Anda di halaman 1dari 4

LURI NURLAILA SYAHID

25118017

TUGAS MATA KULIAH ANALISIS INFORMASI GEOSPASIAL


ANALYTIC HIERARCHY PROCESS IN GEOSPATIAL ANALYSIS
Pengenalan AHP
Multi-criteria decision making (MCDM) atau multi-criteria decision analysis (MCDA) adalah
salah satu teknik pengambilan keputusan yang membantu pembuat keputusan untuk menentukan
prioritas yang akan di ambil menggunakan proses pengambilan keputusan yang transparan.
Terdapat tiga jenis MCDA yang digunakan dalam Sistem Informasi Geografis (SIG) yaitu :

1. Multi atribut decision analysis (MADA) versus Multi objective decision analysis (MODA)
2. Pengambilan keputusan secara individu versus kelompok
3. Keputusan berdasarkan kepastian versus keputusan berdasarkan ketidakpastian

Beberapa metode MADA yang telah diselidiki dan diterapkan salah satunya adalah Analytic
Hierarchy Process (AHP). AHP adalah salah satu metode pengambilan keputusan yang
memungkinkan pengambil keputusan memahami masalah yang medasarinya sebelum mengambil
suatu keputusan. Tujuan dasar AHP adalah untuk menilai alternative yang diberikan untuk tujuan
tertentu dengan mengembangkan prioritas alternative dan kriteria yang dipilih. AHP didasarkan
pada tiga prinsip yaitu dekomposisi, penilaian komparatif dan sintesis prioritas. Menurut Teknomo
(2016) dan Coyle (2004) terdapat lima langkah untuk menggunakan AHP yaitu:
1. Memodelkan permasalahan
Pada langkah ini kita menentukan masalah, tujuan, kriteria, dan subkriteria serta alternative
dari permasalah tersebut, kemudian unsur-unsur tersebut ditetapkan menjadi hirarki
elemen keputusan yang saling terkait.
LURI NURLAILA SYAHID
25118017

2. Menentukan prioritas diantara elemen keputusan hirarki


Pada langkah ini kita melibatkan orang yang expert dan/ atau stakeholder untuk
menentukan kepentingan relative dari satu kriteria atau alternative terhadap kriteria dan
alternatif lainnya menggunakan metode pair-wise comparison yang ditampilkan dengan
sebuah matriks.
𝑛(𝑛 − 1)
𝑁𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 𝑜𝑓 𝑐𝑜𝑚𝑝𝑎𝑟𝑖𝑠𝑜𝑛 =
2
dimana n adalah nomor dari elemen (misal kriteria atau alternative)

3. Turunkan bobot relative keseluruhan dari unsur keseluruhan


Pada langkah ini, kepentingan relative dari kriteria dan dari alternative di tentukan setelah
matrik pair-wise comparison untuk kriteria dan untuk alternative telah disiapkan. Hal ini
dilakukan dengan: (1) menghitung nilai normal untuk masing-masing kriteria dan
alternative, dan (2) menentuka vector utama atau vector prioritas utama yang dinormalisasi
(relative bobot).
4. 5. Memverifikasi konsistensi penilaian dan membuat sebuah kesimpulan
Pada langkah 4 dan 5 ini, diperlukan untuk menentukan konsistensi dari evaluasi dengan
menghitung nilai consistency ratio (CR) sebelum membuat sebuat keputusan. Jika rasio
yang dihasilkan melebihi 0.1 maka penilaian tidak terlalu konsisten untuk dapat
LURI NURLAILA SYAHID
25118017

diandalkan. Sebaliknya, jika CR dibawah 0.1 atau 10% maka penilaian dapat diterima. Jika
penilaiannya tidak terlalu konsisten maka prosedurnya diulang hingga CRnya berada pada
kisaran yang diinginkan untuk mendapat kesimpulan dari hasil yang di dapat.
𝐶𝐼 𝜆𝑚𝑎𝑥 − 𝑛
𝐶𝑅 = 𝐶𝐼 =
𝑅𝐼 𝑛−1
dimana CR = konsistensi ratio; CI adalah konsistensi index; RI adalah random konsistensi
index; 𝜆𝑚𝑎𝑥 adalah nilai eigen utama atau penjumlahan produk antara setiap elemen dari
bobot relative.

Penggunaan AHP sebagai Metode Pembobotan untuk MCDA berbasis GIS


AHP pada GIS telah digunakan melalui tiga bidang aplikasi: (1) sebagai database informasi
untuk mengoordinasikan dan mengakses data geografis; (2) sebagai suatu alat analitis
untuk menghasilkan peta turunan yang baru; (3) sebagai sistem pendukung dalam
pengambilan keputusan. AHP dapat pula digunakan sebagai metode pembobotan yaitu:
sebagai multi-criteria evaluation (MCE) dan multi objective allocation.

Pengambilan keputusan untuk multi kriteria/ multi objektif dengan prosedur raster
menggunakan AHP sebagai pembobotan memiliki keangka kerja yang dibagi menjadi dua
bagian yaitu:
1. multi-criteria evaluation (MCE): dengan memiliki satu tujuan (single objective)
pembuat keputusan dapat focus pada kriteria yang relevan (factor dan batasannya)
dengan atribut yang dapat diukur. pada MCE standarisasi diperlukan setelah kriteria
tersebut telah diidentifikasi karena setiap faktor biasanya memiliki karakteristik yang
LURI NURLAILA SYAHID
25118017

berbeda (gambar 11.2 sebelah kanan). Prosedur yang digunakan untuk menstandarisasi
kriteria yaitu dengan menggunakan reklasifikasi dan normalisasi sederhana, fuzzy
membership function pada IDRISI, WLC (weighted linear combination), dsb.
2. multi-objective allocation: dengan memiliki banyak tujuan (multi-objectve) penting
untuk mempertimbangkan apakah tujuan tersebut saling melengkapi atau saling
bertentangan serta penting untuk mengelompokkan kriteria berdasarkan tujuannya
(gambar 11.2 sebelah kiri bagian bawah). Salah satu prosedur untuk multi-objective
yaitu MOLA.

Review of previous empirical studies


Metode AHP sendiri telah banyak digunakan sejak tahun 1970 akhir. Dari sekitar 100
makalah terkait pengaplikasian AHP memiliki topik berkisar pengembangan metodologi,
penyelesaian suatu konflik, pertahanan dan kontrol senjata, kesehatan, pemasaran dan
alokasi anggaran untuk migrasi antar daerah. Sedangkan penggunaan AHP yang
diintegrasikan dengan metode lain sudah diaplikasikan untuk pemilihan prioritas/ evaluasi,
alokasi sumberdaya, bench-marking, manajemen mutu, kebijakan public, perawatan
kesehatan, dan perencanaan strategis.
Pengaplikasian AHP yang sudah dilakukan pada MCDA berbasis GIS memiliki
keterlibatan pakar dalam menentukan kepentingan relatif. Ada makalah yang menyebutkan
bahwa terdapat partisipasi para ahli dalam menentukan kepentingan relatif tetapi tidak
disebutkan siapa atau bidang keahlian dari expert tersebut. Ada pula yang tidak
menyebutkan sama sekali ada atau tidaknya parisipasi para ahli dalam prosesnya. Selain
itu, ada pula makalah yang tidak menggunakan pendapat para ahli sama sekali karena
mereka menggunakan pengalaman mereka selama kerja lapangan atau penulis makalah
tersebut menjabat sebagai ahli dibidang tersebut. Untuk studi yang membutuhkan lebih
dari satu ahli, maka dibutuhkan metode perbandingan berpasangan untuk menentukan
peringkan para ahli tersebut. Dari makalah yang sudah pernah dilakukan, dua makalah
menggunakan consensus, tiga makalah menggunakan arithmetic mean, dan dua makalah
menggunakan geometric mean, sementara sebagian besar sisanya tidak membahas
bagaimana cara menentukan peringkat para ahli.
Kesimpulannya, dari studi yang pernah dilakukan terkait AHP untuk metode pembobotan
MCDA berbasis GIS, masih banyak hal yang diperdebatkan, diantaranya:
(1) metode yang digunakan untuk mengambil pendapat para ahli menggunakan metode
perbandingan berpasangan
(2) metode untuk mengumpulkan peringkat para pakar
(3) metode untuk menstandarisasi kriteria atau faktor yang terlibat pada analisis

Anda mungkin juga menyukai