Diajukan oleh:
Agung Prabowo
NPM: 153060021293
PERSETUJUAN
Mengetahui Menyetujui
Ketua Jurusan Akuntansi, Dosen Pembimbing,
ii
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN
TANGERANG SELATAN
PERNYATAAN KEASLIAN
KARYA TULIS TUGAS AKHIR
Dengan ini menyatakan bahwa sesungguhnya Karya Tulis Tugas Akhir ini
adalah hasil tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan
tulisan yang saya salin atau tiru tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.
Bila terbukti saya melakukan tindakan plagiarisme, saya siap dinyatakan tidak lulus
dan dicabut gelar yang telah diberikan.
Tangerang Selatan, 2018
Yang memberi pernyataan,
Agung Prabowo
153060021293
iv
KATA PENGANTAR
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Karya Tulis Tugas Akhir ini.
Karya Tulis Tugas Akhir ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh
gelar Diploma pada Program Studi Diploma III Akuntansi Politeknik Keuangan
Negara STAN. Judul yang penulis ajukan dalam Karya Tulis Tugas Akhir ini adalah
2017”.
Dalam penulisan Karya Tulis Tugas Akhir ini, tidak sedikit hambatan yang
penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa dengan bantuan, bimbingan, saran,
nasihat, dukungan, motivasi, kerja sama, dan doa dari berbagai pihak sehingga
1. Orang tua penulis, Bapak Suharto dan Ibu Katini, Bapak Sardiyanto dan Ibu
Tukini serta saudara penulis Mega Setyowati dan Areh Numboro atas seluruh
perhatian dan kasih sayang yang telah diberikan selama ini, serta motivasi,
v
3. Bapak Yuniarto Hadiwibowo, M.A., Ph.D. selaku Ketua Jurusan Manajemen
Keuangan,
4. Bapak Trisulo, S.E., M.H. selaku Dosen Pembimbing yang telah berkenan
meluangkan waktu untuk membimbing penulis hinga Karya Tulis Tugas Akhir
5. Bapak selaku Dosen Penilai yang telah memberikan penilaian dan masukan
6. Bapak Renggo Wasongko dan Ibu Yuli Nurhayati yang telah membantu
8. Aisyah Deny Agustiningsih dan Laylia Latifah sahabat penulis yang selalu
9. Early Moon Nadjibah, Moch. Arief Yuliansyah, Ghozy Fajrin Naim, Hana
10. Teman-teman Program Studi Diploma III Akuntansi tahun 2015 yang selama
vi
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Tugas Akhir ini masih jauh dari kata
sempurna karena keterbatasan penulis dalam penguasaan materi dan data. Oleh karena
itu, penulis memohon maaf dan mengharapkan kritik serta saran yang membangun
untuk dijadikan bekal pembelajaran bagi penulis dalam menyusun karya tulis yang
lebih baik. Penulis berharap Karya Tulis Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat
Agung Prabowo
vii
DAFTAR ISI
PERNYATAAN LULUS DARI TIM PENILAI KARYA TULIS TUGAS AKHIR . iii
Perekonomian. ......................................................................................................... 8
viii
3. Susunan organisasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. ................... 9
Perekonomian ........................................................................................................ 16
A. Landasan Teori....................................................................................................... 19
6. Standar Barang dan Standar Kebutuhan Barang Milik Negara Berupa Alat
3. Penyusunan RKBMN............................................................................................. 42
A. Simpulan ................................................................................................................ 46
B. Saran ...................................................................................................................... 48
LAMPIRAN ................................................................................................................. 52
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR TABEL
Tabel III 1 Standar Barang Alat Angkutan Darat Bermotor Dinas Operasional
Tabel III 2 Standar Kebutuhan Barang Milik Negara Alat Angkutan Darat Bermotor
Tabel III 4 Rekap Data Usia Kendaraan Dinas Roda Empat Kementerian
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
BAB I
PENDAHULUAN
negara atau Chief Financial Officer (CFO) Pemerintah Republik Indonesia sedangkan
atau Chief Operational Officer (COO). Sejalan dengan tugas tersebut, Menteri
Keuangan memiliki hak dan kewajiban atas keuangan negara termasuk pengelolaan
memiliki hak dan kewajiban atas penyelenggaraan pemerintahan sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
milik negara sebagai sarana pendukung. Pada Undang-Undang Nomor 1 tahun 2004
tentang perbendaharaan negara, disebutkan bahwa Barang Milik Negara adalah semua
barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBN atau berasal dari perolehan
lainnya yang sah. Salah satu BMN yang memiliki peran penting dalam operasional
1
2
Dalam Pengelolaan BMN, pengelolaan aset dibagi menjadi beberapa fase yang lebih
detail, yaitu meliputi: (a) perencanaan kebutuhan dan penganggaran, (b) pengadaan,
(c) Penggunaan, (d) pemanfaatan (e) pengamanan dan pemeliharaan, (f) penilaian, (g)
dan pengendalian.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa BMN berupa kendaraan dinas sangat
rentan akan permasalahan. Beberapa masalah yang sering muncul antara lain
pengadaan yang tidak berdasarkan perenanaan yang baik, pemanfaatan oleh pihak
yang tidak berhak, pemeliharaan yang mudah untuk dikorupsi serta masalah
penghapusan BMN yang cukup rumit prosedurnya. Hal ini yang membuat penulis
C. Tujuan Penulisan
Karya Tulis Tugas Akhir adalah laporan yang disusun oleh mahasiswa terkait
dilakukan oleh penulis dalam penyusunan laporan ini yakni menggunakan pendekatan
positif yang bertujuan untuk menjelaskan fakta atau praktik yang diamati berdasarkan
teori yang telah dipelajari serta peraturan-peraturan yang berlaku. Tujuan penulisan
yang ingin dicapai dalam Karya Tulis Tugas Akhir ini antara lain:
Perekonomian.
Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara dan
Agar suatu penelitian dapat berjalan dengan baik maka perlu menggunakan
suatu metode penelitian yang baik dan tepat. Berdasarkan hal tersebut, penulis
dan bahan lainnya yang berkaitan dengan materi pembahasan Karya Tulis Tugas
Akhir ini. Melalui metode ini, penulis berusaha untuk mendapatkan data sekunder
a. Wawancara
Metode pengumpulan data yang berguna bagi penulis dengan cara melakukan
Bidang Perekonomian.
b. Observasi
Penulis menggunakan metode ini untuk melihat data dan fakta yang relevan
dengan objek penelitian yang dimaksud. Metode ini menghasilkan data kuantitatif
E. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan Karya Tulis Tugas Akhir ini, secara umum terdiri dari empat
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi gambaran umum atas laporan yang akan disusun oleh penulis.
Meliputi latar belakang, tujuan, ruang lingkup pembahasan, metode penulisan dan
sistematika penulisan. .
5
Pada bagian ini, penulis akan memberikan data dan fakta yang telah didapatkan
dari pejabat terkait melalui metode pengumpulan data dengan studi kepustakaan dan
metode studi lapangan. Data yang didapat berisi gambaran umum terkait objek
dari Visi, Misi, Tupoksi, hingga Struktur Organisasi Kementerian Koordinator Bidang
Perekonomian. Pada bab ini penulis juga akan menyajikan data dan fakta terkait
Bab ini menguraikan landasan teori terkait permasalahan yang di bahas. Dalam
Bab ini terdapat definisi manajemen aset, aset tetap dan siklus hidup aset,
berupa kendaraan dinas jabatan. Kemudian penulis akan meninjau landasan teori
Bidang Perekonomian.
BAB IV PENUTUP
Bab ini berisi simpulan dari pembahasan terkait landasan teori dan fakta yang
terjadi untuk menjawab tujuan penulisan karya tulis tugas akhir. Selain itu, bab ini
juga berisi saran dari penulis untuk menunjang perbaikan dalam pelaksanaan
Perekonomian.
BAB II
berkelanjutan”
6
7
bahwa koordinasi yang dilakukan harus secara terus menerus dan proaktif supaya
lain “Mewujudkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia yang Tinggi, Maju dan
kinerja lintas sektor di bidang ekonomi dengan optimal tersebut dilakukan suatu
kegiatan untuk menyatukan tindakan berupa pemikiran yang sama, kesatuan tindakan,
dan sinergi dari berbagai intansi terkait. Sejalan dengan strategi dan aktivitas yang
Perekonomian.
di bidang perekonomian.
1) Biro Perencanaan
eselon III, 5 orang pejabat eselon IV, 10 orang pelaksana, dan 2 orang
CPNS.
Fungsional.
pejabat eselon II, 4 orang pejabat eselon III, 7 orang pejabat eselon IV, 8
3) Biro Umum
barang/jasa.
Jabatan Fungsional.
komposisi: 1 orang pejabat eselon II, 4 orang pejabat eselon III, 8 orang
CPNS.
adalah unsur yang melaksanakan tugas dan fungsi di bidang fiskal dan moneter
Deputi I terdiri atas: a. Asisten Deputi Fiskal; b. Asisten Deputi Ekonomi dan
Keuangan Daerah; c. Asisten Deputi Badan Usaha Milik Negara; d. Asisten Deputi
Pasar Modal dan Lembaga Keuangan; dan e. Asisten Deputi Moneter, Neraca
Jumlah pegawai pada Deputi Bidang Koordinasi Fiskal dan Moneter adalah
eselon II, 11 orang pejabat eselon III, 10 orang pejabat eselon IV, 14 orang
disebut Deputi II, adalah unsur yang melaksanakan tugas dan fungsi di bidang
pangan dan sumber daya hayati yang berada di bawah dan bertanggung jawab
Asisten Deputi Kehutanan; dan e. Asisten Deputi Prasarana, Sarana Pangan dan
Jumlah pegawai pada Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Sumber Daya
orang pejabat eselon II, 11 orang pejabat eselon III, 13 orang pejabat eselon IV, 13
disebut Deputi III, adalah unsur yang melaksanakan tugas dan fungsi di bidang
energi dan sumber daya mineral yang berada di bawah dan bertanggung jawab
13
Deputi III terdiri atas : a. Asisten Deputi Geologi; b. Asisten Deputi Minyak
dan Gas Bumi; c. Asisten Deputi Mineral dan Batubara; d. Asisten Deputi Energi
Jumlah pegawai pada Deputi Bidang Koordinasi Energi dan Sumber Daya
pejabat eselon II, 10 orang pejabat eselon III, 7 orang pejabat eselon IV, 17 orang
selanjutnya disebut Deputi IV, adalah unsur yang melaksanakan tugas dan fungsi
di bidang industri, inovasi teknologi, dan kawasan ekonomi yang berada di bawah
Jumlah pegawai pada Deputi Bidang Koordinasi Energi dan Sumber Daya
pejabat eselon II, 11 orang pejabat eselon III, 6 orang pejabat eselon IV, 17 orang
eselon II, 11 orang pejabat eselon III, 10 orang pejabat eselon IV, 12 orang
selanjutnya disebut Deputi VI, adalah unsur yang melaksanakan tugas dan fungsi
pengembangan wilayah.
eselon I, 5 orang pejabat eselon II, 10 orang pejabat eselon III, 12 orang pejabat
disebut Deputi VII, adalah unsur yang melaksanakan tugas dan fungsi Kementerian
internasional.
Deputi VII terdiri atas : a. Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Asia; b.
Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Eropa, Afrika dan Timur Tengah; c. Asisten
Deputi Kerja Sama Ekonomi Amerika dan Pasifik; d. Asisten Deputi Kerja Sama
16
Ekonomi Regional dan Sub Regional; dan e. Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi
orang pejabat eselon II, 9 orang pejabat eselon III, 9 orang pejabat eselon IV, 15
i) Inspektorat
Inspektorat adalah unsur yang melakukan tugas dan fungsi pengawasan yang
komposisi: 1 orang pejabat eselon II, 1 orang pejabat eselon IV, 1 orang pelaksana,
Perekonomian
menunjang pelaksaan tugas dan fungsinya. Salah satu Barang Milik Negara yang
17
mengadakan pengahapusan 59 unit kendaraan dinas roda empat dan 24 unit kendaraan
dinas roda dua melalui lelang. Pengapusan tersebut dilakukan karena usia kendaraan
yang sudah tua, permintaan dari pejabat untuk memperbaharui kendaraan jabatan
yang mereka miliki, biaya pemeliharaan yang besar, dan sebagian kendaraan yang
mengajukan pengadaan kendaraan dinas yang baru tetapi ditolak karena masih dalam
moratorium pengadaan kendaraan kendaraan dinas kecuali untuk K/L yang bersifat
dalam penyediaan kebutuhan kendaraan dinas untuk pejabat eselon I dan eselon II,
sedangkan tidak untuk eselon III dan eselon IV. Adapun kendaraan dinas yang ada
roda empat dan roda dua. Untuk eselon III dan eselon IV tidak semua pejabat
kendaraan dinas tetapi untuk bagian kedeputian hanya kabid protakel (program dan
tata kelola). Dari semuanya kendaraan dinas roda dua penggunanya diutamakan yang
tugas operasional.
18
kondisi kendaraan dinas tersebut dalam kondisi yang tidak layak, mengingat usia
maksimal kendaraan dinas adalah tujuh tahun. Adapun rekap kendaraan dinas roda
pada lampiran.
BAB III
A. Landasan Teori
1. Manajemen Aset
dengan sangat tidak memadai, seperti kurang lengkapnya data mengenai jumlah, nilai,
kondisi dan status kepemilikannya, tidak ada database yang akurat dalam rangka
penyusunan Neraca Pemerintah, tidak adanya aturan tentang kesamaan persepsi dalam
hal pengelolaan BMN, dan tidak adanya peraturan yang mewajibkan adanya
19
20
yang kuat untuk memenuhi prinsip-prinsip tata kelola kepemerintahan yang baik
(good governance) melalui pengelolaan keuangan yang sehat dan modern (sound and
modern). Lingkup perubahan yang terjadi sangat mendasar dan bersifat menyeluruh
Pengelolaan aset negara memiliki peran strategis sebagai salah satu indikator
penting pengendali anggaran negara dan upaya perwujudan akuntabilitas tata kelola
perlu dilakukan pengelolaan yang baik atas siklus hidup aset tersebut. Pengelolaan ini
pengelolaan siklus hidup aset ini dapat dilakukan baik oleh pihak swasta maupun
pihak pemerintah. Adalah sebuah cita¬cita bagi Pemerintah untuk segera mewujudkan
dalam Buku Bahan Ajar Manajemen Aset Karangan Hadinata Acep tahun 2011.
Asset Management is a process to manage demand and guide acquisition, use and
disposal of assets to make the most of their sevice delivery potential and manage risk
business practices and economic theory, and it provides tools to facilitate a more
21
adalah suatu proses yang mencakup perencanaan dan monitoring aset-aset fisik
yang tepat agar aset yang dikelola berfungsi secara efektif, efisien dan bernilai tinggi.
Hal ini mencakup panduan pengadaan, penggunaan dan penghapusan aset, dan
pengaturan risiko dan biaya yang terkait selama siklus hidup aset.
1. Meminimalisasi biaya selama umur aset bersangkutan (to minimise the whole
Manajemen aset merupakan suatu proses yang sistematis dan terstruktur yang
mencakup seluruh siklus hidup aset. Esensi utama dari Peraturan Pemerintah nomor 6
asas efisiensi di mana pengelolaan Barang Milik Negara diarahkan agar sesuai dengan
22
sumber daya pemerintah dalam rangka pelayanan publik, sehingga pengadaan Barang
Milik Negara yang diperlukan harus benar-benar sesuai dan terbatas pada yang
Aset tetap merupakan salah satu pos di neraca di samping aset lancar, investasi
jangka panjang, dana cadangan, dan aset lainnya. Aset tetap mempunyai peranan yang
sangat penting karena mempunyai nilai yang cukup signifikan bila dibandingkan
ekonomi yang dikuasai dan atau dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan atau sosial dimasa depan
ekonomi masa depan yang dimaksud adalah potensi aset tersebut untuk memberikan
pemerintah yang berupa aliran pendapatan atau penghematan belanja bagi pemerintah.
Sumber daya ekonomi tersebut dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber
daya non-keuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum
dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah ataupun budaya.
Barang Milik Negara atau yang biasa disingkat BMN merupakan bagian dari
aset pemerintah pusat. BMN meliputi unsur-unsur aset tetap dan persediaan.
23
Persediaan yang dimaksud adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan
barang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan
kepada masyarakat.
dengan Barang Milik Negara adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas
beban APBN atau berasal dari perolehan lainnya yang sah. Pengertian mengenai
adalah BMN meliputi barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBN dan barang
yang berasal dari perolehan lainnya yang sah. Barang sebagaimana yang dimaksud
organisasi akan berinteraksi mulai dari aset tersebut lahir sampai matinya. Lahirnya
aset tersebut adalah saat dikapitalisasinya biaya – biaya yang muncul agar aset
tersebut siap digunakan, matinya aset adalah saat dimusnahkan. Organisasi bahkan
sudah berurusan dengan aset sejak sebelumnya, yaitu saat perencanaan. Organisasi
masih akan berurusan dengannya sampai dengan sudah dihapuskan dari pembukuan
24
dan menjadi barang bekas atau sampah. Agar aset tersebut efisien, efektif, dan
ekonomis dalam penggunaannya maka perlu dilakukan pengelolaan aset yang baik.
Memahami siklus hidup aset dan biaya-biaya yang menyertainya adalah hal
yang utama dalam pelaksanaan pengelolaan aset dengan menggunakan konsep dasar
whole-of life. Biaya siklus hidup aset atau life-cycle costing perlu dipelajari karena
akan sangat berdampak dalam proses perencanaan aset. Dengan life-cycle costing
akan memudahkan pada evaluasi penuh terhadap biaya total pemilikan dan
Pengelompokan life-cycle costing terdiri dari biaya modal dan biaya berulang.
Biaya modal adalah biaya yang dikeluarkan pada saat pengadaan aset. Biaya ini
terdiri dari semua biaya dan beban yang terkait, mulai dari biaya pembelian, biaya
pengiriman dan biaya pemasangan yang terjadi sampai aset tersebut siap untuk
untuk studi kelayakan dan pelaksanaan tender. Sedangkan biaya berulang (recurrent)
adalah biaya yang dikeluarkan karena penggunaan aset tersebut. Biaya ini mencakup
biaya bahan bakar, biaya pemeliharaan, dan biaya kebersihan aset terkait.
Perencanaan yang merupakan fase pertama dalam siklus hidup aset menjadi
dasar bagi manajemen yang efektif atas bisnis yang ditekuni oleh suatu entitas.
kebutuhan aset dari suatu entitas dengan strategi penyediaan pelayanan entitas yang
akan menghasilkan aset dengan kapasitas dan kinerja yang diperlukan. Perencanaan
aset juga memberi arah pada tindakan-tindakan khusus seperti membeli aset baru
25
yang diperlukan, menjual aset yang berlebih, dan mengoperasikan dan memelihara
aset secara efektif. Proses dalam perencanaan kebutuhan dapat dilihat dalam gambar
berikut :
penghapusan aset dibuat dalam suatu kerangka perencanaan pelayanan dan finansial
yang terintegrasi kemudian disajikan dalam konteks kebijakan dan prioritas alokasi
seluruh sumber daya pemerintah. Kebutuhan dalam penggunaan aset secara langsung
perencanaan aset meliputi kegiatan penilaian terhadap aset yang telah ada dan
Dalam pengajuan permohonan pengadaan aset baru harus dilakukan proses justifikasi
Kegiatan tersebut dilakukan sebagai bagian dari proses subjek penilaian atau evaluasi
penyediaan pelayanan sesuai dengan rencana kerja dan tujuan organisasi. Strategi
tersebut harus berdasarkan pada analisis kebutuhan dan reviu bagaimana pelaksanaan
pelayanan yang sekarang ini diberikan. Maka dari itu diperlukan definisi ruang
lingkup, standar dan tingkat pelayanan yang akan diberikan, penentuan metode
penyediaan layanan dan sumber daya yang dibutuhkan, dan pertimbangan metode
penggunaan opsi atau alternatif pelayanan perlu dilakukan evaluasi dari segi finansial,
aset.
Mengevaluasi aset yang telah ada adalah kegiatan untuk menentukan apakah
kinerja aset tersebut memadai atau mendukung strategi penyediaan pelayanan yang
telah ditentukan. Kinerja aset direviu dalam rangka mengidentifikasi aset yang
dimiliki atau dioperasikan. Beberapa hal yang perlu dievaluasi mengenai kondisi aset
Kondisi fisik; terkait dengan pemeliharaan secara layak dan tersedianya biaya
Pemanfaatan; terkait dengan sering atau tidaknya aset tersebut digunakan dan
yang didukungnya.
Kinerja Keuangan; terkait biaya operasi aset tersebut apakah sebanding atau
sesuai dengan aset lainnya dan tersedianya biaya pemeliharaan aset tersebut
secara layak.
standar penyediaan layanan, dan pengidentifikasian aset yang tidak mendukung tujuan
pelayanan berbasis aset yang berkualitas secara efisien dan efektif. Strategi ini
dibutuhkan dengan aset yang ada pada saat ini. Entitas melakukan analisis
Melebihi kebutuhan.
Belum tersedia.
keuangan yang maksimal yang dihasilkan dan dapat menjadi penerimaan negara.
mendanai suatu aset, biasanya berasal dari APBN, dana dari pemerintah pusat ke
dilakukan untuk menghubungkan pengadaan barang yang telah lalu dengan keadaan
yang sedang berjalan sebagai dasar dalam melakukan tindakan di masa yang akan
datang dalam rangka pencapaian efisiensi dan efektivitas pengelolaan BMN. Pasal 9
serta ketersediaan Barang Milik Negara/Daerah yang ada dengan berpedoman pada
standar barang, standar kebutuhan, dan standar harga. Perencanaan anggaran yang
Rencana kebutuhan BMN disusun oleh Pengguna Barang atas dasar usulan
dari Kuasa Pengguna Barang untuk jangka waktu 5 (lima) tahun kedepan, kemudian
diajukan ke Pengelola Barang untuk disetujui. Atas usulan rencana kebutuhan barang
oleh Pengguna Barang dengan berpedoman pada Renstra–KL, standar barang, standar
kebutuhan, data barang pada Pengguna Barang dan/atau Pengelola Barang, dan
Standar Barang dan standar Kebutuhan Barang Milik Negara Berupa Alat
Angkutan Darat Bermotor Dinas Operasional Jabatan Di Dalam Negeri diatur dengan
Standar Barang Dan Standar Kebutuhan Barang Milik Negara Berupa Alat Angkutan
adalah spesifikasi barang yang ditetapkan sebagai acuan perhitungan pengadaan BMN
sedangkan Standar Kebutuhan adalah satuan jumlah barang yang dibutuhkan sebagai
Dalam Negeri, yang selanjutnya disebut AADB Dinas Operasional Jabatan, adalah
menunjang pelaksanaan tugas dan fungsinya. Standar Barang dan Standar Kebutuhan
mengatur batas tertinggi atas spesifikasi teknis dan jumlah maksimum AADB Dinas
Tabel III 1 Standar Barang Alat Angkutan Darat Bermotor Dinas Operasional
Jabatan Di Dalam Negeri
Bermotor Dinas Operasional Jabatan Di Dalam Negeri diatur dalam PMK Nomor
Tabel III 2 Standar Kebutuhan Barang Milik Negara Alat Angkutan Darat
Bermotor Dinas Operasional Jabatan Di Dalam Negeri
JUMLAH KELAS
TINGKATAN JABATAN PILIHAN JENIS
MAKSIMUM MAKSIMUM
Sedan dan/atau
Menteri dan yang setingkat 2 SUV (Sport Utility Kualifikasi A
Vehicles)
Wakil Menteri dan yang
1 Sedan /SUV Kualifikasi A
setingkat
Eselon Ia dan yang setingkat 1 Sedan /SUV Kualifikasi B
Eselon Ib dan yang setingkat 1 Sedan Kualifikasi C
Eselon IIa dan yang setingkat 1 SUV Kualifikasi D
Eselon Iib dan yang setingkat 1 SUV Kualifikasi E
Eselon III dan yang setingkat,
yang berkedudukan sebagai MPV (Multi
1 Kualifikasi F
Purpose Vehicles)
kepala kantor
Eselon IV dan yang setingkat,
yang berkedudukan sebagai
kepala kantor dengan wilayah 1 MPV Kualifikasi G
kerja minimal 1 (satu)
kabupaten/kota
Eselon IV dan yang setingkat,
yang berkedudukan sebagai
kepala kantor dengan wilayah 1 Sepeda Motor Kualifikasi G
kerja kurang dari 1 (satu)
kabupaten/kota
untuk memberikan standar mobil jabatan kepada menteri dan pejabat lain yang belum
diatur, sehingga standar mobil jabatan untuk mobil dan pejabat lain tidak beragam.
Berdasarkan PMK tersebut menteri mendapat satu mobil dinas. Tapi jika memang
diperlukan, maka bisa mendapat mobil cadangan untuk antisipasi jika mobil utama
mengalami kerusakan. Mobil cadangan hanya untuk menteri dan setingkat menteri.
Sedangkan untuk pejabat eselon I dan eselon II hanya mendapat satu mobil jabatan
dengan spesifikasi tertentu. Namun bagi pejabat eselon III dan IV yang diberikan
kendaraan dinas jabatan, yaitu dengan menggunakan kendaraan dinas jabatan bagi
eselon III dan eselon IV yang bukan merupakan kepala kantor. Dari peraturan
34
mengalami kelebihan jumlah kendaraan dinas karena semua eselon 1 dan eselon 2
menggunakan kendaraan yang berasal dari sewa, sedangkan untuk eselon III dan
eselon diatasnya.
Bidang Perekonomian menyatakan bahwa dalam mendukung tugas dan fungsi, pada
setiap unit eselon disediakan kendaraan operasional dengan jumlah tertentu yang tidak
dilekatkan pada jabatan tertentu. Kebijakan ini dinilai cukup efektif dalam
pemanfaatan kendaraan dinas mengingat perilaku pejabat yang masih belum dapat
bagian kesekretariatan dibagi menjadi Sekretariat, Biro Umum, Biro Perencanaan dan
Perekonomian untuk eselon III didasarkan pada jabatan yaitu setingkat kepala bagian.
35
Jika mengacu pada PMK mengenai SBSK dan best practice Kementerian
belum mencukupi kebutuhan standar pelayanan entitas, maka perlu dilakukan analisis
terhadap alternatif non aset. Alternatif pengadaan aset yang mungkin dapat dilakukan
pada organisasi sektor publik adalah melalui sewa guna atau sering disebut operating
biaya pemeliharaan aset yang semestinya ditanggung oleh organisasi. Dengan praktik
sewa, maka entitas tidak perlu menyediakan biaya pemeliharaan dan tidak perlu
36
menanggung biaya depresiasi. Praktik ini telah banyak diterapkan pada organisasi
sektor privat. Saat ini praktik sewa dalam pemenuhan aset khususnya kendaraan dinas
pada sector pemerintah sudah banyak dilakukan mengingat banyaknya manfaat yang
didapat.
terlihat dalam pengelolaan Barang Milik Negara (BMN) atau aset Negara. Dalam
diperlukan adanya kesamaan persepsi dan langkah secara integral dan menyeluruh
dari unsur-unsur yang terkait dalam pengelolaan asset. Evaluasi aset yang telah ada
adalah untuk menentukan apakah kinerja aset tersebut memadai untuk mendukung
strategi penyediaan pelayanan yang telah ditentukan. Kinerja aset tersebut direviu
untuk mengidentifikasi aset yang kinerjanya buruk, atau membutuhkan biaya yang
Kelayakan aset dapat dinilai dengan beberapa hal yakni menganalisis kondisi
aset yang ada saat ini. Beberapa hal tersebut antara lain:
Kondisi fisik
dioperasikan, mengingat tahun pengadaan terakhir aset tersebut dilakukan pada tahun
2012. Masa manfaat maksimal penggunaan kendaraan dinas adalah tujuh tahun,
Pemanfaatan
pemanfaatan kendaraan tersebut dan cara mereka mengoperasikan atau ketika mereka
bekerja. Mengukur kinerja dari kendaraan serta pengemudi adalah melihat bagaimana
sumber daya yang ada digunakan secara efektif dan efisien. Kendaraan dinas jabatan
tidak seperti mengukur mesin yang dapat produktif menghasilkan suatu barang.
Namun kendaraan dinas dapat dikatakan produktif apabila dalam hal penggunaanya
Fungsionalitas
mengingat sampai saat ini masih banyak kendaraan dinas yang digunakan untuk
Negara No. 87/2005 menyatakan bahwa dalam penggunaan kendaraan dinas hanya
boleh dilakukan untuk menunjang tugas pokok dan fungsi pejabat yang dipercayaakn
kendaraan tersebut. Penggunaan kendaraan dinas hanya pada jam kerja dan kendaraan
dinas juga hanya boleh digunakan di dalam kota, kecuali ada izin tertulis. Setiap
kondisi formal, dimana hanya pejabat tertentu yang mendapat fasilitas kendaraan
38
Perekonoian telah digunakan dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi organiasasi.
Kinerja Keuangan
operasional yang disediakan untuk aset tersebut. Satuan biaya pemeliharaan dan
digunakan untuk mempertahankan kendaraan dinas agar tetap dalam kondisi normal
dan siap pakai sesuai dengan peruntukannya. Satuan biaya ini termasuk biaya bahan
bakar, servis berkala, pajak kendaraan, dan penggantian onderdil bila diperlukan.
operating lease ) untuk kendaraan dinas jabatan eselon I dan eselon II, sedangkan
untuk eselon III dan eselon IV menggunakan kendaraan dinas yang ada. Dalam skema
sewa, semua biaya pemeliharaan ditanggung oleh pihak penyedia. Sedangkan untuk
kendaraan dinas yang tersedia, biaya pemeliharaan dan operasionalnya telah tersedia
kebutuhan.
Jika dilihat dari jumlah dan kondisi kendaraan serta melihat pemetaan
kebutuhan sesuai standar pelayanan yang telah ditetapkan, maka kendaraan dinas
pelayanan yang ada. Dari data alokasi kendaraan terdapat kelebihan kendaraan
berlebih tersebut dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu dengan menyerahkan
39
kendaraan tersebut ke unit kerja yang membutuhkan atau dengan cara dijual. Kedua
alternatif tersebut harus dilakukan analisis terlebih dahulu. Apabila aset tersebut akan
diserahkan kepada satker lain, maka perlu dianalisis apakah biaya pemeliharaan yang
akan dikeluarkan lebih efisien dari pada pengadaan baru. Terkait dengan penjualan,
jika ingin mendapatkan pendapatan negara yang optimal, maka penjualan dilakukan
coordinator Bidang Perekonomian sudah relatif tua. Sesuai dengan ketentuan dalam
mempunyai usia ekonomis maksimal 7 tahun, yang berarti setelah berusia 7 tahun
kendaraan tersebut sudah tidak memiliki nilai buku. Berikut ini disajikan data usia
Tabel III 4 Rekap Data Usia Kendaraan Dinas Roda Empat Kementerian
Koordinator Bidang Perekonomian
No Usia Jumlah
1 0 – 3 tahun 0 unit
2 4 – 7 tahun 19 unit
Jumlah 40 unit
melebihi usia ekonomis yang diharapkan, namun jika kondisi barang tersebut masih
kemungkinan pengadaan baru karena masih dalam masa moratorium maka kendaraan
yang melebihi usia ekonomis tetapi masih bisa dioperasikan lebih baik masih
digunakan dan untuk yang sudah rusak berat perlu dilakukan penghapusan.
Penghapusan tersebut bisa dijadikan syarat administratif yang bisa digunakan untuk
ketersediaan aset yang telah ada dengan kebutuhan pelayanan yang telah ditetapkan
dan menerapkan strategi pengelolaan aset yang meliputi rencana pengadaan, rencana
penghapusan, rencana pendanaan, dan juga manajemen risiko atas aset tersebut.
sudah menyusun strategi tersebut dengan baik, hasil analisis penulis menunjukkan
pelayanan dan analisis mengenai kondisi aset yang telah ada. Pada tahun 2016,
untuk dilakukan mengingat aset yang ada telah dapat memenuhi standar pelayanan
yang ditetapkan.
dianggarkan setiap tahun, namun jumlah tersebut kadang tidak mencukupi. Karena hal
kendaraan dinas yang berlebih pada unit kerja, Direktorat Jenderal Anggaran
penghapusan akan tetapi memelihara aset tersebut sampai tidak bisa digunakan
kembali.
42
menggunakan analisis biaya dan manfaat dalam menentukan rencana kebutuhan aset
dan pendanaannya. Analisis biaya dan manfaat dapat digunakan untuk menganalisis
mengenai manfaat ekonomi yang tidak hanya terukur dengan satuan uang saja.
hanya menggunakan dana dari APBN. Masalah penganggaran yang sering mendapat
3. Penyusunan RKBMN
Kebutuhan Barang Milik Negara diawali dengan penyusunan RKBMN tingkat Satker
dalam bentuk hard copy dan soft copy dan disertai dengan Surat Pernyataan Tanggung
Eselon 1, melakukan analisis atas RKBMN yang diterima dari Pembantu Pengguna
Barang Wilayah . Analisis dilakukan berdasarkan pada Rencana Strategis Unit Eselon
I, Data BMN yang berlebih pada Unit Eselon I, Data BMN yang belum digunakan
secara optimal pada unit Eselon I, Standar, rencana pengembangan pegawai pada 2
(dua) tahun mendatang, rencana penghapusan BMN pada 2 (dua) tahun mendatang,
melakukan analisis atas RK BMN dari Kuasa Pengguna Barang dan selanjutnya
Eselon I dan RK BMN dari Kuasa Pengguna Barang diserahkan ke Pengguna Barang
untuk diteliti. Dalam melakukan penelitian atas RK BMN, Pengguna Barang meminta
Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM) yang ditandatangani oleh Pengguna Barang dan
Setelah itu, RKBMN yang diterima akan ditelaah bersama antara Pengelola
tentang Modul Perencanaan Barang Milik Negara. Secara garis besar, prosedur
1. Tahap persiapan
RKBMN.
2. Tahap pelaksanaan
substantif. Kegiatan analisis dan validasi data aspek administrasif mempunyai tujuan
dan data RKBMN,dan kesesuaian dokumen dan data penelaahan, khususnya antara
softcopy dengan hardcopy. Kegiatan analisis dan validasi data dari aspek substantif
(BMN), optimalisasi existing BMN, efektivitas penggunaan BMN, serta status dan
kondisi barang berkenaan dengan pemeliharaan BMN. Kegiatan ini didasarkan pada
45
check list kelengkapan dalam Dokumen dan Kertas kerja Penelaahan. Kegiatan ini
line tersebut menggunakan aplikasi sistem informasi manajemen aset negara. Apabila
Eselon I, PPBWilayah dan atau Kuasa Pengguna Barang yang bersangkutan untuk
Dokumen, Kertas Kerja Penelaahan, dan Catatan Hasil Forum Penelaahan dan
Jenderal Anggaran menggunakan Hasil Penelaahan RKBMN sebagai salah satu bahan
penilaian sesuai prioritas dan ketersediaan anggaran sesuai dengan ketentuan yang
berlaku..
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Dari analisis yang telah dijabarkan pada Bab III, maka dapat disimpulkan
prinsip perencanaan pengadaan aset yang efisien dan efektif. Prinsip – prinsip tersebut
sumber daya yang maksimal dalam memperoleh aset dalam jumlah, kualitas, dan
waktu yang sudah direncanakan. Hal tersebut bisa dilihat dengan kegiatan
juga mempertimbangkan kondisi aset yang telah ada dan pemenuhan kebutuhan untuk
kebutuhan pengadaan aset sudah sesuai dengan kebutuhan yang ditetapkan sehingga
ditetapkan. Hal tersebut bisa dilihat dalam evaluasi penggunaan kendaraan dinas
46
47
standar dan strategi penyediaan pelayanan. Selain itu, Akuntabilitas pengelolaan aset
meliputi tanggung jawab dalam setiap siklus hidup aset yang terkait dengan
terhadap alternatif penghapusan aset – aset yang berlebihan, using, berkinerja buruk,
Koordinator Bidang Perekonomian juga sudah melakukan analisis biaya dan manfaat.
merupakan langkah yang tepat disamping adanya tekanan atau keterbatasan sumber
daya yang tersedia. Kondisi tersebut merupakan kenyataan bahwa konsumsi aset akan
mengarahkan pada aplikasi penuh life cycle costing yang mengarah pada penurunan
48
manfaat dengan menggunakan aset – aset yang telah ada, menekan biaya keseluruhan
dari pemilikan aset, dan memastikan akuntabilitas yang jelas dalam pengelolaan aset
tersebut.
B. Saran
Penelaahan yang dilakukan DJA hanya akan melakukan penilaian terhadap rencana
kewenangan untuk menerima pelaporan tentang posisi Barang Milik Negara yang ada
pada Kementerian Negara/ Lembaga. Hal tersebut tentu saja bisa berakibat pada
dalam proses perencanaan ini maka Pengelola Barang dapat melakukan penelaahan
dengan melihat posisi riil BMN yang ada pada Kementerian/Lembaga sehingga
kegiatan Perencanaan BMN dapat berjalan dengan baik. Implikasi dari tindakan
aset yang Kementerian/Lembaga itu butuhkan. Sehingga bisa berakibat pada tepatnya
Dalam penyusunan RKBMN terdapat beberapa hal yang belum diatur dengan
jelas seperti:
kantor.
.
50
DAFTAR PUSTAKA
I. Buku/Modul
Hadinata, Acep. 2011. Bahan Ajar Manajemen Aset. Banten: Sekolah Tinggi
Akuntansi Negara.
Tim Penyusun. 2011. Hukum Keuangan Negara. Jakarta: Sekolah Tinggi Akuntansi
Negara.
II. Makalah
C. ALOKASI INSPEKTORAT
NO MERK/TYPE KENDARAAN NO. POLISI NO. SIPIL TAHUN PENGGUNA/PENANGGUNGJAWAB UNIT
1 T. Kijang Innova V A/T B 1133 PQA 22 Sept 2010 Miftah Ariffianto, SE., M.S.Ak Ops. TU. Inspektorat
JUMLAH 1 Unit
G. ALOKASI KEDEPUTIAN I
NO MERK/TYPE KENDARAAN NO. POLISI NO. SIPIL TAHUN PENGGUNA/PENANGGUNGJAWAB UNIT
Kabid. Program dan Tata Kelola
1 T. Kijang Innova V A/T B 1125 PQQ 05 Des 2012 Drs. Kuspradoto Budi Jati, M.E.
Pada Kedeputian I
JUMLAH 1 Unit
H. ALOKASI KEDEPUTIAN II
NO MERK/TYPE KENDARAAN NO. POLISI NO. SIPIL TAHUN PENGGUNA/PENANGGUNGJAWAB UNIT
Kabid. Program dan Tata Kelola
1 Honda CRV 2.0 A/T B 1012 PQH 27 Peb 2009 Darto, S.Hut., M.M.
Pada Kedeputian II
JUMLAH 1 Unit
I. ALOKASI KEDEPUTIAN III
NO MERK/TYPE KENDARAAN NO. POLISI NO. SIPIL TAHUN PENGGUNA/PENANGGUNGJAWAB UNIT
Kabid. Program dan Tata Kelola
1 Honda CRV 2.0 A/T B 1018 PQH 27 Peb 2009 Dadang Yusuf, S.Sos.
Pada Kedeputian III
JUMLAH 1 Unit
J. ALOKASI KEDEPUTIAN IV
NO MERK/TYPE KENDARAAN NO. POLISI NO. SIPIL TAHUN PENGGUNA/PENANGGUNGJAWAB UNIT
Kabid. Program dan Tata Kelola
1 Honda CRV 2.0 A/T B 1014 PQH 27 Peb 2009 Drs. Eko Suradi
Pada Kedeputian IV
JUMLAH 1 Unit
K. ALOKASI KEDEPUTIAN V
NO MERK/TYPE KENDARAAN NO. POLISI NO. SIPIL TAHUN PENGGUNA/PENANGGUNGJAWAB UNIT
Kabid. Program dan Tata Kelola
1 Honda CRV 2.0 A/T B 1015 PQH 27 Peb 2009 Aji Rianto, S.E.
Pada Kedeputian V
JUMLAH 1 Unit
L. ALOKASI KEDEPUTIAN VI
NO MERK/TYPE KENDARAAN NO. POLISI NO. SIPIL TAHUN PENGGUNA/PENANGGUNGJAWAB UNIT
Kabid. Program dan Tata Kelola
1 Honda CRV 2.0 A/T B 1016 PQH 27 Peb 2009 R.R. Yuli S.W.
Pada Kedeputian VI
JUMLAH 1 Unit
JUMLAH 0 Unit
JUMLAH 0 Unit