Oleh
ILHAM LAYLI MURSIDI
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat ALLAH SWT, karena atas limpahan rahmad dan
hidayahNya sehingga makalah dengan judul “Menakar Objektivitas
Gelombang Pemilih Generasi Milenial Dalam Kontestasi Politik Di
Indonesia (Studi Kasus:Pemilihan Presiden Dan Wakil Presiden Tahun
2019 Serta Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Banyuwangi 2020)” dapat
diselesaikan.
Makalah ini disusun dengan maksud dan tujuan sebagai syarat untuk
mengikuti LK II HMI Cabang TulungAgung”. Penulis menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah melibatkan berbagai pihak yang membantu, baik secara
kritikan, maupun secara material. Maka dari itu ucapan terimakasih penulis
sampaikan kepada pihak yang telah membatu dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, untuk itu penulis mohon kritik dan saran guna menyempurnakan
makalah ini. Harapam penulis agar makalah ini dapat bermanfaat bagi semua
orang.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Cover.....................................................................................................................i
Abstrak.................................................................................................................ii
Kata Pengantar....................................................................................................iii
Daftar isi...............................................................................................................iv
BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian...............................................................................2
1.4 Manfaat Penelitian.............................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENELITIAN...................4
2.1 Demokrasi Elektoral.........................................................................4
2.2 Partai Politik ....................................................................................4
2.3 Pemilihan Umum..............................................................................6
2.4 Metode Penelitian.............................................................................7
BAB II1 PEMBAHASAN...................................................................................9
3.1 Review Pelaksanaan Pemilihan PILPRES 2019 .............................9
3.2 Review Pelaksanaan Pemilihan Pilkada Banyuwangi 2020.............12
3.3 Objektifitas Generasi Millenial Dalam Pemilihan Pilpres 2019 dan
Pilkada Banyuwangi 2020...............................................................14
BAB IV KESIMPULAN ....................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
2
1.3.1 Untuk mengetahui review pelaksanaan pemilihan presiden dan wakil
presiden 2019.
1.3.2 Untuk mengetahuui review pelaksanaan pemilihan bupati dan wakil bupati
banyuwangi 2020.
1.3.3 Untuk mengetahui seberapa besar objektifitas pemuda dalam pemilihan
umum presiden dan wakil presiden 2019 serta pemilihan bupati dan wakil
bupati banyuwangi 2020.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENELITIAN
9
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Review Pelaksanaan Pemilihan Calon Presiden, dan Wakil Presiden RI 2019.
3.1.1 Pembagian Garis Dukungan Partai/Koalisi Kandidat
Pada tahun 2019, terjadi rematch antara jokowi dan prabowo yang
mana pada awalnya pertandingan politik ini terjadi tahun 2014 dan terulang
kembali pada tahun 2019. Meski dengan wakil yang berbeda, peta koalisi
partai tidak banyak berubah, berikut pembagian peta koalisi partai politik
antara Jokowi dan Prabowo:
a) Poros Jokowi
Pertama, dari koalisi partai pengusung dan pendukung jokowi
sebagai Petahana. Beberapa partai politik sudah mendeklarasikan secara
resmi dukungan ke jokowi yakni partai PDIP, GOLKAR, HANURA,
NASDEM, PPP, PKB, dan PKPI. Sejak pilpres Tahun 2014 PDIP, Nasdem,
dan Hanura sudah menjadi partai pendukung jokowi yang berpasangan
dengan jusuf kala. Sementara partai lainnya baru bergabung dalam koalisi
jokowi baru-baru ini.
b) Poros Prabowo
Kedua, dari koalisi partai pengusung dan pendukung prabowo.
Beberapa partai pendukung prabowo yakni Partai Gerindra, PKS,
DEMOKRAT, dan PAN. Partai Gerindra dan Partai PKS sejak awal
pemerintahan jokowi menyatakan diri sebagai oposisi dan masih konsisten
hingga saat ini.
10
3.1.2 Keterlibatan partai dalam proses pemenangan kandidat
Keterlibatan serta konsolidasi sebuah koalisi partai dari masing-
masing calon kandidat memang sangat dibutuhkan untuk mempererat politik
agar lebih kuat dan solid. Dilihat dari momentum pemilihan presidan dan
wakil presiden 2019, partai-partai pendukung mulai menggencarkan strategi
politiknya dalam upaya memenangkan calon kandidat yang di usung.
Menurut lock dan Harris, kampanye terkait erat dengan image politik
(Firmanzah, 2010:275). Dengan demikian konsolidasi pada masa kampanye
perlu dilakukan secara menyeluruh dari tahap awal mulai perencanaan
hingga tahap akhir Evaluasi. Berikut keterlibatan atau strategi aktif yang
dilakukan partai pengusung dalam proses pemenangan kandidat pemilu:
1. Strategi partai pengusung jokowi-Amin
Dalam upaya pemenangan, kubu jokowi menyatakan bahwa telah
terbentuk 10 direktorat dalam tim kampanye. Direktorat tersebut yakni
direktorat progam, keuangan, penggalangan dan jaringan, hukum dan
advokasi, infokom, logistik dan APK, saksi pemilu, konten kampanye,
penggalangan pemilih muda/milennial, dan relawan. Menurut sekjen
Partai Persatuan Pembangunan(PPP) Arsul Sani dibawah 10 direktorat
ini akan ada 34 koordinator wilayah seluruh indonesia. Setiap partai
juga akan menyiapkan 25 juru bicara kampanye pilpres 2019 yang di
bagi sesuai bidangnya masing-masing. Mereka akan mendapat
pelatihan secara profesional sebelum terjun ke lapangan baik untuk
bicara defense ketika diserang serta ofense ketika menyerang (Debora
11
Sanur:2018)
2. Strategi partai pengusung Prabowo-Sandi
Sementara itu partai pengusung dari prabowo juga melancarkan
strategi-strategi politiknya. Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera
mengatakan bahwa tim pemenangan Prabowo-Sandi hanya akan
memuat 6 Direktorat. Meski demikian untuk merancang strategi
pemenangan akan ada tim yang membagi peta wilayah berdasarkan
ukuran kekuatan (Debora Sanur:2018)
12
3.2 Review Pelaksanaan Pemilihan Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati
Kabupaten Banyuwangi 2020
3.2.1 Pembagian Garis Dukungan Partai/Koalisi Kandidat.
Pada tahun 2020 tepatnya tanggal 9 Desember dikabupaten
Banyuwangi telah berlangsung pemilihan kepala daerah kabupaten
13
Banyuwangi . Begitupun seperti halnya pilpres 2019,pilkada di banyuwangi
tahun 2020 juga tak lepas dari partai-partai pendukung masing-masing
kandidat calon bupati dan wakil bupati tersebut. Adapun partai-partai
pendukung yakni:
1. Poros Ipuk-Sugirah
Partai politik yang berporos mendukung Ipuk-Sugirah yaitu Partai
Nasdem, PPP, PDIP, Hanura, dan partai Gerindra.
2. Poros Yusuf-Riza
Adapun partai yang mendukung Yusuf-Riza yaitu Partai Demokrat, PKB,
PKS, Golkar.
Berdasarkan perolehan kursi dari partai koalisi masing-masing
pasangan calon, dapat di lihat bahwa kekuatan Ipuk sedikit lebih unggul
dibandingkan dengan kekuatan Yusuf-Riza. Ipuk-Sugirah mengantongi 56
persen kursi parlemen, sedangkan Yusuf-Riza hanya mendapat 44 persen
kuri parlemen.
15
3.3 Objektifitas Generasi Millenial sebagai Pemilih Dalam Pilpres 2019 dan
Pilkada 2020
3.3.1 Karakteristik dan klasifikasi generasi mileniall
Generasi millenial merupakan generasi yang lahir pada rentang waktu
awal tahun 1980-2000. Mereka disebut millenial karena berdekatan dengan
milenium baru dan dibesarkan di era yang lebih digital. Menurut
(Horovitz,2012) Generasi Y sering disebut Millenial Generation, yaitu
kelompok muda yang lahir awal 1980-2000. Jadi bisa dikatakan generasi
millenial adalah generasi muda masa kini yang saat ini berusia sekitar 15-34
tahun. Kisaran usia tersebut sesuai dengan rata-rata usia mahasiswa yang
menempuh pendidikan di perguruan tinggi sekitar 19-34 tahun. Generasi
muda yang erat dengan tekhnologi juga bisa disebut dengan digital native
atau net generation. Mereka adalah penutur asli dari bahasa digital, karena
lahir di era yang lebih digital (prensky, 2001:1). Dan di era inilah prilaku,
pola pikir generasi millenial banyak dipengaruhi oleh perkembangan
tekhnologi.
Berdasarkan hasil analisa dari situasi disrupsi saat ini generasi
millenial mempunyai karakteristik yang berbeda dari generasi sebelumnya
yaitu:
1. Memiliki kreatifitas dibidang tekhnologi
2. Millenial cenderung malas dan konsumtif
16
3. Millenial lebih tau tekhnologi daripada orang tua mereka
4. Millenial kurang suka membaca buku Konvensional dan lebih suka
membaca buku digital.
5. Millenial lebih bergantung kepada jaringan internet
6. Millenial lebih cenderung pragmatis.
7. Sudah tidak menyukai TV karna hiburan apapun sudah ada di
smartphone.
Setiap generasi memang memiliki karakteristik persamaan ataupun
perbedaan, keunggulan atau kelemahan masing-masing tergantung dari
tahun, tempat, wilayah seseorang lahir. yang paling menonjol pada generasi
millenial ini yaitu kehadiran tekhnologi yang tidak bisa dipisahkan dari
kehidupan generasi millenial. Bagi kaum pedalaman, tekhnologi bukanlah
prioritas utama dalam kemajuan peradaban bangsa karena memang kaum
pedalaman sangat jauh dari tekhnologi sehingga minim pengetahuan akan
baik, buruknya peranan tekhnologi bagi generasi millenial saat ini.
3.3.2 Analisis data dan hasil takaran objektifitas generasi millenial
Disini penulis mencoba menyajikan table dan sampel dari penelitian
mengenai takaran objektifitas gelombang pemilih generasi millenial dalam
kontestasi politik di indonesia, penelitian ini dilakukan kurang lebih selama
2 minggu, dimana hasil data yang diperoleh terbanyak dari wawancara,
melihat pendekatan yang dilakukan yaitu melalui pendekatan kuantitatif
observatif. Berikut ulasan data yang telah diperolah dari beberapa responden
yakni:
Nama Pemilih/Tidak
Memilih Dalam Pilpres
2019 dan Pilkada 2020 UMUR ASAL
Banyuwangi
Suftyan saury 25 Glenmore
Rifqi Jauhari 21 Kabat
Nur Istikomah 21 Karangsari
17
Sulthan Ayung 22 Sumbersari
Hendra 23 Sumbersari
Novia Fitriani 21 Glenmore
Madhu Purwo 26 Kesilir
Miswan 21 Pakistaji
Maya Astarina 21 Truko
Inayah Wulandari 21 Licin
Raeval 25 Muncar
Gilang Ramadhan 21 Parijatah
Sutikno hartanto 27 Songgon
Siti khotizah 21 Alas malang
Sholeh 23 Genteng
Beny 23 Genteng
Diki prasetyo 22 Sempu
Fajar susanto 24 Genteng
Gunawan efendi 24 Lombok
18
Kemudian dari tabel nama-nama diatas ditemukan sampel berupa
diagram lingkar yaitu data faktor yang mempengaruhi responden dalam
pemilihan presiden dan wakil presiden 2019 serta pemilihan Bupati dan
wakil Bupati Banyuwangi 2020. Berikut sampel data yang telah diolah dan
dianalisa sehingga menghasilkan sebuah persentase dalam kontestasi politik
dengan studi kasus Pilpres 2019 dan Pilkada Banyanyuwangi 2020.
20%
75%
19
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIH
DALAM PILKADA BANYUWANGI 2020
kehendak diri GOLPUT
dorongan orang tua
25%
60%
15%
20
1. Faktor yang mempengaruhi pemilih dalam Pilpres 2019:
a. Responden memilih sesuai kehendak diri.
Disini responden memilih sesuai kehendak diri karena memang
mengerti kemampuan memimpin, bukti nyata kualitas dari setiap
kandidat calon presiden maupun wakil presiden, sehingga
memutuskan untuk memilih sesuai kehendak hatinya tanpa ada
paksaan dari siapapun.
b. Responden memilih karena dorongan orang tua.
Disini sebagian responden, memilih karena dorongan orang tua
bukan karena kehendak dirinya. Dikarenakan sang pemilih bimbang
akan pilihannya dan mencari saran atas pilihannya kepada orang tua
sehingga orang tua mengarahkan untuk memilih salah satu calon yang
telah di sarankan.
c. Responden memilih Golput.
Ada beberapa alasan pemilih lebih memilih golput diantaranya:
karena alasan pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan karena
responden bekerja di perusahaan swasta, tidak ada pemimpin yang
sesuai dengan kehendak hatinya , dan apatis terhadap pemilihan
umum.
2. Faktor yang mempengaruhi pemilih dalam Pilkada Banyuwangi 2020:
a. Responden memilih sesuai kehendak diri.
Pertama dalam takaran objektifitas pemilih Ipuk-Sugirah,
responden memilih sesuai kehendak diri dengan alasan ipuk
mempunyai jiwa pemimpin yang merakyat, dari segi kualitas bisa
dilihat saat masih menjadi kader PDIP yang mampu membangun
kesinambungan partai dan masyarakatnya, serta bisa di andalkan
ketika saat memimpin banyuwangi kedepan seperti halnya Abdull
azhar Annas selaku mantan wakil bupati banyuwangi 2 periode dan
juga termasuk istri dari calon Bupati Ipuk Festiandini.
Kedua dalam takaran objektifitas pemilih Yusuf-Riza,
21
responden memilih sesuai kehendak diri dengan alasan Yususf sudah
berpengalaman dalam hal memimpin Banyuwangi, dilihat dari
pengalaman sebelumnya yaitu Yusuf adalah Wakil Bupati 2 periode
yang menemani kepemimpinan Abdullah Azwar Annas kala itu.
b. Responden memilih karena dorongan orang tua.
Ada beberapa alasan yang mempengaruhi responden dalam
memilih sesuai arahan orang tua, yaitu dikarenakan orang tua
responden adalah relawan dari salah satu calon kandidat. Karena
memang di setiap desa-desa terbentuk koalisi relawan dalam
mendukung masing-masing calon kandidat.
c. Responden memilih Golput.
Alasan memilih golput dikarenakan responden menganggap
bahwa dipihak Ipuk sedang terjadi Praktek Politik dinasti, melihat
Ipuk Festiandini adalah istri dari Abdullah Azwar Annas Mantan
Bupati Banyuwangi 2 periode, dan di pihak Yususf sendiri
melakukan politik Agama karena wakil dari Yusuf yaitu Gus Riza
adalah salah satu Pengasuk Pondok Pesantren Terbesar di
Banyuwangi yaitu pondok pesantren Blok Agung. Hal itu lah yang
dijadikan alasan beberapa responden lebih memilih Golput dalam
Pilkada Banyuwangi 2020.
22
BAB IV KESIMPULAN
24
DAFTAR PUSTAKA
Adrain, 1992, Kehidupan Politik dan Perubahan Sosial, Yogyakarta: P.T. Tiara
Wicana
Ariffn, Anwar, 2013, Politik Pencitraan-Pencitraan Politik, Edisi Pertama,
Yogyakarta:Graha Ilmu.
Arikunto, 2002, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Boediardjo, Miriam, 2008, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Boediardjo, Miriam, 1996, Demokrasi di Indonesia, Jakarta: P.T. Gramedia
Pustaka Utama.
Bungin, Burhan, 2001, Metodologi penelitian kualitatif Aktualisasi Metodologis
ke Arah Ragam Varian Kontemporer, Jakarta:Rajawali Pers.
Firmanzah, 2010, Persaingan, Legitimasi Kekuasaan, dan Marketing
Politik:Pembelajaran Politik Pemilu 2009, Jakarta:Yayasan Obor Indonesia.
Horovitz, 2012, After Gen X, Millenials, what should next generation be?, USA
Today, Retrieved 24 November 2012.
Kencana, Syafie & Azhari, 2002, Sistem Politik Indonesia, Bandung:P.T Refika
Aditama
Mashudi, 1993, Pengertian-Pengertian Mendasar Tentang Kedudukan Hukum
Pemilihan Umum Di Indonesia Menurut Undang-Undang Dasar1945,
Bandung:P.T Mandar Maju.
Rahman, Mujibur, 2007, Menggugat Partisipasi Publik Dalam Pemerintahan
Daerah, Malang: Bayu Media Publishing.
Prensky, VOL 9 No 5, 2001, Digital Natives, Digital Immigrant. On The
Horizon:MCB University Press.
Sanur, Debora, Vol 10 No 16, 2018, Konsolidasi dan Strategi Pemenangan
Pemilihan Presiden 2019, Jakarta Pusat:Pusat Penelitian Badan Keahlian
DPR RI.
Surbekti, Ramlan, 1992, Memahami Ilmu Politik , Jakarta: Grasindo.
Sukardja, Ahmad, 2012, Hukum Tata Negara dan Administrasi Negara Dalam
Perspektif Fiqih Siyasah, Jakarta Timur:Sinar Grafika.
Tambunan A.S.S, 1995, Pemilihan Umum di Indonesia dan Susunan &
Kedudukan MPR, DPR, dan DPRD, Bandung:Binacipta.
25
26