Anda di halaman 1dari 109

LAPORAN AKSI PERUBAHAN

SINERGITAS PENYUSUNAN REGULASI PAJAK DAERAH


DAN RETRIBUSI DAERAH BEKERJA SAMA DENGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI WILAYAH LAMPUNG
DALAM RANGKA
OPTIMALISASI PENDAPATAN ASLI DAERAH

DISUSUN OLEH :

CHANDRA WILLIYANDO,S.H.,M.H.
NIP. 19871006 201101 1 002

PELATIHAN KEPEMIMPINAN ADMINISTRATOR


BADAN KEPEGAWAIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA
MANUSIA KABUPATEN MESUJI BEKERJA SAMA DENGAN BADAN
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PROVINSI LAMPUNG
TAHUN ANGGARAN 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala nikmat sehat dan
iman yang diberikan-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan
Implementasi Aksi Perubahan dengan judul ““Sinergitas Penyusunan
Regulasi Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Berkerja sama
dengan Kementerian Hukum dan HAM RI Wilayah Lampung
dalam rangka optimalisasi Pendapatan Asli Daerah” sesuai
dengan target waktu yang telah ditetapkan. Rancangan Aksi Perubahan ini
dibuat sebagai bagian dari salah satu materi pembelajaran Program
Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan I Tahun Anggaran 2022
pada Balai Pelatihan Kesehatan Provinsi Lampung.
Pada kesempatan ini, Penulis mengucapkan terima kasih dan
penghargaan yang tinggi atas seluruh dukungannya, baik moral maupun
material. Dalam penulisan Rancangan Aksi Perubahan ini, penulis banuak
mendapatkan bimbingan, arahan dan bantuan dari berbagai pihak. Pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Ir. Arinal Junaidi selaku Gubernur Lampung yang telah
memberi kesempatan kepada kami semua untuk mengikuti Pelatihan
Kepemimpinan Administrator Pemerintah Kabupaten Mesuji Angkatan
I Tahun Anggaran 2022.
2. Bapak Drs. Sulpakar, M.M. selaku Penjabat Bupati Mesuji yang telah
memberi kesempatan kepada kami semua untuk mengikuti Pelatihan
Kepemimpinan Administrator Pemerintah Kabupaten Mesuji Angkatan
I Tahun Anggaran 2022. .
3. Bapak DR. Alpius Sarumaha,S.H.,M.H. Selaku Kepala Divisi
Pelayanan Hukum dan Ham Kementerian Hukum dan HAM Wilayah
Lampung.
4. Bapak Masriakromi,S.H.,M.H. Selaku Kepala Sub Bidang Fasilitas
Pembentukan Produk Hukum Daerah Kementerian Hukum dan HAM
Wilayah Lampung.

i
5. Bapak Yurnalis, S.IP, M.Si. Selaku Kepala BPSDM Provinsi Lampung
yang telah memfasilitasi pelaksanaan Pelatihan Kepemimpinan
Administrator Pemerintah Kabupaten Mesuji Angkatan I Tahun
Anggaran 2022.
6. Bapak Syamsudin,S.Sos. Selaku Sekretaris Daerah Kabupaten
Mesuji telah memberi kesempatan kepada kami semua untuk mengikuti
Pelatihan Kepemimpinan Administrator Pemerintah Kabupaten Mesuji
Angkatan I Tahun Anggaran 2022.
7. Bapak Yopi Saputra, SE. selaku Kepala Badan Kepegawaian dan
Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten Mesuji.
8. Bapak I KOMANG SUTIAKA,S.H.,M.M. selaku Kepala Badan
Pendapatan Daerah Kabupaten Mesuji sekaligus Mentor Project
Leader.
9. Ibu Ir. Rili Pujiana Sangun,M.M. selaku coach yang telah memberikan
bimbingan, arahan dan memotivasi Penulis dalam penyusunan
rancangan aksi perubahan ini sehingga dapat tersaji dan
terpresentasikan dengan baik.
10. Istri, anak dan keluarga besar atas doa dan dukungan moril selama
Penulis mengikuti program Pelatihan Kepemimpinan Administrator
(PKA).
11. Para fasilitator dan narasumber pada Pelatihan Kepemimpinan
Administrator Pemerintah Kabupaten Mesuji Angkatan I Tahun
Anggaran 2022., atas ilmu dan pengarahan yang diberikan melalui
materi-materi selama seminar.
12. Seluruh jajaran pimpinan dan staf di lingkungan Kementerian Hukum
dan HAM atas kesempatan yang diberikan kepada Penulis untuk
menimba ilmu, mendapatkan informasi dan pengalaman serta
mengembangkan diri dalam sebuah lingkungan pembelajar yang baik.
13. Seluruh jajaran pimpinan dan staf di lingkungan Badan Pengembangan
Sumber Daya Manusia Provinsi Lampung selaku Penyelenggara
Pelatihan Kepemimpinan Administrator atas kesempatan yang

ii
diberikan kepada Penulis untuk menimba ilmu, berbagi informasi dan
pengalaman serta mengembangkan diri dalam sebuah lingkungan
pembelajar yang baik.
14. Seluruh jajaran pimpinan dan staf di lingkungan Badan Kepegawaian
Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten Mesuji selaku
Penyelenggara Pelatihan Kepemimpinan Administrator Pemerintah
Kabupaten Mesuji Angkatan I Tahun Anggaran 2022, atas kesempatan
yang diberikan kepada Penulis untuk menimba ilmu, berbagi informasi
dan pengalaman serta mengembangkan diri dalam sebuah lingkungan
pembelajar yang baik
15. Seluruh Tim Kerja Aksi Perubahan pada Bidang Perencanaan,
Pengembangan Pengendalian dan Evaluasi serta Seluruh Personil
Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Mesuji atas kesempatan yang
diberikan kepada Penulis untuk menimba ilmu, mendapatkan informasi
dan pengalaman serta mengembangkan diri dalam sebuah lingkungan
pembelajar yang baik
16. Seluruh teman seperjuangan peserta Pelatihan Kepemimpinan
Administrator Pemerintah Kabupaten Mesuji Angkatan I Tahun
Anggaran 2022 atas semua pengalaman berbagi dan kebersamaan
yang terjalin dengan erat, saling membangun jejaring kerja, saling
percaya dan saling mendukung dalam suasana kelas dan group media
sosial yang ceria dan penuh canda.
Semoga Implementasi Aksi Perubahan ini dapat memberikan
informasi dan manfaat yang besar bagi munculnya gagasan-gagasan
perubahan lainnya di bidang penyusunan Regulasi Daerah tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah kearah yang lebih baik lagi.

iii
Hajimena, 2022
Penulis

Ttd

Chandra Williyando,S.H.,M.H.

iv
BAB I

DESKRIPSI PROSES KEPEMIMPINAN

1. 1 Membangun Integritas dan Akuntabilitas Kinerja Organisasi

Sebagaimana disebutkan pada dokumen Rencana Pembangunan


Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Pemerintah Kabupaten
Mesuji Tahun 2017-2022, Badan Pendapatan Daerah Kabupaten
Mesuji memiliki peran dalam pencapaian tujuan Pemerintah
Kabupaten Mesuji yaitu “mewujudkan tata Kelola pemerintahan
yang baik,efektif dan efisien” dengan target indikator pencapaian
yakni sebagai berikut :

a. persentase pencapaian pendapatan asli daerah;


b. persentase realisasi pajak yang dikelola kabupaten;dan
c. persentase pencapaian realisasi PBB-P2

Sesuai dengan Peraturan Bupati Mesuji Nomor 55 Tahun 2020


tentang Struktur Organisasi, Tata Kerja, Tugas Pokok Dan Fungsi
Perangkat Daerah Kabupaten Mesuji Badan Pendapatan Daerah
Kabupaten Mesuji merupakan unsur penyelenggara
pemerintahan daerah di bidang pendapatan daerah yang
dipimpin oleh seorang Kepala Badan, bertanggung jawab
langsung kepada Bupati dan secara teknis administrasi
mendapat pembinaan dari Sekretaris Daerah.
Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Mesuji mempunyai tugas
pokok melaksanakan urusan pemerintahan kabupaten Mesuji
dalam hal perencanaan target pendapatan daerah,
pengembangan pendapatan daerah, penyuluh perpajakan,

1
pelayanan dan pendaftaran pajak daerah, pengendalian teknis
operasional pengelolaan pendapatan Asli Daerah serta
pembukuan dan pelaporan realisasi pendapatan daerah.
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana tersebut di atas, Badan
Pendapatan Daerah Kabupaten Mesuji menyelenggarakan fungsi
sebagai berikut :
a. Perumusan kebijakan teknis dibidang pendapatan;
b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan
umum dibidang pendapatan;
c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang
pendapatan;
d. Pelayanan administratif;dan
e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati
sesuai dengan tugas dan fungsi Badan Pendapatan
Daerah
Sebagaimana tercantum dalam Peraturan Bupati Mesuji Nomor
64 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati Mesuji
Nomor 55 Tahun 2020 tentang Struktur Organisasi, Tata Kerja,
Tugas Pokok dan Fungsi Perangkat Daerah Kabupaten Mesuji,
Susunan Organisasi Badan Pendapatan Daerah terdiri dari :
a. Kepala Badan
b. Sekretaris, membawahi :
1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
c. Bidang Perencanaan, Pengembangan, Pengendalian dan
Evaluasi;
1. Sub Bidang Perencanaan dan Pengembangan.
2. Sub Bidang Pengendalian Evaluasi dan Pelaporan.

2
d. Bidang Pajak Daerah Lainnya;
1. Sub Bidang Pendataan Penetapan Pajak Daerah lainnya
2. Sub Bidang Pemeriksaan dan Keberatan
e. Bidang PBB dan BPHTB;
1. Sub Bidang Pendataan Penilaian Pengolah Data dan
Informasi
2. Sub Bidang Penetapan Verifikasi Penagihan PBB dan
BPHTB.
f. Kelompok Jabatan fungsional;

Secara kelembagaan fungsi yang terdapat pada Bidang


Perencanaan Pengembangan dan Evaluasi dengan tugas pokok
“Melaksanakan perencanaan target pendapatan daerah,
pengembangan pendapatan daerah, penyuluh perpajakan,
pelayanan dan pendaftaran pajak daerah, pengendalian teknis
operasional pengelolaan pendapatan Asli Daerah serta
pembukuan dan pelaporan realisasi pendapatan daerah” serta
fungsi sebagai berikut :
a. Penyusunan rencana target pendapatan daerah yang
bersumber dari pendapatan asli daerah, dana perimbangan
dan lain-lain pendapatan daerah yang sah;
b. Pelaksanaan Kerjasama dan koordinasi dengan
dinas/badan/kantor/bagian baik secara vertical, horizontal
maupun diagonal, untuk menunjang kelancaran penerimaan
pendapatan daerah;
c. Penyusunan dan penghimpunan peraturan yang berkaitan
dengan pendapatan daerah;
d. Pelaksanaan upaya pengembangan, kajian dan rencana
intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan daerah;

3
e. Pelaksanaan kegiatan penyuluhan dan sosialisasi mengenai
pajak daerah, retribusi daerah dan pendapatan lainnya;
f. Pelaksanaan dan pengendalian kegiatan pelayanan pajak
daerah;
g. Pelaksanaan pembukuan dan pelaporan pendapatan daerah;
h. Pelaksanaan evaluasi dan pembinaan terhadap kegiatan
pelayanan dan pendaftaran pajak daerah;
i. Pengendalian, evaluasi, pembinaan teknis operasional dan
bimbingan kepada semua unit kerja yang melaksanakan
pemungutan pendapatan daerah;
j. Pengendalian dan pemungutan pajak dan retribusi daerah;
k. Penghimpun piutang pajak daerah dan melaksanakan proses
penghapusan piutang pajak daerah yang telah kadaluarsa;
l. Pelaporan capaian kinerja pelaksanaan program dan kegiatan;
m. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sepanjang
tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.

Peran kepemimpinan dalam membangun integritas kinerja


organisasi dapat ditopang oleh lima hal pokok, yaitu:
a. Etika Kepemimpinan. yang terdiri dari: memimpin dengan
contoh, menetapkan harapan yang jelas, mengaplikasikan
nilai-nilai organisasi, membuat keputusan yang dipercaya,
komunikasi yang baik dengan bawahan, menilai bawahan,
dan mengembangkan keterampilan dalam memimpin;
b. Manajemen dan pengawasan aktif: Menggunakan alat
manajemen yang tersedia, melakukan proses pengawalan
kerja bawahan, evaluasi kinerja bawahan, memeriksa
pengaduan. Mengidentifikasi potensi masalah,

4
menumbuhkan perkembangan pembelajaran yang
berkelanjutan, siap sedia untuk mengarahkan bawahan;
c. Pemilihan orang yang tepat: mempromosikan kode etik,
menerapkan nilai-nilai organisasi, mendidik bawahan
tentang tanggung jawab etika, praktik pengambilan
keputusan etis, mengidentifikasi role model, belajar dari
kesalahan, bertindak preventif, dan memberikan
penghargaan atas kinerja bawahan;
d. Proses yang efektif: Konsultasi bersama bawahan,
penilaian risiko perilaku, memonitor kecenderungan,
memperkuat kebijakan, monitor kepatuhan, melakukan
audit, melibatkan dukungan, menyertakan etika dan
integritas, penggunaan skenario;dan
e. Pelaporan yang professional: Berbagi tanggung jawab,
mendorong pelaporan yang professional, mengaktifkan
pelaporan, mengetahui tanggung jawab, menciptakan
budaya pelaporan yang aman, memantau Kesehatan dan
keselamatan,dukungan bawahan, mencari umpan balik,
dan melakukan review penanganan pengaduan.

Akuntabilitas merupakan sebuah konsep yang tidak asing di dalam


organisasi pelayanan publik, di mana selalu menjadi sorotan publik
dalam pelaksanaannya. Akuntabilitas sendiri banyak memilkii
istilah mengaudit, melaksanakan tanggung jawab, memberikan
pertanggungjawaban atas laporan kinerja, menjawab permasalahan
publik dari perilaku ataupun suatu kegiatan yang dijalankan,
terbuka bagi pemeriksaan peradilan, bagian dari sanksi dan juga
sebagai bagian dari penghargaan.

5
Pada sektor publik, para pakar administrator membagi
akuntabilitas menjadi beberapa tipe, diantaranya:

1. Managerial accountability, akuntabilitas yang ditunjukkan


kepada pemimpin yang lebih tinggi dalam suatu organisasi.
Managerial Accountability memiliki beberapa acuan dalam
pelaksanaannya yang dijadikan model dalam
pelaksanaannya, di antaranya ketepatan waktu, peningkatan
produktivitas, pengendalian biaya, dan kepastian pelaksaan
program dilaksanakan berdasar integritas pelaksana sesuai
dengan peraturan-peraturan pemerintah yang terkait;
2. Financial accountability, akuntabilitas kepada institusi yang
menyediakan atau memberikan anggaran kepada institusi
yang bersangkutan. Akuntabilitas keuangan dilihat dari
beberapa faktor untuk menjalankan pelaksanaannya, antara
lain memuat hal seperti bernilai ekonomis, efisien dalam
penganggaran, efektif dalam membuat kebijakan terkait
keuangan dan tidak ada kebocoran dana atau korupsi;
3. Public accountability, akuntabilitas yang ditunjukkan kepada
warga Negara atau masyarakat. Prinsip akuntabilitas publik
terdiri dari dua komponen, yaitu (a) kemampuan menjawab
permasalahan yang timbul di dalam masyarakat sekitar, (b)
Konsekuensi yang mungkin timbul akibat suhu perpolitikan
yang ada. Sub indikator kemampuan menjawab merupakan
hal-hal yang menyangkut pada unsur responsibilitas atau
respon aparatur, yaitu kejelasan tuntutan bagi aparatur guna
menjawab hal-hal apapun secara periodik dari pertanyaan
terkait dengan bagaimana mereka (para aparatur)
menggunakan kapasitas wewenangnya, dan juga kemana

6
sumber apapun telah didapat digunakan, serta capaian dari
sumber daya tersebut.

Pada aksi perubahan yang digagas oleh “Project leader” dengan


mengusung judul Sinergitas Hubungan Kelembagaan Penyusunan
Regulasi Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dalam Rangka
Optimalisasi Pendapatan Asli Daerah Pada Pemerintah Kabupaten
Mesuji yakni dengan menerapkan Kerja sama dengan Lembaga
Vertikal dalam tahapan pelaksanaan penyusunan Naskah
Akademik (NA) dan Legal Drafting sehingga menghasilkan
output/dokumen yang tersaji sesuai dengan kebutuhan Pemerintah
Kabupaten Mesuji dalam menentukan Rumusan-rumusan yang
menjadi perhitungan pada Tarif Pajak maupunTarif Retribusi
dengan tidak melampaui Peraturan perundang-undangan diatas
sehingga tidak menimbulkan batal demi hukum, lain dari pada itu
focus dari pada penyusunan tarif tersebut bukan hanya pada
sebatas jumlah Rupiah tarif tetapi bagaimana lebih menghidupkan
daerah secara perekonomian.

1.2 Pengelolaan Budaya Kerja

Budaya telah menjadi konsep penting dalam memahami


masyarakat dan kelompok manusia untuk waktu yang lama.
Budaya, dalam arti antropologi dan sejarah, adalah inti dari
kelompok atau masyarakat tertentu, apa yang berbeda mengenai
cara para anggotanya saling berinteraksi dengan orang dari luar
lingkungan dan bagaimana mereka menyelesaikan apa yang
dikerjakannya. Sebenarnya budaya organisasi yang kuat, diakui
secara luas sering kali disebutkan sebagai alasan suksesnya
organisasi. Sejumlah organisasi menanamkan budaya tertentu
seperti upacara, penghargaan, gaya dekoratif, dan berbagai bentuk

7
simbolis lain dari komunikasi yang merupakan sifat budaya
perusahaan yang menjadi pedoman tindakan anggota organisasi.

Hal-hal yang seyogyanya dilakukan seorang pemimpin adalah


mengubah budaya untuk mendorong perubahan organisasi. Namun
mengubah budaya bukanlah perkara yang mudah karena
memerlukan pengukuran budaya organisasi dalam hubungannya
dengan perubahan organisasi.

Tahapan proses pembentukan budaya organisasi dimulai dari


penyusunan nilai-nilai yang berlaku dalam organisasi. Kemudian
diinternalisasikan melalui sosialisasi yang meliputi komunikasi,
internalisasi dan implementasi setiap anggota organisasi melalui
pembentukan change agent. Serta penyusunan sistim dan prosedur
untuk menjaga dan memelihara kesinambungan.Oleh karenanya,
untuk membangun budaya organisasi diperlukan langkah-langkah
sebagai berikut:

 Menetapkan Visi dan Misi Organisasi. Visi dan misi organisasi


ini akan mengarahkan organisasi dalam menjalankan
bisnisnya, sehingga dibutuhkan analisis yang mendalam agar
dapat menjadi branding organisasi.
 Mensosialisasikan Visi dan Misi.

Setelah visi dan misi ditetapkan langkah selanjutnya adalah


sosialisasi kepada seluruh elemen organisasi agar mengetahui,
memahami, menginternalisasi dan mengimplementasikan
mengenai visi dan misi organisasi.Menetapkan Budaya Kerja.
Budaya kerja sebagai suatu falsafah yang didasari oleh pandangan
hidup sebagai nilai-nilai yang menjadi sifat, kebiasaan dan

8
kekuasaan pendorong, membudaya dalam kehidupan suatu
organisasi. Kemudian tercermin dari sikap menjadi perilaku,
kepercayaan, cita-cita, pendapat dan tindakan yang terwujud
sebagai kerja atau bekerja. Oleh karena itu, memahami dan
mengimplementasikan budaya kerja merupakan tugas berat yang
harus dilakukan secara utuh dan menyeluruh karena menyangkut
proses pembangunan karakter, sikap, dan perilaku manusia.
Mengimplementasikan Budaya Kerja secara Konsisten. Setiap
budaya kerja yang sudah ditetapkan wajib diimplementasikan
dalam praktik kerja sehari-hari di dalam maupun di luar organisasi.
Fungsinya adalah agar masing-masing anggota organisasi terlatih
untuk menjalankan budaya kerja yang sudah ditetapkan.
Mengukur Implementasi Budaya Kerja. Pengukuran implementasi
budaya kerja ini untuk mengetahui hasil yang sudah dicapai dari
penerapan budaya kerja secara periodik. Sehingga akan terbentuk
sebuah proses sistim kerja yang spesifik, terukur, dapat dicapai,
relevan dan berjangka waktu.
Memberikan Reward dan Punishment. Pemberian reward dan
punishment terhadap anggota organisasi yang sudah ataupun
belum menjalankan budaya kerja sangat dibutuhkan agar anggota
organisasi tetap bersemangat mengimplementasikan budaya kerja.

1.3 Membangun jejaring dan kolaborasi


Membangun jejaring kerja (kemitraan) pada hakekatnya adalah
sebuah proses membangun komunikasi atau hubungan, berbagi
ide, informasi dan sumber daya atas dasar saling percaya (trust) dan
saling menguntungkan diantara pihak-pihak yang bermitra yang
dituangkan dalam bentuk nota kesepahaman atau kesepakatan
guna mencapai kesuksesan bersama yang lebih besar. Ada

9
beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh suatu organisasi dalam
membangun Jejaring Kerja (kemitraan ) yaitu sebagai berikut:
a. Meningkatkan partisipasi masyarakat; Salah satu tujuan
membangun Jejaring Kerja (kemitraan) adalah membangun
kesadaran masyarakat terhadap eksistensi organisasi
tersebut, menumbuhkan minat dan meningkatkan
partisipasi masyarakat dalam pengembangan oranisasi.
Masyarakat disini memiliki arti luas tidak hanya pelanggan
tetapi termasuk juga pengguna, dinas atau departemen
terkait, organisasi kemasyarakatan, organisasi profesi,
lembaga pendidikan, dunia usaha dan industry, tokoh
masyarakat dan stakeholder lainnya.
b. Peningkatan mutu dan relevansi; dinamika
perubahan/perkembangan masyarakat sangat tinggi.
Sebagai contoh, lembaga kursus jika ingin tetap eksis harus
mampu bersaing dengan kompetitor lain. Untuk itu,
organisasi dituntut untuk terus melakukan inovasi,
peningkatan mutu dan relevansi program yang dibuatnya
sesuai kebutuhan pasar. Untuk itu, membangun Jejaring
Kerja (kemitraan) diperlukan guna merancang program
yang inovatif, meningkatkan mutu layanan dan relevansi
program dengan kebutuhan pasar
c. Langkah-langkah membangun jejaring kerja dan
kolaborasi dalam organisasi dapat dilakukan dengan
mengikuti Langkah-langkah sebagai berikut:
d. Pemetaan. Setiap organisasi perlu melakukan pemetaan
tentang lembaga/organisasi yang sekiranya bisa diajak
bekerjasama baik di wilayah sekitarnya maupun
jangkauan yang lebih luas. Adapun pemetaan didasarkan

10
karakteristik dan kebutuhan setiap organisasi.
Stakeholders dapat melibatkan Lembaga pemerintah,
swasta dan masyarakat.
e. Menggali dan mengumpulkan informasi. Setelah dilakukan
pemetaan maka langkah selanjutnya adalah menggali
informasi tentang tujuan organisasi, ruang lingkup
pekerjaan (bidang garapan), visi misi dan lain seb.
Informasi ini berguna untuk menjajagi kemungkinan
membangun jaringan dan kemitraan. Pengumpulan
informasi dapat dilakukan dengan pendekatan personal,
informal dan formal.
f. Menganalisis informasi Berdasarkan data dan informasi
yang terkumpul selanjutnya kita menganalisis dan
menetapkan mana pihak-pihak yang perlu ditindaklanjuti
untuk penjajakan kerjasama yang relevan dengan
permasalahan dan kebutuhan yang dihadapi.
g. Penjajakan kerjasama. Menindak lanjuti hasil analisis data
dan informasi, perlu dilakukanpenjajakan lebih mendalam
dan intens dengan pihak-pihak yang memungkinkan
diajak kerjasama. Penjajakan dapat dilakukan dengan cara
melakukan audiensi atau presentasi tentang profil
perusahaan/organisasi dan penawaran program-program
yang bisa dikerjasamakan baik secara formal maupun non
formal.

Penyusunan rencana kerjasama. Jika beberapa pihak sepakat


untuk bekerjasama maka langkah selanjutnya adalah penyusunan
rencana kerja sama. Dalam perencanaan harus melibatkan pihak-
pihak yang akan bermitra sehingga semua aspirasi dan kepentingan

11
setiap pihak dapat terwakili. Membuat kesepakatan Pihak-pihak
yang ingin bermitra perlu untuk merumuskan peran dan
tanggungjawab masing-masing pihak pada kegiatan yang akan
dilakukan bersama yang dituangkan dalam nota kesepahaman atau
sering disebut Memorandum Of Understanding (MoU).
Penandatanganan akad kerjasama MoU. Nota kesepahaman yang
sudah dirumuskan selanjutnya ditandatangani oleh pihak-pihak
yang bermitra. Pelaksanaan kegiatan tahap ini adalah merupakan
tahap implementasi dari rencana kerjasama yang sudah disusun
bersama dalam rangka mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.
Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan tanggungjawab dan peran
masing-masing pihak yang bermitra. Monitoring dan evaluasi.
Selama pelaksanaan kerjasama perlu dilakukan monitoring dan
evaluasi. Tujuan monitoring adalah memantau perkembangan
pelaksanaan kegiatan sehingga dapat dicegah terjadinya
penyimpangan (deviasi) dari tujuan yang ingin dicapai. Di samping
itu juga segala permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan
kegiatan dapat dicarikan solusinya. Hasil monitoring dapat
dijadikan dasar untuk melakukan evaluasi. Perlu dilakukan
evaluasi bersama antar pihak yang bermitra untuk mengetahui
kegiatan mana yang belum bisa berjalan sesuai rencana dan mana
yang sudah, tujuan mana yang sudah tercapai dan mana yang
belum, masalah/ kelemahan apa yang menghambat pencapaian
tujuan dan penyebabnya.Perbaikan hasil evaluasi oleh pihak-pihak
yang bermitra akan dipakai sebagai dasar dalam melakukan
perbaikan dan pengambilan keputusan selanjutnya apakah
kerjasama akan dilanjutkan pada tahun berikutnya atau tidak.
Perencanaan selanjutnya. Jika pihak-pihak yang bermitra
memandang penting untuk melanjutkan kerjasama, maka mereka

12
perlu merencanakan kembali kegiatan yang akan dilaksanakan
pada tahu berikutnya. Perencanaan selanjutnya perlu
mempertimbangkan hasil evaluasi dan refleksi sebelumnya. Di
samping itu, mungkin dipandang perlu untuk memperpanjang akad
kerjasama dengan atau tanpa perubahan nota kesepaha

13
BAB II
DESKRIPSI HASIL KEPEMIMPINAN

2.1 Capaian dan perbaikan Kinerja Organisasi


Keberhasilan pencapaian kinerja organisasi tidak terlepas dari
peran kepemimpinan dalam mengelola sumberdaya organisasi.
Model kepemimpinan transformasional dianggap saat ini sebagai
salah satu model kepemimpinan kekinian dan yang akan datang
karena model ini membutuhkan tindakan memotivasi para
bawahan agar bersedia bekerja demi sasaran-sasaran "tingkat
tinggi" yang dianggap melampaui kepentingan pribadinya setiap
individu. Demikian pun dalam merancang dan melaksanakan
aksi perubahan ini, penerapan kepemimpinan transformasional
dilakukan untuk menggerakkanumberdaya utamanya
sumberdaya manusia. Salah satu pendekatan yang Laporan Aksi
Perubahan dilakukan yaitu pendekatan personal dengan
membangkitkan motivasi para individu dalam tim. Dalam tim
aksi perubahan ini, terdapat tiga kelompok utama sumberdaya
manusia yaitu pejabat struktural Balai yang menangani
manajerial perkantoran, kemudian peneliti dan teknisi yang
menangani fungsi riset, serta penyuluh yang fokus menangani
pendampingan kelompok. Untuk menggerakkan sumberdaya
tersebut, maka dilakukan pertemuan-pertemuan baik bersifat
langsung maupun daring (online). Pelaksanaan kegiatan dalam
rangka implementasi aksi perubahan yang digagas oleh peserta
dengan judul Sinergitas Penyusunan Regulasi Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah Bekerjasama dengan Kementerian Hukum dan
HAM RI Wilayah Lampung dalam Rangka Optimalisasi PAD ,
untuk tahapan, waktu, dan capaiannya dapat digambarkan
sebagaimana Tabel berikut :

14
Table 1 MATRIK PERSANDINGAN ANTARA
RENCANA AKSI DAN IMPLEMENTASI / REALISASI AKSI PERUBAHAN

SINERGITAS PENYUSUNAN REGULASI PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH


BEKERJA SAMA DENGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI WILAYAH LAMPUNG
DALAM RANGKA OPTIMALISASI PENDAPATAN ASLI DAERAH

Realisasi
No Tahapan Out Pelaks Rencana Pelaksana Keterangan/
/Kegiatan put ana Pelaksana an Bukti
an
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
I JangkaPendek (2 bulan)
.
1. Konsultasi  Menyampaikan Penulis Minggu I : 26 september - Rapat
kepada mentor, pada mentor (Project 26 2022 koordinasi
Pembentukan terkait rencana leader), September - SK Tim
dan penyusunan aksi perubahan Mentor, 2022 Kerja Aksi
jadwal kegiatan  Pembentukan Tim Tim Kerja Perubahan
Tim Kerja Aksi Kerja Aksi Aksi - Jadwal
Perubahan, Perubahan Perubahan
kegiatan
Pelaksanaan FGD  Pembahasan
dengan mentor - FGD
serta Tim Kerja - notulen
Aksi Perubahan

15
persiapan
 pelaksanaan
FGDMembuat
Surat Edaran
Sekretaris Daerah
Kepada Stake
Holder tentang
Pelaksanaan FGD
2. Focuss Group Fasilitasi Project Minggu I : 27 - FGD
Discussion Pelaksanaan Leader, Tim 27 September September - Notulen
Focus Group Kerja Aksi 2022 2022 - Dokumentasi
Discussion Perubahan ,
(FGD) Mentor,
Kementerian Stake
Hukum dan Holder,
HAM RI Wilayah Kemenkum
Lampung HAM RI
Bersama Wilayah
Perangkat Lampung
Daerah
3. Evaluasi Pembahasan Kepala Minggu I : -28 - Rapat
Pelaksanaan dengan mentor Badan 28 September Septem Evaluasi
dan Materi FGD bersama dengan (Mentor), 2022 ber Pembahas
Tim Kerja Aksi Project 2022 an
Perubahan hasil Leader
pelaksanaan FGD Tim Kerja
Aksi
Perubahan

16
4, Inventarisir Penyampaian Project Minggu I : 29 – 30 - SPT
Pajak Daerah Daftar Leader 29 – 30 Septem - Laporan
dan Retribusi Inventarisir ,Tim Kerja September ber DIM
Daerah Masalah Aksi 2022 2022
- Dokument
Perubahan
asi
5. Rapat Bersama Konsultasi Project Minggu II : 3 Oktober - Surat
Tim Kerja Aksi kepada mentor leader, 3 Oktober 2022 Undangan
Perubahan terkait hasil Tim Kerja 2022 Rapat
penyampaian Aksi - Notulen
daftar Perubahan
- Tanda
inventarisir Terima
masalah Undangan
Membuat surat - Daftar
undangan rapat Hadir
pembahasan
- Berita
Bersama tim
Acara
kerja aksi
Kesepakat
perubahan
an
Distibusi surat
- Dokument
undangan rapat
asi
6. Pembahasan Notulen, Berita Project Minggu II : 4 Oktober - Notulen,
Bersama Tim Acara Hasil leader, 4 Oktober 2022 Berita
Kerja Aksi Rapat, Tim Kerja 2022 Acara
Perubahan Dokumentasi Aksi Hasil
Perubahan Rapat,
Dokument
asi

17
7. Konsultasi Catatan Mentor Project Minggu II : 5 Oktober - Uraian
kepada mentor leader, 5 Oktober 2022 Tugas
terkait uraian Tim Kerja 2022 Masing –
tugas Aksi masing
masing – Perubahan Tim
masing Tim
8. Koordinasi ke Rancangan Project Minggu II : 6 Oktober - Rancanga
Bagian Hukum Keputusan Leader, 6 Oktober 2022 n
Setdakab Mesuji Penjabat Bupati Tim Kerja 2022 Keputusan
Mesuji Aksi Penjabat
Perubahan Bupati
Mesuji
- Surat
Penyampai
an
Rancanga
n
Keputusan
Bupati
Mesuji
- Surat
Perintah
Tugas
- Dokument
asi

18
9. Pembahasan Daftar uraian Project Minggu II : 7 Oktober - Daftar
Bersama Tim tugas Tim leader, 7 Oktober 2022 Uraian
Kerja AKsi Penyusun, Tim Tim Kerja 2022 Tugas Tim
Perubahan Peneliti dan Tim Aksi Peneliti,
Pendamping Perubahan Tim
Penyusun
dan Tim
Pendampi
ng
10. Menyampaikan Dokumentasi Mentor Minggu III : 8 Oktober - Dokument
kepada dan Tim 8 Oktober 2022 asi
Sekretaris Kerja Aksi 2022
Daerah perubahan
Kabupaten
Mesuji terkait
rencana
Kunjungan dari
Kementerian
Hukum dan
HAM RI Wilayah
Lampung
11. Rapat Undangan Rapat, Project Minggu III : 10 Oktober - Tanda
Pembahasan Berita Acara leader, 10 Oktober 2022 Terima
Dasar Hasil Rapat,Surat Tim Kerja 2022 Undangan
Pengenaan Tugas, Foto – foto Aksi - Daftar
Pajak Daerah Perubahan Hadir
- Notulen
- Dokument

19
asi

12. Kajian Bersama Rumusan Dasar Project Minggu III : 11– 12 - Perhitunga
Dasar pengenaan Pajak leader, 11 Oktober Oktober n Dasar
Pengenaan Daerah sesuai Tim Kerja 2022 2022 Pengenaan
Pajak Daerah dengan Petunjuk Aksi Pajak
Pelaksana dan Perubahan Daerah
Petunjuk Teknis
13. Pembahasan Undangan Rapat, Project Minggu III : 13 Oktober - Tanda
Lanjutan Berita leader, 13 Oktober 2022 terima
dengan Tim Kesepakatan Tim Kerja 2022 undangan
Kerja Aksi Hasil Aksi - Daftar
Perubahan Pembahasan, Perubahan hadir
Daftar Hadir rapat
Rapat, Foto-foto - Notulen
Kegiatan - Dokument
asi
14. Asistensi di Dokumentasi Project Minggu III : 14 Oktober - Dokument
Bappelitbangda Kegiatan leader, 14 Oktober 2022 asi
Bersama Tim Kerja 2022 Kegiatan
Perangkat Kasi
Daerah Perubahan
, Stake
Holder

20
15. Pendalaman Surat Perintah Project Minggu IV : 17 Oktober - Surat
Materi Retribusi Tugas, Laporan Leader, 17 Oktober 2022 Perintah
DKPTKA Hasil Perjalanan Tim Kerja 2022 Tugas
Dinas, Aksi - Dokument
Dokumentasi Perubahan asi
Kegiatan , Kegiatan
Kemenku
m HAM RI
Wilayah
Lampung,
Stake
Holder
16. Pendalaman Materi Surat Perintah Project Minggu IV : 18 Oktober - Surat
Retribusi Tugas, Laporan Leader, 18 Oktober 2022 Perintah
Pelayanan Hasil Perjalanan Tim Kerja 2022 Tugas
Kesehatan Dinas, Aksi - Dokument
Dokumentasi Perubahan asi
Kegiatan , Kegiatan
Kemenku
m HAM RI
Wilayah
Lampung,
Stake
Holder
17. Pendalaman Materi Surat Perintah Project Minggu IV : 19 Oktober - Surat
Retribusi Tugas, Laporan Leader, 19 Oktober 2022 Perintah
Pariwisata Hasil Perjalanan Tim Kerja 2022 Tugas
Dinas, Aksi - Dokument

21
Dokumentasi Perubahan asi
Kegiatan , Kegiatan
Kemenku
m HAM RI
Wilayah
Lampung,
Stake
Holder
18. Penyusunan Materi Retribusi Project Minggu IV : 20 Oktober - Daftar
Laporan Hasil Daerah Leader, 20 Oktober 2022 usulan
Pendalaman Materi Dokumentasi Tim Kerja 2022 Tarif
Retribusi Daerah Kegiatan Aksi Retribusi
oleh Tim Kerja Aksi Perubahan Daerah
Perubahan - Dokument
asi
Kegiatan
19. Penyampaian Hasil Kepala Minggu IV : 21 Oktober - Dokument
Kepada Mentor Pendalaman Badan 21 Oktober 2022 asi
Materi Retribusi (Mentor), 2022 Kegiatan
daerah yang di Project
inventarisir Leader,
Bersama Tim Tim Kerja
Perancang Aksi
Peraturan Perubahan
Perundang-
undangan

22
20. Pendalaman Materi Surat Perintah Project Minggu ke V : 24 Oktober - Surat
Retribusi Tugas, Laporan Leader, 24 Oktober 2022 Perintah
Pengelolaan Taman Hasil Perjalanan Tim Kerja 2022 Tugas
Kehati, Dinas, Aksi - Dokument
Dokumentasi Perubahan asi
Kegiatan , Kegiatan
Kemenku
m HAM RI
Wilayah
Lampung,
Stake
Holder
21. Pendalaman Materi Surat Perintah Project MInggu Ke V 25 Oktober - Surat
Retribusi Tugas, Laporan Leader, : 2022 Perintah
Pemanfaat Aset Hasil Perjalanan Tim Kerja 25 Oktober Tugas
Daerah Dinas, Aksi 2022 - Dokument
Dokumentasi Perubahan asi
Kegiatan Project Kegiatan
Leader,
Tim Kerja
Aksi
Perubahan
,
Kemenku
m HAM RI
Wilayah
Lampung,
Stake

23
Holder

22. Pendalaman Materi Surat Perintah Project Minggu Ke V : 26 Oktober - Surat


Retribusi Tugas, Laporan Leader, 26 Oktober 2022 Perintah
Persetujuan Hasil Perjalanan Tim Kerja 2022 Tugas
Bangunan Gedung Dinas, Aksi - Dokument
Dokumentasi Perubahan asi
Kegiatan Project Kegiatan
Leader,
Tim Kerja
Aksi
Perubahan
,
Kemenku
m HAM RI
Wilayah
Lampung,
Stake
Holder
23. Hasil Pendalaman Laporan Project Minggu Ke V : 27 Oktober - Daftar
Materi Retribusi Pendalaman Leader, 27 Oktober 2022 usulan
daerah yang di Materi retribusi Tim Kerja 2022 Tarif
inventarisir daerah , Aksi Retribusi
Bersama Tim Dokumentasi Perubahan Daerah
Perancang Kegiatan - Dokument
Peraturan asi
Kegiatan

24
Perundang-
undangan

24. Penyampaian Hasil Project Minggu Ke V : 28 Oktober - Daftar


Kepada Mentor Pendalaman Leader, 28 Oktober 2022 usulan
Materi Retribusi Tim Kerja 2022 Tarif
daerah yang di Aksi Retribusi
inventarisir Perubahan Daerah
Bersama Tim - Dokument
Perancang asi
Peraturan Kegiatan
Perundang-
undangan
25. Pendalaman Materi Surat Perintah Project Minggu Ke VI 31 Oktober - Surat
Retribusi Tugas, Laporan Leader, : 2022 Perintah
Pemanfaatan Aset Hasil Perjalanan Tim Kerja 31 Oktober Tugas
Daerah Dinas, Aksi 2022 - Dokument
Dokumentasi Perubahan asi
Kegiatan Project Kegiatan
Leader,
Tim Kerja
Aksi
Perubahan
,
Kemenku
m HAM RI
Wilayah
Lampung,

25
Stake
Holder

26. Pendalaman Materi Surat Perintah Project Minggu Ke VI 1 - Surat


Retribusi Balai Tugas, Laporan Leader, : Novemb Perintah
Benih Ikan Hasil Perjalanan Tim Kerja 1 November er 2022 Tugas
Dinas, Aksi 2022 - Dokument
Dokumentasi Perubahan asi
Kegiatan Project Kegiatan
Leader,
Tim Kerja
Aksi
Perubahan
,
Kemenku
m HAM RI
Wilayah
Lampung,
Stake
Holder
27. Pendalaman Materi Surat Perintah Project Minggu Ke VI 2 - Surat
Retribusi Parkir di Tugas, Laporan Leader, : Novemb Perintah
Tepi jalan Umum, Hasil Perjalanan Tim Kerja 2 November er 2022 Tugas
Uji KIR, Andalin Dinas, Aksi 2022 - Dokument
Pelabuhan Kapal Dokumentasi Perubahan asi
dan Orang Kegiatan Project Kegiatan
Leader,
Tim Kerja

26
Aksi
Perubahan
,
Kemenku
m HAM RI
Wilayah
Lampung,
Stake
Holder
28. Pendalaman Materi Dokumentasi Project Minggu Ke VI 3 - Daftar
Retribusi Daerah Kegiatan Leader, : Novemb usulan
oleh Tim Kerja Aksi Tim Kerja 3 November er 2022 Tarif
Perubahan Aksi 2022 Retribusi
Perubahan Daerah
- Dokument
asi
Kegiatan
29. Penyampaian Hasil Project Minggu Ke VI 4 - Dokument
Kepada Mentor Pendalaman Leader, : Novemb asi
Materi Retribusi Tim Kerja 4 November er 2022 Kegiatan
daerah yang di Aksi 2022
inventarisir Perubahan
Bersama Tim
Perancang
Peraturan
Perundang-
undangan

27
30. Pendalaman Materi Surat Perintah Project Minggu Ke 7 - Surat
Retribusi Tugas, Laporan Leader, VII : Novemb Perintah
Pemanfaatan Aset Hasil Perjalanan Tim Kerja 7 November er 2022 Tugas
Daerah Dinas, Aksi 2022 - Dokument
Dokumentasi Perubahan asi
Kegiatan Project Kegiatan
Leader,
Tim Kerja
Aksi
Perubahan
,
Kemenku
m HAM RI
Wilayah
Lampung,
Stake
Holder
31. Pendalaman Materi Surat Perintah Project Minggu Ke 8 - Surat
Retribusi Sewa Kios Tugas, Laporan Leader, VII : Novemb Perintah
Pasar, dan Hasil Perjalanan Tim Kerja 8 November er 2022 Tugas
Pelayanan pasar Dinas, Aksi 2022 - Dokument
Dokumentasi Perubahan asi
Kegiatan Project Kegiatan
Leader,
Tim Kerja
Aksi
Perubahan
,

28
Kemenku
m HAM RI
Wilayah
Lampung,
Stake
Holder
32. Pendalaman Materi Dokumentasi Project Minggu Ke 9 – 10 - Dokument
Retribusi Daerah Kegiatan Leader, VII : Novemb asi
oleh Tim Kerja Aksi Tim Kerja 9 November er 2022 Kegiatan
Perubahan Aksi 2022
Perubahan
33. Penyampaian Dokumentasi Project Minggu Ke 11 - Dokument
Kepada Mentor Kegiatan Leader, VII : Novemb asi
Tim Kerja 11 November er 2022 Kegiatan
Aksi 2022
Perubahan
34. Penyusunan Dokumen/Lapora Project Minggu Ke 14 - Laporan
Dokumen Pajak n Hasil Leader, VIII : Novemb Hasil
Daerah Inventarisir Pajak Tim Kerja 14 November er 2022 Inventarisi
Daerah Aksi 2022 – 18 r Pajak
Perubahan Novemb Daerah
er 2022
35. Focuss Group FGD, Penjabat Minggu Ke Minggu Ke - Dokument
Discussion (FGD) Dokumentasi Bupati VIII : IX asi
Partisipasi Publik Kegiatan, Surat Mesuji, 15 November (Jangka Kegiatan
Undangan Stake 2022 Meneng
Holder, ah)
Mentor, 21

29
Project Novemb
Leader, er 2022
Kemenku
mham RI
Wilayah
Lampung

30
Sesuai dengan rencana aksi perubahan kinerja organisasi, pada
tahapan jangka pendek direncanakan 35 (Tiga Puluh Lima)
milestone, namun pada pelaksanaan aksi kegiatan terjadi
pengurangan 1 (Satu) milestone jangka pendek yang diundur
pelaksanaannya pada jangka menengah sehingga secara
keseluruhan milestone jangka pendek menjadi 34 (Tiga Puluh
Empat) tahapan kegiatan.

2.2 Manfaat Aksi Perubahan


Pada bagian ini akan dijelaskan manfaat aksi perubahan
sebagaimana telah disampaikan pada rancangan aksi perubahan.
Secara umum, manfaat dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu
manfaat bagi institusi dan manfaat bagi peserta PKA.
Manfaat bagi peserta yaitu meningkatkan kemampuan manajerial;
menjadi pelopor terobosan (break through) model percontohan
kegiatan operasional; dan sebagai pelopor aksi perubahan.
Pada pelaksanaan Aksi Perubahan yang digagas oleh Project leader
manfaat bagi kinerja organisasi sebagai berikut :
a. Undang – undang Nomor 13 Tahun 2022 tentang Perubahan
Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan perundang-undangan Pasal 58 “ Rancangan,
Pembulatan dan Pemantapan Rancangan Peraturan Daerah
Provinsi dikoordinasi oleh Menteri atau kepala Lembaga yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan dibidang pembentukan
peraturan perundang-undangan”;
b. Pasal 63 Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan yang berbunyi
“Ketentuan mengenai penyusunan Peraturan Daerah Provinsi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56 sampai dengan Pasal 62

31
berlaku secara mutatis mutandis terhadap penyusunan Peraturan
Daerah Kabupaten/Kota;
c. Untuk tahapan pelaksanaan Penyusunan Naskah Akademik dan
Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Mesuji dimaksud
bekerja sama dengan Kementerian Hukum dan HAM RI Wilayah
Lampung sebagai mana tertuang pada Memorandum Of
Understanding (MOU) antara Pemerintah Kabupaten Mesuji
dengan Kementerian Hukum dan HAM RI Wilayah Lampung;
d. tidak memberatkan Masyarakat Kabupaten Mesuji selaku wajib
Pajak/Wajib Retribusi;
e. mampu menghidupkan Perekonomian Daerah Kabupaten Mesuji;
f. optimalilsai Pendapatan Aslil Daerah Kabupaten Mesuji
dikarenakan terdapat beberapa penyesuaian atas Jenis Pajak
Daerah dan Jenis Retribusi Daerah yang menjadi Kewenangan
Pemerintah Kabupaten/Kota dalam hal ini Pemerintah Kabupaten
Mesuji
g. menghindari sanksi/penalty oleh Pemerintah Pusat yang berupa
Penundaan/Pemotongan Pendapatan Transfer (Dana Alokasi
Umum dan/atau Dana Bagi Hasil) sebagaimana tertuang pada
pasal 100 Undang-undang Nomor 1 Tahun 2022 tentang
Hubungan Keuangan Pemerintah Pusat dan pemerintah
Daerah;dan
h. dengan disetujuinya dan disahkan menjadi lembaran daerah
Pemerintah kabupaten Mesuji, menjadi Dasar Pemerintah
Kabupaten Mesuji untuk dapat melaksanakan pengenaan
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah sebagaimana Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah yang menjadi Kewenangan
Pemerintah Kabupaten Mesuji, serta terhindarnya
Pemerintah Kabupaten Mesuji Sanksi Administratif yang
diberikan oleh Pemerintah Pusat.

32
3. Implementasi pengembangan kompetensi dalam aksi perubahan
Pada rencana aksi perubahan Sinergitas Penyusunan Regulasi
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Bekerjasama dengan
Kementerian Hukum dan HAM RI Wilayah Lampung dalam rangka
Optimalisasi Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Mesuji dengan
memperkuat Koordinasi antar bidang beserta Koordinasi dengan
stakeholder terkait. Dimana dalam penyusunan regulasi dimaksud
project leader menyadari bahwa dalam menjalan Tugas Pokok dan
Fungsi sebagai Kepala Bidang Perencanaan, Pengembangan,
Pengendalian dan Evaluasi Badan Pendapatan Daerah Kabupaten
Mesuji harus mampu berkomunikasi dengan efektif kepada
stakeholder terkait untuk dapat menyampaikan informasi
bahwasanya penyusunan regulasi pajak daerah dan retribusi
daerah merupakan suatu keharusan ini dikarenakan amanat dari
undang – undang Nomor 1 Tahun 2022 tentang Hubungan
Keuangan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah yang mana
mencabut Undang – undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah.

33
BAB III
KEBERLANJUTAN AKSI PERUBAHAN

Pada bagian ini akan dijelaskan upaya yang menjamin


keberlanjutan Aksi Perubahan. Sebagaimana telah dijelaskan
sebelumnya pada tahapan jangka menengah dan tahapan jangka
panjang masih perlu ditindaklanjuti untuk kesempurnaan aksi
perubahan ini. Pada tahapan jangka menengah akan dilakukan
tindak lanjut atas tahapan jangka pendek yakni mempercepat
penyusunan Naskah Akademik dan Rancangan Peraturan Daerah
Kabupaten Mesuji tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
untuk masuk ke Bapemperda Kabupaten Mesuji Tahun Anggaran
2023. Sedangkan pada tahapan jangka Panjang tersebut telah
ditetapkan menjadi Peraturan Daerah Kabupaten Mesuji tentang
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dan disahkan menjadi
lembaran daerah kabupaten Mesuji, sehingga Pemerintah
Kabupaten Mesuji terhindar dari sanksi administratif/penalty yang
akan dijatuhkan oleh Pemerintah Pusat dalam hal ini berupa
Penundaan dan/atau pemotongan Pendapatan Transfer yakni Dana
Alokasi Umum/Dana Bagi Hasil, serta menjadi dasar Pemerintah
Kabupaten Mesuji untuk melakukan Penarikan Pajak Daerah
maupun Retribusi Daerah sehingga Pemerintah Kabupaten Mesuji
dapat meningkat Pendapatan Asli Daerah ini dikarenakan terdapat
beberapa penyesuaian atas jenis pajak daerah dan jenis retribusi
daerah. Upaya – upaya jangka menengah dan jangka Panjang
tersebut adalah untuk menjadikan aksi perubahan ini sebagi suatu
percontohan dan dapat direplikasi di tempat lain.

34
BAB IV
KETERKAITAN DENGAN MATA PELATIHAN

4.1 Keterkaitan Aksi Perubahan Dengan Manajemen Kinerja


Tata kelola aksi perubahan bermuara pada dampak (ultimate
outcome) mendukung visi dan misi Pemerintah Kabupaten Mesuji
yaitu “mewujudkan tata Kelola pemerintahan yang baik,efektif dan
efisien”. Pada gambar 1, dapat dilihat program logic dari aksi
perubahan.

Impact Menjadi dasar Pemerintah Kabupaten Mesuji untuk


Menarik Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

outcome Terhindarnya sanksi/penalty dari Pemerintah Pusat

Dokumen Naskah Akademik, dan Rancangan Peraturan


output
Daerah tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

Koordinasi Pimpinan (Mentor), Pembentukan Tim Kerja


Aktivitas Kunci Aksi Perubahan, Kementerian Hukum dan HAM RI Wilayah
Lampung, Stake Holder

Aktivitas Kunci Komitmen Tim, Komunikasi Efektif, Penganggaran

Input Sumber Daya Manusia, Anggaran, Sarana dan Prasarana

Pada gambar tersebut diuraikan sistem kerja aksi perubahan


yang dimulai dari input yang menjadi kebutuhan melakukan aksi
perubahan. Setelah itu dirumuskan proses yang merupakan
tahapan (milestones) yang menghasilkan output kinerja. Alur
selanjutnya yaitu pencapaian outcome dimana telah dirumuskan
berdasarkan permasalahan kinerja organisasi dan kebutuhan
stakeholder. Permasalahan kinerja organisasi yaitu belum
optimalnya sinergi. Sebagaimana telah dijelaskan diatas, bahwa
aksi perubahan ini pun berkaitan dengan upaya pencapaian target

35
indikator kinerja utama berupa menyusun model percontohan
sinergitas penyusunan regulasi pajak daerah dan retribusi daerah
bekerja sama dengan Kementerian Hukum dan HAM RI Wilayah
Lampung dalam rangka Optimalisasi Pendapatan Asli Daerah.
Dengan menggunakan pendekatan Hubungan Kelembagaan berupa
Sinergi/Kolaborasi antara Pemerintah Kabupaten Mesuji dengan
Kementerian Hukum dan HAM RI Wilayah Lampung, maka Hal ini
diharapkan dapat menjadi percontohan kegiatan Penyusunan
Regulasi Pajak Daerah dan Retribusi Daerah maupun Regulasi yang
lain. Badan Pendapataan daerah kabupaten Mesuji merupakan
Perangkat daerah yang membidangi pendapatan Daerah yang
bersumber dari Pajak Daerah serta Menyusun Laporan Penerimaan
Pendapatan Asli Daerah yang bersumber dari Pajak dan Retribusi
Daerah, maka Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Mesuji
berupaya meningkatkan Kualitas Pelayanan kepada Masyrakat
dengan menciptakan standarisasi pelayanan yang berkualitas
terutama yang menyangkut Kebijakan Pemerintah Daerah tentang
Pajak dan Retribusi Daerah, untuk mewujudkan hal dimaksud
serta sejalan dengan terbitnya Undang-undang Nomor 1 Tahun
2022 Tentang Hubungan Keuangan antara Pemeritah Pusat dan
Pemerintah Daerah maka Bapenda Kabupaten Mesuji melakukan
strategi Kominikasi Publik dengan menjalin Komunikasi baik
dengan Perangkat Daerah Pengelola Retribusi Daerah serta Dengan
Instansi Vertikal yang membidangi Pengharmonisasian.

36
BAB V
DISEMINASI DAN PUBLIKASI AKSI PERUBAHAN

5.1 Penerapan Strategi Komunikasi


Diseminasi inovasi adalah salah satu bentuk kegiatan akademik
yang dilakukan untuk hasil kegiatan penelitian ataupun inovasi
yang telah dilakukan. Diseminasi hasil inovasi bertujuan untuk
menunjukkan hasil inovasi yang telah dilakukan terhadap
stakeholder dan masyarakat luas. Diseminasi itu adalah suatu
proses interaktif dalam penyampaian inovasi,yang pada akhirnya
dapat mengubah pola pikir dan tindakan orang yang terlibat.
Sehingga, diseminasi bisa diartikan sebagai interaksi yang bisa
membawa suatu inovasi, Secara umum, pola komunikasi
penyebaran informasi di masa mendatang tidak banyak yang
berubah. Dengan kata lain, diseminasi melalui komunikasi satu
arah masih banyak digunakan. Namun, proses penyebaran
informasi akan cenderung lebih komunikatif, koopertif, egaliter, dan
resiprokal. Adapun prinsip komunikasi harus tetap
mengedepankan kepentingan bersama, yakini bagaimana
kepentingan instansi terkait dengan masyarakat bisa bertemu.
Dalam pelaksanaannya, diseminasi membutuhkan beberapa
strategi, di antaranya:
a. Memahami target pendengar
b. Menentukan media yang paling efektif
c. Menentukan dan memahami tujuan
d. Memotivasi pendengar untuk memberi tanggapan atau
kritik dan saran
e. Memperhitungkan frekuensi penyampaian pesan
f. Mengidentifikasi pesan utama atau kunci yang akan
disampaikan

37
5.2 Keberhasilan mendapat dukungan/adopsi replikasi aksi
perubahan.

Pada tahapan implementasi aksi perubahan bekerja sama dengan


Kementerian Hukum dan HAM dalam penulisan Naskah Akademik
serta Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Mesuji
tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah mendapat dukungan
Penuh dari Pimpinan Daerah serta Stake Holder sekaligus
Masyarakat yang ada di Kabupaten Mesuji. Pada gambar 2 dibawah
ini Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kabupaten
Lampung Selatan Berkoordinasi dan Berkonsultasi terkait
Mekanisme pendampingan Kementerian Hukum dan HAM RI
Wilayah Lampung pada Pemerintah Kabupaten Mesuji.

38
BAB VI
PELAKSANAAN PENGEMBANGAN POTENSI DIRI

Dalam pembelajaran kepemimpinan sebagai pemimpin inovatif


(pemimpin perubahan) selama implementasi Aksi perubahan ini,
saya memperoleh pembelajaran sebagai berikut:

a. Perlu melakukan pendekatan yang baik dengan semua pihak


yang terlibat dengan aksi perubahan ini.
b. Pemimpin Aksi Perubahan harus percaya diri dan dapat
menjelaskan dengan sebaik mungkin tentang ide atau
inovasinya, sehingga pihak lain tertarik atau mendukung
proyek perubahan ini.
c. Pembentukan tim Kerja Aksi Perubahan benar-benar agar
disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan masing-
masing. Dengan adanya pembagian Tugas Tim Penyusun,
Tim Peneliti dan Tim Pendamping, akan sangat membantu
Aksi Perubahan dalam menjalankan aksi perubahan ini,
karena mereka akan bertanggungjawab pada Tim yang
dipimpinnya. Saat pembentukan tim kerja aksi perubahan,
dengan dibagi tugas yang jelas dan masing-masing diberi
tugas, fungsi, dan jadwal kegiatan, maka tim akan bekerja
sesuai yang telah ditentukan.
d. Pemimpin aksi perubahan harus selalu memantau jadwal dan
pelaksanaan tugas, mengevaluasi, memfasilitasi kebutuhan
masing-masing tim, dan memberikan bimbingan, arahan,
solusi untuk memecahkan masalah yang dihadapi tim.
e. Harus aktif, kooperatif, dan selalu menjalin komunikasi yang
baik dengan siapapun, selalu berkonsultasi dengan para
pimpinan demi kebaikan pelaksanaan program.

39
f. Pemimpin aksi harus adaptif dan mudah menerima masukan
yang membangun dari siapapun.
g. Memberikan semangat kepada Tim Kerja Aksi Perubahan dan
memberikan penjelasan bahwa implementasi aksi perubahan
ini akan berguna dan bermanfaat untuk semua

40
LAPORAN PAJAK DAERAH

RUMUSAN DASAR PENGENAAN PAJAK DAERAH SESUAI


DENGAN UNDANG – UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2022
TENTANG HUBUNGAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT
DAN PEMERINTAH DAERAH

DISUSUN OLEH :

TIM KERJA AKSI PERUBAHAN

PELATIHAN KEPEMIMPINAN ADMINISTRATOR


BADAN KEPEGAWAIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA
MANUSIA KABUPATEN MESUJI BEKERJA SAMA DENGAN BADAN
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PROVINSI LAMPUNG
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt Tuhan Yang
Maha Esa karena atas segala karunia dan ridho serta rahmat dari-NYA
sehingga Pengumpulan Materi Pajak Daerah dalam rangka Rencana
Penyusunan Naskah Akademik dan Rancangan Peraturan Daerah
tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah di Kabupaten Mesuji ini
dapat diselesaikan. Penyusunan serta Pengumpulan Materi Pajak
Daerah ini disusun untuk digunakan sebagai salah satu pertimbangan
dalam penyusunan Rancangan Peraturan Daerah di Kabupaten Mesuji.

Dengan keterbatasan pengalaman, pengetahuan maupun


pustaka yang ditinjau, kami menyadari bahwa penyusunan dan
Pengumpulan Materi Pajak Daerah ini masih jauh dari sempurna, perlu
pengembangan lebih lanjut sehinggga masih membutuhkan Masukan
saran dari Tim Penyusun Naskah Akademik Rancangan Peraturan
Daerah tentang Pajak dan Retribusi Daerah Kabupaten Mesuji.

Akhir kata, semoga penyusunan dan pengumpulan ini dapat


memberi manfaat serta dapat digunakan sebagai salah satu bahan
acuan pertimbangan untuk penyusunan Naskah Akademik Rancangan
Peraturan Daerah di Kabupaten Mesuji, dan kami mohon maaf jika
masih terjadi kesalahan dan kekurangan di dalamnya.

Berasan Makmur, Oktober 2022


Tim Pengumpul dan Penyusun Materi Pajak Daerah
Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Mesuji

BAPENDA KABUPATEN MESUJI 1


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 1


BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................... 4
1.2 Jenis Pajak Daerah.............................................................................................. 4
BAB II PENDALAMAN MATERI PAJAK DAERAH ............................................................... 5
2.1 PAJAK PBB-P2 ....................................................................................................... 5
2.1.1 Objek Pajak PBB-P2...................................................................................... 5
2.1.2 Yang dikecualikan dari PBB-P2 ................................................................. 6
2.1.3 Tahun Pajak................................................................................................... 7
2.1.4 Wilayah Pemungutan ................................................................................. 7
2.1.5 Dasar Pengenaan PBB-P2 .......................................................................... 7
2.1.6 Tarif PBB-P2 .................................................................................................... 8
2.2 Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) ............................ 8
2.2.1 Objek BPHTB .................................................................................................. 9
2.2.2 Yang dikecualikan dari BPHTB................................................................. 10
2.2.3 Wilayah Pemungutan BPHTB ................................................................... 10
2.2.4 Dasar Pengenaan BPHTB.......................................................................... 11
2.2.5 Tarif BPHTB .................................................................................................... 12
2.3 Pajak Barang Jasa Tertentu (PBJT)................................................................. 12
2.3.1 Objek Pajak Barang Jasa Tertentu (PBJT) ............................................. 13
2.3.2 Yang dikecualikan dari PBJT.................................................................... 15
2.3.3 Dasar Pengenaan PBJT ............................................................................ 16
2.3.5 Tarif PBJT ....................................................................................................... 17
2.4 Pajak Reklame ................................................................................................... 18
2.4.1 Objek Pajak Reklame................................................................................ 18
2.4.2 Yang di kecualikan dari Pajak Reklame ............................................... 18
2.4.3 Dasar Pengenaan Pajak Reklame ......................................................... 19
2.4.4 Tarif Pajak Reklame ................................................................................... 20
2.5 Pajak Air Tanah (PAT)........................................................................................ 21

BAPENDA KABUPATEN MESUJI 2


2.5.1 Objek Pajak Air Tanah............................................................................... 21
2.5.2 Yang dikecualikan dari Pajak Air Tanah ............................................... 21
2.5.3 Dasar Pengenaan ..................................................................................... 21
2.5.4 Tarif Pajak Air Tanah .................................................................................. 22
2.6 Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan (MBLB) ....................................... 22
2.6.1 Objek Pajak MBLB ...................................................................................... 22
2.6.2 Yang di kecualikan dari Pajak MBLB...................................................... 24
2.6.3 Dasar Pengenaan Pajak MBLB ............................................................... 24
2.6.4 Tarif Pajak MBLB .......................................................................................... 24
2.7 Pajak Sarang Burung Walet............................................................................. 24
2.7.1 Objek Pajak Sarang Burung Walet ......................................................... 25
2.7.2 Yang dikecualikan dari Pajak sarang Burung Walet .......................... 25
2.7.3 Dasar Pengenaan Pajak Sarang Burung Walet .................................. 25
2.7.4 Tarif Pajak Sarang Burung Walet............................................................. 26
2.8 Opsen Pajak Kendaraan Bermotor ............................................................... 26
2.8.1 Dasar Pengenaan Opsen Pajak Kendaraan Bermotor ..................... 26
2.8.2 Tarif Opsen Pajak Kendaraan Bermotor ............................................... 26
2.9 Opsen Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor ............................................ 27
2.9.1 Dasar pengenaan opsen BBNKB ............................................................ 27
2.9.2 Tarif Opsen BBNKB ...................................................................................... 27
BAB III PENUTUP .................................................................................................................. 28
L A M P I R A N.................................................................................................................... 31

BAPENDA KABUPATEN MESUJI 3


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam Rangka Penyusunan Naskah Akademik dan Rancangan
Peraturan Daerah Tentang Pajak dan Retribusi Daerah di Kabupaten
Mesuji yang berdasarkan Undang-undang Nomor 1 Tahun 2022
Tentang Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah, Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Mesuji
melaksanakan Inventarisasi tentang Pajak Daerah berupa data target
dan Realisasi Pajak Daerah beberapa tahun terakhir, Jenis Pajak
Daerah, Subjek Pajak Daerah,Objek Pajak Daerah, data wajib pajak
Daerah, dasar Pengenaan Pemungutan Pajak yang akan menetapkan
besaran Tarif pada Masing-masing Jenis Pajak daerah di Kabupaten
Mesuji.
1.2 Jenis Pajak Daerah
Jenis Pajak daerah yang akan dipungut dan menjadi muatan
dalam Rancangan Peraturan Daerah Pajak dan Retribusi Daerah
Kabupaten Mesuji adalah:
1. Pajak PBB-P2
2. BPHTB
3. Pajak Barang Jasa Tertentu (PBJT) terdiri dari atas 5 Jenis Pajak:
a. PBJT Makan dan Minum;
b. PBJT Tenaga Listrik;
c. PBJT Jasa Perhotelan;
d. PBJT Jasa Parkir;
e. Jasa Kesenian dan Hiburan.
4. Pajak Reklame;
5. Pajak Air Tanah;
6. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan (MBLB);
7. Pajak sarang Burung Walet;
8. Opsen PKB; dan
9. Opsen BBNKB.

BAPENDA KABUPATEN MESUJI 4


BAB II
PENDALAMAN MATERI PAJAK DAERAH

2.1 PAJAK PBB-P2


Pajak PBB-P2 adalah Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan
Perkotaan yang selanjutnya disingkat PBB-P2 adalah Pajak atas Bumi
dan/atau Bangunan yang dimiliki, dikuasai dan/ataudimanfaatkan
oleh pribadi dan atau badan.
2.1.1 Objek Pajak PBB-P2
Objek Pajak Daerah adalah Setiap sumber pendapatan di daerah yang
dikenakan pajak, objek pajak daerah terdiri dari:
a. Objek PBB-P2 adalah Bumi dan/atau Bangunan yang dimiliki,
dikuasai, dan/atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau Badan,
kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha
perkebunan, perhutanan, dan pertambangan.
b. Bumi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) termasuk permukaan
Bumi hasil kegiatan reklamasi atau pengurukan.
c. Termasuk dalam pengertian Bangunan adalah:
1. jalan lingkungan yang terletak dalam satu kompleks bangunan
seperti hotel, pabrik, dan emplasemennya, yang merupakan
suatu kesatuan dengan kompleks Bangunan tersebut;
2. jalan tol;
3. kolam renang;
4. pagar mewah;
5. tempat olahraga;
6. galangan kapal, dermaga;
7. taman mewah;
8. tempat penampungan/kilang minyak, air dan gas, pipa
minyak; dan Menara.

BAPENDA KABUPATEN MESUJI 5


2.1.2 Yang dikecualikan dari PBB-P2

Yang dikecualikan dari objek Pajak Bumi dan Bangunan


Perdesaan dan Perkotaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah
kepemilikan, penguasaan, dan/atau pemanfaatan atas:

a. Bumi dan/atau Bangunan kantor Pemerintah, kantor


Pemerintahan Daerah, dan kantor penyelenggara negara
lainnya yang dicatat sebagai barang milik negara atau barang
milik Daerah;
b. Bumi dan/atau Bangunan yang digunakan semata-mata
untuk melayani kepentingan umum di bidang keagamaan,
panti sosial, kesehatan, pendidikan, dan kebudayaan nasional,
yang tidak dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan;
c. Bumi dan/atau Bangunan yang semata-mata digunakan
untuk tempat makam (kuburan), peninggalan purbakala, atau
yang sejenis;
d. Bumi yang merupakan hutan lindung, hutan suaka alam,
hutan wisata, taman nasional, tanah penggembalaan yang
dikuasai oleh desa, dan tanah negara yang belum dibebani
suatu hak;
e. Bumi dan/atau Bangunan yang digunakan oleh perwakilan
diplomatik dan konsulat berdasarkan asas perlakuan timbal
balik;
f. Bumi dan/atau Bangunan yang digunakan oleh badan atau
perwakilan lembaga internasional yang ditetapkan dengan
Peraturan Menteri;
g. Bumi dan/atau Bangunan untuk jalur kereta api, moda raya
terpadu (Mass Rapid Transit), lintas raya terpadu (Light Rail
Transift, atau yang sejenis);

BAPENDA KABUPATEN MESUJI 6


h. Bumi dan/atau Bangunan tempat tinggal lainnya berdasarkan
NJOP tertentu yang ditetapkan oleh Kepala Daerah; dan
i. Bumi dan/atau Bangunan yang dipungut pajak bumi dan
bangunan oleh Pemerintah.

2.1.3 Tahun Pajak


a. Tahun pajak PBB-P2 yaitu jangka waktu 1 (satu) tahun
Kalender;
b. Saat yang menentukan untuk menghitung PBB-P2 yang
terutang yaitu menurut keadaan objek PBB-P2 pada tanggal 1
Januari;
c. Saat terutang PBB-P2 ditetapkan pada saat terjadinya
kepemilikan, penugasaan dan/atau pemanfaatan Bumi
dan/atau Bangunan;

2.1.4 Wilayah Pemungutan


Wilayah Pemungutan adalah Wilayah Pemungutan PBB-P2 yang
terutang adalah Wilayah daerah tempat Bumi dan/atau bangunan
berada, termasuk dalam wilayah pemungutan PBB-P2 adalah wilayah
daerah tempat Bumi dan/atau bangunan berada:

1. perairan darat serta bangunan diatasnya, dan


2. Bangunan yang berada diluar perairan daratan yang konstruksi
tekniknya terhubung dengan bangunan yang berada di daratan,
kecuali pipa dan kabel bawah air.

2.1.5 Dasar Pengenaan PBB-P2


Dasar Pengenaan Pajak Bumi Bangunan Perdesaan dan perkotaan
PBB-P2 adalah Nilai Jual Objek Pajak yang digunakan untuk
penggunaan Perhitungan PBB-P2 adalah :

BAPENDA KABUPATEN MESUJI 7


1. NJOP yang digunakan untuk perhitungan PBB-P2 ditetapkan paling
rendah 2O % (dua puluh persen) dan paling tinggi 100% (seratus
persen) dari NJOP setelah dikurangi NJOP tidak kena pajak;
2. NJOP sebagaimana dimaksud pada angka 15 ditetapkan setiap 3
(tiga) tahun, kecuali untuk objek pajak tertentu dapat ditetapkan
setiap tahun sesuai dengan perkembangan wilayahnya.

2.1.6 Tarif PBB-P2


Tarif PBB-P2 yang akan ditetapkan adalah:

1. Tarif PBB-P2 ditetapkan paling tinggi sebesar 0,5% (nol koma


lima persen).
2. Tarif PBB-P2 sebagaimana dimaksud pada angka 6 yang berupa
lahan produksi pangan ditetapkan sebesar 50 % (Lima Puluh
Persen);
3. Tarif PBB-P2 sebagaimana dimaksud pada angka 6 yang berupa
dan lahan Produksi ternak ditetapkan sebesar 50 % (Lima Puluh
Persen);
4. Besaran Pokok PBB-P2 yang tertuang dihitung dengan cara
mengalikan Dasar Pengenaan Pajak PBB-P2.

2.2 Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)

Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan yang selanjutnya


disingkat dengan (BPHTB) adalah Pajak atas Perolehan hak atas Tanah
dan/atau Bangunan, sebagaimana di atur dalam undang-undang
dibidang pertanahan dan Bangunan.

BAPENDA KABUPATEN MESUJI 8


2.2.1 Objek BPHTB
Objek BPHTB yaitu Perolehan Ha katas Tanah dan/atau Bangunan
yang meliputi:
1. Pemindahan Hak Karena:
a. jual beli;
b. tukar-menukar;
c. hibah;
d. hibah wasiat;
e. waris;
f. pemasukan dalam perseroan atau badan hukum lain;
g. pemisahan hak yang mengakibatkan peralihan;
h. penunjukan pembeli dalam lelang;
i. pelaksanaan putusan hakim yang mempunyai kekuatan hukum
tetap;
j. penggabungan usaha;
k. peleburan usaha;
l. pemekaran usaha; atau
m. hadiah; dan
2. pemberian hak baru karena:
a. kelanjutan pelepasan hak; atau
b. di luar pelepasan hak.
3. Hak atas Tanah dan/atau Bangunan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) meliputi:
a. hak milik;
b. hak guna usaha;
c. hak guna bangunan;
d. hak pakai;
e. hak milik atas satuan rumah susun; dan
f. hak pengelolaan.

BAPENDA KABUPATEN MESUJI 9


2.2.2 Yang dikecualikan dari BPHTB
Yang dikecualikan dari objek Bea Perolehan Hak atas Tanah dan
Bangunan adalah Perolehan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan:

a. untuk kantor Pemerintah, Pemerintahan Daerah, penyelenggara


negara dan lembaga negara lainnya yang dicatat sebagai barang
milik negara atau barang milik Daerah;
b. oleh negara untuk penyelenggaraan pemerintahan dan/atau untuk
pelaksanaan pembangunan guna kepentingan umum;
c. untuk badan atau perwakilan lembaga internasional dengan syarat
tidak menjalankan usaha atau melakukan kegiatan lain di luar
fungsi dan tugas badan atau perwakilan lembaga tersebut yang
diatur dengan Peraturan Menteri;
d. untuk perwakilan diplomatik dan konsulat berdasarkan asas
perlakuan timbal balik;
e. oleh orang pribadi atau Badan karena konversi hak atau karena
perbuatan hukum lain dengan tidak adanya perubahan nama;
f. oleh orang pribadi atau Badan karena wakaf;
g. oleh orang pribadi atau Badan yang digunakan untuk kepentingan
ibadah; dan
h. untuk masyarakat berpenghasilan rendah sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

2.2.3 Wilayah Pemungutan BPHTB


Wilayah Pemungutan BPHTB yang terutang adalah wilayah daerah
tempat tanah dan/atau bangunan berada.

BAPENDA KABUPATEN MESUJI 10


2.2.4 Dasar Pengenaan BPHTB
Dasar pengenaan BPHTB adalah:

1. Dasar Pengenaan BPHTB yaitu nilai perolehan objek Pajak.


2. Nilai perolehan objek Pajak ditetapkan sebagai berikut:
a. harga transaksi untuk Jual Beli;
b. nilai pasar untuk tukar menukar,hibah, hibah wasiat,waris,
pemasukan dalam peseroan atau badan hukum lainnya,
pemisahan hak yang mengakibatkan peralihan, peralihan hak
karena pelaksanaan putusan hakim yang mempunyai kekuatan
hukum tetap, pemberian hak baru atas tanah sebagai kelanjutan
dari pelepasan hak, pemberian hak baru atas tanah di luar
pelepasan hak, penggabungan usaha, peleburan usaha,
pemekaran usaha dan hadiah;
c. harga transaksi yang tercantum dalam risalah lelang adalah
penunjukan pembeli dalam lelang.
3. Dalam hal nilai perolehan objek pajak yang tidak diketahui atau
lebih rendah daripada Nilai Jual Objek Pajak yang digunakan dalam
pengenaan pajak bumi dan bangunan pada tahun terjadinya
perolehan, dasar pengenaan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan
Bangunan yang digunakan adalah Nilai Jual Objek Pajak yang
digunakan dalam pengenaan pajak bumi dan bangunan pada tahun
terjadinya perolehan.
4. Besarnya nilai perolehan objek pajak tidak kena pajak ditetapkan
sebesar Rp80.000.000,00 (delapan puluh juta rupiah) untuk
perolehan hak pertama Wajib Pajak di wilayah Daerah tempat
terutangnya Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.
5. Dalam hal perolehan hak karena hibah wasiat atau waris yang
diterima orang pribadi yang masih dalam hubungan keluarga
sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat ke atas atau satu

BAPENDA KABUPATEN MESUJI 11


derajat ke bawah dengan pemberi hibah wasiat atau waris,
termasuk suami/istri, nilai perolehan objek pajak tidak kena pajak
ditetapkan sebesar Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).
6. Atas perolehan hak karena hibah wasiat atau waris tertentu, Bupati
dapat menetapkan nilai perolehan objek pajak tidak kena pajak
yang lebih tinggi daripada nilai perolehan objek pajak tidak kena
pajak.
7. nilai perolehan objek pajak tidak kena Pajak ditetapkan dengan
peraturan Bupati.

2.2.5 Tarif BPHTB


Tarif Bea Perolehan Hak atasTanah Bangunan (BPHTB) yang akan
ditetapkan Sebesar 5 % (Lima Persen).

2.3 Pajak Barang Jasa Tertentu (PBJT)


Pajak Barang Jasa Tertentu adalah Restrukturisasi pajak yang dilakukan
melalui reklasifikasi 5 (lima) Jenis Pajak yang berbasis konsumsi
menjadi 1 (satu)Jens pajak, hal ini memiliki tujuan untuk
menyelaraskan objek pajak antara pajak pusat dan pajak daerah
sehingga menghindari duplikasi pemungutan pajak, menyederhanakan
administrasi perpajakan, biaya pemungutan, mempermudah
pemantauan pemungutan pajak dan mempermudah masyarakat dalam
memenuhi kewajiban perpajakannya, sekaligus mendukung
kemudahan berusaha bagi Pengusaha yang akan berinvestasi.

BAPENDA KABUPATEN MESUJI 12


2.3.1 Objek Pajak Barang Jasa Tertentu (PBJT)

Objek PBJT merupakan panjualan, penyerahan, dan/atau konsumsi


barang dan jasa tertentu yang meliputi:

a. Makan dan/atau Minum;


b. Tenaga Listrik;
c. Jasa perhotelan;
d. Jasa Parkir
e. Jasa Kesenian dan Hiburan.
1) PBJT Makan dan/atau Minumam adalah Penjualan dan/atau
penyerahan Makanan dan/atau Minuman yang meliputi Makanan
dan/atau Minuman yang disediakan oleh:
a. Restoran yang paling sedikit menyediakan layanan penyajian
Makanan dan/atau Minuman berupa meja, kursi, dan/atau
peralatan makan dan minum;
b. Penyedia jasa boga atau katering yang melakukan:
1. Proses penyediaan bahan baku dan bahan setengah jadi,
pembuatan, penyimpanan, serta penyajian berdasarkan
pesanan;
2. Penyajian di lokasi yang diinginkan oleh pemesan dan berbeda
dengan lokasi dimana proses pembuatan dan penyimpanan
dilakukan; dan
3. Penyajian dilakukan dengan atau tanpa peralatan dan
petugasnya.
2) PBJT Tenaga Listrik adalah Konsumsi atau penggunaan tenaga
listrik oleh Pengguna akhir;
3) PBJT Jasa Perhotelan adalah jasa penyedia akomudasi dan fasilitas
penunjangnya, serta penyewaan ruang rapat/pertemuan pada
penyedia jasa perhotelan seperti:

BAPENDA KABUPATEN MESUJI 13


a. Hotel;
b. Hostel;
c. Vila;
d. Pondok wisata;
e. Motel;
f. Losmen;
g. Wisma pariwisata;
h. Rumah Penginapan/guset house/lbungalow/resort/cottage;
i. Tempat tinggal pribadi yang difungsikan sebagai hotel; dan
j. Glamping.
4) PBJT Parkir adalah jasa penyediaan atau penyelenggaraan tempat
parkir diluar badan jalan dan/atau pelayanan memarkirkan
kendaraan untuk ditempatkan di area parkir baik yang disedikan
berkaitan dengan pokok usaha maupun yang disediakan sebagai
suatu usaha termasuk penyediaan tempat penitipan kendaraan
bermotor. Yang meliputi:
a. Penyediaan atau penyeelnggaran tempat parkir; dan/atau
b. Pelayanan memarkirkan kendaraan (parkir valet)
5) PBJT Jasa kesenian dan hiburan adalah jasa penyediaan atau
penyelenggaraan semua jenis tontonan, pertunjukan, permainan,
ketangkasan, rekreasi, dan/ atau keramaian untuk dinikmati, yang
meliputi:
a. Tontonan film atau bentuk tontonan audio visual lainnya yang
dipertontonkan secara langsung di suatu lokasi tertentu;
b. Pergelaran kesenian, musik, tari, dan/atau busana;
c. Kontes kecantikan;
d. Kontes kecantikan;
e. Pameran;
f. Pertunjukan sirkus, akrobat, dan sulap;

BAPENDA KABUPATEN MESUJI 14


g. Pacuan kuda dan perlombaan kendaraan bermotor;
h. Permainan ketangkasan;
i. Olahraga permainan dengan menggunakan tempat/ruang
dan/atau peralatan dan perlengkapan untuk olahraga dan
kebugaran;
j. Rekreasi wahana air, wahana ekologi, wahana pendidikan,
wahana budaya, wahana salju, wahana permainan, pemancingan,
agrowisata, dan kebun binatang;
k. Panti pijat dan pijat refleksi; dan
l. Diskotek, karaoke, kelab malam, bar, dan mandi uap/spa.

2.3.2 Yang dikecualikan dari PBJT


1) Yang dikecualikan dari objek PBJT Makan Minum adalah
Penyerahan makan dan/atau Minum:
a. Dengan peredaran usaha tidak melebuhi Rp4.500.000 (Empat
Juta Lima Ratus Ribu Rupiah) per bulan;
b. Dilakukan oleh toko swalayan dan sejenisnya yang tidak semata-
mata menjual makanan;
c. Dilakukan oleh pabrik makanan dan/atau minuman; atau
d. Disediakan oleh penyedia fasilitas yang kegiatan usaha utamanya
menyediakan pelayanan jasa menunggu pesawat (lounge) pada
bandar udara.
2) Yang dikecualikan dari Jasa tenaga Listrik meliputi:
a. Konsumsi Tenaga Listrik oleh instansi pemerintah, Pemerintah
Daerah dan penyelenggara negara lainnya;
b. Konsumsi Tenaga Listrik pada tempat yang digunakan oleh
kedutaan, konsulat, dan perwakilan asing berdasarkan asas
timbal balik;

BAPENDA KABUPATEN MESUJI 15


c. Konsumsi Tenaga Listrik pada rumah ibadah, panti jompo, panti
asuhan, dan panti sosial lainnya yang sejenis;
d. Konsumsi Tenaga Listrik yang dihasilkan sendiri dengan
kapasitas tertentu yang tidak memerlukan izin dai instansi teknis
terkait; dan
e. Konsumsi Tenaga Listrik lainnya yang diatur dengan Perda.
3) Yang dikecualikan dari Jasa Perhotelan meliputi:
a. Jasa tempat tinggal asrama yang diselenggarakan oleh
Pemerintah atau Pemerintah Daerah;
b. Jasa tempat tinggal di rumah sakit, asrama perawat,panti jompo,
panti asuhan, dan panti sosial lainnya yang sejenis;
c. Jasa tempat tinggal di pusat pendidikan atau kegiatan
keagamaan;
d. Jasa biro perjalanan atau perjalanan wisata; dan
e. Jasa persewaan ruangan untuk diusahakan di hotel.
4) Yang dikecualikan dari jasa parkir meliputi:
a. Jasa tempat parkir yang diselenggarakan oleh Pemerintah dan
Pemerintah Daerah;
b. Jasa tempat parkir yang diselenggarakan oleh perkantoran yang
hanya digunakan untuk karyawannya sendiri;
c. Jasa tempat parkir yang diselenggarakan oleh kedutaan,
konsulat, dan perwakilan negara asing dengan asas timbal balik;
5) Yang dikecualikan dari jasa kesenian dan hiburan meliputi:
a. Promosi budaya tradisional dengan tidak dipungut bayaran;
b. Kegiatan layanan masyarakat dengan tidak dipungut bayaran.

2.3.3 Dasar Pengenaan PBJT


1. Dasar pengenaan PBJT adalah jumlah yang dibayarkan oleh
konsumen barang atau jasa tertentu yang meliputi:

BAPENDA KABUPATEN MESUJI 16


a. Jumlah pembayaran yang diterima oleh penyedia makanan
dan/atau minuman untuk PBJT atas makan dan/atau
minuman;
b. Nilai jual tenaga listrik untuk PBJT atas Tenaga listrik;
c. Jumlah Pembayaran kepada penyedia jasa perhotelan untukk
PBJT atas Jasa Perhotelan;
d. Jumlah pembayaran kepada penyelenggara tempat parkir untuk
PBJT atas jasa parkir; dan
e. Jumlah pembayaraan yang diterima oleh penyelenggara jasa
kesenian dan hiburan.
2. Dalam hal tidak terdapat pembayaran sebagaimana di maksud pada
angka 1 dasar pengenaan PBJT di hitung berdasarkan harga jual
barang dan jasa sejenis yang berlaku diwilayah daerah yang
bersangkutan.

2.3.5 Tarif PBJT


Tarif Pajak Barang Jasa Tertentu (PBJT) yang akan ditetapkan adalah
sebagai berikut:

1. Tarif PBJT sebesar 10 % (sepuluh Persen)


2. Khusus tarif PBJT atas jasa Hiburan pada diskotek, karaoke,
jasa Hiburan pada diskotek, karaoke, Klub Malam, Bar, dan
Mandi uap/spa ditetapkan sebesar 40% (Empat puluh persen)
3. Khusus tarif PBJT atas Tenaga Listrik untuk:
a. konsumsi Tenaga Listrik dari sumber lain oleh industri,
pertambangan minyak bumi dan gas alam, ditetapkan paling
tinggi sebesar 3% (tiga persen); dan
b. konsumsi Tenaga Listrik yang dihasilkan sendiri, ditetapkan
paling tinggi 1,5% (satu koma lima persen).

BAPENDA KABUPATEN MESUJI 17


2.4 Pajak Reklame
Pajak Reklame adalah Pajak atas penyelenggaraan reklame,
Reklame adalah benda, alat, perbuatan, atau media yang bentuk dan
corak ragamnya dirancang untuk tujuan komersial memperkenalkan,
menganjurkan, mempromosikan, atau menarik perhatian umum
terhadap sesuatu.

Subjek Pajak Reklame adalah orang pribadi atau Badan yang


menggunakan Reklame Wajib Pajak Reklame adalah orang pribadi atau
Badan yang menyelenggarakan Reklame.

2.4.1 Objek Pajak Reklame


Objek Pajak Reklame adalah semua penyelenggaraan Reklame. Objek
Pajak Reklame sebagaimana dimaksud meliputi:

a. Reklame papan/billboard/ videotron/ megatron;


b. Reklame kain;
c. Reklame melekat/stiker;
d. Reklame selebaran;
e. Reklame berjalan, termasuk pada kendaraan;
f. Reklame udara;
g. Reklame apung;
h. Reklame filrn/ slide; dan
i. Reklame peragaan.

2.4.2 Yang di kecualikan dari Pajak Reklame


Yang dikecualikan dari objek Pajak Reklame adalah:
a. penyelenggaraan Reklame melalui internet, televisi, radio, warta
harian, warta mingguan, warta bulanan, dan sejenisnya;

BAPENDA KABUPATEN MESUJI 18


b. label/merek produk yang melekat pada barang yang
diperdagangkan, yang berfungsi untuk membedakan dari produk
sejenis lainnya;
c. nama pengenal usaha atau profesi yang dipasang melekat pada
bangunan dan/atau di dalam area tempat usaha atau profesi
yang jenis, ukuran, bentuk, dan bahan Reklamenya diatur
dengan Peraturan Bupati dengan berpedoman pada ketentuan
yang mengatur tentang nama pengenal usaha atau profesi
tersebut;
d. Reklame yang diselenggarakan oleh Pemerintah atau Pemerintah
Daerah;
e. Reklame yang diselenggarakan dalam rangka kegiatan politik,
sosial, dan keagamaan yang tidak disertai dengan iklan
komersial;

2.4.3 Dasar Pengenaan Pajak Reklame


Adapun dasar Pengenaan Pajak reklame yang akan dipungut adalah
sebagai berikut:

1. Dasar Pengenaan Pajak Reklame adalah nilai sewa Reklame.


2. Dalam hal Reklame diselenggarakan oleh pihak ketiga, nilai sewa
Reklame ditetapkan berdasarkan nilai kontrak Reklame.
3. Dalam hal Reklame diselenggarakan sendiri, nilai sewa Reklame
dihitung dengan memperhatikan faktor :
a. Jenis;
b. Bahan yang digunakan;
c. Lokasi penempatan;
d. Waktu penayangan;
e. Jangka waktu penyelenggaraan;
f. Jumlah; dan
g. Ukuran media Reklame.

BAPENDA KABUPATEN MESUJI 19


4. Dalam hal nilai sewa Reklame yang tidak diketahui dan/atau
dianggap tidak wajar, nilai sewa Reklame ditetapkan dengan
menggunakan faktor-faktor pada angka 3;
5. Perhitungan nilai sewa Reklame ditetapkan dengan Peraturan
Bupati

2.4.4 Tarif Pajak Reklame


Tarif pajak reklame yang akan ditetapkan dalam ranperda adalah
sebesar 25% (Dua puluh Lima Persen)

Besaran pokok pajak reklame yang terhutang dihitung dengan


cara mengalikan dasar pengenaan pajak reklame. Sebagaimana pada
angka 2.4.3 dengan tarif pajak reklame sebesar 25% (Dua puluh Lima
Persen), Saat terutangnya pajak reklame ditetapkan pada saat terjadi
penyelenggaraan reklame.

BAPENDA KABUPATEN MESUJI 20


2.5 Pajak Air Tanah (PAT)
Pajak Air Tanah yang selanjutnya disingkat PAT adalah Pajak
atas pengambilan dan/atau pemanfaatan air tanah. Air Tanah adalah
air yang terdapat di dalam lapisan tanah atau batuan di bawah
permukaan tanah.

Subjek PAT adalah orang pribadi atau Badan yang melakukan


pengambilan dan/atau pemanfaatan Air Tanah. Wajib PAT adalah
orang pribadi atau Badan yang melakukan pengambilan dan/atau
pemanfaatan Air Tanah.

2.5.1 Objek Pajak Air Tanah


Objek PAT adalah pengambilan dan/atau pemanfaatanAir Tanah.
Wilayah pemungutan Pajak Air Tanah adalah wilayah Daerah tempat
pengambilan dan/atau pemanfaatan air tanah.

2.5.2 Yang dikecualikan dari Pajak Air Tanah


Yang dikecualikan dari Pajak Air Tanah yaitu Pengambilan untuk:

a. Keperluan dasar rumah tangga;


b. Pengairan pertanian ralgzat;
c. Perikanan rakyat;
d. Peternakan ralryat;
e. Keperluan keagamaan; dan
f. Kegiatan Pemerintah dan Pemerintah Daerah.

2.5.3 Dasar Pengenaan


Adapun dasar Pengenaan Pajak Air Tanah yang akan dipungut adalah
sebagai berikut:

1. Dasar pengenaan PAT adalah nilai perolehan Air Tanah.


2. Besarannya Nilai perolehan Air Tanah sebagaimana dimaksud
pada angka (1) ditetapkan dengan Peraturan Bupati.

BAPENDA KABUPATEN MESUJI 21


2.5.4 Tarif Pajak Air Tanah

Tarif Pajak Air Tanah yang akan ditetapkan adalah sebesar 25% (Dua
Puluh Lima Persen). Besaran pokok PAT yang terutang dihitung dengan
cara mengalikan dasar pengenaan PAT sebagaimana dimaksud dalam
dengan tarif PAT, saat terutangnya PAT ditetapkan pada saat terjadinya
Pengambilan dan/atau pemanfaatan Air Tanah.

2.6 Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan (MBLB)

Mineral Bukan Logam dan Batuan yang selanjutnya disingkat


MBLB adalah mineral bukan logam dan batuan sebagaimana dimaksud
di dalam peraturan perundang-undangan di bidang mineral dan batu
bara. Adapun Subjek pajak MBLB yaitu orang pribadi atau badan yang
mengambil MBLB, wajib pajak MBLB yaitu orang pribadi atau Badan
yang mengambil MBLB. Wilayah pemungutan Pajak MBLB berada di
Wilayah Daerah tempat Pengambilan MBLB.

2.6.1 Objek Pajak MBLB

Objek Pajak MBLB adalah kegiatan pengambilan MBLB yang meliputi:

a. Asbes;
b. Batu tulis;
c. Batu setengah permata;
d. Batu kapur;
e. Batu apung;
f. Batu permata;
g. Bentonit;
h. Dolomit;
i. Feldspa;
j. Garam batu (halite);
k. Grafit;

BAPENDA KABUPATEN MESUJI 22


l. Granit/andesit;
m. Gips;
n. Kalsit;
o. Kaolin;
p. Leusit;
q. Magnesit;
r. Mika;
s. Marmer;
t. Nitrat;
u. Obsidian;
v. Oker;
w. Pasir dan kerikil;
x. Pasir kuarsa;
y. Perlit;
z. Fosfat;
aa. Talk;
bb. Tanah serap (fullers earth);
cc. Tanah diatom;
dd. Tanah liat;
ee. Tawas (alum);
ff. Tras;
gg. Yarosit;
hh. Zeolit;
ii. Basal;
jj. Trakhit;
kk. Belerang;
ll. MBLB ikutan dalam suatu pertambangan mineral; dan
mm. MBLB lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

BAPENDA KABUPATEN MESUJI 23


2.6.2 Yang di kecualikan dari Pajak MBLB
Yang dikecualikan dari objek Pajak MBLB meliputi pengambilan MBLB:

a. untuk keperluan rumah tangga dan tidak diperjualbelikan/


dipindahtangankan;
b. untuk keperluan pemancangan tiang listrik/telepon,
penanaman kabel, penanaman pipa, dan sejenisnya yang tidak
mengubah fungsi permukaan tanah.

2.6.3 Dasar Pengenaan Pajak MBLB


Dasar pengenaan Pajak MBLB yang akan di pungut adalah sebagai
berikut:

1. Dasar pengenaan pajak MBLB yaitu nilai jual hasil pengambilan


MBLB
2. Nilai jual dihitung berdasarkan perkalian volume/tonase
pengambilan MBLB dengan harga patokan tiap-tiap jenis MBLB.
3. Harga patokan sebagaimana dimaksud pada point (2) dihitung
berdasarkan harga jual rata-rata tiap-tiap jenis MBLB pada
mulut tambang yang berlaku di wilayah Daerah.
4. Harga patokan sebagaimana dimaksud pada point (3) ditetapkan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di
bidang pertambangan mineral dan batu bara.

2.6.4 Tarif Pajak MBLB


Tarif pajak MBLB yang akan dipungut ditetapkan sebesar 20 % (Dua
Puluh Persen).

2.7 Pajak Sarang Burung Walet


Pajak Sarang Burung Walet adalah Pajak atas kegiatan
pengambilan dan/atau pengusahaan sarang burung walet. Burung
Walet adalah satwa yang termasuk marga collocalia, yaitu collocalia

BAPENDA KABUPATEN MESUJI 24


fuchliap haga, Collocalia,maxina, collocalia esculanta, dan collocalia
linchi.

2.7.1 Objek Pajak Sarang Burung Walet


Objek Pajak Sarang Burung Walet yaitu pengambilan dan/atau
pengusahaan sarang Burung Walet. Subjek Pajak Sarang Burung Walet
adalah orang pribadi atau Badan yang melakukan pengambilan
dan/atau mengusahakan sarang Burung Walet, Wajib Pajak Sarang
Burung Walet adalah orang pribadi atau Badan yang melakukan
pengambilan dan/atau mengusahakan sarang Burung Walet.

2.7.2 Yang dikecualikan dari Pajak sarang Burung Walet


Yang dikecualikan dari objek Pajak Sarang Burung Walet adalah:

a. pengambilan sarang Burung Walet yang telah dikenakan


penerimaan negara bukan pajak.

2.7.3 Dasar Pengenaan Pajak Sarang Burung Walet


Adapun Dasar pengenaan pajak sarang burung wallet yang akan
dipungut adalah:

1. Dasar pengenaan pajak sarang burung wallet yakni nilai jual


sarang burung wallet.
2. Nilai jual sarang burung wallet dihitung berdasarkan perkalian
antara harga pasaran umum sarang burung wallet yang berlaku
di daerah dengan volume sarang burung wallet.
3. harga pasaran umum adalah harga yang sesuai dengan hasil
survey harga di daerah.

BAPENDA KABUPATEN MESUJI 25


2.7.4 Tarif Pajak Sarang Burung Walet
Adapun besaran tarif yang akan dipungut dari Pajak sarang burung
wallet adalah ditetapkan sebesar 10 % (Sepuluh Persen).

2.8 Opsen Pajak Kendaraan Bermotor


Opsen adalah pungutan tambahan Pajak menurut persentase
tertentu, Opesn Pajak keendaraan Bermotor atau selanjutnya disebut
Opsen PKB adalah Opsen yang dikenakan oleh kabupaten/kota atas
pokok PKB atau atas Pajak terutang dari PKB. Subyek pajak untuk
opsen PKB adalah orang pribadi atau badan yang memiliki dan/atau
menguasai kendaraan bermotor, wajib pajak untuk opsen PKB adalah
orang pribadi atau badan yang memiliki dan/atau menguasai
kendaraan bermotor. Wilayah pemungutan opsen PKB adalah yang
terutang adalah wilayah Daerah tempat kendaraan bermotor terdaftar.

2.8.1 Dasar Pengenaan Opsen Pajak Kendaraan Bermotor


Adapun dasar pengenaan untuk opsen Pajak Kendaraan bermotor
adalah pajak kendaraan bermotor terutang.

2.8.2 Tarif Opsen Pajak Kendaraan Bermotor

Tarif opsen Pajak Kendaraan Bermotor yang akan ditetapkan


adalah sebesar 66% (Enam puluh Enam Persen). Besaran pokok opsen
PKB yang terutang dihitung dengan cara mengalikan dasar pengenaan
opsen PKB dengan tarif opsen PKB.

BAPENDA KABUPATEN MESUJI 26


2.9 Opsen Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor

Opsen Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor yang selanjutnya


disebut Opsen BBNKB adalah Opsen yang dikenakan oleh
kabupaten/kota atas pajak terutang dari BBNKB, Subjek Pajak BBNKB
adalah orang pribadi atau Badan yang memiliki dan/atau menguasai
Kendaraan Bermotor. Wajib pajak adalah orang atau badan yang
memiliki kendaraan bermotor.

2.9.1 Dasar pengenaan opsen BBNKB


Dasar pengenaan untuk opsen BBNKB adalah Bea Balik Nama
Kendaraan Bermotor yang terutang.

2.9.2 Tarif Opsen BBNKB

Adapun besaran tarif yang akan ditetapkan sebesar 66 % (Enam


puluh Enam Persen), besaran pokok opsen BBNKB yang terutang
dihitung dengan caramengalikan dasar pengenaan opsen BBNKB
dengan tarif opsen BBNKB, saat terutangnya opsen BBNKB ditetapkan
pada saat terutangnya PKB.

BAPENDA KABUPATEN MESUJI 27


BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Dari uraian Bab I Sampai dengan Bab II, dapat disimpulkan
bahwa Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Mesuji telah
Melakukan Pengumpulan Materi atau Inventarisasi tentang Pajak
Daerah berupa data Subjek, Objek Pajak Daerah Jenis Pajak
Daerah, target dan Realisasi Pajak Daerah beberapa tahun
terakhir, data wajib pajak Daerah, dasar Pengenaan Pemungutan
Pajak yang akan menetapkan besaran Tarif pada Masing-masing
Jenis Pajak daerah di Kabupaten Mesuji.

Dalam hal ini Kami menyadari dalam pengumpulan Materi


tentang Pajak Daerah ini masih Banyak Kekurangan maka kami
mengharapkan agar tim Penyusun dapat Mengkaji materi Pajak
Daerah dalam Rangka Penyusunan Naskah Akademik dan
Ranperda Pajak dan Retribusi daerah Kabupaten Mesuji.

Kita semua Berharap dengan tersusunnya Naskah Akdemik dan


Ranperda Pajak dan Retribusi daerah Kabupaten Mesuji yang
tidak membebani Masyarakat selaku Wajib Pajak, memudahkan
Pengusaha atau Investor untuk berinvestasi di kabupaten Mesuji
serta menjadi sarana peningkatan Pendapatan Asli Daerah dari
Sektor Pajak dan Retribusi Daerah sehingga Pemerintah Daerah
Kabupaten Mesuji dapat meningkatkan Kesejahtraan Masyarakat
di “BUMI RAGAB BEGAWI CARAM” dan mampu mengejar
Ketertinggalan serta Berdiri sejajar dengan Kabupaten yang lain.

BAPENDA KABUPATEN MESUJI 28


Tim Inventarisasi Pajak Daerah
Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Mesuji

No Nama Jabatan Tanda Tangan

M.ROIS MANDALA, SH.,M.Kn


1. Sekretaris
NIP. 19810827 201001 1 012

CHANDRA WILLIYANDO, SH.,MH


2. Kabid P3E
NIP. 19871006 201101 1 002

DEDI MARTADINATA, SH.,MM


3. Kabid PBB
NIP. 19830721 201001 1 016

IMRADONA, SH
4. Kabid PDL
NIP. 19810528 201101 1 008

Kasubid
RITA MARSINI, SE
5. Penagihan dan
NIP. 19820412 201001 2 030
Keberatan
Kasubid
RIZKY MAYASARI, SH., MM Pengendalian,
6.
NIP. 19920818 201503 2 001 Evaluasi dan
Pelaporan
Kasubid
Penetapan
HARIS PRASOJO, S.Si Verifikasi
7.
NIP. 19870305 201101 1 005 Penagihan
PBB dab
BPHTB

BAPENDA KABUPATEN MESUJI 29


No Nama Jabatan Tanda Tangan

Kasubid
Pendataan
RAMA DEWANTARA, A,Md
8. Penilaian
NIP. 19860315 201001 1 019
Pengolah data
dan Informasi

LUKMAN HAKIM, A.Md


9. Pelaksana
NIP. 19781210 201001 1 012

ACHMAD ADI ZULFIKAR Z


10.
NIP. 19850822 201405 1 001

Mengetahui/Menyetujui,
Kepala Badan

I KOMANG SUTIAKA, SH., MM

BAPENDA KABUPATEN MESUJI 30


L
A
M
P
I
R
A
N

BAPENDA KABUPATEN MESUJI 31


PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN
NO UU NO 01 TAHUN 2022 PERDA NO 36 TAHUN 2012 POKOK-POKOK RAPERDA KAB MESUJI
PASAL 38 PASAL 3

(1) Objek PBB-P2 adalah Bumi dan/atau Bangunan yang Objek Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan Objek Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan
dimiliki, dikuasai, dan/atau dimanfaatkan oleh orang adalah Bumi dan/atau Bangunan yang dimiliki, dikuasai, adalah Bumi dan/atau Bangunan yang dimiliki, dikuasai,
pribadi atau Badan, kecuali kawasan yang digunakan dan/atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau Badan, dan/atau dimanfaatkan oleh Orang Pribadi atau Badan,
untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan, dan kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha
pertambangan perkebunan, perhutanan, dan pertambangan. perkebunan, perhutanan, dan pertambangan

Bumi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) termasuk Bumi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) termasuk
permukaan Bumi hasil kegiatan reklamasi atau permukaan Bumi hasil kegiatan reklamasi atau
pengurukan. pengurukan.
(2) - Termasuk dalam pengertian Bangunan adalah: Termasuk dalam pengertian Bangunan adalah:
a. jalan lingkungan yang terletak dalam satu kompleks a. jalan lingkungan yang terletak dalam satu kompleks
bangunan seperti hotel, pabrik, dan emplasemennya, bangunan seperti hotel, pabrik, dan emplasemennya,
yang merupakan suatu kesatuan dengan kompleks yang merupakan suatu kesatuan dengan kompleks
Bangunan tersebut; Bangunan tersebut;
b. jalan tol; b. jalan tol;
c. kolam renang; c. kolam renang;
d. pagar mewah; d. pagar mewah;
e. tempat olahraga; e. tempat olahraga;
f. galangan kapal, dermaga; f. galangan kapal, dermaga;
g. taman mewah; g. taman mewah;
h. tempat penampungan/kilang minyak, air dan gas, h. tempat penampungan/kilang minyak, air dan gas,
pipa minyak; dan pipa minyak; dan
i. menara. i. menara.
(3) Yang dikecualikan dari objek PBB-P2 sebagaimana Objek Pajak yang tidak dikenakan Pajak Bumi dan Yang dikecualikan dari objek Pajak Bumi dan Bangunan
dimaksud pada ayat (1) adalah kepemilikan, penguasaan, Bangunan Perdesaan dan Perkotaan adalah objek pajak Perdesaan dan Perkotaan sebagaimana dimaksud pada ayat
dan/atau pemanfaatan atas: yang: (1) adalah kepemilikan, penguasaan, dan/atau pemanfaatan
a. Bumi dan/atau Bangunan kantor Pemerintah, kantor a. digunakan oleh Pemerintah Pusat , Pemerintah atas:
Pemerintahan Daerah, dan kantor penyelenggara Daerah untuk penyelenggaraan pemerintahan; a. Bumi dan/atau Bangunan kantor Pemerintah, kantor
negara lainnya yang dicatat sebagai barang milik b. digunakan semata-mata untuk melayani kepentingan Pemerintahan Daerah, dan kantor penyelenggara
negara atau barang milik Daerah; umum di bidang ibadah, sosial, kesehatan, negara lainnya yang dicatat sebagai barang milik
b. Bumi dan/atau Bangunan yang digunakan semata- Pendidikan dan kebudayaan nasional, yang tidak negara atau barang milik Daerah;
mata untuk melayani kepentingan umum di bidang dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan; b. Bumi dan/atau Bangunan yang digunakan semata-
keagamaan, panti sosial, kesehatan, pendidikan, dan c. digunakan untuk kuburan, peninggalan purbakala, mata untuk melayani kepentingan umum di bidang
kebudayaan nasional, yang tidak dimaksudkan untuk atau yang sejenis dengan itu; keagamaan, panti sosial, kesehatan, pendidikan, dan
memperoleh keuntungan; d. merupakan hutan lindung, hutan suaka alam, hutan kebudayaan nasional, yang tidak dimaksudkan untuk
c. Bumi dan/atau Bangunan yang semata-mata wisata, taman nasional, tanah penggembalaan yang memperoleh keuntungan;
digunakan untuk tempat makam (kuburan), dikuasai oleh kampung, dan tanah negara yang belum c. Bumi dan/atau Bangunan yang semata-mata
peninggalan purbakala, atau yang sejenis; dibebani suatu hak; digunakan untuk tempat makam (kuburan),

BAPENDA KABUPATEN MESUJI 32


PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN
NO UU NO 01 TAHUN 2022 PERDA NO 36 TAHUN 2012 POKOK-POKOK RAPERDA KAB MESUJI
PASAL 38 PASAL 3

d. Bumi yang merupakan hutan lindung, hutan suaka e. digunakan oleh perwakilan diplomatik dan konsulat peninggalan purbakala, atau yang sejenis;
alam, hutan wisata, taman nasional, tanah berdasarkan asas perlakuan timbal balik; dan d. Bumi yang merupakan hutan lindung, hutan suaka
penggembalaan yang dikuasai oleh desa, dan tanah f. digunakan oleh badan atau perwakilan Lembaga inti alam, hutan wisata, taman nasional, tanah
negara yang belum dibebani suatu hak; yang ditetapkan dengan Peraturan Menteri penggembalaan yang dikuasai oleh desa, dan tanah
e. Bumi dan/atau Bangunan yang digunakan oleh Keuangan. negara yang belum dibebani suatu hak;
perwakilan diplomatik dan konsulat berdasarkan asas e. Bumi dan/atau Bangunan yang digunakan oleh
perlakuan timbal balik; perwakilan diplomatik dan konsulat berdasarkan asas
f. Bumi dan/atau Bangunan yang digunakan oleh badan perlakuan timbal balik;
atau perwakilan lembaga internasional yang f. Bumi dan/atau Bangunan yang digunakan oleh badan
ditetapkan dengan Peraturan Menteri; atau perwakilan lembaga internasional yang
g. Bumi dan/atau Bangunan untuk jalur kereta api, ditetapkan dengan Peraturan Menteri;
moda raya terpadu (Mass Rapid Transit), lintas raya g. Bumi dan/atau Bangunan untuk jalur kereta api,
terpadu (Light Rail Transifl, atau yang sejenis; moda raya terpadu (Mass Rapid Transit), lintas raya
h. Bumi dan/atau Bangunan tempat tinggal lainnya terpadu (Light Rail Transift, atau yang sejenis);
berdasarkan NJOP tertentu yang ditetapkan oleh h. Bumi dan/atau Bangunan tempat tinggal lainnya
Kepala Daerah; dan berdasarkan NJOP tertentu yang ditetapkan oleh
i. Bumi dan/atau Bangunan yang dipungut pajak bumi Kepala Daerah; dan
dan bangunan oleh Pemerintah. i. Bumi dan/atau Bangunan yang dipungut pajak bumi
dan bangunan oleh Pemerintah.
(4) NJOP tidak kena pajak ditetapkan paling sedikit sebesar Besarnya Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak Bersarnya Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak
Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) untuk setiap Wajib ditetapkan sebesar Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) ditetapkan sebesar Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah)
Pajak. untuk setiap Wajib Pajak. untuk setiap Wajib Pajak.

Dalam hal Wajib Pajak memiliki atau menguasai lebih dari Dalam hal Wajib Pajak memiliki atau menguasai lebih dari
satu objek PBB-P2 di satu wilayah kabupaten/kota, NJOP satu objek Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan
tidak kena pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (3) Perkotaan di satu wilayah Kabupaten Mesuji, Nilai Jual
hanya diberikan atas salah satu objek PBB-P2 untuk setiap Objek Pajak Tidak Kena Pajak sebagaimana dimaksud
Tahun Pajak. pada ayat (3) hanya diberikan atas salah satu objek Pajak
Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan dengan
NJOP yang digunakan untuk perhitungan PBB-P2 Nilai Jual Objek Pajak tertinggi untuk setiap Tahun Pajak.
ditetapkan paling rendah 20% (dua puluh persen) dan
paling tinggi 100% (seratus persen) dari NJOP setelah
dikurangi NJOP tidak kena pajak sebagaimana dimaksud Nilai Jual Objek Pajak yang digunakan sebagai dasar
pada ayat (3). perhitungan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan
Perkotaan ditetapkan:
a. 20% (dua puluh persen) apabila Nilai Jual Objek
Pajaknya sampai dengan Rp. 500.000.000 (lima ratus
juta rupiah);
b. 30% (tiga puluh persen) apabila Nilai Jual Objek
Pajaknya di atas Rp. 500.000.000 (lima ratus juta
rupiah) sampai dengan Rp. 1.000.000.000 (satu

BAPENDA KABUPATEN MESUJI 33


PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN
NO UU NO 01 TAHUN 2022 PERDA NO 36 TAHUN 2012 POKOK-POKOK RAPERDA KAB MESUJI
PASAL 38 PASAL 3

milyar rupiah);
c. 40% (empat puluh persen) apabila Nilai Jual Objek
Pajaknya di atas Rp. 1.000.000.000 (satu milyar
rupiah) sampai dengan Rp. 10.000.000.000 (sepuluh
milyar rupiah);
d. 50% (lima puluh persen) apabila Nilai Jual Objek
Pajaknya di atas Rp. 10.000.000.000 (sepuluh milyar
rupiah)
setelah dikurangi Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak
sebagaimana dimaksud pada ayat (3).
PASAL 39 PASAL 4
(1) Subjek Pajak PBB-P2 adalah orang pribadi atau Badan Subjek Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Subjek Pajak Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan
yang secara nyata mempunyai suatu hak atas Bumi Perkotaan adalah orang pribadi atau Badan yang secara Perkotaan adalah orang pribadi atau Badan yang secara
dan/atau memperoleh manfaat atas Bumi, dan/atau nyata mempunyai suatu hak atas Bumi dan/atau nyata mempunyai suatu hak atas Bumi dan/atau
memiliki, menguasai, dan/atau memperoleh manfaat atas memperoleh manfaat atas Bumi, dan/atau memiliki, memperoleh manfaat atas Bumi, dan/atau memiliki,
Bangunan. menguasai, dan/atau memperoleh manfaat atas Bangunan. menguasai, dan/atau memperoleh manfaat atas Bangunan.
(2) Wajib Pajak PBB-P2 adalah orang pribadi atau Badan Wajib Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan Wajib Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan
yang secara nyata mempunyai suatu hak atas Bumi adalah orang pribadi atau Badan yang secara nyata adalah orang pribadi atau Badan yang secara nyata
dan/atau memperoleh manfaat atas Bumi, dan/atau mempunyai suatu hak atas Bumi dan/atau memperoleh mempunyai suatu hak atas Bumi dan/atau memperoleh
memiliki, menguasai, dan/atau memperoleh manfaat atas manfaat atas Bumi, dan/atau memiliki, menguasai, manfaat atas Bumi, dan/atau memiliki, menguasai,
Bangunan. dan/atau memperoleh manfaat atas Bangunan. dan/atau memperoleh manfaat atas Bangunan.
Tanah yang tidak diketahui pemilik dan alamatnya dan
diatasnya berdiri bangunan maka kewajiban membayar Tanah yang tidak diketahui pemilik dan alamatnya dan
pajaknya dibebankan kepada orang pribadi atau badan diatasnya berdiri bangunan maka kewajiban membayar
yang secara nyata menguasai atau memperoleh manfaat pajaknya dibebankan kepada orang pribadi atau badan
atas bangunan yang secara nyata menguasai atau memperoleh manfaat
atas bangunan
PASAL 40 PASAL 5
(1) Dasar pengenaan PBB-P2 adalah NJOP. Dasar pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan Dasar pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan
NJOP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dan Perkotaan adalah NJOP. dan Perkotaan adalah Nilai Jual Objek Pajak.
berdasarkan proses penilaian PBB-P2.
Nilai Jual Objek Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) ditetapkan berdasarkan proses penilaian Pajak Bumi
dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan.
(2) NJOP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan Besarnya NJOP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Nilai Jual Objek Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat
setiap 3 (tiga) tahun, kecuali untuk objek pajak tertentu ditetapkan setiap 3 (tiga) tahun, kecuali untuk objek pajak (1) ditetapkan setiap 3 (tiga) tahun, kecuali untuk objek
dapat ditetapkan setiap tahun sesuai dengan perkembangan tertentu dapat ditetapkan setiap tahun sesuai dengan pajak tertentu dapat ditetapkan setiap tahun sesuai dengan
wilayahnya. perkembangan wilayah Kabupaten Mesuji perkembangan wilayahnya.
Ketentuan lebih lanjut mengenai penilaian PBB-P2
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan Ketentuan lebih lanjut mengenai penilaian Pajak Bumi dan
Peraturan Menteri. Bangunan Perdesaan dan Perkotaan sebagaimana

BAPENDA KABUPATEN MESUJI 34


PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN
NO UU NO 01 TAHUN 2022 PERDA NO 36 TAHUN 2012 POKOK-POKOK RAPERDA KAB MESUJI
PASAL 38 PASAL 3

dimaksud pada ayat (2) diatur dengan Peraturan Bupati


dengan mengacu atau berdasarkan pada Peraturan Menteri.
(3) Besaran NJOP ditetapkan oleh Kepala Daerah. Penetapan besarnya NJOP sebagaimana dimaksud pada Penetapan besarnya Nilai Jual Objek Pajak sebagaimana
ayat (2) diatur dengan Peraturan Bupati dimaksud pada ayat (2) diatur dengan Peraturan Bupati
PASAL 41 PASAL 6
(1) Tarif PBB-P2 ditetapkan paling tinggi sebesar 0,5% (nol Tarif Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan Tarif Pajak Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan
koma lima persen). ditetapkan sebagai berikut: Perkotaan ditetapkan sebesar 0,5% (nol koma lima persen).

Tarif PBB-P2 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang Untuk NJOP kurang dari Rp. 1.000.000.000,00 (satu Tarif Pajak Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan
berupa lahan produksi pangan dan ternak ditetapkan lebih milyar rupiah) sebesar 0,105% (nol koma seratus lima Perkotaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang
rendah daripada tarif untuk lahan lainnya persen) pertahun berupa lahan produksi pangan dan ternak ditetapkan 50%
daripada tarif untuk lahan lainnya
Tarif PBB-P2 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan Untuk NJOP Rp. 1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah)
ayat (2) ditetapkan dengan Perda atau lebih sebesar 0,205% (nol koma dua ratus lima Kriteria dan/atau Jenis Objek Pajak Bumi dan Bangunan
persen) pertahun Perdesaan dan Perkotaan berupa lahan produksi pangan
dan ternak sebagaimana dimaksud ayat (2) ditetapkan
dengan Peraturan Bupati.
PASAL 42 PASAL 7
Besaran pokok PBB-P2 yang terutang dihitung dengan Besaran pokok Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Besaran pokok Pajak Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan
cara mengalikan dasar pengenaan PBB-P2 sebagaimana Perkotaan yang terutang dihitung dengan cara mengalikan dan Perkotaan yang terutang dihitung dengan cara
dimaksud dalam Pasal 40 ayat (5) dengan tarif PBB-P2 tarif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dengan dasar mengalikan Nilai Jual Objek Pajak yang digunakan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 ayat (3). pengenaan pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 sebagai dasar perhitungan Pajak Bumi dan Bangunan
ayat Perdesaan dan Perkotaan sebagaimana dimaksud dalam
(1) setelah dikurangi Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pasal 40 ayat (5) dengan tarif Pajak Bumi dan Bangunan
Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (4). Perdesaan dan Perkotaan sebagaimana dimaksud dalam
Raperda PDRD
PASAL 43 PASAL 8
(1) Tahun Pajak PBB-P2 adalah jangka waktu 1 (satu) tahun Tahun Pajak adalah jangka waktu 1 tahun kalender Tahun Pajak Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan
kalender. Perkotaan adalah jangka waktu 1 (satu) tahun kalender.
(2) Saat yang menentukan untuk menghitung PBB-P2 yang Saat yang menentukan pajak terutang adalah menurut Saat yang menentukan untuk menghitung Pajak Bumi dan
terutang adalah menurut keadaan objek PBB-P2 pada keadaan objek pajak pada tanggal 1 Januari. Bangunan Perdesaan dan Perkotaan yang terutang adalah
tanggal 1 Januari. menurut keadaan objek Pajak Bumi dan Bangunan
Masa Pajak dimulai tanggal 1 Januari dan berakhir 31 Perdesaan dan Perkotaan pada tanggal 1 Januari tahun
Desember pada tahun berkenaan berkenaan.
(3) Tempat PBB-P2 yang terutang adalah di wilayah Daerah Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan Tempat Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan
yang meliputi letak objek PBB-P2. sebagai pajak terutang dipungut di wilayah daerah tempat Perkotaan yang terutang adalah di wilayah Daerah yang
tanah dan atau bangunan berada meliputi letak objek Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan
dan Perkotaan.
- PASAL 10 PASAL 10
(1) - Pendataan dilakukan dengan menggunakan SPOP. Pendaftaran dan Pendataan dilakukan dengan

BAPENDA KABUPATEN MESUJI 35


PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN
NO UU NO 01 TAHUN 2022 PERDA NO 36 TAHUN 2012 POKOK-POKOK RAPERDA KAB MESUJI
PASAL 38 PASAL 3

menggunakan Surat Pemberitahuan Objek Pajak.


(2) - SPOP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus diisi Surat Pemberitahuan Objek Pajak sebagaimana dimaksud
dengan jelas, benar, dan lengkap serta ditandatangani dan pada ayat (1) harus diisi dengan jelas, benar, dan lengkap
disampaikan kepada Bupati, selambat-lambatnya 30 (tiga serta ditandatangani dan disampaikan kepada Bupati,
puluh) hari kerja setelah tanggal diterimanya SPOP oleh selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja setelah
Subjek Pajak. tanggal diterimanya Surat Pemberitahuan Objek Pajak oleh
Subjek Pajak.
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pendataan dan
pelaporan Objek Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pendataan dan
(1) diatur dengan Peraturan Bupati pelaporan Objek Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diatur dengan Peraturan Bupati
PASAL 11 PASAL 11
(1) - Berdasarkan SPOP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 Berdasarkan Surat Pemberitahuan Objek Pajak
ayat (1), Bupati menerbitkan SPPT; sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1), Bupati
menerbitkan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang;
(2) - Bupati dapat mengeluarkan SKPD dalam hal-hal sebagai Bupati dapat mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Daerah
berikut : dalam hal-hal sebagai berikut :
a. apabila SPOP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 a. apabila Surat Pemberitahuan Objek Pajak
ayat (2) tidak disampaikan dan setelah Wajib Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2) tidak
ditegur secara tertulis oleh Bupati sebagaimana disampaikan dan setelah Wajib Pajak ditegur secara
ditentukan dalam Surat Teguran; dan tertulis oleh Bupati sebagaimana ditentukan dalam
b. apabila berdasarkan hasil pemeriksaan atau Surat Teguran; dan
keterangan lain ternyata jumlah pajak yang terutang b. apabila berdasarkan hasil pemeriksaan atau
lebih besar dari jumlah pajak yang dihitung keterangan lain ternyata jumlah pajak yang terutang
berdasarkan SPOP yang disampaikan oleh Wajib lebih besar dari jumlah pajak yang dihitung
Pajak berdasarkan Surat Pemberitahuan Objek Pajak yang
disampaikan oleh Wajib Pajak.

Jumlah pajak yang terhutang dalam Surat Ketetapan Pajak


Daerah sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) huruf a,
adalah pokok pajak ditambah dengan denda administrasi
sebesar 25% (dua puluh lima persen) dihitung dari pokok
pajak.

Jumlah pajak yang terhutang dalam Surat Ketetapan Pajak


Daerah sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) huruf b
adalah selisih pajak yang terhutang berdasarkan hasil
pemeriksaan atau keterangan lain dengan pajak yang
terhutang yang dihitung berdasarkan Surat Pemberitahuan
Obyek Pajak ditambah denda administrasi sebesar 25%
(dua puluh lima persen) dari selisih pajak yang terhutang.

BAPENDA KABUPATEN MESUJI 36


PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN
NO UU NO 01 TAHUN 2022 PERDA NO 36 TAHUN 2012 POKOK-POKOK RAPERDA KAB MESUJI
PASAL 38 PASAL 3

BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN


NO UU NO 01 TAHUN 2022 PERDA NO 7 TAHUN 2011 RAPERDA
1 2 3 4
PASAL 44 PASAL 2
(1) Objek BPHTB adalah Perolehan Hak atas Tanah dan/atau Dengan nama Pajak Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Objek Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
Bangunan. Bangunan dipungut pajak atas perolehan Hak atas Tanah adalah Perolehan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan.
dan/atau Bangunan.

Objek Pajak adalah Perolehan Hak atas Tanah dan/


bangunan;
(2) Perolehan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan Perolehan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan Perolehan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. pemindahan hak karena: a. pemindahan hak karena: a. pemindahan hak karena:
1. jual beli; 1. jual beli; n. jual beli;
2. tukar-menukar; 2. tukar menukar; o. tukar-menukar;
3. hibah; 3. hibah; p. hibah;
4. hibah wasiat; 4. hibah wasiat; q. hibah wasiat;
5. waris; 5. waris; r. waris;
6. pemasukan dalam perseroan atau badan hukum 6. pemasukan dalam perseroan atau badan hukum s. pemasukan dalam perseroan atau badan hukum
lain; lain; lain;
7. pemisahan hak yang mengakibatkan peralihan; 7. pemisahan hak yang mengakibatkan peralihan; t. pemisahan hak yang mengakibatkan peralihan;
8. penunjukan pembeli dalam lelang; 8. penunjukan pembeli dalam lelang; u. penunjukan pembeli dalam lelang;
9. pelaksanaan putusan hakim yang mempunyai 9. pelaksanaan putusan hakim yang mempunyai v. pelaksanaan putusan hakim yang mempunyai
kekuatan hukum tetap; kekuatan hukum tetap; kekuatan hukum tetap;
10. penggabungan usaha; 10. penggabungan usaha; w. penggabungan usaha;
11. peleburan usaha; 11. peleburan usaha; x. peleburan usaha;
12. pemekaran usaha; atau 12. pemekaran usaha; atau y. pemekaran usaha; atau
13. hadiah; dan 13. hadiah. z. hadiah; dan
b. pemberian hak baru karena: b. pemberian hak baru karena: b. pemberian hak baru karena:
1. kelanjutan pelepasan hak; atau 1. kelanjutan pelepasan hak; atau 1. kelanjutan pelepasan hak; atau
2. di luar pelepasan hak. 2. di luar pelepasan hak. 2. di luar pelepasan hak.
(3) Hak atas Tanah dan/atau Bangunan sebagaimana dimaksud Hak atas tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Hak atas Tanah dan/atau Bangunan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) meliputi: adalah: pada ayat (1) meliputi:
a. hak milik; a. hak milik; g. hak milik;
b. hak guna usaha; b. hak guna usaha; h. hak guna usaha;
c. hak guna bangunan; c. hak guna bangunan; i. hak guna bangunan;
d. hak pakai; d. hak pakai; j. hak pakai;
e. hak milik atas satuan rumah susun; dan e. hak milik atas satuan rumah susun; dan hak k. hak milik atas satuan rumah susun; dan
f. hak pengelolaan. pengelolaan. l. hak pengelolaan.
(4) Yang dikecualikan dari objek BPHTB adalah Perolehan Objek pajak yang tidak dikenakan pajak adalah objek Yang dikecualikan dari objek Bea Perolehan Hak atas

BAPENDA KABUPATEN MESUJI 37


PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN
NO UU NO 01 TAHUN 2022 PERDA NO 36 TAHUN 2012 POKOK-POKOK RAPERDA KAB MESUJI
PASAL 38 PASAL 3

Hak atas Tanah dan/atau Bangunan: pajak yang diperoleh: Tanah dan Bangunan adalah Perolehan Hak atas Tanah
a. untuk kantor Pemerintah, Pemerintahan Daerah, a. perwakilan diplomatik dan konsulat berdasarkan asas dan/atau Bangunan:
penyelenggara negara dan lembaga negara lainnya perlakuan timbal balik; i. untuk kantor Pemerintah, Pemerintahan Daerah,
yang dicatat sebagai barang milik negara atau barang b. negara untuk penyelenggaraan pemerintahan penyelenggara negara dan lembaga negara lainnya
milik Daerah; dan/atau untuk pelaksanaan pembangunan guna yang dicatat sebagai barang milik negara atau barang
b. oleh negara untuk penyelenggaraan pemerintahan kepentingan umum; milik Daerah;
dan/atau untuk pelaksanaan pembangunan guna c. badan atau perwakilan lembaga internasional yang j. oleh negara untuk penyelenggaraan pemerintahan
kepentingan umum; ditetapkan dengan Peraturan Menteri Keuangan dan/atau untuk pelaksanaan pembangunan guna
c. untuk badan atau perwakilan lembaga internasional dengan syarat tidak menjalankan usaha atau kepentingan umum;
dengan syarat tidak menjalankan usaha atau melakukan kegiatan lain di luar fungsi dan tugas k. untuk badan atau perwakilan lembaga internasional
melakukan kegiatan lain di luar fungsi dan tugas badan atau perwakilan organisasi tersebut; dengan syarat tidak menjalankan usaha atau
badan atau perwakilan lembaga tersebut yang diatur d. orang pribadi atau Badan karena konversi hak atau melakukan kegiatan lain di luar fungsi dan tugas
dengan Peraturan Menteri; karena perbuatan hukum lain dengan tidak adanya badan atau perwakilan lembaga tersebut yang diatur
d. untuk perwakilan diplomatik dan konsulat perubahan nama; dengan Peraturan Menteri;
berdasarkan asas perlakuan timbal balik; e. orang pribadi atau Badan karena wakaf; dan l. untuk perwakilan diplomatik dan konsulat
e. oleh orang pribadi atau Badan karena konversi hak f. orang pribadi atau Badan yang digunakan untuk berdasarkan asas perlakuan timbal balik;
atau karena perbuatan hukum lain dengan tidak kepentingan ibadah. m. oleh orang pribadi atau Badan karena konversi hak
adanya perubahan nama; atau karena perbuatan hukum lain dengan tidak
f. oleh orang pribadi atau Badan karena wakaf; adanya perubahan nama;
g. oleh orang pribadi atau Badan yang digunakan untuk n. oleh orang pribadi atau Badan karena wakaf;
kepentingan ibadah; dan o. oleh orang pribadi atau Badan yang digunakan untuk
h. untuk masyarakat berpenghasilan rendah sesuai kepentingan ibadah; dan
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan p. untuk masyarakat berpenghasilan rendah sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
PASAL 45 PASAL 3
(1) Subjek Pajak BPHTB adalah orang pribadi atau Badan Subjek Pajak adalah orang pribadi atau Badan yang Subjek Pajak Bea Perolehan Hak atas Tanah dan
yang memperoleh Hak atas Tanah dan/atau Bangunan. memperoleh Hak atas Tanah dan/atau Bangunan. Bangunan adalah orang pribadi atau Badan yang
memperoleh Hak atas Tanah dan/atau Bangunan.
(2) Wajib Pajak BPHTB adalah orang pribadi atau Badan yang Wajib Pajak adalah orang pribadi atau Badan yang Wajib Pajak Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
memperoleh Hak atas Tanah dan/atau Bangunan. memperoleh Hak atas Tanah dan/atau Bangunan. adalah orang pribadi atau Badan yang memperoleh Hak
atas Tanah dan/atau Bangunan.
PASAL 46 catatan Pasal 46 ayat 1 sd 4 PASAL 4
(1) Dasar pengenaan BPHTB adalah nilai perolehan objek Dasar pengenaan pajak adalah Nilai Perolehan Objek Dasar pengenaan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan
pajak. Pajak Bangunan adalah Nilai Perolehan Objek Pajak
(2) Nilai perolehan objek pajak sebagaimana dimaksud pada Nilai Perolehan Objek Pajak sebagaimana dimaksud pada Nilai Perolehan Objek Pajak sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) ditetapkan sebagai berikut: ayat (1), dalam hal: ayat (1), dalam hal:
a. harga transaksi untuk jual beli; a. jual beli adalah harga transaksi; 8. jual beli adalah harga transaksi;
b. nilai pasar untuk tukar menukar, hibah, hibah wasiat, b. tukar menukar adalah nilai pasar; 9. tukar menukar adalah nilai pasar;
waris, pemasukan dalam perseroan atau badan c. hibah adalah nilai pasar; 10. hibah adalah nilai pasar;
hukum lainnya, pemisahan hak yang mengakibatkan d. hibah wasiat adalah nilai pasar; 11. hibah wasiat adalah nilai pasar;
peralihan, peralihan hak karena pelaksanaan putusan e. waris adalah nilai pasar; 12. waris adalah nilai pasar;

BAPENDA KABUPATEN MESUJI 38


PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN
NO UU NO 01 TAHUN 2022 PERDA NO 36 TAHUN 2012 POKOK-POKOK RAPERDA KAB MESUJI
PASAL 38 PASAL 3

hakim yang mempunyai kekuatan hukum tetap, f. pemasukan dalam peseroan atau badan hukum 13. pemasukan dalam peseroan atau badan hukum
pemberian hak baru atas tanah sebagai kelanjutan lainnya adalah nilai pasar; lainnya adalah nilai pasar;
dari pelepasan hak, pemberian hak baru atas tanah di g. pemisahan hak yang mengakibatkan peralihan adalah 14. pemisahan hak yang mengakibatkan peralihan adalah
luar pelepasan hak, penggabungan usaha, peleburan nilai pasar; nilai pasar;
usaha, pemekaran usaha, dan hadiah; dan h. peralihan hak karena pelaksanaan putusan hakim 15. peralihan hak karena pelaksanaan putusan hakim
c. harga transaksi yang tercantum dalam risalah lelang yang mempunyai kekuatan hukum tetap adalah nilai yang mempunyai kekuatan hukum tetap adalah nilai
untuk penunjukan pembeli dalam lelang. pasar; pasar;
i. pemberian hak baru atas tanah sebagai kelanjutan 16. pemberian hak baru atas tanah sebagai kelanjutan
dari pelepasan hak adalah nilai pasar; dari pelepasan hak adalah nilai pasar;
j. pemberian hak baru atas tanah di luar pelepasan hak 17. pemberian hak baru atas tanah di luar pelepasan hak
adalah nilai pasar; adalah nilai pasar;
k. penggabungan usaha adalah nilai pasar; 18. penggabungan usaha adalah nilai pasar;
l. peleburan usaha adalah nilai pasar; 19. peleburan usaha adalah nilai pasar;
m. pemekaran usaha adalah nilai pasar; 20. pemekaran usaha adalah nilai pasar;
n. hadiah adalah nilai pasar; dan/atau 21. hadiah adalah nilai pasar; dan/atau
o. penunjukan pembeli dalam lelang adalah harga 22. penunjukan pembeli dalam lelang adalah harga
transaksi yang tercantum dalam risalah lelang. transaksi yang tercantum dalam risalah lelang.
(3) Dalam hal nilai perolehan objek pajak sebagaimana Jika Nilai Perolehan Objek Pajak sebagaimana dimaksud Dalam hal nilai perolehan objek pajak sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) tidak diketahui atau lebih rendah pada ayat (2) huruf a sampai dengan huruf n tidak dimaksud pada ayat (2) tidak diketahui atau lebih rendah
daripada NJOP yang digunakan dalam pengenaan pajak diketahui atau lebih rendah daripada NJOP yang daripada Nilai Jual Objek Pajak yang digunakan dalam
bumi dan bangunan pada tahun terjadinya perolehan, dasar digunakan dalam pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan pengenaan pajak bumi dan bangunan pada tahun terjadinya
pengenaan BPHTB yang digunakan adalah NJOP yang pada tahun terjadinya perolehan, dasar pengenaan yang perolehan, dasar pengenaan Bea Perolehan Hak atas Tanah
digunakan dalam pengenaan pajak bumi dan bangunan dipakai adalah NJOP Pajak Bumi dan Bangunan. dan Bangunan yang digunakan adalah Nilai Jual Objek
pada tahun terjadinya perolehan. Pajak yang digunakan dalam pengenaan pajak bumi dan
Dalam hal NJOP Pajak Bumi dan Bangunan sebagaimana bangunan pada tahun terjadinya perolehan.
Dalam menentukan besaran BPHTB terutang, Pemerintah dimaksud pada ayat (3) belum ditetapkan pada saat
Daerah menetapkan nilai perolehan objek pajak tidak kena terutangnya BPHTB, NJOP Pajak Bumi dan Bangunan Dalam hal Nilai Jual Objek Pajak Pajak Bumi dan
pajak sebagai pengurang dasar pengenaan BPHTB dapat didasarkan pada Surat Keterangan NJOP Pajak Bumi Bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) belum
sebagaimana dimaksud pada ayat (1). dan Bangunan; ditetapkan pada saat terutangnya Bea Perolehan Hak atas
Tanah dan Bangunan, Nilai Jual Objek Pajak Pajak Bumi
Surat Keterangan NJOP Pajak Bumi dan Bangunan dan Bangunan dapat didasarkan pada Surat Keterangan
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) adalah bersifat Nilai Jual Objek Pajak Pajak Bumi dan Bangunan;
sementara
Surat Keterangan Nilai Jual Objek Pajak Pajak Bumi dan
Surat Keterangan NJOP Pajak Bumi dan Bangunan Bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) adalah
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat diperoleh di bersifat sementara
Kantor Pelayanan Pajak atau instansi yang berwenang di
kabupaten/kota yang bersangkutan Surat Keterangan Nilai Jual Objek Pajak Pajak Bumi dan
Bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat
diperoleh di Kantor Pelayanan Pajak atau instansi yang
berwenang di kabupaten/kota yang bersangkutan

BAPENDA KABUPATEN MESUJI 39


PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN
NO UU NO 01 TAHUN 2022 PERDA NO 36 TAHUN 2012 POKOK-POKOK RAPERDA KAB MESUJI
PASAL 38 PASAL 3

(4) Besarnya nilai perolehan objek pajak tidak kena pajak Besarnya Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak Besarnya nilai perolehan objek pajak tidak kena pajak
ditetapkan paling sedikit sebesar Rp80.000.000,00 ditetapkan sebesar Rp.60.000.000,00 (enam puluh juta ditetapkan sebesar Rp80.000.000,00 (delapan puluh juta
(delapan puluh juta rupiah) untuk perolehan hak pertama rupiah) untuk setiap Wajib Pajak rupiah) untuk perolehan hak pertama Wajib Pajak di
Wajib Pajak di wilayah Daerah tempat terutangnya wilayah Daerah tempat terutangnya Bea Perolehan Hak
BPHTB. atas Tanah dan Bangunan.
(5) Dalam hal perolehan hak karena hibah wasiat atau waris Besarnya Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak Dalam hal perolehan hak karena hibah wasiat atau waris
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 ayat (2) huruf a untuk perolehan hak karena waris atau hibah wasiat yang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 ayat (2) huruf a
angka 4 dan angka 5 yang diterima orang pribadi yang diterima orang pribadi yang masih dalam hubungan angka 4 dan angka 5 yang diterima orang pribadi yang
masih dalam hubungan keluarga sedarah dalam garis keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat masih dalam hubungan keluarga sedarah dalam garis
keturunan lurus satu derajat ke atas atau satu derajat ke ke atas atau sata derajat ke bawah dengan pemberi hibah keturunan lurus satu derajat ke atas atau satu derajat ke
bawah dengan pemberi hibah wasiat atau waris, termasuk wasiat, termasuk suami/istri, ditetapkan sebesar bawah dengan pemberi hibah wasiat atau waris, termasuk
suami/istri, nilai perolehan objek pajak tidak kena pajak Rp.300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) suami/istri, nilai perolehan objek pajak tidak kena pajak
ditetapkan paling sedikit sebesar ditetapkan sebesar Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta
Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah). rupiah).

Atas perolehan hak karena hibah wasiat atau waris tertentu, Atas perolehan hak karena hibah wasiat atau waris
Pemerintah Daerah dapat menetapkan nilai perolehan tertentu, Bupati dapat menetapkan nilai perolehan objek
objek pajak tidak kena pajak yang lebih tinggi daripada pajak tidak kena pajak yang lebih tinggi daripada nilai
nilai perolehan objek pajak tidak kena pajak sebagaimana perolehan objek pajak tidak kena pajak sebagaimana
dimaksud pada ayat (6). dimaksud pada ayat (6).
(6) Nilai perolehan objek pajak tidak kena pajak sebagaimana
dimaksud pada ayat (5) dan ayat (6) ditetapkan dengan
Perda.
PASAL 47 PASAL 5
(1) Tarif BPHTB ditetapkan paling tinggi sebesar 5% (lima Tarif pajak ditetapkan sebesar 5% (lima persen) Tarif Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
persen). ditetapkan sebesar 5% (lima persen).
(2) Tarif BPHTB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) -
ditetapkan dengan Perda.
PASAL 48 PASAL 6
(1) Besaran pokok BPHTB yang terutang dihitung dengan cara Besaran pokok pajak yang terutang dihitung dengan cara Besaran pokok Bea Perolehan Hak atas Tanah dan
mengalikan dasar pengenaan BPHTB sebagaimana mengalikan tarif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 Bangunan yang terutang dihitung dengan cara mengalikan
dimaksud dalam Pasal 46 ayat (1) setelah dikurangi nilai dengan dasar pengenaan pajak sebagaimana dimaksud dasar pengenaan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan
perolehan objek pajak tidak kena pajak sebagaimana dalam Pasal 4 ayat (1) setelah dikurangi Nilai Perolehan Bangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 ayat (1)
dimaksud dalam Pasal 46 ayat (5) atau ayat (6), dengan Objek Pajak Tidak Kena Pajak sebagaimana dimaksud setelah dikurangi nilai perolehan objek pajak tidak kena
tarif BPHTB sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 ayat dalam Pasal 4 ayat (7) atau ayat (8). pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 ayat (5) atau
(2). Dalam hal ini nilai perolehan Objek Pajak sebagaimana ayat (6), dengan tarif Bea Perolehan Hak atas Tanah dan
dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf a sampai dengan Bangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 ayat (2).
huruf n tidak diketahui atau lebih rendah daripada NJOP
yang tidak digunakan dalam pengenaan Pajak Bumi dan
Bangunan pada tahun terjadinya perolehan, maka besaran
pokok Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan yang

BAPENDA KABUPATEN MESUJI 40


PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN
NO UU NO 01 TAHUN 2022 PERDA NO 36 TAHUN 2012 POKOK-POKOK RAPERDA KAB MESUJI
PASAL 38 PASAL 3

terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 dengan NJOP Pajak
Bumi dan Bangunan setelah dikurangi Nilai Perolehan
objek Pajak Tidak Kena Pajak sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 ayat (7) atau ayat (8)
(2) BPHTB yang terutang dipungut di wilayah Daerah tempat Pajak yang terutang dipungut di wilayah daerah tempat Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan yang
tanah dan/atau Bangunan berada. tanah dan/atau bangunan berada terutang dipungut di wilayah Daerah tempat tanah dan/atau
Bangunan berada.
PASAL 49 PASAL 8
(1) Saat terutangnya BPHTB ditetapkan: Saat terutangnya pajak ditetapkan untuk: Saat terutangnya Bea Perolehan Hak atas Tanah dan
a. pada tanggal dibuat dan ditandatanganinya perjanjian a. jual beli adalah sejak tanggal dibuat dan Bangunan ditetapkan untuk:
pengikatan jual beli untuk jual beli; ditandatanganinya akta; a. jual beli adalah sejak tanggal dibuat dan
b. pada tanggal dibuat dan ditandatanganinya akta untuk b. tukar-menukar adalah sejak tanggal dibuat untuk ditandatanganinya akta;
tukar-menukar, hibah, hibah wasiat, pemasukan ditandatanganinya akta; b. tukar-menukar adalah sejak tanggal dibuat untuk
dalam perseroan atau badan hukum lainnya, c. hibah adalah sejak tanggal dibuat untuk ditandatanganinya akta;
pemisahan hak yang mengakibatkan peralihan, ditandatanganinya akta; c. hibah adalah sejak tanggal dibuat untuk
penggabungan usaha, peleburan usaha, pemekaran d. hibah wasiat adalah sejak tanggal dibuat untuk ditandatanganinya akta;
usaha, dan/atau hadiah; ditandatanganinya akta; d. hibah wasiat adalah sejak tanggal dibuat untuk
c. pada tanggal penerima waris atau yang diberi kuasa e. waris adalah sejak tanggal yang bersangkutan ditandatanganinya akta;
oleh penerima waris mendaftarkan peralihan haknya mendaftarkan peralihan haknya ke kantor bidang e. waris adalah sejak tanggal yang bersangkutan
ke kantor bidang pertanahan untuk waris; pertanahan; mendaftarkan peralihan haknya ke kantor bidang
d. pada tanggal putusan pengadilan yang mempunyai f. pemasukan dalam perseroan atau badan hukum pertanahan;
kekuatan hukum yang tetap untuk putusan hakim; lainnya adalah sejak tanggal dibuat untuk f. pemasukan dalam perseroan atau badan hukum
e. pada tanggal diterbitkannya surat keputusan ditandatanganinya akta; lainnya adalah sejak tanggal dibuat untuk
pemberian hak untuk pemberian hak baru atas tanah g. pemisahan hak yang mengakibatkan peralihan adalah ditandatanganinya akta;
sebagai kelanjutan dari pelepasan hak; sejak tanggal dibuat untuk ditandatanganinya akta; g. pemisahan hak yang mengakibatkan peralihan adalah
f. pada tanggal diterbitkannya surat keputusan h. peralihan hak karena pelaksanaan putusan hakim sejak tanggal dibuat untuk ditandatanganinya akta;
pemberian hak untuk pemberian hak baru di luar yang mempunyai kekuatan hukum tetap adalah sejak h. peralihan hak karena pelaksanaan putusan hakim
pelepasan hak; atau tanggal putusan pengadilan yang mempunyai yang mempunyai kekuatan hukum tetap adalah sejak
g. pada tanggal penunjukan pemenang lelang untuk kekuatan hukum yang tetap; tanggal putusan pengadilan yang mempunyai
lelang. i. pemberian hak baru atas Tanah sebagai kelanjutan kekuatan hukum yang tetap;
dari pelepasan hak adalah sejak tanggal i. pemberian hak baru atas Tanah sebagai kelanjutan
diterbitkannya surat keputusan pemberian hak; dari pelepasan hak adalah sejak tanggal
j. pemberian hak baru atas tanah di luar pelepasan hak diterbitkannya surat keputusan pemberian hak;
adalah sejak tanggal diterbitkannya surat keputusan j. pemberian hak baru atas tanah di luar pelepasan hak
pemberian hak; adalah sejak tanggal diterbitkannya surat keputusan
k. penggabungan usaha adalah sejak tanggal dibuat pemberian hak;
untuk ditandatanganinya akta; k. penggabungan usaha adalah sejak tanggal dibuat
l. peleburan usaha adalah sejak tanggal dibuat untuk untuk ditandatanganinya akta;
ditandatanganinya akta; l. peleburan usaha adalah sejak tanggal dibuat untuk
m. pemekaran usaha adalah sejak tanggal dibuat untuk ditandatanganinya akta;

BAPENDA KABUPATEN MESUJI 41


PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN
NO UU NO 01 TAHUN 2022 PERDA NO 36 TAHUN 2012 POKOK-POKOK RAPERDA KAB MESUJI
PASAL 38 PASAL 3

ditandatanganinya akta; m. pemekaran usaha adalah sejak tanggal dibuat untuk


n. hadiah adalah sejak tanggal dibuat untuk ditandatanganinya akta;
ditandatanganinya akta; dan n. hadiah adalah sejak tanggal dibuat untuk
o. penunjukan pembeli dalam lelang adalah sejak ditandatanganinya akta; dan
tanggal penunjukkan pemenang lelang. o. penunjukan pembeli dalam lelang adalah sejak
tanggal penunjukkan pemenang lelang.
(2) Pajak yang terutang harus dilunasi pada saat terjadinya Pajak yang terutang harus dilunasi pada saat terjadinya
perolehan hak sebagaimana dimaksud pada ayat (1). perolehan hak sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

BAPENDA KABUPATEN MESUJI 42


BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN
NO UU NO 01 TAHUN 2022 PERDA NO 7 TAHUN 2011 RAPERDA
1 2 3 4
PASAL 44 PASAL 2
(5) Objek BPHTB adalah Perolehan Hak atas Dengan nama Pajak Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Objek Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
Tanah dan/atau Bangunan. Bangunan dipungut pajak atas perolehan Hak atas Tanah adalah Perolehan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan.
dan/atau Bangunan.

Objek Pajak adalah Perolehan Hak atas Tanah dan/


bangunan;
(6) Perolehan Hak atas Tanah dan/atau Perolehan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan Perolehan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan
Bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
(1) meliputi: c. pemindahan hak karena: c. pemindahan hak karena:
c. pemindahan hak karena: 14. jual beli; aa. jual beli;
14. jual beli; 15. tukar menukar; bb. tukar-menukar;
15. tukar-menukar; 16. hibah; cc. hibah;
16. hibah; 17. hibah wasiat; dd. hibah wasiat;
17. hibah wasiat; 18. waris; ee. waris;
18. waris; 19. pemasukan dalam perseroan atau badan hukum ff. pemasukan dalam perseroan atau badan hukum
19. pemasukan dalam perseroan lain; lain;
atau badan hukum lain; 20. pemisahan hak yang mengakibatkan peralihan; gg. pemisahan hak yang mengakibatkan peralihan;
20. pemisahan hak yang 21. penunjukan pembeli dalam lelang; hh. penunjukan pembeli dalam lelang;
mengakibatkan peralihan; 22. pelaksanaan putusan hakim yang mempunyai ii. pelaksanaan putusan hakim yang mempunyai
21. penunjukan pembeli dalam kekuatan hukum tetap; kekuatan hukum tetap;
lelang; 23. penggabungan usaha; jj. penggabungan usaha;
22. pelaksanaan putusan hakim yang 24. peleburan usaha; kk. peleburan usaha;
mempunyai kekuatan hukum 25. pemekaran usaha; atau ll. pemekaran usaha; atau
tetap; 26. hadiah. mm. hadiah; dan
23. penggabungan usaha; d. pemberian hak baru karena: d. pemberian hak baru karena:
24. peleburan usaha; 3. kelanjutan pelepasan hak; atau 3. kelanjutan pelepasan hak; atau
25. pemekaran usaha; atau 4. di luar pelepasan hak. 4. di luar pelepasan hak.
26. hadiah; dan
d. pemberian hak baru karena:
3. kelanjutan pelepasan hak; atau
4. di luar pelepasan hak.
(7) Hak atas Tanah dan/atau Bangunan Hak atas tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Hak atas Tanah dan/atau Bangunan sebagaimana dimaksud
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah: pada ayat (1) meliputi:
meliputi: f. hak milik; m. hak milik;
g. hak milik; g. hak guna usaha; n. hak guna usaha;
h. hak guna usaha; h. hak guna bangunan; o. hak guna bangunan;

BAPENDA KABUPATEN MESUJI 43


i. hak guna bangunan; i. hak pakai; p. hak pakai;
j. hak pakai; j. hak milik atas satuan rumah susun; dan hak q. hak milik atas satuan rumah susun; dan
k. hak milik atas satuan rumah susun; pengelolaan. r. hak pengelolaan.
dan
l. hak pengelolaan.
(8) Yang dikecualikan dari objek BPHTB Objek pajak yang tidak dikenakan pajak adalah objek Yang dikecualikan dari objek Bea Perolehan Hak atas
adalah Perolehan Hak atas Tanah dan/atau pajak yang diperoleh: Tanah dan Bangunan adalah Perolehan Hak atas Tanah
Bangunan: g. perwakilan diplomatik dan konsulat berdasarkan asas dan/atau Bangunan:
i. untuk kantor Pemerintah, perlakuan timbal balik; q. untuk kantor Pemerintah, Pemerintahan Daerah,
Pemerintahan Daerah, penyelenggara h. negara untuk penyelenggaraan pemerintahan penyelenggara negara dan lembaga negara lainnya
negara dan lembaga negara lainnya dan/atau untuk pelaksanaan pembangunan guna yang dicatat sebagai barang milik negara atau barang
yang dicatat sebagai barang milik kepentingan umum; milik Daerah;
negara atau barang milik Daerah; i. badan atau perwakilan lembaga internasional yang r. oleh negara untuk penyelenggaraan pemerintahan
j. oleh negara untuk penyelenggaraan ditetapkan dengan Peraturan Menteri Keuangan dan/atau untuk pelaksanaan pembangunan guna
pemerintahan dan/atau untuk dengan syarat tidak menjalankan usaha atau kepentingan umum;
pelaksanaan pembangunan guna melakukan kegiatan lain di luar fungsi dan tugas s. untuk badan atau perwakilan lembaga internasional
kepentingan umum; badan atau perwakilan organisasi tersebut; dengan syarat tidak menjalankan usaha atau
k. untuk badan atau perwakilan lembaga j. orang pribadi atau Badan karena konversi hak atau melakukan kegiatan lain di luar fungsi dan tugas
internasional dengan syarat tidak karena perbuatan hukum lain dengan tidak adanya badan atau perwakilan lembaga tersebut yang diatur
menjalankan usaha atau melakukan perubahan nama; dengan Peraturan Menteri;
kegiatan lain di luar fungsi dan tugas k. orang pribadi atau Badan karena wakaf; dan t. untuk perwakilan diplomatik dan konsulat
badan atau perwakilan lembaga l. orang pribadi atau Badan yang digunakan untuk berdasarkan asas perlakuan timbal balik;
tersebut yang diatur dengan Peraturan kepentingan ibadah. u. oleh orang pribadi atau Badan karena konversi hak
Menteri; atau karena perbuatan hukum lain dengan tidak
l. untuk perwakilan diplomatik dan adanya perubahan nama;
konsulat berdasarkan asas perlakuan v. oleh orang pribadi atau Badan karena wakaf;
timbal balik; w. oleh orang pribadi atau Badan yang digunakan untuk
m. oleh orang pribadi atau Badan karena kepentingan ibadah; dan
konversi hak atau karena perbuatan x. untuk masyarakat berpenghasilan rendah sesuai
hukum lain dengan tidak adanya dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
perubahan nama;
n. oleh orang pribadi atau Badan karena
wakaf;
o. oleh orang pribadi atau Badan yang
digunakan untuk kepentingan ibadah;
dan
p. untuk masyarakat berpenghasilan
rendah sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan
PASAL 45 PASAL 3
(3) Subjek Pajak BPHTB adalah orang pribadi Subjek Pajak adalah orang pribadi atau Badan yang Subjek Pajak Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
atau Badan yang memperoleh Hak atas memperoleh Hak atas Tanah dan/atau Bangunan. adalah orang pribadi atau Badan yang memperoleh Hak
Tanah dan/atau Bangunan. atas Tanah dan/atau Bangunan.
(4) Wajib Pajak BPHTB adalah orang pribadi Wajib Pajak adalah orang pribadi atau Badan yang Wajib Pajak Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
atau Badan yang memperoleh Hak atas memperoleh Hak atas Tanah dan/atau Bangunan. adalah orang pribadi atau Badan yang memperoleh Hak

BAPENDA KABUPATEN MESUJI 44


Tanah dan/atau Bangunan. atas Tanah dan/atau Bangunan.
PASAL 46 catatan Pasal 46 ayat 1 sd 4 PASAL 4
(7) Dasar pengenaan BPHTB adalah nilai Dasar pengenaan pajak adalah Nilai Perolehan Objek Dasar pengenaan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan
perolehan objek pajak. Pajak Bangunan adalah Nilai Perolehan Objek Pajak
(8) Nilai perolehan objek pajak sebagaimana Nilai Perolehan Objek Pajak sebagaimana dimaksud pada Nilai Perolehan Objek Pajak sebagaimana dimaksud pada
dimaksud pada ayat (1) ditetapkan sebagai ayat (1), dalam hal: ayat (1), dalam hal:
berikut: p. jual beli adalah harga transaksi; 23. jual beli adalah harga transaksi;
d. harga transaksi untuk jual beli; q. tukar menukar adalah nilai pasar; 24. tukar menukar adalah nilai pasar;
e. nilai pasar untuk tukar menukar, r. hibah adalah nilai pasar; 25. hibah adalah nilai pasar;
hibah, hibah wasiat, waris, pemasukan s. hibah wasiat adalah nilai pasar; 26. hibah wasiat adalah nilai pasar;
dalam perseroan atau badan hukum t. waris adalah nilai pasar; 27. waris adalah nilai pasar;
lainnya, pemisahan hak yang u. pemasukan dalam peseroan atau badan hukum 28. pemasukan dalam peseroan atau badan hukum
mengakibatkan peralihan, peralihan lainnya adalah nilai pasar; lainnya adalah nilai pasar;
hak karena pelaksanaan putusan v. pemisahan hak yang mengakibatkan peralihan adalah 29. pemisahan hak yang mengakibatkan peralihan adalah
hakim yang mempunyai kekuatan nilai pasar; nilai pasar;
hukum tetap, pemberian hak baru atas w. peralihan hak karena pelaksanaan putusan hakim 30. peralihan hak karena pelaksanaan putusan hakim
tanah sebagai kelanjutan dari yang mempunyai kekuatan hukum tetap adalah nilai yang mempunyai kekuatan hukum tetap adalah nilai
pelepasan hak, pemberian hak baru pasar; pasar;
atas tanah di luar pelepasan hak, x. pemberian hak baru atas tanah sebagai kelanjutan 31. pemberian hak baru atas tanah sebagai kelanjutan
penggabungan usaha, peleburan dari pelepasan hak adalah nilai pasar; dari pelepasan hak adalah nilai pasar;
usaha, pemekaran usaha, dan hadiah; y. pemberian hak baru atas tanah di luar pelepasan hak 32. pemberian hak baru atas tanah di luar pelepasan hak
dan adalah nilai pasar; adalah nilai pasar;
f. harga transaksi yang tercantum dalam z. penggabungan usaha adalah nilai pasar; 33. penggabungan usaha adalah nilai pasar;
risalah lelang untuk penunjukan aa. peleburan usaha adalah nilai pasar; 34. peleburan usaha adalah nilai pasar;
pembeli dalam lelang. bb. pemekaran usaha adalah nilai pasar; 35. pemekaran usaha adalah nilai pasar;
cc. hadiah adalah nilai pasar; dan/atau 36. hadiah adalah nilai pasar; dan/atau
dd. penunjukan pembeli dalam lelang adalah harga 37. penunjukan pembeli dalam lelang adalah harga
transaksi yang tercantum dalam risalah lelang. transaksi yang tercantum dalam risalah lelang.
(9) Dalam hal nilai perolehan objek pajak Jika Nilai Perolehan Objek Pajak sebagaimana dimaksud Dalam hal nilai perolehan objek pajak sebagaimana
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak pada ayat (2) huruf a sampai dengan huruf n tidak dimaksud pada ayat (2) tidak diketahui atau lebih rendah
diketahui atau lebih rendah daripada NJOP diketahui atau lebih rendah daripada NJOP yang daripada Nilai Jual Objek Pajak yang digunakan dalam
yang digunakan dalam pengenaan pajak digunakan dalam pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan pengenaan pajak bumi dan bangunan pada tahun terjadinya
bumi dan bangunan pada tahun terjadinya pada tahun terjadinya perolehan, dasar pengenaan yang perolehan, dasar pengenaan Bea Perolehan Hak atas Tanah
perolehan, dasar pengenaan BPHTB yang dipakai adalah NJOP Pajak Bumi dan Bangunan. dan Bangunan yang digunakan adalah Nilai Jual Objek
digunakan adalah NJOP yang digunakan Pajak yang digunakan dalam pengenaan pajak bumi dan
dalam pengenaan pajak bumi dan bangunan Dalam hal NJOP Pajak Bumi dan Bangunan sebagaimana bangunan pada tahun terjadinya perolehan.
pada tahun terjadinya perolehan. dimaksud pada ayat (3) belum ditetapkan pada saat
terutangnya BPHTB, NJOP Pajak Bumi dan Bangunan Dalam hal Nilai Jual Objek Pajak Pajak Bumi dan
Dalam menentukan besaran BPHTB dapat didasarkan pada Surat Keterangan NJOP Pajak Bumi Bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) belum
terutang, Pemerintah Daerah menetapkan dan Bangunan; ditetapkan pada saat terutangnya Bea Perolehan Hak atas
nilai perolehan objek pajak tidak kena pajak Tanah dan Bangunan, Nilai Jual Objek Pajak Pajak Bumi
sebagai pengurang dasar pengenaan Surat Keterangan NJOP Pajak Bumi dan Bangunan dan Bangunan dapat didasarkan pada Surat Keterangan
BPHTB sebagaimana dimaksud pada ayat sebagaimana dimaksud pada ayat (4) adalah bersifat Nilai Jual Objek Pajak Pajak Bumi dan Bangunan;
(1). sementara
Surat Keterangan Nilai Jual Objek Pajak Pajak Bumi dan

BAPENDA KABUPATEN MESUJI 45


Surat Keterangan NJOP Pajak Bumi dan Bangunan Bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) adalah
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat diperoleh di bersifat sementara
Kantor Pelayanan Pajak atau instansi yang berwenang di
kabupaten/kota yang bersangkutan Surat Keterangan Nilai Jual Objek Pajak Pajak Bumi dan
Bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat
diperoleh di Kantor Pelayanan Pajak atau instansi yang
berwenang di kabupaten/kota yang bersangkutan
(10) Besarnya nilai perolehan objek pajak tidak Besarnya Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak Besarnya nilai perolehan objek pajak tidak kena pajak
kena pajak ditetapkan paling sedikit sebesar ditetapkan sebesar Rp.60.000.000,00 (enam puluh juta ditetapkan sebesar Rp80.000.000,00 (delapan puluh juta
Rp80.000.000,00 (delapan puluh juta rupiah) untuk setiap Wajib Pajak rupiah) untuk perolehan hak pertama Wajib Pajak di
rupiah) untuk perolehan hak pertama Wajib wilayah Daerah tempat terutangnya Bea Perolehan Hak
Pajak di wilayah Daerah tempat atas Tanah dan Bangunan.
terutangnya BPHTB.
(11) Dalam hal perolehan hak karena hibah Besarnya Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak Dalam hal perolehan hak karena hibah wasiat atau waris
wasiat atau waris sebagaimana dimaksud untuk perolehan hak karena waris atau hibah wasiat yang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 ayat (2) huruf a
dalam Pasal 44 ayat (2) huruf a angka 4 dan diterima orang pribadi yang masih dalam hubungan angka 4 dan angka 5 yang diterima orang pribadi yang
angka 5 yang diterima orang pribadi yang keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat masih dalam hubungan keluarga sedarah dalam garis
masih dalam hubungan keluarga sedarah ke atas atau sata derajat ke bawah dengan pemberi hibah keturunan lurus satu derajat ke atas atau satu derajat ke
dalam garis keturunan lurus satu derajat ke wasiat, termasuk suami/istri, ditetapkan sebesar bawah dengan pemberi hibah wasiat atau waris, termasuk
atas atau satu derajat ke bawah dengan Rp.300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) suami/istri, nilai perolehan objek pajak tidak kena pajak
pemberi hibah wasiat atau waris, termasuk ditetapkan sebesar Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta
suami/istri, nilai perolehan objek pajak rupiah).
tidak kena pajak ditetapkan paling sedikit
sebesar Atas perolehan hak karena hibah wasiat atau waris
Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah). tertentu, Bupati dapat menetapkan nilai perolehan objek
pajak tidak kena pajak yang lebih tinggi daripada nilai
Atas perolehan hak karena hibah wasiat perolehan objek pajak tidak kena pajak sebagaimana
atau waris tertentu, Pemerintah Daerah dimaksud pada ayat (6).
dapat menetapkan nilai perolehan objek
pajak tidak kena pajak yang lebih tinggi
daripada nilai perolehan objek pajak tidak
kena pajak sebagaimana dimaksud pada
ayat (6).
(12) Nilai perolehan objek pajak tidak kena
pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
dan ayat (6) ditetapkan dengan Perda.
PASAL 47 PASAL 5
(3) Tarif BPHTB ditetapkan paling tinggi Tarif pajak ditetapkan sebesar 5% (lima persen) Tarif Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
sebesar 5% (lima persen). ditetapkan sebesar 5% (lima persen).
(4) Tarif BPHTB sebagaimana dimaksud pada -
ayat (1) ditetapkan dengan Perda.
PASAL 48 PASAL 6
(3) Besaran pokok BPHTB yang terutang Besaran pokok pajak yang terutang dihitung dengan cara Besaran pokok Bea Perolehan Hak atas Tanah dan
dihitung dengan cara mengalikan dasar mengalikan tarif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 Bangunan yang terutang dihitung dengan cara mengalikan
pengenaan BPHTB sebagaimana dimaksud dengan dasar pengenaan pajak sebagaimana dimaksud dasar pengenaan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan

BAPENDA KABUPATEN MESUJI 46


dalam Pasal 46 ayat (1) setelah dikurangi dalam Pasal 4 ayat (1) setelah dikurangi Nilai Perolehan Bangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 ayat (1)
nilai perolehan objek pajak tidak kena pajak Objek Pajak Tidak Kena Pajak sebagaimana dimaksud setelah dikurangi nilai perolehan objek pajak tidak kena
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 ayat dalam Pasal 4 ayat (7) atau ayat (8). pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 ayat (5) atau
(5) atau ayat (6), dengan tarif BPHTB Dalam hal ini nilai perolehan Objek Pajak sebagaimana ayat (6), dengan tarif Bea Perolehan Hak atas Tanah dan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 ayat dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf a sampai dengan Bangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 ayat (2).
(2). huruf n tidak diketahui atau lebih rendah daripada NJOP
yang tidak digunakan dalam pengenaan Pajak Bumi dan
Bangunan pada tahun terjadinya perolehan, maka besaran
pokok Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan yang
terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 dengan NJOP Pajak
Bumi dan Bangunan setelah dikurangi Nilai Perolehan
objek Pajak Tidak Kena Pajak sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 ayat (7) atau ayat (8)
(4) BPHTB yang terutang dipungut di wilayah Pajak yang terutang dipungut di wilayah daerah tempat Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan yang
Daerah tempat tanah dan/atau Bangunan tanah dan/atau bangunan berada terutang dipungut di wilayah Daerah tempat tanah dan/atau
berada. Bangunan berada.
PASAL 49 PASAL 8
(3) Saat terutangnya BPHTB ditetapkan: Saat terutangnya pajak ditetapkan untuk: Saat terutangnya Bea Perolehan Hak atas Tanah dan
h. pada tanggal dibuat dan p. jual beli adalah sejak tanggal dibuat dan Bangunan ditetapkan untuk:
ditandatanganinya perjanjian ditandatanganinya akta; p. jual beli adalah sejak tanggal dibuat dan
pengikatan jual beli untuk jual beli; q. tukar-menukar adalah sejak tanggal dibuat untuk ditandatanganinya akta;
i. pada tanggal dibuat dan ditandatanganinya akta; q. tukar-menukar adalah sejak tanggal dibuat untuk
ditandatanganinya akta untuk tukar- r. hibah adalah sejak tanggal dibuat untuk ditandatanganinya akta;
menukar, hibah, hibah wasiat, ditandatanganinya akta; r. hibah adalah sejak tanggal dibuat untuk
pemasukan dalam perseroan atau s. hibah wasiat adalah sejak tanggal dibuat untuk ditandatanganinya akta;
badan hukum lainnya, pemisahan hak ditandatanganinya akta; s. hibah wasiat adalah sejak tanggal dibuat untuk
yang mengakibatkan peralihan, t. waris adalah sejak tanggal yang bersangkutan ditandatanganinya akta;
penggabungan usaha, peleburan mendaftarkan peralihan haknya ke kantor bidang t. waris adalah sejak tanggal yang bersangkutan
usaha, pemekaran usaha, dan/atau pertanahan; mendaftarkan peralihan haknya ke kantor bidang
hadiah; u. pemasukan dalam perseroan atau badan hukum pertanahan;
j. pada tanggal penerima waris atau lainnya adalah sejak tanggal dibuat untuk u. pemasukan dalam perseroan atau badan hukum
yang diberi kuasa oleh penerima waris ditandatanganinya akta; lainnya adalah sejak tanggal dibuat untuk
mendaftarkan peralihan haknya ke v. pemisahan hak yang mengakibatkan peralihan adalah ditandatanganinya akta;
kantor bidang pertanahan untuk waris; sejak tanggal dibuat untuk ditandatanganinya akta; v. pemisahan hak yang mengakibatkan peralihan adalah
k. pada tanggal putusan pengadilan yang w. peralihan hak karena pelaksanaan putusan hakim sejak tanggal dibuat untuk ditandatanganinya akta;
mempunyai kekuatan hukum yang yang mempunyai kekuatan hukum tetap adalah sejak w. peralihan hak karena pelaksanaan putusan hakim
tetap untuk putusan hakim; tanggal putusan pengadilan yang mempunyai yang mempunyai kekuatan hukum tetap adalah sejak
l. pada tanggal diterbitkannya surat kekuatan hukum yang tetap; tanggal putusan pengadilan yang mempunyai
keputusan pemberian hak untuk x. pemberian hak baru atas Tanah sebagai kelanjutan kekuatan hukum yang tetap;
pemberian hak baru atas tanah sebagai dari pelepasan hak adalah sejak tanggal x. pemberian hak baru atas Tanah sebagai kelanjutan
kelanjutan dari pelepasan hak; diterbitkannya surat keputusan pemberian hak; dari pelepasan hak adalah sejak tanggal
m. pada tanggal diterbitkannya surat y. pemberian hak baru atas tanah di luar pelepasan hak diterbitkannya surat keputusan pemberian hak;
keputusan pemberian hak untuk adalah sejak tanggal diterbitkannya surat keputusan y. pemberian hak baru atas tanah di luar pelepasan hak
pemberian hak baru di luar pelepasan pemberian hak; adalah sejak tanggal diterbitkannya surat keputusan

BAPENDA KABUPATEN MESUJI 47


hak; atau z. penggabungan usaha adalah sejak tanggal dibuat pemberian hak;
n. pada tanggal penunjukan pemenang untuk ditandatanganinya akta; z. penggabungan usaha adalah sejak tanggal dibuat
lelang untuk lelang. aa. peleburan usaha adalah sejak tanggal dibuat untuk untuk ditandatanganinya akta;
ditandatanganinya akta; aa. peleburan usaha adalah sejak tanggal dibuat untuk
bb. pemekaran usaha adalah sejak tanggal dibuat untuk ditandatanganinya akta;
ditandatanganinya akta; bb. pemekaran usaha adalah sejak tanggal dibuat untuk
cc. hadiah adalah sejak tanggal dibuat untuk ditandatanganinya akta;
ditandatanganinya akta; dan cc. hadiah adalah sejak tanggal dibuat untuk
dd. penunjukan pembeli dalam lelang adalah sejak ditandatanganinya akta; dan
tanggal penunjukkan pemenang lelang. dd. penunjukan pembeli dalam lelang adalah sejak
tanggal penunjukkan pemenang lelang.
(4) Pajak yang terutang harus dilunasi pada saat terjadinya Pajak yang terutang harus dilunasi pada saat terjadinya
perolehan hak sebagaimana dimaksud pada ayat (1). perolehan hak sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

BAPENDA KABUPATEN MESUJI 48


DAFTAR MATERI PAJAK DAERAH BADAN PENDAPATAN DAERAH
KABUPATEN MESUJI

RUMUS TARIF PAJAK


NO JENIS PAJAK DAERAH DASAR HUKUM
PERHITUNGAN DAERAH
1 . PAJAK BARANG JASA TERTENTU Undang- Undang Nomor 1
(PBJT) Tahun 2022 Pasal 50, 51,
52, 53, 54, 55, 56, 57, 58
dan 59.
Jenis Pajak PBJT, Pajak PBJT adalah
Pajak yang terdiri dari 5 Jenis Pajak :
a. Makanan dan/ atau Minuman; Undang- Undang Nomor 1 dikenakan Tarif
b. Tenaga Listrik; Tahun 2022 Pasal 50, 51, paling tinggi
c. Jasa Perhotelan; 52, 53, 54, 55, 56, 57, 58 Sebesar 10 %,
d. Jasa Parkir; dan dan 59. Khusus Pajak
e. Jasa Kesenian dan Hiburan Kesenian/hiburan
dikenakan Paling
Rendah 40 % dan
Paling Tinggi 75
%
a. Makan Minum Omset x Tarif Pajak Undang- Undang Nomor 1 dikenakan Tarif
Tahun 2022 Pasal 50, 51, 10 %
52, 53, 54, 55, 56, 57, 58
dan 59.
b. Tenaga Listrik PLN Undang- Undang Nomor 1 dikenakan Tarif
Tahun 2022 Pasal 50, 51, 10 %
52, 53, 54, 55, 56, 57, 58
dan 59.

BAPENDA KABUPATEN MESUJI 49


b.1. Tenaga Listrik dari Kwh x Tarif Pajak Undang- Undang Nomor 1 dikenakan Tarif 3
Industri Tahun 2022 Pasal 50, 51, %
52, 53, 54, 55, 56, 57, 58
dan 59.
b.2. Tenaga Listrik di hasilkan Undang- Undang Nomor 1 dikenakan Tarif
sendiri Tahun 2022 Pasal 50, 51, 1,5 %
52, 53, 54, 55, 56, 57, 58
dan 59.
c. Jasa Perhotelan Omset x Tarif Pajak Undang- Undang Nomor 1 dikenakan Tarif
Tahun 2022 Pasal 50, 51, 10 %
52, 53, 54, 55, 56, 57, 58
dan 59.
d. Jasa Parkir Ketetapan x Tarif Pajak Undang- Undang Nomor 1 dikenakan Tarif
Tahun 2022 Pasal 50, 51, 10 %
52, 53, 54, 55, 56, 57, 58
dan 59.
e. Jasa Kesenian dan Hiburan yang Undang- Undang Nomor 1 dikenakan Tarif
terdirti dari : Tahun 2022 Pasal 50, 51, 10 %
52, 53, 54, 55, 56, 57, 58
dan 59.
1 . tontonan film atau bentuk Omset x Tarif Pajak Undang- Undang Nomor 1 dikenakan Tarif
tontonan audio visual Tahun 2022 Pasal 50, 51, 10 %
lainnya yang 52, 53, 54, 55, 56, 57, 58
dipertontonkan secara dan 59.
langsung di suatu lokasi
tertentu
2 . pergelaran kesenian, Omset x Tarif Pajak Undang- Undang Nomor 1 dikenakan Tarif
musik, tari, dan/atau Tahun 2022 Pasal 50, 51, 10 %
busana; 52, 53, 54, 55, 56, 57, 58
dan 59.

BAPENDA KABUPATEN MESUJI 50


3 . kontes kecantikan; Omset x Tarif Pajak Undang- Undang Nomor 1 dikenakan Tarif
Tahun 2022 Pasal 50, 51, 10 %
52, 53, 54, 55, 56, 57, 58
dan 59.
4 . kontes binaraga; Omset x Tarif Pajak Undang- Undang Nomor 1 dikenakan Tarif
Tahun 2022 Pasal 50, 51, 10 %
52, 53, 54, 55, 56, 57, 58
dan 59.
5 . pameran; Omset x Tarif Pajak Undang- Undang Nomor 1 dikenakan Tarif
Tahun 2022 Pasal 50, 51, 10 %
52, 53, 54, 55, 56, 57, 58
dan 59.
6 . pertunjukan Omset x Tarif Pajak Undang- Undang Nomor 1 dikenakan Tarif
sirkus, akrobat, dan Tahun 2022 Pasal 50, 51, 10 %
sulap; 52, 53, 54, 55, 56, 57, 58
dan 59.
7 . pacuan kuda dan Omset x Tarif Pajak Undang- Undang Nomor 1 dikenakan Tarif
perlombaan kendaraan Tahun 2022 Pasal 50, 51, 10 %
bermotor 52, 53, 54, 55, 56, 57, 58
dan 59.
8 . permainanketangkasan; Omset x Tarif Pajak Undang- Undang Nomor 1 dikenakan Tarif
Tahun 2022 Pasal 50, 51, 10 %
52, 53, 54, 55, 56, 57, 58
dan 59.
9 . olahraga permainan Omset x Tarif Pajak Undang- Undang Nomor 1 dikenakan Tarif
dengan menggunakan Tahun 2022 Pasal 50, 51, 10 %
tempat/ruang dan/atau 52, 53, 54, 55, 56, 57, 58
peralatan dan dan 59.
perlengkapan untuk
olahraga dan kebugaran;

BAPENDA KABUPATEN MESUJI 51


10 . rekreasi wahana air, Omset x Tarif Pajak Undang- Undang Nomor 1 dikenakan Tarif
wahana ekologi, wahana Tahun 2022 Pasal 50, 51, 10 %
pendidikan, wahana 52, 53, 54, 55, 56, 57, 58
budaya, wahana salju, dan 59.
wahana permainan,
pemancingan, agrowisata,
dan kebun binatang;
11 . panti pijat dan pijat Omset x Tarif Pajak Undang- Undang Nomor 1 dikenakan Paling
refleksi; dan Tahun 2022 Pasal 50, 51, Rendah 40 % dan
52, 53, 54, 55, 56, 67, 58 Paling Tinggi 75
dan 59. %
12 . diskotek, karaoke, kelab Omset x Tarif Pajak Undang- Undang Nomor 1 dikenakan Paling
malam, bar, dan mandi Tahun 2022 Pasal 50, 51, Rendah 40 % dan
uap/spa. 52, 53, 54, 55, 56, 67, 58 Paling Tinggi 75
dan 59. %
2 . PAJAK REKLAME Undang- Undang Nomor 1
Tahun 2022 Pasal 60 ayat
1, dan ayat 2
Objek Pajak Reklame meliputi :
a. Reklame papan/ billboard/ Nilai Sewa dan atau Undang- Undang Nomor 1 dikenakan Tarif
uideotron/ megatron; Kontrak x Tarif Tahun 2022 Pasal 60, 61, Sebesar 25 %
62, 63, dan 64
b. Reklame kain; Nilai Sewa dan atau Undang- Undang Nomor 1 dikenakan Tarif
Kontrak x Tarif Tahun 2022 Pasal 60, 61, Sebesar 25 %
62, 63, dan 64
c. Reklame melekat/stiker; Nilai Sewa dan atau Undang- Undang Nomor 1 dikenakan Tarif
Kontrak x Tarif Tahun 2022 Pasal 60, 61, Sebesar 25 %
62, 63, dan 64
d. Reklame selebaran; Nilai Sewa dan atau Undang- Undang Nomor 1 dikenakan Tarif
Kontrak x Tarif Tahun 2022 Pasal 60, 61, Sebesar 25 %
62, 63, dan 64

BAPENDA KABUPATEN MESUJI 52


e. Reklame berjalan, termasuk Nilai Sewa dan atau Undang- Undang Nomor 1 dikenakan Tarif
pada kendaraan; Kontrak x Tarif Tahun 2022 Pasal 60, 61, Sebesar 25 %
62, 63, dan 64
f. Reklame udara; Nilai Sewa dan atau Undang- Undang Nomor 1 dikenakan Tarif
Kontrak x Tarif Tahun 2022 Pasal 60, 61, Sebesar 25 %
62, 63, dan 64
g. Reklame apung; Nilai Sewa dan atau Undang- Undang Nomor 1 dikenakan Tarif
Kontrak x Tarif Tahun 2022 Pasal 60, 61, Sebesar 25 %
62, 63, dan 64
h. Reklame filrn/ slide; dan Nilai Sewa dan atau Undang- Undang Nomor 1 dikenakan Tarif
Kontrak x Tarif Tahun 2022 Pasal 60, 61, Sebesar 25 %
62, 63, dan 64
i. Reklame peragaan. Nilai Sewa dan atau Undang- Undang Nomor 1 dikenakan Tarif
Kontrak x Tarif Tahun 2022 Pasal 60, 61, Sebesar 25 %
62, 63, dan 64
3. PAJAK AIR TANAH ( PAT) Besaran Nilai Undang- Undang Nomor 1 Tarif Pajak
Perolehan Air Tanah x Tahun 2022 Pasal 65, 66, ditetapkan
Tarif % 67, 68, 69 dan 70 Sebesar 20%
4. MINERAL BUKAN LOGAM DAN (Volume/Tonase) x Undang- Undang Nomor 1 Tarif Pajak
BATUAN (MBLB) (Harga) x (Tarif %) Tahun 2022 Pasal 71, 72, ditetapkan
73, 74, dan 75 Sebesar 20%
Objek Pajak MBLB adalah kegiatan (Volume/Tonase) x Undang- Undang Nomor 1 Tarif Pajak
pengambilan MBLB yang meliputi: (Harga) x (Tarif %) Tahun 2022 Pasal 71, 72, ditetapkan
73, 74, dan 75 Sebesar 20%
a. Asbes;

b. Batu Tulis;

c. Batu Setengah Permata;

d. Batu Kapur;

BAPENDA KABUPATEN MESUJI 53


e. Batu Apung;

f. Batu Permata;

g. Bentonit;

h. Dolomit;

i. Feldspar

j. Garam Batu (Halite);

k. Grafit;

l. Granit/Andesit;

m. Gips;

n. Kalsit;

o. Kaolin;

p. Leusit;

q. Magnesit;

r. Mika;

s. Marmer;

t. Nitrat;

BAPENDA KABUPATEN MESUJI 54


u. Obsidian;

v. Oker;

w. Pasir Dan Kerikil; Potensi Pajak dari


Pasir
x. Pasir Kuarsa;

y. Perlit;

z. Fosfat;

aa. Talk;

bb. Tanah Serap (Fullers Earth);

cc. Tanah Diatom;

dd. Tanah Liat;

ee. Tawas (Alum);

ff. Tras;

gg. Yarosit;

hh. Zeolit;

ii. Basal;

i,. Trakhit;

BAPENDA KABUPATEN MESUJI 55


kk. Belerang;

5 . PAJAK SARANG BURUNG WALET


Pajak Sarang Burung Walet Volume (kg) x Harga x Undang- Undang Nomor 1 Tarif Pajak
Tarif % Tahun 2022 Pasal 76, ditetapkan
77,78,79 dan 80 Sebesar 10%
6 . 0PSEN Undang- Undang Nomor 1
Tahun 2022 Pasal 81, 82,
83 dan 84
Opsen dikenakan atas Pajak terutang
dari:
a. PKB; Opsen PKB
sebesar 66 %
b. BBNKB; dan Opsen BBNKB
sebesar 66 %

BAPENDA KABUPATEN MESUJI 56


BADAN PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN MESUJI
LAPORAN TARGET DAN REALISASI PAJAK DAERAH TIGA TAHUN

Target dan Realisasi Tahun 2019

Realisasi Realisasi Realisasi


Jenis Pajak Daerah TARGET Persentase (%)
Bulan Lalu Bulan Ini S.d Bulan Ini
Pajak Daerah 10.330.000.000,00 10.602.153.166,03 976.511.038,00 11.578.664.204,03 112%
Pajak Hotel 15.000.000,00 10.709.000,00 4.485.000,00 15.194.000,00 101%
Pajak Restoran 750.000.000,00 817.158.329,03 212.213.674,00 1.029.372.003,03 137%
Pajak Hiburan 7.500.000,00 6.050.000,00 1.500.000,00 7.550.000,00 101%
Pajak Reklame 157.500.000,00 185.619.212,00 6.019.650,00 191.638.862,00 122%
Pajak Penerangan Jalan 4.000.000.000,00 4.997.455.922,00 512.954.398,00 5.510.410.320,00 138%
Pajak Parkir 75.000.000,00 46.900.000,00 33.700.000,00 80.600.000,00 107%
Pajak Sarang Burung Walet 75.000.000,00 24.190.000,00 9.620.000,00 33.810.000,00 45%
Pajak Air Tanah 250.000.000,00 265.635.912,00 8.176.172,00 273.812.084,00 110%
Pajak Bumi dan Bangunan (P2) 3.500.000.000,00 3.850.465.291,00 187.842.144,00 4.038.307.435,00 115%
Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan
Bangunan (BPHTB) 1.500.000.000,00 397.969.500,00 - 397.969.500,00 27%

10.330.000.000,00 10.602.153.166,03 976.511.038,00 11.578.664.204,03 112%

BAPENDA KABUPATEN MESUJI 57


Target dan Realisasi Tahun 2020

Realisasi Realisasi Realisasi


Jenis Pajak Daerah TARGET Persentase (%)
Bulan Lalu Bulan Ini S.d Bulan Ini
Pajak Daerah 15.699.800.000,00 18.686.724.402,00 1.539.969.410,00 20.226.693.812,00 129%
Pajak Hotel 5.000.000,00 5.674.100,00 1.430.000,00 7.104.100,00 142%
Pajak Restoran 600.000.000,00 601.427.597,00 306.513.083,00 907.940.680,00 151%
Pajak Hiburan 4.800.000,00 4.016.000,00 800.000,00 4.816.000,00 100%
Pajak Reklame 170.000.000,00 207.726.398,00 21.932.645,00 229.659.043,00 135%
Pajak Penerangan Jalan 6.000.000.000,00 5.606.959.497,00 518.199.022,00 6.125.158.519,00 102%
Pajak Parkir 80.000.000,00 46.800.000,00 20.450.000,00 67.250.000,00 84%
Pajak Sarang Burung Walet 60.000.000,00 15.670.000,00 8.750.000,00 24.420.000,00 41%
Pajak Air Tanah 280.000.000,00 260.203.679,00 24.248.496,00 284.452.175,00 102%
Pajak Bumi dan Bangunan (P2) 8.000.000.000,00 11.752.652.731,00 574.896.164,00 12.327.548.895,00 154%
Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan
Bangunan (BPHTB) 500.000.000,00 185.594.400,00 62.750.000,00 248.344.400,00 50%

15.699.800.000,00 18.686.724.402,00 1.539.969.410,00 20.226.693.812,00 129%

BAPENDA KABUPATEN MESUJI 58


Target dan Realisasi Tahun 2021
Jenis Pajak Daerah TARGET Bulan Lalu Bulan Ini S.d Bulan Ini Persentase (%)
Pajak Daerah 20.209.800.000,00 20.338.398.904,50 1.839.468.778,00 22.177.867.682,50 110%
Pajak Hotel 15.000.000,00 5.775.000,00 10.175.000,00 15.950.000,00 106%
Pajak Restoran 600.000.000,00 738.549.165,50 355.188.142,00 1.093.737.307,50 182%
Pajak Hiburan 4.800.000,00 4.800.000,00 1.000.000,00 5.800.000,00 121%
Pajak Reklame 170.000.000,00 159.033.638,00 58.719.210,00 217.752.848,00 128%
Pajak Penerangan Jalan 6.000.000.000,00 6.028.522.034,00 570.067.091,00 6.598.589.125,00 110%
Pajak Parkir 80.000.000,00 53.050.000,00 34.250.000,00 87.300.000,00 109%
Pajak Air Tanah 280.000.000,00 216.552.202,00 94.837.411,00 311.389.613,00 111%
Pajak Sarang Burung Walet 60.000.000,00 34.100.000,00 24.785.000,00 58.885.000,00 98%
Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan
Perkotaan (PBBP2) 12.500.000.000,00 12.920.664.365,00 621.196.924,00 13.541.861.289,00 108%
Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan
Bangunan (BPHTB) 500.000.000,00 177.352.500,00 69.250.000,00 246.602.500,00 49%

20.209.800.000,00 20.338.398.904,50 1.839.468.778,00 22.177.867.682,50 110%

BAPENDA KABUPATEN MESUJI 59


Rekapitulasi Target dan Realisasi Tiga Tahun Terakhir dari Tahun 2019 s/d 2021

TARGET PER TIGA Realisasi Realisasi Realisasi Total Realisasi Per Persentase
Jenis Pajak Daerah
TAHUN Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Tiga Tahun (%)
Pajak Daerah 46.239.600.000,00 11.578.664.204,03 20.226.693.812,00 22.177.867.682,50 53.983.225.698,53 117%
Pajak Hotel 35.000.000,00 15.194.000,00 7.104.100,00 15.950.000,00 38.248.100,00 109%
Pajak Restoran 1.950.000.000,00 1.029.372.003,03 907.940.680,00 1.093.737.307,50 3.031.049.990,53 155%
Pajak Hiburan 17.100.000,00 7.550.000,00 4.816.000,00 5.800.000,00 18.166.000,00 106%
Pajak Reklame 497.500.000,00 191.638.862,00 229.659.043,00 217.752.848,00 639.050.753,00 128%
Pajak Penerangan Jalan 16.000.000.000,00 5.510.410.320,00 6.125.158.519,00 6.598.589.125,00 18.234.157.964,00 114%
Pajak Parkir 235.000.000,00 80.600.000,00 67.250.000,00 87.300.000,00 235.150.000,00 100%
Pajak Air Tanah 415.000.000,00 33.810.000,00 24.420.000,00 311.389.613,00 369.619.613,00 89%
Pajak Sarang Burung Walet 590.000.000,00 273.812.084,00 284.452.175,00 58.885.000,00 617.149.259,00 105%
Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan
24.000.000.000,00 4.038.307.435,00 12.327.548.895,00 13.541.861.289,00 29.907.717.619,00 125%
Perkotaan (PBBP2)
Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan
2.500.000.000,00 397.969.500,00 248.344.400,00 246.602.500,00 892.916.400,00 36%
Bangunan (BPHTB)

Total 46.239.600.000,00 11.578.664.204,03 20.226.693.812,00 22.177.867.682,50 53.983.225.698,53 117%

BAPENDA KABUPATEN MESUJI 60


PROYEKSI PERHITUNGAN PENDAPATAN PAJAK DAERAH
BADAN PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN MESUJI

Realisasi Pajak
Proyeksi Proyeksi Beban Estimsai Proyeksi Penerimaan
No Jenis Pajak Tahun-Tahun Kontribusi Tarif Lama DPP Jumlah WP Unit Cos Proyeksi DPP Kontribusi
Jumlah WP Per WP Tarif Baru Pajak
Sebelumnya
1 Pajak Hotel 38.248.100,00 3% 10% 382.481.000,00 3,00 127.493.667 390.130.620,00 4,00 97.532.655 10% 39.013.062,00

2 Pajak Restoran 3.031.049.991,00 6% 10% 30.310.499.910,00 33,00 918.499.997 30.916.709.908,20 40,00 772.917.748 10% 3.091.670.990,82

3 Pajak Hiburan 18.166.000,00 6% 25% 72.664.000,00 1,00 72.664.000 74.117.280,00 2,00 37.058.640 40% 29.646.912,00

4 Pajak Reklame 639.050.753,00 6% 25% 2.556.203.012,00 150,00 17.041.353 2.607.327.072,24 160,00 16.295.794 25% 651.831.768,06

5 Pajak Penerangan Jalan 18.234.157.964,00 23% 15% 121.561.053.094,00 46.427,00 2.618.327 123.992.274.155,88 47.000,00 2.638.133 10% 12.399.227.415,59

6 Pajak Parkir 235.150.000,00 6% 10% 2.351.500.000,00 42,00 55.988.095 2.398.530.000,00 45,00 53.300.667 10% 239.853.000,00

7 Pajak Air Tanah 369.619.613,00 2% 15% 2.464.130.754,00 20,00 123.206.538 2.513.413.369,08 25,00 100.536.535 20% 502.682.673,82

8 Pajak Sarang Burung Walet 617.149.259,00 2% 10% 6.171.492.590,00 263,00 23.465.751 6.294.922.441,80 300,00 20.983.075 10% 629.492.244,18
Pajak Bumi dan Bangunan
9 29.907.717.619,00 36% 25,000% 119.630.870.476,00 360.879,00 331.499 122.023.487.885,52 396.966,90 307.390 50% 61.011.743.942,76
Perdesaan dan Perkotaan (PBBP2)
Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan
10 892.916.400,00 10% 5% 17.858.328.000,00 407,00 43.877.956 18.215.494.560,00 450,00 40.478.877 5% 910.774.728,00
Bangunan (BPHTB)

JUMLAH 53.983.225.699,00 100% 303.359.222.836,00 309.426.407.292,72 79.505.936.737,22

Mengetahui
Kepala Badan Pendapatan
Kabupaten Mesuji

I KOMANG SUTIAKA, SH.,MM


Pembina / IV.a
NIP. 19750101 200604 1 027

BAPENDA KABUPATEN MESUJI 61

Anda mungkin juga menyukai