Anda di halaman 1dari 21

RANCANGAN AKSI PERUBAHAN KINERJA PELAYANAN

PUBLIK PELATIHAN KEPEMIMPINAN PENGAWAS


ANGKATAN II

JUDUL
OPTIMALISASI SISTEM APLIKASI WAKAF (SIWAK) PADA
KEMENTERIAN AGAMA KOTA BOGOR MELALUI
PENINGKATAN SDM

Oleh:
Drs. H. KOMARUDIN, MM
NIP. 196902042005011004
PENATA TK. 1 / III D PENYELENGGARA ZAKAT DAN
WAKAF
KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KOTA BOGOR

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA


BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEAGAMAAN
BANDUNGTAHUN 2024
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam Undang Undang Nomor 41 Tahun 2004, disebutkan bahwa fungsiwakaf
adalah mewujudkan potensi dan manfaat ekonomis harta benda wakaf untuk kepentingan
ibadah dan untuk kesejahteraan umum. Lembaga wakaf sebagaipranata keagamaan yang
memiliki potensi dan manfaat ekonomi itu perlu dikelola secara efektif dan efisien. Wakaf
terbukti telah banyak berkontribusi terhadap pembangunan pendidikan, kesehatan dan
ekonomi lainnya.

Untuk itu, Pemerintah telah mengambil langkah nyata dalam mendukung


pengelolaan wakaf yang profesional, transparan, dan akuntabel dengan kebijakan yang
komprehensif. Semuanya bertujuan agar pengelolaan wakaf benar-benar berjalan sesuai
dengan syariat. Di saat bersamaan, permasalahan perwakafan juga semakin beragam dan
kompleks. Hal inilah yang mendorong lahirnya regulasi turunan perwakafan.

Aplikasi Siwak Kemenag merupakan salah satu inisiatif Kementerian


Agama Republik Indonesia dalam memanfaatkan teknologi informasi untuk
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam bidang keagamaan. Berikut
adalah beberapa latar belakang yang mungkin menjadi pertimbangan dalam
pengembangan aplikasi Siwak:
1. Kemajuan Teknologi : Dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi
dan komunikasi, pemerintah Indonesia melihat pentingnya memanfaatkan
teknologi ini untuk meningkatkan aksesibilitas informasi keagamaan bagi
masyarakat. Aplikasi mobile merupakan salah satu cara efektif untuk
mencapai tujuan tersebut, karena mayoritas masyarakat telah menggunakan
perangkat mobile dalam kehidupan sehari-hari.
2. Kemudahan Akses : Melalui aplikasi Siwak, masyarakat dapat dengan
mudah mengakses informasi terkait jadwal sholat, arah kiblat, serta berbagai
layanan keagamaan lainnya tanpa harus berkunjung ke kantor Kementerian
Agama atau mencari informasi di tempat lain. Hal ini mempermudah dan
mempercepat proses pengambilan keputusan serta penggunaan layanan
keagamaan.
3. Penyediaan Informasi Terpercaya : Dalam era digital yang serba cepat dan
penuh dengan informasi, penting bagi pemerintah untuk menyediakan
sumber informasi yang terpercaya dan dapat dipertanggungjawabkan.
Aplikasi Siwak menyediakan informasi keagamaan resmi dari Kementerian
Agama, sehingga masyarakat dapat memperoleh informasi yang akurat dan
dapat dipercaya.
4. Peningkatan Kesadaran Keagamaan : Dengan menyediakan informasi
terkait jadwal sholat, arah kiblat, dan berbagai layanan keagamaan lainnya
secara mudah diakses melalui aplikasi, diharapkan dapat meningkatkan
kesadaran keagamaan dan praktik keagamaan masyarakat secara umum.
5. Efisiensi dan Penghematan : Penggunaan teknologi informasi dalam
penyediaan layanan keagamaan juga dapat menghemat waktu dan biaya,
baik bagi pemerintah maupun masyarakat. Aplikasi Siwak memungkinkan
masyarakat untuk mengakses layanan keagamaan tanpa harus datang
langsung ke kantor Kementerian Agama, sehingga dapat mengurangi
antrian dan waktu tunggu, serta menghemat biaya transportasi.

Sumber Daya Manusia (SDM) merujuk pada semua individu yang menjadi
bagian dari suatu organisasi, masyarakat, atau negara dan memiliki potensi untuk
berkontribusi dalam pencapaian tujuan-tujuan yang ditetapkan. Pengertian SDM
tidak hanya mencakup jumlah orang dalam suatu entitas, tetapi juga melibatkan
kualitas, keterampilan, pengetahuan, dan kemampuan mereka.
1. Individu : SDM mencakup individu-individu dengan berbagai latar
belakang, kualifikasi, dan pengalaman yang berbeda.
2. Keterampilan dan Kompetensi : Ini merujuk pada keterampilan,
pengetahuan, dan kemampuan yang dimiliki individu untuk menjalankan
tugas-tugas tertentu. Keterampilan dapat bersifat teknis (misalnya
keterampilan dalam bidang teknologi, manufaktur, atau jasa) atau bersifat
soft skills (seperti keterampilan interpersonal, kepemimpinan, dan
manajemen waktu).
3. Potensi : SDM juga mencakup potensi yang dimiliki individu untuk
berkembang dan tumbuh baik secara pribadi maupun profesional. Ini
mencakup kemampuan belajar, adaptasi, dan inovasi.
4. Motivasi dan Kepuasan Kerja : Aspek-aspek psikologis seperti motivasi,
kepuasan kerja, dan komitmen terhadap organisasi juga merupakan bagian
dari SDM. Individu yang termotivasi dan merasa puas dengan pekerjaannya
cenderung lebih produktif dan berkontribusi secara positif terhadap tujuan
organisasi.
5. Kesehatan dan Kesejahteraan : Kesehatan fisik, mental, dan emosional
individu juga penting dalam pengertian SDM. Individu yang sehat dan
sejahtera cenderung lebih produktif, kreatif, dan berkontribusi secara positif
terhadap lingkungan kerja.
6. Peran dalam Pengembangan Organisasi : SDM juga mencakup peran
individu dalam mengembangkan organisasi atau entitas tempat mereka
bekerja. Ini termasuk kemampuan untuk berkolaborasi, berinovasi, dan
berkontribusi pada pertumbuhan dan kesuksesan organisasi.

Untuk menjawab persoalan pengoptimalan aplikasi siwak pada kantor


urusan agama di lingkungan kementerian agama Kota Bogor, dengan ini panelis
membuat rencana aksi perubahan dengan judul Optimalisasi Sistem Aplikasi Wakaf
(SIWAK) Pada Kementerian Agama Kota Bogor Melalui Peningkatan SDM.

B. TUJUAN
1. Jangka pendek (1 – 2 bulan)
Terlaksananya pembinaan dan pelatihan bagi staff dan operator KUA yang
khusus menangani wakaf.
2. Jangka menengah (3 – 12 bulan)
Diterapakanya SIWAK pada setiap KUA di lingkungan Kementerian
Agama Kota Bogor.
3. Jangka Panjang (1 – 2 tahun)
Tercapainya target proses Akta ikrar wakaf (AIW) dengan menggunakan
SIWAK diseluruh KUA Kementerian Agama Kota Bogor.
C. MANFAAT
1. Terwujudnya kemudahan bagi Masyarakat dalam proses pengurusan Akta Ikrar
Wakaf (AIW) dan Sertifikasi Tanah Wakaf.
2. Terwujudnya keamanan asset wakaf dengan melalui digitalisasi.
3. Peningkatan SDM yang unggul pada staff dan operator KUA di lingkungan
Kementerian Agama Kota Bogor.
BAB II
PROFIL KINERJA ORGANISASI

A. Visi, Misi dan Sasaran Strategis


Visi Kementerian Agama merujuk pada visi Presiden dan WakilPresiden
yaitu: “Kementerian Agama yang profesional dan handal dalam membangun
masyarakat yang saleh, moderat, cerdas dan unggul untuk mewujudkan Indonesia
maju yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian berdasarkan gotong royong”.
Dari visi tersebut, maka dirumuskan enam misi Kementerian Agamayang
diarahkan untuk mendukung capaian empat dari sembilan Visi Presiden dan Wakil
Presiden, dengan penjelasan, yaitu:
1. Meningkatkan kualitas kesalehan umat beragama;
2. Memperkuat moderasi beragama dan kerukunan umat beragama;
3. Meningkatkan layanan keagamaan yang adil, mudah dan merata;
4. Meningkatkan layanan pendidikan yang merata dan bermutu;
5. Meningkatkan produktivitas dan daya saing pendidikan; dan
6. Memantapkan tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance).
Untuk mencapai misi tersebut, Kementerian Agama telah menetapkan enam
sasaran strategisnya sebagai berikut:
1. Peningkatan kualitas umat beragama dalam menjalankan ibadah;
2. Penguatan kualitas moderasi beragama dan kerukunan umat beragama;
3. Peningkatan umat beragama yang menerima layanan keagamaan;
4. Peningkatan peserta didik yang memperoleh layanan pendidikan
berkualitas;
5. Peningkatan lulusan pendidikan yang produktif dan memiliki daya saing
komparatif;
6. Peningkatan budaya birokrasi pemerintahan yang bersih, melayani dan
responsif.
B. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi
Dalam PMA Nomor 19 Tahun 2019 pasal 8 disebutkan bahwa Kantor
Kementerian Agama Kabupaten/Kota menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan dan penetapan visi, misi, dan kebijakan teknis di bidang pelayanan
dan bimbingan kehidupan beragama kepada masyarakat dikabupaten/kota;
b. pelayanan, bimbingan, dan pembinaan kehidupan beragama;
c. pelayanan, bimbingan, dan pembinaan haji dan umrah, serta zakat dan wakaf;
d. pelayanan, bimbingan, dan pembinaan di bidang pendidikan madrasah,
pendidikan agama, dan pendidikan keagamaan;
e. pembinaan kerukunan umat beragama;
f. pelaksanaan kebijakan teknis di bidang pengelolaan administrasi dan
informasi;
g. pengoordinasian perencanaan, pengendalian, pengawasan, dan evaluasi
program; dan
h. pelaksanaan hubungan dengan pemerintah daerah, instansi terkait, dan
lembaga masyarakat dalam rangka pelaksanaan tugasKementerian Agama di
kabupaten/kota.
Menurut Peraturan Menteri Agama Nomor 19 Tahun 2019 Pasal 550Struktur
Organisasi Kantor Kementerian Agama Kota Bogor adalahsebagai berikut:
Gambar 1 Struktur Organiasi

KEPALAKANTOR

SUBBAG TU

SEKSI PD SEKSI BIMAS


SEKSI DIKMAD SEKSI PAIS SEKSI PHU PENZAWA
PONTREN ISLAM

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL


1) Subbagian Tata Usaha bertugas melakukan penyiapan bahan koordinasi
penjabaran kebijakan teknis dan kegiatan, pelayanan urusan persuratan,
administrasi perencanaan, kepegawaian, keuangan dan barang milik negara,
keorganisasian dan ketatalaksanaan, penyusunan keputusan, kerumahtanggaan,
kearsipan, hubungan masyarakat, sertapublikasi, data dan informasi.
2) Seksi Pendidikan Madrasah bertugas melakukan pelayanan, bimbingan teknis,
pengelolaan data dan informasi, serta penyusunan rencana dan pelaporan di
bidang pendidikan raudlatul athfal, madrasah ibtidaiyah, dan madrasah
tsanawiyah.
3) Seksi Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren bertugas melakukan pelayanan,
bimbingan teknis, pengelolaan data dan informasi, serta penyusunan rencana
dan pelaporan di bidang pendidikan diniyah,diniyah takmiliyah, kesetaraan, Al-
Quran, dan pondok pesantren.
4) Seksi Pendidikan Agama Islam bertugas melakukan pelayanan, bimbingan
teknis, pengelolaan data dan informasi, serta penyusunan rencana dan pelaporan
di bidang pendidikan agama Islam pada pendidikan anak usia dini, sekolah dasar
atau sekolah dasar luar biasa,sekolah menengah pertama atau sekolah menengah
pertama luarbiasa, sekolah menengah atas atau sekolah menengah atas luar biasa,
dan sekolah menengah kejuruan.
5) Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah bertugas melakukan pelayanan,
bimbingan teknis, pengelolaan data dan informasi, serta penyusunan rencana dan
pelaporan di bidang pendaftaran dan pembatalan haji, bimbingan manasik, bina
haji reguler, penyelenggarahaji khusus dan umrah, transportasi dan dokumen
haji reguler, serta administrasi keuangan haji.
6) Seksi Bimbingan Masyarakat Islam bertugas melakukan pelayanan, bimbingan
teknis, pengelolaan data dan informasi, serta penyusunan rencana dan pelaporan
di bidang urusan agama Islam dan bina syariah,bina kantor urusan agama dan
keluarga sakinah, serta penerangan agama Islam.
7) Penyelenggara Zakat dan Wakaf bertugas melakukan pelayanan, bimbingan
teknis, pengelolaan data dan informasi, serta penyusunan rencana dan pelaporan
di bidang pemberdayaan zakat dan wakaf.
Adapun sumber daya manusia Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kantor
Kementerian Agama Kota Bogor sebanyak 76 orang, yang terdiri dari:
1) Pejabat eselon III sebanyak 1 orang
2) Pejabat eselon IV sebanyak 7 orang
3) Pegawai Kantor sebanyak 51 orang
4) Jabatan Fungsional Umum sebanyak 10 orang
5) Penyuluh Agama Hindu sebanyak 2 orang
6) Honorer sebanyak 5 orang

C. Capaian Kinerja Pelayanan


Capaian kinerja organisasi Kantor Kementerian Agama Kota Bogor selama
tiga tahun terakhir adalah sebagai berikut:
a. Pelayanan di Kantor Kementerian Agama telah melalui Pelayanan Terpadu
Satu Pintu (PTSP) dan dalam proses Pelayanan Online.
b. Dibuatnya taman dan halaman kantor menjadi nampak bersih, rapih dan tertata
sehingga membuat nyaman para pegawai dan pengunjung.
c. Dibangunnya Gedung Satu Atap Pelayanan Haji untuk Bank PenerimaSetoran
Haji (BPS BPIH), disamping adanya Gedung Pusat Layanan Haji dan Umroh
Terpadu (PLHUT).
d. Adanya dukungan Pemda Kota Bogor dalam hal bantuan insentif guru ngaji
dan guru madrasah.

D. Tugas dan Fungsi Project Leader


Project leader sendiri saat ini menjabat sebagai Penyelenggara Zakat dan
Wakaf yang bertugas melakukan pelayanan, bimbingan teknis, pengelolaan data
dan informasi, serta penyusunan rencana dan pelaporandi bidang pemberdayaan
zakat dan wakaf.
Sebagai Penyelenggara Zakat dan Wakaf, maka tugas pokok yang harus
penyusun jalankan sebagai bentuk pelaksanaan tanggung jawab jabatan yaitu :
1. Memberikan pelayanan di bidang zakat dan wakaf;
2. Memberikan bimbingan teknis di bidang zakat dan wakaf;
3. Mengelola data dan informasi;
4. Menyusunan rencana dan pelaporan di bidang zakat dan wakaf.
BAB III

ANALISIS MASALAH

A. Analisis Permasalahan Kinerja Organisasi


1. Kondisi Saat Ini dan Faktor Penyebabnya
Dalam lingkup tugas dan fungsi Penyelenggara Zakat dan Wakaf dapat
dijelaskan melalui identifikasi isu. Identifiasi yang dimaksud adalah memilih
beberapa persoalan strategis yang ditemukan di tempat kerja. Setelah dilakukan
pemilahan terhadap berbagai isu yang ditemukan, berikut ada lima isu strategis,
antara lain:
a. Belum optimalnya pelaksanaan pengumpulan zakat profesi.
b. Banyaknya tanah wakaf yang belum ber-AIW (Akta Ikrar Wakaf).
c. Belum optimalnya penerapan siwak pada KUA di lingkungan Kementerian
Agama Kota Bogor.
d. Banyaknya tanah wakaf yang belum ber-sertifikat wakaf.
e. Belum adanya SDM yang memadai.

Kelima isu tersebut dianalisis dengan menggunakan metode APKL


(Aktualitas, Problematik, Kekhalayakan, Layak). Penjelasan singkat atas metode
APKL tersebut adalah:
a. Aktualitas (A) ialah isu tersebut masih dibicarakan atau belum terselesaikan
hingga masa sekarang,
b. Problematik (P), ialah isu yang menyimpang dari harapan standar, ketentuan
yang menimbulkan kegelisahan yang perlu segera dicari penyebab dan
pemecahannya.
c. Kekhalayakan (K), ialah isu yang diangkat secara langsung menyangkut hajat
hidup orang banyak dan bukan hanya untuk kepentingan seseorang atau
kelompok kecil orang.
d. Layak (L), ialah isu yang masuk akal dan logis, pantas, realistis, dan dapat
dibahas sesuai dengan tugas hak, wewenang dan tanggung jawabhingga akhirnya
diangkat menjadi isu yang prioritas
Kemudian, dilakukan penghitungan nilai (scoring) dengan memakai skala
linkert, yaitu nilai 1 s.d. 5 dengan urutan nilai 1 = sangat kurang, nilai 2 = kurang,
nilai 3 = cukup, nilai 4 = tinggi, nilai 5 = sangat tinggi. Hasilnya, isu ketiga, Belum
optimalnya penerapan siwak pada KUA di lingkungan Kementerian Agama Kota
Bogor dan Isu kelima, Belum adanya SDM yang memadai.
Tabel 1
Pemilihan Isu Aktual Strategis Berdasarkan Analisis APKL
Kriteria
No Isu Aktual Strategis Total Rangking
A P K L

Belum optimalnya pelaksanaan


1 5 3 3 3 14 4
pengumpulan zakat profesi.

Banyaknya tanah wakaf yang belum


2 4 5 4 2 15 5
ber-AIW (Akta Ikrar Wakaf).

Belum optimalnya penerapan siwak


3 pada KUA di lingkungan Kementerian 5 5 5 5 20 1
Agama Kota Bogor.

Banyaknya tanah wakaf yang belum


4 4 4 5 4 17 3
ber-sertifikat wakaf.

5 Belum adanya SDM yang memadai. 4 5 5 5 19 2

2. Kondisi yang Diharapkan


Adapun kondisi ideal yang diharapkan masyarakat dalam pengurusan AIW
dan sertifikat wakaf adalah sebagai berikut:
1) Adanya SDM yang terampil dan memadai
2) Proses AIW dan sertifkasi yang cepat
3) Proses AIW dan sertifikasi wakaf yang sederhana
4) Ada kepastian kapan selesainya
5) Prosedurnya dipermudah
6) SOP sertifikasinya jelas
7) Persyaratan yang jelas
8) Jaminan berkas aman selama proses
9) Penyederhanaan tahapan
10) Aplikasi anti gangguan
11) Adanya tim khusus penanganan sertifikasi wakaf
Untuk mencapai kondisi ideal seperti itu, dengan berdasarkan identifikasi
masalah, analisis masalah, dan dengan mempertimbangkan konsekuensi yang
ditimbulkan dengan adanya permasalahan, maka penyusun memilih rencana aksi
perubahan dengan tema “Optimalisasi Sistem Aplikasi Wakaf (SIWAK) pada
Kementerian Agama Kota Bogor Melalui Peningkatan SDM ”.

B. Analisis Stakeholders
Identifikasi stakeholder terdiri dari:
1. Promoters memiliki kepentingan besar terhadap program dan juga kekuatan
untuk membantu membuatnya berhasil (atau menggagalkannya).
2. Defenders memiliki kepentingan pribadi dan dapat menyuarakan dukungannya
dalam komunitas, tetapi kekuatannya kecil untuk mempengaruhi program.
3. Latents tidak memiliki kepentingan khusus maupun terlibat dalam program,
tetapi memiliki kekuatan besar untuk mempengaruhiprogram jika mereka
menjadi tertarik.
4. Apathetics kurang memiliki kepentingan maupun kekuatan, bahkan mungkin
tidak mengetahui adanya program.

Gambar 2 Pengaruh Stakeholder


Pengaruh
LATENS PROMOTERS
Pengaruh Tinggi, Kepentingan Pengaruh Tinggi, Kepentingan
Rendah Tinggi
Kepentingan
APATHETICS DEFENDERS
Pengaruh Rendah, Pengaruh Rendah,
Kepentingan Rendah Kepentingan Tinggi
BAB IV
STRATEGI PENYELESAIAN MASALAH

A. Terobosan Inovasi
Inovasi yang penyusun akan lakukan adalah Optimalisasi Sistem Aplikasi
Wakaf (SIWAK) pada Kementerian Agama Kota Bogor Melalui Peningkatan SDM
Aksi tersebut dimaksudkan untuk menjawab masalah yang sangat mendesak untuk
diselesaikan segera, yaitu banyaknya tanah wakaf yang belum AIW dan bersertifikat maka
dibutuhkan SDM yang terampil dan memadai untuk melayani masyarakata secara cepat dan
tepat dengan melalui Sistem Apliksdi Wakaf (SIWAK).
Aksi perubahan ini akan dapat terus dilanjutkan, karena infrastruktur
kelembagaannya sudah ada. Aksi ini hanya perlu kolaborasi dengan melakukan komitmen
bersama antara Kementerian Agama, KUA, dan Badan Pertanahan Nasional (BPN).
Kementerian Agama melalui Kantor Urusan Agama menerbitkan Akta Ikrar Wakaf.
Para penyuluh agama dan para petugas wakaf di KUA Kecamatan bergerak proaktif
mendatangi objek wakaf. Dan selanjutnya kementerian agama kota bogor melalui
penyelenggara zakat dan wakaf mengadakan pembinaan dan pelatihan sdm, diklat, dan
sharing diantara operator KUA di lingkungan kementerian agama kota bogor.

B. Tahapan Kegiatan (Milestone)


Adapun tahapan kegiatan (milestone) aksi perubahan ini dapat dilihat pada
tabel di bawah ini.
Tabel 5 Tahapan Kegiatan
No. Kegiatan Tahapan Waktu Aktor Output Eviden
1 Membentuk  Menyusun tim Pekan ke Project Leader Penetapan SK Tim
tim efektif aksi efektif 3 Mei Mentor Tim Tim Efektif Efektif,
perubahan  Membuat SK 2024 Efektif Notulen
tim efektif Rapat,
Daftar
Hadir
C. Peta Pemanfaatan Sumber Daya Organisasi
1. Tim Kerja dan Jejaring Kerja
Tim efektif sangat diperlukan dalam rangka membantu penyelesaian rencana
aksi perubahan. Adapun struktur organisasi tim efektif sebagai berikut:
Tabel 7
Struktur Organisasi Tim Efektif
No Nama Jabatan Tugas
1 Lela Rochmatin Emod Pengarah - Memberikan arahan dan
motivasi khusus
- Menyetujui dan mendukung
rancangan aksi perubahan
2 H. Dede Supriatna Penanggung - Menyetujui dan mendukung
Jawab rancangan aksi perubahan
- Memberikan arahan dan
motivasi
3 H. Komarudin Ketua Tim - Memimpin perencanaan
Perubahan pelaksanaan, monitoring dan
evaluasi aksi perubahan

Dan selanjutnya

2. Pemanfaatan dan Pengelolaan Stakeholders


Setiap stakeholder dapat memiliki peran, fungsi, dan tingkat dukungan
terhadap rencana aksi perubahan yang akan dilaksanakan.
Tabel 3
Identifikasi stakeholders

No Stakeholders Peran

Stakeholders internal
1. Kepala Kantor Mentor
2. Kasi Bimas Islam Pembina KUA dan penyuluh
3. Kepala KUA Sebagai PPAIW
4. Penyuluh Petugas lapangan
Stakeholders eksternal
5. Ketua BWI Pembina nazhir wakaf
6. Kepala Kantah Penerbit sertifikat wakaf
7. Nazhir Pengelola wakaf
8. Wakif Orang yang berwakaf
9. Masyarakat Penerima manfaat wakaf
10. Pemda Pemangku kebijakan

Tabel 4
Analisis Kuadran Stakeholders

No Stakeholders Pengaruh Kepentingan Posisi

1. Kepala Kantor + + Promoter


2. Kasi Bimas Islam + - Latent
3. Kepala KUA + - Latent
4. Penyuluh + - Latent
5. Ketua BWI + + Promoter
6. Kepala Kantah + + Promoter
7. Nazhir - + Defender
8. Wakif - + Defender
9. Pemda + - Latent
10. Masyarakat - - Apathetic
Gambar 3
Kuadran Stakeholders

PENGARUH

LATENTS PROMOTERS
Kasi Bimas Islam Kepala Kemenag
Kepala KUA Kepala Kantah
Penyuluh Ketua BWI
Pemda

KEPENTINGAN

DEFENDERS
APATHETICS
Nazhir
Masyarakat
Wakif

Adapun strategi mempengaruhi stakeholders yang akan dilakukanantara


lain:
1. Promoters
a. Melakukan koordinasi dan komunikasi secara intens memberikanlaporan
secara rutin
b. Melakukan komunikasi intens dan melibatkan dalam aksi perubahan,
sehingga kegiatan dapat terlaksana dengan adanya dukungan mereka.
2. Defenders
a. Meningkatkan hubungan informal, menerima masukan dan informasi untuk
penyempurnaan kegiatan dan melibatkan mereka dalam kegiatan.
b. Komunikasi dan koordinasi dengan meyakinkan akan manfaat RAP bagi
kepentingan lebih besar, sehingga akan mendukung RAP.
3. Latents
a. Melakukan koordinasi dengan meyakinkan bahwa aksi perubahan akan
bermanfaat
b. Meminta dukungan dan informasi sehingga aksi perubahan berjalan lancar.
4. Apathetics
a. Memberikan informasi tentang manfaat dari aksi perubahan
b. Komunikasi dengan informasi yang jelas, sehingga akan membantu
dengan kemampuannya untuk mendukung aksi perubahan.

D. Manajemen Mutu dan time schedule


Manajemen mutu yang dilakukan adalah dengan membuat tabel potensikendala
berikut:
Tabel
Potensi Kendala
Strategi
No. Kegiatan Potensi Kendala
Penyelesaian
Menjaga
Membentuk tim Kesibukan tugas komitmendengan
1
efektif aksi perubahan masing- masing komunikasi
intens
Melakukan
Mengadakan rapat Kurangnya komunikasi
2 stakeholders aksi dukungan dari efektifdan
perubahan stakeholders meminta dukungan
secara humanis
Belum selesai Mendorong terus
Monitoring dan
3 pengumpulan di utksegera
penjemputan berkas
tingkatKUA menyelesaikannya
Membentuk tim
Pengajuan berkas ke Adanya pergantian
4 khusus wakaf di
Kantah personel di dalam
Kantah
Membuat jadwal
5 Pengukuran I Petugasnya sibuk
pengukuran
Membentuk tim
Proses sertifikasi di Saling lempar tugas
6 khusus wakaf di
Kantah I sesama pegawai
Kantah
Proses pendaftaran
7 Tidak ada blangko Cetak blangko
nazhir di BWI

Membuat jadwal
8 Pengukuran II Petugasnya sibuk
pengukuran
Membentuk tim
Proses sertifikasi di Saling lempar tugas
9 khusus wakaf di
Kantah II sesama pegawai
Kantah
Mengumpulkan
Pembuatan Laporan Berkas dan eviden
10 eviden secara
AksiPerubahan terserak
khusus
Seminar Aksi
Dibuatkan time
11 Perubahan di BDK Target tak tercapai
schedule
Bandung
BAB V
PENUTUP

Berdasarkan hasil pembahasan rencana aksi perubahan mulai dari


pendahuluan, analisis masalah, dan strategi penyelesaian masalah, secara
komprehensif dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
a. Rancangan aksi perubahan ini merupakan upaya untuk mempermudahdan
mempersingkat waktu pengurusan AIW pada KUA di lingkungan
Kementerian Agama Kota Bogor;
b. Adanya peningkatan SDM operator SIWAK pada KUA di lingkungan
Kementerian Agama Kota Bogor;
c. Rancangan Aksi Perubahan ini sangat diperlukan dalam rangka
memberikan pelayanan pengurusan AIW dan sertifikasi wakaf yang ramah,
mudah, murah dan cepat;
d. Tertibnya pelaksanaan proses pengurusan AIW dengan menggunakan
SIWAK.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Drs. H. Komarudin, MM


NIP. : 196902042005011004
JK : Laki-Laki
Jabatan : Penyelenggara Zakat Wakaf
Instansi : Kemenag Kabupaten Bekasi
Pangkat : Penata Tk.1
Golru. : III D
Pend. T. : S2
HP : 081585994457
Email : komarudin.mm@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai