Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN MINI RISET

Strategi Komisi Pemilihan Umum Dalam Upaya Meningkatkan Partisipasi


Masyarakat Pada Pemilihan Umum di Kota Medan

Dosen Pengampu : Nelly Armayanti, Sp, M.Sp

Disusun Oleh Kelompok 1

Aldi Ahmad Nasution 5202230001


Agus aldi ananda nasution 5203530010
Boyke sehati padang 5183530009
Fadhu Arrazi 5202220003
Habib Faisal 5202230002
Ifrah Zahraturrahmi 5203230004
Noel Putra Surya Tua Sinaga 5203230020
Saut Sahata Padang 5203530011

PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkat dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan laporan ini dengan tepat waktu.

Dalam penyusunan laporan ini, penulis banyak mendapatkan arahan dan


bimbingan dari berbagai pihak, baik material, spiritual, maupun informasi. Untuk
itu penulis banyak mengucapkan terimakasih kepada pihak yang telah membantu
pelajaran ini terkhusus bagi Ibu Dosen Nelly Armayanti, SP, M.Sp. selaku dosen
pengampu mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.

Tugas ini telah diselesaikan dengan usaha yang maksimal, namun


demikian penulis menyadari bahwa tugas ini masih terdapat banyak kekurangan
dan jauh dari yang sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan
kritik dari pihak yang membaca. Demikian tugas ini penulis perbuat semoga
bermanfaat bagi para pembaca sekian dan terimakasih.

Medan, Mei 2022

Kelompok 1
DAFTAR ISI

Kata Penghantar………………………………………………………………………
Daftar Isi………………………………………………………………………………

BAB I
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………


1.2 Rumusan masalah…………………………………………………………………

BAB II
Landasan Teori

2.1 Landasan Teori……………………………………………………………………

BAB III
Metode Penelitian

3.1 Lokasi/Objek Penelitian…………………………………………………………


3.2 Jenis dan Sumber………………………………………………………………..
3.3 Teknik Pengumpulan Data……………………………………………………..
3.4 Teknik Analisis………………………………………………………………….

BAB IV
Penutup

4.1 Kesimpulan………………………………………………………………………….

Daftar Pustaka……………………………………………………………………….
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan salah satu Negara di Dunia yang menganut sistem politik demokrasi yang
dalam penerapanya menginginkan kebebasan partisipasi politik yang seluas-luasnya kepada
seluruh masyarakat untuk ikut berperan aktif dalam menentukan arah pembangunan Bangsa.
Salah satu perannya yaitu dengan menentukan pemimpinya secara langsung, umum, bebas dan
rahasia melalui sebuah pemilihan umum. Untuk mewujudkan itu maka Pemerintah dituntut harus
mampu memfasilitasi penyelenggaraan pemilu sebagai sebuah upaya membangun demokrasi.
Berdasarkan Undang-Uundang No. 15 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan Pemilihan Umum
menyebutkan bahwa “Untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemilihan umum yang
dapat menjamin pelaksanaan hak politik masyarakat dibutuhkan penyelenggara pemilihan umum
yang profesional, serta mempunyai integritas, kapabilitas, dan akuntabilitas melalui Komisi
Pemilihan Umum”, sehingga dalam implementasinya dapat mewujudkan partisipasi masyarakat
untuk mendukung terlaksananya pemilihan umum yang bersih, jujur, dan adil yang sesuai
dengan spirit demokrasi dan kearifan lokal bangsa Indonesia. Selain itu Undang-Undang tersebut
juga telah menyatakan bahwa “Komisi Pemilihan Umum menyelengarakan sosialisasi
penyelenggaraan pemilihan gubernur, bupati, dan walikota atau yang berkaitan dengan tugas dan
wewenang Komisi Pemeilihan Umum Kabupaten/ Kota kepada masyarakat”. Maka dapat
simpulkan bahwa dalam melakukan tugas dan fungsinya Komisi Pemilihan Umum dapat
merancang program-program yang berorientasi pada peningkatan partisipasi politik masyarakat
dengan memanfaatkan sumber daya sesuai dengan kearifan lokal yang ada di daerah tersebut.
Disisi lain Komisi Pemilihan Umum harus bertindak profesional dengan menentukan langkah-
langkah strategis yang mampu memberikan pemahaman kepada masyarakat untuk sadar akan
hak dan kewajibannya sebagai warga Negara. Salah satu tugasnya yaitu dengan melakukan
sosialisasi untuk mendorong partisipasi politik masyarakat pada pemilihan umum. Tugas-tugas
tersebut secara hirarki dilaksanakan oleh KPU Pusat, KPU Propinsi, dan KPU Kabupaten/ Kota
sesuai dengan amanat Undang-Undang No. 15 Tahun 2011 Tentang Komisi Pemilihan Umum.
Sehingga dalam lingkup kabupaten/kota maka tugas untuk membangun kesadaran politik
masyarakat dilaksanakan oleh Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Kota salah satunya seperti
tugas yang dilaksanakan oleh Komisi Pemilihan Umum Kota Medan. Komisi Pemilihan Umum
Kabupaten Medandalam melakukan upaya untuk meningkatkan partisipasi politik masyarakat
tentu harus menentukan strategi yang disesuaikan dengan karateristik masyarakat setempat,
sehingga dapat terbina sinergitas antara Komisi Pemilihan Umum dengan masyarakat. Dari latar
belakang inilah sangat penting untuk diketahui bagaimanakah strategi yang dilakukan oleh
Komisi Pemilihan Umum Kota Medan, serta apa sajakah kendala strategi Komisi Pemilihan
Umum Kabupaten Medandalam upaya meningkatkan partisipasi politik masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah

Dengan demikian yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

- Upaya KPU dalam memberikan sosialisasi politik, pendidikan politik dan komunikasi
politik
- Bentuk-bentuk sosialisasi politik, pendidikan politik dan komunikasi politik
- Hambatan KPU Kota Medan dalam memberikan sosialisasi politik, pendidikan politik
dan komunikasi politik
BAB II

LANDASAN TEORI
2.1 Landasa Teori

Kinerja KPU pada hakekatnya merupakan suatu bagian dari proses atau kegiatan untuk
mencapai sasaran- sasaran untuk mencapai jumlah maksimal pemilih kota Medan sesuai dengan
target kinerja yang ditetapkan. Sasaran ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas dan
legalitas Pemilu yang demokratis. Sasaran ini dicapai dengan berbagai program kegiatan.
Adapun capaian indicator kinerja KPU Kota Medan adalah "persentase masyarakat yang
menggunakan hak pilihnya". Persentase partisipasi masyarakat yang menggunakan hak pilihnya
didasarkan pada target nasional sebesar 75%, namun dalam pelaksanaanya realisasi dari
partisipasi masyarakat tersebut, pada pemungutan suara rata-rata hanya mencapi 25%. Data
tersebut didapat darib berita acara perhitungan suara dalam pemilukada. Faktor yang
mempengaruhi hal tersebut adalah masyarakat belum terbuka pikirannya bahwa pelaksanaan
pemilu merupakan suatu yang sangat penting untuk menentukan pemimpin atau dengan kata lain
mereka belum memahami bahwa mereka juga harus ikut dalam berpolitik, pemilih terdaftar
tetapi tidak menggunakan hak pilihnya.

Strategi Komisi Pemilihan Umum dalam upaya meningkatkan partisipasi politik


masyarakat pada pemilukada

Strategi merupakan sebuah langkah yang dilakukan oleh individu atau organisasi dalam proses
pencapaian tujuannya dengan mengambil langkah-langkah seperti menentukan tujuan dan
sasaran jangka panjang, penggunaan serangkaian tindakan serta pengalokasian sumber daya yang
diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut, Chandler (dalam Salusu 2015:64). Dari ketiga
langkah pelaksanaan strategi tersebut bila dilaksanakan dengan baik maka akan dapat mencapai
hasil yang maksimal. Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Medandalam upaya meningkatkan
partisipasi politik masyarakat pada pemilukada Tahun 2015, strategi yang digunakan yaitu
dengan melakukan sosialisasi pemilukada kepada masyarakat. Penerapan strategi sosialisasi
tersebut dapat kita lihat dari tiga langkah pelaksanaan strategi antara lain sebagai berikut:
a. Formulasi dan sasaran jangka panjang

Formulasi dan sasaran jangka panjang merupakan sebuah upaya yang dilakukan oleh
organisasi dalam melakukan perencanaan dengan mempertimbangkan beberapa aspek
penting antara lain yaitu mengenai kondisi lingkungan serta identifikasi ancaman peluang,
perhiutngan mengenai kekuatan dan kelehaman organisasi, identifikasi tujuan serta nilai-nilai
organisasi yang hendak dicapai. KPU Medan dalam hal tahap ini sudah memenuhi beberapa
aspek penting, selain itu juga pada tahapan formulasi ini sudah menunjukkan adanya
kejelasan dalam perencanaan, hal ini dapat dilihat dari penentuan dan pelaksanaan sosialisasi.

Selain penetapan tujuan dan sasaran sosialisasi, KPU juga menetapkan metode yang akan
digunakan dalam pelaksanaan sosialisasi, metode tersebut berupa tatap muka dan
pemanfaatan media massa. Pemilihan metode tersebut berdasarkan pertimbangan
kemampuan sumber daya yang dimiliki oleh KPU serta pertimbangan mengenai kondisi
masyarakat kota Medan. Metode ini dengan tujuan agar informasi yang disampaikan oleh
KPU dapat tersampaikan kepada seluruh lapisan masyrakat.

b. Pemilihan Tindakan

Untuk mencapai visi, misi serta tujuan suatu organisasi maka selain dibutuhkan suatu
perencanaan strategi yang matang, hal yang sangat penting juga pada saat pelaksanaannya karena
bilamana pelaksanaan strategi tersebut tidak dijalankan maka akan sangat berpengaruh terhadap
hasil capaian yang akan diperoleh. Berikut adalah tindakan KPU kota Medan dalam
meningkatkan partisipasi politik.

1. Pelaksanaan sosialisasi pemilukada

Sosialisasi pemilukada merupakan sebuah proses penyampaian informasi tentang tahapan,


jadwal, dan program penyelenggaraan pemilihan serta menjalin hubungan sosial dengan
masyarakat sehingga masyarakat dapat dengan aktif untuk berpartisipasi pada pelaksanaan
pemilukada. Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Medandalam upaya meningkatakan partisipasi
politik masyarakat pada pemilukada Tahun 2015, tindakan yang dilakukan yaitu berupa
sosialisasi dengan target sasaran yaitu kepada delapan segmen pemilih. Beberapa bentuk
sosialisasi yang dilakukan oleh KPU adalah:

- Rumah pintar PEMILU

Rumah pintar PEMILU adalah sebuah konsep pendidikan pemilih yang dilakukan melalui
pemanfaatan ruang dari suatu bangunan atau bangunan khusus untuk melakukan seluruh
program aktifitas project edukasi masyarakat. Pada fungsi yang lebih luas, konsep rumah pintar
pemilu itu sendiri menjadi penting untuk menjawab kebutuhan pemilih dan masyarakat umum
akan hadirnya sebuah sarana untuk melakukan edukasi nilai- nilai demokrasi kepemiluan.
Rumah pintar pemilu bisa dijumpai di KPU RI, KPU provinsi, dan KPU kabupaten/ kota. Rumah
pintar pemilu mulai diresmikan tahun 2015 dan ditujukan untuk meningkatkan partisipasi
masyarakat, masih banyak masyarakat yang beranggapan bahwa sistem politik bukan urusan
masyarakat melainkan urusan pemerintah. Rumah pintar pemilu bisa belajar sejarah pemilu di
Indonesia mulai tahun 1955 juga bisa belajar dalam melaksanakan pemilu.

Invitasi public berupa temu komunitas, sarasehan LSM dan organisasi masyarakat, FGD Pegiat
pemilu. Rumah pintar pemilu melakukan sosialiasi pemilu diberbagai media dan sejumlah
kegiatan yang melibatkan masyarakat.

- Melakukan FGD pemilu

Komisi Pemilihan Umum (KPU) kota Medan menggelar kegiatan Focus Group Discussion
(FGD) dengan tema "Sosialisasi tahapan dan regulasi Pemilihan Umum tahun 2019 dan upaya
meningkatkan partisipasi pemilih". Kegiatan yang diikuti oleh lebih kurang 50 orang tsb, di gelar
di Hotel Polonia lantai 2 Ruang Djamin Ginting Jl. Sudirman Medan, Senin 27/11/17.Adapun
peserta terdiri dari Komisioner KPU Kota Medan, Partai Politik, Ketua DPR Kota Medan
(diwakilkan), FKUB, Kesbangpol, Dosen, LSM, Mahasiswa dan Media.

- Melakukan sosialisasi pemilu ke setiap Universitas

Tujuan sosialisasi ini adalah agar mahasiswa dapat ikut serta dalam mengajak masyarakat supaya
sadar politik. Dengan adanya partisipasi dari mahasiswa maka masyarakat akan lebih sadar
sehingga jumlah masyarakat yang sadar akan politik akan lebih maksimal diluar sosialisasi KPU.
Kendala Strategi Komisi Pemilihan Umum Kota Medan dalam Meningkatkan partisipasi
Politik Masyarakat pada Pemilukada

Kendala merupakan suatu hambatan yang menyebakan pelaksanaan suatu kegiatan terganggu
atau kegiatan tersebut tidak dapat terlaksanan dengan baik, dengan begitu akan sangat
berpengaruh terhadap hasil capaian yang akan diperoleh. KPU Kota Medan dalam upaya
meningkatakan partisipasi politik masyarakat pada pelaksanaan pemilukada Tahun 2015
mendapatkan beberapa kendala dalam proses pelaksanaan strategi. Kendala tersebut sebagai
berikut:

1) Kurangnya dukungan finansial untuk sosialisasi

Tahapan ini merupakan bagian yang sangat penting karena dari tahapan inilah Komisi Pemilihan
Umum Kabupaten Medan dapat merumuskan tindakan yang akan dilakukan serta pola-pola apa
saja yang akan digunakan untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. KPU dalam tahapan ini
mendapatkan kendala seperti anggaran sosialisasi yang disediakan oleh pemerintah masih belum
seimbang dengan jumlah penduduk serta luas wilayah Kabupaten Medan sehingga pada tahapan
formulasi program sosialisasi KPU belum mengkaver secara keseluruhan tindakan yang akan
dilaksanakan dalam sosialisasi pemilukada, tetapi KPU hanya memilih beberapa alternatif
tindakan yang dianggap paling penting. Dari kendala ini maka sangat penting bagi KPU dan
Pemerintah untuk memperhatikan mengenai kesiapan finansial dalam hal mendukung
pelaksanaan soialisasi pemilukada selanjutnya.

2) Masyarakat kota Medan masih pasif dalam kegiatan politik

Berdasarkan penyajian data dimuka bahwa dalam upaya meningkatkan partisipasi politik
masyarakat pada pemilukada Kabupaten Medan maka strategi yang digunakan oleh KPU yaitu
dengan melakukan sosialisasi. Dalam sosialisasi tersebut KPU mendapatkan kendala yang
menjadi penghambat lancarnya kegiatan tersebut seperti kurangnya respon masyarakat terhadap
pelaksanaan pemilukada, hal tersebut dilihat dari minimnya tingkat partisipasi masyarakat dalam
mengikuti kegiatan sosialisasi yang dilaksanakan oleh KPU. Dari kendala tersebut dapat
memberikan gambaran bahwa masyarakat Kabupaten Medan belum secarah keseluruhan sadar
akan pentingnya pemilukada sehingga perlu adanya upaya dari pemerintah Kota Medan untuk
mendorong respon masyarakat dalam kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan pemilukada.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi/Objek Penelitian

Lokasi/objek penelitian dilakukan pada Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota
Medan.

3.2 Jenis dan Sumber

Data Sumber data yang penulis gunakan dalam membantu penelitian ini adalah metode
kualitatif yang meliputi:

1. Data primer Menurut Umi Narimawati, (2008;98) data primer adalah data yang berasal
dari sumber asli atau pertama. Data yang dapat langsung dari objek atau sumber utama, yaitu
Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Medan.

2. Data Sekunder Menurut Sugiono (2008:402) data sekunder merupakan data yang
sifatnya mendukung keperluan data primer. Data berupa Jurnal Umum, Buku Besar, Laporan
Realisasi Anggaran, Laporan Operasional, Neraca, Laporan Perubahan Ekuitas, Catatan atas
Laporan Keuangan, dan Struktur Organisasi.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini dapat dibedakan menjadi
dua bagian yaitu sebagai berikut :

1. Wawancara, yaitu merupakan teknik pengumpulan data melalui percakapan dengan


maksud tertentu, percakapan dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewancara yang mengajukan
pertanyaan dan terwancara yang memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut. Dalam hal ini,
Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang mengetahui tentang permasalahan yang diangkat
guna memperoleh informasi yang akurat sehubungan dengan penerapan akuntansi Kantor
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Medan.

2. Dokumentasi, yaitu merupakan teknik pengumpulan data dan informasi yang


dilakukan dengan cara mengumpulkan beberapa data sekunder sehubungan dengan analisis
penerapan akuntansi keuangan yang diterapkan dalam Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU),
seperti: Laporan Keuangan, gambaran umum, struktur organisasi dan sebagainya.

3.4 Teknik Analisis

Data Analisis yang digunakan oleh penulis dengan metode deskriptif. Analisis ini
bermaksud untuk menjelaskan situasi dan kondisi yang dijumpai dalam penelitian pada Kantor
Komisi Pemilihan Umum (KPU) kemudian dibandingkan dengan berbagai teori dan selanjutnya
disajikan dalam bentuk hasil penelitian.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian dimuka maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa: Strategi KPU Kota
Medan dalam upaya meningkatkan partisipasi politik masyarakat pada pemilu tahun 2015 dilihat
dari tiga indikator pelaksanaan strategi yaitu (1). Tahap formulasi dan sasaran jangka panjang,
tahapan ini sudah menunjukan ada kejelasan rencana sosialisasi yang ditetapkan oleh KPU. (2).
Tahap pemilihan tindakan, tahapan ini KPU melaksanakan sosialisasi kepada delapan segmen
pemilih dengan metode sosialisasinya yaitu berupa tatap muka serta penggunaan media massa
dengan pola pelaksanaannya disesuaikan dengan karakteristik segmen yang dituju. (3). Tahap
pengalokasian sumber daya, tahapan ini menunjukan sudah dilaksanakannya kegiatan
peningkatan sumber daya berupa bimbingan teknis kepada seluluh panitia yang akan melakukan
sosialisasi pemilukada. Kendala strategi KPU Kabupaten Medan dalam upaya meningkatkan
partisipasi politik masyarakat pada pemilukada antara lain sebagai berikut: (1). Kurangnya
dukungan finansial untuk sosialisasi yaitu berupa anggaran sosialisasi yang disediakan
pemerintah belum seimbang dengan jumlah penduduk dan luas wilayah Kota Medan (2).
Kepsifan masyarakat dalam mengikuti kegiatan politik. (3). Keterbatasan Sumber daya yaitu
berupa jumlah personil KPU yang masih terbatas untuk menjakau keseluruhan masyarakat di
wilayah kota Medan.
Daftar Pustaka

Efriza, 2012, Political Explore: Sebuah Kajian Ilmu Politik, Bandung:Alfabeta Faturohman
Deden dan Wawan Sobar. 2004. Pengantar Ilmu Politik. Malang : UMM Press.

Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Strategi Komisi Pemilihan Umum Dalam Upaya
Meningkatkan Partisipasi Politik Masyarakat Pada Pemilihan Umum Kepala Daerah

Peraturan KPU No 5 Tahun 2015 Tentang Sosialisasi dan Partisipasi Masyarakat dalam
Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati dan/atau Walikota dan
Wakil Walikota Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif. Alfabeta.
Bandung

http://matatelinga.com/Berita-Sumut/KPU-Medan-Gelar-FGD-Soal-Peningkatan-Partisipasi-
Pemilih

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai