Anda di halaman 1dari 5

Nama: Giyana Purnama Putri

NPM : 1302180830

RESUME PENYULUHAN PERPAJAKAN

Tujuan dan tema kegiatan penyuluhan perpajakan yang perlu ditingkatkan


dalam situasi dan kondisi adanya wabah virus corona (COVID-19) adalah mengenai
peningkatan pengetahuan dan keterampilan. Peningkatan pengetahuan dan
keterampilan tersebut terutama terkait dengan:

1. Pelaporan SPT Tahunan dan SPT Masa → melalui DJP Online, PJAP atau
pos/jasa ekspedisi.
2. Pembayaran pajak → memperkenalkan e-Billing dan kanal-kanal
pembayarannya.
3. Insentif-insentif perpajakan → diberikan secara umum dan yang khusus.
4. Manfaat pajak dengan antisipasi wabah COVID-19 di Indonesia → diketahui
langsung oleh masyarakat dan Wajib Pajak.
5. Pengetahuan dan keterampilan perpajakan lainnya → sesuai dengan Analisis
Kebutuhan Penyuluhan (AKP) tahunan yang telah disusun di masing-masing
unit kerja.

Merebaknya wabah COVID-19 pada tahun 2020 menyebabkan pelaksanaan


kegiatan penyuluhan layanan tatap muka ditiadakan. Kegiatan penyuluhan
perpajakan tetap dapat dilakukan dengan metode penyuluhan kelas pajak secara
daring. Kelas pajak secara daring ini bersifat live streaming tanpa bertatap muka,
dengan peserta paling sedikit 10 orang. Peserta adalah Wajib Pajak atau calon Wajib
Pajak yang berada di wilayah unit kerja yang melakukan webinar (SE-98/PJ/2013).
Jika peserta yang hadir kurang dari 10 orang, perlu diadakan kegiatan yang sama
dengan tema yang sama. Kemudian jumlah seluruh peserta webinar awal dengan
webinar lanjutan yang diadakan perlu diakumulasi untuk menghasilkan jumlah peserta
paling sedikit 10 orang sesuai peraturan terkait. Unit kerja yang terkendala dengan
akses internet dalam menyelenggarakan webinar dapat melaksanakan kegiatan
penyuluhan perpajakan dengan cara yang lain, namun tetap mengacu pada
peraturan-peraturan terkait dengan antisipasi wabah COVID-19.
Tata cara pelaksanaan webinar diatur dalam SE-05/PJ/2013 tentang Tata
Cara Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi
yang dihadapi. Berikut adalah ringkasan tata cara pelaksanaan kegiatan penyuluhan.

1. Perencanaan kegiatan penyuluhan dengan menyusun Analisis Kebutuhan


Penyuluhan (AKP).
2. Pengorganisasian kegiatan penyuluhan, menyusun session plan, checklist,
kuesioner, pre-test dan post-test dan bahan tayang.
3. Jadwal rencana pelaksanaan kegiatan webinar atau yang sejenis dapat
dilaporkan ke masing-masing Kanwil DJP yang diteruskan ke Subdirektorat
Penyuluhan Perpajakan (Format laporan sesuai dengan ND-565/PJ.09/2020)
4. Pengorganisasian pengumuman pelaksanaan webinar melalui media sosial
yang memuat:
• tema,
• narasumber,
• penyelenggara,
• waktu pelaksanaan, dan
• link pendaftaran.
5. Pengorganisasian pendaftaran yang dilakukan sebelum pelaksanaan kegiatan
penyuluhan, dapat menggunakan google form dengan sekurang-kurangnya
mencantumkan:
• nama,
• NPWP/NIK, dan
• nomor telepon genggam
melakukan validasi atas data-data yang terdapat dalam formulir pendaftaran
tersebut.
6. Pelaksanaan kegiatan penyuluhan dapat dimulai dengan peserta minimal 10
orang dan kegiatan tersebut direkam sebagai bukti pelaksanaan kegiatan.
7. Pelaksanaan pre-test, post-test, dan kuesioner dapat dilakukan secara daring.
8. Pelaporan pelaksanaan kegiatan dengan menyusun laporan pelaksanaan
kegiatan penyuluhan.
9. Kegiatan tersebut dapat direkam pada aplikasi Pengawasan Kegiatan
Penyuluhan Perpajakan (PKP2) yang dapat diakses melalui jaringan VPN pada
https://penyuluhan/. Saat ini kegiatan tersebut dapat direkam pada aplikasi Si
Suluh bukan lagi melalui https://penyuluhan/.

Narasumber webinar dapat berasal dari pegawai (unit yang bersangkutan,


Kanwil DJP, Penyuluh Pajak Khusus atau Kantor Pusat DJP) atau pihak lain yang
bekerja sama dengan DJP (dapat berupa relawan pajak). Pegawai atau pihak lain
yang bekerja sama dengan DJP tersebut ditugaskan sebagai narasumber oleh setiap
kepala unit terkait.

Program terkait kegiatan penyuluhan perpajakan

• Inklusi Kesadaran Pajak


Bentuk kegiatan:

• Relawan Pajak
Kegiatan relawan pajak secara tatap muka ditiadakan karena adanya
wabah COVID-19. Kegiatan pendayagunaan relawan pajak dapat dilakukan
secara daring yang diinisiasi oleh unit vertikal tersebut atau organisasi mitra
DJP. Organisasi mitra DJP harus berkoordinasi terlebih dahulu dengan Kanwil
DJP yang terkait untuk melakukan kegiatan edukasi pelaporan SPT Tahunan
1770 SS, 1770 S dan 1770 UMKM melalui daring. Selanjutnya, penerbitan
piagam penghargaan bagi relawan pajak dan pihak-pihak yang memenuhi
kriteria untuk diberikan piagam penghargaan dilakukan dengan
mempertimbangkan partisipasinya dalam proses pelatihan dan
pendayagunaan.
Materi terkait edukasi perpajakan dapat disusun sendiri oleh masing-masing unit
kerja atau dapat dilihat dan/atau diunduh langsung oleh masyarakat dan/atau Wajib
Pajak, berbentuk salindia, leaflet, dan video tutorial. Referensi materi:

• edukasi.pajak.go.id/materi-edukasi
• https://www.pajak.go.id/index-belajar-pajak
• https://www.youtube.com/DitjenPajakRI
• bit.ly/materi-edukasi

Semua hal yang terdapat pada resume ini berdasarkan ND-704/PJ.09/2020


tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Edukasi dan Penyuluhan Perpajakan di
Tahun 2020 sebagai Antisipasi Wabah Virus Corona. Pedoman ini berlaku sampai
dengan diterbitkannya ketentuan lebih lanjut dari Direktur Jenderal Pajak.

Pendapat dan saran penulis terkait pelaporan perpajakan selama wabah COVID-
19:

Menurut penulis, pelaporan perpajakan yang diadakan selama masa wabah


COVID-19 sudah tepat dilakukan melalui kelas pajak secara daring. Saran penulis,
perbanyak pegawai yang dapat melayani pertanyaan-pertanyaan Wajib Pajak atau
masyarakat terkait pelaporan perpajakan pada masa pelaporan perpajakan.
Pelayanan ini setidaknya dapat diakses diberbagai media sosial yang sering
digunakan masyarakat karena media sosial yang digunakan masing-masing Wajib
Pajak dapat berbeda-beda. Contohnya layanan melalui twitter, whatsapp, Instagram,
facebook, dan media sosial lainnya.

Penyuluhan perpajakan juga dapat dilakukan melalui video edukasi yang dapat
dijangkau masyarakat atau Wajib Pajak, seperti video yang berdurasi panjang (berisi
tutorial secara detail) kemudian diupload melalui youtube dan disebarluaskan dengan
broadcast ke seluruh akun media sosial ataupun video berdurasi singkat seperti video
dengan tiktok (fokus pada konten edukasinya). Selain itu dapat juga dibuatkan buku
panduan terkait pelaporan perpajakan yang bisa dibagikan ke Wajib Pajak atau
masyarakat (dengan desain yang simpel dan mudah dimengerti), baik dibagikan
secara daring maupun secara luring.
Untuk masyarakat dan Wajib Pajak seharusnya juga lebih sadar jika memang
tidak tahu atau kebingungan lebih baik bertanya agar paham, apalagi bila seluruh
fasilitas untuk bertanya sudah disediakan seharusnya akan lebih mudah untuk
bertanya. Selain itu, harapannya dengan adanya video edukasi atau buku panduan
dapat meningkatkan semangat literasi di masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai