Anda di halaman 1dari 35

MODUL

Diterbitkan oleh :
Direktorat P2 Humas & Direktorat TPB DJP
Daftar Isi

Bahasan Hlm.

Pentingnya Kesadaran Pajak 2


Relawan Pajak, untuk apa? 4
Relawan Pajak, Apa Yang Dikerjakan? 4
Mengapa Perlu Standardisasi? 8
Apa Saja standar yang harus dipenuhi dalam 10
Setiap Kegiatan Relawan Pajak
Apa saja Prosedur dalam memulai 15
kegiatan Relawan Pajak?
Dalam berperilaku, apa saja yang boleh 21
atau tidak boleh dilakukan oleh Relawan
Pajak?
Frequently Ask Question (FAQ) 22
F
1|
RELAWAN PAJAK
Pentingnya Kesadaran Pajak
Para Pendahulu Bangsa telah berjuang mengantarkan
Negara Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Negara
Indonesia untuk mewujudkan su atu tujuan luhur yakni
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan
sosial. Untuk mewujudkannya, Akademisi, diantaranya
Mahasiswa/i dan Tenaga Pendidik (Dosen) sebagai cendikiawan
penerus estafet kehidupan berbangsa diharapkan berkontribusi
aktif memecahkan tantangan yang dihadapi bangsa.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebagai
instrumen untuk mendistribusikan kesejahteraan telah
berperan menjawab tantangan bangsa dengan ditunjukannya
indikator Indeks Pembangunan Manusia 2017 yang meningkat
menjadi 70.81, naik 0.63 dari tahun sebelumnya (BPS, 2018).
Salah satu penyebab peningkatan indeks ini adalah komitmen
penganggaran 20% APBN untuk sektor pendidikan. Alhasil saat
ini banyak anak bangsa dari Sabang sampai Merauke sudah
dapat mengecap pendidikan dari level dasar hingga
perguruan tinggi.
Mengingat 80% sumber APBN berasal dari pajak, Akademisi
sudah seharusnya berpikir kritis untuk mengoptimalisasikan
penerimaan negara dari sisi pajak karena saat ini bangsa
Indonesia dihadapkan dengan fakta bahwa Tax Ratio Indonesia
dalam 5 tahun terakhir hanya dikisaran 11% padahal
pertumbuhan ekonomi terus melaju. Hal ini mengindikasikan
bahwa tingkat kepatuhan masyarakat membayar pajak masih

2|
rendah.
Menurut OECD (2015) di dalam Kajian Relawan Pajak (2018),
Faktor pengetahuan dan kesadaran masyarakat adalah salah satu
penyebab rendahnya kepatuhan masyarakat membayar pajak.
Untuk itu, Direktorat Jenderal Pajak (DJP) membutuhkan
sentuhan Akademisi yang peduli terhadap nasib bangsa dan
negara Indonesia untuk bersama DJP berkontribusi memberikan
pengetahuan dan menggugah kesadaran masyarakat untuk
membayar pajak, salah satunya melalui kegiatan Relawan Pajak.

"Jatuh bangunnya negara ini, sangat tergantung dari bangsa


ini sendiri. Makin pudar persatuan dan kepedulian, Indonesia
hanyalah sekedar nama dan gambar seuntaian pulau di peta.
Jangan mengharapkan bangsa lain respek terhadap bangsa ini,
…"–M Hatta

3|
Relawan Pajak, untuk apa?
Selain berkontribusi kepada negara, pengembangan
kapasitas diri dan networking adalah manfaat yang dapat
diperoleh oleh mahasiswa jika menjadi Relawan Pajak
(Survey Kantor Pusat DJP, 2017). Tidak bisa dipungkiri bahwa
pengalaman di lapangan akan menjadi bekal untuk memasuki
dunia kerja yang makin kompetitif. Relawan Pajak nantinya
tentu akan lebih unggul mendalami teknis perpajakan.
Selain itu, akan ditemukan sederet teman yang akan
mengisi waktu luang untuk memperluas jejaring maupun
membangun komunitas. Di lain sisi, kegiatan ini juga sebagai
wadah bagi Dosen untuk melaksanakan pengabdian kepada
masyarakat sebagai salah satu pilar tridarma perguruan tinggi.

Relawan Pajak, apa yang dikerjakan?


Relawan Pajak bukanlah sesuatu yang baru. Di Amerika
Serikat, Relawan Pajak dikenal dengan nama VITA dan TCE,
yaitu Relawan yang bertugas untuk membantu masyarakat
dalam memenuhi hak dan kewajiban perpajakannya, khususnya
asistensi pengisian SPT Tahunan via e-filing. Di Indonesia
sendiri, inisiasi dan antusiasme mahasiswa/i untuk
mewujudkan hal yang sama sudah dimulai di Universitas
Indonesia, PKN STAN, Universitas Gunadarma dan berbagai
Perguruan Tinggi lainnya di Indonesia. Mereka melakukan
berbagai kegiatan kerelawanan seperti membuka gerai
asistensi pengisian SPT Tahunan, asistensi PPh 21 untuk
Bendahara Pemerintah Daerah, dan Bussiness Development
Service untuk Wajib Pajak PP 46.

4|
Kantor Pusat DJP mendorong kegiatan kerelawanan
tidak lagi terkotak- kotak pada satu atau dua Perguruan
Tinggi saja melainkan mengarah ke pola proses bisnis
kegiatan yang terstandar sehingga mendukung lahirnya
Komunitas Relawan Pajak. Oleh karena itu, pada tahun 2018
telah diujicobakan Standardisasi Proses Bisnis Kegiatan
Relawan Pajak di 17 Perguruan Tinggi pada 6 Kantor Wilayah
DJP di Wilayah Jabodetabek dan Malang.
Standardisasi Proses Bisnis Kegiatan Relawan Pajak
mengujicobakan standar pendaftaran/rekrutmen, pelatihan,
leveling, dan pelaksanaan asistensi pengisian SPT Tahunan
1770S dan 1770SS secara efiling, sejak bulan September 2017
s.d. Maret 2018. Secara menakjubkan, sebanyak 1.111
mahasiswa/i berhasil melakukan asistensi kepada lebih dari
100.000 Wajib Pajak. Adapun Perguruan Tinggi yang terlibat
dan mengikuti keseluruhan proses uji coba sampai akhir,
adalah sebagai berikut:
1. Program Studi D3 Administrasi Perpajakan, Universitas
Indonesia
2. Tax Center Universitas Gunadarma
3. Tax Center Institut Pertanian Bogor
4. Program Studi Perpajakan, Institut STIAMI Bekasi
5. Program Diploma I & III Keuangan, Spesialisasi Pajak
Politeknik Keuangan Negara STAN
6. Tax Center Universitas Pelita Harapan
7. Tax Center Universitas Multimedia Nusantara
8. Tax Center Universitas Pembangunan Jaya
9. Tax Center Matana University
10. Tax Center Universitas Trisakti
11. Tax Center Universitas Bina Nusantara

6
12. Tax Center Universitas Tarumanegara
13. Tax Center Universitas Kristen Krida Wacana
14. Tax Center Universitas Mercu Buana
15. Tax Center Universitas Negeri Jakarta
16. Tax Center Universitas Bunda Mulia
17. Tax Center Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya
Pada pekan Tax Day di bulan Juli 2018, Menteri Keuangan
Republik Indonesia memberikan apresiasi terhadap:
1. Program Studi D3 Administrasi Perpajakan Universitas
Indonesia, sebagai Model Percontohan Relawan Pajak; dan
2. Tax Center Universitas Gunadarma, sebagai Peserta
Piloting dengan Relawan Pajak terbanyak.
Selain itu, secara simbolik, Direktur Jenderal Pajak turut
memberikan Piagam Penghargaan kepada Para Relawan Pajak.
Piagam Penghargaan ditandatangani oleh Direktur
Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat Kantor
Pusat Direktorat Jenderal Pajak.

7
Mengapa Perlu Ada Standardisasi ?
Setiap Tax Center/Program Studi Perpajakan tentu memiliki
karakteristik masing- masing dalam mengembangkan berbagai
kegiatan, termasuk dalam kegiatan Relawan Pajak. Karakteristik
yang terlampau jauh berbeda dari satu Tax Center/Program
Studi Perpajakan dan lokasi lainnya tentu akan menyebabkan
adanya gap kepuasan Wajib Pajak kepada pelayanan
Relawan Pajak itu sendiri dan hal ini berdampak kontradiktif
kepada upaya peningkatan kepatuhan Wajib Pajak.
Kegiatan Relawan Pajak akan dikoordinasikan oleh
seorang Koordinator Kegiatan yang dapat berupa Dosen atau
Tenaga Kependidikan. Sedangkan Relawan Pajak sendiri akan
tersegmentasi menjadi empat Petugas antara lain:
1. Petugas Pengawas, yaitu Relawan Pajak yang
bertugas melakukan pengawasan pengelolaan dan
membantu relawan pajak lainnya
2. Petugas Asistensi, yaitu Relawan Pajak yang
bertugas melakukan kegiatan asistensi
3. Petugas Registrasi, yaitu Relawan Pajak yang
bertugas melakukan kegiatan registrasi;
4. Petugas Pendukung, yaitu Relawan Pajak yang
bertugas melaksanakan fungsi pendukung, misalnya
dukungan peralatan, publishing, social media,
pembuatan email, dsb.

Unity is Strength…When there is teamwork and collaboration,


wonderful things can be achieved - Mattie J.T. Stepane

8
9
Apa saja standar yang harus dipenuhi dalam setiap kegiatan
Relawan Pajak?
Terdapat beberapa standar dalam kegiatan Relawan
Pajak yakni standar pengelolaan pelayanan, standar Sumber
Daya Manusia, standarfasilitas, dan standar pengawasan.

Standar Pengelolaan Pelayanan, meliputi Standar


Pengelolaan Pelayanan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dan
di Luar KPP. Standar Pelayanan di KPP yakni mengikuti Standar
Prosedur yang berlaku di KPP berdasarkan ketetapan Kepala
KPP.

Sedangkan Standar Pelayanan di Luar KPP meliputi standar


yang meliputi pengaturan jam pelayanan, sistem antrean, dan
saat keadaan darurat. Pengelolaan hari dan jam pelayanan
harus disusun oleh setiap Tax Center/ Program Studi Perpajakan
yang melaksanakan kegiatan asistensi dan dikomunikasikan
dengan baik oleh Wajib Pajak. Tax Center/Program Studi
Perpajakan tidak dapat mengubah jadwal yang telah ditetapkan
dengan semena- mena. Pada saat pelaksanaan asistensi,
setiap Wajib Pajak harus mengisi dan menandatangan daftar
hadir (nama, alamat, nomor telepon, dan email), serta diberikan
nomor antrian (yang membedakan antara antrean untuk
asistensi, antrean untuk EFIN, dan antrean untuk Wajib Pajak
berkebutuhan khusus, yaitu Penyandang disabilitas, Ibu Hamil,
Ibu dengan Bayi <3 tahun, Pensiunan/>60 tahun).

10
Setiap Wajib Pajak perlu menandatangani Dokumen Non
Disclosure Aggrement yang berupa pernyataan kesediaan
Wajib Pajak untuk menunjukan data-data pribadinya dan hal-
hal lain terkait asistensi Relawan Pajak. Setiap Wajib Pajak
yang telah mendapat antrian harus dilayani hingga antrean
terakhir. Kegiatan ini difokuskan pada asistensi pengisian SPT
Tahunan via efiling
dengan jenis formulir
1770S dan 1770SS,
Relawan Pajak harus
memastikan para
Wajib Pajak datang
untuk kepentingan
tersebut. Petugas DJP
mendampingi kegiatan
asistensi Relawan Pajak
dalam hal pemenuhan
EFIN untuk
mendukung pelaporan
via efiling ini. Dalam
keadaan darurat
misalnya gangguan
teknis laman Efiling
dan mati listrik,
Relawan Pajak mengumumkannya kepada Wajib Pajak
untuk kemudian menawarkan Wajib Pajak manual
video/pamflet/alat dukung lainnya yang berisikan
informasi mengenai tata cara pendaftaran pengisiaan SPT
via Efiling.
Standar Sumber Daya Manusia, yaitu Standar Persyaratan
SDM, Standar pengaturan jumlah dan alokasi, dan Standar
berpakaian dan berprilaku. Standar Pengaturan SDM meliputi

11
pembagian tugas SDM yang antara lain terdiri atas Koordinator
Kegiatan, Petugas Pengawas (10%), Petugas Asistensi (60%),
Petugas Registrasi (20%), dan Petugas Pendukung (10%).
Penjelasan mengenai role petugas ada di page sebelumnya.
Komposisi petugas dapat disesuaikan oleh Koordinator
Kegiatan dalam keadaan yang ramai atau karena alasan lainnya
yang ditetapkan Koordinator Kegiatan.
Selain itu, setiap Relawan Pajak perlu menjaga penampilan
dan perilaku dengan mengenakan pakaian yang rapi,
mengenakan tanda pengenal, merapikan rambut dan kuku,
melayani Wajib Pajak dengan sopan dan santun dan tidak bau
mulut.

12
Standar Fasilitas yakni ketentuan fasilitas yang tersedia di
lokasi asistensi, yang meliputi Standar Fasilitas di KPP dan di
Luar KPP. Standar Fasilitas di KPP mengikuti ketentuan di
KPP, sedangkan Standar Fasilitas di Luar KPP adalah sebagai
berikut:
1. Meja registrasi yaitu meja tempat Wajib Pajak mengisi
daftar hadir, menerima nomor antrian, dan
diarahkan sesuai dengan kebutuhannya;
2. area tunggu yaitu area dimana Wajib Pajak menunggu
sebelum mendapatkan konsultasi sesuai nomor antrean
yang dipanggilkan dengan suatu pengeras suara;
3. meja asistensi yaitu meja dimana Wajib Pajak
memperoleh Asistensi (membedakan antara asistensi Wajib
Pajak dengan kebutuhan khusus);
4. meja EFIN yaitu meja tempat dimana Wajib Pajak
memperoleh EFIN/informasi mengenai EFIN;
5. fasilitas/alat dukung lainnya seperti Laptop/Personal
Computer yang terhubung internet, meja asistensi
pembuatan email, banner/spanduk, alat tuls, contoh bukti
potong dan formulir SPT, dan makanan ringan untuk Wajib
Pajak misalnya permen.

Standar Pengawasan yaitu standar yang dilakukan oleh


Relawan Pajak untuk memenuhi ekspektasi masyarakat antara
lain berupa pemenuhan petugas supervisi yang handal sebagai
tempat petugas Asistensi bertanya dan Koordinator Relawan
yang selalu dalam keadaan dapat dihubungi.

13
14
Apa saja Prosedur dalam memulai kegiatan Relawan
Pajak?
Kegiatan Asistensi Relawan Pajak terdiri atas berbagai
rangkaian kegiatan runut yang tersusun atas:

Tahapan Perekrutan

Aktor Aktivitas
Tax  Berkoordinasi dengan Kanwil DJP
Center/Program mengenai kebutuhan Relawan Pajak
Studi dan Lokasi Asistensi
Perpajakan  Publikasi Rekrutmen Relawan Pajak
 Seleksi Wawancara dan Persyaratan
Administratif
 Mengumumkan mahasiswa/i menjadi
Relawan Pajak

Tahapan Pelatihan
Pelatih Relawan Pajak berasal dari Tax Center/Program Studi
Perpajakan. Jadwal Pelatihan flexible menyesuaikan jadwal
Relawan Pajak dan ketersediaan pengajar.
Materi Pelatihan meliputi:

15
Standar
Bahan Ajar Jamlat Kompetensi Dasar

Setelah mengikuti pelatihan ini para


relawan diharapkan mampu
menjelaskan tentang hak dan
Kesadaran kewajiban warga negara sebagai insan
Pajak 1 perpajakan

Setelah mengikuti pelatihan ini para


relawan diharapkan dapat menjelaskan
objek Pajak PPh untuk Wajib Pajak
Orang Pribadi, menjelaskan dasar
SPT pengenaan pajak, menjelaskan saat
Tahunan 2 pajak terutang

Setelah mengikuti pelatihan ini para


relawan diharapkan dapat menjelaskan
Pengisian cara penyampaian SPT Tahunan
1770SS 2 1770SS melalui laman Efiling

Setelah mengikuti pelatihan ini para


relawan diharapkan dapat menjelaskan
Pengisian cara penyampaian SPT Tahunan 1770
1770S 3 S melalui laman Efiling

Setelah mengikuti pelatihan ini para


relawan diharapkan dapat menjelaskan
FAQ 2 tentang pertanyaan-pertanyaan terkait
EFIN, e-filing, dan troubleshoot dalam

16
Standar
Bahan Ajar Jamlat Kompetensi Dasar

laman djponline.pajak.go.id

Setelah mengikuti pelatihan ini para


relawan diharapkan dapat menjelaskan
Contoh dan menyelesaikan kasus dalam
Kasus 1 2 pengisian SPT 1770SS

Setelah mengikuti pelatihan ini para


relawan diharapkan dapat menjelaskan
Contoh dan menyelesaikan kasus dalam
Kasus 2 2 pengisian SPT 1770S

Setelah mengikuti pelatihan ini para


relawan diharapkan dapat
melaksanakan tata cara menghadapi
Softskill Wajib Pajak dengan baik, memahami
communication skill dan
mengimplementasikannya kepada
2 Wajib Pajak

Code of Setelah mengikuti pelatihan ini para


Conduct relawan diharapkan mampu
Relawan melaksanakan kode etik pelaksanaan
Pajak 1 kegiatan kerelawanan

Catatan: 1 Jamlat setara dengan 45 menit waktu efektif.

17
Dalam 1 pertemuan, 3 materi dapat disampaikan secara
bersamaan. Namun, lebih baik jika 1 materi disampaikan dalam 1
kali pertemuan agar Para Relawan Pajak dapat menyerap materi
secara baik. Bahan ajar dapat diunduh melalui
http://edukasi.pajak.go.id/kegiatan/relawanpajak.html;
Setelah pelatihan, Relawan Pajak yang hadir sekurang-
kurangnya 70% dari Pelatihan (di luar materi Code of
Conduct) dan juga mengikuti Materi Code of Conduct akan
dileveling. Kehadiran Relawan Pajak dibuktikan dengan Daftar
Hadir. Leveling Test akan ditentukan apakah dikategorikan dalam
Petugas Pengawas, Konsultasi, Petugas Registrasi, atau Petugas
Pendukung. Leveling Test meliputi tes yang soalnya berasal
dari Bahan Ajar. Leveling diselenggarakan oleh Tax
Center/Program Studi Perpajakan.

