Anda di halaman 1dari 4

NAMA : HENDRA, S.

P
NIP : 19910509 202203 1 007
JABATAN : Ahli Pertama Penyuluh Pertanian
ANGKATAN : X (Sepuluh)
Kelompok : III (Tiga)
Instansi : BPP Kecamatan Muara Sungkai

ESSAY MENEJEMEN ASN


SISITEM MERIT

I. PENDAHULUAN

Untuk mewujudkan tujuan nasional yang termuat dalam alinea keempat pembukaan
Undang-undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945. Adapun tujuan nasional
menekankan kewajiban pemerintah Negara Republik Indonesia unutk melindungi segenap
bangsa Indonesia, memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa
yang berdasarkan kemerdekaan abadi dan keadilan social.Oleh karena itu, pembangunan
nasional diarahkan untuk meningkatkan sumber daya manusia yang kompetitif agar dapat
menggerakkan dan memacu pembanguna dalam aspek kehidupan bernegara. Tujuan
pembanguna nasional akan tercapai dengan adanya peningkatan kualitas sumber daya
manusia yang diwujudkkan dalam kehidupan masyarakat,Aparatur sipil Negara merupakan
sumber daya manusia yang memengang peran penting dalam pelaksana pemerintahan, baik
dalam merumuskan maupun menjalanjkan suatu kebijakan Negara dalam mendukung,
melancarkan segala urusan baik dari aspek pemerintahan maupun pembangunan.

Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang
professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari
praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada
pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur
sipil Negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman. ASN berperan sebagai
perencana, pelaksana dan pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan
pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan dna pelayanan publik yang
profesional, bebas dari intervensi politik serta bersih dari praktik korupsi, kolusi dan
nepotisme. Untuk itu ASN harus memiliki nilai kedisiplinan dan kejujuran serta tanggung
jawab dalam menjalankan tugasnya. Kinerja dan kompetensi tinggi merupakan salah satu
tuntutan yang harus dimiliki oleh Aparatur Sipil Negara saat ini. Namun hal ini dapat
diwujudkan jika proses penyaringan sumber daya manusia yang unggul dilakukan dengan
jujur dan benar sesuai dengan prosedur. Tata kelolah pemerintahan yang kredibel ditandai
dengan membaiknya penggunaan system birokrasi yang transparan, efektif dan dapat
diandalkan. Sehingga perlu adanya reformasi birokrasi dalam hal ini megacuh pada
pengawai Negeri Sipil yang berbasis kompetensi dasar dan prestasi kerja dalam rangka
mewujudkan Negara kesatuan Republik Indonesia. Meskipun pada pelaksanaanya proses
ataupun tahapan ;elaksanaan menejemen PNS belum serta merta langsung mengalami
banyak perubahan namun perubahan pada menjemen PNS di era reformasi masih terus
dalam proses penyempurnaan.

Amanat Undang-undang Nomor 5 tahun2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN), salah
satu ketentuanya yaitu ditetapkanya penerapan system merit dalam Menejemen Aparatur
Sipil Negara dan lembaga yang secara langsung mengawasi dan memastikan kebijakan
tersebut berjalan secara efektif adalah Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN)menatapkan
PeraturanKASN No. 5 Tahun 2017 tentang Penilaian Mandiri Penerapan Sistem Merit di
Instansi Pemerintah. Merit adalah kebijakn dan manajemen ASN yang berdasrkan pada
kualifikasi, potensi dan kinerja secara adil dan wajar tanpa membedakan latar belakang
politik, ras, warna kulit, agama, asal usul, jenis kelamin, status pernikaan, umur, atau
kondisi kecacatan.Dalam peraturan KASN No.5 Tahun 2017, berisi megenai kriteria dan tata
cara untuk menilai sejauh mana isntansipemerintah telah menerapkan system merit dalam
Manajemen ASN. Penerapan dari system merit itusendiri yaitu untuk memastikan bahwa
jabatan yang ada di birokrasi pemerintah disusuki oleh pegawai yang memang memenuhi
persyaratan kualifikasi dan juga kompetensi. Sehingga tujuan dari pembangunan terutama
pada bidang SDM Aparatur untuk mewujudkan ASN yang profesioal, berkinerja tinggi,
berintegritas dan menjunjung tinggi netralitas dapat terwujudkan.

Sejak awal kemerdekaan Indonesia sampai saat ini sudah mengenal sistem merit, namum
penerapatnya belum seprti yang diharapkan, yang terjadi selama ini sistem merit
dilaksanakan, tetapi banya manipulasi secara sengaja, cara melaksanakan system merit
seperti itu berlangsung lama dalam praktik pemrintahan pada pemrintahan Orde baru dan
bahkan masih terasa praktinya sampai sekarang. Dengan alasan tersebut, pada tahun 2014
yang dipelopori oleh Komisi II DPR RI, terbentuklah UU ASN yang syaratnya dengan
upaya menegakkan system Merit. UU inipun banyak menbghadapi rintangan, baik di
kalangan politik DPR sendiri maupun di birokrasi pemerintahan.

Sebagaia agenda prioritas RPJMN 2020-2024, penerapan sistim merit diterapkan sebagai
satu dari program prioritas bidang aparatur dalam RKP 2020, yaitu (1) peningkatan
akuntabolitas knerja, pengawasan dan reformasi birokrasi; (2) penignkatan inovasi dan
kualitas pelayanan public; dan (3) penguatan implementasi menajemen ASN berbasis merit.
Pertama tentang perorganisasian perencanaan ASN didasrkan pada fungso organisasi
menlalui analisis jabatan dan analisis beban kerja, audit kepegawaian penyesuaian arah
kebijakan nasional. Kedua rekrutmen berorientasi pada talenta terbaik rekruitmen berbasis
jabatan dan sertifikasi, ketiga pengembangan kapasitas dalam mengarungi kesenjangan
kopentensi dengan pelatihan 20 jam per tahun bagi tiap PNS, keempat penilaian kinerja yang
berkelantujatan dengan cara membentuk tim penilai kinerja. Kelima, promosi dan mutasi
menuju PNS yag dinamis dengan cara talent mapping (melalui assessment ) dan career
planning (open recrument), keenam mengapresiasi secara layak dengan erubhan system
pension dan system kompensasi yang memadai.
II. PERMASALAHAN
Tujuan merit itu sendiri menciptakan kompensasi sumber daya manusia yang professional
dan produktif sesuai manajemen ASN, yang menata seleksi dan rerkrutmen pegawai,
mengembangkan pegawai dalam aspek promosi jabatan, sumber daya manusia berperan
penting dalam segala aspek kehidupan, mulai dari level mikro, yaitu keluarga, sampai
masyarakat. Sementara, manajemen sumber daya masnuia merupakan sistim formal didalam
organisasi guna memastikan potensi sumber daya yang tersedia secara efeltif dan efisien
dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Untuk medapatkan pegawai yang produktif, efektif
dan efisien tersebut diperlukan system pengolaan sumber daya yang memapuh memberikan
jaminan keamanan dan kenyaman dalam individu yang berkja didalamnya. Kondisi in
memberikan lingkungan yang kondusif bagi pegawai, Karena meras diperhatilan oleh
organisasi.

Untuk mewujudkan birokrasi yang professional dalam menghadapi segala tantangannya,


pemerintah telah bertekad untuk mengelola aparatur sipil negara menjadi semakin
professional,memiliki integritas, netral serta bebas dari intervensi politik, juga bebas dari
praktek KKN.Sebagai perwujudan tatanan pemerintahan yang baik, diterapkanlah suatu
sistem yang kita kenalyaitu sistem merit. Dalam mendukung penerapan tersebut, pemerintah
telah melakukan beberapa langkah konkret, salah satunya adalah membentuk Komisi
Aparatur Sipil Negara (KASN) yang bertugas untuk menjaga netralitas pegawai ASN serta
melakukan pengawasan atas pembinaan profesi ASN dan melaporkan pelaksanaan tugas
kepada presiden. Komisi Aparatur Sipil Negara(KASN) merupakan lembaga non struktural
yang bebas dari intervensi politik.
Adapun Permasalahan yang dapat dipelajari yaitu :
Bagaimanakah penyelenggaraan manajemen ASN berdasarkan sistem merit?

III. ANALISIS

Dewasa ini di Indonesia, pengisian pegawai negeri masih sangat didominasi dengan sistem
koneksi dan dilandasi oleh alasan politik. Praktek tersebut dalam penerimaan dan penilaian
pegawai seperti ini sangatlah buruk karena tidak akan melahirkan pegawai yang memiliki
profesionalitas tinggi, kreatif dan terampil. Apabila system koneksi ini tetap dilanjutkan oleh
pemerintah, dapat mematikan kreatifitas pegawai yang memang benar-benar memiliki
kualitas dalam suatu bidang tertentu.
Konsep sistem merit menjadi bagian yang terpisahkan dalam pengelolaan ASN. Sistem
merit ini sama dengan pengupahan yang berhubungan terkait dengan kinerja pegawai.
Sistem ini bersifat objektif, penilaian objektif tersebut biasanya ukuran yang dipergunakan
ialah ijazah pendidikan.Pihak-pihak yang terkai dengan terlaksananya sistem ini ialah
pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja. Disamping itu, merit
sudah ada sejak lama dan telah biasa menjadi panduan dalam pemberian upah sesuai dengan
kinerja yang dicapai.
Sistem merit pada dasarnya termuat dalam Pasal 51 UU ASN yang berbunyi manajemen
ASN diselenggarakan berdasarkan system merit. Sistem ini adalah konsepsi dalam
manajemen SDM yang menggambarkan diterapkannya obyektivitas dalam keseluruhan
semua proses dalam pengelolaan ASN yakni pada pertimbangan kemampuan dan prestasi
individu untuk melaksanakan pekerjaanya (kompetensi dan kinerja). Sistem ini biasanya
disandingkan dengan spoil sistem, dimana dalam penerapan manajemen SDM-nya lebih
mengutamakan pertimbangan subyektif seperti alasan politik, personal, kedekatan dan
pertimbangan subyektif lainnya. Bagi organisasi sistem merit mendukung keberadaan
prinsip akuntabilitas yang saat ini menjadi tuntutan dalam sektor publik. Sedangkan bagi
pegawai, sistem ini menjamin keadilan yang akan meningkatkan motivasi kinerja pegawai
dan juga menyediakan ruang keterbukaan dalam perjalanan karir seorang pegawai. Sistem
merit harus diterapkan pada semua komponen atau fungsi dalam manajemen ASN. Semua
fungsi dan komponen dalam manajemen ASN sebagaimana tercantum dalam Pasal 55
(mengatur tentang manajemen PNS) dan Pasal 93 (mengatur manajemen PPPK) UU ASN
harus menerapkan sistem merit ini.Demi tercapainya prinsip merit ini, perlu adanya
penetapan ASN sebagai profesi yang mempunyai kewajiban mengembangkan dan
mengelola serta bertanggungjawab terhadap kinerjanya.

IV. KESIMPULAN

Sistem merit pada dasarnya termuat dalam Pasal 51 UU ASN yang berbunyi manajemen
ASN diselenggarakan berdasarkan sistem merit. Sistem merit ini sama dengan pengupahan
yang berhubungan terkait dengan kinerja pegawai. Sistem merit harus diterapkan pada
semua komponen atau fungsi dalam manajemen ASN.Sistem ini bermaksud untuk
pembinaan karier pegawai dan juga untuk menghargai prestasi para pegawai dalam
melaksanakan tugasnya.

V. SARAN

Untuk pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang professional, memiliki
nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan
nepotismendonesia diharapkan mempertahankan dan meningkatkan implementasi daripada
sistem merit yang berlaku bagi Aparatur Sipil Negara sehingga dapat memotivasi para
pegawai untuk dapat meningkatkan efektivitas pelaksanaan sistem merit pada Manajemen
ASN ini.

Anda mungkin juga menyukai