OLEH :
A. LATAR BELAKANG
Badan Pendapatan Daerah Kota Makassar adalah Satuan Perangkat Daerah (SKPD) pada
Pemerintah Kota Makassar yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Makassar
Nomor 8 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota Makassar,
dimana Badan Pendapatan Daerah mempunyai tugas membantu Walikota melaksanakan fungsi
penunjang urusan pemerintahan bidang keuangan yang menjadi kewenangan daerah.
Pelaksanaan Otonomi Daerah telah memberikan banyak perubahan, khususnya bagi upaya
peningkatan kualitas pelayanan publik, demokrasi lokal dan kesejahteraan masyarakat.
Otonomi dan desentralisasi pada dasarnya merupakan upaya mendekatkan pemerintah dengan
rakyatnya. Dalam perspektif organisasi dan manajemen, desentralisasi dan otonomi dipandang
sebagai cara untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelaksanaan tugas-tugas
pemerintahan. Kepala daerah selaku pimpinan daerah bertanggung jawab terhadap proses
pembangunan di daerah dalam mengoptimalkan penerimaan Pajak dan Retribusi Daerah guna
menunjang Pendapatan Asli Daerah.
Meskipun daerah diberikan sejumlah sumber pendapatan dari pajak dan retribusi daerah,
namun sumber pendapatan tersebut masih belum memberikan pendapatan yang memadai untuk
bisa mengurangi ketergantungannya kepada Pemerintah Pusat. Oleh karena itu upaya
optimalisasi terhadap sumber-sumber pendapatan daerah perlu dilakukan secara terus-menerus
agar kemampuan keuangan daerah semakin meningkat. Bagi Kota Metropolitan seperti
Makassar, pendapatan sektor pajak merupakan sumber pendapatan yang potensial.
B. TUJUAN
Dalam pelaksanaan TABE DI’ ini ada beberapa tujuan yang ingin dicapai yaitu:
1. Tujuan Jangka Pendek
Terlaksananya sistem pendaftaran online di Wilayah II kota Makassar
2. Tujuan Jangka Menengah
Terwujudnya Fasilitas Pelayanan yang terintegrasi secara sistem di kota Makassar.
3. Tujuan Jangka Panjang
Terwujudnya optimalisasi pelayanan wajib pajak terhadap objek pajak baru di kota
Makassar “
2. Masyarakat/Stakeholder
Dapat memberikan kemudahan dan mempercepat proses pelayanan
pendaftaran wajib pajak berbasis Web Online
1. Melakukan koordinasi dengan mentor selaku selaku atasan langsung serta stake
holder terkait mengenai pelaksanaan kegiatan aksi perubahan.
2. Melakukan pembentukan Tim kerja Efektif TABE DI’Melakukan identifikasi
stakeholder baik stakeholder internal maupun stakeholder eksternal.
3. Merancang aplikasi TABE DI’ bersama Tim Efektif.
4. Melakukan uji coba aplikasi TABE DI’ bersama Tim efektif.
5. Menyusun buku panduan/petunjuk teknis penggunaan aplikasi TABE DI’
6. Menyusun Surat Keputusan (SK) admin/ Tim Pengelola TABE DI’.
7. Melakukan pendampingan pendaftaran dan pendataan objek pajak baru yang ada di
Makassar wilayah II. Pendampingan dilakukan diwilayah tersebut mengingat waktu
yang akan digunakan untuk implementasi inovasi terbatas.
