1, grey area apabila nilai Z-score diantara 1,1 dan 2,6, dan tidak bangkrut
Hasil perhitungan variabel (X1, X2, X3, dan X4) metode Altman Z-score PT
Gambar III. 11 Hasil Perhitungan variabel (X1, X2, X3, dan X4) Z-score EAST
25,000
20,000
15,000
10,000
5,000
0,000
I II III IV I II III IV I II III IV
-5,000 2019 2020 2021
X1 X2 X3 X4
mengalami tren yang berfluktuasi. Tahun 2019 kuartal kedua nilai variabel X1
bernilai negatif sebesar -0,053 yang berarti nilai aset lancar saat itu lebih kecil
dibandingkan dengan Utang lancar, tentu ketika utang tersebut jatuh tempo
perusahaan tidak mampu membayar dengan aset lancar yang tersedia. Tahun 2019
kuartal ketiga dan keempat mengalami naik dan turun dengan nilai masing-masing
sebesar 0,083 dan 0,060, hal ini disebabkan karena kenaikan jumlah aktiva lancar
dan juga utang lancar, namun peningkatan aset lancar lebih besar dari peningkatan
utang lancar. Tahun 2020 dari kuartal pertama sampai dengan kuartal keempat
terjadi penurunan, dari 0,079 turun ke 0,002, hal yang sama juga terjadi ketika
peningkatan utang lancar lebih besar dari peningkatan aktiva lancar. Sepanjang
tahun 2021 kembali meningkat hingga di kuartal keempat nilai variabel X1 adalah
62
mempunyai aktiva lancar yang dapat digunakan untuk melunasi utang kangka
keseluruhan mempunyai nilai positif kecuali tahun 2019 kuartal kedua dan ketiga,
artinya perusahaan dapat menghasilkan laba ditahan dari aktiva, jika bernilai
positif perusahaan dapat membiayai aktiva dari laba ditahan sehingga mengurangi
(earning before interest and taxes to total asset) secara keseluruhan bernilai
positif kecuali di tahun 2020 kuartal pertama dan kedua. Nilai positif
operasi. Kuartal pertama dan kedua tahun 2020 perusahaan kurang produktif
dalam operasi bisnis perusahaan sehingga terjadi kerugian dari kegiatan operasi
perusahaan. Variabel X4 (book value equity to book value of total debt) secara
kuartal ketiga tahun 2020 yang sebelumnya sebesar 4,985 naik menjadi 17,985.
Hal tersebut terjadi karena peningkatan ekuitas dan penurunan utang yang sangat
signifikan.
Hasil dari perhitungan variabel (X1, X2, X3, dan X4) metode Altman Z-score
yang kemudian dikali dengan proporsi nilai masing-masing yang sudah ditetapkan
oleh Altman, maka didapatkan hasil Z (bankruptcy index) yang disajikan pada
Tabel III. 17 dan Gambar III. 12 untuk menetapakan apakah perusahaan berada di
63
batas bangkrut, grey area, dan tidak bangkrut . Hasil nilai Z-score sepanjang
tahun 2019 sampai dengan 2021 lebih besar dari 2,6 atau berada di batas tidak
bangkrut, artinya tidak ada potensi kebangkrutan pada PT Eastparc Hotel Tbk.
X1 -0,347 0,547 0,394 0,516 0,469 0,126 0,012 0,044 0,005 0,104 0,134
X2 -0,065 -0,029 0,028 0,038 0,010 0,016 0,091 0,108 0,057 0,057 0,079
X3 0,150 0,089 0,136 -0,074 -0,282 0,087 0,047 0,041 0,058 0,057 0,224
X4 5,059 5,422 3,741 5,672 5,235 18,884 14,287 18,027 16,983 24,456 18,233
Z 4,797 6,029 4,299 6,151 5,431 19,113 14,437 18,220 17,103 24,676 18,669
Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
Bangkr Bangkr Bangkr Bangkr Bangkr Bangkr Bangkr Bangkr Bangkr Bangkr Bangkr
ut ut ut ut ut ut ut ut ut ut ut
Sumber : Diolah dari laporan keuangan EAST
Z-Score
25
20
15
10
0
I II III IV I II III IV I II III IV
2019 2020 2021
Tidak bangkrut
Grey area
Bangkrut
Development Tbk
Hasil perhitungan variabel (X1, X2, X3, dan X4) metode Altman Z-score PT
Jakarta International Hotels & Development Tbk dapat dilihat pada Gambar III.
