PEMBAHASAN
langkah tepat karena sejarah bisa menjadi modal dalam mengilhami serta inspirasi
kedepan. Badan Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Barat telah menepuh suatu
perjalanan panjang tanpa terhindar dari pasang surut, hal ini pula yang menjadi salah
satu pertimbangan ketika adanya wacana penggabungan Dinas Pendapatan dan Biro
Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Barat yang memiliki asal muasal dari Biro
pertimbangan lain. Jadi sejarah ini telah membuktikan bahwa pengalaman itu adalah
guru dalam kehidupan kita. Perkembangan Badan Pendapatan Daerah Provinsi Jawa
1971 dan tanggal itu pula yang dijadikan tonggak sejarah hari jadi Badan Pendapatan
tetapi unit kerja ini hanya merupakan embrio semata, karena unit kerja tersebut tidak
berdiri sendiri dan masih diposisikan sebagai sub ordinat dari administratur bidang
keuangan. Bidang pendapatan dan keuangan adalah satu rumpun, ketika proses
Namun demikian sumber daya dinas yang dimiliki pada saat itu masih sangat
terbatas, baik pegawai, sarana maupun beban target pendapatan daerah. Bahkan pada
saat itu telah diupayakan penggalian sumber pendapatan baru berupa Pungutan Bea
Gambar II.2.
Gambar Dispenda Jawa Barat 1997
Perubahan ketentuan pajak daerah dan retribusi daerah terjadi seiring dengan
ditetapkannya UU Nomor. 18 Tahun 1997 tentang Pajak dan Retribusi Daerah, pada
saat itu kembali Badan Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Barat kehilangan jenis
retribusi pengambilan air dan retribusi bahan galian golongan c ditetapkan menjadi
pajak kabupaten/kota. Seiring dengan itu, terjadi krisis moneter di Indonesia yang
Kemajuan dalam Inovasi Pelayanan Publik yang dilakukan oleh Dinas Pendapatan
banyak diapresiasi oleh berbagai pihak, bahkan Inovasi E-Samsat Jabar dijadikan
sebagai Pilot Project Pelayanan Publik oleh Komisi Pemberantasan Korupsi untuk
Januari 2017 Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Provinsi Jawa Barat berganti nama
menjadi Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Provinsi Jawa Barat. Pergantian nama
dari Dispenda ke Bapenda diresmikan secara langsung oleh Kepala Bapenda (Kaban)
Provinsi Jawa Barat, Dadang Suharto di Aula Besar Gedung Bapenda Jawa Barat.
Sejak tahun 1984 sampai dengan saat ini Kantor Badan Pendapatan Daerah Provinsi
Jawa Barat bertempat di Jalan Soekarno Hatta No. 528 Bandung yang sebelumnya
Visi
Misi
1. Struktur Organisasi
Gambar II.3.
Struktur Organisasi Bapenda Jawa Barat
b. Struktur Organisasi Kantor Pusat Pengelolaan Pendapatan Daerah
Kepala
Gambar II.4.
Struktur Organisasi Kantor Pusat Pengelolaan Pendapatan Daerah
Provinsi Jawa Barat Wilayah Kota Depok I
2. Uraian Tugas
Program Kerja Badan Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Barat mencakup dua aspek
a. Kinerja Pendapatan
1) Pelaksanaan Pungutan
a) Intensifikasi
b) Ekstensifikasi
PAD.
2) Administrasi Pemungutan
Retribusi Daerah.
Kab / Kota.
3) Koordinasi
4) Anggaran
dan Impact ).
Administrasi Anggaran.
Pemerintah ( SAP ).
5) Pembinaan
c) Penyusunan SOP.
d) Penyusunan SPM.
Exprit de Corp.
Berbasis IT.
d) Layanan SMS.
b. Tugas
c. Fungsi
Pelayanan Umum.
fungsinya.
pengelolaan pendapatan daerah dibawah naungan bapenda Jawa Barat. Kantor Pusat
Pengelolaan Pendapatan Daerah bekerja sama dengan. Polda Jabar, Polda Metro dan
Pada Penelitian yang penulis telah lakukan pada kantor pusat pengelolaan pendapatan
daerah provinsi Jawa Barat Wilayah Kota Depok I memperoleh data target dan
realisasi bea balik nama kendaraan bermotor pada tahun 2013-2017 sebagai berikut:
Tabel III.I
Tabel Data Bea Balik Nama kendaraan Bermotor Tahun 2013-2017
Jenis
Target Realisasi
Tahun Pendapatan
(Rp) (Rp)
Daerah
(1) (2) (3) (4)
2013 BBNKB I 256.901.046.000 265.552.650.000
BBNKB II 3.711.000.000 8.574.731.000
2014 BBNKB I 276.537.021.000 280.175.294.000
BBNKB II 9.253.700.000 8.996.476.300
2015 BBNKB I 233.218.000.000 252.028.226.000
BBNKB II 10.165.400.000 7.875.102.300
2016 BBNKB I 273.083.000.000 297.617.200.000
BBNKB II 7.387.000.000 7.489.628.700
2017 BBNKB I 257.549.000.000 267.285.702.000
BBNKB II 10.568.000.000 11.462.811.000
Cara hitung persentase : Realisasi Penerimaan x 100%
Target Perencanaan
BBNKB I:
256.901.046.000
276.537.021.000
233.218.000.000
273.083.000.000
257.549.000.000
BBNKB II:
3.711.000.000
9.253.700.000
10.165.400.000
7.387.000.000
11.462.811.000
Tabel III.II
Tabel Data persentase Bea Balik Nama kendaraan Bermotor I Tahun 2013-2017
Jenis
Target Realisasi %
Tahun Pendapatan
(Rp) (Rp) (5:4)
Daerah
(1) (2) (3) (4) (5)
2013 BBNKB I 256.901.046.000 265.552.650.000 103
2014 BBNKB I 276.537.021.000 280.175.294.000 101
2015 BBNKB I 233.218.000.000 252.028.226.000 108
2016 BBNKB I 273.083.000.000 297.617.200.000 109
2017 BBNKB I 257.549.000.000 267.285.702.000 104
Tabel III.II
Tabel Data persentase Bea Balik Nama kendaraan Bermotor II Tahun 2013-2017
Jenis
Target Realisasi %
Tahun Pendapatan
(Rp) (Rp) (5:4)
Daerah
(1) (2) (3) (4) (5)
2013 BBNKB II 3.711.000.000 8.574.731.000 231
2014 BBNKB II 9.253.700.000 8.996.476.300 97
2015 BBNKB II 10.165.400.000 7.875.102.300 77
2016 BBNKB II 7.387.000.000 7.489.628.700 101
2017 BBNKB II 11.462.811.000 11.462.811.000 108
yang telah ditetapkan oleh Bapenda Jabar yaitu BBNKB I sebesar 103% dan BBNKB
II sebesar 231%
BBNKB I mendapat realisasi penerimaan melampaui dari target sebesar 101% namun
pada tahun ini target yang ditetapkan lebih sedikit besar dari target tahun sebelumnya
, sehingga persentase yang didapat tahun ini lebih sedikit kecil dari tahun 2013.
BBNKB II pada tahun ini target yang telah di tetapkan naik hampir 3 kali lipat dari
tahun 2013, oleh karena itu realisasi penerimaan pada tahun ini tidak mencapai target
Pada tahun ini BBNKB I bapenda metapkan target lebih menurun dari tahun 2014
namun realisasi penerimaannya pun tidak jauh berbeda dengan tahun 2014 dan pada
tahun 2015 ini target dan peneriman hanya mendapat persentase 108%
Pada tahun ini BBNKB II meskipun tahun lalu penerimaan tidak mencapai target
BBNKB I pada tahun ini bapenda jabar menetapkan target lebuh besar dari tahun
sebelumnya menjadi Rp. 273.083.000.000 namun meskipun pada tahun ini lebih besar
dari tahun sebelumnya, realisasi penerimaanna pun dapat mencapai target yang telak
Target BBNKB II pada 2 tahun lalu cukup besar penaikannya sehingga tahun ini target
realisasi penerimannya pun dapat mencapai target dan memiliki persentase sebesar
101%
Pada tahun 2017
BBNKB I memliki target perencanaan yang lebih kecil dari tahun 2016 yaitu hanya
BBNKB II memliki target perencanaan yang lebih besar dari thun 2016 yaitu sebesar
Rp. 10.568.000.000 dan realisasi penerimaannya pun dapat mencapai target yan telah
BBNKB I hampir setiap tahun pendapatannya mencapai target karena di daerah kota
depok semakin hari semakin bertambah penduduknya dan semakin bertambah pula
lebih kecil dari BBNKB I dikarenakan banyak wajib pajak yang membeli motor bekas
tetapi tidak melakukan proses balik nama, sehingga wajib pajak atas nama yang
Dokumen-dokumen yang perlu dipersiapkan untuk balik nama adalah sebagai berikut:
domisili, surat kuasa bermaterai cukup & ditanda tangani oleh pimpinan serta
Untuk intansi pemerintah (termasuk BUMN & BUMD): surat tugas atau surat kuasa
bermaterai cukup & ditanda tangani oleh pimpinan serta dibubuhi cap intansi yang
bersangkutan.
Tata Cara:
beserta fotokopi).
sementara).
7. Kendaraan dihadirkan ke Samsat Induk tujuan untuk melakukan Cek Fisik (gesek
nomor rangka+mesin).
10. Kembali ke samsat induk tujuan untuk mengambil STNK + Plat Nomor baru.
11. Menunggu BPKB yang di-update dengan waktu tertentu.