Anda di halaman 1dari 62

PENYELENGGARAAN

KEGIATAN STATISTIK
SEKTORAL
DI DAERAH
Outline
Konsep Dasar Statistik

Sistem Statistik Nasional

Satu Data Indonesia

Tata Laksana Statistik Sektoral

NSPK Penyelenggaraan Statistik Sektoral


KONSEP DASAR STATISTIK

1
Dasar Hukum Penyelenggaraan Kegiatan Statistik

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik


2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan
Statistik
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah
5. Peraturan Kepala BPS Nomor 9 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Statistik Sektoral oleh
Pemerintah Daerah
6. Keputusan Kepala BPS Nomor 5 Tahun 2000 tentang Sistem Statistik Nasional
7. Keputusan Kepala BPS Nomor 6 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Statistik Dasar
8. Keputusan Kepala BPS Nomor 7 Tahun 2000 tentang Tata Cara Penyelenggaraan Survei
Statistik Sektoral
9. Keputusan Kepala BPS Nomor 8 Tahun 2000 tentang Tata Cara Pemberitahuan Sinopsis
Survei Statistik Khusus
Jenis – Jenis Statistik

Statistik Dasar Statistik Sektoral Statistik Khusus


Statistik yang pemanfaatannya statistik yang pemanfaatannya untuk statistik yang pemanfaatannya untuk
ditujukan untuk keperluan yang bersifat memenuhi kebutuhan instansi tertentu memenuhi kebutuhan spesifik dunia
luas, baik bagi pemerintah maupun dalam rangka penyelenggaraan tugas- usaha, pendidikan, sosial budaya, dan
masyarakat, yang memiliki ciri-ciri tugas pemerintahan dan pembangunan kepentingan lain dalam kehidupan
lintas sektoral, berskala nasional, yang merupakan tugas pokok instansi masyarakat, yang penyelenggaraannya
makro, dan yang penyelenggaraannya yang bersangkutan. dilakukan oleh lembaga, organisasi,
menjadi tanggung jawab BPS. perorangan, dan atau unsur masyarakat
Contoh :
lainnya.
Contoh :
Survei Hasil Pelaksanaan Reformasi
Sensus Penduduk Contoh :
Birokrasi (SHPRB) yang diselenggarakan
oleh Kemenpan RB Survei Kepuasan Pelanggan oleh PT
Angkasa Pura II-Provinsi Jambi

BPS Kementerian/Lembaga/Dinas/Instansi (K/L/D/I) Swasta/Individu


Kegiatan Statistik

Pencacahan semua unit populasi Pengumpulan, pengolahan,


untuk memperoleh karakteristik penyajian, dan analisis data yang
populasi tersebut pada saat didasarkan pada catatan
tertentu Kompilasi administrasi yang ada pada
Sensus S Produk pemerintah dan/atau masyarakat
Administrasi

Pencacahan sampel/sebagian Adanya internet dan media sosial


Cara Lain
unit populasi untuk Survei sesuai TI
dapat dimanfaatkan untuk
memperkirakan karakteristik pengumpulan data. Contohnya dengan
populasi tersebut pada saat data registrasi akun media sosial, web
tertentu crawling, dan big data mining.
Tahapan Penyelenggaraan Kegiatan
Statistik

Identifikasi Implementasi
Rancangan Pengumpulan Pengolahan
Kebutuhan Rancangan

Analisis Diseminasi Evaluasi


Metadata dan
Penjaminan
kualitas
diperlukan dalam
setiap tahapan
penyelenggaraan
kegiatan statistik
Metadata
Identifikasi Implementasi Pengo-
Rancangan Pengum-pulan Analisis Diseminasi Evaluasi
Kebutuhan Rancangan lahan

