Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN INDIVIDUAL

BENCHMARKING KE BEST PRACTICE


DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT IV ANGKATAN CXCVIII

Nama Peserta : Nurlaili Idayani, SE


NDH : 14
Instansi : Badan Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset
Daerah Kota Surakarta
Judul Proyek Perubahan : PENERTIBAN ADMINISTRASI LAPORAN
KEUANGAN MELALUI SIMPUL KENDALI
REKONSILIASI

HASIL BENCHMARKING :
1. PENDAHULUAN :
Berdasarkan Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor
12 Tahun 2013, Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan
Kepemimpinan Tingkat III Bab II mengenai struktur kurikulum, bahwa salah
satu mata diklat dari Agenda Tahap III Merancang Perubahan dan
Membangun Tim, salah satunya adalah Benchmarking ke Best Practice.
Deskripsi mata diklat tersebut adalah membekali peserta dengan pengetahuan
membuat rancangan perubahan yang komprehensif menuju kondisi ideal dari
program kegiatan organisasi yang dicita-citakan. Disamping itu peserta
dibekali dengan kemapuan mengidentifikasi stakeholder yang terkait dengan
rancangan perubahan tersebut. Pesert diharapkan mampu mengadopsi dan
mengadaptasi keunggulan organisasi yang memiliki best practice dalam
pengelolaan kegiatan, melalui pembelajaran benchmarking, knowledge
replication, dan knowledge customization. Keberhasilan peserta dinilai dari
kemampuannya dalam mengadopsi atau mengadaptasi best practice.
Secara umum Benchmarking itu sendiri adalah suatu proses
membandingkan dan mengukur suatu kegiatan organisasi terhadap proses
operasi yang terbaik dikelasnya sebagai inspirasi dalam meningkatkan kinerja
organisasi (PM.Marpaung dalam Benchmarking,GEMI,1994). Jadi inti sari
dari benchmarking adalah untuk memungkinkan organisasi dapat

LAPORAN BENCHMARKING 1
membandingkan dengan organisasi lain dan selanjutnya menjadi alat strategi
bagi manajemen untuk meningkatkan kinerjanya.
Untuk memahami pengertian Benchmarking, perlu diketahui terlebih
dahulu konsep dasar yang melandasi kerangka berfikir benchmarking yaitu
aspek Values yaitu piranti yang efektif dalam melakukan perubahan dalam
membangunan suatu nilai dalam organisasi. Aspek yang kedua adalah
exelences, yaitu perbaikan keterampilan untuk pengembangan keunggulan.
Kunjungan ke mitra benchmarking bertujuan untuk melakukan
pengamatan dan mempelajari best practice mitra dan melakukan identifikasi
praktek terbaik mitra, melakukan pertukaran informasi, mengoreksi terhadap
unsur yang di benchmarking dan memanfaatkan hasil analisis untuk
keunggulan organisasi kita dalam pengelolaan kegiatan di masa dating..
Kegiatan benchmarking dilaksanakan ke Pemerintah Kota Surakarta
yakni Dinas Kesehatan, Badan Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset
Daerah, dan Dinas Komunikasi dan Informasi. Lokasi tersebut dipilih dengan
persepsi bahwa ketiga OPD dimaksud telah memberikan pelayanan publik
yang berkualitas sesuai dengan visi Kota Surakarta yaitu Terwujudnya
Surakarta sebagai kota budaya, mandiri, maju, dan sejahtera

2. INSTANSI YANG DIKUNJUNGI (MITRA BENCHMARKING) :


2.1 Lokus 1
Badan Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Badan Pendapatan, Pengelolaan Keuangan, dan Aset Daerah Kota
Surakarta memiliki visi terwujudnya pengelolaan pendapatan, keuangan dan
aset daerah yang akuntabel dan transparan. Untuk mewujudkan visi tersebut,
Badan Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah memiliki misi
antara lain sebagai berikut:
1. Meningkatkan dan mengintensifkan pendapatan daerah secara optimal.
2. Meningkatkan kelancaran dan ketertiban pengelolaan keuangan dan aset
daerah sesuai dengan peraturan yang berlaku.
3. Mewujudkan pengelolaan keuangan daerah yang efektif efisien serta
akuntabel dengan memperhatikan azas kepatuhan dan keadilan.
4. Meningkatkan pemberdayaan aset daerah secara efektif dan efisien.

LAPORAN BENCHMARKING 2
Badan Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota
Surakarta selalu berupaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada
masyarakat dengan menciptakan standarisasi pelayanan yang berkualitas dan
perubahan yang mendasar dalam manajemen pelayanan publik.
Dalam upaya peningkatan pelayanan kepada masyarakat
pencapaian, Badan Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Memanfaatkan kemajuan teknologi saat ini, Badan Pendapatan, Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah (BPPKAD) Kota Surakarta membuat aplikasi
bernama Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) elektronik atau e-Pajak. Warga
Surakarta kini dapat membayar PBB melalui telepon genggam. Pembayaran
tersebut dilakukan menggunakan mobile banking, sms banking, maupun
internet banking. Dalam peluncuran e-Pajak, BPPKAD Kota Surakarta
menggandeng Bank Nasional Indonesia (BNI). BNI memfasilitasi penyediaan
layanan pembayaran PBB tersebut. Kota Surakarta menjadi kota pertama
yang menggunakan multichannel m-banking, sms banking, dan internet
banking dalam memfasilitasi warganya membayar PBB. Layanan
pembayaran tersebut langsung terkoneksi dengan data BPPKAD Surakarta.
Karena terkoneksi secara live, warga Surakarta dapat melakukan pengecekan
transaksi mereka melalui ponsel mereka. Aplikasi e-Pajak menjadi salah satu
fitur aplikasi Solo Destination milik Pemerintah Kota Surakarta.
Dari kegiatan Benchmarking pada Badan Pendapatan, Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah Kota Surakarta, diperoleh Best practice sebagai
berikut :
a. Pelayanan 24 jam
b. Tertib administrasi pemberian pelayanan
c. Tepat waktu
d. Profesional
e. Tanggung jawab
f. Kerjasama antar stakeholder
g. Menampung aspirasi pengaduan masyarakat

LAPORAN BENCHMARKING 3
Berikut beberapa proses kinerja BPPKAD Kota Surakarta dalam meningkatkan
pendapatan pajak daerah :
a. Mekanisme pembayaran pajak daerah
Mekanisme pembayaran pajak daerah di Customer ServiceOperational
(CSO) dengan cara wajib pajak dating langsung ke ruang Customer
Service Operational (CSO) dengan membawa Surat Ketetapan Pajak
Daerah (SKPD) yang akan disetorkan lalu petugas Customer Service
Operational (CSO) meneliti kebenaran Surat Pemberitahuan Pajak Daerah
(SPTPD) yang telah dilaporkan oleh wajib pajak yang berkenaan dengan
pajak yang harus dibayarkan di Bank Jateng yang ada di Kas Daerah Kota
Surakarta.
b. Tahapan dalam Pelaksanaan penarikan pajak daerah
1. Tahapan Pendaftaran dan Pendataan
Tahapan ini dilakukan oleh Sub Dinas Pendaftaran dan Pendataan
Dinas Pendapatan Daerah. Pada tahap ini, ditentukan melakukan
kewajiban perpajakan, termasuk di dalamnya adalah pajak daerah
tertentu sedangkan obyek pajak adalah segenap aktivitas maupun
kegiatan, benda dan sarana yang menurut peraturan dikenai pajak.

LAPORAN BENCHMARKING 4
2. Tahapan Penetapan
Tahapan ini dilaksanakan oleh Sub Badan bidang Dafda & Penetapan
yang dilakukan setelah mendata serta menetapkan wajib pajak dan
obyek pajak adalah Tahapan penetapan.
3. Tahapan Penagihan
Tahapan ini dilaksanakan oleh Sub Badan Penagihan dan Keberatan
dimana pemungutan pajak di Kota Surakarta yang telah dilaksanakan
melalui dua cara, yaitu pembayaran yang langsung ditentukan sendiri
oleh wajib pajak dan pembayaran yang berdasarkan
SuratPemebritahuan Pajak Daerah, bagi wajib pajak yang membayar
sendiri, dasar penentuan besarnya pajak terutang adalah Surat
Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD).
4. Tahapan Pelaporan
Tahapan ini dilaksanakan oleh Sub Badan Perencanaan Evaluasi dan
Pelaporan. Tahapan ini merupakan tahapan akhir dari tahap
pelaksanaan pajak daerah, dimana tahapan ini merupakan pembuatan
pelaporan rutin atas pelaksanaan pajak daerah
c. Strategi-strategi dalam Peningkatan Pendapatan Pajak Daerah
1. Strategi pendataan ulang terhadap wajib pajak BPPKAD sudah
melalukan pendataan ulang setiap jenis pajak daerah sehingga data
potensi pajak daerah selalu terbaru. Sehingga dalam meningkatkan
pendapatan pajak daerah menjadi lebih optimal.
2. Strategi adanya kerjasama dengan pihak swasta/LSM Pemungutan
pajak daerah hanya pihak BPPKAD saja. Namun BPPKAD bekerja
sama dengan pihak dinas/badan misalkan pajak penerang jalan dibantu
oleh PT PLN. Kemudian pajak restoran, pajak hotel bekerja sama
dengan pihak Dinas Pariwisata. Selain itu pajak BPHTB bekerjasama
dengan BPN
3. Strategi pembenahan manajemen pengelolaan BPPKAD kualitas
layanan yang diberikan kepada masyarakat sudah cukup baik. Hal ini
dapat dilihat dari prosedur dalam pemberian informasi sudah sesuai
dengan SOP yang telah ditetapkan.

LAPORAN BENCHMARKING 5
3. ANALISIS BEST PRACTICE :
3.1 Hasil Identifikasi best practice pengelolaan program (lesson learnt
dari best practice) :
1. Diperlukan adanya Inovasi yang bersifat implementatif, yaitu
komitmen pemimpin perlu dikedepankan yang berupa kebijakan
pengembangan pada bidang yang dipandang perlu perubahan.
2. Inovasi yang dapat diharapkan dapat mendorong kinerja tinggi bagi
OPD sehingga manfaatnya dapat dirasakan oleh masyarakat
3. Ketegasan Pemimpin dalam melaksanakan kebijakan sangat penting
dalam menjalankan organisasi (pembentukan divisi pada setiap bidang)
4. Adanya ketauladanan dari pimpinan OPD untuk selalu mencanangkan
ide-ide kreatif dan inovatif dalam rangka mengoptimalkan kinerja
organisasi
5. Pemimpin harus visioner dan mampu menjadi motor perubahan suatu
organisasi menuju kearah yang lebih baik dengan cara-cara diluar
norma-norma yang ada.

3.2 Best Practice Yang Dapat Diadopsi dan Sesuai Dengan Rancangan
Proyek Perubahan :
1. Perlunya menerapkan nilai-nilai budaya kerja untuk diterapkan di OPD
peserta Diklat agar dapat menunjang Rancangan Proyek Perubahan yang
akan dilaksanakan.
2. Selalu membuat dan mengembangkan inovasi yang dapat berdampak pada
perubahan yang lebih baik terutama bagi OPD peserta DIklat PIM dan
dapat mendorong kinerja tinggi bagi OPD lain.
3. Diperlukan komitmen dan ketegasan Pemimpin dalam melaksanakan
kebijakan suatu organisasi

4. PENUTUP :
Akhirnya kami patut bersyukur alhamdulilah, setelah mengikuti kegiatan
benchmarking sebagaimana diuraikan diatas, seluruh peserta Diklat
kepemimpinan IV Angkatan CXCVIII tahun 2018 Kota Mojokerto di Kota
Surakarta telah mendapat serangkaian pengalaman sekaligus melakukan
identifikasi pengelolaan bestpractice pada Pemerintah Kota Surakarta.

LAPORAN BENCHMARKING 6
Hasil dari identifikasi dan pemahaman bestpractice yang telah didapat
dari lokus yang dikunjungi diharapkan dapat bermanfaat bagi seluruh peserta
untuk digunakan sebagai sumber inspirasi ataupun bahan pembanding dalam
penyempurnaan dan pelaksanaan proyek perubahan.
Demikian laporan ini disusun guna melengkapi persyaratan dalam
mengikuti seluruh rangkaian kegiatan Diklatpim IV Angkatan CXCVIII
Tahun 2018.

Semarang, Agustus 2018


Peserta

NURLAILI IDAYANI, SE
NDH : 14

LAPORAN BENCHMARKING 7

Anda mungkin juga menyukai