Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PENELITIAN

PERAN KOMISI PEMILIHAN UMUM


DALAM MENYADARKAN PEMILIH
PEMULA AKAN PENTINGNYA HAK PILIH

LUH INDAH SRI PUSPA DEWI

BidangKompetisi Penelitian

SMA Negeri 3 Singaraja


Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali
Tahun 2023
KATA PENGANTAR

Om Swastyastu. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha


Esa yang telah memberikan rahmat dan berkah-Nya sehingga peneliti dapat
membuat dan menyelesaikan tugas projek yang bertema suara demokrasi dengan
judul "Peran Komisi Pemilihan Umum Dalam Menyadarkan Pemilih Pemula
Mengenai Pentingnya Hak Suara" ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi
tugas projek pada kurikulum merdeka. Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang penting nya demokrasi dalam pemilu untuk suatu
negara di kehidupan sehari-hari bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Peneliti juga berterima kepada ibu guru selaku pembina projek peneliti
yaitu Ibu Putu Teti Insani Tanaya, S.Pd. karena telah membimbing peneliti dalam
proses pembuatan laporan penelitian untuk tugas projek ini serta terimakasih juga
untuk rekan - rekan yang telah membantu peneliti dalam menyelesaikan laporan
penelitian ini.

Akhir kata, penyusun berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Peneliti ucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah membantu.
Terimakasih, Om Shanti Shanti Om.

Singaraja 7 oktober 2023

Peneliti

i
ABSTRAK

Penelitian ini dilatar belakangi oleh kesadaran politik pemilih pemula yang
belum memadai sehingga diperlukan strategi Komisi Pemilihan Umum dalam
mengatasi hal tersebut demi masa depan bangsa . Untuk merespons hal itu maka
peneliti melakukan penelitian Peran Komisi Pemilihan Umum Dalam
Menyadarkan Pemilih Pemula Mengenai Pentingnya Hak Suara.
Tujuan yang hendak dicapai pada penelitian ini antara lain (1) mengetahui
apa peran Komisi Pemilihan Umum dalam menyadarkan Pemilih Pemula tentang
pentingnya Hak pilih, (2) strategi Komisi Pemilihan Umum dalam menyadarkan
Pemilih Pemula tentang pentingnya Hak pilih.
Penelitian ini dilakukan dengan metode internet searching pada laman
berita KPU. Hasil penelitian menunjukan Komisi Pemilihan Umum (KPU)
memiliki peran yang sangat penting dalam menyadarkan pemilih pemula tentang
pentingnya hak pilih.
Beberapa cara yang dilakukan oleh KPU untuk mencapai tujuan ini adalah
melalui kampanye, penyuluhan, dan dialog dengan pemilih pemula. Dari data
maka saran kepada KPU agar terus meningkatkan upaya dalam menyadarkan
pemilih pemula tentang pentingnya hak pilih. KPU dapat melakukan peningkatan
kampanye yang lebih kreatif dan inovatif, serta meningkatkan kerjasama dengan
pihak-pihak terkait seperti sekolah-sekolah dan masyarakat.

Kata Kunci: KPU, Pemilih Pemula, Strategi, Peran

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i


ABSTRAK ...................................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................ 2
1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 4
2.1 Kerangka Teori .............................................................................. 4
2.1.1 Konsep Partisipasi Politik .................................................... 4
2.2 Penelitian Terdahulu ...................................................................... 6
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 7
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................ 7
3.2 Sumber Data, Alat dan Bahan ........................................................ 7
3.3 Metode Pemerolehan Data.............................................................. 8
3.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data........................................... 8
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 10
4.1 Gambaran Umum Komisi Pemilihan Umum (KPU) ..................... 10
4.1.2 Visi dan Misi ........................................................................ 10
4.1.3 Struktur Organisasi............................................................... 11
4.2 Strategi KPU .................................................................................. 12
4.2.1 Sosialisasi ............................................................................. 13
4.2.2 Pemilihan Media Komunikasi dalam Sosialisasi ................. 14
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 17
5.1 Kesimpulan..................................................................................... 17
5.2 Saran .............................................................................................. 18
UCAPAN TERIMAKASIH........................................................................... 19
REFERENSI................................................................................................... 20

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Komisi Pemilihan Umum (KPU) adalah lembaga Penyelenggara Pemilu
yang bersifat nasional, tetap, dan mandiri yang bertugas melaksanakan Pemilu.
KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota adalah Penyelenggara Pemilu di Provinsi
dan Kabupaten/Kota. Wilayah kerja KPU meliputi seluruh wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia. KPU menjalankan tugasnya secara
berkesinambungan dan dalam menyelenggarakan Pemilu, KPU bebas dari
pengaruh pihak manapun berkaitan dengan pelaksanaan tugas dan wewenangnya.
Pemilu atau singkatan dari Pemilihan Umum adalah proses demokratis
untuk memilih wakil rakyat atau pejabat pemerintahan secara langsung oleh
warga negara suatu negara. Pemilihan Umum merupakan mekanisme penting
dalam sistem demokrasi modern yang memungkinkan rakyat untuk berpartisipasi
dalam menentukan pemimpin dan kebijakan negara.
Tujuan utama dari pemilu adalah memberikan kesempatan kepada warga
negara untuk menyampaikan suara mereka dan memilih para pemimpin yang akan
mewakili mereka di pemerintahan. Dalam Pemilihan Umum, warga negara yang
memenuhi syarat memiliki hak untuk memberikan suara mereka kepada kandidat
atau partai politik yang mereka pilih. Hasil pemilu kemudian digunakan untuk
menentukan siapa yang akan memegang jabatan politik, baik di tingkat lokal,
regional, maupun nasional.
Hak pilih atau hak pilih adalah hak yang dimiliki oleh penduduk untuk
memilih. Dalam masyarakat yang menerapkan prinsip demokrasi, penduduk yang
mencapai usia pemilihan dibolehkan ikut memilih dalam pemilihan umum. Situasi
ketika hak untuk memilih tidak terhalang oleh ras, jenis kelamin, status sosial
ataupun kepercayaan dikenal sebagai hak pilih universal

Menurut UU Pemilu Bab IV pasal 198 (Ayat 1), Pemilih Pemula adalah
Warga Negara Indonesia yang pada hari pemungutan suara sudah genap berusia

1
17 tahun atau lebih, atau sudah/pernah menikah, yang mempunyai hak memilih
dan sebelumnya belum termasuk pemilih karena ketentuan Undang-Undang
Pemilu.Pemilih pemula yang berada di rentang usia 17-19 tahun sebagian besar
adalah pelajar dan mahasiswa. Segmentasi pemilih pemula tersebut memiliki
kuantitas yang cukup tinggi, ditinjau dari data BPS tahun 2022 penduduk pada
rentang usia 15-19 tahun memiliki angka sebesar 22.163,5 juta jiwa, angka
tersebut menjadi potensi suara Pemilih pemula pada tahun 2024. Pemilih kategori
pemula tentunya belum memiliki pengalaman dalam memillih calon pemimpin
serta belum mengenal bagaimana karakter calon pemimpin kedepannya, oleh
sebab itu mereka cenderung memiliki daya apatisme dan hanya sekedar ikut-
ikutan dalam menentukan keputusan politiknya. Hal tersebut disebabkan tingkat
kesadaran politik pemilih pemula yang belum memadai sehingga diperlukan
strategi Komisi Pemilihan Umum dalam mengatasi hal tersebut demi masa depan
bangsa sesuai visi dari Komisi Pemilihan Umum.Dari latar belakang tersebut
maka peneliti memilih judul “Peran Komisi Pemilihan Umum dalam
menyadarkan Pemilih Pemula Akan Pentingnya Hak pilih”.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa peran Komisi Pemilihan Umum dalam menyadarkan Pemilih
Pemula tentang pentingnya Hak pilih?
2. Bagaimana strategi Komisi Pemilihan Umum dalam menyadarkan
Pemilih Pemula tentang pentingnya Hak pilih?

1.3 TUJUAN PENELITIAN


1. Untuk mengetahui apa peran Komisi Pemilihan Umum dalam
menyadarkan Pemilih Pemula tentang pentingnya Hak pilih
2. Menganalisis strategi Komisi Pemilihan Umum dalam menyadarkan
Pemilih Pemula tentang pentingnya Hak pilih.

1.4 MANFAAT PENELITIAN


1. Manfaat Teoritis
- Meningkatkan pemahaman tentang sistem demokrasi: Penelitian ini akan

2
membantu dalam memperdalam pemahaman tentang konsep dasar
demokrasi dan pentingnya partisipasi aktif dalam pemilihan umum. Hal ini
mendorong diskusi akademik tentang pengaruh KPU dalam membentuk
budaya politik demokratis di masyarakat.
- Mengembangkan teori-teori terkait di bidang politik: Penelitian ini dapat
memberikan kontribusi untuk mengembangkan teori-teori baru tentang
peran lembaga-lembaga pemilihan umum dalam membentuk partisipasi
politik masyarakat. Temuan dan penemuan dari penelitian ini dapat menjadi
dasar untuk penelitian lebih lanjut di masa depan.
- Meningkatkan literatur akademik tentang demokrasi: Laporan penelitian
ini akan menjadi tambahan penting untuk literatur akademik yang ada
tentang demokrasi dan partisipasi politik. Hal ini akan melengkapi
pengetahuan yang ada dengan menambah pemahaman tentang peran KPU
dalam menyadarkan pemilih pemula tentang pentingnya hak suara.
2. Manfaat Praktis
Memberikan masukan kebijakan: Temuan dari penelitian ini dapat
memberikan masukan langsung bagi KPU dan lembaga pemerintah terkait
dalam merumuskan kebijakan yang lebih efektif dan efisien untuk
meningkatkan partisipasi pemilih pemula. Dengan mengetahui peran KPU
yang paling efektif dalam menyadarkan pemilih pemula, kebijakan
penggunaan sumber daya publik dapat lebih terarah dan terfokus.
- Meningkatkan kesadaran masyarakat: Dengan melibatkan pemilih pemula
dalam penelitian ini, masyarakat secara keseluruhan juga dapat
meningkatkan kesadaran tentang pentingnya hak suara dan partisipasi
politik. Laporan penelitian ini dapat menjadi alat penting untuk memberikan
pemahaman yang lebih baik kepada pemilih pemula dan masyarakat luas
tentang peran KPU dan hak suara dalam demokrasi.
- Meningkatkan partisipasi politik: Penelitian ini juga dapat memberikan
dampak positif dalam meningkatkan partisipasi pemilih pemula dalam
pemilihan umum. Dengan lebih memahami pentingnya hak suara, pemilih
pemula dapat lebih termotivasi untuk terlibat dalam proses demokrasi dan
menggunakan hak suara mereka secara aktif.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kerangka Teori


2.1.1 Konsep partisipasi politik
Dalam suatu negara yang manganut sistem demokrasi, partisipasi politik
merupakan suatu hal yang tak bisa terpisahkan dalam kehidupan politik suatu
negara. (Sahid, 2011: 175), mengemukakan gagasannya bahwa partisipasi politik
merupakan salah satu indikator utama. Artinya suatu negara bisa disebut sebagai
demokrasi jika pemerintah yang berkuasa memberi kesempatan yang seluas-
luasnya kepada warga negara untuk berpartisipasi dalam kegiatan politik.
Sebaliknya, warga negara yang bersangkutan juga harus memperlihatkan tingkat
partisipasi politik yang cukup tinggi. Jika tiadak maka kadar kedemokratisan
negara tersebut masih diragukan.
Berdasarkan gagasan tersebut jelas bahwa partisipasi politik merupakan
suatu komponen yang sangat penting dalam kehidupan politik pada suatu Negara
yang menganut sistem demokrasi. Partisipasi politik bukan hanya sekedar
memberikan hak suara untuk memilih pemimpin mereka, tetapi lebih dari itu
bahwa partisipasi politik warga negara yang aktif juga menunjukkan bahwa suatu
negara tersebut telah layak disebut sebagai negara demokrasi.
1. Definisi Partisipasi Politik
Partisipasi politik merupakan konsep yang sudah populer dalam ilmu
politik, namun demikian penggunaannya sering bermacam-macam sehingga
menimbulkan pemahaman konsep yang berbeda-beda. Sekalipun demikian,
sebagian besar ilmuan politik sepakat bahwa yang dimaksudkan dengan
partisipasi politik itu adalah bagaimana keterlibatan masyarakat atau rakyat
banyak di dalam kegiatan-kegiatan politik.
Tujuan utama daripada kegiatan-kegiatan politik ini adalah untuk
mempengaruhi proses perumusan dan pelaksanaan kebijakan pemerintah.
(Sitepu,2012:92) Menurut Budiarjo (2008: 367) partisipasi politik adalah kegiatan
seseorang atau kelompok orang untuk ikut serta secara aktif dalam kehidupan
politik, antara lain dengan jalan memilih pimpinan negara dan, secara langsung

4
atau tiadak langsung, mempengaruhi kebijakan pemerintah (public policy).
Kegiatan ini mencakup tindakan seperti memberikan suara dalam pemilihan
umum, menghadiri rapat umum, mengadakan hubungan (containing) atau
lobbying dengan pejabat pemerintah atau anggota parlemen, menjadi anggota
partai atau salah satu gerakan sosial dengan direct actionnya, dan sebagainya.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka yang dimaksud dengan
Partisipasi politik dalam penelitian ini adalah mengkaji apakah peran KPU dalam
menyadarkan pemilih pemula tentang pentingnya hak pilih secara langsung
berhubungan dengan tingkat partisipasi pemilih pemula di dalam pemilihan
umum.
2. Teori Sosialisasi Politik
Proses sosialisasi dipengaruhi oleh pengalaman sebelumnya yang
diperoleh individu dalam kehidupan. Hal ini dijelaskan oleh Almond (1984: 325)
bahwa pengalaman sosialisasi akan mempengaruhi tingkah laku politik
dikemudian hari yang terjadi sebelumnya dalam kehidupan. Selanjutnya
pengalaman tersebut bukan pengalaman yang bersifat politik tetapi memiliki
berbagai konsekuensi politik laten yaitu yang tidak dimaksudkan melahirkan
impak politik sedang impak tersebut tidak terorganisir adanya.
Sosialisasi politik merupakan bagian yang penting dari suatu sistem politik karena
dengan adanya sosialisasi politik maka seorang individu dapat mempelajari politik
baik secara disadari ataupun tidak disadari oleh masing- masing individu tersebut.
Menurut Kweit (1986: 92) bahwa secara umum, sosialisasi politik dapat
didefinisikan sebagai suatu proses melalui mana individu belajar tentang politik.
Sosialisasi politik adalah proses bagaimana memperkenalkan sistem politik pada
seseorang dan bagaimana orang tersebut menentukan tanggapan serta reaksi-
reaksinya terhadap gejala-gejala politik.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa sosialisasi politik ditentukan oleh
lingkungan sosial, ekonomi, dan kebudayaan dimana individu berada; selain itu
juga ditentukan oleh interaksi pengalaman-pengalaman serta kepribadiannya
(Rush, 2007: 25). Efriza (2012: 17) mengungkapkan bahwa sosialisasi politik
merupakan bagian dari suatu proses sosial. Sosialisasi adalah suatu kegiatan
pengajaran dan pendidikan yang dilakukan individu atau suatu kelompok kepada

5
individu atau kelompok lainnya yang berlangsung secara alamiah. Pada
prosesnya, pengajaran dan pendidikan itu bersinggungan dengan nilai-nilai
politik. Hal ini dapat dipahami bahwa nilai-nilai politik yang melekat pada setiap
invidu tersebut akan berbeda. Selanjutnya dijelaskan bahwa proses terhadap
individu-individu sampai pada kadar yang berbeda, salah satunya bisa terlibat
dalam satu sistem politik yaitu partisipasi politik.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka yang dimaksud dengan
sosialisasi politik dalam penelitian ini adalah mengkaji bagaimana KPU
menjangkau pemilih pemula melalui media sosial, kampanye publik, atau kegiatan
lainnya untuk menyampaikan pesan tentang pentingnya hak pilih.

2.2 Penelitian terdahulu


Sebagai pembuktian untuk ke orisinalitas penelitian, dalam hal ini peneliti
mencantumkan beberapa penelitian terdahulu yang memiliki tema sama dengan
penelitian ini. Akan tetapi dengan pembahasan serta objek yang memiliki
perbedaan. Adapun penelitian terdahulu tersebut adalah sebagai berikut.
1. Neli Nurmala, judul skripsi Strategi Sosialisasi Komisi Pemilihan
Umum Kabupaten Malang Menekan Angka Golput Dalam Pemilihan
Gubernur Jawa Timur, merupakan mahasiswa program studi Hukum Tata
Negara (Siyasah) Fakultas Syariah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.
2. Wibowo Saputra, judul skripsi Strategi Komisi Pemilihan Umum
Kabupaten Boyolali Dalam Meningkatkan Partisipasi Pemilih Dalam
Pemilihan Umum Tahun 2019, merupakan mahasiswa program studi
Hukum Tata Negara Fakultas Syariah UIN Maulana Malik Ibrahim
Malang.

6
BAB III
METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan sebuah langkah yang dilakukan untuk


mendapatkan hasil penelitian yang akurat dan jelas kebenarannya. Metode berasal
dari kata methodos (Yunani) yang dimaksud cara atau menuju suatu jalan. Metode
merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan suatu cara kerja (sistematis)
untuk memahami suatu subjek atau objek penelitian, sebagai upaya serta langkah
untuk menemukan jawaban yang tepat dan dapat dipertanggungjawabkan secara
ilmiah dan termasuk keabsahannya. Jadi metode penelitian adalah kegiatan ilmiah
yang nantinya menjadi angkah-langkah yang harus dilewati dalam melakukan
sebuah penelitian. Maka dari itu berikut metode penelitian yang dilakukan oleh
peneliti:

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian


Penelelitian ini dilakukan secara online melalui Wharsapp pada pukul
20.38 WITA
3.2 Sumber Data, Alat, dan Bahan
Data adalah sekumpulan informasi, sedangkan dalam pengertian bisnis,
data adalah sekumpulan informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan
(Kuncoro, 2009: 145). Dalam melakukan penelitian ini digunakan dua jenis
sumber data yang dibedakan berdasarkan cara mendapatkannya yaitu :
a. Data primer merupakan data yang diperoleh melalui wawancara yang
dilakukan kepada salah satu siswa yang elah mendapatkan imbas peran
dari KPU
b. Data sekunder adalah data yang diperoleh selain dari objek penelitian.
Seperti
buku/literature yang berkaitan dengan evaluasi serta jurnal ilmiah,
informasi
web, blog yang berhubungan dengan penelitian.

7
Alat dan bahan yang akan digunakan dalam penelitian ini meliputi
software, metode, dan teknik dalam penelitian.

3.3 Metode Pemerolehan Data


1) Internet searching, dengan mempelajari jurnal, blog, artikel dari KPU
dan literature-literatur yang relevan untuk acuan penelitian.
2) Wawancara, dengan cara melakukan wawancara dengan pihak siswa
yang mendapatkan pengimbasan langsung dari KPU

3.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data


Pengolahan data diperlukan dalam suatu karya tulis dengan bertujuan data-
data yang didapatkan tersusun rapi serta terjamin keasliannya. Berikut beberapa
teknik pengolahan data dalam penelitian ini.
1. Pemeriksaan Data (Editing)

Editing (pemeriksaan data) bertujuan untuk memilah data-data yang


penting dan ada relevansinya dengan judul penelitian serta rumusan
masalah. Pada tahap ini dilakukan pengkajian ulang dari hasil wawancara
maupun dokumentasi yang bertujuan untuk melihat data-data tersebut
apakah sudah lengkap, tepat, akurat serta baik dan dapat diproses pada
tahap selanjutnya.

2. Klasifikasi (Classifiying)

Setelah proses pemeriksaan data, selanjutnya data-data tersebut akan


diklasifikasikan sesuai dengan apa yang diperlukan. Klasifikasibertujuan
untuk memposisikan atau mengelompokkan setiap data berdasarkan
kategori dan klasifikasi-klasifikasinya. Klasifikasi juga memudahkan
peneliti untuk menganalisis permasalahan dengan data dari narasumber.

3. Verifikasi (Veriviying)

Verifikasi adalah metode yang dalam penelitian untuk mendapatkan hasil


yang akurat dan terjamin orisinalitasnya. Verifikasi merupakan pengkajian

8
mendalam terhadap data-data yang diperoleh dan dikumpulkan baik dari
hasil wawancara maupun dokumentasi dengan tujuan untuk memperoleh
keabsahan atau validitas data yang diperlukan pada penelitian sehingga
data dapat diketahui sesuai atau tidaknya untuk dijadikan penelitian.

4. Analisis (Analyzing )

Analisis merupakan proses menelaah data yang telah dikumpulkan


maupun diolah sebaik mungkin untuk kemudian dianalisis menggunakan
teori serta konsep yang digunakan dalam penelitian.

5. Kesimpulan (Concluding)

Hasil dari penelitian secara keseluruhan akan disimpulkan, sehingga


mempermudah pembaca untuk memahami serta menemukan inti dari hasil
penelitian ini. Pada tahap kesimpulan akan menjawab semua rumusan
masalah dalam penelitian ini.

9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Komisi Pemilihan Umum


Komisi Pemilihan Umum (KPU) adalah lembaga penyelenggara pemilu
yang bersifat nasional, tetap, dan mandiri yang bertugas melaksanakan pemilu.
KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota adalah Penyelenggara Pemilu di Provinsi
dan Kabupaten/Kota. Wilayah kerja KPU meliputi seluruh wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia. KPU menjalankan tugasnya secara
berkesinambungan dan dalam menyelenggarakan Pemilu, KPU bebas dari
pengaruh pihak manapun berkaitan dengan pelaksanaan tugas dan wewenangnya.
dalam Undang-Undang dasar No. 15 Tahun 2011 menyatakan bahwa
penyelenggara pemilu adalah lembaga yang menyelenggarakan pemilu yang
terdiri atas Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu sebagai
satu kesatuan fungsi penyelenggara pemilu untuk memilih anggota Dewan
Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah, Presiden dan Wakil Presiden secara lansung oleh rakyat, serta memilih
Gubernur, Bupati, dan Walikota secara demokratis sehingga penyelenggaran
pemilu harus berkomitmen dan berpedoman pada azas LUBER (Langsung,
Umum, Bebas dan Rahasia) JURDIL (Jujur dan Adil).

4.1.2 Visi dan Misi


VISI
Menjadi Penyelenggara Pemilihan Umum yang Mandiri, Professional, dan
Berintegritas untuk Terwujudnya Pemilu yang LUBER dan JURDIL

MISI
Meningkatkan kualitas penyelenggaraan Pemilu yang efektif dan efisien,

10
transparan, akuntabel, serta aksesibel; meningkatkan integritas,
kemandirian, kompetensi dan profesionalisme penyelenggara Pemilu
dengan mengukuhkan code of conduct penyelenggara Pemilu; menyusun
regulasi di bidang Pemilu yang memberikan kepastian hukum, progesif,
dan partisipatif; meningkatkan kualitas pelayanan Pemilu untuk seluruh
pemangku kepentingan meningkatkan partisipasi dan kualitas pemilih
dalam Pemilu, Pemilih berdaulat Negara kuat; dan mengoptimalkan
pemanfaatan kemajuan teknologi informasi dalam penyelenggaraan
Pemilu.

4.1.3 Struktur Organisasi


Organisasi adalah sekelompok orang pemegang posisi yang harus
dikordinasikan. Tersusun dari sejumlah subsistem yang saling ketergantungan
satu dengan yang lainnya, yang secara bersama-sama memfokuskan usaha mereka
untuk mencapai tujuan tertentu.
Oleh karena itu, sangat perlu adanya struktur dalam suatu organisasi untuk
memberikan gambaran terkait kedudukan tiap orang dalam organisasi, tugas yang
dilaksanakan serta wewenang dan tanggung jawab tiap personil.Struktur
organisasi yaitu mengidentifikasikan tanggung jawab bagi masing-masing posisi
jabatan dan hubungan diantara posisi-posisi tersebut.
Meskipun struktur organisasi hanya menyajikan kerangka kerja organisasi
tetapi merupakan subsistem yang penting, struktur organisasi disusun untuk
membantu mencapai tujuan organisasi yang lebih efektif.
Adapun struktur organisasi Komisi Pemlihan umum yaitu :
Ketua: Hasyim Asy'ari
Anggota: Betty Epsilon Idroos, Mochamad Afifuddin, Parsadaan Harahap,
Yulianto Sudrajat, Idham Holik, August Mellaz.

Susunan Penanggung Jawab Divisi


1. Yulianto Sudrajat (Ketua) dan Parsadaan Harahap (Wakil Ketua) pada Divisi
Perencanaan, Keuangan, Umum, Rumah Tangga dan Logistik.
2. August Mellaz (Ketua) dan Betty Epsilon Idroos (Wakil Ketua) pada Divisi

11
Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, dan Partisipasi Masyarakat
3. Betty Epsilon Idroos (Ketua) dan Mochammad Afifuddin (Wakil Ketua) pada
Divisi Data dan Informasi
4. Parsadaan Harahap (Ketua) dan Yulianto Sudrajat (Wakil Ketua) pada Divisi
Sumber Daya Manusia, Organisasi, Pendidikan dan Pelatihan dan Penelitian dan
Pengembangan.
5. Idham Holik (Ketua) dan August Mellaz (Wakil Ketua) pada Divisi Teknis
Penyelenggaraan.
6. Mochammad Afifuddin (Ketua) dan Idham Holik (Wakil Ketua) pada Divisi
Hukum dan Pengawasan.

Susunan Koordinator Wilayah


1. Parsadaan Harahap (Ketua) dan Yulianto Sudrajat (Wakil Ketua) pada
Koordinator Wilayah Provinsi Sumatera Utara, Bengkulu, Kalimantan Timur,
Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi Tenggara.
2. Yulianto Sudrajat (Ketua) dan Betty Epsilon Idroos (Wakil Ketua) pada
Koordinator Wilayah Provinsi Jawa Tengah, Bali, Gorontalo, Kalimantan Tengah,
Kepulauan Bangka Belitung, dan Maluku Utara
3. Mochammad Afifuddin (Ketua) dan August Mellaz (Wakil Ketua) pada
Koordinator Wilayah Provinsi Papua, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan,
Lampung, Kepulauan Riau, dan Banten.
4. Betty Epsilon Idroos (Ketua) dan Idham Holik (Wakil Ketua) pada Koordinator
Wilayah Provinsi DKI Jakarta, Sumatera Barat, Maluku, Sulawesi Tengah,
Kalimantan Utara, dan D.I. Yogyakarta.
5. Idham Holik (Ketua) dan Parsadaan Harahap (Wakil Ketua) pada Koordinator
Wilayah Provinsi Jawa Barat, Papua Barat, Kalimantan Selatan, Aceh, Sulawesi
Barat, dan Sumatera Selatan.
6. August Mellaz (Ketua) dan Mochammad Afifuddin (Wakil Ketua) pada
Koordinator Wilayah Provinsi Jawa Timur, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara
Timur, Jambi dan Riau.

4.1.4 PERAN KOMISI PEMILIHAN UMUM

12
Dalam Pasal 10 Undang-undang Nomor 3 Tahun 1999 tentang Pemilihan
Umum dan Pasal 2 Keputusan Presiden Nomor 16 Tahun 1999 tentang
Pembentukan Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Penetapan Organisasi dan
Tata Kerja Sekertariat Umum Komisi Pemilihan Umum (KPU), dijelaskan bahwa
untuk melaksanakan Pemilihan Umum, Komisi Pemilihan Umum (KPU)
mempunyai tugas kewenangan sebagai berikut:
a. Merencanakan dan mempersiapkan pelaksanaan pemilihan umum
b. Menerima, meneliti dan menetapkan partai-partai politik yang berhak sebagai
peserta pemilihan umum
c. Membentuk panitia pemilihan Indonesia yang selanjutnya disebut PPI dan
mengkoordinasikan kegiatan Pemilihan Umum mulai dari tingkat pusat sampai
ditempat pemungutan suara yang selanjutnya disebut TPS
d. Menetapkan jumlah kursi anggota DPR,DPRD I dan DPRD II untuk setiap
daerah pemilih
e. Menetapkan keseluruhan hasil Pemilihan Umum di semua daerah pemilihan
untuk DPR, DPRD I dan DPRD II
f. Mengumpulkan dan mensistematiskan bahan-bahan serta data hasil Pemilihan
Umum
g. Memimpin tahapan kegiatan Pemilihan Umum

Dalam pasal 2 keputusan Presiden Nomor 16 Tahun 1999 terdapat


tambahan huruf:
a. Tugas dan kewenangan lainnya yang ditetapkan dalam Undang-undang Nomor
3 Tahun 1999 tentang Pemilihan Umum
Sedangkan dalam Pasal 11 Undang-undang Nomor 3 Tahun 1999 tersebut juga
ditambahkan, bahwa selain tugas dan kewenangan Komisi Pemilihan Umum
(KPU) sebagai dimaksud dalam Pasal 10, selambat-lambatnya 3 (tiga) tahun
setelah Pemilihan Umum dilaksanakan, Komisi Pemilihan Umum (KPU)
mengevaluasi sistem Pemilihan Umum.

4.2 Strategi KPU


4.2.1 Sosialisasi

13
Menurut Cheppy Haricapyono istilah sosialisasi pada umumnya digunakan
pada ahli-ahli ilmu sosial untuk menunjukkan cara bagaimana anak-anak atau
generasi lebih muda diperkenalkan dengan nilai-nilai dan sikap-sikap yang dianut
oleh masyarakat, serta bagaimana mereka mempelajari peranan-peranan yang
diharapkan mereka jalankan kelak jika sudah dewasa.” Sedangkan sosialisasi
politik bertujuan memberikan pendidikan politik yang mana menurut Joko J
Prihatmoko adalah membentuk dan menumbuhkan kepribadian politik dan
kesadaran politik serta partisipasi politik rakyat.Sosialisasi merupakan salah satu
tugas dan kewenangan yang harus dilaksanakan oleh KPU untuk dapat
memberikan hak masyarakat akan informasi Pilkada, sosialisasi bertujuan agar
masyarakat ikut berpartisipasi dalam pesta demokrasi.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan dari laman KPU. Sosialisasi
dilakukan massif di kalangan masyarakat. KPU memiliki program bertema KPU
GOES TO SCHOOL, CAMPUS, dan PESANTREN. Tujuan dari diadakan
sosialisasi ini adalah untuk menyasar pemilih pemula. Sebagai informasi, KPU
Goes to Campus, School dan Pesantren akan digelar di 9 provinsi yang
berdasarkan data partisipasi pemilih pada Pemilu 2019 masuk dalam kategori
rendah, yakni Maluku, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, DKI Jakarta,
Sumatera Barat, dan Sumatera Utara.Pesantren dimaksud adalah pendidikan
keagamaan yang memiliki asrama/pondok, sehingga tidak terbatas pada pesantren
yang berbasis agama Islam saja melainkan agama lainnya juga Sedangkan 3
provinsi lain, yakni Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur dipilih berdasar
partisipasi pemilih pada Pemilu 2019 cukup tinggi dan memiliki Daftar Pemilih
Tetap (DPT) terbanyak di Indonesia
Untuk menarik pemilih muda, kegiatan ini dikemas dengan format
talkshow menghadirkan narasumber Anggota KPU, akademisi dari universitas
dan influencer muda serta dipandu oleh host lokal terbaik. Tidak lupa penampilan
pentas seni budaya atau panggung hiburan, seperti pentas seni musik modern,
tradisional maupun religi diselingi kuis kepemiluan, berupa tanya jawab seputar
kepemiluan.
Narasumber memberikan tips untuk mensukseskan Pemilu 2024 adalah
menggunakan media sosial dengan menyebarkan informasi yang valid (No

14
Hoax) terkait dengan Pemilu dengan melihat informasi dari media sosialnya KPU
RI. Menjadi pioner bagi keluarga dengan mengajak sanak keluarga dalam
menggunakan hak pilihnya, menjadi contoh untuk tidak melakukan golput,
membuat gerakan menolak money politic dengan memberikan edukasi pada orang
sekitarnya akan bahayanya money politik, karena pada dasarnya money politic
akan mencederai nilai luhur demokrasi di IndonesiaDalam penyelenggaraan
pemilu, KPU bekerja dengan berdasar peraturan perundang-undangan yang
berlaku yang disebut dengan Undang-Undang Pemilu dan juga ada Peraturan
KPU kemudian ada surat keputusan selanjutnya ada surat edaran dan lain
sebagainya. Maka KPU pada dasarnya dalam melaksanakan Pemilu tidak
berdasarkan keinginan pribadi namun benar-benar melaksanakan Pemilu itu
berdasarkan aturan yang ada.

4.2.2 Pemilihan media komunikasi dalam sosialisasi


1. Media Cetak
KPU membuat spanduk, reklame, poster sebagai bahan sosialisasi yang
akan disebar ke masyarakat dan ditempelkan pada tempat-tempat tertentu yang
strategis untuk memberikan informasi terkait Pilkada ke masyarakat. Adapun
informasi sosialisasi berupa himbuan untuk menginformasikan tentang lawan
politik uang, dan agar masyarakat tidak golput dalam pemilihan
2. Media social
Media social adalah sebuah wadah untuk bersosialisasi satu sama lain dan

15
dilakukan secara online yang memungkinkan manusia untuk saling berinteraksi
tanpa dibatasi ruang dan waktu. Di media social, para penggunanya dapat saling
berkomunikasi, berinteraksi, berbagi, dan berbagai kegiatan lainnya. KPU
menggunakan Media social untuk sosialisasi pilkada yang dimuat di website resmi
KPU dan facebook yang berisikan tentang informasi terkait Pemilihan Kepada
Daerah (Pilkada). Sosialisasi melalui media sosialisasi lebih mentargetkan kepada
calon pemilih yang sudah mengerti akan teknologi, terutama pemilih pemula dan
pemilih muda yang lebih banyak menggunakan media sosial.
Adanya penggunaan berbagai media komunikasi yang digunakan KPU
dalam sosialisasi merupakan hal yang sangat penting terhadap peningkatan
partisipasi masyarakat, penggunaan media seperti media cetak, media elektronik,
dan media sosial, untuk memberikan informasi terkait pemilu kepada masyarakat
luas, Tidak hanya menggunakan media saja tapi juga mengerahkan anggota KPU
untuk terjung lansung untuk melakukan sosialisasi dan pendidikan pemilih.

16
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian mengenai Peran Komisi Pemilihan
Umum Dalam Menyadarkan Pemilih Pemula Akan Pentingnya Hak Pilih dapat
peneliti simpulkan sebagai berikut:
Komisi Pemilihan Umum (KPU) memiliki peran yang sangat penting
dalam menyadarkan pemilih pemula tentang pentingnya hak pilih. Beberapa cara
yang dilakukan oleh KPU untuk mencapai tujuan ini adalah melalui kampanye,
penyuluhan, dan dialog dengan pemilih pemula.
Melalui kampanye, KPU menggunakan berbagai media seperti televisi,
radio, dan sosial media untuk menyampaikan pesan tentang pentingnya hak pilih.
Melalui kampanye ini, diharapkan pemilih pemula dapat memahami bahwa hak
pilih mereka memiliki dampak yang signifikan dalam menentukan masa depan
negara.
Selain itu, KPU juga melakukan penyuluhan kepada pemilih pemula
dengan mengunjungi sekolah-sekolah. Dalam acara penyuluhan ini, KPU
memberikan gambaran yang jelas tentang pentingnya hak pilih. Hal ini bertujuan
agar pemilih pemula memiliki pemahaman yang baik tentang hak pilih mereka
dan merasa terdorong untuk menggunakan hak suara mereka dengan bijaksana.
Selain melalui kampanye dan penyuluhan, KPU juga melibatkan pemilih
pemula dalam dialog. Dialog ini dilakukan melalui kegiatan sosialisasi yang
diadakan oleh KPU. Dalam dialog ini, pemilih pemula memiliki kesempatan

17
untuk berdiskusi dan mengajukan pertanyaan kepada KPU. Hal ini terbukti efektif
dalam meningkatkan kesadaran pemilih pemula tentang pentingnya hak pilih dan
memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang proses pemilihan umum.
Dengan melakukan peran ini, KPU dapat membantu meningkatkan
partisipasi pemilih pemula dalam pemilihan umum. Partisipasi yang tinggi dari
pemilih pemula akan memberikan kelancaran dan keabsahan dalam proses
demokrasi negara. Selain itu, pemilih pemula yang terlibat secara aktif dalam
pemilihan umum memiliki potensi besar untuk membawa perubahan positif dalam
pembangunan negara.

5.2 Saran
Disarankan agar KPU terus meningkatkan upaya dalam menyadarkan
pemilih pemula tentang pentingnya hak pilih. KPU dapat melakukan peningkatan
kampanye yang lebih kreatif dan inovatif, serta meningkatkan kerjasama dengan
pihak-pihak terkait seperti sekolah-sekolah dan masyarakat. Selain itu, KPU juga
perlu terus memantau dan mengevaluasi efektivitas program-program yang telah
dilakukan, sehingga dapat terus meningkatkan kesadaran dan partisipasi pemilih
pemula dalam pemilihan umum di masa depan.

18
UCAPAN TERIMAKASIH

Terima kasih atas apresiasi terhadap laporan penelitian tentang peran


Komisi Pemilihan Umum dalam menyadarkan Pemilih Pemula tentang
pentingnya hak pilih. Semoga penelitian ini memberikan pemahaman yang lebih
dalam tentang pentingnya hak pilih dan upaya yang dilakukan oleh KPU dalam
meningkatkan partisipasi pemilih pemula.
Peneliti berharap hasil penelitian ini dapat berguna bagi semua pihak yang
terlibat dalam pemilihan umum, terutama KPU dalam merumuskan langkah-
langkah strategis untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi pemilih pemula.
Kami juga berterima kasih atas kerja sama dan dukungan yang diberikan oleh
semua pihak dalam proses penelitian ini.
Peneliti berharap laporan ini dapat menjadi sumber inspirasi dan informasi
yang berguna bagi semua pihak yang memiliki peran dalam membangun
demokrasi yang kuat dan inklusif. Terima kasih sekali lagi atas apresiasi Anda dan
semoga laporan ini dapat memberikan manfaat yang bermanfaat di masa depan.

19
REFERENSI

https://www.bola.com/ragam/read/4907570/contoh-contoh-abstrak-penelitian-
dalam-karya-ilmiah [7 oktober 2023]

https://www.kpu.go.id/berita/baca/10700/peran-pemilih-pemula-dalam-pemilu-
2024
[7 oktober 2023]

https://www.kpu.go.id/berita/baca/11916/cerdaskan-pemilih-pemula-dan-muda-
songsong-pemilu-2024 [7 oktober 2023]

20

Anda mungkin juga menyukai