8. Melaksanakan kegiatan launching inovasi TABE DI'.
9. Melakukan evaluasi dan monitoring pelaksanaan kegiatan TABE DI’.
BAB II
PROFIL KINERJA ORGANISASI
a. Kepala Badan;
a. Sekretariat
(1) Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas,
pembinaan dan pelayanan administrasi kepada semua unit organisasi dilingkungan
badan;
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sekretariat
menyelenggarakan fungsi:
a. Perencanaan operasional urusan perencanaan dan pelaporan, keuangan, umum
dan kepegawaian;
b. Pelaksanaan urusan perencanaan dan pelaporan, keuangan, umum dan
kepegawain;
c. Pengoordinasian urusan perencanaan dan pelaporan, keuangan, umum dan
kepegawain;
d. Pengendalian, evaluasidan pelaporan urusan perencanaan dan pelaoran,
keuangan umum dan kepegawaian;
e. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan terkait tugas dan fungsinya.;
b. Bidang Pendaftaran dan Pendataan
(1) Bidang Pendaftaran dan Pendataan mempunyai tugas melaksanakan pelayanan
administrasi pendaftaran, pendataan, intensifikasi, ektensifikasi dan pengembangan
potensi serta rancang bangun dan pengembangan pengolahan data dan informasi
pengeloaan pajak daerah dan retribusi daerah;
(2) Bidang Pendaftaran dan Pendataan dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
ayat (1), menyelenggarakan fungsi :
a. Perencanaan kegiatan operasiaonal di bidang pendaftaran dan pendataan;
b. Pelaksanaan kegiatan di bidang pendaftaran dan pendataan;
c. Pengoordinasian pelaksanaan kegiatan di bidang pendaftaran dan pendataan;
d. Pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan di bidang
pendaftaran dan pendataan;
e. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan terkait tugas dan fungsinya.
c. Bidang Pajak I dan Retribusi Daerah
(1) Bidang Pajak I dan Retribusi Daerah mempunyai tugas melaksanakan pelayanan
adminsitrasi, pemungutan, penagihan, penetapan, keberatan, pembukuan, verifikasi
dan pelaporan, penagihan pajak I meliputi Pajak restoran, Pajak Mineral Bukan
Logam, Pajak Sarang Burung Walet, Pajak Parkir dan penataan objek Pajak Reklame
dan Retribusi Daerah;
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang Pajak I
dan Retribusi Daerah menyelenggarakan fungsi :
a. Perencanaan kegiatan operasional di bidang Pajak I dan Retribusi Daerah;
b. Pelaksanaan kegiatan di bidang Pajak I dan Retribusi Daerah;
c. Pengkoordinasian kegiatan di bidang Pajak I dan Retribusi Daerah;
d. Pelakasanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan terkait tugas dan fungsinya;
d. Bidang Pajak Daerah II
(1) Bidang Pajak Daerah II mempunyai tugas melaksanakan pelayanan
administrasi pemungutan, penagihan, penetapan, keberatan, pembukuan,
verifikasi dan pelaporan, penagihan pajak II meliputi Pajak Hotel, Pajak
Hiburan, Pajak Penerangan Jalan dan Pajak Air Bawah Tanah;
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang Pajak
Daerah II menyelenggarakan fungsi :
a. Perencanaan kegiatan operasioanl dibidang pajak daerah II;
b. Pelaksanaan kegiatan di bidang pajak daerah II;
c. Pengkoordinasian kegiatan di bidang pajak daerah II;
d. Pengendalian, evaluasi dan pelaporan kegiatan dibidang pajak daerah II;
e. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasasn terkait tugas dan
fungsinya.
e. Bidang Koordinasi, Pengawasan dan Perencanaan
(1) Bidang Koordinasi, Pengawasan dan Perencanaan mempunyai tugas
melaksanakan pengawasan, koordinasi, rekonsiliasi, pembinaan, pemeriksaan,
penindakan, pengenaan sanksi, merumuskan regulasi pajak dan retribusi
daerah serta perencanaan target pendapatan daerah;
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang
Koordinasi, Pengawasan dan Perencanaan menyelenggarakan fungsi :
a. Perencanaan kegiatan operasional di bidang koordinasi, pengawasan dan
perencanaan;
b. Pelaksanaan kegiatan di bidang infrastruktur dan pengembangan wilayah;
c. Pengoordinasian kegiatan di bidang koordinasi, pengawasan dan
perencanaan;
d. Pengendalian, evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang koordinasi,
pengawasan, dan perencanaan;
e. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan terkait tugas dan
fungsinya;
f. Unit Pelaksana Teknis
(1) Dilingkungan Badan Pendapatan Daerah dapat dibentuk unit pelaksana
teknis berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pembentukan, sususnan organisasi, tugas dan fungsi serta tata kerja unit pelaksana
teknis ditetapkan dengan Peraturan Walikota berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan setelah dikonsultasikan secara tertulis dengan Gubernur.
ONLINE TERPADU “
Untuk merealisasikan maksud dan tujuan sebagaimana yang tertuang dalam visi tersebut,
maka setiap aparat Badan Pendapatan Kota Makassar dan stake holderharus mampu
memahami makna dari visi tersebut,makna yang terkandung dalam Visi Badan Pendapatan
Kota Makassar tersebut merupakan hasil pendalaman dari rangkaian antara kegiatan dan
substansi tupoksi serta jati diri pelayanan yang merupakan eksistensi dari Badan Pendapatan
Kota Makassar yang diwujudkan dalam peningkatan kinerja untuk mencapaian tujuan dan
sasaran yang diharapkan.
Untuk menjaga konsistensi Visi dan Misi, terutama dalam menjabarkannya pada
kebijakan perencanaan pembangunan selama lima tahun ke depan. Maka Badan
Pendapatan Kota Makassar telah menetapkan strategi untuk mewujudkan Visi dan Misi
Badan Pendapatan Kota Makassar sebagai berikut :
Adapun Kebijakan yang ditempuh oleh Badan Pendapatan Kota Makassar sebagai
berikut :
1. Intensifikasi Pemanfaatan Sumber Pendapatan berbasis Online
2. Ekstensifikasi penggalian Sumber Pendapatan Baru berbasis online
3. Menjalin Kerjasama dengan Pihak Perbankan/ Lembaga Lainnya.
4. Membangun Tax Center
5. Pendidikan dan Pelatihan
6. Study komparatif pengelolaan Pendapatan
7. Pendampingan dan Kerjasama dengan berbagai pihak serta pelibatan Staf Ahli dan
penasihat Walikota
Peningkatan kualitas pelayanan administrasi pengelolaan data dan pendapatan
daerah terkhusus di Dinas Bapeda Kota Makassar.
BAB III
ANALISA MASALAH
Dalam rangka meningkatkan pelayanan pajak di kantor badan pendapatan daerah kota
Makassar khususnya di bidang pendaftaran dan pendataan di wilayah II kota Makassar.
Teridentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Belum optimalnya pelayanan wajib pajak terhadap objek pajak baru yang berada di
wilayah II kota Makassar.
2. Masih adanya objek pajak yang tidak terdaftar dalam Sistem Perpajakan.
3. Penetapan target pajak yang belum real sesuai kondisi lapangan.
Adapun permasalahan selama ini yang terjadi selama ini dilapangan masih banyak wajib
pajak yang belum mendaftarkan objek pajaknya ke Badan Pendapatan Daerah Kota Makassar,
yang dimana pendata yang turun kelapangan jumlahnya 10 orang tidak sebanding dengan
luasnya area daerah yang di cover Makassar, akhirnya reformer mengambil solusi ini.
Berdasarkan kondisi tersebut di atas, maka perlu dilakukan pemecahan masalah dengan
menggunakan metode USG (Urgency Seriousness Growth).
Metode USG
Urgency
Seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dikaitkan dengan waktu yang tersedia dan
seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk memecahkan masalah yang menyebababkan isu
tadi. Urgency dilihat dari tersedianya waktu, mendesak atau tidak masalah tersebut
diselesaikan.
Seriousness
Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan akibat yang timbul dengan
penundaan pemecahan masalah yang menimbulkan isu tersebut atau akibat yang menimbulkan
masalah-masalah lain kalau masalah penyebab isu tidak dipecahkan. Perlu dimengerti bahwa
dalam keadaan yang sama, suatu masalah yang dapat menimbulkan masalah lain adalah lebih
serius bila dibandingkan dengan suatu masalah lain yang berdiri sendiri. Seriousnees dilihat
dari dampak masalah tersebut terhadap produktifitas kerja, pengaruh terhadap keberhasilan dan
membahayakan sistem atau tidak.
