Anda di halaman 1dari 61

Arah Pengembangan Jabatan

Fungsional Sesuai UU ASN

Administrasi Jabatan Fungsional


Statistisi

Administrasi Jabatan Fungsional


Pranata Komputer

2 TERAMPIL AHLI PP PENUNJANG


Arah Pengembangan
Jabatan Fungsional
Sesuai UU ASN
DASAR HUKUM PENGATURAN JABATAN FUNGSIONAL
(Psl 362 PP 11/2017)
 Dasar Hukum yang dinyatakan dicabut dan
tidak berlaku, meliputi:
UU Nomor 5
 PP 16/1994 tentang Jabatan Fungsional PNS
 PP 29/1997 tentang PNS yang Menduduki
Tahun 2014
Rangkap Jabatan tentang ASN
 PP 97/2000 tentang Formasi
 PP 98/2000 tentang Pengadaan PNS
 PP 99/2000 tentang Kenaikan Pangkat PNS
 PP 100/2000 tentang Pengangkatan PNS
dalam Jabatan Struktural PP 11 Tahun 2017
 PP 101/2000 tentang Pendidikan dan tentang Manajemen
Pelatihan PNS PNS
 PP 9/2003 tentang Wewenang
Pengangkatan, Pemindahan, dan
Pemberhentian PNS KEPPRES 87 Tahun 1999 dan
PERPRES 116 Tahun 2014 
 PP 21/2014 tentang Pemberhentian PNS Rumpun Jabatan Fungsional
yang Mencapai Batas Usia bagi Pejabat Pegawai Negeri Sipil.
Fungsional
PROGRAM RENCANA AKSI

a. Penetapan standar kompetensi jabatan


Profesionalisasi PNS
b. Peningkatan kemampuan PNS berbasis kompetensi (Diklat)

c. Sistem Nasional Diklat PNS berbasis kompetensi

d. Penegakan Etika dan Disiplin Pegawai Negeri

e. Sertifikasi kompetensi profesi

f. Mutasi dan Rotasi sesuai kompetensi secara perodik

g. Pengukuran Kinerja Individu

h. Penguatan Jabatan Fungsional 5


PROGRAM PERCEPATAN REFORMASI BIROKRASI
(Ekstraksi dari Grand Design Reformasi Birokrasi sampai dengan tahun 2014 )

AREA PERUBAHAN SASARAN


1 Penataan Struktur Birokrasi 1. TERWUJUDNYA
2 Penataan Jumlah dan Distribusi PNS PEMERINTAHAN
YANG BERSIH DAN
Penataan Sistem Seleksi dan BEBAS KKN
3
Promosi Secara Terbuka
4 Peningkatan Profesionalisme PNS 2. TERWUJUDNYA
PENINGKATAN
5 Pengembangan Sistem Pemerintahan Elektronik KUALITAS
PELAYANAN PUBLIK
6 Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik KEPADA
MASYARAKAT,
Peningkatan Integritas dan Akuntabilitas
7
Aparatur 3. MENINGKATNYA
KAPASITAS DAN
8 Peningkatan Kesejahteraan Pegawai Negeri
AKUNTABILITAS
9 Peningkatan Efisiensi Belanja Aparatur KINERJA BIROKRASI
Intinya…..
JF dlm pelaksanaan tugasnya didasarkan pada
keahlian dan atau keterampilan tertentu serta
bersifat mandiri
Identifikasi jabatan
fungsional
Identifikasi output
jabatan fungsional
PENGUATAN
JABATAN Penyusunan standar
FUNGSIONAL kompetensi
Pengelolaan kinerja
jabatan fungsional
Penyesuaian tunjangan
jabatan fungsional

7
ISU STRATEGIS JABATAN FUNGSIONAL
 Perubahan Nomenklatur Sesuai Jenis JF
 Pemisahan PermenPANRB untuk JF Keahlian dan JF Keterampilan
 Kompetensi JF (Teknis, Manajerial dan Sosial Kultural)
 Kegiatan Berbasis Output
 Kinerja JF Terkait dengan Kinerja Institusi
 Masih memerlukan Angka Kredit
 Penilaian Kinerja terkait dengan SKP
 Tidak Ada Rangkap Jabatan
 Tidak Ada Pemberhentian Sementara Dari Jabatan
 Tidak Ada Pemulihan Kembali dari Jabatan
 Dapat diduduki oleh PPPK
 Keseragaman BUP
 Pengisian dengan Assesmen
 Memiliki Pola Karir
 Inpassing Nasional
TRANSFORMASI JABATAN

