Anda di halaman 1dari 91

i

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut UU ASN No. 5 Tahun 2014, Aparatur Sipil Negara


adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah
dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintahan.
Pegawai aparatur sipil negara yang selanjutnya disebut pegawai ASN
adalah pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan
perjanjian kerja yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan
diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas
negara lainya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Pegawai ASN mempunyai peran dan fungsi yang sangat
penting, sehingga diperlukan sikap ASN yang profesional dan memiliki
nilai dasar, etika profesional, bebas dari intervensi politik, serta bersih
dari korupsi, kolusi dan nepotisme. UU No 5 Tahun 2014 Tentang
ASN, bahwa menjadi ASN harus memiliki sikap profesional yang
tercemin dari pengaktualisasian nilai-nilai Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA) yang tidak
hanya dipahami sebagai sekedar nilai, namun juga harus
diaktualisasikan oleh setiap ASN pada setiap perkataan, tindakan dan
perilaku ketika melaksanakan tugas dan fungsinya di unit kerja
masing-masing.

Merujuk Pasal 63 ayat (3) dan ayat (4) Undang-Undang Nomor


5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara dan Peraturan
Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen PNS, PNS
wajib menjalani masa percobaan yang dilaksanakan melalui proses
diklat terintegrasi untuk membangun moral, kejujuran, semangat
nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan
bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme serta

1
kompetensi bidang. Diperlukan sebuah penyelenggaraan pelatihan
inovatif dan terintegrasi, yaitu penyelenggaraan pelatihan yang
memadukan pembelajaran klasikal dan non-klasikal di tempat
pelatihan dan di tempat kerja sehingga memungkinkan peserta
mampu menginternalisasi, menerapkan, dan mengaktualisasikan,
serta membuatnya menjadi kebiasaan (habituasi), dan merasakan
manfaatnya, sehingga terpatri dalam dirinya sebagai karakter PNS
yang profesional.

Berdasarkan pertimbangan akan hal tersebut maka dilakukan


inovasi dalam penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Dasar yang
memungkinkan peserta untuk mampu menginternalisasikan nilai-nilai
dasar profesi PNS dengan cara mengalami sendiri dalam penerapan
dan aktualisasi pada tempat tugas, sehingga peserta merasakan
manfaatnya secara langsung. Dengan demikian nilai-nilai dasar
profesi PNS tersebut terpatri kuat dalam dirinya. Melalui
pembaharuan Pendidikan dan Pelatihan Dasar ini diharapkan dapat
menghasilkan PNS yang profesional yaitu PNS yang berkarakternya
dibentuk oleh sikap dan perilaku disiplin PNS, nilai-nilai dasar profesi
PNS, dan pengetahuan tentang kedudukan dan peraturan PNS dalam
NKRI serta menguasai tugasnya sehingga mampu melaksanakan
tugas dan perannya secara profesional sebagai pelayan publik.

Peserta diklat prajabatan CPNS ditugaskan untuk merancang


aktualisasi nilai-nilai dasar Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik,
Komitmen mutu, dan Anti Korupsi yang disingkat menjadi ANEKA,
yang akan dilaksanakan di tempat kerja sebagai bentuk penerapan
ilmu yang sudah didapatkan selama mengikuti Pendidikan dan
Pelatihan Dasar dalam kurun waktu 18 hari belajar / on class.

Inspektorat Kabupaten Cilacap mempunyai tugas membantu


Bupati dalam membina dan mengawasi pelaksanaan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah dan tugas
pembentukan oleh Perangkat Daerah. Penyelenggaraan kegiatan

2
pengawasan pada Inspektorat, mulai dari perencanaan, pelaksanaan,
pengawasan, sampai dengan pertanggungjawaban, harus
dilaksanakan secara tertib, terkendali, serta efisien dan efektif. Untuk
itu dibutuhkan suatu sistem yang dapat memberi keyakinan memadai
bahwa penyelenggaraan kegiatan pada suatu Instansi Pemerintah
dapat mencapai tujuannya secara efisien dan efektif.

Untuk menjaga perilaku Pejabat, maka disusun kode etik


Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang wajib ditaati. Kode etik
tersebut disusun oleh organisasi profesi auditor dengan mengacu
pada pedoman yang ditetapkan pemerintah. Sedangkan untuk
menjaga mutu hasil audit yang dilaksanakan aparat pengawasan
intern pemerintah, disusun standar audit. Setiap pejabat wajib
melaksanakan audit sesuai dengan standar audit yang telah disusun
tersebut. Standar audit tersebut disusun oleh organisasi profesi
auditor dengan mengacu pada pedoman yang ditetapkan oleh
pemerintah. Setelah melaksanakan tugas pengawasan, aparat
pengawasan intern pemerintah wajib membuat laporan hasil
pengawasan dan menyampaikannya.

Kegiatan pengawasan di lingkungan Inspektorat Kabupaten


Cilacap telah berjalan dengan baik, namun ada beberapa hal yang
saya lihat selama saya bekerja yang dirasa masih belum sesuai
dengan pedoman yang berlaku. Salah satu diantaranya adalah
kurang optimalnya persiapan instrumen kegiatan pengawasan
bulanan. Menurut Peraturan Bupati Cilacap Nomor 135 Tahun 2012
tentang Pedoman Operasional Pengawasan Aparat Inspektorat
Kabupaten Cilacap menjelaskan bahwa pemberitahuan secara tertulis
kepada pimpinan obyek pemeriksaan paling lambat satu minggu
sebelum pelaksanaan audit. Namun, saat ini surat pemberitahuan
secara tertulis diterima oleh pimpinan obyek pemeriksaan pada saat
sudah memasuki periode pemeriksaan. Selain itu, keterlambatan
penerbitan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) juga masih menjadi
kendala dalam peningkatan kualitas Sistem Pengawasan Internal

3
Pemerintah di Kabupaten Cilacap. Hal ini kemungkinan disebabkan
karena masih rendahnya kesadaran penertiban administrasi oleh
Aparat Pengawasan Internal Daerah (APIP) dan kurangnya koordinasi
pada saat melaksanakan kegiatan pengawasan.

Berkaitan dengan pembentukan PNS yang profesional, penulis


sebagai pengelola program dan kegiatan di Inspektorat Kabupaten
Cilacap mengidentifikasi kekurangan-kekurangan yang perlu
mendapat perhatian serius guna mencapai tujuan untuk membentuk
PNS yang profesional dan dalam rangka mewujudkan visi dan misi
organisasi. Melalui kegiatan aktualisasi yang menerapkan konsep nilai
dasar akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan
anti korupsi (ANEKA) maka penulis berharap dapat memberikan
kontribusi melalui kegiatan-kegiatan yang bersifat solutif dan inovatif
sehingga nantinya bisa menjadi ASN yang profesional sebagai
pengelola program dan kegiatan dalam bekerja. Kegiatan ini juga
diharapkan mampu memberikan bekal yang lebih bermanfaat yaitu
membekali penulis untuk kehidupan di masa yang akan datang.

B. Identifikasi Isu dan Rumusan Masalah

1. Identifikasi Isu

Dalam melaksanakan tugas sebagai pengeloa program dan


kegiatan di Inspektorat Kab. Cilacap, ditemukan beberapa isu
yang berkaitan dengan nilai-nilai Pelayanan Publik, Manajemen
ASN dan Whole of Government. Isu-isu tersebut sangat
mempengaruhi kualitas pekerjaan di Inspektorat Kabupaten
Cilacap, sehingga menjadi perlu untuk dianalisis penyebabnya dan
ditemukan solusi untuk menanganinya. Berdasarkan prinsip-
prinsip kedudukan dan Peran Pegawai Negeri Sipil dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia.

4
Berdasarkan ruang lingkup fungsi petugas pengelola
proram dan kegiatan maka ditemukan beberapa isu yang
berkembang di Inspektorat Kabupaten Cilacap. Hal tersebut dirasa
masih kurang dan diperlukan adanya kegiatan tambahan yang
diharapkan dapat memberikan bekal bagi Penulis. Kegiatan yang
dipilih yaitu optimalisasi persiapan instrumen kegiatan
pengawasan bulanan, sehingga penulis dapat melaksanakan
kegiatan yang bermanfaat dan dapat dijadikan sebagai bekal
kehidupan yang akan datang.

Tabel 1.1 Hasil Isu Yang Teridentifikasi

Kondisi Yang
No Identifikasi Isu Prinsip ASN Kondisi Saat Ini
Diharapkan

1 Penerbitan Laporan Hasil Manajemen Ada keterlambatan Penerbitan Laporan


Pemeriksaan (LHP) kurang ASN dalam penerbitan Hasil Pemeriksaan
tepat waktu Laporan Hasil (LHP) tepat waktu
Pemeriksaan (LHP)

2 Pelaksanaan tindak lanjut Whole of Ada keterlambatan Pelaksanaan tindak


rekomendasi hasil Government dalam Pelaksanaan lanjut hasil
pengawasan kurang tepat tindak lanjut hasil pengawasan tepat
waktu pengawasan waktu

3 Kurangnya koordinasi Whole of Koordinasi dengan Koordinasi dengan


dengan auditor dalam Government auditor belum auditor dilaksanakan
pelaksanaan kegiatan dilaksanakan secara secara lebih optimal
optimal
pengawasan

4 Pengelolaan surat masuk Manajemen Surat masuk dan Surat masuk dan
dan keluar belum tertib ASN keluar kurang tertib keluar tertib

5 Kurang optimalnya Manajemen Persiapan instrumen Pengelolaan


persiapan instrumen ASN kegiatan kendaraan sudah
kegiatan pengawasan pengawasan bulanan bagus dan optimal
belum optimal
bulanan

5
2. Penetapan Isu

a. Penetapan Kualitas Isu Menggunakan Metode APKL

Analisis APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan dan Layak)


digunakan untuk menentukan kelayakan suatu isu dengan
indikator sebagai berikut (Modul Pendidikan dan Pelatihan
Kepemimpinan Tingkat IV, 2008) :

Tabel 1.2 Tabel Parameter APKL

No Indikator Keterangan
1 Aktual (A) Isu yang sedang terjadi atau dalam proses
kejadian, sedang hangat dibicarakan di
kalangan masyarakat, atau isu yang
diperkirakan bakal terjadi dalam waktu dekat.
jadi bukan isu yang sudah lepas dari
perhatian masyarakat atau isu yang sudah
basi.
2 Problematik (P) Isu yang menyimpang dari harapan standar,
ketentuan yang menimbulkan kegelisahan
yang perlu segera dicari penyebab dan
pemecahannya.
3 Kekhalayakan (K) Isu yang secara langsung menyangkut hajat
hidup orang banyak, masyarakat pelanggan
pada umumnya, dan bukan hanya untuk
kepentingan seseorang atau sekelompok
kecil orang tertentu saja.
4 Layak (L) Isu yang masuk akal (logis), pantas, realistis,
dan dapat dibahas sesuai dengan tugas, hak,
wewenang, dan tanggung jawab.

Berikut beberapa isu yang ada pada Inspektorat Kabupaten


Cilacap, yang akan ditentukan kelayakannya menggunakan
metode APKL, untuk lebih jelasnya lihat tabel dibawah ini :

6
Tabel 1.3 Tabel Penetapan Isu Dengan APKL

Kriteria
No. Identifikasi Isu Keterangan
A P K L
1. Penerbitan Laporan Hasil + + - + Tidak memenuhi
Pemeriksaan (LHP) kurang persyaratan
tepat waktu
2. Pelaksanaan tindak lanjut + + + + Memenuhi
rekomendasi hasil pengawasan persyaratan
kurang tepat waktu
3. Kurangnya koordinasi dengan + - - - Tidak memenuhi
auditor dalam pelaksanaan persyaratan
kegiatan pengawasan
4. Pengelolaan surat masuk dan + + - + Tidak memenuhi
keluar belum tertib persyaratan

5. Kurang optimalnya persiapan + + + + Memenuhi


instrumen kegiatan persyaratan
pengawasan bulanan

Keterangan
+ = memenuhi persyaratan
- = tidak memenuhi persyaratan

b. Penetapan Kualitas Isu Menggunakan Analisis USG

Analisis USG (Urgency, Seriousness, Growth) adalah analisis


yang digunakan untuk memprioritaskan isu yang akan ditindak
lanjuti. Adapun indikator analisis USG adalah sebagai berikut :
Tabel 1.4 Tabel Penjelasan USG

7
No Komponen Keterangan
1 Urgency Seberapa mendesak isu tersebut dibahas
dikaitkan dengan waktu yang tersedia serta
seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk
memecahkan masalah yang menyebabkan isu.
2 Seriousness Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas
dikaitkan dengan akibat yang timbul dengan
penundaan pemecahan masalah yang
menimbulkan isu tersebut atau akibat yang
ditimbulkan masalah-masalah lain kalu masalah
penyebab isu tidak dipecahkan (bisa
mengakibatkan masalah lain.
3 Growth Seberapa kemungkinan isu tersebut menjadi
berkembang dikaitkan kemungkinan masalah
penyebab isu akan semakin memburuk jika
dibiarkan.

Untuk memberikan skor pada isu terpilih maka diberikan


parameter pada tabel berikut :

Tabel 1.5 Tabel parameter USG

PARAMETER
Skor
Urgency Seriousness Growth
1 2 3 4
1 Isu tidak Isu tidak begitu Isu lamban
mendesak untuk serius untuk di berkembang
segera bahas karena
diselesaikan tidak berdampak
ke hal yang lain

8
PARAMETER
Skor
Urgency Seriousness Growth
1 2 3 4
2 Isu kurang Isu kurang serius Isu kurang cepat
mendesak untuk untuk segera berkembang
segera dibahas karena
diselesaikan tidak kurang
berdampak ke hal
yang lain

3 Isu cukup Isu cukup serius Isu cukup cepat


mendesak untuk untuk segera berkembang,
segera dibahas karena segera dicegah
diselesaikan akan berdampak
ke hal yang lain

4 Isu mendesak Isu serius untuk Isu cepat


untuk segera segera dibahas berkembang untuk
diselesaikan karena akan segera dicegah
berdampak ke hal
yang lain

5 Isu sangat Isu sangat serius Isu sangat cepat


mendesak untuk untuk segera berkembang untuk
segera dibahas karena segera dicegah
diselesaikan akan berdampak
ke hal yang lain

Hasil dari penetapan isu menggunakan analisis USG


selanjutnya akan diperingkatkan untuk segera ditindaklanjuti
(diselesaikan) maka penulis menggunakan analisis USG yang
dijelaskan pada tabel berikut :

Tabel 1.6 Tabel Penetapan Isu USG

9
Indikator
No Isu Jumlah Peringkat
U S G
1 Pelaksanaan tindak lanjut
rekomendasi hasil
5 5 4 14 II
pengawasan kurang tepat
waktu
2 Kurang optimalnya
persiapan instrumen
5 5 5 15 I
kegiatan pengawasan
bulanan

Keterangan
1 = sangat rendah
2 = rendah
3 = sedang
4 = tinggi
5 = sangat tinggi

Berdasarkan range penilaian yang ada dalam metode USG,


maka diperoleh satu isu yang selanjutnya akan dibuatkan rencana
kegiatannya. Dalam pembahasan selanjutnya akan dijabarkan
secara lebih rinci identifikasi isu yang terpilih untuk dibuatkan
rangkaian kegiatan dan tahapan-tahapan dengan
menghubungkannya dengan nilai-nilai Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi.

3. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka selanjutnya akan


dituliskan rumusan masalah dalam rancangan aktualisasi ini.
Setelah melalui tahap analisis dengan metode USG, maka dapat
diidentifikasi isu yang menjadi prioritas, yaitu kurang optimalnya
persiapan instrument kegiatan pengawasan bulanan pada
Inspektorat Kabupaten Cilacap. Maka rumusan masalah

10
rancangan aktualisasi ini adalah “Bagaimana upaya yang dapat
dilakukan untuk mengoptimalkan persiapan instrumen kegiatan
pengawasan pada Inspektorat Kabupaten Cilacap?”

4. Analisis Dampak

Berdasarkan identifikasi isu diatas, maka ditetapkan isu yang


akan diangkat adalah kurang optimalnya persiapan instrumen
kegiatan pengawasan bulanan, jika tidak dicari penyelesaiannya
maka akan berdampak :

a. Pelaksanaan kegiatan pengawasan akan terhambat dan tidak


sesuai dengan perencanaan yang dibuat.

b. Ketertiban administrasi dalam kegiatan pengawasan menjadi


kurang optimal.

c. Menurunnya kesadaran Aparat Pengawasan Internal Daerah


(APIP) dalam menjalankan pedoman operasional pengawasan
sesuai dengan peraturan yang berlaku.

C. Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai pada perancangan aktulisasi ini adalah :


1. Melaksanakan Aktualisasi dan Habituasi Nilai-nilai dasar ASN
yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu
dan Anti Korupsi
2. Melaksanakan upaya-upaya penyelesaian cara mengoptimalkan
persiapan instrumen kegiatan pengawasan pada Inspektorat
Kabupaten Cilacap.

D. Manfaat

Manfaat dari perancangan aktualisasi dan habituasi ini yaitu :

1. Bagi Calon Pegawai Negeri Sipil


11
a. Mampu bekerja dengan berprinsip pada Manajemen ASN,
Pelayanan Publik dan WoG pada setiap kegiatan yang akan
dilaksanakan.
b. Mampu menginternalisasi dan mengaktualisasikan nilai-nilai
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu,
dan Anti Korupsi di lingkungan Inspektorat Kabupaten Cilacap.
.
2. Bagi Instansi
a. Mendukung dan mewujudkan visi dan misi Inspektorat
Kabupaten Cilacap serta nilai organisasi
b. Meningkatkan kualitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah
dalam menjalankan pedoman operasional pengawasan.
.

BAB II
LANDASAN TEORI

12
A. Sikap dan Perilaku Bela Negara
Berdasarkan UU Nomor 30 Tahun 2002 Pasal 9 ayat (1), bela
negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh
kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam menjamin
kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara. Dilihat dari segi fisik,
bela negara merupakan upaya pertahanan yang dilakukan dalam
menghadapi ancaman, serangan dan agresi dari pihak–pihak yang
dapat mengancam keberadaan negara. Sedangkan dari segi non fisik,
diartikan sebagai sebagai upaya yang dilakukan dalam rangka
berperan aktif untuk memajukan bangsa dan negara, yang dapat
dilakukan melalui berbagai bidang misalnya pendidikan, kesehatan,
moral, sosial maupun peningkatan kesejahteraan masyarakat yang
ada di dalamnya.

Dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 27 ayat 3,


menyebutkan bahwa “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta
dalam upaya pembelaan negara”. Begitu pula dengan seorang ASN
yang memiliki kewajiban yang sama. Seorang ASN harus mampu
menginternalisasikan nilai-nilai dasar PNS yaitu Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi dalam
menjalankan tugas pokok dan fungsi di unit kerja masing-masing.
Peran ASN dalam memajukan bangsa dan negara melalui pelayanan
di masing-masing institusi merupakan salah satu wujud dari bela
negara.
Dengan melaksanakan kewajiban bela negara tersebut, ASN
telah menunjukkan kesediaan mereka untuk berbakti kepada Nusa
dan Bangsa, serta kesadaran untuk mengorbankan diri guna membela
negara. Perlu upaya dalam menumbuhkan kesadaran para PNS untuk
merubah pola pikir agar sejalan dengan reformasi birokrasi
pemerintah serta mewujudkan ASN yang berintegritas dan
profesional. Dengan perubahan pola pikir diharapkan PNS mampu
mengembangkan pola pikir yang positif dan meminimalisasi pola pikir

13
dirinya yang negatif. Hal ini berarti akan menyukseskan tugas dan
peranan PNS sebagai abdi negara, abdi masyarakat, dan pelayan
masyarakat.

1. Wawasan Kebangsaan dan Nilai-nilai Bela Negara


Pemahaman dan pemaknaan wawasan kebangsaan dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan bagi aparatur,
pada hakikatnya terkait dengan pembangunan kesadaran
berbangsa dan bernegara yang berarti sikap dan tingkah laku PNS
harus sesuai dengan kepribadian bangsa dan selalu mengkaitkan
dirinya dengan cita-cita dan tujuan hidup bangsa Indonesia (sesuai
amanah yang ada dalam Pembukaan UUD 1945) melalui:
a. Menumbuhkan rasa kesatuan dan persatuan bangsa dan
negara Indonesia yang terdiri dari beberapa suku bangsa
yang mendiami banyak pulau yang membentang dari Sabang
sampai Merauke, dengan beragam bahasa dan adat istiadat
kebudayaan yang berbeda-beda. Kemajemukan itu diikat
dalam konsep wawasan nusantara yang merupakan cara
pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya
yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
b. Menumbuhkan rasa memiliki jiwa besar dan patriotisme untuk
menjaga kelangsungan hidup bangsa dan negara. Sikap dan
perilaku yang patriotik dimulai dari hal-hal yang sederhana
yaitu dengan saling tolong menolong, menciptakan kerukunan
beragama dan toleransi dalam menjalankan ibadah sesuai
agama masing-masing, saling menghormati dengan sesama
dan menjaga keamanan lingkungan.
c. Memiliki kesadaran atas tanggungjawab sebagai warga
negara Indonesia yang menghormati lambang-lambang
negara dan mentaati peraturan perundang-undangan.
Kesadaran bela negara itu hakikatnya kesediaan berbakti
pada negara dan kesediaan berkorban membela negara. Spektrum
bela negara itu sangat luas, dari yang paling halus, hingga yang

14
paling keras. Mulai dari hubungan baik sesama warga negara
sampai bersama-sama menangkal ancaman nyata musuh
bersenjata.Tercakup di dalamnya adalah bersikap dan berbuat
yang terbaik bagi bangsa dan negara.
Nilai-nilai bela negara yang harus lebih dipahami
penerapannya dalam kehidupan masyarakat berbangsa dan
bernegara antara lain:
1) Cinta Tanah Air.
Kesadaran bela negara yang ada pada setiap masyarakat
didasarkan pada kecintaan kita kepada tanah air kita. Kita dapat
mewujudkan itu semua dengan cara kita mengetahui sejarah
negara kita sendiri, melestarikan budaya-budaya yang ada,
menjaga lingkungan kita dan pastinya menjaga nama baik
negara kita.
2) Kesadaran Berbangsa dan Bernegara.
Kesadaran berbangsa dan bernegara merupakan sikap kita yang
harus sesuai dengan kepribadian bangsa yang selalu dikaitkan
dengan cita-cita dan tujuan hidup bangsanya. Kita dapat
mewujudkannya dengan cara mencegah perkelahian antar
perorangan atau antar kelompok.
3) Pancasila.
Pancasila adalah alat pemersatu keberagaman yang ada di
Indonesia yang memiliki beragam budaya, agama, etnis, dan
lain-lain. Nilai-nilai pancasila inilah yang dapat mematahkan
setiap ancaman, tantangan, dan hambatan.

4) Rela berkorban untuk Bangsa dan Negara.


Dalam wujud bela negara tentu saja kita harus rela berkorban
untuk bangsa dan negara.
5) Memiliki Kemampuan Bela Negara.
Kemampuan bela negara itu sendiri dapat diwujudkan dengan
tetap menjaga kedisiplinan, ulet, bekerja keras dalam menjalani

15
profesi masing-masing.

2. Analisis Isu Kontemporer


Ditinjau dari pandangan Urie Brofenbrenner (Perron, N.C.,
2017) ada empat level lingkungan strategis yang dapat
mempengaruhi kesiapan PNS dalam melakukan pekerjaannya
sesuai bidang tugas masing-masing, yakni: individu, keluarga
(family), Masyarakat pada level lokal dan regional (Community/
Culture), Nasional (Society), dan Dunia (Global). Ke empat level
lingkungan stratejik tersebut disajikan dalam gambar berikut ini:
Perubahan global (globalisasi) yang terjadi dewasa ini,
memaksa semua bangsa (Negara) untuk berperan serta, jika tidak
maka arus perubahan tersebut akan menghilang dan akan
meninggalkan semua yang tidak mau berubah. Perubahan global
ditandai dengan hancurnya batas (border) suatu bangsa, dengan
membangun pemahaman dunia ini satu tidak dipisahkan oleh
batas Negara. Hal yang menjadi pemicunya adalah berkembang
pesatnya teknologi informasi global, dimana setiap informasi dari
satu penjuru dunia dapat diketahui dalam waktu yang tidak lama
berselang oleh orang di penjuru dunia lainnya.
Perubahan cara pandang tersebut, telah mengubah tatanan
kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal ini ditandai dengan
masuknya kepentingan global (Negara-negara lain) ke dalam
negeri dalam aspek hukum, politik, ekonomi, pembangunan, dan
lain sebagainya. Perubahan cara pandang individu tentang
tatanan berbangsa dan bernegara (wawasan kebangsaan), telah
mempengaruhi cara pandang masyarakat dalam memahami pola
kehidupan dan budaya yang selama ini dipertahankan/diwariskan
secara turun temurun.
Oleh karena itu, pemahaman perubahan dan perkembangan
lingkungan stratejik pada tataran makro merupakan factor utama
yang akan menambah wawasan PNS. Wawasan tersebut

16
melingkupi pemahaman terhadap Globalisasi, Demokrasi,
Desentralisasi, dan Daya Saing Nasional.
PNS dihadapkan pada pengaruh yang datang dari eksternal
juga internal yang kian lama kian menggerus kehidupan
berbangsa dan bernegara (pancasila, UUD 1945, NKRI dan
Bhinneka Tunggal Ika) sebagai konsensus dasar berbangsa dan
bernegara. Fenomena-fenomena tersebut menjadikan pentingnya
setiap PNS mengenal dan memahami secara kritis terkait dengan
isu-isu kritikal yang terjadi saat ini atau bahkan berpotensi terjadi,
isu-isu tersebut diantaranya; bahaya paham radikalisme/
terorisme, bahaya narkoba, cyber crime, money laundry, korupsi,
proxy war. Isu-isu di atas, selanjutnya disebut sebagai isu-isu
strategis kontemporer.

3. Kesiapsiagaan Bela Negara


Untuk melatihan kesiapasiagaan bela negara bagi CPNS ada
beberapa hal yang dapat dilakukan, salah satunya adalah tanggap
dan mau tahu terkait dengan kejadian-kejadian permasalahan yang
dihadapi bangsa negara Indonesia, tidak mudah terprovokasi, tidak
mudah percaya dengan berita yang belum jelas asal usulnya, tidak
terpengaruh dengan penyalahgunaan obat-obatan terlarang dan
permasalahan bangsa lainnya, dan yang lebih penting lagi ada
mempersiapkan jasmani dan mental untuk turut bela negara.
Pasal 27 dan Pasal 30 UUD Negara RI 1945 mengamanatkan
kepada semua komponen bangsa berhak dan wajib ikut serta dalam
upaya pembelaan negara dan syarat-syarat tentang pembelaan
negara. Dalam hal ini setiap CPNS sebagai bagian dari warga
masyarakat tentu memiliki hak dan kewajiban yang sama untuk
melakukan bela Negara sebagaimana diamanatkan dalam UUD
Negara RI 1945 tersebut.
Kesadaran bela negara itu hakikatnya kesediaan berbakti pada
negara dan kesediaan berkorban membela negara. Cakupan bela
negara itu sangat luas, dari yang paling halus, hingga yang paling
17
keras. Mulai dari hubungan baik sesama warga negara sampai
bersama-sama menangkal ancaman nyata musuh bersenjata.
Tercakup di dalamnya adalah bersikap dan berbuat yang terbaik bagi
bangsa dan negara.
Beberapa contoh bela negara dalam kehidupan sehari-hari di
zaman sekarang di berbagai lingkungan:
a. Menciptakan suasana rukun, damai, dan harmonis dalam
keluarga. (lingkungan keluarga).
b. Membentuk keluarga yang sadar hukum (lingkungan keluarga).
c. Meningkatkan iman, takwa dan iptek (lingkungan pelatihan.
d. Kesadaran untuk menaati tata tertib pelatihan (lingkungan
kampus/lembaga pelatihan).
e. Menciptakan suasana rukun, damai, dan aman dalam masyarakat
(lingkungan masyarakat).
f. Menjaga keamanan kampung secara bersama-sama (lingkungan
masyarakat).
g. Mematuhi peraturan hukum yang berlaku (lingkungan negara).
h. Membayar pajak tepat pada waktunya (lingkungan negara).

B. Nilai-nilai Dasar Profesi ASN


Seorang ASN dituntut untuk mampu bersikap dan bertindak
profesional dalam melayani masyarakat. Sesuai dengan yang
diamanatkan dalam Undang – Undang No. 5 Tahun 2014, yaitu
mencetak PNS dengan mengedepankan penguatan nilai – nilai dan
pembangunan karakter. Oleh karena itu, seorang PNS harus mampu
menginternalisasikan nilai-nilai dasar PNS yaitu Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi
(ANEKA).

