Anda di halaman 1dari 33

RANCANGAN AKSI PERUBAHAN

“PENDAFTARAN BERBASIS DIGITAL”


(TABE DI’)

OLEH :

RIANA RIZKA SAPUTRI, SE


19840409 201001 2 024
NDH 35

PELATIHAN KEPEMIMPINAN PENGAWAS ANGKATAN I


PUSAT PENGEMBANGAN SUMBERDAYA MANUSIA
KEMENDAGRI REGIONAL MAKASSAR
TAHUN 2022
LEMBAR PERSETUJUAN
BAB I

A. LATAR BELAKANG

Badan Pendapatan Daerah Kota Makassar adalah Satuan Perangkat Daerah (SKPD) pada
Pemerintah Kota Makassar yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Makassar
Nomor 8 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota Makassar,
dimana Badan Pendapatan Daerah mempunyai tugas membantu Walikota melaksanakan fungsi
penunjang urusan pemerintahan bidang keuangan yang menjadi kewenangan daerah.
Pelaksanaan Otonomi Daerah telah memberikan banyak perubahan, khususnya bagi upaya
peningkatan kualitas pelayanan publik, demokrasi lokal dan kesejahteraan masyarakat.
Otonomi dan desentralisasi pada dasarnya merupakan upaya mendekatkan pemerintah dengan
rakyatnya. Dalam perspektif organisasi dan manajemen, desentralisasi dan otonomi dipandang
sebagai cara untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelaksanaan tugas-tugas
pemerintahan. Kepala daerah selaku pimpinan daerah bertanggung jawab terhadap proses
pembangunan di daerah dalam mengoptimalkan penerimaan Pajak dan Retribusi Daerah guna
menunjang Pendapatan Asli Daerah.

Meskipun daerah diberikan sejumlah sumber pendapatan dari pajak dan retribusi daerah,
namun sumber pendapatan tersebut masih belum memberikan pendapatan yang memadai untuk
bisa mengurangi ketergantungannya kepada Pemerintah Pusat. Oleh karena itu upaya
optimalisasi terhadap sumber-sumber pendapatan daerah perlu dilakukan secara terus-menerus
agar kemampuan keuangan daerah semakin meningkat. Bagi Kota Metropolitan seperti
Makassar, pendapatan sektor pajak merupakan sumber pendapatan yang potensial.

Seiring dengan perkembangan perekonomian yang berlangsung secara berkesinambungan


maka Peraturan Perpajakan terus mengalami perubahan dan penyempurnaan sesuai dengan
kondisi yang berkembang saat ini. Menurut undang-undang Perpajakan Indonesia yang berlaku
sekarang menetapkan bahwa Wajib Pajak berkewajiban dan diberi wewenang untuk
menghitung, melaporkan dan membayar sendiri pajaknya (self assesment system). Dengan
penerapan self assesment system ini, maka membawa konsekuensi bahwa Wajib Pajak harus
mengetahui segala hal yang berhubungan dengan pajak yang menjadi bebannya. Setiap Wajib
Pajak harus mengetahui dengan baik tentang Peraturan Perpajakan yang sedang berlaku
sekarang. Pada umumnya Wajib Pajak kurang mengetahui tentang Peraturan Pajak dengan baik
sehingga terkadang terjadi kesalahan dalam perhitungan pajak yang harus dibayar. Akibat yang
timbul adalah terjadinya perbedaan dalam perhitungan pajak yang dibuat oleh Wajib Pajak
dengan peraturan perpajakan yang berlaku.

Guna meningkatkan potensi penerimaan Pajak Daerah, Badan Pendapatan Daerah


melaksanakan kegiatan pelayanan pendaftaran di mana kegiatan ini bertujuan untuk
meningkatkan potensi penerimaan Pajak Daerah melalui Wajib Pajak baru maupun Wajib
Pajak yang tidak melaporkan usahanya ke Badan Pendapatan Daerah Kota Makassar.
Pelayanan pendaftaran menjadi penting karena merupakan basis peningkatan potensi
Pendapatan setiap tahun, untuk itu penulis mengangkat tema mengenai pelayanan pendaftaran.

B. TUJUAN
Dalam pelaksanaan TABE DI’ ini ada beberapa tujuan yang ingin dicapai yaitu:
1. Tujuan Jangka Pendek
Terlaksananya sistem pendaftaran online di Wilayah II kota Makassar
2. Tujuan Jangka Menengah
Terwujudnya Fasilitas Pelayanan yang terintegrasi secara sistem di kota Makassar.
3. Tujuan Jangka Panjang
Terwujudnya optimalisasi pelayanan wajib pajak terhadap objek pajak baru di kota
Makassar “

C. MANFAAT AKSI PERUBAHAN


1. Organisasi
 Manfaat untuk reformer untuk meningkatkan kemampuan kepemimpinan
strategis dan sebagai agen perubahan yang inovatif untuk mewujudkan
penyelenggaraan pemerintahan yang berintegritas, adaptif dan melayani.
 Dapat Meningkatkan pelayanan dan percepatan terkait pendaftaran wajib pajak
bisa mengakses formulir melalui Web Online.
 Mempermudah dan mempercepat pendaftaran dan pendataan khususnya
pelayanan pendaftaran wajib pajak. melalui Web Online

2. Masyarakat/Stakeholder
 Dapat memberikan kemudahan dan mempercepat proses pelayanan
pendaftaran wajib pajak berbasis Web Online

RUANG LINGKUP AKSI PERUBAHAN


Ruang linkup aksi perubahan ini adalah sebagai berikut :

1. Melakukan koordinasi dengan mentor selaku selaku atasan langsung serta stake
holder terkait mengenai pelaksanaan kegiatan aksi perubahan.
2. Melakukan pembentukan Tim kerja Efektif TABE DI’Melakukan identifikasi
stakeholder baik stakeholder internal maupun stakeholder eksternal.
3. Merancang aplikasi TABE DI’ bersama Tim Efektif.
4. Melakukan uji coba aplikasi TABE DI’ bersama Tim efektif.
5. Menyusun buku panduan/petunjuk teknis penggunaan aplikasi TABE DI’
6. Menyusun Surat Keputusan (SK) admin/ Tim Pengelola TABE DI’.
7. Melakukan pendampingan pendaftaran dan pendataan objek pajak baru yang ada di
Makassar wilayah II. Pendampingan dilakukan diwilayah tersebut mengingat waktu
yang akan digunakan untuk implementasi inovasi terbatas.
8. Melaksanakan kegiatan launching inovasi TABE DI'.
9. Melakukan evaluasi dan monitoring pelaksanaan kegiatan TABE DI’.
BAB II
PROFIL KINERJA ORGANISASI