Growth
Seberapa kemungkinannya isu tersebut menjadi berkembang dikaitkan kemungkinan masalah
penyebab isu akan makin memburuk bila dibiarkan. Data atau informasi yang dibutuhkan
dalam pelaksanaan metode USG yaitu Hasil analisa situasi. Informasi tentang sumber daya
yang dimiliki Dokumen tentang perundang-undangan, peraturan, serta kebijakan pemerintah
yang berlaku. Metode analisa USG adalah salah satu alat untuk menyusun urutan prioritas isu
yang harus diselesaikan. Caranya dengan menentukan tingkat urgensi, keseriusan dan
perkembangan isu dengan menentukan skala nilai 1-5 atau 1-10. Isu yang memiliki total skor
tertinggi merupakan isu prioritas. Untuk lebih jelasnya identifikasi prioritas permasalahan
dapat diuraikan sebagai berikut :
NO Masalah URG S
SERIOUSNESS
WTH TO PEIO
GROWTH TOTAL PRIORITAS
URGENT
O
Metode FISHBONE
Fishbone analysis atau yang sering disebut juga Cause Effect Diagram merupakan
sebuah metode yang digunakan untuk membantu memecahkan masalah yang ada
dengan melakukan analisis sebab dan akibat dari suatu keadaan dalam sebuah
diagram yang terlihat seperti tulang ikan. Dan untuk mengetahui akar permasalahan
dari hasil identifikasi prioritas permasalahan seperti tabel di atas, maka dapat di lihat
pada diagram fishbone di bawah ini :
JUMLAH PEGAWAI ATAU
PEMBAGIAN TUGAS DAN MASIH ADANYA DOKUMEN STAF YANG MENANGANI
TANGGUNG JAWAB PELAYANAN PAJAK YANG Pelayanan Wajib Pajak
PELAYANAN PAJAK YANG DISAMPAIKAN TIDAK SANGAT TERBATAS DI
BELUM FOKUS DAN LENGKAP BAGIAN BAGIAN
TERARAH
Banyaknya Terbatasnya
Volume Pekerjaan Kemampuan Pengelola
Tidak adanya
pada Satu Kegiatan Dalam
penerimaan
Bidang/Bagian Membuat Laporan
pegawai untuk
Pertanggung jawaban
pelaksana Kegiatan
Banyaknya JENIS
Belum tersedia
USAHA YANG Belum adanya
MALAS prosedur standar yang
mengatur jangka waktu sistem pendaftaran
MENDAFTARKA
proses pembayaran online
N DIRI
pajak
1. Peran Kepemimpinan
Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi Bappeda untuk
pencapaian target sesuai rencana yang telah ditetapkan, peran
kepemimpinan Kepala Badan sangatlah strategis. Kepala Badan harus
memiliki komitmen yang kuat dalam pencapaian target-target yang telah
ditetapkan. Dengan berbagai otoritas dan kekuasaannya, Kepala Badan
perlu mempengaruhi seluruh stake holder organisasinya untuk bersama-
sama mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Komitmen yang tinggi dari
pimpinan untuk terlaksananya sebuah inovasi, sangat dibutuhkan untuk
sebuah perubahan bagi organisasi.
Selanjutnya, pemimpin juga harus dapat membangun jejaring kerja
dan berkolaborasi dengan seluruh stake holder. Hal ini untuk menjamin
tercapainya semua tujuan walaupun ada keterbatasan sumberdaya
organisasi.
Kepemimpinan dalam sebuah organisasi bertujuan memotivasi
orang lain atau anggotanya untuk melakukan hal baik dan memaksimalkan
kemampuan diri, tanpa adanya sosok berjiwa kepemimpinan suatu
organisasi akan kurang termotivasi atau bersemangat dalam mencapai
tujuannya.
Komitmen pimpinan dalam menjalankan Organiasinya pada
Bappeda Kabupaten Bone yaitu dengan membangun tim kerja dalam
mendukung inovasi kebaruan dengan memberikan tanggung jawab setiap
bidang untuk menciptakan inovasi yang dikoordinir oleh Sekretaris Badan.
2. Inovasi Pelayanan
Sejalan dengan visi misi Bupati Kabupaten Bone maka Bappeda
Kabupaten Bone mengeluarkan beberapa Inovasi unggulan yaitu :
a. GEMAR LIMAS (Gerakan Masyarakat Lisu Massikola)
Tujuan utama dari Inovasi GEMAR LIMAS adalah Bagaimana
memberikan Kesempatan Kedua bagi anak Putus Sekolah, anak
yang tidak pernah sekolah dan lulus tidak lanjut jenjang 7 – 24
Tahun agar bias kembali bersekolah
b. SIP PEKA (Strategi Pencegahan Perkawinan Anak)
Tujuan hadirnya Inovasi SIP PEKA untuk menurunkan kasus
perkawinan anak di Kabupaten Bone. Adapun sasaran inovasi ini
adalah Orang tua, Anak, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama,
Pemerintah, Pemerintah Kabupaten, Pemerintah
Desa/Kelurahan, Puspaga, Forum Anak, Kelompok Ekonomi,
Kelompok Sosial dan Kelompok Agama.
3. Sumberdaya Manusia
Pada Bappeda Kabupaten Bone terdapat sejumlah pegawai
sebanyak 30 orang dengan tingkat pendidikan antara lain data sebagai
berikut :
Peningkatan kualitas, efisiensi dan efektifitas kinerja pegawai tidak
hanya tergantung pada tekhnologi dan kelengkapan sarana dan prasarana
kerja namun perlu didukung oleh sumber daya manusia yang baik.Tingkat
pendidikan yang dimiliki seseorang akan mempengaruhi pola pikir, sikap
dan tingkah laku mereka.Dari tabel 2.2 diatas dapat dilihat bahwa tingkat
pendidikan sumber daya aparatur Bappeda Kabupaten Bone tergolong
tinggi. Dimana rata-rata tingkat pendidkannya mencapai jenjang S2 dan
bahkan dipimpin oleh seorang doktor dengan jenjang pendidikan terakhir
S3.
4. Pembangunan Jejaring Kerja dan Kolaborasi Pemangku Kepentingan
Bappeda Kabupaten Bone dalam membangun jejaringan kerja
dengan stakeholder internal, seperti semua OPD dan Eksternal yakni pihak
luar sangat baik dengan menghadirkan lembaga Unicef, Program dr ICRAF
bersama dengan Bappenas, KLHK, Kementan, General Affair Canada dan
pihak lainnya sehingga pada tahun 2022 terdapat anggaran yang
disalurkan untuk mensukseskan inovasi SI PEKA dan Gemar Limas
sebesar Rp. 23 Miliar.
MENTOR
HJ. ARTATI, SE, MM
TIM TEKNIS
Sub Bidang Pendataan Wil II
Kepala Bidang Pendafaran dan
Pendataan
Programmer
Staf
Dalam konteks membangun tim efektif, upaya mempengaruhi stakeholder
harus diawali dengan mengelompokkan stakeholder berdasarkan pengaruh dan
kepentingan yang dimilikinya. Upaya mengelompokkan tersebut dapat dilakukan
dengan memanfaatkan hasil pemetaan stakeholder.
Stakeholders merupakan kelompok, komunitas, atau individu manusia yang
memiliki hubungan dan kepentingan terhadap suatu organisasi. Stakeholder yang
berperan dalam proses penggunaan Formulir Online adalah sebagai berikut:
Camat Manggala
9.
Camat Panakkukang
10.
Camat Tamalanrea
11.
Pengaruh
LATENTS PROMOTERS
(+)
SEKRETARIS BADAN KEPALA BADAN PENDAPATAN
PENDAPATAN DAERAH KOTA KOTA MAKASSAR
MAKASSAR
KEPALA BIDANG
PENDAFTARAN DAN
PENDATAAN
Kepentingan Kepentingan
(-) (+)
APHATETI DEFENDERS
CS
WAJIB PAJAK BARU KEPALA BIDANG PAJAK DAN
RETRIBUSI
STAF / PERSONIL BAPENDA
KEPALA BIDANG KORDINASI &
PEMBUAT APLIKASI / PENGAWASAN
PROGRAMMER
KEPALA BIDANG PAJAK DAERAH
Pengaruh (-)
4.4. STRATEGI PENGEMBANGAN KOMPETENSI DALAM AKSI PERUBAHAN
Guna pencapaian tujuan dalam aksi perubahan Formulir Digital untuk
pendaftaran online wajib pajak baru aplikasi TABE DI’ (Formulir Pendaftaran
Berbasis Digital) maka reformer melakukan strategi pengembangan kompetensi
kepemimpinan kinerja dalam hal ini kompetensi manajerial yang dapat
digambarkan sebagai berikut:
4.4.1. INTEGRITAS
Integritas merupakan kunci utama yang dituntut pada seorang pemimpin,
karena bagaimana Pemimpin tersebut mampu membawa organisasinya untuk
mewujudkan misi yang ingin dicapai jika sang Pemimpin tidak memiliki
integritas. Inovasi dari proyek perubahan ini tidak akan berjalan tanpa adanya
INTEGRITAS dari Pemimpin yang akan menjadi pelopor dan pengawal dari
konsep program perubahan yang ditawarkan. Pemimpin yang berintegritas
adalah pemimpin yang dapat membawa perubahan dan dapat menumbuhkan
ide kreatif serta dapat menerobos batas ruang yang ada dengan sebuah
Inovasi. Dalam melakukan inovasi TABE DI’ reformer dituntut untuk memiliki
karakter yang kuat dalam merubah sistem Pendaftaran manual pada wajib
pajak baru dengan menggunakan Formulir online Menggunakan Aplikasi TABE
DI’
4.4.2. KERJASAMA
Setiap individu dalam menjalankan aktivitas kehidupan membutuhkan
keterlibatan serta dukungan orang (pihak) lain. Intraksi sosial yang dilakukan
oleh dua orang atau lebih yang dimana memiliki pandangan akan tujuan yang
sama disebut dengan kerjasama. Demikian pula halnya dengan sebuah
gagasan Inovasi dalam konteks ini adalah bentuk inovasi yang ditawarkan (
Aplikasi Formulir Digital), sudah barang tentu membutuhkan adanya kerjasama
dari beberapa pihak yang bersinergi agar inovasi itu dapat terlaksana dan
diimplementasikan dalam menunjang tugas yang menjadi tanggung jawab
pihak-pihak yang berkepentingan sehingga apa yang diharapkan dapat
terlaksana yakni adanya pelayanan publik yang lebih baik, efisien, terukur, dan
tepat sasaran. Penggunaan Formulir online ini akan di gunakan khususnya di
wilayah II Makassar agar kedepannya memudahkan Bidang Pendaftaran dan
Pendataan dalam proses pendaftaran wajib pajak baru maka dengan
terjalinnya kerjasama yang ada inovasi perubahan ini dapat memberi manfaat
secara optimal.
4.4.3. KOMUNIKASI
Kompetensi komunikasi merupakan kemampuan untuk menerangkan
pandangan dan gagasan secara jelas, sistematis disertai argumentasi yang
logis dengan cara-cara yang sesuai baik secara lisan maupun tertulis,
memastikan pemahaman, mendengarkan secara aktif dan efektif,
mempersuasi, meyakinkan dan membujuk orang lain dalam rangka mencapai
tujuan. Permasalahan yang sering timbul dari kurangnya komunikasi adalah
kesalahpahaman. Penggunaan Formulir Berbasis Digital akan di gunakan
wajib pajak baru yang ada di kota Makassar agar kedepannya tdk ada lagi
diskomunikasi antara wajib pajak dan pendata yang turun ke lapangan, yang
dimana wajib pajak yang tadi nya masih di daftrkan secara manual, maka
dengan adanya inovasi baru yaitu TABE DI’ (Formulir Pendaftaran Berbasis
Digital) sudah dapat di daftarkan secara online. sehingga bisa meminimalkan
tdk adanya kesalahpahaman lagi antara wajib pajak dengan pendata.
Dalam pengelolaan data dan pendaftaran wajib pajak dalam Unit Pelaksana
Teknis (UPT) Penataan Reklame akan melakukan pengendalian terkait dengan
resiko yang berdampak dalam pencapaian tujuan untuk mewujudkan optimalisasi
dalam pengawasan reklame dan tindak lanjut dari proses tersebut,antara lain: