JUDUL :
OPTIMALISASI PELAKSANAAN ASESMEN RISIKO JATUH
DI RUANG UGD DENGAN PENGISIAN FORMAT ASESMEN
RISIKO JATUH DI PUSKESMAS IWOIMENDAA
OLEH :
Gambar 2.2
Struktur Organisasi UPTD Puskesmas Iwoimendaa
Tabel 2.2
Jenis Ketenagaan PNS di Puskesmas Iwoimendaa per Desember 2018
Jumlah PTT
No Jenis Tenaga PNS NS Sukarela
Tenaga
Daerah
1 Dokter Umum 1 1
2 Dokter Gigi 1 1
3 S1 Kesehatan Masyarakat 7 4 2 1
4 Ners Keperawatan 5 4 1
5 Apoteker 1 1
6 S1 Farmasi 2 1 1
7 S1/D4 Gizi 3 1 1 1
8 D4 Analis Kesehatan 1 1
9 D3 Keperawatan 21 2 9 10
10 D3 Kebidanan 29 7 1 8 13
11 D3 Perawat Gigi 1 1
12 D3 Analis Kesehatan 1 1
13 D3 Farmasi 1 1
14 D3 Gizi 1 1
15 D3 Administrasi Kesehatan 1 1
16 Supir 1 1
JUMLAH 78 16 11 24 27
Sumber: Profil UPTD Puskesmas Iwoimendaa Tahun 2018
Dari Tabel di atas ketersediaan tenaga PNS di Puskesmas Iwoimendaa
sebesar 13 orang. Jumlah ini berkurang dibandingkan tahun sebelumnya karena
ada yang pensiun/mutasi.
2.1.5 Tugas Pokok dan Fungsi Puskesmas
UPT Puskesmas Iwoimendaa berada di kawasan perdesaan. Pola
struktur organisasi UPT Puskesmas yang dapat dijadikan acuan di UPT
Puskesmas kawasan perdesaan adalah sebagai berikut:
1) Kepala UPT Puskesmas Kriteria
Kepala UPT Puskesmas yaitu tenaga kesehatan dengan tingkat
pendidikan paling rendah sarjana, memiliki kompetensi manajemen
kesehatan masyarakat, masa kerja di UPT Puskesmas minimal 2
(dua) tahun, dan telah mengikuti pelatihan manajemen UPT
Puskesmas.
2) Kasubag Tata Usaha, membawahi beberapa kegiatan diantaranya
Sistem Informasi UPT Puskesmas, kepegawaian, rumah tangga,
dan keuangan
3) Penanggungjawab UKM esensial dan keperawatan kesehatan
masyarakat yang membawahi:
a) Pelayanan promosi kesehatan termasuk UKS
b) Pelayanan kesehatan lingkungan
c) Pelayanan KIA-KB yang bersifat UKM
d) Pelayanan gizi yang bersifat UKM
e) Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit
f) Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat
4) Penanggungjawab UKM Pengembangan
Membawahi upaya pengembangan yang dilakukan UPT
Puskesmas, antara lain:
a) pelayanan kesehatan jiwa
b) pelayanan kesehatan gigi masyarakat
c) pelayanan kesehatan tradisional komplementer
d) pelayanan kesehatan olahraga
e) pelayanan kesehatan indera
f) pelayanan kesehatan lansia
g) pelayanan kesehatan kerja
h) pelayanan kesehatan lainnya
11
5) Penanggungjawab UKP, kefarmasian, dan laboratorium
Membawahi beberapa kegiatan, yaitu:
a) pelayanan pemeriksaan umum
b) pelayanan kesehatan gigi dan mulut
c) pelayanan KIA-KB yang bersifat UKP
d) pelayanan gawat darurat
e) pelayanan gizi yang bersifat UKP
f) pelayanan persalinan
g) pelayanan kefarmasian
h) pelayanan laboratorium
6) Penanggungjawab jaringan pelayanan UPT Puskesmas dan jejaring
fasilitas pelayanan kesehatan, yang membawahi:
a) Puskesmas Pembantu
b) Puskesmas Keliling
c) Bidan Desa
d) Jejaring fasilitas pelayanan kesehatan
12
7) Memfasilitasi suasana lingkungan yang tenang dan aman serta
bebas risiko penularan infeksi;
8) Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana pada
area medikal bedah;
9) Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana di area
anak;
10) Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana di area
maternitas;
11) Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana di area
komunitas;
12) Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana di area
jiwa;
13) Melakukan tindakan terapi komplementer/holistik;
14) Melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan intervensi
pembedahan pada tahap pre/intra/post operasi;
15) Memberikan perawatan pada pasien dalam rangka melakukan
perawatan paliatif;
16) Memberikan dukungan/fasilitasi kebutuhan spiritual pada kondisi
kehilangan/berduka/ menjelang ajal dalam pelayanan keperawatan;
17) Melakukan perawatan luka; dan
18) Melakukan dokumentasi tindakan keperawatan.
13
Tabel 2.3
Identifikasi Isu
Pelaksanaan Tugas
Deskripsi Terkait Dengan
No Atau Fungsi Pegawai Isu Teridentifikasi
Agenda III
Yang Belum Optimal
1. Melakukan pengkajian Belum optimalnya Pelayanan publik:
keperawatan dasar pelaksanaan Dengan tidak tersedianya
pada individu asesmen risiko jatuh format pengkajian
di ruang UGD assessment risiko jatuh,
maka dapat menurunkan
mutu pelayanan dalam
Puskesmas Iwoimendaa
2. Memfasilitasi Kurangnya Pelayanan Publik:
penggunaan alat-alat penggunaan APD Penggunaan APD yang
pengamanan/pelindung jenis sepatu/sandal sesuai dengan kriteria
fisik untuk mencegah tertutup oleh staf keselamatan dapat
risiko cedera pada secara menyeluruh meningkatkan efektivitas
individu dalam rangka yang sesuai dengan dalam pelayanan.
upaya preventif; kriteria
keselamatan.
3. Melaksanakan edukasi Rendahnya Whole Of Government:
tentang perilaku hidup pemahaman Peningkatan pengetahuan
bersih dan sehat dalam keluarga mengenai mengenai penyakit dan
rangka melakukan penyakit dan terapi terapi lanjutan oleh pasien
upaya promotif; lanjutan setelah dan keluarga merupakan
dipulangkan. bentuk kerjasama yang
baik dalam meningkatkan
derajat kesehatan
masyarakat.
14
Dari isu yang terkumpul dan berdasarkan analisa kondisi diatas,
selanjutnya melakukan proses pemilihan isu dengan analisis isu. Analisis isu
bertujuan untuk menetapkan kualitas isu dan menentukan prioritas isu yang perlu
diangkat untuk di selesaikan melalui gagasan kegiatan yang dilakukan. Analisis
itu dilakukan dengan pendekatan APKL, yaitu Aktual, Problematik,
Kekhayalakan, dan Layak.
Analisis APKL merupakan alat bantu untuk menganalisis ketepatan dan
kualitas isu dengan memperhatikan tingkat aktual, problematik, kekhayalakan,
dan layak dari isu – isu yang ditemukan di lingkungan unit kerja. Setelah
diperoleh analisis APKL, maka dipilih isu yang menjadi prioritas utama yang
selanjutnya akan diidentifikasi. Secara lebih inci penjelasan APKL dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 2.4
Penjelasan APKL
No Indikator Keterangan
1. Aktual (A) Isu yang sering terjadi atau dalam
proses kejadian sedang ramai
dibicarakan di kalangan masyarakat
2. Problematika (P) Isu yang memiliki dimensi masalah
yang kompleks sehingga perlu
dicarikan segera solusinya
3. Kekhayalakan (K) Isu yang secara langsung menyangkut
hajat hidup orang banyak
4. Layak (L) Isu yang masuk akal dan realistis serta
relevan untuk dimunculkan inisiatif
pemecahan masalahnya
Tabel 2.5
Analisis APKL Untuk Menentukan Isu Prioritas
Indikator
No Identifikasi Isu Jumlah Peringkat
A P K L
1 Belum optimalnya pelaksanaan
asesmen risiko jatuh di ruang UGD 5 5 4 5 19 I
puskesmas
15
2 Kurangnya penggunaan APD jenis
sepatu/sandal tertutup oleh staf
4 3 2 4 13 II
secara menyeluruh yang sesuai
dengan kriteria keselamatan.
3 Rendahnya pemahaman keluarga
mengenai penyakit dan terapi 3 3 2 3 11 III
lanjutan setelah dipulangkan.
Tabel 2.6
Keterangan Skala Linkert APKL
Aktual Problematik Kekhalayakan Layak
5 = Sangat 5 = Sangat
5 = Sangat Problematik 5 = Sangat Cepat
Aktual Layak
3 = Cukup 3 = Cukup
3 = Cukup Problematik 3 = Cukup Cepat
Aktual Layak
2 = Kurang 2 = Kurang
2 = Kurang Problematik 2 = Kurang Cepat
Aktual Layak
1 = Tidak
1 = Tidak Problematik 1 = Tidak Cepat 1 = Tidak Layak
Aktual
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa isu yang ditetapkan oleh penulis
berdasarkan metode APKL adalah Kurang optimalnya pelaksanaan asesmen
risiko jatuh.
16
Akar Masalah
Penurunan Mutu
pelayanan
Bagan 2.1
Akar masalah
17
Analisis permasalahan isu yang digunakan dalam penulisan rancangan ini
adalah USG (Urgency, Seriousness, Growth).
Kriteria USG meliputi:
1. Urgency yaitu seberapa mendesak isu itu harus dibahas, dianalisi dan
ditindaklanjuti.
2. Seriousness yaitu seberapa serius isu itu harus dibahas dikaitkan dengan
akibat yang ditimbulkan.
3. Growth yaitu seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika
tidak ditangani sebagaimana mestinya.
Tabel 2.6
Bobot Kriteria USG
Bobot Keterangan
4 Kuat pengaruhnya
3 Sedang pengaruhnya
2 Kurang pengaruhnya
Tabel 2.7
Analisis Permasalahan Isu Menggunakan USG
Kriteria
No Penilaian Masalah Jumlah Rangking
U S G
18
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa segi prioritas dan urgen maka
permasalahan isu yang di angkat pada rancangan Aktualisasi ini adalah tidak
diterapkannya SOP mengenai pelaksanaan asesment risiko jatuh
Jika dilihat dari akar permasalahan diatas, maka dapat kita ketahui bahwa
pihak ikut terlibat, yaitu Kepala Puskesmas sebagai pemangku kebijakan dalam
lingkup UPTD Puskesmas Iwoimendaa, Staf UGD sebagai pelaksana kebijakan
dan garda terdepan dalam penerimaan dan pengkajian pasien, dan pasien itu
sendiri sebagai pengguna jasa pelayanan pada UPTD Puskesmas Iwoimendaa.
Apabila isu Kurang optimalnya pelaksanaan asesmen risiko jatuh di UPTD
Puskesmas Iwoimendaa tidak segera dipecahkan maka akan berdampak sebagai
berikut :
19
a. Kepemimpinan : Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke
bawah dimana pimpinan memainkan peranan yang penting dalam
menciptakan lingkungannya.
b. Transparansi : Keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan
yang dilakukan oleh individu maupun kelompok/instansi.
c. Integritas : konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam
menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan.
d. Tanggung Jawab : kesadaran manusia akan tingkah laku atau
perbuatannya yang di sengaja maupun yang tidak di
sengaja.tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan
kesadaran akan kewajiban.
e. Keadilan : kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu
hal, baik menyangkut benda atau orang.
f. Kepercayaan : Rasa keadilan akan membawa pada sebuah
kepercayaan. Kepercayaan ini yang akan melahirkan akuntabilitas.
g. Keseimbangan : Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan
kerja, maka diperlukan keseimbangan antara akuntabilitas dan
kewenangan, serta harapan dan kapasitas.
h. Kejelasan : Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab harus
memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan
hasil yang diharapkan.
i. Konsistensi : adalah sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan
sesuatu sampai pada tercapai tujuan akhir.
Jenis-jenis Akuntabilitas
Akuntabilitas publik terdiri atas dua macam, yaitu:
a. Akuntabilitas vertikal (vertical accountability), akuntabilitas yang
pertanggungjawaban atas pengelolaan dananya kepada otoritas yang
lebih tinggi.
b. Akuntabilitas horizontal (horizontal accountability), akuntabilitas
yang pertanggungjawabannya kepada masyarakat luas.
Tingkatan Akuntabilitas
Tingkatan akuntabilitas terdiri dari lima (5) tingkatan yaitu :
20
a. Akuntabilitas Personal
b. Akuntabilitas Individu
c. Akuntabilitas Kelompok
d. Akuntabilitas Organisasi
e. Akuntabilitas Stakeholder
2.2.2 Nasionalisme
Nasionalisme merupakan sikap yang meninggikan bangsanya
sendiri dan pandangan tentang rasa cinta terhadap bangsa dan negara.
Dengan nasionalisme yang kuat, maka setiap PNS memiliki orientasi
berpikir mementingkan kepentingan publik, bangsa, dan negara.
Nasionalisme merupakan pandangan atau paham kecintaan manusia
Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-
nilai Pancasila. PNS dapat mempelajari bagaimana aktualisasi sila demi
sila dalam Pancasila agar memiliki karakter yang kuat dengan
nasionalisme dan wawasan kebangsaannya.
Ada lima indikator dari nilai-nilai dasar nasionalisme yang harus
diperhatikan, yaitu :
a. Sila Pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa
1) Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan
ketakwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2) Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang
Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-
masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
3) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama
antara pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang
berbedabeda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
4) Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama
dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
5) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia
dengan Tuhan Yang Maha Esa.
21
6) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan
menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya
masing-masing.
7) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain
b. Sila Kedua : Kemanusiaan yang adil dan beradap
1) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat
dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
2) Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban
asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku,
keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan
sosial, warna kulit dan sebagainya.
3) Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
4) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
5) Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang
lain.
6) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
7) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
8) Berani membela kebenaran dan keadilan.
9) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh
umat manusia.
10) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama
dengan bangsa lain.
c. Sila Ketiga : Persatuan Indonesia
1) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan
dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan
bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan
bangsa apabila diperlukan.
3) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
4) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan
bertanah air Indonesia.
22
5) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
6) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka
Tunggal Ika.
7) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
d. Sila Keempat : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
1) Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia
Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang
sama.
2) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan
untuk kepentingan bersama.
4) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat
kekeluargaan.
5) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang
dicapai sebagai hasil musyawarah.
6) Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan
melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
7) Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di
atas kepentingan pribadi dan golongan.
8) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan
hati nurani yang luhur.
9) Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan
secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung
tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan
keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi
kepentingan bersama.
10) Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang
dipercayai untuk melaksanakan pemusyawaratan.
23
e. Sila Kelima : Keadilan sosial bagi seluruh Indonesia
1) Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan
sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
2) sikap adil terhadap sesama.
3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4) Menghormati hak orang lain.
5) Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat
berdiri sendiri.
6) Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang
bersifat pemerasan terhadap orang lain.
7) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat
pemborosan dan gaya hidup mewah.
8) Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan
atau merugikan kepentingan umum.
9) Suka bekerja keras.
10) Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat
bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama.
11) Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan
kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.
2.2.3 Etika Publik
Etika dapat dipahami sebagai sistem penilaian perilaku serta
keyakinan untuk menentukan perbuatan yang pantas, guna menjamin
adanya perlindungan hak-hak individu, mencakup cara-cara pengambilan
keputusan untuk membantu membedakan hal-hal yang baik dan buruk
serta mengarahkan apa yang seharusnya dilakukan sesuai nila-nilai yang
dianut
Ada tiga fokus utama dalam pelayanan publik yakni:
a. Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan.
b. Sisi dimensi reflektif, etika publik berfungsi sebagai bantuan dalam
menimbang pilihan sarana kebijakan publik dan alat evaluasi.
c. Modalitas etika, menjembatani antara norma moral dan tindakan
faktual
24
Pada prinsipnya ada 3 (tiga) dimensi etika publik yaitu :
a. Dimensi Kualitas Pelayanan Publik
b. Dimensi Modalitas
c. Dimensi Tindakan Integritas Publik
Indikator nilai-nilai dasar etika publik, yaitu :
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.
b. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara
Kesatuan Republik Indonesia 1945.
c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik.
h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah.
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat,
tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
k. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis
sebagai perangkat sistem karir.
2.2.4 Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang
lain yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu kinerja
pegawai. Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan publik
dengan berorientasi pada kualitas hasil, dipersepsikan oleh individu
terhadap produk/ jasa berupa ukran baik/ buruk. Bidang apapun yang
menjadi tanggungjawab pegawai negeri sipil semua mesti dilaksanakan
secara optimal agar dapat memberi kepuasan kepada stakeholder.
25
Nilai-nilai Komitmen Mutu:
a. Efektivitas: dapat diartikan dengan berhasil guna, dapat mencapai
hasil sesuai dengan target. Sedangkan efektivitas menunjukkan
tingkat ketercapaian target yang telah direncanakan, baik
menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja. Efektivitas
organisasi tidak hanya diukur dari performans untuk mencapai
target (rencana) mutu, kuantitas, ketepatan waktu dan alokasi
sumber daya, melainkan juga diukur dari kepuasan dan
terpenuhinya kebutuhan pelanggan.
b. Efisiensi: dapat dihitung sebagai jumlah sumberdaya yang
digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa. Tingkat efisiensi
diukur dari penghematan biaya, waktu, tenaga, dan pikiran dalam
melaksanakan kegiatan. Efisiensi organisasi ditentukan oleh berapa
banyak bahan baku, uang dan manusia yang dibutuhkan untuk
menghasilkan jumlah keluaran tertentu.
c. Inovasi: dapat muncul karena ada dorongan dari dalam (internal)
untuk melakukan perubahan, atau bisa juga karena ada desakan
kebutuhan dari pihak eksternal misalnya permintaan pasar. Inovasi
dalam layanan publik harus mencerminkan hasil pemikiran baru
yang konstruktif, sehingga akan memotivasi setiap individu untuk
membangun karakter dan mindset baru sebagai aparatur
penyelenggara pemerintahan, yang diwujudkan dalam bentuk
profesionalisme layanan publik yang berbeda dengan sebelumnya,
bukan sekedar menjalankan atau menggugurkan tugas rutin.
d. Orientasi mutu: mutu merupakan salah satu standar yang menjadi
dasar untuk mengukur capaian hasil kerja. Mutu menjadi salah satu
alat vital untuk mempertahankan keberlanjutan organisasi dan
menjaga kredibilitas institusi. Orientasi mutu berkomitmen untuk
senantiasa melakukan pekerjaan dengan arah dan tujuan untuk
kualitas pelayanan sehingga pelanggan menjadi puas dalam
pelayanan.
26
Ada lima dimensi karakteristik yang digunakan dalam mengevaluasi
kualitas pelayanan, yaitu:
a. Tangibles (bukti langsung), yaitu : meliputi fasilitas fisik,
perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi;
b. Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan dalam memberikan
pelayanan dengan segera dan memuaskan serta sesuai dengan
yang telah dijanjikan;
c. Responsiveness (daya tangkap), yaitu keinginan untuk
memberikan pelayanan dengan tanggap;
d. Assurance (jaminan), yaitu mencakup kemampuan, kesopanan,
dan sifat dapat dipercaya;
e. Empathy, yaitu kemudahan dalam melakukan hubungan,
komunikasi yang baik, dan perhatian dengan tulus terhadap
kebutuhan pelanggan.
Tanggung jawab mutu ada pada setiap level organisasi. Pada
level puncak (corporate level) bertanggung jawab atas mutu layanan
institusi secara keseluruhan untuk membangun citra kelembagaan dan
keunggulan bersaing. Pada level strategic business unit level
tanggung jawab mutu berkaitan dengan penetapan diversifikasi mutu
pada setiap unit kerja sesuai dengan target masing-masing. Pada level
fungsional bertanggung jawab atas mutu hasil setiap layanan yang
diberikan di unit-unit pendukung. Sedangkan pada level unit dasar
tanggung jawab mutu berkaitan dengan aktivitas/ rencana aksi yang
dilaksanakan di masing-masing unit kerja.
2.2.5 Anti Korupsi
Korupsi berasal dari bahasa latin “corruption” (Fockema Andrea:
1951) atau “corruptus” (Webster Student Dictionary: 1960 ). Selanjutnya
dikatakan bahwa “corruption” berasal dari kata “corrumpere”, suatu
bahasa latin yang lebih tua. Dari bahasa latin tersebut kemudian dikenal
istilah “coruption, corrupt” (Inggris), “corruption” (Perancis) dan
“corruptive/korruptie” (Belanda). Korupsi secara harafiah adalah
27
kebusukan, keburukan, kebejatan, ketidakjujuran, dapat disuap, tidak
bermoral, penyimpangan dari kesucian.
Korupsi sering disebut dengan kejahatan luar biasa karena
dampaknya dapat menyebabkan kerusakan yang luar biasa baik dalam
ruang lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan kehidupan yang lebih
luas. Kerusakan tersebut tidak hanya terjadi dalam kurun waktu yang
pendek, namun dapat berdampak secara jangka panjang. Korupsi menurut
UU No. 20 Tahun 2001 didefinisikan sebagai tindakan melawan hukum
dengan maksud memperkaya diri sendiri, orang lain, atau korporasi yang
berakibat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.
menurut UU No. 31/1999 jo No. UU 20/2001, terdapat 7 kelompok tindak
pidana korupsi yang terdiri dari:
a. kerugian keuangan negara,
b. suap-menyuap,
c. pemerasan,
d. perbuatan curang,
e. penggelapan dalam jabatan,
f. benturan kepentingan dalam pengadaan, dan
g. gratifikasi.
Nilai-Nilai Anti Korupsi
Adapun Nilai-nilai dasar anti korupsi adalah meliputi:
a. Kejujuran
Jujur dapat didefinisikan sebagai lurus hati, tidak berbohong, dan
tidak curang. Jujur adalah salah satu sifat yang sangat penting
dalam kehidupan pegawai, tanpa sifat jujur pegawai tidak akan
dipercaya dalam kehidupan sosialnya.
b. Kepedulian
Peduli adalah mengindahkan, memperhatikan dan menghiraukan.
Nilai kepedulian sangat penting bagi seorang pegawai dalam
kehidupan di tempat kerja dan di masyarakat.
28
c. Kemandirian
Kondisi mandiri dapat diartikan sebagai proses mendewasakan diri
yaitu dengan tidak bergantung pada orang lain untuk mengerjakan
tugas dan tanggung jawabnya
d. Kedisiplinan
Disiplin adalah ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan Tanggung
Jawab
e. Tanggung jawab adalah menerima segala sesuatu perbuatan yang
salah baik itu disengaja maupun tidak disengaja. Tanggung jawab
tersebut berupa perwujudan dan kesadaran akan kewajiban
menerima dan menyelesaikan semua masalah yang telah dilakukan.
f. Kerja Keras
Bekerja keras didasari dengan adanya kemauan, dimana kemauan
menimbulkan asosiasi dengan ketekadan, ketekunan, daya tahan,
tujuan jelas, daya kerja, pendirian, pengendalian diri, keberanian,
ketabahan, keteguhan, tenaga, kekuatan dan pantang mundur.
g. Sederhana
Gaya hidup sederhana dibiasakan untuk tidak hidup boros, hidup
sesuai dengan kemampuannya dan dapat memenuhi semua
kebutuhannya. Prinsip hidup sederhara merupakan parameter
penting dalam menjalin hubungan antara sesama karena prinsip ini
akan mengatasi permasalahan kesenjangan sosial, iri, dengki,
tamak, egosi dan juga menghindari dari keinginan yang berlebihan.
h. Keberanian
Nilai keberanian dapat dikembangkan dan diwujudkan dalam
bentuk berani mengatakan dan membela kebenaran, berani
mengakui kesalahan, berani bertanggungjawab dan lain
sebagainya.
i. Keadilan
Adil berarti adalah sama berat, tidak berat sebelah, tidak memihak.
29
2.2.6 Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan
pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas
dari intervensi politik, bersih dari praktek korupsi, kolusi dan nepotisme.
Manajemen ASN meliputi Manajemen PNS dan Manajemen PPPK. PNS
diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki suatu
jabatan pemerintahan dan memilili nomor induk pegawai nasional.
Sementara itu, PPPK diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian
berdasarkan perjanjian kerja sesuai dengan kebutuhan instansi pemerintah
untuk jangka waktu tertentu.
Manajemen ASN diselenggarakan berdasarkan Sistem Merit. Manajemen
ASN meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan; pengadaan; pangkat
dan jabatan; pengembangan karier; pola karier; promosi; mutasi; penilaian
kinerja; penggajian dan tunjangan; penghargaan; disiplin; pemberhentian;
jaminan pensiun dan jaminan hari tua; dan perlindungan (LAN,
Manajemen Aparatur Sipil Negara, 2014).
30
1. Adanya faktor-faktor eksternal seperti dorongan publik dalam
mewujudkan integrasi kebijakan, program pembangunan dan
pelayanan agar tercipta penyelenggaraan pemerintahan lebih baik,
selain itu perkembangan teknologi informasi, situasi dan dinamika
kebijakan yang lebih kompleks juga mendorong pentingnya WoG.
2. Faktor-faktor internal dengan adanya fenomena ketimpangan
kapasitas sektoral sebagai akibat dari adanya nuansa kompetisi antar
sektor dalam pembangunan.
3. Keberagaman latar belakang nilai, budaya, adat istiadat, serta bentuk
latar belakang lainnya mendorong adanya potensi disintegrtasi
bangsa
2.2.8 Pelayanan Publik
LAN (1998), mengartikan pelayanan publik sebagai segala bentuk
kegiatan pelayanan umum yang dilaksanakan oleh Instansi Pemerintahan
di Pusat dan Daerah, dan di lingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk
barang dan /atau jasa, baik dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat.
Dalam UU No. 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, Pelayanan
Publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan
kebutuhan pelayanan sesuai dengan Peraturan perundang-undangan bagi
setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan
administratif yang disediakan oleh penyelenggara Pelayanan Publik.
Barang/jasa publik adalah barang/jasa yang memiliki rivalry
(rivalitas) dan excludability (ekskludabilitas) yang rendah. Barang/jasa
publik yang murni yang memiliki ciri-ciri: tidak dapat diproduksi oleh
sektor swasta karena adanya free rider problem, non-rivalry, dan non-
excludable, serta cara mengkonsumsinya dapat dilakukan secara
kolektif. Perkembangan paradigma pelayanan: Old Public
Administration (OPA), New Public Management (NPM) dan seterusnya
menjadi New Public Service (NPS).
Sembilan prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan
pelayanan prima adalah: partisipatif, transparan, responsif, non
31
diskriminatif, mudah dan murah, efektif dan efisien, aksesibel,
akuntabel, dan berkeadilan.
Fundamen Pelayanan Publik :
1. Pelayanan publik merupakan hak warga negara sebagai amanat
konstitusi
2. Pelayanan publik diselenggarakan dengan pajak warga negara
3. Pelayanan publik diselenggarakan dengan tujuan untuk mencapai
hal-hal strategis untuk memajukan bangsa di masa yang akan
datang
4. Pelayanan publik tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhan warga negara tetapi juga untuk proteksi
32
pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang profesional, bebas
dari intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan
nepotisme. Setiap kegiatan yang dilakukan PNS pasti terdapat
konsekuensi baik berupa penghargaan maupun sanksi,semestinya
sebagai PNS kita tidak boleh melalaikan kewajiban kita di kantor.
Dengan adanya Peraturan Pemerintah nomor 53 tahun 2010 tentang
Disiplin PNS dalam pasal 3 dijelaskan tentang kewajiban selaku
PNS sebagai berikut:
1. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan
Republik Indonesia, dan Pemerintah;
2. Menaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan;
3. Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada PNS
dengan penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab;
4. Menjunjung tinggi kehormatan negara, Pemerintah, dan martabat
PNS;
5. Mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan sendiri,
seseorang, dan/atau golongan;
6. Memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut
perintah harus dirahasiakan;
7. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk
kepentingan negara;
8. Melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui
ada hal yang dapat membahayakan atau merugikan negara atau
Pemerintah terutama di bidang keamanan, keuangan, dan materiil;
9. Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja;
10. Mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan;
11. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara dengan
sebaik-baiknya;
12. Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat;
13. Membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas;
33
14. Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan
karier; dan
15. Menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang
berwenang.
34
RANCANGAN AKTUALISASI
Deskripsi Kegiatan
Tabel 2.8
Rancangan Aktualisasi dan Habituasi
Kontribusi Penguatan nilai
No. Kegiatan Tahapan Keterkaitan substansi
Output/Hasil terhadap visi & organisasi
Kegiatan mata pelatihan
misi organisasi
1 2 3 4 5 6 7
35
Etika Publik sehingga
Cermat dan transparan berkontribusi
dalam menyiapkan isi mendukung visi
konsultasi sesuai “Menciptakan
dengan kebutuhan masyarakat
Komitmen Mutu hidup sehat
Isi bahan konsultasi dalam
mengedepankan lingkungan dan
orientasi mutu. berperilaku
Sehingga perbaikan sehat dengan
kelanjutan masih kesadaran dan
dibutuhkan setelah kemampuan
konsultasi secara mandiri
Anti Korupsi untuk
Menyiapkan bahan memlihara
konsultasi dengan kesehatan.”
mandiri dan bekerja
keras untuk
mendapatkan hasil
yang terbaik.
Tahap 2: Output Nasionalisme
Mengajukan Terlaksananya Tidak memaksakan
Rancangan pengajuan kehendak dan
aktualisasi rancangan mendahulukan
aktualisasi kepentingan bersama
Etika Publik
bersikap hormat dan
sopan kepada atasan.
36
Anti Korupsi
Tidak melakukan
penyuapan kepada
Kepala Puskesmas
untuk melancarkan
urusan.
Tahap 3: Output: Akuntabilitas
Memohon Adanya semua kegiatan
persetujuan atau persetujuan atau aktualisasi yang
saran atasan saran atasan dibahas jelas dan
transparan
Nasionalisme
Tidak memaksakan
kehendak dan
mendahulukan
kepentingan bersama
Etika Publik
bersikap hormat dan
sopan kepada atasan
dan menghargai segala
bimbingan dan arahan
yang diberikan.
Komitmen Mutu
Konsultasi
dilaksanakan dengan
menjujung asas efektif
dan efisien.
37
Anti Korupsi
Disiplin waktu dalam
berkonsultasi dengan
atasan.
2. Melakukan Tahap 1: Output: Akuntabilitas Visi :
penyusunan Format Menyiapkan bahan Tersedianya Menyiapkan format “Menciptakan Dengan adanya
Asesmen risiko jatuh. referensi assesmen bahan referensi asesmen risiko jatuh masyarakat kegiatan ini
risiko jatuh. assesmen risiko dengan penuh rasa hidup sehat menguatkan tata
jatuh. tanggung jawab. dalam Nilai
Nasionalisme lingkungan dan Profesionalisme
Menggunakan bahasa berperilaku
yang baik sehat dengan
Komitmen mutu kesadaran dan
Menyusun format kemampuan
asesmen risiko jatuh secara mandiri
dengan efektif dan untuk
efisien agar dapat memlihara
meningkatkan mutu kesehatan.”
pelayanan Misi:
Anti korupsi Memelihara dan
Penyususnan format meningkatkan
dilakukan dengan kerja mutu,
keras dan jujur. pemerataan dan
keterjangkauan
pelayanan
kesehatan yang
di selenggarakan
38
Tahap 2: Output: Akuntabilitas:
Menyusun lembar Tersusunnya Dengan tersusunya
asesmen lembar asesmen format risiko jatuh
risiko jatuh diharapkan dapat
menurunkan risiko
terjadinya cedera pada
pasien
Nasionalisme:
Bersungguh-sungguh
dalam menyusun
format
Komitmen Mutu:
Menyesuaikan dengan
format tata dokumen
yang digunakan
organisasi.
Anti Korupsi:
Tidal melakukan
plagiat.
Tahap 3: Output: Nasionalisme
Memohon saran Adanya saran dan Meminta saran dan
dan persetujuan persetujuan persetujuan dengan
mentor atas mentor atas menggunakan bahasa
asesmen risiko assessment risiko Indonesia yang baik
jatuh yang telah jatuh yang telah di dan benar
susun. Etika Publik
disusun
Cermat dan transparan
dalam menyiapkan isi
atas hasil penyusunan
39
lembar risiko jatuh
sesuai dengan yang
dirumuskan
Komitmen Mutu
Isi dari asesmen
mengedepankan
orientasi mutu.
Sehingga perbaikan
kelanjutan masih
dibutuhkan.
Tahap 4: Output: Akuntabilitas:
Mencetak lembar Tersedianya Dengan tersusunya
assesmen risiko lembar assesmen format risiko jatuh
jatuh risiko jatuh diharapkan dapat
menurunkan risiko
terjadinya cedera pada
pasien
Nasionalisme:
Fokus dan bersemangat
dalam memberikan
pelayanan kepada
masyarakat.
Komitmen Mutu:
Berinovasi dalam
meningkatkan mutu
pelayanan dengan
tersedianya format
asesmen risiko jatuh.
40
3. Melakukan Sosialisasi Tahap 1: Output: Akuntabilitas: Berkontribusi Dengan adanya
format asesmen risiko Menyiapkan bahan Tesedianya Bekerja dengan penuh terhadap misi kegiatan ini
jatuh sosialisasi lembar bahan sosialisasi tanggung jawab Misi menguatkan tata
asesmen risiko lembar asesmen Nasionalisme: Puskesmas: Nilai
jatuh risiko jatuh. Menyiapkan bahan “Memelihara Profesionalisme
sosialisasi dengan dan
bersungguh-sungguh meningkatkan
Komitmen Mutu: mutu,
Persiapan dilakukan pemerataan dan
seefektif dan efisien keterjangkauan
mungkin.
pelayanan
Anti Korupsi:
kesehatan yang
Persiapan dilakukan
dengan kerja keras. di
selenggarakan”
Tahap 2: Output: Akuntabilitas:
Membuat Tersebarnya Menepati janji saat
undangan undangan melakukan pertemuan
sosialisasi pada sosialisasi pada Nasionalisme:
rekan sejawat rekan sejawat Menggunakan bahasa
melalui pesan pada melalui pesan indonesi yang baik dan
pada aplikasi benar saat membuat
aplikasi Whats
undangan
App Whats App
Etika publik:
Bertutur kata yang
sopan saat membuat
undangan.
Anti korupsi:
Undangan dibuat
41
sesuai dengan apa
adanya kegiatan.
Tahap 3: Output: Akuntabilitas:
Melakukan Terlaksananya Dalam proses
sosialisasi lembar sosialisasi penyampaian informasi
asesmen risiko lembar asesmen diberikan dengan
jatuh kepada risiko jatuh penuh rasa tanggung
teman sejawat kepada teman jawab
Nasionalisme:
sejawat
Penyampaian
informasi dengan
sungguh-sungguh dan
serius tanpa ada
pemberian informasi
yang tidak berdasar
Etika Publik:
Penyampaian
informasi dilakukan
dengan sopan
Komitmen mutu:
Dengan adanya
sosialisasi,pemberian
informasi dapat lebih
efektif dan efisien.
4. Mengimplementasikan Tahap 1: Output: Akuntabilitas: Berkontribusi Dengan adanya
Asesmen Resiko jatuh. Melakukan Telaksananya Penggandaan terhadap misi kegiatan ini
penggandaan penggandaan dilakukan agar setiap Misi menguatkan tata
lembar asesmen lembar asesmen pasien dapat dilakukan Puskesmas:
Nilai
risiko jatuh risiko jatuh pengkajian secara “Memelihara
42
merata. dan Profesionalisme
Nasionalisme: meningkatkan
Kegiatan ini dilakukan mutu,
guna meningkatkan pemerataan dan
ketersediaan format di keterjangkauan
ruangan pelayanan
Anti korupsi:
kesehatan yang
Penggadaan dilakukan
di
sesuai dengan
kebutuhan saat ini. selenggarakan”
Tahap 2: Output: Nasionalisme:
Melakukan Terlaksananya Menggunakan bahasa
pengisian lembar pengisian lembar yang benar saat proses
asesmen dengan asesmen dengan pengkajian kepada
pengkajian pasien pengkajian pasien
langsung pasien langsung. Etika publik:
Tidak ada perbedaan
perlakuan asesmen
yang diberikan pada
masyarakat.
Komitmen mutu:
Meningkatkan
efektivitas peningkatan
mutu pelayanan.
Anti korupsi:
Hasil asesmen diisi
secara jujur dan
professional.
43
Tahap 3: Output: Akuntabilitas:
Mendokumentasikan Terdokumentasi- Dokumentasi
hasil pengkajian nya hasil keperawatan dilakukan
pengkajian. dengan penuh
tanggung jawab
Nasionalisme:
Dilakukan dengan
bersungguh-sungguh.
Komitmen mutu:
Pendokumentasian
dalam buku status
pasien dapat
meningkatkan efisiensi
komukasi antar
perawat.
Anti korupsi:
Dokumentasi
dilakukan ke jujur.
5. Melakukan evaluasi Tahap 1: Output: Akuntabilitas: Berkontribusi Dengan adanya
dan monitoring Mendiskusikan Mendapat Diberikan kepercayaan terhadap misi kegiatan ini
kegiatan yang telah dengan mentor masukan dari oleh atasan Misi menguatkan tata
dilakukan. hasil evaluasi mentor Nasionalisme: Puskesmas:
Nilai
Menggunakan bahasa “Memelihara
yang baik dan benar Profesionalisme
dan
Etika publik: meningkatkan
bertutur kata yang mutu,
sopan dan ramah pemerataan dan
kepada atasan keterjangkauan
pelayanan
44
kesehatan yang
di
selenggarakan”
Tahap 2: Output: Akuntabilitas:
Mendiskusikan Mendapat Bersama-sama dengan
dengan teman masukan dari teman sejawat dalam
sejawat sejawat menerapkan
pelaksanaan asesmen
Nasionalisme:
Menggunakan bahasa
yang baik dan benar
Etika publik:
bertutur kata yang
sopan,ramah, dan
saling menghargai
sesama sejawat.
Tahap 3: Output: Nasionalisme:
Mengumpulkan Terkumpulnya Bersungguh-sungguh
feedback dari teman feedback dari dalam memberikan
sejawat. teman sejawat feedback
Komitmen mutu:
Dengan adanya proses
pemberian feedback
dapat terjadi perbaikan
hal yang dirasa belum
cukup.
Anti korupsi:
Feedback dilakukan
dengan dengan jujur.
45
Estimasi Biaya Kegiatan
Dari rangkaian kegiatan yang akan dilakukan, terdapat beberapa biaya yang
diperlukan antara lain:
1. Kertas HVS : Rp. 40.000
2. Tinta print : Rp. 100.000
Total Rp. 140.00
46
Jadwal Rancangan Kegiatan Aktualisasi
Tabel 2.9
Jadwal Rancangan Kegiatan Aktualisasi
Maret
No Kegiatan
05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Melakukan konsultasi
dan melaporkan
1 rancangan kegiatan
aktualisasi kepada
atasan.
Melakukan
2 penyusunan Format
Asesmen risiko jatuh.
Melakukan Sosialisasi
3 format asesmen risiko
jatuh
Mengimplementasikan
4 Asesmen Resiko
jatuh.
Melakukan evaluasi
dan monitoring
5
kegiatan yang telah
dilakukan.
47
BAB III
CAPAIAN AKTUALISASI
48
3.2 Hasil Aktualisasi
3.2.1 Realisasi Pelaksanaan Kegiatan
Tabel 3.2
Daftar kegiatan yang dilaksanakan pada tahapan aktulisasi dan habitusi
Tahapan Waktu
No. Kegiatan Output/Hasil Keterangan
Kegiatan Pelaksanaan
1. Melakukan Tahap 1 : Adanya jadwal 8 Maret s/d 9 Rancangan
konsultasi Memohon pertemuan Maret 2021 terlaksana
dan jadwal dengan atasan.
melaporkan pertemuan
rancangan dengan atasan
kegiatan Tahap 2 : Terlaksananya
aktualisasi Mengajukan pengajuan
kepada atasan rancangan rancangan
aktualisasi aktualisasi
Tahap 3 : Adanya
Memohon Persetujuan
persetujuan atau atau saran
saran atasan atasan.
2. Melakukan Tahap 1 : Tersedianya 10 Maret s/d Rancangan
Penyusunan Menyiapkan bahan referensi 11 Maret 2021 terlaksana
Format bahan referensi asesmen risiko
Asesmen asesmen risiko jatuh.
risiko jatuh jatuh
Tahap 2 : Tersusunnya
Menyusun lembar
lembar asesmen asesmen risiko
risiko jatuh. jatuh
49
Tahap 3 : Adanya saran
Memohon saran dan
dan persetujuan persetujuan
mentor atas mentor atas
format asesmen format
risiko jatuh yang asesmen risiko
telah disusun. jatuh yang
telah disusun.
Tahap 4 : Tercetaknya
Mencetak lembar
lembar asesmen asesmen risiko
risiko jatuh. jatuh.
3. Melakukan Tahap 1 : Tersedianya 12 Maret s/d Rancangan
Sosialisasi Menyiapkan bahan 13 Maret 2021 terlaksana
format bahan sosialisasi sosialisasi
asesmen lembar asesmen lembar
risiko jatuh risiko jatuh asesmen risiko
jatuh.
Tahap 2 : Tersebarnya
Membuat undangan
undangan sosialisasi
sosialisasi pada pada rekan
rekan sejawat sejawat
melalui pesan melalui pesan
pada aplikasi pada aplikasi
Whats App. Whats App.
Tahap 3 : Terlaksananya
Melakukan sosialisasi
sosialisasi lembar
50
lembar asesmen asesmen risiko
risiko jatuh jatuh kepada
kepada teman teman sejawat.
sejawat.
4. Mengimplem Tahap 1 : Terlaksananya 14 Maret s/d Rancangan
entasikan Melakukan penggandaan 27 Maret 2021 terlaksana
Asesmen penggandaan lembar
Risiko Jatuh lembar asesmen asesmen risiko
risiko jatuh jatuh
Tahap 2 : Terlaksananya
Melakukan pengisian
pengisian lembar
lembar asesmen asesmen
dengan dengan
pengkajian pengkajian
pasien langsung pasien
langsung
Tahap 3 : Terdokumen-
Mendokumen- tasinya hasil
tasikan hasil pengkajian
pengkajian
5. Melakukan Tahap 1 : Mendapatkan 29 Maret s/d Rancangan
evaluasi dan Mendiskusikan Masukan dari 31 Maret 2021 terlaksana
monitoring dengan mentor mentor
kegiatan yang hasil evaluasi
telah Tahap 2 : Mendapatkan
dilakukan Mendiskusikan masukan dari
dengan teman sejawat
sejawat
Tahap 3 : Terkumpulnya
Mengumpulkan feedback dari
feedback dari teman sejawat.
teman sejawat.
51
3.2.2 Pelaksanaan Kegiatan
Tahap 2 : Mengajukan
rancangan aktualisasi
52
Tahap 3 : Memohon
persetujuan atau saran
atasan
53
Penjelasan Keterkaitan Tahapan Kegiatan Dengan Nilai-Nilai Dasar:
54
3. Tahapan Kegiatan 3: Memohon persetujuan atau saran atasan
Pada tahap ini, saya memohon persetujuan dan saran atasan atas aktualisasi
yang akan saya lakukan dengan rasa tanggung jawab, dan integritas dan
konsisten (Akuntabilitas), diskusi, kerjasama, dan menggunakan bahasa
Indonesia yang baik serta menghargai persetujuan yang telah diberikan
(Nasionalisme). Setelah itu, saya memohon dengan hormat, jelas, santun,
kepada pimpinan (Etika Publik) untuk menandatangani draf tersebut agar
saya dapat melaksanankan kegiatan Aktualisasi dengan efektif, efisien
(Komitmen Mutu) dan dapat dipertanggungjawabkan (Anti Korupsi).
Analisis Dampak:
Dampak Positif
Dengan menerapkan nilai-nilai ANEKA pada tahap ini, maka akan memudahkan
pelaksanaan aktualisasi serta meningkatkan komunikasi yang baik dengan atasan.
Dampak Negatif
Jika kegiatan ini tidak di laksanakan dengan menerapkan nilai-nilai ANEKA, maka
akan terjadi miskomunikasi dan kurang efektifnya pelaksanaan kegiatan ini.
55
Kegiatan 2 : Melakukan penyusunan format asesmen risiko jatuh
Tanggal Pelaksanaan : 10 Maret s/d 11 Maret 2021
Tahap 1 : Menyiapkan
bahan referensi asesmen
risiko jatuh
56
Tahap 3 : Memohon saran
dan persetujuan mentor atas
asesmen risiko jatuh yang
telah disusun
57
Kegiatan Terkait Agenda III:
58
(Komitmen Mutu), saya melakukan penyusunan dengan, mandiri,
bertanggung jawab, jujur dan kerja keras (Anti Korupsi).
3. Tahapan Kegiatan 3 : Memohon saran dan persetujuan pimpinan atas
asesmen risiko jatuh
Pada tahap ini saya memperlihatkan format asesmen yang telah saya susun
kepada mentor dengan penuh rasa tanggung, transparan, jelas, konsisten
(Akuntabilitas), menggunakan bahasa Indonesia yang benar dan
bersungguh-sungguh (Nasionalisme), penyampaian yang saya lakukan
dengan sopan, ramah, dan jelas (Etika Publik), format asesmen yang saya
buat memungkinkan pelayanan yang efektif, efisien, inovatif (Komitmen
Mutu), dan saya sampaikan secara jujur dan dapat dipertanggungjawabkan
(Anti Korupsi).
4. Tahapan Kegiatan 4: Mencetak lembar Asesmen
Pada tahap ini, saya telah membuat Lembar penilaian dengan penuh rasa
tanggung jawab, integritas, jelas dan konsisten (Akuntabilitas),
menggunakan Bahasa Indonesia yang baik (Nasionalisme), Kemudian saya
mencetak lembar dengan tepat waktu, dan bertanggung jawab hingga selesai
(Anti Korupsi)
Analisis Dampak:
Dampak Positif
Dengan dilakukannya kegiatan ini dengan nilai-nilai ANEKA maka akan
memudahkan pelaksanaan aktualisasi ini serta meningkatkan kolaborasi atau kerja
sama dengan teman-teman sejawat.
Dampak Negatif
Dampak jika kegiatan ini tidak di laksanakan dengan nilai-nilai ANEKA adalah
akan adanya miskomunikasi dan kurang efektifnya pelaksanaan kegiatan ini.
59
Kegiatan 3: Melakukan sosialisasi format asesmen risiko jatuh
Tanggal Pelaksanaan : 12 Maret s/d 13 Maret 2021
Tahap 1 : Menyiapkan
bahan sosialisasi lembar
asesmen risiko jatuh
Tahap 2 : Membuat
undangan sosialisasi pada
rekan sejawat melalui pesan
pada aplikasi Whats App
60
Tahap 3 : Melakukan
sosialisasi lembar asesmen
risiko jatuh kepada perawat
lain.
61
dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang di selenggarakan”
Penjelasan Keterkaitan Tahapan Kegiatan Dengan Nilai-Nilai Dasar:
62
dan adil (Nasionalisme), Sopan, Santun, bertutur kata lemah lembut,
ramah, jelas, dalam menyampaikan informasi dan tidak diskriminatif
(Etika Publik), Efektif, efisien dan inovatif (Komitmen Mutu).
Pelaksanaan sosialisasi dilakukan dengan kerja keras, jujur, adil, tanggung
jawab, dan berani serta tepat waktu (Anti Korupsi).
Analisis Dampak:
Dampak Positif
Dengan dilakukannya kegiatan ini dengan nilai-nilai ANEKA maka akan
memudahkan pelaksanaan aktualisasi ini serta meningkatkan kolaborasi atau kerja
sama dengan teman-teman sejawat.
Dampak Negatif
Dampak jika kegiatan ini tidak di laksanakan dengan nilai-nilai ANEKA adalah
akan adanya miskomunikasi dan kurang efektifnya pelaksanaan kegiatan ini.
63
Tahap 2 : Melakukan
pengisian lembar asesmen
dengan pengkajian pasien
langsung.
Tahap 3 :
Mendokumentasikan hasil
pengkajian
64
Kegiatan Terkait Agenda III:
1. Whole of Goverment (WOG) : Pelaksanaan tahapan kegiatan ini adalah
salah satu bentuk pengaplilasian dari WoG karena telah melibatkan teman-
teman sejawat untuk bekerja sama
2. Pelayanan Publik Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan mutu
pelayanan dan keselamatan pasien, tidak diskriminatif, efektif efisien dan
akuntabel.
3. Manajemen ASN : Selain itu dapat juga membuat kami lebih profesional
dalam bekerja.
Kontribusi Terhadap Visi dan Misi Organisasi:
65
Publik), pengkajian dilakukan secara efektif, responsive, teliti (Komitmen
mutu), Pengisian lembar asesmen dilakukan secara jujur, amndiri, tanggung
jawab dan adil (Anti Korupsi).
3. Tahapan Kegiatan 3 : Mendokumentasikan hasil pengkajian
Pada tahap ini saya melakukan dokumentasi hasil pengkajian yang didasari
nilai-nilai tanggung jawab, integritas, jelas, adil (Akuntabilitas),
Bersunggung-sungguh, dan amanah (Nasionalisme), professional, tidak
diskriminatif (Etika publik), efektif (Komitmen Mutu), serta jujur,
tanggung jawab, adil (Anti korupsi).
Analisis Dampak:
Dampak Positif
Dengan dilakukannya kegiatan ini dengan nilai-nilai ANEKA maka akan
memudahkan pelaksanaan aktualisasi ini serta meningkatkan kepercayaan
masyarakat terhadap petugas kesehatan, disamping itu meningkatkan kolaborasi
atau kerja sama dengan teman-teman sejawat.
Dampak Negatif
Dampak jika kegiatan ini tidak di laksanakan dengan nilai-nilai ANEKA adalah
akan adanya miskomunikasi atau kesalahpahaman antara pasien dan petugas
kesehatan dan kurang efektifnya pelaksanaan kegiatan ini.
66
Kegiatan 5: Melakukan evaluasi dan monitoring kegiatan yang telah dilakukan
Tanggal Pelaksanaan : 30 Maret s/d 31 Maret 2021
Tahap 1 : Mendiskusikan
dengan mentor hasil
evaluasi
Tahap 2 : mendiskusikan
dengan teman sejawat
67
Tahap 3 : Mengumpulkan
feedback dari rekan sejawat
68
Penjelasan Keterkaitan Tahapan Kegiatan Dengan Nilai-Nilai Dasar:
Analisis Dampak:
Dampak Positif
Dengan dilakukannya kegiatan ini dengan nilai-nilai ANEKA maka akan
memudahkan pelaksanaan aktualisasi ini serta meningkatkan kolaborasi atau kerja
sama dengan atasan dan teman-teman sejawat.
Dampak Negatif
Dampak jika kegiatan ini tidak di laksanakan dengan nilai-nilai ANEKA adalah
akan adanya miskomunikasi dan kurang efektifnya pelaksanaan kegiatan ini.
69
3.3 MATRIKS HABITUASI
KEGIATAN KEGIATAN KEGIATAN KEGIATAN KEGIATAN
I II III IV V TOTAL
NILAI DASAR INDIKATOR NILAI
I II III I II III IV I II III I II III I II III
Kepemimpinan 1
Transparansi 5
Integritas 10
Tanggung jawab 15
Akuntabilitas Keadilan 3
Kepercayaan 2
Keseimbangan 0
Kejelasan 12
Konsistensi 10
Cinta Tanah Air 15
Kerjasama 5
Hormat 2
Menghargai 2
Nasionalisme Musyawarah 2
Diskusi 5
Amanah 4
Adil 3
Bersungguh-
8
sungguh
Sopan 9
Santun 7
Ramah 7
Etika Publik Terbuka 2
Jelas 8
Tidak Diskriminatif 7
Hormat 4
Lemah lembut 1
Jhg
Efektivitas 14
Komitmen Mutu Efisiensi 11
Inovatif 4
Jujur 13
Peduli 1
Mandiri 2
Disiplin 3
Anti Korupsi Tanggung jawab 15
Kerja keras 4
Sederhana 1
Berani 1
Adil 4
Sumber : Hasil Analisis kegiatan, 2021
70
3.4 MATRIKS KETERKAITAN KEGIATAN DENGAN AGENDA III
Keterkaitan Dengan
KEGIATAN I KEGIATAN II KEGIATAN III KEGIATAN IV KEGIATAN V TOTAL
AGENDA III
Manajemen ASN
5
Pelayanan Publik
5
Whole Of Government
5
(WOG)
Sumber : Hasil Analisis kegiatan, 2021
71
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Setelah melaksanakan seluruh rangkaian kegiatan aktualisasi yang
dimulai sejak 8 Maret – 31 Maret 2021 yang terdiri dari 5 kegiatan, dapat
disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1. Aktualisasi dan habituasi menerapkan nilai-nilai dasar ASN
(Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti
Korupsi) melalui pelaksanaan berbagai kegiatan dapat berjalan dengan
baik dan lancar sesuai dengan rancangan aktualisasi yang telah dibuat
sebelumnya.
2. Pelaksanaan kegiatan aktualisasi ini “Optimalisasi Pelaksanaan Asesmen
Risiko Jatuh Di Ruang UGD Dengan Pengisian Format Asesmen Risiko
Jatuh Di Puskesmas Iwoimendaa” telah berhasil meminimalkan Risiko
jatuh di UPTD Puskesmas Iwoimendaa.
4.2 Saran
Bagi seluruh ASN dalam hal ini terkhusus tenaga kesehatan mampu
menerapkan aktualisasi dan habituasi nilai-nilai dasar ASN (Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi) di
lingkungan puskesmas dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya sebagai
tenaga kesehatan agar menjadi ASN professional yang mampu melayani
masyarakat dengan sebaik mungkin, serta tergerak untuk terus meningkatkan
mutu pelayanan kesehatan untuk mewujudkan visi dan misi Puskesmas.
.
LAMPIRAN
KEGIATAN 1
LAMPIRAN
KEGIATAN 2
LAMPIRAN
KEGIATAN 3
LAMPIRAN
KEGIATAN 4
LAMPIRAN
KEGIATAN 5