DISUSUN OLEH :
NIM :
19042130
Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil (PNS) dalam jabatan struktural antara lain
dimaksudkan untuk membina karier PNS dalam jabatan struktural dan kepangkatan sesuai
dengan persyaratan yang ditetapkan dalam peraturan perundangan yang berlaku.
Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil (PNS) dalam suatu jabatan dilaksanakan berdasarkan
prinsip profesionalisme sesuai dengan kompetensi, prestasi kerja, dan jenjang pangkat yang
ditetapkan untuk jabatan itu serta syarat obyektif lainnya tanpa membedakan jenis kelamin,
suku, agama, ras atau golongan.
Jabatan struktural hanya dapat diduduki oleh mereka yang berstatus sebagai PNS. Calon
Pegawai Negeri Sipil tidak dapat diangkat dalam jabatan struktural. Anggota Tentara
Nasional Indonesia dan Anggota Kepolisian Negara hanya dapat diangkat dalam jabatan
struktural apabila telah beralih status menjadi PNS, kecuali ditentukan lain dalam peraturan
perundangan.
1. Pengangkatan
Persyaratan PNS yang akan diangkat dalam jabatan struktural, antara lain : Berstatus Pegawai
Negeri Sipil, Serendah-rendahnya memiliki pangkat satu tingkat dibawah jenjang pangkat
yang ditentukan, Memiliki kualifikasi dan tingkat pendidikan yang ditentukan, Semua unsur
penilaian prestasi kerja bernilai baik dalam dua tahun terakhir, Memiliki kompetensi jabatan
yang diperlukan, Sehat jasmani dan rohaniSelain persyaratan tersebut, Pejabat Pembina
Kepegawaian perlu memperhatikan faktor : Senioritas dalam kepangkatan, Usia, Pendidikan
dan Pelatihan (DIKLAT) Jabatan, Pengalaman.
Pelaksanaan Pengangkatan
Dalam setiap keputusan tentang pengangkatan dalam jabatan structural, harus dicantumkan
nomor dan tanggal pertimbangan Baperjakat, eselon dan besarnya tunjangan jabatan
struktural.
2. Pelantikan
PNS yang diangkat dalam jabatan struktural, termasuk PNS yang menduduki jabatan
struktural yang ditingkatkan eselonnya, selambatnya 30 hari sejak penetapan
pengangkatannya wajib dilantik dan diambil sumpahnya oleh pejabat yang berwenang.
Demikian juga yang mengalami perubahan nama jabatan atau perubahan fungsi dan tugas
jabatan maka PNS yang bersangkutan dilantik dan diambil sumpahnya kembali.
Pendidikan dan PelatihanPNS yang akan atau telah menduduki jabatan structural harus
mengikuti dan lulus Diklat Kepemimpinan (Diklatpim) sesuai dengan kompentensi yang dite-
tapkan untuk jabatan tersebut. Artinya, PNS dapat diangkat dalam jabatan struktural
meskipun yang bersangkutan belum mengikuti dan lulus Diklatpim. Namun demikian untuk
meningkatkan kemampuan kepemimpinan dan me-nambah wawasan, maka kepada PNS yang
bersangkutan tetap diharuskan untuk mengikuti dan lulus Diklatpim yang dipersyaratkan
untuk jabatannya.
3. Pemberhentian
Pemberhentian PNS dari jabatan struktural ditetapkan dengan keputusan pejabat yang
berwenang setelah melalui pertimbangan Komisi Kepegawaian Negara/ Baperjakat disertai
alasan yang jelas atas pemberhentiannya.
PNS yang meninggal dunia dianggap telah diberhentikan dari jabatan strukturalnya
4. Perangkapan Jabatan
Untuk optimalisasi kinerja, disiplin dan akuntabilitas pejabat structural serta menyadari akan
keterbatasan kemampuan manusia, PNS yang menduduki jabatan struktural tidak dapat
menduduki jabatan rangkap, baik dengan jabatan structural lain maupun jabatan fungsional.
Rangkap jabatan hanya diperbolehkan apabila ketentuan perangkapan jabatan tersebut diatur
dengan Undang-undang atau Peraturan Pemerintah.
Jabatan Fungsional, yaitu jabatan teknis yang tidak tercantum dalam struktur organisasi,
tetapi dari sudut pandang fungsinya sangat diperlukan dalam pelaksansaan tugas-tugas pokok
organisasi, misalnya: auditor (Jabatan Fungsional Auditor atau JFA), guru, dosen, dokter,
perawat, bidan, apoteker, peneliti, perencana, pranata komputer, statistisi, pranata
laboratorium pendidikan, dan penguji kendaraan bermotor. Jabatan fungsional adalah
kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seorang Pegawai
Negeri Sipil dalam suatu satuan organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada
keahlian/dan atau keterampilan tertentu serta bersifat mandiri.
Jabatan fungsional pada hakekatnya adalah jabatan teknis yang tidak tercantum dalam
struktur organisasi, namun sangat diperlukan dalam tugas-tugas pokok dalam organisasi
Pemerintah. Jabatan fungsional Pegawai Negeri Sipil terdiri atas jabatan fungsional keahlian
dan jabatan fungsional keterampilan. Produk hukum yang mengatur pengangkatan dalam
Jabatan Fungsional adalah PP no. 40 Tahun 2010: Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
No.16 Tahun 1994 Tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil, PP No. 16 Tahun 1994
dan Keppres No. 87 tahun 1999. by Art.Bento
A. DEFINISI
Jabatan Fungsional adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang
dan hak seorang Pegawai Negeri Sipil dalam suatu satuan organisasi yang dalam pelaksanaan
tugasnya didasarkan atas keahlian dan atau keterampilan tertentu serta bersifat mandiri dan
kenaikan pangkatnya dengan angka kredit.
2. Pembebasan Sementara diberikan kepada PNS yang tidak dapat mengumpulkan angka
kredit yang dipersyaratkan untuk kenaikan jabatan/ pangkat setingkat lebih tinggi dalam
waktu 5 tahun, menjalani tugas belajar, ditugaskan secara penuh diluar tupoksi jabatan
fungsionalnya, diberhentikan sementara dari PNS, dengan persyaratan sebagai berikut:
a. Usulan dari SKPD.
b. Surat melaksanakan tugas di luar Tupoksi (bagi PNS yang ditugaskan secara penuh di
luar Tupoksi Jafung).
c. SK Tugas belajar (bagi PNS Tubel).
d. SK diberhentikan sementara dari PNS (Bagi PNS yang diberhentikan sementara dari
PNS).
e. Surat dari SKPD menyatakan tidak dapat mengumpulkan angka kredit selama 5 tahun
yang dipersyaratkan untuk kenaikan jabatan/ pangkat setingkat lebih tinggi (Bagi PNS yang
tidak bias mengumpulkan angka kredit yang dipersyaratkan selama 5 tahun).
3. Pengangkatan Kembali bagi PNS yang telah dibebaskan dari Jabatan Fungsional dengan
persyaratan sebagai berikut:
a. Usulan dari SKPD.
b. SK pembebasab sementara.
c. PAK terakhir.
d. SK Pindah (bagi pegawai yang masuk ke lingkungan Prov. Sumbar).
e. SK pembebasan dari Jafung dari Instansi asal (bagi pegawai pindah).
f. SK Pemberhentian Tugas Belajar (bagi PNS Tubel).
g. SK Pangkat terakhir.
h. Surat Pernyataan melaksanakan tugas (satu rangkap).
D. ORIENTASI SDM
Penempatan merupakan penugasan kembali dari seorang karyawan pada sebuah pekerjaan
baru. Kebanyakan keputusan penempatan dibuat oleh manajer lini. Biasanya penyelia
karyawan dalam konsultasi dengan tingkat manajer lini yang lebih tinggi memutuskan
penempatan masa depan untuk setiap karyawan. Peranan departemen SDM adalah memberi
pendapat pada manajer lini tentang kebijakan perusahaan dan menyediakan bimbingan
kepada para karyawan.
Yang selalu menjadi perhatian adalah kesiapan mereka yang akan ditempatkan baik dari sisi
kemampuan beradaptasi maupun mengetahui apa yang harus dilakukan dengan jenis
pekerjaanyang baru diterimanya. Selain itu kesiapan unit yang akan menerima karyawan baru
dari unit lainnya juga dinilai penting. Karena itu sebaiknya setiap karyawan unit harus siap
untuk menerima karyawan baru tanpa harus apriori terhadap masalah personaliti karyawan
baru bersangkutan.
Dalam kondisi kendala-kendala tertentu, tiga hal pokok keputusan penempatan karyawan
baru adalah antara lain dalam rangka promosi, pengalihan, dan penurunan pangkat. Tiap
keputusan seharusnya dilekatkan dengan orientasi dan tindak lanjut apakah penempatan
disebabkan oleh penurunan jumlah karyawan, penggabungan (merger), akuisisi, atau
perubahan internal dari kebutuhan penempatan staf. Hal ini penting dalam rangka jastifikasi
penerapan fungsi koordinasi dengan adanya karyawan baru.
Tujuan penempatan pegawai adalah untuk menempatkan orang yang tepat dan jabatan yang
sesuai dengan minat dan kemampuannya, sehingga sumber daya manusia yang ada menjadi
produktif. Hal ini sesuai dengan pendapat Memoria (1986), penempatan pegawai
mengandung arti pemberian tugas tertentu kepada pekerja agar ia mempunyai kedudukan
yang paling baik dan paling sesuai dengan didasarkan pada rekruitmen, kualifikasi pegawai
dan kebutuhan pribadi
Hal-hal yang terkait dalam penempatan meliputi sejarah, visi, misi, sasaran dan tujuan
perusahaan, struktur organisasi, produk/jasa perusahaan, fasilitas-fasilitas dalam perusahaan,
peraturan, tata tertib dan kebijakan perusahaan, buku pedoman karyawan (bila ada), prosedur
K3, dan lain sebainya.
Program orientasi karyawan baru adalah program yang bertujuan memperkenalkan tentang
kehidupan sosial, budaya, dan lingkungan kerja di sekitar tempat kerja.
Point penting yang disampaikan kepada karyawan baru tersebut adalah pengenalan tentang
letak georgrafis Batam, Budaya, Sosial Ekonomi, infra struktur, Fasilitas umum (Olaharaga,
keagamaan, kemasyarakatan). Peraturan tentang kehidupan di lingkungan dormitory,
motivasi kerja.
b. Orientasi unit kerja, adalah mengakrabkan karyawan itu dengan sasaran unit kerja
tersebut, memperjelas bagaimana pekerjaannya menyumbang pada sasaran unit itu dan
mencakup perkenalan dengan rekan-rekan kerja barunya.
a. Menyiapkan mental bagi karyawan baru dalam menghadapi peralihan suasana dari
lingkungan pendidikan ke dunia kerja yang nyata
2. Menghindarkan adanya kekacauan yang mungkin disebabkan oleh seorang pekerja baru
ketika diserahi pekerjaan baru
6. Memberikan pengertian kepada pegawai baru bahwa mereka adalah bagian yang penting
di dalam sebuah organisasi
1. Membentuk kesan yang menguntungkan pada karyawan dari organisasi dan pekerjaan.
1) Manfaat Orientasi
b. Dalam waktu yang singkat dapat merasa menjadi bagian dari organisasi.
a) Cukup baik
2) Dampak Orientasi
Kejadian pertama yang diamati pada suatu ruangan yang cukup sebagai berikut :
1. Para pegawai baru dikumpulkan pada satu ruangan yang cukup luas
2. Kemudian secara tepat mereka diberi informasi tentang perusahaan tersebut , upah, dan
lain-lain
4. Kemudian mereka diminta untuk melaporkan apa-apa yang telah mereka dengar
6. Setelah itu mereka dibawa ke ruang kerja dengan perintah untuk minta petunjuk kepada
pegawai lama yang ada di ruang kerja tersebut tentang bagaimana seharusnya mengerjakan
tugas mereka.
8. Lalu mereka disuruh praktik dan waktu yang diberikan tidak terlalu lama
Kejadian kedua, bagian personalia mulai melakukan reaksi terhadap apa yang terjadi, seperti
berikut:
a) Mulai merekrut pegawai lain dan juga melakukan penelitian tentang sebab terjadinya
hal-hal seperti pada program orientasi pertama tadi
c) Pada pagi hari diberi informasi tentang banyak hal, misalnya struktur, tujuan jangka
panjang perusahaan, dan hal-hal lain yang sifatnya umum. Penjelasan dilakukan dan
waktunya sekitar dua jam.
d) Kemudia mereka diberi formulir (kalau bekerja disini apa yang mereka harapkan)
e) Sasarannya menciptakan sikap positif dari para pegawai baru tersebut terhadap “Texas
Instruments”
f) Sebelum makan siang mereka diperkenalkan pada supervisor dan bersama dengan
pegawai baru tersebut mereka makan bersama
g) Setelah itu supervisor baru memperkenalkan kepada pegawai lama dari masing-masing
unit kerja, juga kepada pegawai di Assembly Lines
b. Pada program orientasi yang relatif lama : tingkat kecemasan mulai diredakan melalui
berbagai kegiatan, sehingga tingkat kemampuan pegawai menjadi semakin baik dan
keinginan untuk keluar pun menjadi berkurang.
a) Penekanan pada kertas kerja. Setelah mengisi berbagai barang yang dibutuhkan oleh
departemen sumber daya manusia, para karyawan baru diberikan sambutan sepintas lalu.
Selanjutnya mereka diarahkan kepada penyelianya langsung. Kemungkinan hasilnya:
kalangan karyawan baru tidak merasa sebagai bagian dari perusahaan.
b) Telaah yang kurang lengkap mengenai dasar-dasar pekerjaan. Suatu orientasi yang cepat
dan dangkal, dan para karyawan baru langsung
Doyo Hadi Widodo, Heri Susilowati, 2014. Modul Diklat Analis Kepegawaian. Pusat
Pembinaan Jabatan Fungsional Kepegawaian Badan Kepegawaian Negara Jakarta.
Dedy Suhendra, 2017. Rekrutmen Dan Pengangkatan Pegawai Pemerintah Dengan Perjanjian
Kerja (Pppk) Menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014. Volume 1, Nomor 2, Agustus
2017. Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan.
https://bkd.sumbarprov.go.id/details/pages/29.
Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 13 Tahun 2002 tanggal 17 Juni 2002
tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 Tentang
Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan Struktural Sebagaimana Telah Diubah Dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2002.