Anda di halaman 1dari 32

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, sehingga kami


dapat menyelesaikan Laporan Studi lapangan Pelatihan Kepemimpinan
Pengawas Gelombang I TA 2024.
Laporan Studi lapangan dapat terwujud atas bimbingan, dorongan,
dukungan, dan doa dari berbagai pihak. Oleh karenanya, dalam
kesempatan ini Penulis ingin menghaturkan ucapan terima kasih kepada:
1. Bupati Kabupaten Bandung Barat.
2. Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan terpadu satu pintu.
3. Para fasilitator Studi Lapangan.
4. Para peserta Pelatihan Kepemimpinan Pengawas (PKP) Angkatan I
Tahun 2024 yang telah memberikan dukungan dan partisipasi aktif dalam
penyusunan laporan Studi Lapangan ini.

Tim penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna,
namun demikian kami berharap laporan ini dapat menjadi pembelajaran
baik untuk dapat diadopsi dan diadaptasi sesuai dengan lingkungan kerja
masing-masing. Semoga bermanfaat

Bandung, 26 April 2024

Tim Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Paradigma kebijakan pelayanan publik di era otonomi daerah
berdasarkan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah, adalah dalam kerangka
mensejahterakan masyarakat dan meningkatkan pelayanan
publik. Pemerintah (birokrasi) berperan sebagai fasilitator dan
regulator yang menjalankan fungsi pelayanan langsung
kepada masyarakat. Pemerintah daerah harus dapat memberi
pelayanan publik secara prima yang sesuai dengan
keinginan/aspirasi dan kebutuhan masyarakat, berdasarkan
tatanan pemerintahan yang baik (good governance) yaitu
demokratis, transparan, akuntabel, efektif dan efisien. Salah
satu bidang pelayanan publik yang seringkali menjadi sorotan
masyarakat adalah pelayanan di bidang administrasi
pemerintahan, khususnya administrasi perizinan dan non
perizinan. Bidang ini memiliki arti penting dalam kegiatan
perekonomian dan berdampak pada bidang-bidang pelayanan
lainnya. Kondisi pelayanan perizinan dan non perizinan yang
kurang baik akan berdampak pada terganggunya iklim
investasi/ penyelenggaraan penanaman modal dan aktivitas
kegiatan usaha perekonomian masyarakat.

Pelayanan publik oleh aparatur pemerintah dewasa ini masih


banyak dijumpai kelemahan sehingga belum dapat memenuhi
kualitas yang diharapkan masyarakat. Hal ini ditandai dengan
masih adanya berbagai keluhan masyarakat yang
disampaikan melalui media massa, sehingga dapat
menimbulkan citra yang kurang baik terhadap aparatur
pemerintah. Mengingat fungsi utama pemerintah adalah
melayani masyarakat maka pemerintah perlu terus berupaya
meningkatkan kualitas pelayanan.
Kabupaten Bandung Barat sebagai daerah otonom
yang baru terbentuk tahun 2007 dari hasil pemekaran
Kabupaten Bandung tentunya berupaya untuk terus maju
mengejar ketertinggalan dari kabupaten kota lainnya, langkah
ini dilakukan dalam rangka percepatan pembangunan dalam
mewujudkan Visi Kabupaten Bandung Barat yaitu Bandung
Barat Cermat bersama membangun masyarakat yang cerdas,
Rasional, Maju, Agamis dan Sehat Berbasis pada
pengembangan kawasan Agroindustri dan Wisata Ramah
Lingkungan.
Sejalan dengan hal tersebut, sebagai wujud visi
Bandung Barat dan dalam rangka peningkatan pelayanan
publik lahirlah Badan Penanaman Modal dan Pelayanan
Perizinan Terpadu (BPMPPT) yang terbentuk dari perubahan
struktur organisasi perangkat daerah, awalnya bernama
Kantor Penanaman Modal berubah menjadi Badan
Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu,
berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2011, Tentang
perubahan atas peraturan daerah No. 10 Tahun 2008 tentang
Pembentukan dan Susunan Organisasi Lembaga Teknis
Daerah.
a. Pembentukan Kabupaten Bandung Barat sebagai hasil
pemekaran dari Kabupaten Bandung, Proses pemekaran sempat
tertunda dan dihentikan prosesnya sementara disebabkan adanya
aspirasi peningkatan status Kota Adminitratif Cimahi menjadi
daerah otonom yang akhirnya terwujud melalui pembentukan Kota
Cimahi pada tahun 2001. Sejalan dengan pembentukan Kota
Cimahi, aspirasi pembentukan Kabupaten Bandung Barat terus
berproses, hal ini ditandai dengan adanya pembentukan forum
pendukung percepatan pemekaran Kabupaten Bandung Barat.
Pemekaran Kabupaten Bandung Barat adalah tuntutan dan
keinginan masyarakat di Wilayah Bandung Barat, dilihat dari kondisi
geografisnya oleh beberapa kalangan dinilai dapat dipahami sebab
wilayah Kabupaten Bandung cukup luas (2.324.84 km2) dengan
letak wilayah mengelilingi Kota Bandung dan Kota Cimahi.
Disamping itu, jumlah penduduknya cukup banyak, berdasarkan
SUPAS 2002 sebanyak 4.300.000 jiwa. Berangkat dari kondisi
itulah pada tanggal 9 Agustus 1999 para tokoh masyarakat
Bandung Barat berkumpul membentuk Forum Pendukung
Percepatan Pemekaran Kabupaten Bandung Barat yang dipimpin
ketuanya Endang Anwar.
Setahun kemudian terbentuk lagi Forum Peduli Bandung
Barat yang diketuai Asep Suhardi, Forum Bandung Barat Bersatu
yang dipimpin Zaenal Abidin, Drs. Ade Ratmadja, Asep Suhardi dan
Asep Ridwan Hermawan, serta Forum Pemuda Bandung Barat
yang dipimpin Eman Sulaeman. Deklarasi tersebut dilaksanakan di
Gedung Diklat Keuangan Gado Bangkong Kecamatan Ngamprah
pada tanggal 30 Agustus 2003. Naskah deklarasi dibacakan dan
ditandatangani berbagai elemen masyarakat Bandung Barat. Hal
tersebut diakukan KPKBB sebagai bentuk komitmen bersama
dalam upayanya memperjuangkan dan menyampaikan aspirasi ke
berbagai lembaga, baik legislatif maupun eksekutif Daerah Kab.
Bandung, Provinsi Jawa Barat dan Pemerinah Pusat serta DPR
RI/DPD RI. Sampai lahirnya Undang-Undang Republik Indonesia
No. 12 tahun 2007 Tentang Pembentukan Kabupaten Bandung
Barat Menjadi Daerah Otonom di Provinsi Jawa Barat.
2. Dasar Hukum

1. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2021 tentang


tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis
Risiko
2. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2021 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28
Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
3. Peraturan Bupati Bandung Barat Nomor 30 Tahun 2022
tentang Pelimpahan Wewenang Penyelenggaraan
Perizinan Kepada Dinas Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu

3. Tujuan dan Manfaat

a. Tujuan
1) Mendapatkan lesson learnt
2) Mengadopsi dan mengadaptasi keunggulan strategi
3) Manajemen kinerja pelayanan publik sesuai lokus
b. Manfaat
1) Dapat menjelaskan tahapan pembelajaran studi lapangan;
2) Dapat menyusun lesson learnt, adopsi dan adaptasi
keunggulan serta strategi peningkatan pengawasan atau
pengendalian pelaksanaan pelayanan publik; dan
3) Dapat berbagi pengalaman hasil studi lapangan.

c. VISI
Mewujudkan Bandung Barat yang akur (Aspiratif, Kreatif,
Unggul dan Religius) berbasis pengembangan ekonomi,
Optimalisasi, Sumber daya alam dan Kualitas sumber daya
manusia.
b. MISI
1) Meningkatkan cakupan dan kualitas layanan
Pendidikan, Kesehatan dan pelayanan dasar bagi
Masyarakat luas lainnya dalam rangka membangung
sumber daya Manusia yang berkualitas.
2) Mewujudkan agroindustri dan pariwisata sebagai
sektor unggulan beserta sektor dan potensi sumber daya
lainnya untuk menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang
berkeadilan, berkelanjutan dan berdaya saing.
3) Meningkatkan kualitas dan kuantitas Infrastruktur
fisik,sosial dan ekonomi.
4) Mewujudkan tata Kelola Pemerintahan yang baik
berbasis pengembangan teknologi informasi dan Inovasi.
c. Motto
S.M.A.S.H
( SIAP MELAYANI ANDA DENGAN SEPENUH HATI)

BERKAH
(BERSIH, EFEKTIF, RESPONSIP, KOMUNIKATIF,
AKUNTABEL.HUMANIS .

BAB II

PELAYANAN PUBLIK

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP)


Kabupaten bandung Barat merupakan lembaga yang memegang peranan
dan fungsi strategis di bidang penyelenggaraan pelayanan perizinan
terpadu kabupaten Bandung Barat, Berdasarkan undang-undang nomor
12 tahun 2007 tentang pembentukan Kabupaten Bandung Barat di
Provinsi Bandung Barat , tugas pokok Dinas Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu Bandung Barat adalah menyelenggarakan
urusan pemerintahan bidang penanaman modal dan bidang pelayanan
terpadu satu pintu Dalam menyelenggarakan tugas pokok,DPMPTSP
mempunyai Fungsi:
a. perumusan kebijakan lingkup penanaman modal dan
pelayanan terpadu satu pintu;
b. pelaksanaan kebijakan lingkup penanaman modal dan
pelayanan terpadu satu pintu;
c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan lingkup penanaman
modal dan pelayanan terpadu satu pintu;
d. pelaksanaan administrasi Dinas lingkup penanaman modal
dan pelayanan terpadu satu pintu; dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Walikota terkait
dengan tugas dan fungsinya. (Perwal 1396 Tahun 2016)

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu


(DPMPTSP) merupakan lembaga penyelenggara pelayanan
perizinan terpadu Kota Bandung. DPMPTSP Kota Bandung dituntut
dapat memberikan pelayanan perizinan yang cepat, akurat, dengan
biaya sesuai ketentuan, secara transparan kepada masyarakat
Kota Bandung.
STRUKTUR ORGANISASI DPMPTSP

Gambar 1.1 Struktur Organisasi Kabupaten Bandung Barat


Gambar 1.2 Peta Kabupaten Bandung Barat

DPMPTSP Kabupaten Bandung Barat mempunyai tujuan, yaitu:


1. Meningkatkan kepuasan masyarakat dalam pelayanan
perizinan terpadu satu pintu;
2. Meningkatkan iklim usaha dan investasi yang kondusif.
Sasaran DPMPTSP Kabupaten Bandung barat adalah sebagai
berikut:
3. Meningkatnya kualitas pelayanan perizinan terpadu satu
pintu;
4. Meningkatnya realisasi investasi.
(UU Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, Pasal 5)
Aplikasi yang menunjang siistem Digitalisasi yang menunjang
pelayanan Publik di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) diantaranya:

a. Sistem OSS( Online Single Submission) adalah system


perijinan berbasis technologi informasi yang
mengintegrasikan perijinan di daerah dan pusat dalam
rangka mempermudah keguatan usaha di dalam negeri

b. SIM BG( Izin bangunan Gedung) adalah merupakan portal


perijinan penyelenggaraan persetujuan bangunan Gedung,
sertifikat layak fungsi,surat bukti kepemilikan bangunan
Gedung atau SBKBG, penawaran waktu nyata (RTB ) dan
penataan bangunan Gedung.

c. MPP (Mall Pelayanan Publik) adalah tempat


berlangsungnya kegiatan atau aktivitas kegiayan
penyelenggaraan pelayanan Publik atas barang, Jasa dan
atau pelayanan administrasi yang merupakan perluasan
fungsi Layanan terpadu daerah serta pelayanan badan
usaha milik negara atau badan usaha milik daerah atau
swasta terdiri system lokal dibagi dua
1. Perijinan
2. Non perijinan
1. Bidang Pendidikan
a. Izin pendirian Pendidikan dasar
b. Izin Pengembangan Pendidikan dasar
c. Izin Pendirian Pendidikan anak usia dini
d. Izin Pendirian Pendidikan jalur Nonformal (Kelompok
bermain, taman penitipan anak, Pusat belajar
masyarakat,lembaga kursus Lembaga kursus dan pelatihan )
e. Izin penyelenggaraan Pendidikan Non Formal dengan
modal asing.
f. Izin Operasional- Pendidikan Kerjasama SPK
2. Bidang Kesehatan
a. Perizinan sarana Pelayanan Medis
1) Izin pendirian Rumah sakit kelas C dan Kelas D
2) Izin Operasional Rumah Sakit kelas C dan D
3) Izin Klinik Pratama
4) Izin Klinik Utama
5) Izin Balai Konsultasi Gizi
b. Perizinan sarana Penunjang Medis
1) Izin Apotek
2) Izin Toko Obat
3) Izin Penyelenggara Optikal
4) Izin Labolatorium Klinik Utama Pratama
5) Izin Penyelenggaraan Pelayanan Radiologi Dignostik
6) Izin Unit Transfusi Darah
7) Izin penyelenggaraan klinik pelayanan Hemodelisa
8) Izin Toko Alat kesehatan
c. Perizinan bidang tenaga pelayanan Kesehatan
1) Izin Praktik Dokter/ Dokter Spesialis
2) Izin Praktik Dokter Gigi
3) Izin Praktik Perawat
4) Izin Praktik Bidan
5) Izin Kerja Apoteker/izin prakter apoteker
6) Izin kerja teknis kefarmasian
7) Izin Praktik Fisoterafis
8) Izin Praktik Okupasi terapis/ Izin kerja Okupasi
Terapis
9) Izin Praktik Terafis Wicara/ Izin kerja Terapis Wicara
10) Izin kerja Radiografer
11) Izin kerja Refraksionis optisien
12) Izin Tukang Gigi
13) Izin Praktek tenaga Kesehatan tradisional
14) Surat tedaftarpenyehat treadisional
15) Izin Praktek Rekam Medis
16) Izin Praktik Analisa
17. Izin Praktik Gizi
18. Izin Praktis Terapis Gigi dan Mulut
19. Izin Praktik Tenaga Sanitarian
3. Bidang pekerjaan umum dan penataan ruang
a. Izin pemanfaatan
b. Izin Pemanfaatan ruang manfaat jalan
c. Izin Penggunaan ruang pengawasan jalan
d. Dispensasi penggunaan ruang manfaat jalan
e. Izin mendirikan Bangunan (IMB) Gedung
f. Izin mendirikan bangunan(IMB) bukan Gedung
1) Bangunan Reklame
2) Bangunan Menara telekomunikasi
g. Sertifikat Like fungsi Bangunan Gedung
h. Perizinan usaha jasa Konstruksi
1) Izin usaha jasa Konstruksi
2) Tanda daftar usaha jasa konstruksi
i. Izin pengeloaan air limbah domestic

4. Bidang Perumahan dan Kawasan Pemukinan


a. Ijin Penyelenggaraan pelayanan pemakaman
b. Ijin Reklame
c. Ijin Pembangunan dan pengembangan Perumahan
d. Ijin Pembangunan dan pengembangan Kawasan
pemukiman e. Sertifikat kepemilkan Gedung

5. Bidang Sosial
a. Ijin Tehnis Lembaga kesejahteraan sosial asing
b. Tanda daftar Lembaga kesejahteraan sosial
c. Ijin pengumpulan sumbangan dan bantuan sosial
d. Rekomendasi pengangkatan anak
e. Rekomendasi terhadap orang terlantar
6. Bidang Tenaga Kerja
a. Izin Lembaga Pelatihan Kerja Swasta (LPKS)
b. Tanda Daftar Lembaga Pelatihan Kerja
c. Izin Lembaga Penempatan Tenaga Kerja Swasta (LPTKS)
Skala Kabupaten
d. Izin Asrama atau Akomodasi Penampungan Calon TKI (IA-
APC TKI)
e Pembuatan Kartu Pencari Kerja
d. Perpanjangan Kartu Pencari Kerja
7. Bidang Pertahanan
a. Izin Lokasi
b. Izin Membuka Tanah Negara
8. Bidang Lingkungan Hidup
a. Izin Lingkungan
b. Izin Pengumpulan Limbah B3 pada Skala Kabupaten
c. Izin Penyimpanan Sementara Limbah B3
d. Izin Pembuangan Air Limbah ke Air atau Sumber Air
e. Izin Prmanfaatan Air Limbah Ke Tanah untuk Aplikasi Pada
Tanah
f. Izin Pengumpulan sampah
e. Izin pengangkutan sampah
f. Izin Pengolahan sampah
g. Izin pemrosesan akhir sampah
9. Bidang Perhubungan
a. Lalulintas dan Angkutan Jalan
1) Izin Penyelenggara Angkutan Orang dalam Trayek
2) Izin penyelenggaraan taksi dan angkutan Kawasan
Tertentu yang wilayah operasinya berada dalam
Daerah kabupaten
3) izin penyelenggaraan dan pembagunan Fasilitas
Parkir
4) Izin Usaha Bengkel Umum Kendaraan Bermotor
5) Izin Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan
Mengemudi
b. Pelayanan /ankutan sungai dan Danau
1) Izin usaha penyelenggaraan angkutan sungai dan
Danau
2) Izin Trayek penyelenggaraan angkutan sungai dan
Danau
c. Perkeretaapian
1) Izin operasi perkeretaapian
2) Izin usaha penyelenggaraan prasarana
perkeretaapian
Umum yang jaringan jalurnya dalam wilayah
Kabupaten
3) Izin pembangunan prasarana perkeretaapian umum
10. Bidang Pariwisata
Tanda Daftar Usaha Pariwisata
11. Bidang Pertanian dan ketahanan Pangan
a. Izin Usaha Tanaman Pangan
b. Pendaftaran Usaha Tanaman Pangan

4) Izin operasi prasarana perkeretaapiaan umum


5) Izin operasi sarana perkeretaapiaan khusus
6) Izin pembangunan perkeretaapiaan khusus
7) Izin operasi perkeretaapiaan khusus

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu satu pintu


Kabupaten Bandung Barat mempunyai beberapa Pelayanan yaitu
diantaranya:
12. Perikanan dan Perikanan
a. Izin usaha Obat hewan
b. Izin usaha Peteriner
c. Izin Usaha peternakan
d. Izin Usaha Potong hewan
e. Surat Izin praktek dokter hewan (SIP DRH)
1) Tenaga medis WNI
2) Tenaga Medis WNA
f. Ijin Praktik tenaga paramedic veteriner dan sarjana kedokteran
hewan:
1) Surat izin paramedik Veteriner pelayanan Kesehatan (SITP)
kesehatan hewan
2) Surat ijin para medik veteriner pelayanan inseminator
Kesehatan hewan (SIPPinseminator)
3) Surat ijin paramedik veteriner pelayanan kebuntingan (SIPP
PKB)
4) Surat izin paramedic veteriner pelayanan Teknik reproduksi
(SIPP ATR)
13 Bidang perindustrian dan perdagangan
a. Bidang perindustrian
1) Izin usaha industry
2) Izin perluasan usaha industry (IPUI)
3) Izin Usaha Kawasan industry
4) Izin Perluasan Kawasan Industri (IUPKI)
b. Bidang Perdagangan
1) Izin Usaha perdagangan
2) Izin Usaha Pengelolaan Pasar Tradisional
3) izin Usaha Pusat Perbelanjaan
4) Izin Usaha Toko Modern
5) Tanda Daftar Gudang/Surat Keterangan
Penyimpanan
Barang
a. Surat Tanda Daftar Wara Laba (STPW)
7) Surat Izin Usaha Perdagangan-Minuman
Beralkohol (SIUP-MB)
14 Koperasi Usaha Kecil dan Menengah
a. Izin Usaha simpan pinjam oleh koperasi
1) Izin Koperasi Simpan Pinjam (KSP/Unit Simpan
Pinjam Koperasi (USP)
2) Izin Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan
3) Syariah (KSPPS/Unit Simpan pinjam dan Pembiayaan
Syariah (USPPS)
a. Izin Operasional
1) Izin Pembukaan Kantor Cabang
2) Izin Pembukaan Kantor Pembantu
3) Izin Pembukaan Kantor Kas
b. Izin Usaha Mikro dan Kecil (IUMK)
Untuk pengamanan system aplikasi tersebut dibuat dan dirancang
harus seijin Keminko melalui Programer untuk keamanan Cyber. Apabila
ada kendala koordinasi dengan dinas -dinas terkait misalnya bidang
Kesehatan koordinasi dengan Dinkes dll.

Standar Pelayanan terdiri dari


a. (SP) Standar pelayanan ditetapkan dengan keputusan kepala
Daerah dan memuat 14 unsur komponen sesuai dengan Perpu.
b. Proses penyusunan atau SP proses penyusunan standar
pelayanan dilakukan dengan melibatkan unsur masyarakat dan pihak
terkait mellaui Forum konsultasi Publik.
C. Monev penerapan SP Standar pelayanan dilakukan monev untuk
perbaikan pelayanan.
d. Publikasi standar pelayanan di Publikasikan melalui beberapa
media cetak dan online diantaranya leftet, brosur, SIPPN, Website,
DPMPTSP dan Medsos Instagram.
Berdasarkan hasil Wawancara dengan Kepala perijinan ahli Madya
dalam melakukan pelayanan dinas DPMPTSP Kabupaten Bandung Barat
melakukan pendampingan kepada Masyarakat dalam membuat NIB di
desa dan Kecamatan dan rencana Investasi daerah yang akan
dikembangkan dalam jangka waktu satu tahun kedepan system ini terbuka
dan dapat diakses oleh para investor dan pengusaha Nasional dan
Internasional
Peningkatan Kompetensi Sumberdaya manusia di Dinas
DPMPTSP Kabupaten Bandung Barat melalui mengikutserkan Pendidikan
dan latihan, seminar, Bimtek yang diadakan oleh semua kementrian yang
membawahi dinas-dinas dibawahnya.
Manajemen mutu untuk standar Iso belum tersedia namun Dinas
DPMPTSP penjaminan mutunya melaui pengawasan Inspektorat, BPK
dan Kemempan RB dan peningkatan mutu dimana masyarakat yang telah
menerima dan melakukan pelayanan perijinan di Dinas DPMPTSP
melakukan survey kepuasaan publik dengan langsung dari Ombusmen.
Adapun kunci keberhasilan di Dinas DPMPTSP yaitu peningkatan
Integritas, Regulasi, Kritis, konsisten, yang lebih bagus di Satuan dinas
kerja tersebut.

Gambar 1.3 Alur Pengaduan

Gambar 1.4 Media Informasi pengaduan

ANGGARAN
Pendapatan dan perizinan masuk ke kas daerah dan tersimpan di BJB
dan sistem pengadaan keuangan dibuat dalam bentuk Renstra selama 5
tahun.
LEASON LEARN

Sistem pelayanan publik di Dinas DPMPTSP secara online diantaranya


aplikasi OSS, MPP dan SIM BG dan abseb pegawai menggunakan sistem
Map Digital dan aplikasi sudah tersimpan di Hp android masin-masing
disekitar radius 200 Mtr di Dinas DPMPTSP.
KENDALA
1. Adanya sistem trouble sistem antisipasi koordinasi dengan IT
Kemeninfo
2. Kurang Edukasi ke Masyarakat karena Dinas tersebut baru
berdiri 1 tahun
3. Kurangnya Sosilaisasi ke Masyarakat alternatif melakukan
sosialisasi dan memberikan info melalui medsos
4. SDM untuk Jabatan fungsional dalam UKP masih ada personel
yang tidak bisa naik pangkat karena masalah Regulasi dan nilai
akreditasi yang standar BKN solusinya mengadakan Koordinasi
dengan Menpan dan BKN untuk peningkatan karier Pers

KESIMPULAN

Dinas DPMPTSP kabupaten Bandung Barat dibawah Kementrian Dalam


Negri dan melakukan pelayanan Pelayanan Publik secara Online melalui
tiga Sistem yang OSS, MPP dan SIM BG dan ini akan mempermudah
pelayanan perizinan satu pintu,
BAB III
KESIMPULAN
1.5. Hasil dan Manfaat
Hasil studi lapangan diharapkan peserta mampu mengidentifikasi dan
menganalisis data dan informasi serta memperoleh lesson learnt dari Dinkes
HSS meliputi unsur:
1. Peran Kepimpinan
2. Inovasi Pelayanan
3. Kompetensi dan pemberdayaan SDM
4. Pembangunan Jejaring Kerja dan Kolaborasi Pemangku Kepentingan
5. Penerapan Manajemen Kinerja
6. Penerapan Manajemen Risiko
7. Planning & Budgeting
8. Pemanfaatan Teknologi
9. Akuntabilitas kinerja
10. Indikator kinerja dan pencapaian target kinerja
Kelompok 1 | Peserta Pelatihan Kepemimpinan Adminstrasi
11
BAB II
DESKRIPSI LOKUS
2.1. Pemerintah Hulu Sungai Selatan
Kabupaten Hulu Sungai Selatan dari aspek geografi dan demografi adalah
salah satu Kabupaten dari 13 (tiga belas) kabupaten/kota di Provinsi
Kalimantan Selatan yang terletak 135 Km sebelah utara ibu kota Propinsi
Kalimantan Selatan, Banjarmasin. Kabupaten Hulu Sungai Selatan memiliki
banyak keanekaragaman hayati yang melimpah. Tak ketinggalan pula
kekayaan budaya dan kreativitas masyarakat yang secara turun temurun
dilestarikan dan dikembangkan sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi
para wisatawan untuk berkunjung ke daerah Kabupaten Hulu Sungai Selatan.
Hal ini merupakan potensi pengembangan daerah yang harus digali sehingga
dapat mewujudkan kesejahteraan bagi masyarakatnya.
Adapun luas Kabupaten Hulu Sungai Selatan adalah 1.804,94 km² terbagi
menjadi 11 wilayah administrasi Kecamatan, 144 Desa dan 4 Kelurahan
dengan pusat pemerintahan sekaligus ibukotanya yakni Kota Kandangan.
Secara astronomis Kabupaten Hulu Sungai Selatan terletak diantara
02°29’59“LS – 02°56’10“LS dan 114°51’19“BT – 115°36’19“BT.
Kota Kandangan terletak pada 2°47’LS – 115°40’BT yang dilewati oleh
Sungai Amandit, anak sungai dari Sungai Barito. Posisi Kabupaten Hulu
Sungai Selatan terhadap wilayah Provinsi Kalimantan Selatan sangat
strategis karena pada bagian Timur terletak pada jalur arteri primer Provinsi
Kalimantan Selatan dan Provinsi Kalimantan Timur sedangkan bagian Barat
jalur arteri primer yang menghubungkan Provinsi Kalimantan Selatan dan
Provinsi Kalimantan Tengah dengan pusat pemerintahan sekaligus
ibukotanya yakni Kota Kandangan.
Batas-batas wilayah administrasi Kabupaten Hulu Sungai Selatan adalah
sebelah utara Kabupaten Hulu Sungai Tengah dan Kabupaten Hulu Sungai
Utara, sebelah timur : Kabupaten Banjar dan Kabupaten Kotabaru, sebelah
selatan : Kabupaten Tapin dan sebelah barat : Kabupaten Hulu Sungai Utara
dan Kabupaten Tapin Kelompok 1 | Peserta Pelatihan Kepemimpinan Adminstrasi
12
sedangka jumlah penduduk Kabupaten Hulu Sungai Selatan tahun 2017
sejumlah 232.587 penduduk.
2.2. Profil Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan
Visi :
Menuju Kabupaten Hulu Sungai Selatan yang cerdas, inovatif, teknologis dan
agamis untuk mewujudkan kesejahteraan dunia dan akhirat.
Misi :
1. Mewujudkan aksesibilitas dan kualitas pelayanan bidang pendidikan,
kesehatan dan pelayanan dasar lainnya
2. Mewujudkan daya saing ekonomi daerahmelalui pertumbuhan ekonomi
yang berkualitas dan berkelanjutan berbasis potensi sumber daya alam dan
kearifan lokal (daya saing)
3. Meningkatkan kualitas dan kuantitas infrastruktur fisik dan sosial yang
menunjang sektor perekonomian (persaingan)
4. Mengoptimalkan sumber daya daerah berbasis perberdayaan masyarakat,
berkelanjutan, dan berwawasan lingkungan (pemberdayaan)
5. Menghadirkan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih serta
pelayanan publik berkualitas berbasis teknologi informasi dalam bingkai
kehidupan yang agamis (kelembagaan , keagamaan).

Kepala Daerah terpilih menetapkan sembilan agenda pokok pembangunan


Kabupaten Hulu Sungai Selatan, yaitu:
1. Peningkatan akses dan kualitas pendidikan yang berakhlak mulia;
2. Peningkatan akses dan kualitas kesehatan;
3. Revitalisasi pertanian dan perikanan
4. Pengembangan pariwisata berbasis kearifan lokal;
5. Penguatan UMKM dan koperasi;
6. Pembangunan sumber daya alam dan lingkungan hidup;
Kelompok 1 | Peserta Pelatihan Kepemimpinan Adminstrasi
13
7. Pengembangan infrastruktur pemukiman dan perumahan rakyat;
8. Peningkatan perlindungan dan kesejahteraan sosial; dan
9. Peningkatan kualitas birokrasi , pelayanan publik dan keagamaan.

Sembilan agenda pokok pembangunan tersebut tertuang dalam program


“SEHATI” sejumlah 15 poin dan program “SEHATI Plus CINTA” sejumlah 11
poin. Dalam rangka menjalankan agenda pokok tersebut, Bupati terpilih
menjalankannya dengan Platform sebagai berikut :
1. Jaminan Kesehatan Gratis , BPJS semesta untuk semua warga
2. Islamic center , akan dibangun di bundaran Hamalau
3. Bergerak Bangkit Bersama
4. Resi Gudang
5. Asuransi
6. Beasiswa
7. Bantuan Sarana Prasarana
8. Pertanian Organik
9. Bos daerah untuk sekolah
10. Feri
11. Angkutan mini

2.3. Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Selatan


Dinas Kesehatan (Dinkes) merupakan salah satu Satuan Kerja Pemerintah
Daerah (SKPD) dilingkungan pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan
yang bertanggung jawab dalam bidang pembangunan kesehatan, fungsi
Dinkes sebagai lembaga dinas teknis yang mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan
berdasarkan asas otonomi dan membantu melaksanakan tugas teknis
operasional di bidang kesehatan yang meliputi pengembangan dan
pembinaan pelayanan kesehatan, pencegahan pemberantasan penyakit
menular dan penyehatan lingkungan, kesehatan keluarga, pelayanan farmasi
dan pengawasan makanan dan minuman serta pembinaan program
berdasarkan kebijakan Bupati Hulu Sungai Selatan. Kelompok 1 | Peserta Pelatihan
Kepemimpinan Adminstrasi
14
Visi: Menuju kabupaten hulu sungai selatan yang cerdas, inovatif, teknologis
dan agamis untuk mewujudkan kesejahteraan dunia dan akhirat
Misi: mewujudkan aksesibilitas dan kualitas pelayanan bidang pendidikan,
kesehatan dan pelayanan dasar lainnya
Tujuan: Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
Sasaran: Meningkatnya akses dan kualitas pelayanan kesehatan
Tipe Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Selatan adalah Tipe B
berdasarkan Peraturan DaerahKabuoaten Hulu Sungai Selatan Nomor 06
Tahun 2020 tentang Pembentukan Susunan dan Perangkat Daerah.
Jumlah pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Selatan pada awal
tahun 2019 sebanyak 925 Orang tersebar di UPT (Dinas Kesehatan,
Puskesmas dan RSUD Daha Sejahtera danInstalasi Farmasi Kabupaten)
yang terdiri dari 636 orang PNS dan 289 orang tenaga kontrak.
Penduduk Kabupaten Hulu Sungai Selatan sebanyak 235.217 jiwa dengan
kepadatan penduduk 130 jiwa/km² dengan terjadi pemusatan penduduk di
daerah kota. Secara piramida penduduk yang merupakan sebuah gambaran
awal mengenai struktur umur penduduk baik untuk dianalisis mengenai
produktifitas umurnya maupun berhasil tidaknya program-program
kependudukan selama ini. Di Kabupaten Hulu Sungai Selatan, terlihat bahwa
sebagian besar penduduk berada pada usia produktif dimana pada usia
muda paling sedikit jumlah penduduknya kemudian semakin bertambah usia
semakin banyak penduduknya hingga berumur 75 tahun ke atas. Kelompok 1 |
Peserta Pelatihan Kepemimpinan Adminstrasi
15
Gambar 2.1. Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Hulu Sungai Selatan
Sesuai tugas pokok dari Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Selatan
adalah membantu Bupati melaksanakan urusan pemerintahan di bidang
kesehatan masyarakat, pengendalian penyakit, kesehatan lingkungan,
pelayanan kesehatan, dan prasarana dan sarana kesehatan serta tugas lain
yang diberikan Bupati sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku
seperti gambar cascading dibawah ini Kelompok 1 | Peserta Pelatihan Kepemimpinan
Adminstrasi
16
Gambar 2.2. Cascading Dinas Kesehatan
Bidang Kesehatan Masyarakat terdiri atas program pemenuhan upaya
kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat. Kasie P2 target
usia produktif dengan kegiatan skrining faktor resiko, pencegahan penyakit
dan tindak lanjut, perencanaan kehamilan. Sedangkan Kasie Kesmas dengan
target :
1. Ibu hamil dan bersalin : pelayanan pemeriksaan kehamilan dan skrining
faktor risiko agar ibu dan bayi sehat.
2. Bayi dan balita : Pelayanan kesehatan bayi dan balita untuk mencegah
kematian dan peningkatan kualitas hidup untuk tumbuh kembang optimal dan
mencegah stunting.
3. Usia sekolah dan remaja : Penjaringan kesehatan berkala pada anak usia
sekolah dan remaja agar tumbuh sehat dan berdaya saing.
4. Lansia : Meningkatkan upaya promotif, preventif, pemberdayaan lansia dan
penanggulangan penyakit.
Kelompok 1 | Peserta Pelatihan Kepemimpinan Adminstrasi
17
Bambar 2.3. Pohon Kinerja
Bidang Pelayanan Kesehatan mencakup 21 Puskesmas, 119 Poskades dan
69 Pustu, dan 1 RS tipe D (Rumah Sakit Daha Sejahtera). Sarana karantina
Covid-19 kapasitas 80 bed.
Bidang pemberdayaan manusia dan SDM dengan program penguatan
gerakan masyarakat hidup sehat (tidak merokok, cuci tangan, minum air yang
sudah direbus dan mengajak berolahraga. Bidang Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit dalam menjalankan tugas kegiatannya meliputi 6
SPM yaitu pelayanan kesehatan usia produktif, lansia, penderita DM,
penderita HT, penderita ODGJ, TBC, HIV. Sedangkan SDM Kesehatan
manusia memiliki program perencanaan kebutuhan dan pendayagunaan
SDM kesehatan untuk UKP dan UKM manusia di wilayah Kabupaten / Kota.
Dengan menyediakan 9 tenaga kesehatan esensial yaitu dokter, dokter gigi,
perawat, bidan, sanitarian, tenaga farmasi, kesmas, gizi, ahli teknologi
laboratorium medik. Saat ini 3 Puskesmas yang sudah terisi lengkap 9 tenaga
kesehatan. Kelompok 1 | Peserta Pelatihan Kepemimpinan Adminstrasi
18
Tabel 2.1 Jumlah Tenaga Medis di Fasilitas Kesehatan NOUNIT
KERJADOKTER SPESIALISDOKTER UMUMDOKTER
GIGIPERAWATPERAWAT GIGIBIDANKESMASKESLINGGIZILABTENAGA
TEKNIS
KEFARMASIANAPOTEKER1KANDANGAN02111392112212JAMBU
HILIR01192102211203GAMBAH0106281111104BAYANAN0019191121105
BARUH JAYA0109261021206SUNGAI
PINANG0105190121107BAJAYAU020101102021108NEGARA02014215214
2119PASUNGKAN01072911411010SIMPUR0201321112312011WASAH010
82721111012SUNGAI RAYA011421222111013BATANG
KULUR010911211211014PADANG
BATUNG0101011112311015KALIRING010911202312016ANGKINANG0101
421032322117BAMBAN01061721211018TELAGA
LANGSAT0101011321311019KALUMPANG011921322321020LOKSADO01
171811211021MALINAU01051720211022RS DAHA
SEJAHTERA36130118122853JUMLAH33072143422632274933326JUMLAH
TENAGA MEDIS DI FASILITAS KESEHATANTAHUN 2020
2.4. Indikator kinerja
Kinerja pelayanan perangkat daerah pada tahun 2013-2018 adalah sebagai
berkut :
Tabel Sasaran Indikator Alasan Penjelas Target Capaian Prosent

2.2. Strategi Kinerja pemiliha an dan Kinerja ase


s Sasaran n Formula capaian
Capaia
indikator si
n
Indikat
or
Kinerja
Utama (
IKU )
Tahun
2018 No
1 Meningk Persenta Peratura Persenta 1 0.6095 0.6095
at nya se n Menteri se nilai
pelayana Pemenu Kesehata realisasi
n han n RI dari
kesehata pencapai Nomor seluruh
n dasar, an SPM 43 Tahun indikator
kegawat penyakit 2016 penyakit
darurata menular Tentang menular
n dan dan tidak Standar dan tidak
rujukan menular elayanan menular
khususny yang Minimal setelah
a ditangani Bidang dihitung
masyara Kesehata dari nilai
kat n capaian
miskin dibagi
target x
100
persen
dibagi
jumlah
indikator

Anda mungkin juga menyukai