KEGIATAN STATISTIK
SEKTORAL
DI DAERAH
Outline
Konsep Dasar Statistik
1
Dasar Hukum Penyelenggaraan Kegiatan Statistik
Identifikasi Implementasi
Rancangan Pengumpulan Pengolahan
Kebutuhan Rancangan
Mengidentifikasi kebutuhan
Menentukan tujuan
Identifikasi
Kebutuhan
Identifikasi konsep dan definisi
Merancang output
Merancang deskripsi
variabel
Merancang pengumpulan
data
Merancang kerangka
Rancangan sampel dan pengambilan
sampel
Mendesain sampling
Merancang pengolahan
dan analisis
Membuat instrumen
pengumpulan data
(kuesioner)
Membangun komponen
diseminasi
Menguji sistem,
instrumen, dan proses
bisnis statistik
Finalisasi sistem
Metadata
Identifikasi Implementasi Pengum- Pengo-
Rancangan Analisis Diseminasi Evaluasi
Kebutuhan Rancangan pulan lahan
Membangun kerangka
sampel dan pemilihan
sampel
Mempersiapkan
Pengumpulan pengumpulan data melalui
pelatihan petugas
Melakukan pengumpulan
data
Metadata
Identifikasi Implementasi Pengum- Pengo-
Rancangan Analisis Diseminasi Evaluasi
Kebutuhan Rancangan pulan lahan
Integrasi data
Penyuntingan (editing),
penyahihan (validation),
dan imputasi
Pengolahan
Menghitung penimbang
(weight)
Menyiapkan naskah
output (tabulasi)
Penyahihan output
(pemeriksaan
konsistensi antartabel)
Analisis
Interpretasi output
Penerapan Disclosure
Control
Metadata
Identifikasi Implementasi Pengum- Pengo-
Rancangan Analisis Diseminasi Evaluasi
Kebutuhan Rancangan pulan lahan
Sinkronisasi antara
data dengan metadata
Menghasilkan produk
diseminasi
Manajemen rilis
Diseminasi produk diseminasi
Mempromosikan
produk diseminasi
Manajemen user
support
Metadata
Identifikasi Implementasi Pengum- Pengo-
Rancangan Analisis Diseminasi Evaluasi
Kebutuhan Rancangan pulan lahan
Mengumpulkan
masukan evaluasi
Evaluasi
Evaluasi hasil
Pentingnya Quality Assurance (Penjaminan Kualitas)
Jaminan bahwa
data/informasi
tersebut mampu Para pengguna
memenuhi dengan penuh
Data yang
kebutuhan keyakinan dapat
berkualitas akan
pengguna, sesuai memanfaatkan
menghasilkan
dengan kaidah data/informasi
keputusan yang
perstatistikan,dan tersebut dalam
tepat
juga telah beragam
memenuhi kebutuhan
persyaratan-
persyaratan
Penjaminan Kualitas Statistik pada Output Kegiatan Statistik
2
Tujuan Sistem Statistik Nasional
Sesuai dengan Kepka BPS Nomor 5 Tahun 2000 Tentang Sistem Statistik Nasional
Statistik K/L/
Sektoral I/D
Statistik
Dasar
BPS
Statistik Masya
rakat
Khusus
Satu Data Indonesia (SDI)
v17
3
Mengapa Satu Data Indonesia
1. Data instansi pemerintah yang satu dengan yang lain tidak konsisten
2. Data pemerintah sulit diakses oleh instansi pemerintah lain dan oleh publik
Banyak data yang dipegang oleh individu
Diperlukan hubungan personal untuk mengakses data
Format data yang dibagipakaikan tidak terbuka dan sulit diolah (JPG,PDF)
Satu Data Indonesia (SDI) adalah perbaikan tata
kelola Data Pemerintah untuk menghasilkan data
Apa itu
yang akurat, mutakhir, terpadu, dapat
SDI ?
dipertanggungjawabkan, serta mudah diakses dan
dibagipakaikan antar K/L/I/D sebagai dasar
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan
pengendalian pembangunan melalui pemenuhan
standar data, metadata, interoperabilitas data, dan
menggunakan kode referensi dan data induk.
Cakupan Data SDI v17
Data
Data
Data Statistik
Geospasial
Lainnya
Prinsip Satu Data Indonesia
Kode
Data yang dihasilkan oleh Intero Data yang dihasilkan oleh
Referensi
Produsen Data harus dapat perabi dan Data produsen data harus
dibagipakaikan antar
sistem elektronik
litas Induk
menggunakan kode referensi
dan data induk.
Kode Referensi dan
Standar Data Metadata Interoperabilitas Data
Data Induk
Data yang dihasilkan oleh produsen data harus memenuhi Standar Data
konsep ukuran
definisi satuan
klasifikasi asumsi
Kode Referensi dan
Standar Data Metadata Interoperabilitas Data
Data Induk
Metadata adalah informasi dalam bentuk struktur dan format yang baku
untuk menggambarkan data, menjelaskan data, serta memudahkan pencarian,
penggunaan, dan pengelolaan informasi data.
Data yang dihasilkan oleh produsen data harus dilengkapi dengan metadata.
Informasi dalam metadata harus mengikuti struktur yang baku dan format yang
baku.
Struktur yang baku merujuk pada bagian informasi tentang Data yang harus
dicakup
Format yang baku merujuk pada spesifikasi atau standar teknis metadata
Kode Referensi dan
Standar Data Metadata Interoperabilitas Data
Data Induk
Data yang dihasilkan oleh produsen data harus menggunakan kode referensi dan data induk.
Kode referensi adalah tanda berisi karakter yang mengandung atau menggambarkan makna,
maksud atau norma tertentu sebagai rujukan identitas sebuah data yang bersifat unik.
Data induk adalah data yang merepresentasikan objek dalam proses bisnis pemerintah yang telah
disepakati untuk digunakan bersama, seperti peta dasar rupa bumi indonesia, data induk
penduduk, data induk kepegawaian, data induk lainnya.
Kode referensi dan data induk dibahas dalam Forum Satu Data dan ditetapkan oleh Menteri
yang melaksanakan urusan pemerintahan di bidang perencanaan pembangunan nasional.
SDI Nasional Satu Data Indonesia SDI Daerah
Pembina Data
Dewan Pengarah Provinsi Sekretariat
Produsen Data
Walidata lintas
1
kabupaten
Standar OPD A OPD B OPD C
Sekretariat Pembina Data Pembina Data Metadata
Statistik Geospasial Interoperabilitas
KodeReferensi
dan Data Induk
Kab/Kota
Bappeda BPS Kab/Kota Statistik Sektoral
dan/ dan/
atau atau
Produsen Data
Kementerian/Lembaga A Kementerian/Lembaga B
Produsen Data
unit pada K/L/I/D yang memiliki tugas, fungsi, dan
kewenangan menurut peraturan perundang-undangan Pembina Data
untuk menghasilkan data Kementerian/Lembaga yang memiliki tugas, fungsi, dan
kewenangan menurut peraturan perundang-undangan
untuk melakukan pembinaan terkait Data kepada
Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah.
Walidata
unit pada K/L/I/D yang bertugas mengumpulkan dan
mengelola data yang dihasilkan oleh produsen data Pengguna Data
serta menyebarluaskan data di lingkup K/L/I/D, perseorangan, kelompok orang, atau
Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah. badan hukum yang menggunakan data
Forum Satu Data Daerah mempunyai tugas: Forum Satu Data di tingkat pemerintah pusat
Melaksanakan komunikasi dan koordinasi dalam pelaksanaan Satu Data beranggotakan:
daerah; Pejabat tinggi madya dari Instansi Pusat
Menyelesaikan permasalahan terkait penyelenggaraan Satu Data daerah. anggota Dewan Pengarah;
Forum Satu Data Daerah terdiri dari Pembina Data daerah, Walidata Walidata perwakilan dari K/L;
daerah serta Walidata pendukung (untuk provinsi ditambah walidata Pembina Data;
lintas kabupaten/kota).
3. Walidata
Walidata bertugas:
Memeriksa kesesuaian data yang disampaikan oleh Produsen Data dengan prinsip SDI;
Menyebarluaskan Data dan Metadata serta Kode Referensi dan Data Induk di Portal Satu Data;
Membantu Pembina Data dalam membina Produsen Data;
Berpartisipasi aktif dalam Forum Satu Data.
Pemerintah Daerah hanya memiliki satu Perangkat Daerah yang menjalankan tugas Walidata
daerah dan dilaksanakan oleh perangkat daerah yang bertugas mengelola dan menyebarluaskan
data. Walidata tersebut dapat dibantu oleh walidata pendukung yang berkedudukan dalam
Perangkat daerah, seusai penugasan kepala daerah.
4. Pembina Data
6. Produsen Data
Produsen Data bertugas:
Memberikan masukan kepada Pembina Data dan Kepala Instansi Pemerintah terkait Standar
Data dan Metadata Baku;
Menghasilkan Data dan menyusun Metadata sesuai dengan prinsip-prinsip Satu Data
Indonesia;
Menyampaikan Data beserta Metadata kepada Walidata.
Penyelenggaraan SDI
Data yang dihasilkan oleh Produsen Data diperiksa kesesuaiannya dengan Prinsip-
Prinsip Satu Data Indonesia oleh Walidata.
Jika Data yang disampaikan oleh Produsen Data belum sesuai dengan Prinsip-Prinsip
Satu Data Indonesia, maka Walidata mengembalikan Data tersebut kepada
Produsen Data untuk diperbaiki.
Data Prioritas yang dihasilkan oleh Produsen Data diperiksa oleh Walidata
kemudian diperiksa kembali oleh Pembina Data.
Dalam hal data prioritas belum sesuai dengan prinsip Satu Data Indonesia Pembina
Data mengembalikan ke Walidata untuk dikembalikan ke Produsen Data.
Produsen Data memperbaiki data sesuai hasil pemeriksaan.
D. PENYEBARLUASAN DATA
4
Mekanisme Kerja Statistik Sektoral di Daerah
Satu Data
2. Mengajukan rancangan
1. Mengajukan usulan kegiatan statistik sektoral dalam
kegiatan statistik sektoral rangka rekomendasi
OPD A
5. Mengirimkan hasil 6. Menyampaikan hasil
kegiatan statistik sektoral kegiatan statistik sektoral
dari OPD
Walidata Dinas
OPD B yang
BPS
membawahi
4. Menyampaikan surat urusan 3a. Mengirimkan surat
rekomendasi 3b. Mengirimkan
rekomendasi dari BPS Statistik tembusan surat
Sektoral rekomendasi
OPD C
BAPPEDA
Forum Data
Pengajuan Penyelenggaraan Kegiatan Statistik Sektoral
Mengapa
Perlu Rekomendasi
Agar tidak terjadi duplikasi kegiatan statistik sektoral
Menyusun database metadata statistik sektoral
Membantu mewujudkan Sistem Statistik Nasional
Formulir Pemberitahuan Survei Statistik Sektoral (FS3)
Judul survei
Tujuan survei
disampaikan ke
Badan Pusat
Jenis data yang dikumpulkan
FS3
Statistik sesuai
Wilayah kegiatan survei
dengan cakupan
kegiatannya
Metode statistik yang digunakan
Caku
BPS Apabila wilayah penyelenggaraan kegiatan -pan
Kab/Kota statistik hanya mencakup satu kabupaten/kota
Publikasi
5
Perkembangan NSPK
Ketentuan Umum
Pembinaan dan Pemantauan, Evaluasi,
Pengawasan Teknis dan Pelaporan
Penyelenggara
Pendanaan Ketentuan Peralihan
Prinsip-prinsip
Penyelenggaraan Koordinasi dan
Ketentuan Penutup
Kerjasama
Norma, Standar,
Prosedur, Kriteria Penyebarluasan Data
Ketentuan umum
Penyelenggara
Perangkat Daerah sesuai dengan tugas dan Statistik
fungsinya masing-masing Sektoral
51
Prinsip Penyelenggaraan Statistik Sektoral (2)
Relevan
Keberlan
jutan Akurat
Konsist Tepat
en Waktu
Mudah
Mudah
Ditafsirk
Diakses
an
Penyebarluasan Data
Penyebarluasan Data
Kerja sama penyelenggaraan statistik sektoral dapat juga dilakukan oleh Pemerintah
daerah dengan lembaga internasional, negara asing, atau lembaga swasta asing
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pendanaan