Anda di halaman 1dari 5

Nama : dr.

FRADINA LITA PUTRI ANDINI


NIP : 199408052022032019
Kelompok :4
Angkatan :2
Pelatihan Dasar Cpns Di Lingkungan Pemerintah Keb/Kota Se Provinsi
Lampung Tahun 2023

Essay Sistem Merit pada Manajemen ASN

Dewasa ini masih cukup banyak oknum-oknum yang menggunakan penilaian secara
subjektif di sektor publik baik dari titipan orang dalam, adanya suatu tindakan KKN, pilah-pilih
dari golongan tertentu, semata untuk keuntungan dan kepentingan diri sendiri dan orang lain,
seperti pada kondisi mau naik pangkat, dipromosikan, dipindahkan ke tempat yang
menguntungkan dan lainnya. Hal ini cukup memprihatinkan dan menimbulkan ketidakadilan
pada seluruh masyarakat yang memiliki potensi sesungguhnya.
Kondisi tersebut lalu diantisipasi pemerintah, melalui penerapan sistem merit dalam
pengelolaan ASN. Apakah itu sistem merit? kata-kata yang masih cukup jarang didengar bagi
khalayak umum ini, merupakan suatu konsep sistem yang harus dipahami pada setiap individu
ASN.
Sistem merit pada dasarnya adalah konsepsi dalam manajemen SDM yang
menggambarkan diterapkannya objektivitas dalam keseluruhan proses pengelolaan ASN yakni
pada pertimbangan kemampuan dan prestasi individu untuk melaksanakan pekerjaannya sesuai
kompetensi dan kinerjanya. Oleh karena itu, pengambilan keputusan dalam pengelolaan SDM
tidak berdasarkan pertimbangan subjektif seperti yang telah dijelaskan di atas, atau contoh
lainnya keuntungan politik, etnis, gender dan lainnya. Melainkan melalui penilaian objektif yang
dilaksanakan pada semua tahapan dimulai dari rekrutmen, pengangkatan, penempatan, dan
promosi. Sistem merit bertentangan dengan spoil sistem, di mana sistem tersebut mengutamakan
pertimbangan subjektif dalam penerapan manajemen SDM nya.
Undang-undang ASN memandang bahwa sumber daya manusia adalah aset yang harus
dikembangkan. Oleh karena itu setiap ASN dari SDM tersebut haruslah memiliki kesempatan
yang sama untuk meningkatkan kualitas diri masing-masing. Peningkatan kualitas ini pula yang
akan mendukung dari upaya peningkatan kualitas pelayanan publik kedepannya.

Contoh sistem merit yang telah diterapkan di Indonesia adalah seperti pada proses
rekrutmen CPNS. Dalam proses rekrutmen, dilakukan sistem CAT yaitu model penilaian di
mana calon ASN menjawab pertanyaan-pertanyaan sesuai kualifikasi menggunakan komputer.
Sistem tersebut mampu menjamin transparansi dan bisa sangat mengurangi intervensi personal.
Di mana hasilnya dapat langsung keluar setelah proses pengujian dan langsung dipublikasikan
kekhalayak ramai, sehingga sangat mengurangi potensi kecurangan. Dengan upaya tersebut, bisa
mendapatkan calon PNS yang berkualitas.
Pada sistem merit juga, pengelolaan penggajian, promosi, mutasi dan pengembangan
kompetensi juga sepenuhnya berdasarkan pada penilaian kinerja uji kompetensi dan juga
pertimbangan kualifikasi sehingga tidak berdasarkan pada kedekatan dan rasa kasihan personal.
Yang sangat kritis adalah dari proses promosi dalam pelaksanaan reformasi manajemen
ASN di Indonesia. Dikarenakan kondisi promosi sektor publik di Indonesia masih sering
dibayangi dengan praktek spoil system seperti pemilihan pejabat berdasarkan afiliasi politik,
keterbatasan akses informasi mengenai promosi, dan ketidakjelasan indikator dalam pelaksanaan
promosi sehingga sistem tersebut tidak berjalan dengan adil bagi setiap pegawai ASN yang
memenuhi syarat untuk dipromosikan. Sehingga perlu dilakukan upaya seperti open recruitment,
talent manajemen dan fair assesment untuk mendorong konsepsi system merit dalam
pengelolaan promosi.
Serta pada praktek penyelenggaraan lainnya, mekanisme penilaian kinerja tidak didesain
berdasarkan kontribusi kinerja pegawai tapi lebih mengedepankan aspek personal ataupun
pertimbangan seperti senioritas, sehingga menimbulkan atau mengurangi motivasi bagi pegawai
yang berkontribusi tinggi yang bisa berdampak ke berkurangnya kualitas pelayanan atau kinerja
yang dilakukan oleh pegawai tersebut.
Oleh karena itu, system merit sangat penting untuk diterapkan dalam menjunjung
keadilan, dibandingkan dengan sistem adanya hubungan (patronage system), sistem merit lebih
baik ddalam hal mendapatkan para PNS yang baik dan sesuai.
ASN terdiri dari dua jenis yaitu PNS dan PPPK, tentunya prinsip sistem merit ini harus
diterapkan pada kedua jenis tersebut. Bagaimana menerapkan sistem meritnya? tentu sistematika
harus diterapkan pada semua komponen atau fungsi dalam manajemen pengelolaan ASN.
Semua fungsi dan komponen dalam manajemen ASN sudah tercantum pada pasal 55 dan
pasal 93 dalam undang-undang ASN yaitu undang-undang nomor 5 tahun 2014 dalam penerapan
sistem merit ini.
Pasal 55 menyebutkan bahwa manajemen PNS meliputi penyusunan dan penetapan
kebutuhan, pengadaan, pangkat dan jabatan, pengembangan karier, pola karier, promosi, mutasi,
penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan, penghargaan, disiplin, pemberhentian, jaminan
pensisun dan hari tua, dan perlindungan. Sedangkan Pasal 93 menyebutkan bahwa manajemen
PPPK meliputi penetapan kebutuhan, pengadaan, penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan,
pengembangan kompetensi, pemberian penghargaan, disiplin, pemutusan hubungan kerja, dan
perlindungan.
Pengembangan karier PNS pada pasal tersebut juga dilakukan berdasarkan kualifikasi,
kompetensi, penilaian kerja, dan kebutuhan instansi pemerintah yang dilakukan dengan
pertimbangan integritas dan moralitas.
Kompetensi yang dimaksud adalah kompetensi teknis yang diukur dari tingkat dan
spesialisasi pendidikan, pelatihan teknis fungsional, dan pengalaman bekerja secara teknis;
kompetensi manajerial yang diukur dari tingkat pendidikan, pelatihan struktural atau manajemen,
dan pengalaman kepemimpinan; dan kompetensi sosial kultural yang diukur dari pengalaman
kerja berkaitan dengan masyarakat majemuk dalam hal agama, suku, dan budaya sehingga
memiliki wawasan kebangsaan.
PNS juga dapat diberikan penghargaan ketika dia telah menunjukkan kesetiaan,
pengabdian, kecakapan, kejujuran, kedisiplinan, dan prestasi kerja dalam melaksanakan
tugasnya. Penghargaan yang dimaksud adalah tanda kehormatan, kenaikan pangkat istimewa,
kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau kesempatan menghadiri acara
resmi dan/atau acara kenegaraan.
Sistem merit menjadi prinsip utama dalam undang-undang ASN dan bahkan tersedia
aturan kelembagaan untuk menjamin berjalannya sistem merit dalam pengelolaan ASN.
Lembaga tersebut yaitu, Komisi Aparatur Sipil Negara atau KASN, yang berwenang untuk
melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kebijakan dan manajemen ASN untuk
menjamin perwujudan dan/atau pelaksanaan sistem merit ini pada instansi pemerintah, serta
kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendayagunaan Aparatur
Negara atau kita sebut juga dengan Kemenpan-RB, yang bertugas memberikan pertimbangan
kepada presiden dalam penindakan pejabat yang berwenang dan pejabat pembina kepegawaian
atas penyimpangan sistem merit dalam pengelolaan ASN.
Pemerintahan Provinsi Lampung juga mendukung system Merit ini, seperti yang
tercantum pada berita Diskominfotik Provinsi Lampung tanggal 11 Oktober 2022. Gubernur
Lampung diwakili oleh Asisten Administrasi Umum, Senen Mustakim, menghadiri kegiatan
Verifikasi Penilaian Mandiri Penerapan Sistem Merit Dalam Manajemen ASN di Lingkungan
Pemerintah Provinsi Lampung secara daring.
Gubernur Lampung dalam sambutan tertulis yang disampaikan oleh Asisten Administrasi
Umum juga mengatakan bahwa Sistem Merit merupakan salah satu sistem dalam manajemen
sumber daya manusia yang menjadikan kualifikasi, kompetensi dan kinerja sebagai
pertimbangan utama dalam proses perencanaan, perekrutan, penggajian, pengembangan,
promosi, retensi, disiplin dan pensiun pegawai. 
Pemberlakukan merit sistem dalam birokrasi Indonesia bertujuan untuk menghasilkan
ASN yang profesional dan berintegritas dengan menempatkan mereka pada jabatan-jabatan
birokrasi pemerintah sesuai kompetensinya, pemberian kompensasi yang adil dan layak,
mengembangkan kemampuan ASN melalui bimbingan dan diklat, dan melindungi karier ASN
dari politisasi dan kebijakan yang bertentangan dengan prinsip merit.
Pemerintah Provinsi Lampung juga telah melakukan upaya untuk menaikkan penilaian
sistem merit pada Pemerintah Provinsi Lampung di tahun 2022, diantaranya dengan menetapkan
Keputusan Gubernur tentang Pembentukan Tim Penilaian Mandiri Sistem Merit di lingkungan
Pemerintah Provinsi Lampung, dengan melibatkan perangkat daerah terkait aspek-aspek yang
dinilai antara lain Badan Kepegawaian Daerah, Biro Organisasi, Biro Hukum, BPSDM,
Inspektorat, Bappeda, BPKAD dan Dinas Kominfo.
Gubernur mengungkapkan, Pemerintah Provinsi Lampung telah melakukan penilaian
mandiri dengan nilai 285 dan setelah dilakukan verifikasi oleh Tim Verifikasi KASN
mendapatkan penilaian 248 dan hingga saat ini masih dalam proses verifikasi.
Saat ini dilakukan kembali Verifikasi Penilaian Mandiri Penerapan Sistem Merit Dalam
Manajemen ASN di Tahun 2022. Gubernur berharap, penilaian mandiri yang dilakukan dapat
memenuhi segala aspek-aspek yang ada, sehingga dapat memperoleh kategori yang Baik.
Adapun 8 aspek yang dinilai melalui Sistem Informasi Penilaian Mandiri Penerapan
Sistem Merit (SIPINTER) berdasarkan Peraturan Menpan RB Nomor 40 Tahun 2018 dan
Peraturan KASN Nomor 9 Tahun 2019 adalah Perencanaan Kebutuhan, Pengadaan,
Pengembangan Karir, Promosi dan Mutasi, Manajemen Kinerja, Penggajian Penghargaan dan
Disiplin, Perlindungan dan Pelayanan, serta Sistem Informasi.
Pada akhirnya secara garis besar, penerapan sistem merit ini bertujuan untuk mendukung
pencapaian tujuan dan sasaran organisasi dan memberikan ruang bagi transparansi, akuntabilitas,
objektivitas dan juga keadilan sehingga instansi pemerintah mendapatkan pegawai yang tepat
dan berintegritas untuk mencapai visi dan misinya. Setelah proses rekrutmen pun pegawai harus
terus dikelola dengan penerapan sistem merit agar semua prosesnya didasarkan pada prinsip-
prinsip yang objektif dan adil bagi setiap pegawai, agar pegawai lebih termotivasi untuk
meningkatkan kinerjanya dengan tujuan memajukan kinerja instansi pemerintahan serta
kemajuan bangsa dan negara.

Anda mungkin juga menyukai