Anda di halaman 1dari 46

PENGARUH PELAKSANAAN KEBIJAKAN PEMILU 2019

TERHADAP MANAGEMEN PEMENANGAN PEMILU

PARPOL DALAM MEWUJUDKAN EFEKTIVITAS KINERJA

PENGURUS DAN KADER PARPOL DALAM PEMENANGAN

PEMILU 2019

TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian
Seminar Program Magister (strata dua) pada Program Studi
Magister Administrasi Negara

Oleh :
Selis Selvina
24091122009

PROGRAM STUDI
MAGISTER ADMINISTRASI NEGARA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS GARUT
2023
USULAN PENELITIAN
PENGARUH PELAKSANAAN KEBIJAKAN PEMILU 2019

TERHADAP MANAGEMEN PEMENANGAN PEMILU PARPOL

DALAM MEWUJUDKAN EFEKTIVITAS KINERJA PENGURUS

DAN KADER PARPOL DALAM PEMENANGAN PEMILU 2019

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pemilu merupakan tonggak penting dalam mempresentasikan kedaulatan

rakyat, serta pencerminan peran aktif masyarakat dalam politik pemerintahan.

Oleh sebab itu partisipatif merupakan kunci keberhasilan dalam penyelenggaraan

Pemilu yang mencerminkan demokrasi di suatu negara berjalan sukses.

Permasalahan dalam pelaksanaan kebijakan Pemilu seringkali muncul. Kita

lihat beberapa masalah yang ditimbulkan akibat pelaksanaan kebijakan Pemilu

yang kurang optimal tidak sesuai dengan tugas pokok dan fungsi hingga

pelanggaran undang undang, dari masalah pemutakhiran data pemilih, penetapan

data pemilih, masalah kotak dan surat suara, sarana dan prasarana dalam

kampanye, hingga keterlibatan penyelenggara pemilu dan aparat pemerintah yang

seharusnya bersifat independen sebagai penmbuat kebijakan serta pelaksanaan

kebijakan pemilu kerap kali muncul dalam permasalah pemilu. Bahkan sosialisasi

yang harus dilaksanakan oleh pelaksana kebijakan pemilu yang bertujuan untuk

menambah wawasan, pengetahuan dan pemahaman kepada masyarakat sebagai

pemilih pun kerap dirasakan kurang optimal. Padahal Komisi Pemilihan Umum
(KPU) yang merupakan suatu institusi yang independen dan bertanggung jawab

atas terlaksananya setiap pemilihan umum agar lebih berusaha meningkatkan

tingkat kesadaran politik masyarakat, dan memberikan pengetahuan serta

pemahaman atas hak dan kewajibannya sebagai anggota masyarakat yang wajib

berperan aktif dalam pesta demokrasi sebagai perwujudan pelaksanaan politik

negara.

Dan masih banyak lagi permasalahan-permasalahan yang muncul dalam

Pemilu. Hal ini menimbulkan dampak terhadap masyarakat yang lebih menikmati

informasi-informasi konflik politik, kriminalisasi politik, independensi pelaksana

kebijakan yang setiap hari diberitakan oleh media cetak dan elektronik, ketimbang

informasi positif yang menumbuhkan kesadaran sikap politik atas pentingnya

partisipasi masyarakat. Makin tinggi masalah yang ditimbulkan oleh pelanggaran

dan ketidak optimalan kinerja pelaksana kebijakan Pemilu, semakin menambah

sikap pemilih ke arah negatif, yang berdampak tidak terwujudnya partisipasi

masyarakat.

Salah satu lembaga politik yang merupakan ukuran demokrasi adalah

lembaga parpol. Setidaknya parpol menjadi lembaga politik yang jauh dinamis

dibandingkan dengan lembaga formal lainnya, sebab di dalam partai secara

konseptual melaksanakan berbagai fungsi politik seperti artikulasi kepentingan,

pendidikan politik, komunikasi politik, rekruitmen politik sosialisasi

politik.Parpol sebagai salah satuindikator berjalannya mesin demokrasi

tentunyatidaklah diskriminatif dalammerekrut atau mengkader anggota-


anggotanya. Secara umumdapat dikatakan bahwa partai politik adalah suatu

kelompok yang terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi,

nilai-nilai dan cita-cita yang sama. Partai Politik adalah kendaraan untuk

mencapai tujuan politik. Partai Politik diterjemahkan sebagai organisasi

yangdibentuk oleh sekelompok warga negara secara sukarela atas dasar kesamaan

kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan dan membela kepentingan politik

anggotanya, masyarakat, bangsa dan negara serta memelihara keutuhan Negara

Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar

tahun 1945.

Substansi sebuah partai politik adalah sebuah lembaga yang didirikan atas

suatu kehendak. Kehendak yang dimaksud disini adalahsebuah konsep ideologis

yang mendasari dibentuknyasebuah parpol. Sehingga yang membedakan antara

partai politik yang satu dengan yang lainadalah konsep ideoligis atau platform

partai. Masing-masing parpol memiliki konsep khas, yang berbeda dengan partai

politik lainnya, mereka yang memiliki cara pandang yang sama, konsep ideologis

yang sama, bergabung dalam satu partai politik tertentu.

1.2 Identifikasi Masalah Penelitian

Berangkat dari uraian yang dipaparkan pada studi literatur dan pengamatan

awal diatas, maka disusun pernyataan masalah (problem statement) pada penelitian

ini sebagai berikut: efektivitas kinerja pengurus dan kader parpol dalam pemenang

pemilu 2019 masih belum tercapai, hal ini diduga oleh banyak faktor, antara lain

karena pelaksanaan kebijakan pemilu 2019 dan manajemen pemenangan pemilu


parpol belum terlaksana dengan optimal.

Berkenan dengan pernyataan masalah di atas, maka yang menjadi

pertanyaan (problem question) utama dalam penelitian ini adalah “Adakah

Pengaruh Pelaksanaan Kebijakan Pemilu 2019 Terhadap Managemen

Pemenangan Pemilu Parpol Dalam Mewujudkan Efektivitas Kinerja Pengurus

Dan Kader Parpol Dalam Pemenangan Pemilu 2019?’’

Selanjutnya pertanyaan masalah utama diatas dapat dirumuskan dan dirinci

lebih lanjut dalam sub-sub pertanyaan masalah sebagai berikut:

a. Adakah pengaruh pelaksanaan kebijakan pemilu 2019 terhadap manajemen

pemenangan pemilu parpol?

b. Adakah pengaruh pelaksanaan kebijakan pemilu 2019 terhadap efektivitas

kinerja pengurus dan kader parpol dalam pemenangan pemilu 2019?

c. Adakah pengaruh manajemen pemenangan pemilu parpol terhadap efektivitas

kinerja pengurus dan kader parpol dalam pemenangan pemilu 2019?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh data dan informasi

dari responden/sumber data yang digunakan untuk menguji dan menganalisis

Pengaruh Pelaksanaan Kebijakan Pemilu 2019 Terhadap Managemen Pemenangan

Pemilu Parpol Dalam Mewujudkan Efektivitas Kinerja Pengurus Dan Kader Parpol

Dalam Pemenangan Pemilu 2019 .


1.3.2 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh data dan informasi

dari responden/sumber data yang digunakan untuk menguji dan menganalisis

Pengaruh Pelaksanaan Kebijakan Pemilu 2019 Terhadap Managemen Pemenangan

Pemilu Parpol Dalam Mewujudkan Efektivitas Kinerja Pengurus Dan Kader Parpol

Dalam Pemenangan Pemilu 2019 .

1.4 Manfaat Atau Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dan manfaat dari hasil penelitian ini diharapkan dapat

berguna dan bermanfaat bagi semua pihak, baik secara akademik maupun secara

praktis.

a. Secara akademik hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan pemikiran yang dapat memperkarya dan mengembangkan

konsep-konsep dan teori-teori dalam lingkup Ilmu Administrasi Negara

yang terikat dengan objek penelitian

b. Secara Praktis penelitian ini dapat memberikat masukan dalam rangka

perbaikan dan pengembangan usaha bisnis perikanan budidaya baik yang

dilakukan oleh pemerintah maupun masyarakat pada masa yang akan

datang.

1.5 Kerangka Pemikiran

Berdasarkan permasalahan-permasalahan seperti yang telah dikemukakan

yaitu adanya efektifitas kinerja pengurus dan kader parpol dalam pemenang
pemilu 2019 belum tercapai serta stabil, hal ini diduga oleh banyak faktor yang

mempengaruhi, antara lain dikarenakan kinerja pengurus dan kader parpol pemilu

2019 belum optimal di Kabupaten Garut.

Maka dari itu agar kinerja pengurus dan kader parpol pemilu 2019 ini dapat

berlangsung dengan baik, stabil, serta dapat meningkatkan kinerja pengurus dan

kader parpol di Kabupaten Garut diperlukan perhatian pemerintah. Sebab dalam

hal ini pemerintah memeliki kewenganagn dalam suatu kebijakan yang berkenan

langsung dengan dengan program budidaya yang dimulai dari perumusan

kebijakan, pelaksanaan kebijakan, juga evaluasi kebijakan, dimana pemerintah

disisni mengacu kepada sebuah managemen yang disebut dengan administrasi

negara.

Administrasi secara umum berarti kegiatan yang bekaitan dengan penyeleng

garaan pemerintahan. Pengertian Administrasi yang dikemukakan oleh para ahli

administrasi, ada pengertian administrasi secara luas dan ada pengertian

administrasi secara sempit, bahkan ada yang mengartikan sebagai proses sosial.

Menurut Ridwan (2013:28), dalam pengertian yang luas administrasi adalah

kegiatan sekelompok manusia melalui tahapan - tahapan yang teratur dan

dipimpin secara efektif dan efisien, dengan menggunakan sarana yang dibutuhkan

untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam implementasinya, administasi

berkembang dan mempunyai tugastugas yang biasa disebut sebagai fungsi

administrasi diantaranya adalah fungsi perencanaan, pengorganisasian sampai

dengan fungsi pengawasan.


Administrasi Negara menurut Pfiffner dan Presthus dalam Syafei (2003: 31)

memberikan penjelasan mengenai administrasi negara sebagai berikut:

a. Administrasi Negara meliputi implementasi kebijaksanaan pemerintah

yang ditetapkan oleh badan-badan perwakilan politik;

b. Administrasi Negara dapat didefinisikan sebagai koordinasi usaha-usaha

perorangan dan kelompok untuk melaksanakan kebijaksanaan pemerintahan. Hal

ini terutama meliputi pekerjaan sehari-hari pemerintah; dan

c. Secara ringkas, Administrasi Negara adalah suatu proses yang

bersangkutan dengan ke bijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah, pengarahan

kecakapan dan teknik-teknik yang tidak terhingga jumlahnya, memberikan arah

dan maksud terhadap sejumlah orang.

Sedangkan menurut Chander dan Plano dalam Keban (2004: 3)

mengemukakan bahwa administrasi publik adalah proses dimana sumber daya

dan personel publik diorganisir dan dikoordinasikan untuk memformulasikan,

mengimplementasikan, dan mengelola (manage) keputusan-keputusan dalam

publik.

Sementara itu, Henry dalam Harbani Pasolong (2008: 8), mengemukakan

bahwa administrasi publik merupakan suatu kombinasi yang kompleks antara

teori dan praktik, dengan tujuan mempromosi kan pema haman terhadap

pemerintah dalam hubungannya dengan masyarakat yang di perintah, dan juga

mendorong kebijakan publik agar lebih responsif terhadap kebutuhan sosial.


Maka dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

administrasi publik merupakan kerjasama yang dilakukan oleh sekelompok orang

atau lembaga dalam melaksanakan tugas-tugas pemerintah untuk mencapai tujuan

pemerintah dengan memperhatikan praktik - praktik manajemen agar sesuai

dengan nilai efektivitas, efisiensi, dan pemenuhan kebutuhan masyarakat secara

lebih baik.

Penelitian ini akan mengkaji variabel-variabel yang terkait dengan Ilmu

Administrasi Negara yaitu: Pelaksanaan Kebijakan Program Pembinaan Petani

Ikan Budidaya, Kinerja Bisnis Petani Ikan Budidaya dan Efektivitas Usaha Bisnis

Perikanan Budidaya. Selanjutnya uraian tentang variabel-variabel di atas dapat

dijelaskan sebagai berikut:

1.Pelaksanaan Kebijakan Pemilu 2019

Kebijakan atau dalam istilah lain dikenal dengan kata policy, merupakan

suatu sistem yang berkaitan dengan perencanaan, perumusan keputusan,

pengambilan keputusan, pelaksanaan keputusan, dan evaluasi terhadap hal – hal

yang terjadi setelah adanya pelaksanaan keputusan terhadap masyarakat atau

kelompok yang menjadi sasaran dari kebijakan tersebut. Kebijakan dapat

dianggap sebagai sebuah instrument untuk mengatur kehidupan bermasyarakat.

Menurut (Amri Marzali, 2012:20) kebijakan sengaja disusun dan dirancang untuk

membuat perilaku orang banyak yang dituju (kelompok target) menjadi terpola

sesuai dengan bunyi dan rumusan kebijakan tersebut.

Thomas R. Dye (dalam Marzali 2021:20) mendifinisikan kebijakan negara


sebagai is whatever governmenet choose to do or not to do. Selanjutnya beliau

mengatakan bahwa apabila pemerintah memilih untuk melakukan sesuatu, maka

harus ada tujuan (objektivitas) dan kebijakan Negara harus meliputi semua

tindakan pemerintah. Dengan demikian bukan semata-mata merupakan

pernyataan keinginan pemerintah atau pejabat pemerintah. Disamping itu sesuatu

yang tidak dilakukan oleh pemerintah akan mempunyai pengaruh yang sama

besarnya dengan sesuatu yang dilakukan oleh pemerintah.

Pada hakikatnya kebijakan mencakup semua masalah yang dihadapi

lembaga-lembaga yang mengambil keputusan yang menyangkut isi, prosedur

yang ditentukan, strategi,waktu keputusan itu diambil, dan dilaksanakan. Saat ini

istilah kebijakan lebih sering dan secara luas dipergunakan dalam kaitannya

dengan tindakan-tindakan pemerintah, serta perilaku negara pada umumnya.

Suatu kebijakan yang telah diformulasikan oleh pemerintah tidak akan

berarti tanpa diikuti dengan pelaksanaan kebijakan. Pelaksanaan kebijaksanaan

adalah sesuatu yang penting, bahkan lebih penting daripada pembuatan

kebijaksanaan, karena kalau tidak ada implementasi maka kebijaksanaan hanya

akan berupa impian atau rencana bagus yang tersimpan rapi dalam arsip. Karena

itu setiap kebijakan dan program yang dicanangkan pemerintah selalu

diimplementasikan, sehingga tidak hanya menjadi hal yang sia-sia (Abdul Wahab,

2008:5-7).

Selanjutnya pelaksanaan kebijakan mempunyai kedudukan yang penting

dalam kebijakan publik, sebagaimana dikemukakan oleh Mazmanian dan


Sebastier (dalam Iskandar, 2013: 164) menyebutkan bahwa :

Implementasi adalah pelaksanaan keputusan kebijakan dasar, biasanya


dalam bentuk undang-undang, namun dapat pula berbentuk perintah-
perintah atau keputusan-keputusan badan peradilan lainnya, keputusan
tersebut mengidentifikasikan masalah yang ingin di atasi, menyebutkan
secara tegas tujuan atau sasaran yang ingin dicapai dengan berbagai cara
untuk menstruktur atau mengatur proses implementasinya.

Suatu implementasi kebijakan diharapkan dapat mewujudkan suatu

perubahan yang sesuai dengan apa yang direncakan sebelumnya. Namun

berjalannya implentasi kebijakan tidaklah mulus begitu saja, hal ini bisa

dikarenakan berbagai macam kemungkinan, seperti bisa terjadinya penolakan

terhadap perubahan sehubungan dengan implementasi kevijakan tersebut.

Berjalannya implentasi kebijakan ini tidak hanya bergantung kepada perilaku

badan-badan administratif yang bertanggung jawab melaksanakan program dan

menimbulkan ketaatan pada diri kelompok sasaran, melainkan juga menyangkut

jaringan kekuatan-kekuatan politik seperti di eksekutif, anggota legisiatif,

yudikatif, kelompok-kelompok kepentingan yang berpengaruh pada jalannya roda

perekonomian, dan warga masyarakat sosial yang langsung atau tidak langsung

dapat mempengaruhi perilaku dari semua pihak yang terlibat. Dengan demikian

kebijakan publik menjadi efektif, bilamana dilaksanakan dan mempunyai dampak

baik diharapkan maupun tidak bagi kelompok sasaran khususnya, dan anggota

masyarakat pada umumnya.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi kebijakan dapat

diambil dari Teori C.Edwards III (dalam Winarno, 2012: 177), Dalam pandangan
Edwards III, implementasi kebijakan dipengaruhi oleh empat variabel, yaitu:

a. Komunikasi sebagai sarana untuk mentransmisikan tujuan dan

sasaran kebijakan kepada kelompok sasaran (target group) sehingga

akan mengurangi distorsi implementasi.

b. Sumberdaya adalah faktor penting untuk implementasi kebijakan

agar efektif. Tanpa sumber daya, kebijakan hanya tinggal di kertas

dokumen saja. Implementasi tidak akan berjalan efektif apabila

kekurangan sumberdaya untuk melaksanakannya.

c. Disposisi adalah watak dan karakteristik yang dimiliki oleh

implementor, seperti: komitmen, kejujuran dan sifat demokratis.

d. Struktur Birokrasi yang bertugas mengimplementasikan kebijakan

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap implementasi

kebijakan.

2.Manajemen Pelaksanaan Pemilu 2019

Secara etimologis, kata manajemen berasal dari Bahasa Inggris, yakni

management, yang dikembangkan dari kata to manage, yang artinya mengatur atau

mengelola. Kata manage itu sendiri berasal dari Bahasa Italia, maneggio, yang diadopsi

dari Bahasa Latin managiare, yang berasal dari kata manus, yang artinya tangan.

Manajeman adalah “The art of getting things done through other people” (seni

menyelesaikan segala sesuatu melalui orang lain). Secara umum aktivitas manajemen

dalam organisasi diarahkan untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.
Manajemen adalah proses bekerja sama antara individu dan kelompok serta sumber

daya lainnya dalam mencapai tujuan, organisasi adalah sebagai aktivitas manajemen.

Dengan kata lain, aktivitas manajerial hanya ditemukan dalam wadah sebuah

organisasi, baik organisasi bisnis, sekolah dan juga lainnya (Yudhiantara, 2021).

Manajemen publik adalah cabang atau satu aspek dari bidang studi yang lebih

luasyakni ilmu administrasi publik. Sebagai bagian dari Administrasi Publik,

Manajemen Publik adalah ilmu dan seni yang berintikan methodology terapan untuk

merancang program program administrasi publik, restrukturisasi organisasi, kebijakan

danperencanaan manajerial, alokasi sumberdaya, system penganggaran (budgeting

systems), pengelolaan financial, manajemen SDM, masalah audit serta evaluasi

program. Secara lebih spesifik, sering pula dikatakan bahwa manajemen publik

memandang administrasi publik sebagai profesi sedangkan administrasi publik

memandang manajer publik sebagai praktisi (Yudhiantara, 2021).

Sedangkan secara terminologi, terdapat banyak definisi yang dikemukakan oleh

banyak ahli. Setiap ahli memberikan pandangan yang berbeda tentang batasan

manajemen, karena itu tidak mudah memberikan arti universal yang dapat diterima

semua orang. Namun demikian dari pikiran-pikiran semua ahli tentang definisi

manajemen kebanyakan menyatakan bahwa manajemen merupakan suatu proses

tertentu yang menggunakan kemampuan atau keahlian untuk mencapai suatu tujuan

yang didalam pelaksanaannya dapat mengikuti alur keilmuan secara ilmiah dan dapat

pula menonjolkan kekhasan atau gaya manajer dalam mendayagunakan kemampuan

orang lain.
Dengan demikian, menurut terminologi bahwa istilah manajemen hingga kini

tidak ada standar istilah yang disepakati. Istilah manajemen diberi banyak arti yang

berbeda oleh para ahli sesuai dengan titik berat fokus yang dianalisis. Hal ini dapat

dilihat sebagai berikut:

a. Geoege.R.Terry:

Management is a distinct process consisting of planning, organizing, actuating,

and controlling, performed to determine and accomplish stated objectives by the use

of human beings and other resources.Manajemen merupakan sebuah proses yang khas,

yang terdiri dari tindakan-tindakan: perencanaan, pengorganisasian, menggerakkan

dan pengawasan, yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran

yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia serta sumber-sumber

lain. Manajemen adalah ilmu pengetahuan ataupun seni. Dalam buku lainnya, George.

R. Terry menyatakan, manajemen adalah mencakup kegiatan untuk mencapai tujuan,

dilakukan oleh individu-individu yang menyumbangkan upayanya yang terbaikmelalui

tindakan-tindakan yang telah ditetapkan sebelumnya. Hal tersebut meliputi

pengetahuan tentang apa yang harus mereka lakukan, menetapkan cara bagaimana

melakukannya, memahami bagaimana mereka harus melakukannya dan mengukur

efektivitas dari usaha usaha mereka (Gmbh, 2016).

b. John D.Millet:

Management Is The Process Of Directing And Facilitating The Work Of People

In Formal Group To Achieve A Desired End.

Manajemen adalah proses pembimbingan dan pemberian fasilitas terhadap pekerjaan


orang-orang yang terorganisir dalam kelompok formil untuk mencapai suatu tujuan

yang dikehendaki (Rendi Lodweyk Ratu, Florence Daicy Lengkong, 2019).

c. Stoner dan Winkel

“Management is the process of planning, organizing, leading, and controlling

the effort or organizing members and of using all other organizational resources to

achieve stated organizational goals”.Manajemen adalah proses perencanaan,

pengorganisasian, kepemimpinan dan upaya pengendalian anggota organisasi dan

penggunaan sumber daya organisasi lainnya demi tercapainya tujuan organisi yang

telah dicapai (Abdul Rojak, 2022)

Dari beberapa definisi yang tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa

manajemen merupakan usaha yang dilakukan secara bersama-sama untuk menentukan

dan mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan

(planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), dan pengawasan

(controlling).

Manajemen merupakan startegi yang digunakan pemimpin dalam

mengimplementasikan kemampuannya pada suatu organisasi. Manajemen dalam

makna pengelolaan organisasi dipahami dalam arti menyeluruh yaitu, yang meliputi

berbagai dimensi diantaranya; perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,

pengawasan, dan pemanfaatan sumber daya organisasi dalam mencapai tujuan yang

telah ditetapkan. G.R Terry (1978) memaknai manajemen dengan penyusunan

perencanaan, mengerakkan kegiatan dan pencapaian hasil yang diinginkan melalui

pelibatan dan pemanfaatan sumberdaya manusia yang ada dalam organisasi tersebut.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa manajemen adalah kemampuan atau

kekuasaan untuk mengatur suatu usaha, dan bertanggung jawab atas keberhasilan dan

kegagalan dari usaha tersebut . Dimensi manajemen dipertegas lagi sesuai dengan

fungsi-fungsi manajemen, menurut Georgy R Terry (1978) diistilahkan dengan POAC,

yang merupakan singkatan dari Planning, Organizing, Actuating, dan Controlling :

a. Planning (Planning)
Perencanaan adalah fungsi utama dari manajemen karena fungsi manajemen
pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian atau pengawasan harus
dilakukan melalui perencanaan terlebih dahulu pengaruh perencanaan baru akan
terasa dimasa yang akan datang sehingga resikonya relatif kecil jika semua
kegiatan, tindakan, kebijaksanaan direncanakan sebelumnya, mengacu pada
masalah pengaturan dan pilihan tujuan dan pencapaian terbaik dari tujuan
tersebut dari beberapa pilihan yang tersedia, perencanaan sangat penting,
terutama dalam organisasi, karena tanpa perencanaan tidakdapat dicapai tujuan,
pedoman dan kontrol dasar. Proses perencanaan merupakan langkah awal yang
memungkinkan suatu organisasi mencapai tujuannya, yaitu penentuan strategi
dan taktik untuk mencapai tujuan organisasi. Proses perencanaan ini dapat
berubah sewaktu-waktu tergantung kondisi dan keadaan. Tujuan proses
perencanaan diwujudkan untuk ketidakpastian masa depan Proses perencanaan
menjadi langkah penting bagi organisasi. Perencanaan mendefinisikan strategi
untuk mengantisipasi tujuan organisasi masa depan, di mana perencanaan
menentukan serangkaian tindakan berdasarkan pemilihan berbagai pilihan
informasi yang tersedia yang dalam hal ini dirumuskan dalam keputusan yang
diambil untuk masa depan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan (Saputra &
Ali, 2022).
b. Pengorganisasian (Organizing)
Organisasi tidak dapat dilakukan tanpa hubungan dengan orang laindan tanpa
tugas khusus untuk setiap unit. Organisasi ini dapat diartikan sebagai membuat
suatu organisasi untuk melaksanakan rencana, suatu organisasi pada dasarnya
memiliki tiga komponen yaitu fungsi, personel dan area fisik. Tujuan dari
proses pengorganisasian adalah mempersiapkan ketiga komponen tersebut untuk
memperlancar pencapaian tujuan, jadi pengorganisasian adalah sinkronisasi
beberapa hal, seperti pengelolaan sumber daya dan rencana-rencana yang
ditetapkan organisasi, dengan pemusatan kekuasaan pada tingkat organisasi,
sehingga fungsi yang berbeda terkonsentrasi di tangan manajer tertentu, karena
memisahkan bidang kegiatan administrasi (manajemen sebagai pusat otoritas)
dan bidang kegiatan non teknis, yang memiliki tingkatan dalam organisasi ini,
termasuk distribusi. dari kalangan pimpinan. tugas, kontrol terpadu, tingkat
organisasi, lalu sentralisasi (Saputra & Ali, 2022).
c. Pengarahan (Actuating)
Bagian ketiga ini, yaitu pengarahan, bertujuan untuk menyadarkan dan
mendorong anggota organisasi untuk mau dan berusaha mencapai tujuan dengan
tulus dan sesuai dengan perencanaan dan pengorganisasian. Oleh karena itu, arah
adalah gerakan perencanaan dan koordinasi pelaksanaan. Pembekalan ini
merupakan bagian darihubungan manusia dalam manajemen, yang melibatkan
bawahan untuk siap memahami dan memberikan pemikiran dan tenaganya, yang
berarti suatu proses tindakan yang mengarahkan sumber daya manusia (SDM)
sebagai karyawan organisasi untuk memenuhi tanggung jawabnya. tugas dengan
benar dan efisien (Saputra & Ali, 2022).
d. Pengawasan (Controlling)
Pengawasan merujuk pada aktivitas yang melibatkan pemantauan, pengecekan
dan memastikan seluruh kegiatan yang dilaksanakan oleh tim/ kelompok sesuai
sama tujuan yang ditetapkan sebelumnya (Saputra & Ali, 2022)

3.Efektifitas Kinerja Pengurus Dan Kader

Efektifitas umumnya di pandang sebagai tingkat pencapaian tujuan operatif

dan operasional. Pada dasarnya efektifitas adalah tingkat pencapaian tugas

sasaran organisasi yang di tetapkan. Efektifitas adalah seberapa baik pekerjaan

yang di lakukan, sejauh mana seseorang menghasilkan keluaran sesuai dengan

yang diharapkan (Pasolong, 2007:4).

Menurut Sondang P. Siagian (dalam Kurniawan, 2005:109) efektifitas

adalah pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu

yang secara sadar di tetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang

atas jasa kegiatan yang dijalankannya. Efektifitas menunjukkan keberhasilan dari

segi tercapai tidaknya sasaran yang telah ditetapkan. Jika hasil kegiatan semakin

mendekati sasaran, berarti makin tinggi efektifitasnya.

Efektifitas bisnis atau business effectiveness merupakan gabungan dua kata


yakni effectiveness dan business. Effectiveness diartikan sebagai the degree to

which something is successful in producing a desired result; success. Jadi,

efektifitas (effectiveness) merupakan suatu keadaan yang menunjukkan tingkat

keberhasilan kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan

lebih dulu (Komarudin, 1994:269). Sedangkan business adalah commerce atau

trade; the activity of making, buying, selling or supplying things for money yang

diartikan sebagai aktivitas komersial (Oxford University Press, 2018:200). Maka

dapat dikatakan, efektifitas bisnis adalah tingkat keberhasilan kegiatan

manajemen aktivitas komersial dalam mencapai tujuan binis yang telah

ditetapkan.

Dari beberapa pengertian diatas dapat dipahami bahwa efektifitas

merupakan suatu konsep yang sangat penting karena mampu memberi gambaran

mengenai keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai sasarannya atau dapat

dikatakan bahwa efektifitas merupakan tingkat ketercapaian tujuan dari aktifitas-

aktifitas yang telah dilaksanakan.

Menurut Duncan dalam Steers (1985: 83), terdapat 3 (tiga) Indikator dalam

yang mempengaruhi efektivitas, antara lain:

a. Pencapaian Tujuan Pencapaian adalah suatu proses yang merupakan

bagian puncak dari usaha keseluruhan suatu program. Upaya pencapaian

tujuan harus dipandang sebagai suatu proses karena dari pencapaian tujuan

tersebut dapat diketahui apakah tujuan dari program yang dijalankan

berjalan dengan optimal atau tidak. Indikator dari pencapaian tujuan ini
yaitu: kurun waktu, sasaran, dan dasar hukum.

b. Integrasi Integrasi yaitu pengukuran terhadap tingkat kemampuan suatu

organisasi untuk mengadakan sosialisasi, pengembangan konsesus, dan

komunikasi dengan berbagai macam organisasi lainnya. Integrasi terdiri

dari beberapa indikator yaitu: prosedur dan proses sosialisasi.

c. Adaptasi Adaptasi adalah proses penyesuaian diri yang dilakukan untuk

menyelaraskan suatu individu terhadap perubahan – perubahan yang

terjadi di lingkungannya. Adaptasi terdiri dari beberapa indikator yaitu:

peningkatan kemampuan dan sarana dan prasarana.

Berdasarkan uraian mengenai variabel-variabel penelitian tersebut, maka

yang menjadi grand theory dalam penelitian ini adalah Administrasi Negara

dimana salah satu ruang lingkupnya mengenai kebijakan negara, yang selanjutnya

diturunkan menjadi middle theory yaitu kebijakan publik dengan cakupan

mengenai kebijakan pelayanan negara dan masyarakat. Sedangkan operational

theory yang digunakan mengenai pelaksanaan Kebijakan Pemilu 2019 Terhadap

Managemen Pemenangan Pemilu Parpol Dalam Mewujudkan Efektivitas Kinerja

Pengurus Dan Kader Parpol Dalam Pemenangan Pemilu 2019.

Selanjutnya berdasarkan hubungan antar konsep-konsep tersebut, peneliti

menetapkan asumsi dasar penelitian ini, sebagai berikut :

1. Pelaksanaan kebijakan program pembinaan petani ikan budidaya dapat

mendorong kinerja bisnis petani ikan budidaya.


2. Kinerja bisnis petani ikan budidaya yang optimal dapat mendorong

efektivitas usaha bisnis perikanan budidaya.

3. Efektivitas usaha bisnis perikanan budidaya dapat dipengaruhi oleh

sejauhmana pelaksanaan kebijakan program pembinaan petani ikan

budidaya dijalankan.

Berdasarkan hal tersebut maka peneliti menyimpulkan uraian kerangka

pemikiran tersebut melalui model penelitian sebagai berikut:

Gambar 1
Model penelitian
1.6 Hipotesis Penelitian

Adapun hipotesis penelitian dibagi kedalam hipotesis utama dan sub-sub

hipotesis yang dirumuskan berdasarkan model penelitian yang telah dipaparkan

diatas diantaranya :

1.6.1 Hipotesis Utama

Hipotesis utama pada penelitian ini menguji keandalan model penelitian yang
ditunjukan dengan pengujian secara simultan sebagai berikut:

𝐻0 : tidak terdapat pengaruh pelaksanaan kebijakan pemilu 2019 terhadap

manajemen pemenangan pemilu parpol dalam mewujudkan

efektivitas kinerja pengurus dan kader parpol dalam pemenangan

pemilu 2019.

𝐻1 : terdapat pengaruh pelaksanaan kebijakan pemilu 2019 terhadap

manajemen pemenangan pemilu parpol dalam mewujudkan

efektivitas kinerja pengurus dan kader parpol dalam pemenangan

pemilu 2019.

1.6.2 Sub Hipotesis

Selanjutnya hipotesis utama diatas diuraikan kedalam beberapa sub-sub

hipotesis pada penelitian ini menguji pengaruh secara parsial variabel independen

terhadap variabel endogenus sebagai berikut :

1. Sub Hipotesis 1
𝐻0 : tidak terdapat pengaruh pelaksanaan kebijakan pemilu 2019 terhadap

manajemen pemenangan pemilu parpol.

𝐻1 : terdapat pengaruh pelaksanaan kebijakan pemilu 2019 terhadap

manajemen pemenangan pemilu parpol.

2. Sub Hipotesis 2
𝐻0 : tidak terdapat pengaruh pelaksanaan kebijakan pemilu 2019

terhadap efektivitas kinerja pengurus dan kader parpol dalam

pemenangan pemilu 2019.

𝐻1 : terdapat pengaruh pelaksanaan kebijakan kebijakan pemilu 2019

terhadap efektivitas kinerja pengurus dan kader parpol dalam

pemenangan pemilu 2019.

3. Sub Hipotesis 3
𝐻0 : tidak terdapat pengaruh manajemen pemenangan pemilu parpol

terhadap efektivitas kinerja pengurus dan kader parpol dalam

pemenangan pemilu 2019.

𝐻1 : terdapat pengaruh manajemen pemenangan pemilu parpol

terhadap efektivitas kinerja pengurus dan kader parpol dalam

pemenangan pemilu 2019.

1.7 Metode Penelitian

Penelitian atau research merupakan

Metodologi adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran melalui penelusuran

dengan cara yang telah ditentukan. Sedangkan penelitian adalah suatu cara untuk

menyelesaikan suatu masalah atau suatu pemikiran untuk melakukan suatu kegiatan

meneliti, mengumpulkan serta mengolah dan memproses fakta-fakta dan data yang ada,

sehingga kumpulan fakta – fakta dan data-data tersebut dapat dikombinasikan oleh

peneliti (Iskandar, 2017:2)


1.7.1 Metode Yang Digunakan

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, menggunakan metode

penelitian deskriptif kuantitatif. Dimana penelitian deskriptif merupakan penelitian

yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang suatu masyarakat atau kelompok

orang tertentu atau gambaran tentang suatu gejala atau hubungan antara dua gejala atau

lebih. Sedangkan pendekatan penelitian kuantitatif adalah satu tipe penelitian yang

menjelaskan fenomena sosial melalui pengumpulan data numerik (data kuantitatif)

yang dianalisis menggunakan statistik tertentu. Jadi istilah quantitative methods

digunakan untuk menunjuk pada metode dan teknik statistik yang diterapkan untuk

masalah-masalah nyata. Dimana data – data diperoleh dengan menggunakan metode

survei. Tujuan utamanya adalah mengumpulkan informasi tentang variabel dari

sekolompok obyek (populasi). Survei dengan cakupan seluruh populasi (obyek)

disebut sensus. Sedangkan survei yang mempelajari sebagian populasi dinamakan

sampel survei. Berdasarkan definisi tersebut dapat dikemukakan elemen-elemen

penting dari metode kuantitatif yaitu: menjelaskan fenomena, mengumpulkan data

numerik, dan menggunakan statistik (Ulber Silalahi, 2015:15- 16).

1.7.2 Variabel-variabel Penelitian dan Model Penelitian/Paragdigma Penelitian

1.7.2.1 Variabel-variabel Penelitian

Variabel merupakan ide sentral dalam penelitian kuantitatif.

Variabelsosial dipelajari dalam penelitian sosial. Definisi sederhana


menyatakan bahwa variabel merujuk pada karakteristik atau atribut

dari suatu fenomena atau objek yang dapat diukur dan diobservasi.

Secara lebih spesifik variabel didefinsikan sebagai suatu konsep

konstruk yang memiliki bervariasi nilai. Nilai yang melekat dalam

variabel berupa angka dan kategori (Ulber Silalahi, 2015:181).

Berkaitan dengan pengertian empirik dalam penelitian

terdapat variabel penelitian, Iskandar (2017:73) menyatakan variabel

penelitian adalah suatu karakteristik yang mempunyai lebih dari satu

nilai. Variabel adalah gejala bervariasi yang menjadi objek dan

dibedakan atas kualitatif dan kuantitatif. Dengan demikian variabel

penelitian dapat dikatakan sebagai karakteristik yang dapat

mempengaruhi dan dipengaruhi karakteristik lain. Mengingat akan

dilakukannya sebuah penelitian yang mencari hubungan antara

variabel, maka perlu menetapkan terlebih dahulu variabel yang

memiliki hubungan kausalitas.

Hubungan-hubungan variabel meliputi variabel bebas

(independent variable) yaitu variabel yang menjadi sebab terjadinya

perubahan atau timbulnya variabel terikat, sedangkan variabel terikat

(dependent variable) yaitu variabel yang dipengaruhi atau menjadi

akibat karena adanya variabel bebas. Variabel antara (intervening

variable) adalah variabel yang mempengaruhi (memperkuat atau

memperlemah hubungan antara variabel bebas dengan variabel


terikat).

Pada penelitian yang akan dilakukan ini menggunakan satu

variabel bebas, satu variabel antara dan satu variabel terikat yang

hubungan antara variabelnya bersifat causal effectual, berikut

rinciannya :

a. Variabel Bebas (Independent Variable), yaitu Manajemen Pembangunan

Desa (X).

b. Variabel Antara (Intervening Variable), Komunikasi Pemerintah Desa

dengan Masyarakat (Y).

c. Variabel Terikat (Dependent Variable), yaitu Partisipasi masyarakat

dalam pembangunan desa (Z).

1.7.2.2 Paragdigma Penelitian

Paradigma penelitian merupakan suatu pandangan atau model atau

pola pikir yang dapat menjabarkan variabel penelitian yang akan diteliti,

kemudian membuat hubungan antara satu variabel dengan variabel lain

sehingga mudah dirumuskan masalah penelitiannya, pemilihan teori yang

relevan, perumusan hipotesis yang diajukan, metode penelitian, instrumen

penelitian, teknis analisis yang digunakan, serta kesimpulan yang

diharapkan. Dengan paradigma penelitian, peneliti lebih mudah melakukan

penelitian, mengecek kebenarannya, sehingga hasilnya dapat

dipertanggungjawabkan dari segi keilmuan.


Paradigma penelitian ini menggunakan pendekatan Causal Effectual,

dimana hubungan ketiga variabel penelitian dapat digambarkan sebagai

berikut :

Gambar 2
Model Paradigma Penelitian
Keterangan :
→ : Hubungan Kausal
X : Pelaksanaan
Kebijakan Pemilu
2019
Y : Managemen Pemenangan Pemilu Parpol
Z : Efektivitas Kinerja Pengurus dan kader Parpol Dalam Pemenangan
Pemilu 2019
ρyx : Parameter struktur yang menunjukkan besarnya
pengaruhvariabel x terhadap y
ρzx : Parameter struktur yang menunjukkan besarnya
pengaruhvariabel x terhadap z
ρzy : Parameter struktur yang menunjukkan besarnya
pengaruhvariabel y terhadap z
ɛ : Variabel lain yang tidak diteliti ρyε :
Pengaruh variabel lain terhadap yρzε :
Pengaruh variabel lain terhadap z

Dari gambar di atas, terdapat hubungan kausalitas antar variabel penelitian.


Pelaksanaan Kebijkan Pemilu 2019 yang ditunjukan dengan

variabel (X), merupakan variabel bebas yang dapat mempengaruhi

managemen pemenangan pemilu parpol yang ditunjukan dengan variabel

(Y) sebagai variabel antara yang menghubungkan variabel (X) dan

variabel (Z), variabel ini dipengaruhi variabel (X) dan dapat

mempengaruhi variabel (Z), variabel (Z) adalah Efektivitas kinerja

pengurus dan kader parpol dalam pemenangan pemilu 2019, variabel ini

sebagai variabel terikat dimana keadaan fenomenanya benar-benar

tergantung pada variabel lainnya. Selanjutnya faktor-faktor lain yang

ditunjukandengan simbol ɛ yang turut mempengaruhi variabel (Y) dan

(Z), namun tidak diteliti dalam penelitian ini.

Skema hubungan diantara ketiga variabel penelitian tersebut dapat

dijelaskan sebagai berikut :

a. Variabel X mempunyai hubungan kausal atau hubungan sebab akibat

dengan variabel Y dan Z. Hal ini mempunyai arti bahwa variabel X

merupakan faktor yang mempengaruhi variabel Y dan variabel Z.

Adapun parameter yang menunjukkan pengaruh variabel X terhadap

variabel Y ditunjukkan dengan simbol ρyx. Sedangkan parameter yang

menunjukkan pengaruh variabel X terhadap variabel Z ditunjukkan


dengan simbol ρzx.

b. Variabel Y mempunyai hubungan kausal atau hubungan sebab akibat

dengan variabel Z. Hal ini mempunyai arti bahwa variabel Y merupakan

faktor yang mempengaruhi variabel Z. Parameter yang menunjukkan

pengaruh variabel Y terhadap variabel Z ditunjukkan dengan simbol

ρzy.

c. Variabel Y dan Z tidak hanya dipengaruhi oleh variabel X. Ini

mempunyai arti bahwa selain variabel X ada faktor-faktor lain yang

mempengaruhi variabel Y dan Z yaitu yang disebut sebagai faktor

epsilon. Faktor epsilon adalah faktor atau variabel yang tidak diteliti

dalam penelitian dan disimbolkan dengan huruf ɛ. Pengaruh epsilon

terhadap variabel Y disimbolkan dengan ρyε dan pengaruh epsilon

terhadap Z disimbolkan dengan ρzε.


1.7.2.3 Definisi Operasional Variabel Penelitian

Definisi operasional merupakan pengertian dari variabel-variabel penelitian

yang telah dirumuskan untuk mengukur variabel-variabel penelitian berdasarkan

skor total dari jawaban-jawaban responden serta dari butir-butir item pernyataan

sesuai dengan dimensi masing-masing variabel.

Beberapa variabel penelitian yang telah dirumuskan pada tingkat dimensi

tentunya dapat dioperasionalkan dengan baik. Oleh karena itu kebutuhan analisis

perlu diturunkan sampai tingkat indikator dari masing-masing variabel tersebut

sehingga memudahkan pengukuran variabel-variabel pokok penelitian. Variabel-

variabel yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Pelaksanaan Kebijakan Pemilu merupakan tonggak penting dalam

mempresentasikan kedaulatan rakyat, serta pencerminan peran aktif

masyarakat dalam politik pemerintahan. Oleh sebab itu partisipatif

merupakan kunci keberhasilan dalam penyelenggaraan Pemilu yang

mencerminkan demokrasi di suatu negara berjalan sukses.

2. Managemen Pemenangan Pemilu Parpol merupakan Push political

marketing dilakukan dengan kegiatan kampanye politik secara langsung

seperti kegiatan kemasyarakatan dan sosial, turun ke kampung-kampung

dengan sistem door-to-door, serta disuksi terbuka di warkop-warkop tanpa

memandang usia.

3. Efektivitas Kinerja Pengurus dan kader Parpol Dalam Pemenangan Pemilu 2019 adalah

serangkaian tahapan yang harus ditempuh guna menuju target yang telah ditetapkan.

Efektifitas Kinerja Pengurus dan Kader parpol dalam pemenangan pemilu yang baik
tentunya dapat memberikan gambaran secara komprehensif terkait langkah utama maupun

pola keputusan yang harus diambil dalam rangka mewujudkan tujuan.

1.7.2.4 Operasionalisasi Variabel Penelitian

Operasionalisasi variabel penelitian disusun untuk memudahkan langkah-

langkah dalam menjaring dan mengumpulkan data yang akan diperoleh dari

responden sesuai dengan teori-teori, konsep-konsep, proposisi-proposisi dan

asumsi-asumsi dari variabel-variabel penelitian yang ditetapkan. Operasionalisasi

variabel penelitian ini meliputi dimensi-dimensi dan indikator-indikator yang akan

mengarahkan tersusunnya alat instrumen atau alat ukur penelitian.

Operasionalisasi variabel-variabel penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini

sebagaimana terlihat pada tabel berikut:

Tabel I

Operasionalisasi Variabel – variabel Penelitian

No Variabel Dimensi Indikator


1. Pelaksanaan 1. Kejelasan
Kebijakan 1. Komunikasi kebijakan
Pemilu 2. Sasaran kebijakan
2019 1. Sumber daya
(X) 2. Sumber Daya manusia
George C. 2. Sumber daya
Edward III material lain
dalam 1. Kesepakatan
(Ramdhani & 3. Disposisi atau Sikap 2. Kemampuan
Ramdhani, Perilaku Pelakasana pelaksana
2017) 1. Penggunaan sikap
4. Kewenangan/Struktur 2. Sarana dan
Birokrasi Prasarana

1. Sumber daya
Manusia
1. Planning (Perencanaan) 2. Sarana dan
Prasarana
2. Variabel (Y) 3. Anggaran Kerja
1. Tujuan
Manajemen 2. Pembagian Kerja
Pemenangan Penempatan tenaga
2. Organizing 3. kerja
Pemilu Parpol (Pengorganisasian)
4. Wewenang dan
Terry tanggung Jawab
(Sukarna,2011:1 5. Pelimpahan wewnang
0) Actuating (Pelaksanaan) 1. Kepemimpinan
3. 2. Sikap dan Moral
3. Tata Hubungan
4. Supervisi
5. Disiplin

1. Menentukan
4. Controlling (Pengawasan) standar/dasar bagi
pengawasan.
2. Ukuran
Pelaksanaan.
3. Temukan
perbandingan antara
pelaksanaan dan
standar
4. Perbaiki
penyimpangan
dengan cara
tindakan yang tepat
3. 1. Perencanaan
1. Kebijakan Dasar 2. Tujuan
1. Perumusan
2. Kejelasan Strategi Strategi
Efektivitas
2 Penerapan Strategi
Kinerja pengurus
dan Kader Parpol
3 Evaluasi Strategi
Dalam
Pemenangan
1. Kesesuaian
pemilu 2019
Sumber Daya
(Iskandar, Metode
Manusia
Penelitian Pengorganisasian Sumber
3. 2. Teknologi
Administrasi, Daya Organisasi
2015) dalam
3. Sarana dan
(Iskandar et al.,
Prasaran
2018)
1. Pengelompokan
Kegiatan
4. Pelaksanaan Kegiatan
2. Pendelegasian
Wewenang

1.7.3 Alat Ukur Penelitian serta Pengujian Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur

Alat ukur dikemukakan oleh Iskandar (2017:10) bahwa alat-alat untuk


membuktikan kegiatan sosial tersebut dan mengukur frekuensinya disebut

instrumen penelitian, serta prosesnya disebut penyusunan instrumen penelitian.

Alat ukur penelitian mempunyai bentuk dan jenis bermacam-macam, yaitu

daftar pertanyaan wawancara bila teknik pengumpulan data menggunakan teknik

wawancara, kuesioner, atau angket, observasi bila teknik pengumpulan data

menggunakan teknik observasi. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan kuesioner berupa daftar pertanyaan yang ditujukan kepada…. Di …..

Kuesioner ini disusun secara terstruktur, yang memuat beberapa item pertanyaan

berikut alternatif jawaban.

Pengukuran kuesioner penelitian akan menggunakan model Skala perbedaan

Semantik. Item pertanyaan dan atau pernyataan disusun berdasarkan tingkat

pengukuran ordinal dimana setiap pertanyaan dan atau pernyataan memiliki

kategori jawaban lima tingkatan jawaban dengan menggunakan skala semantik,

dimana menurut Iskandar (2017:143) skala perbedaan semantik berisikan

serangkaian karakteristik bipolar (dua kutub).

Responden akan diminta untuk memilih lima alternatif jawaban yang

masing-masing diberi skor : 1, 2, 3, 4, 5 dan selanjutnya dilakukan pembobotan

jawaban responden terhadap isi kuesioner adalah sangat tinggi diberi skor 5, tinggi

diberi skor 4, sedang/cukup diberi skor 3, rendah diberi skor 2 dan sangat rendah

diberi skor 1.

a. Uji Validitas Konseptual

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kesahihan suatu alat

ukur. Suatu alat ukur yang sahih mempunyai validitas tinggi. Iskandar

(2017:147) mengemukakan bahwa validitas suatu alat ukur didefinisikan sebagai

sifat suatu ukuran yang memungkinkan peneliti beranggapan bahwa alat ukur itu
dapat dipergunakan untuk mengukur karakter yang hendak diukurnya. Valid

berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya

diukur.

Oleh karena itu mengingat ketepatan alat ukur sangat tergantung pada

kualitas data yang akan dipakai dalam pengujian hipotesis, maka terlebih dahulu

perlu dilaksanakan pengujian validitas konseptual dan uji validitas lapangan. Uji

validitas konseptual yang akan peneliti lakukan meliputi:

1. Validitas Construct. Validitas construct berguna untuk mengukur sifat yang

tidak didapatkan pada kriteria eksternal, validitas construct secara umum

ditentukan melalui aplikasi dari faktor analisis terhadap suatu pengukuran

instrumen.

2. Validitas Isi. Merupakan suatu tipe validitas atau suatu alat tes kuantitatif,

item- item itu harus tercakup dalam ukuran sehingga mencerminkan

kemampuan- kemampuan dan tujuan orang yang melakukan pengujian atau

pengalaman pribadi dan latar belakang profesional mereka.

3. Validitas Budaya. Variabel-variabel yang dimuat sesuai dengan konteks

sosio budaya pada penelitian tersebut.

4. Validitas Muka. Pada validitas muka hasil penilaian pakar di bidang ilmu

tertentu pada variabel penelitian tersebut dan pada alat ukur tertentu.

Selanjutnya peneliti melakukan uji validitas lapangan dengan cara menguji

validitas alat ukur melalui angket, dengan cara mencari hubungan korelasi antara

bagian-bagian dari alat ukur secara keseluruhan dengan cara mengkorelasikan setiap

item alat ukur dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor item. Pengujian

validitas alat ukur yang akan digunakan dalam penelitian ini menggunakan rumus

korelasi Product Moment dari Pearson yang meliputi tiga tahapan, yaitu:
a) Penentuan Nilai Korelasi

b) Penentuan Uji Signifikansi Korelasi Product Moment (t-hitung)

c) Penarikan Kaidah Keputusan

1. Menentukan nilai korelasi r dengan rumus : r =

r=

Keterangan :
r = Nilai koefisien korelasi

n = Jumlah responden

X = Jumlah skor tiap item X

Y = Jumlah skor tiap item Y

∑X = Jumlah skor total item X

∑Y = Jumlah skor total item Y

2. Penentuan uji signifikasi korelasi product moment (thitung)

t=

Keterangan :

t = Nilai thitung

r = Koefisien korelasi hasil hitung n = Jumlah responden

3. Penarikan Kaidah Keputusan

Kemudian nilai t hasil perhitungan (thitung) dibandingkan dengan t nilai

tabel (ttabel) untuk tingkat kesalahan 5% (α = 0,05) dan derajat kebebasan (dk) = n

– 2, kaidah keputusan untuk uji signifikansi ini adalah:


• Jika thitung > ttabel, maka item pertanyaan dalam alat ukur (kuesioner)

yang digunakan valid

• Jika thitung ≤ ttabel, maka item pertanyaan dalam alat ukur (kuesioner)

yang digunakan tidak valid

Alat ukur yang signifikan adalah valid, sedangkan yang tidak signifikan

dinyatakan tidak valid dan harus dihilangkan atau diganti.

Selain harus valid, alat ukur penelitian juga harus reliabel (handal). Suatu

alat ukur dikatakan valid apabila alat ukur penelitian memberikan hasil yang tetap

terhadap variabel yang diukur walaupun telah berubah. Menurut Selltiz, et al, 1959

dalam Iskandar (2017:166) reliabilitas suatu instrumen pengukuran adalah suatu

kemampuan instrumen guna mengukur secara konsisten terhadap fenomena yang

dirancang untuk diukur. Dengan demikian reliabilitas menunjukan konsistensi alat

ukur penelitian dalam mengukur gejala yang sama.

Seperti halnya pada validitas alat ukur, maka untuk menguji reliabilitas alat

ukur dalam penelitian ini menggunakan rumus Alfa Cronbach dengan tahapan-

tahapan sebagai berikut :

1. Penentuan nilai korelasi (r), untuk menentukan nilai korelasi digunakan rumus

sebagai berikut:

Rumus menghitung 𝑆12 dan 𝑁12

Keterangan:

n = Jumlah Responden
K = Jumlah Item
JKi = Penjumlahan dari Kuadrat Seluruh Skor Tiap Item
JKs = Penjumlahan dari Kuadrat Jumlah Skor Tiap Item

Xr = Skor Masing-masing Responden

2. Penentuan nilai thitung Rumus yang digunakan untuk mendapatkan thitung

adalah sebagai berikut:

Dimana:

r = Koefisien Reliabilitas
n = Jumlah Responden

3. Kaidah keputusan nilai thitung yang dihasilkan kemudian dibandingkan dengan

ttabel yang pada taraf nyata sebesar α= 0,05 dan derajat kebebasan sebesar dk =

n-2, kemudian diambil keputusan dengan kaidah yang digunakan reliabel (handal)

 Jika thitung > ttabel, maka alat ukur penelitian yangdigunakan handal

 Jika thitung > ttabel, maka alat ukur penelitian yang digunakan tidak handal

1.7.4 Populasi Penelitian dan Teknik Penarikan Sampel

1.7.4.1 Populasi Penelitian

Terkait dengan populasi penelitian, menurut Iskandar (2017:230)

populasipenelitian adalah jumlah keseluruhan obyek yang akan diteliti atau unit

analisis atau wilayah yang terdiri atas subyek/obyek yang mempunyai kuantitas

dan karakteristik tertentu untuk dipelajari dan kemudian diambil kesimpulan.

Dengandemikian populasi merupakan objek penelitian yang mempunyai kualitas

dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulan.


Penelitian ini dilakukan terhadap ……. Dengan sebaran populasi yang

berjumlah…… yang diambil dari ….adapun populasi selanjutnya yakni

sebanyak….. yang diambil dari ……

1.7.4.2 Teknik Penarikan Sampel

Menurut Iskandar (2017:230) populasi penelitian adalah jumlah

keseluruhan obyek yang akan diteliti atau unit analisis atau wilayah yang

terdiri atas subyek/obyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik

tertentu untuk dipelajari dan kemudian diambil kesimpulan. Dengan

demikian populasi merupakan objek penelitian yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dad kemudian ditarik kesimpulan.

Adapun populasi yang akan digunakan dalam penelitian ini

adalah sebanyak 45 Orang Pegawai Pengurus dan kader Parpol sebagai

berikut:

Sampel adalah bagian yang diamati dari suatu populasi. Menurut

Iskandar (2015:91), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik

yang dimiliki oleh populasi tersebut. Mengingat ruang lingkup

penelitian ini cukup sempit, maka sampelyang dipakai yaitu dari seluruh

populasi.

1.7.5 Sumber Data, Jenis Data, Teknik Pengumpulan Data dan Proses

Pengumpulan Data

1.7.6 Teknik Pengolahan dan analisis data Pengujian Hipotesis

Penelitian

1.7.7 Lokasi, Jadwal Waktu dan Tahap-tahap

Penelitian dilaksanakan pada Kantor Partai Golkar Kabupaten Garut dengan


jumlah responden sebanyak ….. responden yang terdiri dari …. Dengan waktu
pelaksanaan yang diperlukan mulai dari tahap persiapan sampai pada publikasi tesis
adalah 9 bulan, dengan langkah – langkah dan jadwal waktu penelitian sebagai
berikut:

1. Memilih masalah penelitian;


2. Melakukan studi literatur/ kepustakaan terhadap penelitian;
3. Merumuskan dan menetapkan masalah penelitian;
4. Menyusun Usulan Penelitian/ program penelitian;
5. Melakukan ujian seminar Usulan Penelitian;
6. Melakukan uji validitas dan reliabilitas alat ukur penelitian;
7. Melakukan proses pengumpulan data;
8. Melakukan proses pengolahan data;
9. Melakukan analisis data;
10. Menulis laporan penelitian dalam bentuk Tesis;
11. Ujian Sidang Tesis;
12. Perbaikan Tesis;
13. Publikasi Tesis.
Tabel 2
Jadwal Penelitian
No Pelaksanaan Bulan/2023-2024

5 6 7 8 9 10 11 12 1

1 Memilih
Masalah
Penelitian
2 Melakukan
Studi
Literatur
3 Merumuskan
dan
Menetapkan
Masalah
Penelitian
4 Menyusun
Proposal
Penelitian
5 Melakukan
Ujian
Seminar
Usulan
Penelitian
6 Melakukan
uji validitas
dan reabilitas
alat ukur
penelitian
7 Melakukan
proses
pengumpula
n data
8 Melakukan
proses
pengolahan
data
9 Melakukan
analisis data

10 Menulis
Laporan
Penelitian
dalam
bentuk Tesis
11 Ujian Sidang
Tesis

12 Perbaikan
Tesis

13 Publikasi
Tesis

1.7.8 Sistematika Penulisan Laporan Hasil Penelitian

Untuk memudahkan penyusunan penelitian dan pembahasan masalah, maka

sistematika pembahasan ini disusun dalam 5 (lima) bab, dengan uraian masing –

masing sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN, memuat:

1.1 Latar Belakang Penelitian

1.2 Identifikasi Masalah Penelitian

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.4 Kegunaan/ Manfaat Penelitian


1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, memuat:

2.1 Tinjauan Teoritik Tentang Masalah Penelitian

2.2 Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulu

2.3 Relevansi Masalah Penelitian Dengan Ilmu Administrasi Negara

2.4 Tinjauan Teoritik tentang Variabel-Variabel Penelitian

2.5 Hubungan Konseptual Antara Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN , memuat:

3.1 Metode Penelitian Yang Digunakan

3.2 Variabel- variabel Penelitian, Paradigma Penelitian,Definisi

Operasional dan Operasionalisasi Variabel Penelitian.

3.2.1 Variabel-Variabel Penelitian

3.2.2 Paradigma Penelitian

3.2.3 Definisi Operasional Variabel Penelitian

3.2.4 Operasionalisasi Variabel Penelitian

3.3 Alat Ukur Penelitian serta Pengujian Validitas dan Reliabilitas Alat

Ukur Penelitian

3.4 Populasi Penelitian

3.5 Jenis dan Sumber Data

3.6 Teknik Pengolahan Data dan Analisis data

3.7 Lokasi, Jadwal Waktu dan Langkah-langkah Penelitian

3.8 Sistematika Penulisan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN, memuat:

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

4.1.1 Keadaan Permasalahan


4.1.2 Manajemen Pembangunan Desa

4.1.3 Tupoksi Kantor Desa Sukakarya Tarogong Kidul

4.2 Karakteristik Responden

4.3 Deskripsi Hasil Penelitian

4.4 Pengujian Hipotesis dan Pembahasan Penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN, memuat:

5.1 Kesimpulan

5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

I. Buku-Buku Teks

BPS. (2022). Statistik Pemuda Indonesia 2022. Jakarta: BPS.

BPS. (2020). Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur. Garut: BPS.

Iskandar, J. (2012). Kapita Selekta Teori Administrasi Negara. Bandung: Puspaga.

Iskandar, J. (2015). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Puspaga.

Iskandar, J. (2016). Manajemen Publik. Bandung: Puspaga.

II. Jurnal/Tesis

De Fitri, V., & Bukhari. (2017). Status Dan Fungsi Komite Nasional Pemuda

Indonesia Analisis Sosiologi ( Studi Penelitian pada DPD KNPI Provinsi


Aceh ). Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah, 2(2), 1089–1110.

Iskandar, J., Salamah, U., & Patonah, N. (2018). Policy Implementation in Realizing

the Effectiveness of Disaster Management. International Journal of

Engineering & Technology, 7, 548–552.

Iskandar, J., Studi, P., Manajemen, M., Islam, P., Garut, U., Studi, P., Ilmu, M.,

Negara, A., Garut, U., & Anggaran, P. (2023). Pengaruh Pelaksanaan

Kebijakan Rencana Kegiatan Dan Anggaran Madrasah Terhadap Manajemen

Anggaran Kegiatan Madrasah Untuk Mewujudkan Efektifitas Penggunaan

Anggaran Madrasah ( Studi Di Madrasah Aliyah Negeri 1 Garut

). Khazanah Akademia, 7(1), 1–12.

Noor Ihsan, H. (2022). Pengaruh Pelaksanaan Kebijakan Pembinaan Ormas

Terhadap Manajemen Pembinaan Ormas Untuk Mewujudkan Efektivitas

Pencapaian Program Pembinaan Ormas Di Badan Kesatuan Bangsa Dan

Politik Kabupaten Garut. Jurnal Publik, 16(01), 17–25.

https://doi.org/10.52434/jp.v16i01.103

Ramdhani, A., & Ramdhani, M. A. (2017). Konsep Umum Pelaksanaan Kebijakan

Publik. Jurnal Publik, 1–12. https://doi.org/10.1109/ICMENS.2005.96

Setia, N. D., Abdul, J. A., Octaviana, D., Nur Fadilah, F., Nur Aini, S., & Agnia,

E. S. (2022). Pembinaan Organisasi Kepemudaan Di Dinas Pariwisata,

Kebudayaan, Kepemudaan Dan Olahraga Kabupaten Sumedang. Journal of


Regional Public Administration (JRPA), 7(1), 41–48.

Setiawan, S. A. (2018). MENGOPTIMALKAN BONUS DEMOGRAFI UNTUK

MENGURANGI TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA

OPTIMIZING DEMOGRAPHIC DIVIDEND TO REDUCE. Jurnal Analis

Kebijakan, 2(2).

Wahyudi, A. (2016). Implementasi Rencana Strategis Badan Pemberdayaan

Masyarakat dan Desa dalam Upaya Pengembangan Badan Usaha Milik Desa

di Kabupaten Kotawaringin Barat. Jurnal Ilmiah Administrasi Publik (JIAP),

6(3), 99–103.

III. Dokumen-Dokumen

- Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 2 Tahun 2021 Tentang

Kepemudaan

- Peraturan Presiden Nomor 43 Tahun 2022 Tentang Koordinasi Lintas

Stratetgis Lintas Sektor Penyelenggaraan Pelayanan Kepemudaan

- Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 Tentang Kepemudaan

- Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013 Tentang

OrganisasiKemasyarakatan

Anda mungkin juga menyukai