1.1 Profil Organisasi Badan Pendapatan Daerah Kota Makassar


Badan Pendapatan Kota Makassar adalah Satuan Perangkat Daerah (SKPD) pada
Pemerintah Kota Makassar yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Makassar
Nomor 8 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota Makassar,
dimana Badan Pendapatan Daerah mempunyai tugas membantu Walikota melaksanakan fungsi
penunjang urusan pemerintahan bidang keuangan yang menjadi kewenangan daerah.
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Makassar Nomor 8 Tahun 2016 tentang tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah, melalui Peraturan Walikota Makassar Nomor
110 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja
Badan Pendapatan Daerah Kota Makassar, yaitu
a. Tugas Pokok.
Kepala Badan Pendapatan Daerah mempunyai tugas pokok merumuskan,
membina,mengembangkan, mengkoordinir, mengevaluasi, mengendalikan dan
mengawasi kebijakan bidang pengelolaan pendapatan daerah.
b. Fungsi.
Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut Badan Pendapatan Kota Makassar
mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. penyusunan rumusan kebijakan teknis dan pola pembinaan pengelolaan pendapatan
daerah;
b. penyusunan rencana dan program pengembangan serta pengkajian peningkatan
pengelolaan pendapatan daerah;
c. pelaksanaan perencanaan dan pengendalian teknis operasional bidang pendataan,
penetapan, penagihan, penilaian, pengujian, pemeriksaan, keberatan, verifikasi,
pembukuan, pelaporan, pengkajian, kerjasama, koordinasi dan pengawasan pajak
daerah meliputi pajak hotel, pajak hiburan, pajak restoran, pajak Parkir, Pajak
Reklame, Pajak Air Bawah Tanah, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Mineral Bukan
Logam dan Batuan, Pajak Sarang Burung Walet, Pajak Bumi dan Bangunan
Pedesaan dan Perkotaan, Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan serta bagi
hasil pajak daerah dan retribusi daerah yang menjadi kewenangannya;
d. pelaksanaan perencanaan dan pengendalian teknis operasional pengelolaan
keuangan, kepegawaian dan pengurusan barang milik daerah yang berada dalam
penguasaannya;
e. pelaksanaan kesekretariatan dinas;
i. pembinaan unit pelaksana teknis.

Adapun Susunan Organisasi Dinas Pendapatan Daerah terdiri atas:

a. Kepala Badan;

b. Sekretariat, terdiri atas :


1. Subbagian Perencanaan dan Pelaporan;
2. Subbagian Keuangan;
3. Subbagian Umum dan Kepegawaian.

c. Bidang Pendaftaran dan Pendataan, terdiri atas:


1. Subbidang Pendataan Wilayah I;
2. Subbidang Pendataan Wilayah II;Bidang Pajak I dan Retribusi Daerah, terdiri
atas:
1. Subbidang Restoran, Minerba dan Burung Walet;
2. Subbidang Reklame, Parkir dan Retribusi Daerah;Bidang Pajak Daerah II,
terdiri atas:
1. Subbidang Hotel Air Bawah Tanah;
2. Subbidang Hiburan dan Pajak Penerangan Jalan;

d. Bidang Koordinasi, Pengawasan dan Perencanaan, terdiri atas:


1. Subbidang Koordinasi, Perencanaan dan Regulasi;
2. Subbidang Penagihan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah;

e. Kelompok Jabatan Fungsional.

f. Unit Pelaksana Teknis (UPT)


Gambar 2.1 Struktur Organisasi
Dalam rangka menjalankan tugas pokok dan fungsi yang diemban oleh Kepala Badan
Pendapatan Kota Makassar maka Kepala Badan dibantu oleh :

a. Sekretariat
(1) Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas,
pembinaan dan pelayanan administrasi kepada semua unit organisasi dilingkungan
badan;
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sekretariat
menyelenggarakan fungsi:
a. Perencanaan operasional urusan perencanaan dan pelaporan, keuangan, umum
dan kepegawaian;
b. Pelaksanaan urusan perencanaan dan pelaporan, keuangan, umum dan
kepegawain;
c. Pengoordinasian urusan perencanaan dan pelaporan, keuangan, umum dan
kepegawain;
d. Pengendalian, evaluasidan pelaporan urusan perencanaan dan pelaoran,
keuangan umum dan kepegawaian;
e. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan terkait tugas dan fungsinya.;
b. Bidang Pendaftaran dan Pendataan
(1) Bidang Pendaftaran dan Pendataan mempunyai tugas melaksanakan pelayanan
administrasi pendaftaran, pendataan, intensifikasi, ektensifikasi dan pengembangan
potensi serta rancang bangun dan pengembangan pengolahan data dan informasi
pengeloaan pajak daerah dan retribusi daerah;
(2) Bidang Pendaftaran dan Pendataan dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
ayat (1), menyelenggarakan fungsi :
a. Perencanaan kegiatan operasiaonal di bidang pendaftaran dan pendataan;
b. Pelaksanaan kegiatan di bidang pendaftaran dan pendataan;
c. Pengoordinasian pelaksanaan kegiatan di bidang pendaftaran dan pendataan;
d. Pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan di bidang
pendaftaran dan pendataan;
e. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan terkait tugas dan fungsinya.
c. Bidang Pajak I dan Retribusi Daerah
(1) Bidang Pajak I dan Retribusi Daerah mempunyai tugas melaksanakan pelayanan
adminsitrasi, pemungutan, penagihan, penetapan, keberatan, pembukuan, verifikasi
dan pelaporan, penagihan pajak I meliputi Pajak restoran, Pajak Mineral Bukan
Logam, Pajak Sarang Burung Walet, Pajak Parkir dan penataan objek Pajak Reklame
dan Retribusi Daerah;
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang Pajak I
dan Retribusi Daerah menyelenggarakan fungsi :
a. Perencanaan kegiatan operasional di bidang Pajak I dan Retribusi Daerah;
b. Pelaksanaan kegiatan di bidang Pajak I dan Retribusi Daerah;
c. Pengkoordinasian kegiatan di bidang Pajak I dan Retribusi Daerah;
d. Pelakasanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan terkait tugas dan fungsinya;
d. Bidang Pajak Daerah II
(1) Bidang Pajak Daerah II mempunyai tugas melaksanakan pelayanan
administrasi pemungutan, penagihan, penetapan, keberatan, pembukuan,
verifikasi dan pelaporan, penagihan pajak II meliputi Pajak Hotel, Pajak
Hiburan, Pajak Penerangan Jalan dan Pajak Air Bawah Tanah;
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang Pajak
Daerah II menyelenggarakan fungsi :
a. Perencanaan kegiatan operasioanl dibidang pajak daerah II;
b. Pelaksanaan kegiatan di bidang pajak daerah II;
c. Pengkoordinasian kegiatan di bidang pajak daerah II;
d. Pengendalian, evaluasi dan pelaporan kegiatan dibidang pajak daerah II;
e. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasasn terkait tugas dan
fungsinya.
e. Bidang Koordinasi, Pengawasan dan Perencanaan
(1) Bidang Koordinasi, Pengawasan dan Perencanaan mempunyai tugas
melaksanakan pengawasan, koordinasi, rekonsiliasi, pembinaan, pemeriksaan,
penindakan, pengenaan sanksi, merumuskan regulasi pajak dan retribusi
daerah serta perencanaan target pendapatan daerah;
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang
Koordinasi, Pengawasan dan Perencanaan menyelenggarakan fungsi :
a. Perencanaan kegiatan operasional di bidang koordinasi, pengawasan dan
perencanaan;
b. Pelaksanaan kegiatan di bidang infrastruktur dan pengembangan wilayah;
c. Pengoordinasian kegiatan di bidang koordinasi, pengawasan dan
perencanaan;
d. Pengendalian, evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang koordinasi,
pengawasan, dan perencanaan;
e. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan terkait tugas dan
fungsinya;
f. Unit Pelaksana Teknis
(1) Dilingkungan Badan Pendapatan Daerah dapat dibentuk unit pelaksana
teknis berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pembentukan, sususnan organisasi, tugas dan fungsi serta tata kerja unit pelaksana
teknis ditetapkan dengan Peraturan Walikota berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan setelah dikonsultasikan secara tertulis dengan Gubernur.

