Anda di halaman 1dari 38

RANCANGAN AKTUALISASI

PELATIHAN
OPTIMALISASI MANAJEMEN PENDOKUMENTASIAN DAN
KERTAS KERJA PELAKSANAAN EVALUASI ATAS
REKOMENDASI HASIL PEMERIKSAAN INSPEKTORAT
KABUPATEN MUARA ENIM

HALAMAN JUDUL

Andi Kurniawan
NIP 199404182022031003
NDH: 33

PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA SELATAN


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
DAERAH PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III
ANGKATAN XVI
DI KABUPATEN MUARA ENIM
TAHUN 2022

i
LEMBAR PERSETUJUAN
RANCANGAN AKTUALISASI

OPTIMALISASI MANAJEMEN PENDOKUMENTASIAN DAN KERTAS


KERJA PELAKSANAAN EVALUASI ATAS REKOMENDASI HASIL
PEMERIKSAAN INSPEKTORAT KABUPATEN MUARA ENIM

ANDI KURNIAWAN, S.H.


NIP 199404182022031003
NDH 33

Telah diseminarkan dan disetujui pada:


Hari/Tanggal : Kamis, 6 Oktober 2022
Tempat :

COACH, MENTOR,

Dr. H. Lamazi, S.Pd., M.Si Marizon Alkapula


Pembina Tk. I Penata Tk. I
NIP. 196705211997021001 NIP. 197003111990031002

Mengetahui/Menyetujui Oleh:
a.n. Kepala BKPSDM Kabupaten Muara Enim
Kepala Bidang Pengembangan Kompetensi Aparatur

Helyus Afrian, S.H


Pembina
NIP. 197909142006041014

i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhana wata’la
atas Tanpa bantuan dan kekuatan-Nya penulis tidak akan mampu
menyelesaikan atau bahkan membuat rancangan aktualisasi ini.
Selama proses penyelesaian karya tulis ini penulis sangat
berterima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan dukungan
kepada penulis. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Kurniawan, AP,M.Si selaku PJ Bupati Muara Enim;
2. Bapak Suhermansyah, ST, M.Eng., CGCAE selaku Inspektur
Kabupaten Muara Enim;
3. Bapak Harson Sunardi, S.AP., M.Si, selaku Kepala BKPSDM
Kabupaten Muara Enim;
4. Bapak Helyus Afrian, S.H selaku Kepala Bidang Pengembangan
Kompetensi Aparatur BKPSDM Kabupaten Muara Enim;
5. Ibu Hj. Elly Yuliar, S.T. selaku Sekretaris Inspektorat Kabupaten
Muara Enim;
6. Bapak Marizon Alkapula selaku Kepala Sub Bagian Administrasi dan
Umum Inspektorat Kabupaten Muara Enim sekaligus mentor dan
atasan langsung penulis;
7. Bapak Rabitha Alam, S.E selaku Ketua Tim Evaluasi dan Pelaporan
Inspektorat Kabupaten Muara Enim;
8. Bapak Dr. H. Lamazi, S.Pd., M.Si selaku Coach yang telah
membimbing dan memberikan arahan dalam penyusunan rancangan
ini;
9. Orang tua dan saudara kandung penulis yang selalu mengiringi setiap
langkah penulis selama melaksanakan kegiatan Pelatihan Dasar
CPNS Kabupaten Muara Enim serta kerabat dan keluarga yang selalu
memberikan dukungan kepada penulis.

ii
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dari rancangan
aktualisasi ini. Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun untuk kesempurnaan rancangan aktualisasi ini.

Muara Enim, Oktober 2022

Andi Kurniawan

iii
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Analisa Isu Instansi.......................................................................15


Tabel 2 Matriks Rancangan.......................................................................24
Tabel 3 Jadwal Kegiatan............................................................................30
Tabel 4 Kendala dan Antisipas..................................................................31

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 Kantor Inspektorat Kab. Muara Enim......................................6


Gambar 1. 2 Struktur Organisasi Inspektorat..............................................7

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam rangka mencapai tujuan nasional sebagaimana tercantum
dalam alinea ke-4 Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945), diperlukan Aparatur Sipil Negara
(“ASN”) yang profesional, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik
korupsi, kolusi, dan nepotisme, mampu menyelenggarakan pelayanan
publik bagi masyarakat dan mampu menjalankan peran sebagai perekat
persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. 1
Pegawai ASN diserahi tugas untuk melaksanakan tugas pelayanan publik,
tugas pemerintahan, dan tugas pembangunan tertentu. Tugas pelayanan
publik dilakukan dengan memberikan pelayanan atas barang, jasa,
dan/atau pelayanan administratif yang disediakan Pegawai ASN.
Kedudukan ASN dalam NKRI ini diatur dalam Undang-Undang No.
5 Tahun 2014 tentang ASN yaitu sebagai unsur aparatur negara yang
berfungsi sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, dan perekat
dan pemersatu bangsa. Profesi ASN berlandaskan pada prinsip nilai
dasar, kode etik dan kode prilaku, komitmen, integrasi moral, dan
tanggung jawab pada pelayanan publik, kompetensi yang diperlukan
sesuai dengan bidang tugas, kualitas akademik, jaminan perlindungan
hukum dalam melaksanakan tugas, dan profesionalitas jabatan. Kegiatan
Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (Latsar CPNS) ini diharapkan
dapat membangun nilai-nilai tersebut demi mewujudkan ASN yang
profesional dan berkelas dunia.
Dalam rangka penguatan budaya kerja sebagai salah satu strategi
transformasi pengelolaan ASN menuju pemerintahan berkelas dunia
(world class government) serta untuk melaksanakan ketentuan Pasal 4
tentang nilai dasar dan Pasal 5 tentang kode etik dan kode perilaku
1
Penjelasan UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN), LN
Tahun 2014 No. 6, TLN No. 5494

1
Undang-undang No. 5 tahun 2014 tentang ASN diperlukan keseragaman
nilai-nilai dasar ASN. Sehingga pada tanggal 27 Juli 2021 Presiden
Republik Indonesia telah meluncurkan core values (nilai-nilai dasar) ASN
BerAKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis,
Loyal, Adaftif, dan Kolaboratif) dan employer branding ASN "Bangga
Melayani Bangsa".2 Dengan adanya core value ini diharapkan dapat
memberikan penguatan budaya kerja ASN yang profesional sekaligus
memudahkan proses adaptasi bagi ASN ketika melakukan mobilisasi
antar instansi Pemerintah. Adanya core value yang berlaku umum dapat
memperkuat peran ASN sebagai perekat dan pemersatu bangsa.
Core value dan employer branding tersebut diintegrasikan dalam
bentuk Manajemen ASN dan Smart ASN. Manajemen ASN adalah
pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang professional,
memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari
praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih
menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan
agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul
selaras dengan perkembangan jaman. 3 Sementara itu, Smart ASN
merupakan konsep literasi digital yang berperan penting untuk
meningkatkan kemampuan kognitif ASN di Indonesia agar
keterampilannya tidak sebatas mengoperasikan gawai. Kerangka kerja
literasi digital terdiri dari kurikulum digital skill, digital safety, digital culture,
dan digital ethics. Kerangka kurikulum literasi digital ini digunakan sebagai
metode pengukuran tingkat kompetensi kognitif dan afektif ASN dalam
menguasai teknologi digital.

