Oleh :
NDH : 12
1
ANGKATAN LII TAHUN 2020
BEKERJASAMA DENGAN
2020
Email: rsud_konkep@yahoo.co.id
2
1. Nama : SITTI YUSNI, A.MK
2. N I P : 19780519200012200
3. Jabatan : Kepala Seksi Keperawatan
4. Instansi : RSUD Kabupaten Konawe Kepulauan
Demikian Surat Pernyataan ini untuk dijadikan bahan pertimbangan pada saat
Seminar Evaluasi Aktualisasi dilaksanakan.
MENTOR PESERTA,
Penata, III/b
NIP. 19780519200012200
3
KATA PENGANTAR.
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Maha Esa yang telah
memberikan bimbingan, petunjuk dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Laporan Aktualisasi tepat pada waktunya dengan judul
“OPTIMALISASI PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL MELALUI
EDUKASI DAN PENERAPAN HAND HYGIENE DI RUANG RAWAT INAP
RSUD KAB. KONAWE KEPULAUAN”. Laporan Aktualisasi ini disusun
sebagai Rancangan Awal dalam mengikuti Pelatihan Dasar CPNS Golongan III
Angkatan LII tahun 2020 yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten
Konawwe Kepulauan bekerja sama dengan Badan Pengembangan Sumber
Daya Manusia Provinsi Sulawesi Tenggara.
4
7. Rekan-rekan seangkatan yang saling membantu dan bekerjasama serta
senantiasa memberikan motivasi selama dalam melaksanakan Pelatihan
Dasar CPNS;
5
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
6
3) Etika Publik merupakan refleksi atas baik/buruk, benar/salah yang
harus dilakukan atau bagaimana melakukan yang baik/benar.
4) Komitmen Mutu yaitu komitmen terhadap pelayanan kepada
masyarakat yang berorientasi terhadap mutu pelayanan yang
prima;
5) Anti Korupsi adalah sifat menjauhkan diri dari kecurangan dalam
bentuk gratifikasi atau tindak kecurangan lain dalm menjalankan
tugas dan kewenangan yang dapat merugikan bangsa dan
negara.
Sejalan dengan hal tersebut, melalui UU ASN No 5 tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara, CPNS wajib menjalani masa percobaan yang
dilaksanakan melaui proses Diklat terintegrasi untuk membangun integritas
moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan,
karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab, dan memperkuat
profesionalisme serta kompetensi bidang. Pelatihan ini memadukan
pembelajaran klasikal dan non klasikal di tempat pelatihan dan di tempat kerja
sehingga memungkinkan CPNS untuk menginternalisasi, menerapkan,
mengaktualisasikan, serta membuatnya menjadi kebiasaan (habituasi), dan
merasakan manfaatnya, sehingga terpatri dalam dirinya sebagai karakter PNS
yang profesional sesuai bidang tugas. Adapun kegiatan aktualisasi yang
dilakukan oleh peserta diklat merupakan kegiatan inovasi dari satuan kerja
masing-masing. Setiap satuan kerja tentu saja memiliki problema yang
berbeda. Dalam hal ini satuan kerja penyusun adalah di ruang rawat inap.
Sejalan dengan visi dan misi rumah sakit sebagai rumah sakit yang
berkualitas dan menjadi kepercayaan publik maka Rawat Inap memiliki peran
dalam menyediakan pelayanan yang prima. Salah satunya adalah dengan
memperhatikan patient safety. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
merupakan upaya untuk memastikan perlindungan kepada setiap orang
terhadap kemungkinan tertular infeksi dari sumber masyarakat umum dan
disaat menerima pelayanan kesehatan pada berbagai fasilitas kesehatan yang
bertujuan meningkatkan mutu pelayanan serta melindungi SDM, pasien,
maupun masyarakat.
Untuk dapat melakukan pencegahan dan pengendalian infeksi nosokomial
dibutuhkan pendidikan dan pelatihan baik terhadap seluruh SDM fasilitas
pelayanan kesehatan maupun pengunjung dan keluarga pasien. Salah satu
7
kewaspadaan Standar agar tidak terinfeksi yaitu kebersihan tangan. Kebersihan
tangan dilakukan dengan mencuci tangan menggunakan sabun dan air
mengalir bila tangan jelas kotor atau terkena cairan tubuh, atau menggunakan
alkohol (alcohol-based handrubs) bila tangan tidak tampak kotor.
Di RSUD Konawe Kepulauan sendiri, edukasi cuci tangan pada keluarga
pasien masih sangat rendah. Hal ini dapat meningkatkan risiko terjadinya
infeksi pada pasien maupun pengunjung pasien selama pasien berada di
Ruang Rawat Inap.
Pemberian informasi terkait cuci tangan kepada keluarga pasien sendiri
dilakukan pada saat pasien akan dirawat inap, dan cara melaksanakan cuci
tangan baru diinformasikan di ruang rawat pasien.
Pencegahan infeksi melalui hand hygiene adalah tanggung jawab utama
dari petugas kesehatan. Maka dengan meningkatkan pengetahuan keluarga
pasien mengenai hand hygiene, akan mencegah penularaan infeksi dari
pengunjung pasien ke pasien, selain itu dengan edukasi mengenai hand
hygiene merupakan bentuk peran perawat dalam menerapakan cuci tangan
yang benar di lingkungan rawat inap.
B. TUJUAN AKTUALISASI
a) Tujuan Umum
Tujuan dari kegiatan ini yaitu untuk menginternalisasi dan
Mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN yaitu berupa Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi sehingga
mampu menjadi kebiasaan dalam bekerja dan akhirnya mampu
melaksanakan tugas dan perannya secara bertanggung jawab dan
professional.
b) Tujuan Khusus
. Tujuan dari rancangan aktualisasi ini adalah untuk mengoptimalkan
pencegahan infeksi nosokomial melalui edukasi dan penerapan hand
hygiene di ruang Rawat Inap RSUD Kab. Konawe Kepulauan.
C. MANFAAT AKTUALISASI
a. Manfaat Untuk Penulis
Aktualisasi nilai-nilai dasar ANEKA akan semakin mengokohkan
kepribadian ASN dalam bekerja serta mendorong munculnya kepedulian
dan inovasi terhadap isu yang terjadi di tempat kerja.
8
b. Manfaat Untuk Organisasi
Manfaat bagi RSUD Kab. Konawe Kepulauan adalah mampu
memberikan pelayanan public yang profesional dan berkualitas serta
mencapai tujuan, visi, dan misi bersama.
c. Manfaat Untuk Masyarakat
Manfaat bagi masyarakat yaitu dapat merasakan inovasi - inovasi dari
kegiatan yang dilaksanakan oleh peserta pelatihan dasar.
9
BAB II
10
Kepulauan nomor 503/DPMPTSP,NAKERTRANS-III/2017 tanggal 2 maret
2017, tentang Izin Operasional Rumah Sakit Kabupaten Konawe Kepulauan,
memberikan izin operasional Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Konawe
Kepulauan untuk untuk menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan Daerah Kab.
Konawe Kepulauan, dimana tugas pokok dan fungsi lembaga teknis Rumah
Sakit Umum Daerah Konawe Kepulauan yang merupakan unsur pendukung
dari tugas pemerintahan dimana Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Konawe Kepulauan dipimpin oleh direktur yang berkedudukan dibawah dan
bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris daerah.
RSUD Kabupaten Konawe Kepulauan saat ini mempunyai kapasitas 24
tempat tidur terdiri dari :
NO RUANG JUMLAH
1 Interna 10
2 Bedah 8
3 Kebidanan 2
4 Anak 4
Jumlah 24
B. STRUKTUR ORGANISASI
11
d. Seksi Pelayanan Medis;
e. Seksi Pelayanan Keperawatan, terdiri dari:
1) Instalasi Gawat Darurat
2) Instalasi Rawat Jalan
3) Instalasi Rawat Inap
f. Seksi Penunjang Medis, terdiri dari:
1) Instalasi Rekam Medis
2) Instalasi Farmasi
3) Instalasi Gizi
4) Unit Laboratorium
5) Unit CSSD
6) Unit Loundry
7) IPSRS
Adapun Bagan struktur organisasi RSUD Kabupaten Konawe Kepulauan
sebagai berikut :
12
I TenagaMedis
1 DokterUmum + Interensif 3 4 7
2 DokterSpesialisBedah - - -
3 DokterSpesialisPenyakitDalam - - -
4 DokterSpesialisKes. Anak - - -
5 DokterSpesialisObgyn - - -
6 DokterSpes THT - - -
7 DokterSpesAnastesi - - -
7 Dokter Gigi 1 - 1
Sub Total 4 4 8
II TenagaKeperawatan
1 PerawatProfesional (Ners) 23 9 32
2 SarjanaKeperawatan - 2 2
3 PerawatVokasi (D3/D4) 4 23 27
4 PerawatKesehatan Gigi
6 2 8
(AMKG)
5 Bidan (D3/D4) 6 19 25
6 Fisioterapis - 1 1
Sub Total 39 56 95
III TenagaKefarmasian
1 Apoteker 4 1 5
2 S1 Farmasi 1 1 2
3 D3 Farmasi - 5 5
Sub Total 5 7 12
IV TenagaKesehatanMasyarakat
1 S2KesehatanMasyarakat - - -
2 S1 KesehatanMasyarakat 9 2 11
Sub Total 11 2 11
V TenagaGizi
1 S1 Gizi - - -
2 D3 Gizi 4 2 6
3 TenagaGizilainnya - - -
Sub Total 4 2 6
13
VII TenagaPenunjangMedis
1 Radiografer 2 - 2
2 Elektromedis 1 - 1
3 AnalisKesehatan 5 1 6
4 Sanitarian 3 1 4
5 PerekamMedis 4 - 4
Sub Total 15 2 17
IX SarjanaMuda / Sarjana Non Kesehatan
1 S1 Komputer - 1 1
2 D1 Komputer - - -
3 D3 Lainnya - - -
Sub Total - 1 3
X SLTA / SLTP / SD
1 SMA Sederajat 1 16 17
2 SLTP Sederajat - 6 6
Sub Total 1 22 23
JUMLAH TOTAL 79 96 175
Sumber :DataPrimer per JanuariTahun 2020
Aparatur Sipil Negara (ASN) dituntut untuk memiliki nilai-nilai dasar sebagai
seperangkat prinsip yang menjadi landasan dalam menjalankan profesi dan
tugasnya sebagai ASN. Adapun nilai-nilai dasar yang dimaksud adalah
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi
(ANEKA).
Berdasarkan dari kelima nilai dasar ANEKA yaitu Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika publik komitmen mutu dan Anti korupsi yang harus di
tanamkan kepada setiap ASN maka perlu di ketahui indikator-indikator dari
kelima kata tersebut, yaitu:
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kata yang sering kali kita dengar, tetapi tidak mudah
untuk dipahami. Akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas atau
tanggung jawab. Responsibiltas adalah kewajiban untuk bertanggung
14
jawab, sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban
yang harus dicapai. Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu,
kelompok, atau instansi untuk memenuhi tang gung jawab yang menjadi
amanah.
Menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel, adapun indikator nilainya,
yaitu :
1. Kepemimpinan
Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah dimana
pimpinan memainkan peranan yang penting dalam menciptakan
lingkungannya. Pimpinan mempromosikan lingkungan yang
akuntabel dapat dilakukan dengan memberikan contoh pada
orang lain (lead by example) .
2. Transparansi
Transparansi memiliki tujuan mendorong komunikasi yang lebih
besar dan kerjasama antara kelompok internal dan eksternal,
memberikan perlindungan terhadap pengaruh yang tidak
seharusnya dan korupsi dalam pengambilan keputusan.
3. Integritas
Integritas menjadikan suatu kewajiban untuk menjunjung tinggi
dan mematuhi semua hukum yang berlaku. Dengan adanya
integritas institusi, dapat memberikan kepercayaan dan
keyakinan kepada publik dan atau stakeholders.
4. Tanggungjawab (Responsibilitas)
Responsibilitas institusi dan responsibilitas perseorangan
memberikan kewajiban bagi setiap individu dan lembaga bahwa
ada suatu konsekuensi dari setiap tindakan yang telah dilakukan
karena adanya tuntutan untuk bertanggung jawab atas keputusan
yang telah dibuat.
5. Keadilan
Keadilan adalah landasan utama dari akuntabilitas. Keadilan
harus dipelihara dan dipromosikan oleh pemimpin pada
lingkungan organisasinya. Oleh sebab itu, ketidakadilan harus
dihindari karena dapat menghancurkan kepercayaan dan
kredibilitas organisasi yang mengakibatkan kinerja akan menjadi
tidak optimal
15
6. Kepercayaan
Rasa keadilan membawa pada sebuah kepercayaan.
Kepercayaan itu yang akan melahirkan akuntabilitas.
7. Keseimbangan
Pencapaian akuntabilitas dalam lingkungan kerja, diperlukan
adanya keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan,
serta harapan dan kapasitas. Selain itu, adanya harapan dalam
mewujudkan kinerja yang baik juga harus disertai dengan
keseimbangan kapasitas sumber daya dan keahlian (skill) yang
dimiliki.
8. Kejelasan
Fokus utama untuk kejelasan adalah mengetahui kewenangan,
peran dan tanggungjawab, misi organisasi, kinerja yang
diharapkan organisasi, dan sistem pelaporan kinerja baik individu
maupun organisasi.
9. Konsistensi
Konsistensi menjamin stabilitas. Penerapan yang tidak konsisten
dari sebuah kebijakan, prosedur, sumber daya akan memiliki
konsekuensi terhadap tercapainya lingkungan kerja yang tidak
akuntabel, akibat melemahnya komitmen dan kredibilitas anggota
organisasi.
16
Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila yang
diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa: menempatkan persatuan
kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas
kepentingan pribadi atau kepentingan golongan; menunjukkan sikap rela
berkorban demi kepentingan bangsa dan negara; bangga sebagai bangsa
Indonesia dan bertanah air Indonesia serta tidak merasa rendah diri;
mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antara
sesama manusia dan sesama bangsa; menumbuhkan sikap saling
mencintai sesama manusia; mengembangkan sikap tenggang rasa.
17
12. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai;
13. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan
14. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis
sebagai perangkat sistem karir.
(Sumber: Etika Publik, Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III,
Jakarta : Lembaga Administrasi Negara, 2015).
4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan publik dengan
berorientasi pada kualitas hasil. Adapun nilai-nilai komitmen mutu antara
lain :
1. Efektif, yaitu berhasil guna dapat mencapai hasil sesuai dengan
target;
2. Efisien, yaitu berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan
mencapai hasil tanpa menimbulkan pemborosan;
3. Inovasi, yaitu penemuan sesuatu yang baru atau mengandung
kebaruan;
4. Berorientasi mutu, yaitu ukuran baik buruk yang dipersepsi
individu terhadapt produk atau jasa.
(Sumber: Komitmen Mutu, Modul Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan Golongan III, Jakarta: Lembaga Administrasi Negara,
2015).
5. Anti Korupsi
Korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruption yang artinya kerusakan,
kebobrokan, dan kebusukan. Dalam bahasa Yunani Corruptio perbuatan
yang tidak baik, buruk, curang, dapat disuap, tidak bermoral, menyimpang
dari kesucian, melanggar norma-norma agama, material, mental, dan
umum.
Anti Korupsi adalah tindakan atau gerakan yang dilakukan untuk
memberantas segala tingkah laku atau tindakan yang melawan norma–
norma dengan tujuan memperoleh keuntungan pribadi, merugikan negara
atau masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung.
Indikator yang ada pada nilai dasar anti korupsi meliputi:
1. Mandiri yang dapat membentuk karakter yang kuat pada diri
seseorang sehingga menjadi tidak bergantung terlalu banyak pada
orang lain. Pribadi yang mandiri tidak akan menjalin hubungan dengan
18
pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab demi mencapai keuntungan
sesaat;
2. Kerja keras merupakan hal yang penting dalam rangka tercapainya
target dari suatu pekerjaan. Jika target dapat tercapai, peluang untuk
korupsi secara materiil maupun non materiil (waktu) menjadi lebih
kecil;
3. Berani untuk mengatakan atau melaporkan pada atasan atau pihak
yang berwenang jika mengetahui ada pegawai yang melakukan
kesalahan;
4. Disiplin berkegiatan dalam aturan bekerja sesuai dengan undang-
undung yang mengatur;
5. Peduli yang berarti ikut merasakan dan menolong apa yang dirasakan
orang lain;
6. Jujur yaitu berkata dan bertindak sesuai dengan kebenaran (dharma);
7. Tanggung jawab yaitu berani dalam menanggung resiko atas apa
yang kita kerjakan dalam bentuk apapun;
8. Sederhana yang dapat diartikan menerima dengan tulus dan iklas
terhadap apa yang telah ada dan diberikan oleh Tuhan kepada kita;
9. Adil yaitu memandang kebenaran sebagai tindakan dalam perkataan
maupun perbuatan saat memutuskan peristiwa yang terjadi.
1. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai
ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari
intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
19
Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai
sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil
Negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman.Adapun asas-
asas manajemen ASN, antara lain :
1. Kepastian hukum;
2. Profesionalitas;
3. Proporsionalitas;
4. Keterpaduan;
5. Delegasi;
6. Netralitas;
7. Akuntabilitas;
8. Efektif dan efisien;
9. Keterbukaan;
10. Non diskriminatif;
11. Persatuan;
12. Kesetaraan;
13. Keadilan;
14. Kesejahteraan
(Sumber : Manajemen ASN, Modul Pelatihan Dasar Calon PNS, Jakarta
: Lembaga Administrasi Negara, 2017).
2. Pelayanan Publik
20
warga negara untuk mengetahui segala hal yang terkait dengan
pelayanan publik yang diselenggarakan tersebut.
3. Responsif
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik pemerintah wajib
mendengar dan memenuhi tuntutan kebutuhan warga negaranya
terkait dengan bentuk dan jenis pelayanan publik yang mereka
butuhkan, mekanisme penyelenggaraan layanan, jam pelayanan,
prosedur, dan biaya penyelenggaraan pelayanan.
4. Tidak Diskriminatif
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah tidak boleh
dibedakan antara satu warga negara dengan warga negara yang lain
atas dasar perbedaan identitas warga negara.
5. Mudah dan Murah
Penyelenggaraan pelayanan publik dimana masyarakat harus
memenuhi berbagai persyaratan dan membayar fee untuk
memperoleh layanan yang mereka butuhkan harus diterapkan prinsip
mudah dan murah. Hal ini perlu ditekankan karena pelayanan publik
yang diselenggarakan oleh pemerintah tidak dimaksudkan untuk
mencari keuntungan melainkan untuk memenuhi mandat konstitusi.
6. Efektif dan Efisien
Penyelenggaraan pelayan publik harus mampu mewujudkan tujuan-
tujuan yang hendak dicapainya dan cara mewujudkan tujuan tersebut
dilakukan dengan prosedur yang sederhana, tenaga kerja yang
sedikit, dan biaya yang murah.
7. Aksesibel
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah harus dapat
dijangkau oleh warga negara yang membutuhkan dalam arti fisik dan
dapat dijangkau dalam arti non-fisik yang terkait dengan biaya dan
persyaratan yang harus dipenuhi oleh masyarakat untuk
mendapatkan layanan tersebut.
8. Akuntabel
Semua bentuk penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat
dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada masyarakat.
Pertanggungjawaban di sini tidak hanya secara formal kepada atasan
21
akan tetapi yang lebih penting harus dipertanggungjawabkan secara
terbuka kepada masyarakat luas melalui media publik.
9. Berkeadilan
Penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat dijadikan sebagai
alat melindungi kelompok rentan dan mampu menghadirkan rasa
keadilan bagi kelompok lemah ketika berhadapan dengan kelompok
yang kuat
(Sumber: Pelayanan Publik, Modul Pelatihan Dasar Calon PNS,
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara, 2017).
3. Whole Of Govemment
22
a. Aliansi strategis, yaitu perencanaan jangka panjang, kerjasama
pada isu besar yang menjadi urusan utama salah satu peserta
kerjasama;
23
Sebagai pelayan publik, perawat memiliki peran dan fungsi untuk
meningkatkan kualitas pelayanan. Salah satunya sebagai edukator. Perawat
dalam peran ini membantu klien atau pasien, keluarga pasien dan
masyarakat dalam menjelaskan tentang konsep dan fakta kegiatan
perawatan rutin, mendemostrasikan prosedur seperti kegiatan cuci tangan
yang efektif. Terkadang edukasi yang dilakukan pada pasien terjadi tidak
terencana, misalnya saat perawat mengganti cairan pasien, perawat
memberikan edukasi tentang hand hygiene.
Dampak yang bisa terjadi apabila isu “Belum optimalnya pencegahan infeksi
nosokomial melalui edukasi dan penerapan hand hygiene di ruang Rawat
Inap” akan berpotensi menularkan atau tertular infeksi nosokomial, atau
infeksi yang menjangkit tubuh pasien pada saat berada di rumah sakit dan
bisa berkembang menjadi infeksi parah. Oleh sebab itu, perlu adanya upaya-
upaya seperti edukasi untuk mendukung pencegahan infeksi nosokomial
dengan tindakan keluarga yang taat melakukan cuci tangan.
24
Rancangan Kegiatan
1.2.1 Tabel Rancangan Kegiatan
Konstribusi Penguatan
No Kegiatan Tahap Kegiatan Output pertahapan Keterkaitan substansi mata Terhadap Visi Dan Dengan Nilai
Kegiatan pelajaran Misi Organisasi Dasar
1. Melakuakn 1. Menghadap 1. Mendapat Akuntabilitas: konsultasi Dengan
dilaksanakan dengan penuh melaksanakan
konsultasi pimpinan persetujuan
kejujuran. kegiatan ini maka
pimpinan untuk pimpinan Nasionalisme: konsultasi
akan menunjang
dengan mentor dengan
menjelaskan tercapainya misi
penuh kesungguhan.
maksud dan Etika publik :Konsultasi Rumah Sakit yaitu
dengan sikap sopan “menjadi rumah
tujuan
Komitmen Mutu konsultassi sakit yang
aktualisasi tidak mengganggu jam kerja berkualitas dan
Anti korupsi : menjelaskan menjadi
semua kegiatan secara
kepercayaan publik
transparansi
di kab. Konawe
2. Mendengarka 2. Hasil Akuntabilitas : mematuhi Kepulauan
semua arahan sebagai
n pengarahan pengarahan
tanggung jawab.
mentor/ mentor/ Nasionalisme :
berkomunikasi dengan
pimpinan pimpinan
menggunakan bahasa
indonesia yang baik
Etika publik : mendengarkan
arahan dengan penuh
santun.
25
Komitmen Mutu :
mendengarkan dengan sabar
dan aktif
Anti korupsi : konsultasi
dengan memperhatikan
waktu yang efisien.
26
2. Melakukan 1.Melakukan 1.Terlaksanakannya Akuntabilitas: Konsultasi Dengan
koordinasi dan koordinasi koordinasi dengan dilakukan dengan rasa melaksanakan
persetujuan dengan kepala kepala ruangan dan tanggungjawab agar kegiatan ini akan
dengan kepala ruangan IRNA mendapatkan memperoleh kejelasan
persetujuan dari menujang terhadap
ruangan IRNA tentang kegiatan yang akan
penanggung jawab dilaksanakan. visi an misi rumah
dalam hal ini kepala Nasionalisme: saat sakit yaitu
ruangan IRNA konsultasi, menggunakan “mewujudkan tata
bahasa yang mudah kelola rumah sakit
dipahami. yang profesional,
Etika Publik: konsultasi intergritas,
dilakukan dengan sopan
beretika dan
santun.
Komitmen Mutu: akuntabel”
Memahami arahan yang
diberikan oleh
penanggungjawab IRNA
Anti Korupsi: konsultasi
dilakukan dengan jujur dan
tanggap
27
2.Membahas 2.Terlaksanya Akuntabilitas: Konsultasi
rencana kegiatan dilakukan dengan rasa
sosialisasi yang kegiatan tanggungjawab agar
akan memperoleh kejelasan
dilaksanakan. tentang kegiatan yang akan
dilaksanakan.
Nasionalisme: saat
konsultasi, menggunakan
bahasa yang mudah
dipahami.
Etika Publik: konsultasi
dilakukan dengan sopan
santun.
Komitmen Mutu:
Memahami arahan yang
diberikan oleh
penanggungjawab IRNA
Anti Korupsi: konsultasi
dilakukan
28
d. Komitmen Mutu:
memperhatikan dengan
seksama dan mencatatnya,
inovatif.
e. Anti Korupsi:Pencatatan
dilakukan dengan jujur sesuai
dengan saran dan arahan
yang disampaikan
29
menggangu kerja
30
Komitmen mutu :ruangan
rapat yang bersih dan
nyaman
Anti korupsi : Meminjam
ruangan rapat pada
pimpinan.
31
4. Membuat bahan 1. Meminta izin 1. Adanya izin dari Akuntabilitas : Konsultasi Kegiatan ini maka
untuk sosialisasi dilakukan dengan penuh
pada atasan atasan akan menunjang
berupa leaflet tanggung jawab sebagai
dan poster untuk tercapainya visi dan
wujud kejelasan wewenang
membuat antara pimpinan dan misi Rumah Sakit
leaflet dan bawahan, dalam melakukan yaitu
rencana, dan tujuan serta
poster “menyediakan
alasan yang benar dan tepat.
peralatan, fasilitas
Nasionalisme : Saling dan sarana
menghargai prasarana yang
Etika Publik : Konsultasi aman dan
dilakukan dengan sikap yang mutakhir”.
sopan dan santun.
Komitmen Mutu:
Memahami arahan dari
pimpinan
Anti Korupsi:: konsultasi
dilakukan dengan tidak
mengganggu
waktu kerja.
32
leaflet dilakukan dengan
dasar kepentingan bersama,
sebagai media pengingat
bagi petugas kesehatan
dalam mengedukasi.
Etika Publik :pembuatan
rancangan leaflet dilakukan
dengan cermat agar makna
dari leaflet yang dibuat dapat
tersampaikan.
Komitmen Mutu: leaflet dan
poster dirancang dengan
inovasi.
Anti Korupsi: merancang
desain leaflet dan poster
dilakukan dengan teliti dan
jujur
33
keadaan cukup, aman dan
layak.
Anti Korupsi: Penyiapan
alat dan bahan dilakukan
dengan tidak mengambil hak
milik orang lain tanpa izin.
34
Nasionalisme : meminta
bantuan rekan kerja untuk
melakukan sosialisasi
dengan jadwal yang di
tentukan
Etika Publik : melakukan
dengan mengedepankan
sikap menghargai dan sopan
santun
Komitmen mutu : dengan
jadwal ditentukan
menunjukan efektifitas
terhadap waktu
Antikorupsi : Jadwal
sosialisi yang jelas
merupakan wujud
kedisiplinan dari anti korupsi.
35
3. Melakukan 3. Dokumentasi Akuntabilitas : Dengan
edukasi pelaksanaan sosialisasi menunjukan
melalui kegiatan berupa intergritas terhadap profesi
sosialisasi Foto atau video
Nasionalisme : memberikan
materi dengan bahasa yang
baik dan menghormati
pendapat audiens
Etika publik : memberikan
informasi yang dengan sikap
sopan
Komitmen Mutu: sosialisasi
dilakukan dengan efisiensi
dan efektifitas serta
berinovasi dalam
menyampaikan materi agar
mudah dimengerti oleh
peserta sosialisasi.
Anti Korupsi: dilaksanakan
dengan Jujur,Kerja keras
36
BAB III
CAPAIAN AKTUALISASI
37
inap
4. Membuat bahan Kurangnya Akses internet Penulis mencari tempat
untuk sosialisasi di tempat kerja penulis, akses internet yang
berupa leaflet sehingga menghambat lancar guna
dan poster dalam mencari referensi menyelesaikan dan
materi. mengumpulkan materi
yang akan disusun.
5. Melakukan Sebagian petugas/perawat Sebelum melakukan
penyuluhan merasa bingung materi edukasi pada pasien dan
singkat atau apa saja yang akan keluarga pasien, penulis
edukasi kepada disampaikan dalam memberikan media
keluarga pasien edukasi cuci tangan pada berupa leaflet pada rekan
dengan pasien dan keluarga kerja untuk di baca dan
peragaan. pasien. di pahami kemudian
menjelaskan maksud dan
tujuan isi leaflet tersebut
pada audiens.
38
B. HASIL AKTUALISASI
1.2.3. Tabel Hasil Aktualisasi
Konstribusi Penguatan
No Kegiatan Tahap Kegiatan Output pertahapan Kontribusi Output / Hasil Terhadap Visi Dan Dengan Nilai
Kegiatan Kegiatan Terhadap Misi Organisasi Dasar
Penguatan NDS
1. Melakuakn 1.Menghadap 1.Mendapat Akuntabilitas: konsultasi Dengan
dilaksanakan dengan penuh melaksanakan
konsultasi pimpinan persetujuan
kejujuran. kegiatan ini maka
Pimpinan/ untuk pimpinan Nasionalisme: konsultasi
akan menunjang
dengan mentor dengan
Mentor menjelaskan tercapainya misi
penuh kesungguhan.
maksud dan Etika publik :Konsultasi Rumah Sakit yaitu
dengan sikap sopan “menjadi rumah
tujuan
Komitmen Mutu konsultassi sakit yang
aktualisasi tidak mengganggu jam kerja berkualitas dan
Anti korupsi : menjelaskan menjadi
semua kegiatan secara
kepercayaan publik
transparansi
di kab. Konawe
2.Mendengarkan 2.Hasil pengarahan Akuntabilitas : mematuhi Kepulauan
semua arahan sebagai
pengarahan Pimpinan/ Mentor
tanggung jawab.
mentor/ pimpinan Nasionalisme :
berkomunikasi dengan
menggunakan bahasa
indonesia yang baik
Etika publik : mendengarkan
arahan dengan penuh
39
santun.
Komitmen Mutu :
mendengarkan dengan sabar
dan aktif
Anti korupsi : konsultasi
dengan memperhatikan
waktu yang efisien.
40
IRNA
41
2.Membahas 2.Terlaksanya Akuntabilitas: Konsultasi
rencana kegiatan dilakukan dengan rasa
sosialisasi yang kegiatan tanggungjawab agar
akan memperoleh kejelasan
dilaksanakan. tentang kegiatan yang akan
dilaksanakan.
Nasionalisme: saat
konsultasi, menggunakan
bahasa yang mudah
dipahami.
Etika Publik: konsultasi
dilakukan dengan sopan
santun.
Komitmen Mutu:
Memahami arahan yang
diberikan oleh
penanggungjawab IRNA
Anti Korupsi: konsultasi
dilakukan
42
d. Komitmen Mutu:
memperhatikan dengan
seksama dan mencatatnya,
inovatif.
e. Anti Koru psi:Pencatatan
dilakukan dengan jujur sesuai
dengan saran dan arahan
yang disampaikan
43
menggangu kerja
44
Komitmen mutu :ruangan
rapat yang bersih dan
nyaman
Anti korupsi : Meminjam
ruangan rapat pada
pimpinan.
45
4. Membuat bahan 1.Meminta izin 1.Adanya izin dari Akuntabilitas : Konsultasi Kegiatan ini maka
untuk sosialisasi dilakukan dengan penuh
pada atasan atasan akan menunjang
berupa leaflet tanggung jawab sebagai
dan poster untuk membuat tercapainya visi dan
wujud kejelasan wewenang
leaflet dan poster antara pimpinan dan misi Rumah Sakit
bawahan, dalam melakukan yaitu
rencana, dan tujuan serta
“menyediakan
alasan yang benar dan tepat.
peralatan, fasilitas
Nasionalisme : Saling dan sarana
menghargai prasarana yang
Etika Publik : Konsultasi aman dan
dilakukan dengan sikap yang mutakhir”.
sopan dan santun.
Komitmen Mutu:
Memahami arahan dari
pimpinan
Anti Korupsi:: konsultasi
dilakukan dengan tidak
mengganggu
waktu kerja.
46
leaflet dilakukan dengan
dasar kepentingan bersama,
sebagai media pengingat
bagi petugas kesehatan
dalam mengedukasi.
Etika Publik :pembuatan
rancangan leaflet dilakukan
dengan cermat agar makna
dari leaflet yang dibuat dapat
tersampaikan.
Komitmen Mutu: leaflet dan
poster dirancang dengan
inovasi.
Anti Korupsi: merancang
desain leaflet dan poster
dilakukan dengan teliti dan
jujur
47
keadaan cukup, aman dan
layak.
Anti Korupsi: Penyiapan
alat dan bahan dilakukan
dengan tidak mengambil hak
milik orang lain tanpa izin.
48
Nasionalisme : meminta
bantuan rekan kerja untuk
melakukan sosialisasi
dengan jadwal yang di
tentukan
Etika Publik : melakukan
dengan mengedepankan
sikap menghargai dan sopan
santun
Komitmen mutu : dengan
jadwal ditentukan
menunjukan efektifitas
terhadap waktu
Antikorupsi : Jadwal
sosialisi yang jelas
merupakan wujud
kedisiplinan dari anti korupsi.
49
4. Melakukan 3. Dokumentasi Akuntabilitas : Dengan
edukasi pelaksanaan sosialisasi menunjukan
melalui kegiatan berupa intergritas terhadap profesi
sosialisasi Foto atau video
Nasionalisme : memberikan
materi dengan bahasa yang
baik dan menghormati
pendapat audiens
Etika publik : memberikan
informasi yang dengan sikap
sopan
Komitmen Mutu: sosialisasi
dilakukan dengan efisiensi
dan efektifitas serta
berinovasi dalam
menyampaikan materi agar
mudah dimengerti oleh
peserta sosialisasi.
Anti Korupsi: dilaksanakan
dengan Jujur,Kerja keras
50
C. DESKRIPSI KEGIATAN
Tanggal Pelaksanaan
11 Maret 2020
Kegiatan
Daftar Lampiran Bukti 1.Dokumentasi menghadap pimpinan/ mentor untuk
Kegiatan/Evidence menjelaskan maksud dan tujuan aktualisasi
2. Dokumentasi mendengarkan pengarahan mentor/
pimpinan
3.Dokumentasi mencatat rekomendasi hasil
konsultasi pimpinan
51
Kegiatan pertama dilakukan adalah menghadap pimpinan/mentor
Kegiatan pertama dimulai dengan tahapan berkonsultasi dengan
pimpinan/mentor. Tahapan ini dilaksanakan di Ruangan kepala Rumah
Sakit pada rabu 11 Maret 2020 dan juga menghadap mentor di ruang
kerja mentor pada rabu, 11 Maret 2020. Untuk menyampaikan maksud
dan tujuan aktualisasi. Dalam pelaksanaan konsultasi, penulis
menjelaskan dengan penuh kejujuran (Akuntabilitas), kesungguhan
terhadap aktualisasi yang akan dilakukan (Nasionalisme), menghadap
pimpinan dengan sikap sopan( Etika publik) guna memperoleh output
yakni saran arahan serta izin persetujan. Penulis melakukan konsultasi
dengan memperhatikan kesediaan waktu tanpa mengganggu jam kerja
pimpinan (komitmen mutu) serta menjelaskan semua kegiatan secara
transparans (Anti Korupsi ) sebagai faktor untuk utama dalam mencapai
hasil aktualisasi yang optimal.
Dokumentasi
Gambar.2.1.1.Lembar persetujuan pelaksaan aktualisasi
Keterangan gambar
Lembar persetujuan kegiatan oleh Direktur RSUD Kab. Konawe Kepulauan
52
Keterangan Gambar.
Lembar persetujuan aktualisasi oleh Mentor
Analisis Dampak
Jika saya tidak berkonsultasi kepada pimpinan dengan tidak sopan
santun dan tidak menunjukan sikap tanggung jawab serta kesungguhan
terhadap kegiatan yang akan saya lakukan, maka kemungkinan pimpinan
tidak akan nyaman dengan kedatangan saya dan beliau tidak akan
mengetahui kegiatan yang akan saya laksanakan serta terjadi
kesalapahaman karena tidak ada komunikasi dan interaksi yang terjadi.
53
Dokumentasi.
Gambar.2.1.2.Mendengarkan Pengarahan Pimpinan/ Mentor
Keterangan gambar :
Peserta latsar menghadap kepada pimpinan untuk
memperoleh izin, saran dan arahan kegiatan dari pimpinan
Keterangan gambar :
Peserta latsar menghadap kepada mentor untuk memperoleh izin, saran dan arahan
kegiatan dari mentor
Analisis Dampak
Apabila peserta latsar tidak mematuhi saran dan arahan yang diberikan oleh
pimpinan/ mentor, maka menunjukan sikap yang tidak sesuai dengan nilai –
nilai ASN dan kegiatan aktualisasi habituasi tidak akan berjalan maksimal.
54
3. Mencatat rekomendasi hasil konsultasi dengan pimpinan/ mentor
Pada tahapan ketiga,peserta mencatat semua rekomendasi atau arahan
dari pimpinan/mentor dengan tujuan untuk mempermudah pelaksaan
tahapan-tahapan kegiatan aktualisasi. Peserta mencatat hasil konsultasi
dengan tanggung jawab(Akuntabilitas) untuk menunjang keberhasilan
kegiatan aktualisasi, mencatat saran dan arahan yang disampaikan
dengan penuh hormat (Nasionalisme ), dan dengan sikap yang tulus
(Etika Publik) agar konsultasi kita diterima dan dinilai dengan baik.
Dalam konsultasi peserta memperhatikan dengan seksama dan
mencatat tentang apa yang harus dilakukan sebagai inovatif
(Komitmen mutu )agar berguna dan terarah dalam pelaksaan kegiatan.
Catatan tersebut harus dibentuk sebagai dokumen tertulis untuk
mempermudah peseta latsar ketika menjumpai hambatan kegiatan
aktualisasi .Pencatatan dilakukan dengan jujur (Anti korupsi ) sesuai
dengan saran dan arahan yang disampaikan
Dokumentasi.
Gambar 2.1.3. Catatan rekomendasi pimpinan/mentor
Keterangan gambar
Peserta mencatat saran dan arahan dari pimpinan
55
Keterangan gambar
Peserta mencatat saran dan arahan dari Mentor
Dampak Analisis
Jika saya tidak mencatatnya semua saran dan arahan dari pimpinan /
mentor, maka kegiatan tidak akan terarah dan mengalami kesulitan sehingga
menghambat proses aktualisasi
C. Analisis Manfaat
56
mengaktualisasikan nilai dasar yang benar, bertanggung jawab, hormat,
bersunggung – sungguh dengan kegiatan yang akan dilakukan, maka akan
memberikan respon yang positif dan hasil yang lebih baik. Sebab, saran dan
arahan dari pimpinan akan memberikan masukan yang membangun terhadap
kegiatan aktualisasi habituasi tersebut.
Tanggal pelaksanaan
12 Maret 2020
Kegiatan
Daftar Lampiran Bukti 1.Dokumentasi melakukan koordinasi dengan
Kegiatan/Evidence penanggung jawab ruangan IRNA.
2.Dokumentasi membahas rencana kegiatan
sosialisasi yang akan dilaksanakan.
3.Dokumentasi mencatat rekomendasi hasil
konsultasi.
57
Peserta latsar berusaha memahami setiap arahan dari penanggung
jawab IRNA, memperhatikan dengan seksama dan responsif
(Komitmen Mutu). Konsultasi dilakukan dengan tidak mengganggu
kerja dan waktu kinerja penanggung jawab IRNA (Anti Korupsi).
Dokumentasi
Gambar 2.2.1 Melakukan koordinasi pada Kepala Ruangan IRNA
Keterangan gambar
Peserta latsar melakukan koordinasi dan menjelaskan terhadap
kegiatan yang akan dilakukan di lingkungan rawat inap.
Analisis Dampak
Apabila peserta latsar tidak melakukan koordinasi, maka
menunjukan sikap tidak hormat dan dan tidak menghargai sebagai
penanggung jawab IRNA serta terjadi kesalapahaman karena tidak ada
komunikasi dan interaksi yang terjadi.
58
dipahami ( Nasionalisme ) agar maksud dan tujuan tersampaikan
dengan jelas. Tetap mengedepankan sikap Sopan santun ( Etika
Publik ) pada kepala ruangan agar tercipta suasana yang nyaman.
Peserta berusaha memahami arahan (Komitemen Mutu ) yang
diberikan agar aktualisasi tercapai dengan baik. Konsultasi dilakukan
dengan jujur dan tanggap ( Anti Korupsi ).
Dokumentasi
Gambar 2.2.2. Membahas aktualisasi pada penanggung jawab
IRNA
Keterangan gambar
Peserta latsar melakukan koordinasi dan menjelaskan terhadap
kegiatan yang akan dilakukan di lingkungan rawat inap.
Analisis Dampak
Jika saya tidak menjelaskan tentang kegiatan aktualisasi, maka
penanggung jawab IRNA tidak akan mengetahui inovatif – inovatif yang
akan saya lakukan serta tidak adanya saran dan arahan tambahan
sebagai masukan untuk kelancaran habituasi di ruangan IRNA.
59
jawab IRNA , peserta memperhatikan dengan seksama dan
mencatatnya agar terdapat inovatif (Komitmen mutu) yang bisa
membangun dan melancarkan proses habituasi tersebut. Pencatatan
dilakukan dengan jujur (Anti Korupsi )sesuai saran dan arahan yang
disampaikan
Dokumentasi
Gambar. 2.2.3 Cacatan Rekomendasi
Keterangan gambar
Peserta mencatat saran serta arahan dari penanggung jawab IRNA
Analisis Dampak
Jika saya tidak mencatat arahan dan saran, maka kegiatan tidak akan
terarah dan menghabat proses kelancaran aktualisasi.
60
C. Analisis Manfaat
61
mencapai hasil yang diharapkan, serta pada tahap ini, penanggung
jawab memberikan arahan-arahan yang harus dilakukan oleh peserta
aktualisasi dengan penuh keperdulian dan tidak mengganggu jam kerja
(Anti korupsi ).
Dokumentasi
Gambar. 2.3.1. Berkoordinasi dengan Penanggungjawab IRNA
Keterangan gambar
Peserta latsar melakukan konsultasi mengenai media yang akan di gunakan
dalam sosialisasi
Analisis Dampak
Apabila peserta latsar tidak melakukan koordinasi, maka menunjukan
sikap tidak hormat dan dan tidak menghargai sebagai penanggung jawab
IRNA serta terjadi kesalapahaman karena tidak ada komunikasi dan
interaksi yang terjadi.
Salah satu tahap kegiatan ini adalah menyiapkan materi dan bahan
sosialisasi dengan teliti dan tanggung jawab (Akuntabilitas) agar
menghasilkan ouput yang sesuai. Dalam menyiapkan materi, peserta
latsar menggunakan bahasa indonesia yang mudah di pahami
(Nasionalisme) oleh rekan kerja sehingga maksud dan tujuan aktualisasi
tersampaikan dengan baik dan di pahami bersama. Dikerjakan dengan
62
tulus dan tidak diskriminatif (Etika Publik) agar tidak menghambat proses
aktualisasi . Materi yang dibuat disajikan dengan efektif dan efisien
(Komitmen Mutu) serta dilakukan dengan tepat dan jujur (Anti Korupsi).
Dokumentasi
Gambar 2.3.2. Daftar hadir dan materi sosialisasi
Keterangan gambar :
Materi sosialisasi dalam bentuk leaflet
Keterangan gambar :
Daftar hadir sosialisasi petugas kesehatan di ruangan IRNA
Analisis Dampak
Jika saya membuat isi poster dan leaflet dengan tidak teliti dan bahasa
yang tidak mudah dipahami, maka akan dapat menimbulkan
63
ketidakpahaman pembaca sehingga maksud dan tujuan dari media tersebut
tidak tersampaikan dengan baik.
3. Menyiapkan tempat
Dokumentasi
Gambar 2.3.3. Menyiapkan tempat rapat
64
Keterangan gambar
Peserta latsar menyediakan tempat rapat di bantu oleh rekan kerja
Analisis Dampak
Jika saya menyiapkan tempat rapat tanpa melibatkan rekan kerja, maka
memperlihatkan sikat tidak gotong royong dan kerjasama antar petugas
kesehatan, sehingga musyawarah tidak akan berjalan dengan baik.
4. Melaksanakan kegiatan rapat
Tahap selanjutnya adalah melaksanakan kegiatan rapat antara sesama
petugas kesehatan di ruangan IRNA untuk membangun komitmen
bersama guna meningkatkan mutu pelayanan. Di dalam pelaksanaan
rapat dilakukan dengan transparansi dan intergritas (Akuntabilitas)
terhadap kegiatan yang akan dilakukan agar maksud dan tujuan habituasi
dapat membawa manfaat di lingkungan rumah sakit. Peserta latsar
menggunakan bahasa yang baik dan saling menghargai sebagai salah
satu sikap yang mencerminkan ASN (Nasionalisme). Dalam proses
aktualisasi habituasi melibatkan semua petugas kesehatan di ruangan
IRNA, sebagai penilaian peserta rapat adalah sikap sopan santun dalam
menyampaikan materi (Etika Publik).
Rapat dilakukan dengan berorientasi dengan mutu pelayanan (Komitmen
Mutu). Dalam hal ini di butuhkan komitmen bersama dalam program
kerja/profesi yang bertujuan meningkatkan pelayanan kesehatan di
Rumah sakit RSUD Kab. Konawe Kepulauan dan memberikan
pemahaman serta edukasi pada pasien dan pengungjung sehingga bisa
meningkatkan derajat kesehatan lingkungan masyarakat. Pertemuan
tersebut dilakuakn dengan tidak mengganggu jam kerja perawat (Anti
Korupsi).
65
Dokumentasi.
Gambar 2.3.4. Rapat pertemuan antar petugas
Keterangan gambar :
Rapat pertemuan petugas kesehatan untuk membentuk komitmen
bersama
Analisis Dampak
Jika rapat tidak dilaksanakan maka musyawarah pembentukan komitmen
tidak akan berjalan karena tidak adanya transparansi dan intergritas
sehingga tujuan pelaksanaan habituasi tidak akan tercapai.
66
Kegiatan 4 : Membuat bahan untuk sosialisasi berupa leaflet dan poster
Judul kegiatan no.4 Membuat bahan untuk sosialisasi berupa leaflet dan
poster
Tanggal pelaksanaan 15 Maret – 22 Maret 2020
Kegiatan
Daftar Lampiran Bukti 1. Dokumentasi meminta izin pada atasan untuk
Kegiatan/Evidence membuat leaflet dan poster
2. Dokumentasi mengumpulkan materi.hand
hygiene
3. Dokumentasi membuat leaflet dan poster
tentang hand hygiene
67
Dokumentasi
Gambar 2.4.1. Pertemuan dengan pimpinan
Keterangan gambar :
Peserta latsar meminta izin pada pimpinan untuk pembuatan leaflet dan
poster
Analisis Dampak
Jika saya tidak berkonsultasi kepada pimpinan dengan tidak sopan
santun dan tidak menunjukan sikap tanggung jawab serta kesungguhan
terhadap kegiatan yang akan saya lakukan, maka kemungkinan pimpinan
tidak akan nyaman dengan kedatangan saya dan beliau tidak akan
mengetahui kegiatan yang akan saya laksanakan serta terjadi
kesalapahaman karena tidak ada komunikasi dan interaksi yang terjadi.
68
dengan teliti dan jujur sebagai pondasi awal pembentukan karakter ASN
(Anti Korupsi).
Dokumentasi
Gambar 2.4.2 Mengumpulkan materi hand hygiene
Keterangan gambar :
Peserta latsar mengumpulkan materi
Analisis dampak
Jika saya mengumpulkan materi-materi sosialisasi tidak teliti, bahasa yang
tidak dipahami, dan tidak berdasarkan kepentingan bersama, maka media
tersebut tidak akan tersampaikan manfaatnya serta tidak di pahami bersama.
69
Dokumentasi
Gambar 2.4.3 Membuat leaflet dan poster
Keterangan gambar :
Peserta latsar sedang membuat media aktualisasi ( leaflet dan poster)
70
Keterangan gambar
Peserta latsar memasang poster dan leaflet di lingkungan ruangan rawat inap
sebagai media pengingat
Analisis Dampak
Ketika saya membuat poster dan leaflet dengan tidak teliti, efisien, jujur,
diskriminatif dan penuh tanggung jawab maka akan dapat menimbulkan
kerugian bagi rumah sakit serta maksud dan tujuan dari media tersebut tidak
tersampaikan dengan baik
71
B. Konstribusi Visi dan Misi Organisasi
Dengan melaksanakan kegiatan ini maka akan menunjang tercapainya visi dan
misi Rumah Sakit yaitu
“menyediakan peralatan, fasilitas dan sarana prasarana yang aman dan
mutakhir”.
C. Analisis Manfaat
Pelaksanaan kegiatan pembuatan poster dan leaflet dengan memperhatihan
asas manfaat terhadap setiap gambar dan informasi yang di tuangkan dalam
bentuk media kertas guna menambah pemahaman masyarakat terhadap pola
hidup sehat dan cara menjaga kebersihan diri sendiri selama berada di
lingkungan rumah sakit.
72
jujur terhadap sosialisasi yang akan dilaksanakan (Komitmen Mutu) agar
kedepannya tidak menimbulkan hambatan terhadap pelaksanaan
kegiatan. Konsultasi dilakukan dengan tidak mengganggu waktu kerja
(Anti Korupsi).
Dokumentasi
Gambat 2.5.1. Meminta izin pada pimpin
Keterangan gambar :
Peserta latsar meminta izin untuk melakukan sosialisasi di ruangan IRNA
Analisis Dampak
Jika saya tidak berkonsultasi kepada pimpinan terhadap kegiatan
sosialisasi yang akan saya lakukan, maka kemungkinan pimpinan tidak akan
mengetahui inovatif yang akan saya laksanakan serta terjadi kesalapahaman
karena tidak ada komunikasi dan interaksi yang terjadi.
73
Dokumentasi
Gambar 2.5.2. Jadwal sosialisasi di Ruang IRNA
Keterangan gambar
Jadwal kegiatan sosialisasikan edukasi cuci tangan oleh petugas Rawat Inap
Analisis Dampak
Apabila saya tidak membuat jadwal sosialisasi, maka tidak akan diketahui
kelancaran serta ketaatan petugas IRNA melaksanakan kegiatan sosialisasi
74
Dokumentasi
Gambar 2.5.3. Melakukan kegiatan edukasi melalui sosialisasi
Keterangan gambar
Petugas kesehatan melakukan edukasi melalui sosialisasi pada keluarga pasien
mengenai pentingnya cuci tangan
Analisis Dampak
Apabila kegiatan sosialisasi tidak dilakukan secara langsung pada pasien
maupun keluarga pasien dengan peragaan dan edukasi, maka keefektifan
kegiatan tersebut tidak akan tercapai dengan maksimal dan terlihat bias.
76
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Adapun saran dari penulis dalam laporan ini adalah :
1) Sebagai seorang ASN kita harus mengikuti tupoksi sesuai dengan profesi
yang kita jalani saat ini .
78
DAFTAR PUSTAKA
79