Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH PEMBELAJARAN PKN DI SD PDGK 4201

MODUL 7 KONSEP DAN PRAKTIK DEMOKRASI SERTA


PENDIDIKAN DEMOKRASI

NAMA : YUSTINA EKA (NIM : 858420774)

UNIVERSITAS TERBUKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN SI PGSD
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkatNya sehingga
penulis dapat menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya . Makalah yang berjudul “
KONSEP DAN PRAKTIK DEMOKRASI SERTA PENDIDIKAN DEMOKRASI” yang
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran PKn di SD.

Makalah ini berisi tentang konsep demokrasi, pendidikan demokrasi sebagai


esensi PKN, dan sekolah sebagai laboratorium demokrasi.

Harapan penulis makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas tentang
konsep demokrasi di SD, ensensi pendidikan demokrasi disekolah dan mengetahui
pengembangan strategi warga negara yang demokratis dilingkunan sekolah. Pentingnya
pendidikan PKn di SD dapat menciptakan rasa cinta dan bela negara, memiliki moral
yang baik, mengamalkan nilai pancasila dilingkungan sekolah dan masyarakat.

Barong Tongkok, 06 November 2020

Yustina Eka
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ 2


DAFTAR ISI....................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 4


A. Latar Belakang ...................................................................................................

B. Rumusan Masalah..............................................................................................

C. Tujuan Penulisan................................................................................................

D. Manfaat Penulisan..............................................................................................

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 5

I. KONSEP DEMOKRASI.....................................................................................5

II. PENDIDIKAN DEMOKRASI SEBAGAI ESENSI PKN......................7


III. SEKOLAH SEBAGAI LABORATORIUM DEMOKRASI.................9

BAB III.
PENUTUP..................................................................................................................16

A. Kesimpulan................................................................................................................

B. Saran..........................................................................................................................

DAFTAR
PUSTAKA..................................................................................................................17
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Latar belakang penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang konsep
demokrasi, pendidikan demokrasi sebagai esensi PKN, dan sekolah sebagai laboratorium
demokrasi

1. apa itu konsep demokrasi?

2. menjelaskan pendidikan demokrasi

3. menjelaskan sekolah sebagai laboratorium demokrasi

C. Maksud dan Tujuan

dapat memberikan wawasan yang lebih luas tentang konsep demokrasi dan
pendidikan demokrasi disekolah dan strategi pendidikan disekolah dimana sebagai
laboratorium demokrasi. Pendidikan demokrasi di SD dapat menciptakan rasa cinta dan
bela negara, memiliki moral yang baik, mengamalkan nilai pancasila dilingkungan
sekolah dan masyarakat

D. Manfaat Penulisan

Diharapkan melalui penulisan makalah ini dapat menumbuhkan rasa cinta tanah
air, menerapkan nilai pancasila dan rasa toleransi pada anak – anak ditengah keadaan
indonesia yang krisis toleransi akan keberagaman suku, ras, dan agama.
BAB II PEMBAHASAN

KEGIATAN BELAJAR 1
I. KONSEP DEMOKRASI
Konsep demokrasi secara etimologi berarti rakyat berkuasa atau “government
or rule by the people”(Budiardjo, 1992:50)
Istilah demokrasi berasal dari dua kata, yang mengacu pada sistem
pemerintahan zaman Yunani-Kuno yang disebut „demokratia‟, yaitu „demos‟
dan „kratos atau kratein‟. Secara harfiah yang dimaksud dengan demokrasi,
yaitu demos yang berarti rakyat dan kratos atau cratein yang berarti
memerintah, pemerintahan yang dijalankan oleh rakyat. Demokrasi
menyiratkan arti kekuasaan politik atau pemerintahan yang dijalankan oleh
rakyat, dari rakyat dan untuk rakyat (Warren, 1963: 2), warga masyarakat
yang telah terkonsep sebagai warga negara. Dengan demikian dilihat dari arti
kata asalnya, demokrasi mengandung arti pemerintahan oleh rakyat. Hal ini
senada dengan ungkapan Abraham Lincoln “democracy is the government
from the people, by the people, and for the people”.
Dari rumusan tersebut memberikan sifat pemahaman umum terhadap
suatu negara yang menganut sistem demokrasi, yaitu:
a. Partisipasi warga negara yang sudah dewasa dalam pemerintahan melalui
wakil rakyat yang dipilihnya
b. Negara menjamin kemerdekaan berbicara, beragama, berpendapat,
berserikat dan menegakkan hukum
c. Mayarakat kelompok mayoritas menghargai kelompok minoritas dan
saling memberikan perlakuan yang sama