Mengidentifikasi kebutuhan

Konsultasi dan konfirmasi


kebutuhan

Menentukan tujuan
Identifikasi
Kebutuhan
Identifikasi konsep dan definisi

Memeriksa ketersediaan data

Membuat proposal kegiatan


(Term Of Reference)
Metadata
Identifikasi Implementasi Pengum- Pengo-
Rancangan Analisis Diseminasi Evaluasi
Kebutuhan Rancangan pulan lahan

Merancang output

Merancang deskripsi
variabel

Merancang pengumpulan
data

Merancang kerangka
Rancangan sampel dan pengambilan
sampel

Mendesain sampling

Merancang pengolahan
dan analisis

Merancang sistem dan


alur kerja
Metadata
Identifikasi Implementasi Pengum- Pengo-
Rancangan Analisis Diseminasi Evaluasi
Kebutuhan Rancangan pulan lahan

Membuat instrumen
pengumpulan data
(kuesioner)

Membangun komponen
diseminasi

Implementasi Memastikan alur kerja


Rancangan berjalan dengan baik

Menguji sistem,
instrumen, dan proses
bisnis statistik

Finalisasi sistem
Metadata
Identifikasi Implementasi Pengum- Pengo-
Rancangan Analisis Diseminasi Evaluasi
Kebutuhan Rancangan pulan lahan

Membangun kerangka
sampel dan pemilihan
sampel

Mempersiapkan
Pengumpulan pengumpulan data melalui
pelatihan petugas

Melakukan pengumpulan
data
Metadata
Identifikasi Implementasi Pengum- Pengo-
Rancangan Analisis Diseminasi Evaluasi
Kebutuhan Rancangan pulan lahan

Integrasi data

Penyuntingan (editing),
penyahihan (validation),
dan imputasi
Pengolahan
Menghitung penimbang
(weight)

Melakukan estimasi dan


agregat
Metadata
Identifikasi Implementasi Pengum- Pengo-
Rancangan Analisis Diseminasi Evaluasi
Kebutuhan Rancangan pulan lahan

Menyiapkan naskah
output (tabulasi)

Penyahihan output
(pemeriksaan
konsistensi antartabel)
Analisis
Interpretasi output

Penerapan Disclosure
Control
Metadata
Identifikasi Implementasi Pengum- Pengo-
Rancangan Analisis Diseminasi Evaluasi
Kebutuhan Rancangan pulan lahan

Sinkronisasi antara
data dengan metadata

Menghasilkan produk
diseminasi

Manajemen rilis
Diseminasi produk diseminasi

Mempromosikan
produk diseminasi

Manajemen user
support
Metadata
Identifikasi Implementasi Pengum- Pengo-
Rancangan Analisis Diseminasi Evaluasi
Kebutuhan Rancangan pulan lahan

Mengumpulkan
masukan evaluasi
Evaluasi
Evaluasi hasil
Pentingnya Quality Assurance (Penjaminan Kualitas)

Jaminan bahwa
data/informasi
tersebut mampu Para pengguna
memenuhi dengan penuh
Data yang
kebutuhan keyakinan dapat
berkualitas akan
pengguna, sesuai memanfaatkan
menghasilkan
dengan kaidah data/informasi
keputusan yang
perstatistikan,dan tersebut dalam
tepat
juga telah beragam
memenuhi kebutuhan
persyaratan-
persyaratan
Penjaminan Kualitas Statistik pada Output Kegiatan Statistik

Menjamin Menjamin Menjamin


01 Relevansi 02 Akurasi dan 03 Aktualitas dan
Reliabilitas Tepat Waktu

Menjamin Menjamin Mengelola


04 Aksesibilitas dan 05 Koherensi dan 06 Metadata
Kejelasan Keterbandingan
Sistem Statistik Nasional (SSN)

2
Tujuan Sistem Statistik Nasional
Sesuai dengan Kepka BPS Nomor 5 Tahun 2000 Tentang Sistem Statistik Nasional

Agar para penyelenggara kegiatan statistik


memanfaatkan sumber daya yang tersedia secara
optimal
1
Menghindari kemungkinan terjadinya duplikasi
kegiatan oleh para penyelenggara kegiatan statistik
2