1.2 Visi dan Misi SKPD


a. Visi Badan Pendapatan Daerah Kota Makassar
PERUMUSAN VISIVisi
Table 2.2 Perumusan

No Perwujudan Visi Pokok-Pokok Visi Pernyataan Visi


Terlaksananya Komunikasi, Informasi, Edukasi, Pemahaman Peraturan Per UU di Bidang
1 Sosialisasi dan Diseminasi Peraturan UU PDRD Perpajakan dan Retribusi

Terlaksananya Koordinasi baik secara internal


Koordinasi Horisontal, Vertikal dan
2 maupun eksternal antar instansi Pengelola
Fungsional
Pendapatan
Meningkatnya Kompetensi SDM dalam
3 Kompetensi SDM
Pengelolaan pendapatan
Terwujudnya Data Base Pendataan Obyek
Optimalisasi Pendapatan melalui Pendataan
4 Pajak dan Retribusi Daerah baik secara individu
Wajib Pajak / Wajib Retribusi
maupun komunal
Terwujudnya Sistem Penerimaan Pembayaran
Sistem Pengelolaan Pendapatan Terpadu dan
5 Pajak dan Retribusi secara Terintegrasi dan
Online Terwujudnya Pengelolaan
Online
Terwujudnya Sinkronisasi Data Wajib Pajak Pendapatan Yang Optimal
6 Pusat, Wajib Pajak Provinsi dan Data Wajib Sinkronisasi Data Wajib Pajak Online Terpadu
Pajak Kota Makassar
Tersedianya Aplikasi Berbasis Kabel dan
7 Aplikasi Pendapatan Online
Nirkabel secara online
Terwujudnya Sistem dan Mekanisme Kerja
8 Sistem Administrasi berbasis IT
yang Berbasis Digital Office
Tersedianya Utilytas yang mendukung
9 pencapaian target pendapatan
Utilitas Pendapatan

Terwujudnya kesadaran masyarakat untuk Terwujudnya kesadaran masyarakat untuk


10 memenuhi kewajiban perpajakannya memenuhi kewajiban perpajakannya

Meningkatnya Ketaatan dan Kepatuhan Wajib


11 Pajak dalam Memenuhi Kewajiban Perpajakan
Ketaatan dan Kepatuhan
Berangkat dari hasil perumusan Visi, maka Badan Pendapatan Kota Makassar
menetapkan Visi :

”TERWUJUDNYA PENGELOLAAN PENDAPATAN YANG OPTIMAL

ONLINE TERPADU “

Untuk merealisasikan maksud dan tujuan sebagaimana yang tertuang dalam visi tersebut,
maka setiap aparat Badan Pendapatan Kota Makassar dan stake holderharus mampu
memahami makna dari visi tersebut,makna yang terkandung dalam Visi Badan Pendapatan
Kota Makassar tersebut merupakan hasil pendalaman dari rangkaian antara kegiatan dan
substansi tupoksi serta jati diri pelayanan yang merupakan eksistensi dari Badan Pendapatan
Kota Makassar yang diwujudkan dalam peningkatan kinerja untuk mencapaian tujuan dan
sasaran yang diharapkan.

b. Misi Badan Pendapatan Daerah Kota Makassar


Untuk merealisasikan visi yang telah ditetapkan dan bertumpu pada potensi dan sumber
daya yang dimiliki serta ditunjang oleh semangat kebersamaan, tanggungjawab yang
optimal dan proporsional, maka misi Badan Pendapatan Kota Makassar adalah :

a. Mewujudkan Pengelolaan PAD Yang Optimal Berbasis IT secara Terpadu dan


Terintegrasi
b. Mewujudkan Sumber Daya Manusia Yang Profesional Dan Memiliki Kompetensi
Dalam Bidangnya
c. Memantapkan Koordinasi Administrasi Pengelolaan Pendapatan dan Keuangan
Daerah.

1.3 Tujuan dan Sasaran


Pencapaian tujuan dan sasaran organisasi yang hendak di capai dapat dihasilkan dalam
jangka waktu 1 (satu) sampai 5 (lima) tahun.Berkaitan dengan itu, maka untuk mencapai misi
rencana strategis. Badan Pendapatan Kota Makassar telah menetapkan tujuan dan sasaran
sebagai berikut :
a. Tujuan
1. Meningkatkan Kapasitas dan Kinerja Pengelolaan Keuangan Daerah
2. Tersedianya Dukungan Sarana dan Prasarana IT yang menunjang pelayanan dan
pengelolaan pendapatan secara Online Terpadu
3. Terwujudnya SDM Aparatur Pengelola Pendapatan yang memiliki Kompetensi dan
bermoral tinggi.
4. Terciptanya Keserasian dan keterpaduan dalam pelaksanaan koordinasi pengelolaan
pendapatan dan Keuangan Daerah;
5. Terpenuhinya Kebutuhan Pelayanan Administrasi dalam menunjang pengelolaan
Pendapatan dan keuangan daerah
b. Sasaran
1. Meningkatnya Pemanfaatan Sumber Pendapatan Daerah.
2. Peralatan Sistem pengelolaan pendapatan secara on line Terpadu dan Terintegrasi.
3. Meningkatnya Kualitas SDM Pengelola Pendapatan yang Profesional dan
Bersertifikasi.
4. Meningkatnya Koordinasi dan Kerjasama Dalam Lingkup SKPD/ Instansi Pengelola
Pendapatan dan keuangan daerah
5. Meningkatnya Pelayanan Administrasi pengelolaan Pendapatan dan Keuangan Daerah.

1.4 Strategi dan Kebijakan


a. Strategi
Strategi adalah cara yang ditempuh dalam rangka pencapaian misi. Strategi diuraikan
ke dalam arah kebijakan, tujuan, sasaran program dan kegiatan prioritas yang akan
diimplementasikan dalam periode waktu tertentu.

