GOAL PROGRAMMING
Disusun Oleh:
Arini Qurota A’yun 18190003
Farah Rahmatika Putri 18190038
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala Rahmat, Taufik dan
Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Goal
Programming“. Penyusunan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok mata kuliah Program
Linier oleh Bapak Nuril Huda, M.Pd. Shalawat beserta salam juga disanjungkan kepada nabi
Muhammad SAW yang telah membawa umat dari zaman kebodohan ke zaman yang penuh
dengan ilmu pengetahuan.
Dalam menyelesaikan makalah ini, penulis melakukan metode penelaahan dari
beberapa referensi dan dari bahan bacaan media lainnya yang bertujuan untuk melengkapi
materi dalam penyusunan makalah yang bertujuan untuk memberikan materi dan informasi.
Penulisan makalah ini telah diupayakan semaksimal mungkin, namun disadari bahwa masih
terdapat berbagai kekurangan yang disebabkan oleh keterbatasan ilmu pengetahuan kami
miliki. Karena itu, diharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
kesempurnaannya, dan semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi semua pihak.
Penyusun
GOAL PROGRAMMING
A. PENGERTIAN
Goal Programming merupakan salah satu model matematis yang digunakan
sebagai dasar dalam pengambilan keputusan untuk menganalisis dan membuat solusi
persoalan yang melibatkan banyak sasaran sehingga diperoleh suaru solusi yang
optimal. Puntosadewo (2013) mengatakan bahwa pendekatan dasar goal programming
adalah untuk menetapkan suatu tujuan yang dinyatakan dengan angka tertentu
untuk setiap tujuan, merumuskan suatu fungsi tujuan untuk setiap tujuan, dan
kemudian mencari penyelesaian yang meminimumkan jumlah (tertimbang)
penyimpangan-penyimapangan pada fungsi tujuan.
Goal programming merupakan perluasan dari linear programming untuk
mencapi tujuan atau target yang diinginkan. Perbedaan antara goal programming
dan linear programming adalah terletak pada struktur dan penggunaan fungsi
tujuan. Dalam linear programming fungsi tujuannya hanya mengandung satu
tujuan, sementara dalam goal programming semua tujuan digabungkan dalam
sebuah fungsi tujuan. Goal programming dapat diselesaikan dengan metode grafik dan
metode simpleks. Metode simpleks pada goal programming sedikit berbeda dengan
metode simpleks pada linier programming yaitu terdapat perhitungan fungsi tujuan
untuk setiap prioritas.
Model goal programming merupakan perluasan dari model pemograman
linier yang dikembangkan oleh A. Charles dan W. M. Cooper pada tahun 1956 sehingga
seluruh asumsi, notasi, formulasi matematika, prosedur perumusan model dan
penyelesaian tidak berbeda. Perbedaannya hanya terletak pada kehadiran sepasang
variabel deviasional yang akan muncul di fungsi tujuan dan fungsi kendala.
Pemrograman linier sendiri adalah sebuah model matematis yang dipergunakan untuk
menemukan suatu penyelesaian optimal dengan cara memaksimumkan atau
meminimumkan fungsi tujuan terhadap satu kendala susunan. Model goal
programming mempunyai tiga unsur utama, yaitu variable keputusan, fungsi tujuan dan
fungsi kendala. Beberapa asumsi dasar yang diperlukan dalam goal programming
adalah sebagai berikut:
a. Linieritas
Asumsi ini menunjukkan perbandingan dari input satu dengan input yang lain
atau suatu input dengan output besarnya tetap dan terlepasnpada tingkat
produksi. Hubungannya bersifat linear.
b. Proporsionalitas
Asumsi ini menyatakan bahwa jika peubah pengambil keputusan berubah, maka
dampak perubahannya akan menyebar dalam proporsi yang sebanding dengan
fungsi tujuan dan juga fungsi kendalanya. Jadi tidak berlaku hukum kenaikan
hasil yang semakin berkurang.
c. Aditivitas
Asumsi ini menyatakan nilai parameter suatu kriteria optimisasi merupakan
jumlah dari nilai individu-individu. Dampak total terhadap kendala ke-i
merupakan jumlah dampak individu terhadap peubah pengambilan keputusan.
d. Disibilitas
Asumsi ini menyatakan bahwa peubah pengambilan keputusan jika
diperlukan dapat dibagi ke dalam pecahan-pecahan.
e. Deterministik
Asumsi ini menghendaki agar semua parameter tetap dan diketahui atau
ditentukan secara pasti.
Terdapat beberapa istilah yang digunakan dalam Goal Programming, yaitu:
a. Variabel keputusan (decision variables), adalah seperangkat variabel yang tidak
diketahui yang berada di bawah kontrol pengambila keputusan, yang
berpengaruh terhadap solusi permasalahan dan keputusan yang akan diambil.
Biasanya dilambangkan dengan 𝑋𝑗 (𝑗 = 1, 2, 3, … , 𝑛)
b. Nilai sisi kanan (right hand sides values) merupakan nilai-nilai yang biasanya
menunjukkan ketersediaan sumber daya (dilambangkan dengan 𝑏𝑖 ) yang akan
ditentukan kekurangan atau penggunaannya
c. Koefisien teknologi (technologi coefficient), merupakan nilai-nilai numerik
yang dilambangkan dengan 𝑎𝑖𝑗 yang akan dikombinaksikan dengan variabel
keputusan, dimana akan menunjukkan penggunaan terhadap pemenuhan nilai
kanan
d. Varianel deviasional (penyimpangan), adalah variabel yang menunjukkan
kemungkinan penyimpangan-penyimpangan negatif dan positif dari nilai sisi
kanan fungsi tujuan. Variabel penyimpangan negatif befungsi untuk
menampung penyimpangan yang berada di bawah sasaran yang dikehendaki.
Variabel penyimpangan positif berfungsi menampung penyimpangan yang
berada di atas sasaran dalam Goal programming dilambangkan dengan
𝑑− +
𝑖 dengan penyimpangan negatif dan 𝑑𝑖 untuk penyimpangan positif dari nilai
Ciri khas lain yang menandai model goal programming adalah kehadiran
sepasang variabel deviasional di dalam fungsi tujuan yang harus diminimumkan. Hal
ini merupakan konsekuensi logis dari tujuan kehadiran variabel deviasional di dalam
fungsi kendala sasaran. Sasaran yang telah ditetapkan akan tercapai apabila variabel
deviasional 𝐷𝐴𝑖 𝑑𝑎𝑛 𝐷𝐵𝑖 bernilai nol. Oleh karena itu, 𝐷𝐴𝑖 𝑑𝑎𝑛 𝐷𝐵𝑖 harus
diminimumkan dalam fungsi tujuan, sehingga fungsi tujuan model goal
𝑖=1 𝐷𝐵𝑖 + 𝐷𝐴
programming adalah : Minimumkan ∑𝑚
dimana 𝑏𝑖 adalah nilai sisi kanan dari setiap persamaan. Baris kunci
ini disebut baris pivot.
d. Mencari system kanonikal yaitu system dimana nilai elemen
pivotbernilai 1 dan elemen lain bernilai nol dengan cara mengalikan baris pivot
dengan -1 lalu menambahkannya dengan semua elemen. dibaris pertama.
Dengan demikian, diperoleh tabel simpleks iterasi I.
e. Pemeriksaan optimalitas, yaitu melihat apakah solusi sudah layak atau tidak.
Solusi dikatakan layak bila variable adalah positif atau nol.
dimana:
𝑖 ∶ 1,2,3,4
Penyelesaian model ini dimulai dengan membuat tabel simpleks awal, sebagai berikut:
Berdasarkan Tabel 2.3 yang menjadi kolom kunci adalah kolom ke-1 karena 𝑐𝑗 - 𝑧𝑗
memiliki nilai negatif terbesar yaitu -6 dan yang menjadi baris
kunci adalah ke-3 karena 𝑏𝑖 ⁄ 𝑎 𝑖𝑗 terkecil, yaitu:
𝟔𝟎 𝟏𝟔 𝟏𝟎 𝟔
= 𝟏𝟎; = 𝟖; = ∞; = 𝟔
𝟔 𝟐 𝟎 𝟏
Pemilihan kolom kunci dan baris kunci dapat dilihat pada tabel 2.4
Langkah selanjutnya adalah mencari sistem kanonikal yaitu sistem dimana nilai elemen
pivot bernilai 1 dan elemen lain bernilai nol dengan cara melalukan OBE pada baris
selain baris kunci maka hasilnya didapatkan pada tabel 2.5.
Dengan perhitungan yang sama, dilakukan iterasi II karena nilai 𝐶𝑗- 𝑍𝑗 masih terdapat
negatif, maka perhitungannya dapat dilihat pada Tabel 2.6.
Dapat dilihat pada Tabel 2.6 masih terdapat nilai negatif pada 𝐶𝑗-𝑍𝑗. Untuk memilih
kolom kunci nya kita bisa lihat nilai negatif terbesar yaitu: -4, maka dilakukan
perhitungan untuk iterasi ke III. Untuk perhitungannya dapat dilihat pada Tabel 2.7.
Berdasarkan Tabel 2.7 di atas dapat dilihat bahwa masih tedapat nilai negatif pada 𝐶𝑗 - 𝑍𝑗
yaitu : −1/5, maka sama seperti iterasi I, II dan III dilakukan perhitungan untuk iterasi
IV, perhitungannya dapat dilihat pada Tabel 2.8.
Berdasarkan Tabel 2.8 diperoleh solusi optimal karena seluruh 𝐶𝑗 − 𝑍𝑗 ≥ 0. Tabel
optimal bukan hanya menayangkan penyelesaian optimal saja, tetapi juga memberikan
informasi mengenai sasaran mana yang tercapai dan sasaran mana yang tidak tercapai.
Dengan demikian solusi yang optimal adalah perusahaan memproduksi produk 𝑥1
sebanyak 6 unit dan produk 𝑥2 sebanyak 5 unit.
Sasaran prioritas ke-3 dan ke-4 tidak tercapai karena masing-masing memiliki
penyimpangan yang bernilai ≥ 0, yaitu 𝐷𝐵3 = 4 dan 𝐷𝐵4 = 1. Sedangkan sasaran
prioritas pertama dan kedua tercapai karena 𝐷𝐵1 dan 𝐷𝐵2 = 0. Dapat disimpulkan
bahwa dengan produksi 6 unit 𝑥1 dan 5 unit 𝑥2 maka ada dua sasaran yang tercapai, yaitu:
H. Putri, D. Eko, S. Tri. 2017. Makalah Goal Programming. Jember: Universitas Jember