Di Susun oleh
Putri Media Pertiwi : 198610192
Candra :
Kurniasih :
Iik :
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
A. Latar belakang masalah...............................................................................1
B. Rumusan masalah........................................................................................2
C. Tujuan penulisan..........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
A. Pengertian Demokrasi Dan Pendidikan Demokrasi......................................3
B. Teori Dan Model-Model Demokrasi.............................................................4
C. Demokratisasi ...............................................................................................7
D. Pelaksanaan Demokrasi Di Indonesia...........................................................7
BAB III PENUTUP.................................................................................................9
A. Kesimpulan....................................................................................................9
i
B. Saran .............................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari latar belakang tersebut diantaranya :
1. Apakah pengertian dari Demokrasi dan pendidikan Demokrasi ?
2. Bagaimana Teori dan model-model demokrasi ?
3. Apa itu Demokratisasi ?
4. Bagaimana pelaksanaan Demokrasi di Indonesia ?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian mengenai demokrasi dan pendidikan demokrasi.
2. Untuk mengenal dan memahami teori-teori dan model-model demokrasi.
3. Untuk mengetahui istilah demokratisasi dan penjabarannya.
4. Untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan demokrasi di Indonesia.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Demokrasi Dan Pendidikan Demokrasi
Dari sudut bahasa (etimologis), demokrasi berasal dari bahasa yunani yaitu demos
yang berarti rakyat dan cratos atau cratein yang berarti pemerintahan. Jadi secara bahasa
Demokrasi adalah Pemerintahan rakyat atau kekuasaan rakyat.
Konsep demokrasi lahir dari yunani kuno yang dipraktikan dalam hidup bernegara
antara abad ke-4 SM sampai abad ke-6 M. Demokrasi yang dipraktikan pada waktu itu
adalah demokrasi langsung (direct democracy), artinya hak rakyat untuk membuat
keputusan-keputusan politik dijalankan secara langsung oleh seluruh rakyat atau warga
Negara. Hal ini dapat dilakukan karena yunani pada waktu itu berupa Negara kota
(polis) yang penduduknya terbatas pada sebuah kota dan daerah sekitarnya, yang
berpenduduk sekitar 300.000 orang. Meskipun ada keterlibatan seluruh warga, namun
masih ada pembatasan, misalnya para anak, wanita, dan budak tidak berhak
berpartisipasi dalam pemerintahan.
Menurut International commission for jurist, demokrasi adalah suatu bentuk
pemerintahan di mana hak-hak untuk membuat keputusan-keputusan politik di
selenggarakan oleh warga Negara melalui wakil-wakil yang di pilih oleh mereka dan
yang bertanggung jawab kepada mereka melalui proses pemilihan yang bebas.
Menurut C.F Strong, demokrasi adalah suatu system pemerintahan dalam mana
mayoritas anggota dewasa dari masyarakat politik ikut serta atas dasar system
perwakilan yang menjamin bahwa pemerintahan akhirnya bmempertanggungjawabkan
tindakan-tindakan kepada mayoritas.
Menurut Samuel Huntington, system politik sebagai demokratis sejauh para pembuat
keputusan kolektif yang paling kuat dalam system itu di pilih melalui pemilihan umum
yang adil, jujur, dan berkala dan di dalam system itu para calon bebas bersaing untuk
memperoleh suara dan hamper semua penduduk dewasa berhak memberikan suara.
Menurut Abraham Lincoln, demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat,
dan untuk rakyat. Rakyat adalah pemegang kekuasaan tertinggi atau kedaulatan
tertinggi di Negara tersebut. Pemerintahan yang menempatkan rakyat sebagai pemegang
kekuasaan tertinggi. Pemerintahan demokrasi dapat dinyatakan pula sebagai sistem
pemerintahan kedaulatan rakyat.
Demokrasi dewasa ini ternyata memerlukan syarat hidup yaitu warga Negara yang
memeliki dan menegakan nilai-nilai demokrasi. Tersedianya demokrasi ini
membutuhkan waktu yang lama, berat dan sulit. Oleh karena itu, secara substantif
berdimensi jangka panjang, guna mewujudkan masyarkat demokratis, pendidikan
demokratis mutlak diperlukan. Karena pada hakikatnya pendidikan demokrasi adalah
sosialisasi nilai-nilai demokrasi supaya bisa diterima dan dijalankan oleh oleh warga
Negara.
3
Tujuan pendidikan demokrasi adalah mempersiapkan warga masyarakat berperilaku dan
bertindak demokratis melalui aktivitas menanamkan pada generasi muda akan
pengetahuan, kesadaran, dan nilai-nilai demokrasi.
1. Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional
Dalam Undang-Undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
dinyatakan pula bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
2. PKN sebagai Pendidikan Demokrasi
Sekarang ini banyak kalangan menghendaki Pendidikan Kewarganegaraan baik
sebagai mata pelajaran di sekolah maupun mata kuliah di perguruan tinggi mengemban
misi sebagai pendidikan nasional.
Tuntutan demikain tidak salah oleh karena secara teoritis, pendidikan kewarganegaraan
adalah salah satu ciri dari pemerintah yang demokratis. International Commission of
Jurist sebagai organisasi ahli hokum internasionaldalam konferensinya di Bangkok 1965
mengemukakan bahwa syarat-syarat dasar untuk terselenggaranya pemerintah yang
demokratis di bawah Rule of Law ialah sebagai berikut :
Perlindungan konstitusionil, dalam arti konstitusi, selain menjamin hak-hak
individu, harus menentukan pula cara prosedural untuk memperoleh
perlindungan atas hak-hak yang dijamin.
Badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak (independent and impartial
tribunals)
Pemilihan umum yang bebas
Kebebasan untuk menyatakan pendapat
Kebebasan untuk berserikat/berorganisasidan beroposisi
Pendidikan kewarganegaraan (civic education)
5
tapi juga perilaku para politisi dan lembaga politik. Dalam demokrasi media massa
masih terdapat partai-partai, asosiasi-asosiasi dan masyarakat bebas, tetapi fungsi dan
peran mereka mengalami perubahan yang besar. Dalam demokrasi media pembentukan
kehendak rakyat secara demokrasi dan pelaksanaanya dalam system politik tidak lagi
memainkan peran sentral.
4. Demokrasi partai yang partisipatif
Sesuai dengan namanya model ini berupaya untuk mengatasi kelemahan-kelemahan
ketiga teori yang telah disebutkan diatas. Demokrasi partai pluralistic dapat
menggabungkan efisiensi politik dan partisipasi. Dalam demokrasi multipartai terjadi
persaingan sejumlah partai untuk meraih pengauh dan kekuasaan, maupun untuk
merencanakan kondisi kehidupan masyarakat. Disatu pihak, partai-partai merupakan
organisasi besar dengan tingkat sentralisasi tertentu dan hadir diseluruh wilayah Negara.
Jika mereka terorganisir dengan baik maka mereka akan mampu melakukan
pembentukan aspirasi politik pada tingkat akar rumput, seperti di kabupaten, kecamatan
dan desa. Mereka juga akan mampu menggabungkan langkah-langkah pengambilan
keputusan pada semua tingkatan organisasi diseluruh wilayah Negara sampai ketingkat
nasional. Demokrasi partai yang berfungsi dengan baik berakar dalam masyarakat sipil
yang aktif dan efektif.
B. Dua model demokrasi
Filsafat politik yang mendasari demokrasi pada prinsipnya bersifat Universal dan
dapat diterapkan pada semua masyarakat dewasa ini. Sebaliknya model-model yang
berkembang diberbagai masyarakat dalam berbagai era sangat bervariasi. Model-model
tersebut dapat dibagi menurut dua perspektif yang berbeda.
1. Demokrasi Presidensial atau Parlementer
Dalam demokrasi presidensial presiden memiliki kedudukan kuat dalam pembuatan
keputusan dan kekuasaan politik yang kuat pula. Kekuasaan politik presiden sering kali
disejajarkan dengan parlemen atau bahkan lebih kuat dari parlemen. Sebaliknya dalam
demokrasi Parlementer, parlemenlah satu-satunya lembaga perwakilan tertinggi untuk
pengambilan keputusan. Peranan presiden pada kasus ini terbatas pada tugas-tugas
mewakili Negara dan penengah dalam situasi konflik. Dalam demokrasi parlementer
kekuasaan pengambilan keputusan politik dijalankan oleh wakil-wakil rakyat sesuai
dengan hasil pemilihan umum. Sebaliknya dalam demokrasi presidensial kepala Negara
yang dipilih secara langsung oleh rakyat merupakan pusat kekuasaan mandiri, yang juga
berpengaruh baik dalam pembentukan pemerintahan maupun penyusunan undang-
undang.
Sesuai dengan budaya politik dalam pengalaman sebuah masyarakat, maka demokrasi
presidensial secara lebih kuat dapat menciptakanunsur kesinambungan dan stabilitas
dalam proses politik.Demokrasi presidensial memerlukan pembatasan kekuasaan yang
jelas, untuk menghindari terjadinya konsentrasi kekuasaan yana hamper menyerupai
dictator. Jika lembaga-lembaga pengimbang seperti parlemen dan pemerintah, partai
dan masyarakat sipil lemah maka mutu demokrasi presidensial dapat merosot secara tak
terkendali dan bahkan pada akhirnya menjadi sebuah kediktatoran.
6
2. Demokrasi perwakilan atau demokrasi langsung
Demokrasi perwakilan mempercayakan sepenuhnya pengambilan keputusan
ditingkat parlemen oleh wakil-wakil yang dipilih. Demokrasi langsung akan
mengalihkan sebanyak mungkin keputusan kepada rakyat yang berdaulat: misalnya
melalui plebisit, referendum, jajak pendapat rakyat, dan keputusan rakyat atau
mengembalikan sebanyak mungkin keputusan ketingkat komunitas local. Norma-
norma dan aturan dasar demokrasi bersifat universal tetapi cara pelaksanaanya harus
diputuskan secara pragmatis sesuai dengan preferensi masyarakat tertentu.
C. Demokratisasi
Sebelum kita berbicara mengenai negara demokrasi, kita harus mengenal terlebih
dahulu istilah demokratisasi, yaitu suatu penerapan kaidah-kaidah atau prinsip-prinsip
demokrasi pada setiap kegiatan politik kenegaraan. Tujuannya adalah terbentuknya
kehidupan politik yang bercirikan demokrasi. Demokratisasi melalui beberapa tahap:
Tahapan pertama adalah penggantian dari penguasa non demokrasi ke penguasa
demokrasi.
Tahapan kedua adalah pembentukkan lembaga-lembaga dan tertib politik
demokrasi.
Tahapan ketiga adalah konsolidasi demokrasi.
Tahapan keempat adalah politik demokrasi sebagai budaya bernegara.
D. Pelaksanaan demokrasi di Indonesia
Indonesia merupakan salah satu negara yang menggunakan sistem demokrasi dalam
sistem pemerintahannya. Indonesia merupakan salah satu negara demokrasi yang dalam
pemerintahan telah ditentukan dalam UUD 1945 bahwa Indonesia menggunakan
demokrasi pancasila. Mengenai mekanisme atau pelaksanaan demokrasi pancasila
sudah diatur dalam UUD 1945, baik yang bertalian dengan pelaksanaan demokrasi
pancasila pada lembaga-lembaga konstitusional di tingkat pusat maupun yang bertalian
dengan pelaksanaan demokrasi pancasila pada lembaga-lembaga konstitusional di
tingkat daerah.
A. Mekanisme Pada Lembaga-lembaga Konstitusional Tingkat Pusat
Pelaksanaan demokrasi Pancasila pada lembaga-lembaga pusat menurut UUD 1945,
harus mengikuti prinsip-prinsip yang termuat dalam UUD 1945. Beberapa prinsip
mekanisme demokrasi Pancasila :
Cita-cita Kenegaraan Kekeluargaan
Faham Unitarisme atau Kesatuan
Faham Negara Hukum
Faham konstitusionalisma
Supremasi MPR
Pemerintah yang Bertanggung Jawab
Pemerintah Berdasarkan Perwakilan
Sistem Pemerinyahan Presidensial
Pengawasan Parlemen terhadap Pemerintah
7
B. Mekanisme Pada Lembaga-lembaga Pemerintah Di Daerah
Pelaksanaan demokrasi Pancasila dibidang kehidupan politik menyangkut pula
lembaga-lembaga Pemerintah di daerah.Dengan pengarahan-pengarahan yang diberikan
dalam Garis-garis Besar Haluan Negara, maka ditetapkan Undang-undang Nomor 5
Tahun 1974 tentang Pokok-pokok pemerintahan di Daerah :
Pengarahan-pengarahan dan prinsip otonomi daerah, sepanjang bersangkutan
dengan daerah otonomadalah bahwa pemberian otonomi itu haruslah sesuai dan
serasi dengan pembinaan dan kesatuan bangsa, dapat menjamin hubungan yang
serasi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah dan dapat menjamin
perkembangan dan pembangunan daerah.
Pembagian wilayah Negara R.I.,Uniteritorial .
Lembaga-lembaga Kenegaraan di Daerah.
Badan Pertimbangan Daerah.
C. Mekanisme Pada Kehidupan Politik Rakyat
Adapun pelaksanaan pelaksanaan demokrasi Pancasilan dibidang kehidupan politik
rakyat (infra struktur politik) kita dapat berpegang pada UUD 1945 dan UU Nomor 3
tahun 1975, tentang partai politik dan golongan karya.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan perubahan UUD 1945 pasal 1 ayat 2 “kedaulatan berada ditangan
rakyat dan dilaksanakan menurut undang-undang dasar”. Hal ini berarti kedaulatan
tidak lagi dilaksanakan oleh sepenuhnya oleh MPR. Selanjutnya Pasal 1 ayat 3 UUD
1945 yang berbunyi “Indonesia adalah merupakan negara hukum”. Lembaga-lembaga
negara berdasarkan perubahan UUD 1945 adalah MPR, Presiden, DPR, DPD, BPK,
MA, Mahkamah Konstitusi. Dengan semangat era reformasi kita sepakat untuk tidak
melakukan amandemen pembukaan UUD 1945, maka demokrasi yang ditetapkan di
Indonesia adalah Demokrasi Pancasila.
Menurut Abraham Lincoln berpendapat bahwa demokrasi adalah sistem
pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat (democracy is goverment of the
people, by the people, for the people) yang kemudian kita kenal dengan demokrasi
modern. Ada dua asas pokok tentang demokrasi yaitu pengakuan partisipasi rakyat di
dalam pemerintahan dan pengakuan hakikat dan martabat manusia.
B. Saran
Penulis menyadari jika makalah ini masih jauh dari sempurna. Kesalahan ejaan,
metodologi penulisan dan pemilihan kata serta cakupan masalah yang masih kurang
adalah diantara kekurangan dalam makalah ini. Karena itu saran dan kritik membangun
sangat kami butuhkan dalam penyempurnaan makalah ini.
9
DAFTAR PUSTAKA
https://anandakukuh.wordpress.com/2011/03/13/makalah-demokrasi-dan-pendidikan-
demokrasi/
10