Untuk menjaga konsistensi Visi dan Misi, terutama dalam menjabarkannya pada
kebijakan perencanaan pembangunan selama lima tahun ke depan. Maka Badan
Pendapatan Kota Makassar telah menetapkan strategi untuk mewujudkan Visi dan Misi
Badan Pendapatan Kota Makassar sebagai berikut :

1. Optimalisasi Pemanfaatan Sumber Pendapatan dan Penguatan Kelembagaan


Pendapatan Daerah.
2. Pengadaan/ Pemeliharaan Sistem Aplikasi online terpadu
3. KISS (Koordinasi, Integrasi, Simplikasi dan Sinkronisasi)
4. Peningkatan Kapasitas dan PengembanganSDM
5. Peningkatan Kualitas Perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan pendapatan dan
keuangan daerah.
6. Efektifitas pelaksanaan kegiatan yang menunjang pelayanan administrasi
pengelolaan pendapatan dan Keuangan Daerah secara optimal.
b. Kebijakan
Kebijakan pembangunan Badan Pendapatan Kota Makassar telah mengacu pada
Perda Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Kota Makassar Tahun 2014- 2019 dengan berpedoman pada strategi dan arah
kebijakan misi ke-3, yaitu mereformasi tata pemerintahan menjadi pelayanan publik
standar dunia, dengan tujuan meningkatkan kapasitas dan kenirja pengelolaan keuangan.
Adapun sasaran kebijakan yang akan diwujudkan adalah berkembangnya sumber-sumber
pendapatan daerah dengan indikator meningkatnya pertumbuhan pendapatan asli daerah.
Sedangkan strategi yang akan dilaksanakan adalah optimalisasi pemanfaatan sumber
pendapatan melalui intensifikasi dan ekstensifikasi pengelolaan sumber-sumber
pendapatan daerah yang didukung oleh sarana dan prasana berbasis on-line system dengan
basis pajak (tax based) yang mampu dijadikan potensi pendapatan serta dapat
direalisasikan sebagai terget penerimaan pajak dan retribusi daerah. Arah, strategi dan
kebijakan umum tersebut akan dielaborasi menjadi program dan kegiatan yang lebih
oprasional.

Adapun Kebijakan yang ditempuh oleh Badan Pendapatan Kota Makassar sebagai
berikut :
1. Intensifikasi Pemanfaatan Sumber Pendapatan berbasis Online
2. Ekstensifikasi penggalian Sumber Pendapatan Baru berbasis online
3. Menjalin Kerjasama dengan Pihak Perbankan/ Lembaga Lainnya.
4. Membangun Tax Center
5. Pendidikan dan Pelatihan
6. Study komparatif pengelolaan Pendapatan
7. Pendampingan dan Kerjasama dengan berbagai pihak serta pelibatan Staf Ahli dan
penasihat Walikota
Peningkatan kualitas pelayanan administrasi pengelolaan data dan pendapatan
daerah terkhusus di Dinas Bapeda Kota Makassar.
BAB III
ANALISA MASALAH

Dalam rangka meningkatkan pelayanan pajak di kantor badan pendapatan daerah kota
Makassar khususnya di bidang pendaftaran dan pendataan di wilayah II kota Makassar.
Teridentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Belum optimalnya pelayanan wajib pajak terhadap objek pajak baru yang berada di
wilayah II kota Makassar.
2. Masih adanya objek pajak yang tidak terdaftar dalam Sistem Perpajakan.
3. Penetapan target pajak yang belum real sesuai kondisi lapangan.

Adapun permasalahan selama ini yang terjadi selama ini dilapangan masih banyak wajib
pajak yang belum mendaftarkan objek pajaknya ke Badan Pendapatan Daerah Kota Makassar,
yang dimana pendata yang turun kelapangan jumlahnya 10 orang tidak sebanding dengan
luasnya area daerah yang di cover Makassar, akhirnya reformer mengambil solusi ini.
Berdasarkan kondisi tersebut di atas, maka perlu dilakukan pemecahan masalah dengan
menggunakan metode USG (Urgency Seriousness Growth).
Metode USG
Urgency
Seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dikaitkan dengan waktu yang tersedia dan
seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk memecahkan masalah yang menyebababkan isu
tadi. Urgency dilihat dari tersedianya waktu, mendesak atau tidak masalah tersebut
diselesaikan.
Seriousness
Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan akibat yang timbul dengan
penundaan pemecahan masalah yang menimbulkan isu tersebut atau akibat yang menimbulkan
masalah-masalah lain kalau masalah penyebab isu tidak dipecahkan. Perlu dimengerti bahwa
dalam keadaan yang sama, suatu masalah yang dapat menimbulkan masalah lain adalah lebih
serius bila dibandingkan dengan suatu masalah lain yang berdiri sendiri. Seriousnees dilihat
dari dampak masalah tersebut terhadap produktifitas kerja, pengaruh terhadap keberhasilan dan
membahayakan sistem atau tidak.
Growth
Seberapa kemungkinannya isu tersebut menjadi berkembang dikaitkan kemungkinan masalah
penyebab isu akan makin memburuk bila dibiarkan. Data atau informasi yang dibutuhkan
dalam pelaksanaan metode USG yaitu Hasil analisa situasi. Informasi tentang sumber daya
yang dimiliki Dokumen tentang perundang-undangan, peraturan, serta kebijakan pemerintah
yang berlaku. Metode analisa USG adalah salah satu alat untuk menyusun urutan prioritas isu
yang harus diselesaikan. Caranya dengan menentukan tingkat urgensi, keseriusan dan
perkembangan isu dengan menentukan skala nilai 1-5 atau 1-10. Isu yang memiliki total skor
tertinggi merupakan isu prioritas. Untuk lebih jelasnya identifikasi prioritas permasalahan
dapat diuraikan sebagai berikut :

NO Masalah URG S
SERIOUSNESS
WTH TO PEIO
GROWTH TOTAL PRIORITAS
URGENT
O

1 Belum optimalnya pelayanan 4 5 5 14 1


wajib pajak terhadap objek pajak
baru yang berada di wilayah kota
Makassar

2 Masih adanya objek pajak yang 5 3 4 12 2


tidak terdaftar dalam Sistem
Perpajakan

3 Penetapan target pajak yang 3 4 3 10 3


belum real sesuai kondisi
lapangan
Skala 1 – 5 berdasarkan Linkert

1 = sangat kecil/ rendah


pengaruhnya
2 = kecil pengaruhnya
3 = sedang/cukup pengaruhnya
4 = besar/tinggi pengaruhnya
5 = sangat besar/tinggi
pengaruhnya

Metode FISHBONE
Fishbone analysis atau yang sering disebut juga Cause Effect Diagram merupakan
sebuah metode yang digunakan untuk membantu memecahkan masalah yang ada
dengan melakukan analisis sebab dan akibat dari suatu keadaan dalam sebuah
diagram yang terlihat seperti tulang ikan. Dan untuk mengetahui akar permasalahan
dari hasil identifikasi prioritas permasalahan seperti tabel di atas, maka dapat di lihat
pada diagram fishbone di bawah ini :
JUMLAH PEGAWAI ATAU
PEMBAGIAN TUGAS DAN MASIH ADANYA DOKUMEN STAF YANG MENANGANI
TANGGUNG JAWAB PELAYANAN PAJAK YANG Pelayanan Wajib Pajak
PELAYANAN PAJAK YANG DISAMPAIKAN TIDAK SANGAT TERBATAS DI
BELUM FOKUS DAN LENGKAP BAGIAN BAGIAN
TERARAH

Banyaknya Terbatasnya
Volume Pekerjaan Kemampuan Pengelola
Tidak adanya
pada Satu Kegiatan Dalam
penerimaan
Bidang/Bagian Membuat Laporan
pegawai untuk
Pertanggung jawaban
pelaksana Kegiatan

Adanya Banyaknya Syarat


kepercayaan Kelengkapan Dokumen
tertentu antara yang Digunakan Sebagai Naiknya Staf
Pimpinan dan Staf Syarat Belanja Pelaksana menjadi
Pejabat Struktural
atau Fungsional
Kurangnya
komunikasi Dokumen disampaikan
didalam Satu tidak sesuai dengan Adanya Mutasi Belum optimalnya
organisasi waktu yang ditetapkan Staf pelayanan wajib
pajak terhadap
objek pajak baru
Seringnya Pejabat
yang berada di
Pendaftaran usaha penerimaan pajak Kurang maksimalnya
perangkat pendukung
wilayah kota
yang masih Tidak Ada di Tempat
konvensional yang tersedia Makassar

