Anda di halaman 1dari 9

Volume 1 Issue 1, Oct 2020: Copyright @ Reputasi

Program in D3 Taxation and accounting, Lambung Mangkurat University, Banjarmasin South Kalimantan,
Indonesia.
Open Access at: https://reputasi.ulm.ac.id/index.php/pajak

IMPLEMENTASI SISTEM PELAYANAN PAJAK MODERN DI KANTOR


PELAYANAN PAJAK PRATAMA BANJARBARU

Fauzan Fakhrurrohman
(Program Studi Perpajakan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lambung Mangkurat)
Email : fauzan0010.25@gmail.com

Fatimah
(Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lambung Mangkurat)

ABSTRACT

This study aims as a reference and evaluation of how the development of a modern tax service
system that occurs in the Banjarbaru area, especially in the KPP Pratama Banjarbaru. The analytical
technique used in this research is qualitative analysis, namely by describing the data that is already
available. This study provides information about modern tax services that occur at the KPP Pratama
Banjarbaru. This study will explain what are the positive and negative influences in the implementation
of modern tax services for the community.

Keywords: Modern Tax Service System, Supporting and Inhibiting Factors.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan sebagai referensi dan evaluasi bagaimana perkembangan sistem
pelayanan pajak modern yang terjadi di daerah banjarbaru, khususnya di KPPPratama Banjarbaru.
Teknik analisa yang digunakan didalam penelitian ini adalah analisa kualitatif yaitu dengan
mendeskripsikan data-data yang sudah tersedia. Penelitian ini memberikan informasi-informasi seputar
pelayanan pajak modern yang terjadi di KPP Pratama Banjarbaru. Di dalam penelitian ini akan
dijelaskan apa yang menjadi pengaruh positif dan negatif dalam penjalanan pelayanan pajak modern
bagi masyarakat.

Kata Kunci : Sistem Pelayanan Pajak Modern, Faktor Pendukung dan Penghambat.
Fauzan Fakhrurrohman & Fatimah, Implementasi Sistem.…50

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Penerimaan pajak merupakan salah satu sumber penghasilan terbesar bagi suatu negara. Di
Indonesia penerimaan dari sektor pajak sudah mulai menjadi prioritas utama sebagai sumber
pendanaan pembangunan di berbagai bidang. Hal ini dapat dilihat dalam penerimaan APBN tahun
2019 bahwa pajak memiliki kontribusi terbesar dalam penerimaan negara dimana pada tahun
tersebut pemerintah menargetkan pendapatan yang berjumlah Rp 1.577,6 Trilyun dan didalam
pendapatan ini sebesar 84,4% berasal dari pajak dan sisanya yaitu sebesar 15,6% diterima dari
pendapatan bukan pajak dan hibah (liputan6.com, januari 2020).
Upaya pemerintah untuk mendukung sistem self assesment sangat banyak perkembangan,
yaitu salah satunya melakukan pemenuhan kewajiban perpajakan dengan menggunakan sistem
online. Sistem pelayanan perpajakan yang diolah secara online atau juga bisa disebut administrasi
digitalisasi perpajakan ini bertujuan agar parawajib pajak lebih meningkatkan lagi kepatuhan
dalam menjalankan kewajiban perpajakannya. Administrasi digitalisasi perpajakan yang sudah
ada ialah e- Registration, e-filing, e-Billing, e-form, dan e-faktur.
Sistem pelayanan pajak yang telah diberlakukan atau digunakan saat ini, yang bisa dibilang
sudah sangat modern ini sangat memberikan kemudahan dan efesiensi biaya bagi para wajib pajak
dalam menjalankan serta diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam
menjalankan kewajiban perpajakannya. Dalam Penjalanannya untuk memungut Pajak
menggunakan administrasi digitalisasi perpajakan ini diperlukan adanya dukungan semua pihak
agar pelayanan yang diberikan kepada wajib pajak dan kepatuhan wajib pajak terus mengalami
peningkatan agar tercapainya administrasi perpajakan yang baik dan lebih modern lagi. Pada
daerah banjarbaru terdapat 66% wajib pajak yang menggunakan pelayanan yang berbasis digital
ini, dan sebanyak 34% masih tidak menggunakan sistem pelayanan berbasis digital. Karena alasan
tersebut penulis merasa tertarik untuk mengetahui tentang sistem pelayanan perpajakan modern
yang terjadi di KPP Pratama Banjarbaru, serta untuk mengetahui dari banyaknya aplikasi pajak
yang telah di buat oleh pemerintah seperti e-Registration, e-Billing, e-Filing, e-Form, dan e-
Faktur, masih adakah aplikasi pajak yang belum terjalankan sepenuhnya di sistem pelayanan
51 JRUP (Jurnal Referensi Ulasan Perpajakan), Vol 1 Nomor 1, 2020

perpajakan yang ada di KPP Pratama Banjarbaru. Oleh karena itu, penulis didalam pembuatan
Laporan Tugas Akhir ini Mengangkat judul tentang “Implementasi SistemPelayanan Pajak
Modern Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Banjarbaru”

2. Rumusan Masalah
1) Bagaimanakah pelaksanaan Sistem Elektronik Dalam Pelayanan Perpajakan diKPP
Pratama Banjarbaru?
2) Faktor – faktor apa yang mempengaruhi dalam pelaksanaan Sistem elektronikperpajakan di
KPP Pratama Banjarbaru?

HASIL PEMBAHASAN
1. Prosedur Pelaksanaan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Banjarbaru DalamMerealisasikan Setiap
Pelayanan Pajak E-Registration, E-Billing, E-Filing, E-Form, dan E-Faktur.
Dalam merealisasikan setiap pelayanan secara online, KPP Pratama Banjarbaru
mengadakan penyuluhan perpajakan ke berbagai tempat dalam rangka mengedukasi WajibPajak
terkait sistem dan aplikasi pelayanan berbasis digital. Selain itu, KPP Pratama Banjarbaru
membuka layanan konsultasi baik secara online yaitu melalui Whatsapp atau telpon dan secara
offline dengan datang ke kantor pajak untuk mempelajari layanan DJP.
Wajib Pajak dapat secara mandiri melakukan pengisian SPT Tahunan membuat e- Faktur
atau membuat Billing melalui E-Billing, E-Filing, E-Form dengan panduan yang ada di website
pajak.go.id, media sosial DJP, media lain serta dapat berkonsultasi dengan petugas melalui
telepon, email, chat, video conference dan saluran online lainnya.
A. Prosedur pelaksanaan pendaftaran Wajib Pajak melalui aplikasi E-Registration:

1. Wajib Pajak membuka situs Direktorat Jenderal Pajak dengan alamat


http://www.pajak.go.id.

2. Wajib Pajak memilih menu Aplikasi Registrasi dan membuat akun baru, kemudian
melakukan login ke aplikasi tersebut dengan mengisi username danpassword yang
telah dibuat.

3. Wajib Pajak memilih menu Pendaftaran Wajib Pajak, mengisi Formulir Pendaftaran
Wajib Pajak dengan lengkap dan benar, melakukan upload dokumen persyaratan,
serta mengirimkan formulir permohonan dan dokumenpersyaratan tersebut melalui
Aplikasi Registrasi.

4. Aplikasi Registrasi menerbitkan BPE dan NPWP yang dikirimkan melaluialamat e-


mail Wajib Pajak.
Fauzan Fakhrurrohman & Fatimah, Implementasi Sistem.…52

5. Petugas Pendaftaran pada KPP memantau informasi permohonan pendaftaranWajib


Pajak pada Aplikasi Registrasi setiap hari kerja, dan mencetak permohonan Wajib
Pajak.

6. Petugas Pendaftaran meneliti:

a. kelengkapan dan kesesuaian isian formulir;


b. kelengkapan dan kebenaran dokumen persyaratan;
c. pernyataan akan/belum akan melaksanakan hak dan kewajiban perpajakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;dan
d. indikasi NPWP ganda.
7. Berdasarkan hasil penelitian:

a. Dalam hal NPWP tidak terindikasi ganda, dokumen persyaratan tidak


benar/lengkap, dan Wajib Pajak memilih/tidak memilih ditetapkan sebagai WP
NE, Petugas Pendaftaran memberitahukan kepada Wajib

Pajak melalui Aplikasi Registrasi dan mencetak konsep Surat Permintaan


Klarifikasi/Pemenuhan Kelengkapan Dokumen;
b. Dalam hal NPWP tidak terindikasi ganda, dokumen yang dipersyaratkan benar
dan lengkap, serta Wajib Pajak memilih ditetapkan sebagai WP NE, Petugas
Pendaftaran mencetak konsep Surat Pemberitahuan Wajib Pajak Non-Efektif;
c. Dalam hal NPWP terindikasi ganda, Petugas Pendaftaran mencetak konsep Nota
Dinas Usulan Penghapusan NPWP Terindikasi Ganda untuk selanjutnya
dilakukan penelitian administrasi;
d. Dalam hal NPWP tidak terindikasi ganda, dokumen yang dipersyaratkan benar
dan lengkap, serta Wajib Pajak tidak memilih ditetapkan sebagai WP NE, Petugas
Pendaftaran mencetak Kartu NPWP, konsep SKT, dan konsep Surat Pengantar
Pengiriman EFIN yang belum diaktivasi, dan menyampaikannya kepada Kasi
Pelayanan.
8. Berdasarkan prosedur Kasi Pelayanan meneliti Kartu NPWP dan menyerahkan
kembali kepada Petugas Pendaftaran; meneliti dan menandatangani konsep SKT,
konsep Surat Pengantar Pengiriman EFIN yang belum diaktivasi, konsep Surat
Pemberitahuan Penetapan Wajib PajakNon-Efektif, dan/atau konsep Surat Keputusan
Penghapusan NPWP, serta menyerahkannya kepada Petugas Pendaftaran.

9. Petugas Pendaftaran menatausahakan dokumen dan menyampaikan Kartu NPWP,


SKT, Surat Pengantar Pengiriman EFIN yang belum di aktivasi, Starter Kit NPWP,
Surat Pemberitahuan Penetapan Wajib Pajak Non- Efektif, dan/atau SK Penghapusan
NPWP kepada Wajib Pajak.

10. Selesai.
53 JRUP (Jurnal Referensi Ulasan Perpajakan), Vol 1 Nomor 1, 2020

B. Layanan e-Billing adalah metode pembayaran pajak secara elektronik menggunakan kode
billing. Layanan tersebut dapat diakses melalui alamat website djponline.pajak.go.id.
Selain itu, KPP Pratama Banjarbaru melayani pembuatan kode billing melalui saluran chat
via Whatsapp.

C. Layanan e-Filing ialah suatu cara penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) secara
elektronik yang dilakukan secara online. Wajib Pajak dapat mengakses layanan tersebut
pada alamat website djponline.pajak.go.id. Untuk membuat akun djponline, Wajib Pajak
diwajibkan untuk mempunyai EFIN terlebihdahulu. Layanan permohonan EFIN dapat
dilakukan melalui saluran emaildengan melampirkan formulir permohonan EFIN, foto
kartu NPWP, foto KTP, dan foto selfie dengan memegang kartu NPWP dan KTP. Pada
aplikasi e-Filing terdapat panduan untuk mengisi SPT sesuai kategori penghasilan
masing- masing. Apabila Wajib Pajak masih kebingungan bagaimana cara penggunaan e-
Filing, dapat melakukan konsultasi secara langsung ke KPP Pratama Banjarbaru.

D. E-Form merupakan aplikasi pengisian SPT berupa dokumen elektronik bagi Wajib Pajak
yang melakukan pekerjaan bebas, UMKM dengan omzetmaksimal 4,8 M Rupiah, dan
usahawan dengan omzet di atas 4,8 M Rupiah. Untuk dapat membuka aplikasi e-Form
diperlukan Viewer yang dapat diunduh pada alamat website djponline.pajak.go.id.
Dokumen elektronik SPT tersebut dilaporkan dengan cara diunggah dan disertai token
yang dikirim ke email yang didaftarkan pada djponline. Apabila Wajib Pajak masih
kebingungan bagaimana cara pengisian e-Form, dapat melakukan konsultasi secara
langsung ke KPP Pratama Banjarbaru.