13
Gambar III. 13 Hasil Perhitungan variabel (X1, X2, X3, dan X4) Z-score JIHD
3,500
3,000
2,500
2,000
1,500
1,000
0,500
0,000
I II III IV I II III IV I II III IV
-0,500
2019 2020 2021
X1 X2 X3 X4
Variabel X1 sepanjang tahun 2019 sampai dengan tahun 2021 mengalami nilai
negatif, bahkan terjadi peningkatan nilai negatif, artinya aktiva lancar tidak
sepanjang tahun 2019 sampai dengan tahun 2021 dan masih bernilai positif,
dalam membiayai aktiva perusahaan dapat menggunakan laba yang ditahan dan
negatif kecuali di tahun 2019 kuartal kedua dan keempat. Perusahaan tidak dapat
menghasilkan laba operasi dari aktiva, sehingga ada keraguan dari investor untuk
utang, walaupun demikian total ekuitas masih lebih besar dari total utang, dalam
Perusahaan harus menjaga stabilitas peningkatan utang agar nilai utang masih
Hotels & Development Tbk setiap kuartal di tahun 2019 sampai dengan tahun
2021, nilai Z lebih besar dari 2,6, sehingga masih berada di batas dengan kategor
tidak bangkrut. Perhitungan tersebut dapat dilihat pada Tabel III. 18 dan Gambar
III. 14.
66
X1 -0,024 -0,129 -0,036 -0,259 -0,211 -0,161 -0,158 -0,333 -0,305 -0,390 -0,363
X2 0,699 0,705 0,705 0,682 0,672 0,653 0,645 0,677 0,676 0,634 0,629
X3 0,004 -0,053 0,005 -0,019 -0,028 -0,107 -0,074 -0,031 -0,244 -0,131 -0,065
X4 3,248 3,226 3,220 2,825 2,786 2,687 2,636 2,782 2,777 2,587 2,565
Z 3,927 3,750 3,895 3,230 3,219 3,072 3,049 3,096 2,904 2,701 2,766
Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
Bangkr Bangkr Bangkr Bangkr Bangkr Bangkr Bangkr Bangkr Bangkr Bangkr Bangkr
ut ut ut ut ut ut ut ut ut ut ut
Sumber : Diolah dari laporan keuangan JIHD
Z-Score
25
20
15
10
0
I II III IV I II III IV I II III IV
2019 2020 2021
Tidak bangkrut
Grey area
Bangkrut
Hasil perhitungan variabel (X1, X2, X3, dan X4) metode Altman Z-score PT
Hotel Sahid Jaya Tbk dapat dilihat pada Gambar III. 15.
Gambar III. 15 Hasil Perhitungan variabel (X1, X2, X3, dan X4) Z-score SHID
2,000
1,800
1,600
1,400
1,200
1,000
0,800
0,600
0,400
0,200
0,000
I II III IV I II III IV I II III IV
-0,200
2019 2020 2021
X1 X2 X3 X4
Variabel X1 di tahun 2019 kuartal pertama sampai dengan tahun 2020 kuartal
penurunan sebesar 21%. Tahun 2021 kuartal pertama sampai dengan kuartal
kuartal keempat tahun 2020 dengan kuartal ketiga tahun 2021 hanya terjadi
aman karena bernilai positif, sehingga perusahaan masih mampu melunasi utang
kuartal pertama sampai dengan tahun 2020 kuartal kedua masih bernilai positif,
sedangkan di kuartal ketiga tahun 2020 sampai dengan tahun 2021 kuartal
68
tidak mampu memanfaatkan aktiva untuk menghasilkan laba yang nantinya akan
menjadi laba ditahan, tentu hal ini dapat menjadi fakto adanya potensi
sepanjang tahun 2020, dan tahun 2021 kuartal pertama, artinya aktiva tidak
mampu menghasilkan laba operasi. Tahun 2021 kuartal kedua dan ketiga
yang menurun, walaupun demikian masih berada dibatas aman karena nilainya
lebih dari satu, artinya perusahaan mampu menjamin total utang dengan total
ekuitas.
