Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Untuk melaksanakan cita-cita bangsa dan mencapai tujuan Bangsa Indonesia, Aparatur
Sipil Negara (ASN) memiliki peranan penting sehingga pelaksanaan fungsi dan tugas
Aparatur Sipil Negara (ASN) diatur dalam UU No.5 tahun 2014 yaitu sebagai pelaksana
kebijakan publik, pelayan publik dan perekat dan pemersatu bangsa. Begitupula dengan
peran ASN sebagai perencana, pelaksana, dan pengawas penyelenggaraan tugas umum
pemerintahan dan pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan
publik yang profesional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi,
dan nepotisme.

Berdasarkan Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 dan UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatus Sipil Negara (ASN) memutuskan
peraturan pemerintahan tentang manajemen pegawai negeri sipil. Berdasarkan Peraturan
Kepala LAN-RI Nomor 38 Tahun 2014 serta Peraturan Pemerintah (PP) No. 11 Tahun 2017
tentang Manajemen PNS mengamanatkan CPNS diwajibkan melaksanakan Diklat
Prajabatan pola baru (Latsar), peserta latsar diharapkan mampu menginternalisasikan nilai-
nilai dasar profesi PNS dengan cara melaksanakankegiatan penerapan dan aktualisasi pada
tempat tugas serta dapat merasakan manfaatnya secara langsung. Nilai-nilai dasar tersebut
diantaranya adalah yaitu Wawasan Kebangsaan, mengalisa isu-isu kontemporer, Sikap Bela
Negara Serta menjadi ASN yang BerAkhlak (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten,
Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif) serta SMART ASN. Setiap ASN yang mengikuti
Diklat Prajabatan pola baru (Latsar) diwajibkan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN
sebagai tolak ukur peserta untuk diangkat menjadi PNS. Oleh karena itu, peserta diklat
prajabatan menyusun rancangan aktualisasi yang berisi nilai-nilai dasar ASN yang
selanjutnya akan diaktualisasikan pada tempat kerja masing-masing.

Lembaga Administrasi Negara (LAN) selaku instansi yang memiliki kewenangan dalam
hal penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan kompetensi manajerial Pegawai ASN telah
mengeluarkan produk hukum tentang pedoman penyelenggaraan pelatihan dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil. Produk hukum tersebut yaitu peraturan kepala Lembaga Administrasi
Negara No. 12 Tahun 2018. Penyelenggaraan pelatihan ini dilaksanakan dalam bentuk
kegiatan latihan dasar (Latsar) CPNS. Kegiatan latihan dasar CPNS ini memiliki tujuan untuk
menanamkan beberapa nilai dasar yang harus dimiliki para CPNS sebagai Aparatur Sipil
Negara yaitu Wawasan Kebangsaan, mengalisa isu-isu kontemporer, Sikap Bela Negara
Serta menjadi ASN yang BerAkhlak (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten,
Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif) serta SMART ASN.

Nilai-nilai Wawasan Kebangsaan, mengalisa isu-isu kontemporer, Sikap Bela Negara


Serta menjadi ASN yang BerAkhlak ( Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten,
Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif) serta SMART ASN diaktualisasikan dalam
kegiatan- kegiatan yang merupakan turunan dari gagasan pemecahan atas sebuah isu di
tempat kerja. Melalui implementasi nilai-nilai tersebut pada kegiatan selama masa
aktualisasi, peserta diharapkan tidak hanya sekedar belajar nilai-nilai Wawasan
Kebangsaan, mengalisa isu-isu kontemporer, Sikap Bela Negara Serta menjadi ASN yang
BerAkhlak ( Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif) dan
SMART ASN. tetapi juga dalam rangka membentuk karakter, serta mampu
mengimplementasikannya di tempat kerja.

B. Tujuan
a) Membentuk ASN yang Mampu mengaktualisasikan nilai-nilai Wawasan Kebangsaan,
mengalisa isu-isu konteporer, Sikap Bela Negara Serta menjadi ASN BerAkhlak (
Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif)
dan SMART ASN.
b) Membentuk ASN yang mampu Menajaga Kode Etik dan Kode Prilaku ASN dengan baik.
c) Membentuk seorang ASN yang mempu mengidentifikasi isu-isu yang terjadi di tempat
kerja masing-masing.
d) Meningkatkan Kreatifitas ASN dalam menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi di
unit kerja masing-masing.
C. Manfaat
a) Meningkatkan pemahaman penulis serta mampu untuk mengimplementasikan nilai-nilai
Wawasan Kebangsaan, mengalisa isu-isu kontemporer, Sikap Bela Negara dan menjadi
ASN BerAkhlak ( Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal,
Adaptif dan Kolaboratif ) juga SMART ASN sebagai landasan dalam menjalankan tugas
dan fungsinya.
b) Membetuk krakter seorang ASN yang mampu menghadapi perubahan-perubahan yang
terjadi di unit kerja masing-masing.
c) Menyelesaikan isu-isu yang terjadi di unit kerja Kantor Kementerian Agama Kab.
Nagekeo NTT.
d) Terciptanya net working atau kerja sama yang baik antar unit kerja dalam meningkatkan
pelayanan.

D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup dalam pelaksanaan aktualisasi ini adalah:
a) Penerapan nilai-nilai nilai-nilai Wawasan Kebangsaan, mengalisa isu-isu konteporer,
Sikap Bela Negara Serta menjadi ASN BerAkhlak ( Berorientasi Pelayanan, Akuntabel,
Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif) serta SMART ASN di Kantor
Kementerian Agama Kabupaten Nagekeo NTT.
b) Aktualisasi ini di susun dalam rangka menganalisa isu-isu yang terjadi di lingkungan
kerja Kantor Kementerian Agama Kab. Nagekeo NTT.
c) Kegiatan yang dilaksanakan pada rancangan aktualisasi ini adalah kegiatan yang telah
direncanakan dalam rancangan aktualisasi dan tidak menutup kemungkinan kegiatan
tersebut akan bertambah karena adanya perintah dari pimpinan dan kegiatan yang
berasal dari inisiatif penulis.

E. Waktu dan Tempat


a) Distance Learning Melalui e-Learning : 08 Agustus - 02 September 2022
Tempat : Online
b) Aktualisasi di tempat kerja : 05 September – 08 Oktober 2022
Tempat : Off Campus
c) Pembelajaran Klasikal : 10 s.d 15 Oktober 2022
Tempat : Kampus Balai Diklat Keagamaan Denpasar Bali
BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI

A. Deskripsi Organisasi
a) Sejarah Singkat Kantor Kementerian Agama Kab. Nagekeo
Kabupaten Nagekeo terletak di antara 8º26΄00΄ – 8º64΄40″ Lintang Selatan dan
121º6΄20″ – 121º32΄00″. Luas wilayah Kabupaten Nagekeo 1.416,96 km². Utara
berbatasan dengan Laut Flores, Selatan dengan Laut Sawu, Barat dengan Kabupaten
Ngada dan Timur dengan Kabupaten Ende. Kabupaten Nagekeo merupakan
Kabupaten baru sebagai pemekaran dari Kabupaten Ngada, yang diresmikan pada
tanggal 22 Mei 2007, melalui Undang – undang Nomor 2 tahun 2007. Pemerintahan
dan komunitas Nagekeo sudah ada sejak masa Pemerintahan Hindia Belanda sekitar
tahun 1909. Kabupaten Nagekeo memiliki 7 Kecamatan (Aesesa, Boawae,
Mauponggo, Keo Tengah, Nangaroro, Wolowae dan Aesesa Selatan).

Kantor Kementerian Agama Kabupaten Nagekeo NTT adalah Instansi Vertikal


Kementerian Agama yang berada dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur yang
melaksanakan tugas pokok dan fungsi Kementerian Agama dalam wilayah provinsi
berdasarkan kebijakan Menteri Agama dan peraturan perundang-undangan.

Pada tahun 2010 Kantor Kemenag Kabupaten Nagekeo NTT resmi definitif yang
sebelumya masih bergabung dengan Kementerian Agama Kabupaten Ngada, dengan
terbitnya PMA No. 4 Tahun 2010 tertanggal 25 Maret 2010. Saat itu Kantor
Kementerian Agama Kabupaten Nagekeo NTT sementara menempati Rumah Bapak
DRS. Muh. Lutfi Daeng Maro di Kelurahan Mbay I Kec, Aesesa Kab. Nagekeo selama
4 Tahun, kemudian berpindah ke Kantor Kementerian Agama Kab. Nagekeo NTT
sampai sekarang.
b) Visi dan Misi
Visi
“Kementerian Agama yang profesional dan andal dalam membangun masyarakat yang
saleh, moderat, cerdas dan unggul untuk mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat,
mandiri, dan berkepribadian berdasarkan gotong royong”
Misi

1. Meningkatkan kualitas kesalehan umat beragama;


2. Memperkuat moderasi beragama dan kerukunan umat beragama;
3. Meningkatkan layanan keagamaan yang adil, mudah dan merata;
4. Meningkatkan layanan pendidikan yang merata dan bermutu;
5. Meningkatkan produktivitas dan daya saing pendidikan;
6. Memantapkan tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance).

c) Tugas dan Fungsi


Tugas :
Kementerian Agama mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang agama untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan
negara.
Fungsi :
Dalam menjalankan tugasnya, Kementerian Agama menyelenggarakan fungsi :
1. Perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang bimbingan
masyarakat Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Khonghucu,
penyelenggaraan haji dan umrah, dan pendidikan agama dan keagamaan;
2. Koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi
kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian Agama;
3. Pengelolaan barang milik/kekayaan Negara yang menjadi tanggung jawab
Kementerian Agama;
4. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Agama;
5. Pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan
Kementerian Agama di daerah;
6. Pelaksanaan kegiatan teknis dari pusat sampai ke daerah;
7. Pelaksanaan pendidikan, pelatihan, penelitian, dan pengembangan di bidang
agama dan keagamaan;
8. Pelaksanaan penyelenggaraan jaminan produk halal; dan
9. Pelaksanaan dukungan substantif kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan
Kementerian Agama.

d) Struktur Organisasi
Gambar 1.1 : Struktur Organisasi Kantor Kementerian Agama Kab. Nagekeo NTT

KEPALA KANTOR
MARIANUS KEO, S.FIL.M.ED
NIP : 196905222000031008

KASUBAG TATA USAHA


DRS. MUH. LUTFI DAENG MARO
NIP : 196705171993031004

KASI PENDIS & BIMAS ISLAM KASI URAKAT KASI PENKAT PENYELENGGARA HAJI & UMROH
ABDURAHMAN KARENGGA, S.PD FRANSISCUS DEU, S.AG PETRUS HARO, S.AG H. IRJAN ISHAK, S.PD.I
NIP : 197007262003121001 NIP : 197006081999031003 NIP : 196504042000121007 NIP : 197708272006041017

JFU. PENDIS & BIMAS JFU. URAKAT JFU. PENKAT JFU. HAJI & UMROH

JFU. SEKRETARIAT

B. Deskripsi Isu

Deskripsi isu menjadi tahap pertama mengamati Manajemen Pelayanan yang ada dan
terpantau selama mengikuti kegiatan Latsar di lingkungan kerja. Isu yang diamati selama
kegiatan Latsar di Kantor Kementerian Agama Kab. Nagekeo adalah sebagai berikut:
1) Pelayanan Pendaftaran Nikah di KUA masih Manual atau belum menggunakan
Aplikasi SIMKAH Web (Sistem Informasi Manajemen Nikah).
Aplikasi Simkah Web Merupakan Salah satu aplikasi di Bimas Islam yang secara
Khusus di gunakan untuk melakukan pelayanan pendafran nikah secara online, sesuai
dengan Keputusan Menteri Agama Nomor 892 Tahun 2019 tentang Pemberlakuan
Sistem Informasi Manajemen Nikah Berbasis Website pada Kantor Urusan Agama
Kecamatan. Namun sampai saat ini KUA Kecamatan di Lingkup Kantor Kementerian
Agama Kab. Nagekeo Belum menggunakannya.
2) Sebagian Pegawai ASN Lingkup Seksi Bimas Islam Kantor Kementerian Agama Kab.
Nagekeo belum melakukan penginputan data di Aplikasi Simpeg 5.
Aplikasi Simpeg 5 adalah aplikasi yang di gurakan untuk merekap data PNS di Lingkup
Kantor Kementerian Agama, hal ini sesuai dengan Surat Edaran Sekretaris Jenderal
Kementerian Agama Tentang Pemuktakhiran Data PNS Secara Mandiri Pada Simpeg
5.0,
3) Lambatnya pengimputan data Tanah Wakaf di aplikasi SIWAK (Sistem Informasi
Wakaf).
Aplikasi SIWAK merupakan bagian dari Aplikasi di Bimas Islam yang secara khusus di
gunakan untuk merekap data-data tanah wakaf di lingkup Kantor Kementerian Agama.
Sesuai dengan Peraturan Undang-Undang No 41 Tahun 2004 dan Peraturan
Pemerintah Nomor 42 Tahun 2006 tentang wakaf di Indonesia.
4) Manajemen pengelolaan dokumen dan pengarsipan di Seksi Bimas Islam Kantor
Kementerian Agama Kab. Nagekeo yang belum terdigitalisasi.
Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2011 Tentang
pedoman Autentikasi Arsip Elektronik.
Dasar hukum di atas selaras dengan perkembangan dunia teknologi saat ini, oleh
karena itu perlunya digitalisasi dalam pengarsipan dokumen-dokumen agar tidak
tercecer.

C. Analisa Isu
1. Penetapan Kriteria Issue
Analisis isu dilakukan untuk menetapkan kriteria dan kualitas isu. Dari ketujuh isu di
atas, analisis isu dilakukan dengan menggunakan alat analisis AKPK (Aktual,
Kekhalayakan, Problematika dan Kelayakan). Alat analisis AKPK digunakan untuk
menentukan kriteria isu. Penilaian isu menggunakan alat analisis AKPK menggunakan
bobot penilaian sebagai berikut:
Bobot Keterangan
5 Sangat kuat pengaruhnya
4 Kuat pengaruhnya
3 Sedang pengaruhnya
2 Kurang pengaruhnya
1 Sangat kurang pengaruhnya

A K P K
No Masalah Jumlah
(1-5) (1-5) (1-5) (1-5)

Pelayanan Pendaftaran Nikah di


KUA masih Manual atau belum
1 menggunakan Aplikasi SIMKAH 5 5 5 4 19
Web (Sistem Informasi Manajemen
Nikah).

Sebagian Pegawai ASN Lingkup


Seksi Bimas Islam Kantor
2 Kementerian Agama Kab. Nagekeo 4 5 4 4 17
belum melakukan penginputan data
di Aplikasi Simpeg 5.
Lambatnya pengimputan data
3 Tanah Wakaf di aplikasi SIWAK 4 4 4 3 15
(Sistem Informasi Wakaf).

Manajemen pengelolaan dokumen


dan pengarsipan di Seksi Bimas
4 Islam Kantor Kementerian Agama 5 4 4 5 18

Kab. Nagekeo yang belum


terdigitalisasi.
2. Penetapan Isu
Isu-Isu di atas diidentifikasi dengan menggunakan metode USG (Urgency, Seriousness
& Growth) yang umum digunakan untuk mencari isu yang menjadi prioritas untuk
diselesaikan. Metode USG menilai suatu isu berdasar 3 parameter yaitu urgensi,
keseriusan dan perkembangan isu yang akan dijelaskan sebagai berikut:
a) Urgency merupakan parameter penilaian seberapa mendesak isu tersebut harus
dibahas, dianalisis dan ditindaklanjuti dikaitkan dengan waktu yang tersedia serta
seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk memecahkan masalah yang
menyebabkan isu.
b) Seriousness merupakan parameter seberapa serius isu tersebut perlu dibahas
dikaitkan dengan akibat yang timbul dengan penundaan pemecahan masalah yang
menimbulkan isu tersebut atau akibat yang menimbulkan masalah-masalah lain kalau
masalah penyebab isu tidak dipecahkan.
c) Growth menilai seberapa kemungkinan-kemungkinan isu yang ada menjadi
berkembang dikaitkan kemungkinan masalah penyebab isu akan makin memburuk
kalau dibiarkan.

Parameter penilaian metode USG yaitu skor 1 sebagai yang terendah hingga skor 5
sebagai yang tertinggi atau terparah untuk kemudian ketiga paramaeter tersebut
dijumlahkan dan diambil isu yang memiliki nilai total terbesar atau terparah sebagai core
Issue.

Table 2.1

Analisa Keseluruhan Isu dengan Metode USG

U S G
No Isu Jumlah
Urgency Seriousness Growth
Pelayanan Pendaftaran
Nikah di KUA masih Manual
atau belum menggunakan
1 5 5 5 15
Aplikasi SIMKAH Web
(Sistem Informasi
Manajemen Nikah).
Sebagian Pegawai ASN
Lingkup Seksi Bimas Islam
Kantor Kementerian Agama
2 5 4 3 12
Kab. Nagekeo belum
melakukan penginputan
data di Aplikasi Simpeg 5.
Lambatnya pengimputan
data Tanah Wakaf di
3 4 4 3 11
aplikasi SIWAK (Sistem
Informasi Wakaf).

Manajemen pengelolaan
dokumen dan pengarsipan

4 di Seksi Bimas Islam Kantor 5 5 4 14


Kementerian Agama Kab.
Nagekeo yang belum
terdigitalisasi.

Berdasarkan table 2.1 di atas bahwa penilaian isu menggunakan metode USG didapatkan
satu isu dengan nilai Urgency, Seriousness, Growth yang tertinggi yaitu mengenai
Pelayanan Pendaftaran Nikah di KUA masih Manual atau belum menggunakan Aplikasi
SIMKAH Web (Sistem Informasi Manajemen Nikah) dengan mendaptkan nilai 15.

D. Argumentasi Terhadap Core Issue Terpilih

Setelah menetapkan isu yang akan diangkat, langkah selanjutnya adalah menganalisis
penyebab isu tersebut muncul. Terdapat banyak metode untuk mengetahui akar dari
sebuah masalah, yang salah satunya adalah Metode Analisis Fishbone (5 S):
Gambar 2.2

Surrounding System (sitem)


(Lingkungan)
Tidak adanya Safety (Keamanan)
Belum adanya
Inovasi untuk
pengawasan dan
pembinaan yang
Mutu layanan digital di
KUA masih rendah.
akibat
melaukan optimal di manajemen Pelayanan
perubahan sesuai pelayanan pendaftaran Pendaftaran Nikah di
perkembangan nikah di KUA KUA masih Manual
teknologi dan atau belum
informasi menggunakan
Skill (keterampilan) Supplier (Pemasok) Aplikasi SIMKAH
(Sistem Informasi
1. SDM terkait Aplikasi Simkah 1. Fasilitas yang belum Manajemen Nikah).
belum Maksimal memadai

2. Operator KUA belum 2. belum di lakukan


maskimal dalam dunia digital pengadaan fasilitas
penunjang.

Adapun masalah-masalah yang harus di selesaikan dalam pelaksanaan aktualisasi :

Tabel : 2.2

No Masalah Kegiatan Aktualisasi


1 3 4
Surrounding (Lingkungan) Melakukan koordinasi dengan Kepala
Belum adanya Inovasi untuk Kantor dan kepala Seksi Bimas Islam
1
melaukan perubahan sesuai untuk melakukan Inovasi baru dalam
perkembangan pelayanan pendaftaran Nikah.
System (sitem) Melakukan koordinasi dengan Kepala
Tidak adanya pengawasan dan Kantor dan kepala Seksi Bimas Islam
2 pembinaan yang optimal di untuk melakukan pengasawan atau
manajemen pelayanan pendaftaran suprvisi terkait dengan pelayanan
pendaftaran nikah di KUA.
Safety (Keamanan) Melakukan koordinasi dengan Kepala
3
Mutu layanan digital di KUA masih Kantor, kepala Seksi Bimas Islam dan
rendah Kepala KUA Kecamatan untuk
meningkatkan Mutu layanan dengan
mengunakan Aplikasi Simkah dalam
pelayanan Pendaftaran Nikah.
Skill (keterampilan) Melakukan Bimbingan Teknis tentang
SDM terkait Aplikasi Simkah belum metode Penggunaan Aplikasi Simkah
4 Maksimal dan Operator KUA belum Web dengan para operator KUA
maskimal dalam dunia digital Kecamatan.

Supplier (Pemasok) Melakukan koordinasi dengan Kepala


Fasilitas yang belum memadai Kantor dan kepala Seksi Bimas Islam
5 untuk mengadakan Fasilitas Fasilitas
Pendukung dalam hal pelayanan
pendaftaran nikah di KUA.

Dari hasil Argumentasi Terhadap Core Issue Terpilih di atas, penulis menyimpulkan bahwa
judulnya adalah : “Optimalisasi Pelayanan Pendaftaran Nikah mengunakan Aplikasi
Simkah Web di KUA Kecamatan Se-Kab. Nagekeo NTT”

E. Nilai-nilai BerAKHLAK

Core values BerAKHLAK dilatarbelakangi oleh adanya penerjemahan yang berbeda-beda


terhadap nilai-nilai dasar serta kode etik dan kode perilaku ASN yang tertuang dalam UU
No. 5/2014 tentang ASN sehingga perlu ditetapkan satu Core values ASN untuk mensarikan
nilai-nilai dasar ASN ke dalam satu kesamaan persepsi yang lebih mudah dipahami dan
diterapkan oleh seluruh ASN. BerAKHLAK merupakan akronim dari Berorientasi
Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif..
Core Values ASN menjadi titik tonggak penguatan budaya kerja, yang tidak hanya dilakukan
pada ASN tingkat pusat namun juga pada tingkat daerah, sebagaimana pesan Presiden
Joko Widodo “ASN yang bertugas sebagai pegawai pusat maupun pegawai daerah harus
mempunyai core values yang sama.” BerAKHLAK terdiri atas komponen:
1. Berorientasi Pelayanan
Dengan nilai ini seorang ASN dituntut memahami dan memenuhi kebutuhan
masyarakat. Selalu bersikap ramah kepada siapa saja, terutama kepada masyarakat.
Dapat diandalkan serta cekatan dan dapat memberikan solusi atas masalah-masalah
yang ada di masyarakat.
2. Akuntabel
Akuntabel dapat dipahami sebagai sikap jujur dan bertanggungjawab, memiliki disiplin
dan berintegritas yang tinggi dalam setiap pelaksanaan tugas. Berkaitan dengan hal ini
dalam tugas-tugas kedinasan, ASN dituntut untuk menggunakan kekayaan dan barang
milik negara secara bertanggungjawab, efektif dan efisien.
3. Kompeten
Untuk menjalan tugas dan fungsinya peningkatan kompetensi sangat penting
dilakukannya, dengan kompetensi yang semakin baik memungkinkan bagi ASN untuk
dapat memberikan pelayanan yang terbaik juga sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya.
4. Harmonis
Penting bagi setiap ASN untuk dapat menciptakan dan membangun lingkungan kerja
yang kondusif dan harmonis. Kenyamanan dan keharmonisan lingkungan kerja
mendorong atau memotivasi ASN untuk lebih produktif dalam bekerja.
5. Loyal
Dengan nilai dasar ini ASN harus dapat menjaga nama baik sesama ASN, nama baik
pimpinan, nama baik instansi dan tentu saja harus selalu dapat menjaga nama baik
negara. Konsekuensi logis dari adanya loyalitas dan kesetiaan adalah setiap ASN
harus selalu menjaga rahasia jabatan dan negara.
6. Adaptif
Nilai dasar adaptif dapat dilakukan dengan terus menerus berinovasi dengan
mengembangkan kreativitas. Setiap pegawai juga harus selalu bertindak proaktif dan
tidak hanya berpangku tangan namun harus responsif dengan berbagai masalah yang
berkembang serta mampu menjadi bagian dari solusi dalam menyelesaikan berbagai
persoalan yang dihadapi organisasi.
7. Kolaboratif
Dengan nilai dasar ini dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya diharapkan ASN
mampu berkolaborasi dengan berbagai unsur baik dalam organisasi maupun diluar
organisasi. Keterbukaan dalam bekerja sama, dan mencari solusi bersama akan dapat
menghasilkan nilai tambah, dan mempercepat mencapai tujuan bersama.

Anda mungkin juga menyukai