E. E-Faktur merupakan layanan pembuatan Faktur Pajak secara online. Untuk menggunakan
layanan e-Faktur, Wajib Pajak wajib ditetapkan sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP)
terlebih dahulu. PKP yang dapat meminta NomorSeri Faktur Pajak Online ialah PKP yang
telah memiliki Sertifikat Elektronik. PKP dapat mengajukan permohonan Sertifikat
Elektronik melalui alamat website efaktur.pajak.go.id. Setelah permohonan perpanjangan
sertifikat elektronik terkirim, hubungi KPP Pratama Banjarbaru ke bagian Seksi Pelayanan
(TPT) dengan menelepon ke 0511 4782833 atau 0511 4780163untuk disetujui. Setelah
disetujui, PKP dapat mengunduh Sertifikat elektronikdi efaktur.pajak.go.id.

Setiap Pelaporan yang dilakukan oleh wajib pajak ke KPP Pratama Banjarbaru khususnya e-
Filing, e-Form, semua pelaporan akan masuk kedalam pendataan KPP Pratama Banjarbaru.
Berikut adalah data Jumlah Wajib Pajak yang menggunakanpelayanan pajak berbasis digital tahun
2016 s/d Juni 2020 dapat dilihat pada tabel 4.1.1dibawah ini
Fauzan Fakhrurrohman & Fatimah, Implementasi Sistem.…54

Tabel 4.1.1
Jumlah Wajib Pajak Yang MenggunakanSistem Pelayanan Pajak
Berbasis Digital Tahun 2016 – Juni 2020

Jumlah Persentase
Tahun E-Filing E-Form Jumlah Keseluruhan Pelayanan Berbasis
Wajib Pajak Digital
2016 28.607 1.338 29.945 44.138 68%
2017 30.943 1.575 32.518 48.189 67%
2018 34.253 1.607 35.860 52.207 69%
2019 43.075 1.722 44.797 75.893 59%
Juni 2020 37.343 1.859 39.202 60.667 65%
Sumber : KPP Pratama Banjarbaru

Dari data di atas, dapat diketahui bahwa sistem pelayanan pajakmodern/berbasis digital di
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Banjarbaru, setiap tahunnya selalu mengalami peningkatan,
serta dalam beberapa bulan pada tahun 2020 juga banyak wajib pajak yang telah menggunakan
sistem pelayanan pajak yang berbasis digital dengan rata-rata sebesar 66% wajib pajak yang
menggunakan pelayanan pajak yang berbasis digital dan 34% wajib pajak yang menggunakan
pelayanan secara langsung di KPP Pratama Banjarbaru. Didalam hal ini juga diketahui bahwa
tingkat kepatuhan wajib pajak di daerah banjarbaru sudah bagus, walaupun tidak semua wajib
pajak yang menggunakan layanan yang berbasis digital, tetapi wajib pajak tetap melaporkan
kewajiban perpajakannya.

2. Faktor Pendukung dan Penghambat Dalam Setiap Pelayanan Pajak Yang Berbentuk Elektronik
Seperti E-Registration, E-Billing-, E-Filing, E-Form, dan E-Faktur.
A. Faktor Pendukung
1. Jaman yang sudah modern dan berbasis digital;
Mengikuti perkembangan jaman yang telah banyak mengalami peningkatan terutama
dibidang teknologi ini yang menghasilkan banyak sekalisistem pelayanan yang ditujukan
ke pada masyarakat terutama didalam hal kewajiban perpajakan dengan tujuan untuk
mmpermudah masyarakat dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.
2. Mengurangi penggunaan kertas (paper less);
Selain dalam memudahkan pelayanan pajak, sistem pelayanan pajak yang berbasis
digital ini juga membantu menyelamatkan bumi dengan mengurangi
55 JRUP (Jurnal Referensi Ulasan Perpajakan), Vol 1 Nomor 1, 2020

pengunaan kertas (paper less) dalam setiap pelayanan pajak yang diberikan. Seperti yang
telah kita ketahui sebelum adanya sistem pelayanan pajak yang berbasis digital ini
pelayanan pajak yang diberikan ke pada wajib pajak banyak menggunakan kertas.
3. Teknologi yang semakin canggih dan mudah diakses semua kalanganmasyarakat;
Pada awal digunakannya sistem pelayanan pajak berbasis digital ini, sistempelayanan
pajak modern yang menggunakan elektronik sendiri sudah banyak mengalami
peningkatan didalam penggunaannya, hal ini dilakukan agar wajib pajak dapat dengan
mudah mengakses layanan perpajakan yang disediakan oleh pemerintah tersebut.
4. Pelaksanaan pelayanan yang dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun.
Dengan adanya sistem pelayanan pajak yang berbasis digital ini, wajib pajak tidak
perlu lagi datang ke KPP untuk melaporkan kewajiban perpajakannya. Kewajiban
perpajakan dapat dilakukan dimanapun dankapanpun wajib pajak ingin melaporkannya
hingga akhir batas waktu pembayaran dan pelaporan pada setiap kewajiban perpajakan
yang dimiliki wajib pajak bersangkutan
B. Faktor Penghambat
1. Sering terjadinya down system pada server DJP online (e-Billing, e-Filing, e-Form, e-
Faktur);
Selain faktor pendukung diatas, ada juga faktor-faktor penghambat dalam pelaksanaan
atau pengaplikasian sistem pelayanan berbasis digital, salah satunya dikarenakan sering
terjadinya down system pada server DJP online. Hal ini biasanya terjadi akibat internet
yang tidak stabil dari DJP onlineataupun dikarenakan banyaknya wajib pajak yang
melaporkan kewajibana perpajakannya di satu waktu sehingga menyebabkan server DJP
menjadi down.
2. Masih minimnya video tutorial di kanal youtube resmi Ditjen Pajak RI tentangtata cara
pendaftaran NPWP Online terbaru, registrasi DJP online yang terbaru, e-reporting, dsb;
Minimnya video tutorial di kanal youtube resmi Ditjen Pajak RI tentang tata cara
pendaftaran NPWP Online terbaru, registrasi DPJ Online yang terbaru dan e-reporting
juga menjadi penyebab terhambatnya pelaksanaan sistem pelayanan pajak berbasis
digital ini. Banyaknya video tentang himbauan-himbauan untuk membayar/melaporkan
pajak secara Online tetapi tidak di imbangi dengan video tutorial bagaimana cara
menggunakan sistem pelayanan pajak secara Online tersebut agar masyarakat dapat
menggunakannya dengan baik dan efektif menjadi salah satu penyebab mengapa faktor
ini dapat menjadi penghambat untuk pelaksanaan sistem pelayanan pajak berbasis digital.
3. Kurangnya kesadaran wajib pajak untuk mencoba mengakses layanan online dan ingin
dilayani secara offline;
Adapun faktor penghambat yang berkaitan dengan wajib pajak itu sendiri, dimana
para wajib pajak masih enggan atau malas untuk mencoba sesuatu hal yang baru untuk
memenuhi kewajiban perpajakannya. Seharusnya sebagai wajib pajak yang baik, kita
Fauzan Fakhrurrohman & Fatimah, Implementasi Sistem.…56

harus mendukung apapun yang di lakukan oleh DJP dalam mempermudah wajib pajak
untuk memenuhi setiap kewajiban perpajakannya. Salah satunya dengan cara
menggunakan aplikasi yang sudah di berikan olah DJP untuk pelaksanaannya, tetapi
dalam hal ini wajib pajak masih saja malas dalam mencoba mengakses layanan online
dan lebih ingin dilayani secara offline karena sudah terbiasa dengan kegiatan tersebut.
Selain dari kurangnya kesadaran wajib pajak yang enggan untuk mencoba mengakses
layanan online diketahui juga bahwa wajib pajak yang menggunakan pelayanan berbasis
digital ini banyak digunakan oleh generasi baru yang mana generasi lama masih kurang
mengerti bagaimana cara menjalankannya ataupun masih tidak paham cara
menggunakan komputer, dalam hal ini yang di sebut ke dalam wajib pajak generasi baru
yaitu wajib pajak yang memiliki umur dibawah (<) 40 tahun, sedangkan wajib pajak yang
berumur lebih dari (>) 40 tahun bisa disebut sebagai generasi lama yang menggunakan
pelayanan pajak dan dalam hal ini dapat diketahui juga bahwa yang banyak
menggunakan pelayanan secara offline ialah wajib pajak yang berumur di atas 40 tahun.
4. Masih minimnya pengetahuan bagi beberapa Wajib Pajak terkait pelayanan secara
digital.
Minimnya pengetahuan beberapa wajib pajak menjadi salah satu faktor penghambat
selanjutnya, dimana wajib pajak tidak mau mencari tahu tentang hal-hal yang baru
mengenai sistem perpajakan yang digunakan di Indonesia. Dan jika ada penyuluhan
pajak yang dilakukan oleh KPP setempat, masih banyak wajib pajak yang tidak
menghiraukan apa yang di sampaikan oleh pembicara mengenai perpajakan.

