Anda di halaman 1dari 12

PENERAPAN METODE PENUGASAN TERHADAP

PENEMPATAN DOSEN PENGAMPUH DI UNIVERSITAS PRIMA

Nama : Magdalena Iriani Kehi


Mata Kuliah : Riset Operasi
NIM : 2013220030

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DR. SOETOMO
SURABAYA
2016

1
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ketua Jurusan di universitas Prima mempunyai 5 dosen yang harus dialokasikan pada
4 mata kuliah. Semua instruktur mempunyai penilaian yang telah dinilai oleh para
mahasiswa dari kuliah terdahulu (100 = sempurna). Ketua Jurusan tersebut ingin
menentukan alokasi optimal sehingga didapatkan nilai rata-rata yang maksimal untuk
menentukan dosen yang mengajar mata kuliah tersebut. Dosen yang tidak mendapat kuliah
akan diusulkan untuk menjadi asisten Profesor di universitas tersebut. Ketua Jurusan
tersebut diminta untuk menentukan penilaian yang maksimal dan menentukan dosen yang
menjadi asisten profesor.
Masalah penugasan adalah salah satu kasus khusus dari masalah transportasi. Dalam
dunia usaha misalnya menghadapi masalah yang berhubungan dengan penugasan optimal
dari bermacam-macam sumber yang produktif yang mempunyai tingkat efisiensi yang
berbeda-beda untuk tugas yang berbeda-beda. Menurut Supranto (1991), masalah
penugasan mengharuskan setiap satu pekerja hanya mengerjakan satu tugas sehingga
didapatkan penugasan satu-satu agar didapatkan hasil yang maksimal. Menurut Siswanto
(2006) masalah penugasan dapat ditulis dalam bentuk matematika sebagai berikut.
m n
Min 
i 1 j 1
CijXij ,

n
dengan batasan  X ij
j 1
= 1 , untuk i = 1, 2, .., n ,

 X ij
j 1
= 1 , untuk i = 1, 2, .., m

dengan Xij = 0 atau 1, dan


Xij : penugasan dari sumber i ke tujuan j
Cij : Satuan ukur dari sumber i ke tujuan j
Masalah penugasan dapat berupa masalah minimisasi atau maksimisasi. Tujuannya
adalah menjadwalkan setiap tugas pada suatu penugasan sehingga dihasilkan kerugian
mimimal misalnya berupa biaya dan waktu serta keuntungan maksimal misalnya berupa
pendapatan, laba, nilai kemenangan.

2
Salah satu metode yang digunakan untuk menyelesaikan masalah penugasan dalam
metode Hungarian. Metode Hungarian yang pada tahun 1916 dikembangkan oleh seorang
ahli matematika berkebangsaan Hungaria yang bernama D König. Kasus penugasan
dianggap normal apabila jumlah sumber daya yang akan ditugaskan sama dengan jumlah
perkerjaan atau tujuan. Apabila tidak maka kita perlu menyeimbangkannya dengan
menambahkan variabel dummy.
Pada makalah ini dibahas masalah penugasan yaitu penempatan dosen pengampuh di
Universitas Prima. Dosen pengampuh yang terpilih memenuihi syarat penilaian mahasiswa
dari kuliah terdahulu.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1. Siapa yang akan diusulkan menjadi dosen pengampu mata kuliah sehingga didapatkan
nilai rata-rata yang maksimal ?
2. Siapa yang akan menjadi asisten Proffesor ?
1.3 Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah :
1. Menentukan siapa yang akan diusulkan menjadi dosen pengampu sehingga didapatkan
nilai rata-rata yang maksimal
2. Menentukan siapa yang akan menjadi asisten Proffesor.

3
BAB 2
LANDASAN TEORI

Masalah penugasan adalah salah satu kasus khusus dari masalah transportasi.
Perbedaan metode penugasan dengan metode transportasi adalah dalam metode penugasan,
kuantitas setiap pinggir kolom maupun pinggir baris dibatasi hanya sebanyak satu unit.
Metode yang tersedia untuk masalah penugasan yaitu metode Hungarian. Karena
berupa masalah penugas, untuk dapat menyelesaikan dengan metode ini maka jumlah
sumber-sumber yang ditugaskan harus sama dengan jumlah tugas yang akan diselesaikan.
Selain itu, setiap sumber harus ditugaskan hanya satu tugas. Jadi masalah penugasan akan
mencakup sejumlah n sumber yang mempunyai n tugas. Masalah dapat diselesaikan dengan
mudah oleh bentuk matriks bujursangkar, dimana baris-barisnya menunjukan sumber-
sumber dan kolom-kolomnya menunjukan tugas-tugas.
Masalah penugasan dapat berupa masalah minimisasi atau maksimisasi, sebagai
berikut:
1. Masalah Minimisasi
 Jumlah baris = jumlah kolom
Jika diketahui jumlah baris sama dengan jumlah kolom maka langsung ke proses
penyelesaian. Langkah-langkah penyelesaian:
a. Lakukan pengurangan baris dengan cara mengurangkan nilai terendah pada
suatu baris dari semua nilai pada baris tersebut
b. Lakukan pengurangan kolom dengan cara mengurangkan nilai terendah pada
suatu kolom dari semua nilai pada kolom tersebut
c. Tarik sejumlah garis horizontal dan vertikal yang diperlukan untuk mencoret
semua angka nol pada tabel biaya oportuniti yang lengkap
d. Jika diperoleh garis lebih sedikit dari m (m adalah jumlah baris atau kolom),
maka semua nilai lain yang tidak tercoret dikurangkan dengan nilai terendah
dari nilai-nilai yang tidak tercoret tersebut. Kemudian, nilai terendah tersebut
ditambah pada sel-sel dimana dua garis berpotongan, sedangkan untuk nilai
yang tetap ulangi langkah c

