Anda di halaman 1dari 33

PETA PROSES BISNIS

DINAS SYARIAT ISLAM


KABUPATEN BENER MERIAH
PROVINSI ACEH
TAHUN ANGGARAN 2020
Bab I

Pendahuluan

I. Latar Belakang
Dinas Syariat Islam Kabupaten Bener Meriah dibentuk berdasarkan
Peraturan Bupati Kabupaten Bener Meriah Nomor 70 Tahun 2016 tentang
Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Syariat Islam
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Qanun Kabupaten
Bener Meriah Nomor 2 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan
Perangkat Daerah Kabupaten Bener Meriah. Dinas Syariat Islam mempunyai
tugas sebagai unsur pelaksana Pemerintah Kabupaten Bener Meriah di
bidang pelaksanaan Syariat Islam. Berdasarkan peraturan mentri
pendayagunaan aparatur negara dan ferormasi birokrasi nomor 19
tahun 2018 tentang Penyusunan Peta Proses Bisnis adalah
merupakan acuan bagi instansi pemerintah untuk menggambarkan
hubungan kerja yang efektif dan efisien antar unit organisasi untuk
menghasilkan kinerja sesuai dengan tujuan pendirian organisasi agar
menghasilkan keluaran yang bernilai tambah bagi pemangku
kepentingan.
Reformasi birokrasi merupakan prioritas utama pelaksanaan
pembangunan nasional yang bertujuan untuk melakukan perubahan
sistematik dan terencana menuju tatanan administrasi pemerintahan
yang lebih baik. Reformasi birokrasi bertujuan untuk menjadikan
aparatur sipil negara yang lebih profesional, efektif, efisien, dan
akuntabel dalam rangka mewujudkan tata pemerintahan yang baik.
Reformasi birokrasi merupakan suatu upaya yang terencana dan
sistematis untuk mengubah struktur, sistem, dan nilai-nilai dalam
pemerintahan menjadi lebih baik dari sebelumnya. Efektivitas dan
efisiensi birokrasi sangat terkait dengan proses bisnis yang
digunakan oleh birokrasi dalam menghasilkan output dan outcome.
Proses bisnis yang berbelit-belit dan tumpang-tindih antara satu unit
organisasi dengan unit organisasi yang lain akan membuat organisasi
menjadi lambat untuk bekerja. Oleh karena itu, setiap unit organisasi
memerlukan peta proses bisnis yang mampu menggambarkan proses
bisnis yang dilakukan oleh organisasi dalam mencapai visi, misi, dan
tujuan organisasi.
Peta proses bisnis merupakan aset terpenting organisasi yang
mengumpulkan seluruh informasi ke dalam satu kesatuan dokumen
atau database organisasi. Dengan demikian, menjadi sebuah
keniscayaan untuk melibatkan seluruh elemen organisasi dalam
penyusunan peta proses bisnis untuk memastikan akurasi dan
kelengkapan dari proses bisnis yang digambarkan sesuai dengan
rencana strategis organisasi.

II. MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN PETA PROSES BISNIS DINAS


SYARIAT ISLAM
Penyusunan peta proses bisnis pada instansi Dinas Syariat Islam
Kabupaten Bener Meriah dimaksudkan sebagai acuan bagi setiap
Bidang, seksi, dan sub bagian untuk mengetahui peta proses bisnis
sesuai Visi, Misi, Tujuan, dan strategi Organisasi yang telah
ditetapkan.
Sedangkan tujuan penyusunan peta proses bisnis adalah sebagai
berikut:
a. Mampu melaksanakan tugas dan fungsi secara efektif dan efisien
b. Mudah mengkomunikasikan baik kepada pihak internal maupun
eksternal mengenai proses bisnis yang dilakukan untuk mencapai
Visi, Misi, dan Tujuan
c. Memiliki aset pengetahuan yang mengintegrasikan dan
mendokumentasikan secara rinci mengenai proses bisnis yang
dilakukan untuk mencapai visi, misi, dan tujuan. Aset
pengetahuan ini menjadi dasar pengambilan keputusan strategis
terkait pengembangan organisasi dan sumber daya manusia, serta
penilaian kinerja.
Adapun manfaat dari peta proses bisnis adalah:
mudah melihat potensi masalah yang ada di dalam pelaksanaan
suatu proses sehingga solusi penyempurnaan proses lebih terarah
dan memiliki standar pelaksanaan pekerjaan sehingga
memudahkan dalam mengendalikan dan mempertahankan
kualitas pelaksanaan pekerjaan
III. Ruang Lingkup
Penyusunan peta proses bisnis dilaksanakan oleh Dinas Syariat
Islam , meliputi seluruh kegiatan yang sesuai dengan dokumen
rencana strategis dan rencana kerja organisasi.
BAB II

Visi , Misi dan Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi

2.1. Visi

Visi Dinas Syariat Islam sejalan dengan Visi Bupati dan Wakil Bupati
terpilih yang tertuang dalam RPJMD 2017-2022 adalah: “Bener Meriah
Islami, Harmoni, Maju dan Sejahtera”

Penjelasan visi:

a. Bener Meriah : meliputi wilayah dan seluruh isinya, artinya Bener


Meriah dan semua warganya yang berada dalam
suatu Kawasan dengan batas-batas tertentu yang
berkembang sejak tahun 2003 hingga sekarang .

b. Islami : merupakan kata sifat yang artinya bersifat


keislaman, ahlak islam .

c. Harmoni : Diartikan pernyataan rasa, aksi, gagasan, dan minat,


keselarasan, keserasian, dalam pengertian lain
disebutkan harmoni merupakan sebuah keidealan
dalam membentuk suatu keadaan dalam
mewujudkan cita-cita Bersama, keselarasan dalam
kehidupan masyarakat yang heterogen.

d. Maju : diartikan berjalan (bergerak) kemuka, tampil kemuka,


menjadi lebih baik, berkembang, berada pada tingkat
peradaban yang tinggi, cerdas, berkembang
pikirannya.

e. Sejahtera : diartikan aman Sentosa dan Makmur, selamat


(terlepas dari segala macam gangguan)

‘’Bener Meriah, Harmoni, Maju dan Sejahtera”


merupakan gambaran kekuatan hubungan masyarakat,
fungsi penyelenggaraaan pemerintahan dalam
kehidupan masyarakat yang setara pada peradaban
yang tinggi serta memiliki cita-cita yang sama dalam
keadaan aman, Makmur dan Sentosa, didalam konsep
penyelenggaraan pemeriantah yang tidak terlepas dari
penegakan syariat islam yang merupakan konsep
madani (sifilsociety)
didasarkan atas pilar egalitarianism, plurarlisme,
toleransi dan Delibrasi serta dilandaskan atas semangat
demokratisasi.

2.2. Misi

Misi Dinas Syariat Islam sejalan dengan Misi Bupati dan Wakil
Bupati seperti yang tertuang dalam RPJMD 2017-2022, dengan
melaksanakan program dan kegiatan yang mendukung Misi 2 dan
7 adalah:

a. Misi 2:

Mewujudkan pelayanan prima sebagai wujud Reformasi


Birokrasi

Penjelasan Misi 2 :

Mewujudkan pelayanan prima sebagai wujud Reformasi


Birokrasi pelayanan terhadap masyarakat akan ditingkatkan
dengan cara penatakelolaan kepemerintahan melalui
pemerataan dan penempatan aparatur yang sesuai dengan
kemampuan serta keahlian, penerapan efisiensi dan
transparansi pengelolaan anggaran, penerapan sistem
penghargaan dan sanksi bagi aparatur, serta pelimpahan
kewenangan dalam mewujudkan pelayanan prima bagi
Masyarakat, sehingga akan terwujud efesiensi pelayanan
secara terpadu.

b. Misi 7:

Mewujudkan kehidupan sosial kemasyarakatkan yang harmonis

Penjelasan Misi 7:

Kehidupan sosial kemasyarakatan meliputi hubungan antara


manusia dengan manusia, manusia dengan alam, harmoni
dalam kehidupan beradat dan budaya, harmoni dalam
pemanfaatan potensi sumber daya alam yang
mempertimbangkan keberlanjutan.
2.3 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD
Berdasarkan visi dan misi Bupati Sleman 2017-2022, ada beberapa hal dalam program kerja Bupati Bener Meriah yang perlu
diterjemahkan dalam program-program kerja di Dinas Syariat Islam Kabupaten Bener Meriah yang meliputi: Tugas Pokok,
Fungsi Dan Struktur Organisasi

Adapun Tupoksi Dinas Syariat Islam, berkaitan dengan :

1. Izin Lokasi

2. Hak Guna Usaha

3. Hak Guna Bangunan

4. Pengadaan Tanah untuk kepentingan umum

5. Peruntukan tanah terlantar

6. Penyelesaian perselisihan Syariat Islam

2.3.1 Tugas Pokok dan Fungsi


Dinas Syariat Islam Kabupaten Bener Meriah mempunyai tugas umum dan khusus pemerintahan dan pembangunan serta
bertanggung jawab atas terselenggaranya pelaksanaan Syariat Islam. Di dalam Peraturan Bupati Bener Meriah Nomor 70 Tahun 2016
tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, Serta Tata kerja Dinas Syariat Islam Kabupaten Bener Meriah. Dinas
Syariat Islam mempunyai fungsi:
1. Pelaksanaan tugas yang berhubungan perencanaan, penyiapan qanun yang berhubungan dengan Pelaksanaan Syariat Islam
serta mendokumentasikan, dan menyebarluaskan hasil-hasilnya;
2. Pelaksanaan tugas yang berhubungan dengan peningkatan dan pembinaan sumber daya manusia yang berhubungan dengan
Pelaksanaan Syariat Islam;
3. Pelaksanaan tugas yang berhubungan dengan kelancaran dan ketertiban pelaksanaan peribadatan dan penataan sarananya
serta penyemarakan Syiar Islam;
4. Pelaksanaan tugas yang berhubungan dengan bimbingan dan pengawasan terhadap Pelaksanaan Syariat Islam di tengah-
tengah masyarakat; dan
5. Pelaksanaan tugas yang berhubungan pembimbingan dan Penyuluhan Syariat Islam;

Serta memiliki kewenangan,


a) Merencanakan program, penelitian dan pengemb unsur-unsur Syariat Islam;

b) Melestarikan nilai-nilai Islam;

c) Mengembangkan dan membimbing Pelaksanaan Islam yang meliputi bidang-bidang aqidah, ibadah, muamalat, akhlak,

pendidikan dan dakwah Islamiyah, ammar makruf nahi mungkar, baitul mal, kemasyarakatan, Syiar Islam, Pembelaan Islam,

Qadha, Jinayat, Munakahat dan Mawaris;

d) Mengawasi terhadap Pelaksanaan Syariat Islam; dan

e) Membina dan mengawas terhadap Lembaga pengembangan Tilawatil Quran (LPTQ);

Dinas Syari’at Islam Kabupaten Bener Meriah sebagai unsur pelaksana keagamaan, tentunya memerlukan Struktur Organisasi yang

dapat mendukung terselenggaranya perumusan-perumusan teknis perencanaan, yang efektif dan efisien serta pembagian tugas yang

jelas diantara sesama bidang yang ada pada struktur organisasi. Struktur organisasi Dinas Syari’at Islam Bener Meriah terdiri dari
o Kepala
o Sekretaris
o Bidang Dakwah dan Peribadatan
o Bidang Pengembangan Sumber Daya Syariat Islam
o Bidang Bina Hukum Syariat Islam dan Hukum
o Kepala UPTD Pengembangan dan Pemahaman Al-Qur’an (PPQ)

1. Sekretariat dan bidang-bidang membawahi masing-masing sebagai berikut :

a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;

Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai fungsi;

(1) Pelaksanaan penyiapan bahan petunjuk teknis;


(2) Pelaksanaan penyiapan bahan sarana dan prasarana;
(3) Pelaksanaan penyiapan rancangan produk hukum daerah;
(4) Pelaksanaan urusan ketatausahaan dan kepegawaian;
(5) Pelaksanaan urusan rumah tangga;
(6) Pelaksanaan urusan kepegawaian, ketatalaksanaan, pengawasan dan pendayagunaan kepegawaian;
(7) Pelaksanaan pengurusan barang inventaris, asset, perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan;
(8) Pelaksanaan pengelolaan arsip dan perpustakaan;
(9) Pelaksanaan pembinaan, administrasi kepegawaian;
(10) Pelaksanaan pengelolaan kelembagaan, ketatalaksanaan, dan pelaksanaan hubungan masyarakat;
(11) Pelaksanaan penyiapan SOP;
(12) Pelaksanaan kegiatan monitoring, evaluasi dan pelaporan; dan
(13) Pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh sekretaris Dinas Syariat Islam sesuai dengan tugas dan
fungsinya;
b. Sub Bagian Perencanaan;

Sub Bagian Perencanaan mempunyai tugas;

(1) Pelaksanaan penyiapan bahan penyusun program;


(2) Pelaksanaan penyiapan bahan petunjuk teknis;
(3) Pelaksanaan penayiapan bahan sarana dan prasarana;
(4) Pelaksanaan penyusunan program dilingkungan Dinas Syariat Islam;
(5) Pelaksanaan penyusunan program jangka menengah dan jangka panjang;
(6) Pelaksanaan perencanaan anggaran yang bersumber dari APBK, APBA, APBN dan sumber-sumber lainnya yang sah;
(7) Pelaksanaan penyusunan rencana strategis, laporan akuntabilitas kinerja dan rencana kerja;
(8) Pelaksanaan kegiatan monitoring, evaluasi dan pelaporan; dan
(9) Pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Sekretaris Dinas Syariat Islam;

c. Sub Bagian Keuangan;

Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas;

(1) Pelaksanaan urusan pengelolaan administrasi keuangan;


(2) Pelaksanaan verifikasi, perbendaharaan dan pembukuan;

(3) Pelaksanaan pelaporan realisasi fisik dan keuangan;

(4) Pelaksanaan kegiatan monitoring, evaluasi dan pelaporan; dan

(5) Pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh sekretaris Dinas Syariat Islam sesuai dengan tugas dan

fungsinya;

2. Bidang Dakwah dan Peribadatan, membawahi:

a. Seksi Dakwah dan Syiar;

Seksi Dakwah dan Syiar mempunyai tugas;

(1) Pelaksanaan penyusunan petunjuk teknis tentang dakwah dan syi’ar;


(2) Pelaksanaan penyiapan sarana dan prasarana di bidang dakwah dan syi’ar;
(3) Pelaksanaan fasilitasi kegiatan dakwah;
(4) Pelaksanaan fasilitasi kegiatan syi’ar Islam;
(5) Pelaksanaan pemberdayaan pranata keagamaan;
(6) Pelaksanaan kegiatan monitoring, evaluasi dan pelaporan; dan
(7) Pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Kepala Bidang Dakwah dan Peribadatan sesuai dengan
tugas dan fungsinya.

b. Seksi Pembinaan dan Penataan Sarana Peribadatan;

Seksi Pembinaan dan Penataan Sarana Peribadatan mempunyai tugas;


(1) Pelaksanaan penyusunan petunjuk teknis tentang pembinaan dan penataan sarana peribadatan;
(2) Pelaksanaan penyiapan sarana dan prasarana pembinaan dan penataan sarana peribadatan;
(3) Pelaksanaan fasilitasi pembinaan, penataan dan bantuan sarana prasarana peribadatan, pembekalan serta peningkatan
manajemen masjid dan mersah/meunasah;
(4) Pelaksanaan fasilitasi kegiatan penataan sarana peribadatan;
(5) Pelaksanaan fasilitasi bantuan sarana peribadatan;
(6) Pelaksanaan kegiatan pemberdayaan lembaga-lembaga Keagamaan;
(7) Pelaksanaan pembinaan peningkatan manajemen masjid dan mersah/meunasah;
(8) Pelaksanaan kegiatan monitoring, evaluasi dan pelaporan;
(9) Pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh kepala bidang dakwah dan peribadatan sesuai dengan tugas
dan fungsinya.

3. Bidang Pengembangan Sumber Daya Syariat Islam, membawahi:

a. Seksi Pembinaan Sumber Daya Lembaga dan Tenaga Keagamaan;

Seksi Pembinaan Sumber Daya Lembaga dan Tenaga Keagamaan mempunyai tugas;

(1) Pelaksanaan penyusunan petunjuk teknis pembinaan sumber daya lembaga dan tenaga keagamaan;
(2) Pelaksanaan penyiapan sarana dan prasarana pembinaan sumber daya lembaga dan tenaga keagamaan;
(3) Pelaksanaan penyiapan bahan pembinaan dan pengelolaan pembinaan sumber daya lembaga dan tenaga keagamaan;
(4) Pelaksanaan pelatihan tenaga da’i dan tenaga pembina lembaga-lembaga keagamaan;
(5) Pelaksanaan kegiatan monitoring, evaluasi dan pelaporan; dan
(6) Pelaksanaan tugas-tugas kedinasanlainnya yang diberikan oleh Kepala Bidangpengembangan sumber daya syariat Islam
sesuai dengan tugas dan fungsinya.

b. Seksi Pengembangan Mutu Wawasan Syariat Islam;

Seksi Pengembangan Mutu Wawasan Syariat Islam tugas;

(1) pelaksanaan penyusunan petunjuk teknis pengembangan mutu wawasan syariat islam;
(2) pelaksanaan penyiapan sarana dan prasarana pengembangan mutu wawasan syariat islam;
(3) pelaksanaan penyiapan pengelolaan dan pengembangan mutu wawasan syariat islam;
(4) pelaksanaan penyiapan dan pengembangan materi serta mutu wawasan syariat islam;
(5) pelaksanaan kegiatan monitoring, evaluasi dan pelaporan; dan
(6) pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh kepala bidang pengembangan sumber daya syariat
islamsesuai dengan tugas dan fungsinya.

4. Bidang Bina Hukum Syariat Islam dan Hukum , membawahi:

a. Seksi Penyuluhan Syariat Islam dan Hukum;


Seksi Penyuluhan Syariat Islam dan Hukum mempunyai tugas;

(1) pelaksanaan penyusunan petunjuk teknis penyuluhan Syariat Islam dan hukum;
(2) pelaksanaan penyiapan sarana dan prasarana penyuluhan Syariat Islam dan hukum;
(3) pelaksanaan penyiapan bahan rancangan peraturan perundang-undangan di bidang pelaksanaan Syariat Islam;
(4) pelaksanaan bimbingan dan penyuluhanhukum yang berhubungan dengan pelaksanaan Syariat Islam;
(5) pelaksanaan fasilitasi penyelesaian sengketa (arbitrase) hukum Syariat Islam;
(6) pelaksanaan kegiatan monitoring, evaluasi dan pelaporan; dan
(7) pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Kepala Bidang Bina Hukum Syariat Islam sesuai dengan
tugas dan fungsinya.

b. Seksi Sarana Peradilan


Seksi Sarana Peradilan mempunyai tugas;

(1) pelaksanaan penyusunan petunjuk teknis di bidang sarana peradilan;


(2) pelaksanaan penyiapan sarana dan prasarana peradilan;
(3) pelaksanaanpenyiapan bahan perencanaan dan penyiapan sarana peradilan;
(4) pelaksanaan fasilitasi penyiapan sarana peradilan;
(5) pelaksanaan kegiatan monitoring, evaluasi dan pelaporan; dan
(6) pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnyayang diberikan oleh Kepala Bidang Bina Hukum Syariat Islam sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
5. Kepala UPTD Pengembangan dan Pemahaman Al-Qur’an (PPQ)

Kepala UPTD Pengembangan dan Pemahaman Al-Qur’an (PPQ) mempunyai tugas;

(1) memimpin UPTD dalam melaksanakan kegiatan berdasarkan peraturan perundang undangan dan kebijakan pemerintah di

bidang pengembangan dan pemahaman Al Qur’an meliputi tilawatil, fahmil, syarhil, khattil, tafsir, tahfidhii, musabaqah

tilawatil qur’an, balai pengajian, taman kanak-kanak Al Qur’an dan taman pendidikan Al Qur’an serta bidang program

Pengembangan dan Pemahaman Al-Quran;


(2) penyusunan program, penyiapan sarana dan prasarana, ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, organisasi,

ketatalaksanaan, rumahtangga, hubungan masyarakat, inventaris, aset, perlengkapan, kearsipan, perpustakaan;

(3) melakukan pengkoordinasian, pembinaan, pengendalian, monitoring, evaluasi dan pelaporan

2.3.2. Kepala Dinas


Mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan tugas umum pemerintahan dan pembangunan di bidang Syariat Islam.

2.3.3. Sekretariat
Mempunyai tugas dan fungsi melakukan pengelolaan urusan ketatausahaan, umum, perlengkapan, peralatan, kerumah
tanggaan,
arsip, perpustakaan, keuangan, kepegawaian, organisasi, ketatalaksanaan, Standar Operasional Prosedur (SOP), hukum,
perundang-undangan dan hubungan masyarakat serta pelayanan administrasi di lingkungan Dinas Syariat Islam.

Sekretariat terdiri dari sub bagian umum dan kepegawaian serta sub bagian program dan keuangan, ada pun sub bagian
umum dan kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan urusan ketaausahaan, kepegawaian, organisasi, ketatalaksanaan,
penyusunan SOP, hukum dan perundang-undangan, pelaksanaan hubungan masyarakat, protokoler, rumah tangga, barang
inventaris, aset, perlengkapan, peralatan, pemeliharaan, arsip, perpustakaan dan perencanaan.

Sub bagian progran dan keuangan mempunyai tugas melaksanakan pengolahan administrasi keuangan, perencanaan
program, Verifikasi, perbendaharaan, pembukuan, pelaporan realisasi fisik dan keuangan.
2.3.6. Struktur Organisasi

Dinas Syariat Islam Bener Meriah mempunyai tugas umum dan khusus pemerintahan dan pembangunan serta bertanggung jawab atas
terselenggaranya pelaksanaan Syariat Islam. Di dalam Peraturan Bupati Bener Meriah Nomor 70 Tahun 2016 tentang Kedudukan,
Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, Serta Tata Kerja Dinas Syariat Islam Kabupaten Bener Meriah.
4.1. Sumber Daya Dinas Syariat Islam Kabupaten Bener Meriah
Susunan kepegawaian pada Dinas Syari’at Islam Kabupaten Bener Meriah

hingga tahun 2018 sebanyak25 orang terdiri dari 13 orang pejabat struktural, 5

orang staf, 7 orang Pegawai Tidak Tetap/Bakti. Informasi personalia Dinas Syari’at

Islam Kabupaten Bener Meriah dapat dilihat pada Tabel berikut:

Tabel 2.1
Rincian Pegawai Dinas Syariat Islam Kabupaten Bener Meriah
Berdasarkan Jabatan

Rincian Uraian Jumlah Pegawai


Jabatan Struktural 20 Orang
Fungsional - -
Golongan IV 4 Orang
III 12 Orang
II 4 Orang
Eselon II 1 Orang
III.a 1 Orang
III.b 3 Orang
IV 9 Orang
Pendidikan S2 2 Orang
S1 14 Orang
DIII - Orang
SLTA 4 Orang
Pegawai Non PNS S2 Orang
S1 12 Orang
DIII 1 Orang
SLTA 8 Orang

Jumlah PNS dan Non-PNS 41 Orang

Tabel 1.2 Dinas Syariat Islam Kabupaten Bener Meriah Berdasarkan


Jenis Kelamin

No. Gender Jumlah


(orang)

1 Pria 20

2 Wanita 21

JUMLAH 41
Bab III

PRINSIP PENYUSUNAN PETA PROSES BISNIS DINAS SYARIAT ISLAM

Prinsip penyusunan peta proses bisnis pada Dinas Syariat Islam adalah
sebagai berikut:
1. Definitif, yakni suatu peta proses bisnis harus memiliki batasan, masukan,
serta keluaran yang jelas.
2. Urutan, yakni suatu peta proses bisnis harus terdiri atas aktivitas yang
berurutan sesuai waktu dan ruang.
3. Pelanggan atau pengguna layanan, yakni pelanggan akhir menerima hasil
dari proses lintas unit organisasi.
4. Nilai tambah, yakni transformasi yang terjadi dalam proses harus
memberikan nilai tambah pada penerima.
5. Keterkaitan, yakni suatu proses tidak dapat berdiri,melainkan harus terkait
dalam suatu struktur organisasi.
6. Fungsi silang, yakni suatu proses mencakup hasil kerja sama beberapa fungsi
dalam satu organisasi.
7. Sederhana representatif, yakni mewakili seluruh aktivitas organisasi tanpa
terkecuali dan digambarkan secara sederhana.
8. Konsensus subyektif, yakni disepakati oleh seluruh unit organisasi yang ada
dalam ruang lingkup instansi pemerintah.
BAB IV
TAHAP PENYUSUNAN PETA PROSES BISNIS
Penyusunan peta proses bisnis Dinas Syariat Islam dilaksanakan dengan 4
tahap yaitu:
1. Tahap Persiapan dan Perencanaan
Langkah awal penyusunan peta proses bisnis yaitu melakukan
inventarisasi rencana kerja jangka panjang, rencana kerja tahunan, visi,
misi,tujuan dan sasaran instansi pemerintah sehingga dapat diketahui
aktivitas-aktivitas (proses kerja) yang ada dalam instansi pemerintah
tersebut. Proses kerja/aktivitas tersebut kemudian dikategorikan ke
dalam kelompok (folder) kegiatan. Dalam pengelompokan seluruh
aktivitas/proses kerja/kegiatan yang dilakukan oleh instansi
pemerintah ada 3 (tiga) prinsip yang perlu diperhatikan yaitu:
a. Pengelompokkan dilakukan berdasarkan kegiatan bukan
berdasarkan unit organisasi.
b. Pengelompokan didasarkan pada seluruh kegiatan/aktivitas/proses
kerja yang dilakukan di dalam instansi pemerintah.
c. Pengelompokan dilakukan secara sederhana dan mudah
diimplementasikan.
2. Tahap Pengembangan
Dalam tahap ini akan dilakukan penyusunan peta proses bisnis organisasi
atau business process mapping. Untuk dapat membangun pemetaan proses
bisnis organisasi yang representatif, maka diperlukan pengetahuan dan
pemahaman mengenai proses yang akan dipetakan. Demi memudahkan
penggambaran peta proses bisnis, maka peta proses bisnis dapat
dibedakan menjadi beberapa level atau tingkatan (level 0, level 1, level 2,
dan selanjutnya) atau jenis gambar peta yaitu peta proses,
subproses, relasi, dan lintas fungsi.
3. Permasalahan organisasi Dinas Syariat Islam
Berdasarkan Penentuan Isu-Isu Strategis maka telah diidentifikasi
beberapa permasalahan yang terkait pada dinas Syariat Islam sebagai
berikut:
1. Masih banyaknya perangkat desa/masyarakat yang belum/kurang
memahami kebijakan administrasi di bidang Syariat Islam, sehingga
kegiatan penyuluhan hukum/ sosialisasi kebijakan Syariat Islam perlu
terus dilaksanakan;
2. Perlunya data tentang Syariat Islam yang valid baik, sehingga perlu
dilakukan inventarisasi dan sertifikasi dalam rangka fasilitasi terhadap
kepastian data Syariat Islam;

3. Dengan banyaknya permasalahan di bidang Syariat Islam, perlu


adanya langkah partisipatif dan antisipatif dari Pemerintah untuk
menyelesaikan permasalahan di bidang Syariat Islam;

4. Capaian yang telah didapatkan dinas Syariat Islam

1. Tahun 2019 Pelaksanaan PTSL Finish tercepat Se-Aceh target 4015


sertifikat

2. Pelaksanaan kegiatan Pensertifikatan Redistribusi Tanah tahun 2020


target 1000 sertifikat tercepat seindonesia

3. Bener Meriah Melawat (Melayani Tanah Wakaf) program terinopatif


terbaik se-Aceh
BAB V

HASIL PENYUSUNAN PETA PROSES BISNIS

5.1. PEMETAAN ANTAR LEVEL ORGANISASI

Pemetaan level organisasi Dinas Kesehatan dapat digambarkan sebagai berikut:

Level Pemerintah Daerah Kabupaten


Level 1
Bisnis Proses Antar SKPD dan Bupati

Level SKPD Dinas Syariat Islam


Level 2
Bisnis Proses antar Bidang dan seksi /sub bagian

Level SKPD dengan UPTD


Level 3
Bisnis Proses antar SKPD dengan UPTD

Level proses antar eselon IV

Level 4 Bisnis Proses di Unit eselon IV

Bisnis Proses di UPTD

Penjelasan:

Level 1 adalah level pemerintah daerah yang menjelaskan bisnis proses antar SKPD
dinas Syariat Islam dengan SKPD lain dalam satu pemerintah daerah
kabupaten Bener Meriah.

Level 2 adalah level SKPD dinas pertnahan yang menjelaskan bisnis proses antar
Bidang dan seksi maupun sub bagian dalam satu organisasi di Dinas
Syariat Islam.

Level 3 adalah level SKPD dengan Unit pelaksana Teknis yang menjelaskan bisnis
proses antar SKPD dengan UPTD yang menjadi pelaksana teknis di daerah.

Level 4 adalah level yang menjelaskan proses antar eseleon IV dan juga bisnis
proses yang ada di UPTD.
5.2. KOMPONEN PEMBENTUK BISNIS PROSES DI SKPD DINAS SYARIAT ISLAM

1. Komponen pembentuk bisnis proses


Komponen komponen yang membentuk bisnis proses di Dinas Syariat Islam
dapat diidentifikasi sebagai berikut:

Gambar 1 Siklus Penyusunan Proses Bisnis.

Dalam siklus tersebut, penyusunan Proses Bisnis diawali dengan aktivitas


“Analisis Kebutuhan” yang kemudian dilanjutkan dengan aktivitas
“Perancangan” dengan menggunakan “Pemodelan Proses”. Apabila
penyusunan dan pengembangan model telah selesai dan telah mememuhi
prinsip-prinsip penyusunan, maka Proses Bisnis harus dapat terimplementasi
dengan baik untuk dapat diketahui manfaat dan keberhasilannya. Setelah
teruji dan memenuhi kriteria yang diharapkan selama implementasi,
selanjutnya dilakukan penetapan sesuai ketentuan yang berlaku dan
pemberlakuan di Unit Kerja. Pemberlakuan dilakukan dengan dukungan
infrastruktur teknologi informasi yang memadai. Selanjutnya Proses Bisnis
yang terbentuk dilakukan pemantauan secara berkesinambungan dan
evaluasi berdasarkan fakta-fakta yang ada untuk mengukur efektivitas dan
kehandalannya.

2. Metodologi
Metodologi penyusunan Proses Bisnis mencakup dua aspek, yaitu teknik
pengumpulan data dan analisis. Teknik pengumpulan data merupakan cara-
cara pengambilan data dan/atau informasi sedemikian rupa, sehingga data
dan/atau informasi yang diperoleh akurat dan merepresentasikan seluruh
aspek cakupan kajian. Analisis dalam kajian Proses Bisnis lebih fokus pada
pemahaman, pemetaan, dan perbaikan seluruh Proses Bisnis yang ada dalam
organisasi sehingga dapat disusun suatu rekomendasi yang aplikatif
sekaligus efektif dalam penerapannya.

Masing-masing teknik dalam pengumpulan data dan analisis dapat dipilih


salah satu atau kombinasi antara beberapa teknik. Sebagai panduan, berikut
adalah penjelasan mengenai masing-masing teknik pengumpulan data dan
analisis:

a. teknik pengumpulan data terdiri dari:


focused group discussion yaitu diskusi terpandu membahas suatu topik
dimana peserta adalah para pemimpin Unit Kerja atau narasumber terkait
topik.
c. wawancara yaitu proses tanya jawab terstruktur dan tidak terstruktur
untuk menggali data dan informasi mengenai aspek-aspek suatu topik
tertentu. Wawancara terstruktur adalah wawancara dimana semua
pertanyaan yang akan ditanyakan telah dipersiapkan terlebih dahulu
secara baik dan ditanyakan kepada semua responden dengan urut-urutan
yang sama untuk menjaga tingkat presisi dan realibilitas.
d. observasi yaitu pengumpulan data/informasi mengenai pelaksanaan suatu
kegiatan atau serangkaian kegiatan dalam rentang waktu tertentu.
e. telaah dokumen yaitu penggalian data dan informasi dari berbagai
dokumen baik berupa buku, surat-surat keputusan, peraturan
perundang-undangan, atau kebijakan tertulis.
3. Pemetaan Proses Bisnis
Siklus penyusunan Proses Bisnis yang mencakup perancangan yang didasarkan
pada analisis kebutuhan, implementasi, pemberlakuan yang didukung
pemantauan dan evaluasi Proses Bisnis pada pelaksanaannya akan mengerucut
pada pelaksanaan pemetaan Proses Bisnis, analisis, perbaikan dan peningkatan
kualitas Proses Bisnis, dan perbaikan secara terus-menerus.

Dalam pemetaan dan analisis, dikenal dua tipe utama Proses Bisnis, yaitu:

1. Proses Inti
Merupakan proses yang meliputi bisnis inti dan menciptakan aliran nilai
utama. Proses inti harus memenuhi kriteria: a) berperan langsung dalam
memenuhi kebutuhan pengguna eksternal; b) memiliki pengaruh terhadap
keberhasilan organisasi secara langsung (pencapaian visi, misi, dan strategi
organisasi); dan c) memberikan respon pemintaan dan pemenuhan
kebutuhan pengguna.
2. Proses Pendukung

Merupakan proses yang mendukung proses inti dalam mengendalikan atau


mengelola operasional dari suatu sistem dan memastikan proses

inti dapat berjalan dengan baik. Proses pendukung harus memenuhi kriteria:
a) memenuhi kebutuhan pengguna internal, para pelaku atau fungsi di proses
inti; dan b) tidak memiliki hubungan langsung dengan nilai manfaat
organisasi.

Hubungan antara 2 (dua) tipe Proses Bisnis dan pencapaian organisasi dapat
digambarkan sebagaimana berikut

PROSES INTI

BISNIS INTI ORGANISASI


(Pelayanan Syariat Islam,
PR
Pembebasan Tanah, Penerbitan
OS
Sk, Penyelesaian Sengketa VISI
ESP
EN
DU PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KU MISI
NG MANAJEMEN SDM
STR
MANAJEMEN SARPRAS ATE
GI
MANAJEMEN ORGANISASI

TEKNOLOGI INFORMASI

Gambar 2 Hubungan 2 (dua) Tipe Proses Bisnis dan Pencapaian Organisasi


Dinas Syariat Islam.

4. Pemetaan dan Analisis Proses Bisnis


Pemetaan dan analisis Proses Bisnis dimulai dari suatu analisis kebutuhan
dengan cara memahami visi, misi, tugas dan fungsi organisasi, dan pihak-pihak
eksternal yang memerlukan dan mendapatkan layanan langsung dari organisasi.
Pemahaman dapat dilakukan dengan mempelajari dokumen terkait atau diskusi
dengan pimpinan organisasi, seperti focused group discussion atau wawancara
dengan pimpinan organisasi sampai dengan pimpinan Unit Organisasi terkecil.

Tujuan pemetaan dan analisis Proses Bisnis adalah untuk melihat secara
menyeluruh rangkaian proses yang mempengaruhi kinerja dan pencapaian
organisasi dalam melayani pemangku kepentingan utama, baik eksternal
maupun internal.

Langkah-langkah untuk melakukan pemetaan dan analisis Proses Bisnis


meliputi:

a. Memahami arahan strategis organisasi (visi, misi, tugas dan fungsi


organisasi);
b. Mengidentifikasi Proses Bisnis yang akan dipetakan
berdasarkan analisis kebutuhan;
c. Mengidentifikasi nama dan tipe Proses Bisnis dimaksud;
d. Menentukan siapa saja pengguna atau pemakai utama dari Proses
Bisnis dimaksud;
e. Menguraikan urutan kegiatan yang membentuk rantai Proses
Bisnis dimaksud;
f. Menentukan masukan utama Proses Bisnis dimaksud;
g. Menentukan keluaran utama Proses Bisnis dimaksud;
h. Menentukan aktor Proses Bisnis dimaksud;
i. Melakukan pemodelan Proses Bisnis; dan
j. Mendapatkan pengesahan dari pimpinan Unit Kerja.

Format yang digunakan dalam menyusun langkah-langkah di atas adalah


sebagai berikut:

Tabel 1 Format Pemetaan Dan Analisis Proses Bisnis.

N Nama Tipe Pengg Kegiatan Masukan Keluara Pemilik


n
O Proses Prose una/ Utama Utama Bisnis
utama
Bisnis s Pemak
Bisni ai
s
1. Pemberia Pros Masya Menerima Surat Rekom Seksi
n es rakat Permohonan Permohona en Penatag
layanan Inti Izin Lokasi n Dasi unaan
pengelola dari Dokumen Kepala Pertanah
an izin Masyarakat Pendukung Desa, an
lokasi Camat
Melakukan
Kajian ke-
lengkapan
Atas per-
mohonan
Memberikan
atau tidak
memberikan
ijin
Mengeluarka
n ijin
2. Pemberia Prose Masya Menerima Identitas Hasil Seksi
n s Inti rakat pendaftaran Masyarakat pengec Sengketa
pelayanan untuk / ekan
Penyelesa mendapatka Instansi Lapang
ian n pelayanan surat an
Sengketa permohonan
Melakukan
Pengecekan
di Lapangan,
Pemberian
tindakan
yang sesuai
SOP
3. Penyusun Kasubba
an g
perencan Perencan
aan aan
Pertanaha
n
Bab VI

Hasil Peta Bisnis Proses

MISI 7: Mewujudkan kehidupan sosial kemasyarakatkan yang harmonis

Sasaran: Mewujudkan pelayanan prima sebagai wujud Reformasi Birokrasi

PETA BISNIS DINAS SYARIAT ISLAM

Regulasi
Sistem Informasi dan Gerai Layanan Regulasi
Komunikasi Masyarakat
Peme
PTR.TN.06 PTR.TN.07
rintah Pemeri
ntah

Masukan/Saran

Rekomendasi
Penyelesaian Ganti Kerugian
Masya Penyelesaian Sengketa
Pengelolaan Izin Lokasi dan Santunan Tanah untuk
rakat Tanah Garapan
PTR.TN.01 Pembangunan
PTR.TN.02 PTR.TN.03 Masya
rakat
Masukan/Saran Penatagunaan Tanah Pengelolaan Tanah Kosong
PTR.TN.05 PTR.TN.04
Rekomendasi
Dunia
Usaha

Pengelolaan Perencanaan, Dunia


Pengelolaan Keuangan
Evaluasi dan Pelaporan Usaha
PTR.TN.09
PTR.TN.08

Pengelolaan Umum dan


Penyediaan Data dan Peta
Kepegawaian
PTR.TN.11
PTR.TN.10
PETA BISNIS SUB PROSES
Pengelolaan Izin Lokasi
(PTR.TN.01)

Izin Perubahan
Penggunaan Tanah (IP2T)

Perda dan Perwal Layanan Izin Lokasi Penatagunaan


PTR.TN.01.01 Tanah
Penetapan RTRW dan PTR.TN.05
RRTR Kab/Kota
PTR.TR.01
Perencanaan,
Evaluasi dan
Verifikasi Dokumen Pelaporan
PTR.TN.01.02 PTR.TN.08

Sistem Informasi Pengelolaan


dan Komunikasi Keuangan
PTR.TN.06 Peninjauan Lapangan PTR.TN,09
dan Koordinasi
PTR.TN.01.03
Pengelolaan Umum
dan Kepegawaian
PTR.TN.10

Gerai Layanan Penerbitan Izin


Masyarakat PTR.TN.01.04 Penyediaan Data
PTR.TN.07 dan Peta
PTR.TN.11
ETA BISNIS SUB PROSES
Penyelesaian Ganti Kerugian dan Santunan Tanah untuk Pembangunan
(PTR.TN.03)

Lahan Tanah Milik Pemda

Sistem Informasi Perencanaan,


dan Komunikasi Evaluasi dan
PTR.TN.06 Pelaporan
PTR.TN.08

Pengadaan Tanah untuk


Kepentingan Umum
PTR.TN.03.01
Pengelolaan
Keuangan
PTR.TN,09

Gerai Layanan Pengelolaan Umum


Masyarakat dan Kepegawaian
PTR.TN.07 PTR.TN.10

Penyediaan Data
dan Peta
PTR.TN.11
PETA BISNIS SUB PROSES
Pengelolaan Tanah Kosong
(PTR.TN.04)
SKT/Sertifikat

Penyelesaian
Sengketa Tanah
Status Tanah
Garapan
PTR.TN.02
Penyelesaian
Pensertifikatan Tanah
Sengketa Tanah
Kosong
Garapan Penatagunaan
PTR.TN.04.01
PTR.TN.02 Tanah
PTR.TN.05

Fasilitasi Perpanjangan
Kekancingan Perencanaan,
PTR.TN.04.02 Evaluasi dan
Sistem Informasi Pelaporan
dan Komunikasi PTR.TN.08
PTR.TN.06
Fasilitasi Perubahan Pengelolaan
Peta Bidang Fasum Keuangan
diatas Persil Masyarakat PTR.TN,09
PTR. TN.04.03

Pengelolaan Umum dan


Pengajuan Surat Kepegawaian PTR.TN.10
Keterangan Tanah (SKT)
Gerai Layanan
Tanah SG/PA dan Tanah Penyediaan Data
Masyarakat
Negara dan Peta
PTR.TN.07
PTR.TN.04.04 PTR.TN.11
PETA BISNIS SUB PROSES
Penatagunaan Tanah
(PTR.TN.05)
Rekomendasi

Penyelesaian
Sengketa Tanah
Garapan
PTR.TN.02
Tanda Batas, Rekomendasi
Pemanfaatan Tanah Negara
Peta Wilayah

Koordinasi dan Koordinasi dan


sinkronisasi Sinkronisasi
Perencanaan Tata Pemanfataan
Ruang Daerah Kab/Kota Pengendalian Ruang
PTR.TR.02 Penentuan Penanda Daerah
Batas Wilayah Kabupaten/Kota
SKT/Sertifikat
PTR.TN.05.01 PTR. TR.04

Pengelolaan Tanah
Kosong
PTR.TN.04
Perencanaan,
Layanan Rekomendasi Evaluasi dan
Pemanfaatan Tanah Pelaporan
Rekomendasi Kesesuaian Tata Ruang Negara PTR.TN.08
PTR.TN.05.02

Pengelolaan
Monitoring dan Evaluasi
Keuangan
Pemanfaatan
PTR.TN,09
Syariat Islam
TR.TN.05.03

Pengelolaan Umum
Sistem Informasi dan Kepegawaian
dan Komunikasi PTR.TN.10
PTR.TN.06

Penyediaan Data
Gerai Layanan dan Peta
Masyarakat PTR.TN.11
PTR.TN.07
Bab VII
PENUTUP
Penyusunan peta proses bisnis pada Dinas Syariat Islam
Kabupaten Bener Meriah sebagai salah satu langkah untuk
mendapatkan gambaran pelayanan terhadap pelanggan yang
ada di SKPD maupun pada Masyarakat, tujuannya adalah agar
mampu melaksanakan tugas dan fungsi secara efektif dan
efisien serta mudah mengkomunikasikan baik kepada pihak
internal maupun eksternal mengenai proses bisnis yang
dilakukan untuk mencapai Visi, Misi, dan Tujuan memiliki aset
pengetahuan yang mengintegrasikan dan mendokumentasikan
secara rinci mengenai proses bisnis yang dilakukan untuk
mencapai visi, misi, dan tujuan.
semoga dengan penyusunan tersebut dapat memberikan
gambaran terhadap proses bisnis yang ada di lingkungan Dinas
Syariat Islam.

Anda mungkin juga menyukai