Anda di halaman 1dari 7

IMPLEMENTASI MERIT SYSTEM DALAM MANAJEMEN

PENERIMAAN APARATUR SIPIL NEGARA

Essai ini disusun guna melengkapi tugas Kapsel HAN yang diampu oleh
Dr. Ristina Yudhanti, S.H.,M.Hum

Disusun oleh :
Muhammad Raihan
8111421733

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


2023
Dalam era globalisasi dewasa ini salah satu tantangan yang dihadapi
adalah bagaimana menampilkan Aparatur Sipil Negara yang profesional, memiliki
keandalan dalam pelaksanaan tugas sehingga terlaksana dengan mutu tinggi,
waktu yang tepat, cermat, dan dengan prosedur yang mudah dipahami dan diikuti
oleh masyarakat. Salah satu amanat Undang-undang dan reformasi di Indonesia
yang menuntut sistem birokrasi yang baik dan bersih. Sampai saat ini sistem
birokrasi merupakan isu yang menarik untuk dibahas dan dikaji.

Birokrasi disuatu negara merupakan garda terdepan dalam hal pelayanan


publik. Sistem birokrasi yang baik menjadi indikator sejauh dalam menilai
perkembangan konsep-konsep demokrasi di suatu negara. Pejabat negara
mempunyai peran dan kewajiban dalam menciptakan pelayanan publik yang
mecerminkan asas-asas pemerintahan yang baik. Pejabat publik harus adil,
profesional, bersih, jujur efektif dan efisien dalam menyelenggarakan pelayanan
publik

Di Indonesia saat ini bisa dijumpai dengan mudah penyimpangan-


penyimpangan yang dilaukan pada sistem birokrasi. erlakuan ASN yang tidak
profesional, kinerja yang lamban, diskriminatif dan praktik KKN. Lingkungan
birokrasi masih kental dengan nuansa politik maupun kepentingan golongan.
Buruknya penyelenggaraan manajemen pejabat publik/ASN yang sarat akan
politisasi birokrasi, dimana birokrasi tidak mencerminkan good governance dalam
pelaksanaannya.

Kondisi tersebutlah yang kemudian melatarbelakangi lahirnya sejumlah


Undang-Undang terkait ASN, antara lain Undang- Undang Nomor 43 tahun 1999
tentang Pokok-Pokok Kepegawaian yang kemudian diubah dengan Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 2014 sendiri dianggap sebagai titik balik reformasi birokrasi
dengan keberadaan Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) yang menempatkan
birokrasi sebagai komunitas independen serta bebas dari kepentingan politik.

Tuntutan mewujudkan birokrasi yang profesional, berintegritas dan adil,


pemerintah telah membuat kebijakan dalam manajemen pada pejabat publik yang
tercantum di dalam Undang-Undang No. 5 Tahun 2014. UU tersebut hadir dalam
rangka pelaksanaan cita-cita bangsa dan mewujudkan tujuan negara sebagaimana
tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, perlu dibangun aparatur sipil negara yang memiliki integritas,
profesional, netral dan bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi,
kolusi, dan nepotisme, serta mampu menyelenggarakan pelayanan publik bagi
masyarakat dan mampu menjalankan peran sebagai unsur perekat persatuan dan
kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945. Sistem merit merupakan kebijakan dan
manajemen ASN yang berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi, dan kinerja
secara adil dan wajar tanpa membedakan latar belakang politik, ras, warna kulit,
asal usul, jenis kelamin, status pernikahan, umur atau kondisi seseorang.

Sistem merit di Indonesia merujuk pada prinsip pengangkatan dan promosi


pegawai berdasarkan prestasi dan kualifikasi yang dimiliki. Sistem ini bertujuan
untuk mendorong profesionalisme, objektivitas, dan transparansi dalam
penerimaan pegawai negeri serta promosi jabatan di sektor publik. Pada dasarnya,
sistem merit mengedepankan prinsip bahwa setiap individu harus dinilai
berdasarkan kemampuan, kompetensi, dan pencapaian yang relevan dengan
jabatan yang akan atau sedang diemban.

Di dalam Pasal 51 UU ASN dijelaskan bahwa Manajemen ASN dilakukan


dengan sistem merit. Rangkaian Manajemen ASN seperti rekrutmen calon ASN,
Pengangkatan, Promosi, dan pensiun. Indikator pelaksanaan aturan meritsistem
dimana terkait dengan pelaksaaan rekrutmen yaitu:

1. pelaksanaan perencanaan yang tertata dan teratur yang dilakukanmelalui


teknik rekrut merekrut yang kreatif dan inovatif,
2. setiap calon seleksi ikut berperan serta harus memiliki tanggung jawab
dan dijelaskan dengan baik,
3. pelaksanaan sistem rekrutmen mengaitkan peserta yang memiliki
kemampuan dan menjadi sumber yang sesuai dalam pelaksanaan rekrumet
agar mampu menampung semua masyarakat dari berbagai golongan
4. setiap calon seleksi diberi perlakuan yang adil tidak memedulikan latar
belakang dia dari ras mana, apa yang menjadi agamanya, apa warna kulit
yang ia miliki, darimana asal etnisnya, jenis kelaminnya, kecacatan atau
bagaimana status perkawinannya, serta setiap calon memiliki hak
mendapatkan sesuatu sesuai yang mereka miliki
5. rekrutmen dilaksanakan pada pengetahuan, kemampuan dan keahlian
berdasarkan persaingan yang terbuka dan adil terhadap segala orang untuk
mendapatkan kesetaraan pada kesempatan yang ada.
6. Pelaksanaan prosedur pada seleksi dapat dilaksanakan guna menegaskan
calon yang memiliki kemampuan dan tepat dalam memperoleh posisi di
pekerjaan yang tepat sesuai kemampuannya,
7. staf yang diterima patut terlindungi dari berbagai sikap spesial karena
suatu hal atau adanya sikap pembohongan untuk tujuan perpolitikan.

Berikut adalah beberapa aspek penting dari sistem merit di Indonesia:

1. Seleksi Kompetitif: Proses penerimaan pegawai negeri di Indonesia


dilakukan melalui seleksi yang kompetitif. Calon pegawai negeri harus
mengikuti serangkaian tes dan evaluasi yang mencakup tes tertulis, tes
praktis, wawancara, dan penilaian kesehatan. Proses seleksi ini dirancang
untuk menilai kemampuan, pengetahuan, dan potensi calon pegawai.
2. Penggunaan Sistem Nilai: Penilaian dalam sistem merit menggunakan
skala nilai yang objektif dan transparan. Skor atau peringkat dicapai
berdasarkan hasil tes dan evaluasi, yang kemudian digunakan untuk
memilih calon pegawai yang paling berkualifikasi.
3. Prinsip Pengangkatan Berdasarkan Peringkat: Setelah proses seleksi
selesai, calon pegawai akan diberi peringkat berdasarkan skor atau hasil
tes mereka. Pengangkatan pegawai negeri dilakukan berdasarkan urutan
peringkat tertinggi hingga posisi yang tersedia terpenuhi. Dengan
demikian, mereka yang meraih skor tertinggi memiliki peluang lebih besar
untuk mendapatkan jabatan yang diinginkan.
4. Kenaikan Pangkat dan Promosi: Sistem merit juga berlaku dalam kenaikan
pangkat dan promosi pegawai negeri. Kenaikan pangkat biasanya
didasarkan pada kriteria seperti masa kerja yang baik, kualifikasi
pendidikan yang relevan, dan penilaian kinerja yang baik. Promosi jabatan
dilakukan berdasarkan pemenuhan kualifikasi dan kompetensi yang
ditetapkan untuk jabatan yang lebih tinggi.
5. Transparansi dan Akuntabilitas: Proses seleksi dan pengangkatan pegawai
negeri dilakukan dengan transparansi dan akuntabilitas. Biasanya, badan
atau lembaga yang independen bertanggung jawab untuk melaksanakan
proses seleksi secara adil dan obyektif. Informasi tentang persyaratan,
tahapan seleksi, dan hasilnya biasanya diumumkan secara terbuka agar
semua pihak dapat melihat dan mengawasi proses ini.

Sistem merit di Indonesia didesain untuk mendorong profesionalisme,


keadilan, dan kompetensi dalam perekrutan dan promosi pegawai negeri. Namun,
implementasinya tergantung pada kebijakan dan praktik yang dilakukan oleh
masing-masing lembaga pemerintah, dan ada kemungkinan adanya perbedaan
dalam penerapan sistem ini antara satu lembaga dengan yang lainnya.

Undang-undang nomor 5 tahun 2014 tentang ASN dirasa masih kurang


berkerja maksimal. Tidak efektifnya pelaksanaan Merit System salah satunya
karena pendekatan kekuasaan dijalankan oleh pejabat pemerintah. Manajemen
pemerintahan yang sentralistik lebih mengutamakan pendekatan kekuasaan atau
otoritas yang dipegang oleh pemegang jabatan, lebih-lebih jika pemegang jabatan
itu pejabat politik dari parpol. Akibatnya, semua tergantung persepsi pemegang
kekuasaan. Ketegasan dan loyalitas melaksanakan UU yang ada menjadi samar-
samar sesuai dengan aspirasi politik yang menjadi dasar pertimbangan pemegang
kekuasaan jabatan. Selain penerapan merit system dalam pemerintahan, Masalah
kedisiplinan pegawai menjadi faktor penting yang sangat mempengaruhi
keberhasilan organisasi pemerintah

Penerapan Merit Systerm dalam manajemen ASN sudah diterapkan di


negara-negara maju. Oleh karena itu, diharapkan Indonesia dapat lebih
meningkatkan kualitas dan kompetensi pejabat tinggi yang ada. Sistem merit
harus diterapkan pada semua komponen atau fungsi dalam manajemen ASN.
Semua fungsi dan komponen dalam manajemen ASN sebagaimana tercantum
dalam Pasal 55 (mengatur tentang manajemen PNS) dan Pasal 93 (mengatur
manajemen PPPK) UU ASN harus menerapkan sistem merit ini.Demi tercapainya
prinsip merit ini, perlu adanya penetapan ASN sebagai profesi yang mempunyai
kewajiban mengembangkan dan mengelola serta bertanggungjawab terhadap
kinerjanya. Dengan Merit System tersebut, diharapkan nantinya tidak ada lagi
penempatan jabatan pimpinan tinggi yang berdasarkan penilaian subjektif.

DAFTAR PUSTAKA
Fernanda, D. (2005). Konflik Kewenangan Pengelolaan Kepelabuhanan dalam
Perspektif Sistem Administrasi Pemerintahan dan Otonomi Daerah di
Indonesia. Jurnal Borneo Administrator, 1(3), 32-56

Harahap, N. A. (2017). Perlindungan Hukum Bagi Aparatur Negara Dalam


Penyelesaian Sengketa Kepegawaian Pasca Berlakunya Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara. Jurnal Yuridis, 3(2),
17-32

Hanif. (2016). Sistem kompensasi pns berbasis kinerja. Ekonomi Dan Bisnis
Islam, 1(April), 92–104. Marthen, R., & Polidu, I. (2010). Kepegawaian
Daerah Kabupaten Gorontalo Utara ., 1–14.
Meyrina, R. S. A. (2016). Implementasi Peningkatan Kinerja Melalui Merit
Sistem Guna Melakanakan UndangUndang Aparatur Sipil Negara No. 5
Tahun 2014 Di Kementerian Hukum Dan HAM. Pedagogia, 10(no.2, juli
2016), 175–185. https://doi.org/10.1017/CBO97811074153 24.004
Moonti, R. M., Ismail, N., Karepoan, J. K., & Djanggih, H. (2018). Pelaksanaan
Pengukuran Prestasi Kerja Terhadap Aparatur Sipil Negara (ASN) di Dinas
Pertanian Provinsi Gorontalo. Jurnal Ilmiah Kebijakan Hukum, 12(2), 151.
https://doi.org/10.30641/kebijakan.2018.V 12.151-161

Anda mungkin juga menyukai