Masih banyak jenis Adanya beberapa


usaha yang belum metode jenis Belum terakomodirnya
terdaftar pembebanan pajak kebutuhan monitoring
proses belanja oleh
Aplikasi dari pusat

Banyaknya JENIS
Belum tersedia
USAHA YANG Belum adanya
MALAS prosedur standar yang
mengatur jangka waktu sistem pendaftaran
MENDAFTARKA
proses pembayaran online
N DIRI
pajak

Wajib Pajak belum Belum optimalnya Belum Adanya Fasilitas


mengerti kewajibannya pemberian sanksi bagi Pelayanan yang
untuk mendaftarakan wajib pajak yang
usahanya ke Bapenda terintegrasi secara
membandel sistem
BAB IV
STRATEGI PENYELESAIAN MASALAH

4.1. TEROBOSAN/INOVASI (Adopsi/Adaptasi Hasil Stula)


Berdasarkan permasalahan diatas, maka dapat dilakukan aksi perubahan
untuk membangun sebuah aplikasi “TABE DI’” (Formulir Pendaftaran Berbasis
Digital) yaitu aplikasi yang akan digunakan untuk mempercepat dan
mempermudah wajib pajak untuk mendaftarkan usahanya (objek pajak) ke kantor
Badan Pendapatan Daerah Kota Makassar secara online.

A. Lesson Learnt hasil studi lapangan


Setelah mengikuti rangkaian kegiatan studi lapangan pada Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bone, dapat diambil beberapa
pembelajaran, antara lain :

1. Peran Kepemimpinan
Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi Bappeda untuk
pencapaian target sesuai rencana yang telah ditetapkan, peran
kepemimpinan Kepala Badan sangatlah strategis. Kepala Badan harus
memiliki komitmen yang kuat dalam pencapaian target-target yang telah
ditetapkan. Dengan berbagai otoritas dan kekuasaannya, Kepala Badan
perlu mempengaruhi seluruh stake holder organisasinya untuk bersama-
sama mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Komitmen yang tinggi dari
pimpinan untuk terlaksananya sebuah inovasi, sangat dibutuhkan untuk
sebuah perubahan bagi organisasi.
Selanjutnya, pemimpin juga harus dapat membangun jejaring kerja
dan berkolaborasi dengan seluruh stake holder. Hal ini untuk menjamin
tercapainya semua tujuan walaupun ada keterbatasan sumberdaya
organisasi.
Kepemimpinan dalam sebuah organisasi bertujuan memotivasi
orang lain atau anggotanya untuk melakukan hal baik dan memaksimalkan
kemampuan diri, tanpa adanya sosok berjiwa kepemimpinan suatu
organisasi akan kurang termotivasi atau bersemangat dalam mencapai
tujuannya.
Komitmen pimpinan dalam menjalankan Organiasinya pada
Bappeda Kabupaten Bone yaitu dengan membangun tim kerja dalam
mendukung inovasi kebaruan dengan memberikan tanggung jawab setiap
bidang untuk menciptakan inovasi yang dikoordinir oleh Sekretaris Badan.

2. Inovasi Pelayanan
Sejalan dengan visi misi Bupati Kabupaten Bone maka Bappeda
Kabupaten Bone mengeluarkan beberapa Inovasi unggulan yaitu :
a. GEMAR LIMAS (Gerakan Masyarakat Lisu Massikola)
Tujuan utama dari Inovasi GEMAR LIMAS adalah Bagaimana
memberikan Kesempatan Kedua bagi anak Putus Sekolah, anak
yang tidak pernah sekolah dan lulus tidak lanjut jenjang 7 – 24
Tahun agar bias kembali bersekolah
b. SIP PEKA (Strategi Pencegahan Perkawinan Anak)
Tujuan hadirnya Inovasi SIP PEKA untuk menurunkan kasus
perkawinan anak di Kabupaten Bone. Adapun sasaran inovasi ini
adalah Orang tua, Anak, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama,
Pemerintah, Pemerintah Kabupaten, Pemerintah
Desa/Kelurahan, Puspaga, Forum Anak, Kelompok Ekonomi,
Kelompok Sosial dan Kelompok Agama.

3. Sumberdaya Manusia
Pada Bappeda Kabupaten Bone terdapat sejumlah pegawai
sebanyak 30 orang dengan tingkat pendidikan antara lain data sebagai
berikut :
Peningkatan kualitas, efisiensi dan efektifitas kinerja pegawai tidak
hanya tergantung pada tekhnologi dan kelengkapan sarana dan prasarana
kerja namun perlu didukung oleh sumber daya manusia yang baik.Tingkat
pendidikan yang dimiliki seseorang akan mempengaruhi pola pikir, sikap
dan tingkah laku mereka.Dari tabel 2.2 diatas dapat dilihat bahwa tingkat
pendidikan sumber daya aparatur Bappeda Kabupaten Bone tergolong
tinggi. Dimana rata-rata tingkat pendidkannya mencapai jenjang S2 dan
bahkan dipimpin oleh seorang doktor dengan jenjang pendidikan terakhir
S3.
4. Pembangunan Jejaring Kerja dan Kolaborasi Pemangku Kepentingan
Bappeda Kabupaten Bone dalam membangun jejaringan kerja
dengan stakeholder internal, seperti semua OPD dan Eksternal yakni pihak
luar sangat baik dengan menghadirkan lembaga Unicef, Program dr ICRAF
bersama dengan Bappenas, KLHK, Kementan, General Affair Canada dan
pihak lainnya sehingga pada tahun 2022 terdapat anggaran yang
disalurkan untuk mensukseskan inovasi SI PEKA dan Gemar Limas
sebesar Rp. 23 Miliar.

5. Penerapan Manajemen Kinerja


Sebagai Wujud dari penerapan kinerja adalah dengan meningkatkan
kualitas dan kuantitas aparatur yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan
organisasi.
Dilihat dari penerimaan pegawai tahun 2020 sebelumnya sesuai
dengan tingkat pendidikan, dimana untuk lulusan SLTA sebesar 13,3%,
lulusan S1 sebesar 40%, lulusan S2 sebesar 43,33%, lulusan S3 sebesar
3,33%.
Berdasarkan data tersebut diatas, guna mendukung salah satu
tugas perencanaan, maka penempatan pegawai sesuai dengan tingkat dan
latar belakang pendidikannya. Dengan adanya penempatan pegawai
sesuai dengan tingkat dan latar belakang pendidikan, maka diharapkan
dapat meningkatkan kemajuan organisasi baik itu secara internal maupun
eksternal serta program pemerintah diharapkan dapat berjalan sesuai
dengan visi misi karena didukung oleh Sumber Daya Aparatur yang
berkompeten dibidangnya.
6. Pemanfaatan Teknologi, dll
Bappeda Kabupaten Bone dalam pemanfaatan teknologi dengan
membangun aplikasi SIPPEKA yang bisa dimanfaatkan oleh perangkat
daerah yang terkait pencegahan perkawinan anak.

4.2. TAHAPAN KEGIATAN/MILESTONES


Dalam rancangan aksi perubahan ini, rencana pelaksanaan kegiatan
terbagi menjadi tiga tahapan yang dapat dilihat sebagai berikut:
4.2.1. Jangka Pendek
NO MILESTONE KEGIATAN OUTPUT WAKTU
1. Terbangunya A. Melakukan kordinasi Surat dukungan Minggu
Kesepakatan dengan Mentor terkait persetujuan ke2 okt
mentor dengan persiapan mentor 2022(17-
dengan TABE DI’ 20)
dukungan
stakeholder
terkait TABE B. Melakukan kordinasi Surat pernyataan
DI’ dengan stakeholder dukungan
internal di masing- stakeholder
masing Bidang internal
C. Melakukan kordinasi Surat dukungan
dengan stakeholder stakeholder
eksternal dengan OPD eksternal
terkait

a. Melakukan rapat Undangan rapat Minggu


2. Terbangunnya koordinasi terkait Daftar hadir ke 3
Tim TABE DI’ pembentukan tim TABE Notulen ( 22 s/d 27
DI’ dokumentasi )
b. Menyusun draf SK tim Draf SK Tim
TABE DI’ kerja
c. Membagi tugas dan Lampiran
peran anggota tim pembagian tugas
TABE DI’ dan tim kerja
Aplikasi TABE DI’
d. Penandatanganan dan Sk tim kerja yang
pengesahan Surat di tanda tangani
Keputusan Kepala
Badan tentang
pembentukan Tim Kerja
TABE DI’

3. Terdesainny Mengkordinasikan Desain Aplikasi Minggu ke


Aplikasi TABE desain dengan TABE DI’ 4 Oktober (
DI’ programmer 27s/d 31)
Mendesain format
formulir di dalam
aplikasi TABE DI’
Meng input data wajib
pajak serta Mengentry
aplikasi dengan
simpakdu
4. Terlaksananya Melakukan rapat Undangan,Rapat Minggu ke
koordinasi terkait Daftarhadir,Notulen ! Bulan
pelaksanaan TABE DI’
TABE DI’ di dokumentasi Nopember
wilayah II Kota 2022
Makassar Mengindentifikasi objek Data hasil
pajak yang belum indentifikasi
terdaftar yang ada di obyek pajak
lapangan wilayah II
Mensinkronisasikan Data sinkronisasi Minggu ke
data formulir formular 2
pendaftaran ke aplikasi pendaftaran di Nopember
TABE DI di Web yang Aplikasi TABE 2022
tersedia DI di Web

Sosialisasi TABE DI’ di Undangan


Wilayah II Kota sosialisasi,
Makassar Tesmony
sosialisasi
5 Monitoring Melakukan rapat Undangan Minggu ke
terlaksananya kordinasi evaluasi TABE Rapat 3
Aplikasi TABE DI’ di Wilayah II Kota Nopember
DI’ Makassar Daftar hadir 2022
Dokumentasi
Notulen
Menyusun kuisioner Membuat lembaran
yang akan di bagikan kuisioner
kepada wajib pajak
maupun calon wajib
pajak
Membagikan dan Kuisioner kosong
mengumpulkan lembar dan yang sdh
kuisioner yang sudah terisi
terisi ke masing-masing
wajib pajak dan calon
wajib pajak
Menyusun laporan hasil Laporan evaluasi
evaluasi hasil kuisoner
yg sudah terkumpul
Menyusun Rencana Laporan Rencana
Tindak Lanjut Tidak lanjut
4.2.1. Jangka Menengah
NO MILESTONE KEGIATAN OUTPUT WAKTU
1. Terwujudnya a, Melakukan rapat a..hasil Rapat 6 Bulan-
peningkatan dan koordinasi dengan OPD Koordinasi 1 Tahun
percepatan Sistem terkait dalam mewujudkan percepatan
Pelayanan peningkatan dan Sistem
Pendaftaran Wajib percepatan Sistem Pelayanan
Pajak Berbasis Pelayanan Pendaftaran Pendaftaran
Online di kota Wajib Pajak Berbasis Online Wajib Pajak
Makassar. Berbasis
b.Membagun Sistem
Online
Pelayanan Pendaftaran
Wajib Pajak Berbasis Online a. Draf
terintegrasi RKA
2023
c.Menyusun Perencanaan
program ke RKA Tahun
2023

4.2.3. Jangka Panjang


NO MILESTONE KEGIATAN OUTPUT WAKTU
1. Terwujudnya a.Melakukan Rapat a.hasil rapat program 2–5
optimalisasi koordinasi dengan OPD pelayanan wajib pajak Tahun
pelayanan terkait program dalam pengelolaan
wajib pajak pelayanan wajib pajak pendapatan yang
terhadap dalam pengelolaan optima
objek pajak pendapatan yang
baru yang optimal berbasis
berada di Elektronik terpadu “
wilayah kota
Makassar “ b.Pelaksanaan b.Hasil
pengawasan,Monitoring pengawasan,Monitoring
dan Evaluasi tindak dan Evaluasi tindak
lanjut program lanjut program
pelayanan wajib pajak pelayanan wajib pajak
dalam pengelolaan dalam pengelolaan
pendapatan yang pendapatan yang
optimal berbasis optimal berbasis
Elektronik terpadu Elektronik terpadu

4.3. SUMBER DAYA (PETA PEMANFAATAN)


Untuk pengelolaan proyek perubahan diperlukan organisasi khusus untuk
menunjang kegiatan di seluruh tahapan. Dalam pengelolaan inovasi, project
leader akan dipandu secara substansi oleh Mentor yang dalam hal ini tidak lain
adalah atasan langsung, Kepala Bidang Pajak & Retribusi Daerah. Sedangkan
dalam penggalian ide dan penyusunan proyek perubahan, project leader akan
dipandu oleh coach. Karena inovasi yang akan dilakukan terkait dengan
pengunaan Barcode dalam pengawasan Reklame, maka diperlukan setidaknya
tim teknis dan tim adiministrasi. Tim teknis menangani aplikasi (IT) dan tim
administrasi mengurusi proses administrasi.yang secara struktur dapat dilihat
pada gambar berikut:

MENTOR
HJ. ARTATI, SE, MM

KABID PENDAFTARAN DAN


PENDATAAN

COACH PROJECT LEADER


DR. Hj. DINARWATY, SE, M.SI RIANA RIZKA SAPUTRI, SE

WIDYASWARA KEPALA SUB BIDANG PENDATAAN WIL


II MAKASSAR

TIM TEKNIS
 Sub Bidang Pendataan Wil II
 Kepala Bidang Pendafaran dan
Pendataan
 Programmer
 Staf
Dalam konteks membangun tim efektif, upaya mempengaruhi stakeholder
harus diawali dengan mengelompokkan stakeholder berdasarkan pengaruh dan
kepentingan yang dimilikinya. Upaya mengelompokkan tersebut dapat dilakukan
dengan memanfaatkan hasil pemetaan stakeholder.
Stakeholders merupakan kelompok, komunitas, atau individu manusia yang
memiliki hubungan dan kepentingan terhadap suatu organisasi. Stakeholder yang
berperan dalam proses penggunaan Formulir Online adalah sebagai berikut:

No. Stakeholder Internal Stakeholder Eksternal

Kepala Badan Pendapatan Wajib Pajak wil II kota makassar


1.
Daerah Kota Makassar
Sekertaris Badan Pendapatan Pembuat Aplikasi (Programer)
2.
Daerah Kota Makassar
Kepala Bidang Pendaftaran PTSP
3. Pajak dan Retribusi Daerah
Kepala Bidang Pajak dan Dinas Pariwisata
4. Retribusi Daerah
Kepala Bidang Kordinasi, Disperindag
5. Pengawasan & Perencanaan
Kepala Bidang Pajak Daerah Kominfo Kota Makassar
6.

Kepala UPT Penataan Reklame Camat Biringkanaya


7.

Kepala UPT Parkir Camat Bontoala


8.

Camat Manggala
9.
Camat Panakkukang
10.

Camat Tamalanrea
11.

Camat Ujung Tanah


12.

Dalam persiapan pelaksanaan Formulir Pendaftaran berbasis Digital (TABE


DI’) perlu dilakukan strategi komunikasi dengan melihat pengelompokan stakeholders
yang dilakukan berdasarkan pengaruh dan kepentingan yang dapat dipetakan
menjadi 4 (empat), yaitu :
1. Promoters : memiliki kepentingan besar terhadap aksi untuk membantu
membuatnya berhasil.
2. Defenders : memiliki kepentingan pribadi dan dapat menyuarakan
dukungannya dalam komunitas tetapi kekuatannya kecil untuk
mempengaruhi aksi perubahan.
3. Latens : Tidak memiliki kepentingan khusus maupun terlibat dalam aksi
perubahan tetapi memiliki kekuatan besar untuk mempengaruhi aksi
perubahan jika mereka tertarik.
4. Apathetic : Kurang memiliki kepentingan maupun kekuatan, bahkan
mungkin tidak mengetahui adanya aksi perubahan.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka peta dukungan stakeholder pada


pelaksanaan aksi perubahan dapat dilihat pada gambar di bawah

Pengaruh
LATENTS PROMOTERS
(+)
SEKRETARIS BADAN KEPALA BADAN PENDAPATAN
PENDAPATAN DAERAH KOTA KOTA MAKASSAR
MAKASSAR
KEPALA BIDANG
PENDAFTARAN DAN
PENDATAAN

Kepentingan Kepentingan
(-) (+)
APHATETI DEFENDERS
CS
WAJIB PAJAK BARU KEPALA BIDANG PAJAK DAN
RETRIBUSI
STAF / PERSONIL BAPENDA
KEPALA BIDANG KORDINASI &
PEMBUAT APLIKASI / PENGAWASAN
PROGRAMMER
KEPALA BIDANG PAJAK DAERAH

Pengaruh (-)
4.4. STRATEGI PENGEMBANGAN KOMPETENSI DALAM AKSI PERUBAHAN
Guna pencapaian tujuan dalam aksi perubahan Formulir Digital untuk
pendaftaran online wajib pajak baru aplikasi TABE DI’ (Formulir Pendaftaran
Berbasis Digital) maka reformer melakukan strategi pengembangan kompetensi
kepemimpinan kinerja dalam hal ini kompetensi manajerial yang dapat
digambarkan sebagai berikut:

4.4.1. INTEGRITAS
Integritas merupakan kunci utama yang dituntut pada seorang pemimpin,
karena bagaimana Pemimpin tersebut mampu membawa organisasinya untuk
mewujudkan misi yang ingin dicapai jika sang Pemimpin tidak memiliki
integritas. Inovasi dari proyek perubahan ini tidak akan berjalan tanpa adanya
INTEGRITAS dari Pemimpin yang akan menjadi pelopor dan pengawal dari
konsep program perubahan yang ditawarkan. Pemimpin yang berintegritas
adalah pemimpin yang dapat membawa perubahan dan dapat menumbuhkan
ide kreatif serta dapat menerobos batas ruang yang ada dengan sebuah
Inovasi. Dalam melakukan inovasi TABE DI’ reformer dituntut untuk memiliki
karakter yang kuat dalam merubah sistem Pendaftaran manual pada wajib
pajak baru dengan menggunakan Formulir online Menggunakan Aplikasi TABE
DI’

4.4.2. KERJASAMA
Setiap individu dalam menjalankan aktivitas kehidupan membutuhkan
keterlibatan serta dukungan orang (pihak) lain. Intraksi sosial yang dilakukan
oleh dua orang atau lebih yang dimana memiliki pandangan akan tujuan yang
sama disebut dengan kerjasama. Demikian pula halnya dengan sebuah
gagasan Inovasi dalam konteks ini adalah bentuk inovasi yang ditawarkan (
Aplikasi Formulir Digital), sudah barang tentu membutuhkan adanya kerjasama
dari beberapa pihak yang bersinergi agar inovasi itu dapat terlaksana dan
diimplementasikan dalam menunjang tugas yang menjadi tanggung jawab
pihak-pihak yang berkepentingan sehingga apa yang diharapkan dapat
terlaksana yakni adanya pelayanan publik yang lebih baik, efisien, terukur, dan
tepat sasaran. Penggunaan Formulir online ini akan di gunakan khususnya di
wilayah II Makassar agar kedepannya memudahkan Bidang Pendaftaran dan
Pendataan dalam proses pendaftaran wajib pajak baru maka dengan
terjalinnya kerjasama yang ada inovasi perubahan ini dapat memberi manfaat
secara optimal.

4.4.3. KOMUNIKASI
Kompetensi komunikasi merupakan kemampuan untuk menerangkan
pandangan dan gagasan secara jelas, sistematis disertai argumentasi yang
logis dengan cara-cara yang sesuai baik secara lisan maupun tertulis,
memastikan pemahaman, mendengarkan secara aktif dan efektif,
mempersuasi, meyakinkan dan membujuk orang lain dalam rangka mencapai
tujuan. Permasalahan yang sering timbul dari kurangnya komunikasi adalah
kesalahpahaman. Penggunaan Formulir Berbasis Digital akan di gunakan
wajib pajak baru yang ada di kota Makassar agar kedepannya tdk ada lagi
diskomunikasi antara wajib pajak dan pendata yang turun ke lapangan, yang
dimana wajib pajak yang tadi nya masih di daftrkan secara manual, maka
dengan adanya inovasi baru yaitu TABE DI’ (Formulir Pendaftaran Berbasis
Digital) sudah dapat di daftarkan secara online. sehingga bisa meminimalkan
tdk adanya kesalahpahaman lagi antara wajib pajak dengan pendata.

