Anda di halaman 1dari 4

SISTEM

kompetensi aparatur dan proses rekrutmen, seleksi,


Membangun Kesiapan Sistem Merit dan pengembangan/ promosi ASN yang dianggap
Manajemen ASN memenuhi kualifikasi posisi JPT melalui mekanisme
Antara konsensus dan realisasi penyiapan sistem yang terbuka, menjunjung persamaan, serta netral
merit manajemen aparatur sipil negara (ASN) tidak dari kepentingan perseorangan/ kelompok dan politik.
selamanya sejalan. Meski secara normatif disepakati
para pemangku kepentingan, realisasi penyiapan
manajemen ASN berbasis kompetensi, Mengapa Perlu Mengutamakan Kesiapan
profesionalisme, keterbukaan, dan kompetisi justru Sistem Merit?
mengalami masalah.
Kesiapan sistem merit manajemen ASN dapat dilihat Membangun sistem merit dengan pola incremental
dari setidaknya tiga aspek. Pertama, ketersediaan atau pengembangan bertahap memiliki nilai positif
peraturan hingga taraf pelaksanaan. Kedua, berupa perolehan pengalaman praktik melalui proses
ketersediaan unit pendukung pelaksanaan, seperti
uji coba di lapangan. Namun, pola ini tidak bisa
assessment center, talent pool management, pusat
ditindaklanjuti ke taraf yang lebih bernilai jika tidak
pendidikan dan pelatihan, dsb. Ketiga, ketersediaan
melalui proses pembelajaran secara berkelanjutan.
sumber daya, seperti sumber daya pelaksana, Bukti dari urgensi membangun kesiapan sistem merit
anggaran, serta fasilitas pendukung. adalah persoalan-persoalan elementer dalam
Pengisian posisi jabatan pimpinan tertinggi (JPT) yang pelaksanaan sistem merit saat ini, misalnya seperti
seyogyanya menjadi patok banding penerapan sistem yang terjadi di Kementerian Keuangan (Kemenkeu),
merit pada akhirnya menjadi medan pertaruhan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Pemerintah
kesiapan pelaksanaan sistem merit tersebut. Dalam
Provinsi Jawa Barat, bahkan tak terelakkan pada
konteks ini Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Badan Kepegawaian Negara (BKN).
dan Reformasi Birokrasi (Men-PANRB) pernah
menerbitkan Peraturan Menteri PANRB No. 13 Tahun Inefisiensi Biaya dan Waktu
2014 tentang Tata Cara Pengisian JPT secara Terbuka Proses rekrutmen dan seleksi secara terbuka-
dan Kompetitif. Pada praktiknya hambatan tak kompetitif sejauh ini dinilai mahal, mencapai
terelakkan dihadapi oleh tak sedikit kementerian/ biaya sekitar Rp 400 juta per pengisian
lembaga pemerintah (K/L) dan pemerintahan daerah sebuah JPT. Inefisiensi juga dinilai dari segi
(pemda). Sorotan menjadi lebih spesifik diarahkan waktu yang lama dalam berkoordinasi
pada dengan KASN dan pemanggilan assessor dari
BKN yang mesti melalui proses ‘lelang’
kembali.
Resistensi Pola Pikir Usang
Dari sisi K/L dan pemda penyelenggara juga
ditemukan persoalan mind-set lama yang
masih terpaku pada keutamaan loyalitas
bawahan kepada pimpinan. Jika
menggunakan mind-set berorientasi merit
pun, kemunculan peserta rekrutmen dan
seleksi dari lingkungan luar instansi dianggap
mementahkan talent pool yang sudah
dibentuk di internal instansi.

POLICY BRIEF – MEMBANGUN KESIAPAN SISTEM MERIT MANAJEMEN ASN 1


SISTEM
Minim kualitas Panitia Seleksi dan mempertimbangkan dampak menyempitnya ruang
Peserta inovasi atau diskresi pengambil kebijakan dalam
menjawab tantangan-tantangan yang berkembang
Kualitas panitia seleksi dipertanyakan,
dalam pengisian JPT. Harmonisasi peraturan
sebagaimana para peserta rekrutmen dan
perundang-undangan terkait juga harus menjadi
seleksi asal luar instansi yang bukan
perhatian, misalnya peraturan tentang pedoman
merupakan mereka yang memenuhi
analisis jabatan dan analisis beban kerja yang masing-
kualifikasi terbaik. Persoalan-persoalan ini
masing instansi yaitu Kemenpan, BKN, dan
kemudian berkonsekuensi logis pada
Kemendagri menerbitkan peraturan tersendiri.
keterpilihan peserta yang berasal dari dalam
instansi untuk mengisi posisi JPT. Alternatif kedua
Ketiga hal di atas ini merupakan sedikit dari berbagai Hingga 2 tahun UU ASN diberlakukan peraturan
rangkaian bukti sistem merit yang belum mumpuni pelaksananya belum juga rampung dan Permenpan
disiapkan. 13/2014 sebagai peraturan transisi yang mengatur
rekrutmen JPT dalam perkembangannya memiliki
berbagai kelemahan yang perlu disempurnakan (lihat
Isu dan Alternatif Kebijakan
policy brief revisi Permenpan 13/2014). Untuk itu,
Kesiapan penerapan sistem merit dalam rekrutmen
eksistensi peraturan internal pendukung yang
JPT terdapat beberapa isu strategis:
mengatur teknis rekrutmen JPT di instansi menjadi
relevan. Disamping itu, adanya peraturan perundang-
1. Perangkat peraturan perundang-undangan undangan internal pendukung juga dapat menjadi
internal instansi; indikasi adanya dukungan politik dan komitmen
2. Kelembagaan dan infrastruktur sebagai unit pemangku kebijakan. Berikut ini beberapa instrument
pendukung; dan peraturan perUUan internal di K/L/Pemda sebagai
dasar rekrutmen JPT.
3. Sumber daya pendukung
Dari 4 instansi yang dikaji, BKN dan Pemprov Jabar
tidak memiliki peraturan internal khusus pengisian
JPT. Yang terpenting adalah peraturan perundang-
Isu Pertama, perangkat peraturan perundang-
undangan tersebut selain tidak kembali melegalkan
undangan internal instansi praktek-praktek lama dalam pengisian jabatan
struktural, juga harus menjamin penerapan prinsip-
UU ASN dan secara khusus Permen-PANRB 13/2014 prinsip sistem merit dalam pengisian JPT dan sejalan
telah menyediakan sebagian dasar penyiapan sistem dengan semangat UU ASN.
merit. Peraturan perundangan menjadi dasar penting
bagi perencanaan, perumusan maupun pelaksanaan
kebijakan. Begitu juga dalam hal rekrutmen JPT, Isu Kedua, kelembagaan dan infrastruktur
namun dalam hal ini setidak-tidaknya ada dua sebagai unit pendukung
alternatif kebijakan tentang perlu tidaknya perangkat
peraturan internal. Keberadaan kelembagaan atau unit kerja adalah
Alternatif pertama untuk mendukung baik secara langsung maupun tidak
Adanya UU ASN dan peraturan pelaksana yang sesuai langsung penegakan prinsip-prinsip sistem merit
dengan amanat UU tersebut sebetulnya sudah cukup sekaligus menunjukkan komitmen dan kesungguhan
untuk menjadi landasan hukum implementasi merit organisasi dalam melaksanakan seleksi terbuka bagi
sistem khususnya dalam rekrutmen JPT. Peraturan JPT. Di samping ini menunjukan keberadaan
yang berlaku secara nasional yaitu Permenpan kelembagaan tersebut yang terdiri dari kesatuan atau
13/2014 juga sudah dapat menjadi landasan hukum unit kerja di dalam L/K/D baik yang melekat dalam
rekrutmen JPT. Adanya peraturan internal masing- struktur organisasi atau memiliki porto folio maupun
masing instansi tentang tata cara pengisian JPT harus gugus tugas yang lepas dari organisasi yang bersifat
memperhatikan pentingnya keseragaman tata cara ad hoc seperti kelompok kerja (working group), Forum
seleksi sehingga disharmoni antara peraturan Khusus ataupun semacam task force. Hanya Pemprov
perundang yang satu dengan lainnya dapat dihindari. Jabar yang tidak memiliki institusi khusus dimana
Pengaturan yang terlalu teknis juga perlu semuanya dikelola oleh BKD.

2 POLICY BRIEF – MEMBANGUN KESIAPAN SISTEM MERIT MANAJEMEN ASN


SISTEM
Alternatif pertama melaksanaan rekrutmen dan seleksi berdasar sistem
Dukungan kelembagaan dalam penerpan sistem merit merit tetapi juga mampu meningkatkan kompetensi
pengisian JPT, tidak cukup hanya diukur dari sekaligus kepedulian pegawai terhadap
keberadaannya secara struktural dan task force. perkembangan organisasi. Secara umum jumlah SDM
Melainkan juga harus memastikan diterapkannya analis kepegawaian masih belum memadai dibanding
prinsip minim struktur dan kaya fungsi dalam dengan banyak nya beban kerja yang harus dilakukan.
kelembagaan tersebut (perlu analisa lebih mendalam). Tantangan yang besar lainnya adalah kelompok yang
menolak implementasi rekrutmen secara terbuka.
Alternatif kedua
Pegawai belum terbiasa dengan sistem rekrutmen
Penerapan teknologi informasi, Assessment centre dan
yang terbuka. Hal ini mempersulit SDM di biro
talent pool merupakan infrastruktur pendukung
kepegawaian menerapkan seleksi pengisian JPT
terpenting untuk meningkatkan efisiensi dan
secara terbuka.
efektifitas pengisian JPT. Dengan teknologi akan
Alternatif pertama
membatasi interaksi langsung antara pelamar dengan
Menyadari belum memadainya jumlah SDM
panitia rekrutmen dan lebih akuntabel sehingga
kepegawaian, perlu merekrut lebih banyak lagi analis
meminimalisir kecurangan. Penerapan teknologi
kepegawaian baik melalai jalur PNS ataupun melalui
informasi dapat lebih memastikan terwujudnya
jalur PPPK sesuai dengan kebutuhan. Disamping itu
prinsip adequate publicity dan Knowledge of results.
guna pemenuhan kebutuhan tersebut, pemerintah
Untuk Assessment centre dan talent pool perlu dikaji
(K/L/Pemda) juga dapat bekerja sama dengan
kembali apakah kedua instrument kelembagaan ini
konsultan SDM yang professional dan independen
harus dimiliki oleh masing-masing instansi atau
maupun perguruan tinggi. Tentu dalam hal ini
terpusat ditingkat nasional. Mengingat besarnya
diharapkan ada transfer knowledge, sehingga
kebutuhan sumber daya (SDM dan anggaran) dalam
pemerintah tidak selaku tergantung dengan
pembentukannya, maka pada tahapan awal
keberadaan konsultan.
pengadaan Assessment centre dan talent pool dapat
Alternatif kedua
bekerjasama dengan lembaga independen dan
Diperlukan pengembangan kompetensi Analis
professional yang terakreditasi.
Kepegawaian yang sudah ada maupun yang baru
direkrut, yaitu melalui pendidikan dan pelatihan, atau
studi banding dengan perusahaan-perusahaan
Isu Sumber Daya Pendukung multinasional untuk dapat menjadi contoh K/L/Pemda
dalam menerapkan sistem merit. Pendidikan dan
Keberhasilan pelaksanaan rekrutmen dan seleksi
pelatihan ini tidak hanya terfokus pada keahlian teknis
berdasar sistem merit sangat ditentukan oleh
manajemen SDM, melainkan juga adanya penyadaran
kapasitas dan kemampuan pegawai yang menangani
tentang pentingnya penerapan sistem merit dalam
proses tersebut yang berada dibawah biro SDM atau
mengelola kepegawaian.
biro kepegawaian. Secara umum tugas biro ini yaitu
Alternatif ketiga
melaksanakan layanan administrasi SDM secara
Penerapan pengelolaan kinerja secara konsisten dan
efisien dan efektif. Termasuk di dalam penyusunan
terintegrasi (bukan sebatas penilaian kinerja), sangat
rencana kebutuhan SDM, penyusunan formasi,
diperlukan untuk menumbuhkan performance culture
pelaksanaan pengadaan, penempatan dan
pada setiap pegawai baik pegawai yang menangani
pengangkatan CPNS. Biro SDM juga bertugas
bidang kepegawaian maupun pegawai pada
mengelola assessment center. Dalam pengelolaan
umumnya.
pegawai, diperlukan analisa beban kerja dan analisa
jabatan, analisa kebutuhan pegawai sebelum
dilakukan rekrutmen dan seleksi. REKOMENDASI
Pengembangan SDM tidak hanya mencakup
pengembangan kompetensi atau meningkatkan
keterampilan tetapi juga membangun keterhubungan 1. Penggunaan teknologi informasi dalam
dan keterlibatan, mengembangkan kepemimpinan penerapan sistem merit pengisian JPT
serta membangun budaya prestasi (performance merupakan instrument penting dan relatif
culture) bagi semua pegawai termasuk pejabat yang dapat diimplementasikan dalam jangka
baru direkrut. Untuk mencapai tujuan tersebut
pendek untuk mengatasi inefisiensi, dan
dibutuhkan para pelaksana yang tidak hanya mampu

POLICY BRIEF – MEMBANGUN KESIAPAN SISTEM MERIT MANAJEMEN ASN 3


SISTEM
mengurangi potensi kecurangan. Hal ini juga Resistensi penerapan merit sistem terjadi
dapat mewujudkan prinsip adequate publicity hampir diseluruh lini instansi
dan Knowledge of results. pemerintah, hal ini dapat diatasi
2. Harmonisasi peraturan perundang-undangan dengan pengelolaan perubahan yang
terkait, seperti pedoman tata cara analisa lebih baik yang itu dengan menentukan
jabatan dan analisa beban kerja harus segera derajat perubahan tidak terlalu tinggi.
dilakukan agar tidak menjadi hambatan Penerapan merit sistem dilakukan secara
teknis dalam implementasi pengisian JPT. bertahap dengan memperhitungkan
3. Untuk memenuhi kebutuhan SDM dalam kemampuan instasi yang bersangkutan baik
pelaksanaan sistem merit pengisian JPT, dari segi sumber daya manusia,
pemerintah harus segera melakukan ketersediaan instrumen pendukung,
perencanaan dan perekrutan Analis kelembagaan, dan anggaran. Instansi-
Kepegawaian baik melalui jalur PNS maupun instansi yang berkomitmen tinggi dapat
jalur PPPK. Untuk meningkatkan kompetensi menjadi contoh praktik baik bagi instansi
yang diperlukan dapat dilakukan dengan lainnya.
memberikan pendidikan dan pelatihan Penerapan assessment centre
dibidang kepegawaian baik teknis merupakan program jangka panjang,
manajemen SDM maupun penataran tentang untuk itu peraturan perundang-
pentingnya implementasi merit sistem dalam undangan harus membuka ruang
pengelolaan pegawai. fleksibilitas bagi instansi daerah yang belum
dapat menggunakan metode assessment
4. Penerapan pengelolaan kinerja yang
centre secara lengkap dapat menggunakan
konsisten dan terintegrasi diharapkan dapat
metode lainnya seperti psikometri,
menciptakan performance culture, dan secara
wawancara kompetensi, analisa kasus atau
bertahap hal ini dapat mengurangi resistensi
presentasi, dan sebagainya.
penerapan sistem merit diinternal birokrasi.
Perlu penyuluhan berkesinambungan
bagi seluruh instansi pemerintah
Mitigasi Resiko
tentang penerapan sistem merit
khususnya dalam pengisian JPT.
Untuk memenuhi kebutuhan SDM
dalam pelaksanaan sistem merit
pengisian JPT, tentu bukan lah hal
yang mudah. Diperlukan perencanaan Referensi
matang mulai dari analisa jabatan dan beban
CSIS, Kesiapan Pelaksanaan Merit Sistem Dalam UU
kerja, kemudian dapat dianalisa kebutuhan
ASN: Rekrutmen dan Pengembangan Dalam Jabatan
dan rekrutmennya. Hal ini juga memerlukan
Pimpinan Tinggi Negara, Oktober 2016
anggaran yang besar. Pemerintah harus
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 tahun
membuka diri untuk bekerjasama baik
2014 tentang Aparatur Sipil Negara
dengan lembaga donor, konsultan SDM
Rancangan Peraturan Menteri Pendayagunaan
independen, atau perguruan tinggi. Dalam
Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Tentang
kerja sama tersebut sebaiknya ada transfer
Tata Cara Pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi Secara
knowledge, sehingga kedepannya
Terbuka Dan Kompetitif Di Lingkungan Instansi
pemerintah dapat lebih mandiri.
Pemerintah (draf Desember 2016).

4 POLICY BRIEF – MEMBANGUN KESIAPAN SISTEM MERIT MANAJEMEN ASN

Anda mungkin juga menyukai