proporsi masing-masing variabel didapatkan nilai Z-score pada Tabel III. 19 dan
Z 2,759 2,603 2,671 2,849 2,692 2,657 2,555 2,218 2,057 2,302 2,315
Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
Grey Grey Grey Grey Grey
Bangkru Bangkru Bangkru Bangkru Bangkru Bangkru
t t t t t t Area Area Area Area Area
Z-Score
25
20
15
10
0
I II III IV I II III IV I II III IV
2019 2020 2021
Tidak bangkrut
Grey area
Bangkrut
Dari perhitungan Z-score pada Tabel III. 16 diketahui bahwa tahun 2019
kuartal pertama sampai dengan tahun 2020 kuartal kedua berada pada kategori
tidak bangkrut dan tahun 2020 kuartal ketiga sampai dengan tahun 2021 kuartal
ketiga berada pada kategori grey area yang artinya perusahaan mengalami
yang membuat perusahaan berada pada batas kategori grey area adalah kerugian
dari operasi bisnis perusahaan sehingga berdampak pada laba di tahan yang
SIMPULAN
menggunakan metode Altman Z-score yang telah dilakukan oleh penulis pada bab
1. Hasil analisis rasio aktivitas dengan menggunakan rasio asset turnover dan
inventory turnover pada perusahaan sub sektor perhotelan yaitu EAST, JIHD,
dan SHID disimpulkan bahwa, dari sudut pandang analisis rasio asset
dan SHID karena nilainya lebih besar dari rata-rata ketiga perusahaan,
yaitu current ratio, quick ratio, dan cash ratio pada perusahaan sub sektor
perhotelan yaitu EAST, JIHD, dan SHID disimpulkan bahwa dari sudut
70
pandang analisis rasio current ratio, SHID mempunyai kinerja keuangan
paling tinggi diantara JIHD dan EAST karena nilainya lebih besar dari rata-
karena berada di bawah rata-rata. Dari sudut pandang analisis quick ratio
JIHD tidak berbeda jauh dengan SHID. Dari sudut pandang analisis cash
ratio JIHD mempunyai kinerja keuangan paling tinggi diantara SHID dan
EAST karena nilainya lebih besar dari rata-rata ketiga perusahaan, sedangkan
JIHD dan EAST mempunyai kinerja paling rendah karena berada di bawah
rata-rata.
debt to total asset ratio dan total debt to total equity ratio pada perusahaan
sub sektor perhotelan yaitu EAST, JIHD, dan SHID disimpulkan bahwa dari
sudut pandang analisis rasio total debt to total asset ratio, EAST mempunyai
kinerja keuangan paling tinggi diantara SHID dan JIHD karena nilainya lebih
paling rendah karena berada di atas rata-rata. Dari sudut pandang analisis
total debt to total equity ratio, EAST mempunyai kinerja keuangan paling
ketiga perusahaan karena nilai rasio lebih tinggi dari nilai rata-rata rasio.
profit margin, return on asset, dan return on equity pada perusahaan sub
71
sektor perhotelan yaitu EAST, JIHD, dan SHID disimpulkan bahwa EAST
mempunyai kinerja keuangan paling tinggi diantara SHID dan JIHD, karena
5. Hasil analisis prediksi kebangkrutan dari tahun 2019 kuartal kedua sampai
dengan tahun 2021 kuartal keempat, EAST termasuk dalam kategori tidak
bangkrut karena nilai Z-score lebih dari 2,6. JIHD juga masuk dalam kategori
dalam menghasilkan laba operasi perusahaan dari tahun 2020 sampai tahun
2021 masih negatif. SHID dari tahun 2019 kuartal pertama sampai dengan
tahun 2020 kuartal kedua masih termasuk kategori tidak bangkrut dan periode
setelahnya masuk kategori grey area, karena nilai Z-score berada di antara
72
DAFTAR PUSTAKA
PT Eastparc Hotel Tbk. (2022). Tentang Kami. Diambil kembali dari PT Eastparc
Hotel Tbk: https://eastparc.co.id/
PT Hotel Sahid Jaya Tbk. (2022). About. Diambil kembali dari PT Hotel Sahid
Jaya International Tbk: https://www.pthsji.com/
73
PT Jakarta International Hotels & Development Tbk. (2022). Perusahaan.
Diambil kembali dari PT Jakarta International Hotels & Development
Tbk: http://jihd.co.id/id/
Subramanyam, K., & Wild, J. J. (2014). Financial Statement Analysis. New York:
McGraw-Hill Education.
Zulaikah, S., & Laila, N. (2016). Perbandingan Financial Distress Bank Syariah di
Iindonesia dan Bank Islam di Malaysia sebelum dan sesudah Krisis Global
2008 Menggunakan Model Altman Z-score.
74
LAMPIRAN
Komite Audit.
RUPS
Dewan
Komisaris
Komisaris Presiden
Independen Komisaris
Komite Sekretaris
Audit Perusahaan
Presiden
Direktur
Direktur Direktur
Direktur
Muhammad Anis
75
Wahyudi Eko Sutoro
Veri Antoni
Faiz Zamzami
Audit.
Dewan
Komisaris
Komite Dewan
Audit Direksi
Wakil Presiden
Direktur
76
1. Presiden Komisaris : Sugianto Kusuma
Lidwina Ong
Agung R. Prabowo
Tony Soesanto
Hendra Kurniawan
Dedy Djafarli
Indra Pranajaya
77
Lampiran 3 Struktur Organisasi SHID
Struktur organisasi PT Hotel Sahid Jaya International Tbk terdiri dari Presiden
Dewan
Komisaris
Komite
Audit
Direktur
Utama
Wakil Direktur
Utama
Direktur
Kepala Manager
Internal Sekretaris Departemen Akuntansi dan
Audit Perusahaan SDM Keuangan
78
4. Presiden Direktur : Dr. Ir. H. Hariyadi B. Sukamdani, MM
Dewi Narulita
X1 -0,053 0,083 0,060 0,079 0,071 0,019 0,002 0,007 0,001 0,016 0,020
X2 -0,020 -0,009 0,009 0,012 0,003 0,005 0,028 0,033 0,017 0,018 0,024
X3 0,022 0,013 0,020 -0,011 -0,042 0,013 0,007 0,006 0,009 0,009 0,033
X4 4,818 5,164 3,563 5,402 4,985 17,985 13,607 17,169 16,175 23,292 17,364
X1 -0,004 -0,020 -0,005 -0,039 -0,032 -0,024 -0,024 -0,051 -0,046 -0,059 -0,055
X2 0,214 0,216 0,216 0,209 0,206 0,200 0,198 0,208 0,207 0,195 0,193
X3 0,001 -0,008 0,001 -0,003 -0,004 -0,016 -0,011 -0,005 -0,036 -0,019 -0,010
X4 3,093 3,073 3,067 2,691 2,653 2,559 2,510 2,650 2,645 2,464 2,443
79
Lampiran 6 Hasil Perhitungan Variabel Z-Score SHID
X1 0,133 0,126 0,129 0,139 0,132 0,134 0,130 0,103 0,105 0,106 0,108
X2 0,028 0,017 0,017 0,021 0,015 0,006 -0,003 -0,020 -0,026 -0,029 -0,037
X3 0,000 -0,008 0,001 0,008 -0,004 -0,007 -0,008 -0,011 -0,031 0,007 0,007
X4 1,710 1,692 1,684 1,730 1,720 1,722 1,680 1,601 1,581 1,573 1,604
80
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Biodata Pribadi
SD SMP SMA
Jurusan - - MIPA
Tahun Masuk-
2006-2012 2012-2015 2015-2018
Lulus
81
C. Pengalaman Organisasi
82