Anda di halaman 1dari 42

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN


POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN
TANGERANG SELATAN

KARYA TULIS TUGAS AKHIR

TINJAUAN ATAS PENGARUH POLA MUTASI TERHAdAP

TINGKAT PENGUNDURAN DIRI PEGAWAI DI LINGKUNGAN

DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

Diajukan oleh:
CHANIFAH JIHANNUHA
NPM: 2301160044

Mahasiswa Program Studi Diploma III Pajak


Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-Syarat
Dinyatakan Lulus Program Studi Diploma III Pajak
Tahun 2019
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN
TANGERANG SELATAN

PERSETUJUAN
KARYA TULIS TUGAS AKHIR

NAMA : CHANIFAH JIHANNUHA


NOMOR POKOK MAHASISWA : 2301160044
PROGRAM STUDI : DIPLOMA III PAJAK
JURUSAN : PAJAK
BIDANG STUDI : ORGANISASI DAN TATA KERJA
JUDUL KARYA TULIS TUGAS AKHIR : TINJAUAN ATAS PENGARUH POLA
MUTASI TERHADAP TINGKAT
PENGUNDURAN DIRI PEGAWAI DI
LINGKUNGAN DIREKTORAT
JENDERAL PAJAK

Mengetahui, Menyetujui,
Ketua Jurusan Pajak Dosen Pembimbing

Fadlil Usman, Ak., M.Acc., CA Riani Budiarsih


NIP 196210101983021001 NIP ……………………….

ii
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN
TANGERANG SELATAN

PERNYATAAN LULUS DARI TIM PENILAI


KARYA TULIS TUGAS AKHIR

NAMA : CHANIFAH JIHANNUHA


NOMOR POKOK MAHASISWA : 2301160044
PROGRAM STUDI : DIPLOMA III PAJAK
JURUSAN : PAJAK
BIDANG STUDI : ORGANISASI DAN TATA KERJA
JUDUL KARYA TULIS TUGAS AKHIR : TINJAUAN ATAS PENGARUH POLA
MUTASI TERHADAP TINGKAT
PENGUNDURAN DIRI PEGAWAI DI
LINGKUNGAN DIREKTORAT
JENDERAL PAJAK

Tangerang Selatan, (dd month) 2019

1. …………………….. (Dosen Penilai I/Pembimbing)


Nama Nama
NIP

2. …………………….. (Dosen Penilai II)


Nama Nama
NIP

iii
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN
TANGERANG SELATAN

PERNYATAAN KEASLIAN
KARYA TULIS TUGAS AKHIR

NAMA : CHANIFAH JIHANNUHA


NOMOR POKOK MAHASISWA : 2301160044
PROGRAM STUDI : DIPLOMA III PAJAK
JURUSAN : PAJAK
BIDANG STUDI : ORGANISASI DAN TATA KERJA
JUDUL KARYA TULIS TUGAS AKHIR : TINJAUAN ATAS PENGARUH POLA
MUTASI TERHADAP TINGKAT
PENGUNDURAN DIRI PEGAWAI DI
LINGKUNGAN DIREKTORAT
JENDERAL PAJAK

Dengan ini menyatakan bahwa sesungguhnya Karya Tulis Tugas Akhir ini
adalah hasil tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan
tulisan yang saya salin atau tiru tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.
Bila terbukti saya melakukan tindakan plagiarisme, saya siap dinyatakan tidak lulus
dan dicabut gelar yang telah diberikan.
Tangerang Selatan, 2019
Yang memberi pernyataan,

Materai 6000

Nama Mahasiswa
NPM

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah

memberi penulis kekuatan, berkat, dan kesempatan dalam menyelesaikan Karya Tulis

Tugas Akhir yang dipercayakan kepada penulis ini dengan judul “Tinjauan Atas

Pengaruh Pola Mutasi Terhadap Tingkat Pengunduran Diri Pegawai di Lingkungan

Direktorat Jenderal Pajak”

Terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada:

1. Kedua orang tua penulis yang senantiasa memanjatkan doa untuk penulis

tanpa henti dan mengajarkan banyak ilmu kehidupan.

2. Ibu Riani Budiarsih, M.Pd., selaku dosen pembimbing dan dosen penilai,

yang telah memberikan ilmu, bimbingan, dan waktu dalam proses

penyelesaian Karya Tulis Tugas Akhir ini sebagai pelajaran berharga bagi

penulis.

3. Bapak Sony, selaku dosen penilai yang telah memberikan ilmu dan waktu

dalam proses penilaian Karya Tulis Tugas Akhir ini.

4. Seluruh dosen yang telah mendidik penulis selama melaksanakan

pendidikan di Politeknik Keuangan Negara STAN dan memberikan ilmu

yang bermanfaat.

5. Pihak Kantor Pusat yang bersedia memberikan data

6. Ardea Dewi Eka Putri selaku penasehat sekaligus teman dekat penulis,

yang telah menemani dalam suka maupun duka dan memberikan semangat

kepada penulis selama proses penulisan Karya Tulis Tugas Akhir ini.
v
7. Teman satu kelompok bimbingan yang telah berbagi waktu dan berbagi

ilmu sehingga karya tulis ini dapat terselesaikan, serta teman-teman Kos

Sajat Squad yang telah menemani dalam proses penyelesaian karya tulis

ini.

8. Adik-adik penulis, yang telah memberikan semangat dan menjadi motivasi

bagi penulis.

9. Member EXO dan WINNER yang telah memberi kekuatan batin

10. Seluruh pihak yang belum penulis sebutkan, yang telah berjasa dalam

proses penulisan Karya Tulis Tugas Akhir ini. Commented [S1]: Geser ke kiri

Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat

membangun untuk menjadikan karya tulis ini lebih baik.

