Anda di halaman 1dari 13

PENERAPAN SISTEM MERIT DI INDONESIA

PROVINSI JAWA BARAT DAN KAB GARUT

Disusun Oleh
Andri Purnama, A.Md.Kep
NIP. 198809092020121006

PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

REGIONAL BANDUNG

2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Salah satu hal yang penting dalam menciptakan pemerintahan yang
efektif dengan mencetak Aparatur Sipil Negara (ASN) yang kompeten, handal,
dan kompetitif melalui system manajemen ASN berbasis merit. Dalam Undang-
undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN)
mengamanatkan penerapan system merit dalam kebijakan dan manajemen
Aparatur Sipil Negara (ASN). Dalam Undang-undang tersebut, system merit
didefinisikan sebagai kebijakan dan manajemen ASN yang berdasarkan pada
kualifikasi, kompetensi, dan kinerja secara adil dan wajar dengan tanpa
diskiminasi. Tujuan penerapan sistem merit adalah untuk memastikan jabatan di
birokrasi pemerintah diduduki oleh orang-orang yang profesional, dalam arti
kompeten dan melaksanakan tugas berdasarkan nilai dasar, kode etik dan kode
perilaku ASN.

Pada tingkat pusat, tahun 2018 mayoritas Kementerian dan LPNK sudah
mencapai kategori lll, yang artinya sudah memenuhi sebagian besar kriteria
system merit. Sementara itu yang sudah mencapai kategori IV baru ada 6
Kementerian. Sedangkan pada tingkat provinsi, mayoritas Pemerintah Provinsi
masih berada di kategori Il, artinya baru memenuhi Sebagian kriterian yang
ditetapkan. Terdapat 6 provinsi yang sudah mencapai kategori lll dan semuanya
berada di Pulau Jawa. Sedangkan untuk wilayah timur, masih terdapat provinsi
yang masuk dalam kategori 1. Provinsi Jawa Barat, sebagai salah satu provinsi
di lndonesia yang layak memasuki kuadran empat dalam penerapan system
merit . memperhatikan ketentuan kualifikasi minimal, standar kompetensi serta
kinerja sehingga pada akhirnya terbentuk profesionalitas.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latarbelakang yang telah dijelaskan di atas, maka dapat
dirumuskan permasalahan, "Bagaimanakah Implementasi Sistem Merit dalam
Manajemen ASN Di Provinsi Jawa Barat dan Kab Garut ?"
C. TUJUAN PENULISAN
Makalah ini bertujuan untuk menjelaskan tentang penerapan Sistem Merit
pada Manajemen ASN di Provinsi Jawa Barat dan Kab Garut untuk mengetahui
permasalahan yang dihadapi serta mencari alternatif solusi untuk mengatasi
permasalahan tersebut.
BAB II
LANDASAN TEORI

Penerapan Sistem Merit dalam Manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN)


telah diamanatkan dalam Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara (ASN). Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) sebagai lembaga yang
diberi tugas mengawasi dan memastikan kebijakan tersebut terlaksana. Menurut
UU No.5 tahun 2014, sistem merit adalah kebijakan dan Manajemen ASN yang
berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi, dan kinerja secara adil dan wajar
dengan tanpa membedakan latar belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal
usul, jenis kelamin, status pernikahan, umur, atau kondisi kecacatan.

Aparatur Sipil Negara merupakan salah satu unsur penyelenggaraan


negara. ASN memiliki tugas dalam membantu pemerintah untuk melayani
kebutuhan masyarakat atau pelayanan publik, tugas pemerintahan dan tugas
pembangunan. Agar dapat melaksanakan tugasnya secara produktif sebagai alat
kelengkapan negara, aparatur sipil negara perlu memiliki sistem manajemen
kepegawaian yang baik sesuai dengan perkembangan zaman.

Namun sering terdengar bahwa kurangnya integritas yang dimilliki oleh


ASN, mengakibatkaan pelanggaran demi pelanggaran yang sering dilakukan,
baik itu melanggar kaidah asusila, agama, sopan santun, maupun melanggar
kaidah hukum yang berlaku. Hal seperti inilah yang kemudian mempengaruhi
proses pelayanan publik menjadi buruk. Alhasil ketidakpercayaan (distrust)
masyarakat terhadap ASN semakin meningkat.

Solusi yang bisa diterapkan adalah dengan adanya tahapan pengadaan


rekrutmen yang dilakukan secara selektif dengan memprioritaskan kandidat yang
mempunyai kualitas dan integritas. Salah satunya dengan peneapan sistem merit
dalam manajemen ASN. Hal tersebut merupakan salah satu bentuk dari
reformasi birokrasi yang sedang dikembangkan penggunaannya dalam prinsip
pemerintahan di Indonesia.

Secara harfiah, merit memiliki arti “kebaikan” atau “manfaat”. Sistem merit
merupakan salah satu cara atau bentuk manajemen kepegawaian yang sedang
dikembangkan dalam pengisian jabatan publik. Sistem merit digunakan untuk
menunjuk orang-orang terbaik yang dipilih berdasarkan kualitas dan
kemampuannya dalam pengisian jabatan-jabatan publik. Untuk dapat
melaksanakan tugasnya secara baik dan produktif perlu adanya manajemen
pengolahan ASN untuk mneghasilkan ASN yang profesional, memiliki nilai-nilai
dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi
dan nepotisme. Maka digunakanlah sistem merit dalam perekrutan ASN.
Penerapan sistem merit tersebut bertujuan untuk memastikan jabatan yang ada
di birokrasi pemerintah diduduki pegawai yang memenuhi persyaratan kualifikasi
dan kompetensi. Dengan demikian maka tujuan pembangunan bidang SDM
Aparatur untuk mewujudkan pegawai ASN yang profesional, berintegritas, netral
dan berkinerja tinggi dapat diwujudkan.

Adapun tujuan dari penerapan sistem merit yaitu :


1. Merekrut ASN yang profesional dan berintegritas, serta menempatkan
mereka pada jabatan-jabatan birokrasi pemerintah sesuai kompetensinya;
2. Mempertahankan ASN melalui pemberian kompensasi yang adil dan layak;
3. Mengembangkan kemampuan ASN melalui bimbingan dan diklat;
4. Melindungi karier ASN dari politisasi dan kebijakan yang bertentangan
dengan prinsip merit (nepotisme, primordialisme).

Salah satu bentuk penerapan sistem merit adalah pelaksanaan seleksi


terbuka dan kompetitif bagi pengisian jabatan pimpinan tinggi (JPT). Tujuan
seleksi terbuka adalah untuk:
1. Memastikan kandidat dipilih semata-mata berdasarkan pertimbangan yang
obyektif dan melalui proses yang kompetitif;
2. Menghindari pengangkatan dan promosi yang didasarkan pada hubungan
politik dan pribadi;
3. Menjamin pengangkatan pejabat hanya dari pelamar yang memenuhi
persyaratan.

Seleksi terbuka merupakan salah satu cara untuk memilih pejabat


pimpinan tinggi secara obyektif dan juga diharapkan dapat mengurangi praktek
pengangkatan Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT) yang didasarkan pada koneksi
politik yang mendorong terjadinya keberpihakan dalam pembuatan kebijakan
maupun penyelenggaraan pelayanan publik. Sistem tersebut tidak hanya
menimbulkan rasa keadilan di kalangan pegawai, juga dapat mendorong
peningkatan kompetensi dan kinerja. Undang- Undang No. 5 Tahun 2014
membawa perubahan mendasar dalam manajemen ASN. antara lain:
a. Perubahan dari pendekatan personal administration yang hanya berupa
pencatatan administrasi kepegawaian menjadi manajemen sumber daya
manusia yang menganggap aparatur negara adalah SDM sebagai aset
negara yang harus dikelola, dihargai dan dikembangkan dengan baik;
b. Perubahan dari pendekatan close-career system yang sangat berorientasi
kepada senioritas dan kepangkatan, menjadi open-career system yang
mengedepankan kompetisi dan kompetensi ASN dalam promosi dan
pengisian jabatan;
c. Menghadirkan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) untuk
menciptakan atmosfir baru dalam pemerintahan;
d. Reward and punishment berbasis kinerja yang lebih tegas;
e. Meningkatkan perlindungan ASN dari intervensi politik.
BAB III
PEMBAHASAN

A. PENERAPAN SISTEM MERIT DI JAWA BARAT DAN KAB GARUT


Contoh penerapan sistem merit yaitu pada seleksi terbuka Jabatan
Pimpinan Tinggi. Dalam pelaksanaannya terbagi menjadi dua bagian yaitu
seleksi jabatan tinggi melalui seleksi terbuka bagi instansi yang belum
melaksanakan sistem merit (Pasal 108-120 UU ASN)

Pengisian JPT melalui seleksi terbuka dan kompetitif merupakan salah


satu bentuk penerapan sistem merit dalam manajemen ASN. Sebagaimana
diatur dalam UU ASN, rencana pengisian JPT diumumkan paling tidak di tingkat
Provinsi untuk JPT Pratama dan di tingkat nasional untuk JPT Madya dan Utama.
Seleksi dilaksanakan oleh Panitia Seleksi yang dibentuk oleh PPK dan
beranggotakan wakil-wakil dari internal dan eksternal instansi. Seleksi dilakukan
berdasarkan pertimbangan kualifikasi, kompetensi, kinerja dan rekam jejak, serta
dilakukan secara transparan.

Pengecualian terhadap pelaksanaan seleksi terbuka, menurut Pasal 111


UU ASN, dapat diberikan kepada instansi yang sudah menerapkan sistem merit,
dalam arti telah menerapkan prinsip merit di setiap aspek manajemen ASN.
Pengecualian tersebut dengan persetujuan KASN dan untuk itu KASN menyusun
tata cara penilaian penerapan sistem merit.

B. PENERAPAN SISTEM MERIT DI JAWA BARAT


Pada tahun 2018 dan 2019, provinsi jawa barat mendapatkan poin 268
dan 277 dengan predikat Baik. Walaupun sudah memiliki predikat baik, namun
hal tersebut masih dirasa kurang memuaskan. Gubernur Jawa Barat langsung
melakukan perombakan besar-besaran pada sektor manajemen ASN. Mulai dari
proses penerimaan, pemberian tunjangan, dan pemetaan talenta terus diperbaiki
oleh provinsi Jawa barat melalui Leading Sector Badan Kepegawaian Daerah
Provinsi Jawa barat.

Semua pendataan ASN provinsi Jawa Barat pun saat ini terus membuat
sistem-sistem untuk manajemen ASN, baik berupa perbaikan sistem BIG data
melalui aplikasi SIAP JABAR sehingga untuk pengambilan data ASN provinsi
Jawa barat dapat lebih mudah. Ada pula Pembuatan sistem TRK (Tunjangan
Remonisasi Kinerja) untuk proses penilaian kinerja individu berdasarkan
penilaian diri sendiri untuk pemberian tunjangan remonisasi kinerja yang telah
terintegrasi dengan sistem SIM JAWARA (Sistem Informasi Manajemen Jabar
Juara) sebagai sistem untuk menentukan pegawai yang akan di promosikan dan
juga akan diberikan pendidikan ataupun diklat.

Dalam proses penerapan sistem yang dilakukan oleh pemerintah provinsi


Jawa Barat pasti didukung pula oleh regulasi yang dibuat. Regulasi-regulasi
tersebut membantu mendukung pemerintah provinsi Jawa Barat dalam
menerapkan sistem manajemen ASN tersebut. Mulai dari regulasi tentang
perencanaan kebutuhan ASN samapai kepada regulasi tentang proses promosi
ASN.Maka dari itulah, pada tahun 2020 pemerintah Provinsi Jawa Barat
mendapatkan hasil nilai sistem merit yang cukup besar dan membanggakan.

Provinsi jawa barat menduduki peringkat nomor 1 (satu) dari instansi


pusat dan 5 daerah dengan poin yang cukup besar yaitu sebesar 375, dengan
kategori 4 atau Amat Baik. seluruh kesuksesan tersebut tidak terlepas dari
solidnya perjuangan Badan Kepegawaian Daerah dan juga Tim Akselerasi
Pembangunan provinsi Jawa Barat serta di dukung oleh seluruh Perangkat
Daerah provinsi Jawa Barat.

Semua pendataan ASN provinsi Jawa Barat pun saat ini terus membuat
sistem-sistem untuk manajemen ASN, baik berupa perbaikan sistem BIG data
melalui aplikasi SIAP JABAR sehingga untuk pengambilan data ASN provinsi
Jawa barat dapat lebih mudah. Ada pula Pembuatan sistem TRK (Tunjangan
Remonisasi Kinerja) untuk proses penilaian kinerja individu berdasarkan
penilaian diri sendiri untuk pemberian tunjangan remonisasi kinerja yang telah
terintegrasi dengan sistem SIM JAWARA (Sistem Informasi Manajemen Jabar
Juara) sebagai sistem untuk menentukan pegawai yang akan di promosikan dan
juga akan diberikan pendidikan ataupun diklat. Adapula sistem-sistem lainnya
penunjang mnanajemen ASN yang telah dibuat oleh provinsi jawa barat untuk
proses meritrokasi di pemerintah provinsi Jawa Barat.
Dalam proses penerapan sistem yang dilakukan oleh pemerintah provinsi
Jawa Barat pasti didukung pula oleh regulasi yang dibuat. Regulasi-regulasi
tersebut membantu mendukung pemerintah provinsi Jawa Barat dalam
menerapkan sistem manajemen ASN tersebut. Mulai dari regulasi tentang
perencanaan kebutuhan ASN sampai kepada regulasi tentang proses promosi
ASN. Diharapkan dengan hasil tersebut, pemerintah provinsi Jawa Barat akan
menularkan imunya kepada seluruh kabupaten kota di provinsi jawa barat pada
khususnya dan seluruh pemerintah daerah di Indonesia pada umumnya,
sehingga meritrokasi tersebut dapat segera di gunakan pada seluruh instansi di
Indonesia.

C. PENERAPAN SISTEM MERIT DI KAB GARUT


Bupati Kab Garut, Rudy Gunawan mengungkapkan bahwa ia sengaja
mengumpulkan empat kecamatan yang membawahi kelurahan yang ada di
Kabupaten Garut, beliau menyampaikan data dari Kemendes PDT dan
Transmigrasi bahwa sudah ada 12 desa mandiri, 200 desa maju, dan 27 desa
tertinggal. “Saya sangat terkejut ketika kami mendapatkan data dari Kemendes
dan data yang berdasarkan hasil penilaian terhadap kelurahan bahwa di Garut
ini hanya ada 12 desa mandiri sangat sedikit sekali, di bawah desa mandiri, ada
namanya desa maju itu hampir mencapai 200, dan ada yang namanya desa
berkembang dan di Garut masih ada kurang lebih 27 desa tertinggal.

Namun, hal tersebut tidak terjadi pada kelurahan di Kabupaten Garut


karena berdasarkan data dari Kemendes PDT dan Transmigrasi sampai saat ini
belum ada kelurahan yang berkualifikasi mandiri dan maju. Oleh karenanya, ia
berpesan kepada para camat yang hadir agar memperjuangkan kelurahannya
secara agresif terjadi perubahan. “Ternyata kelurahan di Garut tidak ada yang
berstatus kelurahan mandiri, tidak ada yang berstatus kelurahan berkualifikasi
maju, saya sangat prihatin dengan keadaan ini, karena indeks untuk desa
membangun sekarang dengan indeks kelurahan membangun saya kira sama,
karena sekarang ada anggaran kelurahan. Tentu saya mohon perhatian para
camat untuk lebih agresif untuk memperjuangkan kelurahannya,” tegasnya.
Ia mengakui, bahwa memimpin desa itu lebih sulit sehingga belum tentu
seorang kepala kelurahan mampu menjadi kepala desa, tetapi desa sudah ada
yang berkualifikasi maju dan mandiri sedangkan kelurahan belum. “Karena
keadaan itulah, saudara-saudara sekalian bahwa tidak ada kelurahan yang maju
di Kabupaten Garut, sedangkan desa sudah ada kelurahan (desa) yang maju,
yang mandiri meskipun sedikit. Saudara para lurah belum tentu mampu menjadi
kepala desa, tapi kalau kepala desa pasti mampu menjadi kepala kelurahan,“
jelasnya.

Rudy berpesan kepada jajarannya untuk menerapkan merit sistem,


sebuah sistem yang berkaitan dengan proses seleksi promosi kerja yang
berdasarkan kompetensi dan kinerja yang telah diatur dalam UU No. 5 Tahun
2014 tentang Aparatur Sipil Negara.

Ia juga menjelaskan bahwa sekarang untuk Jabatan Tinggi Pratama bisa


dimutasi dalam 1 tahun yang sebelumnya 2 Tahun, tapi ia akan mencoba
menerapkan kebijakan 6 bulan setelah di lakukan evaluasi kinerja. Ia juga
berpesan jika ada camat yang tidak melakukan evaluasi, camat tersebut akan
diganti. “Sekarang ini sudah ada aturan komisi ASN untuk Jabatan Tinggi
Pratama yang tadinya bisa dimutasi setelah 2 tahun sekarang 1 tahun bisa di
mutasi, kalau yang untuk ini kita coba 6 bulan lah, setengahnya. Setelah melalui
evaluasi harus fair juga, kalau camatnya tidak melalukan evaluasi ya camatnya
aja diganti,” tegasnya.

Bupati Garut menyampaikan bahwa akan dibentuk tim evaluator untuk


mengawasi manajemen di tingkat kelurahan sebagai bentuk dari tindak lanjut
data dari Kemendes PDT dan Transmigrasi. Nantinya, lanjut Rudy, didalam tim
evaluator tadi akan ada tim dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
(Bappeda) dan Inspektorat. “Termasuk kita masukan timnya dari Bappeda, tim
dari inspektorat, yah satu dua minggu (atau) tiga minggulah,” lanjut Rudy.Ia
berharap para camat untuk mendampingi tim evaluator yang akan datang ke
wilayahnya, serta ia juga berharap agar kinerja kelurahan tidak kalah dengan
desa.
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Penerapan sistem merit dalam manajemen ASN merupakan amanat
utama dalam Undang-Undang No. 5 Tahun 2014. Dengan menerapkan sistem
merit maka pengangkatan pegawai, pengembangan karier pegawai didasarkan
pada kualifikasi, kompetensi dan kinerja pegawai. Sistem tersebut tidak hanya
menimbulkan rasa keadilan di kalangan pegawai, juga dapat mendorong
peningkatan kompetensi dan kinerja. mutasi, promosi, penggajian, penghargaan.

Pada tahun 2020 Pemerintah Provinsi Jawa Barat mendapatkan hasil nilai
sistem merit yang cukup besar dan membanggakan, Provinsi jawa barat
menduduki peringkat nomor 1 (satu) dari instansi pusat dan daerah dengan poin
yang cukup besar yaitu sebesar 375, dengan kategori 4 atau Amat Baik. seluruh
kesuksesan tersebut tidak terlepas dai solidnya perjuangan Badan Kepegawaian
Daerah dan juga Tim Akselerasi Pembangunan provinsi Jawa Barat serta di
dukung oleh seluruh Perangkat Daerah provinsi Jawa Barat.

Penerapan system merit di kab garut baru untuk sebatas lingkup desa,
kecamatan bagi para lurah, camat. Bupati Kab Garut, Rudy Gunawan
mengungkapkan bahwa menyampaikan data dari Kemendes PDT dan
Transmigrasi bahwa sudah ada 12 desa mandiri, 200 desa maju, dan 27 desa
tertinggal.

B. SARAN
Untuk mengatasi berbagai tantangan terkait penerapan Sistem Merit pada
Manajemen ASN, maka kedepannya diharapkan Menyediakan peraturan
perundang - undangan yang diperlukan bagi pelaksanaan UU ASN, khususnya
terkait pangkat dan jabatan, pedoman pola karier dan lain - lain; Mendorong dan
membina Instansi Pemerintah yang tingkat penerapan sistem merit manajemen
ASNnya masih belum baik (Kategori I dan l) untuk meningkatkan penerapan
sistem meritnya ke kategori yang lebih baik ke depan; Melakukan akreditasi
terhadap assessment center dan sertifikasi manajemen kinerja dan membina
pelaksanaannya agar penilaian kinerja lebih terukur dan obyektif, Menyiapkan
peraturan dan pedoman terkait penyusunan strategi dan program diklat yang
didasarkan pada kesenjangan kompetensi dan kinerja dan Mendorong Instansi
Pemerintah menyediakan dukungan anggaran dalam penyiapan manajemen
ASN yang berbasis merit.
DAFTAR PUSTAKA

Femanda, D. (2005). Konflik Kewenangan Pengelolaan Kepelabuhanan


dalam Perspektif Sistem Administrasi Pemerintahan dan Otonomi Daerah di
Indonesia. Jurnal Borneo Administrator, 1(3), 32-56 (2017). Perlindungan Hukum
Bagi Aparatur Negara Dalam Penyelesaian Sengketa Kepegawaian Pasca
Berlakunya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil
Negara. Jurnal Yuridis, 3(2), Harahap, N. A.17-32.

Indika, A. (2019). Perlindungan Hukum Terhadap Pegawai Negeri Sipil


Akibat Pelanggaran Sistem Merit Pada Proses Pengisian Jabatan Pimpinan
Tinggi.

Martini, R.(2010). Politisasi birokrasi di Indonesia. POLITIKA Jurnal llmu


Politik MIP., 1(1), 67-74.

Moonti, R. M., Ismail, N. Karepoan, J. K., & Djanggih, H. (2018).


Pelaksanaan Pengukuran Prestasi Kerja Terhadap Aparatur Sipil Negara (ASN)

https://jabarprov.go.id/index.php/news/41515/Pemkab_Garut_Terapkan_
Merit_Sistem_Bagi_Para_Lurah

Anda mungkin juga menyukai