2
Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi No. 20 Tahun 2021 tentang Implementasi Core Values dan Employer Branding
Aparatur Sipil Negara
3
Lembaga Administrsi Negara (LAN), Modul Manajemen ASN, hlm. 16

2
Berdasarkan hal tersebut, sebagai sebuah rancangan aktualisasi
penulis di unit kerjanya yaitu Inspektorat Kabupaten Muara Enim,
dibutuhkan penelaahan isu-isu yang terdapat pada instansi untuk di
analisis sebab, dampak, dan rekomendasinya. Inpektorat daerah
menjalankan tugas membantu Bupati dalam melaksanakan fungsi
pembinaan dan pengawasan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah dan tugas pembantuan oleh perangkat daerah. Salah
satu fungsi tersebut yaitu dengan melaksanakan evaluasi atas Laporan
Hasil Pemeriksaan (LHP) yang diterbitkan dan diteruskan kepada Objek
Pemeriksaan (Obrik). Hal tersebut untuk mengetahui sejauh mana Obrik
telah memenuhi dan melaksanakan rekomendasi dari LHP. Saat ini
informasi dan keakuratan data terkait tindak lanjut masih belum optimal
sehingga menjadi salah satu penyebab yang menghambat penyusunan
Laporan Hasil Evaluasi. Selain itu, pelaksanaan evaluasi dan tindak lanjut
sangat bergantung pada kepatuhan Obrik untuk melaksanakan
rekomendasi hasil pemeriksaan, sehingga menjadi penyebab tidak
update-nya data.
Lebih lanjut, pendokumentasian dan update atas rekomendasi yang
telah disampaikan oleh Obrik masih dilakukan manual tanpa adanya
kertas kerja, kondisi saat ini hanya mengandalkan lembar Sistem
Monitoring Hasil Pemeriksaan (SIMHP) yang memiliki kelemahan, yaitu:
1) Rincian rekomendasi kurang lengkap, sehingga harus dilakukan
double checking dengan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP);
2) Template SIMHP di desain ringkas berbentuk matriks sehingga untuk
rincian dalam jumlah banyak akan mengakibatkan tulisan sulit terbaca
dan terlihat sangat padat;
3) Tidak terdapat check list pemenuhan dokumen yang sudah atau
belum diserahkan/ditindaklanjuti oleh Obrik, termasuk waktu dan
penerima dokumen.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk dapat
berkontribusi memberikan rekomendasi perbaikan bagi instansi dengan

3
menentukan judul aktualisasi “Optimalisasi Manajemen
Pendokumentasian dan Kertas Kerja Pelaksanaan Evaluasi atas
Rekomendasi Hasil Pemeriksaan”.

B. Tujuan dan Manfaat


1. Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan isu sebagaimana di uraikan di
atas, maka tujuan dari rancangan aktualisasi ini yaitu sebagai berikut:
a. CPNS dapat menerapkan nilai dasar, kode etik dan kode prilaku,
komitmen, integrasi moral, dan tanggung jawab pada pelayanan
publik, kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas,
kualitas akademik, dan profesionalitas jabatan. Memahami ASN
BerAKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntable, Kompeten,
Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif) sebagai core value juga
memahami Management ASN dan SMART ASN.
b. CPNS dapat menerapkan rancangan aktualisasi di Inspektorat dan
mengoptimalkan pelaksanaan evaluasi atas rekomendasi hasil
pemeriksaan. Dengan harapan tercapainya efisiensi dalam
menjalankan tugas evaluasi di Inspektorat Kabupaten Muara Enim.
2. Manfaat
Rancangan aktualisasi ini diharapkan mampu memberikan manfaat
sebagai berikut:

a. Bagi Penulis
Sebagai bentuk realisasi nilai-nilai ASN BerAKHLAK di lingkungan
Inspektorat Kabupaten Muara Enim dan Untuk memudahkan
pekerjaan penulis dalam pelaksanaan tugas evaluasi di Inspektorat
Kabupaten Muara Enim;
a. Bagi Unit Kerja
Sebagai bentuk manajemen pendokumentasian hasil evaluasi atas
rekomendasi hasil pemeriksaan agar lebih optimal dan agar

4
tersedianya kertas kerja serta data update yang dapat membantu
pelaksanaan evaluasi
C. Ruang Lingkup
Ruang Lingkup Aktualisasi meliputi kegiatan aktualisasi di
Inspektorat Kabupaten Muara Enim yang akan dilaksanaakan dari tanggal
10 Oktober 2022 – 25 November 2022 dengan menerapkan core value
ASN BerAKHLAK yaitu Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten,
Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif. Adapun isu yang diangkat
terkait dengan Optimalisasi Manajemen Pendokumentasian dan Kertas
Kerja Pelaksanaan Evaluasi Atas Rekomendasi Hasil Pemeriksaan
Inspektorat Kabupaten Muara Enim.

5
BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI (HABITUASI)
A. Deskripsi Organisasi
1. Profil Organisasi
Inspektorat Kabupaten Muara Enim memiliki peran dan posisi
sebagai Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP). Dipimpin oleh
seorang Inspektur yang berada di bawah dan bertanggungjawab langsung
kepada Bupati.4 Inspektorat Kabupaten Muara Enim terletak di Jalan
Lintas Muara Enim-Palembang Desa Kepur Kabupaten Muara Enim.

Gambar 1. 1 Kantor Inspektorat Kab. Muara Enim


Sebagai Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP), Inspektorat
Daerah memiliki peran dan unit kerja yang sangat strategis baik ditinjau
dari aspek fungsi dan tanggung jawab dalam manajemen maupun dari
segi pencapaian visi dan misi serta program-program pemerintah. Dari
segi fungsi-fungsi dasar manajemen, Inspektorat Daerah mempunyai
kedudukan yang setara dengan fungsi perencanaan atau fungsi
pelaksanaan. Sedangkan dari segi pencapaian visi, misi dan program-
program pemerintah, Inspektorat Daerah menjadi pilar yang bertugas

4
Perda Kabupaten Muara Enim No. 08 Tahun 2019 tentang Pembentukan dan Susunan
Perangkat Daerah jo. Peraturan Bupati Muara Enim No. 26 Tahun 2020 tentang Perubahan
Keempat atas Peraturan Bupati Muara Enim No. 31 Tahun 2016 tentang Susunan, Kedudukan,
Tugas Fungsi dan Struktur Organisasi Inspektorat, Satuan Polisi Pamong Praja, Dinas, Badan,
Kecamatan dan Kelurahan.

6
dalam melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan pembinaan atas
penyelenggaraan pemerintahan Kabupaten/Kota dan pelaksanaan urusan
pemerintahan Kabupaten/Kota, berdasarkan asas desentralisasi,
dekonsentrasi, dan tugas pembantuan. APIP yang berjalan dengan baik
dapat mencegah kecurangan, menghasilkan keluaran yang berharga
untuk menjadi masukan bagi pihak auditor eksternal, eksekutif dan
legislatif dalam memperbaiki pengelolaan dan pertanggungjawaban
keuangan daerah pada waktu yang akan datang.
Adapun struktur Organisasi Inspektorat Kabupaten Muara Enim:

Gambar 1. 2 Struktur Organisasi Inspektorat

2. Visi, Misi, dan Nilai-nilai Organisasi


Visi dan Misi Inspektorat Kabupaten Muara Enim berisi penjabaran
visi, misi dan program dari Bupati dan Wakil Bupati Muara Enim terpilih.
Adapun visi dan misi tersebut adalah sebagai berikut:
Visi : “Muara Enim untuk Rakyat yang Agamis, Berdaya Saing, Mandiri,
Sehat, dan Sejahtera”
Misi :

7
1) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang beriman,
bertaqwa, cerdas dan mandiri;
2) Mewujudkan pembinaan anak yatim, yatim piatu dan duafa dan
bantuan langsung kepada keluarga miskin hingga mandiri;
3) Mewujudkan daya saing ekonomi daerah melalui penguatan
komoditas dan produk unggulan desa di sector agribisnis, agroindustri
dan agropolitan;
4) Mewujudkan pendidikan dan kesehatan yang mudah dijangkau dan
bebas biaya;
5) Meningkatkan infrastruktur dan suprastruktur dasar yang berkualitas
secara merata dan mendukung terwujudnya jalan tol Muara Enim-
Indralaya-Palembang;
6) Memanfaatkan potensi SDA untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
dan industri dengan memperhatikan pengelolaan tata ruang dan
lingkungan;
7) Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang profesional, kredibel dan
berorientasi pada peningkatan pelayanan publik.
Inspektorat sebagai institusi di bawah Pemerintah Kabupaten
Muara Enim bertugas untuk mendukung dan berperan secara langsung
untuk mencapai visi dan misi tersebut terutama untuk mewujudkan tata
kelola Pemerintahan yang profesional, kredibel, dan berorientasi pada
peningkatan pelyanan publik.

Nilai Nilai Organisasi:


1) Integritas: Konsistensi dalam menjaga dedikasinya pada pelaksanaan
tugas, dan kemampuan untuk memberikan pertanggungjawaban yang
dilandasi dengan kejujuran, yang mencakup masalah etika dan
spiritual.
2) Profesional: Menjadi aparat pengawas internal pemerintah yang
dapat dipercaya dengan menjaga dan menerapkan keahlian profesi
dan mencegah benturan kepentingan dalam pelaksanaan tugas.

8
3) Kebebasan/Independence: Independensi dalam sikap dan dalam
penampilan.
4) Kualitas: Kualitas merupakan sesuatu yang dinamis yang selalu
diasosiasikan dengan produk, jasa, orang, proses, dan lingkungan.
5) Pemberdayaan/empowerment: Konsep pemberdayaan selalu
dikaitkan dengan pendekatan partisipasi dan kemitraan dalam
manajemen pembangunan, dan memberikan penekanan pada
desentralisasi dalam proses pengambilan keputusan agar diperoleh
hasil yang diharapkan dengan cara yang paling efektif dan efisien
dalam pelaksanaan pembangunan.
6) Kerjasama: Komitmen di antara para anggota organisasi sangat
diperlukan untuk saling mendukung satu sama lain dalam rangka
mewujudkan visi dan misi organisasi.

B. Deskripsi Isu/Situasi Problematik


Secara umum isu diartikan sebagai suatu fenomena/kejadian yang
diartikan sebagai masalah, sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia isu adalah masalah yang dikedepankan untuk ditanggapi; kabar
yang tidak jelas asal usulnya dan tidak terjamin kebenarannya; kabar
angin; desas desus.5 Isu yang tidak muncul di ruang publik dan tidak ada
dalam kesadaran kolektif publik tidak dapat dikategorikan sebagai isu
strategis (kritikal). Isu kritikal secara umum terbagi ke dalam tiga kelompok
berbeda berdasarkan tingkat urgensinya, yaitu:
1) Isu saat ini (current issue)
2) Isu berkembang (emerging issue), dan
3) Isu potensial.
Masing-masing jenis isu tersebut memiliki karakteristik yang
berbeda, baik dari perspektif urgensi atau waktu maupun analisis dan
strategi dalam menanganinya. Agar isu tidak berkembang menjadi krisis
diperlukan sikap yang proaktif mengidentifikasi isu untuk kemudian
5
Modul II Pelatihan Dasar CPNS, Analisis Isu Kontemporer, (Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara RI), 2019. hlm. 222

9
merespon isu dan menjadikannya keuntungan atau manfaat bagi
organisasi. Beberapa isu yang berkaitan dengan implementasi
Manajemen dan Smart ASN di lingkungan Inspektorat Kabupaten Muara
Enim yaitu sebagai berikut:
1. Belum optimalnya kepedulian terhadap data privacy, meliputi data
pribadi kepegawaian, data pengawasan/audit, dan dokumen yang
berkaitan dengan pelaksanaan tugas dan fungsi yang di upload ke
Google Drive.
Pasca pandemi Covid-19, terjadi akselerasi penggunaan media
digital dalam setiap pelaksanaan tugas di Inspektorat Kabupaten
Muara Enim. Hal yang paling mencolok adalah pengubahan bentuk
dokumen fisik kedalam soft file berbentuk dokumen .pdf atau gambar
.jpg. Saluran yang digunakan untuk distribusi dokumen tersebut lebih
banyak dilakukan melalui Whatsapp dan Link Google Drive, sehingga
sangat sulit dikontrol penyebarluasannya. Dokumen yang dimaksud
sebagai contoh yaitu, korespodensi, nota dinas, hasil reviu tujuan
tertentu, hasil pemeriksaan audit, dan beberapa bentuk laporan.
Idealnya dokumen tersebut terbagi menjadi 2 (dua), yaitu
bersifat biasa dan bersifat terbatas. Pada dokumen-dokumen yang
sifatnya terbatas dibutuhkan perhatian yang lebih apabila harus
didistribusikan secara daring, agar activity log penggunaan dokumen
tersebut dapat dipertanggung jawabkan. Oleh karena itu, Penulis
menganggap hal tersebut sebagai isu yang harus dikontrol dan
ditemukan pemecahan masalahnya agar menjadi instrumen
pengendalian/kontrol dalam pelaksanaannya.
Keterkaitan dengan peran dan kedudukan ASN adalah dalam
pelaksanaan Smart ASN yang harus mengedepankan digital safety
dan digital culture untuk mendukung pengelolaan data digital yang
optimal.

10
2. Belum Optimalnya Manajemen Pendokumentasian dan Kertas
Kerja Pelaksanaan Evaluasi atas Rekomendasi Hasil Pemeriksaan
Setelah Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) diterbitkan dan
diteruskan kepada Objek Pemeriksaan (Obrik) selanjutnya akan
dilaksanakan evaluasi dan tindak lanjut. Hal tersebut untuk mengetahui
sejauh mana Obrik telah memenuhi dan melaksanakan rekomendali
dari LHP. Saat ini informasi dan keakuratan data terkait tindak lanjut
masih belum optimal sehingga menjadi salah satu penyebab yang
menghambat penyusunan Laporan Hasil Evaluasi. Beberapa
penyebabnya, dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Pendokumentasian dan update atas rekomendasi yang telah
disampaikan oleh Obrik masih dilakukan manual tanpa adanya
kertas kerja, kondisi saat ini hanya mengandalkan lembar Sistem
Monitoring Hasil Pemeriksaan (SIMHP) yang memiliki kelemahan,
yaitu:
1) Rincian rekomendasi kurang lengkap, sehingga harus
dilakukan double checking dengan Laporan Hasil Pemeriksaan
(LHP);
2) Template SIMHP di desain ringkas berbentuk matriks sehingga
untuk rincian dalam jumlah banyak akan mengakibatkan tulisan
sulit terbaca dan terlihat sangat padat;
3) Tidak terdapat check list pemenuhan dokumen yang sudah atau
belum diserahkan/ditindaklanjuti oleh Obrik, termasuk waktu
dan penerima dokumen.
b. Pelaksanaan evaluasi dan tindak lanjut sangat bergantung pada
kepatuhan Obrik untuk melaksanakan rekomendasi hasil
pemeriksaan, sehingga menjadi penyebab tidak update-nya data
Berdasarkan hal-hal yang di uraian di atas dapat mengakibatkan
dampak sebagai berikut:

11
a. Terhambatnya penyusunan Laporan Hasil Evaluasi dan surat
stressing terhadap rekomendasi yang belum ditindaklanjuti oleh
obrik;
b. Belum adanya sumber data yang dapat diakses dengan cepat,
sederhana, dan akurat atas evaluasi yang telah dilakukan;
c. Belum optimalnya Penyusunan jadwal kerja tim evaluasi, karena
bersifat menunggu pemenuhan rekomendasi yang dilakukan oleh
obrik.
Idealnya pendokumentasian berupa bukti-bukti pengumpulan
kegiatan evaluasi dapat termenajemen dengan baik. Hal tersebut
paling tidak memuat beberapa indikator, yaitu: dokumen tersusun
sistematis, update data dapat dilakukan dengan cepat, dan
memudahkan dalam pencarian data. Selanjutnya terkait dengan
tersedianya kertas kerja akan menjadikan pelaksanaan evaluasi lebih
efisien. Kertas kerja dapat sekaligus menjadi pedoman bagi penyusun
laporan evaluasi agar data yang digunakan lebih akurat tanpa perlu
melakukan pengecekan satu-persatu terhadap bukti-bukti dokumen
yang telah dikumpulkan sebelumnya.
Keterkaitan dengan peran dan kedudukan ASN adalah
penerapan manajemen ASN dan nilai-nilai dasar, khusunya nilai
Akuntabel. Hal tersebut merupakan keseluruhan dalam meningkatkan
efisiensi, efektifitas, derajat profesioanalisme, penyelenggaraan tugas,
fungsi dan kewajiban kepegawaian yang prima sebagai ASN.