1. Akuntabilitas
Akuntabilitas merupakan suatu kewajiban
pertanggungjawaban yang harus dicapai. Akuntabilitas merujuk

18
pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk
memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Dengan
demikian kepercayaan masyarakat (public trust) kepada birokrasi
akan semakin menguat karena aparaturnya mampu berperan
sebagai kontrol demokrasi, mencegah korupsi dan
penyalahgunaan kekuasaan serta meningkatkan efisiensi dan
efektivitas.
Indikator dari nilai-nilai dasar akuntabilitas yang harus
diperhatikan, yaitu :

 Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah lingkungan yang akuntabel tercipta dari


atas ke bawah dimana pimpinan memainkan peranan yang
penting dalam menciptakan lingkungannya.

 Transparansi

Transparansi adalah keterbukaan atas semua tindakan dan


kebijakan yang dilakukan oleh individu maupun
kelompok/instansi.

 Integritas

Integritas adalah konsistensi dan keteguhan yang tak


tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan
keyakinan.

 Tanggung Jawab

Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku


atau perbuatannya yang di sengaja maupun yang tidak di
sengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai
perwujudan kesadaran akan kewajiban.
19
 Keadilan

Keadilan adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai


sesuatu hal, baik menyangkut benda atau orang.

 Kepercayaan

Kepercayaan adalah rasa keadilan akan membawa pada sebuah


kepercayaan. Kepercayaan ini yang akan melahirkan
akuntabilitas.

 Keseimbangan

Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja, maka


diperlukan keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan,
serta harapan dan kapasitas.

 Kejelasan

Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab harus memiliki


gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil
yang diharapkan.

 Konsistensi

Konsistensi adalah sebuah usaha untuk terus dan terus


melakukan sesuatu sampai pada tercapai tujuan akhir.

2. Nasionalisme
Nasionalisme merupakan sikap yang meninggikan
bangsanya sendiri dan pandangan tentang rasa cinta terhadap
bangsa dan negara. Dengan nasionalisme yang kuat, maka setiap
PNS memiliki orientasi berpikir mementingkan kepentingan publik,
bangsa, dan negara. Nasionalisme merupakan pandangan atau
paham kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah
airnya yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila. PNS dapat
mempelajari bagaimana aktualisasi sila demi sila dalam Pancasila

20
agar memiliki karakter yang kuat dengan nasionalisme dan
wawasan kebangsaannya.
Indikator dari nilai-nilai dasar nasionalisme yang harus
diperhatikan, yaitu :
 Sila Pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa
a. Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan
ketakwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
b. Bangsa Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang
Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya
masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab.
c. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan
bekerjasama antara pemeluk agama dengan penganut
kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.
d. Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama
dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
e. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi
manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
f. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan
menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing.
g. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain.

 Sila Kedua : Kemanusiaan yang adil dan beradab


a. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan
harkat dan martabatnya sebagai ciptaan makhluk Tuhan
Yang Maha Esa.
b. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan
kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan
suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin,
kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
c. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
d. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa salira.

21
e. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang
lain.
f. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
g. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
h. Berani membela kebenaran dan keadilan.
i. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari
seluruh umat manusia.
j. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan
bekerjasama dengan bangsa lain.

 Sila Ketiga : Persatuan Indonesia


a. Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta
kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai
kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan
golongan.
b. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan
bangsa apabila diperlukan.
c. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
d. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan
bertanah air Indonesia.
e. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
f. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka
Tunggal Ika.
g. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan
bangsa.

 Sila Keempat : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat


kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
a. Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap
manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan
kewajiban yang sama.
b. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
c. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan
untuk kepentingan bersama.
d. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat
kekeluargaan.
e. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang
dicapai sebagai hasil musyawarah.

22
f. Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan
melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
g. Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di
atas kepentingan pribadi dan golongan.
h. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai
dengan hati nurani yang luhur.
i. Keputusan yang diambil harus dapat
dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang
Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia,
nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan
dan kesatuan demi kepentingan bersama.
j. Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang
dipercayai untuk melaksanakan pemusyawaratan.

 Sila Kelima : Keadilan sosial bagi seluruh Indonesia


a. Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan
sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
b. Sikap adil terhadap sesama.
c. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
d. Menghormati hak orang lain.
e. Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat
berdiri sendiri.
f. Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang
bersifat pemerasan terhadap orang lain.
g. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat
pemborosan dan gaya hidup mewah.
h. Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan
atau merugikan kepentingan umum.
i. Suka bekerja keras.
j. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat
bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama.
k. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan
kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.

3. Etika Publik
Etika dapat dipahami sebagai sistem penilaian perilaku
serta keyakinan untuk menentukan perbuatan yang pantas, guna
menjamin adanya perlindungan hak-hak individu, mencakup cara-

23
cara pengambilan keputusan untuk membantu membedakan hal-
hal yang baik dan buruk serta mengarahkan apa yang seharusnya
dilakukan sesuai nilai-nilai yang dianut.

Indikator dari nilai-nilai dasar etika publik yang harus diperhatikan,


yaitu :
 Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.
 Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara
Kesatuan Republik Indonesia 1945.
 Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
 Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
 Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
 Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
 Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada
publik.
 Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan
program pemerintah.
 Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap,
cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
 Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
 Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
 Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja
pegawai.
 Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
 Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang
demokratis sebagai perangkat sistem karir.

4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada
orang lain yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga
mutu kinerja pegawai. Komitmen mutu merupakan pelaksanaan
pelayanan publik dengan berorientasi pada kualitas hasil,

24
dipersepsikan oleh individu terhadap produk/ jasa berupa ukuran
baik/ buruk. Bidang apapun yang menjadi tanggungjawab pegawai
negeri sipil semua mesti dilaksanakan secara optimal agar dapat
memberi kepuasan kepada stakeholder.
Indikator dari nilai-nilai dasar komitmen mutu yang harus
diperhatikan, yaitu :
 Efektivitas
Efektivitas dapat diartikan dengan berhasil guna, dapat
mencapai hasil sesuai dengan target. Sedangkan efektivitas
menunjukkan tingkat ketercapaian target yang telah
direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil
kerja. Efektivitas organisasi tidak hanya diukur dari performa
untuk mencapai target (rencana) mutu, kuantitas, ketepatan
waktu dan alokasi sumber daya, melainkan juga diukur dari
kepuasan dan terpenuhinya kebutuhan pelanggan.
 Efisiensi
Efisiensi dapat dihitung sebagai jumlah sumber daya yang
digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa. Tingkat
efisiensi diukur dari penghematan biaya, waktu, tenaga, dan
pikiran dalam melaksanakan kegiatan. Efisiensi organisasi
ditentukan oleh berapa banyak bahan baku, uang dan
manusia yang dibutuhkan untuk menghasilkan jumlah
keluaran tertentu.
 Inovasi
Inovasi dapat muncul karena ada dorongan dari dalam
(internal) untuk melakukan perubahan, atau bisa juga karena
ada desakan kebutuhan dari pihak eksternal misalnya
permintaan pasar. Inovasi dalam layanan publik harus
mencerminkan hasil pemikiran baru yang konstruktif, sehingga
akan memotivasi setiap individu untuk membangun karakter
dan mindset baru sebagai aparatur penyelenggara
pemerintahan, yang diwujudkan dalam bentuk profesionalisme
layanan publik yang berbeda dengan sebelumnya, bukan
sekedar menjalankan atau menggugurkan tugas rutin.
 Orientasi mutu

25
Mutu merupakan salah satu standar yang menjadi dasar untuk
mengukur capaian hasil kerja. Mutu menjadi salah satu alat
vital untuk mempertahankan keberlanjutan organisasi dan
menjaga kredibilitas institusi. Orientasi mutu berkomitmen
untuk senantiasa melakukan pekerjaan dengan arah dan
tujuan untuk kualitas pelayanan sehingga pelanggan menjadi
puas dalam pelayanan. (Ada lima dimensi karakteristik yang
digunakan pelanggan dalam mengevaluasi kualitas pelayanan
(Berry dan Pasuraman dalam Zulian Zamit, 2010:11) yaitu :
1) Tangibles
Tangibles adalah bukti langsung yang meliputi fasilitas
fisik, perlengkapan pegawai dan sarana komunikasi.
2) Reliability
Reliability adalah kemampuan dalam memberikan
pelayanan dengan segera dan memuaskan serta sesuai
dengan yang telah dijanjikan.
3) Responsiveness
Responsiveness adalah keinginan untuk memberikan
pelayanan dengan tanggap.
4) Assurance
Assurance mencakup kemampuan, kesopanan dan sifat
dapat dipercaya.
5) Empaty
Empaty adalah kemudahan dalam melakukan hubungan,
komunikasi yang baik dan perhatian yang tulus terhadap
kebutuhan pelanggan.

5. Anti Korupsi
Korupsi berasal dari bahasa latin “corruption” (Fockema
Andrea: 1951) atau “corruptus” (Webster Student Dictionary:
1960). Selanjutnya dikatakan bahwa “corruption” berasal dari kata
“corrumpere”, suatu bahasa latin yang lebih tua. Dari bahasa latin
tersebut kemudian dikenal istilah “coruption, corrupt” (Inggris),
“corruption” (Perancis) dan “corruptive/korruptie” (Belanda).
Korupsi secara harafiah adalah kebusukan, keburukan, kebejatan,
ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari
kesucian.
26
Korupsi sering disebut dengan kejahatan luar biasa karena
dampaknya dapat menyebabkan kerusakan yang luar biasa baik
dalam ruang lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan kehidupan
yang lebih luas. Kerusakan tersebut tidak hanya terjadi dalam
kurun waktu yang pendek, namun dapat berdampak secara
jangka panjang. Korupsi menurut UU No. 20 Tahun 2001
didefinisikan sebagai tindakan melawan hukum dengan maksud
memperkaya diri sendiri, orang lain, atau korporasi yang berakibat
merugikan keuangan negara atau perekonomian negara. Menurut
UU No. 31/1999 No. UU 20/2001, terdapat 7 kelompok tindak
pidana korupsi yang terdiri dari :
a. Kerugian keuangan negara,
b. Suap-menyuap,
c. Pemerasan,
d. Perbuatan curang,
e. Penggelapan dalam jabatan,
f. Benturan kepentingan dalam pengadaan, dan
g. Gratifikasi.
Indikator dari nilai-nilai dasar anti korupsi yang harus diperhatikan,
yaitu :
 Kejujuran
Kejujuran dapat didefinisikan sebagai lurus hati, tidak
berbohong, dan tidak curang. Jujur adalah salah satu sifat
yang sangat penting dalam kehidupan pegawai, tanpa sifat
jujur pegawai tidak akan dipercaya dalam kehidupan
sosialnya.
 Kepedulian
Kepedulian adalah mengindahkan, memperhatikan dan
menghiraukan. Nilai kepedulian sangat penting bagi seorang
pegawai dalam kehidupan di tempat kerja dan di masyarakat.

 Kemandirian
Kemandirian adalah kondisi mandiri dapat diartikan sebagai
proses mendewasakan diri yaitu dengan tidak bergantung
pada orang lain untuk mengerjakan tugas dan tanggung
jawabnya
27
 Kedisiplinan
Kedisiplinan adalah ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan
yang berlaku.
 Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah menerima segala sesuatu perbuatan
yang salah baik itu disengaja maupun tidak disengaja.
Tanggung jawab tersebut berupa perwujudan dan kesadaran
akan kewajiban dan menyelesaikan semua masalah yang
telah dilakukan.
 Kerja Keras
Kerja keras ditandai adanya kemauan, dimana kemauan
menimbulkan asosiasi dengan ketekadan, ketekunan, daya
tahan, tujuan jelas, daya kerja, pendirian, pengendalian diri,
keberanian, ketabahan, keteguhan, tenaga, kekuatan dan
pantang mundur.
 Sederhana
Gaya hidup sederhana dibiasakan untuk tidak hidup boros,
hidup sesuai dengan kemampuannya dan dapat memenuhi
semua kebutuhannya. Prinsip hidup sederhara merupakan
parameter penting dalam menjalin hubungan antara sesama
karena prinsip ini akan mengatasi permasalahan kesenjangan
sosial, iri, dengki, tamak, egosi dan juga menghindari dari
keinginan yang berlebihan.

 Keberanian
Nilai keberanian dapat dikembangkan dan diwujudkan dalam
bentuk berani mengatakan dan membela kebenaran, berani
mengakui kesalahan, berani bertanggungjawab dan lain
sebagainya.
 Keadilan
Keadilan adalah sama berat, tidak berat sebelah, tidak
memihak.

C. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI

28
PNS memegang peranan besar dalam kelancaran
pemerintahan dan pembangunan, maka PNS memiliki peran dan
kedudukan yang sangat penting dalam berjalannya sistem
pemerintahan serta pelayanan lembaga negara kepada masyarakat.
Kedudukan ASN dalam NKRI yaitu :

 Pegawai ASN berkedudukan sebagai Aparatur Negara.

 Pegawai ASN melaksanakan Kebijakan yg ditetapkan oleh


Pimpinan Instansi Pemerintah serta harus bebas dr pengaruh &
Intervensi semua Golongan & Parpol.

 Pegawai ASN dilarang menjadi anggota dan/atau pengurus


partai politik.

 Kedudukan ASN berada di Pusat, Daerah dan Luar Negeri,


namun demikian Pegawai ASN merupakan satu kesatuan

Dengan terbitnya Undang – Undang No. 5 Tahun 2014 tentang


Aparatur Sipil Negara, Pegawai Negeri Sipil diharuskan mempunyai
fungsi sebagai :
 Pelaksana kebijakan publik
ASN berfungsi, bertugas dan berperan nuntuk melaksanakan
kebijakan yang dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Untuk itu ASN harus mengutamakan kepentingan publik dan
masyarakat luas dalam menjalankan fungsi dan tugasnya
tersebut. Harus mengutamakan pelayanan yang berorientasi
pada kepentingan publik.
 Pelayan publik
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk memberikan
pelayanan publik yang profesional dan berkualitas. Pelayanan
publik merupakan kegiatan dalam rangka pemenuhan
kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas
barang, jasa dan/atau pelayanan administratif yang
diselenggarakan oleh penyelenggara pelayanan publik dengan
29
tujuan kepuasan pelanggan. Oleh karena itu ASN dituntut
untuk profesional dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat.
 Perekat dan pemersatu bangsa
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk mempererat
persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan zrepulik Indonesia.
ASN senantiasa dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, UUD
194, Negara dan Pemerintah. ASN senantiasa menjunjung
tinggi martabat ASN serta senantiasa mengutamakan
kepentingan Negara daripada kepentingan diri sendiri,
seseorang dan golongan. Dalam UU ASN disebutkan bahwa
dalam penyelenggaraan dan kebijakan manajemen ASN, salah
satu diantaranya asas persatuan dan kesatuan. ASN harus
senantiasa mengutamakan dan mementingkan persatuan dan
kesatuan bangsa (Kepentingan bangsa dan Negara di atas
segalanya).
1. Manajemen ASN

Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan


pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi,
bebas dari intervensi politik, bersih dari praktek korupsi, kolusi dan
nepotisme. Manajemen ASN meliputi Manajemen PNS dan
Manajemen PPPK. PNS diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian
untuk menduduki suatu jabatan pemerintahan dan memilili nomor
induk pegawai nasional. Sementara itu, PPPK diangkat oleh pejabat
pembina kepegawaian berdasarkan perjanjian kerja sesuai dengan
kebutuhan instansi pemerintah untuk jangka waktu tertentu.
Manajemen ASN diselenggarakan berdasarkan Sistem Merit.
Manajemen ASN meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan;
pengadaan; pangkat dan jabatan; pengembangan karier; pola karier;
promosi; mutasi; penilaian kinerja; penggajian dan tunjangan;
penghargaan; disiplin; pemberhentian; jaminan pensiun dan jaminan
hari tua; dan perlindungan (LAN, Manajemen Aparatur Sipil Negara,
2014).

30
2. Whole of Government

Whole of Government (WoG) merupakan suatu pendekatan


penyelenggaraan pemerintah yang menyatukan upaya-upaya
kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup
koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan
pembangunan kebijakan, manajemen program, dan pelayanan publik.
Oleh karena itu WoG dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu
pendekatan dengan melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait
urusan-urusan yang relevan (Suwarno & Sejati, 2016).

WoG dipandang sebagai metode suatu instansi pelayanan


publik bekerja lintas batas atau lintas sektor guna mencapai tujuan
bersama dan sebagai respon terpadu pemerintah terhadap isu-isu
tertentu (Shergold & lain-lain, 2004).

Alasan penerapan WoG dalam sistem aparatur sipil Indonesia adalah:

 Adanya faktor-faktor eksternal seperti dorongan publik dalam


mewujudkan integrasi kebijakan, program pembangunan dan
pelayanan agar tercipta penyelenggaraan pemerintahan lebih baik,
selain itu perkembangan teknologi informasi, situasi dan dinamika
kebijakan yang lebih kompleks juga mendorong pentingnya WoG.

 Faktor-faktor internal dengan adanya fenomena ketimpangan


kapasitas sektoral sebagai akibat dari adanya nuansa kompetisi
antar sektor dalam pembangunan.

 Keberagaman latar belakang nilai, budaya, adat istiadat, serta


bentuk latar belakang lainnya mendorong adanya potensi
disintegrtasi bangsa.

3. Pelayanan Publik

31
LAN (1998), mengartikan pelayanan publik sebagai segala
bentuk kegiatan pelayanan umum yang dilaksanakan oleh Instansi
Pemerintahan di Pusat dan Daerah, dan di lingkungan BUMN/BUMD
dalam bentuk barang dan /atau jasa, baik dalam pemenuhan
kebutuhan masyarakat. Dalam UU No. 25 tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik, Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian
kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai
dengan Peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara
dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif
yang disediakan oleh penyelenggara Pelayanan Publik.
Barang/jasa publik adalah barang/jasa yang memiliki rivalry
(rivalitas) dan excludability (ekskludabilitas) yang rendah. Barang/jasa
publik yang murni yang memiliki ciri-ciri: tidak dapat diproduksi oleh
sektor swasta karena adanya free rider problem, non-rivalry, dan non-
excludable, serta cara mengkonsumsinya dapat dilakukan secara
kolektif. Perkembangan paradigma pelayanan: Old Public
Administration (OPA), New Public Management (NPM) dan
seterusnya menjadi New Public Service (NPS).
Sembilan prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan
pelayanan prima adalah: partisipatif, transparan, responsif, non
diskriminatif, mudah dan murah, efektif dan efisien, aksesibel,
akuntabel, dan berkeadilan.

Fundamental Pelayanan Publik:

1. Pelayanan publik merupakan hak warga negara sebagai amanat


konstitusi

2. Pelayanan publik diselenggarakan dengan pajak warga negara

3. Pelayanan publik diselenggarakan dengan tujuan untuk mencapai


hal-hal strategis untuk memajukan bangsa di masa yang akan
datang

4. Pelayanan publik tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan-


kebutuhan warga negara tetapi juga untuk proteksi

32
D. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP)

Penyelenggaraan pemerintahan tentu memiliki kegiatan yang


cukup banyak dan sangat luas, mulai dari perencanaan, pelaksanaan,
pertanggungjawaban, pengawasan hingga evaluasi. Maka untuk
dapat mewujudkan tata kelola penyenggaraan pemerintah yang baik
tersebut pemerintah membentuk suatu sistem yang dapat
mengendalikan seluruh kegiatan penyelenggaraan pemerintahan.
Sistem dimaksud adalah Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
atau sering disingkat dengan SPIP.
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah merupakan salah satu
sistem pengendalian pemerintah. Disamping itu terdapat Sistem
lainnya adalah Sistem pengendalian Ekstern Pemerintah. Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah dilaksanakan oleh Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan Inspektorat
melalui Aparat Pengawasan Intern Pemerintah/ Sedangkan Sistem
Pengendalian Ekstern pemerintah dilaksanakan oleh Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK), DPR/DPRD, Kepolisian, Kejaksaan,
Komisi Pemberantasan Korupsi dan lembaga peradilan lainnya.
Dengan adanya SPIP tersebut diharapkan dapat menciptakan
kondisi dimana terdapat budaya pengawasan terhadap seluruh
organisasi dan kegiatan sehingga dapat mendeteksi terjadinya sejak
dini kemungkinan penyimpangan serta meminimalisir terjadinya
tindakan yang dapat merugikan negara.
Melihat pentingnya peran SPIP dalam rangka mencapai tujuan
dan sasaran organisasi serta untuk mewujudkan tata kelola
pemerintahan yang baik maka pimpinan instansi/organisasi harus
dapat menjadikan penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
menjadi tanggung jawab bersama tidak hanya pada unit kerja terkecil
tapi hingga kepada masing-masing individu.
Selain itu perlu diingat bahwa SPIP bukan hanya upaya
membentuk mekanisme administratif saja tetapi juga upaya
melakukan perubahan sikap dan perilaku (soft factor). Peraturan yang

33
ada bukan merupakan akhir namun merupakan awal dari langkah
perbaikan. Oleh Karena itu, implementasi SPIP sangat bergantung
kepada komitmen, teladan pimpinan dan niat baik dari seluruh elemen
dan pejabat dan pegawai instansi pemerintah.

BAB III

TUGAS UNIT KERJA DAN TUGAS PESERTA

A. Profil Organisasi

1. Dasar Hukum Pembentukan Organisasi


Dasar hukum Dasar hukum terbaru yang melandasi
kedudukan Inspektorat Kabupaten Cilacap adalah UU No. 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah
beberapa kali diubah, terakhir dengan UU No. 9 Tahun 2015
tentang Perubahan Kedua atas UU No. 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah, dimana dalam Pasal 209 ayat (2)
menyebutkan bahwa salah satu Perangkat Daerah pada
kabupaten/kota adalah Inspektorat.

34
Menindaklanjuti Undang-undang tersebut, Pemerintah
Kabupaten Cilacap telah menerbitkan Peraturan Daerah
Kabupaten Cilacap Nomor 9 Tahun 2016 Tentang Pembentukan
dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Cilacap sebagai
dasar pembentukan dan susunan perangkat daerah, dan
menegaskan pada Pasal 3 bahwa Inspektorat Kabupaten Cilacap
merupakan Inspektorat Tipe A.

2. Visi, Misi, Tata Nilai, dan Tujuan Organisasi


a. Visi
Visi Inspektorat Kabupaten Cilacap adalah Cilacap semakin
Sejahtera Secara Merata.
b. Misi
Misi Inspektorat Kabupaten Cilacap adalah meningkatkan
kualitas penyelenggaraan pemerintah yang profesional bersifat
enterpeneur dan dinamis dengan mengedepankan prinsip
Good Governance dan Clean Goverment.
c. Tata Nilai
 Profesional
Aparatur Inspektorat adalah aparat yang bekerja keras untuk
mencapai tujuan organisasi melalui penguasaan bidang
tugasnya, menjunjung tinggi etika dan integritas profesi.
 Akuntabel
Setiap kegiatan dalam rangka penyelenggaraan pemerintah
dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat sesuai
dengan ketentuan atau peraturan yang berlaku.
 Sinergi
Komitmen untuk membangun dan memastikan hubungan
kerjasama yang produktif serta kemitraan yang harmonis
dengan para pemangku kepentingan untuk menemukan dan
melaksanakan solusi terbaik, bermanfaat, dan berkualitas.
 Transparan
Inspektorat menjamin akses atau kebebasan bagi setiap
orang untuk memperoleh informasi tentang
penyelenggaraan pemerintahan, yakni informasi tentang

35
kebijakan, proses pembuatan dan pelaksanaannya, serta
hasil-hasil yang dicapai.
 Inovatif
Inspektorat mendukung kreatifitas dan mengembangkan
inisiatif untuk selalu melakukan pembaharuan dalam
penyelenggaraan tugas dan fungsinya.

d. Tujuan Organisasi
Tujuan Inspektorat Kabupaten Cilacap adalah
meningkatkan kualitas Sistem Pengendalian Intern di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Cilacap.

e. Tugas dan Fungsi


Inspektorat mempunyai tugas membantu Bupati dalam
membina dan mengawasi pelaksanaan urusan pemerintahan
yang menjadi kewenangan daerah dan tugas pembentukan oleh
Perangkat Daerah.
Dalam melaksanakan tugas, Insepektorat Kabupaten
Cilacap menyelenggarakan fungsi :
 Perumusan kebijakan teknis bidang pengawasan dan
fasilitasi pengawasan.
 Pelaksanaan pengawasan internal terhadap kinerja dari
keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan dan
kegiatan pengawasan lainnya.
 Pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas
penugasan Bupati.
 Penyusunan laporan hasil pengawasan.
 Pelaksanaan administrasi Inspektorat Kabupaten.
 Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati terkait
dengan tugas dan fungsinya.

3. Struktur Organisasi dan Job Deskripsi

36
a. Struktur Organisasi (gambar 3.1)

INSPEKTUR

SEKRETARIAT

SUBAG. SUBAG. SUBAG. UMUM,


PERENCANAAN EVALUASI DAN KEPEG, KEU DAN
PELAPORAN ASET

I I I I
N N N N
S S S S
P P P P
Kelompok Jabatan Kelompok
E Jabatan E Jabatan
Kelompok Kelompok
E Jabatan E
Fungsional Fungsional
K K
Fungsional Fungsional
K K
T T T T
U U U U
R R R R

P P P P
E E E E
M M M M
B B B B
A A A A
N N N N
T T T T
U U U U
W W W W
I I I I
L L L L
A A A A
Y Y Y Y
A A A A
H H H H

I I I I
I I V
I
Dari bagan struktur organisasi Inspektorat Kabupaten
Cilacap dalam penyelenggaraannya dipimpin oleh seorang
Inspektur yang bertugas membantu Bupati, membina dan
mengawasi pelaksanaan Urusan Pemerintahan yang menjadi
kewenangan Daerah dan Tugas Pembantuan oleh Perangkat
Daerah.

37
Dalam melaksanakan tugas pokok Inspektur mempunyai
fungsi, yaitu :
 Merumuskan dan menetapkan program kerja Inspektorat
berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas.
 Merumuskan kebijakan teknis di bidang pengawasan
berdasarkan rencana strategis Inspektorat sebagai dasar
pelaksanaan kegiatansesuai dengan ketentuan
peraturanperundang-undangan yang berlaku.
 Mendistribusikan tugas dan mengarahkan pelaksanan tugas
bawahan sesuai dengan fungsi dan kompetensi bawahan
dengan prinsip pembagian tugas habis.
 Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan
pemerintahan yang diselenggarakan oleh perangkat daerah.
 Memberikan pengujian dan penilaian atas kebenaran laporan
berkala atau insidentil dari setiap tugas pemerintah daerah.
 Melaksanakan pengusutan kebenaran laporan atau aduan
masyarakat maupun instansi/lembaga atas penyimpangan
maupun penyalahgunaan wewenang oleh aparat pemerintah
daerah.
 Memberikan rekomendasi terhadap aparatur pemerintah daerah
dan desa yang melakukan penyimpangan atau penyalahgunaan
wewenang sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-
undangan yang berlaku.
 Melimpahkan hasil pengawasan yang mengandung unsur tindak
pidana korupsi kepada aparat penegak hukum atas perintah
Bupati.
 Menyelenggarakan kebijakan kesekretariatan Inspektorat
dengan mengarahkan perencanaan/perumusan program,
evaluasi dan pelaporan, pengelolaan keuangan dan aset, dan
urusan umum dan kepegawaian.
 Melaksanakan pembinaan teknis pengawasan untuk mendukung
kualitas hasil pengawasan.
 Menilai dan mengevaluasi kinerja bawahan untuk memacu
prestasi kerja.

38
 Menyampaikan saran dan masukan kepada pimpinan untuk
bahan pertimbangan pengambilan kebijakan.
 Melaporkan pelaksanaan tugas sebagai wujud
pertanggungjawaban.
 Melaksanakan tugas kedinasan lain atas perintah pimpinan
sesuai dengan bidang tugasnya.

Dalam melaksanakan tugas tersebut Inspektur dibantu oleh :


1) Sekretariat
Sekretariat mempunyai tugas perumusan dan
pelaksanaan kebijakan, pengoordinasian, pemantauan,
evaluasi dan pelaporan meliputi perencanaan, pembinaan
ketatausahaan, hukum, keuangan dan aset, kerumahtanggaan,
kerjasama, kearsipan, dokumentasi, keorganisasian dan
ketatalaksanaan, kehumasan dan keprotokolan,
kepegawaiandan pelayanan administrasi di lingkungan
Inspektorat.
Dalam melaksanakan tugas tersebut dikerjakan oleh
Sekretaris. Adapun uraian tugas Sekretaris sebagai berikut:
 Menyusun program dan rencana kerjaSekretariat
berdasarkan rencana strategis Inspektorat sebagai pedoman
pelaksanaan tugas.
 Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja Inspektorat
dalam penyusunan program dan laporan agar terwujud
sinkronisasi pelaksanaan tugas dinas.
 Mendistribusikan tugas dan mengarahkan tugas bawahan
sesuai dengan fungsi dan kompetensi bawahan dengan
prinsip pembagian tugas habis.
 Menyelia pelaksanaan tugas perencanaan, evaluasi dan
pelaporan, umum, kepegawaian, keuangan dan aset.
 Menyelenggarakan urusan perencanaan, evaluasi dan
pelaporan, sesuai program kerja untuk mendukung
kelancaran pelaksanaan tugas.

39
 Menyelenggarakan urusan sesuai program kerja untuk
mendukung kelancaran pelaksanaan tugas.
 Menyelenggarakan urusan umum, kepegawaian, keuangan
dan aset sesuai program kerja untuk mendukung kelancaran
pelaksanaan tugas.
 Mengoordinasikan pelaksanaan reviu Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Pemerintah Kabupaten
Cilacap dan evaluasi SAKIP Perangkat Daerah, dan
evaluasi Penilaian Mandiri Reformasi Birokrasi (PMRB)
Pemerintah Kabupaten Cilacap.
 Mengoordinasikan pelaksanaan reviu Rencana Kerja
Anggaran (RKA) Perangkat Daerah di Lingkungan
Pemerintah Kabupaten Cilacap.
 Menilai dan mengevaluasi kinerja bawahan untuk memacu
prestasi kerja.
 Menyampaikan saran dan masukan kepada pimpinan untuk
bahan pertimbangan pengambilan kebijakan.
 Melaporkan pelaksanaan tugas sebagai wujud
pertanggungjawaban.
 Melaksanakan tugas kedinasan lain atas perintah pimpinan
sesuai dengan bidang tugasnya.

Sekretariat membawahi 3 kepala sub bagian, yaitu:


a) Sub Bagian Perencanaan
Sub Bagian Perencanaan mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan perumusan, pengoordinasian,
pelaksanaan, pemantauan, evaluasi dan pelaporan
perencanaan dan program kerja Inspektorat
Kepala Sub Bagian Perencanaan mempunyai uraian tugas:
 Menyiapkan bahan program kerja perencanaan
sebagai pedoman pelaksanaan tugas.
 Melakukan koordinasi dengan unit kerja Inspektorat
agar terwujud sinkronisasi pelaksanaan tugas.

40
 Mendistribusikan tugas dan menyelia tugas bawahan
sesuai dengan fungsi dan kompetensi bawahan dengan
prinsip pembagian tugas habis.
 Melakukan koordinasi penyusunan Rencana Kerja dan
Anggaran dengan unit kerja terkait.
 Menyiapkan bahan Kebijakan Umum Anggaran-PPAS,
RKA dan DPA, Renja, Renstra, LAKIP, LPPD, LKPJ
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan untuk
kelancaran pelaksanaan kegiatan.
 Melakukan perencanaan pengadaan barang/jasa
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan di
lingkungan Inspektorat.
 Menyiapkan bahan koordinasi pelaksanaan tugas dan
kegiatan di lingkungan Inspektorat agar tercipta
keselarasan dan keterpaduan kerja.
 Menyiapkan bahan sinkronisasi program pengawasan
dengan Aparat Pengawas Internal Pemerintah lainnya.
 Menyiapkan bahan dan materi persiapan pemeriksaan.
 Melakukan inventarisasi data obyek potensial yang
akan diperiksa.
 Menilai dan mengevaluasi kinerja bawahan untuk
memacu prestasi kerja.
 Menyampaikan saran dan masukan kepada pimpinan
untuk bahan pertimbangan pengambilan kebijakan.
 Melaporkan pelaksanaan tugas sebagai wujud
pertanggungjawaban.
 Melaksanakan tugas kedinasan lain atas perintah
pimpinan sesuai dengan bidang tugasnya.
b) Sub Bagian Evaluasi dan Pelaporan
Sub Bagian Evaluasi dan Pelaporan mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan penyusunan, menghimpun,
mengolah, menilai dan memantau tindak lanjut hasil
pengawasan, menyimpan laporan hasil pengawasan aparat
pengawas fungsional pemerintah dan melaksanakan
administrasi pengaduan masyarakat serta menyusun
laporan kegiatan pengawasan.

41
Kepala Sub Bagian Evaluasi dan Pelaporan mempunyai
uraian tugas:
 Menyiapkan bahan program kerja sub bagian evaluasi
dan pelaporan sebagai pedoman pelaksanaan tugas.
 Melakukan koordinasi dengan unit kerja Inspektorat
agar terwujud sinkronisasi pelaksanaan tugas.
 Mendistribusikan tugas dan menyelia tugas bawahan
sesuai dengan fungsi dan kompetensi bawahan dengan
prinsip pembagian tugas habis.
 Melakukan inventarisir laporan hasil pengawasan.
 Melakukan evaluasi laporan hasil pengawasan dan
tindak lanjut hasil pengawasan.
 Menyiapkan bahan evaluasi dan pelaporan kegiatan
Inspektorat melalui koordinasi kegiatan masing-masing
inspektur wilayah sebagai pedoman dalam
melaksanakan tugas.
 Melakukan penyusunan statistik hasil pengawasan.
 Menghimpun data laporan pelaksanaan kegiatan di
masing-masing inspektur wilayah sebagai bahan
penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan.
 Menyiapkan bahan reviu Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (SAKIP) Pemerintah Kabupaten
Cilacap dan evaluasi SAKIP Perangkat Daerah, dan
evaluasi Penilaian Mandiri Reformasi birokrasi (PMRB)
Pemerintah Kabupaten Cilacap.
 Menyiapkan bahan pelaksanaan reviu Rencana Kerja
Anggaran (RKA) Perangkat Daerah di Lingkungan
Pemerintah Kabupaten Cilacap.
 Menilai dan mengevaluasi kinerja bawahan untuk
memacu prestasi kerja.
 Menyampaikan saran dan masukan kepada pimpinan
untuk bahan pertimbangan pengambilan kebijakan.

42
 Melaporkan pelaksanaan tugas sebagai wujud
pertanggungjawaban.
 Melaksanakan tugas kedinasan lain atas perintah
pimpinan sesuai dengan bidang tugasnya.
c) Sub Bagian Umum, Kepegawaian, Keuangan, dan Aset
Sub Bagian Umum, Kepegawaian, Keuangan dan Aset
mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan,
pengoordinasian, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi dan
pelaporan penatausahaan keuangan dan pengelolaan
administrasi umum yang meliputi ketatausahaan, kearsipan,
kerumahtanggaan, perlengkapan, kehumasan dan
keprotokolan, serta pengelolaan urusan kepegawaian di
lingkungan Inspektorat.
Kepala Sub Bagian Evaluasi dan Pelaporan mempunyai
uraian tugas :
 Menyiapkan bahan program kerja sub bagian umum,
kepegawaian, keuangan dan aset sebagai pedoman
pelaksanaan tugas.
 Melakukan koordinasi dengan unit kerja Inspektorat
agar terwujud sinkronisasi pelaksanaan tugas.
 Mendistribusikan tugas dan menyelia tugas bawahan
sesuai dengan fungsi dan kompetensi bawahan dengan
prinsip pembagian tugas habis.
 Melaksanakan ketatausahaan Inspektorat dengan
mengelola surat masuk, surat keluar, penataan arsip
dan dokumen serta pengelolaan sistem informasi
manajemen sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
 Menyiapkan bahan keorganisasian dan
ketatalaksanaan, kehumasan dan keprotokolan, serta
hukum dengan menyiapkan bahan analisis yang
diperlukan untuk kelancaran pelaksanaan tugas.

43
 Melakukan pengelolaan aset meliputi pendistribusian
dan pemeliharaan sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
 Melakukan pengelolaan kerumahtanggaan Inspektorat
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
 Melakukan pengelolaan administrasi kepegawaian
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
 Melakukan koordinasi pengelolaan keuangan dan aset
dengan unit kerja terkait.
 Menyiapkan bahan pengajuan dan memverifikasi Surat
Permintaan Pembayaran-Uang Persediaan, Surat
Permintaan Pembayaran-Ganti Uang, Surat
Permintaan Pembayaran-Tambah Uang dan Surat
Permintaan Pembayaran-Langsung serta mengajukan
verifikasi Surat Permintaan Pembayaran ke Badan
Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan untuk
kelancaran penatausahaan keuangan.
 Memverifikasi laporan surat pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD sesuai dengan prosedur,
mekanisme dan peraturan perundang-undangan
sebagai bahan pemeriksaan.
 Menyiapkan bahan untuk pengesahan surat
pertanggungjawaban atas pelaksanaan APBD guna
dikirimkan kepada Pejabat Pengelola Keuangan
Daerah sesuai peraturan perundang-undangan untuk
kelancaran kegiatan.
 Menyiapkan bahan penyusunan jurnal penerimaan kas,
jurnal pengeluaran kas, buku besar, jurnal umum dan
laporan realisasi anggaran baik bulanan, semester
maupun tahunan sesuai ketentuan sebagai bahan
informasi dan evaluasi.

44
 Menyiapkan bahan pengelolaan, pembinaan dan
pengawasan penatausahaan keuangan dan aset
sesuai dengan peraturan perundang-undangan agar
pelaksanaan tugas berjalan lancar.
 Menyiapkan bahan koordinasi dalam
pengusulan/penunjukkan kuasa pengguna anggaran,
pejabat pembuat komitmen, pejabat pelaksana teknis
kegiatan dan bendahara serta pejabat penatausahaan
keuangan lainnya sesuai dengan peraturan perundang-
undangan sebagai dasar pertanggungjawaban
keuangan.
 Melakukan rekonsiliasi aset tetap dan belanja antara
pengurus barang dengan bendahara pengeluaran.
 Menilai dan mengevaluasi kinerja bawahan untuk
memacu prestasi kerja.
 Menyampaikan saran dan masukan kepada pimpinan
untuk bahan pertimbangan pengambilan kebijakan.
 Melaporkan pelaksanaan tugas sebagai wujud
pertanggungjawaban.
 Melaksanakan tugas kedinasan lain atas perintah
pimpinan sesuai dengan bidang tugasnya.
2) Inspektur Pembantu Wilayah
Inspektur Pembantu Wilayah mempunyai tugas membantu
Inspektur dalam mengkoordinasikan penyelenggaraan kegiatan
pengawasan, pemantauan, evaluasi dan pemeriksaan
komprehensif terhadap pelaksanaan urusan pemerintahan
daerah, pembinaan atas penyelenggaraan pemerintahan desa,
serta pengawasan atas pelaksanaan tugas pembantuan dan
pinjaman/hibah berdasarkan peraturan perundang-undangan
untuk mewujudkan tata kelola/kepemerintahan yang baik.
Inspektur Pembantu Wilayah sebagaimana terdiri dari :
 Inspektur Pembantu Wilayah I;
 Inspektur Pembantu Wilayah II;
 Inspektur Pembantu Wilayah III; dan

45
 Inspektur Pembantu Wilayah IV.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
dalam, Inspektur Pembantu Wilayah menyelenggarakan fungsi:
 Penyusunan program pengawasan wilayah.
 Penyusunan norma dan petunjuk teknis pengawasan,
pengujian, penilaian dan pengusutan.
 Pemeriksaan, pengusutan, pengujian dan penilaian atas
kebenaran laporan berkala dan/atau insidentil dari
pelaksanaan tugas Perangkat Daerah, Unit Pelaksana
Teknis Dinas/Unit Pelaksana Teknis Badan, Perusahaan
Daerah/Badan Usaha Milik Daerah dan melaksanakan
pembinaan atas penyelenggaraan pemerintahan desa dan
pelaksanaan urusan pemerintahan desa.
 Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan pimpinanterkait
dengan tugas dan fungsinya.

Inspektur Pembantu Wilayah mempunyai uraian tugas:


 Menyusun program dan rencana kerja Inspektur Pembantu
Wilayah berdasarkan rencana strategis Inspektorat sebagai
pedoman dalam pelaksanaan tugas.
 Melaksanakan program pengawasan di wilayah kerja
masing-masing.
 Mendistribusikan tugas dan menyelia tugas bawahan sesuai
dengan fungsi dan kompetensi bawahan dengan prinsip
pembagian tugas habis.
 Mengoordinasikan rumusan Program Kerja Pengawasan
Tahunan (PKPT) di bidang pengawasan sebagai dasar
pelaksanaan tugas pengawasan terstruktur dan terencana di
wilayah kerjanya dengan memperhatikan sumberdaya dan
alokasi waktu yang diperlukan.

46
 Melaksanakan pemeriksaan, pengusutan, pengujian dan
penilaian tugas pengawasan di wilayah kerja masing-
masing.
 Melaporkan hasil pengawasan di wilayah kerja masing-
masing.
 Melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan tugas
Perangkat Daerah di wilayah kerja masing-masing.
 Memberikan penilaian kerja dan prestasi bawahan sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
 Mengoordinasikan pelaksanaan pemeriksaan reguler,
khusus/kasus, pemantauan/monitoring dan evaluasi.
 Melaksanakan evaluasi secara berkala atas hasil
pelaksanaan tugas pengawasan yang dilaksanakan
diwilayah kerja masing-masing sebagai bahan penyusunan
program kerja selanjutnya untuk pencapaian tupoksi secara
maksimal.
 Menilai dan mengevaluasi kinerja bawahan untuk memacu
prestasi kerja.
 Menyampaikan saran dan masukan kepada pimpinan
sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan.
 Melaporkan pelaksanaan tugas sebagai wujud
pertanggungjawaban.
 Melaksanakan tugas kedinasan lain atas perintah pimpinan
sesuai dengan bidang tugasnya.

4. Deskripsi SDM dan Sarana Prasarana

a. Sumber Daya Manusia / Aparatur Inspektorat.


Jumlah PNS di Inspektorat Kabupaten Cilacap sampai
dengan bulan Juni 2019 seluruhnya sebanyak 53 orang, yang
terdiri dari laki-laki sebanyak 39 orang dan perempuan
sebanyak 14 orang. Menurut tingkat pendidikan sebagian
besar PNS berpendidikan Strata 1 (Sarjana). Pejabat struktural
di Inspektorat Kabupaten Cilacap tahun 2019 sebanyak 9
47
(sembilan) orang. Adapun rincian SDM yang ada di Inspektorat
Kabupaten Cilacap Sebagai berikut :

 Status Kepegawaian:
 PNS : 36 Orang
 CPNS : 7 Orang
 Non PNS : 12 Orang

 Jabatan Struktural:
 Eselon II.b : 1 Orang
 Eselon III.a : 4 Orang
 Eselon IV.a : 3 Orang

 Pendidikan:
 Pasca Sarjana : 7 Orang
 Sarjana : 31 Orang
 Diploma IV : 1 Orang
 SMA : 2 Orang
 SMK : 2 Orang

 Berdasarkan Pangkat dan Golongan :


 Golongan IV / c (Pembina Utama Muda) : 1 Orang
 Golongan IV / b (Pembina Tk. I) : 4 Orang
 Golongan IV / a (Pembina) : 3 Orang
 Golongan III / d (Penata Tk. I) : 7 Orang
 Golongan III / c (Penata) : 9 Orang
 Golongan III / b (Penata Muda Tk.I) : 6 Orang
 Golongan III / a (Penata Muda) : 10 Orang
 Golongan II / d (Pengatur Tk. I) : 1 Orang
 Golongan II / c (Pengatur) : 2 Orang

 Berdasarkan jenjang jabatan Fungsional (Auditor dan


P2UPD):
 Jenjang Ahli Madya (2 Auditor + 3 P2UPD) : 5 Orang
 Jenjang Ahli Muda (3 Auditor + 1 P2UPD) : 4 Orang
 Jenjang Ahli Pertama : 16 Orang
 Auditor Penyelia : 2 Orang

48
 Auditor Pelaksana Lanjutan : 1 Orang

b. Sarana dan Prasarana


Sarana kerja yang dimiliki Inspektorat Kabupaten Cilacap
dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas pokok dan
fungsinya keadaan sampai dengan bulan Desember 2018
adalah sebagai berikut :

Tabel 1.7 Sarana dan Prasarana Inspektorat Kabupaten


Cilacap s/d Akhir Tahun 2018

No Jenis / Nama Barang Jumlah Keadaan


1 Kendaraan roda 4 Mobil jeep 1 Baik
2 Kendaraan roda 4 Station Wagon 8 Baik
3 Kendaraan dinas roda 2 5 Baik
4 Rak Besi Metal 23 Baik
5 Filling Besi Metal 34 Baik
6 Brand Kas 16 Baik
7 Almari kaca 14 Baik
8 Almari kayu 16 Baik
9 Alat Penghancur kertas 9 Baik
10 Whiteboard 9 Baik
11 Genset 1 Baik
12 Meja Rapat 7 Baik
13 Meja Tulis 21 Baik
14 Meja Resepsionis 2 Baik
15 Meja Panjang 1 Baik
16 Kursi Rapat 133 Baik
17 Kursi Tamu 9 Baik
18 Kusi Biasa 2 Baik
19 Kursi Lipat 1 Baik
20 Meja Komputer 1 Baik
21 Meja Biro 1 Baik
22 Sofa 2 Baik
23 Gordin 2 Baik
24 Karpet 2 Baik

49
25 Jam Mekanic 2 Baik
Mesin Penghisap debu/Vacum
26 2 Baik
Cleaner
27 Lemari Es 1 Baik
28 AC Split 17 Baik
29 Kipas Angin 1 Baik
30 Kompor Gas 1 Baik
31 Alat Dapur Lainnya 5 Baik
32 Televisi 6 Baik
33 Amplifier 1 Baik
34 Karaoke 1 Baik
35 Micropohone 2 Baik
36 Unit Power SuplyI 2 Baik
37 Lambang Negara dan Presiden 2 Baik
38 Handy Cam 1 Baik
39 Tempat speaker 1 Baik
40 PC Unit / Komputer PC 21 Baik
41 LapTop 6 Baik
42 Note Book 6 Baik
43 CPU 9 Baik
44 Keyboard 18 Baik
45 Printer 19 Baik
46 Monitor 17 Baik
47 Hardick Eksternal 4 Baik
48 Webcam 1 Baik
49 Server 1 Rusak
50 Meja kerja eselon IV 1 Baik
51 Kursi Kerja Pejabat Eselon II 1 Baik
52 Kursi Kerja Pejabat Eselon III 5 Baik
Kursi Hadap depan untuk pejabat
53 3 Baik
Es.II
Lemari Buku untuk pejabat
54 1 Baik
eselon II
55 Lemari Buku Perpustakaan 2 Baik
56 Buffet kayu 2 Baik

50
57 Proyektor + Attachment 5 Baik
60 Disc Record Player 1 Baik
61 Micropone / Wireless MK 14 Baik
62 Poer Ampli 1 Baik
63 Camera Electronic 5 Baik
64 Tape Recorder 1 Baik
65 Layar Film 1 Baik
66 Loudspecer 4 Baik
67 Sound System 1 Baik
68 Telephone PABX 1 Rusak
70 Faximile 1 Baik
71 Video Camera 6 Baik
72 Hammer Test 3 Baik
73 Mixer 2 Baik
74 Gelas MInum 3 Baik
75 Panci 1 Baik
76 Tape Recorder 1 Baik
76 Gas Regulator 1 Baik
77 Scaner 1 Baik
78 Scaner Portable 3 Baik
79 Pompa Air Dangkal 1 Baik
80 Mesin Foto Copy 1 Baik

B. Tugas Pokok dan Jabatan Peserta Diklat

1. Tugas Pokok Aparatur Sipil Negara


Undang-Undang Aparatur Sipil Negara No. 5 Tahun 2014
Pasal 11 menjelaskan bahwa tugas ASN adalah:
a. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat
Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
b. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas

51
c. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.

2. Tugas dan Fungsi Pengelola Pogram dan Kegiatan

SEKRETARIS

Kasubbag Kasubbag Umum, Kasubbag


Kepegawaian, Evalap
Perencanaan Keuangan dan aset

Pengelola Program dan


Kegiatan

(Gambar 3.2 Jabatan Peserta)


Pengelola Program dan Kegiatan mempunyai tugas dan
fungsi sebagai berikut:
a. Menyusun dan menghimpun daftar obyek pemeriksaan se-
Kabupaten Cilacap sebagai bahan penyusunan program kerja
pengawasan tahunan.

Tahapan :
 Mempelajari dan mendata daftar obyek pemeriksaan.
Membantumenghimpun usulan program kerja masing-masing
Inspektur Pembantu dan Sekretariat sebagai bahan
penyusunan program kerja tahunan.
Mengetik daftar obyek pemeriksaan.

b. Menyusun bahan konsep usulan Program Kerja Pengawasan


Tahunan (PKPT) Kabupaten Cilacap sebagai bahan Rapat
Sinkronisasi Program (Rasinggram) ke Provinsi Jawa Tengah.
Tahapan :
Mempelajari program kerja tahun lalu.

52
Membantu menyusun, mengkonsep, mengkoordinasikan
UPKPT Kabupaten Cilacap.
Mengetik konsep UPKPT sebagai bahan rasinggram dengan
APIP lain.
Menyampaikan konsep UPKPT kepada atasan langsung untuk
dikoreksi.

c. Mengetik revisi Usulan PKPT hasil Rasinggram menjadi PKPT /


Peta Pengawasan ;
Tahapan :
 Membantu menyiapkan konsep daftar obyek pemeriksaan
sebagai dasar penyusunan strategis skala prioritas
melaksanakan pemeriksaan.
 Mempelajari revisi UPKPT hasil Rasinggram dengan APIP
Propinsi.
 Mengetik hasil revisi UPKPT hasil Rasinggram menjadi
PKPT / PetaPengawasan.
 Menyampaikan hasil revisi UPKPT kepada atasan langsung
untuk dikoreksi.

d. Menyusun bahan konsep SK Bupati tentang penetapan PKPT /


Peta Pengawasan Tahunan.
Tahapan :
 Mempelajari dokumen SK Bupati tentang penetapan PKPT /
Peta Pengawasan tahun lalu.
 Mengetik konsep dokumen SK Bupati tentang penetapan
PKPT / Peta Pengawasan tahunan.
 Menyampaikan hasil pekerjaan kepada atasan langsung untuk
dikoreksi.

e. Menyiapkan instrumen persiapan kegiatan pemeriksaan reguler


berdasarkan PKPT.
Tahapan :
 Membantu menyiapkan daftar obyek pemeriksaan reguler
berdasarkan PKPT pada setiap bulan.
 Membantu menyiapkan daftar Tim Pemeriksa.
 Menerima dan mengetik konsep PKPT pemeriksaan reguler
bulanan dari pimpinan.

53
 Menyerahkan PKPT pemeriksaan reguler bulanan kepada
pimpinan dan diajukan ke Inspektur Kabupaten Cilacap untuk
dikoreksi.
 Mengetik PKPT pemeriksaan reguler bulanan hasil koreksi.
 Mengetik Surat Pemberitahuan pemeriksaan kepada obrik
yang ditandatangani oleh Bupati.
 Mengetik Surat Perintah Tugas Inspektur melaksanakan
pengawasan wilayah.
 Mengetik Surat Perintah Tugas Tim Pemeriksa.
 Meminta paraf Inspektur pada konsep Surat Bupati.
 Mengadministrasikan surat pemberitahuan pemeriksaan
kedalam buku register dan menyelesaikannya sampai dengan
siap pengiriman.

f. Menyiapkan instrumen persiapan pemeriksaan Khusus / Kasus.


Tahapan :
 Mempelajari disposisi pimpinan.
 Membantu menyiapkan Tim Pemeriksaan Riksus / kasus.
 Mengetik surat pemberitahuan pemeriksaan riksus / kasus.

g. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan baik lisan


maupun tertulis.
Tahapan :
 Mempelajari tugas.
 Melaksanakan koordinasi.
 Melaksanakan tugas.
 Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan.

C. Role Model

Drs. Imam Yudianto, MM adalah Inspektur Kabupaten Cilacap.


Dalam menjabat sebagai Inspektur Kabupaten Cilacap, semangat
kerja beliau sangat patut untuk ditiru. Beliau sudah cukup banyak
berpengalaman di berbagai instansi di Cilacap. Selama menjalani
tugas beliau selalu tegas, cekatan dan teliti. Beliau begitu
memperhatikan setiap detail pekerjaan. Semua tertata secara rapi dan
hal ini menjadi sumber inspirasi bagi penulis khususnya dalam
melakukan pekerjaan di masa kini dan masa yang akan datang.

54
Kedisiplinan dan kepedulian terhadap lingkungan sekitar yang
beliau tunjukkan mencerminkan sikap aparatur sipil negara yang
berintegritas dan penerapan nilai-nilai dasar ANEKA dalam
kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, beliau merupakan figur yang
cocok untuk penulis jadikan role model.

55
BAB IV
RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI

A. Daftar Rancangan Kegiatan Aktualisasi dan Keterkaitan dengan


Substansi Mata Pelatihan

Inspektorat Kabupaten Cilacap adalah pemerintah daerah yang


bertanggung jawab langsung kepada Bupati yang merupakan unsur
pengawasan penyelenggaraan pemerintah daerah. Dalam proses
pelaksanaanya masih terdapat sejumlah permasalahan yang menjadi
kendala bagi terwujudnya cita-cita tersebut. Oleh karena itu
diperlukan gagasan-gagasan yang bermanfaat sebagai wujud
kontribusi untuk pengembangan lembaga.

Berdasarkan hasil analisis APKL (Aktual, Problematik,


Kekhalayakan, dan Layak/Kelayakan) serta USG (Urgensi,
Seriousness, dan Growth), telah ditentukan 1 (satu) isu yang dapat
dikembangkan menjadi berbagai gagasan/kegiatan untuk
penyelesaian masalah dengan melibatkan komponen yang ada.
Tahap pertama yaitu identifikasi isu dan penetapan isu telah
dijelaskan dalam BAB I. Selanjutnya dalam BAB IV ini dijelaskan
tahap kedua sampai dengan tahap kelima yaitu gagasan/rencana
kegiatan, tahapan kegiatan, output kegiatan, pendeskripsian
keterkaitan antara kegiatan yang diusulkan dengan substansi mata
pelatihan, pendeskripsian rencana pelaksanaan kegiatan yang

56
didasari aktualisasi nilai-nilai dasar PNS, dan pendeskripsian hasil
kegiatan yang dilandasi oleh substansi mata pelatihan terhadap
pencapaian visi, misi, tujuan organisasi, dan penguatan nilai-nilai
organisasi.
Kegiatan aktualisasi nilai-nilai dasar profesi PNS yang terdiri
atas nilai Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu
dan Anti Korupsi (ANEKA). Isu yang dipilih adalah kurang optimalnya
persiapan instrumen kegiatan pengawasan bulanan pada Inspektorat
Kabupaten CIlacap. Kegiatan aktualisasi nilai dasar yang akan
dilakukan antara lain :
1. Menginventarisir data terkait jenis pemeriksaan, obyek
pemeriksaan, periode pemeriksaan dan tim pengawasan untuk
persiapan kegiatan pengawasan.
2. Menyusun Konsep Program Kerja Pengawasan Bulanan.
3. Meminta persetujuan kepada Mentor dan Inspektur atas kegiatan
pengawasan yang akan dilaksanakan.
4. Menerbitkan instrumen kegiatan pengawasan berupa Surat
Perintah Tugas untuk Tim Audit dan Surat Pemberitahuan
(Cheking) untuk Obyek Pemeriksaan.
5. Melakukan pencatatan hasil kegiatan pengawasan pada akhir
periode pengawasan.
Rancangan kegiatan aktualisasi tersebut merupakan rencana
operasional pelaksanaan aktualisasi dan habituasi yang akan
diterapkan oleh penulis selama 30 hari kerja di Inspektorat Kabupaten
Cilacap.

57
1. Isu Terpilih

Berikut adalah identifikasi isu berdasarkan sumber isu, actor yang terlibat, peran dari setiap actor, serta keterkaitan
isu dengan mata pelatihan baik secara langsung maupun tidak langsung.

Tabel 4.1 Tabel Identifikasi Isu Berdasarkan Sumber Isu, Aktor yang Terlibat, Peran dari Setiap Aktor, serta
Keterkaitan Isu dengan Mata Pelatihan baik secara langsung maupun tidak langsung

Mata Pelatihan Aktor yang


No Isu Terpilih Kegiatan-kegiatan Sumber Isu Peran Setiap Aktor
Terkait terlibat
1 2 3 4 5 6 7
1 Kurang optimalnya Nilai-nilai dasar - Menginventarisir data terkait jenis Unit kerja Kasubbag - Kasubbag Perencanaan
persiapan ASN pemeriksaan, obyek pemeriksaan, Perencanaan memberi arahan tugas
instrument periode pemeriksaan dan tim
kegiatan pengawasan untuk persiapan
pengawasan kegiatan pengawasan.
- Menyusun Konsep Program Kerja Individu Inspektur - Inspektur Pembantu Wilayah
bulanan.
Pengawasan Bulanan. Pembantu menentukan jenis, obyek,
Wilayah periode dan tim audit.

58
Mata Pelatihan Aktor yang
No Isu Terpilih Kegiatan-kegiatan Sumber Isu Peran Setiap Aktor
Terkait terlibat
1 2 3 4 5 6 7
- Meminta persetujuan kepada Unit Kerja Kasubbag - Kasubbag Perencanaan
Mentor dan Inspektur atas kegiatan Perencanaan memberikan pengantar
pengawasan yang akan dan Inspektur pengajuan persetujuan
- Inspektur memberikan
dilaksanakan.
persetujuan.

- Menerbitkan instrumen kegiatan Individu Kasubbag - Kasubbag Perencanaan


pengawasan berupa Surat Perencanaan, memberikan persetujuan
- Inspektur Pembantu Wilayah
Perintah Tugas untuk Tim Audit Inspektur
selaku Pengendali Teknis
dan Surat Pemberitahuan Pembantu
- Inspektur memberikan
(Cheking) untuk Obyek Wilayah, dan
persetujuan
Pemeriksaan. Inspektur
- Melakukan pencatatan hasil Individu Kasubbag - Kasubbag Pe rencanaan
kegiatan pengawasan pada akhir Perencanaan, memberi arahan
- Inspektur Pembantu Wilayah
periode pengawasan. Inspektur
selaku Pengendali Teknis
Pembantu
Wilayah

2. Pemecahan isu

59
Berikut adalah rancangan kegiatan aktualisasi dan habituasi dalam upaya pemecahan isu, serta keterkaitan dengan
nilai-nilai dasar profesi ASN.

4.2 Tabel Rancangan Kegiatan Aktualisasi dan Keterkaitan dengan Nilai-nilai ANEKA

60
Analisis
Kontribusi
Penguatan Dampak
Keterkaitan Substansi terhadap Visi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan Nilai Jika Tidak
Mata Pelatihan Misi
Organisasi Dilaksana-
Organisasi
kan
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Menginventarisir data 1. Berkonsultasi dan Memperoleh petunjuk Akuntabilitas Sesuai Melaksana- Mengurangi
terkait jenis meminta arahan tentang jenis Saya berkonsultasi dengan misi kan tugas pemaha-
pemeriksaan, obyek mentor terkait jenis pemeriksaan, objek dengan mentor agar Inspektorat secara man
pemeriksaan, periode pemeriksaan, objek pemeriksaan, periode dapat melaksanakan Kabupaten profesional tentang
pemeriksaan dan tim pemeriksaan, waktu pemeriksaan dan tim tugas secara tanggung Cilacap yaitu , akuntabel tugas yang
pengawasan untuk pemeriksaan dan audit atas kegiatan jawab, dan mencari meningkatkan dan harus di
persiapan kegiatan anggota tim pengawasan yang akan kejelasan atas kualitas bersinergi laksanakan.
pengawasan. pemeriksa yang akan dilaksanakan. penyeleng- dengan
(Sumber : Sasaran dilaksanakan dengan pelaksanakan kegiatan garaan atasan.
Kinerja Pegawai / SKP) sopan santun dan pengawasan. Pemerintahan
berbahasa Indonesia yang
yang baik dan benar. Nasionalisme profesional
Saya berkonsultasi dengan
menggunakan bahasa mengedepank
Indonesia yang baik an prinsip
dan benar (Sila ke-3). Good Gover-

61
Analisis
Kontribusi
Penguatan Dampak
Keterkaitan Substansi terhadap Visi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan Nilai Jika Tidak
Mata Pelatihan Misi
Organisasi Dilaksana-
Organisasi
kan
1 2 3 4 5 6 7 8
2. Menginventarisir data Memperoleh data Komitmen Mutu
pengawasan pemeriksaan yang akan Saya menginventarisir
berdasarkan Program dilaksanakan. data pengawasan untuk
Kerja Pengawasan mencapai hasil sesuai
Tahunan target pada Program
Kerja Pengawasan
Tahunan.

Anti Korupsi
Saya menginventarisir
data pengawasan
sesuai arahan Mentor
dan patuh dalam
melaksanakan standar
operasional prosedur
yang berlaku.

62
Analisis
Kontribusi
Penguatan Dampak
Keterkaitan Substansi terhadap Visi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan Nilai Jika Tidak
Mata Pelatihan Misi
Organisasi Dilaksana-
Organisasi
kan
1 2 3 4 5 6 7 8
3. Mengecek kembali Memperoleh keyakinan Akuntabilitas
data kegiatan atas kegiatan Saya mengecek
pengawasan yang pengawasan yang akan kembali data kegiatan
akan dilakukan dilaksanakan. pengawasan dengan
dengan Program Kerja Program Kerja
Pengawasan
Pengawasan Tahunan
Tahunan.
untuk memperoleh
kejelasan atas
kegiatan pengawasan
yang akan
dilaksanakan.
Komitmen Mutu
Saya mengecek
kembali data kegiatan
pengawasan untuk
mengukur kesesuaian

63
Analisis
Kontribusi
Penguatan Dampak
Keterkaitan Substansi terhadap Visi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan Nilai Jika Tidak
Mata Pelatihan Misi
Organisasi Dilaksana-
Organisasi
kan
1 2 3 4 5 6 7 8
2. Menyusun Konsep Memperoleh kepastian Etika Publik Sesuai Melaksana- Mengurangi
Program Kerja waktu untuk Saya mengkonfirmasi dengan misi kan tugas keyakinan
Pengawasan Bulanan. mengadakan kepada seluruh Inspektorat dengan atas
(Sumber : Sasaran
pertemuan dalam Inspektur Pembantu Kabupaten profesional perencana-
Kinerja Pegawai / SKP) 1. Melakukan konfirmasi
rangka penyusunan Wilayah dan Cilacap yaitu , bersinergi an kegiatan
kepada Inspektur
Program Kerja berkomunikasi dengan meningkat- dan pengawa-
Pembantu Wilayah
Pemeriksaan. hormat dan sopan kan kualitas transparan. san yang
untuk mengadakan
santun. penyeleng- akan
pertemuan dalam
garaan dilaksana-
rangka penyusunan
Komitmen Mutu Pemerinta- kan.
kegiatan pengawasan
Saya mengkonfirmasi han yang
dengan
kepada seluruh profesional
hormat dan sopan
Inspektur Pembantu dengan
santun.
Wilayah terkait waktu mengede-
penyusunan kegiatan pankan prinsip
pengawasan agar dapat Good Gover-

64
Analisis
Kontribusi
Penguatan Dampak
Keterkaitan Substansi terhadap Visi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan Nilai Jika Tidak
Mata Pelatihan Misi
Organisasi Dilaksana-
Organisasi
kan
1 2 3 4 5 6 7 8

65
Analisis
Kontribusi
Penguatan Dampak
Keterkaitan Substansi terhadap Visi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan Nilai Jika Tidak
Mata Pelatihan Misi
Organisasi Dilaksana-
Organisasi
kan
1 2 3 4 5 6 7 8
2. Melaksanakan Memperoleh Program Nasionalisme
koordinasi dengan Kerja Pemeriksaan Saya berkoordinasi
Inspektur Pembantu Bulanan yang telah dengan Inspektur
Wilayah dalam disepakati bersama. Pembantu Wilayah
penyusunan Program untuk menyusun
Kerja Pemeriksaan Program Kerja
Bulanan. Pengawasan
(Sila ke-4).

Anti Korupsi
Saya berkoordinasi Clean
dengan Inspektur Government.
Pembantu Wilayah
dengan memperhatikan
(peduli) secara
seksama diskusi untuk

66
Analisis
Kontribusi
Penguatan Dampak
Keterkaitan Substansi terhadap Visi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan Nilai Jika Tidak
Mata Pelatihan Misi
Organisasi Dilaksana-
Organisasi
kan
1 2 3 4 5 6 7 8
3. Mencetak hasil Memperoleh Print out Akuntabilitas
Program Kerja Program Kerja Saya mencetak hasil
Pengawasan yang Pemeriksaan Bulanan Program Kerja
telah disepakati oleh yang telah diberi paraf Pengawasan Bulanan
Inspektur Pembantu oleh seluruh Inspektur untuk memberikan
Wilayah selaku Pembantu Wilayah. transparansi susunan
Pengendali Teknis. kegiatan pengawasan
yang akan
dilaksanakan.

Etika Publik
Saya mencetak hasil
Program Kerja
Pengawasan Bulanan
sesuai dengan tugas
pokok dan fungsi secara

67
Analisis
Kontribusi
Penguatan Dampak
Keterkaitan Substansi terhadap Visi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan Nilai Jika Tidak
Mata Pelatihan Misi
Organisasi Dilaksana-
Organisasi
kan
1 2 3 4 5 6 7 8
3. Meminta persetujuan 1. Melaporkan kepada Memperoleh Program Akuntabilitas Sesuai Melaksana- Tidak
kepada Mentor dan Mentor tentang Kerja Pengawasan Saya melaporkan dengan misi kan tugas mentaati
Inspektur atas kegiatan susunan konsep Bulanan yang telah kepada Mentor tentang Inspektorat secara standar
pengawasan yang akan Program Kerja diberi paraf oleh mentor susunan Program Kerja Kabupaten profesional operasional
dilaksanakan. Pengawasan Bulanan serta diberi asman oleh Pengawasan Bulanan Cilacap yaitu dan prosedur
yang telah disepakati Inspektur. dengan tujuan meningkat- transparan. yang
(Sumber : Sasaran oleh seluruh Inspektur transparansi kepada kan kualitas berlaku.
Kinerja Pegawai / SKP) Pembantu Wilayah pimpinan atas kegiatan penyelengga-
dengan sopan santun pengawasan yang telah raan
dan penuh rasa disusun Pemerintahan
hormat. yang
Etika Publik profesional
Saya melaporkan dengan
kepada Mentor tentang mengede-
susunan Program Kerja pankan prinsip
Pengawasan Bulanan Good

68
Analisis
Kontribusi
Penguatan Dampak
Keterkaitan Substansi terhadap Visi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan Nilai Jika Tidak
Mata Pelatihan Misi
Organisasi Dilaksana-
Organisasi
kan
1 2 3 4 5 6 7 8
2. Merevisi Program Memperoleh catatan Nasionalisme
Kerja Pengawasan revisi jika ada Saya menerima dan
Bulanan jika ada perubahan. siap melaksanakan
perubahan dan keputusan pimpinan
mengajukan untuk merevisi jika ada
persetujuan kembali perubahan dan
kepada Mentor, mengajukan persetujuan
Inspektur Pembantu kembali atas kegiatan
Wilayah dan Inspektur pengawasan yang telah
persetujuan kembali dibuat (Sila ke-4).
kepada Mentor,
Inspektur Pembantu Anti Korupsi
Wilayah dan Inspektur Saya bertanggung
jawab untuk merevisi
Program Kerja
Pengawasan Bulanan

69
Analisis
Kontribusi
Penguatan Dampak
Keterkaitan Substansi terhadap Visi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan Nilai Jika Tidak
Mata Pelatihan Misi
Organisasi Dilaksana-
Organisasi
kan
1 2 3 4 5 6 7 8
3. Meminta paraf Mentor Memperoleh Program Akuntabilitas
dan tanda tangan Kerja Pengawasan Saya meminta paraf
Inspektur sebagai Bulanan yang telah mentor dan tanda
persetujuan atas disetujui oleh pimpinan. tangan Inspektur
susunan kegiatan sebagai transparansi
atas hasil kegiatan yang
pengawasan yang telah dilaksanakan.
akan dilaksanakan.
Komitmen Mutu
Saya meminta paraf
mentor dan tanda
tangan Inspektur
sebagai persetujuan
pimpinan atas kegiatan
yang akan dilaksanakan
agar dapat berjalan

70
Analisis
Kontribusi
Penguatan Dampak
Keterkaitan Substansi terhadap Visi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan Nilai Jika Tidak
Mata Pelatihan Misi
Organisasi Dilaksana-
Organisasi
kan
1 2 3 4 5 6 7 8
4. Menerbitkan instrumen Memperoleh Print out Akuntabilitas Melaksanak Tidak
kegiatan pengawasan Surat Perintah Tugas Saya mengetik Surat an tugas mempunyai
Sesuai
berupa Surat Perintah dan Surat Perintah Tugas dan secara dasar dalam
dengan misi
Tugas untuk Tim Audit Pemberitahuan Surat Pemberitahuan profesio- melaksana-
1. Mengetik Surat Inspektorat
dan Surat (Cheking) (Cheking) sebagai nal, kan
Perintah Tugas dan Kabupaten
Pemberitahuan bentuk kedisiplinan transparan kegiatan
Surat Pemberitahuan Cilacap yaitu
(Cheking) untuk Obyek agar tertib administrasi dan pengawa-
(Cheking) sesuai meningkatkan
Pemeriksaan. dalam melaksanakan akuntabel. san.
dengan Program kualitas
tugas.
Kerja Pengawasan penyelengga-
(Sumber : Sasaran
Bulanan yang raan
Kinerja Pegawai / SKP) Komitmen Mutu
memuat jenis Pemerintahan
Saya mengetik Surat
pemeriksaan, obyek yang
Perintah Tugas dan
pemeriksaan, waktu profesional
Surat Pemberitahuan
pemeriksaan dan tim dengan
(Cheking) sesuai
pemeriksa, serta telah mengedepan-
dengan Program Kerja
disetujui oleh kan prinsip

71
Analisis
Kontribusi
Penguatan Dampak
Keterkaitan Substansi terhadap Visi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan Nilai Jika Tidak
Mata Pelatihan Misi
Organisasi Dilaksana-
Organisasi
kan
1 2 3 4 5 6 7 8
2. Mengajukan Memperoleh Surat Etika Publik
Saya mengajukan
persetujuan Surat Perintah Tugas dan
persetujuan Surat
Perintah Tugas dan Memperoleh Cheking
Perinta Tugas dan
Cheking yang telah yang telah disetujui oleh
Cheking kepada mentor
dibuat kepada Mentor Mentor dan Inspektur.
dan Inspektur dengan
untuk diberi paraf dan
sopan santun dan
Inspektur untuk diberi
penuh rasa hormat.
asman dengan sopan
santun dan penuh
Anti Korupsi
rasa hormat.
Saya bertanggung
jawab untuk merevisi
Surat Perintah Tugas
dan Cheking yang telah
dibuat jika ada
perubahan / kesalahan.

72
Analisis
Kontribusi
Penguatan Dampak
Keterkaitan Substansi terhadap Visi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan Nilai Jika Tidak
Mata Pelatihan Misi
Organisasi Dilaksana-
Organisasi
kan
1 2 3 4 5 6 7 8
3. Mengarsipkan secara Arsip fisik dan arsip Etika Publik
Saya mengarsipkan
fisik dan digital Surat digital.
Surat Perintah dan
Perintah Tugas dan
Cheking secara fisik dan
Cheking.
digital agar dapat
digunakan oleh
pengguna kepentingan
sebagai bentuk
pertanggung jawaban
kinerja kepada publik

Komitmen Mutu
Saya mengarsipkan
Surat Perintah dan
Cheking secara fisik dan
digital agar lebih efektif
dan efisien dalam
pencarian data.

73
Analisis
Kontribusi
Penguatan Dampak
Keterkaitan Substansi terhadap Visi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan Nilai Jika Tidak
Mata Pelatihan Misi
Organisasi Dilaksana-
Organisasi
kan
1 2 3 4 5 6 7 8
4. Menyerahkan Surat Memperoleh tanda Akuntabilitas
Saya bertanggung
Perintah Tugas terima pengiriman
jawab menyerahkan
kepada Tim Audit dan Cheking dan
Surat Perintah kepada
mengirimkan Surat terlaksananya kegiatan
Tim Auditor dan
Pemberitahuan pengawasan bulanan.
mengirim Cheking
kepada Obyek
kepada Pimpinan obyek
Pemeriksaan.
pemeriksaan.

Nasionalisme
Saya menyerahkan
Surat Perintah kepada
Tim Auditor dan
mengirim Cheking
kepada Pimpinan obyek
pemeriksaan dengan
mengutamakan
kepentingan

74
Analisis
Kontribusi
Penguatan Dampak
Keterkaitan Substansi terhadap Visi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan Nilai Jika Tidak
Mata Pelatihan Misi
Organisasi Dilaksana-
Organisasi
kan
1 2 3 4 5 6 7 8
5. Melakukan pencatatan 1. Melakukan konfirmasi Memperoleh Surat Akuntabilitas Sesuai Melaksana- Tidak ada
Saya melakukan
hasil kegiatan kepada Tim Auditor Perintah Tugas yang dengan misi kan tugas kontrol
konfirmasi kepada Tim
pengawasan pada akhir atas pelaksanaan telah dibubuhi stempel Inspektorat secara dalam
Auditor atas
periode pengawasan. kegiatan pengawasan dan tanda tangan dari Kabupaten profesio- pelaksana-
pelaksanaan kegiatan
dengan sopan dan obyek pemeriksaan. Cilacap yaitu nal, an kegiatan
(Sumber : Inovasi)
pengawasan agar
penuh rasa hormat. meningkatkan akuntabel, yang telah
mendapat kejelasan
kualitas transparan direncana-
dan
penyelengga- dan kan.
pertanggungjawaban
raan bersinergi.
pelaksanaan tugas
Pemerintahan
Etika Publik
yang
Saya melakukan
profesional
konfirmasi kepada Tim
dengan
Auditor untuk
mengedepank
memastikan kegiatan
an prinsip
pengawasan telah
Good
berjalan baik dengan

75
Analisis
Kontribusi
Penguatan Dampak
Keterkaitan Substansi terhadap Visi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan Nilai Jika Tidak
Mata Pelatihan Misi
Organisasi Dilaksana-
Organisasi
kan
1 2 3 4 5 6 7 8
2. Menginventarisir Arsip fisik dan digital, Etika Publik
Saya menginventarisir
Surat Perintah Tugas serta register
Surat Perintah Tugas
hasil pengawasan, pelaksanaan kegiatan
hasil pengawasan, dan
dan konsep Laporan pengawasan.
konsep Laporan Hasil
Hasil Pemeriksaan
Pemeriksaan (LHP),
(LHP), mengarsipkan
mengarsipkan secara
secara fisik dan
fisik dan digital, dan
digital, dan membuat
membuat register
register pelaksanaan
pelaksanaan kegiatan
kegiatan
pengawasan. sebagai
pengawasan.
bentuk pertanggung
jawaban kinerja
kepada publik.
Komitmen Mutu
Saya menginventarisir
Surat Perintah Tugas

76
Analisis
Kontribusi
Penguatan Dampak
Keterkaitan Substansi terhadap Visi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan Nilai Jika Tidak
Mata Pelatihan Misi
Organisasi Dilaksana-
Organisasi
kan
1 2 3 4 5 6 7 8
3. Melaporkan dan Hasil evaluasi dengan Nasionalisme
Saya melaporkan dan
melaksanakan Mentor dan saran untuk
melaksanakan evaluasi
evaluasi dengan perbaikan kegiatan
dengan Mentor terkait
Mentor terkait selanjutnya.
kegiatan pengawasan
kegiatan pengawasan
yang telah dilaksanakan
yang telah
(Sila ke-3).
dilaksanakan dengan
Anti Korupsi
sopan dan penuh rasa Saya melaporkan dan
hormat. melaksanakan evaluasi
hasil kegiatan yang telah
dilaksanakan. dengan
Mentor secara jujur.

77
Tabel 4.3. Bahan Kerja dan Penggunaan Dalam Tugas

No Bahan Kerja Penggunaan Dalam Tugas


1 Program Kerja Pengawasan Tahunan Aparat Menginventarisir data pengawasan tahun 2019 yang terdiri dari jenis pemeriksaan,
Pengawas Internal Pemerintah Kabupaten obyek pemeriksaan, periode pemeriksaan dan tim pengawasan.
Cilacap Tahun 2019.

2 Program Kerja Pengawasan Bulanan Sebagai dasar penerbitan Surat Perintah, Surat Pemberitahuan (Cheking) dalam
pelaksanaan kegiatan pengawasan setiap bulannya

2 Laptop Mengetik program kerja pengawasan bulanan, surat perintah tugas dan surat
pemberitahuan kegiatan pengawasan (Cheking), dan register pelaksanaan kegiatan
pengawasan.

78
3 Printer Mencetak program kerja pengawasan bulanan, surat perintah tugas dan surat
pemberitahuan kegiatan pengawasan (Cheking), dan register pelaksanaan kegiatan
pengawasan.

4 Scanner Mengarsipkan secara digital (scan) program kerja pengawasan bulanan, surat
perintah tugas dan surat pemberitahuan kegiatan pengawasan (Cheking), dan
register pelaksanaan kegiatan pengawasan.

79
B. Jadwal Rencana Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi

Tabel 4.4. Jadwal Rencana Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi

TANGGAL PELAKSANAAN PORTO


NO KEGIATAN JULI 2019 AGUSTUS 2019
19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
FOLIO

1 Menginven- Doku-
tarisir data mentasi
terkait jenis dan Hasil
pemeriksaan, Konsul-
obyek tasi.
pemeriksaan,
periode
pemeriksaan
dan tim
pengawasan
untuk
persiapan

kegiatan

80
TANGGAL PELAKSANAAN PORTO
NO KEGIATAN JULI 2019 AGUSTUS 2019
19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
FOLIO

pengawasan

2 Menyusun Doku-
Program mentasi
Kerja dan
Pengawasan Program
Bulanan Kerja
Penga-
wasan
Bulanan

3 Meminta Doku-
persetujuan mentasi
kepada dan
Mentor dan Program
Inspektur atas Kerja
kegiatan Penga-
pengawasan wasan
yang akan

81
TANGGAL PELAKSANAAN PORTO
NO KEGIATAN JULI 2019 AGUSTUS 2019
19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
FOLIO

dilaksanakan. Bulanan

4 Menerbitkan Doku-
instrumen mentasi,
kegiatan Surat
pengawasan Perintah
berupa Surat Tugas
Perintah dan
Tugas untuk Surat
Tim Audit dan Pembe-
Surat ritahuan
Pemberitahu- kegiatan
an (Cheking) penga-
untuk Obyek wasan
Pemeriksaan (Che-
king)

82
TANGGAL PELAKSANAAN PORTO
NO KEGIATAN JULI 2019 AGUSTUS 2019
19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
FOLIO

5 Memastikan Doku-
kegiatan mentasi,
pengawasan Pengar-
telah sipan
dilaksanakan dan
dengan Konsep
optimal pada Laporan
akhir periode Hasil
pengawasan. Pemeriks
aan
(LHP)

83
Keterangan:

Hari Libur/Hari besar


Pelaksanaan Aktualisasi

84
C. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala

Tabel 4.5. Antisipasi dan strategi menghadapi kendala

Kendala yang Antisipasi dan Strategi


No. Kegiatan
mungkin terjadi Menghadapi Kendala
1 Menginventarisir data Atasan yang sulit Membuat janji terlebih
terkait jenis ditemui karena ada dahulu sebelum
pemeriksaan, obyek kepentingan dinas melakukan konsultasi
pemeriksaan, periode
pemeriksaan dan tim Belum memahami Mempelajari standar
pengawasan untuk standar operasional operasional prosedur yang
persiapan kegiatan prosedur yang berlaku
pengawasan seharusnya
dilaksanakan

2 Menyusun Program Atasan yang sulit Membuat janji terlebih


Kerja Pengawasan ditemui karena ada dahulu sebelum
Bulanan kepentingan dinas melakukan konsultasi

Belum memahami Mempelajari standar


standar operasional operasional prosedur yang
prosedur yang berlaku
seharusnya
dilaksanakan

3 Meminta persetujuan Atasan yang sulit Membuat janji terlebih


kepada Mentor dan ditemui karena ada dahulu sebelum
Inspektur atas kepentingan dinas melakukan konsultasi
kegiatan pengawasan
yang akan
dilaksanakan
4 Menerbitkan Atasan yang sulit Membuat janji terlebih
instrumen kegiatan ditemui karena ada dahulu sebelum

95
Kendala yang Antisipasi dan Strategi
No. Kegiatan
mungkin terjadi Menghadapi Kendala
pengawasan berupa kepentingan dinas melakukan konsultasi
Surat Perintah Tugas
untuk Tim Audit dan Terlambat dalam Berusaha menerbitkan
Surat Pemberitahu-an menerbitkan tepat waktu
(Cheking) untuk
Obyek Pemeriksaan

5 Memastikan kegiatan Atasan yang sulit Membuat janji terlebih


pengawasan telah ditemui karena ada dahulu sebelum
dilaksanakan dengan kepentingan dinas melakukan konsultasi
optimal pada akhir
periode pengawasan Terlambat menerbitkan Melaksanakan konfirmasi
konsep Laporan Hasil terkait kendala yang
Pengawasan (LHP) dialami selama
melaksanakan kegiatan
pengawasan

BAB V

PENUTUP

96
Penyusunan rancangan aktualisasi didahului dengan identifikasi
isu. Isu-isu yang ditemukan kemudian dianalisis dan dicari solusi
penyelesaiannya. Isu yang ditemukan di Inspektorat Kabupaten Cilacap
adalah kurang optimalnya persiapan instrumen kegiatan pengawasan
bulanan. Penyelesaian atas isu tersebut adalah bahwa sebagai ASN
dalam melaksanakan tugas harus menerapkan nilai-nilai dasar ASN yaitu
akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu dan anti korupsi
serta kedudukan ASN di didalam NKRI seperti Whole of Goverment,
pelayan publik, dan manajemen ASN.
Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan untuk menyelesaikan isu
tersebut diantaranya melakukan inventarisasi data pengawasan,
meningkatkan koordinasi dengan Inspektur Pembantu Wilayah selaku
Pengendali Teknis dalam penyusunan Program Kerja Pengawasan
Bulanan, menerbitkan instrumen kegiatan pengawasan dengan tepat
waktu dan mengevaluasi kegiatan pengawasan yang telah dilakukan.
Pentingnya penyusunan rancangan aktualisasi ini diharapakan
dapat menjadi pedoman dalam pelaksanaan kegiatan aktualisasi nilai-nilai
dasar akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu dan anti
korupsi. Kegiatan-kegiatan tersebut juga dianalisis kemungkinan adanya
kendala dan hambatan. Rancangan aktualisasi ini, diharapkan mampu
meningkatkan kinerja peserta pelatihan dasar dalam menjalankan tugas
dan fungsi di lingkungan unit kerja.
Dampak jika rancangan aktualisasi optimalisasi persiapan
instrumen kegiatan pengawasan bulanan di Inspektorat tidak dilaksanakan
maka akan berdampak pada kurangnya ketertiban dari segi administrasi
dan kurangnya kedisiplinan dalam mentaati Pedoman Operasional
Pengawasan oleh Aparat Pengawasan Internal Daerah.

DAFTAR PUSTAKA

97
Lembaga Administrasi Negara. 2017. Habituasi Modul Pelatihan Dasar
Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2017. Manajemen Aparatur Sipil Negara
Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2015.Akuntabilitas. Modul Pendidikan dan
Pelatihan Prajabatan Golongan II dan III. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Nasionalisme. Modul Pendidikan
dan Pelatihan Prajabatan Golongan II dan III. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Etika Publik. Modul Pendidikan dan
Pelatihan Prajabatan Golongan II dan III. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2015.Komitmen Mutu.Modul Pendidikan
dan Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2015.Anti Korupsi. Modul Pendidikan dan
Pelatihan Prajabatan Golongan I/II dan Golongan III. Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara.
Tim Penulis Komisi Pemberantasan Korupsi. 2015. Anti Korupsi. Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.

Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara


https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kementerian_Hukum_dan_Hak_Asas
i_Manusia_Republik_Indonesia

Lampiran Biodata

98
A. Identitas Diri

Aditya Dwi Wardhana


1 NamaLengkap
L/P
Formasi
2 Pengelola Program dan Kegiatan
Jabatan
4 NIP 19900920 201902 1 003
Tempat dan
6 Cilacap, 20 September 1990
TanggalLahir
Perumahan Sidanegara Indah Blok 13 / 462 RT 04 RW 18
7 Alamat Rumah Kelurahan Sidanegara, Kecamatan Cilacap Tengah,
Kabupaten Cilacap 53223

Nomor
8 087884475010
Telepon/HP
Jl. Sumbing No. 17 Kelurahan Sidanegara, Kecamatan
9 Alamat Kantor
Cilacap Tengah, Kabupaten Cilacap 53223

NomorTelepon
10 (0282) 534400
/Fax

11 Alamat e-mail aditya_dwiwardhana@yahoo.com

B. Riwayat Pendidikan

99
Nama Sekolah Tahun Lulus Jurusan

SD NEGERI SIDANEGARA 06
2002 -
CILACAP
SMP NEGERI 1 CILACAP 2005 -

SMA NEGERI 1 CILACAP 2008 ILMU ALAM


UNIVERSITAS JENDERAL EKONOMI
2013
SOEDIRMAN PURWOKERTO AKUNTANSI

100

Anda mungkin juga menyukai