Oleh:
Nama : Fitri Maharani, S.Pi
NIP : 19950306 202012 2 001
Unit Kerja : BPSPL Pontianak
Jabatan : Ahli Pertama – Pengelola Ekosistem Laut
dan Pesisir
I. PENDAHULUAN
Dalam rangka penguatan kompetensi Teknis Bidang Tugas Administratif Calon PNS
lingkup Kementerian Kelautan dan Perikanan sesuai dengan Peraturan LAN Nomor 12
Tahun 2018 tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil, seluruh pegawai Calon
PNS lingkup Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun 2019 diwajibkan mengikuti
rangkaian kegiatan Pelatihan Budaya Kerja sesuai jadwal dan ketentuan yang telah
ditetapkan.
Adapun tujuan dari pelaksanaan pelatihan ini diharapkan peserta mampu memahami
pengertian dan peraturan terkait budaya kerja organisasi pemerintah, tujuan dan manfaat
diterapkannya budaya kerja serta mampu menerapkan pemantauan dan evaluasi penerapan
nilai-nilai budaya kerja di organisasi pemerintah.
II. PELAKSANAAN
Kegiatan Pelatihan Budaya Kerja Pegawai Kementerian Kelautan dan Perikanan
Angkatan II Tahun 2021 Metode Pembelajaran Jarak Jauh ini telah dilaksanakan dan
berjalan dengan lancar sebagaimana mestinya, terdiri dari:
3. Susunan Acara
Susunan acara kegiatan Pelatihan Budaya Kerja Pegawai Kementerian Kelautan dan
Perikanan Angkatan II Tahun 2021 Metode Pembelajaran Jarak Jauh yang dilaksanakan
selama 4 hari tersebut, dimulai dari Pembukaan: Kebijakan Pengembangan SDM Aparatur
dan Nilai-nilai ASN oleh Kepala Puslatluh KP, dilanjutkan dengan Penjelasan Program
Pelatihan oleh Bapak Suhana, S.E, Pemaparan materi Mitigasi Resiko oleh Bapak Aris
Suyono, S.E., M.Ak, kegiatan pelatihan materi I-III oleh para pengajar (widyaiswara muda)
BDA Sukamandi hingga penutupan pelatihan oleh Bapak R. Hernan Mahardhika, S.St.Pi,
M.M (jadwal selengkapnya terlampir).
Budaya Kerja merupakan sikap dan perilaku individu dan kelompok yang didasari
nilai-nilai yang diyakini kebenarannya dan telah menjadi sifat dan kebiasaan dalam
melaksanakan tugas dan pekerjaan sehari-hari
Budaya organisasi merupakan sistem nilai bersama dalam suatu organisasi yang
menjadi acuan bagaimana para pegawai melakukan kegiatan untuk mencapai tujuan dan
cita-cita organisasi. Budaya organisasi adalah sistem nilai bersama dalam suatu organisasi
yang menjadi acuan bagaimana para pegawai melakukan kegiatan untuk mencapai tujuan
atau cita-cita organisasi. Hal ini biasanya dinyatakan sebagai visi, misi dan tujuan organisasi.
Budaya organisasi dikembangkan dari kumpulan norma-norma, nilai, keyakinan, harapan,
asumsi, dan filsafat dari orang-orang di dalamnya. Oleh karenanya tidak mengherankan bila
kemudian terlihat jelas dalam perilaku individu dan kelompok
Latar belakang dari budaya kerja yaitu untuk mewujudkan pemerintah kelas dunia,
profesional, integritas pelayanan prima, manajemen pemerintahan yang demokratis dan
mampu menghadapi tantangan.
a. Fundamental
Membangun sumber daya manusia seutuhnya agar setiap orang sadar bahwa
mereka berada dalam suatu hubungan dimana sifat, peran dan komunikasi yang
saling bergantungan 1 sama lain.
b. Lingkup KKP
Untuk membangun budaya kerja agar setiap pejabat dan staf sadar bahwa mereka
berada dalam suatu hubungan dimana sifat, peran dan komunikasi yang saling
bergantungan 1 sama lain untuk mensukseskan program KKP.
Dalam Permen KP no 43 tahun 2018 tentang Kode etik dan kode perilaku ASN di
lingkungan KKP, nilai-nilai dasar yang harus dijunjung tinggi oleh setiap ASN dilingkungan
KKP yaitu singkatan dari SAIL INI KKP, adapun penjelasannya sebagai berikut:
Nilai-nilai organisasi merupakan dasar acuan dan motor penggerak motivasi, sikap
dan tindakan. Dalam konteks organisasi, nilai-nilai organisasi harus dikembangkan atau
sejalan dengan visi dan misi organisasi.
Kode etik dan perilaku pegawai KKP merupakan pedoman dan acuan bagi seluruh
pejabat/pegawai dalam melaksanakan tugas dan fungsi serta kewenangannya sehingga bisa
memberikan kontribusi secara optimal bagi unit organisasi. Keberhasilan Visi dan Misi
Kementerian Kelautan dan Perikanan akan tercapai apabila dilandasi dengan niat serta
upaya untuk melaksanakan Nilai budaya Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Butir arahan Menteri Kelautan dan dan Perikanan (2015) adalah sebagai berikut:
1. Ini era perubahan. Menteri Kelautan dan Perikanan siap memimpin perubahan. Mindset
harus dirubah, tidak ada tempat bagi pikiran sempit dan picik.
2. KKP adalah Integritas. Setiap karyawan harus selalu menunjukkan sikap dan perilaku
yang terpuji dan bermartabat.
3. Menteri Kelautan dan Perikanan mengajak seluruh jajarannya sebagai pejabat publik
agar menjaga akuntabilitas dengan bersikap dan berperilaku pantas (good attitude dan
appropriate manner).
4. KKP telah bertranformasi menjadi kementerian yang disegani dan diperhitungkan. Mental
positif dan sikap sportif harus terus ditingkatkan.
5. Bekerja di KKP adalah pengabdian panjang. Tidak akan selesai begitu menteri atau
pejabatnya tidak bertugas lagi. Komitmen dan dedikasi ditunjukkan melalui ketaatan
pada proses dan sistem bukan tergantung orang.
6. Semua program KKP harus transparan, bersih, bebas, kick back dan dirasakan
manfaatnya oleh masyarakat.
7. Pengalokasi dan penggunaan anggaran harus jelas, efisien dan tepat sasaran.
8. Seluruh jajaran KKP arus memiliki perhatian dan kepedulian yang tinggi dalam
menjalankan tugasnya.
9. Lakukan studi, perbandingan dan evaluasi yang jujur untuk memastikan kemanfaatan
program.
10. KKP siap membantu stakeholder-nya untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang
baik, bersih, dan transparan.
11. Indonesia tidak sedang ada dalam situasi menguntungkan akibat perilaku tidak efisien
dan sikap berlebihan selama bertahun-tahun. Kondisi ini harus diubah.
12. Menteri Kelautan dan Perikanan akan perjuangkan tunjangan kinerja dan remunerasi
karyawan KKP tapi tidak akan meneruskan praktek in-efficiency dan in-sufficiency.
13. Bangkitkan kesadaran dan semangat untuk membantu Negara. Tunjukkan dan buktikan
bahwa seluruh jajaran punya kepemilikan (ownership) terhadap KKP dan sektor kelautan
dan perikanan Indonesia.
Suatu keberhasilan kerja, berakar pada nilai-nilai yang dimiliki dan perilaku yang menjadi
kebiasaannya. Nilai-nilai tersebut bermula dari adat kebiasaan, agama, norma dan kaidah
yang menjadi keyakinannya menjadi kebiasaan dalam perilaku kerja atau organisasi. Nilai-
nilai yang telah menjadi kebiasaan tersebut dinamakan budaya. Oleh karena budaya
dikaitkan dengan mutu atau kualitas kerja, maka dinamakan budaya kerja. Kekuatan,
kelemahan, peluang dan tantangan dari nilai budaya kerja akan diuraikan sebagai berikut:
Organisasi
a. Kekuatan, adalah sebagai berikut:
Tugas dan fungsi yang telah ditetapkan berdasarkan Kepmen KP No 23 Tahun
2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lingkup Kementerian Kelautan dan
Perikanan.
SDM yang memadai (Kompeten, mempunyai karakter yang baik, bisa
berkomunikasi dengan baik).
Lingkungan kerja yang kondusif.
Sarana dan prasarana yang sesuai kebutuhan.
b. Kelemahan, adalah sebagai berikut:
Peraturan yang masih tumpang tindih.
SDM yang tidak memadai.
Lingkungan kerja yang tidak kondusif.
Sarana dan prasarana yang tidak sesuai kebutuhan.
c. Peluang, adalah sebagai berikut:
Terbukanya kebebasan yang proporsional.
Adanya evaluasi dan penilaian atasan.
Tersedianya media komunikasi yang semakin efisien dan efektif.
Meningkatnya tunjangan kinerja dan remunerasi.
d. Tantangan dan Hambatan, adalah sebagai berikut:
SDM belum berkualitas (kompeten).
Sarana dan prasarana belum sesuai kebutuan.
Program kerja yang belum terarah dengan baik.
Jumlah pegawai yang tidak sebanding dengan volume pekejaan.
Individu
a. Kekuatan, Kekuatan adalah sebagai berikut:
Tugas dan fungsi yang telah ditetapkan berdasarkan Kepmen KP No 23 Tahun
2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lingkup Kementerian Kelautan dan
Perikanan.
SDM yang memadai (Kompeten, mempunyai karakter yang baik, bisa
berkomunikasi dengan baik).
Lingkungan kerja yang kondusif.
Sarana dan prasarana yang sesuai kebutuhan.
b. Kelemahan Kelemahannya adalah sebagai berikut:
Peraturan yang masih tumpang tindih.
SDM yang tidak memadai.
Lingkungan kerja yang tidak kondusif.
Sarana dan prasarana yang tidak sesuai kebutuhan.
c. Peluang Peluang adalah sebagai berikut:
Terbukanya kebebasan yang proporsional.
Adanya evaluasi dan penilaian atasan.
Tersedianya media komunikasi yang semakin efisien dan efektif.
Meningkatnya tunjangan kinerja dan remunerasi.
d. Tantangan dan Hambatan Tantangan dan hambatan adalah sebagai berikut:
SDM belum berkualitas (kompeten).
Sarana dan prasarana belum sesuai kebutuan.
Program kerja yang belum terarah dengan baik.
Jumlah pegawai yang tidak sebanding dengan volume pekejaan.
Pada akhirnya nilai–nilai budaya yang telah dipahami, belum tentu dapat dilaksanakan,
sehingga diperlukan arahan dan upaya untuk dijadikan strategi serta target-target
pencapaiannya baik jangka pendek, jangka menengah, maupun jangka panjang. Karena jika
tidak demikian, sulit untuk mengukur pencapaian penerapan nilai–nilai budaya kerja
tersebut.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan terhadap Aparatur Sipil Negara adalah
memberikan pemahaman kembali mengenai hal–hal sifatnya renungan dan motivasi, di
bawah ini beberapa formulasi sebagai renungan dan motivasi bagi Aparatur Sipil Negara
agar kembali memahami jatidirinya yang selama ini hampir ditinggalkan:
b. Mencintai Pekerjaan
bekerja saja tidak cukup. Paling tidak, pekerjaan yang dikerjakan dengan terpaksa tidak
akan membuahkan kesuksesan. Bekerja pada dasarnya juga membutuhkan rasa cinta
dan sebuah kesanggupan untuk bersikap profesional.
Kadang–kadang terlintas pertanyaan dalam benak pemikiran kita yaitu “bagaimana
mungkin kita dapat mencintai pekerjaan, padahal pekerjaan tersebut tidak sesuai
dengan keinginan kita”. Pertanyaan semacam itu sangat manusiawi, dan bagi Aparatur
Sipil Negara, bukan merupakan suatu hal yang aneh, namun jika kita resapi lebih jauh,
manakala hal ini terjadi pada diri kita, artinya kita berada pada posisi yang tidak kita
cintai, maka tetaplah bekerja dengan semangat, mengapa demikian, karena lambat
laun cinta pada pekerjaan akan tumbuh juga di sana. Jadi bekerjalah secara total, di
manapun kita berada, sehingga cinta akan datang pada kehidupan pekerjaan kita.
c. Bersyukur
Sesungguhnya bersyukur adalah suatu kewajiban yang harus dilakukan manusia
sebagai bentuk ucapan terima kasih kita kepada Tuhan YME atas segala nikmat-Nya.
Cara bersyukur yang paling tepat untuk direfleksikan bagi ASN adalah dengan
mengoptimalkan budaya kerjanya, tentunya melalui optimalisasi pelayanannya kepada
masyarakat.
Tingkat kemajuan,
Tingkat perubahan,
Tingkat kemanfaatan,
Tingkat kesadaran dalam pelaksanaan pengembangan budaya kerja aparatur.
Kuisioner Pemantauan dan Evaluasi Penerapan Nilai-nilai Dasar Budidaya Kerja dalam
Kepemimpinan dan Manajemen, dinilai dengan kategori 1. Ya; 2. Sering ; 3. Kurang ; 4.
Tidak. Dimana hal-hal yang dinilai yaitu :
1. Visi dan misi telah dipahami secara jelas oleh setiap anggota organisasi dan dijabarkan
secara fokus dalam kebijakan dan program kerja sehari-hari.
2. Pimpinan menunjukkan komitmen dan keteladanan dalam melaksanakan secara
konsisten visi misi serta nilai-nilai budaya kerja.
3. Pimpinan melaksanakan dialog dua arah secara konsisten dengan seluruh jajaran untuk
mengevaluasi kinerja, strategi, kebijakan dan program kerja dalam pencapaian visi misi
organisasi?
4. Pimpinan bersifat terbuka dan menerima perubahan kebijakan serta metode kerja baru
yang lebih efisien.
5. Ada tindak lanjut yang nyata atas hasil evaluasi terhadap kebijakan dan program kerja
selama ini dalam meningkatkan kinerja dan pelayanan publik.
6. Penerapan nilai-nilai budaya kerja telah dilaksanakan secara berkelanjutan dalam suatu
sistem kebijakan publik yang nyata sampai dengan implementasi kebijakan publik dalam
pelayanan masyarakat.
7. Sistem kebijakan yang diterapkan telah mencapai tujuan dan sasarannya secara efektif
dan efisien.
8. Organisasi telah menerapkan standar kualitas pelayanan masyarakat yang sesuai
dengan tuntutan/kebutuhan masyarakat.
9. Organisasi telah menerapkan sistem pengendalian mutu kinerja untuk meningkatkan
kinerja penyelenggaraan kepemimpinan dan pelayanan masyarakat.
10. Upaya pengembangan SDM dalam membentuk pola pikir, sikap dan cara kerja yang
produktif telah dilaksanakan secara komprehensif dan berkelanjutan.
Kategori Penilaian
Pemantauan dan Evaluasi Budaya Kerja dalam Pola Pikir dan Cara Kerja
Budaya kerja terbentuk dari nilai-nilai yang telah disepakati secara konsisten, dan
telah disosialisasikan di lingkungan Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah. Hasil
dari terinternalisasi nilai-nilai tersebut diekspresikan dalam perilaku kerja sehari-hari pada
setiap pegawai.
Budaya kerja yang telah terinternalisasi tersebut dapat dilihat dari etos kerja yang
ditampilkan. Proses dari nilai-nilai menjadi budaya kerja dan kemudian muncul sebagai etos
kerja, akan bisa menjadi daya ungkit perubahan pola pikir bagi setiap pegawai di lingkungan
Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah.
Kuisioner Pemantauan dan Evaluasi Penerapan Nilai-nilai Dasar Budidaya Kerja dalam
pola pikir dan cara kerja, dinilai dengan kategori 1. Ya; 2. Sering ; 3. Kurang ; 4. Tidak.
Dimana hal-hal yang dinilai yaitu :
1. Telah terjadi perubahan pola pikir dan cara kerja dari yang selama ini bersifat terkota-
kotak menjadi sinergis.
2. Telah terjadi perubahan pola pikir dan cara kerja dari yang hanya menjalankan
wewenang menjadi menjalankan peran.
3. Telah terjadi perubahan pola pikir dan cara kerja dari yang hanya berpikir jangka
pendek/sesaat menjadi berpikir jangka panjang/strategis.
4. Telah terjadi perubahan pola pikir dan cara kerja dari yang bersifat memerintah
menjadi bersifat melayani.
5. Telah terjadi perubahan pola pikir dan cara kerja dari yang bersifat melaksanakan
rutinitas selama ini menjadi bersifat melakukan perbaikan dan peningkatan terus
menerus.
Kategori Penilaian Penerapan nilai-nilai dasar budaya kerja dalam pola pikir dan cara kerja
adalah sebagai berikut :
Sesuai dengan Permenpan No.39 Tahun 2012, Kementerian Aparatur Negara telah
merumuskan 17 unsur nilai budaya kerja. Dalam kaitannya dengan perilaku bekerja,
keseluruhan unsur nilai budaya kerja tersebut merupakan perilaku-perilaku yang dianggap
perlu ditingkatkan untuk meningkatkan fungsi pelayanan aparatur Negara baik kepada
masyarakat, maupun ke dalam instansi sendiri dan antar instansi pemerintah.
Kategori Penilaian Penerapan nilai-nilai dasar budidaya kerja dalam perilaku bekerja
III. PENUTUP
Demikian laporan kegiatan keikutsertaan dalam Pelatihan Budaya Kerja Pegawai
Kementerian Kelautan dan Perikanan Angkatan II Tahun 2021 Metode Pembelajaran Jarak
Jauh ini saya buat atas tugas yang telah diberikan. Permohonan maaf saya sampaikan atas
segala kekurangan dalam penulisan laporan ini. Atas perhatian dan dukungan Ibu, saya
mengucapkan terima kasih.