Tangerang Selatan, 2019

Penulis

vi
DAFTAR ISI

KARYA TULIS TUGAS AKHIR .................................................................................. i

PERSETUJUAN KARYA TULIS TUGAS AKHIR ....................................................ii

PERNYATAAN LULUS DARI TIM PENILAI KARYA TULIS TUGAS AKHIR . iii

PERNYATAAN KEASLIAN ...................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ................................................................................................... v

DAFTAR ISI ................................................................................................................vii

BAB I ............................................................................................................................. 1

A. Latar Belakang Penulisan ........................................................................................ 1

B. Ruang Lingkup Pembahasan.................................................................................... 3

C. Tujuan Penulisan ...................................................................................................... 3

D. Metode Pengumpulan Data ...................................................................................... 4

E. Sistematika Penulisan .............................................................................................. 5

BAB II ............................................................................................................................ 7

A. Gambaran Umum Direktorat Jenderal Pajak ........................................................... 7

1. Profil Umum ............................................................................................................ 7

2. Tugas Pokok dan Fungsi .......................................................................................... 9

3. Struktur Organisasi ................................................................................................ 14

B. Bagian Kepegawaian Sekretariat Direktorat Jenderal Pajak ................................. 15

1. Tugas Pokok dan Fungsi ........................................................................................ 15

2. Struktur .................................................................................................................. 16

BAB III ........................................................................................................................ 17

A. Landasan Teori....................................................................................................... 17
vii
1. Mutasi .................................................................................................................... 17

2. Mutasi di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak .................................................... 22

3. Kebijakan Direktorat Jenderal Pajak atas pengunduran diri pegawai ................... 24

B. Pembahasan ............................................................................................................. 26

1. Tren pengunduran diri pegawai direktorat Jenderal Pajak. ................................... 26

2. Tinjauan penyebab pengunduran diri pegawai Direktorat Jenderal Pajak............. 27

3. Tinjauan pengaruh pola mutasi terhadap tingkat pengunduran diri pegawai

Direktorat Jenderal Pajak. ...................................................................................... 28

BAB IV ........................................................................................................................ 30

A. Simpulan ................................................................................................................ 30

B. Saran ...................................................................................................................... 30

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 32

LAMPIRAN ................................................................. Error! Bookmark not defined.

DAFTAR LAMPIRAN Commented [S2]: Enter


Lampirannya belum ada

viii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penulisan

Sumber daya terpenting dalam suatu organisasi adalah sumber daya manusia.

Sumber daya manusia merupakan faktor penting atas efektivitas organisasi, karena

tingkah laku mereka dalam jangka panjang akan memperlancar atau merintangi

tercapainya tujuan organisasi. Dalam hal lingkup Direktorat Jenderal Pajak salah satu

unsur yang terpenting adalah sumber daya manusia (pegawai) nya, yang adalah Commented [S3]: Ditulis saja atau pegawainya

merupakan penggerak roda organisasi dalam menjalankan kegiatan oprasional dan Commented [S4]: operasional

sebagai aset yang penting dalam melayani kebutuhan masyarakat dalam hal

pembayaran pajak.

Dalam peningkatan prestasi kerja harus ada suatu pendorong, salah satunya

adalah dengan melaksanakan mutasi pegawai. Mutasi merupakan salah satu cara

untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja pegawai dalam pekerjaannya.

Salah satu bentuk dari pengembangan terhadap pegawai adalah mutasi sebagai

penjelmaan/perwujudan dari dinamika organisasi yang dijadikan sebagai salah satu

cara untuk mencapai tujuan organisasi. Mutasi atau transfer menurut Henry Simamora Commented [S5]: Henry (2004: 640)

1
(2004:640) adalah perpindahan seorang karyawan dari satu pekerjaan ke posisi

lainnya yang gaji, tanggung jawab, dan jenjang organisasionalnya relatif sama.

Dalam bukunya Triatmodjo menyatakan bahwa secara normal perpindahan Commented [S6]: menurut
Commented [S7]: Daftar pustaka tidak ada
jabatan atau perpindahan wilayah kerja dilaksanakan secara teratur antara 2 sampai

dengan 5 tahun untuk mencapai kualitas personalia serta memenuhi syarat yang

proporsional dari tahun ketahun. Hal ini turut diatur dalam Peraturan Menteri

Keuangan Nomor 39/PMK.01/2009 tentang pola mutasi jabatan karier di lingkungan

Departemen Keuangan Menteri Keuangan dan Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun

2003 tentang wewenang Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian Pegawai

Negeri Sipil.

Pada pelaksanaannya, mutasi pegawai di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak

memang mendapatkan banyak respon dari pegawainya baik positif maupun negatif.

Pelaksanaan mutasi dapat terjadi kapan saja dan kepada siapa saja. Selain itu, mutasi

pegawai di lingkungan Kementerian Keuangan terutama dalam hal ini Direktorat

Jenderal Pajak tidak memiliki landasan hukum jelas yang mengatur mengenai

polanya. Sehingga para pegawai kurang dapat mengantisipasi ketika mutasi pegawai

terjadi. Dilihat dari sudut pandang psikologis, hal ini tentu dapat menyebabkan minat

bekerja pegawai menjadi menurun karena kurangnya transparansi pola mutasi

pegawai mengakibatkan pegawai jadi sulit menentukan rencana capaian karir

2
selanjutnya. Menurunnya minat bekerja pegawai menjadi salah satu faktor terbesar

penyebab pengunduran diri pegawai. Tidak menutup kemungkinan hal ini dapat

terjadi di lingkungan Direktorat Jenderal pajak mengetahui kutipan dari Menteri

Keuangan Bambang (2015) dalam sebuah wawancara di televisi "Hampir setiap hari

saya terima surat pengunduran diri dari pegawai Ditjen Pajak". Akan tetapi, masih

belum terbukti secara empiris keterkaitan antara pola mutasi dengan tingkat

pengunduran diri pegawai di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka penulis mencoba melakukan tinjauan

atas pola mutasi dan tingkat pengunduran diri pegawai di lingkungan Direktorat

Jenderal Pajak. Penulis akan menuangkan hasil tinjauannya ke dalam karya tulis tugas

akhir dengan judul “Tinjauan atas Pengaruh Pola Mutasi Terhadap Pengunduran Diri

Pegawai di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak”.

B. Ruang Lingkup Pembahasan

(Enter your text here and change the sub bab or sub sub bab) Commented [S8]: Mana ruang lingkupnya

C. Tujuan Penulisan Commented [S9]: 1.Untuk mengetahui penyebab


pengunduran diri pegawai DJP
2. Mengetahui Pola mutasi di DJP
Tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penyusunan Karya Tulis Tugas Akhir 3.3. Keterkaitan Pola Mutasi dan Pengunduran diri

ini adalah :

1. Menjelaskan tren pengunduran diri dan pola mutasi pegawai Direktorat


Commented [S10]:

Jenderal Pajak Commented [S11]: Ini karena dua hal berbeda maka jadikan
dua pertanyaan seperti yang saya tulis di atas

3
2. Menjelaskan keterkaitan antara pola mutasi terhadap tingkat

pengunduran diri pegawai Direktorat Jenderal Pajak Commented [S12]: Geser ke kiri

D. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam menyusun Karya Tulis Tugas

Akhir ini adalah:

1. Metode Penelitian Lapangan

Metode penelitian lapangan dilakukan dengan mengumpulkan data dan

informasi yang diperoleh langsung dari responden. Pengumpulan data dan

informasi dilakukan dengan cara wawancara. Menurut Berger dalam

Kriyantono (2000:111) mengatakan bahwa wawancara adalah percakapan Commented [S13]: Di daftar pustaka tahunnya 2006

antara periset seseorang yang berharap mendapatkan informasi, dan informan

seseorang yang diasumsikan mempunyai informasi penting tentang sesuatu

objek. Wawancara merupakan metode pengumpulan data yang digunakan

untuk memperoleh informasi mengenai pola mutasi dan tren pengunduran diri

pegawai Direktorat Jenderal Pajak langsung dari sumbernya. Terdapat 2 pihak

narasumber yakni dari pihak Direktorat Jenderal Pajak dan mantan pegawai

Direktorat Jenderal Pajak.

4
2. Metode Penelitian Kepustakaan

Penelitian kepustakaan merupakan metode pengumpulan data

berdasarkan buku-buku yang berkaitan dengan judul tugas akhir ini dan

sumber data tertulis lainnya. Penelitian kepustakaan akan dilakukan dengan

topik dasar mutasi pegawai, pola mutasi, minat bekerja pegawai, dan

pengunduran diri pegawai.

E. Sistematika Penulisan

dalam menyusun Karya Tulis Tugas Akhir ini, penulis membaginya dalam

empat bab. Sistematika pembahasan dari tiap bab sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bagian ini berisi gambaran umum atas laporan yang direncanakan


akan disusun oleh penulis. Meliputi latar belakang, tujuan, ruang lingkup
pembahasan, metode penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II DATA DAN FAKTA

Dalam bab ini, penulis akan menyajikan data-data terkait kondisi


umum Direktorat Jenderal Pajak. Meliputi profil umum, tugas dan fungsi
serta struktur organisasi. Selain itu, disajikan pula data-data mengenai tren
pengunduran diri pegawai Direktorat Jenderal Pajak selama 5 tahun
terakhir.

5
BAB III LANDASAN TEORI DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan menguraikan teori yang dijadikan landasan atas topik
yang dibahas. Diantaranya pengertian umum tentang akuntansi persediaan,
termasuk tujuan ruang lingkup dan metode pengukuran serta pengungkapan.
Di bagian ini juga akan dipaparkan juga kebijakan-kebijakan yang
mengaturnya. Teori-teori ini akan dipertemukan dengan hasil tinjuan di
lapangan yang menggambarkan system pengelolaan persediaan, SDM
pengelola, akuntansi dan pelaporan persediaan. Selain itu, penulis juga
berusaha memaparkan permasalahan serta tingkat efektifitas dan efisiensi yang
akan ditemukan dari hasil tinjauan di lapangan.
BAB IV SIMPULAN

Bab ini akan berisi simpulan dari hasil elaborasi bab-bab

sebelumnya.

6
BAB II

DATA DAN FAKTA Commented [S14]: Harusnya data dan faktanya berisi tentang
data-data pegawai DJP yang mengundurkan diri setiap tahunnya
seperti apa dan data mutasi pegawai DJP
Harusnya di record apakah pegawai yang resign sudah berapa kali
mengalami mutasi
A. Gambaran Umum Direktorat Jenderal Pajak

1. Profil Umum

Ditjen Pajak merupakan unit eselon I di bawah Kementerian Keuangan yang

mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis

di bidang perpajakan. Tugas tersebut dapat dijabarkan lebih lanjut dalam

penyelenggaraan fungsi yang meliputi:

a. perumusan kebijakan di bidang perpajakan;

b. pelaksanaan kebijakan di bidang perpajakan;

c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang perpajakan;

d. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang perpajakan;

e. pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang perpajakan;

f. pelaksanaan administrasi Ditjen Pajak; serta

g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri Keuangan.

Lingkup bidang perpajakan yang dikelola Ditjen Pajak meliputi adminsitrasi

pemungutan/pengumpulan pajak pusat, yaitu Pajak Penghasilan (PPh), Pajak

Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM), Pajak Bumi

7
dan Bangunan selain sektor perkotaan dan pedesaan, serta Bea Meterai.

Adapun pengelolaan pajak daerah dilakukan oleh pemerintah daerah baik di tingkat

provinsi maupun kabupaten kota.

Sebagai bagian dari Kementerian Keuangan, Ditjen Pajak mengusung Nilai-

Nilai Kementerian Keuangan sebagai dasar dan fondasi bagi institusi, pimpinan, dan

seluruh pegawainya dalam mengabdi, bekerja, dan bersikap.

Gambar II.1 Commented [S15]: Sumbernya dari mana gambar ini

8
9

2. Tugas Pokok dan Fungsi

Tugas Direktorat Jenderal Pajak sesuai amanat Peraturan Menteri

Keuangan Nomor 234/PMK.01/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian

Keuangan adalah merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis

di bidang perpajakan.

Dalam mengemban tugas tersebut, DJP menyelenggarakan fungsi:

a. perumusan kebijakan di bidang perpajakan;

b. pelaksanaan kebijakan di bidang perpajakan;

c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang perpajakan;

d. pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perpajakan; dan

e. pelaksanaan administrasi DJP.

Selain berlandaskan pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor

234/PMK.01/2015, dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya Direktorat Jenderal Pajak

juga berlandaskan pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 210/PMK.01/2017 dan

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 212/PMK.01/2017.

Organisasi DJP terbagi atas unit kantor pusat dan unit kantor operasional.

Kantor pusat terdiri atas Sekretariat Direktorat Jenderal, direktorat, dan jabatan tenaga

pengkaji. Unit kantor operasional terdiri atas Kantor Wilayah DJP (Kanwil DJP),

Kantor Pelayanan Pajak (KPP), Kantor Pelayanan, Penyuluhan, dan Konsultasi

Perpajakan (KP2KP), dan Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan

(PPDDP).
10

Organisasi DJP, dengan jumlah kantor operasional lebih dari 500 unit dan

jumlah pegawai lebih dari 42.000 orang yang tersebar di seluruh penjuru nusantara,

merupakan salah satu organisasi besar yang ada dalam lingkungan Kementerian

Keuangan. Segenap sumber daya yang ada tersebut diberdayakan untuk melaksanakan

pengamanan penerimaan pajak yang beban setiap tahunnya semakin berat.