18
Tahapan Pelaksanaan/Penugasan

Pelaku Aktivitas

• Berkoodinasi untuk memastikan


kelancaran administrasi Relawan
Tax Center/ Program Pajak untuk melaksanakan asistensi
Studi Perpajakan (seperti izin kuliah, dsb)

• Membuka Gerai EFIN


• Berkoodinasi dengan Tax
Center/Program Studi Perpajakan
DJP untuk mengkoordinasikan alokasi,
lokasi, dan sarana prasarana
Relawan Pajak demi kelancara
asistensi.

Tahapan Pemberian Penghargaan

Pelaku Aktivitas
 Memberikan penghargaan
kepada Relawan Pajak yang
DJP memenuhi persyaratan, berupa
Piagam Penghargaan

20 |
Dalam berperilaku, apa saja yang boleh atau tidak boleh
dilakukan oleh Relawan Pajak?
Dalam rangka menjaga standar perilaku menyangkut
efektivitas dan hasil yang akan dicapai oleh kegiatan
kerelawan pajak maka setiap setiap Relawan Pajak harus
memahami Standar Etik Relawan Pajak. Standar ini akan
tertuang dalam Code of Conduct Relawan Pajak yang akan
ditandatangani setelah proses leveling Relawan Pajak.

“Jika kita mempunyai keinginan kuat dari dalam hati, maka


seluruh alam semesta akan bahu-membahu
mewujudkannya”- Ir.Soekarno

21 |
Frequently Ask Question (FAQ)
Relawan Pajak

No Q&A
1. Q: Bagaimana Timeline pelaksanaan Kegiatan
Relawan Pajak Nasional ini?
A: Pelaksanaan kegiatan Relawan Pajak dapat
dimulai pada bulan Desember 2018,
mengikuti jadwal perkuliahan tiap Tax
Center/Program Studi Perpajakan. Tax
Center/Program Studi Perpajakan yang
berminat untuk mengikuti kegiatan ini
dapat berkoordinasi dengan Kanwil DJP
yang berada dalam wilayah kerjanya.
Selanjutnya Kanwil DJP akan
mengkoordinasikan dengan Tax
Center/Program Studi Perpajakan
mengenai rekrutmen, kriteria Relawan
Pajak yang diinginkan, pelaksanaan
pelatihan, leveling, lalu pelaksanaan
asistensi pengisian SPT Tahunan 1770S dan
1770SS via efiling. Rekrutmen dapat
dilaksanakan pada bulan Desember 2018
hingga Januari 2019, selanjutnya
pelaksanaan pelatihan dapat dilakukan
pada bulan Januari hingga Maret 2019.
Leveling dilakukan di akhir masa pelatihan.
Pelaksanaan asistensi pengisian SPT
Tahunan diharapkan dapat dilakukan pada
minggu kedua bulan Maret 2019.

22 |
No Q&A
2. Q: Apa saja kriteria mahasiswa/i yang dapat
direkrut menjadi relawan pajak?
A: Mahasiswa/I (baik Jurusan Pajak maupun
non-Pajak) yang memiliki ketertarikan
terhadap kegiatan relawan, diutamakan
memiliki pengalaman organisasi atau
pernah mengikuti kegiatan kerelawanan,
dan bersedia membantu Wajib Pajak.
3. Q: Siapakah yang berhak melakukan publikasi
rekrutmen Relawan Pajak?
A: Kanwil DJP dan Tax Center/Program Studi
Perpajakan yang ditetapkan sebagai
Peserta Program Relawan pajak melalui
keputusan Kanwil DJP berhak
melaksanakan publikasi dengan metode
yang dianggap paling efektif.
4. Q: Adakah biaya yang harus dikeluarkan oleh
Kanwil DJP dalam melakukan publikasi
Kegiatan Relawan Pajak?
A: Jika publikasi menggunakan media
berbayar, maka akan ada biaya yang
dikeluarkan oleh Kanwil, tapi apabila media
publikasi yang digunakan adalah media
sosial atau sarana digital lain maka biaya
yang dikeluarkan Kanwil mungkin hanya
biaya desain publikasi saja.
5. Q: Siapa yang bertugas memberikan pelatihan
kepada Relawan Pajak?
A: Pihak Tax Center/Program Studi Perpajakan

23 |
No Q&A
yang bertugas melaksanakan pelatihan
kepada Relawan Pajak dengan materi yang
sudah terdapat dalam website
edukasi.pajak.id
6. Q: Bagaimana jika pihak Tax Center/Program
Studi Perpajakan menghendaki jika ada sesi
pelatihan yang dibantu oleh pihak DJP?
A: Silahkan berkoordinasi, apabila Kanwil
memiliki SDM yang memadai dalam
melakukan pelatihan kepada Relawan
Pajak, maka pelatihan dapat dibantu oleh
pihak Kanwil.
7. Q: Apakah seluruh Kanwil DJP harus
melaksanakan kegiatan ini?
A: Tidak, Kegiatan ini ditujukan kepada Kanwil
DJP yang merasa memerlukan Relawan
Pajak untuk mengasistensi Wajib Pajaknya
pada masa penyampaian SPT Tahunan
8. Q: Bagaimana kriteria pemillihan Tax
Center/Program Studi Perpajakan yang
dapat mengikuti kegiatan ini?
A: Pertama, mandiri secara finansial, artinya
tidak ada tendensi untuk mendapatkan
uang dari kerja sama dengan DJP atas
kegiatan tersebut. Kedua, aktif melakukan
kegiatan perpajakan seperti kampanye
sadar pajak, pajak bertutur, lomba pajak,
atau sejenisnya. Ketiga, memiliki reputasi
baik dalam pandangan Kanwil DJP terkait.

24 |
No Q&A
9. Q: Dimanakah mahasiswa/i dapat
mendaftarkan diri untuk mengikuti
kegiatan Relawan Pajak ini?
A: Mahasiswa/i dapat mendaftarkan diri pada
Tax Center atau program studi perpajakan
di Tax Center/Program Studi
Perpajakannya, dengan catatan Tax
Center/Program Studi Perpajakan tersebut
sudah mendapat surat keputusan
mengikuti kegiatan Relawan Pajak dari
Kanwil DJP.
10. Q: Bagaimana jika mahasiswa/i ingin
mendaftar sebagai Relawan Pajak tapi Tax
Center/Program Studi Perpajakan di
Perguruan Tingginya tidak terdapat dalam
surat keputusan Kanwil DJP sebagai
peserta kegiatan Relawan Pajak? Apa bisa
mendaftar di Kanwil DJP?
A: Tidak bisa. Mahasiswa/i hanya dapat
mendaftarkan diri jika Tax Center/Program
Studi Perpajakannya mengikuti kegiatan
tersebut. Kanwil DJP tidak berhak
mendaftarkan mahasiswa/i secara
perorangan karena seluruh kegiatan
relawan pajak harus melewati koordinasi
antara Kanwil DJP dan Tax Center/Program
Studi Perpajakan.
11. Q: Jadwal perkuliahan sering kali tidak
menentu. Apakah bisa pelatihan

25 |
No Q&A
dilaksanakan hanya 1-2 pertemuan saja?
A: Silahkan membuat jadwal yang tidak
menyulitkan mahasiswa/i dan trainer
asalkan memenuhi jam pelatihan dan
seluruh materi sudah disampaikan. Namun,
pemadatan maksimal dilakukan menjadi 3
kali pertemuan.
12. Q: Tax Center/Program Studi Perpajakan
memiliki materi yang ingin disampaikan
pada saat pelatihan Relawan Pajak. Apakah
boleh menambahkan materi tersebut?
A: Boleh menambahkan materi selama materi
dari DJP sudah selesai disampaikan dan
materi tambahan merupakan materi yang
dapat mendukung kegiatan Relawan Pajak.
13. Q: Apakah Kanwil DJP diwajibkan untuk
menyediakan seragam dan nametag untuk
relawan pajak?
A: Sesuai dengan standard pelaksanaan
kegiatan relawan pajak, seragam dan
nametag adalah atribut yang perlu
digunakan oleh Relawan Pajak selama
pelaksanaan kegiatan, sebagai bagian dari
keseragaman identitas.
14. Q: Kepada siapa biaya pengadaan seragam
dan nametag Relawan Pajak dibebankan?
A: Pengadaan seragam dan nametag Relawan
Pajak disediakan oleh Kanwil DJP, namun
jika Tax Center/Program Studi Perpajakan

26 |
No Q&A
memiliki alokasi pendanaan disilakan untuk
dapat dikoordinasikan.
15. Q: Bagaimana jika dalam perjalanan
pelaksanaan kegiatan relawan pajak, ada
yang mengundurkan diri? Apakah di akhir
pelaksanaan masih bisa mendapakan
Piagam Penghargaan dari DJP?
A: Tidak. Hanya relawan pajak yang mengikuti
kegiatan dari awal hingga akhir yang
berhak mendapatkan Piagam Penghargaan
dari DJP.
16. Q: Apakah ada kewajiban lain yang harus
disediakan oleh Kanwil DJP selain seragam
dan nametag untuk Relawan?
A: Kewajiban lainnya misalnya menyediakan
sarana dan prasarana dalam hal kegiatan
asistensi pengisian SPT melalui e-filing
diinisiasi oleh Kanwil DJP. Selain itu, dapat
menyediakan snack dan makan siang juga
termasuk dalam sarana pendukung
pelaksanaan kegiatan Relawan Pajak.
17. Q: Kepada siapa biaya cetak Piagam
Penghargaan dibebankan?
A: Direktorat P2Humas, KPDJP
18. Q: Siapakah yang akan menandatangani
Piagam Penghargaan Relawan Pajak?
A: Direktur P2Humas
19. Q: Bagaimana mekanisme proses penerbitan

27 |
No Q&A
Piagam Penghargaan relawan pajak?
A: Pertama, Kanwil menyampaikan surat
rekomendasi yang berisi tentang daftar
nama para relawan pajak (berikut dengan
peran, jumlah waktu pelatihan dan
pelaksanaan asistensi) dan para
koordinator kegiatan pihak Tax
Center/program studi perpajakan (berikut
dengan peran dan waktu pelatihan &
pendampingan) yang ada di wilayah
kerjanya kepada direktorat P2Humas.
Selanjutnya, Piagam Penghargaan akan
dicetak oleh Direktorat P2Humas dan
ditandatangani oleh Direktur P2Humas.
Setelah seluruh Piagam Penghargaan
selesai ditandatangani, Direktorat P2Humas
akan menyerahkan kembali Piagam
Penghargaan tersebut ke Kanwil masing-
masing untuk didistribusikan kepada Tax
Center/Program Studi Perpajakan.
20. Q: Mengapa Piagam Penghargaan
ditandatangani oleh Direktur P2Humas?
A: Untuk keseragaman.
21. Q: Siapakah yang berhak menentukan
penempatan Relawan Pajak di tempat-
tempat kegiatan asistensi pengisian SPT
Tahunan?
A: Kanwil DJP bekerja sama dengan pihak Tax
Center/Program Studi Perpajakan

28 |
No Q&A
menentukan penempatan Relawan Pajak di
tempat-tempat yang telah ditentukan.
22. Q: Bagaimana jika pada saat pelaksanaan dan
sudah ditentukan jadwal tetapi ada relawan
pajak yang tidak bisa hadir?
A: Jika memungkinkan, ada relawan pajak
yang menggantikan posisi tersebut, jika
tidak, maka kegiatan tetap dilaksanakan
oleh relawan pajak yang dapat hadir pada
jadwal tersebut.
23. Q: Perlukah Kanwil DJP menerbitkan surat
kepada Tax Center/Program Studi
Perpajakan mengenai jadwal dan tempat
pelaksanaan kegiatan asistensi pengisian
SPT Tahunan oleh Relawan Pajak?
A: Ya, agar pihak Tax Center/Program Studi
Perpajakan terinformasi dan dapat
dijadikan dasar apabila mahasiswa/i
diharuskan meninggalkan kegiatan
perkuliahan untuk melakukan kegiatan
relawan pajak.
24. Q: Apakah hanya pihak kanwil yang berhak
menentukan tempat pelaksanaan kegiatan
asistensi pengisian SPT Tahunan oleh
Relawan Pajak?
A: Tidak, pihak Tax Center/Program Studi
Perpajakan juga dapat mengajukan tempat
kegiatan dengan sepengetahuan Kanwil
DJP.

29 |
No Q&A
25. Q: Apabila dalam pelaksanaannya pihak Tax
Center/Program Studi Perpajakan
menyelenggarakan asistensi pengsisian SPT
Tahunan diluar formulir 1770S dan 1770SS,
apakah diperbolehkan?
A: Boleh, namun kegiatan tersebut tidak
termasuk dalam cakupan program relawan
pajak. Apabila koordinator dari pihak Tax
Center/Program Studi Perpajakan merasa
para Relawan Pajak mampu mengasistensi
Wajib Pajak di luar SPT Tahunan 1770S dan
1770SS, maka silahkan dilaksanakan
dengan penuh tanggung jawab. DJP tidak
menyediakan modul pendukung.
26. Q: Bagaimana jika Kanwil DJP tidak dapat
mencetak seragam untuk relawan pajak?
A: Silahkan mengganti atribut tersebut
dengan hal sejenis yang dapat
mencerminkan pemakainya adalah Relawan
Pajak dan bukan mahasiswa/i pada
umumnya.
27. Q: Apakah setiap Wajib Pajak harus
menandatangai non-disclosure agreement
sebelum diasistensi?
A: Ya, dokumen tersebut wajib diisi dan
ditandatangani sebelum mendapatkan
asistensi dari Relawan Pajak. Dokumen
tersebut menjadi komitmen antara Wajib
Pajak dan Relawan Pajak.

