Golongan II
RANCANGAN AKTUALISASI
OLEH :
PENGATUR (II/C)
NIP. 199208032019032012
MEDAN
2021
Lembar Persetujuan :
RANCANGAN AKTUALISASI
PELATIHAN DASAR CPNS
Minimnya Pemahaman Masyarakat Mengenai Informasi Pelayanan dan
Persyaratan Administrasi PBB-P2 Dan BPHTB Di Kantor Badan Pengelolaan
Pendapatan Daerah Kabupaten Labuhanbatu Selatan
Telah disetujui untuk diseminarkan pada hari .., tanggal .. ... 2021 dengan Metode
Pembelajaran Jarak Jauh (Distance Learning) di hadapan Coach, Penguji dan Mentor
Mengetahui,
An. Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Provinsi Sumatera Utara
Kepala Bidang Pengembangan Kompetensi Manajerial
3
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-
Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan Rancangan Aktualisasi Nilai-nilai Dasar ASN
(Aparatur Sipil Negara) ini dapat tersusun dengan baik sebagai salah satu penilaian kelulusan
pada pendidikan pelatihan dasar CPNS golongan II. Saya menyadari bahwa proses
penyusunan rancangan aktualisasi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Semoga dengan rancangan aktualisasi ini
saya dapat terus meningkatkan kinerja saya sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN). Semoga
rancangan aktualisasi ini dapat menjadi sebuah habituasi bagi penulis sebagai ASN yang
berdasarkan nilai-nilai dasar ASN dalam menjalankan tugas sebagai pelayan publik yang
berintegritas dan professional yang berlandaskan Pancasila dan Undang-undang Dasar Tahun
1945.
Dalam penulisan dan penyusunan Laporan Aktualisasi ini penulis telah banyak
mendapatkan bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin
menyampaikan penghargaan, rasa hormat dan ucapan terima kasih kepada mereka yang telah
berjasa kepada penulis:
1. Kepala Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia (LAN RI) yang telah
memfasilitasi penulis untuk turut serta mengikuti Latsar CPNS Angkatan XXIV tahun
2021.
2. Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Sumatera Utara yang
telah memfasilitasi penulis untuk turut serta mengikuti Latsar CPNS Angkatan XXIV
tahun 2021.
3. Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Labuhanbatu Selatan yang telah memfasilitasi
penulis untuk turut serta mengikuti Latsar CPNS Angkatan XXIV tahun 2021.
4. Ibu Yamnur Mahlia, SST, M.Kes selaku coach yang senantiasa tiada lelah
memberikan bimbingan dan dukungan dalam penyusunan Rancangan Aktualisasi.
5. Bapak ... selaku penguji dalam seminar Rancangan Aktualisasi.
6. Kepala Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah, Bapak Hasan Basri Harahap, S.Sos,
MM selaku Kepala Badan penulis di unit kerja Badan Pengelolaan Pendapatan
Daerah.
7. Kepala Sub Bidang Pelayanan, Pengolahan Data dan Informasi, Ibu Mariani Siregar,
S.Si selaku mentor penulis di unit kerja Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah.
8. Kepala Sub Bidang Penagihan dan Keberatan, Bapak Suwono H, SE dan Kepala Sub
Bidang Pendataan dan Penilaian, Bapak Khoirul Amri Pulungan, S.Kom yang telah
memberikan masukan dan saran selama saya menjalani kegiatan ini.
9. Orangtua yang selalu memberi dukungan dan doa-doanya kepada saya sehingga saya
bisa sampai ke tahap Pelatihan Dasar ini.
10. Suami tercinta yang telah mendukung saya dalam menjalani kegiatan ini.
11. Teman-teman peserta Latsar CPNS Angkatan XXIV tahun 2021 yang senantiasa
memberikan semangat sekaligus dorongan untuk penulis.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah
memberikan semangat, dukungan, dan do’a yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari sepenuhnya Rancangan Aktualisasi ini masih sangat banyak kekurangan
maka untuk itu penulis harapkan kepada semua pihak agar dapat memberikan kritik dan saran.
Semoga Rancangan Aktualisasi ini dapat menjadi lebih baik di kemudian hari.
Penulis juga berharap penyusunan Rancangan Aktualisasi ini dapat bermanfaat bagi
penulis sendiri dan juga bagi para pembaca. Dengan disusunnya Rancangan Aktualisasi ini,
diharapkan dapat menjadi bahan belajar untuk pengembangan ilmu, serta menjadi inspirasi
untuk menciptakan karya yang lebih baik. Semoga Allah Yang Maha Pengasih meridhoi
rancangan aktualisasi ini. Aamiin.
Kotapinang, 2021
Penulis
PENDAHULUAN
Menurut Undang-Undang No. 5 tahun 2014, Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah
Pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN) yang diangkat sebagai pegawai tetap oleh Pejabat
Pembina Kepegawaian (PPK) dan memiliki nomor induk pegawai secara nasional. Dalam
rangka mewujudkan pelaksanaan cita-cita bangsa dan mewujudkan tujuan Negara, perlu
dibangun Aparatur Sipil Negara yang memiliki integritas, profesional, netral dan bebas dari
intervensi politik, bersih dari praktek korupsi, kolusi dan nepotisme, mampu
menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat, serta mampu menjalankan peran
sebagai unsur perekat pemersatu bangsa dan kesatuan Negara Republik Indonesia yang
berdasakan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Pegawai PNS berfungsi sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, perekat dan
pemersatu bangsa. Fungsi PNS ini harus dilakukan dengan penuh tanggung jawab dan dapat
dipertanggungjawabkan kepada publik. Dalam menjalankan fungsinya, seorang PNS harus
selalu memegang teguh dan mengamalkan nilai-nilai dasar ANEKA yang meliputi
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi. PNS juga
mempunyai kedudukan peran yaitu : Manajemen ASN, Whole of government, Pelayanan
Publik. Namun pada kenyataannya, pelaksanaan fungsi PNS belum dilaksanakan dalam
mengamalkan nilai-nilai dasar ANEKA. Nilai-nilai dasar ANEKA belum diaplikasilkan dalam
Manajemen ASN, Whole Of Government dan Pelayanan Publik. Sebagian besar masyarakat
memandang negatif para Pegawai Negeri Sipil (PNS), dipandang tidak serius dalam bekerja,
malas, kurang ramah, sombong dan tebang pilih.
Pengetahuan yang di dapat dari proses belajar klasikal dan non-klasikal (on-campus)
selama pelatihan dasar akan diimplementasikan secara nyata di unit kerja (off-campus), dalam
kesempatan ini yaitu Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah. Adanya proses internalisasi,
penerapan, aktualisasi serta menjadikannya suatu kebiasaan (habituasi) diharapkan terpatrinya
jiwa PNS yang berkarakter dan profesional sesuai bidang tugas.
Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah adalah organisasi perangkat daerah yang
mempunyai tugas pokok sebagai koordinator untuk merumuskan kebijakan dalam hal
Pengelolaan Pendapatan Daerah. Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah harus mampu
menjalankan perannya sebagai pelayan publik yang baik.
Penulis adalah salah satu staff di bidang PBB-P2 dan BPHTB yang menjabat sebagai
calon Pengelola Wajib Pajak/Retribusi Daerah. PBB-P2 merujuk pada Pasal 1 angka 37 UU
PDRD (Pajak Daerah dan Retribusi Daerah) No. 28 Tahun 2009 adalah pajak atas bumi
dan/atau bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan/atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau
badan, kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan, dan
pertambangan.
BPHTB adalah bea yang dikenakan kepada seseorang terhadap perolehan hak atas
bangunan atau tanah sesuai dengan UU PDRD (Pajak Daerah dan Retribusi Daerah) No. 28
tahun 2009 pasal 1 angka 43 .
Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah adalah badan yang bertugas sebagai koordinator
untuk merumuskan kebijakan dalam hal Pengelolaan Pendapatan Daerah. Dalam hal ini
penulis melihat ada beberapa isu yang perlu mendapat perhatian yang terjadi di kantor Badan
Pengelolaan Pendapatan Daerah, khususnya bidang PBB-P2 dan BPHTB diantaranya adalah :
1. Belum Optimalnya Sistem Penyimpanan Data Dokumentasi Berbasis Online Dengan
Aplikasi Google Drive di Bidang PBB-P2 dan BPHTB Kantor Badan Pengelolaan
Pendapatan Daerah Kabupaten Labuhanbatu Selatan.
2. Belum Efektifnya Pusat Layanan Panggilan Telepon (Call Center) pada Pelayanan
PBB-P2 dan BPHTB di Kantor Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten
Labuhanbatu Selatan.
3. Minimnya Pemahaman Masyarakat Mengenai Informasi Pelayanan dan Persyaratan
PBB-P2 dan BPHTB di Kantor Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten
Labuhanbatu Selatan.
Berdasarkan isu-isu diatas, kondisi yang diharapkan terjadi di bidang PBB-P2 dan
BPHTB kantor Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah (Bappenda) adalah data dokumentasi
kegiatan di bidang PBB-P2 dan BPHTB baik itu sosialisasi, koordinasi ke instandi lain
maupun kegiatan penagihan ke lapangan dapat lebih aman penyimpanannya dan dapat diakses
kapanpun dan dimanapun selama terkoneksi dengan internet dengan menggunakan aplikasi
Google Drive. Namun pada kenyataannya, penyimpanan data dokumentasi kegiatan di bidang
selama ini masih di simpan di komputer, hard disk, flash disk dan dikirim melalui Aplikasi
Whatsapp. Hal ini akan menghambat kinerja bidang dan jika di kirim melalui Whatsapp akan
memakan banyak memori handphone.
Disamping belum efektifnya penyimpanan data dokumentasi di bidang, isu lainnya
adalah call center/ layanan panggilan telepon dari masyarakat terkait pengurusan PBB-P2
dan BPHTB juga belum tersedia. Selama ini jika ada masyarakat yang menanyakan terkait
pelayanan administrasi PBB-P2 dan BPHTB maka bisa menghubungi nomor Whatsapp salah
satu pegawai pelayanan, hal ini kurang efektif karena nomor Whatsapp pribadi tidak bisa
selalu standby di jam operasional pelayanan. Diharapkan dengan adanya telepon hotline/ call
center khusus pelayanan lebih meningkatkan profesionalitas dan efektivitas pelayanan PBB-
P2 dan BPHTB.
Bidang PBB-P2 dan BPHTB adalah bidang yang melaksanakan pelayanan administrasi
berupa permohonan pendaftaran, mutasi, pemecahan dan penggabungan objek pajak, serta
permohonan pengurangan dan keberatan pajak serta pengurusan bea perolehan hak atas tanah
dan bangunan (BPHTB). Sebagai pelayan publik, maka Badan Pengelolaan Pendapatan
Daerah harus mampu memberikan kemudahan pelayanan bagi masyarakat. Salah satu cara
yang dilakukan untuk memudahkan masyarakat dalam melakukan kewajibannya sebagai
Wajib Pajak adalah dengan memberikan informasi kepada masyarakat terkait jenis pelayanan
dan persyaratan administrasi PBB-P2 dan BPHTB. Hal ini dapat dilakukan dengan
menyediakan leaflet/brosur kecil yang bisa dibawa-bawa berisi jenis pelayanan PBB-P2 dan
BPHTB beserta persyaratan adminitrasi yang harus dipenuhi, selain dalam bentuk leaflet,
penulis juga akan membuat informasi tersebut dalam bentuk poster yang akan ditempel
ditempat-tempat strategis serta dalam bentuk video yang linknya akan di unggah ke media
sosial instansi, media sosial penulis untuk kemudian dapat disebarluaskan ke publik.
Leaflet merupakan suatu lembaran kertas berukuran kecil yang mengandung pesan
tercetak untuk disebarkan kepada khalayak ramai sebagai informasi mengenai suatu hal atau
peristiwa. Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat mengenai
alur pelayanan dan persyaratan administrasi yang diperlukan sehingga tidak bertanya-tanya
lagi persyaratan apa yang akan dilengkapi karena banyak masyarakat yang menempuh jarak
yang jauh untuk datang ke Bappenda dan kegiatan ini juga diharapkan dapat mengedukasi
masyarakat bahwa membayar pajak adalah suatu kewajiban sebagai Warna Negara Indonesia
yang baik sehingga mendorong minat masyarakat untuk taat pajak. Hal ini juga merupakan
bentuk nilai trasnparansi pelayanan publik.
Dari latar belakang yang penulis kemukakan di atas, penulis mengangkat isu
“Minimnya Pemahaman Masyarakat Mengenai Informasi Pelayanan dan Persyaratan
Administrasi PBB-P2 dan BPHTB di Kantor Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah
Kabupaten Labuhanbatu Selatan” . Diharapkan dengan terlaksananya aktualisasi ini, dapat
meningkatkan kinerja dan profesionalitas pelayanan kantor Badan Pengelolaan Pendapatan
Daerah serta dapat memberikan informasi yang jelas kepada masyarakat khususnya dalam
pelayanan PBB-P2 dan BPHTB.
1.2 Tupoksi Organisasi
Tujuan dan Sasaran yang akan diwujudkan oleh Badan Pengelolaan Pendapatan
Daerah Kabupaten Labuhanbatu Selatan adalah sebagai berikut :
Tujuan ke-1 : Terwujudnya pelayanan administrasi perkantoran secara maksimal.
Sasaran yang ingin dicapai adalah : Terselenggaranya administrasi perkantoran yang
berkualitas .
Tujuan ke-2 : Optimalisasi Penerimaan Pendapatan Asli Daerah.
Sasaran yang ingin dicapai adalah : Tercapainya realisasi penerimaan Pendapatan Asli
Daerah (PAD) setiap tahunnya.
Penulis sebagai staff yang berjabatan sebagai calon Pengelola Wajib Pajak/Retribusi
Daerah yang kurang lebih sudah 2 tahun bertugas di Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah,
hal ini membuat penulis menemukan beberapa isu yang terjadi di unit kerja selama
melaksanakan tugas. Isu yang muncul adalah berupa isu dalam pelaksanaan kegiatan sehari-
hari yang perlu untuk ditemukan solusinya. Masalah ini tentu saja akan berpengaruh, bukan
hanya terhadap kegiatan kantor namun juga melibatkan kepentingan dari berbagai elemen
masyarakat. Isu – isu aktual yang dapat diidentifikasi pada bidang PBB-P2 dan BPHTB
adalah sebagai berikut :
1. Belum Optimalnya Sistem Penyimpanan Data Dokumentasi Berbasis Online
Dengan Aplikasi Google Drive di Bidang PBB-P2 dan BPHTB Kantor Badan
Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Labuhanbatu Selatan.
Gambar 2.1 Grup WA Bidang PBB P-2 dan BPHTB dan Grup Wa Bappenda
Bidang PBB-P2 dan BPHTB sering melakukan kegiatan ke lapangan, baik kegiatan
sosialiasi, koordinasi dengan instansi lain, dan kegiatan penagihan ke lapangan.
Kegiatan tersebut menghasilkan data diokumentasi yang cukup banyak. Data
penyimpanannya selama ini masih di simpan di komputer, hard disk, flash disk dan
dikirim melalui Aplikasi Whatsapp. Sementara harus memberikan informasi aktual
terkait kegiatan kepada pimpinan di media sosial atau di web membutuhkan data
dokumentasi yang diperlukan, jika data dokumentasi tersimpan di komputer, hard disk,
flash disk akan menghambat kinerja bidang PBB-P2 dan BPHTB. Dan jika di kirim
melalui whatapps akan memakan banyak memori handphone dengan banyak foto.
2. Belum Efektifnya Pusat Layanan Panggilan Telepon (Call Center) pada
Pelayanan PBB-P2 dan BPHTB di Kantor Badan Pengelolaan Pendapatan
Daerah Kabupaten Labuhanbatu Selatan.
Gambar 2.2 Tangkapan layar percakapan Pegawai Pelayanan dengan Wajib Pajak
Kondisi saat ini di pelayanan bidang PBB-P2 dan BPHTB adalah belum adanya call
center atau nomor telepon hotline yang bisa dihubungi ketika jam operasional
pelayanan berlangsung. Selama ini masyarakat melakukan layanan pengaduan dan
mengajukan pertanyaan hanya melalui nomor whatsapp pribadi/ nomor telepon pribadi
pegawai pelayanan di kantor Bappenda. Hal ini tentu belum efektif, karena nomor
pribadi pegawai pelayanan tersebut terkadang bisa saja tidak aktif di jam operasional
pelayanan. Maka diharapkan dengan adanya call center khusus pelayanan bidang
PBB-P2 dan BPHTB dapat meningkatkan kinerja pelayanan sehingga menjadi lebih
profesional.
3. Minimnya Pemahaman Masyarakat Mengenai Informasi Pelayanan dan
Persyaratan Administrasi PBB-P2 dan BPHTB di Kantor Badan Pengelolaan
Pendapatan Daerah Kabupaten Labuhanbatu Selatan.
Gambar 2.3 Kondisi Pelayanan PBB-P2 dan BPHTB
Bidang PBB-P2 dan BPHTB adalah bidang yang melaksanakan pelayanan administrasi berupa
permohonan pendaftaran, mutasi, pemecahan dan penggabungan objek pajak, serta
permohonan pengurangan dan keberatan pajak serta pengurusan bea perolehan hak atas tanah
dan bangunan (BPHTB). Sebagai pelayan publik, maka Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah
harus mampu memberikan informasi yang jelas kepada masyarakat sehingga meningkatkan
pemahaman masyarakat terkait pelayanan dan persyaratan adminitrasi PBB-P2 dan BPHTB.
Cara yang bisa dilakukan adalah menyediakan leaflet yang dapat dibawa-bawa yang berisikan
profil Bappenda, jenis pelayanan PBB-P2 dan BPHTB beserta persyaratan yang harus
dipenuhi. Selain dalam bentuk leaflet, penulis juga akan membuat informasi tersebut diatas
dalam bentuk poster dan akan ditempel di bagian pelayanan kantor dan ditempel di tempat-
tempat strategis diluar kantor, serta membuat video persuasi terkait alur pelayanan dan
persyaratan administrasi yang linknya akan di unggah ke media sosial instansi, media sosial
penulis untuk kemudian dapat disebarluaskan ke publik. Hal ini akan memperluas penyebaran
informasi mengenai PBB-P2 dan BPHTB.
Leaflet merupakan suatu lembaran kertas berukuran kecil yang mengandung pesan tercetak
untuk disebarkan kepada khalayak ramai sebagai informasi mengenai suatu hal atau peristiwa.
Kegiatan ini diharapkan dapat memudahkan masyarakat agar tidak bertanya-tanya lagi
persyaratan apa yang akan dilengkapi karena banyak masyarakat yang menempuh jarak yang
jauh untuk datang ke Bappenda dan kegiatan ini juga diharapkan untuk mengedukasi
masyarakat, dan mendorong minat masyarakat untuk taat pajak. Hal ini merupakan bentuk nilai
trasnparansi pelayanan publik.
Survey pemahaman masyarakat mengenai informasi pelayanan dan persyaratan
administrasi PBB-P2 dan BPHTB.
Data ini diperoleh dari 22 orang responden yang berdomisili di Kabupaten Labuhanbatu
Selatan.
*Mengetahui alamat kantor Bappenda
*Mengetahui berapa sanksi jika tdk bayar PBB-P2 *Pernah menerima informasi mengenai PBB-P2
Penetapan kualitas isu dengan menggunakan alat bantu penetapan kriteria kualitas isu.
Alat bantu penetapan kriteria isu adalah 1) Aktual, artinya benar-benar terjadi dan sedang
hangat dibicarakan dalam masyarakat, 2) Problematik, artinya isu memiliki dimensi masalah
yang kompleks sehingga perlu dicarikan segera solusinya, 3) Kekhalayakan, artinya isu yang
menyangkut hajat hidup orang banyak, dan 4) Kelayakan, artinya isu yang masuk akal dan
realistis serta relevan untuk dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.
Kriteria Isu
No Isu Keterangan
A P K L
Memenuhi
1 Belum Optimalnya Sistem Penyimpanan Data √ √ √ √
Syarat
Dokumentasi Berbasis Online Dengan Aplikasi
Google Drive di Bidang PBB-P2 dan BPHTB
Kantor Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah
Kabupaten Labuhanbatu Selatan.
2. Belum Efektifnya Pusat Layanan Panggilan Telepon (Call Center) pada Pelayanan
PBB-P2 dan BPHTB di Kantor Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten
Labuhanbatu Selatan. Isu ini benar ada dan sedang terjadi di bidang, jika isu ini tidak
diselesaikan maka dapat berpengaruh pada komunikasi pelayanan dengan masyarakat ,
isu ini mencakup banyak orang karena isu ini berkaitan dengan masyarakat, dan isu ini
adalah isu yang masuk akal dan realistis serta relevan untuk dimunculkan inisiatif
permasalahannya
Dari ketiga isu diatas, akan dilakukan analisis penetapan prioritas isu menggunakan metode USG
(Urgency, Seriousness dan Growth). Urgency artinya seberapa mendesaknya suatu isu untuk
segera dibahas, dianalisis dan ditindaklanjuti. Seriousness artinya seberapa serius suatu isu harus
segera dibahas dikaitkan dengan akibat yang akan ditimbulkan. Growth adalah seberapa besar
kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani segera. Adapun analisis isu
berdasarkan kriteria USG adalah sebagai berikut:
Tabel 2.2 Analisis Penetapan Prioritas Isu dengan USG
No. Isu U S G Total Peringkat
1
Belum Optimalnya Sistem Penyimpanan Data 3 3 3 9 III
Dokumentasi Berbasis Online Dengan Aplikasi
Google Drive di Bidang PBB-P2 dan BPHTB Kantor
Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten
Labuhanbatu Selatan.
Berdasarkan analisis isu dengan menggunakan Metode USG maka di dapat isu pertama yaitu
Belum Optimalnya Sistem Penyimpanan Data Dokumentasi Berbasis Online Dengan
Aplikasi Google Drive di Bidang PBB-P2 dan BPHTB Kantor Badan Pengelolaan
Pendapatan Daerah Kabupaten Labuhanbatu Selatan dengan total skor 9 yaitu peringkat III,
dengan tingkat urgency : 3 poin ,cukup mendesak dicarikan solusinya untuk menghindari
kehilangan data, tingkat seroiusness: 3 poin karena isu ini cukup berpengaruh pada
kemananan data dokumentasi di bidang, dan tingkat growth: 3 poin, jika tidak ditangani
maka cukup berdampak pada kinerja bidang, lebih aman jika data tersebut disimpan di
google drive .
Untuk isu kedua yaitu Belum Efektifnya Pusat Layanan Panggilan Telepon (Call Center)
pada Pelayanan PBB-P2 dan BPHTB di Kantor Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah
Kabupaten Labuhanbatu Selatan.dengan total skor 11 yaitu peringkat ke II. Untuk tingkat
urgency nya mendapat 4 poin isu ini mendesak untuk segera diselesaikan agar kinerja
pelayanan lebih baik untuk tingkat seriousness nya adalah 3 poin, isu ini akan cukup
berpengaruh pada proses pelayanan sehingga tidak maksimal dan untuk tingkat growth nya
diberi 4 poin, dampak isu ini jika tidak ditangani maka kualitas pelayanan tidak meningkat
sehingga pelayanan yang diberikan kepada publik tidak akan optimal.
Isu ketiga ini adalah isu prioritas yang mendapat total skor 13 yaitu Minimnya Pemahaman
Masyarakat Mengenai Informasi Pelayanan dan Persyaratan Administrasi PBB-P2 dan
BPHTB di Kantor Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Labuhanbatu Selatan.
Mendapat 4 poin untuk urgency, isu ini mendesak untuk segera diselesaikan agar masalah
ini terpecahkan dan memberi banyak manfaat bagi masyarakat dan bagi pelayanan di kantor,
tingkat seriousnessnya diberi 4 poin, masalah ini dianggap serius karena berpengaruh pada
terbatasnya informasi yang diterima masyarakat untuk melakukan proses layanan PBB-P2
dan BPHTB, diberi 5 poin pada tingkat growthnya, dampak masalah ini jika tidak ditangani
segera adalah kualitas pelayanan tidak akan meningkat, pemahaman masyarakatpun terbatas
sehingga membuat masyarakat selalu bertanya-tanya mengenai persayaratan yang harus
dipenuhi untuk mengurus PBB-P2 dan BPHTB.
2.2.2 Penetepan Isu Terpilih
Setelah melewati proses identifikasi isu menggunakan kriteria APKL dan USG dengan
skor 13, maka didapatkan 1 isu prioritas yang akan menjadi fokus pembahasan aktualisasi
nilai ASN oleh penulis yaitu : Minimnya Pemahaman Masyarakat Tentang Pelayanan dan
Persyaratan PBB-P2 dan BPHTB di Kantor Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah
Kabupaten Labuhanbatu Selatan.
Setelah mendapatkan isu terpilih, penulis melakukan proses analisa sebab-akibat
menggunakan Diagram tulang ikan/Fishbone terhadap isu yang terpilih, hal ini diperlukan
untuk mengetahui sejumlah faktor yang terkait dengan isu terpilih yaitu
“Minimnya Pemahaman Masyarakat Mengenai Informasi Pelayanan dan Persyaratan
PBB-P2 dan BPHTB di Kantor Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten
Labuhanbatu Selatan”
Gambar 2.4 Diagram Fishbone
MAN
PRODUCT Belum ada arahan atasan
Belum tersedia media untuk membuat media
informasi bagi informasi tersebut
masyarakat Minimnya
Pemahaman
Masyarakat Mengenai
Informasi Pelayanan
dan Persyaratan
Administrasi PBB-P2
dan BPHTB di
KantorBappenda
PRICE Labusel
Belum ada dana
dianggarkan utk
penyediaan media
informasi
Dari hasil analisa menggunakan diagram fishbone terdapat beberapa kategori permasalahan yang
menyebabkan terjadinya isu “Minimnya Pemahaman Masyarakat Mengenai Informasi
Pelayanan dan Persyaratan PBB-P2 dan BPHTB di Kantor Badan Pengelolaan Pendapatan
Daerah Kabupaten Labuhanbatu Selatan. yaitu :
a. Dari segi product, belum adanya media informasi yang sampai kepada masyarakat.
b. Dari segi man, belum ada arahan dari atasan untuk menyediakan media informasi tersebut
c. Dari segi price, belum ada dana yang dianggarkan untuk pembuatan media tersebut
Role model adalah panutan, yang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia sama artinya
dengan teladan yaitu suatu yang patut ditiru atau baik untuk dicontoh seperti teladan,
kelakuan, perbuatan, sifat dan sebagainya. Saya memilih satu Role Model di Unit kerja saya,
yaitu Kepala Subbidang Pelayanan, Pengolahan Data dan Informasi bidang PBB-P2 dan
BPHTB.
NIP : 198109222011012004
Sesuai dengan Undang Undang No 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
(ASN). Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil dilaksanakan mengacu pada
ANEKA sebagai prinsip yang menjadi landasan dalam menjalankan profesi yaitu
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi. Adapun
detail dari nilai-nilai yang terkandung dalam ANEKA adalah sebagai berikut:
3.2.1.1 Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk
memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Nilai-nilai yang terkandung
dalam akuntabilitas yang harus dimiliki Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk diterapkan
di unit kerja yaitu, kepemimpinan, transparasi, integritas, tanggung jawab, keadilan,
3.2.1.2 Nasionalisme
Sebagai pelaksana kebijakan pelayanan publik tentu setiap pegawai ASN harus
memiliki nilai-nilai kepublikan, berorientasi pada kepentingan publik dan senantiasa
Etika publik adalah refleksi tentang baik/buruk, benar/salah prilaku, tindakan dan
keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung
jawab pelayanan publik. Nilai-nilai dasar etika publik antara lain adalah:
1. Memegang teguh nilai-nilai ideologi pancasila.
2. Setia dan mempertahankan UUD NKRI 1945.
3. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
4. Membuat keputusan berdasarkan keahlian.
5. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
6. Memelihara dan menjunjung tinggi prinsip standar etika luhur.
7. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik.
8. Kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah.
9. Memberikan pelayanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, akurat,
berdaya guna, berhasil guna dan santun.
10. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
11. Menghargai komunikasi, konsultasi dan kerjasama.
12. Mengutamakan pencapaian hasil & mendorong kinerja kesetaraan pekerjaan
13. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai perangkat
sistem karir.
Korupsi adalah tindakan melanggar hukum dengan tujuan untuk memperkaya diri sendiri
maupun golongan. Nilai-nilai yang terkandung dalam aspek anti korupsi antara lain:
1. Kejujuran
2. Kepedulian
3. Kemandirian
4. Kedisiplinan
5. Keadilan
6. Tanggung jawab
7. Kerja keras
8. Sederhana
9. Berani
Tabel 3.1 Relevansi Rencana Kegiatan dengan Aktualisasi Nilai-nilai Dasar ASN
4 Membuat darft media informasi Bekerja keras dalam Menanamkan Disiplin waktu
Cermat dalam
berupa poster Bertanggung jawab Melaksanakan perilaku kreatif dan dalam membuat
merancang desain
dan konsisten atas tahapan inovatif dalam draft poster
poster
tugas yang kegiatan. Disiplin pembuatan poster
dilaksanakan sejak dalam
perencanaan sampai ketepatan waktu
selesai menyelesaikan
tugas.
Menyajikan isi
poster dengan
bahasa Indonesia
yang
baik dan benar
5 Membuat draft media informasi berkaitan dengan Bekerja keras dalam Cermat dalam Menanamkan Disiplin waktu
berupa leaflet teliti dalam Melaksanakan merancang desain perilaku kreatif dan dalam membuat
membuat desain tahapan leaflet inovatif dalam draft leaflet
leaflet sebagai kegiatan. Disiplin pembuatan leaflet
bentuk dalam
rasa tanggung jawab ketepatan waktu
untuk mencapai menyelesaikan
hasil yang maksimal tugas.
Menyajikan isi
leaflet dengan
bahasa Indonesia
yang
baik dan benar
6 Menyajikan informasi dalam Bertanggung jawab Bekerja keras dalam Cermat dan teliti Menggunakan Memanfaatkan
bentuk video dan konsisten atas Melaksanakan dalam membuat waktu yang terbatas waktu dengan
tugas yang tahapan video dengan efektif dan sebaik-baiknya
dilaksanakan sejak kegiatan. Disiplin efisien dalam membuat
perencanaan sampai dalam video
selesai ketepatan waktu
menyelesaikan
tugas.
Menyajikan video
dengan bahasa
Indonesia yang
baik dan benar
Mempresentasikan poster, leaflet Jujur dan transparan Menyajikan hasil Hormat dan sopan Beroientasi pada Berani dan
7
dan video kepada Kasubbid kepada atasan dan pekerjaan dengan kepada mutu dari output bertanggung
Pelayanan saat laporan kepada bahasa yang baik atasan kegiatan jawab ketika
mentor terkait hasil dan benar menyampaikan
desain, proses dan hasil
kendala yang kerja kita kepada
dialami selama atasan.
membuat poster,
leaflet dan video
8 Sosialisasi brosur, Bertanggung jawab Sosialisasi Berkomunikasi Menggunakan Disiplin waktu
poster, dan video dan dilaksanakan dengan waktu ketika
partisipatif dalam untuk kepentingan baik dan sosialisasi dengan mengadakan
penyelenggaraan bersama menerapkan sikap efektif sosialisasi
sosialisasi dan dilaksanakan yang baik saat dan efisien
dengan melakukan
tetap memelihara sosialisasi.
ketertiban
3.3 Relevansi Rencana Aktualisasi dengan Kedudukan dan Peran PNS dalam
NKRI
Pengelolaan atau manajemen ASN adalah kebijakan dan praktek dalam mengelola
aspek manusia atau SDM dalam organisasi, baik untuk PNS maupun PPK. Manajemen
ASN akan membuat seorang ASN mengerti apa saja kedudukan, peran, hak, kewajiban
dan kode etik ASN.
1. Kedudukan ASN : Kedudukan ASN berada di pusat, daerah, dan luar negeri,
namun demikian pegawai ASN merupakan satu kesatuan.
2. Peran ASN : Peran ASN adalah sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan
publik, dan perekat pemersatu bangsa
3. Hak dan kewajiban ASN : Seorang ASN mempunyai kewajiban dan hak sebagai
berikut : Gaji, tunjangan dan fasilitas, cuti, jaminan pensiun dan jaminan hari tua,
perlindungan, dan pengembangan kompetensi
4. Kode etik dan kode perilaku ASN : Kode etik dan kode perilaku bertujuan untuk
menjaga martabat dan kehormatan ASN. Kode etik dan kode perilaku berisi
pengaturan perilaku agar pegawai ASN. Melaksanakan tugasnya dengan jujur,
bertanggung jawab, dan berintegritas tinggi. Melaksanakan tugasnya dengan
cermat dan disiplin, Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan,
Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan,
Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat yang
berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan dan etika pemerintahan, Menjaga kerahasiaan yang menyangkut
kebijakan negara, Menggunakan kekayaan dan BMN secara bertanggung jawab,
efektif, dan efisien, menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam
melaksanakan tugasnya, memberikan informasi secara benar dan tidak
menyesatkan kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan
kedinasan, tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status,
kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau
manfaat bagi diri sendiri atau orang lain, memagang teguh nilai dasar ASN dan
selalu menjaga reputasi dan integritas ASN dan melaksanakan ketentuan
peraturan perundang-undangan mengenai disiplin pegawai ASN.
Pelayanan publik adalah pemberian layanan atau melayani keperluan orang atau
masyarakat dan/atau organisasi lain yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu,
sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang ditentukan dan ditujukan untuk
memberikan kepuasan kepada penerima pelayanan. Terdapat 3 unsur penting dalam
pelayanan publik, yaitu
a. Organisasi penyelenggara pelayanan publik;
b. Penerima layanan (pelanggan), yaitu orang, masyarakat atau organisasi yang
berkepentingan;
c. Kepuasan yang diberikan dan/atau diterima oleh penerima layanan (pelanggan).
Prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan pelayanan prima adalah:
1. Partisipatif
7. Efisien
Cara mewujudkan tujuan dilakukan dengan prosedur sederhana, tenaga kerja yang
sedikit, dan biaya yang murah.
8. Aksesibel
Pelayanan publik yang harus dapat dijangkau oleh warga negara yang
membutuhkan dalam arti fisik (dekat, terjangkau dengan kendaraan publik, mudah
ditemukan, dan lain – lain) dan dapat dijangkau dalam arti non – fisik yang terkait
dengan biaya dan persyaratan yang harus dipenuhi.
9. Akuntabel
Penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat dipertanggungjawabkan secara
terbuka kepada masyarakat melalui media publik baik secara cetak maupun
elektronik.
10. Berkeadilan
Penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat dijadikan sebagai alat pelindung
kelompok rentan dan mampu menghadirkan rasa keadilan bagi kelompok lemah
ketika berhadapan dengan kelompok kuat.
Prinsip-prinsip pelayan prima antara lain:
a. Responsif terhadap pelanggan/ memahami pelanggan.
b. Membangun visi dan misi pelayanan.
c. Menetapkan standar pelayanan dan ukuran kinerja pelayanan, sebagai dasar
pemberian pelayanan.
d. Pemberian pelatihan dan pengembangan pegawai terkait bagaimana memberikan
pelayanan yang baik, serta pemahaman tugas dan fungsi organisasi.
e. Memberikan apresiasi kepada pegawai yang telah melaksanakan tugas
pelayanannya dengan baik.
Tabel 3.2 Relevansi Rencana Aktualisasi dengan Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI
Mempresentasikan poster, leaflet dan video kepada Mendapat arahan mentor melibatkan atasan dan rekan Berkaitan dengan prinsip
7 Kasubbid Pelayanan sekaligus atasan langsung kerja untuk turut serta pelayanan yaitu partisipatif
dikantor melihat presentasi penulis
8 Sosialisasi brosur, poster, dan video Berkaitan dengan peran Terjadi koordinasi antara Kegiatan ini untuk
ASN sebagai pelaksana penulis dan publik menciptakan pelayanan
kebijakan publik dan publik yang baik bagi
pelayan publik masyarakat
3.4 Rancangan Aktualisasi
3. Membuat draft media • Bekerja keras dalam maksimal.sasaran yang yang tinggi
dalam bentuk leaflet melaksanakan tahapan ingin dicapai
kegiatan. Disiplin adalah”terselenggarany
dalam a administrasi
ketepatan waktu perkantoran yang
menyelesaikan tugas. berkualitas. media
Bahasa Indonesia yang informasi tsb memberi
baik dan benar kemudahan bagi
(Nasionalisme) masyarakat dalam
• Cermat dalam pengurusan PBB dan
merancang mendorong masyarakat
desain leaflet, jujur atas utk taat pajak.
kondisi yang terjadi
saat
ini dan kesulitan yang
dialami saat konsultasi.
Hormat dan sopan
kepada
atasan dan mentor.
Menerima dan taat
pada
perintah dari atasan dan
mentor (Etika Publik)
• Menggunakan waktu
yang terbatas dengan
efektif dan efisien
(Komitmen Mutu)
• Sopan santun (Etika
Publik
4 Membuat 1. Mengumpulkan Media informasi • Bertanggung jawab dan Kegiatan yang saya PROFESIONALISME
penyajian data mengenai dalam bentuk konsisten atas tugas lakukan sesuai dengan Bekerja tuntas dan
informasi dalam pelayanan dan video yang tujuan organisasi akurat atas dasar
Pelaksanaan kegiatan dilakukan mulai tanggal 28 November sampai dengan 26 Desember 2021 (30 hari kerja) yang hasilnya akan
dilaporkan pada 29 Desember 2021.
BULAN
NO KEGIATAN NOVEMBER DESEMBER
IV I II III IV
1 Persiapan Aktualisasi (Membuat kuesioner mengenai
pemahaman masyarakat tentang pelayanan dan
persyaratan administrasi PBB-P2 dan BPHTB yang akan
disebarkan kepada responden secara online)
2 Membuat draft media informasi berupa poster yang
berisi tentang alur pelayanan dan persyaratan administrasi
PBB-P2 dan BPHTB
3 Membuat draft media informasi berupa leaflet yang
berisi tentang alur pelayanan dan persyaratan administrasi
PBB-P2 dan BPHTB
4 Membuat media informasi berupa video yang berisi
tentang alur pelayanan dan persyaratan administrasi PBB-
P2 dan BPHTB
5 Persetujuan desain bentuk poster, leaflet dan video