Tugas Unit dan Jabatan di Kantor Pusat DJP:

1. Sekretariat Direktorat Jenderal

Melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas serta pembinaan dan

pemberian dukungan administrasi kepada semua unsur di DJP.

2. Direktorat Peraturan Perpajakan I

Merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di

bidang peraturan KUP, Penagihan Pajak dengan Surat Paksa, PPN dan

PPnBM, serta PTLL, dan PBB dan BPHTB.

3. Direktorat Peraturan Perpajakan II

Merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di

bidang peraturan PPh, perjanjian dan kerjasama perpajakan internasional,

bantuan hukum, pemberian bimbingan dan pelaksanaan bantuan hukum,

dan harmonisasi peraturan perpajakan.

4. Direktorat Pemeriksaan & Penagihan

Merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di

bidang pemeriksaan dan penagihan pajak.


11

5. Direktorat Intelijen Perpajakan

Merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di

bidang intelijen perpajakan.

6. Direktorat Ekstensifikasi & Penilaian

Merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di

bidang ekstensifikasi dan penilaian perpajakan.

7. Direktorat Keberatan & Banding

Merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di

bidang keberatan dan banding.

8. Direktorat Potensi, Kepatuhan & Penerimaan

Merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di

bidang potensi, kepatuhan, dan penerimaan.

9. Direktorat Penyuluhan, Pelayanan & Hubungan Masyarakat

Merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di

bidang penyuluhan, pelayanan dan hubungan masyarakat.

10. Direktorat Teknologi Informasi Perpajakan

Merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di

bidang teknologi informasi perpajakan.

11. Direktorat Kepatuhan Internal & Transformasi Sumber Daya Aparatur

Merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di

bidang kepatuhan internal dan transformasi sumber daya aparatur.


12

12. Direktorat Transformasi Teknologi Komunikasi & Informasi

Merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di

bidang transformasi teknologi komunikasi dan informasi.

13. Direktorat Transformasi Proses Bisnis

Merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di

bidang transformasi proses bisnis.

14. Direktorat Perpajakan Internasional

Merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di

bidang perpajakan internasional.

15. Direktorat Penegakan Hukum

Merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di

bidang penegakan hukum perpajakan.

16. Tenaga Pengkaji Bidang Ekstensifikasi & Intensifikasi Pajak

Mengkaji dan menelaah masalah di bidang ekstensifikasi dan intensifikasi

pajak, serta memberikan penalaran pemecahan konsepsional secara

keahlian.

17. Tenaga Pengkaji Bidang Pengawasan & Penegakan Hukum Perpajakan

Mengkaji dan menelaah masalah di bidang pengawasan dan penegakan

hukum perpajakan, serta memberikan penalaran pemecahan konsepsional

secara keahlian.
13

18. Tenaga Pengkaji Bidang Pembinaan & Penertiban Sumber Daya Manusia

Mengkaji dan menelaah masalah di bidang pembinaan dan penertiban

sumber daya manusia, serta memberikan penalaran pemecahan

konsepsional secara keahlian.

19. Tenaga Pengkaji Bidang Pelayanan Perpajakan

Mengkaji dan menelaah masalah di bidang pelayanan perpajakan, serta

memberikan penalaran pemecahan konsepsional secara keahlian. Commented [S16]: Geser ke kiri sebenarnya data ini rtidak
perlu

Tugas unit Kanwil DJP adalah melaksanakan koordinasi, bimbingan,

pengendalian, analisis, dan evaluasi atas pelaksanaan tugas KPP, serta penjabaran

kebijakan dari kantor pusat. Unit ini dapat dibedakan atas: Kanwil DJP Wajib Pajak

Besar dan Kanwil DJP Jakarta Khusus yang berlokasi di Jakarta; dan Kanwil DJP

selain Kanwil DJP Wajib Pajak Besar dan Kanwil DJP Jakarta Khusus yang lokasinya

tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Jumlah Kanwil DJP sebanyak 34 unit.

Unit KPP mempunyai tugas melaksanakan penyuluhan, pelayanan, dan

pengawasan kepada wajib pajak. Unit ini dapat dibedakan berdasarkan segmentasi

wajib pajak yang diadministrasikannya, yaitu:

1. KPP Wajib Pajak Besar, khusus mengadministrasikan wajib pajak besar

nasional;

2. KPP Madya, khusus mengadministrasikan wajib pajak besar regional dan

wajib pajak besar khusus yang meliputi badan dan orang asing, penanaman

modal asing, serta perusahaan masuk bursa; dan

3. KPP Pratama, menangani wajib pajak lokasi. Commented [S17]: Gesre ke kiri
14

Untuk menjangkau masyarakat yang tinggal di daerah-daerah terpencil yang

tidak terjangkau oleh KPP maka pelaksanaan pelayanan, penyuluhan, dan konsultasi

perpajakan dilaksanakan oleh unit KP2KP.

Sampai saat ini terdapat empat Unit Pelaksana Teknis (UPT) terdiri dari Pusat

Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan (PPDDP), Kantor Pengolahan Data dan

Dokumen Perpajakan (KPDDP), Kantor Pengolahan Data Eksternal (KPDE), dan

Kantor Layanan Informasi dan Pengaduan (KLIP).

PPDDP adalah unit yang berpusat di Jakarta dan mempunyai kantor

operasional di Jambi dan Makasar (KPDDP) yang mempunyai tugas melaksanakan

penerimaan, pemindaian, perekaman, dan penyimpanan dokumen perpajakan dengan

memanfaatkan teknologi informasi perpajakan.

KPDE adalah UPT DJP di bidang pengolahan data dan dokumen yang

berkaitan dengan perpajakan yang diberikan oleh instansi pemerintah, lembaga,

asosiasi, dan pihak lain, yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung

kepada Direktur Jenderal Pajak, dan secara teknis fungsional dibina oleh Direktur

Teknologi Informasi Perpajakan.

KLIP adalah UPT DJP di bidang layanan pemberian informasi perpajakan,

penanganan pengaduan, dan pemberian imbauan kepada wajib pajak dengan

memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi yang berada di bawah dan

bertanggung jawab langsung kepada Direktur Jenderal Pajak.

3. Struktur Organisasi

Secara ringkas, struktur organisasi Ditjen Pajak dapat dibedakan atas kantor

pusat dan kantor operasional. Kantor pusat menjalankan fungsi perumusan kebijakan
15

dan standardisasi teknis, analisis dan pengembangan, serta pembinaan dan dukungan

administrasi. Adapun kantor operasional menjalankan fungsi teknis operasionan

dan/atau teknis penunjang.

Gambar II.2

B. Bagian Kepegawaian Sekretariat Direktorat Jenderal Pajak

1. Tugas Pokok dan Fungsi

Bagian Kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan urusan kepegawaian di

lingkungan Direktorat Jenderal. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Bagian

Kepegawaian mempunyai fungsi :

a. penyiapan bahan formasi, pembinaan dan hukuman disiplin serta bahan

pertimbangan dalam rangka pembinaan karier pegawai;

b. pengangkatan, penempatan, kepangkatan, pemberhentian, dan

pemensiunan pegawai;

c. analisis kebutuhan dan penyaringan pegawai dalam rangka pendidikan dan

latihan serta ujian jabatan;


16

d. pengurusan tata usaha, dokumentasi, statistik, dan kesejahteraan pegawai.

2. Struktur

Bagian Kepegawaian terdiri dari :

1. Subbagian Perencanaan Pegawai mempunyai tugas melakukan penyiapan

bahan formasi, pembinaan dan hukuman disiplin serta bahan pertimbangan

dalam rangka pembinaan karier pegawai.

2. Subbagian Mutasi Kepegawaian mempunyai tugas melakukan urusan

pengangkatan, penempatan, kepangkatan, pemberhentian dan pemensiunan

pegawai.

3. Subbagian Pengembangan Pegawai mempunyai tugas melakukan analisis

kebutuhan dan penyaringan pegawai dalam rangka pendidikan dan latihan,

ujian jabatan serta mempersiapkan usul penyempurnaan kurikulum diklat.

4. Subbagian Umum Kepegawaian mempunyai tugas melakukan urusan tata

usaha, dokumentasi, statistik, kesejahteraan pegawai, cuti dan penghargaan

pegawai.
BAB III

LANDASAN TEORI DAN PEMBAHASAN

A. Landasan Teori

1. Mutasi

Kata mutasi atau pemindahan oleh sebagian masyarakat sudah dikenal, baik

dalam lingkungan maupun di luar lingkungan perusahaan (pemerintahan). Mutasi

adalah kegiatan memindahkan tenaga kerja dari satu tempat tenaga kerja ke tempat

kerja lain. Akan tetapi mutasi tidak selamanya sama dengan pemindahan. Mutasi

meliputi kegiatan memindahkan tenaga kerja, pengoperan tanggung jawab,

pemindahan status ketenagakerjaan, dan sejenisnya. Adapun pemindahan hanya

terbatas pada mengalihkan tenaga kerja dari satu tempat ke tempat lain.

Perpindahan pegawai terjadi dalam setiap organisasi baik lembaga

pemerintahan maupun organisasi perusahaan. Ada berbagai istilah perpindahan yang

digunakan setiap organisasi, istilah yang umum digunakan adalah mutasi. Seperti

yang dijelaskan oleh Hasibuan (2002, h.102) “Istilah-istilah yang sama Commented [S18]: Gak perlu miring dan bold, belum ada di
daftar pustaka

pengertiannya dengan mutasi adalah pemindahan, alih tugas, transfer dan job rotation

karyawan”. Mutasi memiliki banyak arti yang dijelaskan oleh para ahli.

Menurut Moekijat (1987, h.152) yang menggunakan istilah mutasi dengan istilah Commented [S19]: Tidak perlu miring dan bold , belum ada di
daftra pustaka

17
pemindahan menjelaskan bahwa “Pemindahan adalah suatu perubahan horizontal,

bukan suatu kenaikan atau suatu penurunan”. Selain itu menurut Simamora (2006,

h.640) me-ngutarakan mutasi dengan istilah transfer: “Transfer adalah perpindahan Commented [S20]: Henry (2006:640), belum ada di daftar
pustaka

seorang karyawan dari satu pekerjaan ke posisi lainnya yang gaji, tanggung jawab Commented [S21]: Tidak perlu pakai spasi

dan/atau jenjang organisasionalnya sama”.

H. Malayu S.P. Hasibuan (2008 : 102) menyatakan bahwa mutasi adalah Commented [S22]: Tidak usah miring, belum ada di daftra
pustaka

suatu perubahan posisi/jabatan/tempat/pekerjaan yang dilakukan baik secara

horizontal maupun vertikal di dalam satu organisai. Pada dasarnya mutasi termasuk

dalam fungsi pengembangan karyawan, karena tujuannya untuk meningkatkan

efisiensi dan efektivitas kerja dalam perusahaan (pemerintahan) tersebut.

Selanjutnya menurut Sastrohadiwiryo (2002:247) mutasi adalah kegiatan Commented [S23]:

ketenagakerjaan yang berhubungan dengan proses pemindahan fungsi, tanggung

jawab, dan status ketenagakerjaan tenaga kerja ke situasi tertentu dengan tujuan agar

tenaga kerja yang bersangkutan memperoleh kepuasan kerja yang mendalam dan

dapat memberikan prestasi kerja yang semaksimal mungkin kepada perusahaan.

Sedangkan Nasution (1994:111), mutasi adalah kegiatan memindahkan

pegawai dari unit/ bagian yang kelebihan tenaga ke unit/ bagian yang kekurangan

tenaga atau yang memerlukan.

18
Jadi, dapat disimpulkan bahwa mutasi diartikan sebagai perubahan mengenai

atau pemindahan kerja/ jabatan lain dengan harapan pada jabatan baru itu dia akan

lebih berkembang.

Sedangkan landasan hukum pelaksanaan mutasi, pengangkatan dan

pemberhentian pegawai negeri sipil adalah:

a. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1999, tentang Pokok-Pokok

Kepegawaian (Lembaga Negara Tahun 1999 Nomor 16 Tambahan

lembaran Negara Nomor 3890).

b. Tentang wewenang pengangkatan, pemindahan, pemberhentian pegawai

negeri sipil, diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 96, Tahun 2000.

Kedua peraturan perundang-undangan tersebut di atas merupakan pedoman

pelaksanaan mutasi kepegawaian di setiap instansi pemerintah umum dan daerah.

Mutasi jabatan merupakan program untuk menghargai prestasi kerja yang

diikuti dengan peningkatan kewajiban, hak, status dan penghasilan pegawai. Dengan

demikian mutasi jabatan merupakan salah satu usaha dari pimpinan untuk memenuhi

kebutuhan pegawai, juga sebagai pengakuan dan aktualitas diri pegawai atas segala

kemampuan yang dimilikinya. Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, maka

mutasi harus berjalan sesuai dengan prosedurnya agar pelaksanaan terhadap rencana

mutasi berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

19
Menurut Sastrohadiwiryo (2002 : 247), mutasi adalah kegiatan

ketenagakerjaan yang berhubungan dengan proses pemindahan fungsi, tanggung

jawab, dan status ketenagakerjaan tenaga kerja ke situasi tertentu dengan tujuan agar

tenaga kerja yang bersangkutan memperoleh kepuasan kerja yang mendalam dan

dapat memberikan prestasi kerja yang semaksimal mungkin kepada organisasi.

Demikian pula menurut Siswanto (2002 : 211) bahwa mutasi adalah kegiatan

ketenagakerjaan yang berhubungan dengan proses pemindahan fungsi, tanggung

jawab dan status ketenagakerjaan ke situasi tertentu dengan tujuan agar tenaga kerja

yang bersangkutan memperoleh kepuasan kerja yang dapat meningkatkan

produktivitas dan dapat memberi prestasi yang semaksimal mungkin kepada

organisasi. Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, maka dapat dikatakan bahwa

mutasi adalah suatu kegiatan dari suatu organisasi dalam melaksanakan prinsip The

Right Man On the Right Place, agar pegawai yang bersangkutan mendapat kepuasan

kerja setinggi mungkin dan dapat memberikan prestasi sebesar-besarnya. Mutasi

diartikan sebagai perubahan mengenai atau pemindahan kerja/jabatan lain dengan

harapan pada jabatan baru itu dia akan lebih berkembang.

Berdasarkan uraian tersebut, mutasi dapat didefinisikan sebagai berikut.

Mutasi adalah kegiatan ketenagakerjaan yang berhubugan dengan proses pemindahan

20
fungsi, tanggung jawab, dan status ketenagakerjaan tenaga kerja ke situasi tertentu

dengan tujuan agar tenaga kerja yang bersangkutan memperoleh kepuasan kerja

Hakekatnya mutasi adalah bentuk perhatian pimpinan terhadap bawahan.

Disamping perhatian internal, upaya peningkatan pelayanan kepada masyarakat

adalah bagian terpenting dalam seluruh pergerakan yang terjadi dalam lingkup kerja

pemerintahan.

Tujuan pelaksanaan mutasi menurut H. Malayu S.P Hasibuan (2008 :

102) antara lain, adalah: Commented [S24]:

a. Untuk meningkatkan produktivitas kerja pegawai.

b. Untuk menciptakan keseimbangan antara tenaga kerja dengan

komposisi pekerjaan atau jabatan.

c. Untuk memperluas atau menambah pengetahuan pegawai.

d. Untuk menghilangkan rasa bosan/ jemu terhadap pekerjaannya.

e. Untuk memberikan perangsang agar karyawan mau berupaya

meningkatkan karier yang lebih tinggi.

f. Untuk menyesuaikan pekerjaan dengan kondisi fisik pegawai.

g. Untuk mengatasi perselisihan antara sesama pegawai.

h. Untuk mengusahakan pelaksanaan prinsip orang tepat pada tempat

yang tepat.

21
Tujuan mutasi yang terkandung dalam Peraturan Pemerintah Nomor 43

Tahun 1999, tentang Pokok-Pokok Kepegawaian adalah sebagai berikut:

a. Peningkatan produktivitas kerja.

b. Pendayagunaan pegawai.

c. Pengembangan karier.

d. Penambahan tenaga-tenaga ahli pada unit-unit yang membutuhkan.

e. Pengisian jabatan-jabatan lowongan yang belum terisi.

f. Sebagai hukuman.

2. Mutasi di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak

Pola mutasi di lingkungan Kementerian Keuangan secara umum diatur dalam

PMK Nomor 39/PMK.01/2009 Tentang Pola Mutasi Jabatan Karier di Lingkungan

Departemen Keuangan. Pola mutasi adalah sistem pemindahan PNS dalam Jabatan

Karier yang dilakukan secara terencana dengan memperhatikan persyaratan sesuai

peraturan perundang-undangan dan kebutuhan organisasi.

Pola mutasi Jabatan Karier bagi PNS di lingkungan Departemen Keuangan

harus mempertimbangkan persyaratan administrasi sebagaimana dimaksud dalam

peraturan perundang-undangan yang mengatur pemindahan jabatan struktural atau

jabatan fungsional.

22
23

Selain harus mempertimbangkan persyaratan administrasi sebagaimana

dimaksud sebelumnya, pola mutasi jabatan karier juga memperhatikan:

a. standar kompetensi jabatan yang ditetapkan;

b. prestasi kerja;

c. jangka waktu menduduki jabatan dan/atau lokasi unit kerja;

d. Peringkat Jabatan;

e. hukuman disiplin PNS, dalam hal PNS yang bersangkutan pernah

dikenakan sanksi atas pelanggaran disiplin pegawai;

f. kebutuhan organisasi; dan/atau

g. persyaratan lain yang ditentukan oleh pimpinan unit eselon I.

Mutasi dalam jabatan fungsional yang meliputi pengangkatan pertama,

pengangkatan pertama kali, pengangkatan perpindahan, kenaikan jabatan,

penyesuaian dalam jabatan, pembebasan sementara, pengangkatan kembali,

pengaktifan kembali, pemberhentian jabatan, dan pemindahan wilayah kerja

mengikuti peraturan perundang-undangan.

Pemindahan wilayah kerja sebagaimana disebut sebelumnya dilakukan setelah

mendapat pertimbangan dari Baperjafung.

Baperjafung terdiri dari:

1. Baperjafung Instansi Pusat yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan; dan

2. Baperjafung Unit Eselon I yang ditetapkan oleh pimpinan unit eselon I.

Baperjafung Instansi Pusat memberikan pertimbangan untuk pemindahan

wilayah kerja bagi pejabat fungsional tingkat Utama dan Madya sedangkan

Baperjafung Unit Eselon I memberikan pertimbangan untuk pemindahan wilayah


24

kerja bagi pejabat fungsional tingkat Muda, Pertama, Penyelia, Pelaksana Lanjutan,

Pelaksana dan Pelaksana Pemula. Selain itu, Baperjafung dapat pula memberikan

pertimbangan mengenai pengangkatan pertama, pengangkatan pertama kali,

pengangkatan perpindahan, kenaikan jabatan, penyesuaian dalam jabatan,

pembebasan sementara, pengangkatan kembali, pengaktifan kembali, dan

pemberhentian jabatan, sesuai kebutuhan unit eselon I.

Pola mutasi dalam lingkungan Direktorat Jenderal Pajak sendiri diatur dalam

PER 01/PJ/2012 yang sifatnya eksklusif atau hanya dapat diakses oleh Bagian

Kepegawaian Sekretariat Jenderal Ditjen Pajak. dalam wawancaranya dengan salah

satu pegawai Kantor Pelayanan Pajak Pratama Purworejo penulis mendapatkan fakta

bahwa dalam beberapa tahun terakhir Ditjen Pajak semakin transparan dan teratur

dalam mengatur pola mutasi karier jabatan pegawainya.

3. Kebijakan Direktorat Jenderal Pajak atas pengunduran diri pegawai

Permohonan pengunduran diri pegawai Direktorat Jenderal Pajak diatur

berdasarkan Surat Edaran Menteri Keuangan Nomor SE-29/MK.01/2013 tanggal 12

November 2013, dokumen yang harus disiapkan adalah sebagai berikut:

Surat permohonan pemberhentian dengan hormat atas permintaan sendiri

sebagai Pegawai Negeri Sipil tanpa hak pensiun;

1. Fotokopi keputusan pengangkatan sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil

yang dilegalisasi oleh pejabat Unit Pembina Kepegawaian;

2. Fotokopi keputusan pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil menjadi

3. Pegawai Negeri Sipil yang dilegalisasi oleh pejabat Unit Pembina

Kepegawaian;
25

4. Surat Pernyataan Pengembalian Barang Milik Negara (SPP-BMN);

5. Surat Keterangan tidak dalam proses pemeriksaan dugaan pelanggaran

disiplin tingkat sedang atau berat, atau masa menjalani hukuman disiplin

tingkat sedang atau berat, dan/atau dalam proses/masa pemberhentian

sementara dari jabatan negeri;

6. Fotokopi bukti pembayaran ganti rugi berupa Surat Setoran Bukan Pajak

(SSBP) beserta tanda bukti setor ke Bank/Kantor Pos yang ditunjuk. SSBP

hanya dikhususkan bagi pegawai yang masih dalam masa ikatan dinas.

Dalam Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor

188/PMK.01/2014 pasal 15 ayat (2) disebutkan:

“Dalam hal Pegawai tidak melaksanakan Ikatan Dinas secara penuh sesuai masa

wajib kerja, besaran Ganti Rugi yang dibayarkan dihitung secara proposional

berdasarkan perbandingan antara sisa masa wajib kerja yang dilaksanakan

dengan masa wajib kerja yang harus dilaksanakan dikali dengan besarnya Ganti

Rugi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)"

Maka begini formula sederhana penghitungan besaran ganti rugi proporsional

yang harus dibayarkan:

a. Jumlah bulan total masa ikatan dinas (dalam bulan)

b. Jumlah bulan masa ikatan dinas yang telah dilaksanakan

c. Jumlah bulan masa ikatan dinas yang belum dilaksanakan

d. Jumlah ganti rugi: jumlah belum dilaksanakan/total masa ikatan dinas x besar

total ganti rugi menurut peraturan.


26

SSBP dibuat melalui aplikasi Simponi agar mendapatkan kode billing untuk

selanjutnya dibayar ke bank. Langkah terakhir diserahkan kepada kebijakan kantor

tempat pegawai bekerja.

B. Pembahasan

1. Tren pengunduran diri pegawai direktorat Jenderal Pajak. Commented [S25]: Tambahkan data yang jelas terkait jumlah
pegawai yang mengundurkan diri. Data yang diambil di sini kan data
sekunder ya, adakah data sekunder lainnya yang langsung jihan
Pengunduran diri pegawai di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak tidak lagi peroleh dari DJP selain data tersebut.
Commented [S26]: Bahas penyebab pengunduran diri dengan
menjadi topik yang asing di lingkungan pegegawai negeri sipil. Pada tahun 2015, melihat jumlah tren yang mundur dari beberpa tahun terakhir
kemudian kaitkan dengan landasan teori
Tambahkan poin 2, tentang pola mutasi dibeberapa tahun terakhir
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengakui hampir setiap hari menerima yang kata jihan di halaman 29 menjadi semakin transparan. Semakin
transparannya itu seperti apa.

surat pengunduran diri dari pegawai Direktorat Jenderal Pajak.

"Hampir setiap hari saya terima surat pengunduran diri dari pegawai Ditjen Pajak,"

ungkap Bambang saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR di gedung DPR/MPR/DPD,

Jakarta, Kamis (5/2/2015). "Ini pasti karena demand yang lebih besar dari luar.

Gajinya pasti lebih besar," sebutnya.

Menteri keuangan Bambang mencontohkan bahwa pegawai yang berasal dari

Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) yang sekarang disebut Politeknik

Keuangan Negara STAN memiliki ikatan dinas beberapa tahun untuk bekerja di

Ditjen Pajak. Dalam wawancaranya dengan pihak Kompas beliau menyatakan bahwa Commented [S27]: DJP

lulusan PKN STAN pada umumnya hanya menyelesaikan dinas dan kemudian keluar

dari instansi.

Fakta yang diungkapkan oleh menteri keuangan Bambang merupakan fakta Commented [S28]: M dan K besar

pada tahun 2015. Berdasarkan data milik Bagian Kepegawaian Sekretariat Jenderal

Ditjen Pajak, tren pengunduran diri pegawai selama 5 tahun terakhir (2014-2018)

diungkapkan dalam grafik berikut :


27

Grafik III.1

Tren pengunduran diri pegawai Direktorat


Jenderal Pajak 2014-2015
1600
1400
1200
1000
Tren pengunduran diri
800
pegawai Direktorat Jenderal
600 Pajak 2014-2015
400
200
0
2014 2015 2016 2017 2018

Dalam grafik tersebut dapat dilihat bahwa tren pengunduran diri pegawai Commented [S29]: Grafik III.1, tambahkan sumber grafiknya
darimana

Direktorat Jenderal Pajak selama 5 tahun terakhir mengalami penurunan. Commented [S30]:

2. Tinjauan penyebab pengunduran diri pegawai Direktorat Jenderal Pajak.

Berdasarkan data wawancara Kompas dengan menteri keuangan Bambang, Commented [S31]: Ini yang wawancara siapa ya? Berarti ini
data wawancaranya data sekunder juga ya, kalau hasil wawancara
sendiri seperti apa?
tingat pengunduran diri pada tahun 2015 cukup tinggi karena gaji yang diterima oleh

pegawai masih sangat rendah. Apalagi bila dibandingkan dengan pekerjaan di swasta.

Padahal tanggung jawabnya luar biasa besar. "Ini pasti karena demand yang lebih

besar dari luar. Gajinya pasti lebih besar," sebutnya.

Penulis juga melakukan wawancara dengan 8 orang yang pernah

mengundurkan diri dari posisi pegawai di Direktorat Jenderal Pajak. Hasil dari Commented [S32]: Berdasarkan hasil dibawah harusnya digali
lagi, missal Humayds menyampaikan tidak yakin dengan pola
mutasi, memang pola mutasi DJP selama ini seperti apa sih apa yang
wawancara digambarkan dalam tabel berikut meyebakna dia tidak yakin. Harus digali lagi.
Jadi dari 8 orang saja yang ditanya yang menyatakan keluar karena
pola mutasi hanya 1 orang saja.
Commented [S33]: Tabel III.1
28

Tabel III.1

No Nama/Inisial Alasan Mengundurkan diri Tahun mengundurkan

diri

1 Farhan Pindah ke Australia 2018

2 Humayds Tidak yakin dengan pola 2013

mutasi

3 Hamzah Ingin bekerja sebagai 2014

pengusaha

4 Adg Ingin bekerja sebagai 2014

pengusaha

5 Kirana Menikah (tuntutan suami) 2015

6 LND Ingin bekerja sebagai 2013

pengusaha

7 FTNH Malas pindah pindah tempat 2014 Commented [S34]: Tambahkan sudah berapa lama di DJP,
kemudian dulu bekerja dimana, kemudian apakah dalam wawancara.

dan ingin bekerja sebagai

pengusaha

3. Tinjauan pengaruh pola mutasi terhadap tingkat pengunduran diri pegawai

Direktorat Jenderal Pajak.

Mutasi memang menjadi salah satu ‘momok’ yang menghantui pegawai negeri

sipil selama menjalanankan tugasnya. Seperti yang dijelaskan sebelumnya mutasi

meliputi kegiatan memindahkan tenaga kerja, pengoperan tanggung jawab,


29

pemindahan status ketenagakerjaan, dan sejenisnya. Adapun pemindahan hanya

terbatas pada mengalihkan tenaga kerja dari satu tempat ke tempat lain.

Dalam pembahasan sebelumnya, dapat dilihat bahwa pola mutasi di Commented [S35]: Pembahasan yang mana ini

lingkungan Direktorat Jenderal Pajak dalam beberapa tahun terakhir mulai Commented [S36]: Pola mutasi beberapa tahun terakhir yang
bagaimana, belum dijelaskan di atas, coba dijelaskan pola mutasinya
seperti apa
menunjukkan transparansinya, atau bisa disebut juga semakin jelas bagaimana Commented [S37]: Transparansinya yaitu,

polanya. Sedangkan untuk alasan pengunduran diri pegawai negeri Direktorat

Jenderal Pajak juga dapat disimpulkan bahwa tidak didominasi oleh alasan pola

mutasi. Commented [S38]: Yang ini okelah dari hasil wawancara


BAB IV

PENUTUP

A. Simpulan Commented [S39]: Jika tujuannya 3 maka simpulannya 2.

Pola mutasi dalam lingkungan Direktorat Jenderal Pajak diatur dalam PER

01/PJ/2012 yang sifatnya eksklusif atau hanya dapat diakses oleh Bagian

Kepegawaian Sekretariat Jenderal Ditjen Pajak. Dalam wawancaranya dengan salah

satu pegawai Kantor Pelayanan Pajak Pratama Purworejo penulis mendapatkan fakta

bahwa dalam beberapa tahun terakhir Ditjen Pajak semakin transparan dan teratur

dalam mengatur pola mutasi karier jabatan pegawainya.

Tidak ada kaitan antara pola mutasi dengan tingkat pengunduran diri pegawai

di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak karena berdasarkan hasil wawancara,

sebagian besar alasan pengunduran diri pegawai Direktorat Jenderal Pajak adalah

untuk mendirikan usaha sendiri.

B. Saran

Sebagian besar alasan pengunduran diri pegawai negeri di lingkungan

Direktorat Jenderal Pajak disebabkan oleh remunerasi yang kurang. Remunerasi

merupakan total kompensasi yang diterima oleh pegawai sebagai imbalan dari jasa

yang telah dikerjakannya. Biasanya bentuk remunerasi diasosiasikan dengan

30
penghargaan dalam bentuk uang (monetary rewards), atau dapat diartikan juga

sebagai upah atau gaji. Maka dari itu alangkah baiknya Kementerian Keuangan untuk

perlahan memperbaiki sistem remunerasinya agar tidak perlu melakukan rekruitmen

tambahan di tengah-tengah masa pemerintahan.

31
32

DAFTAR PUSTAKA

1. Buku dan atau Sumber Lainnya

Bungin. M. Burhan, 2008. Penelitian kualitatif Komunikasi, Ekonomi.

Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya, Jakarta: Kencana

Gouzali, Saydam. 1996. Manajemen Sumber Daya Manusia. Penerbit


Djambatan.
Henry, Simamora. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi Ketiga.

Yogykarta: STIE YKPN.

Judas, Agnetha. Desember 2013. Mutasi dan Promosi Jabatan Pengaruhnya

Terhadap Prestasi Kerja Pegawai Pada Kanwil Ditjen Kekayaan Negara

Suluttenggo dan Maluku Utara di Manado. Jurnal EMBA. Volume 1 Nomor 4.

Kementerian Keuangan. 2009. Peraturan Kementerian Keuangan Nomor

39/PMK.01/2009 tentang Pola Mutasi Jabatan Karier di Ligkungan Departemen

Keuangan. Jakarta: Sekretariat Negara.

Kriyantono, Rachmat.2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta:

Kencana.

Budi Santoso, dkk. 2012. “Rotasi, Mutasi Dan Promosi Karyawan Di Kantor

Pelayanan Pajak Pratama Klaten Program Pasca Sarjana Magister Manajemen,

Universitas Muhammadiyah Surakarta. Daya Saing” Jurnal Ekonomi Manajemen

Sumber Daya Vol. 13, No. 1, Juni 2012. Commented [S40]: Penulisan daftra pustaka masih salah
33

2.Dokumen Publik atau Peraturan Perundang-undangan


Direktorat Jenderal Pajak. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-

01/PJ/2012 Tentang Pola Mutasi Jabatan Karier di Lingkungan Direktorat Jenderal

Pajak. Jakarta: Sekretariat Negara.

Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 Tentang Wewenang

Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil.

Anda mungkin juga menyukai