Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Tulang Bawang Barat


adalah unsur penyelenggara pemerintahan daerah di Kabupaten Tulang
Bawang Barat yang dibentuk pertama kali berdasarkan Peraturan Daerah
Kabupaten Tulang Bawang Barat Nomor 6 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Tulang Bawang
Barat, selanjutnya diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Tulang
Bawang Barat Nomor 4 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Peraturan
Daerah Nomor 6 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat
Daerah Kabupaten Tulang Bawang Barat, terakhir diatur dalam Peraturan
Daerah Kabupaten Tulang Bawang Barat Nomor 14 Tahun 2022 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah.

Dinas Perpustakaan dan Kearsipan mempunyai tugas pokok


membantu Bupati dalam menyelenggarakan pengembangan,
pendayagunaan, pembinaan semua jenis perpustakaan sesuai dengan
kewenangannya dalam rangka pelestarian hasil budaya, menyelenggarakan
pelayanan informasi ilmu pengetahuan, teknologi dan kebudayaan,
menyelenggarakan perpustakaan umum daerah yang koleksinya
mendukung pelestarian hasil budaya daerah masing-masing dan
memfasilitasi terwujudnya masyarakat pembelajaran sepanjang hayat, serta
melaksanakan urusan kearsipan di lingkungan Kabupaten Tulang Bawang
Barat, sebagaimana diatur dalam Peraturan Bupati Tulang Bawang Barat
Nomor 34 tahun 2022 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan
Fungsi serta Tata Kerja Perangkat Daerah. Selain melaksanakan urusan
dibidang Perpustakaan, Dinas juga melaksanakan urusan dibidang
Kearsipan.
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan,
mengamanatkan bahwa Arsip Daerah Kabupaten adalah lembaga  kearsipan
berbentuk Perangkat Daerah (PD) yang memiliki tugas melaksanakan
pembinaan kearsipan terhadap pencipta arsip pemerintah daerah
kabupaten. Pemerintah Daerah harus tanggap dan berperan secara aktif
terhadap  informasi yang terekam dalam bentuk tekstual maupun non
tekstual yang berkaitan dengan tugas pokok pemerintah daerah sehingga
infomasi atau arsip tersebut mendukung gerak langkah jalannya
pemerintahan. Dengan demikian jelas, bahwa Lembaga Kearsipan daerah
bertanggung jawab atas penyelenggaraan kearsipan di daerah meliputi
keseluruhan kegiatan kebijakan, pembinaan kearsipan, dan pengelolaan
arsip dalam suatu sistem kearsipan nasional yang didukung oleh sumber
daya manusia, prasarana dan sarana, serta sumber daya lainnya.

Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah unsur utama sumber daya


manusia aparatur negara yang mempunyai peranan penting dalam
menentukan keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan. Oleh karena itu tidak dapat dipungkiri bahwa faktor
manusia menjadi modal utama yang perlu diperhatikan dalam
pemerintahan. Keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuan
ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia. Sumber daya manusia
merupakan suatu aspek yang sangat penting bagi keberlangsungan hidup
dan perkembangan organisasi. Sumber daya manusia berguna dalam
penguasaan teknologi, penggunaan modal, pengaturan dana, dan dalam
menghasilkan produk yang berkualitas. Sumber daya manusia yang
berkualitas adalah sumber daya manusia yang memiliki pengetahuan,
keterampilan dan sikap yang baik dalam bekerja.

Pegawai diharapkan selalu menambah pengetahuan, keterampilan


dan sikap agar lebih baik sesuai dengan tuntutan zaman serta dapat
meningkatkan kinerjanya di dalam organisasi. Pegawai Negeri Sipil (PNS)
sebagai unsur aparatur negara harus memberikan pelayanan kepada
masyarakat secara profesional. Ciri-ciri profesional adalah memiliki
wawasan yang luas dan dapat memandang masa depan, memiliki
kompetensi di bidangnya, memiliki jiwa berkompetisi/bersaing secara jujur
dan sportif, serta menjunjung tinggi etika profesi.

Kompetensi dan etika profesi adalah prasyarat dasar dari


profesionalisme yang harus ditetapkan sebagai landasan dasar dalam
rangka pembangunan profesionalisme Pegawai Negeri Sipil (PNS). Oleh
karena itu untuk membentuk Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang profesional
perlu ditetapkan standar kompetensi jabatan dan kode etik Pegawai Negeri
Sipil (PNS). Kompetensi adalah kemampuan dan karakteristik yang dimiliki
oleh seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) berupa pengetahuan, keterampilan,
dan sikap yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas jabatannya, sehingga
Pegawai Negeri Sipil (PNS) tersebut dapat melaksanakan tugasnya secara
profesional, efektif, dan efisien.

Standar kompetensi adalah persyaratan kompetensi minimal yang


harus dimiliki seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) dalam pelaksanaan tugas
organisasi. Kode etik Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah kewajiban, tanggung
jawab, tingkah laku, dan perbuatan sesuai dengan nilainilai hakiki
profesinya yang dikaitkan dengan nilai-nilai yang hidup dan berkembang di
masyarakat serta pandangan hidup Bangsa dan Negara Indonesia.
Kompetensi pegawai yang tidak memenuhi standar kompetensi menjadi
penyebab kinerja Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang buruk dan kurang
maksimal dalam melakukan pelayanan publik.

Kinerja ialah hasil kerja baik secara kualitas maupun kuantitas yang
dicapai seorang pegawai dalam melakukan tugas dan tanggung jawab serta
apa yang dilakukan pegawai sehingga mempengaruhi seberapa banyak
kontribusi mereka kepada instansi atau organisasi termasuk kualitas
pelayanan yang diberikan. Faktor-faktor yang digunakan untuk
meningkatkan kinerja pegawai diantaranya kemampuan individual
(pengetahuan, keterampilan dan sikap), usaha yang dilakukan, dan
dukungan secara organisasi. Kinerja pegawai merupakan hasil olah pikir
dan tenaga dari seorang pegawai terhadap pekerjaan yang dilakukan dapat
berwujud, dilihat, dihitung jumlahnya. Tetapi dalam banyak hal hasil olah
pikir dan tenaga tidak dapat dihitung dan dilihat misalnya seperti ide-ide
dan inovasi dari pegawai dalam rangka meningkatkan kemajuan instansi
pemerintahan. Peningkatan kualitas pegawai tersebut dapat dilakukan
melalui pendidikan dan pelatihan. Pendidikan dan pelatihan merupakan
bagian tidak terpisahkan dari usaha pembinaan Pegawai Negeri Sipil (PNS)
secara menyeluruh.

Kelancaran penyelenggaraan tugas pemerintahan, terutama pada


penyelenggaraan pelayanan publik kepada masyarakat sangat tergantung
pada kualitas dan kesempurnaan SDM Aparatur atau Pegawai Negeri Sipil
(PNS) yang tercermin pada keterampilan, kemampuan, pengetahuan, dan
sikap perilaku disiplin. Hal tersebut mempunyai implikasi kuat untuk
mendukung keberhasilan dalam pencapaian tujuan-tujuan yang
direncanakan organisasi.

Selain Sumber daya manusia, pencapaian target kinerja juga wajib


didukung oleh tersedianya sarana prasarana yang memadai, memiliki arti
yang sama dengan fasilitas yang dapat mempermudah upaya dan
memperlancar kerja dalam rangka mencapai suatu tujuan. Fasilitas adalah
sarana dan prasarana untuk memperlancar dan memberikan kemudahan
suatu pekerjaan, dapat berupa benda-benda maupun uang.

Suatu kantor dalam melakukan pekerjaan kantor membutuhkan


dukungan sarana dan prasarana kantor yang memadai, agar tujuan
pelaksanaan pekerjaan kantor dapat tercapai dengan optimal. Kantor yang
baik tentunya memiliki sarana dan prasarana yang menunjang pelaksanaan
kerja yang optimal. Siagian Sondang P. (1992) menyatakan bahwa
“Pengelolaan sarana dan prasarana kantor adalah kegiatan operasional yang
terlaksana dengan lancar, efisien, efektif, dibutuhkan sarana tertentu yang
harus tersedia dalam jumlah yang tepat, mutu yang dapat diandalkan jenis
yang sesuai dengan kebutuhan serta tersedia pada waktu yang tepat”.

2. Landasan Hukum

a. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan


Pembangunan Nasional;
b. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan;
c. Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2008 tentang Pembentukan
Kabupaten Tulang Bawang Barat di Provinsi Lampung;
d. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan;
e. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara;
f. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah;
g. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi
Pemerintahan;
h. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan;
i. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan;
j. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 78 Tahun 2012 tentang Tata
Kearsipan di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintah
Daerah;
k. Peraturan Daerah Kabupaten Tulang Bawang Barat Nomor 1 Tahun
2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
(RPJPD) Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2005-2025;
l. Peraturan Daerah Kabupaten Tulang Bawang Barat Nomor 14 Tahun
2022 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah;
m. Peraturan Bupati Tulang Bawang Barat Nomor 26 Tahun 2022
tentang Rencana Pembangunan Daerah 2023 – 2026;
n. Peraturan Bupati Tulang Bawang Barat Nomor 34 tahun 2022
tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta
Tata Kerja Perangkat Daerah.

3. Maksud dan Tujuan

Maksud disusunnya makalah ini adalah untuk memberikan gambaran


terkait kondisi faktual dan gambaran seharusnya Dinas Perpustakaan
dan Kearsipan Kabupaten Tulang Bawang Barat, mencakup Rencana
Strategis dan Kinerja Perangkat Daerah serta tantangan dan peluang
pengembangan kinerja pelayanan serta akuntabilitas jabatan pejabat
administrator.

Tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk :

a. Untuk mengetahui Sasaran strategis, upaya pencapaian tujuan, serta


capaian kinerja perangkat daerah pada Dinas Perpustakaan dan
Kearsipan Kabupaten Tulang Bawang Barat;
b. Untuk mengetahui Permasalahan dan strategi pemecahan masalah
dalam rangka pencapaian kinerja pejabat Administrator bidang
Kearsipan;
c. Sebagai bahan evaluasi Akuntabilitas Jabatan Pejabat Administrator
pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Tulang Bawang
Barat.

4. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan pada makalah ini terdiri dari lima bab, dengan
rincian sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan, terdiri dari: latar belakang, landasan hukum,


maksud dan tujuan serta sistematika penulisan
Bab II Gambaran Pelayanan, berisi tentang Tugas, fungsi dan
struktur perangkat daerah, sumber daya, imdikator kinerja
makro, indicator kinerja urusan bidang/perangkat daerah
serta tantangan dan peluang pengembangan pelayanan
Bab III Permasalahan dan Isu Strategis, berisi tentang
identifikasi
permasalahan, telaah atas Rencana Pembangunan Daerah
(RPD) tahun 2023-2026, telaah Rencana Strategis (Renstra)
Perangkat Daerah, telaah Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) serta
penentuan isu-isu strategis.
Bab IV Rencana Program dan Kegiatan, pada bab ini berisi
gambaran
cascading program dan kegiatan yang berkaitan dengan tugas
dalam rangka mendukung pencapaian program prioritas guna
mendukung indikator kinerja perangkat daerah.
Bab V Penutup, berisi kesimpulan dan saran.
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN

1. Tugas, Fungsi dan Struktur Perangkat Daerah

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Tulang Bawang Barat


Nomor 6 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah
Kabupaten Tulang Bawang Barat, terbentuklah Dinas Perpustakaan dan
Kearsipan Kabupaten Tulang Bawang Barat yang merupakan unsur
penyelenggara pemerintahan daerah di Kabupaten Tulang Bawang Barat,
selanjutnya diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Tulang Bawang
Barat Nomor 4 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah
Nomor 6 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah
Kabupaten Tulang Bawang Barat, terakhir diatur dalam Peraturan Daerah
Kabupaten Tulang Bawang Barat Nomor 14 Tahun 2022 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah.

Dinas Perpustakaan Dan Kearsipan Kabupaten Tulang Bawang Barat


mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam menyelenggarakan
pengembangan, pendayagunaan, pembinaan semua jenis perpustakaan
sesuai dengan kewenangannya dalam rangka pelestarian hasil budaya,
menyelenggarakan pelayanan informasi ilmu pengetahuan, teknologi dan
kebudayaan, menyelenggarakan perpustakaan umum daerah yang
koleksinya mendukung pelestarian hasil budaya daerah masing-masing dan
memfasilitasi terwujudnya masyarakat pembelajaran sepanjang hayat, serta
melaksanakan urusan kearsipan di lingkungan Kabupaten Tulang Bawang
Barat.

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Dinas


Perpustakaan Dan Kearsipan Kabupaten Tulang Bawang Barat mempunyai
fungsi:
a. perumusan kebijakan Kabupaten dibidang pengembangan, pembinaan
dan pendayagunaan perpustakaan dan Kearsipan;
b. penyusunan rencana dan program Kabupaten dibidang pengembangan,
pembinaan dan pendayagunaan perpustakaan dan Kearsipan;
c. pelaksanaan kerja sama dibidang perpustakaan dan Arsip, dengan
lembaga lain;
d. pelaksanaan pembinaan perpustakaan yang pembinaannya menjadi
kewenangan Kabupaten (Perpustakaan Sekolah Menengah
Atas/Madrasah Aliyah dan Perpustakaan Khusus);
e. pelaksanaan pembinaan dan Pengawasan Kearsipan yang pembinaannya
menjadi kewenangan Kabupaten;
f. pelaksanaan seleksi, pengolahan, penyimpanan dan pelayanan bahan
perpustakaan sesuai dengan kepentingan pemustaka dengan
memperhatikan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi;
g. pelaksanaan pelayanan perpustakaan dan Jasa Kearsipan dilakukan
secara prima dan berorientasi bagi kepentingan pemustaka dan
pengguna jasa Kearsipan;
h. pengelolaan karya cetak dan karya rekam sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
i. pelaksanaan penyusunan naskah bibliografi daerah, katalog induk
daerah, accessions list, indeks, bibliografi subjek, abstrak dan
penyusunan literatur sekunder lainnya;
j. pelaksanaan jasa layanan koleksi, dokumentasi, bahan rujukan, naskah,
multimedia dan jaringan perpustakaan;
k. pelayanan publik di bidang perpustakaan dan Kearsipan;
l. pelaksanaan layanan perpustakaan keliling bagi Kecamatan dan Tiyuh
yang belum terjangkau oleh layanan perpustakaan menetap;
m. pelaksanaan pengembangan minat baca;
n. pelaksanaan pengelolaan dan pendayagunaan koleksi khas Kecamatan
dan Tiyuh (Karya Cetak Karya Rekam);
o. pelaksanaan pelestarian;
p. pengembangan Sumber Daya Perpustakaan;
q. pengembangan perpustakaan berbasis Teknologi Informasi Komunikasi;
r. pengelolaan perencanaan, kerjasama hukum, kepegawaian, keuangan,
evaluasi dan pelaporan, serta umum;
s. Pengembangan Sarana dan Prasarana seusai standar;
t. Kerjasama dan Jaringan Perpustakaan dan Kearsipan dan
Pengembangan Minat Gemar Membaca di masyarakat;
u. Penilaian dan Penetapan angka kredit Pustakawan/ Arsiparis pelaksana
sampai dengan Pustakawan/ Arspiran Penyedia dan pustakawan/
Arspiris Pertama sampai dengan pustakawan/ arsiparis muda;
v. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan tekhnis dan fungsional
Perpustakaan dan Kearsipan.
Susunan Organisasi Dinas terdiri dari :
a. Kepala dinas.
b. Sekretariat.
c. Bidang Pengembangan, Pengolahan Perpustakaan, dan
pembudayaan Kegemaran Membaca.
d. Bidang Pembinaan, Pengelolaan dan Pengawasan Kearsipan.
e. Bidang Deposit Pengembangan, Koleksi, Layanan, dan
Pelestarian.
f. Unit Pelaksana Teknis (UPT).
g. Kelompok Jabatan Fungsional.
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI
DINAS PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN
KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT

2. Sumber Daya

a. Sumber Daya Manusia


Jumlah pegawai yang ada pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan
saat ini sebanyak 17 orang pegawai negeri sipil. Data dan Komposisi
Pegawai Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Tulang Bawang
Barat sebagai berikut :
Tabel 1.1
Komposisi Pegawai Dinas Perpustakaan dan Kearsipan
Kabupaten Tulang Bawang Barat berdasarkan jabatan struktural
ESELON Pelaksana
NO OPD Fungsional Jumlah
II III IV IV III II I

Dinas
1 4 1 8 3 17
1 Perpustakaan dan
Kearsipan

Tabel 1.2
Komposisi Pegawai Dinas Perpustakaan dan Arsip Berdasarkan Pendidikan

PENDIDIKAN
NO OPD S2 SI D3 SMA SMP SD JUMLAH

Dinas
1 Perpustakaan dan 4 11 1 1 - - 17
Kearsipan

b. Sarana dan Prasarana


Adapun sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Dinas Perpustakaan
dan Kearsipan Kabupaten Tulang Bawang Barat dalam menunjang
kinerja penyelenggaraan tugas dan fungsi sebagai berikut :
1. Kendaraan operasional Dinas Roda 4 sebanyak 2 ( dua ) unit
2. Mobil Perputakaan Keliling sebanyak 2 ( dua ) unit
3. Lemari buku 5 buah
4. Filiing Cabinet 6 buah
5. Koleksi Buku sebanyak 638 buku

3.Indikator Kinerja

Indikator Kinerja Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten


Tulang Bawang Barat Tahun 2023 - 2026 tergambar sebagai berikut :

Tabel 1.4
Indikator Kinerja PD yang Mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPD
Target Capaian Setiap Tahun Kondisi
Kondisi
Kinerja
Kinerja
pada
NO Indikator awal
1 2 3 4 5 akhir
periode
periode
RPD
RP

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

URUSAN PERPUSTAKAAN

Literasi Masyarakat Meningkat


1 - Indeks Pembangunan Literasi 78,5 78,5 78,5 78,6 78,65 78,7
Masyarakat

Tingkat Kegemaran membaca


masyarakat Bertambah
2 67 67 67 68 69 70
- Nilai Tingkat Kegemaran Membaca
Masyarakat

Indeks Kepuasan Masyarakat ( IKM )


3 78,55 78,55 78,55 78,60 78,65 78,70 Baik
layanan perpustakaan

4 Jumlah judul buku 2000 2000 2000 2500 3000 3500 Baik

5 Jumlah Pemustaka perpustakaan 1.600 1.600 1.600 1.620 1.680 1.700 Baik

URUSAN KEARSIPAN

Terwujudnya revitalisasi arsip dan


aktualisasi
1 - Jumlah arsip terjaga dan arsip statis 2 2 2 4 5 6 Baik
sebagai warisan budaya yang
dipreservasi

Nilai Budaya dan Kearifan Lokal


2 - Jumlah pelayanan arsip sebagai 2 2 2 3 4 5
memori kolektif dan jati diri bangsa

Jumlah SKPD yang menerapkan arsip


2 10 10 10 24 30 34 Baik
secara baku

Jumlah arsip yang menjadi bahan


3 5 5 5 6 6 6 Baik
informasi

Indeks Kepuasan Masyarakat ( IKM )


5 78,25 78,25 78,25 78,30 78,35 78,40 Baik
layanan jasa kearsipan

4. Tantangan Dan Peluang Pengembangan Pelayanan

a. Tantangan Pengembangan Layanan Dinas Perpustakaan Dan Arsip


Daerah.

- Masih rendahnya pemahaman dan kesadaran masyarakat akan


peran dan fungsi arsip sebagai sarana informasi;
- Masih kurangnya kompetensi sumberdaya manusia pengelola
kearsipan sehingga, banyak arsip yang belum terkelola dengan
baik di unit-unit kerja serta Ketersediaan arsip dan dokumentasi
berbasis ekektronik/IT masih kurang memadai;
- Jumlah Fungsional arsiparis yang belum memenuhi kebutuhan.
- Belum adanya gedung untuk Depo Arsip dan kantor arsip sesuai
dengan standar berdasarkan Keputusan Kepala ANRI Nomor 03
Tahun 2000 tentang Standar Minimal Gedung dan Ruang
Penyimpanan Arsip in aktif dan Peraturan Kepala ANRI Nomor 31
Tahun 2015 tentang Pedoman Pembentukan Depo Arsip.
- Belum terwujudnya kesadaran penyelenggaraan arsip yang baik
dilingkungan pemerintahan daerah karena belum memahami arti
penting dan peran strategis arsip dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan semua aspek kehidupan masyarakat.
- Terbatasnya sumber daya manusia pengelola kearsipan berupa
fungsional Arsiparis dan atau fungsional umum pengelola arsip,
baik di Lembaga Kearsipan Daerah (Dinas Perpustakaan dan
Kearsipan) maupun di seluru Unit Pengelola Kearsipan (seluruh
OPD, Kecamatan,RSUD,BUMD dll);
- Masih Terbatasnya sarana kerja untuk pengelolaan arsip;
- Peningkatan IPM Kabupaten Tulang Bawang Barat;
- Pengembangan Sektor pendidikan dan SDM Kabupaten Tulang
Bawang Barat;
- Bencana alam menimbulkan tantangan baru dan sekaligus
menjadi hambatan yang sangat krusial dalam penyelamatan
dokumen.

b. Peluang Pengembangan Layanan Dinas Perpustakaan Dan Arsip


Daerah.

- Perkembangan jumlah penduduk Kabupaten Tulang Bawang


Barat, berdasarkan standar pelayanan dan pengelolaan yang ada,
memerlukan dukungan penyediaan sarana, prasarana serta
fasilitas pendukung terkait yang memadai, sesuai dengan kualitas
hidup, termasuk Perpustakaan dan Layanan Kearsipan;
- Jumlah orang yang melek huruf di Kabupaten Tulang Bawang
Barat dan angka partisipasi sekolah dari data-data yang ada
menunjukkan peningkatan. Kondisi ini memerlukan suatu
persiapan khusus terkait penyediaan sarana prasarana serta
fasilitas pendukung yang dibutuhkan, terutama dari sisi kualitas
SDM.
- Peningkatan jumlah ketersediaan informasi baik berupa
peningkatan jumlah penerbitan bahan perpustakaan tercetak
seperti buku, majalah, surat kabar, brosur dan lain-lain, bahan
terekam seperti CD/DVD maupun bahan yang tersedia secara
online dalam jaringan internet dapat dikumpulkan, diolah dan
disebarluaskan kepada masyarakat
- Tingginya kebutuhan masyarakat terhadap informasi di tengah
arus reformasi dan globalisasi, memberi peluang pada lembaga
perpustakaan dan kearsipan utuk mengumpulkan arsip dari OPD-
OPD serta membuka/membina perpustakaan yang tersebar di
seluruh pelosok Kabupaten Tulang Bawang Barat.
- Meningkatnya jumlah arsip baik dinamis maupun statis di setiap
OPD, Orpol, Ormas dan Lembaga Pendidikan memerlukan Layanan
Kearsipan yang Baik;
- Perkembangan Teknologi Informasi yang begitu pesat merupakan
peluang untuk Pengembangan Layanan Perpustakaan dan
Kearsipan Digital.

BAB III
PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS

1. Identifikasi Permasalahan

Berdasarkan hasil identifikasi Permasalahan yang ada di Dinas


Perpustakaan dan Kearsipan, terdapat beberapa masalah sebagai
berikut :

a. Jumlah tenaga fungsional arsiparis di Dinas Perputakaan dan


Kearsipan sangat terbatas;
b. Keterbatasan sarana dan prasarana yang ada di Dians Perpustakaan
dan Kearsipan sangat mempengaruhi terhadap pengelolaan kearsipan;
c. Dukungan Penganggaran yang terbatas;
d. Masih rendahnya pemahaman dan kesadaran ASN terhadap
pentingnya arsip;
e. Pengelolaan kearsipan belum terlaksana dengan baik pada perangkat
daerah;
f. Belum semua Perangkat Daerah sadar dan menyerahkan serta
menitipkan arsip statis ke Lembaga Kearsipan;
g. Penyelamatan arsip bernilai sejarah kurang intensif;
h. Perlindungan dan pengamanan terhadap arsip vital belum efektif;
i. Belum adanya gedung untuk Depo Arsip dan kantor arsip sesuai
dengan standar sesuai dengan Keputusan Kepala ANRI Nomor 03
Tahun 2000 tentang Standar Minimal Gedung dan Ruang 64
Penyimpanan Arsip in aktif dan Peraturan Kepala ANRI Nomor 31
Tahun 2015 tentang Pedoman Pembentukan Depo Arsip;
j. Tingkat ketersediaan arsip sebagai alat bukti yang sah, bahan
akuntabilitas serta memori kolektif dan jati diri bangsa masih rendah;
k. Penyelenggaraan kearsipan belum sepenuhnya sesuai norma, standar,
prosedur dan kriteria (NSPK) kearsipan;
l. Penerapan pengelolaan arsip berbasis digital belum tersedia; dan
m. Program dan kegiatan sosialisasi kearsipan masih kurang.

2. Telaahan atas Rencana Pembangunan Daerah (RPD) Tahun 2023 –


2026.

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Tulang Bawang Barat


Nomor 1 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah (RPJPD) Kabupaten Tulang Bawang Barat 2005–2025
menetapkan Visi dan Misi Jangka Panjang Kabupaten Tulang Bawang
Barat.

Adapun Visi Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2005–2025


adalah :

“TULANG BAWANG BARAT KABUPATEN AGRARIS


YANG MAKMUR DAN SEJAHTERA”

Untuk mewujudkan Visi tersebut diatas, Maka ditentukan rumusan


Misi sebagai berikut :

1. Mengembangkan Sumberdaya Manusia (SDM) yang berkualitas dan


berdaya saing tinggi.
2. Menciptakan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, merata, dan
berkelanjutan.
3. Menciptakan Pemerataan Pembangunan yang berwawasan lingkungan
4. Menciptakan Pemerintahan yang Bersih dan Baik
5. Membangun Kehidupan Masyarakat yang Religius, berbudi luhur,
Demokratis, Partisipasif, dan Menjunjung Tinggi Supermasi Hukum.

Telaahan terhadap Peraturan Bupati Tulang Bawang Barat Nomor 26


Tahun 2022 tentang Rencana Pembangunan Daerah 2023 – 2026,
dinyatakan bahwa Kinerja pembangunan urusan perpustakaan menurut
Lampiran 1 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 dapat
dilihat dari beberapa indikator, yaitu jumlah perpustakaan, tingkat
kunjungan perpustakaan per tahun, dan koleksi buku yang tersedia di
perpustakaan daerah. Kabupaten Tulang Bawang Barat belum memiliki
perpustakaan daerah yang dapat diakses oleh masyarakat.

Sedangkan untuk urusan Kearsipan sangat memegang peranan


penting terkait dengan kelancaran sistem organisasi, yaitu sebagai
sumber informasi dan sumber ingatan bagi organisasi. Dengan adanya
sistem kearsipan yang tertata dengan baik, maka akan memudahkan
pemimpin untuk menentukan kebijakan. Kearsipan itu sendiri dapat
dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu melalui sistem sentralisasi dimana
semua arsip yang ada dari berbagai bidang (unit) disimpan dan dikelola
pada satu ruangan tersendiri dan melalui sistem desentralisasi dimana
arsip-arsip dibagi menurut bidangnya (unitnya) untuk kemudian
disimpan dan dikelola oleh masing-masing unit pada ruangan khusus di
tiap unit.

Dinyatakan Kabupaten Tulang Bawang Barat terdapat 1 (satu) Pusat


Informasi Arsip Daerah yang berfungsi menyediakan informasi tertentu
bagi instansi yang membutuhkan. Dalam rangka mewujudkan
pengelolaan kearsipan yang lebih baik, pemerintah Kabupaten Tulang
Bawang Barat berusaha untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas
tenaga pengarsipan. Pada saat ini Kabupaten Tulang Bawang Barat
belum menerapkan sistem informasi kearsipan dinamis terintegrasi, hal
ini disebabkan keterbatasan Sumber daya Manusia, Ketersediaan Sarana
dan Parasarana Pendukung serta Keterbatasan dukungan anggaran.

Berdasarkan Visi dan Misi Kabupaten Tulang Bawang Barat yang


termuat dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)
Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2005-2025 serta mengacu
kepada tugas dan fungsinya, maka Dinas Perpustakaan Dan Arsip
Daerah akan mendukung terlaksananya Misi Kesatu yakni
Mengembangkan Sumberdaya Manusia (SDM) yang berkualitas dan
berdaya saing tinggi dan Misi yakni Menciftakan Pemerintahan yang
Bersih dan Baik.

3. Telaahan Rencana Strategis (Renstra) Perangkat Daerah berkaitan


dengan Rencana Strategis Perangkat Daerah Provinsi dan
Kementerian/Lembaga.

Perpustakaan dan kearsipan telah ditetapkan dalam rumpun urusan


yang sama sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 24 tahun 2014 tentang pelaksanaan UndangUndang
Nomor 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan. Dan Peraturan Pemerintah
Nomor 28 Tahun 2012 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43
Tahun 2009 Tentang Kearsipan, namun demikian perpustakaan dan
kearsipan merupakan 2 (dua) urusan pemerintahan wajib yang memiliki
karakteristik permasalahan yang tidak sama. Oleh karena itu identifikasi
permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan Dinas
Perpustakaan dan Kearsipan sebagai lembaga teknis daerah yang
bertanggung jawab terhadap urusan perpustakaan dan kearsipan harus
dilihat berdasarkan karakteristik masing- masing.
Kebijakan yang ditetapkan Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Kabupaten Tulang Bawang Barat pada tahun 2023 – 2026 adalah :
1. Memfasilitasi pegawai dan tenaga pengelola perpustakaan dan
kearsipan untuk meningkatkan kompetensi melalui pendidikan,
pelatihan dan bimbingan teknis perpustakaan dan kearsipan.
2. Membangun fasilitas e-library dan kearsipan elektronik pada Dinas
Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Tulang Bawang Barat
Berbasis Website (termasuk Jaringan Informasi Kearsipan Nasional).
3. Pengembangan sarana dan prasarana, serta koleksi perpustakaan dan
kearsipan.
4. Menetapkan standar standar pelayanan perpustakaan dan
pengendalian kearsipan.
5. Menyelenggarakan sosialisasi, pelaksanaan perpustakaan dan
kearsipan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
6. Menjalin dan meningkatkan kerjasama dengan stakeholder.
7. Menghimpun, mendokumentasikan, dan melestarikan hasil karya
budaya dan citra arsip daerah dalam bentuk konten lokal Lampung.

Hal ini sejalan dengan Sasaran Kinerja Dinas Perpustakaan dan


Kearsipan Provinsi Lampung adalah berupaya memberikan pelayanan
yang semakin baik melalui:

1. Peningkatan profesionalisme dan kompetensi sumber daya manusia


pengelola perpustakaan dan kearsipan.
2. Sosialisasi kepustakaan dan kearsipan di tingkat Provinsi,
Kabupaten/ Kota, Desa dan Kelurahan, Sekolah dan Perguruan
Tinggi.
3. Penyelamatkan dan Pelestarian arsip dan bahan pustaka, sebagai
sumber informasi dan bahan pertanggungjawaban serta pelestarian
karya cetak, karya rekam dan karya tulis hasil budaya bangsa.
4. Peningkatan sarana prasarana dan fasilitas layanan informasi
perpustakaan, kearsipan dan dokumentasi.

Konsep dan kerangka strategis Dinas Perpustakaan dan Kearsipan


Provinsi Lampung memperhatikan sasaran-sasaran yang ditetapkan
terkait dengan agenda pembangunan yang telah dirumuskan dalam
RPJMD Provinsi Lampung (2019-2024) adalah sebagai berikut :

1. Penguat Kelembagaan melalui Strategi internal dengan meningkatkan


koordinasi, konsolidasi dan kerja sama antar seksi dalam menyusun
perencanaan dan pelaksanaan program kerja sesuai tugas dan fungsi.

2. Peningkatan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia (tenaga


pengelola perpustakaan dan kearsipan) yang profesional dan terampil
pada semua sektor dan lini akan mendukung terwujudnya pelayanan
prima di bidang perpustakaan dan kearsipan kepada masyarakat.
3. Meningkatkan kesadaran pentingnya kearsipan dengan membangun
sistem kendali kearsipan.
4. Mengembangkan sistem partisipasi aktif masyarakat pengguna
melalui kerjasama kunjungan dan komunitas pembaca serta
apresiasi.
5. Sosialisasi dan promosi, serta membangun media publikasi hasil-hasil
pembangunan daerah melalui pameran dokumentasi capaian daerah.
6. Membangun komitmen bersama dengan stake holder melalui MOU.
7. Peningkatan penyelenggaraan kearsipan di seluruh Perangkat Daerah
melalui sosialisasi, supervise, pembinaan, monitoring dan evaluasi
akan mendukung terwujudnya good governence dan clean governance
(penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bersih) di Provinsi
Lampung.

Hal ini juga selaras dengan Peraturan Arsip Nasional Republik


Indonesia Nomor 2 Tahun 2020 Tentang Rencana Strategis Arsip Nasional
Republik Indonesia Tahun 2020-2024, penyelenggaraan kearsipan
nasional yang bertujuan untuk:

1. Menjamin terciptanya arsip dari kegiatan yang dilakukan oleh


Lembaga negara, pemerintahan daerah, lembaga pendidikan,
perusahaan, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, dan
perseorangan, serta ANRI sebagai penyelenggara kearsipan nasional;
2. Menjamin ketersediaan arsip yang autentik dan terpercaya sebagai
alat bukti yang sah;
3. Menjamin terwujudnya pengelolaan arsip yang andal dan
pemanfaatan arsip sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undanganan;
4. Menjamin pelindungan kepentingan negara dan hak-hak keperdataan
rakyat melalui pengelolaan dan pemanfaatan arsip yang autentik dan
terpercaya;
5. Mendinamiskan penyelenggaraan kearsipan nasional sebagai suatu
sistem yang komprehensif dan terpadu;
6. Menjamin keselamatan dan keamanan arsip sebagai bukti
pertanggungjawaban dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara;
7. Menjamin keselamatan aset nasional dalam bidang ekonomi, sosial,
politik, budaya, pertahanan, serta keamanan sebagai identitas dan
jatidiri bangsa; dan
8. Meningkatkan kualitas pelayanan publik dalam pengelolaan dan
pemanfaatan arsip yang autentik dan terpercaya.

Berpedoman pada RPJMN 2015-2019, ANRI menyusun dan


menetapkan Renstra ANRI Tahun 2015-2019 dengan visi perubahan
“Arsip sebagai pilar good governance dan integrasi memori kolektif
bangsa” dengan misi perubahan:

1. mewujudkan arsip sebagai indikator kinerja lembaga dan objek


pemeriksaan dalam rangka transparansi penyelenggaraan
pemerintahan melalui pemberdayaan potensi kearsipan K/L di tingkat
pusat dan daerah serta masyarakat;
2. mewujudkan pengelolaan arsip asset melalui pengembangan aplikasi
electronic records system;
3. mewujudkan penyelamatan dan perlindungan arsip strategis dan
melestarikannya melalui sistem seleksi makro strategis, sistem
restorasi modern, digitalisasi, dan sistem jaringan informasi;
4. mengembangkan sistem akses dan layanan arsip melalui aplikasi
system dan jaringan informasi kearsipan;
5. mewujudkan dan mengembangkan NSPK sebagai alat kontrol ANRI
terhadap penyelenggaraan kearsipan; dan
6. membangun sinergitas berkelanjutan dengan K/L di pusat dan daerah
terutama organisasi kearsipan (unit dan lembaga kearsipan) dan
lembaga kearsipan internasional yang tergabung dalam ICA dan
SARBICA.

4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan Kajian


Lingkungan Hidup Strategis (KLHS).

Berdasarkan Perda Kabupaten Tulang Bawang Barat Nomor 2 Tahun


2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tulan Bawang Barat
Tahun 2011 – 2031, Untuk mewujudkan tujuan penataan ruang wilayah,
disusun strategi penataan ruang wilayah meliputi :
1. Membangun dan meningkatkan keterkaitan fungsional yang efisien
antara pusat kegiatan di Kabupaten Tulang Bawang Barat dengan pusat
kegiatan lainnya di Provinsi Lampung;
2. Pemantapan pengembangan Ibukota Kabupaten Tulang Bawang Barat
yang berperan sebagai PKWp dengan fungsi sebagai pusat
pemerintahan, jasa dan perdagangan;
3. Mendorong pengembangan ibukota kecamatan sebagai pusat agropolitan
dan permukiman perdesaan sebagai sub pusat agropolitan;
4. Meningkatkan keterkaitan antara pusat-pusat kegiatan di dalam
Kabupaten Tulang Bawang Barat secara terintegrasi dan efisien;
5. Membangun sistem transportasi darat yang terintegrasi secara internal
dan terpadu dengan sistem jaringan transportasi nasional dan provinsi;
6. Meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan transportasi
darat
7. Meningkatkan kualitas dan jangkauan jaringan telekomunikasi yang
menunjang seluruh pusat kegiatan di Kabupaten Tulang Bawang Barat;

Berdasarkan Undang–Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang


Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Pasal 15 ayat (1)
disebutkan bahwa pemerintah dan pemerintah daerah wajib membuat
KLHS untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah
menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah
dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program.

Kajian Lingkungan Hidup Strategis RTRW Kabupaten Tulang Bawang


Barat memiliki beberapa potensi bencana alam diantaranya banjir, gempa
bumi dan gerakan tanah, serta kebakaran, khususnya wilayah yang ada
pada bagian sempadan sungai yang melingkupi Kecamatan Tulang Bawang
Tengah, Kecamatan Tulang Bawang Udik, Kecamatan Lambu Kibang dan
Kecamatan Pagar Dewa, sedangkan kecamatan lainnya termasuk dalam
kategori aman dari bencana alam.

Kaitannya dengan Penyelenggaraan Urusan Bidang Perpustakaan dan


Kearsipan yakni dengan Pengembangan Pembangunan antara pusat-pusat
kegiatan di dalam wilayah Kabupaten Tulang Bawang Barat secara
terintegrasi dan efisien akan mendorong pengembangan dan Pembinaan
Perpustakaan dan layanan kearsipan sampai ke seluruh Tiyuh2 yang ada di
Kabupaten Tulang Bawang Barat, sejalan dengan peningkatan kualitas dan
jangkauan jaringan transportasi darat, serta kualitas dan jangkauan
telekomunikasi.

Terkait dengan Kajian Lingkungan Hidup Strategis, bahwa adanya


potensi bencana alam banjir, gempa bumi dan gerakan tanah dan
kebakaran terkait erat dengan penyiapan sarana dan prasana yang
menunjang pelayanan Perpustakaan dan Kearsipan guna menjaga
keamanan koleksi perpustkaan dan kearsipan dari bencana alam.

5. Penentuan Isu-Isu Strategis

Berdasarkan identifikasi permasalahan dan telahaan dari beberapa


dokumen perencanaan lainnya serta isu strategis Kabupaten Tulang
Bawang Barat 2023-2026 di bidang Perpustakaan dan Kearsipan, maka isu
strategis Dinas Perpustakaan dan Kearsipan :

a. Sumber Daya Manusia Pengelola Perpustakaan dan Kearsipan yang


tidak memenuhi standar;
b. Minat baca yang sangat rendah dan Koleksi buku yang kurang;
c. Sarana dan prasarana untuk pengembangan perpustakaan dan
Kearsipan yang belum sesuai standar;
d. Belum adanya gedung perpustakaan dan kearsipan daerah;
e. Keadaan Georafis yang tidak dapat terjangkau;
f. Belum diterapkannya aplikasi Kearsipan;
g. Belum adanya data base informasi kearsipan;
h. Tatakelola Kearsipan di masing-masing OPD belum terlaksana dengan
baik.
BAB IV
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN

1. Gambaran Cascading Program dan Kegiatan

Konsep dan kerangka strategis Dinas Perpustakaan dan Kearsipan


Kabupaten Tulang Bawang Barat disusun atas dasar permasalahan dan
isu-isu strategis dengan memperhatikan sasaran-sasaran yang
ditetapkan terkait dengan agenda pembangunan yang telah dirumuskan
dalam RPD Tahun 2023-2026 adalah sebagai berikut:
a. Penguat Kelembagaan melalui Strategi internal dengan meningkatkan
koordinasi, konsolidasi dan kerja sama antar seksi dalam menyusun
perencanaan dan pelaksanaan program kerja sesuai tugas dan fungsi.
b. Peningkatan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia (tenaga
pengelola perpustakaan dan kearsipan) yang profesional dan terampil
pada semua sektor dan lini akan mendukung terwujudnya pelayanan
prima di bidang perpustakaan dan kearsipan kepada masyarakat.
c. Peningkatan jumlah dan jenis koleksi perpustakaan, serta
pengembangan fasilitas perpustakaan berbasis teknologi informasi
yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
d. Pengembangan perpustakaan berbasis IT melalui Program e-library
membangun pangkalan Data ( Data Base), peningkatan fasilitas dan
prasarana berbasis IT, membangun layanan masyarakat secara on-
line.
e. Meningkatkan kesadaran pentingnya kearsipan dengan membangun
sistem kendali kearsipan.
f. Mengembangkan sistem partisipasi aktif masyarakat pengguna
melalui kerjasama kunjungan dan komunitas pembaca serta
apresiasi.
g. Sosialisasi dan promosi, serta membangun media publikasi hasil-hasil
pembangunan daerah melalui pameran dokumentasi capaian daerah.
h. Membangun komitmen bersama dengan stake holder melalui MOU.
i. Peningkatan penyelenggaraan kearsipan di seluruh Perangkat Daerah
melalui sosialisasi, supervise, pembinaan, monitoring dan evaluasi
akan mendukung terwujudnya good governence dan clean
governance(penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bersih).
Arsip merupakan salah satu sumber informasi yang dapat dipercaya,
dan dipertanggugjawabkan kebenarannya. Apapun kasus atau masalah
yang dihadapi ketika sudah dihadapkan pada bukti yang berupa arsip
maka organisasi atau seseorang tidak dapat berkutik dan berbuat apa -
apa karena informasi yang terekam di dalam arsip adalah sebuah
kejujuran dan apa adanya.  Maka akan menjadi persoalan ketika sebuah
lembaga baik lembaga pemerintah, swasta, organisasi masyarakat
maupun politik, dan dan bahkan warga negera tidak mengerti akan arti
pentingnya informasi (arsip) sehingga tidak menghargai dan tidak
memperlakukan arsip dengan baik.  Oleh karena itu pemahaman dan
pengembangan kearsipan harus selalu diupayakan untuk kehidupan
yang lebih baik dan sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada generasi
yang akan datang.

Ada beberapa cara / strategi yang dapat ditempuh antara lain :


1. Perubahan mindset dan culturset di bidang kearsipan 
Arsip adalah residu atau hasil samping kegiatan adminstrasi (by
product), merupakan istilah yang tidak salah tetapi ketika dipahami
secara mentah makan akan menimbulkan masalah. Beberapa
kegiatan yang dapat dilakukan untuk merubah mindset dan culturset
birokrasi, masyarakat, dan pengguna arsip di bidang kearsipan
antara lain melalui kegiatan ; 
a. Sosialisasi,
b. Apresiasi, 
c. Pendidikan dan pelatihan
d. Bimbingan teknis, 
e. Monitoring, dan 
f. Pengawasan

2. Penguatan kelembagaan kearsipan


Masing-masing lembaga kearsipan  memiliki kewajiban dan tugas
menyelenggarakan kearsipan. Penyelenggaraan kearsipan bertujuan
untuk :
a. Menjamin terciptanya  arsip dari kegiatan yang dilakukan oleh OPD
(Organisasi Perangkat Daerah), perusahaan, organisasi politik,
organisasi masyarakat, dan perorangan.
b. Menjamin ketersediaan arsip yang autentik dan terpercaya sebagai
alat bukti yang sah.
c. Menjamin terwujudnya pengelolaan arsip yang andal dan
pemanfaatannya sesuai dengan peraturan yang berlaku.
d. Menjamin perlindungan kepentingan pemerintah dan hak-hak
keperdataan rakyat.
e. Mendinamiskan penyelenggaraan kearsipan nasional sebagai suatu
sistem yang komprehensif dan terpadu.
f. Menjamin keselamatan dan keamanan arsip sebagai bukti
pertanggungjawaban dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara.
g. Menjamin keselamatan aset daerah dalam bidang ekonomi, sosial,
politik, budaya, pertahanan, serta keamanan sebagai identitas dan
jati diri.
h. Meningkatkan kualitas pelayanan publik dalam pengelolaan dan
pemanfaatan arsip.

3. Penguatan sumber daya manusia kearsipan


Penguatan Sumber daya Kearsipan sangatlah penting, karena sumber
daya akan menggerakan sumber daya-sumber daya yang lain. Bahkan
apabila organisasi tidak didukung dengan sumber daya manusia
yang handal dan profesional maka akan mengalami kegagalan dalam
pencapaian tujuan.

4. Pemenuhan Fasilitas Kearsipan


Pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana dalam penyelenggaraan
kearsipan merupakan bagian yang sangat penting. Tanpa pemenuhan
kebutuhan tersebut maka sistem tidak akan berjalan maksimal.
Beberapa fasilitas yang harus dipenuhi untuk mewujudkan
penyelenggaraan kearsipan yang handal baik di lembaga kearsipan
maupun di OPD antara lain :
a. tersedia Depot Arsip Pemerintah Daerah;
b. tersedia sarana penyimpanan, pemeliharaan, perawatan dalam
rangka pelestarian arsip yang memadai dan memenuhi standar
kondisi lingkungan yang aman untuk menjamin keselamatan dan
keutuhan arsip;
c. tersedia Vital Records Center Pemerintah Daerah dengan ruang
simpan tahan api dan sarana simpan yang tahan api sesuai
standar internasional,  ruang perawatan arsip yang representatif,
ruang baca yang representative sebagai upaya meningkatkan
pelayanan bidang kearsipan;
d. tersedia ruang layanan pendidikan yang meliputi ruang display,
biorama, ruang audiovisual;
e. tersedianya sistem keamanan gedung depot dan records center
sesuai standar internasional.

5. Optimalisasi Unit Kearsipan.


Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 43 Tahun
2009  bahwa tanggungjawab OPD selaku pencipta arsip sangat besar
yaitu mulai dari penciptaan sampai pada penyusutan/pemusnahan.
Hal  ini mangandung arti bahwa pengelolaan arsip di setiap OPD yang
berdaya guna dan berhasil guna menjadi penentu terselamatkannya
bukti-bukti kegiatan pemerintahan dan pembangunan.

6. Mengembangkan pemanfaatan teknologi informasi.


Pengembangan pemanfaatan teknologi informasi kearsipan
dimaksudkan guna terwujudnya sistem kearsipan digital yang aman
yang menjamin orisinalitas dan legalitas informasi serta menunjang
kecepatan, ketepatan, kelengkapan dan keamanan dalam layanan
arsip;
Cascading Program Dan Kegiatan
Bidang Pembinaan, Pengelolaan Dan Pengawasan Kearsipan

Menciptakan Pemerintahan
RPJPD Misi IV
Tujuan/Sasaran Strategis
yang Bersih dan Baik
Indikator Tujuan/Sasaran Indeks Kepuasan Masyarakat
Strategis

RPD
Meningkatnya Kualitas Pelayanan
Tujuan Publik
Indikator Tujuan Indeks Kepuasan Masyarakat

Renstra OPD
Meningkatnya Kualitas Perpustakaan dan
Tujuan
Indikator Tujuan
Pengelolaan Arsip
1. Minat Baca Masyarakat
2. Indek Kepuasan Layanan Kearsipan

Sasaran Strategis Meningkatnya Kualitas Layanan Kearsipan


Indikator Sasaran
1. Persentase OPD yang telah mengelola
Kearsipan sesuai standar
2. Terwujudnya revitalisasi arsip dan aktualisasi
3. Nilai Budaya dan Kearifan Lokal
4. Jumlah arsip yang menjadi bahan informasi

Program Program Pengelolaan Kearsipan


Sasaran a. Meningkatnya Pengelolaan Arsip
Program - Persentase arsip yang dikelola sesuai
Indikator ketentuan
Program b. Pengelolaan arsip dinamis perangkat daerah
- Jumlah OPD yg menerapkan arsip secara
c. Terkelolanya arsip dinamis sesuai ketentuan
- Jumlah arsip dinamis yang dikelola sesuai
ketentuan
d. Pengelolaan Arsip Statis Daerah Kabupaten
- Jumlah arsip statis yang dikelola sesuai
ketentuan
Kegiatan
Kegiatan
Sasaran
Kegiatan Pengelolaan arsip Statis dan Dinamis
- Penciptaan dan penggunaan arsip statis dan
dinamis
- Pemeliharaan dan penyusutan arsip Dinamis
- Pengawasan arsip dinamis kewenangan
Kabupaten
 Jumlah Arsip yang dikelola sesuai
ketentuan
Indikator Sub Kegiatan
Kegaiatan
(output)
Akuisisi, Pengolahan, Preservasi, dan Akses Arsip
Statis
BAB V
PENUTUP

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil Analisa data dan fakta, dapat disimpulkan hal-hal


sebagai berikut :
a. Sebagai unsur utama sumberdaya manusia, Aparatur Sipil Negara
(ASN) memiliki peranan penting dalam menentukan keberhasilan
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan, ASN harus
memiliki dasar pengetahuan, keterampilan dan sikap yang baik
dalam bekerja.
b. Untuk mencapai target kinerja, harus dilakukan melalui proses
perencanaan yang baik, serta didukung oleh sumber daya manusia
yang professional, sarana dan prasarana yang memadai serta
sumber daya lainnya.
c. Dinas Perpustakaan dan Kearsipan melaksanakan urusan wajib
pemerintahan bukan pelayanan dasar, untuk mendukung
tercapainya Pemerintahan yang baik dan bersih melalui
Peningkatan kualitas pelayanan publik, belum dapat melaksanakan
tugas dan fungsinya dengan baik karena keterbatasan sumber daya
manusia, sarana dan prasarana serta sumberdaya lainnya.

2. Saran

Untuk meningkatkan pelayanan dibidang Kearsipan dapat dilakukan


dengan cara sebagai berikut :

a. Perubahan mindset dan culturset di bidang kearsipan, melalui


Sosialisasi, Apresiasi, Pendidikan dan pelatihan, Bimbingan
teknis, Monitoring, dan Pengawasan;
b. Penguatan kelembagaan kearsipan;
c. Penguatan sumber daya manusia kearsipan;
d. Pemenuhan Fasilitas Kearsipan;
e. Optimalisasi unit kearsipan; dan
f. Pemanfaatan dan pengembangan teknologi informasi dibidang
kearsipan.

Anda mungkin juga menyukai