TAHUN 2019
Diajukan oleh:
Wildanu Fauzi
NPM: 1302160048
i
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN
TANGERANG SELATAN
PERSETUJUAN
KARYA TULIS TUGAS AKHIR
Mengetahui, Menyetujui,
Ketua Jurusan Akuntansi Dosen Pembimbing
ii
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN
TANGERANG SELATAN
iii
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN
TANGERANG SELATAN
PERNYATAAN KEASLIAN
KARYA TULIS TUGAS AKHIR
Dengan ini menyatakan bahwa sesungguhnya Karya Tulis Tugas Akhir ini adalah
hasil tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang
saya salin atau tiru tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya. Bila terbukti
saya melakukan tindakan plagiarisme, saya siap dinyatakan tidak lulus dan dicabut
gelar yang telah diberikan.
Tangerang Selatan, 20 Juni 2019
Yang memberi pernyataan,
Materai 6000
Wildanu Fauzi
NPM 1302160048
iv
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Pertama, Puji syukur kepada Allah S.W.T atas berkah limpahan rahmat, taufik,
dan hidayah yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini
dengan tuntas. Tak lupa juga sholawat serta salam selalu saya curahkan kepada
penting karena merupakan salah satu syarat kelulusan bagi penulis yang sedang
Kemudian yang tidak kalah penting juga yaitu dengan hadirnya karya tulis ini semoga
dapat memberikan manfaat khususnya bagi penulis sendiri maupun bagi pembacanya.
Ketiga, dalam proses pengerjaan karya tulis ini tentunya bukanlah hal yang
membantu menyelesaikan karya tulis ini sehingga selesai tepat waktu sebagaimana
1. Ahmad Munif dan Titis Ranum Kurniarini yaitu orang tua penulis yang telah
2. Alfina Fauzia dan Ahsan Rifqi Fauzi saudara kandung penulis yang telah
v
5. Bapak Tjahjo Winarto, Ak., M.B.A selaku dosen pembimbing yang telah begitu
sabar dan tulus memberikan waktu, pikiran, tenaga, bimbingan dan motivasi yang
6. Seluruh dosen dan Staf PKN STAN yang telah mendidik, membimbing, dan
STAN.
8. Teman-teman H. Sanisan 2017, Rumah Quran PJMI 2018, dan Adila Putra 2019.
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-per satu yang telah banyak
Penulis hanya bisa mendoakan semoga semua bantuan dan dukungan yang telah
Kesempurnaan hanyalah nilik Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karena itu, penulis
menyadari masih sangat banyak kekurangan dan ketidaksempurnaan dalam Karya Tulis
Tugas Akhir ini. Untuk itu penulis dengan terbuka menerima kritik dan saran perbaikan
dari pembaca yang bersifat membangun untuk menjadikan karya tulis ini lebih baik.
Semoga Karya Tulis ini dapat bermanfaat dan menjadi inspirasi bagi mahasiswa
Politeknik Keuangan Negara STAN serta bagi para pembaca pada umumnya.
vi
Tangerang Selatan, 2019
Penulis
vii
DAFTAR ISI
PERNYATAAN LULUS DARI TIM PENILAI KARYA TULIS TUGAS AKHIR . iii
C. Ruang Lingkup......................................................................................................... 3
viii
1. Gambaran Umum ..................................................................................................... 7
2. Independensi APIP................................................................................................. 17
3. Objektivitas Auditor............................................................................................... 20
A. Landasan Teori....................................................................................................... 24
2014.............................................................................................................................. 27
ix
B. Pembahasan............................................................................................................ 38
A. Simpulan ................................................................................................................ 64
B. Saran ...................................................................................................................... 68
LAMPIRAN ................................................................................................................. 70
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR TABEL
Tabel II.2 Hasil kuesioner bagian pertama ditinjau dari keahlian auditor Inspektorat
Tabel II.3 Hasil kuesioner bagian pertama ditinjau dari keahlian auditor Inspektorat
Tabel II.4 Hasil kuesioner bagian pertama ditinjau dari keahlian auditor Inspektorat
Tabel II.5 Hasil kuesioner bagian pertama ditinjau dari keahlian auditor Inspektorat
Tabel II.6 Hasil kuesioner bagian pertama ditinjau dari keahlian auditor Inspektorat
Tabel II.2 Hasil kuesioner bagian pertama ditinjau dari keahlian auditor Inspektorat
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Auditor dalam hal ini menjadi salah satu pengemban amanah dalam hal
dalam diri seorang auditor di lapangan antara lain: keahlian, independensi, dan etika
yang harus memenuhi kriteria yang sudah ditetapkan sesuai dengan Standar Audit
Intern Pemerintah Indonesia tahun 2014 dan Kode Etik Auditor Intern Pemerintah
Indonesia tahun 2014 menurut Asosiasi Auditor Intern Pemerintah Indoensia sebagai
Pemerintah yang sudah mulai tidak berlaku sejak peraturan yang baru.
1
2
Indikator keahlian dapat dilihat dari kompetensi teknis, sertifikasi jabatan dan pelatihan
berkelanjutan.
indpendensi APIP dan objektivitas auditor. Indikator yang digunakan untuk meninjau
independensi yaitu antara lain: tanggung jawab Pimpinan APIP, hubungan antara APIP
dan objek pemeriksaan (obrik), dan. Sementara indikator yang diguankan untuk
meninjau objektivitas yaitu antara lain: hubungan istimewa dengan objek audit, konflik
Topik bahasan yang terakhir yaitu etika yang harus dipatuhi oleh seorang
auditor. Ada beberapa prinsip-prinsip yang harus dipatuhi oleh seorang auditor antara
akan membahas bagaimana penerapan kode etik auditor dalam hal perilaku umum,
aturan perilaku auditor intern pemerintah dalam organisasi, hubungan sesama auditor,
antara ketentuan standar yang dianut dengan realita yang terjadi di lapangan sehingga
pada akhirnya menarik minat penulis untuk menuliskan sebuah Karya Tulis Tugas Akhir
B. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui bagaimana tingkat keahlian auditor yang terdiri atas latar
pelatihan berkelanjutan.
3. Untuk mengetahui bagaimana tingkat objektivitas auditor yang jujur dan tidak
C. Ruang Lingkup
agar tidak terlalu luas. Penelitian Karya Tulis Tugas Akhir ini hanya mencakup Standar
Umum Audit berdasarkan Standar Audit Intern Pemerintah Indonesia tahun 2014 dan
Kode Etik Asosiasi Auditor Intern Pemerintah Indonesia yang meninjau keahlian,
independensi dan objektivitas, dan kode etik yang secara sah digunakan sebagai acuan
Pertama, dalam rangka penyusunana Karya Tulis Tugas Akhir ini, penulis
tersebut ditempuh dengan cara membaca dan mempelajari buku-buku literatur, tulisan-
tulisan, artikel yang diterbitkan baik dalam media cetak maupun elektronik dan materi
kuliah yang berhubungan dengan materi yang dibahas dalam Karya Tulis Tugas Akhir
ini. Penelitian kepustakaan ini dilakukan agar penulis memperoleh pemahaman yang
cukup mengenai konsep dan landasan teori yang akan digunakan dalam penyusunan
Kedua, dalam rangka penyusunan Karya Tulis Tugas Akhir ini, penulis juga
dari objek yang akan dibahas. Hal tersebut ditempuh melalui tiga cara yaitu kuesioner,
wawancara, dan pengumpulan data yang berkaitan dengan materi yang akan dibahas
dalam Karya Tulis Tugas Akhir. Data yang diperoleh dari metode ini berupa hasil
yang akan dibahas. Penelitian lapangan ini dilakukan agar penulis memperoleh
E. Sistematika Penulisan
1. Bab I. Pendahuluan
Bab Pendahuluan pada Karya Tulis akan memberi gambaran umum mengenai
topik utama yang ingin penulis bahas. Gambaran tersebut dijelaskan dalam latar
belakang, tujuan penulisan, ruang lingkup pembahasan, metode pengumpulan data, dan
sistematika penulisan.
Bab II dalam Karya Tulis Tugas Akhir ini berisi pemaparan mengenai gambaran
umum Inspektorat Kabupaten Grobogan yang meliputi dasar hukum, tugas pokok dan
dan etika auditor di Inspektorat Kabupaten Grobogan sesuai dengan Standar Audit
Bab III dalam Karya Tulis Tugas Akhir ini berisi landasan teori penelitian
meliputi, standar umum audit berdasarkan Standar Audit intern Pemerintah Indonesia
(SAIPI) tahun 2013, kode etik berdasarkan SAIPI tahun 2014, standar umum audit
Selain itu, di Bab III terdapat pembahasan keahlian auditor yang meliputi
jabatan serta pendidikan dan pelatihan berkelanjutan, dan penggunaan tenaga ahli dan
sebagainya.
auditor dari intervensi sehingga dapat bekerja dengan leluasa, konfirmasi independensi
APIP dalam kegiatan audit ke Pimpinan Pemerintah Daerah tiap tahun, kegiatan
penjaminan kualitas yang bebas dari campur tangan dalam menentukan ruang lingkup,
Prinsip etika, aturan perilaku umum, aturan perilaku auditor intern pemerintah dalam
Pada bagian ini berisi simpulan dari apa yang penulis bahas terkait dengan data
dan fakta yang terjadi dengan landasan teoeri untuk menjawab tujuan penulisan tugas
1. Gambaran Umum
Kedudukan, Susunan Organisasi, tugas Pokok, Fungsi, Uraian Tugas Jabatan dan Tata
2. Dasar Hukum
7
8
Pemerintah.
Kreditnya.
Inpassing.
Organisasi, tugas Pokok, Fungsi, Uraian Tugas Jabatan dan Tata kerja Inspektorat.
9
3. Struktur Organisasi
Sumber: Diolah dari data primer Inspektorat Kabupaten Grobogan Tahun 2019
a. Inspektur
b. Sekretariat
evaluasi dan pelaporan, administrasi dan umum, hukum, hubungan masyarakat dan
10
pengawasan.
urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah dan tugas pembantuan oleh
perangkat daerah dan penanganan kasus pengaduan pada Satuan Kerja Perangkat
Jabatan Jumlah
Auditor Pertama 5
Auditor Muda 8
Auditor Madya 8
Jumlah 21
Sumber: Diolah dari data primer Inspektorat Kabupaten Grobogan Tahun 2019
Berdasarkan Tabel II.2 dapat diketahui bahwa terdapat Jabatan Auditor Pertama
a. Kompetensi Teknis
1) Harus mempunyai tingkat pendidikan formal minimal Strata Satu (S-1) atau yang
setara.
4) Dapat menggunakan tenaga ahli apabila Auditor atau APIP tidak mempunyai
di dalamnya bersumber dari Perka BPPK nomor 210 Tahun 2010 tentang Standar
ke beberapa atribut. Hasil kuesioner yang diberikan kepada para auditor adalah sebagai
berikut.2Tabel II.2 Hasil kuesioner bagian pertama ditinjau dari keahlian auditor
Tabel II.2 Hasil kuesioner bagian pertama ditinjau dari keahlian auditor Inspektorat
Jumlah Responden
Jabatan Jawaban
Atribut 1 Atribut 2 Atribut 3 Atribut 4 Atribut 5 Atribut 6
Setuju 5 4 5 5 5 5
Auditor Pertama Kurang Setuju 0 1 0 0 0 0
Tidak Setuju 0 0 0 0 0 0
Setuju 8 6 8 8 8 8
Auditor Muda Kurang Setuju 0 2 0 0 0 0
Tidak Setuju 0 0 0 0 0 0
Setuju 8 8 8 8 8 8
Auditor Madya Kurang Setuju 0 0 0 8 0 0
Tidak Setuju 0 0 0 0 0 0
Keterangan:
mengelola risiko.
pengendalian internal dalam organisasi dan mampu melakukan reviu untuk menilai
efektivitasnya.
practice) dalam pelaksanaan tata kelola sektor publik (public sector governance).
Tabel II.3 Hasil kuesioner bagian kedua ditinjau dari keahlian auditor Inspektorat
Jumlah Responden
Jabatan Jawaban
Atribut 7 Atribut 8 Atribut 9 Atribut 10 Atribut 11 Atribut 12
Setuju 5 4 5 4 5 5
Auditor Pertama Kurang Setuju 0 1 0 1 0 0
Tidak Setuju 0 0 0 0 0 0
Setuju 6 8 7 7 8 8
Auditor Muda Kurang Setuju 2 0 1 1 0 0
Tidak Setuju 0 0 0 0 0 0
Setuju 8 8 8 8 8 8
Auditor Madya Kurang Setuju 0 0 0 0 0 0
Tidak Setuju 0 0 0 0 0 0
Keterangan:
Atribut 10: Mampu menyajikan laporan hasil pengawasan kepada pihak yang
kompeten.
Atribut 11: Mampu bertindak secara konsisten sehingga terdapat satu kesatuan antara
Tabel II.4 Hasil kuesioner bagian ketiga ditinjau dari keahlian auditor Inspektorat
Jumlah Responden
Jabatan Jawaban
Atribut 13 Atribut 14 Atribut 15 Atribut 16 Atribut 17 Atribut 18
Setuju 5 4 5 5 5 0
Auditor Pertama Kurang Setuju 0 1 0 0 0 5
Tidak Setuju 0 0 0 0 0 0
Setuju 8 8 8 7 8 8
Auditor Muda Kurang Setuju 0 0 0 1 0 0
Tidak Setuju 0 0 0 0 0 0
Setuju 8 8 8 8 8 8
Auditor Madya Kurang Setuju 0 0 0 0 0 0
Tidak Setuju 0 0 0 0 0 0
Keterangan:
Atribut 13: Mampu berkomunkasi dengan baik termasuk melakukan interviu dengan
staf pada semua level dalam organisasi yang diawasi guna memperoleh pemahaman
pusat/ daerah.
16
Atribut 18: Menyusun program pengawasan termasuk untuk penugasan yang sifatnya
spesifik.
Tabel II.5 Data sertifikasi jabatan dan pendidikan profesional berkelanjutan auditor
Program tersebut adalah salah satu program yang terdapat dalam Renja yang
ditandatangani oleh Inspektur. Untuk hasil evaluasi tahun sebelumnya (2018), program
tersebut telah dilaksanakan sebagaimana mestinya dan tidak dijumpai kendala apapun.
17
2. Independensi APIP
Data dan fakta yang berkaitan dengan Independensi APIP ialah sebagai berikut:
ayat (3) Peraturan Bupati Nomor 50 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan
Organisasi, Tugas Pokok, Fungsi, Uraian Tugas Jabatan dan Tata Kerja Inspektorat
pengawasan;
operasional kegiatan;
peraturan perundangundangan;
peraturan perundangundangan;
10) Merumuskan pedoman dan petunjuk teknis pelaksanan program dan kegiatan
pengawasan;
sesuai dengan ketentuan secara berkala sebagai bahan kebijakan lebih lanjut;
Wilayah III, dan Inspektur Pembantu wilayah IV serta jabatan fungsional tertentu
16) Melaporkan pelaksanaan program dan kegiatan pengawasan baik secara lisan
pelaksanaan tugas;
19
pengambilan kebijakan;
19) Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan baik secara lisan maupun
tertulis berdasarkan kajian dan ketentuan yang berlaku sebagai bahan masukan
Terdapat Piagam Audit Intern mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan, yaitu
tanggal 27 September 2018. Piagam Audit Intern ini dapat direviu dan dimutakhirkan
secara berkala untuk dilihat kesesuaiannya dan apabila diperlukan maka akan dilakukan
Perlu diketahui bahwa berbeda dengan BPK yang merupakan audit eksternal,
Inspektorat merupakan lembaga internal di bawah pemerintah daerah. Oleh sebab itu,
ruang lingkup dan tanggung jawab tingkat independensi hanya terbatas atas pimpinan
3. Objektivitas Auditor
Tabel II.6 Hasil kuesioner bagian pertama ditinjau dari objektivitas auditor
Jumlah Responden
Jabatan Jawaban
Atribut 1 Atribut 2 Atribut 3 Atribut 4 Atribut 5
Sangat Setuju 3 3 4 4 5
Setuju 2 0 0 1 0
Auditor Pertama
Kurang Setuju 0 2 1 0 0
Tidak Setuju 0 0 0 0 0
Sangat Setuju 6 7 8 6 8
Setuju 2 0 0 2 0
Auditor Muda
Kurang Setuju 0 1 0 0 0
Tidak Setuju 0 0 0 0 0
Sangat Setuju 7 8 7 7 8
Setuju 1 0 0 1 0
Auditor Madya
Kurang Setuju 0 0 1 0 0
Tidak Setuju 0 0 0 0 0
Keterangan:
Atribut 1: Auditor harus memiliki sikap netral dan tidak bias serta menghindari
Atribut 2: Auditor tidak menerima pemberian dari obrik sebagai ucapan terima kasih.
Atribut 3: Tidak menerima tugas untuk melakukan pemeriksaan terhadap auditi yang
Atribut 4: Melaksanakan audit intern secara objektif dengan berasaskan kejujuran dan
Atribut 5: Auditor ditempatkan dalam situasi yang membuat auditor tidak mampu
Tabel II.7 Hasil kuesioner bagian pertama ditinjau dari etika auditor Inspektorat
Jumlah Responden
Jabatan Jawaban
Atribut 1 Atribut 2 Atribut 3 Atribut 4 Atribut 5
Setuju 5 5 5 4 4
Auditor Pertama Kurang Setuju 0 0 0 1 1
Tidak Setuju 0 0 0 0 0
Setuju 8 8 8 7 7
Auditor Muda Kurang Setuju 0 0 0 1 1
Tidak Setuju 0 0 0 0 0
Setuju 8 8 8 7 7
Auditor Madya Kurang Setuju 0 0 0 1 1
Tidak Setuju 0 0 0 0 0
jawab
Atribut 3: Auditor menghormati dan berkontribusi pada tujuan organisasi yang sah
dan etis
Atribut 4: Auditor tidak menerima gratifikasi terkait dengan jabatan dalam bentuk
apapun
Atribut 5: Auditor tidak berpartisipasi dalam kegiatan atau hubungan apapun yang
prasangka, atau yang meragukan kemampuannya untuk dapat melaksanakan tugas dan
Tabel II.8 Hasil kuesioner bagian kedua ditinjau dari etika auditor Inspektorat
Jumlah Responden
Jabatan Jawaban
Atribut 6 Atribut 7 Atribut 8 Atribut 9 Atribut 10
Setuju 4 5 5 5 5
Auditor Pertama Kurang Setuju 1 0 0 0 0
Tidak Setuju 0 0 0 0 0
Setuju 7 8 7 8 8
Auditor Muda Kurang Setuju 1 0 1 0 0
Tidak Setuju 0 0 0 0 0
Setuju 7 8 8 8 7
Auditor Madya Kurang Setuju 1 0 0 0 1
Tidak Setuju 0 0 0 0 0
Atribut 6: Tidak dapat menerima sesuatu dalam bentuk apapun yang dapat
Atribut 7: Mengungkapkan semua fakta material yang diketahui, yaitu fakta yang jika
dalam tugasnya.
Atribut 10: Auditor memberikan layanan yang dapat diselesaikan sepanjang memilih
Tabel II.9 Hasil kuesioner bagian ketiga ditinjau dari etika auditor Inspektorat
Jumlah Responden
Jabatan Jawaban
Atribut 11 Atribut 12 Atribut 13 Atribut 14 Atribut 15
Setuju 5 5 5 5 5
Auditor Pertama Kurang Setuju 0 0 0 0 0
Tidak Setuju 0 0 0 0 0
Setuju 8 7 8 8 8
Auditor Muda Kurang Setuju 0 1 0 0 0
Tidak Setuju 0 0 0 0 0
Setuju 8 8 8 8 8
Auditor Madya Kurang Setuju 0 0 0 0 0
Tidak Setuju 0 0 0 0 0
Atribut 11: Auditor melakukan pengawasan sesuai dengan Standar Audit Intern
Pemerintah Indonesia
kualitas pelaksanaan tugasnya, baik yang diperoleh dari pendidikan formal, pelatihan
jawaban dan keterangan atas kinerja dan tindakannya secara sendiri atau kolektif
kepada pihak yang memiliki hak atak kewenangan untuk meminta keterangan atau
pertanggungjawaban.
Atribut 14: Auditor tidak terlibat dalam segala aktivitas ilegal, atau terlibat dalam
Atribut 15: Auditor tidak mengambil alih peran, tugas, fungsi dan tanggung jawab
A. Landasan Teori
Landasan hukum yang menjadi pedoman utama dari topik bahasan karya tulis
ini ialah Standar Audit Intern Pemerintah Indonesia (SAIPI) Tahun 2014 dan Kode Etik
AAIPI 2014 beserta aturan yang terintegrasi yang dikeluarkan oleh Asosiasi Auditor
Negara Dan Reformasi Birokrasi Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pencabutan Peraturan
Standar Audit Aparat Pengawas Intern Pemerintah yang sudah mulai tidak berlaku
Selain itu, dari sisi Inspektorat sendiri, pedoman tersebut sesuai dengan Pasal 9
Piagam Audit Intern yang ditetapkan oleh Inspektur Kabupaten Grobogan dan disahkan
24
25
adalah akuntan publik yang memberikan jasa kepada auditan untuk memeriksa laporan
Definisi auditor menurut Arens, Elder, dan Beasley (2012, 4) yang telah
pengumpulan dan evaluasi bukti tentang informasi untuk menentukan dan melaporkan
derajat kesesuaian antara informasi itu dan kriteria yang telah ditetapkan. Auditing
Auditor adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung jawab,
dan wewenang untuk melakukan pengawasan intern pada instansi pemerintah, lembaga
dan/atau pihak lain yang di dalamnya terdapat kepentingan negara sesuai dengan
dengan hak dan kewajiban yang diberikan secara penuh oleh pejabat yang berwenang
PER/220/M.PAN/7/2008 terdiri dari Auditor Terampil dan Auditor Ahli dengan rincian
sebagai berikut:
1) Auditor Pelaksana
3) Auditor Penyelia
1) Auditor Pertama
2) Auditor Muda
3) Auditor Madya
4) Auditor Utama
1) Pemeriksa Pertama
2) Pemeriksa Muda
3) Pemeriksa Madya
4) Pemeriksa Utama
27
SAIPI 2014
a. Audit
Audit adalah proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi yang dilakukan
secara independen, objektif, dan profesional berdasarkan standar audit, untuk menilai
b. Evaluasi
kegiatan dengan standar, rencana, atau norma yang telah ditetapkan, dan menentukan
mencapai tujuan.
c. Reviu
bahwa kegiatan tersebut telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan, standar, rencana,
d. Pemantauan
a. Kompetensi Teknis
28
melaksanakan penugasan audit intern sesuai dengan jenjang jabatan. Kompetensi teknis
Auditor Auditor. Kompetensi teknis audit intern terdiri dari kompetensi inti,
kompetensi yaitu:
Sektor Publik
proses tata kelola organisasi, pengendalian, dan manajemen risiko. Oleh karena itu
sangat penting bagi auditor untuk memiliki kompetensi bidang manajemen risiko,
Pengawasan yang dilakukan tidak akan berarti apabila tidak memberikan nilai
tambah bagi organisasi pemerintah agar hasil penugasan pengawasan dapat mendorong
mengelola risiko di dalam organisasinya. Hal ini sesuai dengan Permen PAN Nomor:
PER/220/M.PAN/7/2008.
akan membantu memberikan keyakinan bahwa komunikasi yang dilakukan jelas dan
dapat dimengerti.
akan mendukung hasil pengawasan yang realistis dan dapat diterima pihak-pihak
terkait.
pengawasan dapat dikelola dengan baik sehingga tujuan pengawasan dapat dicapai.
ke dalam tiga ranah dalam Taksonomi Bloom yaitu Kognitif, Psikomotor, dan Afektif
(Cognitive (C), Psychomotor (P), Affective (A)) dan terukur dengan menggunakan
30
proses kognitif, yaitu bergradasi mulai dari tingkat pengetahuan (C1), pemahaman
(C2), penerapan (C3), analisis (C4), sintesis (C5), evaluasi (C6). Ranah Psikomotorik
dikelompokkan ke dalam tingkatan yang bergradasi mulai dari yang paling sederhana
sampai dengan yang paling tinggi, yaitu imitasi (P1), manipulasi (P2), presisi (P3),
artikulasi (P4), dan naturalisasi (P5). Ranah afektif dikelompokkan dalam lima
tingkatan yang bergradasi dari yang paling sederhana sampai dengan yang paling
tinggi, yaitu pengenalan (A1), pemberian respon (A2), penghargaan terhadap nilai
sertifikasi lain di bidang pengawasan intern pemerintah, dan mengikuti pendidikan dan
auditor (JFA) yang sesuai dengan jenjangnya dan/atau sertifikasi lain di bidang
pelatihan serta ujian sertifikasi sesuai dengan ketentuan. Dalam pengusulan auditor
untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan sesuai dengan jenjangnya, pimpinan APIP
31
Auditor wajib memiliki pengetahuan dan akses atas informasi teraktual dalam
aktivitas audit intern untuk melaksanakan tanggung jawab audit intern secara objektif.
jawab aktivitas audit intern secara efektif, pimpinan APIP (Inspektur) memiliki akses
dapat terpenuhi.
b. Posisi APIP ditempatkan secara tepat sehingga bebas dari intervensi, dan
c. Meskipun demikian, APIP harus membina hubungan kerja yang baik dengan auditi
setiap tahun.
f. Independensi APIP secara efektif dicapai ketika Pimpinan APIP secara fungsional
4) Menerima komunikasi dari pimpinan APIP atas kinerja aktivitas audit intern;
hasil. Penjaminan Kualitas (Quality Assurance) terdiri dari audit, evaluasi, reviu,
pemantauan/ monitoring.
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah.
33
percaya pada hasil kerjanya dan bahwa tidak ada kompromi kualitas yang dibuat.
audit kepada orang lain. Ancaman terhadap objektivitas harus dikelola pada tingkat
Auditor harus memiliki sikap yang netral dan tidak bias serta menghindari
yang dilakukannya.
berikut:
1) Auditor harus memiliki sikap yang netral dan tidak bias serta menghindari konflik
obyektif.
34
mengompromikan kualitas.
profesionalnya.
1) Integritas
Integritas adalah mutu, sifat, atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang
utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan dan
tidak hanya menyatakan kejujuran, namun juga hubungan wajar dan keadaan yang
sebenarnya.
c) Menghormati dan berkontribusi pada tujuan organisasi yang sah dan etis; dan
35
2) Objektivitas
pertimbangan pribadi atau golongan dalam mengambil putusan atau tindakan. Auditor
atau proses yang sedang diaudit. Auditor intern pemerintah membuat penilaian
berimbang dari semua keadaan yang relevan dan tidak dipengaruhi oleh kepentingan-
b) Tidak menerima sesuatu dalam bentuk apapun yang dapat mengganggu atau patut
c) Mengungkapkan semua fakta material yang diketahui, yaitu fakta yang jika tidak
3) Kerahasiaan
36
tidak diceritakan kepada orang lain yang tidak berwenang mengetahuinya. Auditor
intern pemerintah menghormati nilai dan kepemilikan informasi yang diterima dan
tidak mengungkapkan informasi tanpa kewenangan yang tepat, kecuali ada ketentuan
tugasnya; dan
b) Tidak menggunakan informasi untuk keuntungan pribadi atau dengan cara apapun
4) Kompetensi
5) Akuntabel
untuk menjawab dan menerangkan kinerja dan tindakan seseorang kepada pihak yang
pertanggungjawaban atas kinerja dan tindakannya kepada pihak yang memiliki hak atau
tindakannya secara sendiri atau kolektif kepada pihak yang memiliki hak atau
6) Perilaku Profesional
Perilaku profesional adalah tindak tanduk yang merupakan ciri, mutu, dan
kualitas suatu profesi atau orang yang profesional di mana memerlukan kepandaian
sikap konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan menahan diri dari segala perilaku
organisasi.
wajib:
38
a) Tidak terlibat dalam segala aktivitas ilegal, atau terlibat dalam tindakan yang
dan
b) Tidak mengambil alih peran, tugas, fungsi, dan tanggung jawab manajemen
tugas; dan
B. Pembahasan
a. Kompetensi Teknis
dengan SAIPI 2014. Kondisi tersebut dapat tercapai berdasarkan hasil kuesioner yang
39
diberikan. Kuesioner tersebut terlihat dalam tabel II.1 atribut 1-6 dengan rincian nomor
1-2 tentang manajemen risiko, nomor 3-4 tentang pengendalian internal, dan nomor 5-
a) Manajemen Risiko
Inspektorat Grobogan telah sesuai dengan SAIPI 2014. Kondisi tersebut dapat dicapai
tepat dalam mengelola risiko. Seluruh auditor menjawab setuju dan tidak ada satupun
yang menjawab kurang setuju ataupun tidak setuju. Artinya, semua auditor di
risiko.
organisasi secara keseluruhan. Delapan belas dari duapuluh satu auditor atau 85,7%
menjawab setuju.
Sisanya tiga orang menjawab kurang setuju yang terdiri atas satu orang auditor
pertama dan dua orang auditor muda. Ketiga orang ini beralasan bahwa mereka masih
Oleh karena itu dalam hal manajemen risiko telah sesuai dengan kriteria dalam
b) Pengendalian Internal
Inspektorat Grobogan telah sesuai dengan SAIPI 2014. Kondisi tersebut dapat dicapai
Seluruh auditor atau 100% memberikan jawaban setuju dalam pernyataannya dan tidak
ada yang menjawab kurang setuju ataupun tidak setuju. Artinya dalam hal pengetahuan
hubungan risiko organisasi dengan pengendalian internal dalam organisasi dan mampu
melakukan reviu untuk menilai efektivitasnya. Seluruh auditor atau 100% menjawab
setuju dan tidak ada satupun yang menjawab kurang setuju ataupun tidak setuju.
mengenai penegendalian internal telah sesuai dengan kriteria SAIPI 2014 sebagaimana
mestinya.
Dalam hal kompetensi teknis mengenai tata kelola sektor publik, para auditor
Inspektorat Grobogan telah sesuai dengan SAIPI 2014. Kondisi tersebut dapat dicapai
(best practice) dalam pelaksanaan tata kelola sektor publik (public sector governance).
Berdasarkan hasil kuesioner, seluruh auditor atau 100% menajawab setuju dan tidak
prinsip akuntabilitas sektor publik. Berdasarkan hasil kuesioner, seluruh auditor atau
100% menajawab setuju dan tidak ada satupun yang menjawab kurang setuju ataupun
tidak setuju.
Dengan demikian, dalam hal kompetensi teknis mengenai tata kelola sektor
Dalam hal kompetensi teknis mengenai strategi kegiatan audit intern, para
auditor Inspektorat Grobogan telah sesuai dengan SAIPI 2014. Kondisi tersebut dapat
dicapai karena hasil dari atribut kuesioner nomor tujuh dan delapan.
Atribut nomor tujuh yaitu pengetahuan mengenai metode, teknik, dan standar
audit, evaluasi, reviu, pemantauan. Berdasarkan hasil kuesioner, 19 dari 20 atau 90,5
auditor menjawab setuju. Sedangkan dua orang sisanya menjawab kurang setuju dan
tidak ada satupun yang menjawab tidak setuju. Dua orang yang tidak setuju tersebut
berasal dari auditor muda yang masih baru menjabat melalui inpassing atau
penyesuaian.
42
teknis dan pengalaman yang dibutuhkan agar tujuan strategi pengawasan dapat
tercapai. Berdasarkan hasil kuesioner, 20 dari 21 atau 95,2% auditor menjawab setuju.
Grobogan sebagian besar telah memenuhi kriteria sesuai SAIPI 2014 sebagaimana
mestinya.
Dalam hal kompetensi teknis mengenai pelaporan hasil audit intern, para
auditor Inspektorat Grobogan telah sesuai dengan SAIPI 2014. Kondisi tersebut dapat
dicapai karena hasil dari atribut kuesioner nomor sembilan dan sepuluh.
pengawasan sesuai dengan standar yang berlaku. Berdasarkan hasil kuesioner, 95,2%
auditor menjawab setuju. Sedangkan satu orang auditor muda menjawab kurang setuju.
Demikian juga pada atribut nomor sepuluh yaitu mampu menyajikan laporan
hasil pengawasan kepada pihak yang kompeten. Berdasarkan hasil kuesioner, 95,2%
auditor menjawab setuju. Sedangkan satu orang auditor muda menjawab kurang setuju.
4) Sikap Profesional
43
Inspektorat Grobogan telah sesuai dengan SAIPI 2014. Kondisi tersebut dapat dicapai
karena hasil dari atribut kuesioner nomor sebelas dan dua belas.
Atribut nomor sebelas yaitu bertindak secara konsisten sehingga terdapat satu
kesatuan antara kata dan perbuatan. Sedangkan atribut nomor dua belas yaitu
kuesioner, semua responden atau 100% auditor menjawab setuju dan tidak ada
seorangpun yang menjawab kurang setuju ataupun tidak setuju pada kedua pernyataan
tersebut.
mengenai sikap profesional telah sesuai dengan SAIPI 2014 dan diterapkan
sebagaimana mestinya.
5) Komunikasi
Grobogan telah sesuai dengan SAIPI 2014. Kondisi tersebut dapat dicapai karena hasil
Atribut tiga belas yaitu auditor mampu berkomunkasi dengan baik termasuk
melakukan interviu dengan staf pada semua level dalam organisasi yang diawasi guna
pengendalian internal, dan proses tata kelalola organisasi. Berdasarkan hasil dari
kuesioner, semua auditor menjawab setuju dan tidak ada seorang pun yang menjawab
dengan kebutuhan dan pemahaman pihak yang dituju. Berdasarkan hasil dari kuesioner,
20 dari 21 auditor menjawab setuju. Hanya satu orang auditor pertama yang menjawab
kurang setuju. Hal tersebut karena beliau merupakan orang indonesia yang bukan
berasan dari daerah Jawa Tengah sehingga gaya komunikasi dengan kebutuhan dan
sebagian besarauditor di bidang komunikasi telah sesuai dengan kriteria SAIPI 2014
sebagaimana mestinya.
6) Lingkungan Pemerintahan
Inspektorat Grobogan telah sesuai dengan SAIPI 2014. Kondisi tersebut dapat dicapai
karena hasil dari atribut kuesioner nomor lima belas dan enam belas.
seluruh auditor atau 21 orang menjawab setuju dan tidak seorangpun menjawab kurnag
orang auditor menjawab setuju sementara satu orang auditor muda menjawab kurang
setuju. Satu orang tersebut merupakan PNS yang berasal dari inpassing/penyesuaian
dan memiliki latar belakang pendidikan yang tidak berhubungan dengan akuntansi.
45
auditor mengenai lingkungan pemerintahan telah sesuai dengan kriteria SAIPI 2014
sebagaimana mestinya.
7) Manajemen Pengawasan
Inspektorat Grobogan telah sesuai dengan SAIPI 2014. Kondisi tersebut dapat dicapai
karena hasil dari atribut kuesioner nomor tujuh belas dan delapan belas.
Berdasarkan hasil kuesioner, seluruh auditor atau 21 orang menjawab setuju dan tidak
termasuk untuk penugasan yang sifatnya spesifik. Berdasarkan hasil kuesioner, 16 dari
21 orang auditor menjawab setuju. Sedangkan lima orang sisanya berasal dari auditor
pertama menjawab kurang setuju dan tidak ada satupun yang menjawab setuju. Hal ini
sesuai harapan penulis karena memang seharusnya auditor pertama tidak diharuskan
proses pengawasan sesuai standar yang berlaku. Hal tersebut tercermin dalam tiga
indikator yang digunakan yaitu kognitif, psikomotorik, dan afektif yang terdapat pada
tabel II.3
telah memenuhi kompetensi teknis yang dibutuhkan. Dalam pengetahuan, auditor telah
menyatakan, dan menyebutkan. Dalam hal pemahaman, auditor sudah mampu untuk
penerapan, auditor mampu untuk menggunakan atau menerapkan informasi yang telah
dipelajari ke dalam situasi atau konteks yang lain atau baru, seperti menghitung,
atau elemen fakta, konsep, pendapat, asumsi, hipotesa atau kesimpulan dan memeriksa
setiap komponen tersebut untuk melihat ada tidaknya kontradiksi, seperti membuat
auditor dapat mengkombinasikan bagian atau elemen ke dalam suatu kesatuan atau
memenuhi kompetensi teknis yang dibutuhkan. Dalam hal imitasi, auditor dapat meniru
mengucapkan. Kemudian dalam hal maniplasi, auditor dapat melakukan suatu perilaku
tanpa bantuan visual, seperti instruksi tulisan/verbal. Berikutnya dalam hal presisi,
47
auditor daapat melakukan sesuatu perilaku tanpa menggunakan contoh visual maupun
petunjuk tertulis, dengan lancar, tepat, seimbang, dan akurat. Kemudian dalam hal
artikulasi, auditor dapat menunjukkan serangkaian gerakan dengan akurat, urutan yang
benar, dan kecepatan yang tepat. Terakhir dalam hal naturalisasi, auditor dapat
melakukan geakan tertentu secara spontan atau otomatis, tanpa berfikir lagi.
dalam ranah afektif. Auditor dapat melakukan pengenalan, artinya dapat menerima dan
sesuatu seperti patuh, berpartisipasi, atau memberi tanggapan bila diminta. Kemudian
auditor dapat menghargai sebuah nilai dan menunjukkan kepercayaan bahwa suatu
perasaan, keyakinan, atau anggapan bahwa suatu gagasan, cara berpikir tertentu
mempunyai nilai. Terakhir, auditor sudah dapat menentukan nilai mana yang
tidak berpengaruh signifikan terhadap keandalan kompetensi teknis dari para auditor
empat orang auditor yang masih baru / kurang dari satu tahun sehingga belum memiliki
pengalaman lapangan yang cukup. Auditor yang berstatus baru menjabat tersebut
berasal dari penyesuaian / Inpassing yang diatur dalam Permendagri Nomor 15 Tahun
2019 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penyesuaian / Inpassing. Perlu diketahui bahwa
48
pengalaman lapangan sangat penting dimiliki oleh seorang auditor dalam menjalankan
fungsi pengawasan sebagai bekal dalam menjalankan tugas dan fungsi sebagai auditor
dan pengalaman tersebut hanya bisa didapatkan ketika terjun langsung ke lapangan.
Dalam praktiknya, empat orang auditor baru tersebut masing-masing tersebar ke dalam
lima tim yang berbeda sehingga analisis beban kerja yang muncul akan terbagi rata.
Oleh karena itu, kekurangan kompetensi teknis yang terjadi dapat diatasi.
Kemudian, faktor berikutnya yaitu adanya aturan yang baru sehingga auditor
perlu waktu untuk melakukan penyesuaian ulang, dalam hal ini kompetensi teknis, agar
mencapai tujuan sebagaimana mestinya. Aturan yang baru tersebut dapat berupa
permendagri, perda, peraturan bupati, peraturan kepala bpkp dan lain sebagainya.
contoh yaitu auditor dituntut untuk memahami aplikasi Sistem Keuangan Desa
(siskeudes) versi BPKP yang mulai digunakan untuk tata kelola sistem akuntansi di
Grobogan sudah sesuai dengan kriteria SAIPI 2014. Kondisi tersebut didapatkan
Grobogan, hampir semua mengikuti diklat sertifikasi jabatan fungsional yang sesuai
Terdapat tiga orang auditor yang belum memenuhi dua hal di atas yang semuanya
49
berasal dari auditor muda. Meskipun belum melalui diklat pembentukan, keempat
Pengawasan sesuai dengan jenjangnya. Selain itu, dalam evaluasi renja tahun
sebelumnya, program tersebut berjalan dengan lancar dan tidak ada kendala apapun.
Oleh karena itu, dapat dipastikan bahwa dalam hal auditor wajib mengikuti pendidikan
dan pelatihan sertifikasi jabatan fungsional auditor (JFA), dan pimpinan APIP wajib
memfasilitasi auditor untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan serta ujian sertifikasi
sesuai dengan ketentuan sebagaimana disebutkan dalam SAIPI 2014 bagian Standar
Umum tentang Kompetensi dan Kecermatan Profesional telah sesuai dengan kriteria.
kepada pimpinan kementerian/lembaga/ pemerintah daerah (dalam hal ini Bupati) agar
tanggung jawab pelaksanaan audit dapat terpenuhi. Kriteria yang digunakan ialah
Kondisi tersebut secara legal terdapat dalam pasal 2 ayat (2) Peraturan Bupati
Pokok, Fungsi, Uraian Tugas Jabatan dan Tata Kerja Inspektorat Kabupaten Grobogan
yang berbunyi:
b. Posisi APIP
ditempatkan secara tepat sehingga bebas dari intervensi, dan memperoleh dukungan
dapat bekerja sama dengan auditi dan melaksanakan pekerjaan dengan leluasa. Kriteria
ini terdapat pada Prinsip dasar dalam SAIPI 2014 bagian Prinsip Dasar tentang
Kondisi di atas secara legal terdapat dalam Pasal 2 Peraturan Daerah Nomor 15
Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah yang berbunyi:
Sekretariat Daerah, dan Sekretariat DPRD, dan daripada Dinas daerah seperti Dinas
Pendidikan, Dinas Kesehatan, Dinas Pekerjaan Umum dan lain-lain. Oleh karena itu,
kedudukan APIP telah ditempatkan dengan tepat sehingga memperoleh dukungan yang
Kemudian, hubungan kerja sama antara APIP dan obrik telah sesuai dengan
kriteria yaitu hubungan yang terjalin dengan baik terutama dalam hal saling memahami
terdapat dalam prinsip dasar SAIPI 2014 tentang Independensi APIP nomor tiga.
Kondisi ini dapat dicapai karena antara APIP dan obrik telah memahami peran
dilihat dengan mengacu ke Keputusan Bupati Grobogan Nomor 700 / 02 / 2019 tentang
Program Kerja Pengawasan Tahunan Tahun Anggaran 2019. Dalam keputusan bupati
yang secara teknis diatur oleh Inspektur. Kemudian, dalam lampiran 1 Keputusan
tersebut, terdapat daftar obrik yang akan diperiksa pada satu tahun yang menjadi dasar
terbitnya surat tugas pemeriksaan oleh Inspektur APIP untuk masing-masing obrik.
Dengan pemahaman peran di atas dapat disimpulkan bahwa hubungan antara APIP dan
Selanjutnya, APIP telah memenuhi kriteria dalam hal Pimpinan APIP melapor
audit intern dapat memenuhi tanggung jawabnya. Kriteria yang dimaksud terdapat
Kondisi tersebut secara legal terdapat dalam Pasal 4 ayat (3) huruf p dan r
Peraturan Bupati Nomor 50 Tahun 2016 Peraturan Bupati Grobogan Nomor 50 Tahun
2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Pokok, Fungsi, Uraian Tugas
52
Jabatan dan Tata Kerja Inspektorat Kabupaten Grobogan. Yang menyatakan bahwa
Dengan demikian, praktik yang terjadi telah sesuai dengan kriteria Prinsip
APIP dalam Piagam Audit Intern yang ditandatangani oleh Pimpinan APIP dan
disahkan oleh Bupati Grobogan pada 27 September 2018. Hal ini telah memenuhi
kriteria sesuai SAIPI 2014 tentang Prinsip Independensi Nomor lima yaitu Pimpinan
Dalam salah satu poin dalam Piagam Audit Intern menyebutkan bahwa
persyaratan auditor intern yang duduk dalam Unit APIP paling kurang memiliki
integritas dan perilaku yang profesioanl, independen, jujur, dan objektif dalam
pelaksanan tugasnya dst. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa Pimpinan APIP
Selain itu, saat pelakukan penelitian, ditemukan juga Piagam Audit Intern
lengkap dari mulai tahun 2015 sampai tahun 2018. Dengan demikian, poin penting
digunakan yaitu SAIPI 2014 bagian Prinsip Dasar tentang Independensi APIP nomor
keenam.
sebagai berikut:
1) Piagam Audit Internal telah disetujui oleh Inspektur dan ditandatangani oleh
Bupati Grobogan.
2) Rencana audit berbasis risiko dan anggaran audit dan rencana sumber daya sudah
2020.
bagian Prinsip Dasar tentang Independensi nomor tujuh yaitu Kegiatan Penjaminan
Kualitas (Quality Assurance) bebas dari campur tangan dalam menentukan ruang
Assurance) eksklusif hanya dimiliki oleh Pimpinan APIP (inspektur) yang dibantu oleh
Inspektur Pembantu sesuai dengan Pergub Nomor 15 Tahun 2016 pasal 9 ayat (5)
sehingga dipastikan tidak ada campur tangan oleh pihak lain dalam hal Penjaminan
Kualitas. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kriteria di atas dapat terpenuhi
sebagaimana mestinya.
APIP nomor delapan telah terpenuhi. Kriteria yang dimaksud ialah Pimpinan APIP
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah.
Kondisi di atas dapat tercapai karena secara legal salah satunya htelah diatur
pertimbangan kepada atasan baik secara lisan maupun tertulis berdasarkan kajian dan
ketentuan yang berlaku sebagai bahan masukan guna kelancaran pelaksanaan tugas dan
huruf a sampai dengan huruf h telah dipenuhi sebagaimana mestinya. Dengan demikian,
sesuai dengan SAIPI 2014 Bagian Prinsip Dasar tentang Independensi APIP.
55
sebagai berikut:
a. Sikap auditor yang netral, tidak bias, dan menghindari konflik kepentingan
Kondisi auditor di Inspektorat telah sesuai dengan kriteria pertama dalam SAIPI
2014 Bagian Prinsip Dasar tentang Objektivitas. Kriteria yang dimaksud ialah auditor
harus memiliki sikap yang netral dan tidak bias serta menghindari konflik kepentingan
Kondisi di atas dapat ditunjukkan oleh atribut kesatu dalam kuesioner pada tabel
II.6. yaitu auditor harus memiliki sikap netral dan tidak bias serta menghindari konflik
bahwa tiga dari lima auditor pertama, enam dari delapan auditor muda, dan tujuh dari
delapan auditor madya menjawab sangat setuju. Sedangkan sisanya menjawab setuju.
Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa kriteria pertama tentang Objektivitas
Dalam hal konflik kepentingan, ditunjukkan oleh atribut kedua dan ketiga
dalam kuesioner pada tabel II.6. Atribut kedua yaitu auditor tidak menerima pemberian
dari obrik sebagai ucapan terima kasih. Hasil kuesioner menunjukkan ada tiga auditor
(dua orang auditor pertama dan satu orang auditor muda) yang melaksanakan praktik
ini meskipun sudah tidak secara masif. Hal tersebut sejalan dengan hasil wawancara
dengan salah seorang auditor yang menunjukkan bahwa auditor sering ditawari
bingkisan oleh oknum obrik. Bingkisan itu dapat berupa buah, parsel, dan sebagainya.
