Anda di halaman 1dari 30

Model 1

Kompetensi Manajerial
untuk
Jabatan Pimpinan Tinggi
Aparatur Sipil Negara

Jakarta, 16 Juni 2016


1
Sebagai bahan diskusi dalam menetapkan Model Kompetensi Manajerial JPT seperti diamanatkan oleh UU
ASN. Model ini sudah diujicobakan dalam asesmen 1023 Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT) dan Pejabat
Administrator dalam program Talent Pool (TP) JPT oleh Badan Kepegawaian Negara (BKN)
Model Kompetensi Manajerial
untuk Jabatan Pimpinan Tinggi

Bagian I: Jabatan Pimpinan Tinggi dalam Birokrasi Indonesia


A. Latar Belakang

Kepemimpinan birokrasi pemerintah berperan sangat stratejik dalam kinerja birokrasi


dalam mendukung kualitas layanan kepada masyarakat maupun mendukung kinerja dunia
usaha. Hal tersebut diyakini turut mempengaruhi dalam menentukan kebijakan
pembangunan serta arah perjalanan suatu bangsa. Menghadapi tantangan abad ke-21 dan
dinamika perubahan termasuk pergantian pimpinan pemerintahan, menuntut perubahan
profil kepemimpinan birokrasi pemerintahan yang mampu mendukung birokrasi yang
progresif dan melayani.
Hal tersebut sejalan dengan semakin tinggi harapan masyarakat terhadap kualitas dan
kinerja birokrasi. Pemimpin dalam jabatan publik diharapkan mampu memformulasikan
kebijakan yang pro masyarakat dan berorientasi pada kemanfaatan hasilnya. Selain itu,
pemimpin birokrasi, antara lain dituntut untuk berintegritas dan mampu mengelola segala
perbedaan budaya, latar belakang suku dan agama, serta kepentingan seluruh elemen
bangsa.
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019,
ditegaskan bahwa aparatur negara berfungsi sebagai pendorong dan penggerak reformasi
birokrasi sehingga diperlukan upaya yang strategis untuk menciptakan birokrasi yang efektif
dan efiesien melalui pengembangan SDM aparatur sipil negara yang memiliki integritas dan
kompetensi yang tinggi.

RPJMN 2015-2019 Bidang Hukum dan Aparatur (Bab 7):


Sasaran Kedua Terwujudnya Pemerintahan yang Efisien dan Produktif
- Penerapan manajemen ASN yang transparan, kompetitif, dan berbasis merit untuk mewujudkan ASN yang
profesional dan bermartabat.
- Sistem pengkaderan pejabat tinggi ASN dikembangkan melalui dukungan sistem informasi ASN, termasuk
pengembangan database profil kompetensi calon dan pejabat tinggi ASN.
- Pengembangan kepemimpinan untuk perubahan dalam birokrasi untuk mewujudkan kepemimpinan yang
visioner, berkomitmen tinggi, dan transformatif
- Langkah-langkah yang ditempuh dalam pengembangan kepemimpinan birokrasi, melalui strategi antara lain:
(1) pembentukan dan pengembangan jabatan pimpinan tinggi; (2) penerapan sistem promosi terbuka,
transparan, kompetitif, dan berbasis kompetensi untuk untuk jabatan pimpinan tinggi

Lahirnya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) patut
diapresiasi, karena Undang-Undang ini membawa nuansa baru yang lebih baik dalam sistem
manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) aparatur sipil negara, dan dapat dikatakan
merupakan tonggak sejarah perubahan dalam birokrasi Indonesia. Terdapat ide-ide progresif
dan perubahan-perubahan signifikan, salah satu diantaranya adalah adanya jenis jabatan
baru yaitu Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT). Undang-undang ini mengatur secara khusus
mengenai JPT dan pengisiannya pada instansi pusat dan daerah. Hal ini tentu bertujuan untuk
menjaring pimpinan atau pejabat yang memiliki profil sebagaimana tuntutan dinamika

Page 2 of 30
perubahan dan harapan masyarakat. Selanjutnya, pada pasal 108 UU ASN tersebut
dinyatakan bahwa pengisian JPT utama dan madya pada kementerian, kesekretariatan
lembaga negara, lembaga nonstruktural, dan instansi daerah dilakukan secara terbuka dan
kompetitif di kalangan PNS dengan memperhatikan syarat kompetensi, kualifikasi,
kepangkatan, pendidikan dan latihan, rekam jejak jabatan, dan integritas serta persyaratan
lain yang dibutuhkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pengisian
jabatan ini dilakukan dengan membentuk panitia seleksi untuk melakukan seleksi dengan
mempertimbangkan kualifikasi, kompetensi, dan kinerja pejabat tersebut, dan uji kompetensi
melalui pusat penilaian (assesment center) atau metode penilaian lainnya.
Kini saatnya pemerintah dan masyarakat memilih dan menempatkan seorang
pemimpin/pejabat yang akan menduduki Jabatan Pimpinan Tinggi dalam birokrasi
pemerintah secara tepat, sehingga mampu menghasilkan pejabat yang memiliki keunggulan
profesional, berintegritas dan peduli.

B. Profil Aparatur Sipil Negara (ASN)


Jumlah PNS nasional pusat dan daerah adalah 4.503.638 orang yang terdiri atas 2.300.166 laki-
laki (51,07%) dan 2.203.462 (48,93%) perempuan2. Pada saat ini, PNS dikelompokkan menjadi tiga
kelompok, yaitu: Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT), Jabatan Administrator, dan Jabatan Fungsional
Tertentu.

Untuk lebih jelasnya, populasi PNS di Indonesia digambarkan dalam grafik di bawah ini:

Grafik 1. PNS pusat dan daerah berdasarkan jenis kelamin

2
Berdasarkan data Pendaftaran Ulang Pegawai Negeri Sipil (PUPNS), Mei 2016

Page 3 of 30
Grafik 2: Distribusi PNS berdasarkan Jabatan

Secara umum, jumlah JPT di Indonesia adalah 29.113 orang atau 0,65% dari total populasi PNS
di Indonesia.

C. Pengisian posisi JPT


Pengisian posisi JPT sangatlah penting untuk memastikan berfungsinya pemerintahan dan
negara. Namun demikian, pengisian posisi JPT di beberapa instansi pemerintah (K/L/I) terkadang
tidak berjalan optimal dikarenakan belum tersedianya database ASN JPT yang menjadi rujukan
melihat kualifikasi, kinerja dan kompetensi JPT untuk menduduki suatu posisi.
Sulit dan lamanya proses pengisian posisi JPT di beberapa Kementerian/Lembaga/Instansi
(K/L/I) menunjukkan upaya kaderisasi kepemimpinan nasional belum berjalan sesuai dengan
kebutuhan. Kekurangan kader JPT semakin terasa sejalan dengan upaya pergantian pejabat dalam
rangka penyegaran, bagi pejabat yang telah menduduki posisinya selama lima (5) tahun, demikian
pula, dalam upaya mengganti pejabat yang akan/telah memasuki masa pensiun dan/atau memiliki
kinerja buruk. Kondisi ini turut meningkatkan kebutuhan atas kandidat JPT, sementara kelangkaan
kader semakin terasa.
Belum tersedianya informasi pejabat pimpinan tinggi yang berbasis pada aspek potensi dan
kompetensi serta ukuran objektif lainnya baik di tingkat pusat dan daerah menyulitkan upaya untuk
mendayagunakan dan melakukan mobilitas pejabat pimpinan tinggi secara nasional. Ketersediaan
profil potensi dan kompetensi JPT secara obyektif menjadi sangat mendesak untuk memudahkan
pendayagunaan dan penempatan JPT secara nasional dan lintas sektor sesuai dengan dinamika
program pembangunan Pemerintah.
Sebagai suatu langkah kongkrit untuk menjamin ketersediaan JPT dalam rangka
penyelenggaraan fungsi pemerintahan dan negara, mulai tahun 2015 Badan Kepegawaian Negara
(BKN) menyelenggarakan suatu program Talent Pool Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT) yang bertujuan
untuk mendapatkan kelompok kandidat JPT yang memiliki minat, dan memiliki persyaratan, dalam
mengisi posisi JPT. Secara khusus sasaran program ini adalah tersedianya database ASN JPT 2015-
2019.
Model kualifikasi dan kompetensi yang disepakati menjadi kriteria yang sangat penting dalam
penilaian para JPT dan calon JPT dalam membangun Talent Pool JPT ini.

Page 4 of 30
Bagian II: Model Kompetensi Manajerial Jenerik
Jabatan Pimpinan Tinggi
A. Penyusunan Model Kompetensi Manajerial Jenerik Jabatan Pimpinan Tinggi
Undang-undang ASN mempromosikan sistem merit di mana kebijakan dan manajemen ASN
harus didasarkan pada kualifikasi, kompetensi, dan kinerja tanpa membedakan latar belakang
politik, ras, warna kulit, agama, asal usul, jenis kelamin, status pernikahan, umur, atau kondisi
kecacatan. Proses pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi diharuskan untuk menerapkan sistem seleksi
dan rekrutmen terbuka (open selection) di mana aspek kualifikasi, kompetensi dan kinerja
menjadi kriteria obyektif dalam proses penilaian ini. Dengan demikian, proses pengisian Jabatan
Pimpinan tingga diharapkan menjadi cermin bagaimana sistem merit diterapkan dalam manajemen
ASN.
Kompetensi seorang pemangku Jabatan Pimpinan Tinggi sesuai dengan amanah UU ASN, terdiri
dari kompetensi manajerial, kompetensi teknis, dan kompetensi sosial budaya. Untuk kompetensi
manajerial, telah disusun suatu model kompetensi JPT yang telah digunakan dalam implementasi
program Talent Pool JPT BKN pada tahun 2015. Proses penyusunan model kompetensi ini dilakukan
dengan metode top down, di mana penyusunannya dengan merujuk pada pustaka kompetensi
(competencies libraries) dalam memberi kerangka pengembangan model kompetensi. Dengan
pendekatan ini maka penyusunan model kompetensi dimulai dari business strategy organisasi
yang kemudian diturunkan dalam model kompetensi yang bersifat jenerik3.
Model kompetensi merupakan ukuran atau patokan tentang pengetahuan, keterampilan, dan sikap
kerja yang harus dimiliki oleh seseorang untuk mengerjakan suatu pekerjaan/tugas sesuai dengan
kinerja yang dipersyaratkan. Agar dapat diturunkan menjadi perangkat perilaku sehari-hari, model
kompetensi perlu dilengkapi dengan tingkat kemahiran yang dipersyaratkan untuk setiap jenjang
struktural. Tingkat kemahiran menjelaskan perilaku yang diharapkan mampu ditampilkan oleh
seorang pegawai, agar ia dapat memberikan kinerja terbaiknya. Model kompetensi dimanfaatkan
sebagai alat manajemen, terutama dalam menentukan organisasi kerja dan perencanaan jabatan,
membantu dalam evaluasi/penilaian pegawai dan pengembangannya, membantu dalam merekrut
tenaga kerja, mengembangkan program pelatihan sesuai dengan kebutuhan organisasi. Selain itu,
model kompetensi juga dapat digunakan untuk mengklasifikasi dan membuat kualifikasi, serta
dijadikan kriteria pengujian dan instrumen/alat ukur pengujian.

Ketentuan mengenai hasil kerja efektif (effective outcomes) dari pemangku JPT seperti yang
dicantumkan dalam UU ASN maupun dalam RPJMN 2014-2019 menjadi dasar pijak menentukan
business strategy organisasi pemerintah secara umum.

Pemangku Jabatan Pimpinan Tinggi berfungsi memimpin dan memotivasi setiap pegawai ASN pada
instansi pemerintah yang dipimpinnya melalui kepeloporan dalam bidang keahlian profesional,
analisis dan rekomendasi kebijakan, dan kepemimpinan manajemen. Pemangku Jabatan Pimpinan
Tinggi diharapkan mampu untuk melaksanakan pengembangan kerjasama, menunjukkan
keteladanan dan menjamin akuntabilitas jabatan.

3
Dikarenakan adanya kebutuhan untuk mendapatkan kompetensi manajerial jenerik dan juga ketersediaan
waktu yang tidak banyak untuk penyusunannya, maka metode penyusunan yang top down dianggap lebih
sesuai. Metode penyusunan bottom up biasanya digunakan dalam penyusunan model kompetensi teknis
yang memerlukan tingkat kedetailan yang sangat tinggi. Keuntungan dengan menggunakan metode
penyusunan bottom up adalah memberi ruang yang lebih pada kepemilikan pemangku kepentingan karena
proses penyusunannya melibatkan banyak pihak. Sedangkan keuntungan pada metode penyusunan top
down, cukup belajar dari organisasi lain dan memanfaatkan pustaka kompetensi yang sudah cukup populer,
sehingga menghemat waktu dan biaya.

Page 5 of 30
Secara lebih detail, hasil efektif yang diharapkan dari pemangku JPT dapat dirangkum sebagai
berikut.
Tabel 1: Hasil Efektif yang diharapkan dari Pemangku JPT 4
JPT UTAMA JPT MADYA JPT PRATAMA

Tersusunnya kebijakan yang terwujudnya perumusan tersusunnya rumusan alternatif


mendukung pelaksanaan kebijakan yang memberikan kebijakan yang memberikan
pembangunan; solusi; solusi;

Peningkatan kapabilitas Terlaksananya pendayagunaan terwujudnya kapabilitas pada


organisasi; sumberdaya untuk menjamin unit kerja untuk mencapai
produktivitas unit kerja; outcome organisasi,
mengarahkan tugas bawahan,
membina bawahan,
mengkoordinasi pekerjaan,
menjaga harmonisasi unit kerja,
disiplin

terwujudnya sinergi antar Terlaksananya penerapan Tercapainya hasil kerja unit


instansi dalam mencapai tujuan kebijakan dengan resiko yang selaras dengan tujuan
pembangunan; dan minimal; organisasi; pelayanan publik

terselesaikannya masalah yang tersusunnya program yang Terwujudnya pengembangan


memiliki kompleksitas dan resiko dapat menjamin pencapaian strategi yang terintegrasi untuk
tinggi yang berdampak politis. tujuan organisasi; mendukung pencapaian tujuan
organisasi;

wawasan kebangsaan, Terlaksananya penerapan wawasan kebangsaan,


pemahaman atas konsepsi NKRI program organisasi yang pemahaman atas konsepsi NKRI
sebagai Negara berkesinambungan; dan sebagai Negara
maritime/archipelagic; Bhineka maritime/archipelagic; Bhineka
Tunggal Ika; Musyawarah Tunggal Ika; Musyawarah
mufakat mufakat

Terwujudnya sinergi antar


pimpinan di dalam dan antar
organisasi untuk mencapai
tujuan pembangunan yang
efektif dan efisien.

wawasan kebangsaan,
pemahaman atas konsepsi NKRI
sebagai Negara
maritime/archipelagic; Bhineka
Tunggal Ika; Musyawarah
mufakat

Hasil efektif yang diharapkan dari pemangku JPT ini kemudian digabungkan dengan analisa perilaku
yang perlu dengan menggunakan instrumen Taxonomy Bloom.

4
Disarikan dari dokumen RPJMN 2014-2019, UU ASN, dan draft RPP Manajemen PNS

Page 6 of 30
Gambar 1: Taxonomy Bloom

Penggabungan berupa hasil yang diharapkan dari pemangku JPT sebagai patokan business strategy
dengan teori Taxonomy Blom ini menghasilkan tingkatan yang diusulkan untuk JPT maupun calon
JPT (adminstrator).

Model Kompetensi Jabatan Pimpinan Tinggi kemudian dikelompokkan ke dalam empat kelompok
kompetensi sebagai berikut:
1. Kemampuan Berpikir (Thinking)
2. Kemampuan Mengelola Tugas (Working)
3. Kemampuan Menjalin Hubungan (Relating)
4. Wawasan Kebangsaan
Kelompok kompetensi Wawasan Kebangsaan merupakan satu dimensi yang ditambahkan dari
kelompok kompetensi yang secara umum ada dalam pustaka kompetensi. Kompetensi ini menjadi
satu karakteristik penting bagi Pegawai Negeri Sipil terkait dengan perannya sebagai perekat bangsa
(NKRI), yang dapat membedakan antara seorang pemangku jabatan pimpinan lembaga swasta
dengan pemangku jebatan pimpinan tinggi pemerintahan.
Dari empat kelompok kompetensi ini, kemudian dikembangkan 12 jenis kompetensi manajerial
jenerik JPT yaitu :

Page 7 of 30
Tabel 2: Kelompok Kompetensi JPT
No Kelompok Kompetensi Jenis Kompetensi
I Kemampuan Berpikir 1. Penetapan Visi
2. Memprakarsai Perubahan
3. Analisa Pemecahan masalah dan Pengambilan
Keputusan
4. Inovasi
II Kemampuan Mengelola Tugas 1. Integritas dan Keberanian untuk meyakinkan
2. Perencanaan dan Pengorganisasian
3. Mendorong pada Hasil
4. Fokus pada Pemangku Kepentingan
III Kemampuan Menjalin Hubungan 1. Kepemimpinan tim
2. Manajemen Konflik
3. Mengelola Keberagaman
IV Wawasan Kebangsaan Mengelola Kedaulatan Bangsa

Dengan proses ini, model kompetensi Jabatan Pimpinan Tinggi ini memang disusun secara jenerik,
hanya mengakomodir kompetensi terpenting untuk pemangku jabatan pimpinan tinggi. Kompetensi
spesifik sesuai dengan K/L/I penempatan dapat ditambahkan kemudian.

Prinsip dasar (guiding principles) dalam Menyusun Model kompetensi JPT:


o Jenerik, mengakomodir kompetensi terpenting untuk JPT.
o Fokus pada kompetensi manajerial: sedangkan kompetensi bidang/spesifik diukur oleh K/L/I
penerima kader (talent)
o Kompetensi spesifik sesuai K/L/I penempatan dapat ditambahkan kemudian
o Berjenjang, uni-dimensional, skala dengan angka lebih tinggi lebih kompleks perilakunya dan/atau
lebih luas/besar dampaknya (nasional), akuntabilitas dan lingkup makin luas.
o Indikator, skala 1 4 untuk mengakomodir jenjang Administrator sampai dengan JPT Utama

B. Implementasi Model Kompetensi Model untuk asesmen JPT


Model Kompetensi JPT telah digunakan dalam penilaian kompetensi manajerial jenerik 1023 JPT
dan Administrator dalam program nasional Talent Pool 1000 JPT; sebuah program yang diinisiasi oleh
Badan Kepegawaian Negara (BKN) pada tahun 2015. Kegiatan tersebut diikuti oleh 1023 peserta dari
instansi pusat dan daerah. Kendati Talent Pool dimaksudkan sebagai Talent Pool JPT, namun peserta
dari asesmen Talent Pool JPT ini meliputi JPT (pratama) maupun administrator. Pejabat pemangku
jabatan administrator dianggap sebagai pejabat potensial yang akan menduduki Jabatan Pimpinan
Tinggi, dan menjadi dasar pengkaderan JPT. Dengan demikian, model kompetensi JPT yang
dikembangkan ini, selain untuk JPT, diterapkan pula dalam asesmen untuk administrator.
Dengan demikian, dari 12 jenis kompetensi JPT yang dirumuskan, indikator perilaku dari setiap
kompetensi disusun berjenjang dari skala satu (1) sampai dengan empat (4), untuk mengakomodir
jenjang Administrator (skala 1) sampai dengan JPT Utama (skala 4).

Page 8 of 30
Merujuk pada kebutuhan ini, maka skala indikator perilaku untuk setiap kompetensi disusun sebagai
berikut:

Tabel 3: Skala Indikator Perilaku


No PERSYARATAN KOMPETENSI ADMINIS JPT JPT MADYA JPT
TRASI PRATAMA UTAMA

SKALA

1 Penetapan Visi 1 2 3 4

2 Memprakarsai Perubahan 1 2 3 4

3 Analisa Pemecahan Masalah & 1 2 3 4


Pengambilan Keputusan

4 Inovasi 1 2 3 4

5 Integritas dan Keberanian untuk 1 2 3 4


Meyakinkan

6 Perencanaan dan Pengorganisasian 1 2 3 4

7 Mendorong pada Hasil 1 2 3 4

8 Fokus Kepada Pemangku Kepentingan 1 2 3 4

9 Kepemimpinan Tim 1 2 3 4

10 Manajemen Konflik 1 2 3 4

11 Mengelola Keberagaman 1 2 3 4

12 Mengelola Kedaulatan Bangsa 1 2 3 4

Dikarenakan proses asesmen Talent Pool JPT ini bertujuan untuk mengevaluasi potensi dan
kompetensi peserta asesmen, maka digunakan metode Asesment Center (AC) dengan menerapkan
berbagai teknik yang efektif untuk menghasilkan profil kompetensi setiap peserta. Teknik tersebut
adalah:
Rangkaian Tes Tertulis untuk mengukur kemampuan kognitif, sikap kerja, dan
kemampuan manajerial. Peserta mengerjakan berbagai soal atau tugas yang diistruksikan
oleh tester.
Presentasi. Peserta diminta menganalisa suatu masalah dan mempresentasikan
paparannya dalam kelompok.
Leaderless Group Discussion. Peserta dipertemukan dengan peserta lain dan diminta
untuk memecahkan masalah yang dihadapi oleh kelompok.
Management Games. Peserta dipertemukan dengan peserta lain dan diminta untuk
menyelesaikan suatu tugas secara bersama-sama.
Behavior Evidence Interview. Peserta diminta menceritakan berbagai pengalaman dalam
situasi kerja, tindakan atau keputusan yang diambil serta hasil dari tindakan atau
keputusannya tersebut.
Dari hasil asesmen Talent Pool JPT 2015 terpetakanlah Indeks kesenjangan kompetensi5 antara para
peserta asesmen. Indeks kesenjangan kompetensi ini misalnya:

5
Indeks Kesenjangan Kompetensi merupakan angka atau prosentasi yang menunjukkan besaran perbedaan
antara kompetensi yang dimiliki pegawai dengan pesrsyaratan kompetensi yang dibutuhkan un:tuk menduduki
jabatan tertentu

Page 9 of 30
Kelompok Peserta Kesenjangan Kompetensi berdasarkan Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan
Administrator Penetapan visi, Penetapan visi,
Inovasi Inovasi
Manajemen konflik Kepemimpinan tim

JPT Pratama Kepemimpinan tim Kepemimpinan tim


Mengelola kedaulatan Mengelola kedaulatan bangsa
bangsa Mengelola keberagaman
Penetapan visi

Selanjutnya dari sisi Potensi, pejabat pemangku JPT dan Administrasi yang menjalani rangkaian
asesmen program talent pool JPT ini dapat dikelompokkan dalam tiga kategori Potensi yaitu :
Potensi Tinggi (High Potential), bagi pegawai yang mampu menunjukkan kemampuan dan
aspirasi untuk menjalankan peran yang lebih luas atau mampu menduduki posisi yang lebih
tinggi.
Potensi Sedang (Medium Potential), bagi pegawai yang mampu menunjukkan kemampuan
dan aspirasi menjalankan peran baru masih pada struktur yang sama. Perhatian perlu
diberikan untuk meningkatkan kinerja, karakter dan kapabilitas.
Potensi sesuai dengan penempatan saat ini (At Potential), bagi pegawai yang saat ini sudah
sangat tepat ditempatkan di posisinya. Tetap di posisi ini dalam waktu 1-2 tahun ke depan.

Aspek berikutnya yang dihasilkan dari proses asesmen JPT ini adalah tingkat kesiapan peserta untuk
ditempatkan pada tanggung jawab yang lebih tinggi. Tingkat kesiapan dapat dibagi ke dalam tiga
kategori:
Siap Saat Ini, dapat diberi tanggung jawab yang lebih luas atau ditempatkan di posisi yang
lebih tinggi dalam waktu kurang dari 1 tahun.
Siap dalam jangka waktu dekat, dapat ditempatkan ke posisi yang lebih tinggi dalam waktu
kurang dari 3 tahun. Diikutii dengan pengembangan kompetensi yang diperlukan pada posisi
yang lebih tinggi.
Siap di masa depan, dapat ditempatkan ke posisi yang lebih tinggi dengan pembinaan dan
pengembangan dalam waktu lebih dari 3 tahun

Data base potensi maupun kompetensi 1023 peserta asesmen program Talent Pool JPT 2015 tersedia
di Badan Kepegawaian Negara.
Selain diujicobakan dalam program Talent Pool JPT, model kompetensi JPT ini juga sudah
digunakan oleh BKN untuk melakukan asesmen JPT dan Administrator untuk beberapa instansi pusat
dan instansi pemerintah daerah

Page 10 of 30
Bagian III.Pembelajaran dan Rekomendasi

1. Pembelajaran
Dari proses implementasi 12 jenis kompetensi manajerial jenerik JPT dalam asesmen program
Talent Pool JPT tahun 2015 maupun dalam kegiatan-kegiatan asesmen reguler JPT dan
administrator untuk instansi pemerintah pusat dan daerah yang telah dilakukan oleh BKN, model
kompetensi JPT ini dirasa sangat tepat untuk diberlakukan untuk pejabat administrator sebagai
pejabat potensial JPT maupun untuk JPT. Beberapa keunggulan dari Model Kompetensi JPT ini
antara lain:
Berangkat dari suatu business strategy yang valid sebagai dasar acuan dalam menentukan
hasil akhir/efektif yang diharapkan oleh RPJMN dan UU ASN terhadap pemangku JPT
Mencerminkan karakteristik Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai perekat bangsa, dan nilai
Nawacita; dengan memasukkan kompetensi Wawasan Kebangsaaan sebagai salah satu jenis
kompetensi menejerial yang dapat diukur.
Mencerminkan competetiveness dengan kompetensi manajerial yang secara umum sudah
lazim dalam posisi jabatan tinggi di lingkungan organisasi swasta/internasional melalui
pemanfaatan teori dan pendekatan yang sudah lazim digunakan secara internasional.
Mencerminkan pentingnya penyiapan kader/ talent masa depan untuk menduduki posisi JPT
dengan cara menyusun level kemahiran setiap kompetensi yang dapat diterapkan untuk
kelompok pemangku jabatan administrator sebagai kelompok jabatan potensial JPT, dan
kelompok JPT. Dengan kata lain, model kompetensi ini memiliki karakteristik berjenjang, uni-
dimensional, skala dengan angka lebih tinggi lebih kompleks perilakunya dan/atau lebih
luas/besar dampaknya (nasional), akuntabilitas dan lingkup makin luas.
Kompetensi ini dipersiapkan dan siap untuk digunakan dalam asesmen JPT dengan
menggunakan metode Asesment Centre
Disukai oleh Users. Dalam beberapa kali penggunaan oleh BKN, users (utamanya Pemerintah
Daerah) menyatakan bahwa jenis-jenis kompetensi dalam model kompetensi ini sangat
releven dan mencerminkan hal-hal yang lebih up to date/ baru dengan tuntutan masyarakat
maupun tuntutan lingkungan eksternal dan internasional dibanding dengan jenis kompetensi
yang sering digunakan selama ini.
Selain dari keunggulan tersebut, beberapa pembelajaran6 yang diperoleh dalam berbagai proses
ujicoba model Kompetensi JPT ini, antara lain:
Standar perilaku dari Model Kompetensi JPT dirasa masih terlalu tinggi, mengingat
keberagaman sebaran maupun pengalaman JPT di Indonesia. Namun diakui juga bahwa
JPT pada saat ini maupun di masa depan memang dituntut untuk lebih kompeten sesuai
dengan amanat UU ASN, sehingga tidak dapat lagi diberlakukan suatu standar yang biasa
biasa saja.
Ada jenis kompetensi yang dirasa masih sulit untuk diterapkan oleh asesor karena
mengandung lebih dari satu jenis kompetensi, misalnya Kompetensi pemecahan masalah
yang digabung dengan kompetensi pengambilan keputusan.
Jenis Kompetensi Mengelola Kedaulatan Bangsa belum sepenuhnya dipahami oleh asesor,
dan bagaimana cara mengukur perilaku dalam proses asesmen.

Selain itu, Model Kompetensi manajerial ini JPT belum memiliki payung hukum resmi. Selama ini,
dasar hukum yang menjadi basis dalam penilaian kompetensi ASN adalah Peraturan Kepala BKN

6
Seperti yang disampaikan oleh beberapa asesor di lingkungan BKN yang telah menggunkan model
kompetensi ini

Page 11 of 30
(PERKA BKN) No.7 tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan Model Kompetensi Manajerial PNS.
Perka BKN ini merupakan peraturan teknis pendukung implementasi Peraturan Pemerintah (PP) no.46
tahun 2011 tentang penilaian Presetasi Kerja PNS. PERKA BKN ini bertujuan agar setiap instansi
pemerintah baik pusat maupun daerah dapat menyusun Model Kompetensi Manajerial di
lingkungannya. Dalam PERKA ini tingkat kemahiran (skala perilaku) dibagi atas 7 level, yaitu level 0-6
dengan tingkat penguasaan paling rendah di level 0 dan tertinggi di level 6 dengan memberikan ruang
setiap instansi untuk menetapkan tingkat kemahiran tanpa rujukan terhadap tingkat jabatan. Selain
berisikan pedoman, PERKA ini juga berisikan lampiran berupa kamus kompetensi manajerial yang
berisi 33 kompetensi, yang dapat digunakan oleh organisasi untuk menentukan kompetensi
manajerial yang sesuai dengan kebutuhan organisasi masing-masing. 33 modul kompetensi yang ada
di kamus PERKA BKN, meliputi semua kompetensi yang diperlukan untuk semua jabatan PNS, tanpa
mewajibkan untuk memenuhi semua kompetensi tersebut. Artinya, hanya dipilih beberapa
kompetensi yang dinilai sesuai untuk satu level jabatan tertentu. Dengan demikian, PERKA BKN No.7
2013 merupakan satu norma/standar dalam penyusunan model kompetensi yang menjadi rujukan
bagi instansi pemerintah.
Perlu dipikirkan bagaimana Model Kompetensi JPT ini memiliki payung hukum yang kuat
sehingga dapat diimplementasikan secara lebih luas

2. Rekomendasi
Berdasarkan hasil uji coba dalam beberapa asesmen serta mengacu pada pembelajaran yang
didapat, maka model kompetensi manajerial JPT ini sangat potensial digunakan sebagai a) model
kompetensi manajerial JPT di seluruh Indonesia; b) untuk kebutuhan pemetaan/penyusunan data
base kompetensi JPT; maupun c) dalam proses open selection JPT di seluruh Indonesia.
Dalam rangka persiapan pemanafaatan model kompetensi ini secara lebih luas, diperlukan
strategi untuk mengkomunikasikan model Kompetensi JPT ini ke pemangku kepentingan. Bilamana
diperlukan, juga dapat dilakukan review/penajaman terhadap aspek kompetensi tersebut yang
meliputi kluster kompetensi, deskripsi, level serta indikator perilaku. BKN sendiri akan menggunakan
model kompetensi JPT ini dalam pelaksanaan asesmen tahun 2016 yang direncanakan akan
berlangsung di bulan Juli September 2016 dengan target peserta 1300 orang.

Page 12 of 30
Bagian IV. Matriks Model Kompetensi JPT

Page 13 of 30
Deskripsi Diusulkan
Kluster Kompetensi Deskripsi Level Indikator Perilaku
Level Untuk Posisi

Kemampuan 1. Penetapan Mengidentifikasi sasaran jangka 1 Berpikir strategis Berpikir dengan cara-cara yang inovatif dan kreatif Administrator
Berpikir Visi panjang dan memprakarsai sesuai visi Memandang masalah-masalah taktis dan inisiatif
implementasi dari berbagai dari perspektif yang luas dan menekankan solusi
gagasan atau alternatif yang yang mendukung tujuan strategis
terbaik. Memanfaatkan visi sebagai acuan dalam
menetapkan langkah-langkah strategis.
Orang-orang yang kompeten, Cermat dan terampil untuk melihat peluang di
menghasilkan solusi yang kreatif masa yang akan datang.
dan strategis yang dapat berhasil Mengidentifikasi sasaran jangka panjang untuk
diimplementasikan. Mereka organisasi atau departemen
berpikir dengan cara-cara yang 2 Merumuskan visi Mendukung dan memprakarsai inisiatif strategis JPT Pratama
inovatif dan mendukung pemikiran orang lain.
yang serupa dalam diri orang lain. Merumuskan rencana strategis jangka panjang
Mereka menantang dan untuk organisasi dan atau departemen.
mendorong organisasi untuk terus 3 Menciptakan dan Menciptakan dan memprakarsai gagasan-gagasan JPT Madya
meningkatkan diri dan bertumbuh. mengimplementa baru sampai berhasil diimplementasikan.
sikan gagasan Menantang dan mendorong organisasi untuk
sesuai visi meningkatkan diri dan bertumbuh secara konstan
4 Memastikan Mempelopori implementasi berbagai gagasan JPT Utama
keselarasan visi atau alternatif ide yang berbeda yang
di K/L/Pemda menghasilkan solusi kreatif dan strategis yang
yang dipimpinnya berguna dalam rangka pembangunan nasional
dengan visi Memastikan solusi kreatif dan strategis yang
pembangunan diusung oleh K/L/I nya selaras dengan visi
nasional pembangunan nasional
Memastikan cara pelaksanaan solusi kreatif dan
strategis yang diusung oleh K/L/I nya telah
disepakati oleh seluruh stakeholder, terutama
terkait dengan peraturan yang menyertainya dan
tata cara pelaksanaannya

Page 14 of 30
2. Memprakar Mengambil tindakan untuk 1 Memprakarsai Mengubah cara kerja dengan menerapkan Administrator
sai mendukung dan melaksanakan perubahan pada metode/proses baru.
perubahan inisiatif perubahan secara efektif. orang lain Memberikan solusi efektif terhadap masalah yang
ditimbulkan oleh adanya perubahan.
Orang-orang yang kompeten, Aktif mempromosikan perubahan pada rekan
secara aktif memimpin upaya kerja/orang lain.
perubahan lewat kata-kata dan Membantu orang lain dalam melakukan
tindakan mereka. Mereka perubahan.
mendapatkan dukungan dari 2 Memimpin Secara aktif mempromosikan perubahan pada JPT Pratama
orang-orang yang terpengaruh oleh perubahan pada kelompok/unit kerjanya.
perubahan tersebut dan unit kerjanya Memastikan bahwa perubahan sudah diterapkan
mengambil tangung jawab pribadi secara aktif di unit kerjanya.
untuk memastikan bahwa Mengantisipasi perubahan yang dibutuhkan oleh
perubahan tersebut berhasil unit kerjanya secara tepat.
diimplementasikan. Mengarahkan unit kerja untuk lebih siap dalam
menghadapi perubahan.
3 Memimpin Memimpin dan memastikan penerapan program- JPT Madya
perubahan program perubahan di berbagai unit kerja dalam
organisasi organisasi.
Mempromosikan inisiatif perubahan dalam
organisasi secara aktif.
Mempelopori dan mendorong program-program
perubahan organisasi untuk keperluan jangka
panjang.
4 Memimpin Mempelopori dan mendorong program-program JPT Utama
perubahan yang perubahan organisasi yang berdampak secara
berdampak nasional.
secara nasional Aktif memberikan dukungan untuk memastikan
implementasi perubahan yang telah digagas oleh
instansi yang dipimpinnya dapat dilaksanakan oleh
seluruh stakeholder terkait.
Aktif memberikan dukungan kepada K/L/I yang
menggagasi perubahan yang dibutuhkan di tingkat
nasional untuk dapat dilaksanakan dan diperkuat
oleh K/L/I yang dipimpinnya.

Page 15 of 30
3. Analisis Memecahkan masalah yang sulit 1 Menganalisis Melakukan analisis secara mendalam terhadap Administrator
pemecahan melalui evaluasi yang seksama dan masalah secara informasi yang tersedia dalam upaya mencari
masalah sistematis terhadap informasi, mendalam untuk solusi.
dan alternatif yang mungkin dan membuat Mempertimbangkan banyak sumber informasi
pengambila konsekuensinya untuk membuat keputusan dan berbagai kemungkinan sebelum mengambil
n keputusan yang baik secara tepat dengan kesimpulan.
keputusan waktu dan dengan keyakinan diri. menggunakan Membuat kesimpulan dari berbagai sumber
metode tertentu. informasi sesuai dengan pedoman yang ada.
Orang-orang yang kompeten dalam Menerapkan analisis yang seksama terhadap
analisa pemecahan masalah dan masalah-masalah yang harus dievaluasi secara
pengambilan keputusan, secara mendalam.
mendalam mampu menghasilkan 2 Menyelesaikan Membandingkan berbagai alternatif tindakan dan JPT Pratama
solusi yang baik untuk masalah- masalah yang implikasinya, serta memilih alternatif yang terbaik
masalah yang sulit. Mereka mengandung berdasarkan analisis data yang sistematis.
mempertimbangkan banyak resiko tinggi Menghasilkan solusi dari berbagai masalah yang
sumber informasi, secara kompleks, terkait dengan bidang kerjanya dan
sistematis, mengolah dan berdampak pada pihak lain.
mengevaluasi informasi dengan Menyeimbangkan antara kemungkinan resiko dan
membandingkan berbagai arah keberhasilan dalam implementasinya.
tindakan dan secara hati-hati Mempertimbangkan berbagai kemungkinan
mendiskusikannya sebelum sebelum mengambil kesimpulan.
membuat keputusan yang baik
3 Menghasilkan Menghasilkan solusi yang dapat mengatasi JPT Madya
secara tepat waktu dan dengan
solusi berdampak permasalahan jangka panjang.
keyakinan diri.
jangka panjang Menghasilkan solusi strategis yang berdampak
terhadap masyarakat luas.
Menyeimbangkan antara kemungkinan resiko dan
keberhasilan dalam implementasinya.
4 Membuat Menyusun dan atau memutuskan konsep JPT Utama
keputusan penyelesaian masalah yang melibatkan
strategis yang beberapa/seluruh fungsi dalam organisasi.
mempengaruhi Membuat keputusan atau kebijakan yang
banyak pihak berdampak nasional.
4. Inovasi Mencetuskan solusi-solusi baru 1 Mengembangkan Mengembangkan gagasan/karya yang sudah ada Administrator
dan kreatif, yang akan gagasan baru ke dalam bentuk gagasan/karya baru yang lebih
menghasilkan peningkatan kinerja, memaksimalkan pencapaian hasil di unit kerjanya.

Page 16 of 30
hasil-hasil yang lebih baik, Memandang masalah-masalah taktis atau inisiatif
produktivitas yang lebih tinggi bagi dari perspektif yang luas dan menekankan solusi
unit kerjanya. yang mendukung tujuan di unit kerjanya.
2 Mengimplement Mengimplementasikan gagasan baru atau karya JPT Pratama
Orang-orang yang kompeten, asikan kreatif yang menghasilkan peningkatan kinerja di
mencetuskan gagasan dan solusi gagasan/hal baru unit kerja/organisasi dengan memastikan
yang kreatif dan baru. Mereka penerimaan seluruh stakeholder atas proses bisnis
mempertanyakan cara kerja yang yang berlaku.
berlaku di masa lalu dan mencoba Mengelola implementasi gagasan baru secara
mengembangkan cara-cara baru berkesinambungan untuk memastikan
untuk menangani persoalan dan tercapainya kinerja di organisasi.
masalah organisasi. Mereka adalah 3 Melakukan Melakukan upaya baru atau terobosan JPT Madya
orang-orang yang berpikiran ke terobosan pada (breakthrough) sehingga menghasilkan kinerja
depan. tingkat organisasi organisasi yang unggul
Melakukan
terobosan pada
tingkat organisasi
4 Melakukan Melakukan terobosan sehingga menghasilkan JPT Utama
terobosan yang kinerja unggul di tingkat nasional yang dampaknya
berdampak dirasakan oleh stakeholder.
secara nasional Melakukan terobosan dengan memperhatikan
kepentingan nasional sebagai bagian dari kawasan
regional dan/atau global.
Mengelola 5. Integritas Mempertahankan tingkat 1 Sebagai sumber Bertingkah laku sesuai dengan perkataan. Berkata Administrator
Tugas dan kejujuran dan etika yang tinggi informasi yang sesuai dengan fakta. Pantas dipercaya secara
keberanian dalam perkataan dan tindakan dapat dipercaya pribadi oleh orang lain.
untuk sehari-hari. Memiliki keberanian Memberikan informasi yang dapat dipercaya
meyakinkan untuk secara pribadi kebenarannya dengan cara yang pantas.
menyampaikan pokok-pokok Memiliki keberanian dalam menyatakan pendapat
persoalan yang dapat yang dianggap benar
menimbulkan pertentangan. Tidak menjanjikan sesuatu yang tidak dapat atau
tidak boleh diberikannya.
Orang-orang yang kompeten pada 2 Konsisten Menerapkan norma-norma secara konsisten JPT Pratama
kompetensi ini, secara teliti dan menerapkan dalam setiap situasi.
handal berperilaku dengan cara norma-norma Bertindak sesuai etika dalam pekerjaan dan
yang etis dan dapat dipercaya yang ada. hubungan dengan orang lain.

Page 17 of 30
dalam hubungan mereka dengan Mempertahanka Mencari informasi atau referensi yang berkaitan
manajemen, rekan kerja, bawahan n pendapat yang dengan permasalahan yang dihadapi sesuai
langsung dan pihak luar. Mereka diyakini benar. dengan pendapat yang diyakininya
memberlakukan orang lain secara
adil (fair). Mereka bersedia untuk 3 Bertindak sesuai Mendukung dan menerapkan prinsip moral dan JPT Madya
mengatakan dan melakukan kode etik dan model etika yang tinggi, serta berani menanggung
tindakan yang mereka anggap prinsip moral konsekuensinya.
benar, bahkan saat orang lain di yang tinggi. Mengajak orang lain untuk bertindak sesuai etika
sekitar mereka memiliki Berani menerima dan kode etik.
pandangan yang berbeda. resiko dalam Berani melakukan koreksi atau mengambil
mempertahanka tindakan atas penyimpangan kode etik/nilai-nilai
n pendapat yang yang dilakukan oleh orang lain, meskipun ada
diyakini benar. resiko.
Tidak terintimidasi oleh kritikan atau pandangan
yang bertentangan.
4 Menjadi panutan Menjadi contoh dalam mempertahankan tingkat JPT Utama
dalam model keadilan dan etika dalam perkataan dan
mempertahanka tindakan sehari-hari
n tingkat model Memimpin organisasinya dalam program
keadilan dan tatalaksana pemerintahan (Good Government
etika Governance) yang transparan, adil dan
berakuntabilitas tinggi.
6. Perencanaa Secara efektif merencanakan dan 1 Merencanakan Mengoptimalkan penggunaan waktu dan sumber Administrator
n dan mengorganisir pekerjaan sesuai dan daya yang tersedia untuk mencapai hasil yang
pengorgani kebutuhan organisasi dengan mengorganisasi ditetapkan.
sasian menetapkan tujuan dan tugas secara Membuat perencanaan dan mengorganisir
mengantisipasi kebutuhan dan simultan dan beberapa proyek atau tugas secara simultan dan
prioritas. efisien efisien.
Mengidentifikasi dan menggunakan proses serta
Orang-orang yang kompeten, prosedur yang baik dan benar untuk mengelola
secara efisien mengelola waktu pekerjaan.
mereka dan waktu orang lain, serta Secara konsisten mencapai sasaran yang
secara efektif menangani berbagai didasarkan oleh kemampuan perencanaan dan
tuntutan dalam batas waktu yang pengorganisasiannya di unit kerjanya.
ketat. Mereka mengidentifikasi 2 Mahir menyusun Mengidentifikasi hambatan yang mungkin timbul JPT Pratama
sasaran, mengembangkan rencana, rencana dan membuat rencana alternatif (contingency)

Page 18 of 30
memperkirakan waktu dan alternatif sebagai antisipasinya dalam kapasitas tugas di unit
memantau kemajuan. (contigency plan) yang dipimpinnya.
Mengidentifikasi sasaran, membuat perencanaan,
memperkirakan waktu dan memantau kemajuan
tugas jangka panjang
3 Efektif mengelola Menetapkan sasaran organisasi secara realistis JPT Madya
kemajuan ke dan mengelola kemajuan ke arah pencapaian
arah pencapaian sasaran pada tingkat unit kerja eselon I yang
sasaran dipimpinnya.
organisasi Mengkoordinasi rencana alternatif dengan
seluruh komponen di K/L/Pemda terkait (di dalam
maupun di luar organisasi) untuk
mengembangkan rencana alternatif (contingency
plan) sebagai antisipasi terhadap rintangan yang
mungkin terjadi yang dapat berdampak langsung
kepada masyarakat dan atau berdampak secara
nasional.
4 Efektif mengelola Efektif mengelola berbagai sumber daya di lingkup JPT Utama
berbagai sumber K/L/Pemda yang dipimpinnya untuk mendorong
daya di lingkup program pembangunan nasional.
K/L/Pemda yang Aktif mendukung proses dan prosedur yang baik
dipimpinnya dalam mengelola pekerjaan di K/L/Pemda yang
untuk dipimpinnya dalam rangka menyelaraskan
kemanfaatan program kerja dengan stakeholder terkait untuk
terbesar di menjalankan program pembangunan nasional
tingkat nasional
7. Mendorong Menantang, mendorong organisasi 1 Mendorong tim Membuat model kerja pribadi dan unit kerjanya Administrator
pada hasil dan diri mereka sendiri untuk kerja untuk yang lebih tinggi dari model prestasi yang
menjadi unggul dan berprestasi menggunakan ditetapkan organisasi.
tinggi. kemampuannya
secara optimal. Melakukan usaha atau perubahan metode kerja
Orang-orang yang kompeten, untuk meningkatkan hasil kerja pribadi dan unit
dapat menetapkan atau membantu kerjanya.
menetapkan tujuan dan 2 Membuat target Membuat target kerja yang menantang tapi JPT Pratama
berkontribusi terhadap pencapaian kerja yang realistis bagi diri sendiri dan unit kerjanya.

Page 19 of 30
tujuan itu. Mereka menunjukkan menantang bagi Mendorong diri sendiri dan unit kerjanya untuk
tanggung jawab pribadi utnuk tim mencapai target yang menantang.
keberhasilan organisasi dan tetap 3 Menjadikan tim Meningkatkan kemampuan tim kerjanya untuk JPT Madya
tekun untuk mencapai hasil kerjanya mampu menghadapi tantangan yang lebih besar.
sekalipun dihadapkan dengan bersaing Mendorong tim kerja untuk menetapkan target
tantangan. melebihi yang pernah dicapai pihak lain.
4 Mendorong Mendorong terciptanya program unggulan yang JPT Utama
organisasi untuk dapat diimplentasikan dalam rangka
menjadi unggul meningkatkan kinerja organisasi di tingkat
dan berprestasi nasional
tinggi
8. Fokus Mengantisipasi kebutuhan 1 Monitor dan Mengimplementasikan cara yang efektif untuk Administrator
kepada pemangku kepentingan evaluasi memantau dan mengevaluasi masalah yang
pemangku (stakeholders) dengan merancang, kebutuhan dihadapi pemangku kepentingan (stakeholders)
kepentinga mendorong dan mendukung pemangku dan mengantisipasi kebutuhan mereka.
n penyampaian hasil (produk dan kepentingan Dalam bidang yang ada dibawah kendalinya,
jasa) yang melebihi harapan. (stakeholders) mengembangkan atau menyesuaikan hasil kerja
utnuk memenuhi kebutuhan pemangku
Orang yang kompeten, memiliki kepentingan (stakeholders).
keinginan untuk memperhatikan 2 Mengembangkan Menunjukkan usaha yang maksimal untuk JPT Pratama
kebutuhan pemangku kepentingan cara baru untuk memenuhi kebutuhan pemangku kepentingan
(stakeholders) dan berusaha kepuasan (stakeholders) secara tepat waktu.
mengantisipasi kebutuhan pemangku Mampu mengutarakan opini pribadi tentang
pemangku kepentingan kepentingan kebutuhan, masalah pemangku kepentingan
(stakeholders). Mereka mendorong (stakeholders) (stakeholders) serta bertindak sebagai penasehat
organisasi untuk melakukan lebih mereka.
banyak dari yang diperlukan untuk Memiliki strategi yang berfokus pada pemenuhan
memastikan pemangku kebutuhan pemangku kepentingan
kepentingan (stakeholders) merasa (stakeholders).
puas. 3 Mendorong dan Menjaga kualitas kerja yang dihasilkan organisasi JPT Madya
mengarahkan tim agar tetap dapat diterima dengan baik oleh
kerja untuk stakeholder.
menggunakan Aktif mendorong dan mengarahkan orang lain
model kualitas untuk patuh pada model kualitas yang berlaku.
yang tinggi

Page 20 of 30
Menerapkan penggunaan model kualitas kerja
tinggi dan sistem pengendalian serta pemberian
sanksi terhadap pelanggaran.
Berinisiatif untuk melakukan evaluasi sistem dan
aturan kerja yang ada.
Meneliti penyimpangan dan pelanggaran
terhadap aturan yang berlaku dan berusaha
memperbaikinya
4 Mengarahkan Memegang komitmen terhadap kualitas JPT Utama
pembakuan, keseluruhan dari hasil kerja yang diberikan oleh
pelembagaan organisasi, serta mempertahankan model yang
dan integrasi tinggi.
berbagai model Menerapkan penggunaan model kualitas kerja
kualitas dalam tinggi dan sistem pengendalian serta pemberian
organisasi sanksi terhadap pelanggaran.
Mengembangkan sistem/prosedur, aturan kerja
dan pembakuannya dalam organisasi secara
keseluruhan
Menjalin 9. Kepemimpi Memimpin orang lain untuk 1 Memberikan Memberikan tugas-tugas kepada anggota tim Administrator
Hubungan nan tim mencapai sasaran dan tujuan tim tugas sesuai sesuai kemampuannya
kemampuan Memberikan pengarahan dan mengambil
Orang-orang yang kompeten, anggota tim keputusan untuk anggota tim.
secara efektif mempengaruhi Mengontrol penggunaan waktu.
kegiatan-kegiatan para anggota tim 2 Memberdayakan Memberikan contoh yang baik dalam hal kerja JPT Pratama
untuk mencapai hasil. Mereka anggota tim keras
memperkuat kerja sama dan Menggunakan wewenang secara adil dan obyektif
mendorong proses yang baik Memastikan seluruh anggota tim memiliki
dengan memanfaatkan talenta tim informasi yang tepat/diperlukan
untuk mencapai tujuan. 3 Meningkatkan Mengarahkan anggota tim sesuai dengan tujuan JPT Madya
efektivitas tim tim
Mendorong anggota tim untuk berprestasi dan
bekerja lebih dari model yang ditetapkan.
4 Konsisten dalam Menerapkan gaya kepemimpinan yang sesuai dan JPT Utama
mengarahkan mampu bersikap tegas jika diperlukan.
anggota tim Memiliki pandangan optimis yang berdampak
terhadap semangat tim

Page 21 of 30
Menunjukkan usaha-usaha pribadi yang
diperlukan dalam mengarahkan anggota secara
efektif dan konsisten
10. Manajemen Menangani konflik diantara orang- 1 Memahami Memahami persoalan dari semua perspektif Administrator
konflik orang dan menyelesaikan persoalan Mengklarifikasi situasi konflik dengan cara
persoalan-persoalan yang sensitif mengumpulkan informasi dari berbagai sumber
secara efektif. 2 Bertindak Mempertimbangkan pendapat pihak-pihak yang JPT Pratama
sebagai mediator mengalami konflik.
Orang-orang yang kompeten, Mengupayakan pencapaian kesepakatan dan
menunjukkan sikap terbuka dan menghindari permasalahan personal
menerima perbedaan di atanra Menggunakan gaya komunikasi yang sesuai untuk
orang-prang. Mereka menyelesaikan konflik
memperlakukan orang lain secara 3 Memberikan Menyelesaikan konflik secara aktif dan cepat JPT Madya
adil dan dengan penuh sikap solusi sebelum berdampak negatif
hormat. Memberikan beberapa alternatif solusi dengan
berbagai konsekuensinya
Mencapai persetujuan bersama dan tindakan yang
akan dilakukan.
Solusi yang dicapai berdasarkan fakta dan kondisi
4 Menyelesaikan Menemukan hidden conflict JPT Utama
akar Memfasilitasi solusi terbaik yang dapat diterima
permasalahan semua pihak
Mengantisipasi konflik yang mungkin timbul
11. Mengelola Memahami, menerima dan peka 1 Menghargai Menghargai orang di lingkungannya tanpa Administrator
keberagam terhadap perbedaan individu. orang memandang jenis kelamin, ras, status, asal atau
an Memperlakukan orang secara perbedaan-perbedan lainnya.
setara, tanpa memandang jenis Terbuka, aktif belajar tentang perbedaan di antara
kelamin, suku bangsa, agama, asal orang-orang di lingkungannya.
kelahiran, status atau posisi. Mengevaluasi orang di lingkungannya atas dasar
prestasi yang obyektif, tidak bias atau subyektif
Menghormati toleransi kehidupan 2 Memfasilitasi Mempertimbangkan pendapat pihak-pihak yang JPT Pratama
beragama, menjunjung tinggi berbagai memiliki perspektif yang berbeda untuk mencari
perlindungan Hak dan Kewajiban perspektif dalam persamaan dan berusaha menemukan solusi yang
Asasi Manusia, menjaga persatuan mencari memuaskan semua pihak.
kesepakatan

Page 22 of 30
dan kesatuan nasional atas dasar Mendorong komunitas-komunitas di unit kerja
prinsip pluralisme yang konstruktif. untuk berinteraksi secara informal dalam rangka
meningkatkan komunikasi dan kerjasama.
Orang-orang yang kompeten, Menggunakan gaya komunikasi yang sesuai untuk
dapat bersikap obyektif, adil dan menyelesaikan perbedaan di antara individu di
diplomatis. Mereka mengangkat dalam unit kerjanya dan dalam berhubungan
persoalan, berusaha memahami dengan stakeholder terkait dengan lingkup tugas
perspektif berbagai pihak, mencari unit kerjanya.
persamaan dan berusaha Antisipatif, cepat menyelesaikan perbedaan
menemukan solusi yang perbedaan yang dapat berdampak terhadap
memuaskan semua pihak. kinerja di unitnya.
3 Peka terhadap Peka dalam merumuskan kebijakan dan JPT Madya
kebijakan dan melakukan antisipasi atas dampaknya terhadap
dampak yang pluralitas yang ada di masyarakat.
dikeluarkan oleh Mencapai persetujuan bersama dan tindakan yang
unit kerjanya. akan dilakukan.
4 Menjadi teladan Aktif mengantisipasi dan mencegah kemungkinan JPT Utama
dalam mengelola terjadinya konflik yang diakibatkan keberagaman
keberagaman dalam lingkup kewenangan yang dimilikinya.
Menjadi teladan dalam kehidupan sehari-hari
dalam menjalankan toleransi kehidupan
beragama, perlindungan Hak dan Kewajiban Asasi
Manusia, menjaga persatuan dan kesatuan
nasional atas dasar prinsip pluralisme yang
konstruktif.
Wawasan 12. Mengelola Memiliki kualifikasi dan 1 Akuntabilitas Memiliki nilai-nilai pribadi yang menunjukkan Administrator
Kebangsaan Kedaulatan akuntabilitas individu, sosial, sebagai kemampuan menghargai keberagaman,
Bangsa institusional (nasional) dan global. Administrator menunjukkan toleransi untuk memastikan
Peka terhadap permasalahan yang terciptanya sikap bertakwa kepada Tuhan YME
berkaitan dengan wawasan o Melihat agama sebagai kepentingan
kebangsaan, menyusun dan nasional yang besar dan harus dihormati.
menjalankan kebijakan di unit o Kemampuan mencerna &
kerjanya dengan berlandaskan mengimplementasikan nilai nilai yang
pada: terkandung di dalam kitab suci.
konsepsi NKRI sebagai Negara o Kemampuan membangun partisipasi
Maritim/ Kepulauan dengan cara mendirikan tempat ibadah

Page 23 of 30
berlandaskan Pancasila dan dan mengembangkan sarana/ prasarana
UUD RI 1945 tempat ibadah.
konsepsi Bhineka Tunggal Ika,
dengan memperhatikan Mengevaluasi orang di lingkungannya atas dasar
keragaman dalam kesatuan, prestasi yang obyektif, tidak bias atau subyektif
Azas musyawarah dan o Terbuka, aktif belajar tentang perbedaan
mufakat dalam mencapai di antara orang-orang di lingkungannya.
kesepakatan. o Cakap dan cerdas, secara strategis
mengambil kebijakan di unitnya yang
menunjukkan penerapan nilai-nilai
Pancasila.

Penyampaian pemikiran secara jernih


o berdebat secara elegan dan
menghormati pendapat yang berbeda
o Tingkat penyesuaian diri dengan
lingkungan intelektual
o Pengendalian diri/sikap emosional tata
tertib kehidupan masyarakat
o Upaya jaga kesetaraan/kesejajaran
dalam kegiatan kelompok
o Sikap Percaya diri (pendekatan azas
Profesional & proporsional; Keberanian
diri untuk tampil didepan Publik

Menunjukkan kecerdasan berpikir strategis


dengan menggunakan iptek dalam pengambilan
keputusan untuk mengelola kedaulatan bangsa
o Memadukan hard and soft power dalam
mengidentifikasi masalah,
mengkomunikasikan dan mewujudkan
satu kesatuan sikap dalam mengelola hal
hal yang berkaitan dengan kedaulatan
bangsa secara proaktif dan bertanggung
jawab.

Page 24 of 30
2 Akuntabilitas Memenuhi indikator perilaku pada level 1 JPT Pratama
sebagai
JPTPratama Mampu menerapkan karakter kepemimpinan
yang bersumber dari budaya bangsa dan selaras
dengan nilai-nilai agama
o Berperilaku jujur, benar, memiliki budi
pekerti yang berakar pada budaya
nasional,
o Mampu mengelaborasi kepemimpinan
yang berhasil di masa lalu dalam konteks
nasional, regional, dan global untuk
memimpin di unit kerjanya

Mampu berinteraksi dengan lingkungan


o Kedekatan dengan masyarakat secara
personal dan fungsional
o Mampu menyerap aspirasi masyarakat,
tanggap dan peka
o Santun dalam menerima kritik yang
bersifat konstruktif
o Dapat memberikan pemcahan masalah
yang dihadapi kelompok
o Mampu membangun kepercayaan dan
penerimaan masyarakat

Menunjukkan tanggung jawab sosial dalam


membangun kebersamaan
o Menciptakan berbagai peluang untuk
menuju hal-hal yang lebih baik dengan
melibatkan masyarakat
o Menunjukkan keterbukaan dan tanggung
jawab dalam melakukan perubahan yang
bersifat konstruktif
o Keberanian memimpin dalam
pemecahan masalah, tanpa pamrih

Page 25 of 30
o Konsistensi terhadap hasiil keputusan
bersama

Mampu mengelaborasi kepemimpinan yang


berhasil di masa lalu dalam konteks nasional,
regional, dan global untuk memimpin di unit
kerjanya
o Berperilaku jujur, benar, memiliki budi
pekerti yang berakar pada budaya
nasional,
o Mampu mengelaborasi kepemimpinan
yang berhasil di masa lalu dalam konteks
nasional, regional, dan global untuk
memimpin di unit kerjanya.

Menumbuhkan optimisme dengan menunjukkan


tingkat kehadiran secara fungsional. Mampu
memerankan diri sesuai dengan tugas dan
fungsinnya.

Semangat menciptakan kader melalui pembinaan


ASN di lingkup kerjanya.

Kemampuan membina mitra kerja dan


membangun kerjasama koalisi. Mampu
mempengaruhi lingkungan dalam membangun
perubahan konstrukttif. Kemampuan membangun
sinergi.

Kemampuan memobilisir kekuatan staf, potensi


masyarakat maupun komponen bangsa

Ketangguhan dan kewibawaan di mata


stakeholder

Page 26 of 30
3 Akuntabilitas Memenuhi indikator perilaku pada level 2 JPT Madya
sebagai JPT
Madya Memahami konstitusi perundang-undangan
Indonesia dan dalam tugas dan fungsinya
menjalankan kebijakan yang selaras dengan
konstitusi dan perundang-undangan yang berlaku
o Dalam tugas dan fungsinya menunjukkan
peran nyata dalam upaya membangun
cita-cita bangsa:
o Memberikan perlindungan terhadap
segenap bangsa dan seluruh tumpah
darah Indonesia
o Meningkatkan kesejahteraan umum
o Meningkatkan kercerdasan kehidupan
bangsa dan turut serta melaksaakan
ketertiban dunia

Menjunjung supremasi hukum dan HAM


Menunjukkan pemikiran inovatif dan visioner
dalam menjalankan tugas untuk membangun cita-
cita bangsa
o Kemampuan berpikir out of the box
dengan melihat perubahan lingkungan
strategis nasional, regional dan global
serta ilmu pengetahuan dan teknologi
(iptek)
o Mampu mengadaptasi perubahan
linkungan strategis dan iptek dalam
kebijakan di lingkup tugasnya untuk
menjalankan tugas membangun cita-cita
bangsa
o Mampu menjalankan tata kelola
pemerintahan yang baik (Good
Governance), proaktif dan akuntabel
o Mampu memimpin organsasi
menjalankan perubahan

Page 27 of 30
Kemampuan meningkatkan kinerja dan
melakukan tindakan pada situasi kritis atau situasi
tidak terduga

Rekam jejak yang menunjukkan kemampuan


melakukan sinergi dalam lingkup pemerintah atau
organisasi masyarakat

Kemampuan memberi inspirasi dan stimulasi


dalam membangun sub-sistim kepemimpinan
o Cakap dalam mendorong staf dalam
berkarya
o Menciptakan kompetisi yang sehat

4 Akuntabilitas Memenuhi indikator perilaku pada level 3 JPT Utama


sebagai JPT Menunjukkan karakter Negarawan
Utama o Mampu menggalang persatuan dan
kesatuan
o Menggunakan strategi diplomasi,
mampu memakai penetrasi ideologi asing
o Peduli dan menghormati nilai-nilai dasar
demokrasi dan HAM
Memiliki wawasan regional dan global
o Mampu menghimpun dan membangun
kerjasama dengan berbagai negara
o Mampu memahami berbagai keragaman
sistim ekonomi, politik dan budaya secara
nasional, regional dan global dan
memanfaatkannya dalam kebijakan yang
menjadi tugas dan fungsinya
o Mampu menyusun strategi yang adaptif
dan visioner untuk merespon lingkungan
strategis di tingkat nasional, regional dan
global sesuai dengan tugas dan fungsinya

Page 28 of 30
o Mampu memahami berbagai konvensi
internasional dan menggunakannya
dalam kebijakan di lingkup tugas dan
fungsinya

Page 29 of 30
Foto-Foto

Keterangan Foto : Lokakarya awal penyusunan Standar kompetensi JPT di Bogor, November 2014

Keterangan foto: Lokakarya evaluasi pelaksanaan penilaian kompetensi jenerik JPT tahun 2015 di Bogor

Page 30 of 30

Anda mungkin juga menyukai