DISUSUN OLEH :
CHANDRA WILLIYANDO,S.H.,M.H.
NIP. 19871006 201101 1 002
i
5. Bapak Yurnalis, S.IP, M.Si. Selaku Kepala BPSDM Provinsi Lampung
yang telah memfasilitasi pelaksanaan Pelatihan Kepemimpinan
Administrator Pemerintah Kabupaten Mesuji Angkatan I Tahun
Anggaran 2022.
6. Bapak Syamsudin,S.Sos. Selaku Sekretaris Daerah Kabupaten
Mesuji telah memberi kesempatan kepada kami semua untuk mengikuti
Pelatihan Kepemimpinan Administrator Pemerintah Kabupaten Mesuji
Angkatan I Tahun Anggaran 2022.
7. Bapak Yopi Saputra, SE. selaku Kepala Badan Kepegawaian dan
Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten Mesuji.
8. Bapak I KOMANG SUTIAKA,S.H.,M.M. selaku Kepala Badan
Pendapatan Daerah Kabupaten Mesuji sekaligus Mentor Project
Leader.
9. Ibu Ir. Rili Pujiana Sangun,M.M. selaku coach yang telah memberikan
bimbingan, arahan dan memotivasi Penulis dalam penyusunan
rancangan aksi perubahan ini sehingga dapat tersaji dan
terpresentasikan dengan baik.
10. Istri, anak dan keluarga besar atas doa dan dukungan moril selama
Penulis mengikuti program Pelatihan Kepemimpinan Administrator
(PKA).
11. Para fasilitator dan narasumber pada Pelatihan Kepemimpinan
Administrator Pemerintah Kabupaten Mesuji Angkatan I Tahun
Anggaran 2022., atas ilmu dan pengarahan yang diberikan melalui
materi-materi selama seminar.
12. Seluruh jajaran pimpinan dan staf di lingkungan Kementerian Hukum
dan HAM atas kesempatan yang diberikan kepada Penulis untuk
menimba ilmu, mendapatkan informasi dan pengalaman serta
mengembangkan diri dalam sebuah lingkungan pembelajar yang baik.
13. Seluruh jajaran pimpinan dan staf di lingkungan Badan Pengembangan
Sumber Daya Manusia Provinsi Lampung selaku Penyelenggara
Pelatihan Kepemimpinan Administrator atas kesempatan yang
ii
diberikan kepada Penulis untuk menimba ilmu, berbagi informasi dan
pengalaman serta mengembangkan diri dalam sebuah lingkungan
pembelajar yang baik.
14. Seluruh jajaran pimpinan dan staf di lingkungan Badan Kepegawaian
Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten Mesuji selaku
Penyelenggara Pelatihan Kepemimpinan Administrator Pemerintah
Kabupaten Mesuji Angkatan I Tahun Anggaran 2022, atas kesempatan
yang diberikan kepada Penulis untuk menimba ilmu, berbagi informasi
dan pengalaman serta mengembangkan diri dalam sebuah lingkungan
pembelajar yang baik
15. Seluruh Tim Kerja Aksi Perubahan pada Bidang Perencanaan,
Pengembangan Pengendalian dan Evaluasi serta Seluruh Personil
Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Mesuji atas kesempatan yang
diberikan kepada Penulis untuk menimba ilmu, mendapatkan informasi
dan pengalaman serta mengembangkan diri dalam sebuah lingkungan
pembelajar yang baik
16. Seluruh teman seperjuangan peserta Pelatihan Kepemimpinan
Administrator Pemerintah Kabupaten Mesuji Angkatan I Tahun
Anggaran 2022 atas semua pengalaman berbagi dan kebersamaan
yang terjalin dengan erat, saling membangun jejaring kerja, saling
percaya dan saling mendukung dalam suasana kelas dan group media
sosial yang ceria dan penuh canda.
Semoga Implementasi Aksi Perubahan ini dapat memberikan
informasi dan manfaat yang besar bagi munculnya gagasan-gagasan
perubahan lainnya di bidang penyusunan Regulasi Daerah tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah kearah yang lebih baik lagi.
iii
Hajimena, 2022
Penulis
Ttd
Chandra Williyando,S.H.,M.H.
iv
BAB I
1
pelayanan dan pendaftaran pajak daerah, pengendalian teknis
operasional pengelolaan pendapatan Asli Daerah serta
pembukuan dan pelaporan realisasi pendapatan daerah.
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana tersebut di atas, Badan
Pendapatan Daerah Kabupaten Mesuji menyelenggarakan fungsi
sebagai berikut :
a. Perumusan kebijakan teknis dibidang pendapatan;
b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan
umum dibidang pendapatan;
c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang
pendapatan;
d. Pelayanan administratif;dan
e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati
sesuai dengan tugas dan fungsi Badan Pendapatan
Daerah
Sebagaimana tercantum dalam Peraturan Bupati Mesuji Nomor
64 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati Mesuji
Nomor 55 Tahun 2020 tentang Struktur Organisasi, Tata Kerja,
Tugas Pokok dan Fungsi Perangkat Daerah Kabupaten Mesuji,
Susunan Organisasi Badan Pendapatan Daerah terdiri dari :
a. Kepala Badan
b. Sekretaris, membawahi :
1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
c. Bidang Perencanaan, Pengembangan, Pengendalian dan
Evaluasi;
1. Sub Bidang Perencanaan dan Pengembangan.
2. Sub Bidang Pengendalian Evaluasi dan Pelaporan.
2
d. Bidang Pajak Daerah Lainnya;
1. Sub Bidang Pendataan Penetapan Pajak Daerah lainnya
2. Sub Bidang Pemeriksaan dan Keberatan
e. Bidang PBB dan BPHTB;
1. Sub Bidang Pendataan Penilaian Pengolah Data dan
Informasi
2. Sub Bidang Penetapan Verifikasi Penagihan PBB dan
BPHTB.
f. Kelompok Jabatan fungsional;
3
e. Pelaksanaan kegiatan penyuluhan dan sosialisasi mengenai
pajak daerah, retribusi daerah dan pendapatan lainnya;
f. Pelaksanaan dan pengendalian kegiatan pelayanan pajak
daerah;
g. Pelaksanaan pembukuan dan pelaporan pendapatan daerah;
h. Pelaksanaan evaluasi dan pembinaan terhadap kegiatan
pelayanan dan pendaftaran pajak daerah;
i. Pengendalian, evaluasi, pembinaan teknis operasional dan
bimbingan kepada semua unit kerja yang melaksanakan
pemungutan pendapatan daerah;
j. Pengendalian dan pemungutan pajak dan retribusi daerah;
k. Penghimpun piutang pajak daerah dan melaksanakan proses
penghapusan piutang pajak daerah yang telah kadaluarsa;
l. Pelaporan capaian kinerja pelaksanaan program dan kegiatan;
m. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sepanjang
tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
4
menumbuhkan perkembangan pembelajaran yang
berkelanjutan, siap sedia untuk mengarahkan bawahan;
c. Pemilihan orang yang tepat: mempromosikan kode etik,
menerapkan nilai-nilai organisasi, mendidik bawahan
tentang tanggung jawab etika, praktik pengambilan
keputusan etis, mengidentifikasi role model, belajar dari
kesalahan, bertindak preventif, dan memberikan
penghargaan atas kinerja bawahan;
d. Proses yang efektif: Konsultasi bersama bawahan,
penilaian risiko perilaku, memonitor kecenderungan,
memperkuat kebijakan, monitor kepatuhan, melakukan
audit, melibatkan dukungan, menyertakan etika dan
integritas, penggunaan skenario;dan
e. Pelaporan yang professional: Berbagi tanggung jawab,
mendorong pelaporan yang professional, mengaktifkan
pelaporan, mengetahui tanggung jawab, menciptakan
budaya pelaporan yang aman, memantau Kesehatan dan
keselamatan,dukungan bawahan, mencari umpan balik,
dan melakukan review penanganan pengaduan.
5
Pada sektor publik, para pakar administrator membagi
akuntabilitas menjadi beberapa tipe, diantaranya:
6
sumber apapun telah didapat digunakan, serta capaian dari
sumber daya tersebut.
7
simbolis lain dari komunikasi yang merupakan sifat budaya
perusahaan yang menjadi pedoman tindakan anggota organisasi.
8
kekuasaan pendorong, membudaya dalam kehidupan suatu
organisasi. Kemudian tercermin dari sikap menjadi perilaku,
kepercayaan, cita-cita, pendapat dan tindakan yang terwujud
sebagai kerja atau bekerja. Oleh karena itu, memahami dan
mengimplementasikan budaya kerja merupakan tugas berat yang
harus dilakukan secara utuh dan menyeluruh karena menyangkut
proses pembangunan karakter, sikap, dan perilaku manusia.
Mengimplementasikan Budaya Kerja secara Konsisten. Setiap
budaya kerja yang sudah ditetapkan wajib diimplementasikan
dalam praktik kerja sehari-hari di dalam maupun di luar organisasi.
Fungsinya adalah agar masing-masing anggota organisasi terlatih
untuk menjalankan budaya kerja yang sudah ditetapkan.
Mengukur Implementasi Budaya Kerja. Pengukuran implementasi
budaya kerja ini untuk mengetahui hasil yang sudah dicapai dari
penerapan budaya kerja secara periodik. Sehingga akan terbentuk
sebuah proses sistim kerja yang spesifik, terukur, dapat dicapai,
relevan dan berjangka waktu.
Memberikan Reward dan Punishment. Pemberian reward dan
punishment terhadap anggota organisasi yang sudah ataupun
belum menjalankan budaya kerja sangat dibutuhkan agar anggota
organisasi tetap bersemangat mengimplementasikan budaya kerja.
9
beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh suatu organisasi dalam
membangun Jejaring Kerja (kemitraan ) yaitu sebagai berikut:
a. Meningkatkan partisipasi masyarakat; Salah satu tujuan
membangun Jejaring Kerja (kemitraan) adalah membangun
kesadaran masyarakat terhadap eksistensi organisasi
tersebut, menumbuhkan minat dan meningkatkan
partisipasi masyarakat dalam pengembangan oranisasi.
Masyarakat disini memiliki arti luas tidak hanya pelanggan
tetapi termasuk juga pengguna, dinas atau departemen
terkait, organisasi kemasyarakatan, organisasi profesi,
lembaga pendidikan, dunia usaha dan industry, tokoh
masyarakat dan stakeholder lainnya.
b. Peningkatan mutu dan relevansi; dinamika
perubahan/perkembangan masyarakat sangat tinggi.
Sebagai contoh, lembaga kursus jika ingin tetap eksis harus
mampu bersaing dengan kompetitor lain. Untuk itu,
organisasi dituntut untuk terus melakukan inovasi,
peningkatan mutu dan relevansi program yang dibuatnya
sesuai kebutuhan pasar. Untuk itu, membangun Jejaring
Kerja (kemitraan) diperlukan guna merancang program
yang inovatif, meningkatkan mutu layanan dan relevansi
program dengan kebutuhan pasar
c. Langkah-langkah membangun jejaring kerja dan
kolaborasi dalam organisasi dapat dilakukan dengan
mengikuti Langkah-langkah sebagai berikut:
d. Pemetaan. Setiap organisasi perlu melakukan pemetaan
tentang lembaga/organisasi yang sekiranya bisa diajak
bekerjasama baik di wilayah sekitarnya maupun
jangkauan yang lebih luas. Adapun pemetaan didasarkan
10
karakteristik dan kebutuhan setiap organisasi.
Stakeholders dapat melibatkan Lembaga pemerintah,
swasta dan masyarakat.
e. Menggali dan mengumpulkan informasi. Setelah dilakukan
pemetaan maka langkah selanjutnya adalah menggali
informasi tentang tujuan organisasi, ruang lingkup
pekerjaan (bidang garapan), visi misi dan lain seb.
Informasi ini berguna untuk menjajagi kemungkinan
membangun jaringan dan kemitraan. Pengumpulan
informasi dapat dilakukan dengan pendekatan personal,
informal dan formal.
f. Menganalisis informasi Berdasarkan data dan informasi
yang terkumpul selanjutnya kita menganalisis dan
menetapkan mana pihak-pihak yang perlu ditindaklanjuti
untuk penjajakan kerjasama yang relevan dengan
permasalahan dan kebutuhan yang dihadapi.
g. Penjajakan kerjasama. Menindak lanjuti hasil analisis data
dan informasi, perlu dilakukanpenjajakan lebih mendalam
dan intens dengan pihak-pihak yang memungkinkan
diajak kerjasama. Penjajakan dapat dilakukan dengan cara
melakukan audiensi atau presentasi tentang profil
perusahaan/organisasi dan penawaran program-program
yang bisa dikerjasamakan baik secara formal maupun non
formal.
11
setiap pihak dapat terwakili. Membuat kesepakatan Pihak-pihak
yang ingin bermitra perlu untuk merumuskan peran dan
tanggungjawab masing-masing pihak pada kegiatan yang akan
dilakukan bersama yang dituangkan dalam nota kesepahaman atau
sering disebut Memorandum Of Understanding (MoU).
Penandatanganan akad kerjasama MoU. Nota kesepahaman yang
sudah dirumuskan selanjutnya ditandatangani oleh pihak-pihak
yang bermitra. Pelaksanaan kegiatan tahap ini adalah merupakan
tahap implementasi dari rencana kerjasama yang sudah disusun
bersama dalam rangka mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.
Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan tanggungjawab dan peran
masing-masing pihak yang bermitra. Monitoring dan evaluasi.
Selama pelaksanaan kerjasama perlu dilakukan monitoring dan
evaluasi. Tujuan monitoring adalah memantau perkembangan
pelaksanaan kegiatan sehingga dapat dicegah terjadinya
penyimpangan (deviasi) dari tujuan yang ingin dicapai. Di samping
itu juga segala permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan
kegiatan dapat dicarikan solusinya. Hasil monitoring dapat
dijadikan dasar untuk melakukan evaluasi. Perlu dilakukan
evaluasi bersama antar pihak yang bermitra untuk mengetahui
kegiatan mana yang belum bisa berjalan sesuai rencana dan mana
yang sudah, tujuan mana yang sudah tercapai dan mana yang
belum, masalah/ kelemahan apa yang menghambat pencapaian
tujuan dan penyebabnya.Perbaikan hasil evaluasi oleh pihak-pihak
yang bermitra akan dipakai sebagai dasar dalam melakukan
perbaikan dan pengambilan keputusan selanjutnya apakah
kerjasama akan dilanjutkan pada tahun berikutnya atau tidak.
Perencanaan selanjutnya. Jika pihak-pihak yang bermitra
memandang penting untuk melanjutkan kerjasama, maka mereka
12
perlu merencanakan kembali kegiatan yang akan dilaksanakan
pada tahu berikutnya. Perencanaan selanjutnya perlu
mempertimbangkan hasil evaluasi dan refleksi sebelumnya. Di
samping itu, mungkin dipandang perlu untuk memperpanjang akad
kerjasama dengan atau tanpa perubahan nota kesepaha
13
BAB II
DESKRIPSI HASIL KEPEMIMPINAN
14
Table 1 MATRIK PERSANDINGAN ANTARA
RENCANA AKSI DAN IMPLEMENTASI / REALISASI AKSI PERUBAHAN
Realisasi
No Tahapan Out Pelaks Rencana Pelaksana Keterangan/
/Kegiatan put ana Pelaksana an Bukti
an
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
I JangkaPendek (2 bulan)
.
1. Konsultasi Menyampaikan Penulis Minggu I : 26 september - Rapat
kepada mentor, pada mentor (Project 26 2022 koordinasi
Pembentukan terkait rencana leader), September - SK Tim
dan penyusunan aksi perubahan Mentor, 2022 Kerja Aksi
jadwal kegiatan Pembentukan Tim Tim Kerja Perubahan
Tim Kerja Aksi Kerja Aksi Aksi - Jadwal
Perubahan, Perubahan Perubahan
kegiatan
Pelaksanaan FGD Pembahasan
dengan mentor - FGD
serta Tim Kerja - notulen
Aksi Perubahan
15
persiapan
pelaksanaan
FGDMembuat
Surat Edaran
Sekretaris Daerah
Kepada Stake
Holder tentang
Pelaksanaan FGD
2. Focuss Group Fasilitasi Project Minggu I : 27 - FGD
Discussion Pelaksanaan Leader, Tim 27 September September - Notulen
Focus Group Kerja Aksi 2022 2022 - Dokumentasi
Discussion Perubahan ,
(FGD) Mentor,
Kementerian Stake
Hukum dan Holder,
HAM RI Wilayah Kemenkum
Lampung HAM RI
Bersama Wilayah
Perangkat Lampung
Daerah
3. Evaluasi Pembahasan Kepala Minggu I : -28 - Rapat
Pelaksanaan dengan mentor Badan 28 September Septem Evaluasi
dan Materi FGD bersama dengan (Mentor), 2022 ber Pembahas
Tim Kerja Aksi Project 2022 an
Perubahan hasil Leader
pelaksanaan FGD Tim Kerja
Aksi
Perubahan
16
4, Inventarisir Penyampaian Project Minggu I : 29 – 30 - SPT
Pajak Daerah Daftar Leader 29 – 30 Septem - Laporan
dan Retribusi Inventarisir ,Tim Kerja September ber DIM
Daerah Masalah Aksi 2022 2022
- Dokument
Perubahan
asi
5. Rapat Bersama Konsultasi Project Minggu II : 3 Oktober - Surat
Tim Kerja Aksi kepada mentor leader, 3 Oktober 2022 Undangan
Perubahan terkait hasil Tim Kerja 2022 Rapat
penyampaian Aksi - Notulen
daftar Perubahan
- Tanda
inventarisir Terima
masalah Undangan
Membuat surat - Daftar
undangan rapat Hadir
pembahasan
- Berita
Bersama tim
Acara
kerja aksi
Kesepakat
perubahan
an
Distibusi surat
- Dokument
undangan rapat
asi
6. Pembahasan Notulen, Berita Project Minggu II : 4 Oktober - Notulen,
Bersama Tim Acara Hasil leader, 4 Oktober 2022 Berita
Kerja Aksi Rapat, Tim Kerja 2022 Acara
Perubahan Dokumentasi Aksi Hasil
Perubahan Rapat,
Dokument
asi
17
7. Konsultasi Catatan Mentor Project Minggu II : 5 Oktober - Uraian
kepada mentor leader, 5 Oktober 2022 Tugas
terkait uraian Tim Kerja 2022 Masing –
tugas Aksi masing
masing – Perubahan Tim
masing Tim
8. Koordinasi ke Rancangan Project Minggu II : 6 Oktober - Rancanga
Bagian Hukum Keputusan Leader, 6 Oktober 2022 n
Setdakab Mesuji Penjabat Bupati Tim Kerja 2022 Keputusan
Mesuji Aksi Penjabat
Perubahan Bupati
Mesuji
- Surat
Penyampai
an
Rancanga
n
Keputusan
Bupati
Mesuji
- Surat
Perintah
Tugas
- Dokument
asi
18
9. Pembahasan Daftar uraian Project Minggu II : 7 Oktober - Daftar
Bersama Tim tugas Tim leader, 7 Oktober 2022 Uraian
Kerja AKsi Penyusun, Tim Tim Kerja 2022 Tugas Tim
Perubahan Peneliti dan Tim Aksi Peneliti,
Pendamping Perubahan Tim
Penyusun
dan Tim
Pendampi
ng
10. Menyampaikan Dokumentasi Mentor Minggu III : 8 Oktober - Dokument
kepada dan Tim 8 Oktober 2022 asi
Sekretaris Kerja Aksi 2022
Daerah perubahan
Kabupaten
Mesuji terkait
rencana
Kunjungan dari
Kementerian
Hukum dan
HAM RI Wilayah
Lampung
11. Rapat Undangan Rapat, Project Minggu III : 10 Oktober - Tanda
Pembahasan Berita Acara leader, 10 Oktober 2022 Terima
Dasar Hasil Rapat,Surat Tim Kerja 2022 Undangan
Pengenaan Tugas, Foto – foto Aksi - Daftar
Pajak Daerah Perubahan Hadir
- Notulen
- Dokument
19
asi
12. Kajian Bersama Rumusan Dasar Project Minggu III : 11– 12 - Perhitunga
Dasar pengenaan Pajak leader, 11 Oktober Oktober n Dasar
Pengenaan Daerah sesuai Tim Kerja 2022 2022 Pengenaan
Pajak Daerah dengan Petunjuk Aksi Pajak
Pelaksana dan Perubahan Daerah
Petunjuk Teknis
13. Pembahasan Undangan Rapat, Project Minggu III : 13 Oktober - Tanda
Lanjutan Berita leader, 13 Oktober 2022 terima
dengan Tim Kesepakatan Tim Kerja 2022 undangan
Kerja Aksi Hasil Aksi - Daftar
Perubahan Pembahasan, Perubahan hadir
Daftar Hadir rapat
Rapat, Foto-foto - Notulen
Kegiatan - Dokument
asi
14. Asistensi di Dokumentasi Project Minggu III : 14 Oktober - Dokument
Bappelitbangda Kegiatan leader, 14 Oktober 2022 asi
Bersama Tim Kerja 2022 Kegiatan
Perangkat Kasi
Daerah Perubahan
, Stake
Holder
20
15. Pendalaman Surat Perintah Project Minggu IV : 17 Oktober - Surat
Materi Retribusi Tugas, Laporan Leader, 17 Oktober 2022 Perintah
DKPTKA Hasil Perjalanan Tim Kerja 2022 Tugas
Dinas, Aksi - Dokument
Dokumentasi Perubahan asi
Kegiatan , Kegiatan
Kemenku
m HAM RI
Wilayah
Lampung,
Stake
Holder
16. Pendalaman Materi Surat Perintah Project Minggu IV : 18 Oktober - Surat
Retribusi Tugas, Laporan Leader, 18 Oktober 2022 Perintah
Pelayanan Hasil Perjalanan Tim Kerja 2022 Tugas
Kesehatan Dinas, Aksi - Dokument
Dokumentasi Perubahan asi
Kegiatan , Kegiatan
Kemenku
m HAM RI
Wilayah
Lampung,
Stake
Holder
17. Pendalaman Materi Surat Perintah Project Minggu IV : 19 Oktober - Surat
Retribusi Tugas, Laporan Leader, 19 Oktober 2022 Perintah
Pariwisata Hasil Perjalanan Tim Kerja 2022 Tugas
Dinas, Aksi - Dokument
21
Dokumentasi Perubahan asi
Kegiatan , Kegiatan
Kemenku
m HAM RI
Wilayah
Lampung,
Stake
Holder
18. Penyusunan Materi Retribusi Project Minggu IV : 20 Oktober - Daftar
Laporan Hasil Daerah Leader, 20 Oktober 2022 usulan
Pendalaman Materi Dokumentasi Tim Kerja 2022 Tarif
Retribusi Daerah Kegiatan Aksi Retribusi
oleh Tim Kerja Aksi Perubahan Daerah
Perubahan - Dokument
asi
Kegiatan
19. Penyampaian Hasil Kepala Minggu IV : 21 Oktober - Dokument
Kepada Mentor Pendalaman Badan 21 Oktober 2022 asi
Materi Retribusi (Mentor), 2022 Kegiatan
daerah yang di Project
inventarisir Leader,
Bersama Tim Tim Kerja
Perancang Aksi
Peraturan Perubahan
Perundang-
undangan
22
20. Pendalaman Materi Surat Perintah Project Minggu ke V : 24 Oktober - Surat
Retribusi Tugas, Laporan Leader, 24 Oktober 2022 Perintah
Pengelolaan Taman Hasil Perjalanan Tim Kerja 2022 Tugas
Kehati, Dinas, Aksi - Dokument
Dokumentasi Perubahan asi
Kegiatan , Kegiatan
Kemenku
m HAM RI
Wilayah
Lampung,
Stake
Holder
21. Pendalaman Materi Surat Perintah Project MInggu Ke V 25 Oktober - Surat
Retribusi Tugas, Laporan Leader, : 2022 Perintah
Pemanfaat Aset Hasil Perjalanan Tim Kerja 25 Oktober Tugas
Daerah Dinas, Aksi 2022 - Dokument
Dokumentasi Perubahan asi
Kegiatan Project Kegiatan
Leader,
Tim Kerja
Aksi
Perubahan
,
Kemenku
m HAM RI
Wilayah
Lampung,
Stake
23
Holder
24
Perundang-
undangan
25
Stake
Holder
26
Aksi
Perubahan
,
Kemenku
m HAM RI
Wilayah
Lampung,
Stake
Holder
28. Pendalaman Materi Dokumentasi Project Minggu Ke VI 3 - Daftar
Retribusi Daerah Kegiatan Leader, : Novemb usulan
oleh Tim Kerja Aksi Tim Kerja 3 November er 2022 Tarif
Perubahan Aksi 2022 Retribusi
Perubahan Daerah
- Dokument
asi
Kegiatan
29. Penyampaian Hasil Project Minggu Ke VI 4 - Dokument
Kepada Mentor Pendalaman Leader, : Novemb asi
Materi Retribusi Tim Kerja 4 November er 2022 Kegiatan
daerah yang di Aksi 2022
inventarisir Perubahan
Bersama Tim
Perancang
Peraturan
Perundang-
undangan
27
30. Pendalaman Materi Surat Perintah Project Minggu Ke 7 - Surat
Retribusi Tugas, Laporan Leader, VII : Novemb Perintah
Pemanfaatan Aset Hasil Perjalanan Tim Kerja 7 November er 2022 Tugas
Daerah Dinas, Aksi 2022 - Dokument
Dokumentasi Perubahan asi
Kegiatan Project Kegiatan
Leader,
Tim Kerja
Aksi
Perubahan
,
Kemenku
m HAM RI
Wilayah
Lampung,
Stake
Holder
31. Pendalaman Materi Surat Perintah Project Minggu Ke 8 - Surat
Retribusi Sewa Kios Tugas, Laporan Leader, VII : Novemb Perintah
Pasar, dan Hasil Perjalanan Tim Kerja 8 November er 2022 Tugas
Pelayanan pasar Dinas, Aksi 2022 - Dokument
Dokumentasi Perubahan asi
Kegiatan Project Kegiatan
Leader,
Tim Kerja
Aksi
Perubahan
,
28
Kemenku
m HAM RI
Wilayah
Lampung,
Stake
Holder
32. Pendalaman Materi Dokumentasi Project Minggu Ke 9 – 10 - Dokument
Retribusi Daerah Kegiatan Leader, VII : Novemb asi
oleh Tim Kerja Aksi Tim Kerja 9 November er 2022 Kegiatan
Perubahan Aksi 2022
Perubahan
33. Penyampaian Dokumentasi Project Minggu Ke 11 - Dokument
Kepada Mentor Kegiatan Leader, VII : Novemb asi
Tim Kerja 11 November er 2022 Kegiatan
Aksi 2022
Perubahan
34. Penyusunan Dokumen/Lapora Project Minggu Ke 14 - Laporan
Dokumen Pajak n Hasil Leader, VIII : Novemb Hasil
Daerah Inventarisir Pajak Tim Kerja 14 November er 2022 Inventarisi
Daerah Aksi 2022 – 18 r Pajak
Perubahan Novemb Daerah
er 2022
35. Focuss Group FGD, Penjabat Minggu Ke Minggu Ke - Dokument
Discussion (FGD) Dokumentasi Bupati VIII : IX asi
Partisipasi Publik Kegiatan, Surat Mesuji, 15 November (Jangka Kegiatan
Undangan Stake 2022 Meneng
Holder, ah)
Mentor, 21
29
Project Novemb
Leader, er 2022
Kemenku
mham RI
Wilayah
Lampung
30
Sesuai dengan rencana aksi perubahan kinerja organisasi, pada
tahapan jangka pendek direncanakan 35 (Tiga Puluh Lima)
milestone, namun pada pelaksanaan aksi kegiatan terjadi
pengurangan 1 (Satu) milestone jangka pendek yang diundur
pelaksanaannya pada jangka menengah sehingga secara
keseluruhan milestone jangka pendek menjadi 34 (Tiga Puluh
Empat) tahapan kegiatan.
31
berlaku secara mutatis mutandis terhadap penyusunan Peraturan
Daerah Kabupaten/Kota;
c. Untuk tahapan pelaksanaan Penyusunan Naskah Akademik dan
Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Mesuji dimaksud
bekerja sama dengan Kementerian Hukum dan HAM RI Wilayah
Lampung sebagai mana tertuang pada Memorandum Of
Understanding (MOU) antara Pemerintah Kabupaten Mesuji
dengan Kementerian Hukum dan HAM RI Wilayah Lampung;
d. tidak memberatkan Masyarakat Kabupaten Mesuji selaku wajib
Pajak/Wajib Retribusi;
e. mampu menghidupkan Perekonomian Daerah Kabupaten Mesuji;
f. optimalilsai Pendapatan Aslil Daerah Kabupaten Mesuji
dikarenakan terdapat beberapa penyesuaian atas Jenis Pajak
Daerah dan Jenis Retribusi Daerah yang menjadi Kewenangan
Pemerintah Kabupaten/Kota dalam hal ini Pemerintah Kabupaten
Mesuji
g. menghindari sanksi/penalty oleh Pemerintah Pusat yang berupa
Penundaan/Pemotongan Pendapatan Transfer (Dana Alokasi
Umum dan/atau Dana Bagi Hasil) sebagaimana tertuang pada
pasal 100 Undang-undang Nomor 1 Tahun 2022 tentang
Hubungan Keuangan Pemerintah Pusat dan pemerintah
Daerah;dan
h. dengan disetujuinya dan disahkan menjadi lembaran daerah
Pemerintah kabupaten Mesuji, menjadi Dasar Pemerintah
Kabupaten Mesuji untuk dapat melaksanakan pengenaan
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah sebagaimana Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah yang menjadi Kewenangan
Pemerintah Kabupaten Mesuji, serta terhindarnya
Pemerintah Kabupaten Mesuji Sanksi Administratif yang
diberikan oleh Pemerintah Pusat.
32
3. Implementasi pengembangan kompetensi dalam aksi perubahan
Pada rencana aksi perubahan Sinergitas Penyusunan Regulasi
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Bekerjasama dengan
Kementerian Hukum dan HAM RI Wilayah Lampung dalam rangka
Optimalisasi Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Mesuji dengan
memperkuat Koordinasi antar bidang beserta Koordinasi dengan
stakeholder terkait. Dimana dalam penyusunan regulasi dimaksud
project leader menyadari bahwa dalam menjalan Tugas Pokok dan
Fungsi sebagai Kepala Bidang Perencanaan, Pengembangan,
Pengendalian dan Evaluasi Badan Pendapatan Daerah Kabupaten
Mesuji harus mampu berkomunikasi dengan efektif kepada
stakeholder terkait untuk dapat menyampaikan informasi
bahwasanya penyusunan regulasi pajak daerah dan retribusi
daerah merupakan suatu keharusan ini dikarenakan amanat dari
undang – undang Nomor 1 Tahun 2022 tentang Hubungan
Keuangan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah yang mana
mencabut Undang – undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah.
33
BAB III
KEBERLANJUTAN AKSI PERUBAHAN
34
BAB IV
KETERKAITAN DENGAN MATA PELATIHAN
35
indikator kinerja utama berupa menyusun model percontohan
sinergitas penyusunan regulasi pajak daerah dan retribusi daerah
bekerja sama dengan Kementerian Hukum dan HAM RI Wilayah
Lampung dalam rangka Optimalisasi Pendapatan Asli Daerah.
Dengan menggunakan pendekatan Hubungan Kelembagaan berupa
Sinergi/Kolaborasi antara Pemerintah Kabupaten Mesuji dengan
Kementerian Hukum dan HAM RI Wilayah Lampung, maka Hal ini
diharapkan dapat menjadi percontohan kegiatan Penyusunan
Regulasi Pajak Daerah dan Retribusi Daerah maupun Regulasi yang
lain. Badan Pendapataan daerah kabupaten Mesuji merupakan
Perangkat daerah yang membidangi pendapatan Daerah yang
bersumber dari Pajak Daerah serta Menyusun Laporan Penerimaan
Pendapatan Asli Daerah yang bersumber dari Pajak dan Retribusi
Daerah, maka Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Mesuji
berupaya meningkatkan Kualitas Pelayanan kepada Masyrakat
dengan menciptakan standarisasi pelayanan yang berkualitas
terutama yang menyangkut Kebijakan Pemerintah Daerah tentang
Pajak dan Retribusi Daerah, untuk mewujudkan hal dimaksud
serta sejalan dengan terbitnya Undang-undang Nomor 1 Tahun
2022 Tentang Hubungan Keuangan antara Pemeritah Pusat dan
Pemerintah Daerah maka Bapenda Kabupaten Mesuji melakukan
strategi Kominikasi Publik dengan menjalin Komunikasi baik
dengan Perangkat Daerah Pengelola Retribusi Daerah serta Dengan
Instansi Vertikal yang membidangi Pengharmonisasian.
36
BAB V
DISEMINASI DAN PUBLIKASI AKSI PERUBAHAN
37
5.2 Keberhasilan mendapat dukungan/adopsi replikasi aksi
perubahan.
38
BAB VI
PELAKSANAAN PENGEMBANGAN POTENSI DIRI
39
f. Pemimpin aksi harus adaptif dan mudah menerima masukan
yang membangun dari siapapun.
g. Memberikan semangat kepada Tim Kerja Aksi Perubahan dan
memberikan penjelasan bahwa implementasi aksi perubahan
ini akan berguna dan bermanfaat untuk semua
40
LAPORAN PAJAK DAERAH
DISUSUN OLEH :
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt Tuhan Yang
Maha Esa karena atas segala karunia dan ridho serta rahmat dari-NYA
sehingga Pengumpulan Materi Pajak Daerah dalam rangka Rencana
Penyusunan Naskah Akademik dan Rancangan Peraturan Daerah
tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah di Kabupaten Mesuji ini
dapat diselesaikan. Penyusunan serta Pengumpulan Materi Pajak
Daerah ini disusun untuk digunakan sebagai salah satu pertimbangan
dalam penyusunan Rancangan Peraturan Daerah di Kabupaten Mesuji.
Tarif Pajak Air Tanah yang akan ditetapkan adalah sebesar 25% (Dua
Puluh Lima Persen). Besaran pokok PAT yang terutang dihitung dengan
cara mengalikan dasar pengenaan PAT sebagaimana dimaksud dalam
dengan tarif PAT, saat terutangnya PAT ditetapkan pada saat terjadinya
Pengambilan dan/atau pemanfaatan Air Tanah.
a. Asbes;
b. Batu tulis;
c. Batu setengah permata;
d. Batu kapur;
e. Batu apung;
f. Batu permata;
g. Bentonit;
h. Dolomit;
i. Feldspa;
j. Garam batu (halite);
k. Grafit;
IMRADONA, SH
4. Kabid PDL
NIP. 19810528 201101 1 008
Kasubid
RITA MARSINI, SE
5. Penagihan dan
NIP. 19820412 201001 2 030
Keberatan
Kasubid
RIZKY MAYASARI, SH., MM Pengendalian,
6.
NIP. 19920818 201503 2 001 Evaluasi dan
Pelaporan
Kasubid
Penetapan
HARIS PRASOJO, S.Si Verifikasi
7.
NIP. 19870305 201101 1 005 Penagihan
PBB dab
BPHTB
Kasubid
Pendataan
RAMA DEWANTARA, A,Md
8. Penilaian
NIP. 19860315 201001 1 019
Pengolah data
dan Informasi
Mengetahui/Menyetujui,
Kepala Badan
(1) Objek PBB-P2 adalah Bumi dan/atau Bangunan yang Objek Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan Objek Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan
dimiliki, dikuasai, dan/atau dimanfaatkan oleh orang adalah Bumi dan/atau Bangunan yang dimiliki, dikuasai, adalah Bumi dan/atau Bangunan yang dimiliki, dikuasai,
pribadi atau Badan, kecuali kawasan yang digunakan dan/atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau Badan, dan/atau dimanfaatkan oleh Orang Pribadi atau Badan,
untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan, dan kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha
pertambangan perkebunan, perhutanan, dan pertambangan. perkebunan, perhutanan, dan pertambangan
Bumi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) termasuk Bumi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) termasuk
permukaan Bumi hasil kegiatan reklamasi atau permukaan Bumi hasil kegiatan reklamasi atau
pengurukan. pengurukan.
(2) - Termasuk dalam pengertian Bangunan adalah: Termasuk dalam pengertian Bangunan adalah:
a. jalan lingkungan yang terletak dalam satu kompleks a. jalan lingkungan yang terletak dalam satu kompleks
bangunan seperti hotel, pabrik, dan emplasemennya, bangunan seperti hotel, pabrik, dan emplasemennya,
yang merupakan suatu kesatuan dengan kompleks yang merupakan suatu kesatuan dengan kompleks
Bangunan tersebut; Bangunan tersebut;
b. jalan tol; b. jalan tol;
c. kolam renang; c. kolam renang;
d. pagar mewah; d. pagar mewah;
e. tempat olahraga; e. tempat olahraga;
f. galangan kapal, dermaga; f. galangan kapal, dermaga;
g. taman mewah; g. taman mewah;
h. tempat penampungan/kilang minyak, air dan gas, h. tempat penampungan/kilang minyak, air dan gas,
pipa minyak; dan pipa minyak; dan
i. menara. i. menara.
(3) Yang dikecualikan dari objek PBB-P2 sebagaimana Objek Pajak yang tidak dikenakan Pajak Bumi dan Yang dikecualikan dari objek Pajak Bumi dan Bangunan
dimaksud pada ayat (1) adalah kepemilikan, penguasaan, Bangunan Perdesaan dan Perkotaan adalah objek pajak Perdesaan dan Perkotaan sebagaimana dimaksud pada ayat
dan/atau pemanfaatan atas: yang: (1) adalah kepemilikan, penguasaan, dan/atau pemanfaatan
a. Bumi dan/atau Bangunan kantor Pemerintah, kantor a. digunakan oleh Pemerintah Pusat , Pemerintah atas:
Pemerintahan Daerah, dan kantor penyelenggara Daerah untuk penyelenggaraan pemerintahan; a. Bumi dan/atau Bangunan kantor Pemerintah, kantor
negara lainnya yang dicatat sebagai barang milik b. digunakan semata-mata untuk melayani kepentingan Pemerintahan Daerah, dan kantor penyelenggara
negara atau barang milik Daerah; umum di bidang ibadah, sosial, kesehatan, negara lainnya yang dicatat sebagai barang milik
b. Bumi dan/atau Bangunan yang digunakan semata- Pendidikan dan kebudayaan nasional, yang tidak negara atau barang milik Daerah;
mata untuk melayani kepentingan umum di bidang dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan; b. Bumi dan/atau Bangunan yang digunakan semata-
keagamaan, panti sosial, kesehatan, pendidikan, dan c. digunakan untuk kuburan, peninggalan purbakala, mata untuk melayani kepentingan umum di bidang
kebudayaan nasional, yang tidak dimaksudkan untuk atau yang sejenis dengan itu; keagamaan, panti sosial, kesehatan, pendidikan, dan
memperoleh keuntungan; d. merupakan hutan lindung, hutan suaka alam, hutan kebudayaan nasional, yang tidak dimaksudkan untuk
c. Bumi dan/atau Bangunan yang semata-mata wisata, taman nasional, tanah penggembalaan yang memperoleh keuntungan;
digunakan untuk tempat makam (kuburan), dikuasai oleh kampung, dan tanah negara yang belum c. Bumi dan/atau Bangunan yang semata-mata
peninggalan purbakala, atau yang sejenis; dibebani suatu hak; digunakan untuk tempat makam (kuburan),
d. Bumi yang merupakan hutan lindung, hutan suaka e. digunakan oleh perwakilan diplomatik dan konsulat peninggalan purbakala, atau yang sejenis;
alam, hutan wisata, taman nasional, tanah berdasarkan asas perlakuan timbal balik; dan d. Bumi yang merupakan hutan lindung, hutan suaka
penggembalaan yang dikuasai oleh desa, dan tanah f. digunakan oleh badan atau perwakilan Lembaga inti alam, hutan wisata, taman nasional, tanah
negara yang belum dibebani suatu hak; yang ditetapkan dengan Peraturan Menteri penggembalaan yang dikuasai oleh desa, dan tanah
e. Bumi dan/atau Bangunan yang digunakan oleh Keuangan. negara yang belum dibebani suatu hak;
perwakilan diplomatik dan konsulat berdasarkan asas e. Bumi dan/atau Bangunan yang digunakan oleh
perlakuan timbal balik; perwakilan diplomatik dan konsulat berdasarkan asas
f. Bumi dan/atau Bangunan yang digunakan oleh badan perlakuan timbal balik;
atau perwakilan lembaga internasional yang f. Bumi dan/atau Bangunan yang digunakan oleh badan
ditetapkan dengan Peraturan Menteri; atau perwakilan lembaga internasional yang
g. Bumi dan/atau Bangunan untuk jalur kereta api, ditetapkan dengan Peraturan Menteri;
moda raya terpadu (Mass Rapid Transit), lintas raya g. Bumi dan/atau Bangunan untuk jalur kereta api,
terpadu (Light Rail Transifl, atau yang sejenis; moda raya terpadu (Mass Rapid Transit), lintas raya
h. Bumi dan/atau Bangunan tempat tinggal lainnya terpadu (Light Rail Transift, atau yang sejenis);
berdasarkan NJOP tertentu yang ditetapkan oleh h. Bumi dan/atau Bangunan tempat tinggal lainnya
Kepala Daerah; dan berdasarkan NJOP tertentu yang ditetapkan oleh
i. Bumi dan/atau Bangunan yang dipungut pajak bumi Kepala Daerah; dan
dan bangunan oleh Pemerintah. i. Bumi dan/atau Bangunan yang dipungut pajak bumi
dan bangunan oleh Pemerintah.
(4) NJOP tidak kena pajak ditetapkan paling sedikit sebesar Besarnya Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak Bersarnya Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak
Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) untuk setiap Wajib ditetapkan sebesar Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) ditetapkan sebesar Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah)
Pajak. untuk setiap Wajib Pajak. untuk setiap Wajib Pajak.
Dalam hal Wajib Pajak memiliki atau menguasai lebih dari Dalam hal Wajib Pajak memiliki atau menguasai lebih dari
satu objek PBB-P2 di satu wilayah kabupaten/kota, NJOP satu objek Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan
tidak kena pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (3) Perkotaan di satu wilayah Kabupaten Mesuji, Nilai Jual
hanya diberikan atas salah satu objek PBB-P2 untuk setiap Objek Pajak Tidak Kena Pajak sebagaimana dimaksud
Tahun Pajak. pada ayat (3) hanya diberikan atas salah satu objek Pajak
Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan dengan
NJOP yang digunakan untuk perhitungan PBB-P2 Nilai Jual Objek Pajak tertinggi untuk setiap Tahun Pajak.
ditetapkan paling rendah 20% (dua puluh persen) dan
paling tinggi 100% (seratus persen) dari NJOP setelah
dikurangi NJOP tidak kena pajak sebagaimana dimaksud Nilai Jual Objek Pajak yang digunakan sebagai dasar
pada ayat (3). perhitungan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan
Perkotaan ditetapkan:
a. 20% (dua puluh persen) apabila Nilai Jual Objek
Pajaknya sampai dengan Rp. 500.000.000 (lima ratus
juta rupiah);
b. 30% (tiga puluh persen) apabila Nilai Jual Objek
Pajaknya di atas Rp. 500.000.000 (lima ratus juta
rupiah) sampai dengan Rp. 1.000.000.000 (satu
milyar rupiah);
c. 40% (empat puluh persen) apabila Nilai Jual Objek
Pajaknya di atas Rp. 1.000.000.000 (satu milyar
rupiah) sampai dengan Rp. 10.000.000.000 (sepuluh
milyar rupiah);
d. 50% (lima puluh persen) apabila Nilai Jual Objek
Pajaknya di atas Rp. 10.000.000.000 (sepuluh milyar
rupiah)
setelah dikurangi Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak
sebagaimana dimaksud pada ayat (3).
PASAL 39 PASAL 4
(1) Subjek Pajak PBB-P2 adalah orang pribadi atau Badan Subjek Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Subjek Pajak Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan
yang secara nyata mempunyai suatu hak atas Bumi Perkotaan adalah orang pribadi atau Badan yang secara Perkotaan adalah orang pribadi atau Badan yang secara
dan/atau memperoleh manfaat atas Bumi, dan/atau nyata mempunyai suatu hak atas Bumi dan/atau nyata mempunyai suatu hak atas Bumi dan/atau
memiliki, menguasai, dan/atau memperoleh manfaat atas memperoleh manfaat atas Bumi, dan/atau memiliki, memperoleh manfaat atas Bumi, dan/atau memiliki,
Bangunan. menguasai, dan/atau memperoleh manfaat atas Bangunan. menguasai, dan/atau memperoleh manfaat atas Bangunan.
(2) Wajib Pajak PBB-P2 adalah orang pribadi atau Badan Wajib Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan Wajib Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan
yang secara nyata mempunyai suatu hak atas Bumi adalah orang pribadi atau Badan yang secara nyata adalah orang pribadi atau Badan yang secara nyata
dan/atau memperoleh manfaat atas Bumi, dan/atau mempunyai suatu hak atas Bumi dan/atau memperoleh mempunyai suatu hak atas Bumi dan/atau memperoleh
memiliki, menguasai, dan/atau memperoleh manfaat atas manfaat atas Bumi, dan/atau memiliki, menguasai, manfaat atas Bumi, dan/atau memiliki, menguasai,
Bangunan. dan/atau memperoleh manfaat atas Bangunan. dan/atau memperoleh manfaat atas Bangunan.
Tanah yang tidak diketahui pemilik dan alamatnya dan
diatasnya berdiri bangunan maka kewajiban membayar Tanah yang tidak diketahui pemilik dan alamatnya dan
pajaknya dibebankan kepada orang pribadi atau badan diatasnya berdiri bangunan maka kewajiban membayar
yang secara nyata menguasai atau memperoleh manfaat pajaknya dibebankan kepada orang pribadi atau badan
atas bangunan yang secara nyata menguasai atau memperoleh manfaat
atas bangunan
PASAL 40 PASAL 5
(1) Dasar pengenaan PBB-P2 adalah NJOP. Dasar pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan Dasar pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan
NJOP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dan Perkotaan adalah NJOP. dan Perkotaan adalah Nilai Jual Objek Pajak.
berdasarkan proses penilaian PBB-P2.
Nilai Jual Objek Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) ditetapkan berdasarkan proses penilaian Pajak Bumi
dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan.
(2) NJOP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan Besarnya NJOP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Nilai Jual Objek Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat
setiap 3 (tiga) tahun, kecuali untuk objek pajak tertentu ditetapkan setiap 3 (tiga) tahun, kecuali untuk objek pajak (1) ditetapkan setiap 3 (tiga) tahun, kecuali untuk objek
dapat ditetapkan setiap tahun sesuai dengan perkembangan tertentu dapat ditetapkan setiap tahun sesuai dengan pajak tertentu dapat ditetapkan setiap tahun sesuai dengan
wilayahnya. perkembangan wilayah Kabupaten Mesuji perkembangan wilayahnya.
Ketentuan lebih lanjut mengenai penilaian PBB-P2
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan Ketentuan lebih lanjut mengenai penilaian Pajak Bumi dan
Peraturan Menteri. Bangunan Perdesaan dan Perkotaan sebagaimana
Tarif PBB-P2 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang Untuk NJOP kurang dari Rp. 1.000.000.000,00 (satu Tarif Pajak Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan
berupa lahan produksi pangan dan ternak ditetapkan lebih milyar rupiah) sebesar 0,105% (nol koma seratus lima Perkotaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang
rendah daripada tarif untuk lahan lainnya persen) pertahun berupa lahan produksi pangan dan ternak ditetapkan 50%
daripada tarif untuk lahan lainnya
Tarif PBB-P2 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan Untuk NJOP Rp. 1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah)
ayat (2) ditetapkan dengan Perda atau lebih sebesar 0,205% (nol koma dua ratus lima Kriteria dan/atau Jenis Objek Pajak Bumi dan Bangunan
persen) pertahun Perdesaan dan Perkotaan berupa lahan produksi pangan
dan ternak sebagaimana dimaksud ayat (2) ditetapkan
dengan Peraturan Bupati.
PASAL 42 PASAL 7
Besaran pokok PBB-P2 yang terutang dihitung dengan Besaran pokok Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Besaran pokok Pajak Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan
cara mengalikan dasar pengenaan PBB-P2 sebagaimana Perkotaan yang terutang dihitung dengan cara mengalikan dan Perkotaan yang terutang dihitung dengan cara
dimaksud dalam Pasal 40 ayat (5) dengan tarif PBB-P2 tarif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dengan dasar mengalikan Nilai Jual Objek Pajak yang digunakan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 ayat (3). pengenaan pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 sebagai dasar perhitungan Pajak Bumi dan Bangunan
ayat Perdesaan dan Perkotaan sebagaimana dimaksud dalam
(1) setelah dikurangi Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pasal 40 ayat (5) dengan tarif Pajak Bumi dan Bangunan
Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (4). Perdesaan dan Perkotaan sebagaimana dimaksud dalam
Raperda PDRD
PASAL 43 PASAL 8
(1) Tahun Pajak PBB-P2 adalah jangka waktu 1 (satu) tahun Tahun Pajak adalah jangka waktu 1 tahun kalender Tahun Pajak Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan
kalender. Perkotaan adalah jangka waktu 1 (satu) tahun kalender.
(2) Saat yang menentukan untuk menghitung PBB-P2 yang Saat yang menentukan pajak terutang adalah menurut Saat yang menentukan untuk menghitung Pajak Bumi dan
terutang adalah menurut keadaan objek PBB-P2 pada keadaan objek pajak pada tanggal 1 Januari. Bangunan Perdesaan dan Perkotaan yang terutang adalah
tanggal 1 Januari. menurut keadaan objek Pajak Bumi dan Bangunan
Masa Pajak dimulai tanggal 1 Januari dan berakhir 31 Perdesaan dan Perkotaan pada tanggal 1 Januari tahun
Desember pada tahun berkenaan berkenaan.
(3) Tempat PBB-P2 yang terutang adalah di wilayah Daerah Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan Tempat Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan
yang meliputi letak objek PBB-P2. sebagai pajak terutang dipungut di wilayah daerah tempat Perkotaan yang terutang adalah di wilayah Daerah yang
tanah dan atau bangunan berada meliputi letak objek Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan
dan Perkotaan.
- PASAL 10 PASAL 10
(1) - Pendataan dilakukan dengan menggunakan SPOP. Pendaftaran dan Pendataan dilakukan dengan
Hak atas Tanah dan/atau Bangunan: pajak yang diperoleh: Tanah dan Bangunan adalah Perolehan Hak atas Tanah
a. untuk kantor Pemerintah, Pemerintahan Daerah, a. perwakilan diplomatik dan konsulat berdasarkan asas dan/atau Bangunan:
penyelenggara negara dan lembaga negara lainnya perlakuan timbal balik; i. untuk kantor Pemerintah, Pemerintahan Daerah,
yang dicatat sebagai barang milik negara atau barang b. negara untuk penyelenggaraan pemerintahan penyelenggara negara dan lembaga negara lainnya
milik Daerah; dan/atau untuk pelaksanaan pembangunan guna yang dicatat sebagai barang milik negara atau barang
b. oleh negara untuk penyelenggaraan pemerintahan kepentingan umum; milik Daerah;
dan/atau untuk pelaksanaan pembangunan guna c. badan atau perwakilan lembaga internasional yang j. oleh negara untuk penyelenggaraan pemerintahan
kepentingan umum; ditetapkan dengan Peraturan Menteri Keuangan dan/atau untuk pelaksanaan pembangunan guna
c. untuk badan atau perwakilan lembaga internasional dengan syarat tidak menjalankan usaha atau kepentingan umum;
dengan syarat tidak menjalankan usaha atau melakukan kegiatan lain di luar fungsi dan tugas k. untuk badan atau perwakilan lembaga internasional
melakukan kegiatan lain di luar fungsi dan tugas badan atau perwakilan organisasi tersebut; dengan syarat tidak menjalankan usaha atau
badan atau perwakilan lembaga tersebut yang diatur d. orang pribadi atau Badan karena konversi hak atau melakukan kegiatan lain di luar fungsi dan tugas
dengan Peraturan Menteri; karena perbuatan hukum lain dengan tidak adanya badan atau perwakilan lembaga tersebut yang diatur
d. untuk perwakilan diplomatik dan konsulat perubahan nama; dengan Peraturan Menteri;
berdasarkan asas perlakuan timbal balik; e. orang pribadi atau Badan karena wakaf; dan l. untuk perwakilan diplomatik dan konsulat
e. oleh orang pribadi atau Badan karena konversi hak f. orang pribadi atau Badan yang digunakan untuk berdasarkan asas perlakuan timbal balik;
atau karena perbuatan hukum lain dengan tidak kepentingan ibadah. m. oleh orang pribadi atau Badan karena konversi hak
adanya perubahan nama; atau karena perbuatan hukum lain dengan tidak
f. oleh orang pribadi atau Badan karena wakaf; adanya perubahan nama;
g. oleh orang pribadi atau Badan yang digunakan untuk n. oleh orang pribadi atau Badan karena wakaf;
kepentingan ibadah; dan o. oleh orang pribadi atau Badan yang digunakan untuk
h. untuk masyarakat berpenghasilan rendah sesuai kepentingan ibadah; dan
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan p. untuk masyarakat berpenghasilan rendah sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
PASAL 45 PASAL 3
(1) Subjek Pajak BPHTB adalah orang pribadi atau Badan Subjek Pajak adalah orang pribadi atau Badan yang Subjek Pajak Bea Perolehan Hak atas Tanah dan
yang memperoleh Hak atas Tanah dan/atau Bangunan. memperoleh Hak atas Tanah dan/atau Bangunan. Bangunan adalah orang pribadi atau Badan yang
memperoleh Hak atas Tanah dan/atau Bangunan.
(2) Wajib Pajak BPHTB adalah orang pribadi atau Badan yang Wajib Pajak adalah orang pribadi atau Badan yang Wajib Pajak Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
memperoleh Hak atas Tanah dan/atau Bangunan. memperoleh Hak atas Tanah dan/atau Bangunan. adalah orang pribadi atau Badan yang memperoleh Hak
atas Tanah dan/atau Bangunan.
PASAL 46 catatan Pasal 46 ayat 1 sd 4 PASAL 4
(1) Dasar pengenaan BPHTB adalah nilai perolehan objek Dasar pengenaan pajak adalah Nilai Perolehan Objek Dasar pengenaan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan
pajak. Pajak Bangunan adalah Nilai Perolehan Objek Pajak
(2) Nilai perolehan objek pajak sebagaimana dimaksud pada Nilai Perolehan Objek Pajak sebagaimana dimaksud pada Nilai Perolehan Objek Pajak sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) ditetapkan sebagai berikut: ayat (1), dalam hal: ayat (1), dalam hal:
a. harga transaksi untuk jual beli; a. jual beli adalah harga transaksi; 8. jual beli adalah harga transaksi;
b. nilai pasar untuk tukar menukar, hibah, hibah wasiat, b. tukar menukar adalah nilai pasar; 9. tukar menukar adalah nilai pasar;
waris, pemasukan dalam perseroan atau badan c. hibah adalah nilai pasar; 10. hibah adalah nilai pasar;
hukum lainnya, pemisahan hak yang mengakibatkan d. hibah wasiat adalah nilai pasar; 11. hibah wasiat adalah nilai pasar;
peralihan, peralihan hak karena pelaksanaan putusan e. waris adalah nilai pasar; 12. waris adalah nilai pasar;
hakim yang mempunyai kekuatan hukum tetap, f. pemasukan dalam peseroan atau badan hukum 13. pemasukan dalam peseroan atau badan hukum
pemberian hak baru atas tanah sebagai kelanjutan lainnya adalah nilai pasar; lainnya adalah nilai pasar;
dari pelepasan hak, pemberian hak baru atas tanah di g. pemisahan hak yang mengakibatkan peralihan adalah 14. pemisahan hak yang mengakibatkan peralihan adalah
luar pelepasan hak, penggabungan usaha, peleburan nilai pasar; nilai pasar;
usaha, pemekaran usaha, dan hadiah; dan h. peralihan hak karena pelaksanaan putusan hakim 15. peralihan hak karena pelaksanaan putusan hakim
c. harga transaksi yang tercantum dalam risalah lelang yang mempunyai kekuatan hukum tetap adalah nilai yang mempunyai kekuatan hukum tetap adalah nilai
untuk penunjukan pembeli dalam lelang. pasar; pasar;
i. pemberian hak baru atas tanah sebagai kelanjutan 16. pemberian hak baru atas tanah sebagai kelanjutan
dari pelepasan hak adalah nilai pasar; dari pelepasan hak adalah nilai pasar;
j. pemberian hak baru atas tanah di luar pelepasan hak 17. pemberian hak baru atas tanah di luar pelepasan hak
adalah nilai pasar; adalah nilai pasar;
k. penggabungan usaha adalah nilai pasar; 18. penggabungan usaha adalah nilai pasar;
l. peleburan usaha adalah nilai pasar; 19. peleburan usaha adalah nilai pasar;
m. pemekaran usaha adalah nilai pasar; 20. pemekaran usaha adalah nilai pasar;
n. hadiah adalah nilai pasar; dan/atau 21. hadiah adalah nilai pasar; dan/atau
o. penunjukan pembeli dalam lelang adalah harga 22. penunjukan pembeli dalam lelang adalah harga
transaksi yang tercantum dalam risalah lelang. transaksi yang tercantum dalam risalah lelang.
(3) Dalam hal nilai perolehan objek pajak sebagaimana Jika Nilai Perolehan Objek Pajak sebagaimana dimaksud Dalam hal nilai perolehan objek pajak sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) tidak diketahui atau lebih rendah pada ayat (2) huruf a sampai dengan huruf n tidak dimaksud pada ayat (2) tidak diketahui atau lebih rendah
daripada NJOP yang digunakan dalam pengenaan pajak diketahui atau lebih rendah daripada NJOP yang daripada Nilai Jual Objek Pajak yang digunakan dalam
bumi dan bangunan pada tahun terjadinya perolehan, dasar digunakan dalam pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan pengenaan pajak bumi dan bangunan pada tahun terjadinya
pengenaan BPHTB yang digunakan adalah NJOP yang pada tahun terjadinya perolehan, dasar pengenaan yang perolehan, dasar pengenaan Bea Perolehan Hak atas Tanah
digunakan dalam pengenaan pajak bumi dan bangunan dipakai adalah NJOP Pajak Bumi dan Bangunan. dan Bangunan yang digunakan adalah Nilai Jual Objek
pada tahun terjadinya perolehan. Pajak yang digunakan dalam pengenaan pajak bumi dan
Dalam hal NJOP Pajak Bumi dan Bangunan sebagaimana bangunan pada tahun terjadinya perolehan.
Dalam menentukan besaran BPHTB terutang, Pemerintah dimaksud pada ayat (3) belum ditetapkan pada saat
Daerah menetapkan nilai perolehan objek pajak tidak kena terutangnya BPHTB, NJOP Pajak Bumi dan Bangunan Dalam hal Nilai Jual Objek Pajak Pajak Bumi dan
pajak sebagai pengurang dasar pengenaan BPHTB dapat didasarkan pada Surat Keterangan NJOP Pajak Bumi Bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) belum
sebagaimana dimaksud pada ayat (1). dan Bangunan; ditetapkan pada saat terutangnya Bea Perolehan Hak atas
Tanah dan Bangunan, Nilai Jual Objek Pajak Pajak Bumi
Surat Keterangan NJOP Pajak Bumi dan Bangunan dan Bangunan dapat didasarkan pada Surat Keterangan
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) adalah bersifat Nilai Jual Objek Pajak Pajak Bumi dan Bangunan;
sementara
Surat Keterangan Nilai Jual Objek Pajak Pajak Bumi dan
Surat Keterangan NJOP Pajak Bumi dan Bangunan Bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) adalah
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat diperoleh di bersifat sementara
Kantor Pelayanan Pajak atau instansi yang berwenang di
kabupaten/kota yang bersangkutan Surat Keterangan Nilai Jual Objek Pajak Pajak Bumi dan
Bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat
diperoleh di Kantor Pelayanan Pajak atau instansi yang
berwenang di kabupaten/kota yang bersangkutan
(4) Besarnya nilai perolehan objek pajak tidak kena pajak Besarnya Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak Besarnya nilai perolehan objek pajak tidak kena pajak
ditetapkan paling sedikit sebesar Rp80.000.000,00 ditetapkan sebesar Rp.60.000.000,00 (enam puluh juta ditetapkan sebesar Rp80.000.000,00 (delapan puluh juta
(delapan puluh juta rupiah) untuk perolehan hak pertama rupiah) untuk setiap Wajib Pajak rupiah) untuk perolehan hak pertama Wajib Pajak di
Wajib Pajak di wilayah Daerah tempat terutangnya wilayah Daerah tempat terutangnya Bea Perolehan Hak
BPHTB. atas Tanah dan Bangunan.
(5) Dalam hal perolehan hak karena hibah wasiat atau waris Besarnya Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak Dalam hal perolehan hak karena hibah wasiat atau waris
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 ayat (2) huruf a untuk perolehan hak karena waris atau hibah wasiat yang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 ayat (2) huruf a
angka 4 dan angka 5 yang diterima orang pribadi yang diterima orang pribadi yang masih dalam hubungan angka 4 dan angka 5 yang diterima orang pribadi yang
masih dalam hubungan keluarga sedarah dalam garis keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat masih dalam hubungan keluarga sedarah dalam garis
keturunan lurus satu derajat ke atas atau satu derajat ke ke atas atau sata derajat ke bawah dengan pemberi hibah keturunan lurus satu derajat ke atas atau satu derajat ke
bawah dengan pemberi hibah wasiat atau waris, termasuk wasiat, termasuk suami/istri, ditetapkan sebesar bawah dengan pemberi hibah wasiat atau waris, termasuk
suami/istri, nilai perolehan objek pajak tidak kena pajak Rp.300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) suami/istri, nilai perolehan objek pajak tidak kena pajak
ditetapkan paling sedikit sebesar ditetapkan sebesar Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta
Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah). rupiah).
Atas perolehan hak karena hibah wasiat atau waris tertentu, Atas perolehan hak karena hibah wasiat atau waris
Pemerintah Daerah dapat menetapkan nilai perolehan tertentu, Bupati dapat menetapkan nilai perolehan objek
objek pajak tidak kena pajak yang lebih tinggi daripada pajak tidak kena pajak yang lebih tinggi daripada nilai
nilai perolehan objek pajak tidak kena pajak sebagaimana perolehan objek pajak tidak kena pajak sebagaimana
dimaksud pada ayat (6). dimaksud pada ayat (6).
(6) Nilai perolehan objek pajak tidak kena pajak sebagaimana
dimaksud pada ayat (5) dan ayat (6) ditetapkan dengan
Perda.
PASAL 47 PASAL 5
(1) Tarif BPHTB ditetapkan paling tinggi sebesar 5% (lima Tarif pajak ditetapkan sebesar 5% (lima persen) Tarif Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
persen). ditetapkan sebesar 5% (lima persen).
(2) Tarif BPHTB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) -
ditetapkan dengan Perda.
PASAL 48 PASAL 6
(1) Besaran pokok BPHTB yang terutang dihitung dengan cara Besaran pokok pajak yang terutang dihitung dengan cara Besaran pokok Bea Perolehan Hak atas Tanah dan
mengalikan dasar pengenaan BPHTB sebagaimana mengalikan tarif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 Bangunan yang terutang dihitung dengan cara mengalikan
dimaksud dalam Pasal 46 ayat (1) setelah dikurangi nilai dengan dasar pengenaan pajak sebagaimana dimaksud dasar pengenaan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan
perolehan objek pajak tidak kena pajak sebagaimana dalam Pasal 4 ayat (1) setelah dikurangi Nilai Perolehan Bangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 ayat (1)
dimaksud dalam Pasal 46 ayat (5) atau ayat (6), dengan Objek Pajak Tidak Kena Pajak sebagaimana dimaksud setelah dikurangi nilai perolehan objek pajak tidak kena
tarif BPHTB sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 ayat dalam Pasal 4 ayat (7) atau ayat (8). pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 ayat (5) atau
(2). Dalam hal ini nilai perolehan Objek Pajak sebagaimana ayat (6), dengan tarif Bea Perolehan Hak atas Tanah dan
dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf a sampai dengan Bangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 ayat (2).
huruf n tidak diketahui atau lebih rendah daripada NJOP
yang tidak digunakan dalam pengenaan Pajak Bumi dan
Bangunan pada tahun terjadinya perolehan, maka besaran
pokok Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan yang
b. Batu Tulis;
d. Batu Kapur;
f. Batu Permata;
g. Bentonit;
h. Dolomit;
i. Feldspar
k. Grafit;
l. Granit/Andesit;
m. Gips;
n. Kalsit;
o. Kaolin;
p. Leusit;
q. Magnesit;
r. Mika;
s. Marmer;
t. Nitrat;
v. Oker;
y. Perlit;
z. Fosfat;
aa. Talk;
ff. Tras;
gg. Yarosit;
hh. Zeolit;
ii. Basal;
i,. Trakhit;
TARGET PER TIGA Realisasi Realisasi Realisasi Total Realisasi Per Persentase
Jenis Pajak Daerah
TAHUN Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Tiga Tahun (%)
Pajak Daerah 46.239.600.000,00 11.578.664.204,03 20.226.693.812,00 22.177.867.682,50 53.983.225.698,53 117%
Pajak Hotel 35.000.000,00 15.194.000,00 7.104.100,00 15.950.000,00 38.248.100,00 109%
Pajak Restoran 1.950.000.000,00 1.029.372.003,03 907.940.680,00 1.093.737.307,50 3.031.049.990,53 155%
Pajak Hiburan 17.100.000,00 7.550.000,00 4.816.000,00 5.800.000,00 18.166.000,00 106%
Pajak Reklame 497.500.000,00 191.638.862,00 229.659.043,00 217.752.848,00 639.050.753,00 128%
Pajak Penerangan Jalan 16.000.000.000,00 5.510.410.320,00 6.125.158.519,00 6.598.589.125,00 18.234.157.964,00 114%
Pajak Parkir 235.000.000,00 80.600.000,00 67.250.000,00 87.300.000,00 235.150.000,00 100%
Pajak Air Tanah 415.000.000,00 33.810.000,00 24.420.000,00 311.389.613,00 369.619.613,00 89%
Pajak Sarang Burung Walet 590.000.000,00 273.812.084,00 284.452.175,00 58.885.000,00 617.149.259,00 105%
Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan
24.000.000.000,00 4.038.307.435,00 12.327.548.895,00 13.541.861.289,00 29.907.717.619,00 125%
Perkotaan (PBBP2)
Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan
2.500.000.000,00 397.969.500,00 248.344.400,00 246.602.500,00 892.916.400,00 36%
Bangunan (BPHTB)
Realisasi Pajak
Proyeksi Proyeksi Beban Estimsai Proyeksi Penerimaan
No Jenis Pajak Tahun-Tahun Kontribusi Tarif Lama DPP Jumlah WP Unit Cos Proyeksi DPP Kontribusi
Jumlah WP Per WP Tarif Baru Pajak
Sebelumnya
1 Pajak Hotel 38.248.100,00 3% 10% 382.481.000,00 3,00 127.493.667 390.130.620,00 4,00 97.532.655 10% 39.013.062,00
2 Pajak Restoran 3.031.049.991,00 6% 10% 30.310.499.910,00 33,00 918.499.997 30.916.709.908,20 40,00 772.917.748 10% 3.091.670.990,82
3 Pajak Hiburan 18.166.000,00 6% 25% 72.664.000,00 1,00 72.664.000 74.117.280,00 2,00 37.058.640 40% 29.646.912,00
4 Pajak Reklame 639.050.753,00 6% 25% 2.556.203.012,00 150,00 17.041.353 2.607.327.072,24 160,00 16.295.794 25% 651.831.768,06
5 Pajak Penerangan Jalan 18.234.157.964,00 23% 15% 121.561.053.094,00 46.427,00 2.618.327 123.992.274.155,88 47.000,00 2.638.133 10% 12.399.227.415,59
6 Pajak Parkir 235.150.000,00 6% 10% 2.351.500.000,00 42,00 55.988.095 2.398.530.000,00 45,00 53.300.667 10% 239.853.000,00
7 Pajak Air Tanah 369.619.613,00 2% 15% 2.464.130.754,00 20,00 123.206.538 2.513.413.369,08 25,00 100.536.535 20% 502.682.673,82
8 Pajak Sarang Burung Walet 617.149.259,00 2% 10% 6.171.492.590,00 263,00 23.465.751 6.294.922.441,80 300,00 20.983.075 10% 629.492.244,18
Pajak Bumi dan Bangunan
9 29.907.717.619,00 36% 25,000% 119.630.870.476,00 360.879,00 331.499 122.023.487.885,52 396.966,90 307.390 50% 61.011.743.942,76
Perdesaan dan Perkotaan (PBBP2)
Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan
10 892.916.400,00 10% 5% 17.858.328.000,00 407,00 43.877.956 18.215.494.560,00 450,00 40.478.877 5% 910.774.728,00
Bangunan (BPHTB)
Mengetahui
Kepala Badan Pendapatan
Kabupaten Mesuji