3 Terciptanya suatu Sistem Statistik Nasional yang andal,


efektif, dan efisien
Sistem Statistik Nasional

Statistik K/L/
Sektoral I/D

Statistik
Dasar
BPS

Statistik Masya
rakat
Khusus
Satu Data Indonesia (SDI)
v17

3
Mengapa Satu Data Indonesia

1. Data instansi pemerintah yang satu dengan yang lain tidak konsisten

2. Data pemerintah sulit diakses oleh instansi pemerintah lain dan oleh publik
 Banyak data yang dipegang oleh individu
 Diperlukan hubungan personal untuk mengakses data
 Format data yang dibagipakaikan tidak terbuka dan sulit diolah (JPG,PDF)
Satu Data Indonesia (SDI) adalah perbaikan tata
kelola Data Pemerintah untuk menghasilkan data
Apa itu
yang akurat, mutakhir, terpadu, dapat
SDI ?
dipertanggungjawabkan, serta mudah diakses dan
dibagipakaikan antar K/L/I/D sebagai dasar
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan
pengendalian pembangunan melalui pemenuhan
standar data, metadata, interoperabilitas data, dan
menggunakan kode referensi dan data induk.
Cakupan Data SDI v17

Data
Data
Data Statistik
Geospasial
Lainnya
Prinsip Satu Data Indonesia

Data yang dihasilkan oleh Data yang dihasilkan oleh


Produsen Data harus memenuhi produsen data harus dilengkapi
Standar Data dengan metadata. Informasi
Standar dalam metadata harus
Metadata
S mengikuti struktur yang baku
Data dan format yang baku.

Kode
Data yang dihasilkan oleh Intero Data yang dihasilkan oleh
Referensi
Produsen Data harus dapat perabi dan Data produsen data harus
dibagipakaikan antar
sistem elektronik
litas Induk
menggunakan kode referensi
dan data induk.
Kode Referensi dan
Standar Data Metadata Interoperabilitas Data
Data Induk

Data yang dihasilkan oleh produsen data harus memenuhi Standar Data

Standar data meliputi:

 konsep  ukuran
 definisi  satuan
 klasifikasi  asumsi
Kode Referensi dan
Standar Data Metadata Interoperabilitas Data
Data Induk

 Metadata adalah informasi dalam bentuk struktur dan format yang baku
untuk menggambarkan data, menjelaskan data, serta memudahkan pencarian,
penggunaan, dan pengelolaan informasi data.
 Data yang dihasilkan oleh produsen data harus dilengkapi dengan metadata.
Informasi dalam metadata harus mengikuti struktur yang baku dan format yang
baku.
 Struktur yang baku merujuk pada bagian informasi tentang Data yang harus
dicakup
 Format yang baku merujuk pada spesifikasi atau standar teknis metadata
Kode Referensi dan
Standar Data Metadata Interoperabilitas Data
Data Induk

 Interoperabilitas data adalah kesiapan data untuk dibagipakaikan antar sistem


elektronik yang saling berinteraksi.
 Data yang dihasilkan oleh produsen data harus dapat dibagipakaikan antarsistem
elektronik. Agar dapat dibagipakaikan antar sistem elektronik, data harus:
a. Konsisten dalam sintak/bentuk, struktur/skema/ komposisi penyajian,
semantik/artikulasi keterbacaan, dan
b. Disimpan terdalam format terbuka yang mudah dibaca sistem elektronik
Kode Referensi dan
Standar Data Metadata Interoperabilitas Data
Data Induk

 Data yang dihasilkan oleh produsen data harus menggunakan kode referensi dan data induk.

 Kode referensi adalah tanda berisi karakter yang mengandung atau menggambarkan makna,
maksud atau norma tertentu sebagai rujukan identitas sebuah data yang bersifat unik.