Jabatan Struktural
Eselon III, IV, dan V

KARAKTERISTIK TUGAS
YANG SAMA DAN
SELEKTIF DAN SERUMPUN
BERTAHAP PADA UNIT KERJA
TERTENTU

Jabatan Fungsional
1. Undang-Undang No. 5 Th 2014 PEGAWAI NEGERI SIPIL DIANGKAT
tentang Aparatur Sipil Negara DALAM PANGKAT DAN JABATAN

1. PP No. 70 Th 2015 tentang Jaminan 1. Jabatan Pimpinan Tinggi


Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian bagi Pratama, Madya, Utama
Pegawai ASN
2. PP No. 11 Th 2017 tentang Manajemen PNS 2. Jabatan Administrasi
3. Rancangan PP tentang Manajemen PPPK Administrator, Pengawas, Pelaksana
4. Rancangan PP tentang Penilaian Kinerja dan
Disiplin 3. Jabatan Fungsional
5. Rancangan PP tentang Gaji dan Tunjangan - JF Keterampilan: a) Penyelia;
6. Rancangan PP tentang Disiplin PNS b) Mahir;
c) Terampil;
7. Rancangan PP tentang Korps Pegawai ASN d) Pemula.
8. Rancangan PP tentang Pensiun dan Jaminan
- JF Keahlian: a) Ahli Utama;
Hari Tua
b) Ahli Madya;
9. Rancangan PP tentang Badan Pertimbangan c) Ahli Muda;
ASN d) Ahli Pertama.
JABATAN ASN

UTAMA
JABATAN
PIMPINAN MADYA
TINGGI
PRATAMA

ADMINISTRATOR KEAHLIAN
JABATAN
JABATAN FUNGSIONAL
ADMINISTRASI PENGAWAS KETRAMPILAN

PELAKSANA
JABATAN FUNGSIONAL
1. Sekelompok jabatan yang berisi fungsi dan tugas berkaitan dengan
pelayanan fungsional yang berdasarkan keahlian dan keterampilan
2. Jabatan fungsional terdiri dari jabatan fungsional keahlian dan jabatan
fungsional keterampilan

 Jabatan fungsional keterampilan:


a. penyelia;
b. mahir;
c. terampil; dan
Jumlah jabatan
d. pemula.
fungsional yang
telah di tetapkan
 Jabatan fungsional keahlian : Th. 2017 sebanyak
a. ahli utama; 154 JF
b. ahli madya;
c. ahli muda; dan
d. ahli pertama
KEDUDUKAN JABATAN FUNGSIONAL

PEJABAT FUNGSIONAL
berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab secara
langsung kepada (Psl 67 PP 11/2017):
1. pejabat pimpinan tinggi pratama (es. 2),
2. pejabat administrator (es. 3),
3. pejabat pengawas (es. 4) yang memiliki keterkaitan
dengan pelaksanaan tugas Jabatan Fungsional
JABATAN FUNGSIONAL

 PNS

JF • KEAHLIAN
• KETERAMPILAN
 NON PNS
(PPPK)
POKOK-POKOK SUBSTANSI JABATAN FUNGSIONAL ASN

1. NOMENKLATUR JABATAN
PROFESIONAL 2. TUGAS POKOK
PELAYANAN PRIMA, 3. HASIL KERJA/OUTPUT KEGIATAN
INOVATIF,
4. URAIAN KEGIATAN/TUGAS
KERJASAMA
5. KOMPETENSI
6. JENJANG JABATAN
7. KUALIFIKASI PENDIDIKAN
8. PENGANGKATAN DALAM JABATAN
9. PENILAIAN PRESTASI KERJA
10. DIKLAT
11. UJI KOMPETENSI DAN SERTIFIKASI
12. FORMASI JABATAN
KOMPETENSI JABATAN ASN

JPT

JA

JF

TEKNIS SOSIAL MANAJERIAL


KULTURAL

HARD COMPETENCY SOFT COMPETENCY


PERENCANAAN
KINERJA

KINERJA HASIL KERJA/OUTPUT


JABATAN TARGET YG JABATAN FUNGSIONAL
FUNGSIONAL HARUS DICAPAI

APABILA TIDAK TERCAPAI


MANFAAT YG
DIHASILKAN
SANKSI SESUAI PERATURAN
PUU
KONDISI JABATAN FUNGSIONAL SAAT INI
1 Jumlah JF yg sudah ditetapkan 154

