Anda di halaman 1dari 13

z

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata kuliah : Pembelajaran PKN SD
Dosen pengampu : Bapak Syamsul Qomar , S.Pd , M.Pd

Di Susun oleh
Putri Media Pertiwi : 198610192
Candra :
Kurniasih :
Iik :

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
STKIP ARRAHMANIYAH
DEPOK 2021
KATA PENGANTAR

Tangerang, 09 januari 2021

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
A. Latar belakang masalah...............................................................................1
B. Rumusan masalah........................................................................................2
C. Tujuan penulisan..........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
A. Pengertian Demokrasi Dan Pendidikan Demokrasi......................................3
B. Teori Dan Model-Model Demokrasi.............................................................4
C. Demokratisasi ...............................................................................................7
D. Pelaksanaan Demokrasi Di Indonesia...........................................................7
BAB III PENUTUP.................................................................................................9
A. Kesimpulan....................................................................................................9

i
B. Saran .............................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah


Negara-negara modern dewasa ini menggolongkan diri mereka ke dalam demokrasi, yaitu
negara yang pemerintahanya dijalankan “oleh rakyat dan untuk rakyat”,sekalipun dalam
mekanisme pemerintahanya baik yang menyangkut infrastruktur politik maupun supra struktur
politik, berbeda satu dengan yang lain. Inggris misalnya, suatu kerajaan dengan system
pemerintahan parlementer dan pengorganisasian kekuatan social politiknya yang sederhana
tetapi mantap, yaitu terdiri dari dua partai besar yang secara menentukan jalanya pemerintahan,
adalah negara demokrasi.
Amerika suatu republik, dengan sistem pemerintahan presidensial, dimana kekuasaan
pemerintah dibagi menjadi tiga dan diserahkan masing-masing kepada tiga lembaga tinggi
konstitusional, legislatif kepada Congress, eksekutif kepada presiden, judikatif kepada supreme
Court, dan pengorganisasian kekuatan sosial politik yang longgar kedalam dua partai besar, juga
merupakan negara demokrasi.
Negara Indonesia juga merupakan Negara demokrasi, seperti nampak pada Alinea ke-empat
Pembukaan UUD 1945 yang antara lain berbunyi “…dalam susunan Negara indonsia yang
berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan yang maha esa, kemanusiaan yang adil
dan beradab, persatuan Indonesia dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat dalam
permusyawaratan perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan social bagi seluruh
rakyat Indonesia”. Bahwa Negara Indonesia adalah Negara demokrasi juga nampak dalam pasal
1 ayat (2) UUD 1945 yang berbunyi “kedaulatan adalah ditangan rakyat, dan dilakukan
sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat”…., tetapi bukan demokrasi liberal dan juga
bukan demokrasi Rakyat, melainkan demokrasi Pancasila.
Demokrasi adalah tugas yang tiada akhir. Oleh sebab itu gagasan ini harus ditanamkan kesetiap
lapisan masyarakat dalam suatu Negara, melalui media, disekolah-sekolah dan universitas-
universitas serta pusat-pusat kebudayaan. Demokrasi tidak hanya terjadi pada saat pemilu saja
tetapi juga harus diterapkan pada hidup sehari-hari. Demokrasi yang hidup mengharuskan
partisipasi aktif masyarakat dalam partai politik yang demokratis, kelompok masyarakat sipil
dan masyarakat pada umumnya.

1
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari latar belakang tersebut diantaranya :
1. Apakah pengertian dari Demokrasi dan pendidikan Demokrasi ?
2. Bagaimana Teori dan model-model demokrasi ?
3. Apa itu Demokratisasi ?
4. Bagaimana pelaksanaan Demokrasi di Indonesia ?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian mengenai demokrasi dan pendidikan demokrasi.
2. Untuk mengenal dan memahami teori-teori dan model-model demokrasi.
3. Untuk mengetahui istilah demokratisasi dan penjabarannya.
4. Untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan demokrasi di Indonesia.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Demokrasi Dan Pendidikan Demokrasi
Dari sudut bahasa (etimologis), demokrasi berasal dari bahasa yunani yaitu demos
yang berarti rakyat dan cratos atau cratein yang berarti pemerintahan. Jadi secara bahasa
Demokrasi adalah Pemerintahan rakyat atau kekuasaan rakyat.
Konsep demokrasi lahir dari yunani kuno yang dipraktikan dalam hidup bernegara
antara abad ke-4 SM sampai abad ke-6 M. Demokrasi yang dipraktikan pada waktu itu
adalah demokrasi langsung (direct democracy), artinya hak rakyat untuk membuat
keputusan-keputusan politik dijalankan secara langsung oleh seluruh rakyat atau warga
Negara. Hal ini dapat dilakukan karena yunani pada waktu itu berupa Negara kota
(polis) yang penduduknya terbatas pada sebuah kota dan daerah sekitarnya, yang
berpenduduk sekitar 300.000 orang. Meskipun ada keterlibatan seluruh warga, namun
masih ada pembatasan, misalnya para anak, wanita, dan budak tidak berhak
berpartisipasi dalam pemerintahan.
Menurut International commission for jurist, demokrasi adalah suatu bentuk
pemerintahan di mana hak-hak untuk membuat keputusan-keputusan politik di
selenggarakan oleh warga Negara melalui wakil-wakil yang di pilih oleh mereka dan
yang bertanggung jawab kepada mereka melalui proses pemilihan yang bebas.
Menurut C.F Strong, demokrasi adalah suatu system pemerintahan dalam mana
mayoritas anggota dewasa dari masyarakat politik ikut serta atas dasar system
perwakilan yang menjamin bahwa pemerintahan akhirnya bmempertanggungjawabkan
tindakan-tindakan kepada mayoritas.
Menurut Samuel Huntington, system politik sebagai demokratis sejauh para pembuat
keputusan kolektif yang paling kuat dalam system itu di pilih melalui pemilihan umum
yang adil, jujur, dan berkala dan di dalam system itu para calon bebas bersaing untuk
memperoleh suara dan hamper semua penduduk dewasa berhak memberikan suara.
Menurut Abraham Lincoln, demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat,
dan untuk rakyat. Rakyat adalah pemegang kekuasaan tertinggi atau kedaulatan
tertinggi di Negara tersebut. Pemerintahan yang menempatkan rakyat sebagai pemegang
kekuasaan tertinggi. Pemerintahan demokrasi dapat dinyatakan pula sebagai sistem
pemerintahan kedaulatan rakyat.
Demokrasi dewasa ini ternyata memerlukan syarat hidup yaitu warga Negara yang
memeliki dan menegakan nilai-nilai demokrasi. Tersedianya demokrasi ini
membutuhkan waktu yang lama, berat dan sulit. Oleh karena itu, secara substantif
berdimensi jangka panjang, guna mewujudkan masyarkat demokratis, pendidikan
demokratis mutlak diperlukan. Karena pada hakikatnya pendidikan demokrasi adalah
sosialisasi nilai-nilai demokrasi supaya bisa diterima dan dijalankan oleh oleh warga
Negara.

3
Tujuan pendidikan demokrasi adalah mempersiapkan warga masyarakat berperilaku dan
bertindak demokratis melalui aktivitas menanamkan pada generasi muda akan
pengetahuan, kesadaran, dan nilai-nilai demokrasi.
1. Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional
Dalam Undang-Undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
dinyatakan pula bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
2. PKN  sebagai Pendidikan Demokrasi
Sekarang ini banyak kalangan menghendaki Pendidikan Kewarganegaraan baik
sebagai mata pelajaran di sekolah maupun mata kuliah di perguruan tinggi mengemban
misi sebagai pendidikan nasional.
Tuntutan demikain tidak salah oleh karena secara teoritis, pendidikan kewarganegaraan
adalah salah satu ciri dari pemerintah yang demokratis. International Commission of
Jurist sebagai organisasi ahli hokum internasionaldalam konferensinya di Bangkok 1965
mengemukakan bahwa syarat-syarat dasar untuk terselenggaranya pemerintah yang
demokratis di bawah Rule of Law ialah sebagai berikut :
 Perlindungan konstitusionil, dalam arti konstitusi, selain menjamin hak-hak
individu, harus menentukan pula cara prosedural untuk memperoleh
perlindungan atas hak-hak yang dijamin.
 Badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak (independent and impartial
tribunals)
 Pemilihan umum yang bebas
 Kebebasan untuk menyatakan pendapat
 Kebebasan untuk berserikat/berorganisasidan beroposisi
 Pendidikan kewarganegaraan (civic education)

B. Teori-teori dan model-model demokrasi


A. Berikut ini empat teori demokrasi yang dalam prakteknya akan membawa makna
tertentu bagi semua negara saat ini :
1. Teori demokrasi ekonomis
Teori demokrasi ini berpandangan bahwa fungsi demokrasi pada prinsipnya sama
dengan pasar dalam ekonomi. Kaum elit menawarkan solusi alternatif untuk mengatasi
masalah-masalah politik suatu Negara. Kemudian rakyat memilih di antara elit-elit
tersebut meskipun mereka tidak memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dalam
perumusan maupun pelaksanaan program-program yang di tawarkan. Baik elit yang
4
bertujuan untuk mendapatkan jabatan, kekuasaan dan penghasilan maupun para pemilih
yang bertindak untuk kepentingan pribadinya. Tetapi melalui pemilihan umum yang
demokratis kedua pihak pada akhirnya akan memperoleh apa yang mereka harapkan.
Elit-elit politik mengejar jabatan bukan untuk mencapai kepentingan politik yang
berkaitan dengan nilai-nilai tertentu tetapi untuk mendapatkan keuntungan dari
jabatannya seperti kekuasaan, penghargaan, dan penghasilan. Tetapi untuk mendapatkan
dukungan mayoritas suara mereka harus menumbuhkan kepercayaan dari para pemilih.
Mereka hanya akan berhasil apabila para pemilih menentukan pilihan yang sesuai
dengan kepentingannya dan program yang di tawarkan oleh elit politik tersebut cocok
dengan keinginan mayoritas pemilih. Para elit yang bersaing pada prinsipnya bersedia
menawarkan semua program kepada masyarakat pemilih melalui kampanye terbuka.
Selain itu mereka juga berusaha melaksanakan program-program tersebut dengan
sebaik-baiknya sehingga bisa meraih suara mayoritas dalam pemilihan berikutnya.
Dalam konteks teori ini hanya pasar suara yang di jamin oleh system demokratis, yang
memberikan jaminan bahwa kepentingan masing-masing pemilih akan di perhatikan
oleh pemimpin politik demi mencapai kekuasaannya. Menurut teori ini hal-hal seperti
sikap demokratis para pemilih dan elit, luasnya partisipasi warga pada pembentukan
kehendak politik dan pengawasan terhadap pelaksanaan kekuasaan tidak diperlukan
untuk mrnciptakan demokrasi yang baik. Yang terpenting bagi teori ini hanya system
pemilihan umum yang mengamankan pasar politik dan masyarakat bebas yang
menjamin arus informasi.
2. Teori demokrasi langsung
Demokrasi langsung muncul dari pengalaman bahwa wakil-walkil politik maupun
lembaga-lembaga politik seperti partai, pemerintah dan parlemen pada umumnya
berusaha untuk memisahkan diri dari kepentingan rakyat. Mereka hanya
memperjuangkan kepentingannya sendiri dan kemudian secara perlahan mengabaikan
kepentingan rakyat yang di wakilinya. Demokrasi langsung berkeyakinan bahwa pada
akhirnya tidak perlu ada pemisahan antara pemerintahan dan rakyat demi mencapai
tujuan demokrasi.
Masyarakat yang dapat mengatur kehidupannya sendiri secara demokratis dapat
mempraktekan demokrasi langsung dan tidak memerlukan lembaga-lembaga atau
organisasi-organisasi sebagai perantara. Dalam demokrasi langsung waraga masyarakat
dapat merumuskan kepentingan bersama dan menemukan alternative pemecahan
masalah serta melaksanakanya dalam semangat kebersamaan. Menurut pandangan ini
“masyarakat sipil” merupakan satu-satunya wadah pembuat keputusan politik yang
memadai untuk semua masalah politik. Dengan demikian kehendak rakyat dapat
diwujudkan dalam praktek keputusan politik tanpa perantara dan tanpa manipulasi.
3. Demokrasi media yang populistik
Demokrasi media Populistik lebih merupakan bentuk kegiatan tertentu dari
demokrasi ketimbang sebuah model normative dari demokrasi modern. Dalam
masyarakat modern politik sepenuhnya ditentukan oleh media khususnya televisi.
Demokrasi media merupakan suatu fenomena dimana media masa khususnya televisi
tidak hanya mempengaruhi masyarakat yang kesadaran politik dan opini masyarakat,

5
tapi juga perilaku para politisi dan lembaga politik. Dalam demokrasi media massa
masih terdapat partai-partai, asosiasi-asosiasi dan masyarakat bebas, tetapi fungsi dan
peran mereka mengalami perubahan yang besar. Dalam demokrasi media pembentukan
kehendak rakyat secara demokrasi dan pelaksanaanya dalam system politik tidak lagi
memainkan peran sentral.
4. Demokrasi partai yang partisipatif
Sesuai dengan namanya model ini berupaya untuk mengatasi kelemahan-kelemahan
ketiga teori yang telah disebutkan diatas. Demokrasi partai pluralistic dapat
menggabungkan efisiensi politik dan partisipasi. Dalam demokrasi multipartai terjadi
persaingan sejumlah partai untuk meraih pengauh dan kekuasaan, maupun untuk
merencanakan kondisi kehidupan masyarakat. Disatu pihak, partai-partai merupakan
organisasi besar dengan tingkat sentralisasi tertentu dan hadir diseluruh wilayah Negara.
Jika mereka terorganisir dengan baik maka mereka akan mampu melakukan
pembentukan aspirasi politik pada tingkat akar rumput, seperti di kabupaten, kecamatan
dan desa. Mereka juga akan mampu menggabungkan langkah-langkah pengambilan
keputusan pada semua tingkatan organisasi diseluruh wilayah Negara sampai ketingkat
nasional. Demokrasi partai yang berfungsi dengan baik berakar dalam masyarakat sipil
yang aktif dan efektif.
B. Dua model demokrasi
Filsafat politik yang mendasari demokrasi pada prinsipnya bersifat Universal dan
dapat diterapkan pada semua masyarakat dewasa ini. Sebaliknya model-model yang
berkembang diberbagai masyarakat dalam berbagai era sangat bervariasi. Model-model
tersebut dapat dibagi menurut dua perspektif yang berbeda.
1. Demokrasi Presidensial atau Parlementer
Dalam demokrasi presidensial presiden memiliki kedudukan kuat dalam pembuatan
keputusan dan kekuasaan politik yang kuat pula. Kekuasaan politik presiden sering kali
disejajarkan dengan parlemen atau bahkan lebih kuat dari parlemen. Sebaliknya dalam
demokrasi Parlementer, parlemenlah satu-satunya lembaga perwakilan tertinggi untuk
pengambilan keputusan. Peranan presiden pada kasus ini terbatas pada tugas-tugas
mewakili Negara dan penengah dalam situasi konflik. Dalam demokrasi parlementer
kekuasaan pengambilan keputusan politik dijalankan oleh wakil-wakil rakyat sesuai
dengan hasil pemilihan umum. Sebaliknya dalam demokrasi presidensial kepala Negara
yang dipilih secara langsung oleh rakyat merupakan pusat kekuasaan mandiri, yang juga
berpengaruh baik dalam pembentukan pemerintahan maupun penyusunan undang-
undang.
Sesuai dengan budaya politik dalam pengalaman sebuah masyarakat, maka demokrasi
presidensial secara lebih kuat dapat menciptakanunsur kesinambungan dan stabilitas
dalam proses politik.Demokrasi presidensial memerlukan pembatasan kekuasaan yang
jelas, untuk menghindari terjadinya konsentrasi kekuasaan yana hamper menyerupai
dictator. Jika lembaga-lembaga pengimbang seperti parlemen dan pemerintah, partai
dan masyarakat sipil lemah maka mutu demokrasi presidensial dapat merosot secara tak
terkendali dan bahkan pada akhirnya menjadi sebuah kediktatoran.

6
2. Demokrasi perwakilan atau demokrasi langsung
Demokrasi perwakilan mempercayakan sepenuhnya pengambilan keputusan
ditingkat parlemen oleh wakil-wakil yang dipilih. Demokrasi langsung akan
mengalihkan sebanyak mungkin keputusan kepada rakyat yang berdaulat: misalnya
melalui plebisit, referendum, jajak pendapat rakyat, dan keputusan rakyat atau
mengembalikan  sebanyak mungkin keputusan ketingkat komunitas local. Norma-
norma dan aturan dasar demokrasi bersifat universal tetapi cara pelaksanaanya harus
diputuskan secara pragmatis sesuai dengan preferensi masyarakat tertentu.
C. Demokratisasi
Sebelum kita berbicara mengenai negara demokrasi, kita harus mengenal terlebih
dahulu istilah demokratisasi, yaitu suatu penerapan kaidah-kaidah atau prinsip-prinsip
demokrasi pada setiap kegiatan politik kenegaraan. Tujuannya adalah terbentuknya
kehidupan politik yang bercirikan demokrasi. Demokratisasi melalui beberapa tahap:
 Tahapan pertama adalah penggantian dari penguasa non demokrasi ke penguasa
demokrasi.
 Tahapan kedua adalah pembentukkan lembaga-lembaga dan tertib politik
demokrasi.
 Tahapan ketiga adalah konsolidasi demokrasi.
 Tahapan keempat adalah politik demokrasi sebagai budaya bernegara.
D. Pelaksanaan demokrasi di Indonesia
Indonesia merupakan salah satu negara yang menggunakan sistem demokrasi dalam
sistem pemerintahannya. Indonesia merupakan salah satu negara demokrasi yang dalam
pemerintahan  telah ditentukan dalam UUD 1945 bahwa Indonesia menggunakan
demokrasi pancasila. Mengenai mekanisme atau pelaksanaan demokrasi pancasila
sudah diatur dalam UUD 1945, baik yang bertalian dengan pelaksanaan demokrasi
pancasila pada lembaga-lembaga konstitusional di tingkat pusat maupun yang bertalian
dengan pelaksanaan demokrasi pancasila pada lembaga-lembaga konstitusional di
tingkat daerah.
A. Mekanisme Pada Lembaga-lembaga Konstitusional Tingkat Pusat
Pelaksanaan demokrasi Pancasila pada lembaga-lembaga pusat menurut UUD 1945,
harus mengikuti prinsip-prinsip yang termuat dalam UUD 1945. Beberapa prinsip
mekanisme demokrasi Pancasila :
 Cita-cita Kenegaraan Kekeluargaan
 Faham Unitarisme atau Kesatuan
 Faham Negara Hukum
 Faham konstitusionalisma
 Supremasi MPR
 Pemerintah yang Bertanggung Jawab
 Pemerintah Berdasarkan Perwakilan
 Sistem Pemerinyahan Presidensial
 Pengawasan Parlemen terhadap Pemerintah

7
B. Mekanisme Pada Lembaga-lembaga Pemerintah Di Daerah
Pelaksanaan demokrasi Pancasila dibidang kehidupan politik menyangkut pula
lembaga-lembaga Pemerintah di daerah.Dengan pengarahan-pengarahan yang diberikan
dalam Garis-garis Besar Haluan Negara, maka ditetapkan Undang-undang Nomor 5
Tahun 1974 tentang Pokok-pokok pemerintahan di Daerah :
 Pengarahan-pengarahan dan prinsip otonomi daerah, sepanjang bersangkutan
dengan daerah otonomadalah bahwa pemberian otonomi itu haruslah sesuai dan
serasi dengan pembinaan dan kesatuan bangsa, dapat menjamin hubungan yang
serasi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah dan dapat menjamin
perkembangan dan pembangunan daerah.
 Pembagian wilayah Negara R.I.,Uniteritorial .
 Lembaga-lembaga Kenegaraan di Daerah.
 Badan Pertimbangan Daerah.
C. Mekanisme Pada Kehidupan Politik Rakyat
Adapun pelaksanaan pelaksanaan demokrasi Pancasilan dibidang kehidupan politik
rakyat (infra struktur politik) kita dapat berpegang pada UUD 1945 dan UU Nomor 3
tahun 1975, tentang partai politik dan golongan karya.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan perubahan UUD 1945 pasal 1 ayat 2 “kedaulatan berada ditangan
rakyat dan dilaksanakan menurut undang-undang dasar”. Hal ini berarti kedaulatan
tidak lagi dilaksanakan oleh sepenuhnya oleh MPR. Selanjutnya Pasal 1 ayat 3 UUD
1945 yang berbunyi “Indonesia  adalah merupakan negara hukum”. Lembaga-lembaga
negara berdasarkan perubahan UUD 1945 adalah MPR, Presiden, DPR, DPD, BPK,
MA, Mahkamah Konstitusi. Dengan semangat era reformasi kita sepakat untuk tidak
melakukan amandemen pembukaan UUD 1945, maka demokrasi yang ditetapkan di
Indonesia adalah Demokrasi Pancasila.
Menurut Abraham Lincoln berpendapat bahwa demokrasi adalah sistem
pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat (democracy is goverment of the
people, by the people, for the people) yang kemudian kita kenal dengan demokrasi
modern. Ada dua asas pokok tentang demokrasi yaitu pengakuan partisipasi rakyat di
dalam pemerintahan dan pengakuan hakikat dan martabat manusia.

B. Saran
Penulis menyadari jika makalah ini masih jauh dari sempurna. Kesalahan ejaan,
metodologi penulisan dan pemilihan kata serta cakupan masalah yang masih kurang
adalah diantara kekurangan dalam makalah ini. Karena itu saran dan kritik membangun
sangat kami butuhkan dalam penyempurnaan makalah ini.

9
DAFTAR PUSTAKA

Pamudji,S. 1982. Demokrasi Pancasila Dan Ketahanan Nasional. Jakarta: PT BINA AKSARA.

https://anandakukuh.wordpress.com/2011/03/13/makalah-demokrasi-dan-pendidikan-
demokrasi/

10

Anda mungkin juga menyukai