Anda di halaman 1dari 79

LAPORAN AKTUALISASI

NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS

OPTIMALISASI PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL MELALUI


EDUKASI DAN PENERAPAN HAND HYGIENE DI RUANG RAWAT
INAP RSUD KAB. KONAWE KEPULAUAN

Oleh :

HIJA SUHARI S.Kep.,Ns

NDH : 12

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III

1
ANGKATAN LII TAHUN 2020

PEMERINTAH KABUPATEN KONAWE KEPULAUAN

BEKERJASAMA DENGAN

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

PROVINSI SULAWESI TENGGARA


KENDARI

2020

PEMERINTAH KABUPATEN KONAWE KEPULAUAN

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


Desa Pasir Putih Langara Kec. Wawonii Barat, Kode Pos : 93393

Email: rsud_konkep@yahoo.co.id

SURAT PERNYATAAN MENTOR

Yang bertanda tangan dibawah ini :

2
1. Nama : SITTI YUSNI, A.MK
2. N I P : 19780519200012200
3. Jabatan : Kepala Seksi Keperawatan
4. Instansi : RSUD Kabupaten Konawe Kepulauan

Menyatakan bahwa peserta benar-benar telah melakukan aktualisasi berdasarkan


Rancangan Aktualisasi yang disusun dan diseminarkan, selama melakukan
rangkaian aktualisasi peserta Pelatihan Dasar CPNS
melakukankonsultasi/bimbingan kepada Mentor sehingga apa yang dilakukan
dapat berjalan dengan menyesuaikan dengan kondisi pandemi Covid 19 :

1. Nama : HIJA SUHARNI, S.Kep.,Ns


2. N I P :19900731 201903 2 006
3. Jabatan : Perawat Ahli pertama
4. Instansi : RSUD Kabupaten Konawe Kepulauan

Demikian Surat Pernyataan ini untuk dijadikan bahan pertimbangan pada saat
Seminar Evaluasi Aktualisasi dilaksanakan.

Langara, ………. …… 2020

MENTOR PESERTA,

SITTI YUSNI, A.MK

Penata, III/b

NIP. 19780519200012200

3
KATA PENGANTAR.

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Maha Esa yang telah
memberikan bimbingan, petunjuk dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Laporan Aktualisasi tepat pada waktunya dengan judul
“OPTIMALISASI PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL MELALUI
EDUKASI DAN PENERAPAN HAND HYGIENE DI RUANG RAWAT INAP
RSUD KAB. KONAWE KEPULAUAN”. Laporan Aktualisasi ini disusun
sebagai Rancangan Awal dalam mengikuti Pelatihan Dasar CPNS Golongan III
Angkatan LII tahun 2020 yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten
Konawwe Kepulauan bekerja sama dengan Badan Pengembangan Sumber
Daya Manusia Provinsi Sulawesi Tenggara.

Sangat disadari bahwa Penyusunan Laporan Aktualisasi ini masih


banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Namun, dalam kegiatan
Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan LII Tahun 2020 menjadi
pembelajaran dan pembekalan diri dalam melakukan berbagai inovasi-inovasi
dalam melaksanakan tugas sebagai pelayan masyarakat di Pemerintah Daerah
Kabupaten Konawe Kepulauan.

Dalam menyelesaikan Laporan Aktualisasi ini tentunya tidak terlepas dari


bantuan berbagai pihak. Olehnya itu, penulis hanturkan terima kasih yang tak
terhingga kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses
penyusunan laporan ini antara lain kepada :
1. Bapak Bupati Konawe Kepulauan yang telah memberikan kepercayaan
untuk mengikuti Pelatihan Dasar Prajabatan CPNS Angkatan LII,LIII dan
LIV Tahun 2020;
2. Kepala BPSDM Sulawesi Tenggara; Ibu Dr. Hj. Nur Endang Abbas,
S.E.,M.Si
3. Ibu Sitti Yusni, A.MK selaku Mentor untuk kearifan dan kebijaksanaannya
dalam mendorong penulis menyusun Laporan Aktualisasi;
4. Ibu Hj. Putri Masse, S.Ikom, selaku Coach yang telah meluangkan waktu
dan pikirannya untuk menyempurnakan Laporan Aktualisasi;
5. Panitia pelaksana Pelatihan Dasar CPNS Tahun 2020;
6. Orang tua, Suami, Anak dan Keluarga Serta Kerabat yang telah
memberikan dukungan secara moral dan materi;

4
7. Rekan-rekan seangkatan yang saling membantu dan bekerjasama serta
senantiasa memberikan motivasi selama dalam melaksanakan Pelatihan
Dasar CPNS;

Akhir kata saya berharap semoga Laporan Aktualisasi ini dapat


bermanfaat terutama pada instansi kami sehingga daerah Kabupaten Konawe
Kepulauan lebih baik dimasa yang akan datang dalam mewujudkan masyarakat
yang lebih sejahtera.

Kendari, Juni 2020


Penulis

HIJA SUHARNI, S.Kep,


Ns

5
BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan negara kepulauan yang terbentang dari Sabang


sampai Merauke, serta memiliki sumber daya alam melimpah, potensi sumber
daya manusia, dan memiliki keberagaman suku, budaya, dan bahasa. Kondisi
ini menunjukkan bagaimana kaya dan luasnya negara Indonesia. Namun
kekayaan ini belum mampu dikelola secara efektif dan efisien oleh para aktor
pembangunan, sehingga Indonesia masih tertinggal dari cepatnya laju
pembangunan global dewasa ini.
Dalam rangka pelaksanaan cita-cita bangsa dan mewujudkan tujuan Negara
sebagaimana tercantum dalam pembukaan Undang –Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, perlu dibangun aparatur sipil Negara yang
memiliki integritas, professional, netral dan bebas dari intervensi politik, bersih
dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme serta mampu menyelenggarakan
pelayanan publik bagi masyarakat dan mampu menjalankan peran sebagai
unsur perekat persatuan dan kesatuan bangsa. Aparatur Sipil Negara sebagai
bagian dari reformasi birokrasi, perlu di tetapkan aparatur sipil negara sebagai
profesi yang memiliki kewajiban mengelola dan mengembangan dirinya dan
wajib mempertanggungjawabkan kinerjanya dan menerapkan prinsip merit
dalam pelaksanaan manajemen aparatur sipil Negara
Pegawai ASN berfungsi sebagai : 1) Pelaksana kebijakan publik; 2) Pelayan
publik; dan 3) Perekat dan pemersatu bangsa. Fungsi-fungsi ASN ini harus
dilakukan dengan penuh tanggung jawab dan dapat dipertanggungjawabkan
kepada publik. Dalam menjalankan fungsinya, seorang ASN harus selalu
memegang teguh dan mengamalkan nilai-nilai dasar ANEKA yang meliputi
Nilai-nilai dasar profesi yang harus dimiliki oleh seorang Aparatur Sipil Negara
(ASN) yang profesional dan berkarakter diantaranya:
1) Merupakan kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai
dalam menjalankan tugas serta kewenangan;
2) Nasionalisme yaitu pandangan tentang rasa cinta yang wajar
terhadap bangsa dan negara, serta sekaligus menghormati
bangsa lain;

6
3) Etika Publik merupakan refleksi atas baik/buruk, benar/salah yang
harus dilakukan atau bagaimana melakukan yang baik/benar.
4) Komitmen Mutu yaitu komitmen terhadap pelayanan kepada
masyarakat yang berorientasi terhadap mutu pelayanan yang
prima;
5) Anti Korupsi adalah sifat menjauhkan diri dari kecurangan dalam
bentuk gratifikasi atau tindak kecurangan lain dalm menjalankan
tugas dan kewenangan yang dapat merugikan bangsa dan
negara.
Sejalan dengan hal tersebut, melalui UU ASN No 5 tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara, CPNS wajib menjalani masa percobaan yang
dilaksanakan melaui proses Diklat terintegrasi untuk membangun integritas
moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan,
karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab, dan memperkuat
profesionalisme serta kompetensi bidang. Pelatihan ini memadukan
pembelajaran klasikal dan non klasikal di tempat pelatihan dan di tempat kerja
sehingga memungkinkan CPNS untuk menginternalisasi, menerapkan,
mengaktualisasikan, serta membuatnya menjadi kebiasaan (habituasi), dan
merasakan manfaatnya, sehingga terpatri dalam dirinya sebagai karakter PNS
yang profesional sesuai bidang tugas. Adapun kegiatan aktualisasi yang
dilakukan oleh peserta diklat merupakan kegiatan inovasi dari satuan kerja
masing-masing. Setiap satuan kerja tentu saja memiliki problema yang
berbeda. Dalam hal ini satuan kerja penyusun adalah di ruang rawat inap.
Sejalan dengan visi dan misi rumah sakit sebagai rumah sakit yang
berkualitas dan menjadi kepercayaan publik maka Rawat Inap memiliki peran
dalam menyediakan pelayanan yang prima. Salah satunya adalah dengan
memperhatikan patient safety. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
merupakan upaya untuk memastikan perlindungan kepada setiap orang
terhadap kemungkinan tertular infeksi dari sumber masyarakat umum dan
disaat menerima pelayanan kesehatan pada berbagai fasilitas kesehatan yang
bertujuan meningkatkan mutu pelayanan serta melindungi SDM, pasien,
maupun masyarakat.
Untuk dapat melakukan pencegahan dan pengendalian infeksi nosokomial
dibutuhkan pendidikan dan pelatihan baik terhadap seluruh SDM fasilitas
pelayanan kesehatan maupun pengunjung dan keluarga pasien. Salah satu

7
kewaspadaan Standar agar tidak terinfeksi yaitu kebersihan tangan. Kebersihan
tangan dilakukan dengan mencuci tangan menggunakan sabun dan air
mengalir bila tangan jelas kotor atau terkena cairan tubuh, atau menggunakan
alkohol (alcohol-based handrubs) bila tangan tidak tampak kotor.
Di RSUD Konawe Kepulauan sendiri, edukasi cuci tangan pada keluarga
pasien masih sangat rendah. Hal ini dapat meningkatkan risiko terjadinya
infeksi pada pasien maupun pengunjung pasien selama pasien berada di
Ruang Rawat Inap.
Pemberian informasi terkait cuci tangan kepada keluarga pasien sendiri
dilakukan pada saat pasien akan dirawat inap, dan cara melaksanakan cuci
tangan baru diinformasikan di ruang rawat pasien.
Pencegahan infeksi melalui hand hygiene adalah tanggung jawab utama
dari petugas kesehatan. Maka dengan meningkatkan pengetahuan keluarga
pasien mengenai hand hygiene, akan mencegah penularaan infeksi dari
pengunjung pasien ke pasien, selain itu dengan edukasi mengenai hand
hygiene merupakan bentuk peran perawat dalam menerapakan cuci tangan
yang benar di lingkungan rawat inap.

B. TUJUAN AKTUALISASI
a) Tujuan Umum
Tujuan dari kegiatan ini yaitu untuk menginternalisasi dan
Mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN yaitu berupa Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi sehingga
mampu menjadi kebiasaan dalam bekerja dan akhirnya mampu
melaksanakan tugas dan perannya secara bertanggung jawab dan
professional.
b) Tujuan Khusus
. Tujuan dari rancangan aktualisasi ini adalah untuk mengoptimalkan
pencegahan infeksi nosokomial melalui edukasi dan penerapan hand
hygiene di ruang Rawat Inap RSUD Kab. Konawe Kepulauan.
C. MANFAAT AKTUALISASI
a. Manfaat Untuk Penulis
Aktualisasi nilai-nilai dasar ANEKA akan semakin mengokohkan
kepribadian ASN dalam bekerja serta mendorong munculnya kepedulian
dan inovasi terhadap isu yang terjadi di tempat kerja.

8
b. Manfaat Untuk Organisasi
Manfaat bagi RSUD Kab. Konawe Kepulauan adalah mampu
memberikan pelayanan public yang profesional dan berkualitas serta
mencapai tujuan, visi, dan misi bersama.
c. Manfaat Untuk Masyarakat
Manfaat bagi masyarakat yaitu dapat merasakan inovasi - inovasi dari
kegiatan yang dilaksanakan oleh peserta pelatihan dasar.

D. RUANG LINGKUP KEGIATAN AKTUALISASI


Ruang lingkup kegiatan aktualisasi ini menerapkan nilai-nilai dasar ASN
yaitu nilai Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti
Korupsi serta nilai Pelayanan Publik, Manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN)
dan Whole of Government (WoG).

9
BAB II

GAMBARAN UMUM ORGANISASI DAN RANCANGAN


AKTUALISAASI
A. DESKRIPSI ORGANISASI

Secara geografis Kabupaten Konawe Kepulauan terletak di sebelah timur


daratan Provinsi Sulawesi Tenggara, berada di dataran Pulau Wawonii dengan
ibu Kota Kabupaten terletak di Langara. Wilayah pemerintahan Kabupaten
Konawe Kepulauan terdiri dari 7 kecamatan dengan jumlah penduduk pada
tahun 2016 sebesar 33.707 jiwa dengan jumlah masyarakat miskin sebanyak
20.539 jiwa atau 64% dari total penduduk.
Kabupaten Konawe Kepulauan Ibukotanya Langara Kecamatan Wawonii
Barat, 53 km dari Kota Kendari, secara geografis terletak di bagian selatan
Khatulistiwa, melintang dari Utara ke Selatan antara 03°68’ dan 04°16’ Lintang
Selatan, membujur dari Barat ke Timur antara 122°56’ dan 123°16’ Bujur Timur.
Luas wilayah daratan Kabupaten Konawe Kepulauan 86.761Km 2, 77,28 Ha
atau 11,38%. Jarak Kabupaten Konawe Kepulauan dari ibu Kota Provinsi
Sulawesi Tenggara berjarak 29 Mil laut atau sebanding 46,4 Km jarak darat
dengan menggunakan sarana transportasi laut (kapal).
Kabupaten Konawe Kepulauan mempunyai batas-batas wilayah, sebagai
berikut :
Sebelah Utara : Berbatasan dengan laut banda

Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Selat Wawonii

Sebelah Timur : Berbatasan dengan laut banda

Sebelah Barat : Berbatasan dengan Selat Wawonii

Pelayanan rawat jalan terdiri dari :


1. Poliklinik Umum
2. Poliklinik Gigi
3. Poliklinik KIA

RSUD Kabupaten Konawe Kepulauan berdiri sejak Tahun 2015, milik


Pemerintah Daerah Kabupaten Konawe Kepulauan. Berdasarkan Surat Dinas
Penanaman Modal, PTSP, Tenaga Kerja dan Transmigrasi kabupaten Konawe

10
Kepulauan nomor 503/DPMPTSP,NAKERTRANS-III/2017 tanggal 2 maret
2017, tentang Izin Operasional Rumah Sakit Kabupaten Konawe Kepulauan,
memberikan izin operasional Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Konawe
Kepulauan untuk untuk menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan Daerah Kab.
Konawe Kepulauan, dimana tugas pokok dan fungsi lembaga teknis Rumah
Sakit Umum Daerah Konawe Kepulauan yang merupakan unsur pendukung
dari tugas pemerintahan dimana Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Konawe Kepulauan dipimpin oleh direktur yang berkedudukan dibawah dan
bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris daerah.
RSUD Kabupaten Konawe Kepulauan saat ini mempunyai kapasitas 24
tempat tidur terdiri dari :
NO RUANG JUMLAH

1 Interna 10

2 Bedah 8

3 Kebidanan 2

4 Anak 4

Jumlah 24

B. STRUKTUR ORGANISASI

Peraturan Bupati Kabupaten Konawe Kepulauan Nomor 3.A Tahun 2017


tentang pembentukan, kedudukan, susunan organisasi, tugas danfungsi serta
tata kerja rumah sakit umum daerah kelas D Kabupaten Konawe Kepulauan
menjelaskan bahwa Rumah Sakit dipimpin oleh seorang Direktur yang berada
dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
Adapun susunan organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Konawe Kepulauan
yaitu :
a. Direktur;
b. Sub Bagian Tata Usaha, terdiri dari: Humas yang membawahi Tim
PKRS dan Case manager
c. Sub Bagian Perencanaan;

11
d. Seksi Pelayanan Medis;
e. Seksi Pelayanan Keperawatan, terdiri dari:
1) Instalasi Gawat Darurat
2) Instalasi Rawat Jalan
3) Instalasi Rawat Inap
f. Seksi Penunjang Medis, terdiri dari:
1) Instalasi Rekam Medis
2) Instalasi Farmasi
3) Instalasi Gizi
4) Unit Laboratorium
5) Unit CSSD
6) Unit Loundry
7) IPSRS
Adapun Bagan struktur organisasi RSUD Kabupaten Konawe Kepulauan
sebagai berikut :

Jenis dan Jumlah Ketenagaan Rumah Sakit Umum Daerah


Kabupaten Konawe Kepulauan Tahun 2020 menurut Kualifikasi
Pendidikan sebanyak 175 Orang.
HONOR/
NO KUALIFIKASI PENDIDIKAN PNS JUMLAH
KONTRAK

12
I TenagaMedis
1 DokterUmum + Interensif 3 4 7
2 DokterSpesialisBedah - - -
3 DokterSpesialisPenyakitDalam - - -
4 DokterSpesialisKes. Anak - - -
5 DokterSpesialisObgyn - - -
6 DokterSpes THT - - -
7 DokterSpesAnastesi - - -
7 Dokter Gigi 1 - 1
Sub Total 4 4 8
II TenagaKeperawatan
1 PerawatProfesional (Ners) 23 9 32
2 SarjanaKeperawatan - 2 2
3 PerawatVokasi (D3/D4) 4 23 27
4 PerawatKesehatan Gigi
6 2 8
(AMKG)
5 Bidan (D3/D4) 6 19 25
6 Fisioterapis - 1 1
Sub Total 39 56 95
III TenagaKefarmasian
1 Apoteker 4 1 5
2 S1 Farmasi 1 1 2
3 D3 Farmasi - 5 5
Sub Total 5 7 12
IV TenagaKesehatanMasyarakat

1 S2KesehatanMasyarakat - - -
2 S1 KesehatanMasyarakat 9 2 11
Sub Total 11 2 11
V TenagaGizi
1 S1 Gizi - - -
2 D3 Gizi 4 2 6
3 TenagaGizilainnya - - -
Sub Total 4 2 6

13
VII TenagaPenunjangMedis
1 Radiografer 2 - 2
2 Elektromedis 1 - 1
3 AnalisKesehatan 5 1 6
4 Sanitarian 3 1 4
5 PerekamMedis 4 - 4
Sub Total 15 2 17
IX SarjanaMuda / Sarjana Non Kesehatan
1 S1 Komputer - 1 1
2 D1 Komputer - - -
3 D3 Lainnya - - -
Sub Total - 1 3
X SLTA / SLTP / SD
1 SMA Sederajat 1 16 17
2 SLTP Sederajat - 6 6
Sub Total 1 22 23
JUMLAH TOTAL 79 96 175
Sumber :DataPrimer per JanuariTahun 2020

C. NILAI –NILAI DASAR PROFESI ASN

Aparatur Sipil Negara (ASN) dituntut untuk memiliki nilai-nilai dasar sebagai
seperangkat prinsip yang menjadi landasan dalam menjalankan profesi dan
tugasnya sebagai ASN. Adapun nilai-nilai dasar yang dimaksud adalah
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi
(ANEKA).
Berdasarkan dari kelima nilai dasar ANEKA yaitu Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika publik komitmen mutu dan Anti korupsi yang harus di
tanamkan kepada setiap ASN maka perlu di ketahui indikator-indikator dari
kelima kata tersebut, yaitu:
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kata yang sering kali kita dengar, tetapi tidak mudah
untuk dipahami. Akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas atau
tanggung jawab. Responsibiltas adalah kewajiban untuk bertanggung

14
jawab, sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban
yang harus dicapai. Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu,
kelompok, atau instansi untuk memenuhi tang gung jawab yang menjadi
amanah.
Menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel, adapun indikator nilainya,
yaitu :
1. Kepemimpinan
Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah dimana
pimpinan memainkan peranan yang penting dalam menciptakan
lingkungannya. Pimpinan mempromosikan lingkungan yang
akuntabel dapat dilakukan dengan memberikan contoh pada
orang lain (lead by example) .
2. Transparansi
Transparansi memiliki tujuan mendorong komunikasi yang lebih
besar dan kerjasama antara kelompok internal dan eksternal,
memberikan perlindungan terhadap pengaruh yang tidak
seharusnya dan korupsi dalam pengambilan keputusan.
3. Integritas
Integritas menjadikan suatu kewajiban untuk menjunjung tinggi
dan mematuhi semua hukum yang berlaku. Dengan adanya
integritas institusi, dapat memberikan kepercayaan dan
keyakinan kepada publik dan atau stakeholders.
4. Tanggungjawab (Responsibilitas)
Responsibilitas institusi dan responsibilitas perseorangan
memberikan kewajiban bagi setiap individu dan lembaga bahwa
ada suatu konsekuensi dari setiap tindakan yang telah dilakukan
karena adanya tuntutan untuk bertanggung jawab atas keputusan
yang telah dibuat.
5. Keadilan
Keadilan adalah landasan utama dari akuntabilitas. Keadilan
harus dipelihara dan dipromosikan oleh pemimpin pada
lingkungan organisasinya. Oleh sebab itu, ketidakadilan harus
dihindari karena dapat menghancurkan kepercayaan dan
kredibilitas organisasi yang mengakibatkan kinerja akan menjadi
tidak optimal

15
6. Kepercayaan
Rasa keadilan membawa pada sebuah kepercayaan.
Kepercayaan itu yang akan melahirkan akuntabilitas.
7. Keseimbangan
Pencapaian akuntabilitas dalam lingkungan kerja, diperlukan
adanya keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan,
serta harapan dan kapasitas. Selain itu, adanya harapan dalam
mewujudkan kinerja yang baik juga harus disertai dengan
keseimbangan kapasitas sumber daya dan keahlian (skill) yang
dimiliki.
8. Kejelasan
Fokus utama untuk kejelasan adalah mengetahui kewenangan,
peran dan tanggungjawab, misi organisasi, kinerja yang
diharapkan organisasi, dan sistem pelaporan kinerja baik individu
maupun organisasi.
9. Konsistensi
Konsistensi menjamin stabilitas. Penerapan yang tidak konsisten
dari sebuah kebijakan, prosedur, sumber daya akan memiliki
konsekuensi terhadap tercapainya lingkungan kerja yang tidak
akuntabel, akibat melemahnya komitmen dan kredibilitas anggota
organisasi.

(Sumber: Akuntabilitas, Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan


Golongan III, Jakarta: Lembaga Administrasi Negara, 2015)
2. Nasionalisme
Nasionalisme secara politis merupakan manifestasi kesadaran nasional
yang mnegandung cita-cita dan pendorong bagi suatu bangsa, baik untuk
merebut kemerdekaan atau membangun dirinya maupun lingkungan
masyarakat. Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang
meninggikan bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain
sebagaimana mestinya. Sikap seperti ini jelas mencerai beraikan bangsa
yang satu dengan bangsa yang lain. Sedang dalam arti luas, nasionalisme
merupakan pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan
negara, dan sekaligus menghormati bangsa lain.

16
Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila yang
diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa: menempatkan persatuan
kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas
kepentingan pribadi atau kepentingan golongan; menunjukkan sikap rela
berkorban demi kepentingan bangsa dan negara; bangga sebagai bangsa
Indonesia dan bertanah air Indonesia serta tidak merasa rendah diri;
mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antara
sesama manusia dan sesama bangsa; menumbuhkan sikap saling
mencintai sesama manusia; mengembangkan sikap tenggang rasa.

(Sumber: Nasionalisme, Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan


Golongan III, Jakarta: Lembaga Administrasi Negara, 2015).
3. Etika Publik
Etika lebih dipahami sebagai refleksi atas baik/buruk, benar/salah yang
harus dilakukan atau bagaimana melakukan yang baik atau benar,
sedangkan moral mengacu pada kewajiban untuk melakukan yang baik
atau apa yang seharusnya dilakukan. Dalam kaitannya dengan pelayanan
publik, etika publik adalah refleksi tentang standar/norma yang menentukan
baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk
mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab
pelayanan publik.
Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam Undang-
Undang ASN, yakni sebagai berikut :
1. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Pancasila;
2. Setia dalam mempertahankan UUD 1945;
3. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak memihak;
4. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;
5. Menciptakan lingkungan kerja yang nondiskriminatif;
6. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur;
7. Mempertanggung jawabkan tindakan dan kinerja publik;
8. Memiliki kemampuan menjalankan kebijakan pemerintah;
9. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat,
tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun;
10. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;
11. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama;

17
12. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai;
13. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan
14. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis
sebagai perangkat sistem karir.
(Sumber: Etika Publik, Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III,
Jakarta : Lembaga Administrasi Negara, 2015).

4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan publik dengan
berorientasi pada kualitas hasil. Adapun nilai-nilai komitmen mutu antara
lain :
1. Efektif, yaitu berhasil guna dapat mencapai hasil sesuai dengan
target;
2. Efisien, yaitu berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan
mencapai hasil tanpa menimbulkan pemborosan;
3. Inovasi, yaitu penemuan sesuatu yang baru atau mengandung
kebaruan;
4. Berorientasi mutu, yaitu ukuran baik buruk yang dipersepsi
individu terhadapt produk atau jasa.
(Sumber: Komitmen Mutu, Modul Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan Golongan III, Jakarta: Lembaga Administrasi Negara,
2015).
5. Anti Korupsi
Korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruption yang artinya kerusakan,
kebobrokan, dan kebusukan. Dalam bahasa Yunani Corruptio perbuatan
yang tidak baik, buruk, curang, dapat disuap, tidak bermoral, menyimpang
dari kesucian, melanggar norma-norma agama, material, mental, dan
umum.
Anti Korupsi adalah tindakan atau gerakan yang dilakukan untuk
memberantas segala tingkah laku atau tindakan yang melawan norma–
norma dengan tujuan memperoleh keuntungan pribadi, merugikan negara
atau masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung.
Indikator yang ada pada nilai dasar anti korupsi meliputi:
1. Mandiri yang dapat membentuk karakter yang kuat pada diri
seseorang sehingga menjadi tidak bergantung terlalu banyak pada
orang lain. Pribadi yang mandiri tidak akan menjalin hubungan dengan

18
pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab demi mencapai keuntungan
sesaat;
2. Kerja keras merupakan hal yang penting dalam rangka tercapainya
target dari suatu pekerjaan. Jika target dapat tercapai, peluang untuk
korupsi secara materiil maupun non materiil (waktu) menjadi lebih
kecil;
3. Berani untuk mengatakan atau melaporkan pada atasan atau pihak
yang berwenang jika mengetahui ada pegawai yang melakukan
kesalahan;
4. Disiplin berkegiatan dalam aturan bekerja sesuai dengan undang-
undung yang mengatur;
5. Peduli yang berarti ikut merasakan dan menolong apa yang dirasakan
orang lain;
6. Jujur yaitu berkata dan bertindak sesuai dengan kebenaran (dharma);
7. Tanggung jawab yaitu berani dalam menanggung resiko atas apa
yang kita kerjakan dalam bentuk apapun;
8. Sederhana yang dapat diartikan menerima dengan tulus dan iklas
terhadap apa yang telah ada dan diberikan oleh Tuhan kepada kita;
9. Adil yaitu memandang kebenaran sebagai tindakan dalam perkataan
maupun perbuatan saat memutuskan peristiwa yang terjadi.

D. NILAI –NILAI DASAR KEDUDUKAN DAN PERAN PNS DALAM NKRI

Untuk mewujudkan birokrasi yang professional dalam menghadapi


tantangan-tantangan global, pemerintah melalui UU Nomor 5 Tahun 2014
tentang Aparatur Sipil Negara telah bertekad untuk mengelola aparatur sipil
negara menjadi semakin professional. Undang-undang ini merupakan dasar
dalam manajemen aparatur sipil negara yang bertujuan untuk membangun
aparat sipil negara yang memiliki integritas, profesional dan netral serta bebas
dari intervensi politik, juga bebas dari praktek KKN, serta mampu
menyelenggarakan pelayanan publik yang berkualitas bagi masyarakat.

1. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai
ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari
intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.

19
Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai
sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil
Negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman.Adapun asas-
asas manajemen ASN, antara lain :
1. Kepastian hukum;
2. Profesionalitas;
3. Proporsionalitas;
4. Keterpaduan;
5. Delegasi;
6. Netralitas;
7. Akuntabilitas;
8. Efektif dan efisien;
9. Keterbukaan;
10. Non diskriminatif;
11. Persatuan;
12. Kesetaraan;
13. Keadilan;
14. Kesejahteraan
(Sumber : Manajemen ASN, Modul Pelatihan Dasar Calon PNS, Jakarta
: Lembaga Administrasi Negara, 2017).

2. Pelayanan Publik

Pelayanan Publik menurut Lembaga Administrasi Negara adalah


segala bentuk pelayanan umum yang dilaksanakan oleh instansi Pemerintah
di pusat dan daerah dan dilingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk barang
atau jasa baik dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat.
Adapun prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan pelayanan
prima adalah:
1. Partisipatif
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang dibutuhkan
masyarakat pemerintah perlu melibatkan masyarakat dalam
merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi hasilnya.
2. Transparan
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik, pemerintah sebagai
penyelenggara pelayanan publik harus menyediakan akses bagi

20
warga negara untuk mengetahui segala hal yang terkait dengan
pelayanan publik yang diselenggarakan tersebut.
3. Responsif
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik pemerintah wajib
mendengar dan memenuhi tuntutan kebutuhan warga negaranya
terkait dengan bentuk dan jenis pelayanan publik yang mereka
butuhkan, mekanisme penyelenggaraan layanan, jam pelayanan,
prosedur, dan biaya penyelenggaraan pelayanan.
4. Tidak Diskriminatif
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah tidak boleh
dibedakan antara satu warga negara dengan warga negara yang lain
atas dasar perbedaan identitas warga negara.
5. Mudah dan Murah
Penyelenggaraan pelayanan publik dimana masyarakat harus
memenuhi berbagai persyaratan dan membayar fee untuk
memperoleh layanan yang mereka butuhkan harus diterapkan prinsip
mudah dan murah. Hal ini perlu ditekankan karena pelayanan publik
yang diselenggarakan oleh pemerintah tidak dimaksudkan untuk
mencari keuntungan melainkan untuk memenuhi mandat konstitusi.
6. Efektif dan Efisien
Penyelenggaraan pelayan publik harus mampu mewujudkan tujuan-
tujuan yang hendak dicapainya dan cara mewujudkan tujuan tersebut
dilakukan dengan prosedur yang sederhana, tenaga kerja yang
sedikit, dan biaya yang murah.
7. Aksesibel
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah harus dapat
dijangkau oleh warga negara yang membutuhkan dalam arti fisik dan
dapat dijangkau dalam arti non-fisik yang terkait dengan biaya dan
persyaratan yang harus dipenuhi oleh masyarakat untuk
mendapatkan layanan tersebut.
8. Akuntabel
Semua bentuk penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat
dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada masyarakat.
Pertanggungjawaban di sini tidak hanya secara formal kepada atasan

21
akan tetapi yang lebih penting harus dipertanggungjawabkan secara
terbuka kepada masyarakat luas melalui media publik.
9. Berkeadilan
Penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat dijadikan sebagai
alat melindungi kelompok rentan dan mampu menghadirkan rasa
keadilan bagi kelompok lemah ketika berhadapan dengan kelompok
yang kuat
(Sumber: Pelayanan Publik, Modul Pelatihan Dasar Calon PNS,
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara, 2017).

3. Whole Of Govemment

Whole of government (WoG) adalah sebuah pendekatan


penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif
pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang
lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan,
manajemen program dan pelayanan publik.
Pendekatan WoG dapat dilihat dan dibedakan berdasarkan perbedaan
kategori hubungan antara kelembagaan yang terlibat sebagai berikut:

1. Koordinasi, yang tipe hubungannya dapat dibagi lagi menjadi:


a. Penyertaan, yaitu pengembangan strategi dengan
mempertimbangkan dampak;
b. Dialog atau pertukaran informasi;
c. Joint planning, yaitu perencanaan bersama untuk kerjasama
sementara.
2. Integrasi, yang tipe hubungannya dapat dibagi lagi menjadi:
a. Joint working, atau kolaborasi sementara;
b. Joint ventrure, yaitu perencanaan jangka panjang, kerjasama pada
pekerjaan besar yang menjadi urusan utama salah satu peserta
kerjasama;
c. Satelit, yaitu entitas yang terpisah, dimiliki bersama, dibentuk
sebagai mekanisme integratif.
3. Kedekatan dan pelibatan, yang tipe hubungannya dapat dibagi lagi
menjadi:

22
a. Aliansi strategis, yaitu perencanaan jangka panjang, kerjasama
pada isu besar yang menjadi urusan utama salah satu peserta
kerjasama;

b. Union, berupa Unifikasi resmi, identitas masing-masing masih


nampak; merger, yaitu penggabungan ke dalam struktur baru.

(Sumber: Whole of Government, Modul Pelatihan Dasar Calon PNS,


Jakarta: Lembaga Administrasi Negara, 2017).

E. IDENTIFIKASI ISU DAN ANALISIS DAMPAKNYA


1. Identifikasi isu
Dalam pengamatan di tempat kerja penulis mengangkat 3 isu yang
terjadi di ruang rawat inap :
a) Belum optimalnya pencegahan infeksi nosokomial melalui
edukasi dan penerapan hand hygiene di ruang Rawat Inap
b) Belum optimalnya kegiatan operan perawat pada saat
pergantian shift di ruang Rawat Inap.
c) Belum optimalnya penerapan komunikasi terapeutik di ruang
Rawat Inap.

Dalam penetapan isu penulis memilih “ Belum optimalnya pencegahan


infeksi nosokomial melalui edukasi dan penerapan hand hygiene di ruang
Rawat Inap” sebagai prioritas isu yang membutuhkan solusi pemecahan
masalah. Dilihat dari peran perawat di ruang rawat inap yang selama ini
jarang melakukan edukasi dan kebiasaan dalam menerapkan budaya hand
hygiene pada keluarga pasien sebagai pencegahan pertama dalam
penyebaran infeksi nosokomial. Akibat yang ditimbulkan dari ketidakpatuhan
pasien atau keluarga pasien dalam melakukan cuci tangan bisa
menimbulkan penyebaran penyakit lebih luas. Malasnya cuci tangan bisa
menimbulkan beberapa penyakit menular seperti hepatitis A yang merujuk
pada peradangan hati disebabkan oleh virus yang bisa menimbulakn gejala
mual, demam,kehilangan nafsu makan. Diare yang berasal dari bakteri,
rentan terkena impetigo, mudah terserang flu, mudah terkena bakteri e.coli
dan tipes, keracunan makanan, bahkan penyakit yang lagi marak
diperbincangkan yaitu virus corona. Salah satu pencegahan awal dari
semua penyakit tersebut adalah kefektifan dalam mencuci tangan.

23
Sebagai pelayan publik, perawat memiliki peran dan fungsi untuk
meningkatkan kualitas pelayanan. Salah satunya sebagai edukator. Perawat
dalam peran ini membantu klien atau pasien, keluarga pasien dan
masyarakat dalam menjelaskan tentang konsep dan fakta kegiatan
perawatan rutin, mendemostrasikan prosedur seperti kegiatan cuci tangan
yang efektif. Terkadang edukasi yang dilakukan pada pasien terjadi tidak
terencana, misalnya saat perawat mengganti cairan pasien, perawat
memberikan edukasi tentang hand hygiene.

2. Analisis dampak Isu

Dampak yang bisa terjadi apabila isu “Belum optimalnya pencegahan infeksi
nosokomial melalui edukasi dan penerapan hand hygiene di ruang Rawat
Inap” akan berpotensi menularkan atau tertular infeksi nosokomial, atau
infeksi yang menjangkit tubuh pasien pada saat berada di rumah sakit dan
bisa berkembang menjadi infeksi parah. Oleh sebab itu, perlu adanya upaya-
upaya seperti edukasi untuk mendukung pencegahan infeksi nosokomial
dengan tindakan keluarga yang taat melakukan cuci tangan.

24
Rancangan Kegiatan
1.2.1 Tabel Rancangan Kegiatan

Konstribusi Penguatan
No Kegiatan Tahap Kegiatan Output pertahapan Keterkaitan substansi mata Terhadap Visi Dan Dengan Nilai
Kegiatan pelajaran Misi Organisasi Dasar
1. Melakuakn 1. Menghadap 1. Mendapat Akuntabilitas: konsultasi Dengan
dilaksanakan dengan penuh melaksanakan
konsultasi pimpinan persetujuan
kejujuran. kegiatan ini maka
pimpinan untuk pimpinan Nasionalisme: konsultasi
akan menunjang
dengan mentor dengan
menjelaskan tercapainya misi
penuh kesungguhan.
maksud dan Etika publik :Konsultasi Rumah Sakit yaitu
dengan sikap sopan “menjadi rumah
tujuan
Komitmen Mutu konsultassi sakit yang
aktualisasi tidak mengganggu jam kerja berkualitas dan
Anti korupsi : menjelaskan menjadi
semua kegiatan secara
kepercayaan publik
transparansi
di kab. Konawe
2. Mendengarka 2. Hasil Akuntabilitas : mematuhi Kepulauan
semua arahan sebagai
n pengarahan pengarahan
tanggung jawab.
mentor/ mentor/ Nasionalisme :
berkomunikasi dengan
pimpinan pimpinan
menggunakan bahasa
indonesia yang baik
Etika publik : mendengarkan
arahan dengan penuh
santun.

25
Komitmen Mutu :
mendengarkan dengan sabar
dan aktif
Anti korupsi : konsultasi
dengan memperhatikan
waktu yang efisien.

3. Mencatat 3. Diperolehnya Akuntabilitas : Konsultasi


dilakukan dengan penuh
rekomendasi persetujuan
tanggung jawab sebagai
hasil tentang rencana wujud kejelasan wewenang
antara pimpinan dan
konsultasi kegiatan, saran
bawahan, dalam melakukan
dengan dan masukan rencana, dan tujuan serta
alasan yang benar dan tepat.
dari pimpinan
Nasionalisme : Saling
menghargai dan tidak
diskriminatif saat melakukan
koordinasi dengan
penanggungjawab IRNA.
Etika Publik : Koordinasi
dilakukan dengan sikap yang
sopan dan santun.
Komitmen Mutu: Memahami
arahan dari
penanggungjawab IRNA.
Anti Korupsi:: konsultasi
dilakukan dengan tidak
mengganggu kerja dan waktu
kinerja penaggungjawab
IRNA

26
2. Melakukan 1.Melakukan 1.Terlaksanakannya Akuntabilitas: Konsultasi Dengan
koordinasi dan koordinasi koordinasi dengan dilakukan dengan rasa melaksanakan
persetujuan dengan kepala kepala ruangan dan tanggungjawab agar kegiatan ini akan
dengan kepala ruangan IRNA mendapatkan memperoleh kejelasan
persetujuan dari menujang terhadap
ruangan IRNA tentang kegiatan yang akan
penanggung jawab dilaksanakan. visi an misi rumah
dalam hal ini kepala Nasionalisme: saat sakit yaitu
ruangan IRNA konsultasi, menggunakan “mewujudkan tata
bahasa yang mudah kelola rumah sakit
dipahami. yang profesional,
Etika Publik: konsultasi intergritas,
dilakukan dengan sopan
beretika dan
santun.
Komitmen Mutu: akuntabel”
Memahami arahan yang
diberikan oleh
penanggungjawab IRNA
Anti Korupsi: konsultasi
dilakukan dengan jujur dan
tanggap

27
2.Membahas 2.Terlaksanya Akuntabilitas: Konsultasi
rencana kegiatan dilakukan dengan rasa
sosialisasi yang kegiatan tanggungjawab agar
akan memperoleh kejelasan
dilaksanakan. tentang kegiatan yang akan
dilaksanakan.
Nasionalisme: saat
konsultasi, menggunakan
bahasa yang mudah
dipahami.
Etika Publik: konsultasi
dilakukan dengan sopan
santun.
Komitmen Mutu:
Memahami arahan yang
diberikan oleh
penanggungjawab IRNA
Anti Korupsi: konsultasi
dilakukan

3.Mencatat 3.Diperoleh hasil Akuntabilitas: mencatat


rekomendasi persetujuan tentang hasil konsultasi dilakukan
hasil konsultasi rencana sosialisasi dengan tanggungjawab
cuci tangan b. Nasionalisme: Mencatat
saran dan arahan yang
disampaikan dengan penuh
hormat.
c. Etika Publik: dilakukan
dengan tulus

28
d. Komitmen Mutu:
memperhatikan dengan
seksama dan mencatatnya,
inovatif.
e. Anti Korupsi:Pencatatan
dilakukan dengan jujur sesuai
dengan saran dan arahan
yang disampaikan

3. Rapat 1.Berkoordinasi 1.Terlaksanakannya Akuntabilitas: Koordinasi Dengan


Sosialisasi kepala ruangan koordinasi dengan dilakukan dengan penuh melaksanakan
rancangan untuk IRNA untuk kepala ruangan dan tanggungjawab sebagai
membangun melaksanakan mendapatkan kegiatan ini maka
wujud kejelasan antara
komitmen kegiatan persetujuan dari
pimpinan dan bawahan akan menunjang
bersama antara penanggung jawab
petugas/perawat IRNA b. Nasionalisme: dilakukan tercapainya misi dan
di ruang Rawat dengan menghormati
misi Rumah Sakit
inap penanggungjawab IRNA
c. Etika Publik: pertemuan yaitu
terhadap atasan dilakukan “menyediakan
dengan sikap yang sumber daya
sopansantun kepada manusia kesehatan
pimpinan yang
berkompetensi dan
d.Komitmen Mutu:
profesional di
memperhatikan dengan bidangnya
seksama dan mencatatnya
e. Anti Korupsi: peduli, tidak

29
menggangu kerja

2. Membuat 2. tersedianya Akuntabilitas: Menyiapkan


daftar hadir dan materi dan bahan sosialisasi
daftar hadir dan
materi dengan teliti dan
sosialisasi. materi tanggungjawab
Nasionalisme:
menggunakan bahasa
indonesia yang mudah
dipahami
Etika Publik: Dikerjakan
dengan tulus dan tidak
diskriminatif
Komitmen Mutu: materi
dibuat secara efektik dan
efisien
Anti Korupsi: Dilakukan
secara tepat dan jujur.

3.Menyiapkan 3. Tersedianya Akuntabilitas : penulis


tempat. tempat
menyiapkan tempat rapat
Nasionalisme : meminta
bantuan pada rekan kerja
Etika publik : kebersihan
serta kenyamanan di tempat
rapat

30
Komitmen mutu :ruangan
rapat yang bersih dan
nyaman
Anti korupsi : Meminjam
ruangan rapat pada
pimpinan.

4. Melaksanakan 4. Terlaksanya Akuntabilitas : adanya


kegiatan rapat kegiatan transparansi dan intergritas
terhadap kegiatan
Nasionalisme :
menggunakan bahasa yang
baik dan saling menghargai
Etika publik : menyampaikan
materi dengan sikap sopan
santun
Komitmen mutu :rapat
dilakukan dengan
berorientasi dengan mutu
pelayanan
Anti korupsi : dilaksanakan
tanpa mengganggu waktu
kerja

31
4. Membuat bahan 1. Meminta izin 1. Adanya izin dari Akuntabilitas : Konsultasi Kegiatan ini maka
untuk sosialisasi dilakukan dengan penuh
pada atasan atasan akan menunjang
berupa leaflet tanggung jawab sebagai
dan poster untuk tercapainya visi dan
wujud kejelasan wewenang
membuat antara pimpinan dan misi Rumah Sakit
leaflet dan bawahan, dalam melakukan yaitu
rencana, dan tujuan serta
poster “menyediakan
alasan yang benar dan tepat.
peralatan, fasilitas
Nasionalisme : Saling dan sarana
menghargai prasarana yang
Etika Publik : Konsultasi aman dan
dilakukan dengan sikap yang mutakhir”.
sopan dan santun.
Komitmen Mutu:
Memahami arahan dari
pimpinan
Anti Korupsi:: konsultasi
dilakukan dengan tidak
mengganggu
waktu kerja.

2. Mengumpulka 2.Tersedianya Akuntabilitas: materi leaflet


materi hand yang dirancang dibuat
n materi.hand
hygiene dengan tanggungjawab &
hygiene konsisten.
Nasionalisme: pembuatan

32
leaflet dilakukan dengan
dasar kepentingan bersama,
sebagai media pengingat
bagi petugas kesehatan
dalam mengedukasi.
Etika Publik :pembuatan
rancangan leaflet dilakukan
dengan cermat agar makna
dari leaflet yang dibuat dapat
tersampaikan.
Komitmen Mutu: leaflet dan
poster dirancang dengan
inovasi.
Anti Korupsi: merancang
desain leaflet dan poster
dilakukan dengan teliti dan
jujur

3. Membuat 3.Tersedianya Akuntabilitas: Alat & bahan


leaflet dan poster leaflet dan poster yang digunakan dalam
tentang hand tentang hand jumlah yang cukup
hygiene hygiene Nasionalisme: tidak
diskriminatif pada merk atau
produk tertentu
Etika Publik: tidak
mengkomersilkan merk alat
dan bahan tertentu
Komitmen Mutu: bahan dan
alat yang digunakan dalam

33
keadaan cukup, aman dan
layak.
Anti Korupsi: Penyiapan
alat dan bahan dilakukan
dengan tidak mengambil hak
milik orang lain tanpa izin.

5 Melakukan 1.Meminta izin 1. Mendapat izin Akuntabilitas : menunjukan Dengan


penyuluhan dari atasan. sikap tanggung jawab
pada atasan melaksanakan
singkat atau terhadap sosialisasi yang
edukasi kepada tentang kegiatan ini maka
akan dilkukan.
keluarga pasien
penyuluhan yang Nasionalisme akan menunjang
dengan
peragaan. akan dilakukan. :mendengarkan arahan tercapainya visi dan
dengan penuh kesungguhan.
misi Rumah Sakit
Etika publik : dengan penuh
kesopanan dan rasa hormat yaitu
Komitmen mutu :menunjukan “menyelenggarakan
sikap jujur terhadap pendidikan
sosialisasi. ,pelatihandan
Anti korupsi : konsultasi penelitian
kesehatanyang
dilakukan dengan tidak
bermutu dan
mengganggu waktu kerja beretika untuk
menunjang
2. Menentukan 2.Jadwal sosialisasi Akuntabilitas : menunjukan pelayanan”.
jadwal sikap intergritas terhadap
kepatuahan terhadap jadwal
sosialisasi.
yang ditentukan.

34
Nasionalisme : meminta
bantuan rekan kerja untuk
melakukan sosialisasi
dengan jadwal yang di
tentukan
Etika Publik : melakukan
dengan mengedepankan
sikap menghargai dan sopan
santun
Komitmen mutu : dengan
jadwal ditentukan
menunjukan efektifitas
terhadap waktu
Antikorupsi : Jadwal
sosialisi yang jelas
merupakan wujud
kedisiplinan dari anti korupsi.

35
3. Melakukan 3. Dokumentasi Akuntabilitas : Dengan
edukasi pelaksanaan sosialisasi menunjukan
melalui kegiatan berupa intergritas terhadap profesi
sosialisasi Foto atau video
Nasionalisme : memberikan
materi dengan bahasa yang
baik dan menghormati
pendapat audiens
Etika publik : memberikan
informasi yang dengan sikap
sopan
Komitmen Mutu: sosialisasi
dilakukan dengan efisiensi
dan efektifitas serta
berinovasi dalam
menyampaikan materi agar
mudah dimengerti oleh
peserta sosialisasi.
Anti Korupsi: dilaksanakan
dengan Jujur,Kerja keras

36
BAB III

CAPAIAN AKTUALISASI

A. KENDALA DAN ANTISIPASI


Tabel .1.2.2. Kendala dan antisipasi
No. Kegiatan Kendala Antisipasi
1. Melakukan Pada saat menghadap Melakukan perjanjian
konsultasi pimpinan untuk melakukan kesediaan waktu pada
pimpinan kegiatan konsultasi, pimpinan guna
terkadang pimpinan tidak memperoleh dukungan
bersedia di sebabkan ada terhadap kegiatan yang
kesibukan lain atau akan dilaksanakan di
pimpinan sedang tidak ruangan IRNA RSUD
berada di ruangannya. Kabupaten Konawe
Kepulauan sebagai
sasaran habituasi
2. Melakukan Pada saat memberikan Memberikan pemahaman
koordinasi dan
penjelasan tentang berupa contoh-contoh
persetujuan
dengan kepala kegiatan aktualisasi yang kegiatan dan
ruangan IRNA
akan penulis lakukan, ada menjelaskan secara
beberapa kegiatan yang sistematis setiap tahap
kurang dipahami. kegiatan yang akan
dilakukan di ruangan
IRNA
3. Rapat Ketidaksediaan beberapa Rapat tetap dilakukan
Sosialisasi petugas/perawat untuk pada sebagian perawat
rancangan mengikuti rapat guna yang hadir dan
untuk membangun komitmen melakukan rapat
membangun disebabkan jadwal sift sosialisasi kembali
komitmen yang berbeda. dengan menyesuaikan
bersama antara jadwal sift masing-
petugas/perawat masing petugas.
di ruang Rawat

37
inap
4. Membuat bahan Kurangnya Akses internet Penulis mencari tempat
untuk sosialisasi di tempat kerja penulis, akses internet yang
berupa leaflet sehingga menghambat lancar guna
dan poster dalam mencari referensi menyelesaikan dan
materi. mengumpulkan materi
yang akan disusun.
5. Melakukan Sebagian petugas/perawat Sebelum melakukan
penyuluhan merasa bingung materi edukasi pada pasien dan
singkat atau apa saja yang akan keluarga pasien, penulis
edukasi kepada disampaikan dalam memberikan media
keluarga pasien edukasi cuci tangan pada berupa leaflet pada rekan
dengan pasien dan keluarga kerja untuk di baca dan
peragaan. pasien. di pahami kemudian
menjelaskan maksud dan
tujuan isi leaflet tersebut
pada audiens.

38
B. HASIL AKTUALISASI
1.2.3. Tabel Hasil Aktualisasi

Konstribusi Penguatan
No Kegiatan Tahap Kegiatan Output pertahapan Kontribusi Output / Hasil Terhadap Visi Dan Dengan Nilai
Kegiatan Kegiatan Terhadap Misi Organisasi Dasar
Penguatan NDS
1. Melakuakn 1.Menghadap 1.Mendapat Akuntabilitas: konsultasi Dengan
dilaksanakan dengan penuh melaksanakan
konsultasi pimpinan persetujuan
kejujuran. kegiatan ini maka
Pimpinan/ untuk pimpinan Nasionalisme: konsultasi
akan menunjang
dengan mentor dengan
Mentor menjelaskan tercapainya misi
penuh kesungguhan.
maksud dan Etika publik :Konsultasi Rumah Sakit yaitu
dengan sikap sopan “menjadi rumah
tujuan
Komitmen Mutu konsultassi sakit yang
aktualisasi tidak mengganggu jam kerja berkualitas dan
Anti korupsi : menjelaskan menjadi
semua kegiatan secara
kepercayaan publik
transparansi
di kab. Konawe
2.Mendengarkan 2.Hasil pengarahan Akuntabilitas : mematuhi Kepulauan
semua arahan sebagai
pengarahan Pimpinan/ Mentor
tanggung jawab.
mentor/ pimpinan Nasionalisme :
berkomunikasi dengan
menggunakan bahasa
indonesia yang baik
Etika publik : mendengarkan
arahan dengan penuh

39
santun.
Komitmen Mutu :
mendengarkan dengan sabar
dan aktif
Anti korupsi : konsultasi
dengan memperhatikan
waktu yang efisien.

3.Mencatat 3.Diperolehnya Akuntabilitas : Konsultasi


dilakukan dengan penuh
rekomendasi persetujuan tentang
tanggung jawab sebagai
hasil konsultasi rencana kegiatan, wujud kejelasan wewenang
antara pimpinan dan
dengan saran dan masukan
bawahan, dalam melakukan
dari pimpinan rencana, dan tujuan serta
alasan yang benar dan tepat.
Nasionalisme : Saling
menghargai dan tidak
diskriminatif saat melakukan
koordinasi dengan
penanggungjawab IRNA.
Etika Publik : Koordinasi
dilakukan dengan sikap yang
sopan dan santun.
Komitmen Mutu: Memahami
arahan dari
penanggungjawab IRNA.
Anti Korupsi:: konsultasi
dilakukan dengan tidak
mengganggu kerja dan waktu
kinerja penaggungjawab

40
IRNA

2. Melakukan 1.Melakukan 1.Terlaksanakannya Akuntabilitas: Konsultasi Dengan


koordinasi dan koordinasi koordinasi dengan dilakukan dengan rasa melaksanakan
persetujuan dengan kepala kepala ruangan dan tanggungjawab agar kegiatan ini akan
dengan kepala ruangan IRNA mendapatkan memperoleh kejelasan
menujang terhadap
ruangan IRNA persetujuan dari tentang kegiatan yang akan
penanggung jawab dilaksanakan. visi an misi rumah
dalam hal ini kepala Nasionalisme: saat sakit yaitu
ruangan IRNA konsultasi, menggunakan “mewujudkan tata
bahasa yang mudah kelola rumah sakit
dipahami. yang profesional,
Etika Publik: konsultasi intergritas,
dilakukan dengan sopan
beretika dan
santun.
Komitmen Mutu: akuntabel”
Memahami arahan yang
diberikan oleh
penanggungjawab IRNA
Anti Korupsi: konsultasi
dilakukan dengan jujur dan
tanggap

41
2.Membahas 2.Terlaksanya Akuntabilitas: Konsultasi
rencana kegiatan dilakukan dengan rasa
sosialisasi yang kegiatan tanggungjawab agar
akan memperoleh kejelasan
dilaksanakan. tentang kegiatan yang akan
dilaksanakan.
Nasionalisme: saat
konsultasi, menggunakan
bahasa yang mudah
dipahami.
Etika Publik: konsultasi
dilakukan dengan sopan
santun.
Komitmen Mutu:
Memahami arahan yang
diberikan oleh
penanggungjawab IRNA
Anti Korupsi: konsultasi
dilakukan

3.Mencatat 3.Diperoleh hasil Akuntabilitas: mencatat


rekomendasi persetujuan tentang hasil konsultasi dilakukan
hasil konsultasi rencana sosialisasi dengan tanggungjawab
cuci tangan b. Nasionalisme: Mencatat
saran dan arahan yang
disampaikan dengan penuh
hormat.
c. Etika Publik: dilakukan
dengan tulus

42
d. Komitmen Mutu:
memperhatikan dengan
seksama dan mencatatnya,
inovatif.
e. Anti Koru psi:Pencatatan
dilakukan dengan jujur sesuai
dengan saran dan arahan
yang disampaikan

3. Rapat 1.Berkoordinasi 1.Terlaksanakannya Akuntabilitas: Koordinasi Dengan


Sosialisasi kepala ruangan koordinasi dengan dilakukan dengan penuh melaksanakan
rancangan untuk IRNA untuk kepala ruangan dan tanggungjawab sebagai
membangun melaksanakan mendapatkan kegiatan ini maka
wujud kejelasan antara
komitmen kegiatan persetujuan dari
pimpinan dan bawahan akan menunjang
bersama antara penanggung jawab
petugas/perawat IRNA b. Nasionalisme: dilakukan tercapainya misi dan
di ruang Rawat dengan menghormati
misi Rumah Sakit
inap penanggungjawab IRNA
c. Etika Publik: pertemuan yaitu
terhadap atasan dilakukan “menyediakan
dengan sikap yang sumber daya
sopansantun kepada manusia kesehatan
pimpinan yang
berkompetensi dan
d.Komitmen Mutu:
profesional di
memperhatikan dengan bidangnya
seksama dan mencatatnya
e. Anti Korupsi: peduli, tidak

43
menggangu kerja

2. Membuat 2. tersedianya Akuntabilitas: Menyiapkan


daftar hadir dan materi dan bahan sosialisasi
daftar hadir dan
materi dengan teliti dan
sosialisasi. materi tanggungjawab
Nasionalisme:
menggunakan bahasa
indonesia yang mudah
dipahami
Etika Publik: Dikerjakan
dengan tulus dan tidak
diskriminatif
Komitmen Mutu: materi
dibuat secara efektik dan
efisien
Anti Korupsi: Dilakukan
secara tepat dan jujur.

3.Menyiapkan 3. Tersedianya Akuntabilitas : penulis


tempat. tempat
menyiapkan tempat rapat
Nasionalisme : meminta
bantuan pada rekan kerja
Etika publik : kebersihan
serta kenyamanan di tempat
rapat

44
Komitmen mutu :ruangan
rapat yang bersih dan
nyaman
Anti korupsi : Meminjam
ruangan rapat pada
pimpinan.

4. Melaksanakan 4. Terlaksanya Akuntabilitas : adanya


kegiatan rapat kegiatan transparansi dan intergritas
terhadap kegiatan
Nasionalisme :
menggunakan bahasa yang
baik dan saling menghargai
Etika publik : menyampaikan
materi dengan sikap sopan
santun
Komitmen mutu :rapat
dilakukan dengan
berorientasi dengan mutu
pelayanan
Anti korupsi : dilaksanakan
tanpa mengganggu waktu
kerja

45
4. Membuat bahan 1.Meminta izin 1.Adanya izin dari Akuntabilitas : Konsultasi Kegiatan ini maka
untuk sosialisasi dilakukan dengan penuh
pada atasan atasan akan menunjang
berupa leaflet tanggung jawab sebagai
dan poster untuk membuat tercapainya visi dan
wujud kejelasan wewenang
leaflet dan poster antara pimpinan dan misi Rumah Sakit
bawahan, dalam melakukan yaitu
rencana, dan tujuan serta
“menyediakan
alasan yang benar dan tepat.
peralatan, fasilitas
Nasionalisme : Saling dan sarana
menghargai prasarana yang
Etika Publik : Konsultasi aman dan
dilakukan dengan sikap yang mutakhir”.
sopan dan santun.
Komitmen Mutu:
Memahami arahan dari
pimpinan
Anti Korupsi:: konsultasi
dilakukan dengan tidak
mengganggu
waktu kerja.

2.Mengumpulkan 2.Tersedianya Akuntabilitas: materi leaflet


materi hand yang dirancang dibuat
materi.hand
hygiene dengan tanggungjawab &
hygiene konsisten.
Nasionalisme: pembuatan

46
leaflet dilakukan dengan
dasar kepentingan bersama,
sebagai media pengingat
bagi petugas kesehatan
dalam mengedukasi.
Etika Publik :pembuatan
rancangan leaflet dilakukan
dengan cermat agar makna
dari leaflet yang dibuat dapat
tersampaikan.
Komitmen Mutu: leaflet dan
poster dirancang dengan
inovasi.
Anti Korupsi: merancang
desain leaflet dan poster
dilakukan dengan teliti dan
jujur

3. Membuat 3.Tersedianya Akuntabilitas: Alat & bahan


leaflet dan poster leaflet dan poster yang digunakan dalam
tentang hand tentang hand jumlah yang cukup
hygiene hygiene Nasionalisme: tidak
diskriminatif pada merk atau
produk tertentu
Etika Publik: tidak
mengkomersilkan merk alat
dan bahan tertentu
Komitmen Mutu: bahan dan
alat yang digunakan dalam

47
keadaan cukup, aman dan
layak.
Anti Korupsi: Penyiapan
alat dan bahan dilakukan
dengan tidak mengambil hak
milik orang lain tanpa izin.

5 Melakukan 1.Meminta izin 1. Mendapat izin Akuntabilitas : menunjukan Dengan


penyuluhan dari atasan. sikap tanggung jawab
pada atasan melaksanakan
singkat atau terhadap sosialisasi yang
edukasi kepada tentang kegiatan ini maka
akan dilkukan.
keluarga pasien
penyuluhan yang Nasionalisme akan menunjang
dengan
peragaan. akan dilakukan. :mendengarkan arahan tercapainya visi dan
dengan penuh kesungguhan.
misi Rumah Sakit
Etika publik : dengan penuh
kesopanan dan rasa hormat yaitu
Komitmen mutu : “menyelenggarakan
menunjukan sikap jujur pendidikan
terhadap sosialisasi. ,pelatihandan
Anti korupsi : konsultasi penelitian
kesehatanyang
dilakukan dengan tidak
bermutu dan
mengganggu waktu kerja beretika untuk
menunjang
2. Menentukan 2.Jadwal sosialisasi Akuntabilitas : menunjukan pelayanan”.
jadwal sikap intergritas terhadap
kepatuahan terhadap jadwal
sosialisasi.
yang ditentukan.

48
Nasionalisme : meminta
bantuan rekan kerja untuk
melakukan sosialisasi
dengan jadwal yang di
tentukan
Etika Publik : melakukan
dengan mengedepankan
sikap menghargai dan sopan
santun
Komitmen mutu : dengan
jadwal ditentukan
menunjukan efektifitas
terhadap waktu
Antikorupsi : Jadwal
sosialisi yang jelas
merupakan wujud
kedisiplinan dari anti korupsi.

49
4. Melakukan 3. Dokumentasi Akuntabilitas : Dengan
edukasi pelaksanaan sosialisasi menunjukan
melalui kegiatan berupa intergritas terhadap profesi
sosialisasi Foto atau video
Nasionalisme : memberikan
materi dengan bahasa yang
baik dan menghormati
pendapat audiens
Etika publik : memberikan
informasi yang dengan sikap
sopan
Komitmen Mutu: sosialisasi
dilakukan dengan efisiensi
dan efektifitas serta
berinovasi dalam
menyampaikan materi agar
mudah dimengerti oleh
peserta sosialisasi.
Anti Korupsi: dilaksanakan
dengan Jujur,Kerja keras

50
C. DESKRIPSI KEGIATAN

Berdasarkan hasil aktualisasi yang telah dilaksanakan sejak tanggal 06 Maret


2020 s/d 12 Maret 2020 di RSUD Kabupaten Konawe Kepulauan yang terdiri dari
5 kegiatan, dengan rincian kegiatan disertai pembuktian kegiatan sebagai
berikut:

Kegiatan I : Melakukan Konsultasi Pimpinan/ Mentor

Judul Kegiatan no 1. Melakukan konsultasi pimpinan/ mentor

Tanggal Pelaksanaan
11 Maret 2020
Kegiatan
Daftar Lampiran Bukti 1.Dokumentasi menghadap pimpinan/ mentor untuk
Kegiatan/Evidence menjelaskan maksud dan tujuan aktualisasi
2. Dokumentasi mendengarkan pengarahan mentor/
pimpinan
3.Dokumentasi mencatat rekomendasi hasil
konsultasi pimpinan

Uraian kegiatan yang dilaksanakan.


1. Menghadap pada pimpinan/mentor untuk meminta izin serta
menjelaskan maksud dan tujuan aktualisasi.
Kegiatan pertama adalah Menghadap pimpinan/mentor guna
menjelaskan maksud dan tujuan serta memperoleh izin dan dukungan
atas kegiatan yang akan dilaksanakan di ruangan Irna RSUD Kabupaten
Konawe Kepulauan sasaran habituasi. Semua tahapan kegiatan ini
terlaksana 100% sesuai waktu yang telah direncanakan.
Dukungan serta arahan dari pimpinan/ mentor merupakan bagian yang
tak terpisahkan dari suksesnya kegiatan aktualisasi yang akan
dilaksanakan oleh peserta latsar pada perawat IRNA untuk
mengaktualisasikan seluruh nilai-nilai dasar yang harus dimiliki oleh
Aparatur Sipil Negara yang terangkum dalam akronim ANEKA
(Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti
Korupsi).

51
Kegiatan pertama dilakukan adalah menghadap pimpinan/mentor
Kegiatan pertama dimulai dengan tahapan berkonsultasi dengan
pimpinan/mentor. Tahapan ini dilaksanakan di Ruangan kepala Rumah
Sakit pada rabu 11 Maret 2020 dan juga menghadap mentor di ruang
kerja mentor pada rabu, 11 Maret 2020. Untuk menyampaikan maksud
dan tujuan aktualisasi. Dalam pelaksanaan konsultasi, penulis
menjelaskan dengan penuh kejujuran (Akuntabilitas), kesungguhan
terhadap aktualisasi yang akan dilakukan (Nasionalisme), menghadap
pimpinan dengan sikap sopan( Etika publik) guna memperoleh output
yakni saran arahan serta izin persetujan. Penulis melakukan konsultasi
dengan memperhatikan kesediaan waktu tanpa mengganggu jam kerja
pimpinan (komitmen mutu) serta menjelaskan semua kegiatan secara
transparans (Anti Korupsi ) sebagai faktor untuk utama dalam mencapai
hasil aktualisasi yang optimal.
Dokumentasi
Gambar.2.1.1.Lembar persetujuan pelaksaan aktualisasi

Keterangan gambar
Lembar persetujuan kegiatan oleh Direktur RSUD Kab. Konawe Kepulauan

52
Keterangan Gambar.
Lembar persetujuan aktualisasi oleh Mentor
Analisis Dampak
Jika saya tidak berkonsultasi kepada pimpinan dengan tidak sopan
santun dan tidak menunjukan sikap tanggung jawab serta kesungguhan
terhadap kegiatan yang akan saya lakukan, maka kemungkinan pimpinan
tidak akan nyaman dengan kedatangan saya dan beliau tidak akan
mengetahui kegiatan yang akan saya laksanakan serta terjadi
kesalapahaman karena tidak ada komunikasi dan interaksi yang terjadi.

2. Mendengarkan pengarahan pimpinan/mentor


Tahapan kedua dari kegiatan pertama ialah mendengarkan pengarahan
pimpinan/mentor. Tahapan ini dilaksanakan di Ruang kantor pimpinan
yakni di pada Rabu, 11 Maret 2020. Dalam mendengarkan pengarahan
pimpinan/mentor, penulis mematuhi semua arahan sebagai tanggung
jawab (Akuntabilitas) dan melakukan komunikasi dengan
menggunakan bahasa indonesia yang baik (Nasionalisme).
Peserta dalam menghadap pimpinan/mentor untuk mendengarkan
arahan pimpinan/mentor dilakukan dengan prilaku penuh santun (Etika
publik),mendengarkan dengan sabar dan aktif (Komitmen mutu ) yang
bertujuan agar substansi pengarahan pimpinan/mentor benar-benar
disimak dengan baik agar dapat mencapai hasil yang diharapkan. Pada
tahap ini konsultasi dilakukan dengan memperhatikan waktu yang
efisien( Anti korupsi )

53
Dokumentasi.
Gambar.2.1.2.Mendengarkan Pengarahan Pimpinan/ Mentor

Keterangan gambar :
Peserta latsar menghadap kepada pimpinan untuk
memperoleh izin, saran dan arahan kegiatan dari pimpinan

Keterangan gambar :

Peserta latsar menghadap kepada mentor untuk memperoleh izin, saran dan arahan
kegiatan dari mentor

Analisis Dampak

Apabila peserta latsar tidak mematuhi saran dan arahan yang diberikan oleh
pimpinan/ mentor, maka menunjukan sikap yang tidak sesuai dengan nilai –
nilai ASN dan kegiatan aktualisasi habituasi tidak akan berjalan maksimal.

54
3. Mencatat rekomendasi hasil konsultasi dengan pimpinan/ mentor
Pada tahapan ketiga,peserta mencatat semua rekomendasi atau arahan
dari pimpinan/mentor dengan tujuan untuk mempermudah pelaksaan
tahapan-tahapan kegiatan aktualisasi. Peserta mencatat hasil konsultasi
dengan tanggung jawab(Akuntabilitas) untuk menunjang keberhasilan
kegiatan aktualisasi, mencatat saran dan arahan yang disampaikan
dengan penuh hormat (Nasionalisme ), dan dengan sikap yang tulus
(Etika Publik) agar konsultasi kita diterima dan dinilai dengan baik.
Dalam konsultasi peserta memperhatikan dengan seksama dan
mencatat tentang apa yang harus dilakukan sebagai inovatif
(Komitmen mutu )agar berguna dan terarah dalam pelaksaan kegiatan.
Catatan tersebut harus dibentuk sebagai dokumen tertulis untuk
mempermudah peseta latsar ketika menjumpai hambatan kegiatan
aktualisasi .Pencatatan dilakukan dengan jujur (Anti korupsi ) sesuai
dengan saran dan arahan yang disampaikan

Dokumentasi.
Gambar 2.1.3. Catatan rekomendasi pimpinan/mentor

Keterangan gambar
Peserta mencatat saran dan arahan dari pimpinan

55
Keterangan gambar
Peserta mencatat saran dan arahan dari Mentor
Dampak Analisis
Jika saya tidak mencatatnya semua saran dan arahan dari pimpinan /
mentor, maka kegiatan tidak akan terarah dan mengalami kesulitan sehingga
menghambat proses aktualisasi

A. Kedudukan dan Peran ASN


Konsultasi dengan atasan/Pimpinan RSUD Kab.konawe Kepulauan dilakukan
dengan antusias (passionate), cara terbaik (progressive), dan penuh kesabaran
(patience) sebagai wujud sinergitas dengan lintas program, pimpinan (WoG)
agar optimalisasi kualitas mutu hasil pelayan public dan kerjasama yang optimal
tercapai

B. Konstribusi Visi dan Misi Organisasi

Dengan melaksanakan kegiatan ini maka akan menunjang tercapainya misi


Rumah Sakit yaitu
“menjadi rumah sakit yang berkualitas dan menjadi kepercayaan publik di
kab. Konawe Kepulauan.

C. Analisis Manfaat

Pelaksanaan kegiatan konsultasi pada pimpinan / mentor dengan

56
mengaktualisasikan nilai dasar yang benar, bertanggung jawab, hormat,
bersunggung – sungguh dengan kegiatan yang akan dilakukan, maka akan
memberikan respon yang positif dan hasil yang lebih baik. Sebab, saran dan
arahan dari pimpinan akan memberikan masukan yang membangun terhadap
kegiatan aktualisasi habituasi tersebut.

Kegiatan 2 : Melakukan Koordinasi dan Persetujuan Dengan


Penanggung Jawab Ruangan IRNA
Judul kegiatan no.2 Melakukan koordinasi dan persetujuan dengan
penanggung jawab ruangan IRNA

Tanggal pelaksanaan
12 Maret 2020
Kegiatan
Daftar Lampiran Bukti 1.Dokumentasi melakukan koordinasi dengan
Kegiatan/Evidence penanggung jawab ruangan IRNA.
2.Dokumentasi membahas rencana kegiatan
sosialisasi yang akan dilaksanakan.
3.Dokumentasi mencatat rekomendasi hasil
konsultasi.

Uraian kegiatan yang dilaksanakan.


1. Melakukan koordinasi dengan penanggung jawab ruangan
IRNA.
Tahap pertama yang dilakukan adalah berkoordinasi kepada
penanggung jawab ruangan IRNA untuk membahas rencana aktualisasi
yang akan dilakukan di ruangan tersebut. Kegiatan ini dilakukan pada
tanggal 12 Maret 2020 .
Konsultasi dilakukan dengan penuh tanggung jawab ( Akuntabilitas )
sebagai wujud kejelasan wewenang antara pemimpin dan bawahan,
dalam melakukan rencana,dan tujuan serta alasan yang benar dan
tepat. Saling menghargai dan tidak diskriminatif ( Nasionalisme ) saat
melakukan koordinasi serta tetap mengedepankan sikap sopan dan
santun ( Etika Publik) agar koordinasi tersebut diterima dengan baik.

57
Peserta latsar berusaha memahami setiap arahan dari penanggung
jawab IRNA, memperhatikan dengan seksama dan responsif
(Komitmen Mutu). Konsultasi dilakukan dengan tidak mengganggu
kerja dan waktu kinerja penanggung jawab IRNA (Anti Korupsi).
Dokumentasi
Gambar 2.2.1 Melakukan koordinasi pada Kepala Ruangan IRNA

Keterangan gambar
Peserta latsar melakukan koordinasi dan menjelaskan terhadap
kegiatan yang akan dilakukan di lingkungan rawat inap.

Analisis Dampak
Apabila peserta latsar tidak melakukan koordinasi, maka
menunjukan sikap tidak hormat dan dan tidak menghargai sebagai
penanggung jawab IRNA serta terjadi kesalapahaman karena tidak ada
komunikasi dan interaksi yang terjadi.

2. Membahas rencana kegiatan sosialisasi yang akan


dilaksanakan.

Selama melakukan koordinasi dengan kepala ruangan IRNA, peserta


latsar melakukan dengan rasa tanggung jawab ( Akuntabilitas )
sebagai upaya agar memperoleh kejelasan tentang kegiatan yang akan
dilaksanakan, dalam berkonsultasi menggunakan bahasa yang mudah

58
dipahami ( Nasionalisme ) agar maksud dan tujuan tersampaikan
dengan jelas. Tetap mengedepankan sikap Sopan santun ( Etika
Publik ) pada kepala ruangan agar tercipta suasana yang nyaman.
Peserta berusaha memahami arahan (Komitemen Mutu ) yang
diberikan agar aktualisasi tercapai dengan baik. Konsultasi dilakukan
dengan jujur dan tanggap ( Anti Korupsi ).
Dokumentasi
Gambar 2.2.2. Membahas aktualisasi pada penanggung jawab
IRNA

Keterangan gambar
Peserta latsar melakukan koordinasi dan menjelaskan terhadap
kegiatan yang akan dilakukan di lingkungan rawat inap.
Analisis Dampak
Jika saya tidak menjelaskan tentang kegiatan aktualisasi, maka
penanggung jawab IRNA tidak akan mengetahui inovatif – inovatif yang
akan saya lakukan serta tidak adanya saran dan arahan tambahan
sebagai masukan untuk kelancaran habituasi di ruangan IRNA.

3. Mencatat rekomendasi hasil kegiatan


Pada tahap ini peserta latsar mencatat hasil konsultasi dengan penuh
tanggung jawab (Akuntabilitas). Setiap saran dan arahan, peserta
mencatat dengan penuh hormat (Nasionalisme) agar aktualisasi dapat
berjalan dengan baik dan terarah, serta dilakukan dengan tulus ( Etika
publik) sebagai kesungguhan peserta dalam melakukan aktualisasi
habituasi. Dalam memberikan saran serta arahan dari penanggung

59
jawab IRNA , peserta memperhatikan dengan seksama dan
mencatatnya agar terdapat inovatif (Komitmen mutu) yang bisa
membangun dan melancarkan proses habituasi tersebut. Pencatatan
dilakukan dengan jujur (Anti Korupsi )sesuai saran dan arahan yang
disampaikan
Dokumentasi
Gambar. 2.2.3 Cacatan Rekomendasi

Keterangan gambar
Peserta mencatat saran serta arahan dari penanggung jawab IRNA

Analisis Dampak
Jika saya tidak mencatat arahan dan saran, maka kegiatan tidak akan
terarah dan menghabat proses kelancaran aktualisasi.

A. Kedudukan dan Peran ASN


Konsultasi, koordinasi dan sinergitas dengan penanggungjawab UGD (WoG)
sebagai wujud optimalisasi kualitas mutu dalam melaksanakan tugas dan
kerjasama yang optimal.

B. Konstribusi Visi dan Misi Organisasi


Dengan melaksanakan kegiatan ini akan menujang terhadap visi dan misi
rumah sakit yaitu “mewujudkan tata kelola rumah sakit yang profesional,
intergritas, beretika dan akuntabel”

60
C. Analisis Manfaat

Dengan melakukan koordinasi memberikan kejelasan terhadap wewenang


atasan/ penanggung jawab ruangan memberikan persetujuan terhadap
kegiatan aktualisasi dengan memberikan arahan yang berguna bagi petugas
kesehatan, pasien maupun pengunjung.

Kegiatan 3 : Rapat Sosialisasi rancangan untuk membangun


komitmen bersama antara petugas/perawat di ruang
Rawat Inap

Judul kegiatan no.3 Rapat Sosialisasi rancangan untuk membangun


komitmen bersama antara petugas/perawat di ruang
Rawat inap
Tanggal pelaksanaan 14 Maret – 18 Maret 2020
Kegiatan
Daftar Lampiran Bukti 1. Dokumentasi berkoordinasi penanggung jawab
ruangan IRNA untuk melaksanakan kegiatan
Kegiatan/Evidence
2. Dokumentasi membuat daftar hadir dan materi
sosialisasi
3. Dokumentasi menyiapkan tempat
4. Dokumentasi melaksanakan kegiatan rapat

Uraian kegiatan yang dilaksanakan.


1. Berkoordinasi penanggung jawab ruangan IRNA untuk
melaksanakan kegiatan
Dalam melaksanakan kegiatan selanjutnya, peserta
berkoordinasi dengan penuh tanggung jawab (Akuntabilitas) sebagai
kejelasan wewenang antara pimpinan dan bawahan dengan tujuan
tercapainya aktualisasi dengan baik dan terkoordinir, dilakukan dengan
menghormati penanggung jawab (Nasionalisme). Pertemuan dengan
penanggung jawab IRNA dengan sikap yang sopan santun (Etika
Publik) sebagai wujud untuk menunjang proses aktualisasi. Dalam
mendengarkan pengarahan, peserta latsar memperhatikan dengan
seksama dan mencatatnya (Komitmen Mutu) agar substansi
pengarahan benar-benar dapat disimak dengan baik agar dapat

61
mencapai hasil yang diharapkan, serta pada tahap ini, penanggung
jawab memberikan arahan-arahan yang harus dilakukan oleh peserta
aktualisasi dengan penuh keperdulian dan tidak mengganggu jam kerja
(Anti korupsi ).
Dokumentasi
Gambar. 2.3.1. Berkoordinasi dengan Penanggungjawab IRNA

Keterangan gambar
Peserta latsar melakukan konsultasi mengenai media yang akan di gunakan
dalam sosialisasi
Analisis Dampak
Apabila peserta latsar tidak melakukan koordinasi, maka menunjukan
sikap tidak hormat dan dan tidak menghargai sebagai penanggung jawab
IRNA serta terjadi kesalapahaman karena tidak ada komunikasi dan
interaksi yang terjadi.

2. Membuat daftar hadir dan materi sosialisasi

Salah satu tahap kegiatan ini adalah menyiapkan materi dan bahan
sosialisasi dengan teliti dan tanggung jawab (Akuntabilitas) agar
menghasilkan ouput yang sesuai. Dalam menyiapkan materi, peserta
latsar menggunakan bahasa indonesia yang mudah di pahami
(Nasionalisme) oleh rekan kerja sehingga maksud dan tujuan aktualisasi
tersampaikan dengan baik dan di pahami bersama. Dikerjakan dengan
62
tulus dan tidak diskriminatif (Etika Publik) agar tidak menghambat proses
aktualisasi . Materi yang dibuat disajikan dengan efektif dan efisien
(Komitmen Mutu) serta dilakukan dengan tepat dan jujur (Anti Korupsi).

Dokumentasi
Gambar 2.3.2. Daftar hadir dan materi sosialisasi

Keterangan gambar :
Materi sosialisasi dalam bentuk leaflet

Keterangan gambar :
Daftar hadir sosialisasi petugas kesehatan di ruangan IRNA

Analisis Dampak

Jika saya membuat isi poster dan leaflet dengan tidak teliti dan bahasa
yang tidak mudah dipahami, maka akan dapat menimbulkan

63
ketidakpahaman pembaca sehingga maksud dan tujuan dari media tersebut
tidak tersampaikan dengan baik.
3. Menyiapkan tempat

Untuk melakukan rapat sosialisasi di lingkungan rawat inap, penulis


menyiapkan tempat (Akuntabilitas) sebagai sarana untuk menyampaikan
maksud dan tujuan aktualisasi. Dalam menyiapkan tempat, peserta
meminta bantuan pada rekan kerja (Nasionalisme) sebagai wujud
kerjasama dan gotong royong antara sesama pelayan kesehatan, serta
tetap memperhatikan kebersihan serta kenyamanan di tempat rapat (Etika
Publik).
Dengan menciptakan ruangan yang bersih dan nyaman (Komitmen
Mutu) akan memberikan kesan yang baik dan menunjang terlaksananya
kegiatan sehingga musyawarah akan berjalan dengan lancar. Hal yang
dilakukan pertama oleh peserta latsar adalah meminjam ruangan rapat
pada penanggung jawab/ pimpinan (Anti Korupsi) agar tidak terjadi
kesalah pahaman dalam proses kegiatan rapat aktualisasi

Dokumentasi
Gambar 2.3.3. Menyiapkan tempat rapat

64
Keterangan gambar
Peserta latsar menyediakan tempat rapat di bantu oleh rekan kerja
Analisis Dampak
Jika saya menyiapkan tempat rapat tanpa melibatkan rekan kerja, maka
memperlihatkan sikat tidak gotong royong dan kerjasama antar petugas
kesehatan, sehingga musyawarah tidak akan berjalan dengan baik.
4. Melaksanakan kegiatan rapat
Tahap selanjutnya adalah melaksanakan kegiatan rapat antara sesama
petugas kesehatan di ruangan IRNA untuk membangun komitmen
bersama guna meningkatkan mutu pelayanan. Di dalam pelaksanaan
rapat dilakukan dengan transparansi dan intergritas (Akuntabilitas)
terhadap kegiatan yang akan dilakukan agar maksud dan tujuan habituasi
dapat membawa manfaat di lingkungan rumah sakit. Peserta latsar
menggunakan bahasa yang baik dan saling menghargai sebagai salah
satu sikap yang mencerminkan ASN (Nasionalisme). Dalam proses
aktualisasi habituasi melibatkan semua petugas kesehatan di ruangan
IRNA, sebagai penilaian peserta rapat adalah sikap sopan santun dalam
menyampaikan materi (Etika Publik).
Rapat dilakukan dengan berorientasi dengan mutu pelayanan (Komitmen
Mutu). Dalam hal ini di butuhkan komitmen bersama dalam program
kerja/profesi yang bertujuan meningkatkan pelayanan kesehatan di
Rumah sakit RSUD Kab. Konawe Kepulauan dan memberikan
pemahaman serta edukasi pada pasien dan pengungjung sehingga bisa
meningkatkan derajat kesehatan lingkungan masyarakat. Pertemuan
tersebut dilakuakn dengan tidak mengganggu jam kerja perawat (Anti
Korupsi).

65
Dokumentasi.
Gambar 2.3.4. Rapat pertemuan antar petugas

Keterangan gambar :
Rapat pertemuan petugas kesehatan untuk membentuk komitmen
bersama
Analisis Dampak
Jika rapat tidak dilaksanakan maka musyawarah pembentukan komitmen
tidak akan berjalan karena tidak adanya transparansi dan intergritas
sehingga tujuan pelaksanaan habituasi tidak akan tercapai.

A. Kedudukan dan Peran ASN


Pertemuan dengan perawat dilakukan dengan antusias (passionate), cara
terbaik (progressive), dan penuh kesabaran (patience) sebagai wujud sinergitas
dengan lintas program, pimpinan, dan mentor (WoG) agar optimalisasi kualitas
mutu hasil pelayan public dan kerjasama yang optimal tercapai.
B. Konstribusi Visi dan Misi Organisasi
Dengan melaksanakan kegiatan ini maka akan menunjang tercapainya misi dan
misi Rumah Sakit yaitu
“menyediakan sumber daya manusia kesehatan yang berkompetensi dan
profesional di bidangnya.”
C. Analisis Manfaat
Terlaksananya kegiatan rapat pertemuan antar petugas kesehatan di ruangan
Rawat Inap dapat menyatukan komitmen bersama dalam menerapkan kegiatan
edukasi dan penyuluhan pada pasien maupun keluarga pasien untuk
meningkatkan derajat kesehatan di lingkungan rumah sakit maupun di
lingkungan masyarakat.

66
Kegiatan 4 : Membuat bahan untuk sosialisasi berupa leaflet dan poster

Judul kegiatan no.4 Membuat bahan untuk sosialisasi berupa leaflet dan
poster
Tanggal pelaksanaan 15 Maret – 22 Maret 2020
Kegiatan
Daftar Lampiran Bukti 1. Dokumentasi meminta izin pada atasan untuk
Kegiatan/Evidence membuat leaflet dan poster
2. Dokumentasi mengumpulkan materi.hand
hygiene
3. Dokumentasi membuat leaflet dan poster
tentang hand hygiene

Uraian kegiatan yang dilaksanakan.


1. Meminta izin pada atasan untuk membuat leaflet dan poster
Peserta latsar melakukan konsultasi dengan penuh tanggung jawab
sebagai wujud kejelasan antara pimpinan dan bawahan, dalam melakukan
rencana, dan tujuan serta alasan yang benar dan tepat (Akuntabilitas).
Sikap saling menghargai (Nasionalisme) dan sikap sopan santun (Etika
Publik) dilakukan oleh peserta latsar selama melakukan konsultasi agar
rancangan aktualisasi diterima dengan baik.
Peserta latsar berusaha memahami arahan dari pimpinan (Komitmen
Mutu) agar mendapat petunjuk yang jelas tentang proses aktualisasi.
Konsultasi dilakukan dengan tidak mengganggu waktu kerja (Anti
Korupsi)

67
Dokumentasi
Gambar 2.4.1. Pertemuan dengan pimpinan

Keterangan gambar :
Peserta latsar meminta izin pada pimpinan untuk pembuatan leaflet dan
poster
Analisis Dampak
Jika saya tidak berkonsultasi kepada pimpinan dengan tidak sopan
santun dan tidak menunjukan sikap tanggung jawab serta kesungguhan
terhadap kegiatan yang akan saya lakukan, maka kemungkinan pimpinan
tidak akan nyaman dengan kedatangan saya dan beliau tidak akan
mengetahui kegiatan yang akan saya laksanakan serta terjadi
kesalapahaman karena tidak ada komunikasi dan interaksi yang terjadi.

2. . Mengumpulkan materi.hand hygiene


Peserta latsar mengumpulkan materi leaflat dan poster yang akan
dirancang dan di buat dengan penuh tanggung jawabdan konsisten
(Akuntabilitas). Pembuatan leaflet dengan dasar kepentingan bersama
(Nasionalisme) , sebagai media pengingat bagi petugas kesehatan dalam
mengedukasi pasien maupun keluarga pasien dengan tujuan untuk
meningkatkan taraf derajat kesehatan di lingkungan rumah sakit atau di
lingkungan masyarakat. Pembuatan leaflet dan poster dilakukan dengan
cermat (Etika Publik) agar makna dari media tersebut dapat
tersampaikan dengan baik dan di pahami bersama. Media tersebut
dirancang dengan inovasi- inovasi yang sesuai dengan kebutuhan rumah
sakit terutama di ruangan rawat inap ( Komitmen Mutu) , dilakukan

68
dengan teliti dan jujur sebagai pondasi awal pembentukan karakter ASN
(Anti Korupsi).
Dokumentasi
Gambar 2.4.2 Mengumpulkan materi hand hygiene

Keterangan gambar :
Peserta latsar mengumpulkan materi
Analisis dampak
Jika saya mengumpulkan materi-materi sosialisasi tidak teliti, bahasa yang
tidak dipahami, dan tidak berdasarkan kepentingan bersama, maka media
tersebut tidak akan tersampaikan manfaatnya serta tidak di pahami bersama.

3. Membuat leaflet dan poster tentang hand hygiene


Selama pembuatan leaflet dan poster, alat dan bahan yang digunakan
dalam jumlah yang cukup sesuai dengan kebutuhan yang di harapkan
(Akuntabilitas). Peserta latsar berusaha tidak mendiskriminatif pada merk
atau produk tertentu (Nasionalisme) dan tidak mengkomersilkan merk
alat atau bahan tertentu (Etika Publik) mengingat tujuan dari tujuan
aktualisasi adalah memberikan perubahan- perubahan yang bermanfaat di
lingkungan kerja bukan tentang penggunaan alat yang berlebihan dan
tidak sesuai fungsinya.
Bahan dan alat yang digunakan dalam keadaan cukup, aman dan layak
dipakai (Komitmen Mutu) agar penggunaannya bertahan lama sesuai
kondisi rumah sakit serta penyiapan media dilakukan dengan tidak
mengambil hak milik orang lain tanpa izin (Anti Korupsi).

69
Dokumentasi
Gambar 2.4.3 Membuat leaflet dan poster

Keterangan gambar :
Peserta latsar sedang membuat media aktualisasi ( leaflet dan poster)

Gambar. 2.4.4. Media leaflet dan poster di ruangan IRNA

70
Keterangan gambar
Peserta latsar memasang poster dan leaflet di lingkungan ruangan rawat inap
sebagai media pengingat
Analisis Dampak
Ketika saya membuat poster dan leaflet dengan tidak teliti, efisien, jujur,
diskriminatif dan penuh tanggung jawab maka akan dapat menimbulkan
kerugian bagi rumah sakit serta maksud dan tujuan dari media tersebut tidak
tersampaikan dengan baik

A. Kedudukan dan Peran ASN


Pelaksanaan menyiapkan bahan leaflet dan menempel poster dilakukan dengan
antusias (passionate), cara terbaik (progressive), proaktif, dan penuh kesabaran
(patience) sebagai wujud sinergritas dengan lintas program, pimpinan dan
mentor (WoG) agar memberikan kualitas yang baik, dan mudah dipahami,
sehingga target yang diharapkan dalam pelaksanaan kegiatan aktualisasi dapat
tercapai secara optimal

71
B. Konstribusi Visi dan Misi Organisasi
Dengan melaksanakan kegiatan ini maka akan menunjang tercapainya visi dan
misi Rumah Sakit yaitu
“menyediakan peralatan, fasilitas dan sarana prasarana yang aman dan
mutakhir”.
C. Analisis Manfaat
Pelaksanaan kegiatan pembuatan poster dan leaflet dengan memperhatihan
asas manfaat terhadap setiap gambar dan informasi yang di tuangkan dalam
bentuk media kertas guna menambah pemahaman masyarakat terhadap pola
hidup sehat dan cara menjaga kebersihan diri sendiri selama berada di
lingkungan rumah sakit.

Kegiatan 5 : Melakukan penyuluhan singkat atau edukasi kepada


keluarga pasien dengan peragaan.

Judul kegiatan no.5 Melakukan penyuluhan singkat atau edukasi kepada


keluarga pasien dengan peragaan.
Tanggal pelaksanaan 23 Maret – 12 april 2020
Kegiatan
Daftar Lampiran Bukti 1.Dokumentasi meminta izin pada atasan tentang
Kegiatan/Evidence penyuluhan yang akan dilakukan.
2. Dokumentasi menentukan jadwal sosialisasi.
3. Dokumentasi melakukan sosialisasi.
Uraian kegiatan yang dilaksanakan.
1. Meminta izin pada atasan tentang penyuluhan yang akan dilakukan.
Dalam melakukan kegiatan, peserta latsar harus menunjukan sikap
tanggungjawab terhadap sosialisasi yang akan dilakukan pada
pimpinanan (Akuntabilitas). Mendengarkan arahan dengan penuh
kesungguhan (Nasionalisme) setiap arahan dan petunjuk dari pimpinan
agar kegiatan terlaksana dengan baik dan maksimal. Dalam melakukan
konsultasi,peserta latsar menunjukan sikap penuh kesopanan dan rasa
hormat (Etika Publik) dengan tujuan agar terjalin komunikasi yang baik
dan sebagai sikap bawahan terhadap pimpinan, serta menunjukan sikap

72
jujur terhadap sosialisasi yang akan dilaksanakan (Komitmen Mutu) agar
kedepannya tidak menimbulkan hambatan terhadap pelaksanaan
kegiatan. Konsultasi dilakukan dengan tidak mengganggu waktu kerja
(Anti Korupsi).
Dokumentasi
Gambat 2.5.1. Meminta izin pada pimpin

Keterangan gambar :
Peserta latsar meminta izin untuk melakukan sosialisasi di ruangan IRNA
Analisis Dampak
Jika saya tidak berkonsultasi kepada pimpinan terhadap kegiatan
sosialisasi yang akan saya lakukan, maka kemungkinan pimpinan tidak akan
mengetahui inovatif yang akan saya laksanakan serta terjadi kesalapahaman
karena tidak ada komunikasi dan interaksi yang terjadi.

2. Menentukan jadwal sosialisasi.


Dalam rencana pelaksanaan sosialisasi perlu menunjukan sikap intergitas
terhadap kepatuhan jadwal yang ditentukan (akuntabilitas) agar
pelaksanaan sosialisasi terarah dan efisien. Tentunya sosialisasi ini
melibatkan semua petugas kesehatan di ruangan IRNA yaitu dengan cara
meminta bantuan rekan kerja untuk melakukan sosialisasi sesuai jadwal
yang ditentukan (Nasionalisme). Melakukan dengan mengedepankan
sikap menghargai dan sopan satun antara rekan kerja (Etika Publik).
Dengan jadwal yang ditentukan menunjukan efektifitas terhadap waktu
(Komitmen Mutu) tanpa menghambat kegiatan pelayanan yang lain serta
jadwal sosialisasi yang jelas merupakan wujud kedisiplinan dari (Anti
Korupsi).

73
Dokumentasi
Gambar 2.5.2. Jadwal sosialisasi di Ruang IRNA

Keterangan gambar
Jadwal kegiatan sosialisasikan edukasi cuci tangan oleh petugas Rawat Inap

Analisis Dampak
Apabila saya tidak membuat jadwal sosialisasi, maka tidak akan diketahui
kelancaran serta ketaatan petugas IRNA melaksanakan kegiatan sosialisasi

3. Melakukan Edukasi Melalui Sosialisasi.


Dengan melakukan kegiatan sosialisasi, peserta latsar sudah menunjukan
sikap intergritas terhadap profesi (Akuntabilitas) yang hakikatnya sebagai
pelayan publik dalam bidang kesehatan. Dalam memberikan materi,
petugas kesehatan memberikan materi dan bahasa yang baik dan
menghormati pendapat audiens agar tujuan dan isi dari materi tersebut
dipahami dengan seksama oleh audiens (Nasionalisme), dan selama
memberikan informasi tetap mengedepankan sikap sopan santun agar
kegiatan tersebut terlaksana dengan baik (Etika Publik).
Sosialiasi dilakukan dengan efisien dan efektifitas serta berinovasi dalam
menyampaikan materi agar mudah dimengerti (Komitmen Mutu). Upaya
yang dilakukan adalah dengan memperagakan cara- cara cuci tangan
yang benar, memberikan leaflet dengan gambar-gambar yang menarik
untuk dilihat agar memberikan ketertarikan untuk membaca, dan
menunjukan poster yang telah terpasang di ruangan untuk di baca dan di
patuhi. Sosialiasi tersebut dilaksanakan dengan jujur dan kerja keras (Anti
Korupsi).

74
Dokumentasi
Gambar 2.5.3. Melakukan kegiatan edukasi melalui sosialisasi

Keterangan gambar
Petugas kesehatan melakukan edukasi melalui sosialisasi pada keluarga pasien
mengenai pentingnya cuci tangan

Analisis Dampak
Apabila kegiatan sosialisasi tidak dilakukan secara langsung pada pasien
maupun keluarga pasien dengan peragaan dan edukasi, maka keefektifan
kegiatan tersebut tidak akan tercapai dengan maksimal dan terlihat bias.

A. Kedudukan dan Peran ASN


Pelaksanaan kegiatan sosialisasi dilakukan dengan antusias (passionate), cara
terbaik (progressive), proaktif, dan penuh kesabaran (patience) sebagai wujud
75
sinergritas dengan lintas program, pimpinan dan mentor (WoG) agar
memberikan kualitas mutu pelayanan yang baik, dan mudah dipahami, sehingga
target yang diharapkan dalam pelaksanaan kegiatan aktualisasi dapat tercapai
secara optimal.
B. Konstribusi Visi dan Misi Organisasi
Dengan melaksanakan kegiatan ini maka akan menunjang tercapainya visi dan
misi Rumah Sakit yaitu
“menyelenggarakan pendidikan ,pelatihan dan penelitian kesehatan yang
bermutu dan beretika untuk menunjang pelayanan”.
C. Analisis Manfaat
Kegiatan sosialisasi yang dilakukan secara langsung akan memberikan efek
penilaian positif terhadap kinerja petugas rumah sakit dalam meningkatkan
pemahaman dan derajat kesehatan masyarakat dimulai dari hal sederhana
seperti cuci tangan. Pemberian serta pemasangan media berupa poster dan
leaflet pada lingkungan rumah sakit terutama di ruangan rawat inap , akan
menjadi sarana serta pengingat untuk menjaga kesehatan diri sendiri di dalam
lingkungan rumah sakit.

76
BAB IV

PENUTUP
A. KESIMPULAN

Peran penting tenaga kesehatan/ medis sangat berpengaruh pada tingkat


derajat kesehatan masyarakat. Dalam hal ini membimbing, mempromosikan,
mengabdikan diri untuk memberikan pengetahuan, keterampilan melalui
pendidikan atau edukasi pada masyarakat terutama di lingkungan rumah sakit.
Kegiatan aktualisasi habituasi yang dilakukan oleh Penulis terlaksana dengan
baik dan maksimal dalam mencegah atau meminimalisir infeksi nosokomial yang
terjadi di rumah sakit. Hal ini dilihat dari peran petugas kesehatan melakukan
edukasi melalui sosialisasi tentang pentingnya cuci tangan di ruang Rawat Inap
RSUD Kab. Konawe Kepulauan. Angka kejadian infeksi yang disebabkan oleh
ketidaktaatan dalam mencuci tangan sangat rendah sebab tidak adanya keluhan
dari pasien maupun keluarga pasien.

Setelah pelaksanaan rapat pembentukan komitmen kesehatan di Ruang


Rawat Inap, petugas kesehatan menunjukan sikap disiplin serta antusias dalam
memberikan edukasi hand hygiene yang merupakan konstribusi langsung yang
berdampak besar pada taraf kesehatan masyarakat. Dan merupakan penilaian
positif terhadap etos kerja petugas dalam memberikan pelayanan publik.

Laporan pelaksanaan kegiatan aktualisasi nilai-nilai dasar profesi PNS ini


dilaksanakan dalam rentang waktu 5 Maret 2020 – 12 April 2020 di RSUD Kab.
Konawe Kepulauan. Dengan melakukan aktualisasi nilai-nilai dasar ASN
(ANEKA dan kedudukan dan peran ASN), pekerjaan yang kami lakukan dalam
hal ini saya dan teman-teman di IRNA lebih mudah dan lebih aman lagi dalam
melayani pasien,terbangunya hubungan yang lebih baik dengan pimpinan,
teman sejawat rekan kerja lain dan yang paling utama adalah masyarakat dalam
hal ini pasien sebagai wujud dari penerapan peran dan fungsi ASN sebagai
pelayan publik. Dalam melaksanakan kegiatan aktualisasi peserta telah mampu
menerapkan nilai-nilai ANEKA dan kedudukan dan peran PNS dalam NKRI pada
5 (Lima) kegiatan yang dilaktualisasikan. Adapun indikator dari nilai-nilai dasar
yang paling sering digunakan adalah tanggung jawab, jujur, dan
kejelasan/transparansi (akuntabilitas), musyawarah, menghargai pendapat orang
lain, cinta tanah air, dan penggunaan bahasa Indonesia (nasionalisme),
77
melakukan komunikasi dengan sikap, perilaku dan tutur kata yang sopan dan
santun untuk memelihara dan menjunjung tinggi standar etikaluhur (etika publik),
efektifitas dan efisiensi (komitmen mutu), jujur, disiplin, tanggung jawab, dan
mandiri (anti korupsi), dan koordinasi untuk mencapai tujuan bersama (Whole of
Goverment).

B. SARAN
Adapun saran dari penulis dalam laporan ini adalah :

1) Sebagai seorang ASN kita harus mengikuti tupoksi sesuai dengan profesi
yang kita jalani saat ini .

2) Untuk petugas IRNA, hendaknya lebih disiplin dan patuh dalam


mengedukasi keluarga pasien mengingat dampak yang ditimbulkan
sangat fatal baik kepada pasien maupun keluarga pasien itu sendiri bila
tidak dilaksanakan.

3) Kepala ruangan Rawat inap hendaknya lebih tegas lagi dalam


menerapkan pentingnya edukasi hand hygien di lingkungan rawat inap
terutama pada keluarga pasien untuk meminimalisir terjadinya infeksi.

4) Kegiatan edukasi dan pelatihan untuk menginternalisasi nilai-nilai dasar


PNS ini harus dilaksanakan secara terus menerus tidak hanya pada saat
melakukan kegiatan aktualisasi. Hal ini dilakukan untuk mengembalikan
semangat dan etos kerja PNS yang terkadang telah terkikis oleh waktu
terutama dalam bidang kesehatan, sehingga akan tercipta pelayanan
yang prima dan bermutu untuk masyarakat.

C. RENCANA TINDAK LANJUT


Kegiatan edukasi dan peragaan cuci tangan akan dilakukan secara terus
menerus baik di rumah sakit maupun di lingkungan sekitar dengan
mengikuti pedoman kebersihan tangan. Mengingat kondisi penyakit
pandemi yang menjadi masalah global yang mempengaruhi tingkat
kehidupan manusia. Untuk mengurangi infeksi yang ditularkan melalui
tangan, maka prilaku cuci tangan haruslah menjadi pokok kebiasaan
dalam melakukan rutinitas kehidupan sehari – hari.

78
DAFTAR PUSTAKA

1. Modul analisis isu kontemporer


2. Modul akuntabilitas
3. Modul nasionalisme
4. Modul etika public
5. Modul komitmen mutu
6. Modul anti korupsi
7. Modul whole of government
8. Modul manajemen ASN
9. Modul pelayanan public
10. Widya iswara pembawa materi wawasan kebangsaan
11. Widya iswara pembawa materi analisis isu kontemporer
12. Widya iswara pembawa materi konsep aktualisasi
13. Widya iswara pembawa materi anti korupsi
14. Widya iswara pembawa materi etika public
15. Widya iswara pembawa materi komitmen mutu
16. Widya iswara pembawa materi akuntabilitas
17. Widya iswara pembawa materi nasionalisme
18. Widya iswara pembawa materi whole of governments
19. Widya iswara pembawa materi mamajemen ASN
20. Widya iswara pembawa materi Pelayanan public
21. Profil RSUD kab. Konawe Kepulauan.

79

Anda mungkin juga menyukai