Anda di halaman 1dari 7

UNIVERSITAS INDONESIA

Meningkatkan Kualitas Para Pengurus Dalam Pemilihan Umum

Esai Individu Himanera Muda 2023

Nawal Nadzir Garnuk

2306243422

ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ADMINISTRSASI UNIVERSITAS

INDONESIA

DEPOK 2023
Indonesia merupakan salah satu negara yang menganut sistem hukum dalam
kepemerintahannya, semua orang harus patuh pada norma yang telah dibuat dan
di setujui oleh seluruh masyarat demi memajukan keadilan dan perdamaian sosial.
Indonesia merupakan suatu negara dengan sistem pemerintahan Predisensial,
dimana pada pemilihan Presiden dan Wakil Presiden dilakukan secara umum oleh
rakyat. Dalam kegiatan Pemilihan Umum yang terjadi haruslah dilakukan dengan
cara yang sangat baik dan tersusun rapih.

Akan tetapi tak jarang sekali Pelanggaran yang terjadi dalam kegiatan tersebut.
Terlebih dari para petugas yang bertugas menjaga, menginformasikan kegiatan
tersebut kepada lembaga yang bersangkutan. contohnya adalah dalam peng Input
an suara yang telah masyarakat pilih secara Demokrasi. Siapapun bebas memilih
pilihan masing masing sebagai bentuk Hak dari pada Manusia itu sendiri.

Selain itu Bawaslu ( Badan Pengawas Pemilihan Umum ) memiliki kewajiban


untuk tidak mendriskriminasi dalam menjalankan fungsi dan wewenagnya,
memberikan pembinaan dan pengawasan kepada pengawas pemilu pada tingkatan
bawah, menerima dan memantau laporan mengenai dengan dugaan adamya
pelanggaran dalam perUndang-Undagan.

Faktor yang menentukan berhasil tidaknya pemenuhan kewajiban dan tanggung


jawab Bawaslu bahwa Bawaslu adalah suatu badan yang independen dan
memiliki daya tampung yang cukup untuk mendalami dan menangani masalah
pelanggaran pemilu. Diakui dengan bantuan aparat penegak hukum oleh otoritas
yang berwenang, dukungan masyarakat yang lebih luas.

Dengan posisi penting Bawaslu untuk menyukseskan pemilu, Bawaslu


memberikan integritas, komitmen tinggi, kredibilitas, kemampuan, dan komitmen
moral yang kuat terhadap independensi melalui proses rekrutmen politik yang
selektif, adil, dan terbuka. Tapi masih banyak Masyarakat yang mengatakan
bahwa kinerjanya diluar dari tanggung jawab dan wewenangnya. Lalu apa upaya
yang bisa kita lakukan untuk Meningkatkan Kualitas Pegawai dalam Pemilihan
Umum yang akan terjadi.
Dalam konteks Masyarakat yang Demokratis, Pemilu berperan sebagai pilar
penting dalam menegakkan Prinsip-Prinsi Pemerintahaan. Dengan cara
memastikan pemilu yang adil dan tidak trasparan. Tidak hanya mmebutuhkan
kerangka hukum yang dirancang dengan baik namun juga personel yang
kompeten dalam mengelola proses pemilu. Esai ini bertujuan untuk
mengeksporasi Strategi dan Rekomendasi untuk meningkatkan kualitas Petugas
Tempat Pemungutan Suara ( TPS ).

Untuk memfasilitasi pemilu yang efesien dan kredibel. Serta berfokus pada
konteks spesifik peningkatan kinerja staf TPS seperti Bawaslu dalam sistem
pemilu di Indonesia. Yang mana ini akan menyoroti tantangan utama dengan
mengususlkan solusi Potensial.

Dengan banyaknya Pelatihan yang tidak memadai adalah salah satu tantangan
utama bagi para staf TPS . banyak anggota staf mungkin tidak memiliki
pengetahuan yang cukup trampil yang akan sangat berguna untuk melaksanakna
Tanggung Jawab mereka secara aefektif, Kesenjangan pengetahuan ini dapat
menyebabkan kesalahan dalam pemilihan, perhitungan suara, dan tugas tugas
penting lainnya, sehingga akan sangat berdampak kepada hasil pemilu yang
bururk.

Standar Recruitment yang tidak konsisten atau berubah ubah dan tidaksesuai
dengan kesepakatan bersama karena kurangnya prosedur Recruitment yang
Terstandarisasi untuk staf TPS semakin berkonstribusi terhadap permasalahan
kualitas. Dalam beberapa kasus, Afilitasi politik atau Pribadi dapata
memengaruhi proses terjadinya seleksi, sehingga menyebabkan staf yang tidak
memenuhi syarat diangkatnya ke posisi penting di TPS

Akuntabilitas yang terbatas tanpa sistem yang kuat untuk Memantau dan
Mengevaluasi kinerja staf TPS , mengatasi segala kekurangan akan menjadikan
tantangan atas Ketidak Mekanisme Akuntabilitas tidak hanya menghambat
peningkatan kinerja namun juga akan melemahkan kepercayaan Masyarakat
terhadap proses pemilu.
Maka dari hal tersebut sangat di butuhkan solusi untuk meningkatan kualitas para
pegawai di TPS dengan cara seperti Meningkatkan Program pelatihan dengan
melaksanakan Program Pelatihan yang Komprehensif dan Konsisten bagi staf
TPS sangatlah penting. Program-Program ini harus mencakup berbagi aspek,
termasuk Undang-Undang Pemilu, Prosedur Pemungutan Suara, Penanganan
Surat, Penyelesaian Konflik, dan Etika. Kursus penyegaran dan lokakarya rutin
juga dapat membantu anggota staf tetap mengetahui perkembangan baru dalam
proses pemilu.

Selain itu, Memperkuat standa perekrutan yang bisa Menetapkan kriteria yang
jelas dan terstandaritasi dalam memilih staf TPS Sangat penting untukmenjamin
keadilan dan ketidakberpihakan. Proses seleksi berdasarkan prestasi harus
diterapkan, engan fokus pada kualifikasi, pengalaman dan integritas yang relevan.
Selain itu , mengecualikan individu yang memiliki afililasi politik dari proses
perekrutan dapat membantu menjaga netralitas di dalam TPS.

Selanjutnya adalah Menerapkan Mekanisme Pengawasan. Memperkenalkan


Mekanisme yang kuat untuk memantau dan mengevaluasi kinerja staf TPS akan
meningkatkan Akuntabilitas mereka. Badan pengawasan yang lebih dapat
mengatasi secara efektif adanya setiap pelanggaran atau kekurangan , yang
memastikan bahwa proses pemilu tetap transparan dan adil, audit, inpeksi,
dansistem pelaporan secara berkala dapat semakin mempermudah dan
memeperkuat kernagka akuntibilitas tersebut.

Akan tetapi hal yang paling penting dari semuanya adalah ke Profesionalan dari
staf dan badan kepengurus sangatlah amat penting di lakukan , akan tidak
berlebihan jika kajian tentang Profesionalisme yang dilakukan dengan tiga analisis
, yang pertama yaitu aspek kepemimpinan , dengan kepemimpinan yang bagus
akan sangat bermanfaaat dalma pemungutan suara untuk menghindari
kwcurangan atau ketidak sesuaian yang tidak di inginkan . gaya kepemimpinan
yang baik dan menarik untuk dipahami berkaitan dengan pekerjaa sebagai
penyelenggaraan dipahami berkaitan dengan pekerjaan adalah kepemimpinan
kolektif kolegal mempunyai potensi kuat paling besar dalam menanamkan dan
memperkuat aspek aspek budaya dalam pemilihan umum
Aspek integritas badan penyelenggaranan dalam pelaksanaan pemilu , merupakan
kondisi dalam diri petugas pemilu mengikatkan dirinya dalam pelaksanaan. Ikatan
tersebut berupa kepercayaan diri pengetahuan yang teguh terhadap visi,misi,
tujuan, serta nilai nilai atas kedudukannya terhadap Penyelenggaraan yang bisa
melaksanakan tugasnya dengan baik.

Aspek yang ketiga adalah aspek Independesi . dalam menyelenggarakan pemilu ,


haruslah di bebaskan dari pengaruh pihak manapun berkaitan dengan peleksanaan
tugasdan wewenang . pada umunnya tulisan terkait pemilu dominan mengkaji
pada aspek sengketa pemilu. Utamanya pada aspek masalah seputar tahapan
penyelenggaraan pemilu dan hasil pemilu .

Kualitas yang sangat ideal bagi seorang penyelengaraan memiliki ciri ciri:

a. Memiliki kemampuan atau keterampilan dalam menggunakan perlataan yang


berhubungan dengan bidang pekerjaan

b. Memiliki ilmu dan pengalaman dalam menganalisis

c. Bekerja dibawah disiplin kerja

d. Mampu melakukan pendekatan disipliner

e. mampu bekerja sama

f. cepat tanggap terhadap masalah

sangat diharapkan bagi para staf pemilu atau yang mengawasi suatu pemilihan
umum legislatif untuk meningkatkan aspek kualitas yang penting . bagi masa
depan yang cerah, dan mewujudkan cita cita bagi kalangan anak muda di luar sana
yang mengharapkan sautu pembaharuan bagi negara ini.
Peningkatan kualitas TPS sangatlah penting bagi keberhasilan dan kredibelnya
penyelenggaraan pemilu. Dengan mengatasi tantangan kurangnya pelatihan,
standar reqruitment yang tidak konsisten , dan akuntabilitas serta cara cara
menangani suatu ke Profesionalitas untuk suatu pemimpin atau staf untuk menjadi
lebih baik , serta sistem pemilu Indonesia yang dapat mencapai efesiensi dan
transparansi yang lebih baik. Penerapan program pelatihan yang komprehensif,
prosedur rekrutment yang terstandarsasi dan mekanisme pengawasan yang kuat
tidak hanya akan menembuhkan kompetensi dan integritas di antara staf TPS
namun juga memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap proses pemilu. Pada
akhirnya, upaya-upaya ini akan berkontribusi pada peningkatan demokrasi dan
konsolidasi nila-nilai demokrasi di negara Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Huda, N. (2017). Penataan Demokrasi dan Pemilu di Indonesia. Kencana.

Haryono, D. (2019). Strategi KPU dalam meningkatkan partisipasi pemilih pada


pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Samarinda tahun 2015. Jurnal
Administrative Reform, 6(2), 67-73.

Megawati, M., & Padang, A. T. (2020). Peran Komisi Pemilihan Umum (KPU)
Dalam Meningkatkan Partisipasi Pemilih Pemula. SIYASATUNA: JURNAL
ILMIAH MAHASISWA SIYASAH SYAR'IYYAH, 1(3), 522-532.

Amal, B. (2019). Kewenangan Mengadili oleh BAWASLU atas sengketa proses


pemilu yang diatur dalam peraturan Komisi Pemilihan Umum. Masalah-Masalah
Hukum, 48(3), 306-311.

Surbakti, R., & Fitrianto, H. (2015). Transformasi Bawaslu dan Partisipasi


Masyarakat dalam Pengawasan Pemilu.

Rahmatunnisa, M. (2017). Mengapa Integritas Pemilu Penting. Jurnal


Bawaslu, 3(1), 1-11.

Anda mungkin juga menyukai