Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Kebutuhan Aparatur Sipil Negara (ASN) akan tenaga profesional dan

berkompeten di bidangnya bagi pemerintah saat ini sudah sangat mendesak.

Hal ini seiring dengan tugas dan tanggung jawab pemerintah dalam rangka

penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good governance) dan penyediaan

layanan prima (service excellent) bagi masyarakat. UU No. 5 Th. 2014

Tentang ASN Pasal 68 ayat (2) menyatakan bahwa “Pengangkatan ASN

dalam jabatan tertentu ditentukan berdasarkan perbandingan obyektif antara

kompetensi, kualifikasi dan persyaratan yang dibutuhkan oleh jabatan dengan

kompetensi, kualifikasi dan persyaratan yang dimiliki oleh pegawai.”

Profesional Menurut Kurniawan (2005:73) adalah “Suatu kemampuan dan

keterampilan seseorang dalam melakukan pekerjaan menurut bidang dan

tingkatan masing-masing. Profesional merupakan pekerjaan atau jabatan yang

menuntut suatu keahlian, tanggung jawab serta kesetiaan terhadap profesi

atau dengan kata lain seorang tenaga profesional haruslah ahli di bidangnya.

Selain profesional ASN saat ini juga dituntut untuk bekerja sesuai dengan

kompetensinya (berkompeten). Kompetensi itu sendiri merupakan syarat

mutlak bagi seorang pegawai untuk menjadi profesional atau ahli di

bidangnya. Kompetensi yang dimaksudkan disini adalah kesesuaian antara

kemampuan dengan bidang tugas pegawai yang bersangkutan, sehingga

1
2

dicapai kinerja atau hasil kerja yang maksimal. Dengan profesionalitas dan

kompetensi yang telah dimiliki selanjutnya pegawai pemerintah harus

ditempatkan pada bidang kerja yang sesuai dengan kemampuan dan

kompetensi yang dimilikinya atau dikenal dengan istilah right man on the

right place. Kepala Badan Kepegawaian Negeri Nomor : 46A tahun 2003

juga memberikan pengertian tentang kompetensi yaitu kemampuan dan

karakteristik yang dimiliki oleh seorang Pegawai Negeri Sipil berupa

pengetahuan, keterampilan, dan sikap perilaku yang diperlukan dalam

pelaksanaan tugas jabatannya, sehinga Pegawai Negeri Sipil tersebut dapat

melaksanakan tugasnya secara profesional, efektif dan efisien.

Sumber daya manusia yang profesional dan berkompeten dalam

organisasi pemerintah atau Organisasi Perangkat Daerah (OPD) mempunyai

posisi yang sangat penting mengingat tuntutan kinerja yang tinggi bagi OPD

saat ini. OPD sebagai organisasi pemerintah secara umum mengandung

pengertian seperti yang dikemukakan oleh Sondang Siagian dalam bukunya

yang berjudul Filsafat Administrasi adalah setiap bentuk persekutuan antara 2

(dua) orang atau lebih yang bekerja sama serta secara formal terikat dalam

rangka pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan, dalam ikatan mana

terdapat seorang/beberapa orang yang disebut atasan dan disebut bawahan

(Sondang Siagian, 2003 : 6) sehingga dalam organisasi terdapat unsur berupa

kerjasama dan manusia yang saling bekerja sama untuk mencapai tujuan

organsiasi.
3

Sumber daya manusia yang profesional dan berkompeten akan

bermanfaat dalam penyesuaian gerak organisasi atas perubahaan yang begitu

cepat seiring perkembangan jaman. Bila suatu OPD sudah mempunyai strategi

dan tujuan, maka langkah selanjutnya adalah merencanakan sumber daya

manusia apa saja yang di perlukan untuk mencapai tujuan tersebut. OPD

dituntut untuk selalu memberikan kinerja yang optimal agar dapat selalu

mendapatkan peran di masyarakat. Pengertian optimal menurut

Poerdwadarminta (Ali, 2014) adalah hasil yang dicapai sesuai dengan

keinginan, jadi optimalisasi merupakan pencapaian hasil sesuai harapan secara

efektif dan efisien. Dalam hal layanan terhadap masyarakat OPD juga harus

dapat senantiasa memberikan layanan prima kepada masyarakat sesuai

tuntutan masyarakat yang menghendaki layanan serba cepat, tepat dan akurat.

OPD termasuk yang harus mempersiapkan diri dalam menghadapi era

persaingan global saat ini.

Dinas Kearsipan Dan Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah juga

merupakan salah satu OPD di Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang diatur

melalui Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 74 Tahun 2016 Tentang

Organisasi Dan Tata Kerja Dinas Kearsipan Dan Perpustakaan Provinsi Jawa

Tengah. Sebagai salah satu Organisasi Pemerintah Daerah (OPD) di

lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Dinas Kearsipan Dan

Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah mempunyai Tugas Pokok dalam hal

Penyusunan Dan Pelaksanaan Kebijakan Daerah Di Bidang Kearsipan Dan


4

Perpustakaan. Dengan demikian prinsip-prinsip berorganisasi juga diterapkan

di Dinas Kearsipan Dan Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah.

Suatu Organisasi pasti bertujuan untuk selalu menciptakan keunggulan

kompetitif bagi organisasinya. Hal tersebut dapat dicapai apabila kinerja

organisasi berjalan dengan optimal. Kinerja dalam hal ini merupakan suatu

hasil yang ingin dicapai oleh setiap organisasi, baik organisasi

pemerintah/OPD maupun organisasi swasta. Rival dan Basri ( dalam Kaswan,

2012:187) mengemukakan bahwa kinerja adalah hasil atau tingkat

keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode waktu tertentu di

dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan

seperti standar hasil kerja, target atau sasaran, atau kinerja yang telah

ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama.

Salah satu faktor yang dapat mendorong kinerja organisasi adalah

pengelolaan sumber daya manusia. Pengelolaan sumber daya manusia yang

baik diharapkan dapat mendorong organisasi kearah yang tepat dalam

mencapai tujuan organisasi dengan kata lain kinerja organisasi yang optimal

menjadi gambaran pengelolaan sumber daya manusia yang baik.

Dinas Kearsipan Dan Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah dalam

melaksanakan kegiatan pengelolaan arsip juga membutuhkan sumber daya

manusia yang profesional dan kompeten khususnya dalam hal pengelolaan

arsip. Pengertian arsip menurut UU No. 43 Tahun 2009 adalah rekaman

kegiatan atau peristiwa dalam berbagai bentuk dan media sesuai dengan

perkembangan sistem informasi dan komunikasi yang dibuat dan diterima


5

oleh lembaga negara, pemerintahan daerah, lembaga pendidikan, perusahaan,

organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, dan perseorangan dalam

pelaksanaan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Oleh

karena itu dengan pengelolaan arsip yang baik semua rekaman kegiatan atau

peristiwa dapat tersimpan dengan baik sehingga apabila suatu organisasi

membutuhkan arsip untuk mendukung kebijakan organisasi tidak akan salah

dalam menentukan arah kebijakannya karena didukung dengan data-data

yang tepat dan akurat. Pengelolaan arsip yang baik atau dengan kata lain

tertib arsip bagi organisasi seolah menjadi bagian yang penting untuk

dilaksanakan. Adapun untuk dapat mencapai tertib arsip diperlukan dukungan

dari banyak pihak diantaranya tenaga pengelola arsip yang profesional dan

kompeten, sarana prasarana pengelolaan arsip, sarana simpan arsip yang baik,

sistem informasi yang digunakan dan komitmen dari pimpinan untuk

menerapkan kedisiplinan dan ketelitian dalam mengelola arsip.

Sumber daya manusia yang diberikan tugas khusus untuk mengelola

arsip di Dinas Kearsipan Dan Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah disebut

Arsiparis. Dalam hal ini arsiparis diberikan jabatan khusus berupa Jabatan

Fungsional Tertentu (JFT) untuk mengelola arsip. Pengertian arsiparis

menurut Permen PAN No. PER/3/M.PAN/3/2019 adalah jabatan yang

mempunyai ruang lingkup, tugas dan tanggung jawab dan wewenang untuk

melakukan kegiatan pengeloaan arsip dan pembinaan kearsipan yang

diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil dengan hak dan kewajiban yang

diberikan secara penuh oleh pejabat yang berwenang, oleh karena itu
6

arsiparis diharapkan dapat menjadi motor penggerak organisasi dalam

pengelolaan arsip yang efektif dan efisien. Tugas dan fungsi arsiparis sebagai

tenaga profesional yang memiliki kemandirian dan independen diatur dalam

Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 diantaranya menjaga terciptanya

arsip dari kegiatan yang dilakukan lembaga, menjaga ketersediaan arsip yang

autentik dan terpercaya sebagai alat bukti yang sah, menjaga terwujudnya

pengelolaan arsip yang andal sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan, menjaga keamanan dan keselamatan arsip yang berfungsi untuk

menjamin arsip-arsip yang berkaitan dengan hak-hak keperdataan rakyat,

menjaga keselamatan dan kelestarian arsip sebagai bukti pertanggungjawaban

dan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, menjaga

keselamatan aset nasional dalam bidang ekonomi, sosial, politik, budaya,

pertahanan dan keamanan, sebagai identitas dan jatidiri bangsa, serta

menyediakan informasi guna meningkatkan kualitas pelayanan publik dalam

pengelolaan dan pemanfaatan arsip yang autentik dan terpercaya.

Arsiparis sebagai orang yang diberi tanggung jawab dalam

pengelolaan arsip perlu diarahkan pada suatu model yang dapat menarik

seluruh potensi arsiparis untuk dapat melaksanakan pengelolaan arsip yang

efektif dan efisien sehingga seorang arsiparis harus dapat diarahkan pada

upaya untuk mampu menggali potensi arsiparis dalam memberikan kontribusi

yang positif bagi oganisasi. Oleh karena itu seorang arsiparis menjadi posisi

yang sangat penting dalam suatu organisasi mengingat pentingnya

pengelolaan arsip yang efektif dan efisien dalam upaya mendukung


7

peningkatan kinerja organisasi. Arsiparis sebagai komponen penting untuk

mencapai tujuan organisasi perlu dilakukan analisa dan pengembangan

terhadap kebutuhan arsiparis. Hal ini dikarenakan meskipun suatu organisasi

memiliki sumber daya lain yang baik, peralatan kerja yang canggih, metode

yang bagus maupun anggaran yang banyak, tetapi apabila sumber daya

manusia dalam hal ini arsiparis yang dimiliki tidak berkualitas dan

tidak mendapatkan pengelolaan yang serius, maka organisasi akan

mengalami kesulitan dalam mencapai tujuannya.

Tugas dan tanggung jawab seorang arsiparis cukup berat. Hal ini

tentunya harus diimbangi dengan jumlah arsiparis agar beban kerjanya

sebanding dengan target kinerja yang diberikannya. Jangan sampai jumlah

arsiparis tidak sebanding dengan target pekerjaan pengelolaan arsip yang

harus diselesaikan. Hal ini akan mengakibatkan kinerja organisasi menjadi

terhambat dan akhirnya tidak dapat tercapai tujuan dari organisasi. Hal ini

juga berlaku bagi arsiparis di Dinas Kearsipan Dan Perpustakaan Provinsi

Jawa Tengah supaya target kinerja pengelolaan arsip tidak terhambat.

Survey yang dilaksanakan oleh Arsip Nasional Republik Indonesia

(ANRI) saat ini di lingkungan intansi pemerintah dan Badan Usaha Milik

Negara (BUMN) seluruh Indonesia masih kekurangan tenaga arsiparis.

