Anda di halaman 1dari 11

TUGAS MK.

PANCASILA
TEMA: DEMOKRASI INDONESIA
Sub Tema:
1. Konsep Demokrasi
2. Prinsip Demokrasi
3. Pendidikan Demorasi

Dosen Pengampu:
Wibawani Yunestri Mukti, S.Kep, M.Kes

 
 
NAMA : Ribka Zefanya Mintje
NIM      : 200091
 
 
 
 
 
TINGKAT 2B
JURUSAN DIII KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BALA KESELAMATAN PALU
TAHUN AJARAN 2020/2021
 
 
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-
Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah dengan tema materi
"Demokrasi Indonesia" dengan tepat waktu. Makalah disusun untuk memenuhi
tugas Mata Kuliah Pancasila. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah
wawasan tentang Demokrasi Indonesia bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.
 
Dalam penulisan makalah ini penulis  mencoba semaksimal mungkin
dalam penyusunannya. Namun  apabila ada kesalah penulisan dengan makalah
ini mohon dimaafkan, oleh sebab itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran
dari dosen pengampu yang membangun diharapkan demi kesempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan
wawasan para pembaca mengenai materi Demokrasi Indonesia.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Palu, 01 November 2021
 
Penulis
DAFTAR ISI
 
KATA PENGANTAR...........................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN.....................................................................................
A. Latar Belakang......................................................................................
B. Tujuan...................................................................................................
BAB II. PEMBAHASAN......................................................................................
1. Konsep Demokrasi................................................................................
2. Prinsip Demokrasi.................................................................................
3. Pendidikan Demokrasi...........................................................................
BAB III. PENUTUP.............................................................................................
 Kesimpulan...........................................................................................
 Saran....................................................................................................

REFERENSI.......................................................................................................
 
BAB I
PENDAHULUAN
 
A. Latar Belakang
Di indonesia telah banyak menganut sistem pemerintahan
pada awalnya. Namun, dari semua sistem pemerintahan, yang
bertahan mulai dari era reformasi 1998 sampai saat ini adalah sistem
pemerintahan demokrasi. Meskipun masih terdapat beberapa
kekurangan dan tantangan disana sini. Sebagian kelompok merasa
merdeka dengan diberlakukannya sistem domokrasi di Indonesia.
Artinya, kebebasan pers sudah menempati ruang yang sebebas-
bebasnya sehingga setiap orang berhak menyampaikan pendapat
dan aspirasinya masing-masing.
Demokrasi merupakan salah satu bentuk atau mekanisme
sistem pemerintahan suatu negara sebagai upaya mewujudkan
kedaulatan rakyat atau negara yang dijalankan oleh pemerintah.
Semua warga negara memiliki hak yang setara dalam pengambilan
keputusan yang dapat mengubah hidup mereka. Demokrasi
mengizinkan warga negara berpartisipasi baik secara langsung atau
melalui perwakilan dalam perumusan, pengembangan, dan
pembuatan hukum.

B. Tujuan
1) Untuk Mengetahui Konsep Demokrasi
2) Untuk Mengetahui Prinsip Demokrasi
3) Untuk Mengetahui Pendidikan Demokrasi
BAB II
PEMBAHASAN
1. Konsep Demokrasi
Istilah "demokrasi" berasal dari kata Yunani kuno, demos (rakyat)
dan kratos (pemerintahan). Secara sederhana, demokrasi berarti
kekuasaan politik yang berada di tangan rakyat dan bukan sekelompok
orang sehingga demokrasi merupakan wujud kedaulatan rakyat. Pada era
modern, oleh Abraham Lincoln, dalam pidatonya di Gettysburg pada
tahun 1863, demokrasi digambarkan sebagai "government of the people,
by the people, and for the people" yang berarti "pemerintahan dari rakyat,
oleh rakyat, dan untuk rakyat". Demokrasi merupakan sistem
pemerintahan yang memiliki empat elemen kunci, yaitu pemilu yang
bebas dan adil, partisipasi aktif warga negara dalam politik dan ruang
publik, perlindungan terhadap hak asasi manusia, serta hukum sebagai
panglima (supremasi hukum).
Suksesnya sebuah demokrasi dapat dilihat dari beberapa kriteria,
seperti partisipasi masyarakat yang efektif, kesamaan hak suara, tingkat
kecerdasan pemilih, dan inklusi sosial (Robert Dahl, 1998). Kriteria
tersebut memungkinkan terbangunnya kestabilan institusi demokrasi yang
ditandai oleh adanya pemerintahan yang legitim; pemilu yang bebas, adil,
dan berkala; terjaminnya kebebasan berekspresi dan berpendapat;
adanya akses informasi alternatif bagi warga; menguatnya otonomi untuk
berkumpul atau berorganisasi; serta kewarganegaraan yang inklusif. Di
sisi lain, demokrasi mencegah kekuasaan mutlak pemerintah pusat dan
menjamin desentralisasi pemerintahan ke tingkat regional dan lokal.
Selain itu, demokrasi bertumpu pada prinsip kekuasaan mayoritas.
Namun, kekuasaan mayoritas harus dibarengi dengan jaminan hak asasi
individu untuk melindungi hak-hak kelompok kecil dan oposisi. Yang perlu
ditekankan, hak-hak minoritas tidak bergantung pada niat baik mayoritas
dan tidak bergantung pada niat baik mayoritas dan tidak dapat
dihilangkan dengan suara mayoritas.
Demokrasi terbagi dalam dua, yaitu demokrasi langsung dan
perwakilan. Dalam demokrasi langsung, warga negara, tanpa perantara
pejabat yang dipilih, berpartisipasi dalam pengambilan keputusan publik.
Sistem seperti itu jelas paling cocok bila jumlah populasi suatu wilayah
relatif kecil, saat para anggota dapat bertemu di satu ruangan untuk
membahas masalah dan mengambil keputusan dengan konsensus atau
suara terbanyak. Namun, bentuk yang paling umum dari demokrasi, baik
untuk kota berpenduduk 50.000 orang atau bangsa berpopulasi 50 juta,
adalah demokrasi perwakilan, yakni ketika warga negara memilih pejabat
untuk membuat keputusan politik, merumuskan undang- undang, dan
mengelola program untuk kepentingan publik.
Demokrasi dapat dijalankan dalam sistem pemerintahan
parlementer atau presidensial. Dalam sistem presidensial, seperti
Indonesia, proses pergantian kepemimpinan eksekutif (presiden) dapat
berlangsung secara tidak langsung, dipilih oleh MPR seperti zaman Orde
Baru dan secara langsung, melalui pemilu yang dimulai pada tahun 2004
hingga sekarang.
2. Prinsip Demokrasi
Terdapat 10 pilar atau prinsip demokrasi konstitusional Indonesia menurut
Pancasila dan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, yakni sebagai berikut:
1) Demokrasi yang Berketuhanan Yang Maha Esa
Seluk beluk sistem serta perilaku dalam menyelenggarakan
kenegaraan RI harus taat asas, konsisten, atau sesuai dengan nilai-
nilai dan kaidah-kaidah dasar Ketuhanan Yang Maha Esa.
2) Demokrasi dengan Kecerdasan
Mengatur dan menyelenggarakan demokrasi menurut Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 itu bukan
dengan kekuatan naluri, kekuatan otot, atau kekuatan massa semata-
mata. Pelaksanaan demokrasi itu justru lebih menuntut kecerdasan
rohaniah, kecerdasan aqliyah, kecerdasan rasional, dan kecerdasan
emosional.
3) Demokrasi yang Berkedaulatan Rakyat
Kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat. Secara prinsip,
rakyat memiliki/memegang kedaulatan itu. Dalam batas-batas
tertentu kedaulatan rakyat itu dipercayakan kepada wakil-wakil rakyat
di MPR (DPR/DPD) dan DPRD.
4) Demokrasi dengan Rule of Law
Hal ini mempunyai empat makna penting.
 Pertama, kekuasaan negara Republik Indonesia harus
mengandung, melindungi, serta mengembangkan kebenaran
hukum (legal truth) bukan demokrasi ugal-ugalan, demokrasi
dagelan, atau demokrasi manipulatif.
 Kedua, kekuasaan negara memberikan keadilan hukum (legal
justice) bukan demokrasi yang terbatas pada keadilan formal
dan pura-pura.
 Ketiga, kekuasaan negara menjamin kepastian hukum (legal
security) bukan demokrasi yang membiarkan kesemrawutan
atau anarki.
 Keempat, kekuasaan negara mengembangkan manfaat atau
kepentingan hukum (legal interest), seperti kedamaian dan
pembangunan, bukan demokrasi yang justru mempopulerkan
fitnah dan hujatan atau menciptakan perpecahan,
permusuhan, dan kerusakan.
5) Demokrasi dengan Pemisahan Kekuasaan Negara
Demokrasi menurut UUD 1945 bukan saja mengakui kekuasaan
negara Republik Indonesia yang tidak tak terbatas secara hukum,
melainkan juga demokrasi itu dikuatkan dengan pembagian
kekuasaan negara dan diserahkan kepada badan-badan negara yang
bertanggung jawab.
Jadi, demokrasi menurut UUD 1945 mengenal semacam pembagian
dan pemisahan kekuasaan (division and separation of power),
dengan sistem pengawasan dan perimbangan (check and balances).
6) Demokrasi dengan Hak Asasi Manusia
Demokrasi menurut UUD 1945 mengakui hak asasi manusia yang
tujuannya bukan saja menghormati hak-hak asasi manusia,
melainkan terlebih-lebih untuk meningkatkan martabat dan derajat
manusia seutuhnya.
7) Demokrasi dengan Pengadilan yang Merdeka
Demokrasi menurut UUD 1945 menghendaki diberlakukannya
sistem pengadilan yang merdeka (independen) yang memberi
peluang seluas-luasnya kepada semua pihak yang berkepentingan
untuk mencari dan menemukan hukum yang seadil-adilnya.
Di muka pengadilan yang merdeka penggugat dengan
pengacaranya, penuntut umum dan terdakwa dengan pengacaranya
mempunyai hak yang sama untuk mengajukan konsideran
(pertimbangan), dalil-dalil, fakta-fakta, saksi, alat pembuktian, dan
petitumnya.
8) Demokrasi dengan Otonomi Daerah
Otonomi daerah merupakan pembatasan terhadap kekuasaan
negara, khususnya kekuasaan legislatif dan eksekutif di tingkat pusat,
dan lebih khusus lagi pembatasan atas kekuasaan presiden.
UUD 1945 secara jelas memerintahkan dibentuknya daerah-daerah
otonom pada provinsi dan kabupaten/kota.
Dengan peraturan pemerintah, daerah-daerah otonom itu
dibangun dan disiapkan untuk mampu mengatur dan
menyelenggarakan urusan-urusan pemerintahan sebagai urusan
rumah tangganya sendiri yang diserahkan oleh pemerintah pusat
kepada pemerintah daerah.
9) Demokrasi dengan Kemakmuran
Demokrasi bukan hanya soal kebebasan dan hak, bukan hanya
soal kewajiban dan tanggung jawab, bukan pula hanya soal
mengorganisir kedaulatan rakyat atau pembagian kekuasaan
kenegaraan. Demokrasi itu bukan pula hanya soal otonomi daerah
dan keadilan hukum.
Bersamaan dengan itu semua, demokrasi menurut UUD 1945
ternyata ditujukan untuk membangun negara kemakmuran (welfare
state) oleh dan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat
Indonesia.
10) Demokrasi yang berkeadilan Sosial
Demokrasi menurut UUD 1945 menggariskan keadilan sosial di
antara berbagai kelompok, golongan, dan lapisan masyarakat. Tidak
ada golongan, lapisan, kelompok, satuan, atau organisasi yang jadi
anak emas, yang diberi berbagai keistimewaan atau hakhak khusus.

3. Pendidikan Demokrasi
Seperti halnya demokrasi, pendidikan demokrasi secara substantif
bukan semata keterlibatan publik dalam elektoral, seperti pilkada, pileg
(Fachruddin:2006). Pendidikan demokrasi memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk meraih
a. Pengetahuan,
b. Keterampilan,
c. Sikap,
d. Nilai-nilai yang berkaitan dengan berbudaya demokratis (Naval et
all:2002).
Pendidikan demokrasi membentuk warga negara 'politik', warga
negara yang percaya, setia, menjunjung tinggi, dan mendukung prinsip-
prinsip dasar demokrasi, dan menjadi warga negara yang efektif atau
melek politik (Pring: 1999).Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam
mengembangakan demokrasi kini dan kedepan, yakni kohesivitas sosial
dan integrasi masyakarat. Karenanya, pendidikan demokrasi secara
hakiki ialah menumbuhkan sikap kesediaan berbagi dalam menghadapi
persoalan yang muncul dalam masyarakat, budaya, ekonomi, politik dan
lain (Biesta:2011) sehingga demokrasi bukan semata bentuk
pemerintahan, melainkan juga merupakan bentuk kesediaan berbagi
dalam kehidupan sosial (Dewey, 1915. 2004: 104; Katz, Verducci, Biest,
2008).
BAB III
PENUTUP

 Kesimpulan

1) Secara sederhana, demokrasi berarti kekuasaan politik yang


berada di tangan rakyat dan bukan sekelompok orang sehingga
demokrasi merupakan wujud kedaulatan rakyat.
2) Terdapat 10 pilar atau prinsip demokrasi konstitusional Indonesia
menurut Pancasila dan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945
3) Seperti halnya demokrasi, pendidikan demokrasi secara substantif
bukan semata keterlibatan publik dalam elektoral, seperti pilkada,
pileg (Fachruddin:2006).
 Saran
Dengan disusunnya makalah ini saya mengharapkan kepada
semua pembaca agar dapat mengetahui dan memahami tentang materi
Demokrasi Indonesia serta dapat memberikan kritik dan sarannya agar
makalah ini dapat menjadi lebih baik dari sebelumnya.Demikian saran
yang dapat saya sampaikan semoga makalah ini dapat membawa
manfaat bagi semua pembaca.
REFERENSI
Cincota, Howard. 2007. Democracy in Brief. Washington: U.S. Department of
State, Bureau of International Information Programs.
Nusa Bhakti, Ikrar. 2004. The Transition to Democracy in Indonesia: Some
Outstanding Problems.
https://www.google.com/amp/s/amp.tirto.id/pengertian-demokrasi-pancasila-
sejarah-prinsip-ciri-cirinya-gcJE
Soal Obyektif
1. Istilah "demokrasi" berasal dari kata Yunani kuno, demos dan kratos
Yang berarti?
A. Pemerintah dan Masyarakat.
B. Rakyat dan Pemerintahan
C. Perwakilan rakyat dan Pemerintah.
D. Pemerintah dan Ketua RT.

Jawaban: B. Rakyat dan Pemerintahan

2. Apa yang dimaksud dengan “Demokrasi yang Berkedaulatan Rakyat”


pada prinsip demokrasi?
A. Ditujukan untuk membangun negara kemakmuran
B. Menggariskan keadilan sosial di antara berbagai kelompok,
golongan, dan lapisan masyarakat.
C. Kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat
D. Kekuasaan negara Republik Indonesia harus mengandung,
melindungi, serta mengembangkan kebenaran hukum
Jawaban: C. Kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat
3. Pendidikan demokrasi memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk meraih?
A. Keberhasilan dan Kepintaran
B. Kesuksesan
C. Sikap yang sesuai dengan moral pancasila
D. Pengetahuan, Keterampilan, Sikap, dan Nilai-nilai yang berkaitan
dengan berbudaya demokratis.
Jawaban D. Pengetahuan, Keterampilan, Sikap, dan Nilai-nilai yang
berkaitan dengan berbudaya demokratis

Anda mungkin juga menyukai