KESIMPULAN
a. Untuk Menyukseskan setiap pelayanan pajak secara online/berbasis digital ini, KPP Pratama
Banjarbaru mengadakan penyuluhan perpajakan ke berbagai tempat yang bertujuan untuk
mengedukasi Wajib Pajak terkait sistem dan aplikasi pelayanan berbasis digital. Selain
melakukan penyuluhan, KPP Pratama Banjarbaru juga membuka layanan konsultasi baik secara
online yaitu melalui Whatsapp atau telepon dan secara offline dengan datang ke kantor pajak
untuk mempelajari layanan DJP
b. Dalam setiap pelayanan pajak berupa e-Registration, e-Billing, e-Filing, dan e-Fakturmaupun
pelayanan yang diberikan KPP Pratama Banjarbaru kepada Wajib Pajak, memiliki kelebihan
antara lain sebagai berikut :
a. Membantu menyelamatkan bumi dengan mengurangi penggunaan kertas (paperless)
dalam setiap pelayanan yang diberikan;
b. Teknologi yang semakin canggih dan mudah diakses semua kalanganmasyarakat.
c. Pelaksanaan pelayanan yang dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun.
57 JRUP (Jurnal Referensi Ulasan Perpajakan), Vol 1 Nomor 1, 2020

Selain Kelebihan diatas, pelayanan berbasis digital juga memiliki kekurangan dalam
menjalankan pelayanannya, antara lain sebagi berikut :
a. Sering terjadinya down system pada server DJP online (e-Billing, e-Filing, e- Form, e-
Faktur);
b. Masih minimnya video tutorial di kanal youtube resmi Ditjen Pajak RI tentang tata cara
pendaftaran NPWP Online terbaru, registrasi DJP online yang terbaru, e-reporting, dsb;
c. Kurangnya kesadaran wajib pajak untuk mencoba mengakses layanan online dan ingin
dilayani secara offline;
d. Masih minimnya pengetahuan bagi beberapa wajib pajak terkait pelayanansecara digital.

DAFTAR PUSTAKA

Mardiasmo. 2018. Perpajakan. Edisi Terbaru 2018. Yogyakarta: Andi.

Resmi, Siti. 2017. Perpajakan: Teori dan Kasus. Edisi 10-Buku 1. Jakarta:SalembaEmpat.

Fitriandi, Primandita. dkk. 2018. Kompilasi Undang – Undang PerpajakanTerlengkap. Jakarta:


Salemba Empat.

Sumarsan, Thomas. 2017. Perpajakan Indonesia. Jakarta: Indeks. Pandiangan, Liberti. 2007.

Modernisasi & Reformasi Pelayanan Perpajakan


Berdasarkan UU Terbaru. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo (KelompokGramedia)

Damanik, Hendra Pastiaman. 2019. Analisis Penerapan Sistem Administrasi PerpajakanModern Di


Kantor Pelayanan Pajak Bapenda Kota Pekanbaru. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif
Kasim Riau. Riau

Hadijah, Siti. 2020. Mengenal Faktur Pajak dan Fungsinya.


https://www.cermati.com/artikel/mengenal-faktur-pajak-dan-fungsinya (Diakses pada 3
Juni 2020)

Anda mungkin juga menyukai