4
e. Jika diperlukan garis sebanyak m, maka solusi optimal tercapai sehingga dapat
dilakukan m pengurangan yang unik. Jika diperlukan garis lebih sedikit m,
ulangi lagi langkah d
 Jumlah baris ≠ jumlah kolom
Pada kasus persoalan dimana jumlah baris tidak sama dengan kolom (jumlah
karyawan), maka harus menyeimbangkan jumlah baris dan kolomnya. Tekniknya
dengan menambah variabel dummy bernilai nol pada baris atau kolom. Jika baris
< kolom maka variabel dummy ditambahkan pada baris, sebaliknya jika kolom <
baris, maka variabel dummy ditambahkan pada kolom. Setelah jumlah baris sama
dengan jumlah kolom maka dilanjutkan seperti langkah-langkah peyelesaian
sebelumnya. Tetapi untuk variabel dummy tidak perlu dikurangkan dengan nilai
terendah.
2. Masalah Maksimisasi
 Jumlah baris = jumlah kolom
Jika diketahui jumlah baris sama dengan jumlah kolom maka langsung ke proses
penyelesaian. Langkah-langkah penyelesaian:
a. Lakukan pengurangan baris dengan cara mengurangkan nilai tertinggi pada
suatu baris dari semua nilai pada baris tersebut
b. Lakukan pengurangan kolom dengan cara mengurangkan nilai terendah pada
suatu kolom dari semua nilai pada kolom tersebut
c. Tarik sejumlah garis horizontal dan vertikal yang diperlukan untuk mencoret
semua angka nol pada tabel biaya oportuniti yang lengkap
d. Jika diperoleh garis lebih sedikit dari m (m adalah jumlah baris atau kolom),
maka semua nilai lain yang tidak tercoret dikurangkan dengan nilai terendah
dari nilai-nilai yang tidak tercoret tersebut. Kemudian, nilai terendah tersebut
ditambah pada sel-sel dimana dua garis berpotongan, sedangkan untuk nilai
yang tetap ulangi langkah c
e. Jika diperlukan garis sebanyak m, maka solusi optimal tercapai sehingga dapat
dilakukan m pengurangan yang unik. Jika diperlukan garis lebih sedikit m,
ulangi lagi langkah d
 Jumlah baris ≠ jumlah kolom
Pada kasus persoalan dimana jumlah baris tidak sama dengan kolom (jumlah
karyawan), maka harus menyeimbangkan jumlah baris dan kolomnya. Tekniknya
dengan menambah variabel dummy bernilai nol pada baris atau kolom. Jika baris

5
< kolom maka variabel dummy ditambahkan pada baris, sebaliknya jika kolom <
baris, maka variabel dummy ditambahkan pada kolom. Setelah jumlah baris sama
dengan jumlah kolom maka dilanjutkan seperti langkah-langkah peyelesaian
sebelumnya. Tetapi untuk variabel dummy tidak perlu dikurangkan dengan nilai
tertinggi.

6
BAB 3
PEMBAHASAN

Ketua Jurusan di universitas Prima mempunyai 5 dosen yang harus dialokasikan pada 4
mata kuliah. Semua instruktur mempunyai penilaian yang telah dinilai oleh para mahasiswa
dari kuliah terdahulu. Tabel di bawah ini memperlihatkan hasil penilaian (100 = sempurna).
Ketua Jurusan tersebut ingin menentukan alokasi optimal sehingga didapatkan nilai rata-rata
yang maksimal untuk menentukan dosen yang mengajar mata kuliah tersebut. Dosen yang
tidak mendapat kuliah akan diusulkan untuk menjadi asisten Profesor di universitas tersebut.
bantulah Ketua Jurusan tersebut untuk menentukan penilaian yang maksimal dan tentukan
dosen yang menjadi asisten profesor.
Dosen Kuliah
A B C D
1 75 70 85 80
2 90 85 85 92
3 80 90 83 86
4 88 86 75 79
5 86 87 88 83

Solusi :
Dari permasalah penugasan di atas, kita lihat bahwa ketua Jurusan ingin menentukan
penilaian yang maksimal untuk menentukan dosen pengampu maka jenis masalahnya berupa
maksimisasi. Diketahui pula bahwa dosen sebagai sumber-sumber yang ditugaskan ada 5
akan dialokasikan ke 4 mata kuliah yang merupakan tugas. Hal ini menunjukan baris ≠
kolom sehingga baris dan kolomnya perlu diseimbangkan terlebih dahulu, sebagai berikut:

7
Dosen Kuliah
A B C D Dummy
1 75 70 85 80 0
2 90 85 85 92 0
3 80 90 83 86 0
4 88 86 75 79 0
5 86 87 88 83 0

Langkah-langkah penyelesaian:
a. Lakukan pengurangan baris dengan cara mengurangkan nilai tertinggi pada suatu baris
dari semua nilai pada baris tersebut. Untuk variabel dummy tidak perlu dikurangkan
dengan nilai tertinggi.
Dosen Kuliah
A B C D Dummy
1 75-85 70-85 85-85 80-85 0
2 90-92 85-92 85-92 92-92 0
3 80-90 90-90 83-90 86-90 0
4 88-88 86-88 75-88 79-88 0
5 86-88 87-88 88-88 83-88 0
Hasilnya :
Dosen Kuliah
A B C D Dummy
1 10 15 0 5 0
2 2 7 7 0 0
3 10 0 7 4 0
4 0 2 13 9 0
5 2 1 0 5 0

8
b. Lakukan pengurangan kolom dengan cara mengurangkan nilai terendah pada suatu kolom
dari semua nilai pada kolom tersebut.
Nilai terendah setiap kolom adalah 0, maka hasilnya:
Dosen Kuliah
A B C D Dummy
1 10 15 0 5 0
2 2 7 7 0 0
3 10 0 7 4 0
4 0 2 13 9 0
5 2 1 0 5 0

c. Tarik sejumlah garis horizontal dan vertikal yang diperlukan untuk mencoret semua angka
nol pada tabel biaya oportuniti yang lengkap
Dosen Kuliah
A B C D Dummy
1 10 15 0 5 0
2 2 7 7 0 0
3 10 0 7 4 0
4 0 2 13 9 0
5 2 1 0 5 0

d. Jika diperoleh garis lebih sedikit dari m (m adalah jumlah baris atau kolom), maka semua
nilai lain yang tidak tercoret dikurangkan dengan nilai terendah dari nilai-nilai yang tidak
tercoret tersebut. Kemudian, nilai terendah tersebut ditambah pada sel-sel dimana dua
garis berpotongan, sedangkan untuk nilai yang tetap ulangi langkah c.
Karena tiap baris dan kolom sudah memiliki nilai nol serta jumlah garis yang ditarik
sama dengan jumlah baris atau kolom, maka sudah optimal. Tabel akhir :

9
Dosen Kuliah
A B C D Dummy
1 10 15 0 5 0
2 2 7 7 0 0
3 10 0 7 4 0
4 0 2 13 9 0
5 2 1 0 5 0

Alokasi penempatan dosen pengampu yaitu:


Dosen 1 akan dialokasikan pada mata kuliah C
Dosen 2 akan dialokasikan pada mata kuliah D
Dosen 3 akan dialokasikan pada mata kuliah B
Dosen 4 akan dialokasikan pada mata kuliah A
Dosen 5 akan menjadi asisten profesor
Dengan penilaian :
Dosen Kuliah
1 85
2 92
3 90
4 88
5 0
Total Penilaian 355
Nilai Rata-Rata Maksimal 71

10
BAB 4
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Masalah penugasan adalah salah satu kasus khusus dari masalah transportasi.
Perbedaan metode penugasan dengan metode transportasi adalah dalam metode penugasan,
kuantitas setiap pinggir kolom maupun pinggir baris dibatasi hanya sebanyak satu unit.
Metode yang tersedia untuk masalah penugasan yaitu metode Hungarian. Kondisi lain
apabila jumah baris tidak sama dengan jumlah kolom maka kita perlu menyeimbangkannya
dengan menambahkan variabel dummy. Masalah penugasan dapat berupa masalah
minimisasi atau maksimisasi.
Dari permasalahan penugasan yaitu penempatan dosen pengampu pada universitas
Prima jenis masalahnya berupa maksimisasi dimana Ketua Jurusan ingin menentukan
penilaian yang maksimal untuk menentukan 5 dosen pengampu ke 4 mata kuliah. Kita perlu
mengunakan variabel dummy yang semua nilainya adalah 0. Setelah melalui langkah-
langkah penyelesaian yang ada didapatkan bahwa dosen 1 akan dialokasikan pada mata
kuliah C, dosen 2 akan dialokasikan pada mata kuliah, dosen 3 akan dialokasikan pada
mata kuliah B, dosen 4 akan dialokasikan pada mata kuliah A, dosen 5 akan menjadi asisten
profesor. Dengan rata-rata penilaian maksimal yang dihasilkan adalah 71.

3.2 Saran
Aplikasi masalah penugasan dapat diterapkan di berbagai aspek kehidupan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Wijaya, Andi. 2011. Pengantar Riset Operasi (Edisi 3). Jakarta : Penerbit Mitra Wacana
Media
http://matematika.studentjournal.ub.ac.id/index.php/matematika/article/download/15/14
http://zacoeb.lecture.ub.ac.id/files/2014/11/XII-Penugasan.pdf

12

Anda mungkin juga menyukai