4.4.4. ORIENTASI PADA HASIL


Seluruh pegawai Badan Pendapatan Daerah Kota Makassar diharapkan dapat
menjunjung tinggi nilai Profesionalisme yang berarti harus bekerja dengan
tuntas dan akurat berdasarkan kompetensi terbaik dan penuh tanggung jawab
serta komitmen yang tinggi. Sebagai bagian dari Perangkat Daerah kita
ditantang untuk selalu memberikan yang terbaik disetiap penugasan. Kondisi
yang kurang menguntungkan sering menjadi kendala untuk terwujudnya tujuan
atau target yang sudah ditetapkan. Program Inovasi Formulir Pendaftaran
berbasis digital ini nantinya dapat mempermudah pendata yang turun ke
lapangan. Para pegawai secara terbuka juga diberikan kesempatan untuk
mengembangkan inovasi atau aplikasi pendukung baru yang terintegrasi guna
meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses kerja guna percepatan dan
peningkatan pencapaian target yang telah ditetapkan.
4.4.5. PELAYANAN PUBLIK
BAPENDA sebagai sebuah Perangkat Daerah yang terus melakukan
penyempurnaan pada aspek birokrasi, pelayanan publik menjadi elemen
penting dalam upaya peningkatan efektifitas dan efisiensi pelayanan kepada
stakeholder dalam rangka meningkatkan kualitas dan menjamin kepastian
pelayanan publik yang sesuai dengan ruang lingkup tugas dan fungsi masing-
masing unit Perangkat Daerah. Komitmen yang luar biasa ini tidak terlepas dari
peran siapa saja yang akan menjalankan Perangkat Daerah, tidak lain adalah
para Pimpinan dan Staf yang bersama-sama menjalankan fungsinya dalam
rangka kemajuan peningkatan kinerja Perangkat Daerah. Metode pengawasan
reklame nantinya memiliki standar pengawasan yang diharapkan sebagai
modal semangat kita untuk dapat memberikan hasil yang memenuhi kepuasan
bagi para pemangku kepentingan dan dilaksanakan dengan sepenuh hati,
transparan, cepat, akurat, mudah dan aman. Sebagai Aparatur Sipil Negara
setiap pegawai di BAPENDA harus mampu menjalankan tugas fungsinya
dengan mengikuti standar pelayanan yang objektif, netral, tidak memihak, tidak
diskriminatif dan tidak terpengaruh dengan kepentingan pribadi/kelompok.
Hubungan yang positif antara Perangkat Daerah dan stakeholder dapat terjalin
baik dengan cara kita aktif mencari informasi untuk mengenali kebutuhan para
pemangku kepentingan, menindaklanjuti kritik dan saran yang diterima agar
dapat menjalankan pelayanan publik yang memuaskan.

4.4.6. PENGEMBANGAN DIRI DAN ORANG LAIN


Terus meningkatkan kualitas diri bagi setiap pegawai adalah sebuah
keharusan. Keterampilan dapat dibina melalui berbagai pelatihan dan
bimbingan langsung dari Pimpinan unit kerja. Lingkungan kerja yang positif dan
suportif juga berperan untuk dapat menciptakan kondisi saling mempengaruhi
dan menularkan semangat untuk meningkatkan ilmu dan keterampilan masing-
masing pegawai. Program Inovasi Aplikasi Formulir Online maka sangat
diharapkan berdampak pada unit Perangkat Daerah (BAPENDA) maupun
bidang dengan peran masing-masing untuk meningkatkan kemampuan
bawahan dengan menjadi role model, memberikan instruksi dan arahan
kepada para bawahan guna percepatan penyelesaian program kerja
khususnya yang berhubungan dengan pendataan pendaftaran objek pajak
baru, Tentu adanya proses pengembangan diri dan orang lain dibutuhkan
untuk lebih maksimalnya sistem yang dikelola agar dapat beradaptasi
mengikuti perkembangan dan kebutuhan yang dituntut menyesuaikan dengan
kondisi yang terus mengalami perubahan termasuk adanya pengembangan
kemampuan dari pada tiap-tiap sumber daya manusia Perangkat Daerah dan
instansi lain yang terlibat/berkepentingan demi meningkatkan fungsi dan
manfaat aplikasi yang berjalan saat ini maupun dimasa waktu yang akan
datang.

4.4.7. MENGELOLA PERUBAHAN


Tantangan perubahan yang kian cepat perlu disikapi dengan kesadaran untuk
cepat menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut. Situasi baru yang
dihadapi bisa saja memaksa kita untuk cepat belajar dan mengambil tindakan
nyata untuk mendukung dan melaksanakan inisiatif perubahan tersebut.
Kemampuan untuk berdaptasi akan peralihan cara kerja lama dengan metode
atau proses kerja baru dengan menerapkan digitalisasi pendaftaran akan
dipersiapkan tahapannya dalam menjalankan pola kerja yang baru dan tetap
memberikan kualitas kerja yang terbaik untuk Perangkat Daerah. Analisis akan
situasi dan kondisi yang mungkin terpengaruh oleh adanya perubahan perlu
dilakukan dengan cermat dan diharapkan dapat diterima oleh seluruh aparatur
/pegawai. Diantaranya kita dapat berdiskusi dengan pegawai lain atau dengan
Pimpinan unit kerja untuk bersama-sama memitigasi resiko yang mungkin
terjadi dan dapat mengganggu proses kerja yang sudah berjalan baik.
Pemimpin unit Perangkat Daerah untuk berkomitmen, mengarahkan dan
memastikan penerapan program-program inovasi perubahan telah berjalan
sesuai aturan dengan membuat monitoring dan evaluasi secara berkala.

4.4.8. PENGAMBILAN KEPUTUSAN


Kemampuan membuat keputusan yang baik secara tepat waktu dan dengan
keyakinan diri setelah mempertimbangkan prinsip kehati-hatian, dirumuskan
secara sistematis dan seksama berdasarkan berbagai informasi, alternatif
pemecahan masalah dan konsekuensinya, serta bertanggung jawab atas
keputusan yang diambil. Dalam Program Inovasi Aplikasi Formulis Berbasis
Digital (TABE DI’) pengambilan keputusan ditetapkan melalui SOP sesuai
dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku secara tersistem,
sehingga dapat meminimalisir kesalahan proses pengambilan keputusan.
Namun dalam pelaksanaannya masing-masing pelaksana sistem dibekali
kemampuan untuk menganalisis suatu masalah yang memberikan berbagai
alternatif penyelesaian atau solusi yang terbaik. Analisis masalah yang dibuat
perlu didukung oleh pertimbangan data dan informasi yang ada yang telah
disediakan oleh aplikasi yang dibuat. Dengan berpegang pada berbagai aturan
yang dimiliki Perangkat Daerah, dapat menjadi pedoman untuk kita selalu
bertindak sesuai kewenangan serta keputusan yang bersifat
berkesinambungan. Kemampuan analisis secara mendalam perlu dilakukan
dengan mempertimbangkan berbagai alternatif, menganalisis adanya resiko
jangka pendek dan jangka panjang guna memilih solusi terbaik dengan
mengacu pada prinsip kehati-hatian.

4.5. MANAJEMEN RESIKO

Dalam pengelolaan data dan pendaftaran wajib pajak dalam Unit Pelaksana
Teknis (UPT) Penataan Reklame akan melakukan pengendalian terkait dengan
resiko yang berdampak dalam pencapaian tujuan untuk mewujudkan optimalisasi
dalam pengawasan reklame dan tindak lanjut dari proses tersebut,antara lain:

No. Pernyataan Resiko Dampak Antisipasi


1 Masih menggunakan Banyak objek pajak Digitalisasi data objek pajak
metode pendaftaran yang luput dari melalui aplikasi
manual pendata
2 Sering Terjadi Miss Pembagian tugas Pelaporan dan kontrol
Komunikasi antara dan evaluasi kinerja kinerja staf melalui aplikasi
pendata dan wajib kurang terkontrol
pajak

Anda mungkin juga menyukai