 Data induk adalah data yang merepresentasikan objek dalam proses bisnis pemerintah yang telah
disepakati untuk digunakan bersama, seperti peta dasar rupa bumi indonesia, data induk
penduduk, data induk kepegawaian, data induk lainnya.

 Kode referensi dan data induk dibahas dalam Forum Satu Data dan ditetapkan oleh Menteri
yang melaksanakan urusan pemerintahan di bidang perencanaan pembangunan nasional.
SDI Nasional Satu Data Indonesia SDI Daerah
Pembina Data
Dewan Pengarah Provinsi Sekretariat

Forum Satu Data Provinsi


Statistik Daerah Walidata
Ketua Anggota

Bappeda BPS Provinsi Dinas Urusan


Statistik Sektoral

Produsen Data

Walidata lintas

1
kabupaten
Standar OPD A OPD B OPD C
Sekretariat Pembina Data Pembina Data Metadata
Statistik Geospasial Interoperabilitas
KodeReferensi
dan Data Induk

Sekretariat Pembina Data Walidata


Statistik Daerah

Forum Satu Data


Walidata Produsen Data Walidata Produsen Data
Dinas Urusan

Kab/Kota
Bappeda BPS Kab/Kota Statistik Sektoral
dan/ dan/
atau atau
Produsen Data
Kementerian/Lembaga A Kementerian/Lembaga B

OPD A OPD B OPD C


Forum Satu Data Kabupaten/Kot
a
Konsep dan Definisi dalam SDI

Produsen Data
unit pada K/L/I/D yang memiliki tugas, fungsi, dan
kewenangan menurut peraturan perundang-undangan Pembina Data
untuk menghasilkan data Kementerian/Lembaga yang memiliki tugas, fungsi, dan
kewenangan menurut peraturan perundang-undangan
untuk melakukan pembinaan terkait Data kepada
Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah.
Walidata
unit pada K/L/I/D yang bertugas mengumpulkan dan
mengelola data yang dihasilkan oleh produsen data Pengguna Data
serta menyebarluaskan data di lingkup K/L/I/D, perseorangan, kelompok orang, atau
Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah. badan hukum yang menggunakan data

Pejabat Pengelola Informasi dan


Dokumentasi
pejabat yang bertanggung jawab di bidang
Portal Satu Data
Media bagi pakai data di tingkat nasional
penyimpanan, pendokumentasian, penyediaan,
yang dapat diakses melalui pemanfraatan
dan/atau pelayanan informasi kepada publik
teknologi informasi dan komunikasi
1. Dewan Pengarah Satu Data
 Dewan Pengarah bertugas melakukan koordinasi kebijakan SDI dan pelaksanaan SDI pada Instansi Pusat dan Instansi
Daerah.
 Dewan Pengarah dapat melibatkan menteri/pimpinan lembaga terkait lainnya.

2. Forum Satu Data


Forum Satu Data mempunyai tugas:
 Melaksanakan komunikasi dan koordinasi dalam penyelenggaraan Satu Data Indonesia;
 Menyepakati daftar data yang akan dikumpulkan pada tahun selanjutnya;
 Menyepakati daftar data yang menjadi data prioritas pada tahun selanjutnya;
 Menyepakati dan memantau pencapaian Rencana Aksi Satu Data Indonesia;
 Menyepakati Data yang menjadi Kode Referensi dan Data Induk;
 Menyepakati K/L yang bertindak sebagai walidata untuk Kode Referensi dan Data Induk;
 Menyelesaikan permasalahan terkait pelaksanaan Satu Data Indonesia.

Forum Satu Data Daerah mempunyai tugas: Forum Satu Data di tingkat pemerintah pusat
 Melaksanakan komunikasi dan koordinasi dalam pelaksanaan Satu Data  beranggotakan:
daerah;  Pejabat tinggi madya dari Instansi Pusat
 Menyelesaikan permasalahan terkait penyelenggaraan Satu Data daerah. anggota Dewan Pengarah;
Forum Satu Data Daerah terdiri dari Pembina Data daerah, Walidata  Walidata perwakilan dari K/L;
daerah serta Walidata pendukung (untuk provinsi ditambah walidata  Pembina Data;
lintas kabupaten/kota).
3. Walidata

Walidata bertugas:
 Memeriksa kesesuaian data yang disampaikan oleh Produsen Data dengan prinsip SDI;
 Menyebarluaskan Data dan Metadata serta Kode Referensi dan Data Induk di Portal Satu Data;
 Membantu Pembina Data dalam membina Produsen Data;
 Berpartisipasi aktif dalam Forum Satu Data.

Pemerintah Daerah hanya memiliki satu Perangkat Daerah yang menjalankan tugas Walidata
daerah dan dilaksanakan oleh perangkat daerah yang bertugas mengelola dan menyebarluaskan
data. Walidata tersebut dapat dibantu oleh walidata pendukung yang berkedudukan dalam
Perangkat daerah, seusai penugasan kepala daerah.
4. Pembina Data

Pembina Data bertugas:


 Menetapkan Standar Data yang berlaku lintas Kementerian/Lembaga/Perangkat
Daerah/Pemerintah Daerah;
 Menetapkan struktur yang baku dan format yang baku dari metadata yang berlaku lintas
Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah/Pemerintah Daerah;
 Memberikan rekomendasi dalam proses perencanaan pengumpulan Data;
 Melakukan pemerikasaan ulang terhadap data prioritas;
 Melakukan pembinaan Satu Data Indonesia sesuai peraturan perundang-undangan.

Pembina Data Daerah bertugas:


 Memberikan rekomendasi dalam proses perencanaan pengumpulan data
 Melakukan pemerikasaan ulang terhadap data prioritas;
 Melakukan pembinaan Satu Data daerah.
5. Sekretariat Satu Data
Sekretariat Satu Data bertugas:
 Memberikan dukungan dan pelayanan teknis operasional dan administratif kepada Dewan
Pengarah Satu Data dan Forum Satu Data; dan
 Melaksanakan tugas lain yang ditugaskan oleh Dewan Pengarah dan Forum Satu Data.

6. Produsen Data
Produsen Data bertugas:
 Memberikan masukan kepada Pembina Data dan Kepala Instansi Pemerintah terkait Standar
Data dan Metadata Baku;
 Menghasilkan Data dan menyusun Metadata sesuai dengan prinsip-prinsip Satu Data
Indonesia;
 Menyampaikan Data beserta Metadata kepada Walidata.
Penyelenggaraan SDI

Perencanaan Pengumpulan Pemeriksaan Penyebarluasan


Data Data Data Data
• Penentuan: • Dilakukan oleh • Data yang • Dilakukan oleh
• daftar data yang Produsen Data dihasilkan oleh walidata
• Produsen Data Produsen Data melalui Portal
akan
diperiksa Satu Data serta
dikumpulkan; menyampaikan
kesesuaiannya media lainnya
• Daftar data kepada Walidata:
• Data dengan Prinsip-
prioritas; Prinsip Satu Data
• Rencana aksi SDI • Standar data Indonesia oleh
untuk Data • Metadata Walidata
Prioritas • Data Prioritas
yang dihasilkan
oleh Produsen
Data diperiksa
oleh Walidata
kemudian
diperiksa kembali
oleh Pembina Data
A. PERENCANAAN DATA

Kementerian/Lembaga melaksanakan perencanaan data yang terdiri atas:


 Penentuan daftar data yang akan dikumpulkan di tahun selanjutnya;
 Penentuan daftar data yang dijadikan data prioritas;
 Penentuan rencana aksi Satu Data Indonesia, apabila dibutuhkan.

Pemerintah Daerah melaksanakan perencanaan data yang terdiri atas:


 Penentuan daftar data yang akan dikumpulkan di tahun selanjutnya;
 Penentuan rencana aksi Satu Data Indonesia, apabila dibutuhkan.

Kriteria Data Prioritas :


 Mendukung Prioritas Pembangunan dan Prioritas Presiden dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional dan/atau Rencana Kerja Pemerintah;
 Mendukung pencapaian Target Pembangunan Berkelanjutan dan/atau;
 Memenuhi kebutuhan mendesak.

Penentuan daftar data dilakukan dengan menghindari duplikasi.


Daftar data yang menjadi data prioritas disepakati dalam Forum Satu Data.
B. PENGUMPULAN DATA

Pengumpulan data dilakukan oleh Produsen Data sesuai dengan:


 Standar data; dan
 Jadwal pemutakhiran data atau rilis data.
disertai dengan metadata.

Data yang telah dikumpulkan oleh Produsen Data disampaikan kepada


Walidata dengan menyampaikan:
 Data yang telah dikumpulkan;
 Standar data yang berlaku untuk data tersebut; dan
 Metadata yang melekat pada data tersebut.
C. PEMERIKSAAN DATA

 Data yang dihasilkan oleh Produsen Data diperiksa kesesuaiannya dengan Prinsip-
Prinsip Satu Data Indonesia oleh Walidata.
 Jika Data yang disampaikan oleh Produsen Data belum sesuai dengan Prinsip-Prinsip
Satu Data Indonesia, maka Walidata mengembalikan Data tersebut kepada
Produsen Data untuk diperbaiki.
 Data Prioritas yang dihasilkan oleh Produsen Data diperiksa oleh Walidata
kemudian diperiksa kembali oleh Pembina Data.
 Dalam hal data prioritas belum sesuai dengan prinsip Satu Data Indonesia Pembina
Data mengembalikan ke Walidata untuk dikembalikan ke Produsen Data.
Produsen Data memperbaiki data sesuai hasil pemeriksaan.
D. PENYEBARLUASAN DATA

 Penyebarluasan Data merupakan kegiatan pemberian akses, pendistribusian, dan pertukaran


data.
 Penyebarluasan Data dilakukan oleh walidata melalui Portal Satu Data serta media lainnya
sesuai peraturan perundang-undangan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
 Portal Satu Data menyediakan akses kepada Kode Referensi, Data Induk, Data Prioritas, dan
jadwal rilis dan/atau pemutakhiran data prioritas.
 Instansi Pusat dan Instansi Daerah menyediakan akses data kepada pengguna data.
 Produsen Data dan Walidata dapat mengajukan pembatasan akses data tertentu kepada Forum
Satu Data.
 Walidata K/Ldan WalidataDaerah dapat membangun portal data diluar Portal Satu Data.
 K/L/I/D mengakses data di Portal Satu Data dengan tidak dipungut biaya.
 Untuk mengakses Data di Portal Data, Instansi Pusat dan Instansi Daerah tidak memerlukan
dokumen nota kesepahaman, perjanjian kerja sama dan/atau dokumen surat pernyataan
lainnya.
Tata Laksana Statistik Sektoral

4
Mekanisme Kerja Statistik Sektoral di Daerah

Satu Data
2. Mengajukan rancangan
1. Mengajukan usulan kegiatan statistik sektoral dalam
kegiatan statistik sektoral rangka rekomendasi
OPD A
5. Mengirimkan hasil 6. Menyampaikan hasil
kegiatan statistik sektoral kegiatan statistik sektoral
dari OPD
Walidata Dinas
OPD B yang
BPS
membawahi
4. Menyampaikan surat urusan 3a. Mengirimkan surat
rekomendasi 3b. Mengirimkan
rekomendasi dari BPS Statistik tembusan surat
Sektoral rekomendasi
OPD C

BAPPEDA

Forum Data
Pengajuan Penyelenggaraan Kegiatan Statistik Sektoral

PP No. 51 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Statistik Pasal 26 Ayat 2


Pengajuan
Penyelenggaraan Penyelenggara kegiatan statistik sektoral wajib:
Kegiatan Statistik  memberitahukan rencana penyelenggaraan survei kepada BPS
Sektoral dituangkan  mengikuti rekomendasi yang diberikan BPS
dalam Rekomendasi  menyerahkan hasil penyelenggaraan survei yang dilakukan kepada BPS
Kegiatan Statistik

Mengapa
Perlu Rekomendasi
 Agar tidak terjadi duplikasi kegiatan statistik sektoral
 Menyusun database metadata statistik sektoral
 Membantu mewujudkan Sistem Statistik Nasional
Formulir Pemberitahuan Survei Statistik Sektoral (FS3)

Nama instansi penyelenggara survei

Judul survei

Tujuan survei
disampaikan ke
Badan Pusat
Jenis data yang dikumpulkan

FS3
Statistik sesuai
Wilayah kegiatan survei
dengan cakupan
kegiatannya
Metode statistik yang digunakan

Objek populasi dan jumlah responden

Waktu pelaksanaan survei


Pelaporan Hasil Penyelenggaraan Kegiatan Statistik

Caku
BPS Apabila wilayah penyelenggaraan kegiatan -pan
Kab/Kota statistik hanya mencakup satu kabupaten/kota
Publikasi

Apabila wilayah penyelenggaraan kegiatan


Diserahkan BPS statistik hanya mencakup satu provinsi
+ ke Provinsi atau beberapa kabupaten/kota dalam satu
provinsi

Metadata Apabila wilayah penyelenggaraan kegiatan statistik


+
Kegiatan BPS mencakup lebih dari satu provinsi atau
RI diselenggarakan oleh instansi pemerintah pusat di
daerah tertentu
NSPK PENYELENGGARAAN
STATISTIK SEKTORAL OLEH
PEMERINTAH DAERAH

5
Perkembangan NSPK

• Sudah dilakukan penyusunan draft NSPK berdasar Perka BPS


No.9 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Statistik Sektoral oleh
Pemerintah Daerah.
• Disempurnakan UU No.23 Th 2014 tentang Pemerintahan
Daerah dan PP No.18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah dan
PP No.12 Tahun 2017 tentang Pembinaan dan Pengawasan
penyelenggaraan Pemda
• Sudah rapat dengan Kemendagri, Kominfo, BSSN
• Rapat dengan Menko Perekonomian
• Sudah Konsultasi Publik Draft NSPK di Yogya dan Bali
Cakupan NSPK

Ketentuan Umum
Pembinaan dan Pemantauan, Evaluasi,
Pengawasan Teknis dan Pelaporan

Penyelenggara
Pendanaan Ketentuan Peralihan

Prinsip-prinsip
Penyelenggaraan Koordinasi dan
Ketentuan Penutup
Kerjasama

Norma, Standar,
Prosedur, Kriteria Penyebarluasan Data
Ketentuan umum

Statistik sektoral adalah statistik yang pemanfaatannya ditujukan untuk


memenuhi kebutuhan instansi tertentu dalam rangka penyelenggaraan tugas-
tugas pemerintahan dan pembangunan yang merupakan tugas pokok instansi
yang bersangkutan.

Walidata adalah perangkat daerah yang bertugas melaksanakan,


mengumpulkan dan mengelola Data statistik sektoral yang dihasilkan oleh
Satuan Kerja Perangkat Daerah.
Penyelenggara

Penyelenggara
Perangkat Daerah sesuai dengan tugas dan Statistik
fungsinya masing-masing Sektoral

Perangkat Daerah yang menjalankan urusan


Walidata
pemerintahan bidang statistik sektoral
Prinsip Penyelenggaraan Statistik Sektoral (1)

• Statistik ditempatkan sebagai instrumen penting dalam kehidupan


masyarakat
• Statistik merupakan hasil dari suatu proses intelektual yang dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah
• Statistik mengacu pada standar ilmiah
• Statistik bebas dari kekeliruan tafsir dan/atau kesalahan
penggunaan
• Statistik memenuhi nilai kualitas, waktu, biaya, dan menghindari
beban atau kejenuhan responden

51
Prinsip Penyelenggaraan Statistik Sektoral (2)

• Statistik mampu menjamin secara ketat kerahasiaan informasi


individu dan sumbernya
• Penyelenggaraan statistik berpedoman pada ketentuan peraturan
perundang-undangan
• Penyelenggaraan statistik mendukung koordinasi dalam mencapai
sistem statistik yang konsisten, efisien, dan efektif
• Penyelenggaraan statistik mampu menjaga konsistensi di semua
tingkatan
• Penyelenggaraan statistik dalam bentuk kerja sama diutamakan
dalam rangka perbaikan statistik nasional
52
Norma

Harus diselenggarakan secara profesional,


berintegritas, dan akuntabel

Menghormati kontribusi dan kepemilikan


intelektual lainnya
Standar

Memiliki sumberdaya manusia yang terlatih;


1
Memiliki sarana dan prasarana yang memadai;
2
Menggunakan konsep definisi, metadata, dan metodologi statistik
3 yang baku; dan

Menggunakan kerangka penjaminan kualitas;


4
Prosedur

Kewajiban Penyelenggara Statistik Sektoral

Meminta rekomendasi dengan didahului pemberitahuan


1
rancangan penyelenggaraan kepada BPS

2 Mengikuti rekomendasi yang diberikan BPS

Menyerahkan hasil penyelenggaraan kepada BPS


3
Kriteria

Relevan

Keberlan
jutan Akurat

Konsist Tepat
en Waktu

Mudah
Mudah
Ditafsirk
Diakses
an
Penyebarluasan Data

Penyebarluasan Data

Data hasil penyelenggaraan statistik sektoral, terbuka pemanfaatannya untuk


umum, kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan

Organisasi Perangkat Daerah (OPD) wajib menyerahkan data hasil kegiatan


statistik sektoral yang dilaksanakan kepada walidata.

Walidata berperan dalam penyebarluasan data statistik sektoral di lingkup


pemerintah daerah.
Koordinasi dan Kerjasama

Dalam penyelenggaraan statistik sektoral, pemerintah daerah dapat melakukan


koordinasi dan kerja sama dengan pemerintah daerah dan instansi pemerintah lainnya.

Dalam rangka koordinasi, integrasi, dan harmonisasi penyelenggaraan statistik


sektoral, Pemerintah Daerah membentuk forum data statistik

Kerja sama penyelenggaraan statistik sektoral dapat juga dilakukan oleh Pemerintah
daerah dengan lembaga internasional, negara asing, atau lembaga swasta asing
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pendanaan

Pendanaan pelaksanaan kebijakan, program, dan kegiatan statistik sektoral


di Provinsi bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD)
Provinsi.

Pendanaan pelaksanaan kebijakan, program dan kegiatan statistik


sektoral di Kabupaten/Kota bersumber dari APBD Kabupaten/Kota.

Pemerintah pusat dapat memberikan bantuan pendanaan pelaksanaan


kebijakan, program dan kegiatan statistik sektoral di Provinsi dan
Kabupaten/Kota, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pembinaan teknis

BPS melakukan pembinaan dan pengawasan teknis terhadap


penyelenggaraan statistik sektoral oleh Pemerintah Daerah Provinsi.

Pemerintah Daerah Provinsi melakukan pembinaan dan pengawasan teknis


terhadap penyelenggaraan statistik sektoral oleh Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota.

Pemerintah Daerah Provinsi dapat berkoordinasi dengan BPS Provinsi.


Pemantauan, Evaluasi, dan Pelaporan

BPS melakukan pemantauan


Evaluasi pelaksanaan statistik
dan evaluasi
sektoral dilakukan setiap
penyelenggaraan statistik
berakhirnya tahun anggaran
sektoral
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai