PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Untuk melaksanakan cita-cita bangsa dan mencapai tujuan Bangsa Indonesia, Aparatur
Sipil Negara (ASN) memiliki peranan penting sehingga pelaksanaan fungsi dan tugas
Aparatur Sipil Negara (ASN) diatur dalam UU No.5 tahun 2014 yaitu sebagai pelaksana
kebijakan publik, pelayan publik dan perekat dan pemersatu bangsa. Begitupula dengan
peran ASN sebagai perencana, pelaksana, dan pengawas penyelenggaraan tugas umum
pemerintahan dan pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan
publik yang profesional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi,
dan nepotisme.
Berdasarkan Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 dan UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatus Sipil Negara (ASN) memutuskan
peraturan pemerintahan tentang manajemen pegawai negeri sipil. Berdasarkan Peraturan
Kepala LAN-RI Nomor 38 Tahun 2014 serta Peraturan Pemerintah (PP) No. 11 Tahun 2017
tentang Manajemen PNS mengamanatkan CPNS diwajibkan melaksanakan Diklat
Prajabatan pola baru (Latsar), peserta latsar diharapkan mampu menginternalisasikan nilai-
nilai dasar profesi PNS dengan cara melaksanakankegiatan penerapan dan aktualisasi pada
tempat tugas serta dapat merasakan manfaatnya secara langsung. Nilai-nilai dasar tersebut
diantaranya adalah yaitu Wawasan Kebangsaan, mengalisa isu-isu kontemporer, Sikap Bela
Negara Serta menjadi ASN yang BerAkhlak (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten,
Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif) serta SMART ASN. Setiap ASN yang mengikuti
Diklat Prajabatan pola baru (Latsar) diwajibkan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN
sebagai tolak ukur peserta untuk diangkat menjadi PNS. Oleh karena itu, peserta diklat
prajabatan menyusun rancangan aktualisasi yang berisi nilai-nilai dasar ASN yang
selanjutnya akan diaktualisasikan pada tempat kerja masing-masing.
Lembaga Administrasi Negara (LAN) selaku instansi yang memiliki kewenangan dalam
hal penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan kompetensi manajerial Pegawai ASN telah
mengeluarkan produk hukum tentang pedoman penyelenggaraan pelatihan dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil. Produk hukum tersebut yaitu peraturan kepala Lembaga Administrasi
Negara No. 12 Tahun 2018. Penyelenggaraan pelatihan ini dilaksanakan dalam bentuk
kegiatan latihan dasar (Latsar) CPNS. Kegiatan latihan dasar CPNS ini memiliki tujuan untuk
menanamkan beberapa nilai dasar yang harus dimiliki para CPNS sebagai Aparatur Sipil
Negara yaitu Wawasan Kebangsaan, mengalisa isu-isu kontemporer, Sikap Bela Negara
Serta menjadi ASN yang BerAkhlak (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten,
Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif) serta SMART ASN.
B. Tujuan
a) Membentuk ASN yang Mampu mengaktualisasikan nilai-nilai Wawasan Kebangsaan,
mengalisa isu-isu konteporer, Sikap Bela Negara Serta menjadi ASN BerAkhlak (
Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif)
dan SMART ASN.
b) Membentuk ASN yang mampu Menajaga Kode Etik dan Kode Prilaku ASN dengan baik.
c) Membentuk seorang ASN yang mempu mengidentifikasi isu-isu yang terjadi di tempat
kerja masing-masing.
d) Meningkatkan Kreatifitas ASN dalam menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi di
unit kerja masing-masing.
C. Manfaat
a) Meningkatkan pemahaman penulis serta mampu untuk mengimplementasikan nilai-nilai
Wawasan Kebangsaan, mengalisa isu-isu kontemporer, Sikap Bela Negara dan menjadi
ASN BerAkhlak ( Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal,
Adaptif dan Kolaboratif ) juga SMART ASN sebagai landasan dalam menjalankan tugas
dan fungsinya.
b) Membetuk krakter seorang ASN yang mampu menghadapi perubahan-perubahan yang
terjadi di unit kerja masing-masing.
c) Menyelesaikan isu-isu yang terjadi di unit kerja Kantor Kementerian Agama Kab.
Nagekeo NTT.
d) Terciptanya net working atau kerja sama yang baik antar unit kerja dalam meningkatkan
pelayanan.
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup dalam pelaksanaan aktualisasi ini adalah:
a) Penerapan nilai-nilai nilai-nilai Wawasan Kebangsaan, mengalisa isu-isu konteporer,
Sikap Bela Negara Serta menjadi ASN BerAkhlak ( Berorientasi Pelayanan, Akuntabel,
Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif) serta SMART ASN di Kantor
Kementerian Agama Kabupaten Nagekeo NTT.
b) Aktualisasi ini di susun dalam rangka menganalisa isu-isu yang terjadi di lingkungan
kerja Kantor Kementerian Agama Kab. Nagekeo NTT.
c) Kegiatan yang dilaksanakan pada rancangan aktualisasi ini adalah kegiatan yang telah
direncanakan dalam rancangan aktualisasi dan tidak menutup kemungkinan kegiatan
tersebut akan bertambah karena adanya perintah dari pimpinan dan kegiatan yang
berasal dari inisiatif penulis.
A. Deskripsi Organisasi
a) Sejarah Singkat Kantor Kementerian Agama Kab. Nagekeo
Kabupaten Nagekeo terletak di antara 8º26΄00΄ – 8º64΄40″ Lintang Selatan dan
121º6΄20″ – 121º32΄00″. Luas wilayah Kabupaten Nagekeo 1.416,96 km². Utara
berbatasan dengan Laut Flores, Selatan dengan Laut Sawu, Barat dengan Kabupaten
Ngada dan Timur dengan Kabupaten Ende. Kabupaten Nagekeo merupakan
Kabupaten baru sebagai pemekaran dari Kabupaten Ngada, yang diresmikan pada
tanggal 22 Mei 2007, melalui Undang – undang Nomor 2 tahun 2007. Pemerintahan
dan komunitas Nagekeo sudah ada sejak masa Pemerintahan Hindia Belanda sekitar
tahun 1909. Kabupaten Nagekeo memiliki 7 Kecamatan (Aesesa, Boawae,
Mauponggo, Keo Tengah, Nangaroro, Wolowae dan Aesesa Selatan).
Pada tahun 2010 Kantor Kemenag Kabupaten Nagekeo NTT resmi definitif yang
sebelumya masih bergabung dengan Kementerian Agama Kabupaten Ngada, dengan
terbitnya PMA No. 4 Tahun 2010 tertanggal 25 Maret 2010. Saat itu Kantor
Kementerian Agama Kabupaten Nagekeo NTT sementara menempati Rumah Bapak
DRS. Muh. Lutfi Daeng Maro di Kelurahan Mbay I Kec, Aesesa Kab. Nagekeo selama
4 Tahun, kemudian berpindah ke Kantor Kementerian Agama Kab. Nagekeo NTT
sampai sekarang.
b) Visi dan Misi
Visi
“Kementerian Agama yang profesional dan andal dalam membangun masyarakat yang
saleh, moderat, cerdas dan unggul untuk mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat,
mandiri, dan berkepribadian berdasarkan gotong royong”
Misi
d) Struktur Organisasi
Gambar 1.1 : Struktur Organisasi Kantor Kementerian Agama Kab. Nagekeo NTT
KEPALA KANTOR
MARIANUS KEO, S.FIL.M.ED
NIP : 196905222000031008
KASI PENDIS & BIMAS ISLAM KASI URAKAT KASI PENKAT PENYELENGGARA HAJI & UMROH
ABDURAHMAN KARENGGA, S.PD FRANSISCUS DEU, S.AG PETRUS HARO, S.AG H. IRJAN ISHAK, S.PD.I
NIP : 197007262003121001 NIP : 197006081999031003 NIP : 196504042000121007 NIP : 197708272006041017
JFU. PENDIS & BIMAS JFU. URAKAT JFU. PENKAT JFU. HAJI & UMROH
JFU. SEKRETARIAT
B. Deskripsi Isu
Deskripsi isu menjadi tahap pertama mengamati Manajemen Pelayanan yang ada dan
terpantau selama mengikuti kegiatan Latsar di lingkungan kerja. Isu yang diamati selama
kegiatan Latsar di Kantor Kementerian Agama Kab. Nagekeo adalah sebagai berikut:
1) Pelayanan Pendaftaran Nikah di KUA masih Manual atau belum menggunakan
Aplikasi SIMKAH Web (Sistem Informasi Manajemen Nikah).
Aplikasi Simkah Web Merupakan Salah satu aplikasi di Bimas Islam yang secara
Khusus di gunakan untuk melakukan pelayanan pendafran nikah secara online, sesuai
dengan Keputusan Menteri Agama Nomor 892 Tahun 2019 tentang Pemberlakuan
Sistem Informasi Manajemen Nikah Berbasis Website pada Kantor Urusan Agama
Kecamatan. Namun sampai saat ini KUA Kecamatan di Lingkup Kantor Kementerian
Agama Kab. Nagekeo Belum menggunakannya.
2) Sebagian Pegawai ASN Lingkup Seksi Bimas Islam Kantor Kementerian Agama Kab.
Nagekeo belum melakukan penginputan data di Aplikasi Simpeg 5.
Aplikasi Simpeg 5 adalah aplikasi yang di gurakan untuk merekap data PNS di Lingkup
Kantor Kementerian Agama, hal ini sesuai dengan Surat Edaran Sekretaris Jenderal
Kementerian Agama Tentang Pemuktakhiran Data PNS Secara Mandiri Pada Simpeg
5.0,
3) Lambatnya pengimputan data Tanah Wakaf di aplikasi SIWAK (Sistem Informasi
Wakaf).
Aplikasi SIWAK merupakan bagian dari Aplikasi di Bimas Islam yang secara khusus di
gunakan untuk merekap data-data tanah wakaf di lingkup Kantor Kementerian Agama.
Sesuai dengan Peraturan Undang-Undang No 41 Tahun 2004 dan Peraturan
Pemerintah Nomor 42 Tahun 2006 tentang wakaf di Indonesia.
4) Manajemen pengelolaan dokumen dan pengarsipan di Seksi Bimas Islam Kantor
Kementerian Agama Kab. Nagekeo yang belum terdigitalisasi.
Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2011 Tentang
pedoman Autentikasi Arsip Elektronik.
Dasar hukum di atas selaras dengan perkembangan dunia teknologi saat ini, oleh
karena itu perlunya digitalisasi dalam pengarsipan dokumen-dokumen agar tidak
tercecer.
C. Analisa Isu
1. Penetapan Kriteria Issue
Analisis isu dilakukan untuk menetapkan kriteria dan kualitas isu. Dari ketujuh isu di
atas, analisis isu dilakukan dengan menggunakan alat analisis AKPK (Aktual,
Kekhalayakan, Problematika dan Kelayakan). Alat analisis AKPK digunakan untuk
menentukan kriteria isu. Penilaian isu menggunakan alat analisis AKPK menggunakan
bobot penilaian sebagai berikut:
Bobot Keterangan
5 Sangat kuat pengaruhnya
4 Kuat pengaruhnya
3 Sedang pengaruhnya
2 Kurang pengaruhnya
1 Sangat kurang pengaruhnya
A K P K
No Masalah Jumlah
(1-5) (1-5) (1-5) (1-5)
Parameter penilaian metode USG yaitu skor 1 sebagai yang terendah hingga skor 5
sebagai yang tertinggi atau terparah untuk kemudian ketiga paramaeter tersebut
dijumlahkan dan diambil isu yang memiliki nilai total terbesar atau terparah sebagai core
Issue.
Table 2.1
U S G
No Isu Jumlah
Urgency Seriousness Growth
Pelayanan Pendaftaran
Nikah di KUA masih Manual
atau belum menggunakan
1 5 5 5 15
Aplikasi SIMKAH Web
(Sistem Informasi
Manajemen Nikah).
Sebagian Pegawai ASN
Lingkup Seksi Bimas Islam
Kantor Kementerian Agama
2 5 4 3 12
Kab. Nagekeo belum
melakukan penginputan
data di Aplikasi Simpeg 5.
Lambatnya pengimputan
data Tanah Wakaf di
3 4 4 3 11
aplikasi SIWAK (Sistem
Informasi Wakaf).
Manajemen pengelolaan
dokumen dan pengarsipan
Berdasarkan table 2.1 di atas bahwa penilaian isu menggunakan metode USG didapatkan
satu isu dengan nilai Urgency, Seriousness, Growth yang tertinggi yaitu mengenai
Pelayanan Pendaftaran Nikah di KUA masih Manual atau belum menggunakan Aplikasi
SIMKAH Web (Sistem Informasi Manajemen Nikah) dengan mendaptkan nilai 15.
Setelah menetapkan isu yang akan diangkat, langkah selanjutnya adalah menganalisis
penyebab isu tersebut muncul. Terdapat banyak metode untuk mengetahui akar dari
sebuah masalah, yang salah satunya adalah Metode Analisis Fishbone (5 S):
Gambar 2.2
Tabel : 2.2
Dari hasil Argumentasi Terhadap Core Issue Terpilih di atas, penulis menyimpulkan bahwa
judulnya adalah : “Optimalisasi Pelayanan Pendaftaran Nikah mengunakan Aplikasi
Simkah Web di KUA Kecamatan Se-Kab. Nagekeo NTT”
E. Nilai-nilai BerAKHLAK