3. Kurangnya edukasi kepada masyarakat terkait dengan Sistem


Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Publik Nasional (SP4N Lapor)
sebagai salah satu instrumen pengawasan yang dapat dilakukan
oleh masyarakat.
SP4N Lapor bertujuan untuk pengawasan program dan kinerja
Pemerintah termasuk pemerintah daerah dalam penyelenggaraan
pembangunan dan pelayanan publik yang penting sebagai sarana

12
evaluasi Pemerintah dalam menjalankan program-programnya yang
mudah diakses oleh masyarakat melalui website lapor.go.id atau SMS
ke 1708 untuk menyampaikan aspirasi dan aduan yang terjadi di
lapangan. Berkaitan dengan fungsi pengawasan yang dilakukan oleh
Inspektorat Muara Enim, fasilitas ini tentu harus dioptimalkan sebagai
bagian partisipasi masyarakat untuk turut serta berkontribusi
melakukan pengawasan pelaksanaan pemerintah daerah. Namun
hingga saat ini masih banyak masyarakat yang belum mengetahui
kanal pengaduan tersebut, sehingga mengakibatkan banyak peristiwa
hanya viral di media sosial namun tidak dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya berdasarkan bukti pendukung yang memadai.

4. Tingkat Penguasaan Teknologi Berbasis Aplikasi/Internet Pegawai


Inspektorat Kabupaten Muara Enim Belum Optimal
literasi digital adalah sebuah konsep dan praktik yang bukan
sekadar menitikberatkan pada kecakapan untuk menguasai teknologi.
Lebih dari itu, literasi digital juga banyak menekankan pada kecakapan
pengguna media digital dalam melakukan proses mediasi media digital
yang dilakukan secara produktif. 6 Dunia digital saat ini telah menjadi
bagian dari keseharian kita. Berbagai fasilitas dan aplikasi yang
tersedia pada gawai sering kita gunakan untuk mencari informasi
bahkan solusi dari permasalahan kita sehari-hari. Literasi Digital
menjadi kemampuan wajib yang harus dimiliki oleh masyarakat untuk
saling melindungi hak digital setiap warga negara. 7
Saat ini pelaksanaan pengawasan yang dilakukan oleh APIP
baik berupa reviu, monitoring, dan/atau pelaporan tugas tertentu
kepada BPKP, Kementerian PANRB, dan/atau Kementerian Dalam

6
Modul Smart ASN, (Jakarta: Lembaga Administrasi Negara), 2021, hlm.
110, mengutip Kurnia, N., & Astuti, S.,I. (2017). Peta gerakan literasi digital di
Indonesia: studi tentang pelaku, ragam kegiatan, kelompok sasaran dan mitra
Informasi, 47(2), 149-166.
7
Modul Smart ASN, (Jakarta: Lembaga Administrasi Negara), 2021, hlm.
256

13
Negeri sangat bergantung dengan penggunaan aplikasi. Beberapa
yang membutuhkan kecermatan dan keahlian khusus diantaranya
terkait dengan Monitoring P3DN melalui Aplikasi Siswas P3DN, Reviu
PAPBJ BPKP, Evaluasi Maturitas SPIP, dan Evaluasi Reformasi
Birokrasi. Oleh karena itu, Penulis mengaggap hal tersebut sebagai isu
yang harus dikontrol dan ditemukan pemecahan masalahnya agar
menjadi instrumen yang dapat mendukung tugas dan fungsi Pegawai
Inspektorat Kabupaten Muara Enim.

5. Belum optimalnya kanal sosial media sebagai sarana informasi


fungsi dan tugas kepada masyarakat.
Inspektorat memiliki peran sentral sebagai pengawas
pelaksanaan kegiatan pemerintahan di Kabupaten Muara Enim,
sehingga membutuhkan partisipasi masyarakat dalam mendukung
fungsi pengawasan tersebut. Namun saat ini belum terdapat media
yang dapat menjadi saluran informasi bagi masyarakat. Menurut
penulis, media sosial merupakan sarana paling tepat sebagai
perpanjangan lidah sebuah instansi untuk menyampaikan berbagai
informasi terkait dengan fungsi, tugas, dan kegiatan-kegiatan lainnya.

C. Analisa Isu
Berdasarkan beberapa isu yang telah disajikan, penulis memilih
menggunakan Teknik Tapisan Isu untuk menentukan isu yang akan
dibahas penyebab, dampak, dan rekomendasinya. Metode yang
digunakan untuk menentukan prioritas masalah adalah metode USG
(Urgency, Seriousness, Growth).8 USG adalah salah satu alat untuk
menyusun urutan prioritas isu yang harus diselesaikan. Caranya dengan
tingkat urgensi, keseriusan, dan perkembangan isu dengan menentukan
nilai 1 – 5. Isu yang memiliki skor tertinggi adalah isu prioritas.
8
Modul II Pelatihan Dasar CPNS, Analisis Isu Kontemporer, (Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara RI), 2019. hlm. 227

14
1. Urgency, keterkaitan dengan seberapa mendesak isu tersebut untuk
diselesaikan kaitannya dengan waktu dan seberapa keras tekanan
untuk memecahkan isu tersebut. Urgensi dilihat dari mendesak atau
tidaknya masalah tersebut untuk diselesaikan.
2. Seriousness, keterkaitan dengan seberapa serius isu tersebut segera
diselesaikan dikaitkan dengan akibat yang timbul dari penundaan
pemecahan masalah isu tersebut baik masalah yang menimbulkan
maupun yang ditimbulkan oleh isu tersebut. Seriousness dilihat dari
dampak masalah tersebut terhadap produktifitas kerja, pengaruh
terhadap keberhasilan dan membahayakan sistem atau tidak.
3. Growth, keterkaitan dengan kemungkinan isu tersebut jadi semakin
memburuk bila dibiarkan.
Tabel 1 Analisa Isu Instansi
Kriteria
No Isu U S G Jumlah Peringkat
(1-5) (1-5) (1-5)
Belum optimalnya kepedulian
terhadap data privacy, meliputi
data pribadi kepegawaian, data
1 pengawasan/audit, dan 5 4 4 13 2
dokumen yang berkaitan dengan
pelaksanaan tugas dan fungsi
yang di upload ke Google Drive.
Belum Optimalnya Manajemen
Pendokumentasian dan Kertas
2 Kerja Pelaksanaan Evaluasi atas 5 5 4 14 1
Rekomendasi Hasil
Pemeriksaan
Kurangnya edukasi kepada
masyarakat terkait dengan
Sistem Pengelolaan Pengaduan
Pelayanan Publik Nasional
3 4 4 4 12 4
(SP4N Lapor) sebagai salah
satu instrumen pengawasan
yang dapat dilakukan oleh
masyarakat.
Tingkat Penguasaan Teknologi
Berbasis Aplikasi/Internet
4 5 4 3 12 3
Pegawai Inspektorat Kabupaten
Muara Enim Belum Optimal
5 Belum optimalnya kanal sosial 4 4 3 11 5
media sebagai sarana informasi

15
fungsi dan tugas kepada
masyarakat.

Keterangan:

Urgency (U) Seriousness (S) Growth (G)


5 : Sangat Mendesak 5 : Sangat Serius 5 : Sangat Berdampak
4 : Mendesak 4 : Serius 4 : Berdampak
3 : Cukup Mendesak 3 : Cukup Serius 3 : Cukup Berdampak
2 : Tidak Mendesak 2 : Tidak Serius 2 : Tidak Berdampak
1 : Sangat Tidak Mendesak 1 : Sangat Tidak Serius 1 : Sangat Tidak Berdampak

Berdasarkan analisa menggunakan instrumen USG didapatkan isu


utama dengan nilai tertinggi yaitu “Belum Optimalnya Manajemen
Pendokumentasian dan Kertas Kerja Pelaksanaan Evaluasi atas
Rekomendasi Hasil Pemeriksaan.”

D. Argumentasi Terhadap Core Issue Terpilih


Setelah mendapatkan core issue terpilih yaitu “Belum Optimalnya
Manajemen Pendokumentasian dan Kertas Kerja Pelaksanaan Evaluasi
atas Rekomendasi Hasil Pemeriksaan.” Selanjutnya dari core issue terpilih
dilanjutkan dengan membuat Matriks Rancangan Aktualisasi yang berisi
kegiatan dan tahapan-tahapan penyelesaian core issue tersebut
dilanjutkan dengan mengaitkannya dengan nilai-nilai dasar profesi
BerAKHLAK, visi misi organisasi, dan nilai-nilai organisasi.
Penulis memilih isu Belum Optimalnya Manajemen
Pendokumentasian dan Kertas Kerja Pelaksanaan Evaluasi atas
Rekomendasi Hasil Pemeriksaan dilatarbelakangi alasan bahwa semakin
tingginya cakupan dan intensitas pemeriksaan di Inspektorat Kabupaten
Muara Enim khususnya yang berkaitan dengan hasil pemeriksaan Dana
Desa (DD) dan Alokasi Dana Desa (ADD), maka dibutuhkan
pendokumentasian dan akses informasi secara cepat, efektif, dan akurat
yang dapat diakses baik oleh pihak-pihak terkait. Selain itu, isu tersebut
dipilih atas dasar pertimbangan sebagai berikut:

16
a. Tersedianya Kertas Kerja akan memudahkan stakeholder untuk
mengakses informasi berkaitan dengan objek pemeriksaan
bersangkutan;
b. Tersedianya Kertas Kerja akan mengoptimalkan proses evaluasi tindak
lanjut yang dilaksanakan oleh tim evaluasi;
c. Penyusunan Laporan Evaluasi dapat lebih terkontrol, cepat, dan
akurat;
d. Obrik selaku pihak yang harus memenuhi dan menjalankan
rekomendasi hasil pemeriksaan dapat lebih memahami kebutuhan tim
evaluasi.
Evaluasi dilaksanakan sebagai bentuk tindak lanjut hasil
pemeriksaan yang dilakukan oleh tim pemeriksa. Hasil pemeriksaan pada
umumnya akan memuat rekomendasi dan hal-hal yang harus diperhatikan
oleh objek pemeriksaan sebagai kewajiban yang harus di tindak lanjuti.
Rekomendasi dan hal-hal yang harus diperhatikan dilaksanakan setelah
objek pemeriksaan menerima surat yang diterbitkan oleh Bupati kepada
Camat dan selanjutnya diteruskan kepada kepala desa yang menjadi
objek pemeriksaan. Saat ini secara regular Inspektorat Kabupaten Muara
Enim melakukan pengawasan terhadap wilayah administrasi yang terbagi
menjadi 20 kecamatan yang terdiri dari 326 desa/kelurahan yaitu 310
desa dan 16 kelurahan.9 Jumlah wilayah yang luas telah mengakibatkan
jumlah laporan hasil pemeriksaan yang harus di tindaklanjuti melalui
evaluasi juga semakin banyak. Kondisi yang terjadi saat ini adalah bahwa
pelaksanaan evaluasi memiliki waiting list yang cukup panjang. Sebagai
gambaran hasil pemeriksaan Dana Desa (DD) dan Alokasi Dana Desa
(ADD) di tahun 2019 baru dilaksanakan evaluasi pada tahun 2022. Hal
tersebut disebabkan beberapa faktor utama yaitu:

9
Pemerintah Kabupaten Muara Enim, Keadaan Geografis, yang diakses melalui
https://www.muaraenimkab.go.id/web/kontent/12/geografis#:~:text=Wilayah
%20administrasi%20Kabupaten%20Muara%20Enim,310%20desa%20dan
%2016%20kelurahan. tanggal 26 September 2022.

17
1) Proses hukum yang sedang dijalani Kepala Desa dan/atau Perangkat
Desa;
2) Tingkat kepatuhan objek pemeriksaan untuk menindaklanjuti
rekomendasi hasil pemeriksaan;
3) Transisi pergantian Kepala Desa/Perangkat Desa;
Permasalahan tersebut memiliki konsekuensi, menumpuknya
dokumen hasil tindak lanjut yang akan dilaksanakan evaluasi maupun
yang sedang on prossess menunggu pemenuhan oleh objek
pemeriksaan. Permasalahan kedua yaitu, saat ini pelaksanaan evaluasi
bergantung pada dokumen berupa sistem monitoring hasil pemeriksaan
(SIMHP) yang menurut penulis memiliki beberapa kelemahan yaitu:
1) Rincian rekomendasi kurang lengkap, sehingga harus dilakukan
double checking dengan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP);
2) Template SIMHP di desain ringkas berbentuk matriks sehingga untuk
rincian dalam jumlah banyak akan mengakibatkan tulisan sulit terbaca
dan terlihat sangat padat;
3) Tidak terdapat check list pemenuhan dokumen yang sudah atau belum
diserahkan/ditindaklanjuti oleh Obrik, termasuk waktu dan penerima
dokumen.
Berdasarkan pengamatan dan pelaksanaan tugas tersebut yang
juga merupakan salah satu tugas dan fungsi penulis, dibutuhkan
manajemen pendokumentasian yang sederhana, akurat, dan mudah untuk
digunakan. Selain itu juga dibutuhkan kertas kerja untuk memudahkan tim
evaluasi menindaklanjuti rekomendasi hasil pemeriksaan yang dapat
diakses dengan cepat, sederhana, dan akurat.

E. Nilai-Nilai Dasar Profesi ASN


1. BerAKHLAK
Untuk menyeragamkan nilai-nilai dasar bagi seluruh ASN di
Indonesia, pada tanggal 27 Juli 2021 telah diresmikan core value Aparatur
Sipil Negara (ASN) yang baru yaitu BerAKHLAK. BerAKHLAK merupakan

18
akronim dari Berorientasi Pelayanan, Akuntable, Harmonis, Loyal, Adaptif,
dan Kolaboratif. Penetapan core value baru ini dilatarbelakangi oleh
adanya perbedaan penerjemahan terhadap nilai-nilai dasar serta kode etik
dan kode prilaku ASN yang tertuang dalam Undang-Undang No. 5 Tahun
2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Oleh karena itu Kemenpan-RB
menetapkan core value baru untuk menciptakan presepsi yang sama atas
nilai-nilai dasar ASN. Core Value ini juga merupakan penggabungan dan
pengrucutan nilai-nilai ASN yang ada diberbagai instansi pemerintahan.
a. Berorientasi Pelayanan
Berorientasi Pelayanan memiliki arti dalam menjalankan tugasnya
ASN harus mengedepankan dan memenuhi kebutuhan masyarakat,
ramah dan dapat diandalkan, serta melakukan perbaikan tiada henti.
Panduan untuk melaksanakan Berorientasi Pelayanan adalah:
1) Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat;
2) Ramah, cekatan, solutif, dan dapat diandalkan;
3) Melakukan perbaikan tiada henti.
b. Akuntabel
Akuntabel memiliki arti dalam menjalankan tugasnya ASN harus
jujur, bertanggungjawab, cermat, disiplin dan berintegritas tinggi. ASN
juga harus hati-hati dalam mengelola kekayaan dan barang milik negara
serta tidak menyalahgunakan jabatan yang diemban. Panduan untuk
melaksanakan Akuntabel adalah:
1) Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat,
disiplin dan berintegritas tinggi;
2) Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif dan efisien;
3) Tidak menyalahgunakan kewenangan jabatan.
c. Kompeten
Kompeten memiliki arti dalam menjalankan tugasnya ASN harus
diberikan kesempatan sebesar-besarnya untuk meningkatkan kompetensi
dirinya sendiri maupun orang sekitarnya serta dituntut untuk

19
melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik. Panduan untuk
melaksanakan Kompeten adalah:
1) Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang
selalu berubah;
2) Membantu orang lain belajar;
3) Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.
d. Harmonis
Penting bagi setiap ASN untuk dapat menciptakan dan
membangun lingkungan kerja yang kondusif. Karena dengan kenyamanan
lingkungan kerja, ASN diyakini dapat lebih produktif. Panduan untuk
melaksanakan Kompeten adalah:
1) Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya;
2) Suka menolong orang lain;
3) Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.
e. Loyal
ASN harus dapat menjaga nama baik sesama ASN, nama baik
pimpinan, nama baik instansi dan tentu saja harus selalu dapat menjaga
nama baik negara. Konsekuensi logis dari adanya loyalitas dan kesetiaan
adalah setiap ASN harus selalu menjaga rahasia jabatan dan negara.
Panduan untuk melaksanakan Loyal adalah:
1) Memegang teguh ideologi Pancasila, UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, NKRI serta pemerintahan yang sah
2) Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan, instansi dan
negara
3) Menjaga rahasia jabatan dan negara
f. Adaptif
Adaptasi dapat dilakukan dengan terus berinovasi dengan
mengembangkan kreativitas. Setiap pegawai juga harus selalu bertindak
proaktif dan tidak hanya berpangku tangan. Panduan untuk melaksanakan
Adaptif adalah:
1) Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan;

20
2) Terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas;
3) Bertindak proaktif.
g. Kolabooratif
Dalam pelaksanaan tugas, kolaborasi di antara setiap aparatur
mutlak harus dilaksanakan. Bersinergi dan memberi kesempatan kepada
berbagai pihak untuk berkontribusi dalam pembangunan, akan dapat
mempercepat pencapaian suatu visi dan cita-cita. Panduan untuk
melaksanakan Kolaboratif adalah:
1) Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk
berkontribusi;
2) Terbuka dalam bekerjasama untuk menghasilkan nilai tambah;
3) Menggerakan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan
bersama.
Hadirnya core values BerAKHLAK menjadi budaya kerja yang baru
untuk setiap ASN di Indonesia. Melayani masyarakat dengan professional,
bertanggung jawab dalam menggunakan sumber daya yang diamanahkan
oleh publik, memiliki kompetensi dalam menangani isu dan masalah
bangsa, menjadi simbol kesatuan dan persatuan bangsa, loyal terhadap
negara Indonesia, mampu beradaptasi dengan segala perubahan dan
siap berkolaborasi dengan seluruh elemen bangsa untuk memberikan
yang terbaik bagi bangsa Indonesia.
2. Manajemen ASN
Manajemen sumber daya manusia merupakan kebijakan, praktik,
dan sistem yang mempengaruhi tindakan maupun kinerja anggota
organisasi yang mencakup menganalisa dan mendesain pekerjaan,
menentukan kebutuhan sumber daya manusia, perekrutan calon
karyawan, seleksi, pelatihan, sampai kegiatan pengembangan.
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai
ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari
intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.

21
3. SMART ASN
Smart ASN memiliki profil yang disiapkan untuk menghadapi era
disrupsi dan tantangan dunia yang semakin kompleks. Profil Smart ASN
meliputi integritas, nasionalisme, profesionalisme, berwawasan global,
menguasai IT dan bahasa asing, berjiwa hospitality, berjiwa
entrepreneurship, dan memiliki jaringan luas. Smart ASN yang tidak
gagap teknologi atau gaptek akan menggiring sistem pemerintahan
Indonesia ke birokrasi 4.0, yang tentu beriringan dengan revolusi industri
4.0. Semua jenis layanan publik yang diselenggarakan pemerintah akan
berbasis digital dan terintegrasi. Tentu, digitalisasi sistem pemerintahan ini
juga diimbangi dengan keamanan siber yang mumpuni.

A. Matriks Rancangan
Unit Kerja : Sub Bagian Umum dan Administrasi
Inspektorat Kabupaten Muara Enim
Identifikasi Isu : 1) Belum optimalnya kepedulian terhadap
data privacy, meliputi data pribadi
kepegawaian, data pengawasan/audit,
dan dokumen yang berkaitan dengan
pelaksanaan tugas dan fungsi yang di
upload ke Google Drive.
2) Belum Optimalnya Manajemen
Pendokumentasian dan Kertas Kerja
Pelaksanaan Evaluasi atas Rekomendasi
Hasil Pemeriksaan.
3) Kurangnya edukasi kepada masyarakat
terkait dengan Sistem Pengelolaan
Pengaduan Pelayanan Publik Nasional
(SP4N Lapor) sebagai salah satu
instrumen pengawasan yang dapat
dilakukan oleh masyarakat.

22
4) Tingkat Penguasaan Teknologi Berbasis
Aplikasi/Internet Pegawai Inspektorat
Kabupaten Muara Enim Belum Optimal
5) Belum optimalnya kanal sosial media
sebagai sarana informasi fungsi dan tugas
kepada masyarakat.
Isu yang Diangkat : Belum Optimalnya Manajemen Pendokumentasian
dan Kertas Kerja Pelaksanaan Evaluasi atas Rekomendasi Hasil
Pemeriksaan.
Gagasan Pemecahan Isu : Pada Inspektorat Kabupaten Muara Enim,
peserta melihat belum Optimalnya Manajemen Pendokumentasian dan
Kertas Kerja Pelaksanaan Evaluasi atas Rekomendasi Hasil Pemeriksaan
Inspektorat Kabupaten Muara Enim.
Peserta memiliki gagasan agar pelaksanaan evaluasi atas rekomendasi
hasil pemeriksaan Inspektorat Kabupaten Muara Enim berlangsung
secara optimal, langkah-langkah yang penulis usulkan adalah sebagai
berikut:
1) Konsultasi dengan atasan langsung mengenai rancangan aktualisasi
yang akan dilaksanakan di Sub Bagian Umum dan Administrasi di
Inspektorat Kabupaten Muara Enim;
2) Mengumpulkan daftar inventarisasi masalah (DIM) yang dapat
menyebabkan belum optimalnya pelaksanaan pendokumentasian
dan kertas kerja pelaksanaan evaluasi.;
3) Menyusun kerangka kerja dalam sebuah matriks alur pelaksanaan,
agar menjadi pedoman pihak-pihak terkait;
4) Menyusun bentuk rancangan kertas kerja kendali pelaksanaan
evaluasi;
5) Melakukan optimalisasi pendokumentasian penyusunan bukti dan
dokumen hasil rekomendasi;
6) Melaporkan evaluasi akhir kepada mentor untuk
pertanggungjawaban akhir dari kegiatan aktualisasi.

23
Tabel 2 Matriks Rancangan
Keterkaitan Dengan Nilai-Nilai
Kontribusi Kegiatan Kontribusi Pencapaian
Output/ Mata Pelatihan (Nilai – Nilai Ber-
No Kegiatan Tahapan Pencapaian Visi dan Penguatan Nilai-Nilai
Hasil AKHLAK) serta Kedudukan dan
Misi Organisasi Organisasi
Peran ASN
1 2 3 4 5 6 7
1. Konsultasi a. Menemui mentor 1. Rancangan Akuntabel (Melaksanakan tugas Visi: “Muara Enim untuk Kegiatan ini dilandasi nilai-
Rancangan untuk Aktualisasi dengan jujur, bertanggung jawab, Rakyat yang Agamis, nilai organisasi Inspektorat
Aktualisasi menyampaikan 2. Surat Pengantar cermat, disiplin dan berintegritas Berdaya Saing, Mandiri, Kabupaten Muara Enim yaitu
dengan mentor Rancangan dan tinggi): Sehat, dan Sejahtera” Pemberdayaan/Empowerem
Aktualisasi Permohonan Melalui kegiatan ini saya akan ent karena proses
Aktualisasi/Habit melaksanakan tugas rancangan Misi: Mewujudkan tata pengambilan keputusan
uasi aktualisasi secara profesional, kelola pemerintahan sebelum melakukan
bertanggung jawab, berintegritas dalam yang profesional, kredibel kegiatan berkonsultasi
proses penyampaian gagasan rancangan dan berorientasi pada dengan atasan sehingga
aktualisasi peningkatan pelayanan diperoleh hasil paling efektif
publik. dan efisien dalam
Kompeten (Melaksanakan tugas melaksanakan kegiatan ini.
dengan kualitas terbaik):
Sebagai ASN saya harus
melaksanakan tugas dengan
kualitas terbaik, hal ini terlihat dari
adanya konsultasi dengan pimpinan
yang memiliki pengalaman dan
pandangan lebih luas terkait
permasalahan sehingga dapat
ditemukan solusi terbaik. perilaku ini
mencerminkan sikap
Responsivitas dan Learning
Agility.
b. Meminta 1. Lembar Akuntabel (Melaksanakan tugas
masukan dan Persetujuan dengan jujur, bertanggung jawab,
persetujuan dari 2. Foto Kegiatan cermat, disiplin dan berintegritas

24
mentor untuk tinggi)
melaksanakan Persetujuan dari mentor merupakan
kegiatan bentuk pertanggungjawaban saya
dalam melaksanakan rancangan
aktualisasi dengan penuh
kesungguh-sungguhan dan
transparan.
2. Mengumpulkan a. Konsultasi 1. Foto Kegiatan Kolaboratif (Memberi Visi: “Muara Enim untuk Kegiatan ini dilandasi nilai-
daftar dengan Ketua 2. Lembar kesempatan kepada berbagai Rakyat yang Agamis, nilai organisasi (Inspektorat)
inventarisasi dan Tim Konsultasi pihak untuk berkontribusi) Berdaya Saing, Mandiri, yaitu Kerjasama karena
masalah (DIM) Evaluasi Selain meminta persetujuan, Sehat, dan Sejahtera” untuk menghasilkan
penulis juga meminta mentor kegiatan pendokumentasian
untuk ikut bekerja sama dengan Misi: Mewujudkan tata dan kertas kerja evaluasi
cara mengawasi untuk kelola pemerintahan yang berkualitas diperlukan
melaksanakan kegiatan aktualisasi yang profesional, kredibel adanya kerjasama dari
agar tercapainya hasilyang dan berorientasi pada berbagai Stakeholder
maksimal. Perilaku ini peningkatan pelayanan
mencerminkan sikap publik.
Kesediaan Bekerjasama dan
Sinergi untuk Hasil yang lebih
baik.
b. Membuat 1. Daftar Kompeten (Melaksanakan tugas
daftar inventarisasi dengan kualitas terbaik):
inventarisasi masalah Daftar Inventarisasi Masalah yang
masalah saya susun sebagai upaya untuk
memetakan isu problematik
sehingga dapat ditemukan solusi
terbaik sesuai dengan kebutuhan
pengguna.
3. Menyusun a. Mengolah 1. Foto Kegiatan Akuntabel (Melaksanakan tugas Visi: “Muara Enim untuk Kegiatan ini dilandasi nilai-
matriks alur daftar dengan jujur, bertanggung jawab, Rakyat yang Agamis, nilai organisasi (Inspektorat)
pelaksanaan inventarisasi cermat, disiplin dan berintegritas Berdaya Saing, Mandiri, yaitu Kualitas karena
evaluasi masalah tinggi) Sehat, dan Sejahtera” penyusunan alur
Mengolah daftar inventarisasi pelaksanaan evaluasi

25
masalah merupakan bentuk Misi: Mewujudkan tata dilakukan dengan hati-hati
pertanggungjawaban saya setelah kelola pemerintahan untuk menghasilkan produk
berkonsultasi dan meminta yang profesional, kredibel yang bermutu baik
masukan dari pihak-pihak terkait. dan berorientasi pada
Pengolahan dilakukan untuk peningkatan pelayanan
memilah permasalahan yang dapat publik.
diatasi melalui rancangan
aktualisasi ini.
b.Menyusun 1. Matriks Alur Akuntabel (Melaksanakan tugas
matriks alur Pelaksanaan dengan jujur, bertanggung jawab,
pelaksanaan evaluasi cermat, disiplin dan berintegritas
evaluasi 2. Foto Kegiatan tinggi)
Penyusunan matriks alur
pelaksanaan evaluasi merupakan
bentuk pertanggungjawaban saya
untuk dapat memberikan hasil
terbaik guna mendukung perbaikan
pelaksanaan evaluasi.
4. Menyusun a.Menyiapkan 1. Draft kertas Adaptif (Terus berinovasi dan Visi: “Muara Enim untuk Kegiatan ini dilandasi nilai-
bentuk kertas kerja kerja kendali berkembang) Rakyat yang Agamis, nilai organisasi (Inspektorat)
rancangan kendali pelaksanaan Saya Menyusun kertas kerja Berdaya Saing, Mandiri, yaitu Profesional karena
kertas kerja pelaksanaan evaluasi; melalui spread sheet sebagai upaya Sehat, dan Sejahtera” proses penginputan data
kendali evaluasi; 2. Screen Capture melibatkan teknologi yang dilakukan dengan
pelaksanaan tampilan spread memudahkan aktifitas pekerjaan. Misi: Mewujudkan tata mengedepankan nilai-nilai
evaluasi; sheet Perilaku ini mencerminkan sikap kelola pemerintahan kejujuran untuk
Inovasi dan Antusias dalam yang profesional, kredibel menghasilkan produk yang
perubahan dan berorientasi pada bisa dipertanggungjawabkan
b. Melakukan 3. Screen Record Adaptif (Terus berinovasi dan peningkatan pelayanan
sample Pengisian berkembang) publik.
pengisian kertas Saya Menyusun kertas kerja
kerja melalui spread sheet sebagai upaya
melibatkan teknologi yang
memudahkan aktifitas pekerjaan.
Perilaku ini mencerminkan sikap

26
Inovasi dan Antusias dalam
perubahan
5 Melakukan a. Menyusun 1. Dokumen Akuntabel (Melaksanakan tugas Visi: “Muara Enim untuk Kegiatan ini dilandasi nilai-
optimalisasi bukti-bukti evaluasi yang dengan jujur, bertanggung jawab, Rakyat yang Agamis, nilai organisasi (Inspektorat)
pendokumentasi hasil evaluasi tersusun secara cermat, disiplin dan berintegritas Berdaya Saing, Mandiri, yaitu Kualitas karena
an penyusunan secara sistematis tinggi) Sehat, dan Sejahtera” pendokumentasian
bukti dan sistematis 2. Foto Penyusunan dokumen evaluasi penyusunan bukti dan
dokumen hasil merupakan bentuk Misi: Mewujudkan tata dokumen hasil rekomendasi
rekomendasi; pertanggungjawaban saya untuk kelola pemerintahan evaluasi dilakukan dengan
dapat memberikan hasil terbaik yang profesional, kredibel hati-hati untuk menghasilkan
guna mendukung perbaikan dan berorientasi pada produk yang bermutu baik
pelaksanaan evaluasi. peningkatan pelayanan
b. Menerapkan 1. Foto Kegiatan Adaptif (Terus berinovasi dan publik.
hasil kertas berkembang)
kerja pada Kegiatan ini sebagai bentuk
penyusunan perilaku saya yang mencerminkan
dokumen sikap Inovasi dan Antusias dalam
evaluasi perubahan
6 Evaluasi a. Meminta 1. Kuisioner Akuntabel (Melaksanakan tugas Visi: “Muara Enim untuk Kegiatan ini dilandasi nilai-
Kegiatan tanggapan 2. Foto Kegiatan dengan jujur, bertanggung jawab, Rakyat yang Agamis, nilai organisasi (Inspektorat)
mentor, ketua cermat, disiplin dan berintegritas Berdaya Saing, Mandiri, yaitu Integritas dilihat dari
tim, dan tinggi) Sehat, dan Sejahtera” penyampaian kepada
anggota tim Evaluasi kegiatan merupakan mentor atas
evaluasi bentuk pertanggungjawaban saya Misi: Mewujudkan tata pertanggungjawaban dari
untuk mendapatkan masukan atas kelola pemerintahan kegiatan yang telah
kegiatan yang telah dilaksanakan yang profesional, kredibel dilakukan
sehingga dapat memberikan hasil dan berorientasi pada
terbaik. peningkatan pelayanan
publik.
Kolaboratif (Memberi
kesempatan kepada berbagai
pihak untuk berkontribusi)
evaluasi kegiatan melalui kuisioner
dimaksudkan untuk menilai sejauh

27
mana hasil kegiatan dapat
dirasakan oleh pengguna, ini
merupakan cerminan perilaku yaitu
kesediaan bekerjasama dan
sinergi untuk hasil yang lebih
baik.
b. Melaporkan 3. Laporan Akuntabel (Melaksanakan tugas
hasil kegiatan Evaluasi Hasil dengan jujur, bertanggung jawab,
kepada mentor Kuisioner cermat, disiplin dan berintegritas
tinggi)
Evaluasi kegiatan merupakan
bentuk pertanggungjawaban saya
untuk mendapatkan masukan atas
kegiatan yang telah dilaksanakan
sehingga dapat memberikan hasil
terbaik.

28
B. Jadwal Kegiatan
Jadwal aktualisasi yang akan dilaksanakan saat habituasi di Sub
Bagian Umum dan Administrasi Inspektorat Kabupaten Muara Enim.
Waktu yang disediakan untuk peserta dalam melakukan aktualisasi atau
kegiatan off campus adalah sekitar 1 bulan atau 26 hari kerja. Pada bulan
Oktober-November peserta akan melakukan kegiatan aktualisasi di Sub
Bagian Umum dan Administrasi Inspektorat Kabupaten Muara Enim dan
berakhir pada awal bulan November 2022.

29
Tabel 3 Jadwal Kegiatan

Time Schedule (Penjadwalan)


Bulan/Minggu Ke-
No Tahapan Kegiatan
Oktober November
II I II III
1 Konsultasi dengan atasan langsung mengenai rancangan aktualisasi
yang akan dilaksanakan di Sub Bagian Umum dan Administrasi di
Inspektorat Kabupaten Muara Enim
2 Mengumpulkan daftar inventarisasi masalah (DIM) yang dapat
menyebabkan belum optimalnya pelaksanaan pendokumentasian
dan kertas kerja pelaksanaan evaluasi;
3 Menyusun kerangka kerja dalam sebuah matriks alur pelaksanaan,
agar menjadi pedoman pihak-pihak terkait;
4 Menyusun bentuk rancangan kertas kerja kendali pelaksanaan
evaluasi;
5 Melakukan optimalisasi pendokumentasian penyusunan bukti dan
dokumen hasil rekomendasi;
6 Melaporkan evaluasi akhir kepada mentor untuk
pertanggungjawaban akhir dari kegiatan aktualisasi

30
C. Kendala dan Antisipasi
Tabel 4 Kendala dan Antisipas

Kendala Antisipasi
Menyediakan kerangka kerja dan
Tim Evaluasi belum terbiasa
alur pelaksanaan melalui matriks
menyiapkan Kertas Kerja Evaluasi
sederhana
Tim Evaluasi belum terbiasa
Menyediakan pedoman pengisian
melakukan pengisian Kertas Kerja
kertas kerja
Evaluasi
Perbedaan Penomoran Melakukan koordinasi dengan
rekomendasi dan hal-hal yang operator yang menjalankan sistem
diperhatikan dalam Laporan Hasil monitoring hasil evaluasi untuk
Pemeriksaan dan Sistem melakukan penyesuaian
Monitoring Hasil Pemeriksaan penomoran
Melakukan koordinasi dengan
Keterbatasan Tim Evaluasi operator yang menjalankan sistem
mendapatkan soft copy lembar monitoring hasil evaluasi untuk
sistem monitoring hasil evaluasi menyiapkan soft file sesuai
dan Laporan Hasil Pemeriksaan dengan jadwal pelaksanaan
evaluasi
Membuat Kertas Kerja
sesederhana mungkin sehingga
Kertas Kerja masih terbatas pada dapat digunakan secara mudah
informasi tertentu dan dapat mengakomodir
kebutuhan data dalam
penyusunan laporan hasil evaluasi

31
DAFTAR REFERENSI

A. Peraturan Perundang-undangan
Undang - Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pokok-pokok
Pemerintahan Daerah yang telah beberapa kali mengalami
perubahan terakhir Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah
Peraturan LAN RI No. 1 Tahun 2021 tentang Pelatihan Dasar CPNS
Peraturan Daerah Kabupaten Muara Enim No. 08 Tahun 2019 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah jo. Peraturan Bupati
Muara Enim No. 26 Tahun 2020 tentang Perubahan Keempat atas
Peraturan Bupati Muara Enim No. 31 Tahun 2016 tentang Susunan,
Kedudukan, Tugas Fungsi dan Struktur Organisasi Inspektorat,
Satuan Polisi Pamong Praja, Dinas, Badan, Kecamatan dan
Kelurahan.
Peraturan Bupati Muara Enim No. 31 Tahun 2017 tentang Rincian Tugas
Dan Fungsi Inspektorat Kabupaten Muara Enim
Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi No. 20 Tahun 2021 tentang Implementasi Core Values dan
Employer Branding Aparatur Sipil Negara

B. Sumber Lain
Pemerintah Kabupaten Muara Enim, Keadaan Geografis,
yang diakses melalui
https://www.muaraenimkab.go.id/web/kontent/12/geografis#:~:text=
Wilayah%20administrasi%20Kabupaten%20Muara
%20Enim,310%20desa%20dan%2016%20kelurahan

32

Anda mungkin juga menyukai