30 |
No Q&A
28. Q: Umumnya, kegiatan asistensi pengisian SPT
Tahunan di luar KPP kurang terinformasi
dengan baik. Langkah apa yang sebaiknya
dilakukan agar Wajib Pajak lebih
terinformasi?
A: Kanwil dapat memanfaatkan website, sosial
media, atau email blast untuk
mengumumkan adanya kegiatan asistensi
pengisian SPT Tahunan oleh Relawan Pajak.
Selain itu, di tempat pelaksanaan kegiatan,
dapat juga dipasang spanduk, baliho, atau
penunjuk arah yang dapat dipasang 2 atau
3 hari sebelumnya agar masyarakat sekitar
dapat mengetahui kegiatan tersebut jauh-
jauh hari.
29. Q: Dalam surat disebutkan bahwa KPP tidak
boleh dilibatkan dalam kegiatan ini.
Apakah dalam hal penyediaan aktivasi EFIN
pihak KPP juga tidak boleh dilibatkan?
A: Untuk aktivasi EFIN, KPP dapat dilibatkan
dalam kegiatan ini.
30. Q: Apakah Relawan Pajak dapat mengubah
jadwal kehadiran pada saat kegiatan
dilaksanakan?
A: Apabila ada hal mendesak yang memang
harus dilakukan, Relawan Pajak
diperbolehkan mengubah jadwal kehadiran
dengan sebelumnya melakukan koordiansi
dengan pihak Tax Center/Program Studi

31 |
No Q&A
Perpajakan dan Kanwil DJP.
31. Q: Apakah semua calon Relawan Pajak pasti
akan menjadi Relawan Pajak?
A: Tidak. Hanya calon Relawan Pajak yang
memenuhi standar minimal jam pelatihan
akan menjadi Relawan Pajak. Standar jam
pelatihan adalah hadir pada materi Code of
Conduct dan 70% hadir pada materi di luar
Code of Conduct. Kehadiran dibuktikan
dengan daftar hadir.
32. Q: Siapakah yang akan melaksanakan
kegiatan leveling?
A: Pihak Tax Center/Program Studi
Perpajakan, dengan melaporkan hasil
levelingnya pada pihak Kanwil DJP.
33. Q: Bagaimana jika calon Relawan Pajak tidak
mengikuti leveling? Apakah dapat
langsung melaksanakan kegiatan asistensi
pengisian SPT Tahunan?
A: Seluruh calon Relawan Pajak wajib
mengikuti leveling untuk mengetahui
posisi/penempatannya pada saat kegiatan
asistensi berlangsung. Relawan Pajak yang
tidak mengikuti leveling (namun telah
memenuhi standard minimal jam pelatihan)
maka akan otomatis menjadi Petugas
Pendukung.
34. Q: Apakah Relawan Pajak harus bekerja sesuai
role/posisi sesuai penempatan setelah

32 |
No Q&A
leveling?
A: Ya. Namun saat kondisi antrean asistensi
yang ramai atau keadaan lain yang
ditentukan koordinator kegiatan, role
Relawan Pajak dapat diubah.
35. Q: Apakah bentuk Piagam Penghargaan harus
sesuai dengan desain yang ada dalam surat
P2Humas? Bolehkah mendesain Piagam
Penghargaan sendiri?
A: Demi kesesuaian dan standard yang sudah
ditetapkan, maka bentuk Piagam
Penghargaan harus sesuai dengan surat
tersebut.

33 |
“Bukan Banyaknya Harta dan Ilmu
yang membuat Seseorang bisa
memberi, tapi kemauan untuk
berbagi”
--- Satria Nova ---

34 |
DAFTAR PUSTAKA

____. 2014. Kajian Pembentukan Relawan Relawan untuk


Pengisian SPT Tahunan PPh. Direktorat TPB: Jakarta.
____. 2017. Observasi Kegiatan Relawan Pajak. Direktorat TPB:
Jakarta.
____. 2018. Evaluasi Kegiatan Relawan Pajak. Direktorat TPB:
Jakarta.
____. 2018. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia pada
tahun 2017 mencapai 70.81, diakses melalui
https://www.bps.go.id/ pada tanggal 10 Desember 2018.
____. 2018. Kajian Relawan Pajak. Direktorat TPB: Jakarta.
Winataputra, S. Udin, dkk. 2016. Materi Terbuka Kesadaran
Pajak untuk Perguruan Tinggi. Tim Edukasi Perpajakan
DJP: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai