Pendahuluan
I. Latar Belakang
Dinas Syariat Islam Kabupaten Bener Meriah dibentuk berdasarkan
Peraturan Bupati Kabupaten Bener Meriah Nomor 70 Tahun 2016 tentang
Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Syariat Islam
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Qanun Kabupaten
Bener Meriah Nomor 2 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan
Perangkat Daerah Kabupaten Bener Meriah. Dinas Syariat Islam mempunyai
tugas sebagai unsur pelaksana Pemerintah Kabupaten Bener Meriah di
bidang pelaksanaan Syariat Islam. Berdasarkan peraturan mentri
pendayagunaan aparatur negara dan ferormasi birokrasi nomor 19
tahun 2018 tentang Penyusunan Peta Proses Bisnis adalah
merupakan acuan bagi instansi pemerintah untuk menggambarkan
hubungan kerja yang efektif dan efisien antar unit organisasi untuk
menghasilkan kinerja sesuai dengan tujuan pendirian organisasi agar
menghasilkan keluaran yang bernilai tambah bagi pemangku
kepentingan.
Reformasi birokrasi merupakan prioritas utama pelaksanaan
pembangunan nasional yang bertujuan untuk melakukan perubahan
sistematik dan terencana menuju tatanan administrasi pemerintahan
yang lebih baik. Reformasi birokrasi bertujuan untuk menjadikan
aparatur sipil negara yang lebih profesional, efektif, efisien, dan
akuntabel dalam rangka mewujudkan tata pemerintahan yang baik.
Reformasi birokrasi merupakan suatu upaya yang terencana dan
sistematis untuk mengubah struktur, sistem, dan nilai-nilai dalam
pemerintahan menjadi lebih baik dari sebelumnya. Efektivitas dan
efisiensi birokrasi sangat terkait dengan proses bisnis yang
digunakan oleh birokrasi dalam menghasilkan output dan outcome.
Proses bisnis yang berbelit-belit dan tumpang-tindih antara satu unit
organisasi dengan unit organisasi yang lain akan membuat organisasi
menjadi lambat untuk bekerja. Oleh karena itu, setiap unit organisasi
memerlukan peta proses bisnis yang mampu menggambarkan proses
bisnis yang dilakukan oleh organisasi dalam mencapai visi, misi, dan
tujuan organisasi.
Peta proses bisnis merupakan aset terpenting organisasi yang
mengumpulkan seluruh informasi ke dalam satu kesatuan dokumen
atau database organisasi. Dengan demikian, menjadi sebuah
keniscayaan untuk melibatkan seluruh elemen organisasi dalam
penyusunan peta proses bisnis untuk memastikan akurasi dan
kelengkapan dari proses bisnis yang digambarkan sesuai dengan
rencana strategis organisasi.
2.1. Visi
Visi Dinas Syariat Islam sejalan dengan Visi Bupati dan Wakil Bupati
terpilih yang tertuang dalam RPJMD 2017-2022 adalah: “Bener Meriah
Islami, Harmoni, Maju dan Sejahtera”
Penjelasan visi:
2.2. Misi
Misi Dinas Syariat Islam sejalan dengan Misi Bupati dan Wakil
Bupati seperti yang tertuang dalam RPJMD 2017-2022, dengan
melaksanakan program dan kegiatan yang mendukung Misi 2 dan
7 adalah:
a. Misi 2:
Penjelasan Misi 2 :
b. Misi 7:
Penjelasan Misi 7:
1. Izin Lokasi
c) Mengembangkan dan membimbing Pelaksanaan Islam yang meliputi bidang-bidang aqidah, ibadah, muamalat, akhlak,
pendidikan dan dakwah Islamiyah, ammar makruf nahi mungkar, baitul mal, kemasyarakatan, Syiar Islam, Pembelaan Islam,
Dinas Syari’at Islam Kabupaten Bener Meriah sebagai unsur pelaksana keagamaan, tentunya memerlukan Struktur Organisasi yang
dapat mendukung terselenggaranya perumusan-perumusan teknis perencanaan, yang efektif dan efisien serta pembagian tugas yang
jelas diantara sesama bidang yang ada pada struktur organisasi. Struktur organisasi Dinas Syari’at Islam Bener Meriah terdiri dari
o Kepala
o Sekretaris
o Bidang Dakwah dan Peribadatan
o Bidang Pengembangan Sumber Daya Syariat Islam
o Bidang Bina Hukum Syariat Islam dan Hukum
o Kepala UPTD Pengembangan dan Pemahaman Al-Qur’an (PPQ)
(5) Pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh sekretaris Dinas Syariat Islam sesuai dengan tugas dan
fungsinya;
Seksi Pembinaan Sumber Daya Lembaga dan Tenaga Keagamaan mempunyai tugas;
(1) Pelaksanaan penyusunan petunjuk teknis pembinaan sumber daya lembaga dan tenaga keagamaan;
(2) Pelaksanaan penyiapan sarana dan prasarana pembinaan sumber daya lembaga dan tenaga keagamaan;
(3) Pelaksanaan penyiapan bahan pembinaan dan pengelolaan pembinaan sumber daya lembaga dan tenaga keagamaan;
(4) Pelaksanaan pelatihan tenaga da’i dan tenaga pembina lembaga-lembaga keagamaan;
(5) Pelaksanaan kegiatan monitoring, evaluasi dan pelaporan; dan
(6) Pelaksanaan tugas-tugas kedinasanlainnya yang diberikan oleh Kepala Bidangpengembangan sumber daya syariat Islam
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
(1) pelaksanaan penyusunan petunjuk teknis pengembangan mutu wawasan syariat islam;
(2) pelaksanaan penyiapan sarana dan prasarana pengembangan mutu wawasan syariat islam;
(3) pelaksanaan penyiapan pengelolaan dan pengembangan mutu wawasan syariat islam;
(4) pelaksanaan penyiapan dan pengembangan materi serta mutu wawasan syariat islam;
(5) pelaksanaan kegiatan monitoring, evaluasi dan pelaporan; dan
(6) pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh kepala bidang pengembangan sumber daya syariat
islamsesuai dengan tugas dan fungsinya.
(1) pelaksanaan penyusunan petunjuk teknis penyuluhan Syariat Islam dan hukum;
(2) pelaksanaan penyiapan sarana dan prasarana penyuluhan Syariat Islam dan hukum;
(3) pelaksanaan penyiapan bahan rancangan peraturan perundang-undangan di bidang pelaksanaan Syariat Islam;
(4) pelaksanaan bimbingan dan penyuluhanhukum yang berhubungan dengan pelaksanaan Syariat Islam;
(5) pelaksanaan fasilitasi penyelesaian sengketa (arbitrase) hukum Syariat Islam;
(6) pelaksanaan kegiatan monitoring, evaluasi dan pelaporan; dan
(7) pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Kepala Bidang Bina Hukum Syariat Islam sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
(1) memimpin UPTD dalam melaksanakan kegiatan berdasarkan peraturan perundang undangan dan kebijakan pemerintah di
bidang pengembangan dan pemahaman Al Qur’an meliputi tilawatil, fahmil, syarhil, khattil, tafsir, tahfidhii, musabaqah
tilawatil qur’an, balai pengajian, taman kanak-kanak Al Qur’an dan taman pendidikan Al Qur’an serta bidang program
2.3.3. Sekretariat
Mempunyai tugas dan fungsi melakukan pengelolaan urusan ketatausahaan, umum, perlengkapan, peralatan, kerumah
tanggaan,
arsip, perpustakaan, keuangan, kepegawaian, organisasi, ketatalaksanaan, Standar Operasional Prosedur (SOP), hukum,
perundang-undangan dan hubungan masyarakat serta pelayanan administrasi di lingkungan Dinas Syariat Islam.
Sekretariat terdiri dari sub bagian umum dan kepegawaian serta sub bagian program dan keuangan, ada pun sub bagian
umum dan kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan urusan ketaausahaan, kepegawaian, organisasi, ketatalaksanaan,
penyusunan SOP, hukum dan perundang-undangan, pelaksanaan hubungan masyarakat, protokoler, rumah tangga, barang
inventaris, aset, perlengkapan, peralatan, pemeliharaan, arsip, perpustakaan dan perencanaan.
Sub bagian progran dan keuangan mempunyai tugas melaksanakan pengolahan administrasi keuangan, perencanaan
program, Verifikasi, perbendaharaan, pembukuan, pelaporan realisasi fisik dan keuangan.
2.3.6. Struktur Organisasi
Dinas Syariat Islam Bener Meriah mempunyai tugas umum dan khusus pemerintahan dan pembangunan serta bertanggung jawab atas
terselenggaranya pelaksanaan Syariat Islam. Di dalam Peraturan Bupati Bener Meriah Nomor 70 Tahun 2016 tentang Kedudukan,
Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, Serta Tata Kerja Dinas Syariat Islam Kabupaten Bener Meriah.
4.1. Sumber Daya Dinas Syariat Islam Kabupaten Bener Meriah
Susunan kepegawaian pada Dinas Syari’at Islam Kabupaten Bener Meriah
hingga tahun 2018 sebanyak25 orang terdiri dari 13 orang pejabat struktural, 5
orang staf, 7 orang Pegawai Tidak Tetap/Bakti. Informasi personalia Dinas Syari’at
Tabel 2.1
Rincian Pegawai Dinas Syariat Islam Kabupaten Bener Meriah
Berdasarkan Jabatan
1 Pria 20
2 Wanita 21
JUMLAH 41
Bab III
Prinsip penyusunan peta proses bisnis pada Dinas Syariat Islam adalah
sebagai berikut:
1. Definitif, yakni suatu peta proses bisnis harus memiliki batasan, masukan,
serta keluaran yang jelas.
2. Urutan, yakni suatu peta proses bisnis harus terdiri atas aktivitas yang
berurutan sesuai waktu dan ruang.
3. Pelanggan atau pengguna layanan, yakni pelanggan akhir menerima hasil
dari proses lintas unit organisasi.
4. Nilai tambah, yakni transformasi yang terjadi dalam proses harus
memberikan nilai tambah pada penerima.
5. Keterkaitan, yakni suatu proses tidak dapat berdiri,melainkan harus terkait
dalam suatu struktur organisasi.
6. Fungsi silang, yakni suatu proses mencakup hasil kerja sama beberapa fungsi
dalam satu organisasi.
7. Sederhana representatif, yakni mewakili seluruh aktivitas organisasi tanpa
terkecuali dan digambarkan secara sederhana.
8. Konsensus subyektif, yakni disepakati oleh seluruh unit organisasi yang ada
dalam ruang lingkup instansi pemerintah.
BAB IV
TAHAP PENYUSUNAN PETA PROSES BISNIS
Penyusunan peta proses bisnis Dinas Syariat Islam dilaksanakan dengan 4
tahap yaitu:
1. Tahap Persiapan dan Perencanaan
Langkah awal penyusunan peta proses bisnis yaitu melakukan
inventarisasi rencana kerja jangka panjang, rencana kerja tahunan, visi,
misi,tujuan dan sasaran instansi pemerintah sehingga dapat diketahui
aktivitas-aktivitas (proses kerja) yang ada dalam instansi pemerintah
tersebut. Proses kerja/aktivitas tersebut kemudian dikategorikan ke
dalam kelompok (folder) kegiatan. Dalam pengelompokan seluruh
aktivitas/proses kerja/kegiatan yang dilakukan oleh instansi
pemerintah ada 3 (tiga) prinsip yang perlu diperhatikan yaitu:
a. Pengelompokkan dilakukan berdasarkan kegiatan bukan
berdasarkan unit organisasi.
b. Pengelompokan didasarkan pada seluruh kegiatan/aktivitas/proses
kerja yang dilakukan di dalam instansi pemerintah.
c. Pengelompokan dilakukan secara sederhana dan mudah
diimplementasikan.
2. Tahap Pengembangan
Dalam tahap ini akan dilakukan penyusunan peta proses bisnis organisasi
atau business process mapping. Untuk dapat membangun pemetaan proses
bisnis organisasi yang representatif, maka diperlukan pengetahuan dan
pemahaman mengenai proses yang akan dipetakan. Demi memudahkan
penggambaran peta proses bisnis, maka peta proses bisnis dapat
dibedakan menjadi beberapa level atau tingkatan (level 0, level 1, level 2,
dan selanjutnya) atau jenis gambar peta yaitu peta proses,
subproses, relasi, dan lintas fungsi.
3. Permasalahan organisasi Dinas Syariat Islam
Berdasarkan Penentuan Isu-Isu Strategis maka telah diidentifikasi
beberapa permasalahan yang terkait pada dinas Syariat Islam sebagai
berikut:
1. Masih banyaknya perangkat desa/masyarakat yang belum/kurang
memahami kebijakan administrasi di bidang Syariat Islam, sehingga
kegiatan penyuluhan hukum/ sosialisasi kebijakan Syariat Islam perlu
terus dilaksanakan;
2. Perlunya data tentang Syariat Islam yang valid baik, sehingga perlu
dilakukan inventarisasi dan sertifikasi dalam rangka fasilitasi terhadap
kepastian data Syariat Islam;
Penjelasan:
Level 1 adalah level pemerintah daerah yang menjelaskan bisnis proses antar SKPD
dinas Syariat Islam dengan SKPD lain dalam satu pemerintah daerah
kabupaten Bener Meriah.
Level 2 adalah level SKPD dinas pertnahan yang menjelaskan bisnis proses antar
Bidang dan seksi maupun sub bagian dalam satu organisasi di Dinas
Syariat Islam.
Level 3 adalah level SKPD dengan Unit pelaksana Teknis yang menjelaskan bisnis
proses antar SKPD dengan UPTD yang menjadi pelaksana teknis di daerah.
Level 4 adalah level yang menjelaskan proses antar eseleon IV dan juga bisnis
proses yang ada di UPTD.
5.2. KOMPONEN PEMBENTUK BISNIS PROSES DI SKPD DINAS SYARIAT ISLAM
2. Metodologi
Metodologi penyusunan Proses Bisnis mencakup dua aspek, yaitu teknik
pengumpulan data dan analisis. Teknik pengumpulan data merupakan cara-
cara pengambilan data dan/atau informasi sedemikian rupa, sehingga data
dan/atau informasi yang diperoleh akurat dan merepresentasikan seluruh
aspek cakupan kajian. Analisis dalam kajian Proses Bisnis lebih fokus pada
pemahaman, pemetaan, dan perbaikan seluruh Proses Bisnis yang ada dalam
organisasi sehingga dapat disusun suatu rekomendasi yang aplikatif
sekaligus efektif dalam penerapannya.
Dalam pemetaan dan analisis, dikenal dua tipe utama Proses Bisnis, yaitu:
1. Proses Inti
Merupakan proses yang meliputi bisnis inti dan menciptakan aliran nilai
utama. Proses inti harus memenuhi kriteria: a) berperan langsung dalam
memenuhi kebutuhan pengguna eksternal; b) memiliki pengaruh terhadap
keberhasilan organisasi secara langsung (pencapaian visi, misi, dan strategi
organisasi); dan c) memberikan respon pemintaan dan pemenuhan
kebutuhan pengguna.
2. Proses Pendukung
inti dapat berjalan dengan baik. Proses pendukung harus memenuhi kriteria:
a) memenuhi kebutuhan pengguna internal, para pelaku atau fungsi di proses
inti; dan b) tidak memiliki hubungan langsung dengan nilai manfaat
organisasi.
Hubungan antara 2 (dua) tipe Proses Bisnis dan pencapaian organisasi dapat
digambarkan sebagaimana berikut
PROSES INTI
TEKNOLOGI INFORMASI
Tujuan pemetaan dan analisis Proses Bisnis adalah untuk melihat secara
menyeluruh rangkaian proses yang mempengaruhi kinerja dan pencapaian
organisasi dalam melayani pemangku kepentingan utama, baik eksternal
maupun internal.
Regulasi
Sistem Informasi dan Gerai Layanan Regulasi
Komunikasi Masyarakat
Peme
PTR.TN.06 PTR.TN.07
rintah Pemeri
ntah
Masukan/Saran
Rekomendasi
Penyelesaian Ganti Kerugian
Masya Penyelesaian Sengketa
Pengelolaan Izin Lokasi dan Santunan Tanah untuk
rakat Tanah Garapan
PTR.TN.01 Pembangunan
PTR.TN.02 PTR.TN.03 Masya
rakat
Masukan/Saran Penatagunaan Tanah Pengelolaan Tanah Kosong
PTR.TN.05 PTR.TN.04
Rekomendasi
Dunia
Usaha
Izin Perubahan
Penggunaan Tanah (IP2T)
Penyediaan Data
dan Peta
PTR.TN.11
PETA BISNIS SUB PROSES
Pengelolaan Tanah Kosong
(PTR.TN.04)
SKT/Sertifikat
Penyelesaian
Sengketa Tanah
Status Tanah
Garapan
PTR.TN.02
Penyelesaian
Pensertifikatan Tanah
Sengketa Tanah
Kosong
Garapan Penatagunaan
PTR.TN.04.01
PTR.TN.02 Tanah
PTR.TN.05
Fasilitasi Perpanjangan
Kekancingan Perencanaan,
PTR.TN.04.02 Evaluasi dan
Sistem Informasi Pelaporan
dan Komunikasi PTR.TN.08
PTR.TN.06
Fasilitasi Perubahan Pengelolaan
Peta Bidang Fasum Keuangan
diatas Persil Masyarakat PTR.TN,09
PTR. TN.04.03
Penyelesaian
Sengketa Tanah
Garapan
PTR.TN.02
Tanda Batas, Rekomendasi
Pemanfaatan Tanah Negara
Peta Wilayah
Pengelolaan Tanah
Kosong
PTR.TN.04
Perencanaan,
Layanan Rekomendasi Evaluasi dan
Pemanfaatan Tanah Pelaporan
Rekomendasi Kesesuaian Tata Ruang Negara PTR.TN.08
PTR.TN.05.02
Pengelolaan
Monitoring dan Evaluasi
Keuangan
Pemanfaatan
PTR.TN,09
Syariat Islam
TR.TN.05.03
Pengelolaan Umum
Sistem Informasi dan Kepegawaian
dan Komunikasi PTR.TN.10
PTR.TN.06
Penyediaan Data
Gerai Layanan dan Peta
Masyarakat PTR.TN.11
PTR.TN.07
Bab VII
PENUTUP
Penyusunan peta proses bisnis pada Dinas Syariat Islam
Kabupaten Bener Meriah sebagai salah satu langkah untuk
mendapatkan gambaran pelayanan terhadap pelanggan yang
ada di SKPD maupun pada Masyarakat, tujuannya adalah agar
mampu melaksanakan tugas dan fungsi secara efektif dan
efisien serta mudah mengkomunikasikan baik kepada pihak
internal maupun eksternal mengenai proses bisnis yang
dilakukan untuk mencapai Visi, Misi, dan Tujuan memiliki aset
pengetahuan yang mengintegrasikan dan mendokumentasikan
secara rinci mengenai proses bisnis yang dilakukan untuk
mencapai visi, misi, dan tujuan.
semoga dengan penyusunan tersebut dapat memberikan
gambaran terhadap proses bisnis yang ada di lingkungan Dinas
Syariat Islam.