Kegiatan ini berpotensi menimbulkan konflik kepentingan antar auditor dan obrik. Dari
56
semua uraian di atas, 18 dari 21 auditor atau sebanyak 90% auditor telah terbebas dari
Kemudian dilihat dari atribut ketiga yaitu tidak menerima tugas untuk
masih terdapat 9,52% atau dua orang auditor yang akan menerima tugas tersebut
dengan rincian satu audior madya dan satu orang auditor pertama sedangkan auditor
Selain dari tabel kuesioner, hasil wawancara dengan salah seorang auditor juga
lingkungan Inspektorat dapat dikategorikan baik karena sebagian besar auditor auditor
selalu menolak atau mengganti obrik apabila memiliki hubungan istimewa dengan
auditor. Sebagai contoh apabila auditor memeriksa obrik yang mana pimpinan obrik
tersebut adalah istrinya sendiri, maka auditor tersebut akan menggantik obrik itu
Dari semua uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa hampir semua auditor di
audit intern dengan memenuhi dua syarat yaitu jujur dan tidak mengompromikan
kualitas. Hal ini telah sesuai dengan kriteria dalam SAIPI 2014 Bagian Prinsip Dasar
tentang Objektivitas Auditor nomor dua. Prinsip yang dimaksud ialah auditor harus
objektif dalam melaksanakan audit intern dan harus memenuhi dua syarat dalam
Piagam Audit Intern Inspektorat Kabupaten Grobogan 2018 yang menyebutkan bahwa
persyaratan auditor intern yang duduk dalam Unit APIP paling kurang memiliki
integritas dan perilaku yang profesioanl, independen, jujur, dan objektif dalam
Selain itu, dari hasil respon terhadap kuesioner, objektivitas ditunjukkan pada
atribut nomor empat dalam tabel II.6, yaitu melaksanakan audit intern secara objektif
didapatkan yaitu empat dari lima orang auditor pertama, enam dari delapan orang
auditor muda, dan tujuh dari delapan auditor madya menjawab sangat setuju. Dengan
kata lain, 95,2% dari keseluruhan auditor telah memberikan jawaban yang memenuhi
Oleh karena itu, kriteria nomor empat dalam Prinsip Dasar tentang Objektivitas
Dalam praktik di lapangan telah sesuai dengan kriteria nomor tiga Bagian
Prinsip Dasar tentang Objektivitas Auditor SAIPI 2014 yaitu Pimpinan APIP tidak
diperkenankan menempatkan auditor dalam situasi yang membuat auditor tidak mampu
700/2/2019 tentang Program Kerja Pengawasan Tahunan Tahun Anggaran 2019 yang
menyatakan bahwa susunan tim pemeriksa (dalam hal ini auditor) yang terdiri dari
58
enam tim dengan jumlah total 21 orang. Setiap tim terdiri dari 4-5 orang dengan rincian
satu orang sebagai pengendali teknis yang dijabat oleh Inspektur Pembantu, satu orang
sebagai ketua tim, dan sisanya sebagai anggota yang terdiri dari Jabatan Fungsional
Kedua, kriteria ini ditunjukkan oleh atribut kelima dalam kuesioner pada tabel
II.6 yaitu auditor ditempatkan dalam situasi yang membuat auditor tidak mampu
yang diberikan menunjukkan bahwa 100 persen auditor baik auditor pertama, muda,
madya telah setuju bahwa dirinya telah ditempatkan pada situasi sebagaimana mestinya
yang digunakan dengan praktek yang terjadi di lapangan, dapat disimpulkan bahwa
Bagian Prinsip Dasar tentang Objektivitas Auditor dalam SAIPI 2014 telah terpenuhi
sebagaimana mestinya.
1) Prinsip Integritas
Prinsip Integritas telah sesuai dengan Kode Etik SAIPI 2014. Hal tersebut
prinsip integritas ini. Langkah konkret yang dimaksud ialah Inspektur selalu
memberikan catatan kaki pada Surat Perintah Tugas yang dikeluarkan untuk keperluan
59
pemeriksaan kepada obrik sejak tahun 2019. Catatan kaki tersebut berbunyi “menolak
suatu pemberian dari auditi yang terkait dengan keputusan maupun pertimbangan
profesional”. Hal tersebut sesuai dengan Pasal 13 huruf c Peraturan Bupati Nomor 42
Tahun 2016 tentang Kode Etik Aparat Pengawasan Intern Pemerintah di Inspektorat
kabupaten Grobogan.
Kedua, dari hasil kuesioner sesuai tabel II.7 pada atribeut ke 1-4, terlihat bahwa
Bila kita cermati pada tabel II.7 , tampak seluruh auditor menyetujui pernyataan
yang diberikan kecuali pada atribut keempat yaitu menolak untuk menerima gratifikasi
terkait dengan jabatan dalam bentuk apapun. Sebesar 18 dari 21 orang auditor
menyetujuinya atau kira-kira 90,5%. Tiga orang yang kurang setuju terdiri dari masing-
Meskipun demikian, dari hasil wawancara dengan salah satu dari ketiga orang
gratifikasi itu sendiri. Hal tersebut yang menjadi alasan ketiga auditor itu menjatuhkan
pilihannya. Hal tersebut tidak memengaruhi prinip integritas yang mereka pegang.
2) Prinsip Objektivitas
Prinsip Objektivitas telah sesuai dengan Kode Etik SAIPI sebagaimana telah
3) Prinsip Kerahasiaan
60
Prinsip Kerahasiaan telah sesuai dengan Kode Etik SAIPI 2014. Hal tersebut
dapat di lihat pada tabel. Dalam tabel II.8, prinsip Kerahasiaan ditunjukkan pada atribut
ialah 20 dari 21 auditor menyetujuinya. Hanya satu orang yang kurang setuju yaitu satu
Auditor Muda. Setelah dimintai keterangan ternyata orang tersebut beralasan bahwa
dirinya pernah melakukan kesalahan yaitu menghilangkan data auditi beberapa tahun
yang lalu.
untuk keuntungan pribadi atau dengan cara apapun yang akan bertentangan dengan
ketentuan perundang-undangan atau merugikan tujuan organisasi yang sah dan etis,
Oleh karena beberapa fakta di atas, Prinsip Kerahasiaan telah sesuai dengan
4) Prinsip Kompetensi telah sesuai dengan Kode Etik SAIPI 2014 sebagaimana telah
5) Prinsip Akuntabel
Prinsip Akuntabel telah sesuai dengan Kode Etik SAIPI 2014 Hal tersebut dapat
kita lihat pada tabel II.9 atribut nomor 13. Seluruh auditor menjawab setuju pada atribut
pertanggungjawaban atau jawaban dan keterangan atas kinerja dan tindakannya secara
sendiri atau kolektif kepada pihak yang memiliki hak atau kewenangan untuk meminta
Selain itu, bila kita lihat LHP pada lampiran tampak di situ nama-nama auditor
dan pihak-pihak terkait telah menandatangani sebuah dokumen LHP salah satu desa
yang menjadi obrik. Oleh karena itu, penerapan Prinsip Akuntabilitas sudah baik.
di Inspektorat Grobogan sudah sesuai dengan Kode Etik SAIPI 2014 yang berlaku
sebagaimana mestinya.
Prinsip Perilaku Profesional telah sesuai dengan Kode Etik SAIPI 2014. Hal
tersebut dapat dijelaskan pada tabel II.9 , atribut nomor 14 dan 15. Jawaban yang
diberikan yaitu semua auditor menyetujuinya. Atribut nomor 14 ialah auditor tidak
terlibat dalam segala aktivitas ilegal, atau terlibat dalam tindakan yang menghilangkan
nomor 15 ialah auditor tidak mengambil alih peran, tugas, fungsi, dan tanggung jawab
manajemen auditan dalam melaksanakan tugas yang bersifat konsultasi. Dari kedua
Oleh karena itu, dari fakta-fakta tersebut, dapat disimpulkan bahwa Prinsip
Perilaku Profesional telah diterapkan sebagaimana mestinya sesuai dengan Kode Etik
SAIPI 2014.
Hubungan sesama auditor telah sesuai dengan Kode Etik yang berlaku. Hal
dihadapkan dengan beban kerja yang melampaui kapasitasnya. Hal ini sangat mungkin
62
terjadi apabila auditor diberi penugasan sebagai panitia sebuah kepanitiaan seperti
panitia LHKPN, panitia penyerapan anggaran, dan sebagainya. Apabila hal itu terjadi,
maka akan berpotensi mengganggu pengerjaan tugas utama auditor dalam rangkaian
sehingga beban kerja tersebut dapat dihadapi bersama. Para auditor sudah memelihara
rasa kebersamaan dan kekeluargaan dengan baik. Para auditor juga saling
di Inspektorat Grobogan telah berjalan sesuai dengan Kode Etik SAIPI 2014
sebagaimana mestinya.
Hubungan antara auditor dan objek pemeriksaan telah sesuai dengan Kode Etik
AAIPI 2014. Hal tersebut di atas didasarkan oleh beberapa faktor sebagai berikut:
penampilan sesuai dengan tugasnya. Salah satu contoh nyata yaitu pemasangan pin
tugas
Antara auditor dan objek pemeriksaan telah menjalin kerja sama dengan baik.
Hal itu dapat terjadi mengingat peran masing-masing sesuai dengan Keputusan Bupati
63
Grobogan Nomor 700 / 02 / 2019 tentang Program Kerja Pengawasan Tahunan yang
Auditor dan obrik menghindari setiap tindakan dan perilaku yang memberikan
kesan melanggar hukum atau etika profesi terutama pada saat bertugas. Hal tersebut di
Dengan demikian, jelas sudah bahwa hubungan antara auditor dan objek
A. Simpulan
Susunan Organisasi, tugas Pokok, Fungsi, Uraian Tugas Jabatan dan Tata kerja
Inspektorat.
menggunakan Standar Audit Intern Pemerintah Indoensia (SAIPI) Tahun 2014 dan
Kode Etik AAIPI 2014 beserta aturan yang terintegrasi yang dikeluarkan oleh Asosiasi
64
65
Terdapat empat fokus topik bahasan dalam karya tulis ini. Empat topik tersebut
auditor, dan tinjauan etika auditor. Secara garis besar, Inspektorat Grobogan telah
menerapkan keempat topik tersebut sesuai dengan kriteria baik SAIPI 2014 maupun
Kode Etik AAIPI 2014 sebagaimana mestinya. Meskipun belum sempurna, tidak
ditemukan ketidaksesuaian antara kriteria yang harus dipatuhi dan praktik yang terjadi
kriteria SAIPI 2014. Keahlian auditor yang dimaksud terdiri dari kompetensi
audit intern terkait dengan persyaratan untuk dapat melaksanakan penugasan audit
intern sesuai dengan jenjang jabatan. Sementara sertifikasi jabatan dan pendidikan
pengendalian internal, tata kelola organisasi, (2) strategi kegiatan audit intern, (3)
pelaporan hasil audit intern (4) sikap profesional, (5) komunikasi, (6) lingkungan
pelatihan profesional berkelanjutan, terdapat tiga orang auditor muda yang belum
periode berikutnya dan telah terdapat pada rencana kerja Inspektorat Grobogan itu
2014 secara umum. Independensi yang dimaksud adalah kebebasan dari kondisi
jawab audit intern secara objektif. Dalam memenuhi kriteria tersebut, Inspektorat
telah memenuhi unsur-unsur yang dibutuhkan seperti peran serta Pimpinan APIP
dalam hal tanggung jawab yang sudah tepat, posisi dan kedudukan APIP yang
kualitas yang sudah memadai dan bebas dari campur tangan, pelaporan
konfirmasi independensi APIP kepada atasan Pimpinan APIP dalam hal ini Bupati.
Dengan demikian, jelas sudah bahwa APIP Inspektorat Grobogan telah memenuhi
dengan kriteria SAIPI 2014. Objektivitas yang dimaksud adalah sikap mental tidak
sedemikian rupa sehingga auditor percaya pada hasil kerjanya dan bahwa tidak ada
kompromi kualitas yang dibuat. Dalam memenuhi kriteria tersebut, hampir semua
auditor telah memenuhi unsur-unsur yang dibutuhkan seperti sikap auditor yang
netral, tidak bias, dan menghindari konflik kepentingan. Selanjutnya auditor juga
67
4. Etika auditor di Inspektorat Grobogan juga telah sesuai dengan kriteria yang
terdapat pada Kode Etik AAIPI 2014. Etika yang dimaksud mencakup tiga bagian,
yang pertama yaitu prinsip etika dan perilaku oganisasi yang terdiri dari integritas,
Bagian yang kedua yaitu hubungan sesama auditor dan yang ketiga yaitu hubungan
auditor dengan objek pemeriksaan. Dalam hal integritas sudah cukup baik namun
perlu diberikan bimbingan bagi para auditor yang masih kurang dalam hal
integritas yaitu penerimaan gratifikasi. Untuk prinsip etika dan perilaku yang lain
auditor terdapat sedikit kendala terkait dengan analisis beban kerja yang cukup
berat karena kurangnya jumlah sumber daya manusia untuk melaksanakan beban
kerja tersebut. Namun demikian, masalah tersebut dapat terselesaikan dengan baik
dalam hal menjaga penampilan sesuai dengan tugasnya, bekerjasama dan saling
B. Saran
sebagai berikut:
1. Mempelajari kembali standar yang telah disepakati, yaitu Standar Audit Intern
dikarenakan ada sebagian kecil auditor yang kurang memahami dalam penerapan
di lapangan.
teknis dalam rangka peningkatan kapabilitas auditor bagi auditor yang sudah
mendapatkan kesempatan.
pengawasan.
5. Menolak dengan tegas segala pemeberian dalam bentuk apapun yang diduga atau
Arens, Alvin A. dan James K. Loebbecke. 2012. Auditing, Suatu Pendekatan Terpadu.
Mulyadi. 2013. Auditing. Edisi keenam, Cetakan pertama. Jakarta: Salemba Empat.
Asosiasi Auditor Intern Pemerintah Indoensia (AAIPI). 2014. Standar Auditr Intern
Asosiasi Auditor Intern Pemerintah Indoensia (AAIPI). 2014. Kode Etik Asosiasi
Kreditnya.
Organisasi, Tugas Pokok, Fungsi, Uraian Tugas Jabatan dan Tata Kerja
No Pernyataan Jawaban
Setuju Kurang Tidak
Setuju Setuju
1. Saya memiliki pengetahuan mengenai metode-
metode yang tepat dalam mengelola risiko
2. Saya memiliki pengetahuan mengenai risiko-
risiko teknologi informasi dan pengaruhnya
terhadap organisasi dan bagaimana sistem
informasi dapat membantu mengelola risiko dan
memberikan assurance terhadap organisasi
secara keseluruhan
3. Saya memiliki pengetahuan mengenai
pengendalian internal organisasi.
4. Saya memiliki pengetahuan mengenai hubungan
risiko organisasi dengan pengendalian internal
dalam organisasi dan mampu melakukan reviu
untuk menilai efektivitasnya.
5. Saya memiliki pengetahuan mengenai prinsip-
prinsip dan praktik terbaik (best practice) dalam
pelaksanaan tata kelola sektor publik (public
sector governance).
No Pernyataan Jawaban
Sangat Setuju Kurang Tidak
Setuju Setuju Setuju
1. Saya harus memiliki sikap netral dan
tidak bias serta menghindari konflik
kepentingan terkait penugasan yang
dilakukan.
2. Saya tidak menerima pemberian dari
obrik sebagai ucapan terima kasih.
3. Saya tidak menerima tugas untuk
melakukan pemeriksaan terhadap
auditi yang memiliki hubungan dekat
dengannya.
4. Saya melaksanakan audit intern secara
objektif dengan berasaskan kejujuran
dan tidak mengompromikan kualitas.
5. Saya ditempatkan dalam situasi yang
membuat auditor tidak mampu
mengambil keputusan berdasarkan
pertimbangan profesionalnya.
No Pernyataan Jawaban
Setuju Kurang Tidak
Setuju Setuju
1. Saya melakukan pekerjaan dengan kejujuran,
ketekunan, dan tanggung jawab.
2. Saya mentaati hukum dan membuat
pengungkapan yang diharuskan oleh ketentuan
perundang-undangan dan profesi.
3. Saya menghormati dan berkontribusi pada tujuan
organisasi yang sah dan etis.
4. Saya tidak menerima gratifikasi terkait dengan
jabatan dalam bentuk apapun
5. Saya tidak berpartisipasi dalam kegiatan atau
hubungan apapun yang dapat menimbulkan
konflik dengan kepentingan Inspektorat, atau
dapat menimbulkan prasangka, atau yang
meragukan kemampuannya untuk dapat
melaksanakan tugas dan memenuhi tanggung
jawab profesinya secara objektif