Nimh : 170102080
Prodi : Said Firman
Analisis biaya dan manfaat (ABM) adalah salah satu teknis yang digunakan untuk
mengevaluasi penggunaan sumber-sumber ekonomi agar dapat digunakan secara efisien. ABM
merupakan alat bantu untuk membuat keputusan, dengan mempertimbangkan sejauhmana
sumberdaya yang digunakan (sebagai biaya) dapat memberikan hasil-hasil yang diinginkan
(manfaat) secara optimal. ABM digunakan manakala hal efisiensi secara akurat dan rasional
menjadi pertimbangan utama.
Roy Simbel (2003) berpendapat bahwa ABM adalah salah satu instrumen yang dapat
digunakan untuk pengABMilan keputusan cepat[1]. Menurutnya dalam mengABMil keputusan,
yang digunakan sebagai petunjuk adalah biaya yang harus dikeluarkan dan manfaat yang bisa
dipetik. ABM dilakukan dengan tetap mengacu pada tujuan yang telah ditetapkan. ABM
bertujuan memilih alternatif yang menunjang tercapainya tujuan yang telah ditetapkan dengan
manfaat yang paling besar serta risiko yang paling dapat dikendalikan.
Teknis ABM dapat diterapkan dalam berbagai bidang pengambilan keputusan, utamanya
dalam rangka membuat evaluasi program atau proyek untuk kepentingan publik, seperti
misalnya pembangunan infrastruktur, yang seringkali menimbulkan biaya dan manfaat yang
berdampak pada kepentingan sosial. Tentu saja lapangan pendidikan juga dapat menggunakan
pendekatan ini, terutama ketika pertimbangan efisiensi menjadi begitu diperhitungkan.
Analisa Biaya Manfaat secara tradisional melABMangkan rasionalitas ekonomi karena kriteria
sebagian besar ditentukan dengan penggunaan efisiensi ekonomi secara global. Suatu
kebijakan dikatakan efisien jika manfaat bersih (yaitu total manfaat dikurangi total biaya) adalah
lebih besar dari nol dan lebih tinggi dari manfaat bersih yang mungkin dihasilkan dari sejumlah
alternative penggunaan sumberdaya (investasi) lainnya di sector swasta ataupun public
(opportunity cost).
Beberapa pengertian dan definisi dapat Cost and Benefit Analysis antara lain:
1. An approach to policy recommendation that permits analyst to compare and advocate
policies by quatifying their total monetary cost and benefits[2].
2. A process by which you weigh expected costs against expected benefits to determine
the best (or most profitable) course of action[3]
3. A technique designed to determine the feasibility of a project or plan by quantifying its
costs and benefits[4]
4. A technique designed to determine the feasibility of a project or plan by quantifying its
costs and benefits[5]
Dalam melakukan analisis manfaat-biaya yang harus diperhatikan adalah melakukan hal-hal
berikut: (i) Identifying relevant impacts, Melakukan identifikasi hal-hal mana yang relevan
terkena dampak dari kebijakan. Misal: keluasan wilayah, orang-orang/pihak-pihak. Pihak-pihak
mana yang paling berkepentingan dengan Kebijakan, (ii) Monetizing impacts, Mengukur
sejauhmana biaya-biaya yang dikeluarkan memberikan kompensasi yang wajar dengan hasil
yang diperolehnya. (iia) Valuing inputs: Mengukur sejauhmana biaya-biaya yang dikeluarkan
memberikan kompensasi yang wajar dengan hasil yang diperolehnya. (iib) Valuing Outcomes;
menilai sejauh mana hasil yang didapatkan melalui pendekatan opportunity cost atau survey
willingness to pay. (iic) Oportunity cost: Pemilihan sejumlah sumberdaya yang paling efisien,
yang diukur melalui penilaian sejauhmana sumberdaya itu telah mengakibatkan hilangnya
kesempatan untuk digunakan untuk menghasilkan hal lain, (iii) Discounting for time and Risk,
Menghitung perkiraan nilai hari ini dari biaya dan manfaat yang akan diperoleh pada masa yang
akan datang. Faktor diskonto didasarkan pada asumsi bahwa nilai uang pada masa yang akan
datang pada arus biaya dan manfaat tidak sama pada setiap tahunnya. (iv) Choosing Among
Polices, Memilih kebijakan yang mendatangkan manfaat (net benefits) yang paling memenuhi
criteria yang ditetapkan.
Misalnya diketahui bahwa total manfaat dari Proyek Pengembangan Sistem Informasi
Manajemen Program Pasca Sarjana UPI adalah:
Manfaat tahun ke 1 = Rp. 346.000.000,-
Manfaat tahun ke 2 = Rp. 440.000.000,-
Manfaat tahun ke 3 = Rp. 565.000.000,-
Manfaat tahun ke 4 = Rp. 627.500.000,- +
Total Manfaat = Rp. 1.978.500.000,-
Sedang total biaya yang dikeluarkan adalah:
Biaya tahun ke 0 = Rp. 788.500.000,-
Biaya tahun ke 1 = Rp. 61.000.000,-
Biaya tahun ke 2 = Rp. 67.500.000,-
Biaya tahun ke 3 = Rp. 79.000.000,-
Biaya tahun ke 4 = Rp. 85.250.000,- +
Total Biaya = Rp. 1.081.250.000,-
ROI untuk proyek ini adalah sebesar = (Rp. 1.978.500.000 – Rp. 1.081.250.000,-)/ Rp.
1.081.250.000,-) x 100% = 82,98 % . Apabila suatu proyek investasi mempunyai ROI lebih
besar dari 0 maka proyek tersebut dapat diterima. Pada proyek ini nilai ROI nya adalah 0,8298
atau 82,98%, ini berarti proyek ini dapat diterima, karena proyek ini akan memberikan
keuntungan sebesar 82,98% dari total biaya investasinya.