2 Kelemahan dalam pengaturan

1. BUP dan Tunjangan disamakan


JF terampil dan ahli digabung 2. Pembebanan Keuangan negara yang tidak
tepat Sasaran

kegiatan berdasarkan proses dan Angka Kredit yg dikumpulkan tidak


produk/ouput tdk terdefinisi mencerminkan prestasi kerja JF

Belum terdefinisinya standar Pengembangan Kompetensi JF tdk Optimal


kompetensi jabatan Diklat JF blm dpt didesain secara optimal

Persyaratan pengangkatan dlm JF JF menjadi jabatan alternatif (tempat


tidak berdasarkan uji kompetensi penampungan)
KONDISI JABATAN FUNGSIONAL KE DEPAN
1 Pemisahan JF Ahli dan JF Terampil secara bertahap
• Sesuai dengan standar jabatan internasional
• Jumlah JF dari 142 menjadi 1 5 4 d a n d i h a r a p k a n d a p a t m e n c a p a i 240

2 Potensi Usulan JF baru pada 76 K/L : 86 JF terampil dan ahli

3 Penyempurnaan dalam pengaturan


kegiatan tidak berdasarkan proses
tetapi berdasarkan produk/output Prestasi kerja JF lebih terukur

• Pengelolaan kompetensi JF dapat


berjalan secara efektif
Menyusun standar kompetensi JF • Terwujudnya kelas jabatan
• diklat JF dapat direncanakan
berdasarkan training need assessment
(TNA)
• Peningkatan profesionalisme dapat
Persyaratan pengangkatan dalam JF
berdasarkan uji kompetensi dilakukan
• JF menjadi pilihan karier
Mengharuskan instansi pembina JF Pengelolaan profesionalisme JF dapat
untuk melakukan pengelolaan JF dilakukan
secara profesional
KOMPETENSI & PERSYARATAN JABATAN FUNGSIONAL
KOMPETENSI PERSYARATAN
1. memiliki kemampuan 1. Profesional dengan pendidikan minimal
Jabatan pengetahuan di bidang Sarjana (strata –1) atau D.IV;
2. Memiliki kemampuan untuk melakukan
Fungsional tertentu
kegiatan yang berkaitan dengan
2. memiliki kemampuan
Keahlian penelitian, pengkajian dan pengembangan,
menggunakan metodologi peningkatan dan
3. memiliki kemampuan berfikir penerapan konsep dan teori serta
analitis dan konseptual metoda operasional dan penerapan
4. Memiliki kemampuan untuk disiplin ilmu pengetahuan yang
mengembangkan teknik dan mendasari pelaksanaan tugas dan
metoda dalam bidang tugas fungsi jabatan fungsional yang
bersangkutan;
didasarkan pada keilmuan
3. Syarat-syarat lainnya sesuai dengan
tertentu peraturan perundangan.
1. memiliki pengetahuan 1. Teknisi profesional dan/atau penunjang
Jabatan vokasional/kejuruan profesional dengan pendidikan minimal SLTA
Fungsional 2. mampu melaksanakan dan setinggi-tingginya Diploma III (D-3);
Keterampilan kegiatan teknis 2. Memiliki kemampuan untuk
vokasional/ kejuruan melakukan kegiatan teknis operasional;
3. mampu menerapkan prosedur 3. Syarat-syarat lainnya sesuai dengan
dan teknik vokasional/ peraturan perundangan.
kejuruan tertentu
PENGEMBANGAN KARIR PEJABAT FUNGSIONAL
DALAM ASN

1. Kualifikasi
BERDASARKAN
2. Kompetensi
3. Penilaian kinerja dan
4. Kebutuhan Instansi
Pemerintah

1. Integritas dan
MEMPERTIMBANGKAN 2. Moralitas
POLA KARIER JABATAN ASN

UTAMA
JABATAN POSISI PPPK
PIMPINAN
MADYA
TINGGI

PRATAMA

PNS KARIER
ADMINISTRATOR JABATAN FUNGSIONAL
JABATAN
KEAHLIAN PPPK
ADMINISTRASI
PENGAWAS

KETRAMPILAN
PELAKSANA
BATAS USIA PENSIUN

58 (lima puluh delapan) tahun bagi JF Ketermapilan,


JF Ahli Pertama, dan JF Ahli Muda;

60 (enam puluh) tahun bagi JF Ahli Madya;

65 (enam puluh lima) tahun bagi JF Ahli Utama;

* Dikecualikan bagi yang telah ditetapkan dalam UU JF terkait


• Psl 354: PNS berusia > 60 tahun dan sedang menduduki JF ahli madya, yang sebelum PP ini
mulai berlaku BUP ditetapkan 65 (enam puluh lima) tahun, BUP tetap 65 tahun.
• Psl 355: PNS berusia > 58 tahun dan sedang menduduki JF ahli pertama, JF ahli muda, dan JF
penyelia, yang sebelum PP ini mulai berlaku BUPnya ditetapkan 60 tahun, BUPnya tetap 60
tahun.
• Psl 356: JF ahli muda, JF ahli pertama, dan JF penyelia setelah berlakunya PP 21/2014
tentang Pemberhentian PNS yang Mencapai BUP bagi Pejabat Fungsional, BUP nya 58 tahun.
PENGANGKATAN DALAM JABATAN FUNGSIONAL
(Psl 74 - 90 PP 11/2017)

PENGANGKATAN
PERTAMA

PERPINDAHAN DARI
JABATAN LAIN

INPASSING
(PENYESUAIAN)

PROMOSI

*) Pengangkatan Dilakukan Berdasarkan Kebutuhan Jabatan


PENGANGKATAN PERTAMA

 berstatus PNS;
 memiliki integritas dan moralitas yang baik;
 sehat jasmani dan rohani;
 berijazah paling rendah sarjana atau diploma IV untuk
keahlian, SLTA untuk keterampilan sesuai dengan kualifikasi
pendidikan yang dibutuhkan;
 mengikuti dan lulus uji Kompetensi Teknis, Kompetensi
Manajerial, dan Kompetensi Sosial Kultural sesuai standar
kompetensi yang telah ditetapkan instansi pembina;
 nilai prestasi kerja paling sedikit bernilai baik
dalam 1 (satu) tahun terakhir; dan
 syarat lainnya yang ditetapkan oleh Menteri

pengangkatan untuk mengisi lowongan kebutuhan JF yang


telah ditetapkan melalui pengadaan PNS
PERPINDAHAN DARI JABATAN LAIN
 berstatus PNS;
 memiliki integritas dan moralitas yang baik;
 sehat jasmani dan rohani;
 berijazah paling rendah sarjana atau diploma IV untuk Keahlian dan SLTA untuk
Keterampilan sesuai dengan kualifikasi pendidikan yang dibutuhkan;
 mengikuti dan lulus uji Kompetensi Teknis, Kompetensi Manajerial, dan
Kompetensi Sosial Kultural sesuai standar kompetensi yang telah ditetapkan
instansi pembina;
 memiliki pengalaman dalam pelaksanaan tugas di bidang JF
yang akan diduduki paling kurang 2 (dua) tahun;
 nilai prestasi kerja paling sedikit bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir;
 berusia paling tinggi:
* 53 (lima puluh tiga) tahun untuk JF Keterampilan, JF ahli pertama dan JF ahli
muda;
* 55 (lima puluh lima) tahun untuk JF ahli madya; dan
* 60 (enam puluh) tahun untuk JF ahli utama bagi PNS yang
telah menduduki JPT; dan
 syarat lainnya yang ditetapkan oleh Menteri.

Harus mempertimbangkan ketersediaan lowongan kebutuhan untuk JF yang akan


diduduki
PENYESUAIAN (INPASSING)
 berstatus PNS;
 memiliki integritas dan moralitas yang baik;
 sehat jasmani dan rohani;
 berijazah paling rendah sarjana atau diploma IV untuk
keahlian, SLTA untuk keterampilan;
 memiliki pengalaman dalam pelaksanaan tugas di bidang
JF yang akan diduduki paling kurang 2 (dua) tahun;
 nilai prestasi kerja paling sedikit bernilai baik dalam 2 (dua)
tahun terakhir; dan
 syarat lainnya yang ditetapkan oleh Menteri.

dapat dilakukan apabila PNS yang bersangkutan pada saat penetapan JF oleh
Menteri memiliki pengalaman dan masih menjalankan tugas di bidang JF yang
akan diduduki berdasarkan keputusan PyB

Penyesuaian dilaksanakan 1 (satu) kali untuk paling lama 2 (dua) tahun sejak
penetapan JF dengan mempertimbangkan kebutuhan Jabatan
PROMOSI

 mengikuti dan lulus uji Kompetensi Teknis, Kompetensi


Manajerial, dan Kompetensi Sosial Kultural sesuai standar
kompetensi yang telah ditetapkan instansi pembina;
 nilai prestasi kerja paling sedikit bernilai baik dalam 2 (dua)
tahun terakhir; dan
 syarat lainnya yang ditetapkan oleh Menteri.

Harus mempertimbangkan ketersediaan lowongan kebutuhan untuk JF yang


akan diduduki
PEMBERHENTIAN DARI JABATAN FUNGSIONAL
PNS diberhentikan dari JF apabila:
1. mengundurkan diri dari Jabatan;
2. diberhentikan sementara sebagai PNS; DAPAT DIANGKAT
KEMBALI
3. menjalani cuti di luar tanggungan negara; BERDASARKAN
4. menjalani tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan; KETERSEDIAN
KEBUTUHAN
5. ditugaskan secara penuh di luar JF; atau JABATAN
6. tidak memenuhi persyaratan Jabatan.

Pengaktifan Kembali:

PNS yang diberhentikan dari JF karena alasan di atas dapat diangkat


kembali sesuai dengan jenjang JF terakhir apabila tersedia lowongan
Jabatan
Ketentuan lainnya..
 Pengangkatan dalam JF tertentu dapat diisi oleh PPPK  Ps. 74 ayat
(3)  Peraturan Presiden
 Pelantikan dan Pengambilan Sumpah/Janji (Ps. 87-93)  Peraturan
Kepala BKN Nomor 7 Tahun 2017
 JF dilarang RANGKAP JABATAN, dikecualikan untuk JA atau JPT yang
kompetensi dan bidang tugas jabatan sama dan tidak dapat
dipisahkan dengan kompetensi dan bidang tugas JF (Ps. 98)
yaitu: Jaksa, Diplomat, Peneliti, Perancang PerUUan
 Tugas Instansi Pembina dan Pengawasan Pelaksanaan Tugas IP oleh
Menteri (Ps. 99-100)
 Pembentukan dan Tugas Organisasi Profesi (Ps. 101)
Administrasi Jabatan Fungsional
Statistisi
DASAR HUKUM

 Permenpan RB No. 19 Thn 2013 tentang Jabatan


fungsional Statistisi dan Angka Kreditnya;

 Perber Ka BPS dan Ka BKN No. 27 Thn 2014 dan No. 1 Thn
2014 tentang Ketentuan Pelaksanaan Permenpan RB;

 Perka BPS No. 59 Thn 2014 tentang Petunjuk Teknis


Penilaian Angka Kredit Jabatan Fungsional Statistisi;

33
33 TERAMPIL AHLI PP PENUNJANG
PENGERTIAN STATISTISI (1)

Statistisi : Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang diberi


tugas, tanggung jawab, wewenang, dan
hak secara penuh oleh pejabat yang
berwenang untuk melakukan kegiatan
statistik;

Kedudukan : Pelaksana teknis fungsional


penyelenggaraan kegiatan statistik;

Tugas Pokok : Melaksanakan kegiatan statistik;

34 TERAMPIL AHLI PP PENUNJANG


PENGERTIAN STATISTISI (2)

Terampil Ahli
Statistisi

• Kualifikasi teknis • Kualifikasi


• penguasaan dan profesional
prosedur kerja teknis • penguasaan ilmu
di bidang statistik pengetahuan
metodologi dan
teknik analisis di
bidang statistik
35
35 TERAMPIL AHLI PP PENUNJANG
TUNJANGAN JABATAN STATISTISI
Perpres RI Nomor 110 Tahun 2016

TERAMPIL AHLI
GOL
Jabatan Tunjangan Jabatan Tunjangan
(1) (2) (3) (4) (5)

II/c
Statistisi Pelaksana 360.000
II/d
III/a Statistisi Pelaksana
450.000 Statistisi Pertama 540.000
III/b Lanjutan
III/c
Statistisi Penyelia 750.000 Statistisi Muda 960.000
III/d
IV/a
IV/b Statistisi Madya 1.260.000
IV/c
IV/d
Statistisi Utama 1.500.000
IV/e 36
PENGANGKATAN STATISTISI

Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Statistisi dilakukan


melalui dua jalur:
1. Pengangkatan Pertama
yaitu pengangkatan PNS ke dalam jabatan fungsional
(Statistisi) sesuai formasi CPNS-nya
2. Pengangkatan dari Jabatan Lain
yaitu pengangkatan PNS ke jabatan fungsional (Statistisi)
dari jabatan struktural, fungsional lain, atau fungsional
umum (sudah pernah naik pangkat reguler)

37
37 TERAMPIL AHLI PP PENUNJANG
PERSYARATAN PENGANGKATAN PERTAMA (1)

Statistisi Terampil

 Ijazah serendah-rendahnya DIII


 Pangkat paling rendah II/c
 Mengikuti dan lulus diklat fungsional STT paling lama
3 tahun setelah pengangkatan (kecuali pendidikan bidang
statistik)
 Nilai Prestasi Kerja bernilai baik dalam 1 tahun terakhir

38
38 TERAMPIL AHLI PP PENUNJANG
PERSYARATAN PENGANGKATAN PERTAMA (2)

Statistisi Ahli

 Ijazah serendah-rendahnya S-1/ D IV


 Pangkat paling rendah III/a
 Mengikuti dan lulus diklat fungsional STT paling lama
3 tahun setelah pengangkatan (kecuali pendidikan
bidang statistik)
 Nilai Prestasi Kerja bernilai baik dalam 1 tahun terakhir

39
39 TERAMPIL AHLI PP PENUNJANG
PERSYARATAN PENGANGKATAN DARI JABATAN LAIN (1)

Statistisi Terampil
 Ijazah serendah-rendahnya Diploma III
 Pangkat paling rendah II/c
 Tersedia formasi untuk jabatan fungsional statistisi
 Memiliki pengalaman di bidang statistik paling kurang 2 (dua)
tahun
 Usia paling tinggi 50 (lima puluh) tahun
 Mengikuti dan lulus diklat fungsional statistisi Tingkat Terampil
(kecuali pendidikan bidang statistik)
40
40 TERAMPIL AHLI PP PENUNJANG
PERSYARATAN PENGANGKATAN DARI JABATAN LAIN (2)

Statistisi Ahli
 Ijazah serendah-rendahnya S-1/ D IV
 Pangkat paling rendah III/a
 Tersedia formasi untuk jabatan fungsional statistisi
 Memiliki pengalaman di bidang statistik paling kurang 2 (dua)
tahun
 Usia paling tinggi 50 (lima puluh) tahun
 Mengikuti dan lulus diklat fungsional statistisi Tingkat Ahli
(kecuali pendidikan bidang statistik)
41
41 TERAMPIL AHLI PP PENUNJANG
PENILAIAN ANGKA KREDIT

Unsur utama terbagi menjadi:


a. Sub unsur pendidikan formal
b. Sub unsur penjenjangan, terdiri atas:
1. Pendidikan dan pelatihan (diklat)
2. Penyediaan data dan informasi
3. Analisis dan pengembangan statistik
4. Pengembangan profesi
Jumlah angka kredit kumulatif paling rendah harus memenuhi
ketentuan:
a. paling kurang 80% angka kredit dari unsur penjenjangan
b. paling banyak 20% angka kredit dari unsur penunjang

42
42 TERAMPIL AHLI PP PENUNJANG
PENINGKATAN JENJANG PENDIDIKAN

Bagi Statistisi berpendidikan DIII yang melanjutkan pendidikan S1,


ijazah yang dimiliki dapat langsung dinilaikan angka kreditnya bila
memenuhi ketentuan sbb:
- Ada ijin belajar
- Universitas satu kota dengan kantor
- Terakreditasi B, dan
- Bukan kelas sabtu-minggu
Jika tidak memenuhi ketentuan tersebut, maka penilaian untuk
pendidikannya ditetapkan berdasarkan keputusan BKN apakah
diakui atau tidak. Jika diakui BKN, maka ijazah tersebut akan
dinilai AK nya sesuai ketentuan

43
43 TERAMPIL AHLI PP PENUNJANG
ALIH JABATAN STATISTISI TERAMPIL
KE STATISTISI AHLI
 Tersedia formasi untuk jabatan statistisi ahli (Perka BPS No.142
Tahun 2014)

 Telah mengikuti dan lulus pendidikan dan pelatihan fungsional


yang ditentukan untuk jabatan statistisi bagi yang berijazah
sarjana (S1)/ Diploma IV bidang laing sesuai dengan kualifikasi
yang ditetapkan oleh Kepala BPS

 Statistisi terampil yang akan diangkat menjadi Statistisi Ahli


diberikan angka kredit sebesar 65% (enam puluh lima persen)
angka kredit kumulatif dari diklat, tugas pokok, dan
pengembangan profesi ditambah angka kredit ijazah Sarjana (S1)/
Diploma IV dengan tidak memperhitungkan angka kredit unsur
penunjang

44
44 TERAMPIL AHLI PP PENUNJANG
PENETAPAN ANGKA KREDIT ALIH JENJANG (1)
Statistisi Terampil yang akan pindah jalur menjadi Statistisi Ahli
diberikan angka kredit sebesar 100% dari ijazah, 65% dari unsur
utama (selain ijazah) dan tidak memperhitungkan angka kredit dari
unsur penunjang
Contoh:
seorang Statistisi Pelaksana Lanjutan III/b memiliki AK = 175 dengan
rincian sbb:
AK pendidikan = 25
AK unsur utama selain pendidikan = 140
AK unsur penunjang = 10
memperoleh ijazah S1 Statistik, ingin pindah jalur jabatan ke Statistisi
Ahli.
AK yang ditetapkan adalah ......

45
45 TERAMPIL AHLI PP PENUNJANG
PENETAPAN ANGKA KREDIT ALIH JENJANG (2)

Statistisi Terampil yang akan pindah jalur … (lanjutan)

Maka AK yang ditetapkan adalah sbb:


AK pendidikan = 25 + 75 = 100
AK unsur utama selain pendidikan = 140 x 65% = 91
AK unsur penunjang =0
Jumlah AK yang ditetapkan = 191
Jabatan yang ditetapkan adalah Statistisi Pertama (sesuai
dengan AK yang ditetapkan)

46
46 TERAMPIL AHLI PP PENUNJANG
KEWAJIBAN PEJABAT FUNGSIONAL

 Untuk kelancaran penilaian dan penetapan angka kredit,


setiap Statistisi wajib mencatat dan menginventarisasi
seluruh kegiatan yang dilakukan
 Hasil catatan dan inventarisasi kegiatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), dituangkan dalam Daftar Usul
Penetapan Angka Kredit (DUPAK) harus diusulkan paling
sedikit 1 (satu) kali dalam setahun
 Kegiatan yang diusulkan lebih dari satu tahun sebelum-
nya dinyatakan hangus/tidak dinilai
47
47 TERAMPIL AHLI PP PENUNJANG
KENAIKAN PANGKAT STATISTISI AHLI

Kenaikan pangkat Statistisi Ahli mulai pangkat Penata


Muda Tk. I (III/b) terdapat ketentuan angka kredit yang
disyaratkan dari unsur pengembangan profesi, sbb:
- III/b ke III/c : 2 poin
- III/c ke III/d : 4 poin
- III/d ke IV/a : 6 poin
- IV/a ke IV/b : 8 poin
- IV/b ke IV/c : 10 poin
- IV/c ke IV/d : 12 poin
- IV/d ke IV/e : 14 poin
48
48 TERAMPIL AHLI PP PENUNJANG
KENAIKAN JABATAN

 Untuk meningkatkan profesionalisme, Statistisi yang akan


naik jabatan setingkat lebih tinggi, harus lulus uji
kompetensi sesuai dengan jenjang yang akan didudukinya.

 Uji kompetensi diatur lebih lanjut oleh Kepala BPS.

 Uji Kompetensi akan diberlakukan mulai tahun 2016.

49
49 TERAMPIL AHLI PP PENUNJANG
Administrasi Jabatan Fungsional
Pranata Komputer
Dasar Hukum

1. KepmenPAN No. 66/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Jabatan


Fungsional Pranata Komputer dan Angka Kreditnya.
2. Surat Keputusan Bersama (SKB) Kepala BPS dan Kepala
BKN Nomor 002/BPS-SKB/II/2004 dan Nomor 04 Tahun
2004 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional
Pranata Komputer.
3. Peraturan Kepala BPS Nomor 16 Tahun 2008 tentang
Petunjuk Teknis Penilaian Angka Kredit Pranata
Komputer.
Pengertian Pranata Komputer:
Pranata Komputer: Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang diberi tugas, tanggung
jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang
untuk melakukan kegiatan sistem informasi berbasis komputer

Jabatan karier yang hanya dapat diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil

Kedudukan: Pelaksana teknis fungsional penyelenggaraan kegiatan sistem


informasi berbasis komputer

Tugas Pokok: Merencanakan, menganalisis, merancang,


mengimplementasikan, mengembangkan dan atau
mengoperasikam sistem informasi berbasis komputer

52
PENGERTIAN PRANATA KOMPUTER (2)

Terampil Pranata Ahli


Komputer

• Kualifikasi teknis • Kualifikasi profesional


• Penguasaan dan • Penguasaan ilmu
prosedur kerja teknis pengetahuan
di bidang metodologi dan teknik
kekomputeran analisis di bidang
kekomputeran

53
53 TERAMPIL AHLI PP PENUNJANG
TUNJANGAN JABATAN PK
Perpres RI Nomor 9 Tahun 2017
TERAMPIL AHLI
GOL
Jabatan Tunjangan Jabatan Tunjangan
1 2 3 4 5

II/a PK Pelaksana Pemula 300.000

II/b

II/c PK Pelaksana 360.000

II/d

III/a
PK Pelaksana Lanjutan 450.000 PK Pertama 540.000
III/b

III/c
PK Penyelia 780.000 PK Muda 960.000
III/d

IV/a

IV/b PK Madya 1.260.000

IV/c

IV/d
PK Utama 1.500.000
IV/e

54
PENGANGKATAN PRANATA KOMPUTER

Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Pranata Komputer


dilakukan melalui dua jalur:
1. Pengangkatan Pertama
yaitu pengangkatan PNS ke dalam jabatan fungsional
(Pranata Komputer) sesuai formasi CPNS-nya
2. Pengangkatan dari Jabatan Lain
yaitu pengangkatan PNS ke jabatan fungsional (Pranata
Komputer) dari jabatan struktural, fungsional lain, atau
fungsional umum (sudah pernah naik pangkat reguler)

55
55 TERAMPIL AHLI PP PENUNJANG
Persyaratan Pengangkatan Pertama Pranata Komputer Terampil

 Pendidikan serendah-rendahnya SLTA


 Pangkat serendahnya II/a
 Lulus Diklat Pranata Komputer Tingkat Terampil
(kecuali mempunyai diploma TI)
 DP3 (PPK) bernilai baik
 Seuai dengan formasi
 Memenuhi jumlah angka kredit minimal yang
ditetapkan untuk jenjang pangkat/jabatannya
Persyaratan Pengangkatan Pertama Pranata Komputer Ahli

 Pendidikan serendah-rendahnya S-1/ D IV


 Pangkat serendahnya III/a
 Lulus Diklat Pranata Komputer Tingkat Ahli
(kecuali pendidikan bidang TI)
 DP3 (PPK) bernilai baik
 Seuai dengan formasi
 Memenuhi jumlah angka kredit minimal yang
ditetapkan untuk jenjang pangkat/jabatannya
Persyaratan Pengangkatan dari Jabatan Lain Pranata Komputer Terampil

 Pendidikan serendah-rendahnya SLTA


 Pangkat serendahnya II/a
 Lulus Diklat Pranata Komputer Tingkat Terampil
(kecuali mempunyai diploma TI)
 DP3 (PPK) bernilai baik
 Seuai dengan formasi
 Memenuhi jumlah angka kredit minimal yang
ditetapkan untuk jenjang pangkat/jabatannya
 Memiliki pengalaman di bidang system informasi
berbasis komputer sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun
 Usia < 5 tahun sebelum usia pensiun
Persyaratan Pengangkatan dari Jabatan Lain Pranata Komputer Ahli

 Pendidikan serendah-rendahnya S-1/ D IV


 Pangkat serendahnya III/a
 Lulus Diklat Pranata Komputer Tingkat Ahli (kecuali
pendidikan bidang TI)
 DP3 (PPK) bernilai baik
 Seuai dengan formasi
 Memenuhi jumlah angka kredit minimal yang
ditetapkan untuk jenjang pangkat/jabatannya
 Memiliki pengalaman di bidang system informasi
berbasis komputer sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun
 Usia < 5 tahun sebelum usia pensiun
Kelengkapan Administrasi Pengangkatan

 Surat Usulan menjadi Pejabat Fungsional dari Pejabat


Setingkat Eselon II
 Fotocopy Ijasah pendidikan terakhir
 Fotocopy SK Kenaikan Pangkat Terakhir
 Fotocopy Sertifikat Diklat Pranata Komputer
 Fotocopy DP3 (PPK) satu tahun terakhir
 Daftar Usul Penilaian Angka Kredit
 Berkas Usulan Penilaian Angka Kredit yang dilampirkan
dengan bukti fisik
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai