Anda di halaman 1dari 124

LAPORAN AKTUALISASI

NILAI-NILAI DASAR PERAN DAN KEDUDUKAN ASN

PENINGKATAN KEPATUHAN PERAWAT DALAM MELAKUKAN HAND


HYGIENE MELALUI SOSIALISASI 6 LANGKAH CUCI TANGAN DAN 5 WAKTU
DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BANNER DI RUANG UNIT GAWAT
DARURAT UPTD PUSKESMAS TUMBU-TUMBU JAYA
KABUPATEN KONAWE SELATAN

Oleh :
AGUS SUPRIYANTO SUPARNO, A.Md.Kep
NDH : 36

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN II


ANGKATAN XXVII TAHUN 2021

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
KENDARI
2021
ii
iii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan bimbingan, petunjuk dan berkatNya sehingga dapat menyelesaikan Laporan
Hasil Aktualisasi tepat pada waktunya dengan judul “meningkatkan kepatuhan perawat
dalam melakukan hand hygiene melalui sosialisasi 6 langkah cuci tangan dan 5 waktu
dengan menggunakan media banner di ruang unit gawat darurat uptd puskesmas
tumbu-tumbu jaya kabupaten konawe selatan”.
Laporan Hasil Aktualisasi ini disusun sebagai rangkaian dalam mengikuti Pelatihan
Dasar CPNS Golongan II Angkatan XXVII tahun 2021 yang diselenggarakan oleh
Pemerintah Kabupaten Konawe Selatan bekerja sama dengan Badan Pengembangan Sumber
Daya Manusia Provinsi Sulawesi Tenggara. Aktualisasi dan Habituasi secara substansi
dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas Aparatur Sipil Negara dengan sikap perilaku ASN
dan nilai dasar ASN yang terdiri dari: Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen
Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA).
Penulis menyadari bahwa penyusunan Laporan Hasil Aktualisasi ini dapat
terselesaikan tentunya tidak terlepas dari bantuan dan kerja sama dari berbagai pihak, oleh
karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan
yang sebesar-besarnya antara lain kepada :
1. Bapak H. Surunuddin Dangga,ST.,MM selaku Bupati Konawe Selatan yang telah
memberikan kepercayaan untuk mengikuti Pelatihan Dasar Prajabatan CPNS
Angkatan XXVI, XXVII dan XXVIII tahun 2021.
2. Ibu Hj. ST Chadidjah, S.Sos.,MSi selaku Kepala BPSDM Konawe Selatan yang telah
memberikan kepercayaan untuk mengikuti Pelatihan Dasar Prajabatan CPNS Angkatan
XXVI,XXVII dan XVIII tahun 2021.
3. Bapak Syahruddin Nurdin, SE selaku Kepala BKPSDM Sulawesi Tenggara untuk
mengikuti Pelatihan Dasar Prajabatan CPNS Angkatan XXVI,XXVII dan XVIII tahun
2021.
4. Bapak Kafaruddin, SE.,MM selaku penguji yang telah meluangkan waktu dan
pikirannya untuk menyempurnakan Laporan Aktualisasi ini.
5. Bapak Harianto, S.Sos selaku coach yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran
serta motivasi dalam setiap proses coaching.

iv
6. Bapak Arwan, SKM selaku mentor untuk kearifan dan kebijaksanaannya dalam
memberikan bimbingan, dukungan, arahan, dorongan kepada penulis sehingga
Laporan Aktualisasi ini dapat terselesaikan.
7. Seluruh widyaswara Pelatihan Dasar CPNS Golongan II Angkatan XXVII Tahun
2021 yang telah memberikan ilmunya selama ini.
8. Panitia Pelaksana Pelatihan Dasar CPNS Golongan II Angkatan XXVII Tahun 2021
Lingkup Kabupaten Konawe Selatan.
9. Keluarga tercinta yang senantiasa selalu memberikan doa, dukungan, dan motivasi
dalam menyelesaikan segala rangkaian kegiatan selama Pelatihan Dasar CPNS
Golongan II Angkatan XVII Tahun 2021.
10. Rekan-rekan seangkatan yang saling membantu dan bekerjasama serta senantiasa
memberikan motivasi selama dalam melaksanakan Pelatihan Dasar CPNS.
11. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah membantu
dalam penyusunan laporan kegiatan ini.
Akhir kata Penulis berharap semoga Laporan Hasil Aktualisasi ini dapat bermanfaat
terutama pada instansi kami sehingga daerah Kabupaten Konawe Selatan lebih baik dimasa
yang akan datang dalam mewujudkan masyarakat yang lebih sejahtera.

Kendari, 26 November 2021


Penulis

Agus Supriyanto Suparno, A.Md.Kep


NIP.19920806 201903 1 018

v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................................


LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAMAN........................................................................................ iii
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... iv
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Tujuan ......................................................................................... 3
1.3 Manfaat ........................................................................................ 3
1.4 Ruang Lingkup Kegiatan Aktualisasi ............................................. 4
1.5 Waktu dan Tempat ....................................................................... 4
BAB II GAMBARAN UMUM DAN ORGANISASI
2.1 Deskripsi Organisasi ............................................................................................ 5
2.2 Konsep Nilai Dasar .............................................................................................. 12
2.3 Kedudukan dan Peran ASN ................................................................................ 21
2.4 Konsep Cuci Tangan ............................................................................................ 27
2.5 Penetapan Isu dan Dampak ................................................................................. 30
BAB III RANCANGAN AKTUALISASI
3.1 Kegiatan Terpilih Sebagai Pemecah Isu ........................................................ 35
3.2 Deskripsi Kegiatan ........................................................................................ 36
3.3 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan ........................................................................ 62
BAB IV HASIL
4.1 Kendala Dan Antisipasi ................................................................................. 57
4.2 Hasil Aktualisasi ............................................................................................ 59
4.3 Faktor Kuci Keberhasilan ............................................................................... 83
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 84
5.2 Saran .............................................................................................................. 84
5.3 Rencana Tindak Lanjut ................................................................................... 85

Daftar Pustaka

vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia adalah Negara kesatuan yang terdiri dari ribuan pulau dengan berbagai
suku bangsa yang bernaung dalam bentuk Negara kesatuan Republik Indonesia. Dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 bahwa
Indonesia memiliki kekayaan alam yang melimpah, potensi sumber daya manusia,
peluang pasar yang besar dan demokrasi yang relatif stabil. Untuk dapat mengelola
sumber daya alam yang melimpah diharapkan sistem Pemerintahan Negara Indonesia
mempunyai suatu sistem birokrasi dengan SDM nya yang berkualitas yaitu PNS
Profesional yang saat ini dikenal dengan istilah ASN (Aparatur Sipil Negara).
Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai negeri dan pegawai
pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. Pegawai
ASN melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, memberikan pelayanan publik
yang professional, berkualitas dan mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI).
Menurut UU No. 5 Tahun 2014, Aparatur Sipil Negara (ASN) terdiri dari Pegawai
Negeri Sipil (ASN) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang
bekerja pada instansi pemerintah. ASN berfungsi sebagai Pelaksana Kebijakan Publik,
Pelayan Publik serta Perekat dan Pemersatu Bangsa. Pegawai ASN melaksanakan
kebijakan publik yang dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, memberikan pelayanan publik
yang profesional dan berkualitas agar terciptanya persatuan dan kesatuan Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Ada banyak ASN yang bekerja disetiap Instansi
Pemerintahan, ada yang melaksanakan tugasnya dengan jabatan fungsional ada juga
yang melaksanakan tugasnya sebagai jabatan struktural, salah satunya yaitu dibawah
naungan Dinas Kesehatan Provinsi/Kab/Kota yang pada hal ini contohnya yaitu perawat.
Perawat sebagai salah satu Aparatur Sipil Negara seharusnya juga dapat membentuk
karakter dari dalam dirinya sendiri untuk menjadi ASN yang berkompeten, profesional,
berintegritas, dan berkomitmen baik atas tugas dan fungsi yang diembannya.

1
Untuk itulah dalam Peraturan Pemerintah Nomor 11 tahun 2017 tentang Manajemen
Pegawai Negeri Sipil, dan PerLAN No.12 Tahun 2018 Tentang Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil. Yang menjadi dasar ditetapkannya Pelatihan Dasar yang strategis
untuk mewujudkan ASN sebagai bagian dari ASN menjadi profesional. Latsar ini
dilaksanakan dalam rangka membentuk nilai-nilai dasar ASN. Kompetensi inilah yang
kemudian berperan dalam membentuk karakter ASN yang kuat, yaitu ASN yang mampu
bekerja dengan profesional dalam melayani masyarakat. Dengan adanya
Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Dasar (LATSAR) pola baru ini yang disebut
dengan Pelatihan Dasar (LATSAR) diharapkan dapat membentuk kader ASN berkualitas
yang berlandaskan pada nilai-nilai dasar ASN yang meliputi Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi yang disingkat ANEKA.
Dengan demikian peserta LATSAR dapat menjadi ASN yang profesional dalam
menjalankan peran dan fungsinya.
Menurut permenkes 75 tahun 2014 tentang pusat kesehatan masyarakat Fasilitas
Pelayanan Kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan
upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang
dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan/atau masyarakat. Pusat Kesehatan
Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan
yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan
tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
Cuci tangan merupakan perilaku cuci tangan dengan menggunakan sabun dan air
bersih yang mengalir maupun menggunakan media alkohol atau caran antiseptik.
Kegiatan mencuci. Kegiatan mencuci tangan merupakan salah satu kegiatan untuk
mencegah dan mengendalikan penyebaran infeksi. Infeksi nosokomial atau infeksi yang
diperoleh dari rumah sakit atau puskesmas adalah infeksi yang tidak diderita pasien saat
masuk ke rumah sakit melainkan setelah ± 72 jam berada di tempat tersebut. Infeksi ini
terjadi bila toksin atau agen penginfeksi menyebabkan infeksi lokal atau sistemik.
Pada penyusunan indikator mutu layanan dan sasaran keselamatan pasien di UPTD
Puskesmas Tumbu-Tumbu Jaya menargetkan capaian kepatuhan hand hygiene sebesar
100. Angka kepatuhan hand hygiene perawat Ruang UGD dalam melakukan hand
hygiene pada lima moment cuci tangan pada Tahun 2020 yakni pada bulan maret
mencapai 82 , bulan Juni 85, bulan September 87. Pada penyusunan indikator

2
mutu layanan dan sasaran keselamatan pasien pada tahun 2020 tetap menargetkan
capaian kepatuhan hand hygiene sebesar 100. Di bulan Maret capaian kepatuhan hand
hygiene perawat Ruang UGD mencapai 89. Dari data tersebut diperoleh bahwa belum
dicapainya target hand hygiene dikarenakan adanya beberapa perawat yang tidak
melakukan hand hygiene pada 5 moment. Oleh karena itu penulis mengangkat judul
“peningkatan kepatuhan perawat dalam melakukan hand hygiene melalui
sosialisasi 6 langkah cuci tangan dan 5 waktu dengan menggunakan media banner
di ruang unit gawat darurat uptd puskesmas tumbu-tumbu jaya kabupaten konawe
selatan”.
1.2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Teraktualisasinya nilai-nilai konsep dasar (ANEKA) dan kedudukan serta peran ASN
dalam pelaksanaan tugas pokok penulis sebagai Perawat Terampil di UPTD
Puskesmas Tumbu-Tumbu Jaya.
b. Tujuan Khusus
Meningkan Kepatuhan Perawat dalam melakukan hand hygiene melalui sosialisasi 6
langkah cuci tangan dan 5 waktu dengan menggunakan media banner di ruang unit
gawat darurat UPTD Puskesmas Tumbu-Tumbu Jaya Kabupaten Konawe Selatan.
1.3. Manfaat
Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari aktualisasi ini adalah:
a. Bagi Penulis
Mengimplementasikan nilai-nilai dasar ASN kepada diri sendiri maupun dalam unit
kerja sesuai tugas dan fungsi sebagi perawat ahli pertama sehingga mampu
melaksanakan perannya secara profesional sebagai pelayan masyarakat.
b. Bagi Organisasi
Membantu mewujudkan misi Puskesmas melalui peningkatan Kepatuhan Perawat
dalam melakukan hand hygiene melalui sosialisasi 6 langkah cuci tangan dan 5 waktu
dengan menggunakan media banner di ruang unit gawat darurat UPTD Puskesmas
Tumbu-Tumbu Jaya Kabupaten Konawe Selatan.
c. Bagi Masyarakat
Meningkatnya mutu pelayanan dan memutus rantai infeksi nosokomial pada pasien
atau masyarakat sehingga meningkatkan derajat kesehatan.

3
1.4. Ruang Lingkup
Ruang lingkup rancangan dibatasi pada peningkatan kepatuhan perawat dalam
melakukan hand hygiene melalui sosialisasi 6 langkah cuci tangan dan 5 waktu dengan
menggunakan media banner di ruang unit gawat darurat UPTD Puskesmas Tumbu-
Tumbu Jaya Kabupaten Konawe selatan, dengan penerapan nilai – nilai ANEKA
(Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen mutu dan Anti Korupsi). Dengan
kegiatan yang akan dilaksanakan berupa:
1. Melakukan konsultasi kepada pimpinan terkait rencana kegiatan yang akan
dilaksanakan
2. Membuat Media sosialisasi tentang pentingnya hand hygiene dan 5 moment cuci
tangan menggunakan Banner
3. Melaksanakan kegiatan sosialisasi tentang pentingnya Hand hygiene dan 5 moment
cuci tangan
4. Melakukan monitoring kepatuhan perawat dalam melakukan hand hygiene dan 5
moment
5. Melaporkan hasil kegiatan aktualisasi kepada pimpinan
1.5.Waktu dan Tempat
1.5.1 Waktu dan Tempat
Pelaksanaan rancangan kegiatan aktualisasi ini dilaksanakan dimulai tanggal
04 Oktober s/d 09 November 2021.
Lokasi pelaksanaan kegiatan aktualisasi ini bertempat di Puskesmas Tumbu-
Tumbu Jaya Kecamatan Kolono Timur Kabupaten Konawe Selatan sebagai
UPTD Pemerintah Kabuapten Konawe Selatan.

4
BAB II
GAMBARAN UMUM ORGANISASI
2.1 Deskripsi Organisasi
Puskesmas Tumbu-Tumbu Jaya merupakan Puskesmas yang berada di Kecamatan
Kolono Timur Kabupaten Konawe Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara. Secara
administrasi Puskesmas Tumbu-Tumbu Jaya merupakan unit pelaksana teknis Dinas
Kesehatan Kabupaten Konawe Selatan yang bertanggung jawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di Wilayah kerjanya. Sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas
Kesehatan Kabupaten (UPTD) Puskesmas berperan menyelenggarakan sebagian dari
tugas teknis operasional Dinas Kesehatan Kabupaten dan merupakan unit pelaksana
tingkat pertama serta ujung tombak pembangunan kesehatan di Indonesia.
2.1.1. Visi Misi Organisasi
2.1.1.1 Motto
“Melayani dengan Senyum, Salam dan Ramah, kepada setiap
pengunjung dan Pengguna jasa Puskesmas, Bekerja dengan Prima
“Kesehatan anda adalah kepuasan kami.
2.1.1.2 Visi
Tercapainya Desa Sehat yang mendukung kecamatan sehat menuju
terwujudnya Kabupaten Konsel Hebat dan Indonesia Sehat yakni dengan
mewujudkan masyarakat yang memiliki perilaku sehat yang meliputi
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat; mampu menjangkau
pelayanan kesehatan bermutu, hidup dalam lingkungan sehat; dan
memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga.
2.1.1.3 Misi
 Menggerakkan Pembangunan Kesehatan di Kecamatan Kolono Timur
 Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan
pelayanan kesehatan bagi masyarakat.
 Meningkatkan Profesionalisme sumber daya manusia dalam
pelaksanaan pelayanan kesehatan
 Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di
wilayah kerja
 Menjalin kemitraan dengan semua pihak yang terkait dalam
pelayanan kesehatan dan pembangunan Kesehatan Masyarakat.

5
2.1.1.4 Tata Nilai
Adapun tata nilai yang dikembangkan di Puskesmas Tumbu-Tumbu
Jaya adalah KPKR yakni :
 Kejujuran,
 Profesionalisme,
 Keterbukaan,
 Ramah dan Responsive
2.1.2. Letak geografis
Pukesmas Tumbu-Tumbu Jaya merupakan Puskesmas yang berada di Desa
Tumbu-Tumbu Jaya Kecamatan Kolono Timur Kabupaten Konawe Selatan
Provinsi Sulawesi Tenggara. Selanjutnya Kecamatan Kolono Timur merupakan
Pemekaran dari Kecamatan Kolono. Puskesmas Tumbu-Tumbu Jaya didirikan
pada Tahun 2013 dan diresmikan Pada Bulan Maret Tahun 2014.
Letak Puskesmas Tumbu-Tumbu Jaya berjarak ± 105 Km² dari Ibukota
Kabupaten Konawe Selatan di Andoolo dan ± 115 Km² dari Ibukota Propinsi
Sulawesi Tenggara di Kendari. Adapun luas wilayah kerja Puskesmas Tumbu-
Tumbu Jaya yakni 195 km² yang tersebar pada 10 desa.
Adapun batas-batas wilayah kerja Puskesmas Tumbu-Tumbu Jaya sebagai
berikut :
 Sebelah utara : Berbatasan Dengan Kecamatan Moramo
 Sebelah timur : Berbatasan Dengan Kecamatan Laonti
 Sebelah selatan : Berbatasan Dengan Teluk Kolono
 Sebelah barat : Berbatasan Dengan Kecamatan Kolono

6
2.1.3. Struktur Organisasi

7
2.1.4. Tugas pokok dan Fungsi Organisasi
Tugas Puskesmas menurut Permenkes nomor 43 tahun 2019 tentang Pusat
Kesahatan Masyarakat terletak pada Pasal 4:
1. Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk
mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya.
2. Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), Puskesmas mengintegrasikan program yang dilaksanakannya
dengan pendekatan keluarga.
3. Pendekatan keluarga sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan salah
satu cara Puskesmas mengintegrasikan program untuk meningkatkan
jangkauan sasaran dan mendekatkan akses pelayanan kesehatan di wilayah
kerjanya dengan mendatangi keluarga.
Sedangkan fungsi Puskesmas menurut Permenkes antara lain penyelenggara
UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya; dan penyelenggaraan UKP tingkat
pertama di wilayah kerjanya.
2.1.5. Tugas Pokok dan Fungsi Perawat.
 Melakukan pengkajian keperawatan dasar pada individu;
 Melakukan komunikasi terapiuptik dalam pemberian asuhan keperawatan;
 Melaksanakan edukasi tentang perilaku hidup bersih dan sehat dalam rangka
melakukan upaya promotif;
 Memfasilitasi penggunaan alat-alat pengamanan/ pelindung fisik pada pasien
untuk mencegah risiko cedera pada individu dalam rangka upaaya preventif
 memberikan oksigenasi sederhana;
 memberikan tindakan keperawatan pada kondisi gawat darurat/ bencana/
kritikal;
 memfasilitasi suasana lingkungan yang tenang dan aman serta bebas risiko
penularan infeksi;
 melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana pada area
medikal bedah;
 melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana di area anak;
 melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana di area
maternitas;

8
 melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana di area
komunitas;
 melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana di area jiwa;
 melakukan tindakan terapi komplementer/ holistik;
 melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan intervensi pembedahan
pada tahap pre/ intra/post operasi;
 memberikan perawatan pada pasien dalam rangka melakukan perawatan
paliatif;
 memberikan dukungan/fasilitasi kebutuhan spiritual pada kondisi
kehilangan/berduka/ menjelang ajal dalam pelayanan keperawatan;
 melakukan perawatan luka; dan
 melakukan dokumentasi tindakan keperawatan;
2.1.6. Sumber Daya Puskesmas Tumbu-Tumbu Jaya
a. Sarana dan Prasarana
Gedung Puskesmas Tumbu-Tumbu Jaya merupakan sarana pelayanan
kesehatan terdepan yang berada di Kecamatan Kolono Timur Kabupaten
Konawe selatan. Puskesmas ini didirikan pada tahun 2013 dan diresmikan
Pada Bulan Maret Tahun 2014 . Puskesmas Tumbu-Tumbu jaya memiliki
jaringan pelayanan kesehatan di desa yang terdiri 2 (dua) Pustu dan 5 (lima)
Poskesdes, seperti yang nampak pada dibawah ini :
Tabel 2.1: Sarana dan Prasarana Puskesmas
Jumlah
No Sarana dan Prasarana Keadaan
(Unit)
1 Bangunan Puskesmas 1 Baik
a. Ruang Kapus 1 Baik
b. Ruang T U 1 Baik
c. Ruang Kartu 1 Baik
d. Ruang IGD 1 Baik
e. Ruang Poli Umum & Gigi 2 Baik
f. Ruang Apotik 1 Baik
g. Ruang Gizi 1 Baik
h. Ruang Imunisasi / P2 1 Baik
i. Ruang KIA/ Ruang MTBS 1 Baik
j. Ruang Bersalin 1 Baik
k. Gudang Obat 1 Baik
l. Ruang WC 3 Baik

9
m. Aula / Ruang Rapat 0 Tidak ada
2. Rumah Dinas 2 Buah
4. Kendaraan Dinas
a. Mobil 1 Rusak Berat
1 Baik
b. Motor 2 Baik
5. Pustu
a. Pustu Lambangi 1 Baik
b. Pustu Ulunese 1 Baik
6. Poskesdes
a. Poskesdes Rumba-Rumba 1 Baik
b. Poskesdes Batu Putih 1 Baik
c. Poskesdes Amolengo 1 Baik (Baru)
d. Poskesdes Langgapulu 1 Baik (Baru)
e. Poskesdes Ampera 1 Baik (Baru)
f. Poskesdes Rambu-Rambu 1 Baik (Baru)
7. Posyandu 10
8. Posbindu 10
Sumber: Profil Puskesmas Tumbu-Tumbu Jaya 2020
b. Tenaga Kesehatan
Sumber daya manusia kesehatan (SDM Kesehatan) merupakan sumber
daya strategis pembangunan kesehatan selain biaya dan sarana pelayanan.
Secara umum tenaga kesehatan dapat dibedahkan dalam dua kategori, yakni
tenaga kesehatan dan non tenaga kesehatan. Tenaga Kesehatan menurut PP
nonor 32 1996, adalah seseorang yang memiliki pengetahuan dan atau
ketrampilan yang diperoleh melalui pendidikan dibidang kesehatan serta
mengabdikan dirinya dibidang kesehatan.
Bila dilihat dari keadaan sumber daya ketenagaan di Puskesmas Tumbu-
Tumbu Jaya Kecamatan Kolono Timur dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 2.2: Tenaga Kesehatan

Keadaan dan Status Ketenagaan


No Kontrak Jumlah
Jenis Tenaga PNS Sukarela
Daerah NS

1 Dokter Umum 0 0 1 0 1

2 Dokter Gigi 0 0 1 0 0

3 Perawat/Perawat 3 0 3 3 9

10
Gigi

4 Bidan 7 0 1 7 15

5 Kesmas 1 4 1 0 6
Kesehatan
6. Lingkungan 0 0 1 0 1

7. Tenaga Gizi 0 0 1 0 1

8 Tenaga Farmasi 0 0 1 0 1
Tenaga
Analis/Laboratoriu
9 m 0 0 1 1 2
Tenaga
10 Administrasi 0 1 0 1 2

11 Pekarya 0 0 0 0 0

Jumlah 11 5 11 12 39

Sumber: Profil Puskesmas Tumbu-Tumbu Jaya 2020


2.1.7. Data Pendukung Isu
Pada penyusunan indikator mutu layanan dan sasaran keselamatan pasien di
UPTD Puskesmas Tumbu-Tumbu Jaya menargetkan capaian kepatuhan hand
hygiene sebesar 100. Angka kepatuhan hand hygiene perawat Ruang UGD
dalam melakukan hand hygiene pada lima moment cuci tangan pada Tahun 2020
yakni pada bulan maret mencapai 82 , bulan Juni 85, bulan September 87.
Pada penyusunan indikator mutu layanan dan sasaran keselamatan pasien pada
tahun 2020 tetap menargetkan capaian kepatuhan hand hygiene sebesar 100. Di
bulan Maret capaian kepatuhan hand hygiene perawat Ruang UGD mencapai
89.
2.2 Konsep Nilai Dasar, Kedudukan dan Peran ASN
2.2.1 Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah Kewajiban untuk memberikan pertanggung jawaban
atau untuk menjawab dan menerangkan kinerja dan tindakan seseorang/badan
hukum/pimpinan kolektif suatu organisasi kepada pihak yang memiliki hak atau
berkewenangan untuk meminta keterangan atau pertanggungjawaban.

11
Akuntabilitas adalah suatu kewajiban pertanggungjawaban yang harus
dicapai.Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau
institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Dengan
demikian kepercayaan masyarakat (public trust) kepada birokrasi akan semakin
menguat karena aparaturnya mampu berperan sebagai kontrol demokrasi,
mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan serta meningkatkan efisiensi
dan efektivitas.
1. Indikator dari nilai-nilai dasar
Akuntabilitas yang harus diperhatikan, yaitu:
a. Kepemimpinan: Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah dimana
pimpinan memainkan peranan yang penting dalam menciptakan lingkungannya;
b. Transparansi: Keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang dilakukan
oleh individu maupun kelompok/instansi;
c. Integritas: konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam menjunjung
tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan;
d. Tanggung Jawab: kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang
di sengaja maupun yang tidak di sengaja.tanggung jawab juga berarti berbuat
sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban;
e. Keadilan: kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik
menyangkut benda atau orang;
f. Kepercayaan: Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan.
Kepercayaan ini yang akan melahirkan akuntabilitas;.
g. Keseimbangan: Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja, maka
diperlukan keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan
dan kapasitas;
h. Kejelasan: Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab harus memiliki
gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil yang
diharapkan, dan
i. Konsistensi: adalah sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan sesuatu
sampai pada tercapai tujuan akhir.
2. Jenis-Jenis Akuntabilitas
a. Akuntabilitas vertikal (vertical accountability), akuntabilitas yang
pertanggungjawaban atas pengelolaan dananya kepada otoritas yang lebih
tinggi.

12
b. Akuntabilitas horizontal (horizontal accountability), akuntabilitas yang
pertangungjawabannya kepada masyarakat luas.
3. Tingkatkan Akuntabilitas
Tingkatan akuntabilitas terdiri dari lima (5) tingkatan, yaitu:
a. Akuntabilitas Personal;
b. Akuntabilitas Individu;
c. Akuntabilitas Kelompok;
d. Akuntabilitas Organisasi, dan
e. Akuntabilitas Stakeholder
4. Aspek Akuntabilitas
Terdapat beberapa aspek dalam akuntabilitas, antara lain:
a. Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (accountability is a relationship);
b. Akuntabilitas berorientasi pada hasil (accountability is results oriented);
c. Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (accountability requires
reporting);
d. Akuntabilitas memerlukan konsekuensi (accountability is meaningless without
consequences), dan
e. Akuntabilitas memperbaiki kinerja (accountability improves performance).
2.2.2 Nasionalisme
Nasionalisme adalah paham atau ajaran untuk mencintai bangsa dan negara
sendiri; sifat nasional; kesadaran keanggotaan dalam suatu bangsa yang secara
potensial atau aktual bersama-sama mencapai, mempertahankan, dan
mengabadikan identitas, integritas, kemakmuran, dan kekuatan bangsa itu;
semangat kebangsaan (Kamus Besar Bahasa Indonesia).
Nasionalisme merupakan sikap yang meninggikan bangsanya sendiri dan
pandangan tentang rasa cinta terhadap bangsa dan negara.Dengan nasionalisme
yang kuat, maka setiap PNS memiliki orientasi berpikir mementingkan
kepentingan publik, bangsa, dan negara.Nasionalisme merupakan pandangan atau
paham kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang
didasarkan pada nilai-nilai Pancasila. PNS dapat mempelajari bagaimana
aktualisasi sila demi sila dalam Pancasila agar memiliki karakter yang kuat dengan
nasionalisme dan wawasan kebangsaannya.
Ada lima indikator dari nilai-nilai dasar nasionalisme yang harus diperhatikan,
yaitu:

13
1. Sila Pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa
a. Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya terhadap
Tuhan Yang Maha Esa;
b. Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab;
c. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara
pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbedabeda terhadap
Tuhan Yang Maha Esa;
d. Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa;
e. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah
yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha
Esa;
f. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah
sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing, dan
g. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa kepada orang lain.
2. Sila Kedua : Kemanusiaan yang adil dan beradab
a. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan
martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa;
b. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap
manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan,
jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya;
c. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia;
d. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira;
e. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain;
f. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan;
g. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan;
h. Berani membela kebenaran dan keadilan, dan
i. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
j. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan
bangsa lain.

14
3. Sila Ketiga : Persatuan Indonesia
a. Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan
keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi dan golongan;
b. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila
diperlukan;
c. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa;
d. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air
Indonesia;
e. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi, dan keadilan social;
f. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika, dan
g. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
4. Sila Keempat : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan
a. Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia
mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama;
b. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain;
c. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk
kepentingan bersama;
d. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan;
e. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai
hasil musyawarah;
f. Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan
hasil keputusan musyawarah;
g. Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi dan golongan;
h. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani
yang luhur;
i. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral
kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat
manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan
kesatuan demi kepentingan bersama, dan

15
j. Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk
melaksanakan pemusyawaratan.
5. Sila Kelima : Keadilan sosial bagi seluruh Indonesia
a. Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan
suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan;
b. Mengembangkan sikap adil terhadap sesame;
c. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban;
d. Menghormati hak orang lain;
e. Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri;
f. Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan
terhadap orang lain;
g. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan
gaya hidup mewah;
h. Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan
kepentingan umum;
i. Suka bekerja keras;
j. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan
dan kesejahteraan bersama, dan
k. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang
merata dan berkeadilan sosial.
2.2.3 Etika Publik
Etika dapat dipahami sebagai sistem penilaian perilaku serta keyakinan
untuk menentukan perbuatan yang pantas, guna menjamin adanya perlindungan
hak-hak individu, mencakup cara-cara pengambilan keputusan untuk membantu
membedakan hal-hal yang baik dan buruk serta mengarahkan apa yang seharusnya
dilakukan sesuai nila-nilai yang dianut:
1. Ada tiga fokus utama dalam pelayanan public, yakni:
a. Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan;
b. Sisi dimensi reflektif, etika publik berfungsi sebagai bantuan dalam
menimbang pilihan sarana kebijakan publik dan alat evaluasi, dan
c. Modalitas etika, menjembatani antara norma moral dan tindakan faktual.
2. Pada prinsipnya ada 3 (tiga) dimensi etika publik, yaitu :
a. Dimensi Kualitas Pelayanan Publik;

16
b. Dimensi Modalitas, dan
c. Dimensi Tindakan Integritas Publik.
3. Indikator nilai-nilai dasar etika publik, yaitu :
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila;
b. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan
Republik Indonesia 1945;
c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak;
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;
e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif;
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur;
g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik;
h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah;
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat,
akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun;
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;
k. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama;
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai;
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan, dan
n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai
perangkat sistem karir
2.2.4 Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang lain
yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu kinerja pegawai.
Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan publik dengan berorientasi
pada kualitas hasil, dipersepsikan oleh individu terhadap produk/ jasa berupa ukran
baik/ buruk.Bidang apapun yang menjadi tanggungjawab pegawai negeri sipil
semua mesti dilaksanakan secara optimal agar dapat memberi kepuasan kepada
stakeholder.
1. Nilai-nilai Komitmen Mutu:
a. Efektivitas: dapat diartikan dengan berhasil guna, dapat mencapai hasil
sesuai dengan target. Sedangkan efektivitas menunjukkan tingkat
ketercapaian target yang telah direncanakan, baik menyangkut jumlah
maupun mutu hasil kerja. Efektivitas organisasi tidak hanya diukur dari

17
performans untuk mencapai target (rencana) mutu, kuantitas, ketepatan
waktu dan alokasi sumber daya, melainkan juga diukur dari kepuasan dan
terpenuhinya kebutuhan pelanggan;
b. Efisiensi: dapat dihitung sebagai jumlah sumberdaya yang digunakan untuk
menghasilkan barang dan jasa. Tingkat efisiensi diukur dari penghematan
biaya, waktu, tenaga, dan pikiran dalam melaksanakan kegiatan. Efisiensi
organisasi ditentukan oleh berapa banyak bahan baku, uang dan manusia
yang dibutuhkan untuk menghasilkan jumlah keluaran tertentu;
c. Inovasi: dapat muncul karena ada dorongan dari dalam (internal) untuk
melakukan perubahan, atau bisa juga karena ada desakan kebutuhan dari
pihak eksternal misalnya permintaan pasar. Inovasi dalam layanan publik
harus mencerminkan hasil pemikiran baru yang konstruktif, sehingga akan
memotivasi setiap individu untuk membangun karakter dan mindset baru
sebagai aparatur penyelenggara pemerintahan, yang diwujudkan dalam
bentuk profesionalisme layanan publik yang berbeda dengan sebelumnya,
bukan sekedar menjalankan atau menggugurkan tugas rutin, dan
d. Orientasi mutu: mutu merupakan salah satu standar yang menjadi dasar
untuk mengukur capaian hasil kerja. Mutu menjadi salah satu alat vital
untuk mempertahankan keberlanjutan organisasi dan menjaga kredibilitas
institusi. Orientasi mutu berkomitmen untuk senantiasa melakukan
pekerjaan dengan arah dan tujuan untuk kualitas pelayanan sehingga
pelanggan menjadi puas dalam pelayanan.
2. Ada lima dimensi karakteristik yang digunakan dalam mengevaluasi
kualitas pelayanan, yaitu:
a. Tangibles (bukti langsung), yaitu : meliputi fasilitas fisik, perlengkapan,
pegawai, dan sarana komunikasi;
b. Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan dalam memberikan pelayanan
dengan segera dan memuaskan serta sesuai dengan yang telah dijanjikan;
c. Responsiveness (daya tangkap), yaitu keinginan untuk memberikan
pelayanan dengan tanggap;
d. Assurance (jaminan), yaitu mencakup kemampuan, kesopanan, dan sifat
dapat dipercaya, dan
e. Empathy, yaitu kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang
baik, dan perhatian dengan tulus terhadap kebutuhan pelanggan.

18
Tanggung jawab mutu ada pada setiap level organisasi. Pada level puncak
(corporate level) bertanggung jawab atas mutu layanan institusi secara
keseluruhan untuk membangun citra kelembagaan dan keunggulan bersaing.
Pada level strategic business unit level tanggung jawab mutu berkaitan dengan
penetapan diversifikasi mutu pada setiap unit kerja sesuai dengan target
masing-masing. Pada level fungsional bertanggung jawab atas mutu hasil setiap
layanan yang diberikan di unit-unit pendukung. Sedangkan pada level unit
dasar tanggung jawab mutu berkaitan dengan aktivitas/ rencana aksi yang
dilaksanakan di masing-masing unit kerja.
2.2.5 Anti Korupsi
Dampak korupsi tidak hanya sekedar menimbulkan kerugian keuangan
negara namun dapat menimbulkan kerusakan kehidupan yang tidak hanya bersifat
jangka pendek tetapi dapat pula bersifat jangka panjang .Membahas fenomena
dampak korupsi sampai pada kerusakan kehidupan dan dikaitkan dengan
tanggungjawab manusia sebagai yang diberi amanah untuk mengelolanya dapat
menjadi sarana untuk memicu kesadaran diri para PNS untuk anti korupsi.
Kesadaran diri anti korupsi yang dibangun melalui pendekatan spiritual, dengan
selalu ingat akan tujuan keberadaannya sebagai manusia di muka bumi, dan selalu
ingat bahwa seluruh ruang dan waktu kehidupannya harus dipertanggungjawabkan,
dapat menjadi benteng kuat untuk anti korupsi. Tanggung jawab spiritual yang baik
pasti akan menghasilkan niat yang baik dan mendorong untuk memiliki visi dan
misi yang baik, hingga selalu memiliki semangat untuk melakukan proses atau
usaha terbaik dan mendapatkan hasil terbaik agar dapat dipertanggungjawabkan
juga secara publik.
Kata kunci untuk menjauhkan diri dari korupsi adalah internalisasi
integritas pada diri sendiri dan hidup atau bekerja dalam lingkungan yang
menjalankan sistem integritas dengan baik. Identifikasi nilai dasar anti korupsi
memberikan nilai-nilai dasar anti korupsi yang prioritas dan memiliki signifikan
yang tinggi bagi Anda, dengan jumlah nilai yang semakin sedikit maka proses
internalisasinya lebih mudah karena Anda dapat memfokuskan sumberdaya waktu
dan energi yang Anda dimiliki. Penyelarasan nilai anti korupsi dengan nilai-nilai
organisasi merupakan kontribusi Anda untuk dapat mengetahui “apakah nilai-nilai
organisasi yang akan menjadi tempat Anda bekerja, telah selaras dan menampung
secara maksimal nilai-nilai dasar anti korupsi?”.

19
Keselarasan tersebut akan mengurangi dilema etik dan menjadi payung bagi
kontribusi Anda dalam membangun sistem integritas .Penanaman nilai integritas
dapat dilakukan dengan pendekatan beragam cara, diantaranya melalui Kesediaan,
Identifikasi dan Internalisasi. Tingkat permanensi penanaman ataupun perubahan
sikap dan perilaku melalui pendekatan internalisasi akan lebih permanen
dibandingkan dengan identifikasi dan kesediaan .Nilai, keyakinan, kebiasaan, dan
konsep diri manusia terdapat pada area bawah sadar. Untuk melakukan penanaman
atau perubahan nilai, keyakinan, kebiasaan dan konsep diri, perlu dilakukan dengan
pendekatan atau teknik khusus yang cocok untuk bawah sadar. Teknik-teknik
khusus untuk bawah sadar dapat dilakukan apabila kemampuan Anchoring,
Utilisasi, Rileksasi, Amplifiying, Modality,Asosiasi dan Sugesti dikuasai dengan
baik, kemampuan tersebut disingkat menjadi AURA MAS.! Tunas Integritas
adalah individu yang terpilih untuk memastikan lebih banyak lagi personil
organisasi yang memiliki integritas tinggi serta berkiprah nyata dalam membangun
sistem integritas di organisasinya.
2.3 Kedudukan dan Peran ASN
2.3.1. Whole Of Government (WoG)
WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang
menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam
ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan tujuan
pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik. Oleh
karenanya WoG juga dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu pendekatan
yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait dengan urusan-urusan yang
relevan.
Terdapat beberapa alasan yang menyebabkan mengapa WoG menjadi
penting dan tumbuh sebagai pendekatan yang mendapatkan perhatian dari
pemerintah. Pertama, adalah adanya faktor-faktor eksternal seperti dorongan
publik dalam mewujudkan integrasi kebijakan, program pembangunan dan
pelayanan agar tercipta penyelenggaraan pemerintahan yang lebih baik. Selain itu
perkembangan teknologi informasi, situasi dan dinamika kebijakan yang lebih
kompleks juga mendorong pentingnya WoG dalam menyatukan institusi
pemerintah sebagai penyelenggara kebijakan dan layanan publik. Kedua, terkait
faktor-faktor internal dengan adanya fenomena ketimpangan kapasitas sektoral
sebagai akibat dari adanya nuansa kompetisi antar sektor dalam pembangunan.

20
Satu sektor bisa menjadi sangat superior terhadap sektor lain, atau masing-masing
sektor tumbuh namun tidak berjalan beriringan, melainkan justru kontraproduktif
atau „saling membunuh‟. Masing-masing sektor menganggap bahwa sektornya
lebih penting dari yang lainnya. Ketiga, khususnya dalam konteks Indonesia,
keberagaman latar belakang nilai, budaya, adat istiadat, serta bentuk latar
belakang lainnya mendrong adanya potensi disintegrasi bangsa.
Pemerintah sebagai institusi formal berkewajiban untuk mendorong
tumbuhnya nilainilai perekat kebangsaan yang akan menjamin bersatunya elemen-
elemen kebangsaan ini dalam satu frame NKRI.
Terdapat beberapa alasan yang menyebabkan mengapa WoG menjadi
penting dan tumbuh sebagai pendekatan yang mendapatkan perhatian dari
pemerintah. Pertama, adalah adanya faktor-faktor eksternal seperti dorongan
publik dalam mewujudkan integrasi kebijakan, program pembangunan dan
pelayanan agar tercipta penyelenggaraan pemerintahan yang lebih baik. Selain itu
perkembangan teknologi informasi, situasi dan dinamika kebijakan yang lebih
kompleks juga mendorong pentingnya WoG dalam menyatukan institusi
pemerintah sebagai penyelenggara kebijakan dan layanan publik. Kedua, terkait
faktor-faktor internal dengan adanya fenomena ketimpangan kapasitas sektoral
sebagai akibat dari adanya nuansa kompetisi antar sektor dalam pembangunan.
Satu sektor bisa menjadi sangat superior terhadap sektor lain, atau masing-masing
sektor tumbuh namun tidak berjalan beriringan, melainkan justru kontraproduktif
atau „saling membunuh‟. Masing-masing sektor menganggap bahwa sektornya
lebih penting dari yang lainnya. Ketiga, khususnya dalam konteks Indonesia,
keberagaman latar belakang nilai, budaya, adat istiadat, serta bentuk latar
belakang lainnya mendrong adanya potensi disintegrasi bangsa.
Pemerintah sebagai institusi formal berkewajiban untuk mendorong
tumbuhnya nilainilai perekat kebangsaan yang akan menjamin bersatunya elemen-
elemen kebangsaan ini dalam satu frame NKRI.
Terdapat beberapa cara pendekatan WoG yang dapat dilakukan, baik dari
sisi penataan institusi formal maupun informal.
1. Penguatan koordinasi antar lembaga, penguatan koordinasi dapat dilakukan
jika jumlah lembaga-lembaga yang dikoordinasikan masih terjangkau dan
manageable. Dalam prakteknya, span of control atau rentang kendali yang
rasional akan sangat terbatas. Salah satu alternatifnya adalah mengurangi

21
jumlah lembaga yang ada sampai mendekati jumlah yang ideal untuk
sebuah koordinasi. Dengan jumlah lembaga yang rasional, maka koordinasi
dapat dilakukan lebih mudah;
2. Membentuk lembaga koordinasi khusus, pembentukan lembaga terpisah
dan permanen yang bertugas dalam mengkoordinasikan sektor atau
kementerian adalah salah satu cara melakukan WoG. Lembaga koordinasi
ini biasanya diberikan status kelembagaan setingkat lebih tinggi, atau
setidaknya setara dengan kelembagaan yang dikoordinasikannya;
3. Membentuk gugus tugas yang merupakan bentuk pelembagaan koordinasi
yang dilakukan di luar struktur formal, yang sidatnya tidak permanen.
Pembentukan gugus tugas biasanya menjadi salah satu cara agar sumber
daya yang terlibat dalam koordinasi tersebut dicabut sementara dari
lingkungan formalnya untuk berkonsentrasi dalam proses koordinasi
tadi,dan
4. Koalisi sosial, ini merupakan bentuk informal dari penyatuan koordinasi
antar sektor atau lembaga, tanpa perlu membentuk pelembagaan khusus
dalam koordinasi ini. Di Australia dalam masa pemerintahan Howard
melakukan hal ini dengan mendorong inisiatif koalisi sosial antar aktor
pemerintah, bisnis dan kelompok masyarakat. Koalisi sosial ini mendorong
adanya penyamaan nilai dan persepsi tentang suatu hal, sehingga pada
akhirnya akan terjadi koordinasi alamiah.
Tantangan yang akan dihadapi dalam penerapan WoG di tataran praktek
antara lain adalah: kapasitas SDM dan institusi, nilai dan budaya organisasi, serta
kepemimpinan.
Praktek WoG dalam pelayanan publik dlakukan dengan menyatukan
seluruh sektor yang terkait dengan pelayanan publik. enis pelayanan publik yang
dikenal yang dapat didekati oleh pendekatan WoG adalah Pelayanan yang Bersifat
Adminisitratif, Pelayanan Jasa, Pelayanan Barang, Pelayanan Regulatif,
Adapun berdasarkan polanya, pelayanan publik dapat dibedakan juga
dalam 5 (lima) macam pola pelayanan yang masing-masing diuaraikan
sebagaimana berikut ini:
1. Pola Pelayanan Teknis Fungsional
2. Pola Pelayanan Satu Atap
3. Pola Pelayanan Satu Pintu

22
4. Pola Pelayan Terpusat
5. Pola Pelayanan Elektronik
Asas-Asas terkait dengan Implementasi WoG :
1. Asas Kepastian Hukum
2. Asas Kepentingan Umum;
3. Asas Akuntabilitas;
4. Asas Proporsionalitas;
5. Asas Profesionalitas;
6. Asas Keterbukaan;
7. Asas Efisiensi; dan
8. Asas Efektifitas
2.3.2. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai
ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi
politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih
menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu
tersedia sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan
perkembangan jaman. Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas Pegawai
Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan kebijakan
yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari
pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik. Untuk menjalankan
kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN berfungsi sebagai berikut: Pelaksana
kebijakan public, Pelayan publik, serta Perekat dan pemersatu bangsa
Agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik dapat
meningkatkan produktivitas, menjamin kesejahteraan ASN dan akuntabel, maka
setiap ASN diberikan hak. Setelah mendapatkan haknya maka ASN juga
berkewajiban sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya. ASN sebagai profesi
berlandaskan pada kode etik dan kode perilaku. Kode etik dan kode perilaku ASN
bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan ASN. Kode etik dan kode
perilaku yang diatur dalam UU ASN menjadi acuan bagi para ASN dalam
penyelenggaraan birokrasi pemerintah.
Penerapan sistem merit dalam pengelolaan ASN mendukung pencapaian
tujuan dan sasaran organisasi dan memberikan ruang bagi tranparansi,

23
akuntabilitas, objektivitas dan juga keadilan. Beberapa langkah nyata dapat
dilakukan untuk menerpakan sistem ini baik dari sisi perencanaan kebutuhan yang
berupa transparansi dan jangkauan penginformasian kepuasan masyarakat maupun
jaminan obyektifitasnya dalam pelaksanaa seleksi. Sehingga instansi pemerintah
mendapatkan pegawai yang tepat dan berintegritas untuk mencapai visi dan
misinya Pasca recruitment, dalam organisasi berbagai sistem pengelolaan
pegawai harus mencerminkan prinsip merit yang sesungguhnya dimana semua
prosesnya didasarkan pada prinsip-prinsip yang obyektif dan adil bagi pegawai.
Jaminan sistem merit pada semua aspek pengelolaan pegawai akan menciptakan
lingkungan yang kondusif untuk pembelajaran dan kinerja. Pegawai diberikan
penghargaan dan pengakuan atas kinerjanya yang tinggi, disisi lain bad
performers mengetahui dimana kelemahan dan juga diberikan bantuan dari
organisasi untuk meningkatkan kinerja.
Manajemen ASN terdiri dari Manjemen PNS dan Manajemen PPPK.
Manajemen PNS meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan, pengadaan,
pangkat dan jabatan, pengembangan karier, pola karier, promosi, mutasi, penilaian
kinerja, penggajian dan tunjangan, penghargaan, disiplin, pemberhentian, jaminan
pensisun dan hari tua, dan perlindungan Manajemen PPPK meliputi penetapan
kebutuhan; pengadaan; penilaian kinerja; penggajian dan tunjangan;
pengembangan kompetensi; pemberian penghargaan; disiplin; pemutusan
hubungan perjanjian kerja; dan 
perlindungan. Pengisian jabatan pimpinan tinggi
utama dan madya pada kementerian, kesekretariatan lembaga negara, lembaga
nonstruktural, dan Instansi Daerah dilakukan secara terbuka dan kompetitif di
kalangan PNS dengan memperhatikan syarat kompetensi, kualifikasi,
kepangkatan, pendidikan dan latihan, rekam jejak jabatan, dan integritas serta
persyaratan lain yang dibutuhkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Pejabat Pembina Kepegawaian dilarang mengganti Pejabat Pimpinan
Tinggi selama 2 (dua) tahun terhitung sejak pelantikan Pejabat Pimpinan Tinggi,
kecuali Pejabat Pimpinan Tinggi tersebut melanggar ketentuan peraturan
perundang-undangan dan tidak lagi memenuhi syarat jabatan yang ditentukan.
Penggantian pejabat pimpinan tinggi utama dan madya sebelum 2 (dua) tahun
dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan Presiden. Jabatan Pimpinan Tinggi
hanya dapat diduduki paling lama 5 (lima) tahun. Dalam pengisian Jabatan
Pimpinan Tinggi, Pejabat Pembina Kepegawaian memberikan laporan proses

24
pelaksanaannya kepada KASN. KASN melakukan pengawasan pengisian Jabatan
Pimpinan Tinggi baik berdasarkan laporan yang disampaikan oleh Pejabat
Pembina Kepegawaian maupun atas inisiatif sendiri. Pegawai ASN dapat menjadi
pejabat Negara. Pegawai ASN dari PNS yang diangkat menjadi Pejabat Negara
diberhentikan sementara dari jabatannya dan tidak kehilangan status sebagai PNS.
2.3.3. Pelayanan Publik
Undang - Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
menyatakan bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan
dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan bagi setiap warga Negara dan penduduk atas barang, jasa,
dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan
publik. Tiga unsur penting dalam pelayanan publik, yaitu pertama, organisasi
penyelenggara pelayanan publik, kedua, penerima layanan (pelanggan) yaitu
orang, masyarakat atau organisasi yang berkepentingan, dan ketiga, kepuasan
yang diberikan dan atau diterima oleh penerima layanan (pelanggan). Barang/jasa
public adalah barang/jasa yang memiliki rivalry (rivalitas) dan excludability
(ekskludabilitas) yang rendah. Barang/jasa publik yang murni yang memiliki ciri-
ciri: tidak dapat diproduksi oleh sektor swasta karena adanya free rider problem,
non-rivalry, dan non-excludable, serta cara mengkonsumsinya dapat dilakukan
secara kolektif. Perkembangan paradigma pelayanan: Old Public Administration
(OPA), New Public Management (NPM) dan seterusnya menjadi New Public
Service (NPS). Definisi pelayanan publik dalam UU No. 25 Tahun 2009 sangat
sempit, karena ruang lingkup pelayanan yang disebut sebagai pelayanan publik
sangat terbatas, dan bentuk kegiatan pelayanan public sebagaimana diatur dalam
pasal 5 ayat 3 dan 4 juga sangat sempit karena pelayanan kebutuhan barang publik
bagi masyarakat hanya diartikan sebagai pengadaan barang/jasa di instansi
pemerintah. Sembilan prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan
pelayanan prima adalah: Partisipatif, Transparan, Responsif, Non Diskriminatif,
Mudah dan Murah, Efektif dan Efisien, Aksesibel, Akuntabel, dan Berkeadilan.
Hal-hal fundamental dalam pelayanan publik, antara lain: Pelayanan publik
merupakan hak warga negara sebagai amanat konstitusi, Pelayanan publik
diselenggarakan dengan pajak yang dibayar oleh warga Negara, Pelayanan publik
diselenggarakan dengan tujuan untuk mencapai hal-hal yang strategis bagi
kemajuan bangsa di masa yang akan datang, Pelayanan publik memiliki fungsi

25
tidak hanya memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar warga negara sebagai manusia,
akan tetapi juga berfungsi sebagai proteksi bagi warga negara. Bentuk-bentuk
patologi birokrasi antara lain: Penggelembungan Organisasi, Duplikas Tugas dan
Fungsi, Red Tape, Konflik Kewenangan, Korupsi Kolusi dan Nepotisme, dan
Enggan Berubah. Budaya birokrasi yang melayani masyarakat dapat
dioperasionalisasikan dengan cara: memiliki kode etik untuk mengatur hal-hal apa
saja yang secara etis boleh dan tidak boleh dilakukan, menjadikan prinsip
melayani sebagai suatu kebanggaan, memiliki code of conduct atau SOP yang
jelas dalam memberikan pelayanan, memiliki etika profesionalisme sebagai
seorang birokrat. Prinsip-pinsip pelayanan prima antara lain: Responsif terhadap
pelanggan/memahami pelanggan, Membangun visi dan misi pelayanan,
Menetapkan standar pelayanan dan ukuran kinerja pelayanan, Pemberian
pelatihan dan pengembangan pegawai terkait bagaimana memberikan pelayanan
yang baik, Memberikan apresiasi kepada pegawai. Tujuh Sikap pelayanan, antara
lain: Passionate, Progressive, Proactive, Promt, Patience, Proporsional,
Puctional.
Etika dan etiket mengatur perilaku manusia secara normatif, artinya
memberi norma bagi perilaku manusia dan dengan demikian menyatakan apa
yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan. Etiket pelayanan yang perlu
diperhatikan oleh ASN terhadap pengguna jasa pada umumnya adalah sebagai
berikut: Sikap/ perilaku, Ekspresi wajah, Penampilan, Cara berpakaian, Cara
berbicara, Cara mendengarkan, Cara bertanya. Beberapa etiket dasar yang
seharusnya dilakukan oleh ASN antara lain: Politeness, Respectful, Attentive,
Cooperatif, Tolerance, Informality, Self Control.
Beberapa manfaat dari etiket antara lain: Communicative, Attractive,
Respectable, dan Self Confidence. Beberapa praktik etiket dalam pelayanan:
Etiket dalam menyampaikan salam, Etiket dalam berjabat tangan, Etiket dalam
menerima tamu, Etiket dalam bertamu/menerima tamu, dan Etiket dalam
menangani keluhan pelanggan.
2.4 Konsep Cuci Tangan
2.4.1. Pengertian
Menurut Kamaruddin (2009) tangan merupakan bagian tubuh yang lemba
yang paling sering berkontak dengan kuman yang menyebabkan penyakit dan

26
menyebarnya. Cara terbaik untuk mencegahnya adalah dengan membiasakan
mencuci tangan dengan memakai sabun.
Mencuci tangan adalah teknik yang sangat mendasar dalam mencegah dan
mengendalikan infeksi, dengan mencuci tangan dapat menghilangkan sebagian besar
mikroorganisme yang ada di kulit (Hidayat, 2005).
2.4.2. Tujuan dan Manfaat Mencuci Tangan
Menurut Hidayat (2005) mencuci tangan bertujuan untuk:
a. Mencegah terjadinya infeksi silang (croos infection)
b. Membantu menghilangkan mikroorganisme yang ada di kulit atau tangan.
c. Menjaga kondisi steril
d. Melindungi diri dan pasien dari infeksi
e. Memberikan perasaan segar dan bersih
Kebiasaan mencuci tangan dengan sabun juga terbukti sangat membantu
pencegahan terhadap penyakit yang berdampak pada penurunan kualitas hidup
manusia. Sehingga 15 Oktober 2008 dicanangkan sebagai Hari Mencuci Tangan
Sedunia kualitas hidup manusia. Sehingga 15 Oktober 2008 dicanangkan sebagai
Hari Mencuci Tangan Sedunia atau Global Hand Washing Day oleh PBB. Hal ini
disampaikan pada pertemuan Tahunan Air Sedunia (Annual world Water Week)
yang berlangsung pada tanggal 17-23 Agustus di Stockholm, ibukota Swedia. Tahun
2008 juga diumumkan sebagai tahun internasional Sanitasi oleh Rapat Umum PBB.
2.4.3. Saat Mencuci Tangan
Ada lima saat/moment penting untuk melakukan cuci tangan pakai sabun, yaitu
a. Sebelum melakukan tindakan
b. Sebelum tindakan aseptik
c. Setelah kontak dengan pasien
d. Setelah kontak dengan cairan tubuh pasien
e. Setelah kontak dengan cairan tubuh pasien
2.4.4. Teknik Mencuci Tangan yang Benar
Menurut Kamaruddin (2009) teknik mencuci tangan yang benar harus
menggunakan sabun dan di bawah air yang mengalir. Untuk mendapatkan hasil yang
optimal, maka mencuci tangan haruslah dengan air bersih yang mengalir, baik itu
melalui kran air atau disiram dengan gayung, menggunakan sabun yang standar,
setelah itu keringkan dengan handuk yang bersih atau menggunakan tisu
Mencucian tangan sendiri mempunyai dua cara:

27
a. Handrub adalah membersihkan tangan dengan menggunakan cairan berbasis
alkohol dengan pengerjaan 20 sampai 30 detik. Handrub sendiri bisa dilaksanakan
jika tangan yang akan dibersihkan dengan keadaan tidak kotor. dengan kata lain
fungsi handrub untuk mensterilkan tangan dari kuman meski terlihat bersih oleh
kasat mata.
b. Handwash adalah membersihkan tangan dengan menggunakan air mengalir dan
sabun cuci tangan. untuk standar waktu pengerjaan 30 sampai 60 detik. Handwash
ini wajib diketahui dan dilaksanakan oleh petugas yang sering berinteraksi
langsung dengan bahan-bahan infeksius
Sedangkan langkah-langkah teknik mencuci tangan yang benar adalah :
a. Melepaskan semua benda yang melekat pada daerah tangan, seperti cincin atau jam
tangan.
b. Basahi tangan dengan air di bawah kran atau air mengalir
c. Ambil sabun cair secukupnya untuk seluruh tangan, akan lebih baik jika sabun
yang mengandung antiseptik.
d. Gosokkan pada kedua telapak tangan.
e. Gosokkan sampai ke ujung jari.
f. Telapak tangan menggosok punggung tangan kiri (atau sebaliknya) dengan jari-jari
saling mengunci (berselang-seling) antara tangan kanan dan tangan kiri, gosokkan
sela-sela jari tersebut. Lakukan sebaliknya.
g. Letakkan punggung jari satu dengan punggung jari lainnya dan saling menggunci.
h. Usapkan ibu jari tangan kanan dengan punggung jari lainnya dengan gerakan
saling berputar, lakukan hal yang sama dengan ibu jari tangan kiri.
i. Gosokkan telapak tangan dengan punggung jari tangan satunya dengan gerakan
kedepan, kebelakang, berputar. Lakukan sebaliknya.
j. Pegang pergelangan kanan kanan dengan pergelangan kiri dan lakukan gerakan
memutar. Lakukan pula pada tangan kiri.
k. Bersihkan sabun dari kedua tangan dengan air mengalir.
l. Keringkan tangan dengan menggunakan tissue atau handuk, jika menggunakan
kran, tutup kran dengan tissue.

28
2.5 Penetapan Isu dan Dampaknya
2.5.1 Identifikasi Isu
Sebelum penetapan judul rancangan aktualisasi terlebih dahulu dilakukan
identifikasi dan penetapan isu berdasarkan observasi penulis selama bertugas di
UPTD Puskesmas Tumbu-Tumbu Jaya. Setelah menemukan isu-isu, tahap
selanjutnya adalah mengidentifikasi isu tersebut terkait kondisi saat ini dan
kondisi yang diharapkan penulis. Dari hasil identifikasi isu tersebut akan
menghasilkan isu yang layak dan dijadikan rancangan aktualisasi. Beberapa isu
berikut ditemukan oleh penulis dalam menjalankan tugas dan fungsi sebagai
Perawat Terampil yang melaksanakan pelayanan keperawatan di UPTD
Puskesmas Tumbu-Tumbu Jaya.
Identifikasi isu berdasarkan tugas dan fungsi yang bermasalah dapat
dilihat pada table berikut:

29
Tabel 2.3: Identifikasi Isu
Deskripsi
Tugas dan
Keterkaitan
No. Fungsi Yang Kondisi Saat Ini Rumusan Isu
dengan Agenda
Bermasalah
III
1. Memfasilitasi Rendahnya Optimalisasi Manajemen ASN:
suasana kepatuhan kepatuhan perawat Bertindak
lingkungan perawat dalam dalam melakukan Profesional dalam
yang tenang melakukan hand hand hygiene memberikan
dan aman hygiene sebelum sebelum dan pelayanan
serta bebas dan sesudah sesudah melakukan WoG:
risiko cidera melakukan tindakan Melakukan
penularan tindakan keperawatan di Koordinasi dengan
infeksi keperawatan di Ruang UGD UPTD kepala puskesmas
Ruang UGD Puskesmas Tumbu- dan penanggung
UPTD Puskesmas Tumbu Jaya jawab UGD
Tumbu-Tumbu Pelayanan Publik:
Jaya Kegiatan
pencegahan infeksi
merupakan wujud
pelayanan public
kepada masyarakat
2 Melakukan Belum Optimalisasi Manajemen ASN:
pengkajian optimalnya pemeriksaan Bertindak
keperawatan pemeriksaan Tanda-Tanda Vital Profesional dalam
dasar pada Tanda-Tanda pada pasien baru memberikan
individu Vital pada pasien masuk di UPTD pelayanan
baru masuk di Puskesmas Tumbu- WoG:
UPTD Puskesmas Tumbu Jaya Melakukan
Tumbu-Tumbu Kabupaten Konawe Koordinasi dengan
Jaya Kabupaten Selatan Pj Poli Umum dan
Konawe Selatan Poli lainya
Pelayanan Publik:

30
Kegiatan
pemeriksaan tanda-
tanda vital
merupakan wujud
pelayanan public
kepada masyarakat
3. Melakukan Belum Optimalisasi Manajemen ASN:
edukasi tentang optimalnya penggunaan Bertindak
perilaku hidup penggunaan masker pada Profesional dalam
bersih dan sehat masker pada pengunjung di memberikan
dalam rangka pengunjung di UPTD Puskesmas pelayanan
melakukan UPTD Puskesmas Tumbu-Tumbu WoG:
upaya promotif Tumbu-Tumbu Jaya Kabupaten Melakukan edukasi
Jaya Kabupaten Konawe Selatan membutuhkan
Konawe Selatan Koordinasi dengan
Pj Poli Umum dan
Poli lainya
Pelayanan Publik
Kegiatan
pemeriksaan tanda-
tanda vital
merupakan wujud
pelayanan public
kepada masyarakat

2.5.2 Penetapan Isu


Tabel 2.4: Penetapan Isu Berdasarkan APKL
No ISU A P K L JML RANK
1 Rendahnya kepatuhan perawat dalam 5 5 4 5 19 1
melakukan hand hygiene sebelum dan
sesudah melakukan tindakan
keperawatan di Ruang UGD UPTD
Puskesmas Tumbu-Tumbu Jaya

31
2 Belum optimalnya pemeriksaan Tanda- 3 2 3 4 12 3
Tanda Vital pada pasien baru masuk di
UPTD Puskesmas Tumbu-Tumbu Jaya
Kabupaten Konawe Selatan
3 Belum optimalnya penggunaan masker 4 4 5 3 16 2
pada pengunjung di UPTD Puskesmas
Tumbu-Tumbu Jaya Kabupaten Konawe
Selatan
Adapun isu utama yang diambil berdasarkan sifatnya yang aktual, problematik,
kekhalayakan dan kelayakan maka terpilih “Rendahnya kepatuhan perawat
dalam melakukan hand hygiene sebelum dan sesudah melakukan tindakan
keperawatan di Ruang UGD UPTD Puskesmas Tumbu-Tumbu Jaya”
2.5.3 Analisis Dampak Isu
Dampak yang mungkin terjadi apabila isu “Rendahnya kepatuhan perawat
dalam melakukan hand hygiene sebelum dan sesudah melakukan tindakan
keperawatan di Ruang UGD UPTD Puskesmas Tumbu-Tumbu Jaya” ini tidak
dituntaskan melalui solusi pemecahan isu, antara lain:
a. Dampak Positif
Apabila dapat dipecahkan atau mendapatkan penyelesaian isu maka kegiatan dan
proses cuci tangan untuk mencegah dan mengendalikan infeksi nosokomial di
Ruang UGD dapat di maksimalkan.
b. Dampak Negatif
1) Apabila kesadaran perawat melakukan hand hygiene menurun maka
kemungkinan terjadinya infeksi nosokomial sulit di kendalikan
2) Meningkatnya biaya dan lama perawatan pasien
3) Terjadinya infeksi silang (croos infection)
4) Meningkatnya penyebaran mikroorganisme penyebab penyakit
5) Kondisi tidak steril
6) Merosotnya tingkat kepuasan masyarakat setempat terhadap mutu pelayanan
publik di bidang kesehatan
7) Menurunnya kredibilitas atau tingkat kepercayaan publik pada Aparatur Sipil
Negara

32
2.5.4 Faktor Penyebab Masalah
Setelah sebuah isu ditetapkan sebagai isu terpilih dalam rancangan
aktualisasi, maka perlu ditelusuri faktor-faktor penyebab terjadinya isu.

Rendahnya kepatuhan Perawat Dalam


Melakukan Hand Hygiene Sebelum Dan
Sesudah Melakukan Tindakan
Keperawatan Di Ruang UGD

Kurangnya sosialisasi hand hygiene Kurangnya motivasi perawat dalam


melakukan handygiene

Kurangnya media informasi tentang hand


hygiene

Melaksanaan sosialisasi kepatuhan cuci


tangan menggunakan xbaner
Gambar 2.2 Diagram peta masalah

33
BAB III
RENCANA KEGAIATAN AKTUALISASI
3.1. Kegiatan Terpilih Sebagai Pemecahan Isu
Tabel 3.1. Kegiatan Terpilih Sebagai Pemecahan Isu
UNIT KERJA : UPTD Puskesmas Tumbu-Tumbu Jaya
Isu yang diangkat : Rendahnya Kepatuhan perawat dalam melakukan
hand hygiene sebelum dan sesudah melakukan
tindakan keperawatan di Ruang UGD UPTD
Puskesmas Tumbu-Tumbu Jaya
Gagasan pemecahan isu : Melaksanaan sosialisasi kepatuhan cuci tangan
menggunakan media banner
Kegiatan yang akan : 1. Melakukan konsultasi kepada pimpinan terkait
dilaksanakan kegiatan yang akan dilaksanakan
2. Membuat Media sosialisasi tentang pentingnya
Cuci Tangan dan 5 moment cuci tangan
menggunakan Xbanner
3. Melaksanakan kegiatan sosialisasi tentang
pentingnya Cuci Tangan sebelum dan sesudah
melakukan tindakan serta 5 moment cuci
tangan
4. Melakukan monitoring kepatuhan perawat
dalam melakukan hand hygiene pada 5
moment tindakan keperawatan di Ruang UGD
5. Menyusun dan melaporkan hasil kegiatan
aktualisasi kepada pimpinan

34
3.2. Deskripsi Kegiatan

Tabel 3.2. RANCANGAN AKTUALISASI


Matrix rancangan

KONTRIBUSI
KONTRIBUSI OUTPU/HASIL OUTPUT / HASIL
OUTPUT / PENGUATAN
TAHAPAN KEGIATAN TERHADAP KEGIATAN
No. KEGIATAN HASIL NILAI
KEGIATAN PENGUATANNILAI DASAR TERHADAP
KEGIATAN ORGANISASI
PNS VISI/MISI
ORGANISASI
1. Melakukan a. Menyiapkan a. Tersedianya  Akuntabilitas : Dengan melakukan Dalam proses
konsultasi bahan bahan Dalam menyiapkan bahan konsultasi kepada konsultasi dengan
kepada konsultasi konsultasi konsultasi, penulis pimpinan terkait pimpinan berjalan
pimpinan yang akan melakukannya dengan penuh kegiatan yang akan sesuai aturan atau
terkait rencana disampaikan rasa tanggung jawab sebagai dilaksanakan sejalan kaidah yang berlaku
kegiatan yang kepada bentuk pertanggung jawaban dengan Visi yakni “Desa di lingkungan kerja
akan Kepala kepada Kepala Puskesmas. Sehat, Kecamatan serta tugas fungsi
dilaksanakan Puskesmas  Nasionalisme : Sehat, Konawe Selatan masing-masing dapat
Dalam menyiapkan bahan Hebat dan Indonesia meningkatkan nilai
konsultasi dengan penuh Sehat”. ”Profesionalisme”.”
Semangat Keterbukaan”.
 Etika Publik :

35
Dalam menyiapkan bahan
konsultasi Penulis Jujur
Komitmen Mutu :
Penulis menyiapkan bahan
konsultasi sebelum melakukan
konsultasi kepada Kepala
Puskesmas sehingga pertemuan
bisa berjalan dengan efektif.
 Anti Korupsi :
Penulis menyiapkan bahan
sebagai bentuk kemandirian.
b. Menyampaik b. Tersampaikany  Akuntabilitas :
an bahan a bahan Tersampaikanya bahan
konsultasi konsultasi konsultasi kepada mentor
kepada kepada mentor merupakan wujud
mentor Transparansi.
 Nasionalisme :
Menyampaikan bahan
konsultasi merupakan etos
kerja.
 Etika Publik :

36
Dalam melakukan konsultasi,
penulis melakukannya dengan
tulus dan tekun.
 Komitmen Mutu :
Dalam melakukan konsultasi,
penulis menggunakan waktu
secara efektif dan efisien.
 Anti Korupsi :
Menyampaikan konsultasi
merupakan bentuk sikap berani
untuk mendapatkan dukungan
pimpinan.
c. Memohon c. Memperoleh  Akuntabilitas :
arahan dan arahan dan Dalam meminta arahan dan
petunjuk petunjuk petunjuk pimpinan, penulis
pimpinan/me selalu konsisten
ntor Nasionalisme :
Dalam memohon petunjuk dan
arahan, penulis selalu semangat
Etika Publik :
Dalam memohon petunjuk

37
penulis bersikap hormat, sopan
dan santun.
 Komitmen Mutu :
Meminta arahan dan petunjuk
dari pimpinan merupakan upaya
penulis dalam mempertahankan
mutu kegiatan.
 Anti Korupsi :
Dalam meminta arahan penulis
mencatat dengan jujur hasilnya.
d. Meminta d. Surat  Akuntabilitas :
surat Persetujuan Dalam meminta persetujuan,
persetujuan penulis bersikap terbuka
pelaksanaan Nasionalisme :
aktualisasi Dalam meminta persetujuan
pimpinan, penulis melakukan
musyawarah dan mufakat atas
kegiatan yang akan dilakukan.
 Etika Publik :
Penulis menghormati keputusan
pimpinan terkait persetujuan

38
akan kegiatan yang akan
dilaksanakan.
 Komitmen Mutu :
Meminta surat persetujuan
kegiatan sebagai bentuk jaminan
mutu.
 Anti Korupsi :
Dalam meminta surat
persetujuan penulis tepat waktu
Dampak apabila kegiatan ini dilaksanakan yaitu tersusunnya bahan konsultasi yang sistematis sehingga memudahkan kegiatan yang akan
dilaksanakan, sedangkan dampak yang timbul apabila kegiatan ini tidak dilaksanakan yaitu tidak terarahnya kegiatan yang akan dilakukan. Kendala
yang mungkin dihadapi terkait kegiatan ini yaitu signal alat telekomunikasi hilang akibat pemadaman lampu. Solusi dari dampak tidak
terlaksanakannya kegaiatan yaitu intens melakukan pertemuan dengan pimpinan dan membuat kontrak waktu, sedangkan solusi atas kendala yang
mungkin dihadapi yaitu menyiapkan kendaraan roda dua untuk bertemu di kediaman pimpinan atau tempat lain yang disepakati.

39
KONTRIBUSI
KONTRIBUSI OUTPU/HASIL OUTPUT / HASIL
OUTPUT / PENGUATAN
TAHAPAN KEGIATAN TERHADAP KEGIATAN
No. KEGIATAN HASIL NILAI
KEGIATAN PENGUATANNILAI DASAR TERHADAP
KEGIATAN ORGANISASI
PNS VISI/MISI
ORGANISASI

2. Membuat a. Mendesign a. Adanya  Akuntabilitas : Dengan menyiapkan Dalam menyiapkan


Media media rancangan Mendeign media sosialisasi kegiatan sosialisasi kegiatan sosialisasi
sosialisasi sosialisasi media sebagai bentuk tanggung jawab. tentang pentingnya CTPS tentang pentingnya
tentang sosialisasi  Nasionalisme : dan 5 moment cuci CTPS dan 5 moment
pentingnya dan Mendesign media sosialisasi tangan maka menjawab cuci tangan
5 moment cuci dengan bahasa indonesia yang misi yakni meningkatkan nilai
tangan baik dan benar. “Meningkatkan “Profesionalisme
menggunakan  Etika Publik : Profesionalisme Sumber dan Keterbukaan”.
Banner Penulis tekun dalam membuat Daya Manusia Dalam
design media sosialisasi agar pelaksanaan Pelayanan
segera terselesaikan. Kesehatan”.

 Komitmen Mutu :
Mendesign media menggunakan
referensi-referensi ilmiah

40
sebagai bentuk jaminan mutu.
 Anti Korupsi :
Dalam mendesign media Penulis
selalu disiplin waktu
b. Menyediaka b. Tersedianya  Akuntabilitas :
n bahan media Penulis bertanggung jawab
media sosialisasi dalam menyediakan bahan
sosialisasi media sosialisasi
 Nasionalisme :
Dalam menyediakan bahan
media dilandasi dengan Nilai-
nilai semangat
 Etika Publik :
Dalam menyediakan bahan
media sosialisasi dengan
profesionalisme dan sikap
saling menghargai
 Komitmen Mutu :
Penulis berusaha
mengefisienkan waktu dalam
menyediakan bahan media

41
sosialisasi sehingga kegiatan
dapat berjalan dengan efektif.
 Anti Korupsi :
Dalam menyediakan bahan
media sosialisasi penulis
melakukan secara Mandiri dan
disiplin.
c. Membuat c. Tersedianya  Akuntabilitas :
media sesuai media Dalam membuat media
design sosialisasi penulis
mengutamakan kejelasan dan
konsistensi.
 Nasionalisme :
Dalam membuat media penulis
menggunakan bahasa indonesia
yang baik dan benar.
 Etika Publik :
Penulis cermat dan berhati-hati
dalam memeriksa isi media agar
tidak terjadi kesalahan.
 Komitmen Mutu :

42
Penulis mengutamakan
efektifitas dan efisensi waktu
dalam pembuatan media
sosialisasi.
 Anti Korupsi :
Dalam membuat media
sosialisasi penulis
mengutamakan kejujuran.
Dampak apabila kegiatan ini dilaksanakan yaitu terlaksananya kegiatan sosialisasi sesuai yang direncanakan, sedangkan dampak apabila kegiatan ini
tidak dilaksanakan yaitu tujuan dari sosialisasi tidak tersampaikan . Kendala yang mungkin dihadapi yaitu berubahnya jadwal/tempat kegiatan karena
ada kunjungan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Selatan. Solusi dari dampak tidak laksanakannya kegiatan yaitu intens melakukan
pertemuan dengan atasan dan membuat kontrak waktu pertemuan, sedangkan solusi dari kendala yang mungkin dihadapi yaitu melakukan koordinasi
ke pihak dalam hal ini Dinas Kesehatan jika ada jadwal kunjungan kerja ke UPTD Puskesmas Tumbu-Tumbu Jaya.

KONTRIBUSI
KONTRIBUSI OUTPUT/HASIL OUTPUT / HASIL
OUTPUT / PENGUATAN
TAHAPAN KEGIATAN TERHADAP KEGIATAN
No. KEGIATAN HASIL NILAI
KEGIATAN PENGUATANNILAI DASAR TERHADAP
KEGIATAN ORGANISASI
PNS VISI/MISI
ORGANISASI
3. Melaksanakan a. Menyampaik a. Tersampaikanya  Akuntabilitas : Dengan sosialisasi Dengan

43
kegiatan an undangan undangan Menyampaikan undangan tentang pentingnya CTPS pelaksanaan
sosialisasi sosialisasi sosialisasi dengan penuh Tanggung Jawab sebelum dan sesudah sosialisasi CTPS
tentang Nasionalisme : melakukan tindakan serta yang tepat waktu
pentingnya Penulis menyampaikan 5 moment cuci tangan dan peserta yang
Cuci Tangan undangan dengan tertib. maka menjawab misi antusias serta
serta 5 moment  Etika Publik : yakni “Meningkatkan duduk dengan rapi
cuci tangan Penulis menyampaikan Profesionalisme Sumber tepat waktu, Hal
undangan dengan sopan dan Daya Manusia Dalam ini sejalan dengan
santun pelaksanaan Pelayanan nilai
 Komitmen Mutu : Kesehatan”. “Profesionalisme,
Menyampaikan Undangan Tepat Ramah dan
waktu. Responsif”.
 Anti Korupsi :
Penulis menyampaikan
undangan secara terbuka dan
jujur.
b. Melakukan Tersedianya hasil  Akuntabilitas :
penilaian pre-test Penulis membagikan soal pre-
awal test secara langsung sebagai
dengan bentuk transparansi.
pre-test  Nasionalisme :

44
Melakukan penilaian awal
secara tertib selama tes
berlangsung.
 Etika Publik :
Melakukan penilaian awal
dengan sikap sopan.
 Komitmen Mutu :
Melakukan penialan awal secara
efektif sesuai dengan yang
direncanakan.
 Anti Korupsi :
Melakukan penilaian awal secara
adil dan transparan
c. Menjelaskan Tersampaikannya  Akuntabilitas :
materi materi pentingnya Menyampaikan materi
tentang Cuci tangan d 5 sosialisasi dengan jelas agar

pentingnya moment cuci tangan dapat dipahami peserta.

Cuci tangan  Nasionalisme :


Penulis bersikap bijak dan
pada 5
percaya diri dalam menanggapi
moment cuci
pertanyaan peserta.
 Etika Publik :

45
tangan Penulis cermat dalam melihat
kesesuaian slide pada layar
dengan penjelasan yang
diberikan ketika pemaparan
materi.
 Komitmen Mutu :
Penulis memberikan kesempatan
bertanya dan mempraktekan cara
mencuci tangan pakai sabun agar
peserta tidak bosan ketika
menerima materi merupakan
bentuk kreatifitas dalam
penyampaian materi.
 Anti Korupsi :
Penulis memulai dan mengakhiri
kegiatan tepat waktu
mencerminkan sikap disiplin.
d. Menyimpul Tersedianya a. Akuntabilitas :
kan hasil notulen dan Penulis membuat notulen sesuai
sosialisasi dokumentasi dengan pelaksanaan kegiatan
kegiatan sebagai bentuk

46
pertanggungjawaban atas
kegiatan sosialisasi.
b. Nasionalisme :
Penulis mengisi notulen dengan
bahasa indonesia yang baik
dan benar.
c. Etika Publik
Penulis menggunakan bahasa
yang sopan dalam membuat
notulen.
d. Komitmen Mutu :
Notulen yang ditulis bersumber
dari kegiatan sosialisasi sebagai
bentuk jaminan mutu.
e. Anti Korupsi :
Tidak memanipulasi isi
notulensi merupakan cerminan
dari sikap jujur.
Dampak apabila kegiatan ini dilaksanakan yaitu meningkatkan kepatuhan perawat akan pentingnya hand hygiene, sedangkan dampak apabila
kegiatan ini tidak dilaksanakan yaitu tujuan dari dilaksanakannya kegiatan ini tidak tercapai dan belum optimalnya kesadaran perawat akan
pentingnya hand hygiene. Kendala yang mungkin dihadapi yaitu terjadinya pemadaman lampu. Solusi dari dampak tidak laksanakannya kegiatan

47
yaitu mempersiapkan kegiatan sosialisasi dengan sebaik-baiknya, sedangkan solusi dari kendala yang mungkin dihadapi yaitu menyiapkan genset
dan bahan bakarnya.

KONTRIBUSI OUTPUT/HASIL KONTRIBUSI OUTPUT


OUTPUT / PENGUATAN
TAHAPAN KEGIATAN TERHADAP / HASIL KEGIATAN
No. KEGIATAN HASIL NILAI
KEGIATAN PENGUATANNILAI DASAR TERHADAP VISI/MISI
KEGIATAN ORGANISASI
PNS ORGANISASI
4. Evaluaisi dan a. Menyiapkan a. Tersedianya  Akuntabilitas : Dengan melakukan Dengan
pelaporan bahan evaluasi format evaluasi Penulis menyiapkan format monitoring pada perawat melaksanaan
hand hygiene evaluasi dan mengkonsultasikan di Ruang UGD maka monitoring pada
pada 5 kepada Kepala Puskesmas menjawab visi yakni perawat di
moment sebagai bentuk tanggung jawab “Memelihara dan Ruang UGD
tindakan dan transparansi kegiatan. meningkatkan mutu, menguatkan
keperawatan  Nasionalisme : pemerataan dan dengan nilai
di Ruang Dalam membuat format evaluasi keterjangkauan “Kejujuran,
UGD menggunakan bahasa indonesia pelayanan kesehatan bagi Profesionalisme.
yang baik dan benar. masyarakat“. keterbukaan”.
 Etika Publik :
Penulis menanamkan sikap tekun
dalam membuat format evaluasi.
 Komitmen Mutu :

48
Penulis menyadur dan
memodifikasi format evaluasi
dari referensi yang kredibel
sebagai upaya jaminan mutu alat
monitoring yang digunakan.
 Anti Korupsi :
Penulis disiplin dalam
menyelesaikan penyusunan dan
pembuatan format evaluasi.
b. Melakukan b. Terlaksananya  Akuntabilitas :
monitoring monitoring dan Penulis bersikap konsisten dan
kepatuhan terisinya form transparan dalam melakukan
perawat dalam monitoring monitoring pada perawat Ruang
melakukan UGD.
hand hygiene  Nasionalisme :
pada 5 moment Saling menghargai antar sesama
tindakan rekan sejawat dalam melakukan
keperawatan di monitoring dengan tidak
Ruang UGD mengganggu pelayanan selama
monitoring.
 Etika Publik :

49
Dalam melakukan monitoring
kepatuhan perawat saat
melakukan hand hygiene pada 5
moment tindakan keperawatan,
penulis mengedepankan sikap
profesionalisme.
 Komitmen Mutu :
Pelaksanaan monitoring
kepatuhan perawat dalam
melakukan hand hygiene pada 5
moment tindakan keperawatan di
Ruang UGD merupakan upaya
menjamin mutu pelayanan
kesehatan.
 Anti Korupsi :
Dalam melakukan monitoring,
penulis menanamkan sikap jujur
dalam memberikan penilaian.
c. Merekap hasil c. Tersedianya hasil  Akuntabilitas :
tabulasi data tabulasi evaluasi Tabulasi data merupakan salah
hasil penilaian sebelum dan satu bukti pertangung jawaban

50
responden sesudah penulis atas monitoring yang
sosialisasi telah dilaksanakan.
 Nasionalisme :
Penulis menanamkan sikap
semangat dalam melakukan
tabulasi data hasil penilaian
responden guna mengetahui
kesadaran perawat akan
pentingnya hand hygiene.
 Etika Publik :
Penulis tekun agar dalam
melakukan tabulasi data hasil
penilaian responden dapat
diselesaikan dengan tepat waktu.
 Komitmen Mutu :
Penulis menggunakan waktu
secara efisien dan efektif saat
melakukan tabulasi data hasil
penilaian responden.
 Anti Korupsi :
Tabulasi data hasil penilaian

51
responden dapat
dipertanggungjawabkan
kebenarannya mencerminkan
sikap jujur.
Dampak apabila kegiatan ini dilaksanakan yaitu mengetahui sejauh mana perubahan prilaku perawat UGD dalam melakukan hand hygiene dan 5
moment cuci tangan, sedangkan dampak apabila kegiatan ini tidak dilaksanakan yaitu tidak diketahuinya perubahan prilaku hand hygiene dan 5
moment saat cuci tangan serta efektifiitas dari kegiatan sosialisasi dan pemasangan stiker terhadap prilaku hand hygiene . Kendala yang mungkin
dihadapi yaitu adanya perawat yang sakit/ izin pada saat evaluasi. Solusi dari dampak tidak dilaksanakannya kegaiatan dan kendala dalam
kegiatanya itu mengadakan kontrak waktu ulang dengan perawat yang berhalangan hadir.

KONTRIBUSI OUTPUT
OUTPUT / KONTRIBUSI OUTPUT/HASIL PENGUATAN
TAHAPAN / HASIL KEGIATAN
No KEGIATAN HASIL KEGIATAN TERHADAP NILAI
KEGIATAN TERHADAP VISI/MISI
KEGIATAN PENGUATANNILAI DASAR PNS ORGANISASI
ORGANISASI
5. Menyusun a. Mengumpulka a. Tersedianya  Akuntabilitas : Dengan melaporkan hasil Dengan
hasil kegiatan n bahan-bahan bahan-bahan Dalam mengumpulkan bahan- kegiatan aktualisasi melaporkan
aktualisasi pelaporan untuk membuat bahan yang relevan untuk kepada pimpinan maka hasil kegiatan
kepada laporan membuat Rancangan Aktualisasi menjawab visi yakni aktualisasi
pimpinan merupakan bagian dari “Desa Sehat, Kecamatan kepada
konsistensi penulis. sehat, Konsel hebat pimpinan
Nasionalisme : Menuju indonesia menguatkan

52
Dalam mengumpulkan bahan- Sehat“. nilai
bahan untuk membuat Rancangan “Profesional,
Aktualisasi , penulis menanamkan Kejujuran,
sikap semangat dan bekerja Keterbukaan”.
keras.
 Etika Publik :
Penulis bersikap profesional dan
cermat dalam memilih bahan-
bahan yang relevan untuk
membuat Rancangan Aktualisasi .
 Komitmen Mutu :
Dalam memilih dan memilah
bahan-bahan adalah upaya
menjamin mutu laporan Anti
Korupsi :
Penulis bersikap disiplin dalam
mengumpulkan bahan-bahan
untuk membuat Rancangan
Aktualisasi .
b. Menyusun b. Tersusunnya  Akuntabilitas :
laporan hasil laporan kegiatan Dalam menyusun laporan hasil,

53
pelaksanaan Aktualisasi penulis mengedepankan
Aktualisasi integritas.
 Nasionalisme :
Dalam menyusun lapporan hasil
penulis menggunakan Bahasa
Indonesia sesuai EYD.
 Etika Publik
Penulis menyusun laporan hasil
dengan sikap profesionalisme dan
menghargai pimpinan dan
pembimbing.
 Komitmen Mutu
Menyusun laporan hasil
merupakan upaya penulis dalam
mempertahankan mutu.
 Anti Korupsi:
Penulis menyusun laporan hasil
dengan sikap jujur.
c. Menyampaika c. Tersampaikanya  Akuntabilitas :
n hasil evaluasi hasil Aktualisasi Menyampaikan hasil evaluasi
kepada mentor yang telah dengan penuh Tanggung jawab.

54
dilakukan  Nasionalisme :
kepada mentor Dalam menyampaikan hasil
evaluasi, penulis mengutamakan
musyawarah
 Etika Publik
Dalam menyampaikan hasil
evaluasi Penulis menghargai
pendapat pimpinan.
Komitmen Mutu
Menyampaikan evaluasi kepada
pimpinan untuk mendapat
evaluasi mutu.
 Anti Korupsi
Menyampaikan evaluasi dengan
sikap jujur.
Dampak apabila kegiatan ini dilaksanakan yaitu terlaksananya kegiatan habituasi dan merealisasikan rancangan aktualisasi, sedangkan dampak bila
kegiatan tidak dilaksanakan yaitu tidak adanya bukti telah melaksanakan habituasi dan rancangan aktualisasi. Kendala yang mungkin dihadapi yaitu
hilangya bahan-bahan untuk membuat laporan kegiatan aktualisasi. Solusi dari dampak tidak laksanakannya kegiatan yaitu menyusun laporan dengan
tekun serta tak lupa berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa agar diberikan kelancaran dan kesehatan dalam melaksanakan kegiatan aktualisasi.
Sedangkan solusi dari kendala yang mungkin dihadapi yaitu menyimpan file tidak pada satu tempat.

55
3.3. Estimasi Biaya Kegiatan
Tabel Estimasi Biaya

NO ITEM BARANG HARGA JUMLAH


JUMLAH SATUAN SATUAN
1 Kertas A4 2 Rim 49.000 98.000
2 Printer 1 Buah 1.200.000 1.200.000
3 Banner 1 Buah 200.000 200.000
4 Sticker 10 Lembar 5.000 50.000
5 Tinta 1 Botol 120.000 120.000
JUMLAH 1.668.000

3.4. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan


Pelaksanaan kegiatan aktualisasi lapangan (off class) ini dilaksanakan berdasarkan kalender Latihan Dasar CPNS Golongan II lingkup
Pemerintah Kabupaten Konawe Selatan yaitu dimulai tanggal 04 Oktober s/d 09 November 2021 di UPTD Puskesmas Tumbu-Tumbu
Jaya Kecamatan Kolono Timur Kabupaten Konawe selatan.

Oktober BUKTI
N KEGIAT TANGGAL KEGIATAN
o. AN
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7 8 9
1. Kegiatan 1
2. Kegiatan 2
3. Kegiatan 3
4. Kegiatan 4
5. Kegiatan 5

Keterangan :
 : Hari Libur
 :Aktualisas

56
BAB IV
CAPAIAN HASIL AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR ASN
4.1. Kendala dan Antisipasi
Habituasi secara harfiah diartikan sebagai sebuah proses pembiasaan pada/atau
dengan “sesuatu” supaya menjadi terbiasa atau terlatih untuk melakukan suatu kegiatan
yang bersifat instrinsik pada lingkungan kerja. Untuk melakukan kebiasaan itu tentunya
diperlukan suatu rancangan yang benar-benar tepat, agar apa yang kita lakukan tidak
sia-sia. Dalam melaksanakan aktualisasi ditempat kerja ini tentunya akan ditemui
beberapa kendala yang akan dihadapi, oleh sebab itu perlu kita lakukan langkah-
langkah antisipasi.
Adapun kendala dan antisipasinya, yaitu sesuai dengan tabel berikut:
Tabel 4.1 : Kendala dan antisipasi dalam aktualisasi dan habituasi
No. Uraian Kegiatan Kendala Antisipasi
1. Melakukan konsultasi Tidak ada kendala Tidak ada antisipasi dalam
kepada pimpinan terkait dalam kegiatan ini kegiatan ini
kegiatan yang akan
dilaksanakan

2. Membuat media sosialisasi Kendala dalam Mencari tempat yang ada


tentang pentingnya Cuci kegiatan ini adalah akses jaringan internet dan
Tangan dan 5 moment cuci tidak adanya meminjam gawai yang
tangan menggunakan jaringan internet mendukung dalam
XBanner untuk mencari pembuatan design media
referensi terkait sosialisasi
design media
sosialisasi dan gawai
yang tidak
mendukung untuk
membuat design
3. Melaksanakan kegiatan Tidak ada kendala Melakukan koordinasi
sosialisasi tentang dalam kegiatan ini kembali pada Pimpinan
pentingnya Cuci Tangan dan Pj. Ruang UGD agar

57
dan5 moment cuci tangan menyampaikann pada staf
Ruang UGD terkait
pelaksanaan kegiatan
sosilisasi sehari sebelum
kegiatan dilaksanakan.
4. Melakukan monitoring Tidak ada kendala Tidak ada antisipasi dalam
kepatuhan perawat dalam dalam kegiatan ini kegiatan ini
melakukan hand hygiene
pada 5 momen di ruang
UGD
5. Menyusun dan melaporkan Tidak ada kendala  Menyusun laporan
hasil kegiatan aktualisasi dalam kegiatan ini aktualisasi berdasarkan
kepada pimpinan data yang benar dan
valid serta melakukan
konsultasi dengan
pimpinan dan coach
secara itensif.
 Menyimpan file laporan
aktualisasi pada beberapa
media penyimpanan
misalnya hp dan hardisk
untuk mencegah file
hilang.

58
4.2. Capaian Kegiatan Aktualisasi (Habituasi)
Kegiatan aktualisasi yang telah dirancang, akhirnya dapat dilaksanakan dan diselesaikan
dengan baik tepat pada waktunya meskipun terdapat beberapa kendala di lapangan,
namun berkat bantuan mentor dan coach kegiatan ini dapat teraktualisasikan seluruhnya.
No Kegiatan Waktu Capaian Output Keterangan
Pelaksanaan Kegiatan
(%)
1 Melakukan konsultasi 4 s/d 9 100% Foto Kegiatan Tercapai
pelaksanaan kegiatan Oktober
Surat persetujuan
kepada pimpinan 2021
2 Membuat media 11 s/d 16 100% Foto Kegiatan Tercapai
sosialisasi berupa Oktober Media Sosialisasi
banner tentang 2021
pentingnya cuci
tangan dan 5 moment
cuci tangan
3 Melaksanakan 18 s/d 21 100% Foto kegiatan Tercapai
sosialisasi tentang Oktober Notulen kegiatan
pentingnya cuci 2021 Hasil pretest
tangan
4 Evaluasi pelaporan 21 Oktober 100% Foto kegiatan Tercapai
cuci tangan dan 5 s/d 5 Bahan Evaluasi
momen dalam November Hasil monitoring
melakukan tindakan 2021
keperawatan
5 Menyusun dan 5 s/d 8 100% Foto kegiatan Tercapai
melaporkan hasil November Laporan hasil
kegiatan 2021 aktualisasi

59
4.3. Hasil Aktualisasi
Tabel 4.2: Hasil aktualisasi nilai-nilai dasar ASN
Kegiatan 1 Melakukan konsultasi pelaksanaan kegiatan kepada pimpinan
Tanggal 4 sampai 9 Oktober 2021
Lampiran 1. Dokumentasi menyiapkan bahan konsultasi
2. Dokumentasi meminta arahan dan petunjuk pimpinan (Foto
bersama Kepala Puskesmas dan Mentor)
3. Dokumentasi hasil konsultasi dengan pimpinan
4. Dokumen dan dokumentasi surat persetujuan pimpinan dalam
rangka rencana pelaksanaan kegiatan aktualisasi
1. Uraian Kegiatan Yang Memuat Nilai Dasar Yang Melandasi :
Melakukan konsultasi merupakan kegiatan awal dari seluruh kegiatan
aktualisasi. Selaku atasan, Kepala Puskesmas wajib mengetahui kegiatan-kegiatan
yang akan dilaksanakan di Puskesmas yang bertujuan untuk membina kerja sama
bawahan. Kegiatan melakukan konsultasi dan meminta izin pimpinan/mentor
mengandung nilai Manajemen ASN. Kegiatan konsultasi dan meminta izin
pimpinan mengandung asas profesional dan akuntabilitas yakni segala bentuk
kegiatan dalam organisasi wajib terlebih dahulu dikonsultasikan dan mendapat izin
dari pimpinan, demi menghindari benturan kepentingan pribadi dan memastikan
kegiatan tersebut akuntabel dan bermanfaat untuk organisasi.
Keterkaitan dengan nilai ANEKA:
1) Menyiapkan bahan konsultasi yang akan disampaikan kepada Kepala
Puskesmas
 Akuntabilitas: Nilai akuntabilitas yang terkandung ialah tanggung jawab,
bahwa dalam menyiapkan bahan konsultasi, penulis melakukan secara
bertanggung jawab sebagai bentuk penghargaan kepada Kepala Puskesmas.
 Nasionalisme: Nilai nasionalisme yang terkandung ialah semangat, bahwa
dalam menyiapkan bahan konsultasi, penulis penuh semangat.
 Etika Publik: Nilai etika publik yang terkandung ialah bersikap jujur, bahwa
penulis bersikap jujur ketika melakukan konsultasi dengan pimpinan.
 Komitmen mutu: Nilai komitmen mutu yang terkandung ialah efektif, bahwa
penulis menyiapkan bahan konsultasi sebelum melakukan konsultasi kepada
Kepala Puskesmas sehingga pertemuan bisa berjalan dengan efektif.

60
 Anti korupsi: Nilai Anti korupsi yang terkandung ialah mandiri, bahwa
sebelum melakukan konsultasi, penulis mencetak bahan yang akan
dikonsultasikan sebagai bentuk kemandirian.
2) Menyampaikan bahan konsultasi kepada pimpinan
 Akuntabilitas: Nilai akuntabilitas yang terkandung ialah transparansi, bahwa
tersampaikanya bahan konsultasi kepada mentor merupakan wujud
transparansi.
 Nasionalisme: Nilai nasionalisme yang terkandung ialah etos kerja, bahwa
dalam menyampaikan informasi merupakan wujud etos kerja.
 Etika Publik: Nilai etika publik yang terkandung ialah tulus dan tekun, bahwa
dalam menyampaikan bahan konsultasi, penulis melakukannya dengan tulus
dan tekun.
 Komitmen mutu: Nilai komitmen mutu yang terkandung ialah efektif dan
efisien, bahwa dalam menyiapkan format konsultasi, penulis menggunakan
waktu secara efektif dan efisien.
 Anti korupsi: Nilai Anti korupsi yang terkandung ialah berani, bahwa dalam
menyampaikan bahan konsultasi merupakan bentuk sikap berani untuk
mendapatkan dukungan pimpinan.
3) Meminta arahan dan petunjuk pimpinan
 Akuntabilitas: Nilai akuntabilitas yang terkandung ialah konsisten, bahwa
dalam meminta arahan dan petunjuk pimpinan, penulis secara konsisten
melaksanakan arahan dan petunjuk dari pimpinan.
 Nasionalisme: Nilai nasionalisme yang terkandung ialah semangat, bahwa
penulis menanamkan sikap semangat pantang menyerah dalam menerima
arahan, petunjuk maupun koreksi dari pimpinan.
 Etika Publik: Nilai etika publik yang terkandung ialah sikap hormat, sopan
dan santun, bahwa dalam berkomunikasi dengan pimpinan, penulis bersikap
hormat, sopan dan santun.
 Komitmen mutu: Nilai komitmen mutu yang terkandung ialah mutu, bahwa
dalam meminta arahan dan petunjuk dari pimpinan merupakan upaya penulis
dalam mempertahankan mutu kegiatan.
 Anti korupsi: Nilai Anti korupsi yang terkandung ialah jujur, bahwa penulis
mencatat dengan jujur rekomendasi ataupun arahan dan petunjuk sesuai

61
dengan apa yang telah disampaikan oleh pimpinan.
4) Meminta surat persetujuan pelaksanaan aktualisasi
 Akuntabilitas: Nilai akuntabilitas yang terkandung ialah terbuka, bahwa dalam
meminta persetujuan, penulis bersikap terbuka dalam memberikan penjelasan
kepada pimpinan atas kegiatan yang akan dilaksanakan.
 Nasionalisme: Nilai nasionalisme yang terkandung ialah musyawarah dan
mufakat, bahwa dalam meminta persetujuan pimpinan, penulis melakukan
musyawarah dan mufakat atas kegiatan yang akan dilakukan.
 Etika Publik: Nilai etika publik yang terkandung ialah sikap hormat, bahwa
penulis menghormati keputusan pimpinan terkait persetujuan akan kegiatan
yang akan dilaksanakan.
 Komitmen mutu: Nilai komitmen mutu yang terkandung ialah mutu, bahwa
penulis mengarsipkan dan menyimpan dengan baik surat persetujuan kegiatan
sebagai bentuk jaminan mutu.
 Anti korupsi: Nilai Anti korupsi yang terkandung ialah tepat waktu, bahwa
penulis tepat waktu dalam membuat surat izin pada admin puskesmas
sehingga kegiatan dapat berjalan sesuai rencana merupakan cerminan sikap
disiplin.
2. Teknik Aktualisasi Yang Dipergunakan Dan Bukti Fisik Kegiatan/Evidence
1) Menyiapkan bahan konsultasi yang akan disampaikan kepada Kepala
Puskesmas:

62
2) Meminta arahan dan petunjuk pimpinan :

3) Memperoleh arahan

4) Telah memperoleh surat persetujuan pelaksanaan

3. Deskripsi Proses Dan Kualitas Produk Kegiatan


1) Menyiapkan bahan konsultasi yang akan disampaikan kepada Kepala Puskesmas

63
Sebelum melakukan konsultasi, penulis menyiapkan bahan konsultasi
dengan cermat untuk disampaikan kepada Kepala Puskesmas sebagai bentuk
tanggung jawab terhadap kegiatan yang akan dilakukan, dengan menggunakan
Bahasa Indonesia agar pertemuan berjalan dengan efektif. Setelah penulis
menyusun bahan aktualisasi, penulis mencetak bahan yang akan dikonsultasikan
sebagai bentuk kerja mandiri. Adapun output dari kegiatan ini ialah
tersedianya bahan konsultasi yang akan disampaikan kepada Kepala
Puskesmas.
2) Menyampaikan bahan konsultasi kepada pimpinan/mentor
Dalam menyampaikan konsultasi kepada pimpinan, penulis terlebih
dahulu memastikan adanya pimpinan di ruang kerja dan tidak sedang menerima
tamu sehingga waktu dapat digunakan dengan efektif dan efisien.
Tersampaikanya bahan konsultasi kepada pimpinan/mentor.
3) Meminta arahan dan petunjuk pimpinan
Dalam melakukan konsultasi untuk meminta arahan dan petunjuk dari
pimpinan penulis datang tepat waktu, dimana saat bertemu terlebih dahulu
penulis mengucapkan salam dan mengetuk pintu sebelum masuk di ruangan dan
saat berkonsultasi penulis menggunakan bahasa Indonesia, bersikap sopan santun
dan bersikap hormat dalam menyampaikan maksud dan tujuan agar apa yang
disampaikan jelas. Mencatat masukan dari kepala puskesmas agar konsultasi
berjalan dengan efektif dan efisien. Dalam menerima arahan dan petunjuk dari
pimpinan penulis menanamkan sikap semangat dan terbuka dalam menerima
saran dan masukan dari pimpinan. Memperoleh arahan dan petunjuk.
4) Meminta surat persetujuan pelaksanaan aktualisasi
Dalam meminta persetujuan pimpinan atas kegiatan yang akan dilakukan
penulis datang tepat waktu, mengucapkan salam dan mengetuk pintu sebelum
masuk di ruangan. Saat memasuki ruangan penulis bersikap sopan santun.
Adapun kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan, penulis sampaikan dengan
terbuka dan melakukan musyawarah mufakat bersama dengan pimpinan. Setelah
diberikan persetujuan penulis meminta izin untuk bertemu KTU agar dibuatkan
surat persetujuan untuk melakukan kegiatan aktualisasi, kemudian meminta
tanda tangan Kepala Puskesmas sebagai bukti persetujuan. Adapun output dari
kegiatan ini ialah terbitnya surat izin dari pimpinan untuk melaksanakan

64
kegiatan aktualisasi.
4. Manfaat kegiatan terhadap pencapaian visi, misi dan tugas organisasi
Dengan melakukan konsultasi kepada pimpinan terkait kegiatan yang
akan dilaksanakan sejalan dengan Visi yakni “Desa sehat, Kecamatan sehat,
Konawe Selatan hebat dan Indonesia sehat” dan meningkatkan nilai
“profesionalisme dan keterbukaan”.
5. Analisis Dampak (Terhadap Satuan Kerja, Organisasi Dan Masyarakat) Jika
Aktualisasi Tidak Berdasarkan NDS
a. Dampak Terhadap Satuan Kerja
Jika konsultasi kepada pimpinan tidak dilakukan dan tidak berdasarkan nilai-
nilai ANEKA, maka akan ditemui banyak kendala dalam pelaksanaan
aktualisasi dan bila terdapat masalah, mentor belum tentu akan membantu
penyelesaiannya karena tidak adanya konsultasi awal mengenai kegiatan yang
dilakukan dalam aktualisasi kegiatan tidak berjalan dengan efektif.
b. Dampak Terhadap Organisasi
Jika konsultasi kepada pimpinan tidak dilakukan dan tidak berdasarkan nilai-
nilai ANEKA, maka kegiatan aktualisasi yang sedianya akan dilaksanakan
tidak akan berjalan dengan baik yang berdampak pada adanya benturan dengan
kegiatan lain yang berjalan di Puskesmas dan tujuan yang diharapkan dari
kegiatan tidak dapat dicapai. Hal ini menggambarkan tidak adanya keterbukaan
terkait kegiatan dan penghargaan kepada rekan sejawat dan pimpinan.
c. Dampak Terhadap Masyarakat
Konsultasi kepada pimpinan atas pelaksanaan aktualisasi yang dilakukan tidak
berdasarkan nilai ANEKA, maka pelayanan yang diberikan oleh perawat UGD
tidak berjalan dengan optimal sehingga berdampak pada menurunnya mutu
pelayanan publik.
6. Keterkaitan Dengan Peran dan Kedudukan ASN
Pelaksanaan kegiatan konsultasi dengan pimpinan merupakan bentuk
implementasi dari manajemen ASN sebagai ASN yang bertanggung jawab dan
professional, melakukan koordiasi kegiatan dengan pimpinan merupakan wujud
WoG, yang akan melahirkan sebuah kegiatan yang baik dalam mewujudkan
Pelayanan Publik.

65
Kegiatan 2 Membuat media sosialisasi berupa banner tentang pentingnya cuci
tangan dan 5 momen cuci tangan
Tanggal 11 sampai 16 Oktober 2021
Lampiran 1. Dokumentasi mendesign media sosialisasi
2. Dokumentasi menyediakan bahan
3. Dokumentasi membuat media
1. Uraian Kegiatan Yang Memuat Nilai Dasar Yang Melandasi :
Membuat media sosialisasi merupakan rangkaian dari suatu kegiatan
sosialisasi. Dalam membuat media sosialisasi sikap cermat, jujur, tekun dan disiplin
selalu penulis tanamkan didalam diri agar kegiatan dapat berjalan dengan baik dan
lancar. Hal ini sejalan dengan nilai Manajemen ASN.
Keterkaitan dengan nilai ANEKA:
a. Mendesign media sosialisasi
 Akuntabilitas: Nilai akuntabilitas yang terkandung ialah tanggung jawab,
bahwa dalam mendeign media sosialisasi merupakan bentuk tanggung jawab
penulis terhadap kegiatan yang akan dilakukan.
 Nasionalisme: Nilai nasionalisme yang terkandung ialah Bahasa Indonesia,
bahwa dalam mendesign media sosialisasi, penulis menggunakan Bahasa
Indonesia yang baik dan benar.
 Etika Publik: Nilai etika publik yang terkandung ialah tekun, bahwa penulis
tekun dalam mendesign media sosialisasi agar segera terselesaikan.
 Komitmen mutu: Nilai komitmen mutu yang terkandung ialah mutu, bahwa
penulis mengambil referensi-referensi ilmiah dalam mendesign media
sosialisasi sebagai bentuk jaminan mutu.
 Anti korupsi: Nilai Anti korupsi yang terkandung ialah disiplin, bahwa penulis
disiplin dalam menggunakan waktu dalam membuat materi sosialisasi.
b. Menyediakan bahan media sosialisasi
 Akuntabilitas: Nilai akuntabilitas yang terkandung ialah tanggung jawab,
bahwa penulis bertanggung jawab menyediakan bahan media sosialisasi.
 Nasionalisme: Nilai nasionalisme yang terkandung ialah semangat, bahwa
penulis dalam menyediakan bahan media sosialisasi dengan penuh semangat
 Etika Publik: Nilai etika publik yang terkandung ialah profesionalisme dan
sikap menghargai, bahwa dalam menyediakan bahan media sosialisasi dengan

66
profesionalisme
 Komitmen mutu: Nilai komitmen mutu yang terkandung ialah efektif dan
efisien, bahwa penulis berusaha mengefisienkan waktu dalam menyedediakan
bahan media sosialisasi.
 Anti korupsi: Nilai Anti korupsi yang terkandung ialah mandiri dan disiplin,
dalam menyediakan bahan media sosialisasi penulis melakukan secara
mandiri.
c. Membuat media sesuai design
 Akuntabilitas: Nilai akuntabilitas yang terkandung ialah kejelasan dan
konsistensi, bahwa dalam membuat media sosialisasi membutuhkan kejelasan
dan konsistensi.
 Nasionalisme: Nilai nasionalisme yang terkandung ialah bahasa indonesia,
bahwa penulis dalam membuat membuat media sosialisasi cuci tangan dan 5
moment cuci tangan, penulis menggunakan bahasa indonesia yang baik dan
benar.
 Etika Publik: Nilai etika publik yang terkandung cermat dan berhati-hati,
bahwa penulis cermat dan berhati-hati dalam memeriksa isi media agar tidak
terjadi kesalahan.
 Komitmen mutu: Nilai komitmen mutu yang terkandung ialah efektifitas dan
efisensi, bahwa penulis mengutamakan efektifitas dan efisensi waktu dalam
pembuatan media sosialisasi.
 Anti korupsi: Nilai Anti korupsi yang terkandung ialah jujur, bahwa penulis
dalam membuat media sosialisasi dengan sikap jujur.
2. Teknik Aktualisasi Yang Dipergunakan Dan Bukti Fisik Kegiatan/Evidence
a. Mendesign media sosialisasi :

67
b. Menyediakan bahan media sosialisasi:

c. Membuat media sosialisasi sesuai design:

3. Deskripsi Proses Dan Kualitas Produk Kegiatan


a. Mendesign media sosialisasi
Dalam mendesign media sosialisasi terlebih dahulu mengumpulkan
bahan-bahan dari referensi ilmiah, lalu memilah dan memilih bahan dengan
cermat dan sesuai dengan judul aktualisasi dan keadaan di UPTD Puskesmas

68
Tumbu-Tumbu Jaya. Melakukan konsultasi kepada mentor dan coach dengan
Bahasa Indonesia yang baik dan bersikap sopan santun mengenai materi yang
disusun seta meminta masukan dan saran. Adapun output dari kegiatan ini
ialah tersedianya rancangan media sosilisasi.
b. Menyediakan bahan media sosialisasi
Dalam menyediakan bahan media sosialisasi, penulis mencari beberapa
bahan yang cukup bagus dan mencari harga yang terjangkau. Adapun output
dari kegiatan ini ialah tersedianya bahan media sosialisasi.
c. Membuat media sesuai design
Dalam membuat media sesuai design, penulis mencari beberapa
percetakan yang dianggap bagus, agar hasil media yang dhasilkan layak untuk d
tampilkan. Adapun output dari kegiatan ini ialah tersedianya media
sosialisasi.
4. Manfaat kegiatan terhadap pencapaian visi, misi dan tugas organisasi
Dengan meembuat media sosialisasi tentang pentingnya cucitangan dan 5 momen
cuci tangan dengan media banner menjawab misi yakni “meningkatkan
profesionalisme sumber daya manusia dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan” dan
meningkatkan nilai “profesionalisme dan keterbukaan”.
5. Analisis Dampak (Terhadap Satuan Kerja, Organisasi Dan Masyarakat) Jika
Aktualisasi Tidak Berdasarkan NDS
a. Dampak Terhadap Satuan Kerja
Jika membuat media sosialisasi tidak dilakukan dan tidak berdasarkan nilai-
nilai ANEKA, maka kegiatan bisa saja berjalan tidak sesuai harapan ataupun
tidak dapat dilaksanakannya kegiatan karena tidak adanya koordinasi yang
mencerminkan tidak adanya tanggung jawab penulis terhadap kegiatan.
b. Dampak Terhadap Organisasi
Jika membuat media sosialisasi tidak dilakukan dan tidak berdasarkan nilai-
nilai ANEKA, maka kegiatan sosialisasi yang akan dilaksanakan tidak
terkoordinasi dengan baik dengan peserta dan pimpinan, materi yang
dibawakan tidak sesuai dengan kondisi dilapangan sehingga kegiatan yang
dilakukan tidak tepat sasaran. Selain itu menimbulkan tidak adanya
profesionalitas kerja dan ketekunan dalam melaksanakan kegiatan.
c. Dampak Terhadap Masyarakat

69
Jika mebuat media sosialisasi tidak dilakukan dan tidak berdasarkan nilai-nilai
ANEKA, maka masyarakat dapat melihat dan merasakan tidak adanya
harmonisasi dan sinergitas antar petugas dalam memberikan pelayanan di
Puskesmas yang mencerminkan rendahnya rasa gotong royong dan partisipatif
dalam upaya meningkatkan pelayanan pada masyarakat.
6. Keterkaitan dengan Peran dan Kedudukan ASN
Dalam membuat media sosialisasi di butuhkan manajemen waktu tempat dan
biaya sebagai wujud Manajemen ASN, berkoordinasi dengan pihak percetakan
merupakan wujud dari WoG.

Kegiatan 3 Melaksanakan kegiatan sosialisasi tentang pentingnya Cuci Tangan


serta 5 moment cuci tangan
Tanggal 18 sampai 20 Oktber 2021
Lampiran 1. Dokumentasi pembagian dan pengisian soal pre-test
2. Dokumentasi pemaparan materi tentang pentingnya CTPS pada 5
moment
3. Dokumen notulen kegiatan sosialiasi
1. Uraian Kegiatan Yang Memuat Nilai Dasar Yang Melandasi :
Kegiatan “Sosialisasi tentang pentingnya Cuci Tangan sebelum dan
sesudah melakukan tindakan serta 5 moment cuci tangan” mengandung nilai
Manajemen ASN dimana dalam pelaksanaan sosialisasi, penulis menjaga sikap
sopan dan santun dalam pemaparan materi, transparan dalam memberikan penilaian
pre-test dan adanya komitmen, partisipatif serta konsistensi dari penulis dan peserta
untuk melakukan hand hygiene dalam setiap melakukan tindakan keperawatan.
Sosialisasi dan penggalangan komitmen cuci tangan merupakan upaya meningkatan
mutu layanan puskesmas dan upaya melibatkan seluruh stakeholder dan lapisan
masyarakat dalam upaya pencegahan dan pengendalian penularan penyakit sebagai
bagian dari nilai Pelayanan Publik dan Whole of Goverment.
Keterkaitan dengan nilai ANEKA :
a. Menyampaikan undangan sosialisasi
 Akuntabilitas: Nilai akuntabilitas yang terkandung ialah kejelasan dan
konsistensi, bahwa dalam menyampaikan undangan, ada kejelasan dan

70
konsistensi dalam menetapkan waktu dan tempat pelaksanaan.
 Nasionalisme: Nilai nasionalisme yang terkandung ialah tertib, bahwa penulis
dalam menyampaikan undangan sosialisasi cucu tangan dan 5 moment cuci
tangan, penulis tertib administrasi.
 Etika Publik: Nilai etika publik yang terkandung sopan dan santun, bahwa
penulis bersikap sopan dan santun dalam menyampaikan undangan.
 Komitmen mutu: Nilai komitmen mutu yang terkandung ialah efektifitas dan
efisensi, bahwa penulis mengutamakan efektifitas dan efisensi waktu dalam
pembuatan undangan.
 Anti korupsi: Nilai Anti korupsi yang terkandung ialah jujur, bahwa penulis
menyampaikan undangan dengan benar dan jelas pada Pj. Ruang UGD dan
Grup WA Puskesmas merupakan bagian dari kejujuran.
b. Melakukan penilaian awal dengan pre-test
 Akuntabilitas: Nilai akuntabilitas yang terkandung ialah transparansi, bahwa
penulis membagikan soal pre-test secara langsung sebagai bentuk
transparansi.
 Nasionalisme: Nilai nasionalisme yang terkandung ialah tertib, bahwa penulis
memberi teguran kepada peserta apabila membuat kegaduhan agar suasana
kegiatan sosialisasi tetap tertib selama tes berlangsung.
 Etika Publik: Nilai etika publik yang terkandung ialah sopan, bahwa penulis
menegur dengan sopan apabila ada peserta yang membuat kegaduhan selama
tes.
 Komitmen mutu: Nilai komitmen mutu yang terkandung ialah efektif, bahwa
penulis memberi batasan waktu pengisian soal pre-test agar kegiatan berjalan
efektif sesuai dengan yang direncanakan.
 Anti korupsi: Nilai Anti korupsi yang terkandung ialah adil dan transparan,
bahwa penulis adil dan transparan dalam memberikan penilaian.
c. Menjelaskan materi tentang pentingnya cuci tangan pada 5 moment cuci
tangan
 Akuntabilitas: Nilai akuntabilitas yang terkandung ialah jelas, bahwa penulis
menyampaikan materi sosialisasi dengan jelas agar dapat dipahami peserta.
 Nasionalisme: Nilai nasionalisme yang terkandung ialah bijak dan percaya
diri, bahwa penulis bersikap bijak dan percaya diri dalam menanggapi

71
pertanyaan peserta.
 Etika Publik: Nilai etika publik yang terkandung cermat, bahwa penulis
cermat dalam melihat kesesuaian slide pada layar dengan penjelasan yang
diberikan ketika pemaparan materi.
 Komitmen mutu: Nilai komitmen mutu yang terkandung ialah kreatifitas,
bahwa penulis memberikan kesempatan bertanya dan mempraktekan cara
mencuci tangan pakai sabun agar peserta tidak bosan ketika menerima materi
merupakan bentuk kreatifitas dalam penyampaian materi.
 Anti korupsi: Nilai Anti korupsi yang terkandung ialah disiplin, bahwa penulis
memulai dan mengakhiri kegiatan tepat waktu mencerminkan sikap disiplin.
d. Menyimpulkan hasil sosialisasi
 Akuntabilitas: Nilai akuntabilitas yang terkandung ialah tanggung jawab,
bahwa penulis membuat notulen sesuai dengan pelaksanaan kegiatan sebagai
bentuk pertanggungjawaban atas kegiatan sosialisasi.
 Nasionalisme: Nilai nasionalisme yang terkandung ialah bahasa indonesia,
bahwa penulis mengisi notulen dengan bahasa indonesia yang baik dan benar.
 Etika Publik: Nilai etika publik yang terkandung ialah sopan, bahwa penulis
menggunakan bahasa yang sopan dalam membuat notulen.
 Komitmen mutu: Nilai komitmen mutu yang terkandung ialah mutu, bahwa
penggalangan komitmen kepatuhan hand hygiene merupakan bentuk
peningkatan mutu layanan kesehatan.
 Anti korupsi: Nilai Anti korupsi yang terkandung ialah peduli, bahwa penulis
dan peserta sosialiasi diharapkan meningkatkan kepedulian akan komitmen
kepatuhan hand hygiene.
2. Teknik Aktualisasi Yang Dipergunakan Dan Bukti Fisik Kegiatan/Evidence
a. Menyampaikan undangan sosialisasi:

72
b. Melakukan penilaian awal dengan pre-test :

c. Menjelaskan materi tentang pentingnya CTPS pada 5 moment cuci tangan :

73
d. Membuat notulen dan dokumentasi kegiatan:

3. Deskripsi Proses Dan Kualitas Produk Kegiatan


a. Menyampaikan undangan sosialisasi
Dalam menyiapkankan undangan secara konsisten melaksanakan hasil
kesepakatan sebelumnya bersama dengan Pimpinan dan Pj. Ruang UGD dalam
menentukan waktu dan tempat pelaksanaan. Kegiatan ini diawali dengan
menghadap pada KTU untuk dibuatkan surat undangan kegiatan sosilisasi
tentang pentingnya cucu tangan dan 5 moment cuci tangan , meminta nomor
surat dan tanda tangan Kepala Puskesmas sebagai bukti transparansi kegiatan.
Selanjutnya sebelum dan sesudah dilakukan pencetakan undangan, melakukan
pemeriksaan dengan cermat dan berhati-hati terkait isi undangan agar tidak
terjadi kesalahan sebagai bentuk jaminan mutu setiap rangkaian kegiatan. Lalu
dilanjutkan dengan penyerahan undangan kepada Pj. Ruang UGD, Kepala
Puskesmas dan admin sebagai arsip serta di teruskan dengan mengundang
melalui grup WA puskesmas. Adapun output dari kegiatan ini ialah
tersampaikanya undangan
b. Melakukan penilaian awal dengan pre-test
Dalam melakukan penilaian awal, diawali dengan pembagian soal dan
lembar jawaban yang dilakukan dihadapan Kepala Puskesmas dan Pj. Ruang
UGD untuk menjamin bahwa tidak ada kebocoran soal sebelumnya
(transparansi). Menginstruksikan agar peserta mengisi soal dengan nama dan
ruang sesuai tempat bekerja, memberi tanda silang (x) pada lembar jawaban

74
untuk opsi jawaban yang dipilih dan memberi tanda sama dengan (=) pada
jawaban yang telah disilang untuk mengganti jawaban, menjaga ketertertiban dan
memberikan batasan waktu 8 menit untuk menjawab soal. Memberikan teguran
dengan sopan apabila ada peserta yang membuat kegaduhan selama tes. Setelah
waktu habis penulis mengumpulkan soal dan lembar jawaban peserta agar
kegiatan berjalan dengan efektif. Adapun output dari kegiatan ini ialah
tersedianya hasil pre-test.
c. Menjelaskan materi tentang pentingnya cuci tangan pada 5 moment cuci tangan
Sebelum memaparkan materi, penulis telah lebih dahulu mempelajari
materi yang akan disampaikan pada hari sebelum pelaksanaan kegiatan agar
penulis percaya diri ketika tampil membawakan materi, menguasai isi materi, isi
materi dapat tersampaikan dengan jelas dan dapat dimengerti oleh peserta
kegiatan sosialisasi. Penulis membuka kegiatan pemaparan materi sosialisasi
dengan mengucapkan salam serta memberi penghormatan kepada Kepala
Puskesmas selaku pimpinan dan Pj,Ruang UGD selaku pimpinan di Ruang UGD
dan berterimaksih atas partsipasi dan kehadiran peserta pada kegiatan ini. Materi
diawali dengan menanyakan pada peserta apakah ada yang mengetahui
pengertian dari cuci tangan, setelah beberapa peserta menjawab, penulis
menerangkan pengertian dari cuci tangan sesuai pendapat para ahli kesehatan.
Pemaparan materi dilanjutkan dengan menjelaskan mengapa kita sebagai petugas
kesehatan harus mencuci tangan, tujuan CTPS, kapan harus mencuci tangan,
efektifitas penggunaan jenis sabun dalam melakukan hand hygiene terhadap
pencegahan penyakit, trias penyakit menular. Kemudian meminta peserta untuk
menyebutkan penyakit yang timbul akibat tidak mencuci tangan, lalu
menjelaskan penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan cuci tangan pakai
sabun (CTPS). Selanjutnya penulis memaparkan ilustrasi kasus jika petugas tidak
mencuci tangan. Pada akhir materi penulis menjelaskan cara cuci tangan pakai
sabun dan cara cuci tangan dengan media alkohol atau cairan desinfektan dan
mempraktekan pada seluruh peserta. Kemudian memanggil salah satu peserta
untuk maju kedepan lalu bersama penulis mempraktekan cuci tangan pakai sabun
yang diikuti oleh seluruh peserta kegiatan sosialisasi. Dilanjutkan dengan
melakukan sesi tanya jawab dengan peserta terkait materi yang dibawakan.
Penulis menutup pemaparan materi dengan menyampaikan tackline “biasa

75
bersih, hidup lebih sehat, ayo biasakan cuci tangan” dan mengucapkan salam.
Adapun output dari kegiatan ini ialah tersampaikannya materi pentingnya
cuci tangan pada 5 moment cuci tangan.
d. Menyimpulkan hasil sosialisasi
Dalam membuat notulen penulis mengambil sumber notulen dari
rekaman video kegiatan sosialisasi dan catatan-catatan selama kegiatan
sosialisasi sebagai bentuk jaminan mutu sehingga isi notulensi yang dituliskan
sesuai keadaan sebenarnya. Sedangkan dokumentasi kegiatan dilakukan oleh
salah satu rekan dengan terlebih dahulu meminta persetujuan dan kesediannya
sebelum kegiatan dimulai.
4. Manfaat kegiatan terhadap pencapaian visi, misi dan tugas organisasi
Dengan sosialisasi tentang pentingnya CTPS sebelum dan sesudah
melakukan tindakan serta 5 moment cuci tangan maka menjawab misi yakni
“meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia dalam pelaksanaan pelayanan
kesehatan” dan meningkatkan nilai “profesionalisme, ramah dan responsif”.
5. Analisis Dampak (Terhadap Satuan Kerja, Organisasi Dan Masyarakat) Jika
Aktualisasi Tidak Berdasarkan NDS
a. Dampak Terhadap Satuan Kerja
Jika kegiatan sosialisasi tidak dilakukan dan tidak berdasarkan nilai-nilai
ANEKA, maka upaya untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman akan
pentingnya cuci tangan kepada petugas dilingkungan UPTD Puskesmas
Tumbu-Tumbu Jaya pada umumnya dan perawat Ruang UGD pada khususnya
tidak tercapai. Selain itu dapat menimbulkan tidak transparannya kegiatan dan
mendorong petugas lain di lingkungan Puskesmas untuk tidak mentaati aturan
ataupun SOP yang telah berlaku terkait mencuci tangan sebelum dan sesudah
melakukan tindakan keperawatan.
b. Dampak Terhadap Organisasi
Jika tidak dilaksanakannya kegiatan sosialisasi dan tidak dilakukan berdasarkan
nilai-nilai ANEKA, maka menurunnya mutu layanan kesehatan dan
menurunnya indikator sasaran keselamatan pasien dan bisa saja terjadi
manipulasi kegiatan sosialisasi.
c. Dampak Terhadap Masyarakat
Jika kegiatan sosialisasi tidak dilakukan dan tidak berdasarkan nilai-nilai

76
ANEKA, maka tidak adanya komitmen dan kepedulian perawat di Ruang UGD
akan pentingnya cuci tangan sehingga tujuan yang diharapkan dari kegiatan
sosialisasi maupun penggalangan komitmen dapat dirasakan secara langsung
manfaatnya oleh masyarakat melalui upaya memutus mata rantai penularan
penyakit tidak dapat dicapai.
6. Keterkaitan dengan Peran dan Kedudukan ASN
Dalam melakukan sosialisasi di perlukan manajemen waktu dan tempat serta
menguasai materi sebagai bentuk Manajemen ASN, Kerjasama antar
penanggung jawab UGD dan Poliklinik lainya merupakan wujud WoG, Kegiatan
ini diharapkan dapat berdampak baik terhadap Pelayanan Publik.

Kegiatan 4 Evaluasi dan pelaporan hand hygiene dan 5 momen cuci tangan
dalam melakukan tindakan keperawatan di ruang UGD
Tanggal 21 Oktober sampai 5 November 2021
Lampiran 1. Dokumentasi menyiapkan format bahan evaluasi
2. Dokumentasi monitoring Cuci Tangan Pakai Sabun
3. Dokumen hasil tabulasi evaluasi kegiatan sosialiasi

1. Uraian Kegiatan Yang Memuat Nilai Dasar Yang Melandasi :


Kegiatan “Evaluasi dan pelaporan hand hygiene dan 5 momen cuci tangan dalam
melakukan tindakan keperawatan di ruang UGD” mengandung nilai Manajemen
ASN dimana dalam pelaksanaan evaluasi merupakan upaya meningkatan mutu
layanan puskesmas dan upaya melibatkan seluruh stakeholder dan lapisan
masyarakat dalam upaya pencegahan dan pengendalian penularan penyakit sebagai
bagian dari nilai Pelayanan Publik dan Whole of Goverment.
Keterkaitan dengan nilai ANEKA :
a. Menyiapkan bahan evaluasi
 Akuntabilitas: Nilai akuntabilitas yang terkandung ialah tanggung jawab dan
transparansi, bahwa penulis menyiapkan format evaluasi dan
mengkonsultasikan kepada pimpinan sebagai bentuk tanggung jawab dan
transparansi kegiatan.
 Nasionalisme: Nilai nasionalisme yang terkandung ialah Bahasa Indonesia,
dalam menyediakan bahan evaluasi, penulis menggunakan Bahasa Indonesia

77
yang baik dan benar.
 Etika Publik: Nilai etika publik yang terkandung ialah tekun, bahwa penulis
bersikap tekun dalam menyediakan format evaluasi.
 Komitmen mutu: Nilai komitmen mutu yang terkandung ialah mutu, penulis
menyadur dan memodifikasi format evaluasi dari referensi yang kredibel
sebagai upaya jaminan mutu.
 Anti korupsi: Nilai Anti korupsi yang terkandung ialah disiplin, penulis
disiplin dalam menyelesaikan penyusunan format evaluasi.
b. Melakukan monitoring kepatuhan perawat dalam melakukan hand
hygiene dan 5 moment cuci tangan pada tindakan keperawatan di ruang
UGD
 Akuntabilitas: Nilai akuntabilitas yang terkandung ialah transparan, bahwa
penulis bersikap transaparan dalam melakukan monitoring kepatuhan perawat.
 Nasionalisme: Nilai nasionalisme yang terkandung ialah menghargai, penulis
saling menghargai antar teman sejawat dalam melakukan monitoring dengan
tidak mengganggu pelayanan.
 Etika Publik: Nilai etika publik yang terkandung ialah profesionalisme, dalam
melakukan monitoring kepatuhan perawat, penulis mengedepankan sikap
profesionalisme.
 Komitmen mutu: Nilai komitmen mutu yang terkandung ialah mutu,
pelaksanaan monitoring kepatuhan perawat merupakan upaya menjamin mutu
pelayanan kesehatan
 Anti korupsi: Nilai Anti korupsi yang terkandung ialah jujur, dalam
melakukan monitoring penulis bersikap jujur dalam memberikan penilaian.
c. Merekap tabulasi data hasil penilaian
 Akuntabilitas: Nilai akuntabilitas yang terkandung ialah tanggung jawab,
bahwa penulis membuat tabulasi dengan penuh tanggungjawab.
 Nasionalisme: Nilai nasionalisme yang terkandung ialah semangat, bahwa
penulis membuat tabulasi dengan penuh semangat.
 Etika Publik: Nilai etika publik yang terkandung ialah tekun, bahwa penulis
tekun dalam membuat tabulasi agar dapat selesai tepat waktu.
 Komitmen mutu: Nilai komitmen mutu yang terkandung ialah efektif dan
efisien, penulis menggunakan waktu secara efektif dalam melakukan tabulasi

78
data.
 Anti korupsi: Nilai Anti korupsi yang terkandung ialah jujur, bahwa penulis
jujur dalam merekap hasil tabulasi penilaian peserta.
2. Teknik Aktualisasi Yang Dipergunakan Dan Bukti Fisik Kegiatan/Evidence
a. Menyiapkan bahan evaluasi:

b. Melakukan monitoring kepatuhan perawat:

c. Merekap tabulasi data hasil penilaian:

3. Deskripsi Proses Dan Kualitas Produk Kegiatan


a. Menyiapkan bahan evaluasi
Dalam menyiapkan bahan evaluasi, penulis mencari beberapa referensi

79
dan juga bahan seperti ATK untuk membuat hasil evaluasi. Adapun output dari
kegiatan ini ialah tersedianya format evaluasi.
b. Melakukan monitoring kepatuhan perawat
Dalam melakukan monitoring kepatuhan perawat, peulis melakukan
penilaian secara langsung, apakah perawat mencuci tangan sebelum dan sesudah
melakukan tindakan keperawatan, kemudian mengisi lembar monitoring.
Adapun output dari kegiatan ini ialah terlaksananya monitoring dan
terisinya form monitoring.
c. Merekap tabulasi hasil penilaian
Setelah melakukan monitoring selama beberapa hari, penulis kemudian
mengumpulkan form monitoring dan kemudian merekap hasilnya menggunakan
table ms exel, dan kemudian dibuatkan diagram agar lebih mudah untuk di
sampaikan pada pimpinan Adapun output dari kegiatan ini ialah tersedianya
hasil tabulasi evaluasi sebelum dan sesudah sosialisasi.
4. Manfaat kegiatan terhadap pencapaian visi, misi dan tugas organisasi
Dengan sosialisasi tentang pentingnya CTPS sebelum dan sesudah
melakukan tindakan serta 5 moment cuci tangan maka menjawab misi yakni
“memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan
kesehatan bagi masyarakat” dan meningkatkan nilai “kejujuran, profesionalisme
dan keterbukaan”.
5. Analisis Dampak (Terhadap Satuan Kerja, Organisasi Dan Masyarakat) Jika
Aktualisasi Tidak Berdasarkan NDS
a. Dampak Terhadap Satuan Kerja
Jika kegiatan sosialisasi tidak dilakukan dan tidak berdasarkan nilai-nilai
ANEKA, maka upaya untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman akan
pentingnya cuci tangan kepada petugas dilingkungan UPTD Puskesmas
Poleang Tenggara pada umumnya dan perawat Ruang UGD pada khususnya
tidak tercapai. Selain itu dapat menimbulkan tidak transparannya kegiatan dan
mendorong petugas lain di lingkungan Puskesmas untuk tidak mentaati aturan
ataupun SOP yang telah berlaku terkait mencuci tangan sebelum dan sesudah
melakukan tindakan keperawatan.
b. Dampak Terhadap Organisasi
Jika tidak dilaksanakannya kegiatan sosialisasi dan tidak dilakukan berdasarkan

80
nilai-nilai ANEKA, maka menurunnya mutu layanan kesehatan dan
menurunnya indikator sasaran keselamatan pasien dan bisa saja terjadi
manipulasi kegiatan sosialisasi.
c. Dampak Terhadap Masyarakat
Jika kegiatan sosialisasi tidak dilakukan dan tidak berdasarkan nilai-nilai
ANEKA, maka tidak adanya komitmen dan kepedulian perawat di Ruang UGD
akan pentingnya cuci tangan sehingga tujuan yang diharapkan dari kegiatan
sosialisasi maupun penggalangan komitmen dapat dirasakan secara langsung
manfaatnya oleh masyarakat melalui upaya memutus mata rantai penularan
penyakit tidak dapat dicapai.
6. Keterkaitan dengan Peran dan Kedudukan ASN
Melakukan evaluasi bertujuan untuk menilai suatu proses kegiatan yang merupakan
wujud dari Manajemen ASN, kerjasama dengan pimpinan dan penanggung jawab
UGD dalam melakukan evaluasi merupakan wujud WoG, evaluasi yang baik
diharapkan dapat meningkatkan mutu petugas dalam memberikan Pelayanan
Publik.

Kegiatan 5 Menyusun dan melaporkan hasil kegiatan aktualisasi kepada


pimpinan
Tanggal 5 sampai 8 November 2021
Lampiran 1. Dokumentasi mengumpulkan bahan-bahan untuk membuat laporan
aktualisasi
2. Dokumentasi penyusunan laporan aktualisasi
3. Dokumentasi melakukan konsultasi laporan kepada mentor
1. Uraian Kegiatan Yang Memuat Nilai Dasar Yang Melandasi :
Melaporkan hasil kegiatan aktualisasi kepada pimpinan merupakan tahap
akhir dari seluruh rangkaian kegiatan aktualisasi dan habituasi. Dalam sinkronisasi
antara kegiatan dengan bahan yang relevan dalam pembuatan laporan aktualisasi
yang diselaraskan dengan semangat kerja keras sebagai konsistensi penulis dalam
upaya menghasilkan laporan aktualisasi yang baik. Melakukan konsultasi pada
mentor sebagai sikap profesionalisme dan menghargai pimpinan, melakukan
koordinasi pada pihak BPSDM Provinsi Sulawesi Tengggara yaitu Panitia Diklatsar
CPNS Bombana Tahun 2020 mengenai panduan sistematika Laporan Aktualisasi

81
serta melakukan komunikasi dan konsultasi pada coach mengenai isi laporan
aktualisasi sebagai bagian dari integritas dan komitmen mutu. Hal tersebut
merupakan bagian dari penerapan Manajemen ASN.
Keterkaitan dengan nilai ANEKA:
a. Mengumpulkan bahan-bahan untuk membuat laporan aktualisasi
 Akuntabilitas: Nilai akuntabilitas yang terkandung ialah konsistensi, bahwa
dalam mengumpulkan bahan-bahan yang relevan untuk membuat laporan
aktualisasi merupakan bagian dari konsistensi penulis untuk menghasilkan
laporan aktualisasi yang baik.
 Nasionalisme: Nilai nasionalisme yang terkandung ialah semangat dan bekerja
keras, bahwa dalam mengumpulkan bahan-bahan untuk membuat laporan
aktualisasi, penulis menanamkan sikap semangat dan bekerja keras dalam
memilah-milah bahan yang relevan.
 Etika Publi : Nilai etika publik yang terkandung ialah profesional dan cermat,
bahwa penulis bersikap profesional dan cermat dalam memilih bahan-bahan
yang relevan untuk membuat laporan aktualisasi.
 Komitmen mutu: Nilai komitmen mutu yang terkandung ialah mutu, bahwa
dalam memilih dan memilah bahan-bahan yang relevan dan sinkron dengan
laporan aktualisasi yang akan dibuat adalah upaya menjamin mutu laporan
yang baik.
 Anti korupsi: Nilai Anti korupsi yang terkandung ialah disiplin, bahwa penulis
bersikap disiplin dalam mengumpulkan bahan-bahan untuk membuat laporan
aktualisasi.
b. Menyusun laporan hasil pelaksanaan aktualisasi
 Akuntabilitas: Nilai akuntabilitas yang terkandung ialah integritas, bahwa
laporan aktualisasi yang disusun dengan sistematis berdasarkan bahan-bahan
yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya merupakan bagian dari
integritas penulis.
 Nasionalisme: Nilai nasionalisme yang terkandung ialah Bahasa Indonesia
sesuai EYD, bahwa dalam melakukan konsultasi laporan aktualisasi kepada
mentor dan coach, penulis menggunakan Bahasa Indonesia sesuai EYD.
 Etika Publik: Nilai etika publik yang terkandung ialah profesionalisme dan
sikap saling menghargai, bahwa penulis melakukan konsultasi dengan mentor

82
dan coach dalam penyusunan laporan merupakan cerminan sikap
profesionalisme dan menghargai pimpinan dan pembimbing.
 Komitmen mutu: Nilai komitmen mutu yang terkandung ialah mutu, bahwa
menyusun laporan aktualisasi secara sistematis sesuai format laporan
aktualisasi yang telah diberikan oleh Panitia Diklat Prajabatan CPNS
Kabupaten Bombana Tahun 2020 merupakan upaya penulis dalam
mempertahankan mutu laporan yang baik.
 Anti korupsi: Nilai Anti korupsi yang terkandung ialah jujur, bahwa dalam
penulis tidak meniru laporan aktualisasi orang lain dalam menyusun laporan
aktualisasi merupakan cerminan sikap jujur.
c. Menyampaikan hasil evaluasi kepada mentor
 Akuntabilitas: Nilai akuntabilitas yang terkandung ialah tanggung jawab,
bahwa laporan aktualisasi yang diserahkan dan disetujui oleh mentor dan
coach nantinya harus dapat dipertanggung jawabkan oleh penulis.
 Nasionalisme: Nilai nasionalisme yang terkandung ialah ketuhanan, bahwa
penulis berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa agar laporan aktualisasi yang
telah diserahkan pada mentor dan coach dapat dipetanggung jawabkan
didepan penguji dan ujian nantinya dapat berjalan lancar tanpa halangan
apapun mencerminkan sikap keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
 Etika Publik: Nilai etika publik yang terkandung ialah sikap menghargai,
bahwa penulis menghargai setiap masukan dan saran dari mentor dan coach
terkait laporan yang telah diserahkan.
 Komitmen mutu: Nilai komitmen mutu yang terkandung ialah mutu, bahwa
laporan aktualisasi yang telah dikonsultasikan dan disusun sesuai tata naskah
dari Panitia Diklat Prajabatan CPNS Kabupaten Bombana Tahun 2020 oleh
penulis sebagai bentuk jaminan mutu.
 Anti korupsi: Nilai Anti korupsi yang terkandung ialah jujur, bahwa tidak
merekayasa isi laporan aktualisasi yang diserahkan pada pimpinan merupakan
bagian dari sikap jujur.
2. Teknik Aktualisasi Yang Dipergunakan Dan Bukti Fisik Kegiatan/Evidence
a. Mengumpulkan bahan-bahan untuk membuat laporan aktualisasi :

83
b. Menyusun laporan aktualisasi :

c. Menyerahkan laporan aktualisasi :


3. Deskripsi Proses Dan Kualitas Produk Kegiatan
a. Mengumpulkan bahan-bahan untuk membuat laporan
Dalam melakukan pengumpulan bahan laporan, didahului dengan
mengumpulkan dokumentasi, undangan pertemuan dan sosialisasi, surat izin
melakukan aktualisasi dan habituasi, catatan dari mentor dan coach, hasil
monitoring, dan hasil tabulasi data yang kemudian di kolaborasikan dengan
rancangan aktualisasi. Memilih dan memilah bahan yang relevan yang
diselaraskan dengan semangat bekerja keras merupakan bagian dari konsistensi
penulis dalam menghasilkan laporan aktualisasi yang baik. Adapun output dari
kegiatan ini ialah tersedianya bahan-bahan untuk membuat laporan.
b. Menyusun laporan aktualisasi
Dalam penyusunan laporan dilakukan sinkronisasi antara kegiatan dengan
bahan-bahan yang akan dimasukan kedalam laporan serta melakukan konsultasi
pada mentor dan coach merupakan cerminan sikap profesionalisme dan
menghargai pimpinan dan pembimbing. Laporan yang telah disusun, dicetak
sesuai dengan ketentuan tata naskah yang telah diberlakukan. Adapun output

84
dari kegiatan ini ialah tersusunnya laporan aktualisasi.
c. Menyampaikan hasil evaluasi kepada mentor
Sebelum laporan diserahkan terlebih dahulu mengkonfirmasi kesedian
waktu mentor dan coach sebagai bentuk penghargaan kepada pimpinan dan
pembimbing. Laporan yang telah dicetak, diserahkan kepada mentor dan coach
untuk diperiksa kembali. Ketika menyerahkan laporan, terlebih dahulu
mengucapkan salam dan mengetuk pintu, dan bersikap sopan selama
menyerahkan laporan. Laporan yang telah disetujui kemudian dirapikan dengan
diklip kemudian dipersiapkan untuk dipertanggungjawabkan kepada penguji.
Tidak lupa penulis bersyukur atas kelancaran selama kegiatan aktualisasi dan
habituasi dan berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa agar laporan ini dapat
dipetanggung jawabkan didepan penguji dan ujian ini dapat berlangsung dengan
lancar Adapun output dari kegiatan ini ialah tersampaikanya hasil evaluasi.
4. Manfaat kegiatan terhadap pencapaian visi, misi dan tugas organisasi
Dengan melaporkan hasil kegiatan aktualisasi kepada pimpinan maka menjawab
misi yakni “memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan
pelayanan kesehatan bagi masyarakat” dan meningkatkan nilai kejujuran,
profesional, keterbukaan”.
5. Analisis Dampak (Terhadap Satuan Kerja, Organisasi Dan Masyarakat) Jika
Aktualisasi Tidak Berdasarkan NDS
a. Dampak Terhadap Satuan Kerja
Jika kegiatan melaporkan hasil kegiatan aktualisasi kepada pimpinan tidak
dilakukan dan tidak berdasarkan nilai-nilai ANEKA, maka tidak adanya deskripsi
maupun laporan tentang kesadaran perawat dalam melakukan hand hygiene
sebelum dan sesudah melakukan tindakan keperawatan. Hal ini berakibat tidak
adanya transparansi dan pertanggungjawaban penulis akan kegiatan yang
dilakukan.
b. Dampak Terhadap Organisasi
Jika kegiatan melaporkan hasil kegiatan aktualisasi kepada pimpinan tidak
dilakukan dan tidak berdasarkan nilai-nilai ANEKA, maka Kepala Puskesmas
dan pihak terkait tidak dapat mengevaluasi dampak dari kegiatan-kegiatan yang
telah dilakukan oleh penulis dan melakukan pemecahan masalah apabila
kesadaran akan hand hygiene masih kurang. Selain itu berdampak pada tidak

85
adanya sikap amanah, akuntabel dan profesional dari penulis kepada organisasi
dalam hal ini UPTD Puskesmas Tumbu-Tumbu Jaya.
c. Dampak Terhadap Masyarakat
Jika kegiatan melaporkan hasil kegiatan aktualisasi kepada pimpinan tidak
dilakukan dan tidak berdasarkan nilai-nilai ANEKA, maka tujuan dari
pelaksananan kegiatan aktualisasi dan habituasi untuk mengoptimalkan kesadaran
perawat dalam melakukan hand hygiene sebelum dan sesudah melakukan
tindakan keperawatan di Ruang UGD UPTD Puskesmas Tumbu-Tumbu Jaya
tidak dapat dirasakan oleh masyarakat. Hal ini dapat berakibat pada menurunnya
kunjungan pasien dalam menggunakan fasilitas kesehatan akibat mutu layanan
yang masih kurang.
6. Keterkaitan dengan Peran dan Kedudukan ASN
Berkoordinasi dengan pimpinan dalam melakukan laporan evaluasi merupakan
wujud WoG, melaporkan hasil aktualisasi merupakan wujud dari Manajemen ASN,

4.4. Faktor Kunci Keberhasilan Pelaksanaan Kegiatan


Adapun hal-hal yang menjadi kunci keberhasilan dari pelaksanaan aktualisasi ini
adalah sebagai berikut:
1. Dukungan dari Kepala Puskesmas sebagai mentor dalam memberikan saran dan
masukan selama kegiatan aktualisasi sehingga kegiatan aktualisasi berjalan baik dan
lancar;
2. Adanya bimbingan dari coach selama pelaksanaan aktualisasi
3. Usaha yang sungguh – sungguh dari penulis untuk menyelesaikan setiap tahapan
kegiatan;
4. Saat berada di puskesmas, menyusun hal – hal yang dikerjakan untuk mendukung
penyelesaian kegiatan aktualisasi;
5. Peserta dapat berkomunikasi dengan baik dan menyimak dengan baik tetang hal-hal
yang disampaikan oleh petugas saat kegiatan sosialisasi cuci tangan sebelum dan
sesudah melakukan tindakan;
6. Kerja sama dan bantuan dari seluruh petugas yang bertugas saat pelayanan kepada
pasien;
7. Menjaga komunikasi dengan baik dan sopan selama kegiatan.

86
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setiap kegiatan akan selalu terkait dengan kelima nilai dasar, yakni Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi. Selain itu, juga terdapat
nilai-nilai Manajemen ASN, Whole of Government (WOG) dan Pelayanan Publik.
Dari hasil pelaksanaan seluruh kegiatan aktualisasi “Peningkatan Kepatuhan
Perawat Dalam Melakukan Hand Hygiene Melalui Sosialisasi 6 Langkah Cuci
Tangan Dan 5 Waktu Dengan Menggunakan Media Banner Di Ruang Unit Gawat
Darurat Uptd Puskesmas Tumbu-Tumbu Jaya Kabupaten Konawe Selatan” dengan
menerapkan nilai-nilai dasar ASN berupa Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu, Anti Korupsi (ANEKA), maka penulis dapat menarik kesimpulan
antara lain :
1. Teraktualisasinya nilai-nilai konsep dasar (ANEKA) dan kedudukan serta peran ASN
dalam pelaksanaan tugas pokok penulis sebagai Perawat Terampil di UPTD
Puskesmas Tumbu-Tumbu Jaya Kecamatan Kolono Timur Kabupaten Konawe
Selatan;
2. Terwujudnya Peningkatan kepatuhan perawat dalam melakukan hand hygiene
sebelum dan sesudah melakukan tindakan keperawatan di Ruang UGD UPTD
Puskesmas Tumbu-Tumbu Jaya Kecamatan Kolono Timur Kabupaten Konawe
Selatan setelah dilakukan:
a. Kegiatan sosialisasi cuci tangan pakai sabun (CTPS) dan five moment hand
hygiene,
b. Kegiatan monitoring kepatuhan perawat dalam melakukan hand hygiene pada 5
moment tindakan keperawatan di Ruang UGD
5.2 Saran
Diharapkan adanya kritik dan saran yang sifatnya membangun dari berbagai pihak
dalam pelaksanaan kegiatan dan penyusunan laporan hasil aktualisasi demi terwujudnya
misi Puskesmas Tumbu-Tumbu Jaya melalui Desa Sehat Kecamatan Sehat Konawe
selatan Hebat Indonesia Sehat. Dan tentunya diharapkan kerjasama yang baik dari
seluruh staf UPTD Puskesmas Tumbu-Tumbu Jaya dan seluruh stakeholder serta peran
masyarakat dalam mewujudkan Kecamatan Kolono Timur sehat.

87
5.3 Rencana Tindak Lanjut
Berbekal hasil pelaksanaan kegiatan aktualisasi dan habituasi di Puskesmas Tumbu-
Tumbu Jaya Kecamatan Kolono Timur Kabupaten Konawe Selatan, penulis sangat
antusias untuk terus menerapkan nilai-nilai dasar ASN yakni Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi. Selain itu, juga terdapat
nilai-nilai Manajemen ASN, Whole of Government (WOG) dan Pelayanan Publik dalam
setiap kegiatan yang akan dilakukan kedepanya.

88
DAFTAR PUSTAKA
A.S. Moenir. (2002). Pelayanan Publik. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Etika Publik.
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Fatimah, Elly dan Irawati, Erna. (2017). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Manajemen
Aparatur Sipil Negara. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Kamaruddin, Syamsuri. (2009). Infeksi nosokial di Pusat Pelayanan Tigkat Pertama.
Jakarta:Erlangga.
Komisi Pemberantasan Korupsi. (2015). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Anti Korupsi.
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Kusumasari, Bevaola, Dwiputrianti, Septiana dan Layuk, Enda. (2015). Modul Pelatihan
Dasar Calon PNS Akuntabilitas. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Kumorotomo, Wahyudi, Nana, Rukmana dan Imbaruddin, Amir. (2015). Modul Pelatihan
Dasar Calon PNS Etika Publik. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. (2014). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Nasionalisme.
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Poltekkes Kemenkes Jakarta-I. (2018). Profil tahun 2018 Poltekkes Kemenkes Jakarta-I.
Jakarta:Poltekkes Kemenkes Jakarta-I.
Purwanto, Erwan Agus, dkk. (2017). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Pelayanan Publik,,
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Sulis, Widita, dkk. (2015). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Pelayanan dan Etika Publik,
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Surya, Hidayat. (2005). Pencegahan dan Pengendalian infeksi. Jakarta : Kapita selekta.
Suwarno, Yogi dan Sejati, Tri Atmojo. (2017). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Whole of
Goverment. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Yuniarsih, Tjutju dan Taufiq, Muhammad. (2015). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS
Komitmen Mutu. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara

89
Lampiran: I
Matriks Nilai Nilai Dasar ASN

ANEKA INDIKATOR Kegiatan I Kegiatan II Kegiatan III Kegiatan IV Kegiatan V TOTAL


NILAI i ii iii iv i Ii iii i ii iii iv i ii iii i ii iii
Tanggung Jawab 7
Konsistensi 4

Akuntabilitas Transparansi 4
Terbuka 1
Integritas 1
Ketuhanan 1
Musyawarah Mufakat 1
Bahasa Indonesia 5
Semangat 5
Percaya diri 1
Nasionalisme
Tertib 2
Menghargai 1
Etos Kerja 1
Bijak 1
Sopan dan santun 4
Etika Publik Cermat 2
Tekun 4

90
Hormat 2

Jujur 1
Profesional 5
Orientsi Mutu 8

Komitmen Mutu Efektif/efisien 7


Kreatifitas 1
Jujur 10
Disiplin 6
Berani 3
Anti Korupsi
Mandiri 5
Adil 3
Tepat Waktu 1
Peduli 2

91
Lampiran: II

MATRIKS VISI MISI DAN TATA NILAI ORGANISASI

KETERKAITAN TERHADAP VISI MISI KEGIATAN KEGIATAN KEGIATAN KEGIATAN KEGIATAN TOTAL
DAN TATA NILAI ORGANISASI I II III IV V
VISI Desa Sehat Kecamatan Sehat,
Konawe Selatan Hebat dan 5
Indonesia Sehat
MISI Menggerakan pembangunan
kesehatan di Kecamatan Kolono 0
Timur

Memelihara dan meningkatkan


mutu, pemerataan dan
keterjangkauan pelayanan 2
kesehatan bagi masyarakat.

Meningkatkan profesionalisme
sumber daya manusia dalam 3
pelaksanaan pelayanan kesehatan

92
Mendorong kemandirian hidup
sehat bagi keluarga dan 0
masyarakat di wilayak kerja
Menjalin kemitraan dengan semua
pihak yang terkait dalam
pelayanan kesehatan dan 0
pembangunan kesehatan
masyarakat

Kejujuran 3
TATA Profesionalisme 5
NILAI Keterbukaan 5
Ramah dan Santun 0

93
Lampiran: III

MATRIKS KEDUDUKAN DAN PERAN ASN

KETERKAITAN DENGAN KEGIATAN KEGIATAN KEGIATAN KEGIATAN KEGIATAN TOTAL


KEDUDUKAN DAN PERAN ASN I II III IV V
Manajemen ASN 5

Whole Of Government 5

Pelayanan Publik 3

94
Lampiran: IV

JADWAL PELAKANAAN AKTUALISASI

Oktober November BUKTI


Tahapan Kegiatan Tanggal Tanggal KEGIATA
No. KEGIATAN N
4 5 6 7 8 9 10111213141516171819202122232425262728293031 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Tahapan Kegiatan1
1. Kegiatan 1 Tahapan Kegiatan 2
Tahapan Kegiatan 3
Tahapan Kegiatan 1
2. Kegiatan 2 Tahapan Kegiatan 2
Tahapan Kegiatan 3
Tahapan Kegiatan 1
Tahapan Kegiatan 2
3. Kegiatan 3
Tahapan Kegiatan 3
Tahapan Kegiatan 4
Tahapan Kegiatan 1
4. Kegiatan 4 Tahapan Kegiatan 2
Tahapan Kegiatan 3
Tahapan Kegiatan 1
5. Kegiatan 5 Tahapan Kegiatan 2
Tahapan Kegiatan 3

Keterangan :
 : Hari Libur : Aktualisasi

95
Melakukan konsultasi pimpinan terkait
kegiatan yang akan dilaksanakan

Meminta surat persetujuan pelaksanaan


aktualisasi
Lampiran: V
Kegiatan 1. Melakukan konsultasi kepada pimpinan terkait kegiatan yang akan dilaksanakan
Tahapan Kegiatan 1. Menyiapkan bahan konsultasi yang akan disampaikan kepada kepala
Puskesmas

Menyiapkan Bahan Konsultasi Tersedianya Bahan Konsultasi

Tahapan 2. Menyampaikan bahan konsultasi kepada mentor

Menyampaikan Bahan Konsultasi Tersampaikanya Bahan Konsultasi

97
Tahapan Kegiatan 3. Memohon arahan dan petunjuk pimpinan

Memohon Arahan dan Petunjuk Memperoleh arahan dan Petunjuk


Tahapan Kegiatan 4. Meminta surat persetujuan pelaksanaan

Meminta surat persetujuan pelaksanaan Surat Persetujuan

98
Mendesign media sosialisasi

Menyediakan bahan media sosialisasi

Membuat Media sosialisasi sesuai design

99
Lampiran: VI
Kegiatan 2. Membuat media sosialisasi berupa banner tentang pentingnya cuci tangan dan 5
momen cuci tangan
Tahapan Kegiatan 1. Mendesign media sosialisasi

Mendeign media sosialisasi Tersedianya design media sosialisasi


Tahapan 2. Menyediakan bahan media sosialisasi

Telah menyediakan bahhan media sosialisasi

100
Tahapan Kegiatan 3. Membuat media sosialisasi sesuai design

Membuat media sosialisasi sesuai design Tersedianya media sosialisasi

101
Membagikan Undangan

Melakukan pre test

Menjelaskan materi tentang pentingnya cuci


tangan

Membuat notulen kegiatan

102
Lampiran: VII
Kegiatan 3. Melaksanakan sosialisasi tentang pentingnya cuci tangan
Tahapan Kegiatan 1. Menyampaikan undangan sosialisasi

Menyampaikan undangan sosialisasi Tersampaikanya undangan sosialisasi

Tahapan 2. Melakukan penilaian awal dengan pre test

Melakukan penilaian awal dengan pre test Telah dilakukan pre-test

103
Tahapan Kegiatan 3. Menjelaskan materi tentang pentingnya cuci tangan dan 5 momen cuci
tangan

Telah tersampaikanya materi sosialisasi cuci tangan

Tahapan Kegiatan 4. Membuat notulen dan dokumentasi kegiatan

Membuat notulen dan dokumentasi kegiatan Tersedianya notulen kegiatan

104
Menyiapkan bahan evaluasi

Melakukan monitoring

Merekap tabulasi

105
Lampiran: VIII
Kegiatan 4. Evaluasi dan pelaporan hand hygiene dan 5 momen cuci tangan dalam melakukan
tindakan keperawatan di ruang UGD
Tahapan Kegiatan 1. Menyiapkan bahan evaluasi

Menyiapkan bahan evaluasi Tersedianya bahan evaluasi

Tahapan Kegiatan2. Melakukan monitoring kepatuhan perawat dalam melakukan hand


hygiene dan 5 moment cuci tangan pada tindakan keperawatan di ruang UGD

Melakukan Monitoring Kepatuhan Tersedianya hasil monitoring

106
Tahapan Kegiatan 3. Merekap tabulasi data hasil penilaian

Tersedianya data hasil penilaian

107
Mengumpulkan bahan untuk
membuat laporan

Menyusun laporan hasil

Menyampaikan bahan evaluasi mentor

108
Lampiran: IX
Kegiatan 5. Menyusun dan melaporkan hasil kegiatan aktualisasi kepada pimpinan
Tahapan Kegiatan 1. Mengumpulkan bahan-bahan untuk membuat laporan aktualisasi

Mengumpulkan bahan laporan Tersedianya bahan laporan

Tahapan Kegiatan2. Menyusun laporan hasil pelaksanaan aktualisasi

Menyusun laporan hasil Tersedianya laporan hasil

109
Tahapan Kegiatan 3. Menyampaikan hasil evaluasi kepada mentor

Telah tersampaikanya hasil evaluasi kepada mentor

110

Anda mungkin juga menyukai