i
LEMBAR PERSETUJUAN
EVALUASI PELAKSANAAN AKTUALISASI
JUDUL AKTUALISASI
“MENINGKATKAN MINAT PESERTA DIDIK DALAM MENGIKUTI IBADAH OSIS”
Disetujui untuk disampaikan pada Evaluasi Pelaksanaan Aktualisasi Pelatihan
Dasar Golongan III Angkatan V Pemerintah Kabupaten Manokwari Kerjasama
dengan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi Papua
Barat
Tahun 2022
Manokwari, sabtu 15 Oktober 2022
Menyetujui
Coach Mentor
ENDANG KAILEY,S.Pd
ASRIANI RASYID, SE.,M.Si NIP.196409131988122002
NIP. 197709022007012001
ii
iii
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan Syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat rahmat Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Rancangan
Aktualisasi dengan lancar sesuai dengan waktu yang ditentukan.
Judul Aktualisasi yaitu ‘Meningkatkan Minat Peserta Didik Dalam Mengikuti
Ibadah OSIS’ Telah disusun guna memenuhi persyaratan penyelesaian
Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil.
Dalam penulisan Rancangan Aktualisasi ini, tentunya banyak pihak yang telah
memberikan dukungan baik moril maupun materil. Oleh karna itu penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bupati Kabupaten Manokwari Bapak Hermus Indou, S.IP., MH.
2. Wakil Bupati Kabupaten Manokwari Bapak Drs.Edy Budoyo
3. Sekretaris Daerah Kabupaten Manokwari Bapak Drq, Henri Sumbiring
4. Drs. Eduard Nunaki,M.Si selaku Kepala Badan Pengembangan Sumber
Daya Manusia Provinsi Papua Barat
5. Bapak Anthon Renyaan selaku Kepala Badan Kepegawaian Daerah
Kabupaten Manokwari.
6. Kepala Bidang Pengembangan Kompetensi Manajerial dan Fungsional,
Indra Worisio, S.Sos, M.MPub selaku ketua panitia penyelenggara.
7. Tim MFD yang telah membimbing dan membina kami
8. Ibu Maria Imaculata Saimar,S.Pd., selaku Coach yang dengan setia
membimbing membagi ilmu dan pengalamannya dalam penyusunan
laporan ini.
9. Mentor yang selalu membimbingku dan sangat luar biasa
10. Segenap Widyaiswara selaku Tenaga Pengajar dan Panitia
Penyelenggara Latsar CPNS yang dengan setia menjaga dan melatih
kami.
11. Seluruh rekan-rekan peserta Latsar CPNS gelombang I Angkatan V
Menyadari rancangan aktualisasi tidak terlepas dari kekurangan, maka
penulis mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan agar rancangan
aktualisasi ini nantinya dapat memberi manfaat dalam penerapannya di tempat
kerja.
Manokwari, sabtu 15 Oktober, 2022
Penulis
iv
DAFTAR ISI
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. bukti kegiatan 1 ......................................................................33
Gambar 2. bukti kegiatan 2 ......................................................................34
Gambar 3. bukti gambar 3 .......................................................................35
Gambar 4.bukti gambar 4 ........................................................................36
Gambar 5. bukti kegiatan 5 ......................................................................38
Gambar 6. bukti kegiatan 6 ......................................................................39
vi
DAFTAR TABEL
vii
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 telah dikemukakan bahwa tugas pemerintah adalah melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan
untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
perdamaian abadi dan keadialan sosial. maka untuk menjalankan tugas
dengan maksimal dalam melayani masyarakat, pemerintah harus
meningkatkan kinerja dalam pelayanan-pelayanan publik secara
profesional.
Menurut Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah bahwa, penyelenggaraan pemerintahan daerah
diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahtaraan masyarakat
melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan masyarakat serta
peningkatan daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip
demokrasi, pemerataan keadilan dan kekhasan suatu daerah dalam
sistem Negara kesatuan Republik Indonesia. Yang menjadi urusan wajib
pemerintahan yang berkaitan dengan pelayanan dasar, yaitu pendidikan,
kesehatan, pekerjaan umum dan penataan ruang, perumahan rakyat dan
kawasan pemukiman, ketentraman dan ketertiban umum, dan
perlindungan masyarakat dan sosial (UU No. 23 psl 12, 2014).
Fungsi pegawai Aparatur Sipil Negara dalam UU No 5 tahun 2014
yaitu sebagai: pelaksana kebijakan publik, pelayan publik dan perekat dan
pemersatu bangsa, maka pegawai ASN berperan sebagai perencana,
pelaksana dan pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintah dan
pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan
publik yang professional, bebas dari intervensi politik serta bersih dari
praktik korupsi, kolusi dan nepotisme.
1
Guna menciptakan dan melahirkan Aparatur Sipil Negara (ASN) atau
Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang berkualitas, berdaya saing, profesional
dan berintegritas tinggi serta memiliki etika yang baik dan bebas dari
tindak korupsi, maka diharapkan melalui pembentukan karakter dan
penguatan kompetensi sesuai dengan bidang tugas melalui Pelatihan
Dasar Calon Pegawai Negeri Sipilin diharapkan dapat menciptakan
Aparatur Sipil Negara yang mampu menerapkan atau mengaktualisasikan
nilai-nilai dasar Ber-AKHLAK, yaitu : Berorentasi pelayanan, Akuntabel,
Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif di tempat kerjanya
masing-masing.
Dengan demikian melalui kegiatan pelatihan dasar CPNS ini dapat
diterapkan nilai-nilai dasar Ber-AKHLAK dalam melaksanakan tugas dan
pelayanan penulis selama masa habituasi, terutama terkait dengan
kegiatan dalam “Masa Aktualisasi”pada SMP Negeri 4 Manokwari,yaitu
Kurangya Minat Peserta Didik Dalam Mengikuti Ibadah
Osis,Kurangnya keterlibatan dalam Kegiatan Osis, Kurangnya
Prasarana dalam kegiatan Ibadah Osis. Maka ada beberapa kegiatan
yang penulis lakukan antara lain; 1. Melakukan Doa Bersama sebelum
kegiatan dimulai, 2. Membaca Alkitab saat beribadah, 3. Menghafal
beberapa ayat dan Menyanyi sambil Bermain. Tujuan dari beberapa
kegiatan yang dilakukan agar meningkatkan minat peserta didik kedepan
untuk melibatkan diri dalam kegiatan Rohani (Ibadah) hingga menjadi
pribadi yang takut akan Tuhan dan menerima Yesus secara Juru selamat
Pribadi dalam hidupnya.
B. Tujuan Aktualisasi
Adapun tujuan dari kegiatan aktualisasi ini, yaitu:
1. Mampu menerapkan nilai-nilai dasar Ber-AKHLAK profesi ASN
yang meliputi yaitu : Berorentasi pelayanan, Akuntabel, Kompeten,
Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif dalam setiap
pelaksanaan kegiatan sehingga dapat menjadi suatu kebiasaan
atau karakter diri ideal sebagai seorang ASN.
2
2. Memperoleh pengalaman nyata tentang penerapan agenda
kedudukan dan peran PNS untuk mendukung terwujudnya Smart
Governance sesuai dengan ketentuan perundang-undangan .
3. Mampu melayani masyarakat dengan baik, yang tentunya
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN untuk memperbaiki
pelayanan yang selama ini dianggap kurang berpihak pada
masyarakat dan dianggap masih jauh dari harapan masyarakat.
C. Tempat dan Waktu Aktualisasi
1. Lokus
Pelaksanaan kegiatan aktualisasi dilakukan pada SMP
Negeri 4 Kabupaten Manokwari.
2. Waktu
Pelaksanaan kegiatan aktualisasi dilakukan berdasarkan
kalender Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan II
oleh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah
(BPSDMD) Provinsi Papua Barat.Kegiatan aktualisasi ini
dilakukan selama 30 hari efektif dimulai pada hari Selasa tanggal
18 Oktober s.d tanggal 21 November senin 2022.
3
BAB II
A. Core Value ASN BerAKHLAK
1. Berorientasi pada pelayanan artinya komitmen memberikan
pelayanan prima demi kepuasan masyarakat
Kalimat Afirmasinya
Kata Kunci
Responsivitas
Kualitas
Kepuasan
Kata Kunci
Integritas
4
Konsisten
Dapat dipercaya
Transparan
Kalimat Afirmasinya
Kata Kunci
Kinerja terbaik
Sukses
Keberhasilan
Learning Agility
Ahli dibidangnya
Kalimat Afirmasinya
5
Kata Kunci
Peduli (caring)
Perbedaaan (diversity)
Selaras
Kalimat Afirmasinya
Kata Kunci
Komitmen
Dedikasi
Kontribusi
Nasionalisme
Pengabdian
6
Kalimat Afirmasinya
Kata Kunci
Inovasi
Antusias terhadap Perubahan
Proaktif
Kata Kunci
7
1. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan Aparatur sipil Negara untuk
menghasilkan pegawai Negeri sipil yang professional,memiliki nilai
dasar,etika, profesi,bebas dari intervensi politik,bersih dari praktik
korupsi,kolusi,dan nepotisme, dalam konsep manajemen ASN ini dikenal
apa yang disebut dengan system Merit.System merit adalah kebijakan dan
manajemen ASN yang berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi, dan
kinerja secara adil dan wajar dengan tanpa membedakan latar belakang
politik, ras, warna kulit, agama, asal usul, jenis kelamin, status pernikahan,
umur, atau kondisi kecacatan.
Manajemen PNS meliputi:Penyusunan dan penetapan kebutuhan;
Pengadaan pangkat dan jabatan pengembangan karier;pola
karier;promosi; mutasi;penilaian kineja;penggajian dan
tunjangan;penghargaan;disiplin; pemberhentian;jaminan pensiun dan
jaminan hari tua;dan perlindungan.
2. Kedudukan ASN
Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang
menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah
serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan
partai politik. Pegawai ASN dilarang menjadi anggota dan/atau pengurus
partai politik. Selain untuk menjauhkan birokrasi dari pengaruh partai
politik, hal ini dimaksudkan untuk menjamin keutuhan, kekompakan dan
persatuan ASN, serta dapat memusatkan segala perhatian, pikiran, dan
tenaga pada tugas yang dibebankan kepadanya. Oleh karena itu dalam
pembinaan karier pegawai ASN, khususnya di daerah dilakukan oleh
pejabat berwenang yaitu pejabat karier tertinggi.
3. Peran ASN
Peran dari Pegawai ASN:perencana,pelaksana,dan pengawas
penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional
melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang
8
professional,bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi,
kolusi, dan nepotisme.
4. Fungsi ASN
ASN berfungsi untuk melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh
pejabat pembina kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Untuk itu ASN harus mengutamakan kepentingan
publik dan masyarakat luas dalam menjalankan fungsi dan tugasnya
tersebut. Harus mengutamakan pelayanan yang berorientasi pada
kepentingan publik.
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk memberikan
pelayanan publik yang professional dan berkualitas. Pelayanan publik
merupakan kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan
sesuai peraturan perundang-undangan bagi setiap warganegara dan
penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang
diselenggarakan oleh penyelenggara pelayanan publik dengan tujuan
kepuasan pelanggan. Oleh karena itu ASN dituntut untuk professional
dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk mempererat
persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. ASN
senantiasa dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, UUD 1945, Negara
dan Pemerintah. ASN senantiasa menjunjung tinggi martabat ASN
serta senantiasa mengutamakan kepentingan Negara daripada
kepentingan diri sendiri, seseorang dan golongan. Dalam UU ASN
disebutkan bahwa dalam penyelenggaraan dan kebijakan manajemen
ASN, salah satu diantaranya asas persatuan dan kesatuan. ASN harus
senantiasa mengutamakan dan mementingkan persatuan dan kesatuan
bangsa (Kepentingan bangsa dan Negara di atas segalanya).
5. SMART ASN
Era Teknologi Informasi saat ini memberikan kemudahan dalam
melakukan segala hal.Banyak manfaat yang diperoleh dari
kemajuanteknologi informasi, salah satunya perkembangan pesat bidang
9
komunikasi. Dahulu, manusia berkomunikasi dengan cara bertemu,
namun kini dengan adanya teknologi, tersedia media baru dalam
berkomunikasi, yaitu melalui jejaring sosial. Jejaring sosial ini membuat
manusia terhubung satu sama lain tanpa harus bertatap muka. Dengan
media baru ini,informasi juga dapat disebarluaskan dengan cepat.
Komunikasi yang bersifat serba digital menjadikan literasi digital sebagai
salah satu kebutuhan wajib di era serba teknologi seperti sekarang.
Kompetensi literasi digital diperlukan agar seluruh masyarakat digital
dapat menggunakan media digital secara bertanggung jawab. Hal ini
termasuk dalam visi misi Presiden Jokowi untuk meningkatkan Sumber
Daya Manusia (SDM). Penilaiannya dapat ditinjau dari etis dalam
mengakses media digital (digital ethics), budaya menggunakan digital
(digital culture), menggunakan media digital dengan aman (digital safety),
dan kecakapan menggunakan media digital (digital skills).
a. Etika Menggunakan Media Digital (digital Etics )
Etika bermedia digial adalah kemampuan individu dalam
menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan,
mempertimbangkan, dan mengembangkan tata kelola etika digital
(netiquette) dalam kehidupan sehari-hari.
b. Budaya Bermedia Digital (digital culture)
Kemampuan individu dalam membaca, menguraikan,
membiasakan, memeriksa, dan membangun wawasan kebangsaan,
nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari.
c. Aman Bermedia Digital (digital safety)
Kemampuan individu dalam mengenali, mempolakan,
menerapkan, menganalisis, menimbang dan meningkatkan kesadaran
keamanan digital dalam kehidupan sehari-hari.
d. Kecakapan Bermedia Digital (digital skill)
Kemampuan individu dalam mengetahui, memahami, dan
menggunakan perangkat keras dan piranti lunak TIK serta sistem
operasi digital dalam kehidupan sehari-hari.
10
e. Kecakapan Menggunakan Media Digital (digital skills).
Kemampuan individu dalam mengetahui,memahami,dan
menggunakan perangkat keras dan piranti lunak TIK serta sistem
operasi digital dalam kehidupan sehari-hari.
a. Visi:
"Terwujudnya Sekolah Yang Beriman, Berprestasi, Berbudaya,
Berwawasan Iptek, Berkarakter, Dan Peduli Lingkungan”
b. Misi
11
Meningkatkan Prestasi Akademik Dan Non-Akademik
Mewujudkan Sekolah Yang Berbudaya
Mengembangkan Bidang Iptek Berdasarkan Minat, Bakat Dan
Potensi Peserta Didik
Menanamkan Kepribadian Peserta Didik Yang Berkarakter Dan
Peduli Lingkungan
d. Struktur Organisasi
12
Tabel 1. Struktur organisasi
STRUKTUR ORGANISASI
STRUKTUR ORGANISASI
SMP NEGERI 4 KABUPATEN MANOKWARI
SMP NEGERI 4 KABUPATEN MANOKWARI
KEPALA SEKOLAH
KOMITE SEKOLAH
HENDRIK DEMIH, S,Th.,M.M
KEPALA TU
YELISNAWATI POKOTE
PEMBINA OSIS KA, PERPUSTAKAAN KA LAB. KOMPUTER KA LAB. IPA KOOR.EXTRAKURIKULER KA. UKS
DEVY ROMBE, S.Pd NURSIAH, S.Pd MUNAWIR, S.Kom SOPIA TAHALELE, S.Pd ADRIANA TATI RAMBU, S.Pd ADELIN SINAY, S.Pd
PESERTA DIDIK
SMP NEGERI 4 MANOKWARI
13
3. Gambaran Mata Pelatih
a. Wawasan Kebangsaan dan Nilai Bela Negara
1. Wawasan Kebangsaan
Wawasan Kebangsaan adalah cara pandang bangsa
Indonesia dalam rangka mengelola kehidupan berbangsa dan bernegara
yang dilandasi oleh jati diri bangsa (nation character) dan kesadaran
terhadap sistem nasional (national system) yang bersumber dari
Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, guna
memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi bangsa dan negara demi
mencapai masyarakat yang aman, adil, makmur, dan sejahtera. 4 (empat)
Konsesus Dasar Berbangsa dan Bernegara yaitu :
Pancasila
Pancasila secara sistematik disampaikan pertama kali oleh
Ir. Soekarno di depan sidang BPUPKI pada tanggal 1 Juni 1945.
Oleh Bung Karno dinyatakan bahwa Pancasila merupakan
philosofische grondslag, suatu fundamen, filsafaat, pikiran yang
sedalam-dalamnya, merupaan landasan atau dasar bagi negara
merdeka yang akan didirikan. Selain berfungsi sebagai landasan
bagi kokoh tegaknya negara dan bangsa, Pancasila juga berfungsi
sebagai bintang pemandu atau Leitstar, sebagai ideologi nasional,
sebagai pandangan hidup bangsa, sebagai perekat atau pemersatu
bangsa dan sebagai wawasan pokok bangsa Indonesia dalam
mencapai cita-cita nasional. Pentingnya kedudukan Pancasila bagi
bangsa Indonesia dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara, sehingga gagasan dasar yang berisi konsep, prinsip
dan nilai yang terkandung dalam Pancasila harus berisi kebenaran
nilai yang tidak asing bagi masyarakat Indonesia.
Undang-Undang Dasar 1945
Naskah Undang-Undang Dasar 1945 dirancang sejak 29
Mei sampai 16 Juli 1945 oleh Badan Penyelidik Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Pada masa itu Ir Soekarno
14
menyampaikan gagasan dasar pembentukan negara yang beliau
sebut Pancasila. Gagasan itu disampaikan dihadapan panitia
BPUPKI pada siang perdana mereka tanggal 28 Mei 1945 dan
berlangsung hingga tanggal 1 Juni 1945. berkas rancangan
tersebut selanjutnya diajukan ke Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (PPKI) dan diperiksan ulang. Dalam siding pembahasan,
terlontar beberapa usualn penyempurnaan. Akhirnya, setelah melali
perdebatan, maka dicapai persetujuan untuk diadakan beberapa
perubahan dan tambahan atas rancangan UUD yang diajukan
BPUPKI. Perubahan pertama pada kalimat 7 Mukadimah adalah
rumusan kalimat yang diambil dari Piagam Jakarta, “dengan
kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”
dihilangkan. Gagasan itu berlanjut dengan dibentuknya Panitia 9
yang anggotanya diambil dari 38 anggota BPUPKI. Panitia 9
dibentuk pada tanggal 22 Juni 1945. Panitia 9 mempunyai tugas
untuk merancang sebuah rumusan pembukaan yang disebut
Piagam Jakarta. Pada tanggal 18 Agustus 1945 sehari setelah
Proklamasi kemerdekaan dikumandangkan Piagam Jakarta
disahkan menjadi Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 oleh
PPKI. Dan kalimat Mukadimah adalah rumusan kalimat yang
diambil dari Piagam Jakarta, “dengan kewajiban menjalankan
syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” diganti dengan kalimat
“Ketuhanan Yang Maha Esa”.
Bhinneka Tunggal Ika
Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharmma Mangrwa
dilontarkan secara lebih nyata masa Majapahit sebenarnya telah
dimulai sejak masa Wisnuwarddhana, ketika aliran Tantrayana
mencapai puncak tertinggi perkembangannya. Pengertian Bhinneka
Tunggal Ika lebih ditekankan pada perbedaan bidang kepercayaan
juga anekaragam agama dan kepercayaan di kalangan masyarakat
Majapahit. Sementara dalam lambang NKRI, Garuda Pancasila,
15
pengertiannya diperluas, menjadi tidak terbatas dan diterapkan
tidak hanya pada perbedaan kepercayaan dan keagamaan,
melainkan juga terhadap perbedaan suku, bahasa, adat istiadat
(budaya) dan beda kepulauan (antara nusa) dalam kesatuan
nusantara raya. Sesuai makna semboyan Bhinneka Tunggal Ika
yang dapat diuraikan BhinnaIka-Tunggal-Ia berarti berbeda-beda
tetapi pada hakekatnya satu. Sebab meskipun secara
keseluruhannya memiliki perbedaan tetapi pada hakekatnya satu,
satu bangsa dan negara Republik Indonesia. Lambang NKRI
Garuda Pancasila dengan Semboyan Bhinneka Tunggal Ika
ditetapkan Peraturan Pemerintah nomor 66 Tahun 1951, pada
tanggal 17 Oktober diundangkan pada tanggal 28 Oktober 1951
tentang Lambang Negara.
Negara Kesatuan Republik Indonesia
Tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam
sejarahnya dirumuskan dalam sidang periode II BPUPKI (10-16 Juli
1945) dan selanjutnya disahkan oleh PPKI pada tanggal 18
Agustus 1945. Adapun tujuan NKRI seperti tercantum dalam
Pembukaan UUD 1945 alinea IV, meliputi : a. Melindungi segenap
bangsa dan seluruh tumpah darah indonesia ; b. Memajukan
kesejahteraan umum; c. Mencerdaskan kehidupan bangsa; dan d.
Ikut 8 melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial (Tujuan NKRI tersebut di
atas sekaligus merupakan fungsi negara Indonesia).
2. Nilai Bela Negara
Bela negara adalah tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan warga
negara, baik secara perseorangan maupun kolektif dalam menjaga
kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa dan
negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
16
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam menjamin kelangsungan
hidup bangsa Indonesia dan Negara dari berbagai Ancaman.
• Analisis Isu Kontemporer
PNS sebagai Aparatur Negara dihadapkan pada pengaruh yang
datang dari eksternal juga internal yang kian lama kian menggerus
kehidupan berbangsa dan bernegara: Pancasila, UUD 1945, NKRI dan
Bhinneka Tunggal Ika sebagai konsensus dasar berbangsa dan
bernegara. Fenomena tersebut menjadikan pentingnya setiap PNS
mengenal dan memahami secara kritis terkait isu-isu strategis
kontemporer diantaranya; korupsi, narkoba, paham radikalisme/ terorisme,
money laundry, proxy war, dan kejahatan komunikasi masal seperti cyber
crime, Hate Speech, dan Hoax, dan lain sebagainya.
Untuk menghadapi perubahan lingkungan strategis (internal dan
eksternal) akan memberikan pengaruh besar terhadap keberlangsungan
penyelenggaraan pemerintahan, sehingga dibutuhkan kemampuan
berpikir kritis, analitis, dan objektif terhadap satu persoalan, sehingga
dapat dirumuskan alternatif pemecahan masalah yang lebih baik dengan
dasar analisa yang matang. Terdapat 3 (tiga) kemampuan yang dapat
mempengaruhi dalam mengidentifikasi dan/atau menetapkan isu, yaitu
kemampuan Enviromental Scanning, Problem Solving, dan berpikir
Analysis.
• Kesiapsiagaan Bela Negara
Kesiapsiagaan Bela Negara adalah suatu keadaan siap siaga
yang dimiliki oleh seseorang baik secara fisik, mental, maupun sosial
dalam menghadapi situasi kerja yang beragam yang dilakukan
berdasarkan kebulatan sikap dan tekad secara ikhlas dan sadar disertai
kerelaan berkorban sepenuh jiwa raga yang dilandasi oleh kecintaan
terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan
Pancasila dan UUD Tahun 1945 untuk menjaga, merawat, dan 9
menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara. Ada 5 rumusan
nilai dasar bela negara yaitu sebagai berikut :
17
1. Rasa cinta tanah air
2. Sadar berbangsa dan Bernegara
3. Setia kepada Pancasila sebagai ideologi negara
4. Rela berkorban untuk bangsa dan negara
5. Memunyai kemampuan awal bela negara
Kemampuan awal bela negara secara fisik dapat ditunjukkan
dengan cara menjaga kesiapsiagaan diri yaitu dengan menjaga kesehatan
jasmani dan rohani. Sedangkan secara non fisik, yaitu dengan cara
menjaga etika, etiket, moral dan memegang teguh kearifan lokal yang
mengandung nilai-nilai jati diri bangsa yang luhur dan terhormat. Dengan
demikian, maka untuk bisa melakukan internalisasi dari nilai-nilai dasar
bela negara maka setiap orang harus memiliki kesehatan dan
kesiapsiagaan jasmani maupun mental yang mumpuni, serta memiliki
etika, etiket, moral dan nilai kearifan lokal sesuai dengan jati diri bangsa
Indonesia.
• Nilai-Nilai Dasar BerAKHLAK
Berdasarkan Surat Edaran (SE) Menteri PANRB Nomor 20 Tahun
2021 tanggal 26 Agustus 2021 tentang Implementasi Core Values,
Pemerintah telah meluncurkan Core Values (Nilai-Nilai Dasar) ASN
BerAKHLAK. Core Values ASN yang diluncurkan yaitu ASN BerAKHLAK
yang merupakan akronim dari Berorientasi Pelayanan, Akuntabel,
Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif.
1.Berorientasi Pelayanan
Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam
rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas
barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh
penyelenggara pelayanan publik. Tugas pelayanan publik yang sangat
erat kaitannya dengan pegawai ASN, sangatlah penting untuk
memastikan bahwa ASN mengedepankan nilai Berorientasi Pelayanan
dalam pelaksanaan tugasnya, dimaknai bahwa setiap ASN harus
18
berkomitmen memberikan pelayanan prima demi kepuasan masyarakat.
Kode etik berorientasi Pelayanan :
a. Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat.
b. Ramah, Cekatan, Solutif, dan dapat diandalkan
c. Melakukan perbaaikan tiada henti
2. Akuntabel
Dalam konteks ASN Akuntabilitas adalah kewajiban untuk
mempertanggungjawabkan segala tindak dan tanduknya sebagai pelayan
publik kepada atasan, lembaga pembina, dan lebih luasnya kepada public.
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau
institusi untuk memenuhi tanggung jawab dari amanah yang dipercayakan
kepadanya. Amanah seorang ASN menurut Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2021 adalah
menjamin terwujudnya perilaku yang sesuai dengan Core Values ASN
BerAKHLAK. Dalam konteks Akuntabilitas, perilaku tersebut adalah:
a. Kemampuan melaksanaan tugas dengan jujur, bertanggung
jawab, cermat, disiplin dan berintegritas tinggi.
b. Kemampuan menggunakan kekayaan dan barang milik negara
secara bertanggung jawab, efektif, dan efisien.
c. Kemampuan menggunakan Kewenangan jabatannya dengan
berintegritas tinggi.
3. Kompeten
ASN merupakan jabatan profesional, yang harus berbasis pada
kesesuaian kualifikasi, kompetensi, dan berkinerja serta patuh pada kode
etik profesinya. ASN sebagai profesi memiliki kewajiban mengelola dan
mengembangkan dirinya dan wajib mempertanggungjawabkan kinerjanya
dan menerapkan prinsip merit dalam pelaksanaan manajemen ASN.
kaitan relevansi kode etik profesi ASN dengan kinerja ASN, dapat
diperhatikan dalam latar belakang dirumuskannya kode etik ASN yang
disebut dengan BerAkhlak. Panduan perilaku (kode etik) kompeten yaitu:
19
a. Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang
selalu berubahi
b. Membantu orang lain belajar.
c. Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.
4. Hormonis
Harmoni (dalam bahasa Yunani: harmonia) berarti terikat secara
serasi/sesuai). Dalam bidang filsafat, harmoni adalah kerja sama antara
berbagai faktor dengan sedemikian rupa hingga faktor-faktor tersebut
dapat menghasilkan suatu kesatuan yang luhur. Salah satu kunci sukses
kinerja suatu organisasi berawal dari suasana tempat kerja. Energi positif
yang ada di tempat kerja bisa 11 memberikan dampak positif bagi
karyawan yang akhirnya memberikan efek domino bagi produktivitas,
hubungan internal, dan kinerja secara keseluruhan. Pola Harmoni
merupakan sebuah usaha untuk mempertemukan berbagai pertentangan
dalam masyarakat. Suasana harmoni dalam lingkungan bekerja akan
membuatkan kita secara individu tenang, menciptakan kondisi yang
memungkinkan untuk saling kolaborasi dan bekerja sama, meningkatkan
produktifitas bekerja dan kualitas layanan kepada pelanggan. Kode etik
Harmonis yaitu sebagai berikut :
a. Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya.
b. Suka menolong orang lain.
c. Membangun lingkungan kerja yang kondusif.
5. Loyal
Nilai “Loyal” dianggap penting dan dimasukkan menjadi salah satu
core values yang harus dimiliki dan diimplementasikan dengan baik oleh
setiap ASN. Salah satu sifat yang harus dimiliki oleh seorang ASN ideal
adalah sifat loyal atau setia kepada bangsa dan negara. Sifat dan sikap
loyal terhadap bangsa dan negara dapat diwujudkan dengan sifat dan
sikap loyal ASN kepada pemerintahan yang sah sejauh pemerintahan
tersebut bekerja sesuai dengan peraturan perundangundangan yang
20
berlaku, karena ASN merupakan bagian atau komponen dari
pemerintahan itu sendiri.
Secara etimologis, istilah “loyal” diadaptasi dari bahasa Prancis
yaitu “Loial” yang artinya mutu dari sikap setia. Secara harfiah loyal berarti
setia, atau suatu kesetiaan. Sedangkan Loyalitas merupakan suatu hal
yang bersifat emosional. Untuk bisa mendapatkan sikap loyal seseorang,
terdapat banyak faktor yang akan memengaruhinya. Loyal, merupakan
salah satu nilai yang terdapat dalam Core Values ASN yang dimaknai
bahwa setiap ASN harus berdedikasi dan mengutamakan kepentingan
bangsa dan negara, dengan panduan perilaku:
a. Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia tahun 1945, setia kepada NKRI serta
pemerintahan yang sah.
b. Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instansi dan negara.
c. Menjaga rahasia jabatan dan negara.
6. Adaptif
Adaptif adalah karakteristik alami yang dimiliki makhluk hidup
untuk bertahan hidup dan menghadapi segala perubahan lingkungan atau
ancaman yang 12 timbul. Dengan demikian adaptasi merupakan
kemampuan mengubah diri sesuai dengan keadaan lingkungan tetapi juga
mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan (keinginan diri). Organisasi
maupun individu dituntut untuk menyesuaikan diri dengan apa yang
menjadi tuntutan perubahan. Di dunia usaha hal ini lebih mudah
dimengerti ketika terjadi perubahan pada selera pasar akan memaksa
pelaku usaha untuk menyesuaikan produk mereka agar sesuai dengan
apa yang menjadi keinginan pasar.
Budaya adaptif dalam pemerintahan merupakan budaya
organisasi di mana ASN memiliki kemampuan menerima perubahan,
termasuk penyelarasan organisasi yang berkelanjutan dengan
lingkungannya, juga perbaikan proses internal yang berkesinambungan.
Kode etik adaftif yaitu :
21
a. Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan.
b. Terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas.
c. Bertindak proaktif
7. Kolaboratif
Kolaboratif atau kolaborasi adalah merupakan proses partisipasi
beberapa orang, kelompok, dan organisasi yang bekerja sama untuk
mencapai hasil yang diinginkan. Kolaborasi juga sering dikatakan meliputi
segala aspek pengambilan keputusan, implementasi sampai evaluasi.
Berbeda dengan bentuk kolaborasi lainnya atau interaksi stakeholders
bahwa organisasi lain dan individu berperan sebagai bagian strategi
kebijakan, collaborative governance menekankan semua aspek yang
memiliki kepentingan dalam kebijakan membuat persetujuanbersama
dengan “berbagi kekuatan”. Kode etik Prilaku Kolaboratif yaitu :
a. Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk
berkontribusi.
b. Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah.
c. Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan
bersama
• Peran dan Kedudukan ASN
a.Manajemen ASN
Manajemen ASN merupakan Pengelolaan ASN untuk
menghasilkan Pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, Etika
Profesi, Bebas dari intervensi politik, dan bersih dari praktif KKN.
Berdasarkan Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 ASN terdiri atas 2
yaitu PNS dan PPPK. PNS merupakan warga negara Indonesia yang
memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap
oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan
pemerintahan dan memiliki nomor induk pegawai secara nasional.
Sedangkan 13 PPPK merupakan warga Negara Indonesia yang
memenuhi syarat tertentu, yang diangkat berdasarkan perjanjian kerja
untuk jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas
22
pemerintahan sesuai dengan kebutuhan Instansi Pemerintah dan
ketentuan perundang-undangan.
Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang
menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah
serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan
partai politik. Pegawai ASN dilarang menjadi anggota dan/atau pengurus
partai politik. Selain untuk menjauhkan birokrasi dari pengaruh partai
politik, hal ini dimaksudkan untuk menjamin keutuhan, kekompakan dan
persatuan ASN, serta dapat memusatkan segala perhatian, pikiran, dan
tenaga pada tugas yang dibebankan kepadanya.
Untuk menjalankan kedudukannya, makan Pegawai ASN
memiliki fungsi dan tugas yaitu sebagai berikut :
1. Pelaksana kebijakan publik yaitu bertugas melaksanakan kebijakan
yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
2. Pelayan publik yaitu bertugas memberikan pelayanan publik yang
profesional dan berkualitas.
3. Perekat dan pemersatu bangsa.
Selanjutnya peran dari Pegawai ASN: perencana, pelaksana, dan
pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan
pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan
publik yang professional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari
praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Agar dapat melaksanakan tugas
dan tanggung jawabnya dengan baik dapat meningkatkan produktivitas,
menjamin kesejahteraan ASN dan akuntabel, maka setiap ASN diberikan
hak. Setelah mendapatkan haknya maka ASN juga berkewajiban sesuai
dengan tugas dan tanggungjawabnya.
ASN sebagai profesi berlandaskan pada kode etik dan kode
perilaku. Kode etik dan kode perilaku ASN bertujuan untuk menjaga
martabat dan kehormatan ASN. Kode etik dan kode perilaku yang diatur
23
dalam UU ASN menjadi acuan bagi para ASN dalam penyelenggaraan
birokrasi pemerintah.
Penerapan sistem merit dalam pengelolaan ASN mendukung
pencapaian tujuan dan sasaran organisasi dan memberikan ruang bagi
tranparansi, akuntabilitas, obyektivitas dan juga keadilan. Beberapa
langkah nyata dapat dilakukan untuk menerpakan sistem ini baik dari sisi
perencanaan kebutuhan yang 14 berupa transparansi dan jangkauan
penginformasian kepada masyarakat maupun jaminan obyektifitasnya
dalam pelaksanaan seleksi. Sehingga instansi pemerintah mendapatkan
pegawai yang tepat dan berintegritas untuk mencapai visi dan misinya.
Dalam organisasi berbagai sistem pengelolaan pegawai harus
mencerminkan prinsip merit yang sesungguhnya dimana semua
prosesnya didasarkan pada prinsip-prinsip yang obyektif dan adil bagi
pegawai. Jaminan sistem merit pada semua aspek pengelolaan pegawai
akan menciptakan lingkungan yang kondusif untuk pembelajaran dan
kinerja.
Manajemen ASN terdiri dari Manjemen PNS dan Manajemen
PPPK. Manajemen PNS meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan,
pengadaan, pangkat dan jabatan, pengembangan karier, pola karier,
promosi, mutasi, penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan,
penghargaan, disiplin, pemberhentian, jaminan pensisun dan hari tua, dan
perlindungan. Manajemen PPPK meliputi penetapan kebutuhan,
pengadaan, penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan, pengembangan
kompetensi, pemberian penghargaan, disiplin, pemutusan hubungan
perjanjian kerja, dan perlindungan.
b. Smart ASN
Sesuai dengan 5 arahan presiden dalam upaya percepatan
transformasi digital, pengembangan SDM merupakan salah satu fokus
Presiden. Literasi digital berperan penting untuk meningkatkan
kemampuan kognitif sumber daya manusia di Indonesia agar
keterampilannya tidak sebatas mengoperasikan gawai. Kerangka kerja
24
literasi digital terdiri dari kurikulum digital skill, digital safety, digital culture,
dan digital ethics. Kerangka kurikulum literasi digital ini digunakan sebagai
metode pengukuran tingkat kompetensi kognitif dan afektif masyarakat
dalam menguasai teknologi digital.
Literasi digital adalah sebuah konsep dan praktik yang bukan
sekadar menitikberatkan pada kecakapan untuk menguasai teknologi.
Lebih dari itu, literasi digital juga banyak menekankan pada kecakapan
pengguna media digital dalam melakukan proses mediasi media digital
yang dilakukan secara produktif. Seorang pengguna yang memiliki
kecakapan literasi digital yang bagus tidak hanya mampu mengoperasikan
alat, melainkan juga mampu bermedia digital dengan penuh tanggung
jawab.
Empat pilar yang menopang literasi digital yaitu :
1. Etika bermedia digital meliputi kemampuan individu dalam menyadari,
mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan,
dan mengembangkan tata kelola etika digital (netiquette) dalam kehidupan
sehari hari.
2. Budaya bermedia digital meliputi kemampuan individu dalam membaca,
menguraikan, membiasakan, memeriksa, dan membangun wawasan
kebangsaan, nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan
sehari-hari.
3. Keamanan bermedia digital meliputi kemampuan individu dalam
mengenali, mempolakan, menerapkan, menganalisis, menimbang dan
meningkatkan kesadaran keamanan digital dalam kehidupan sehari-hari.
4. Kecakapan bermedia digital meliputi Kemampuan individu dalam
mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras dan piranti
lunak TIK serta sistem operasi digital dalam kehidupan sehari-hari
25
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI
A. Identifikasi Isu
Isu adalah suatu hal yang terjadi baik di dalam maupun di luar
organisasi yang apabila tidak ditangani secara baik akan memberikan efek
negatif terhadap organisasi dan berlanjut pada tahap selanjutnya. Adapun
isu yang terjadi di SMP Negeri 4 manokwari, yaitu;
26
C. Tapisan Isu
Teknik analisis isu yang digunakan adalah analisis isu APKL. Teknik
APKL adalah teknik yang digunakan untuk menentukan kelayakan suatu
masalah dengan memperhatikan empat faktor, yaitu;
d. Layak (L),yaitu isu yang masuk akal (logis),pantas, realistis dan dapat
dibahas sesuai dengan tugas,hak, wewenang dan tanggung jawab hingga
akhirnya diangkat menjadi isu yang prioritas.
27
D. Gagasan Pemecahan Isu
Meningkatkan Minat Peserta Didik dalam Mengikuti Ibadah Osis
Doa bersama
Mengahafal beberapa ayat
Membaca Alkitab saat beribadah
Menyanyi sambil bermain
28
Tabel 5.Deskripsi kegiatan
No kegiatan Tahapan Output/ hasil Keterkaitan Kontribusi terhadap Penguatan Nilai
substansi mata Visi Misi Organisasi Organisasi
pelatih
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Menjumpai konsultasi Adanya -Manajemen ASN Visi -Profesional
kepala dengan Kepala persetujuan,sara dan Smart ASN - Terwujudnya Sekolah -kerja sama
Sekolah Sekolah n, dan masukan. Berorientasi Pada yang -tanggung jawab
penetapan Pelayanan,ramah, Neriman,Berprestasi, -sadar waktu
mentor terkait dan dapat Berbudaya, -inisiatif
Rancangan diandalkan Berwaawasan IPTEK,
Aktualisasi Akuntabel- Berkarakter, dan
bertanggung Peduli Lingkungan.
jawab,komitmen,ker
ja sama, dan
responisasi
29
2 Menjumpai Konsultasi -Adanya Manajemen ASN Misi Dengan susunan
mentor dengan mentor persetujuan dan dan Smart ASN Meningkatkan kegiatan
bimbingan terkait judul Isu kejelasan. - Akuntabel-kerja keimanan dan pembelajaran
Rancangan yang diangkat Ramah, Sopan, sama, - ketaqwaan warga maka akan
Aktualisasi Dan Penyerahan tanggung tanggung jawab, sekolah menguatkan nilai
Jadwal jawab,mura organisasi
rancangan hati,Kerjasama Akuntabel dan
3 Konsultasi Aktualisasi Adanya Misi professional
dengan persetujuan dan Meningkatkan 1.profesional
mentor terkait Persetujuan dari kerja sama keimanan dan 2.sadar waktu
dengan mentor ketaqwaan warga 3.tanggung jawab
kegiatan sekolah 4.inisiatif
Aktualisasi
yang akan
dilaksanakan
4 Pertemuan Konsultasi Adanya Manajemen ASN Misi 1.profesional
dengan dengan mentor persetujuan, dan Smart ASN Meningkatkan 2.tanggung jawab
mentor terkait kegiatan keimanan dan 3.kerja sama
Aktualisasi yang ketaqwaan warga 4.inisiatif
akan dilakukan sekolah
30
5 Memberikan Mengarahkan Adanya 1.Kompeten Misi 1.profesional
arahan pada peserta didik agar pemahaman dari Meningkatkan Meningkatkan 2.kerja sama
peserta didik kerja sama dalam peserta didik kompetensi diri dan keimanan dan 3.tanggung jawab
terkait kegiatan yang melaksanakan ketaqwaan warga 4.inisiatif
kegiatan yang akan dilakukan tugas dengan sekolah
akan kualitas terbaik
dilakukan 2.kolaboratif
Terbuka dan
bekerja sama
31
BAB III
CAPIAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR
A. Daftar Kegiatan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar PNS
Dalam melaksanakan kegiatan Aktualisasi atau habituasi selama
30 hari, penulis melaksanakan kegiatan Meningkatkan Minat Peserta Didik
Dalam Mengikuti Ibadah Osis di SMP Negeri 4 Kabupaten Manokwari,
yang menerapkan Nilai-Nilai Berakhlak.
B. Deskripsi Capaian
Hasil pencapaian aktualisasi ini adalah memberikan pemahaman
serta penerapan secara langsung nilai-nilai Berakhlak dalam bentuk
kontribusi Meningkatkan Minat Peserta Didik Dalam Mengikuti Ibadah Osis
di SMP Negeri 4 Kabupaten Manokwari, adapun uraian teknik
pelaksanaan kegiatan pada rancangan aktualisasi yang telah dirumuskan
adalah sebagai berikut:
32
1. Pertemuan Dengan Kepala Sekolah
a. Penentuan Dan Penunjukan Mentor
Deskripsi kegiatan
Analisis dampak.
33
di lakukan, disamping itu dapat memudahkan dalam pelaksanaan
kegiatan proses belajar mengajar, dengan selalu memperhatikan dan
menerapkan nilai-nilai dasar PNS dalam melakukan kegiatan sehingga
dapat berlangsung/ berjalan dengan baik.
34
Analisis Dampak
35
Analisis Dampak
Deskripsi Kegiatan
36
Analisis Dampak
b. Membaca Alkitab
Deskripsi Kegiatan
37
Analisis Dampak
Deskripsi Kegiatan
38
Analisis Dampak
39
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan aktualisasi sebagaimana
di uraikan di atas, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
1. melalui kegiatan aktualisasi ini penulis dapat belajar dan melatih
kepekaan dan kemapuam dalam melakukan proses belajar
mengajar sebagai seorang guru di SMP Negeri 4 Manokwari.
2. Melalui kegiatan aktualisasi ini, penulis dapat memahami lebih
dalam lagi bagaimana mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS
yang tercakup dalam mata pelatihan nilai-nilai berakhlak seperti,
Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis,
Kolaboratif, Adaptif, dan Loyal.
3. Penulis juga mendapatkan banyak pengalaman nyata tentang
penerapan nilai-nilai dasar PNS dalam bentuk sikap dan perilaku
disiplin dalam kedudukan dan perannya sebagai ASN yang
diterapkan di instansi tempat kerja masing-masing, sehinga dapat
memberikan dampak dan manfaat bagi peserta Latsar CPNS, unit
kerja dan masyrakat.
4. Melalui kegiatan aktualisasi ini, penulis juga mendapat manfaat
pembelajaran, antara lain:
Melatih kepemimpinan dalam mengorganisir kegiatan
dengan baik.
Dapat lebih memahami dan mendalami apa yang menjadi
tugas pokok penulis di tempat kerja.
40
B. Saran
Berdasarkan uraian laporan dan kesimpulan di atas, maka penulis
dapat memberikan beberapa saran dalam rangka peningkatan kegiatan
aktualisasi mendatang.
1. Dalam pelaksanaan kegiatan terus membangun komunikasi dan
koordinasi kerja yang baik dengan mentor dan semua pegawai dan
berupaya semaksimal mungkin menyelesaikan tahapan kegiatan
dengan baik.
2. Mengoptimalkan waktu yang ada dengan baik sehigga seluruh
tahapan kegiatan dapat diselesaikan.
41
DAFTAR PUSTAKA
Lembaga Administrasi Negara (LAN). 2015. Akuntabilitas. Modul
Pendidikan dan Pelatihan PrajabatanGolongan I dan II. Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara (LAN). 2015. Nasionalisme. Modul
Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan I dan II. Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara (LAN). 2015. Etika Publik. Modul
Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan I dan II. Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara (LAN). 2015. Komitmen Mutu. Modul
Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan I dan II. Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara (LAN). 2015. Anti Korupsi. Modul
Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan I/II dan III.
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara (LAN). 2017. Pelayanan Publik. Modul
Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara (LAN). 2017. Manajemen ASN. Modul
Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara (LAN). 2017. Whole of Government. Modul
Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara (LAN). 2017. Habituasi. Modul Pelatihan
Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.
Badan PPSDM Kesehatan Kemenkes RI. 2018. Buku Panduan.Pelatihan
Dasar (Latsar) CPNS Golongan III, Jakarta: Kemenkes RI.
Hudak & Gallo. 2010. Keperawatan Kritis : Pendekatan Holistik Edisi 6,
Volume 1 dan 2 .Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
42
LAMPIRAN
Kegiatan Kegiatan Kegiatan Kegiatan TOTAL
Nilai dasar Indikator nilai I II III IV
I II III I II III I II III I II III
Berorientasi
Pelayanan
Akuntabel 2
Kompeten 3
Harmonis
Loyal 1
Adaptip
43
Kolaboratif
44