Mustari Irawan, Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI)

menyampaikan bahwa jumlah ketersediaan tenaga arsiparis saat ini hanya

sekitar 2,5 persen dari total kebutuhan. Saat ini tercatat jumlah arsiparis

yang ada sebanyak 3.525 orang, sedangkan kebutuhan arsiparis untuk


8

pemerintah pusat dan daerah diperkirakan sebanyak 142.760 orang. Hal ini

menandakan bahwa kebutuhan tenaga fungsional arsiparis masih sangat

tinggi dikarenakan kebutuhan yang banyak tidak sebanding dengan

tersedianya tenaga arsiparis. Salah satu penyebab kurangnya jumlah arsiparis

saat ini antara lain dikarenakan banyaknya tenaga arsiparis yang sudah

memasuki masa pensiun tetapi tidak diimbangi dengan perekrutan tenaga

arsiparis yang baru.

Kebutuhan arsiparis di Dinas Kearsipan Dan Perpustakaan Provinsi

Jawa Tengah saat ini juga mengalami kekurangan dari segi jumlah. Hal ini

juga tentunya akan menjadi salah satu penghambat pencapaian kinerja

organisasi. Sebagai perbandingan berikut adalah jumlah khazanah arsip yang

perlu dikelola oleh arsiparis di Dinas Kearsipan Dan Perpustakaan Provinsi

Jawa Tengah dibanding dengan jumlah arsip yang harus dikelola atau diolah

oleh arsiparis. (Tabel 1.1).

Tabel 1.1. Perbandingan Jumlah Khazanah Arsip Dengan Jumlah


Arsiparis di Dinas Kearsipan Dan Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah

Depo Barat Depo Barat Depo Barat Total Jumlah


Arsiparis
Lt 2 Lt 3 Lt 4

22.598 boks 22.598 boks 22.598 boks 70.000 boks 26 orang


Sumber : Laporan Pengolahan Arsip Tahun 2018

Jumlah arsiparis di Dinas Kearsipan Dan Perpustakaan Provinsi Jawa

Tengah saat ini berjumlah 26 orang. Dari jumlah tersebut dengan perhitungan

1 orang diperkirakan dapat mengolah 20 boks arsip per bulan maka jumlah

khazanah arsip di Dinas Kearsipan Dan Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah


9

akan dapat diselesaikan pengelolaannya untuk dilayankan kepada masyarakat

dalam jangka waktu kurang lebih 11 tahun dengan perhitungan 70.000 boks

dibagi 20 boks kemudian dibagi 26 orang arsiparis = 134 bulan atau kurang

lebih 11 Tahun. (Laporan Pengolahan Arsip Dinas Kearsipan Dan

Perpustakaan Prov. Jateng: 2018). Hal ini masih ditambah dengan beban

apabila terdapat penambahan arsip hasil akuisisi dari Organisasi Perangkat

Daerah (OPD) Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan masyarakat yang

mengirimkan arsip ke Dinas Kearsipan Dan Perpustakaan Provinsi Jawa

Tengah tentunya waktu penyelesaian pengelolaan arsip akan semakin

bertambah. Oleh karena itu dengan jumlah arsiparis yang tidak sebanding

dengan jumlah arsip yang harus dikelola akan menjadi faktor penghambat

tercapainya kinerja organisasi.

Jumlah tenaga arsiparis di Dinas Kearsipan Dan Perpustakaan

Provinsi Jawa Tengah idealnya harus sebanding dengan target pekerjaan yang

dibebankan kepada arsiparis mengingat tugas dan fungsi Dinas Kearsipan

Dan Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah yang meliputi kegiatan Layanan

Kearsipan, Pengelolaan Arsip serta Pembinaan Kearsipan diseluruh wilayah

di Jawa Tengah memerlukan jumlah arsiparis yang memadai. Dengan

cakupan area pembinaan yang luas hal ini juga akan menjadi beban bagi

lembaga apabila tidak mempunyai arsiparis cukup untuk menjangkau seluruh

wilayah kerja yang ada.

Solusi untuk pemenuhan jumlah tenaga arsiparis yang profesional dan

kompeten harus segera dipenuhi mengingat jumlah arsip yang harus dikelola
10

dan area pembinaan kearsipan yang luas memerlukan perhatian dalam

pemenuhan jumlah tenaga arsiparis sesuai target kinerja Dinas Kearsipan Dan

Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah. Upaya pemenuhan kebutuhan arsiparis

yang profesional dan kompeten tersebut selanjutnya perlu dilakukan kajian

dan evaluasi untuk memenuhi jumlah tenaga arsiparis. Salah satu cara untuk

memenuhi jumlah tenaga arsiparis adalah dengan cara pengangkatan tenaga

arsiparis melalui jalur penyesuaian. Hal ini mengacu pada Peraturan Kepala

ANRI No. 6 Tahun 2017 Tentang Tata Cara Pengangkatan Arsiparis Pegawai

Negeri Sipil Melalui Penyesuaian/Inpassing. Dalam hal ini

inpassing/penyesuaian jabatan arsiparis yang dimaksud adalah pengangkatan

arsiparis tidak harus dari background pendidikan kearsipan tetapi bisa juga

dilaksanakan secara lintas jalur dari pegawai dengan Jabatan Fungsional

Umum (JFU) untuk diangkat menjadi pegawai dengan Jabatan Fungsional

Tertentu (JFT Arsiparis). Hal ini diharapkan dapat menjadi solusi dalam hal

memenuhi kebutuhan jumlah arsiparis guna mendukung pencapaian kinerja

di Dinas Kearsipan Dan Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah. Adapun

kompetensi yang harus dimiliki untuk dapat diangkat dalam Jabatan

Fungsional Tertentu Arsiparis melalui inpassing adalah sebagai berikut

seperti dalam Tabel 2.


11

No Kompetensi bidang yang harus dimiliki Jenjang Ahli


Pertama Madya Utama
& Muda
1. Mengikuti kegiatan bimbingan teknis,
kursus ataupun pelatihan yang dibuktikan
dengan sertifikat atau Surat Tanda Tamat
v v v
Pendidikan dan Pelatihan (STTPL) Teknis
di bidang pengelolaan arsip dinamis
dan/atau pengelolaan arsip statis
2. Mengikuti dan mendapatkan sertifikat
V v v
dalam bidang pembinaan kearsipan
3. Pernah menduduki jabatan struktural di
bidang kearsipan sekurang-kurangnya 1 v v
(satu) tahun; dan
4. Menyusun karya tulis/karya ilmiah hasil
penelitian/kajian/evaluasi di bidang
v
kearsipan yang telah dipublikasikan dalam
bentuk buku/Jurnal secara nasional
Sumber : Perka ANRI No. 6 Th 2017

Kebijakan inpasing arsiparis ini tentunya dapat menjadi peluang atau

bahkan kendala bagi Dinas Kearsipan Dan Perpustakaan Provinsi Jawa

Tengah dalam upaya mencapai target kinerja. Oleh karena itu implementasi

kebijakan inpassing arsiparis ini diharapkan dapat dilaksanakan dengan baik

dan menjadi solusi guna mendukung kinerja organisasi.

1.2. Ruang Lingkup Penelitian

Jumlah arsiparis yang dimiliki oleh Dinas Kearsipan Dan Perpustakaan

Provinsi Jawa Tengah saat ini masih belum ideal. Selain karena faktor

banyaknya arsiparis yang memasuki masa pensiun juga dikarenakan

rendahnya minat untuk menjadi arsiparis dikarenakan tunjangan yang

diberikan untuk seorang arsiparis saat ini masih relatif kecil. Oleh karena itu
12

untuk memenuhi kebutuhan tenaga arsiparis diperlukan suatu program atau

kebijakan yang dapat segera mengisi kebutuhan akan tenaga arsiparis.

Dalam penelitian ini diharapkan dengan penerapan Implementasi

Kebijakan Inpassing Arsiparis akan memberikan manfaat bagi Dinas

Kearsipan Dan Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah dalam hal :

1. Peningkatan Kualitas SDM arsiparis

2. Penambahan SDM arsiparis yang profesional dan berkompeten

3. Peningkatan kinerja organisasi dalam pengelolaan arsip

4. Peningkatan karir pegawai

Selain dampak yang baik bagi organisasi tentunya perlu dipelajari juga

tentang kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan implementasi kebijakan

inpassing arsiparis diantaranya :

1. Kurang produktifnya arsiparis hasil inpassing dikarenakan yang mengikuti

program inpassing adalah arsiparis yang memasuki usia mendekati

pensiun.

2. Kurang minatnya pegawai menjadi arsiparis akan menghambat

peningkatan kinerja organisasi dikarenakan kecilnya tunjangan

penghasilan bagi seorang arsiparis.

Ruang lingkup kajian dalam penelitian ini adalah fokus terhadap

bagaimana penerapan kebijakan inpassing arsiparis di Dinas Kearsipan Dan

Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah dengan landasan Peraturan Kepala ANRI

No. 6 Tahun 2017 Tentang Kebijakan Inpassing Arsiparis. Hal ini sebagai

upaya untuk mengoptimalkan kinerja pengelolaan arsip di Dinas Kearsipan


13

Dan Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah. Arsiparis sebagai tenaga profesional

tentu memerlukan kompetensi di bidangnya. Kebijakan inpassing arsiparis

seharusnya dilaksanakan dengan selektif supaya didapatkan arsiparis yang

profesional dan kompeten sehingga dalam pelaksanaan kebijakan inpassing

arsiparis jangan hanya dimanfaatkan oleh para pegawai yang tidak memiliki

kompetensi atau bahkan hanya untuk kepentingan pribadi yaitu untuk

memperpanjang masa pensiun. Dengan proses inpassing yang selektif

diharapkan akan mendapatkan arsiparis yang profesional dan berkompeten di

bidangnya.

1.3. Masalah Penelitian

Jumlah arsiparis yang semakin berkurang tentunya akan menjadi

kendala dalam pengelolaan arsip di Dinas Kearsipan Dan Perpustakaan

Provinsi Jawa Tengah. Hal ini dikarenakan banyaknya arsiparis yang

memasuki masa pensiun dan rendahnya minat untuk menjadi arsiparis

dikarenakan tunjangan yang diberikan untuk seorang arsiparis saat ini masih

relatif kecil. Akan tetapi pemenuhan tenaga arsiparis yang profesional dan

kompeten juga menjadi tujuan penerapan suatu kebijakan. Oleh karena itu

dalam penerapan kebijakan harus memperhatikan antara tujuan dan harapan

suatu kebijakan.

Berdasarkan uraian diatas maka dalam penelitian ini dapat

dikemukakan rumusan masalah adalah bagaimana implementasi kebijakan

inpassing arsiparis di Dinas Kearsipan Dan Perpustakaan Provinsi Jawa

Tengah?
14

1.4. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana manfaat

dari penerapan kebijakan inpassing arsiparis di Dinas Kearsipan Dan

Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah terutama dalam hal pemenuhan

jumlah tenaga arsiparis yang profesional dan kompeten. Oleh karena itu

tujuan dari penelitian ini difokuskan untuk :

- Mengetahui implementasi kebijakan inpassing arsiparis di Dinas

Kearsipan Dan Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah

2. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai

berikut :

a. Temuan-temuan dalam penelitian ini akan menginspirasi bagi para

peneliti lainnya untuk menindaklanjuti dalam penelitian sejenis atau

penelitian lanjutan.

b. Hasil penelitian ini memberikan kontribusi penting bagi diskusi-

diskusi untuk mendorong percepatan pencapaian immpasing bagi

tenaga arsiparis.

c. Sebagai masukan atau sumbang saran dalam menemukan hal-hal

tentang peluang dan kendala yang dihadapi dalam implementasi

kebijakan inpassing di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi

Jawa Tengah.
15
16

Anda mungkin juga menyukai