Anda di halaman 1dari 30

PETA PROSES BISNIS

DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEDIRI

DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEDIRI


ALAMAT: Jl Pamenang Nomor 1C Telepon : 0354 683756
Laman: dinkes.kedirikab.go.id – Surat Elektronik : dinkes@kedirikab.go.id
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Tujuan pembangunan kesehatan menurut Undang-undang Kesehatan No.
36 tahun 2009 adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya. Salah satu peran pemerintah dalam
pembangunan kesehatan adalah merencanakan, mengatur, membina
dan mengawasi penyelenggaraan upaya kesehatan yang merata dan
terjangkau oleh masyarakat. Bentuk upaya kesehatan yang dimaksud
berupa kegiatan untuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan,
pengobatan penyakit dan pemulihan kesehatan oleh pemerintah dan/atau
masyarakat. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi nomor 19 tahun 2018 tentang Penyusunan
Peta Proses Bisnis adalah merupakan acuan bagi instansi pemerintah
untuk menggambarkan hubungan kerja yang efektif dan efisien antar unit
organisasi untuk menghasilkan kinerja sesuai dengan tujuan pendirian
organisasi agar menghasilkan keluaran yang bernilai tambah bagi
pemangku kepentingan.
Reformasi birokrasi merupakan prioritas utama pelaksanaan
pembangunan nasional yang bertujuan untuk melakukan perubahan
sistematik dan terencana menuju tatanan administrasi pemerintahan yang
lebih baik. Reformasi birokrasi bertujuan untuk menjadikan aparatur sipil
negara yang lebih profesional, efektif, efisien, dan akuntabel dalam
rangka mewujudkan tata pemerintahan yang baik. Reformasi birokrasi
merupakan suatu upaya yang terencana dan sistematis untuk mengubah
struktur, sistem, dan nilai-nilai dalam pemerintahan menjadi lebih baik
dari sebelumnya. Efektivitas dan efisiensi birokrasi sangat terkait dengan
proses bisnis yang digunakan oleh birokrasi dalam menghasilkan output dan
outcome. Proses bisnis yang berbelit-belit dan tumpang-tindih antara satu
unit organisasi dengan unit organisasi yang lain akan membuat organisasi
menjadi lambat untuk bekerja. Oleh karena itu, setiap unit organisasi
memerlukan peta proses bisnis yang mampu menggambarkan proses
bisnis yang dilakukan oleh organisasi dalam mencapai visi, misi, dan tujuan
organisasi.
Peta proses bisnis merupakan aset terpenting organisasi yang
mengumpulkan seluruh informasi ke dalam satu kesatuan dokumen atau
database organisasi. Dengan demikian, menjadi sebuah keniscayaan untuk
melibatkan seluruh elemen organisasi dalam penyusunan peta proses bisnis
untuk memastikan akurasi dan kelengkapan dari proses bisnis yang
digambarkan sesuai dengan rencana strategis organisasi.
Peta Proses Bisnis, sebagaimana diamanatkan dalam Permenpan-RB No
19 Tahun 2018 membagi proses/aktkvitas dalam beberapa tingkatan, yaitu
Level 0, Level 1, hingga Level ke-n. Pada level 0, proses dikategorisasi menjadi
tiga yaitu proses utama, proses pendukung/manajerial, dan proses lainnya.
Selanjutnya, level 1 merupakan penjabaran/subproses yang dilakukan untuk
mendukung Level 0. Kemudian, level ke-n adalah penjabaran tingkat akhir
yang dapat digambarkan bagan alirnya (flowchart) untuk pelaksanaan aktivitas
tersebut.
I.2 Maksud Dan Tujuan
Penyusunan peta proses bisnis pada instansi Dinas Kesehatan Kabupaten
Kediri dimaksudkan sebagai acuan bagi setiap Bidang, Seksi, Sub Bagian dan
Kepala UPT untuk mengetahui peta proses bisnis sesuai Visi, Misi, Tujuan, dan
Sasaran Organisasi yang telah ditetapkan.
Sedangkan tujuan penyusunan peta proses bisnis adalah sebagai berikut:
a. Mampu melaksanakan tugas dan fungsi secara efektif dan efisien.
b. Mudah mengkomunikasikan baik kepada pihak internal maupun eksternal
mengenai proses bisnis yang dilakukan untuk mencapai Visi, Misi, Tujuan
dan Sasaran.
c. Memiliki aset pengetahuan yang mengintegrasikan dan
mendokumentasikan secara rinci mengenai proses bisnis yang dilakukan
untuk mencapai visi, misi, dan tujuan. Aset pengetahuan ini menjadi
dasar pengambilan keputusan strategis terkait pengembangan
organisasi dan sumber daya manusia, serta penilaian kinerja.
Adapun manfaat dari peta proses bisnis adalah:
1. mudah melihat potensi masalah yang ada di dalam pelaksanaan suatu
proses sehingga solusi penyempurnaan proses lebih terarah
2. memiliki standar pelaksanaan pekerjaan sehingga memudahkan
dalam mengendalikan dan mempertahankan kualitas pelaksanaan
pekerjaan
3. memudahkan evaluasi kinerja capaian perangkat daerah sesuai dengan
perencanaan strategis yang telah ditetapkan.
I.3 Ruang Lingkup
Penyusunan peta proses bisnis dilaksanakan oleh Dinas
Kesehatan beserta UPT, meliputi seluruh kegiatan yang sesuai
dengan dokumen rencana strategis dan rencana kerja organisasi.

I.4 Dasar Hukum


Berikut adalah peraturan-peraturan yang berkaitan dengan
Penyusunan Peta Proses Bisnis Pembangunan Daerah dan
Monitoring Evaluasi Rencana Strategis Daerah Kabupaten Kediri :
a. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 2440, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5587),
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
b. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2018
tentang Penyusunan Peta Proses Bisnis Instansi Pemerintah
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 411);
c. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang
Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi
Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan
Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, serta
Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah dan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 1312);
d. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 90 Tahun 2019 tentang
Klasifikasi, Kodefikasi, dan Nomenklatur Perencanaan
Pembangunan dan Keuangan Daerah;
e. Peraturan Daerah Kabupaten Kediri Nomor 4 Tahun 2014
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)
Kabupaten Kediri Tahun 2005-2025;
f. Peraturan Daerah Kabupaten Kediri Nomor 5 Tahun 2016
tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah
Kabupaten Kediri;

g. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Kabupaten Kediri Tahun 2021-2026.
BAB II

Visi , Misi dan Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi

2.1. Visi

Visi Dinas Kesehatan sejalan dengan Visi Bupati dan Wakil Bupati
terpilih yang tertuang dalam RPJMD Kabupaten Kediri Tahun 2021
– 2026. Adapun Visi yang hendak dicapai adalah: "Terwujudnya
Masyarakat Kabupaten Kediri yang Maju, Berkarakter
Nasionalis-Religius, serta Sejahtera Berdasarkan Ekonomi
Kerakyatan yang Didukung Birokrasi yang Melayani”

Penjelasan visi:

MAJU
Suatu kondisi harapan yang akan diwujudkan untuk
masyarakat Kediri dengan semakin meningkatnya daya saing
daerah yang diiringi dengan kemajuan pembangunan kawasan,
sumber daya manusia, birokrasi pemerintahan, layanan publik,
serta dukungan teknologi yang unggul.

BERKARAKTER NASIONALIS RELIGIUS


Merupakan cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang
menunjukkan kesetiaan, kepeduliaan, dan penghargaan yang
tinggi terhadap nilai-nilai kebangsaan, gotongroyong, norma
agama, sosial budaya sehingga menempatkan pribadi sebagai
manusia yang beradab dalam bingkai
Pancasila
.

9
7

SEJAHTERA
Merupakan kondisi masyarakat Kediri yang memiliki taraf hidup yang
baik dan mampu memenuhi standar kebutuhan hidup yang layak
melalui kegiatan keseharian yang mapan.

EKONOMI KERAKYATAN
Merupakan sistem ekonomi yang ditujukan untuk mewujudkan
kesejahteraan masyarakat banyak melalui kegiatan ekonomi yang
menitikberatkan pada peran masyarakat dengan mempergunakan
sumber daya ekonomi lokal yang tumbuh menjadi satu kesatuan
bangunan ekonomi daerah.

BIROKRASI YANG MELAYANI


Merupakan kondisi birokrasi pemerintahan yang memenuhi sebagian
besar reformasi birokrasi, manajemen perubahan, penataan tata
laksana, penataan sistem manajemen SDM, penguatan pengawasan,
dan penguatan akuntabilitas kinerja untuk bertransformasi menjadi
pelayan publik yang baik sekaligus mitra dan pengayom masyarakat
menuju kesejahteraan dan kemajuan Kediri.

2.2. Misi

Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan


dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Rumusan misi yang baik membantu
lebih jelas penggambaran visi yang ingin dicapai dan menguraikan upaya-
upaya apa yang harus dilakukan. Dalam suatu dokumen perencanaan,
rumusan misi menjadi penting untuk memberikan kerangka bagi tujuan dan
sasaran serta arah kebijakan yang ingin dicapai dan menentukan jalan yang
akan ditempuh untuk mencapai visi.
Memperhatikan visi serta perubahan paradigma dan kondisi yang akan
dihadapi pada masa yang akan datang, maka dalam upaya mewujudkan Visi
pembangunan Kabupaten Kediri Tahun 2021-2026, Misi pembangunan
sebagai berikut:
1. Pengembangan Sumber Daya Manusia yang Berkarakter Nasionalis-
Religius
2. Reformasi Birokrasi dan Pelayanan Publik
3. Pengembangan Ekonomi Kerakyatan dan Peningkatan Investasi
Daerah
4. Revitalisasi Pertanian untuk Ketahanan dan Swasembada Pangan
5. Peningkatan Infrastruktur dan Konektivitas antar Wilayah
8
6. Optimalisasi Kepariwisataan berbasis Kearifan Lokal
7. Optimalisasi Tata Kelola Lingkungan Hidup, Sumber Daya Alam dan
Mitigasi Bencana
8. Pengembangan Seni Budaya, Olahraga dan Kreativitas Pemuda
9. Perwujudan Kemandirian Desa untuk Kesejahteraan Masyarakat

Misi Dinas Kesehatan sejalan dengan Misi Bupati dan Wakil Bupati
seperti yang tertuang dalam RPJMD 2016-2021 adalah :
“ Pengembangan Sumber Daya Manusia yang Berkarakter Nasionalis-
Religius “

2.3. Tujuan dan Sasaran


Tujuan adalah sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka
waktu 1 (satu) sampai 5 (lima) tahun mendatang. Tujuan Strategis ditetapkan
dengan mengacu kepada pernyataan visi dan misi serta didasarkan pada isu-isu
dan analisis lingkungan strategis, Sehingga dapat mengarahkan perumusan
strategi, kebijakan, program, dan kegiatan dalam rangka merealisasikan Misi dan
Visi. Berdasarkan tujuan yang akan ditetapkan, maka Dinas Kesehatan
Kabupaten Kediri akan dapat mengetahui hal-hal yang harus dicapai dalam kurun
waktu satu sampai lima tahun ke depan dengan mempertimbangkan sumber daya
dan kemampuan yang dimiliki, serta faktor lingkungan yang mempengaruhinya.
Adapun tujuan dari pembangunan kesehatan di Kabupaten Kediri adalah
Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang unggul dan berdaya saing.
Sasaran merupakan penjabaran dari tujuan, yaitu sesuatu yang akan
dicapai atau dihasilkan oleh lembaga dalam jangka waktu tertentu. Sasaran
adalah salah satu dasar dalam penilaian dan pemantauan kinerja sehingga
merupakan alat pemicu bagi organisasi terhadap sesuatu yang harus dicapai,
sejalan dengan Tujuan dan Sasaran RPJMD Kabupaten Kediri, maka dirumuskan
sasaran Dinas kesehatan Kabupaten Kediri adalah Meningkatnya aksesibilitas
dan kualitas layanan kesehatan.

2.4. Tugas Pokok, Fungsi Dan Struktur Organisasi


Sesuai dengan Peraturan Bupati Nomor 20 Tahun 2021 tentang Kedudukan,
Susunan Organisasi, Uraian Tugas Dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas Kesehatan
Kabupaten Kediri mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan Pemerintahan
yang menjadi kewenangan daerah dibidang kesehatan.
Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut Dinas Kesehatan Kabupaten
Kediri mempunyai fungsi, sebagai berikut :
1. Perumusan kebijakan teknis dibidang kesehatan;
2. Penyusunan perencanaan program dan anggaran dibidang kesehatan;
3. Pelaksanaan pelayanan dibidang kesehatan;
4. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan atas pelaksanaan pelayanan dibidang
9
kesehatan;
5. Koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan pelayanan dibidang kesehatan;
6. Pembinaan penyelenggaraan pelayanan dibidang kesehatan;
7. Pembinaan UOBK RSUD dan UPT;
8. Pelaksanaan administrasi dibidang pelayanan kesehatan;
9. Penyusunan dan perumusan laporan kinerja secara periodik kepada Bupati;
dan
10. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan peraturan
pemndang-undangan.
Adapun uraian tugas dan fungsi dari setiap pejabat struktural dan
fungsional adalah sebagai berikut :

1 . Sekretariat,

Mempunyai tugas pokok membantu Kepala Dinas dalam menyusun


kebijakan, mengkoordinasikan bidang-bidang, membina, melaksanakan
dan mengendalikan administrasi umum, keuangan, sarana prasarana,
ketenagaan, kerumahtanggaan dan kelembagaan.
Mempunyai fungsi :
a. penyusunan rancangan kebijakan dinas;
b. pengoordinasian pelaksanaan tugas bidang-bidang, UOBK RSUD dan
UPT;
c. penyusunan program dan pelaporan pengelolaan sistem informasi,
pemantauan dan evaluasi kegiatan dinas;
d. pelaksanaan pembinaan, pengelolaan dan pengendalian administrasi
umum, keuangan, sarana prasarana, ketenagaan, kerumahtanggaan, dan
kelembagaan;
e. pengoordinasian penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan
bidang kesehatan;
f. pengelolaan urusan rumah tangga, surat men5rurat, kearsipan,
hubungan masyarakat, dokumentasi dan perpustakaan;
g. pelaksanaan analisis jabatan dan beban kerja;
h. pengoordinasian penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP)
kegiatan dinas;
i. penyusunan profil dinas; dan
j. pelaksanaan monitoring dan evaluasi kebijakan dinas.

1.1 Kepala Sub Bagian Penyusunan program


Kepala Sub Bagian Penyusunan Program mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan penyusunan program dan anggaran,
10
pemantauan, pengelolaan sistem informasi, evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan program dan anggaran.
1.2 Kepala Sub Bagian Keuangan
Kepala Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas melakukan
pengelolaan dan penyiapan bahan pelaksanaan verifikasi,
penatausahaan, perbendaharaan, dan pembukuan keuangan, urusan
akuntansi dan pelaporan keuangan, serta penyiapan bahan
tanggapan pemeriksaan.
1.3 Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas
melakukan urusan surat menyurat, pelaksanaan kearsipan dan
ekspedisi, pengelolaan urusan rumah tangga dan perlengkapan,
pengelolaan aset, penyelenggaraan urusan perpustakaan, serta
pengelolaan urusan administrasi kepegawaian, pembinaan jabatan
fungsional, dan evaluasi kinerja Pegawai Aparatur Sipil Negara.

2. Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat


Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat mempunyai tugas dalam
melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan operasional
dibidang kesehatan masyarakat.
Mempunyai fungsi :
a. penyiapan perumusan kebijakan operasional dibidang kesehatan keluarga,
gizi masyarakat, promosi kesehatan, pemberdayaan masyarakat, kesehatan
linglungan, kesehatan kerja dan olah raga;
b. penyiapan pelaksanaan kebijakan operasional dibidang kesehatan
keluarga, gizi masyarakat, promosi kesehatan, pemberdayaan masyarakat,
kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan olah raga;
c. penyiapan bimbingan teknis dan supervisi dibidang kesehatan keluarga,
gizi masyarakat, promosi kesehatan, pemberdayaan masyarakat, kesehatan
lingkungan, kesehatan kerja dan olah raga;
d. pemantauan evaluasi, dan pelaporan dibidang kesehatan keluarga, dan
masyarakat, promosi kesehatan, pemberdayaan masyarakat, kesehatan
lingkungan, kesehatan kerja dan olah raga;
e. dan pelaksanaan administrasi dan tata usaha Bidang Kesehatan
Masyarakat.
Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat dibantu
oleh 3 kepala seksi yaitu :
2.1 Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi
Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi mempunyai tugas penyiapan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan operasional, bimbingan teknis
11
dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan dibidang
kesehatan keluarga dan gizi masyarakat.
2.2 Kepala Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat
Kepala Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat mempunyai tugas
penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan operasional,
bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi, dan
pelaporan dibidang Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat.
2.3 Kepala seksi penyehatan lingkungan, kesehatan kerja dan olah raga
Kepala Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olah Raga
mempunyai tugas untuk mempersiapkan perumusan dan pelaksanaan
kebijakan operasional, bimbingan teknis dan supervisi, serta
pemantauan, evaluasi, dan pelaporan dibidang Kesehatan Lingkungan,
Kesehatan Kerja dan OIah Raga.

3. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit


Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit mempunyai tugas
dalam melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan operasional
dibidang Surveilans dan Imunisasi, Pencegahasn dan Pengendalian
Penyakit Menular, dan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak
Menular dan Kesehatan Jiwa.
Mempunyai Fungsi :
a. penyiapan perumusan kebijakan operasional dibidang surveilans dan
imunisasi, pencegahan dan pengendalian penyakit menular, dan
pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular dan kesehatan jiwa;
b. penyiapan pelaksanaan kebijakan operasional dibidang surveilans dan
imunisasi, pencegahan dan pengendalian penyakit menular, dan
pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular dan kesehatan jiwa;
c. penyiapan bimbingan teknis dan supervisi dibidang surveilans dan
imunisasi, pencegahan dan pengendalian penyakit menular, dan
pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular dan kesehatan jiwa;
d. pemantauan evaluasi, dan pelaporan dibidang surveilans dan imunisasi,
pencegahan dan pengendalian penyakit menular, dan pencegahan dan
pengendalian penyakit tidak menular dan kesehatan jiwa;
e. dan pelaksanaan administrasi dan tata usaha Bidang Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya kepala bidang pencegahan dan
pengendalian penyakit dibantu oleh 3 kepala seksi sebagai berikut:
3.1. Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi
Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi mempunyai tugas penyiapan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan operasional, bimbingan teknis
12
dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan dibidang
Surveilans dan Imunisasi.
3.1. Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular
Kepala Seksi Pencega,han dan Pengendaliar Penyakit Menular
mempunyai tugas penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan
operasional, bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan,
evaluasi, dan pelaporan dibidang Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Menular.
3.1. Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan
Kesehatan Jiwa
Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan
Kesehatan Jiwa mempunyai tugas penyiapan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan operasional, bimbingan teknis dan supervisi,
serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan dibidang Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa.

4. Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan


Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan melaksanakan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan operasional dibidang Kesehatan Primer, Pelayanan
Kesehatan Rujukan, termasuk peningkatan mutunya dan pelayanan
kesehatan tradisional.
Mempunyai Fungsi :
a. penyiapan perumusan kebijakan operasional dibidang pelayanan
kesehatan primer, pelayanan kesehatan rujukan, termasuk peningkatan
mutunya dan pelayanan kesehatan tradisional;
b. penyiapan pelaksanaan kebijakan operasional dibidang pelayanan
kesehatan primer, pelayanan kesehatan rujukan, termasuk peningkatan
mutunya dan pelayanan kesehatan tradisional;
c. penyiapan bimbingan teknis dan supervisi, dibidang pelayanan kesehatan
primer, pelayanan kesehatan rujukan, termasuk peningkatan mutunya
dan pelayanan kesehatan tradisional; dan
d. pelaksanaan administrasi dan tata usaha Bidang Pelayanan Kesehatan
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya kepala bidang pelayanan
kesehatan dibantu oleh 3 kepala seksi yaitu :
4.1. Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Primer
Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Primer mempunyai tugas penyiapan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan operasional, bimbingan teknis
dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan serta
peningkatan mutu fasilitas pelayanan kesehatan dibidang Pelayanan
Kesehatan Primer.
13
4.2. Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan
Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan mempunyai tugas
penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan operasional
bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi, dan
pelaporan serta peningkatan mutu fasilitas pelayanan kesehatan
dibidang Pelayanan Kesehatan Rujukan.
4.3. Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Tradisional
Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Tradisional mempunyai tugas
penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan operasional,
bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi, dan
pelaporan dibidang Pelayanan Kesehatan Tradisional.

5. Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan


Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan melaksanakan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan operasional dibidang Kefarmasian, Alat Kesehatan dan
Sumber Daya Manusia Kesehatan.
Mempunyai Fungsi :
a. penyiapan perumusan kebijakan operasional dibidang kefarmasian, alat
kesehatan dan sumber daya manusia kesehatan;
b. penyiapan pelaksanaan kebijakan operasional dibidang kefarmasian, alat
kesehatan dan sumber daya manusia kesehatan;
c. penyiapan bimbingan teknis dan supervisi dibidang kefarmasian, alat
kesehatan dan sumber daya manusia kesehatan;
d. pemantauan evaluasi, dan pelaporan dibidang kefarmasian, alat kesehatan
dan sumber daya manusia kesehatan; dan
e. pelaksanaan administrasi dan tata usaha Bidang Sumber Daya Kesehatan.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya kepala bidang sumber daya
kesehatan dibantu oleh 3 seksi yaitu :
5.1. Kepala Seksi Kefarmasian, Makanan dan Minuman
Kepala Seksi Kefarmasian, Makanan dan Minuman mempunyai tugas
mempersiapkan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan
operasional, bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan,
evaluasi, dan pelaporan dibidang pelayanan Kefarmasian, Makanan dan
Minuman.
5.1. Kepala Seksi Alat Kesehatan, Sarana dan Prasarana
Kepala Seksi Alat Kesehatan dan Sarana Prasarana mempunyai tugas
mempersiapkan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan
operasional, bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan,
evaluasi, dan pelaporan dibidang Alat Kesehatan, Sarana dan
Prasarana.
14
5.1. Kepala Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan dan Pembiayaan
Kesehatan
Kepala Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan dan Pembiayaan
Kesehatan mempunyai tugas mempersiapkan bahan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan operasional, bimbingan teknis dan supervisi,
serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan dibidang Sumber Daya
Manusia Kesehatan dan Pembiayaan Kesehatan.

Selain jabatan struktural yang sudah disebutkan diatas Dinas Kesehatan


juga mempunyai UOBK RSUD dan UPT yang membantu dalam melaksanakan
pembangunan dalam bidang kesehatan yang dalam pelaksanaan tugasnya
bertanggung jawab langsung kepada Kepala Dinas Kesehatan.
UOBK RSUD merupakan unit organisasi yang bersifat khusus memiliki
otonomi dalam pengelolaan keuangan dan barang milik Daerah serta bidang
kepegawaian yang bertanggung jawab pada Dinas Kesehatan melalui penyampaian
laporan pelaksanaan pengelolaan keuangan, dan barang milik Daerah serta
kepegawaian.
UPT merupakan unsur pelaksana teknis operasional Dinas Kesehatan.
Dalam melaksanakan tugasnya, UOBK RSUD dan UPT menyelenggarakan
fungsi :
a. pelaksanaan tugas Dinas sesuai dengan bidang operasionalnya:
b. pelaksanaan urusan administrasi teknis operasional.
Jumlah, Nomenklatur, Susunan Organisasi dan Uraian Tugas dan Fungsi
UOBK RSUD dan UPT ditetapkan dalam Peraturan Bupati tersendiri.
UOBK RSUD terdiri dari :
1. UOBK RSUD Kabupaten Kediri;
2. UOBK RSUD Simpang Lima Gumul;
UPTD Kesehatan terdiri dari :
1. UPT Laboratorium Kesehatan Daerah;
2. UPTD Puskesmas; dan
3. UPT Balai Pengelolaan Farmasi dan Alat Kesehatan.

6. Kelompok Jabatan Fungsional


Terdiri atas sejumlah tenaga dalam jenjang Jabatan Fungsional yang terbagi
dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahliannya.
Setiap kelompok dipimpin oleh sesorang tenaga fungsional senior yang
diangkat oleh Bupati. Jenis jenjang dan jumlah jabatan fungsional ditetapkan
oleh Bupati berdasarkan kebutuhan dan beban kerja, sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
15
Secara lengkap Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri, disajikan
dalam Gambar 2.1. di bawah ini :

Gambar 2.1. Struktur Organisasi Dinas Kesehatan


16

Bab III

PRINSIP PENYUSUNAN PETA PROSES BISNIS DINAS KESEHATAN

Prinsip penyusunan peta proses bisnis pada Dinas Kesehatan adalah sebagai
berikut:
1. Definitif, yakni suatu peta proses bisnis harus memiliki batasan,
masukan, serta keluaran yang jelas.
2. Urutan, yakni suatu peta proses bisnis harus terdiri atas aktivitas yang
berurutan sesuai waktu dan ruang.
3. Pelanggan atau pengguna layanan, yakni pelanggan akhir menerima hasil
dari proses lintas unit organisasi.
4. Nilai tambah, yakni transformasi yang terjadi dalam proses harus
memberikan nilai tambah pada penerima.
5. Keterkaitan, yakni suatu proses tidak dapat berdiri,melainkan harus
terkait dalam suatu struktur organisasi.
6. Fungsi silang, yakni suatu proses mencakup hasil kerja sama beberapa
fungsi dalam satu organisasi.
7. Sederhana representatif, yakni mewakili seluruh aktivitas organisasi tanpa
terkecuali dan digambarkan secara sederhana.
8. Konsensus subyektif, yakni disepakati oleh seluruh unit organisasi yang ada
dalam ruang lingkup instansi pemerintah.

Tahap Penyusunan Peta Proses Bisnis


Penyusunan peta proses bisnis Setda dilaksanakan dengan 2 tahap yaitu:
1. Tahap Persiapan dan Perencanaan
Langkah awal penyusunan peta proses bisnis yaitu melakukan inventarisasi
rencana kerja jangka panjang, rencana kerja tahunan, visi, misi,tujuan dan
sasaran instansi pemerintah sehingga dapat diketahui aktivitasaktivitas
(proses kerja) yang ada dalam instansi pemerintah tersebut. Proses
kerja/aktivitas tersebut kemudian dikategorikan ke dalam kelompok (folder)
kegiatan. Dalam pengelompokan seluruh aktivitas/proses kerja/kegiatan yang
dilakukan oleh instansi pemerintah ada 3 (tiga) prinsip yang perlu
diperhatikan yaitu:
a. Pengelompokkan dilakukan berdasarkan kegiatan bukan berdasarkan unit
organisasi.
b. Pengelompokan didasarkan pada seluruh kegiatan/aktivitas/ proses kerja
yang dilakukan di dalam instansi pemerintah.
17
c. Pengelompokan dilakukan secara sederhana dan mudah diimplementasikan.
2. Tahap Pengembangan
Dalam tahap ini akan dilakukan penyusunan peta proses bisnis organisasi
atau business process mapping. Untuk dapat membangun pemetaan proses
bisnis organisasi yang representatif, maka diperlukan pengetahuan dan
pemahaman mengenai proses yang akan dipetakan.
Demi memudahkan penggambaran peta proses bisnis, maka peta proses
bisnis dapat dibedakan menjadi beberapa level atau tingkatan (level 0, level 1,
level 2, dan selanjutnya) atau jenis gambar peta yaitu peta proses, subproses,
relasi, dan lintas fungsi.
3. Tahap Penerapan/Implementasi
Penerapan peta proses bisnis meliputi pengesahan peta proses bisnis;
pendistribusian peta proses bisnis; penyimpanan, penempatan, dan
pemanfaatan peta proses bisnis; serta perubahan peta proses bisnis.
4. Tahap Pemantauan dan Evaluasi
Dokumen peta proses bisnis merupakan peta proses dinamis yang perlu
dievaluasi dan dipantau relevansi dan efektivitasnya. Pemantauan dan
evaluasi ini paling sedikit satu tahun sekali dan hasilnya wajib dilaporkan
kepada Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi.
18
BAB IV

HASIL PENYUSUNAN PETA PROSES BISNIS

4.1. PEMETAAN ANTAR LEVEL ORGANISASI

Pemetaan level organisasi Dinas Kesehatan dapat digambarkan sebagai


berikut:

Level 0 Level Pemerintah Daerah Kabupaten


Bisnis Proses Antar SKPD dan Bupati
Level 1 Level SKPD Dinas Kesehatan
Bisnis Proses antar Bidang dan seksi /sub bagian
Level 3 Level SKPD dengan UPT
Bisnis Proses antar SKPD dengan UPT
Level 4 Level proses antar eselon IV
Bisnis Proses di Unit eselon IV
Bisnis Proses di UPT

Penjelasan:

Level 0 adalah level pemerintah daerah yang menjelaskan bisnis proses antar
SKPD Dinas Kesehatan dengan SKPD lain dalam satu pemerintah daerah
kabupaten Kediri.

Level 1 adalah level SKPD dinas kesehatan yang menjelaskan bisnis proses antar
Bidang dan seksi maupun sub bagian dalam satu organisasi di Dinas
Kesehatan.

Level 2 adalah level SKPD dengan Unit pelaksana Teknis yang menjelaskan bisnis
proses antar SKPD dengan UPT yang menjadi pelaksana teknis di daerah.

Level 3 adalah level yang menjelaskan proses antar eseleon IV dan juga bisnis
proses yang ada di UPT.

4.2. Peta Proses Bisnis Level 0


Peta proses bisnis Level 0 merupakan bagian dari peta proses bisnis yang memuat
seluruh proses bisnis yang diselenggarakan oleh Perangkat Daerah Kabupaten
Kediri. Peta proses bisnis Level 0 merupakan turunan langsung dari visi, misi, dan
tujuan yang akan dicapai oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Kediri. Penentuan
peta proses bisnis 0 dilakukan dengan mengacu pada dokumen rencana strategis
Pemerintah Daerah Kabupaten Kediri seperti dokumen RPJMD, cascading
Organisasi Perangkat Daerah dan dokumen pendukung lainnya yang mampu
menggambarkan keluaran utama yang diharapkan oleh Pemerintah Daerah
Kabupaten Kediri dalam rangka mencapai visi, misi, dan tujuan daerah.
19
Seluruh proses bisnis pada Level 0 kemudian dikategorisasi ke dalam tiga jenis
proses bisnis yaitu proses bisnis utama, proses bisnis manajemen, dan proses
bisnis pendukung.
1. Proses Utama
Proses utama merupakan proses yang menciptakan aliran nilai utama dalam
rangka mencapai visi, misi, dan tujuan Pemerintah Kabupaten Kediri. Proses inti
memenuhi kriteria sebagai berikut:
a) berperan langsung dalam memenuhi kebutuhan pengguna eksternal dan
internal Perangkat Daerah
b) berpengaruh langsung terhadap keberhasilan Perangkat Daerah dalam
mencapai visi, misi, dan strategi organisasi;
c) memberikan respon langsung terhadap permintaan dan memenuhi kebutuhan
pengguna.
2. Proses Manajemen
Proses manajemen adalah proses untuk mengelola operasional dari suatu sistem
dan memastikan proses inti berjalan dengan baik. Proses pendukung memenuhi
kriteria sebagai berikut:
a) memenuhi kebutuhan pengguna internal
b) memberikan dukungan atas aktivitas pada proses inti.
3. Proses Lainnya
Proses lainnya adalah proses yang tidak memiliki kaitan langsung dengan proses
inti namun menghasilkan nilai manfaat bagi pemangku kepentingan eksternal.
Proses lainnya memiliki kriteria yang memungkinkan aktivitas pada proses
berjalan lebih optimal.
Kategorisasi proses bisnis Pemerintah Kabupaten Kediri Level 0 dapat dilihat
pada Peraga 1 berikut ini.

Tabel 1 Kategorisasi Proses Bisnis Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri Level 0


No. Sasaran (Nama Proses) Kategori Proses Kode Proses
1 Meningkatnya aksesibilitas dan Utama P.2
kualitas layanan kesehatan

4.3. Peta Proses Bisnis Level 1


Peta proses bisnis Level 1 merupakan detail dan penjabaran lebih rinci dari setiap
proses yang ada pada peta proses bisnis level 0. Pada peta proses bisnis Level 1 ini
digambarkan rangkaian subproses secara rinci terkait apa saja program yang perlu
dilakukan oleh unit Organisasi Perangkat Daerah di Kabupaten Kediri dalam
rangka menjalankan proses yang telah ditetapkan baik berupa proses utama,
proses manajemen, maupun proses lainnya.
20
Identifikasi Peta Proses Bisnis Pemerintah Kabupaten Kediri Level 1 dapat
dilihat pada Tabel 2 berikut ini :

Kode Nama Proses Kode Sub Nama Sub Proses


Proses Proses
P.2 Meningkatnya aksesibilitas dan P.2.1 P e n u n j a n g U r u s a n P em e r i n t a h

kualitas layanan kesehatan Daerah Kabupaten / Kota

P.2.2 Pemenuhan Upaya Kesehatan


Perorangan dan Upaya Kesehatan
Masyarakat
P.2.3 Peningkatan Kapasitas Sumber
Daya Manusia Kesehatan
P.2.4 Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan
dan Makanan Minuman
P.2.5 Pemberdayaan Masyarakat Bidang
Kesehatan

Bagan Peta Proses Level 1 (P.2 Meningkatkan aksesibilitas dan kualitas


layanan kesehatan)
Proses P.2 yaitu Meningkatkan aksesibilitas dan kualitas layanan
kesehatan terdiri dari 5 (Lima) rangkaian subproses yaitu :
1. P e n u n ja n g U ru sa n P e me r in t a h Da e ra h Ka bu pa t en / Ko t a
(P.2.1)
2. Pemenuhan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan
masyarakat (P.2.2)
3. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia kesehatan (P.2.3)
4. Sediaan farmasi, alat kesehatan dan makanan minuman (P.2.4)
5. Pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan (P.2.5)

Pe nun jang Pemenuhan upaya


Urusan Peningkatan
kesehatan
Pe merintah kapasitas sumber
perorangan dan
P.2. Daerah Kab / daya manusia
upaya kesehatan
Meningkatkan K o t a (P.2.1) kesehatan (P.2.3)
masyarakat (P.2.2)
aksesibilitas
dan kualitas
layanan
kesehatan Pemberdayaan
Sediaan farmasi,
alat kesehatan dan masyarakat bidang
makanan minuman kesehatan (P.2.5)
(P.2.4)
21
22
23
24
25
26
27
28

Bab VII
PENUTUP
Penyusunan peta proses bisnis pada Dinas Kesehatan Kabupaten
Kediri sebagai salah satu langkah untuk mendapatkan gambaran pelayanan
terhadap pelanggan yang ada di SKPD maupun pada level UPT, tujuannya
adalah agar mampu melaksanakan tugas dan fungsi secara efektif dan efisien
serta mudah mengkomunikasikan baik kepada pihak internal maupun eksternal
mengenai proses bisnis yang dilakukan untuk mencapai Visi, Misi, dan
Tujuan memiliki aset pengetahuan yang mengintegrasikan dan
mendokumentasikan secara rinci mengenai proses bisnis yang dilakukan untuk
mencapai visi, misi, dan tujuan.
semoga dengan penyusunan tersebut dapat memberikan gambaran
terhadap proses bisnis yang ada di lingkungan Dinas Kesehatan.
29
30

Anda mungkin juga menyukai