Secara konseptual Torres (1998:145-146; dalam Winatapura,2001;54)


bahwa demokrasi sebagai salah satu bentuk pemerintahan, demokrasi sebagai
landasan pelaksanaan kekuasaan tertinggi di tangan rakyat, dan demokrasi
adalah konsep republik sebagai bentuk pemerintahan yang murni. Demokrasi
di samping sebagai sistem pemerintahan, juga diperlukan proses demokrasi
yang meliputi 4 hal, yaitu:
1. Mengutamakan kepentingan khalayak (pasar).
2. Manusia sebagai makhluk memiliki potensi untukmengembangkan
kekuasaan dan kemampuan.
3. Memperhatikan keseimbangan antara partisipasi dan apatisme.
4. Untuk partisipasi perlu adanya perubahan terlebih dahulu.
Dinamika perkembangan demokrasi di Indonesia sejak proklamasi
kemerdekaanIndonesia 17 Agustus 1945 dengan merujuk kepada konstitusi
yang pernah dan sedang berlaku,yaitu UUD 1945,Konstitusi RIS1949, dan
UUDS 1950 adalah demokrasi dengan kabinet parlementer dan kabinet
presidensial.
Tumbuh kembang pula demokrasi secara praktis sejalan dengan
perkembangan bangsa Indonesia adalah Demokrasi Terpimpin (Orde Lama),
Demokrasi Pancasila (Orde Baru), dan Demokrasi Reformasi (Masa
Reformasi)
Sanusi (1998) mengidentifikasi 10 pilar demokrasi menurut UUD 1945
yaitu
a. Demokrasi yang berKetuhanan Yang Maha Esa
b. Demokrasi dengan kecerdasan
c. Demokrasi dengan pembagian kekuasaan negara
d. Demokrasi yang berkedaulatan rakyat
e. Demokrasi dengan rule of law
f. Demokrasi dengan hak asasi manusia
g. Demokrasi dengan pengadilan yang merdeka
h. Demokrasi dengan otonomi daerah
i. Demokrasi dengan kemakmuran
j. Demokrasi yang berkeadilan sosial
KEGIATAN BELAJAR 2

II. PENDIDIKAN DEMOKRASI SEBAGAI ESENSI PKN


Suatu negara yang menganut sistem demokrasi, diharapkan warga
negaranya akan demokratis. Namun hal tersebut tidak dapat terwujud begitu
saja, melainkan memerlukan proses pendidikan untuk menanamkan nilai-nilai/
prinsip demokrasi.
Gandal dan Finn (1992) menegaskan bahwa “democracy doesnot
teach itself. If the strengts, benefits, and responsibilities of democracy arenot
made clear to citizens, they will be ill-equipped to defend on it” artinya bahwa
demokrasi tidak dapat mengajarkannya sendiri. Kalau kekuatan,
kemanfaatan,dan tanggung jawab demokrasi tidak difahami dan dihayati
dengan baik oleh warga negara, sukar diharapkan mereka mau berjuang untuk
mempertahankannya.
Thomas Jefferson sebagai penulis “Deklarasi Kemerdekaan Amerika”
dalam Wahab (2001), menyatakan bahwa; “that the knowledge,skills,
behaviors of democratic citizenship donot just occur naturallity in oneself,but
rather theymust be taught consciously through schooling to teach new
generation, i.e. they are learned behaviors”. Maksudnya, bahwa pengetahuan,
kemampuan, dan perilaku warga negara yang demokratis tidak akan terjadi
dengan sendirinya, tetapi harus diajarkan kepada generasi penerus.
Winataputra (2001) dalam disertasinya menjelaskan bahwa pendidikan
demokrasi adalah upaya sistematis yang dilakukan negara dan masyarakat
untuk memfasilitasi individu warga negara agar memahami, menghayati,
mengamalkan dan mengembangkan konsep, prinsip dan nilai demokrasi
sesuai dengan status perannya dalam masyarakat.
Gandal and Finn (1992) menyatakan bahwa tidak hanya di negara
berkembang, di negara maju sekalipun demokrasi sangatlah penting namun
sering dilupakan. Oleh karena itu demokrasi harus disikapi secara sadar dan
sungguh-sungguh. Pendidikan demokrasi sangat diperlukan agar warga negara
mengerti, menghargai kesempatan dan tanggung jawab sebagai warga negara
yang demokratis.
Pendidikan bukan hanya memberikan pengetahuan dan praktik
demokrasi tetapi juga menghasilkan warga negaranya yang berpendirian
teguh, mandiri, memiliki sikap selalu ingin tahu, dan berpandangan jauh ke
depan. Pendidika demokrasi jangan hanya dilihat sebagai suatu mata pelajaran
yang terisolasi tetapi dapat dikaitkan dengan setiap mata pelajaran yang ada.

A. Pendidikan demokrasi sebagai esensi pkn

Suatu negara yang menerapkan sistem demokrasi di manapun berada ,


pada dasarnya untuk melindungi hak – hak warga negaranya dan secara tidak
langsung menginginkan warga negaranya memiliki wawasan , menyadari akan
keharusannya serta menampakkan partisipasinya sesuai dengan status dan
perannya dalam masyarakat . Sebaliknya jika sitsem politik dalam dalam
negara demokrasi mengabaikan nilai nilai demokrasi maka terjadilah konflik ,
krisis dan lemahnya pemahaman politik . Salah satu solusi strategis secara
konseptual adalah dengan cara memperkuat demokrasi dalam berbagai bidang
dan aspek kehidupan . Dari berbagai pandangan seperti gandal dan finn(1992),
thomas jefferson , winataputra , memberikan implikasi bahwa pendidikan
demokrasi sangat di perlukan , agar warga negaranya mengerti , menghargai
kesempatan , dan tanggung jawab sebagai warga negara yang demokratis.
Dalam kepustakaan asing pendidikan kewarganegaraan (pkn) di sebut
civic education yang batasannya ialah seluruh kegiatan sekolah , rumah dan
masyarakat yang dapat menumbuhkan demokrasi (somantri , 2001). Artinya
bahwa demokrasi merupakan esensi dari pendidikan kewarganegaraan .
Pendidikan kewarganegaraan yang di susun melalui hierarki tingkat
pengetahuan ilmu sosial , yaitu fakta , konsep , generalisasi dan teori hukum
sehingga membentuk ide fundamental ilmu kewarganegaraan (IKN) . IKN
bersumber kepada social studies . social studies merupakan keturunan dari
ilmu ilmu sosial . Perbedaan ilmu sosial dengan ilmu social studies dalam
winataputra , 2001 menjelaskan bahwa ilmu ilmu sosial adalah tubuh
pengetahuan ilmiah yang terorganisir mengenai hubungan manusia.
Pengetahuan ini bersifat objektif yang di peroleh melalui proses penelitian
ilmiah buku yang di lakukan oleh para ahli ilmu – ilmu sosial di bidangnya.
Sedangkan social studies di artikan sebagai “ social studies simplified for
pedagogical purpose yakni social studies merupakan penyederhanaan dari
ilmu- ilmu social untuk tujuan pendidikan . dalam undang – undang republik
indonesia no 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan pasal 37 ayat (1) ,
menjelaskan pendidikan kewarganegaraan yang di maksud untuk membentuk
peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah
air .pada dasarnya civic mengambil bagian dari ilmu politik yaitu bagian
demokrasi politiknya .
Dari uraian-uraian di atas dapat diartikan bahwa PKn merupakan mata
pelajaran yang tepat untuk mengajarkan Pendidikan Demokrasi dalam
prosempembelajaran di sekolah. Sehingga benar adanya bahwa Pendidikan
Demokrasi merupakan Essensi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
KEGIATAN BELAJAR 3

III. SEKOLAH SEBAGAI LABORATORIUM DEMOKRASI

Sekolah merupakan sebuah komunitas sebagai bagian dari integral dari


masyarakat . Sekolah dalam Undang – undang RI No 20 tahun 2003 di sebut
satuan pendidikan sekolah dasar ( SD) sebagai satuan pendidikan merupakan
suatu entity ( sauan utuh ) wahana pendidikan nasional yang mencapai tujuan
pendidikan nasional . Untuk itu maka proses pendidikan di sekolah perlu di
wujudkan dalam dan oleh satuan pendidikan dalam bentuk proses
pembelajaran yang di kembangkan kemampuan dan membentuk watak peserta
didik dalam lingkungan belajar yang demokratis . Dalam konteks pendidikan
formal khususnya pada jenjang pendidikan dasar , sekolah seyogianya di
kembangkan sebagai pranata atau tatanan sosial pedagogis yang kondusif atau
memberi suasana bagi tumbuh kembangnya berbagai kualitas pribadi peserta
didik . Oleh karena itu , sekolah sebagai bagian integral dari masyarakat perlu
di kembangkan sebagai pusat pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik
sepanjang hayat, yang mampu memberikan keteladanan, membangun
kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses
pembelajaran demokratis.
Paradigma pendidikan demokrasi yang perlu di kembangkan dalam
lingkungan sekolah adalah pendidikan demokrasi yang bersifat multidimensial
atau bersisi jamak. Sifat multidimensiolnya itu antara lain , terletak pada
berikut ini :
1. Pandangannya yang pluralistik – uniter (bermacam – macam , tetapi
menyatu dalam bhineka tunggal ika)
2. Sikapnya dalam menempatkan individu , negara dan masyarakat global
secara harmonis
3. Tujuannya di arahkan pada semua dimensi kecerdasan
4. Konteks ( setting ) yang menghasilkan pengalaman belajarnya yang terbuka
, fleksibel atau luwes dan bervariasi merujuk kepada dimensi tujuannya
1. Strategi umum pengembangan warga negara yang demokratis di
lingkungan sekolah
Strategi dapat diartikan sebagai serangkaian langkah yang di pilih
untuk mencapai tujuan atau target. Winataputra ( 2005 ) menjelaskan
karakteristik pokok untuk masing – masing, strategi tersebut secara
singkat dapat di jelaskan sebagai berikut .
a. Pertemuan kelas berita baru merupakan strategi pengembangan
sikap demokratis dan bertanggung jawab melalui pertemuan kelas
guna membahas berita aktual yang ada di media massa, seperti surat
kabar, televisi, radio atau internet. Contohnya, berita tentang
demonstrasi yang berujung dengan perusakan.
b. Cambuk bersiklus merupakan strategi pengembangan sikap
demokratis dan bertanggung jawab melalui pertemuan saling bertanya
dan menjawab secara bergiliran.
c. Waktu untuk penghargaan merupakan strategi pengembangan
sikap demokratis dan bertanggung jawab melalui pertemuan untuk
memberikan penghargaan atau penghormatan terhadap orang lain.
d. Waktu untuk yang terhormat merupakan strategi pengembangan
sikap demokratis dan bertanggung jawab melalui acara yang secara
khusus diadakan atas inisiaatif siswa untuk memberikan penghargaan
kepada orang yang sangat di hormati.
e. Pertemuan rumusan tujuan merupakan strategi pengembangan
sikap demokratis dan bertanggung jawab melalui pertemuan yang
sengaja di adakan atas inisiatif guru / siswa untuk merumuskan visi
dan tujuan sekolah.
f. Pertemuan legislasi merupakan strategi pengembangan sikap
demokratis dan bertanggung jawab melalui pertemuan untuk
merumuskan atau norma atau aturan yang akan berlaku di sekolah.
g. Pertemuan evaluasi aturan merupakan strategi pengembangan
sikap demokratis dan bertanggung jawab melalui pertemuan untuk
mengevaluasi pelaksanaan atau norma atau aturan yang telah di
sepakati dan berlaku di sekolah.
h. Pertemuan perumusan langkah kegiatan merupakan strategi
pengembangan sikap demokratis dan bertanggung jawab melalui
pertemuan untuk menetapkan prioritas atau tahapan kegiatan yang
akan di lakukan oleh siswa di bawah supervisi sekolah .
i. Pertemuan refleksi belajar merupakan strategi pengembangan
sikap demokratis dan bertanggung jawab melui pertemuan
pengendapan an evaluasi terhadap proses dan / atau hasil belajar
setelah selesai satu atau beberapa pertemuan.
j. Pertemuan pemecahan masalah merupakan strategi
pengembangan sikap demokratis dan bertanggung jawab melalui
pertemuan terencana untuk memecahkan masalah yang ada di
lingkungan sekitar atau lingkungan daerah atau nasional yang
menyangkup kehidupan siswa, seperti pemecahan masalah
penyalahgunaan narkoba di kalangan siswa.
k. Pertemuan isu akademis , merupakan strategis pengembangan
sikap demokratis dan bertanggung jawab melalui pertemuan terencana
untuk membahas masalah akademis.
l. Pertemuan perbaikan kelas merupakan stategis pengembangan
sikap demokratis dan bertanggung jawab melalui pertemuan kelas
untuk membahas atau memecahkan masalah yang menyangkut
kehidupan siswa di kelasnya atau di lingkungan sekolahnya , seperti
pemecahan masalah bolos , tata tertib sekolah .
m. Pertemuan tindak lanjut merupakan strategi pengembangan sikap
demokratis dan bertanggung jawab melalui pertemuan terencana untuk
membahas tindak lanjut dari suatu kegiatan berseri di lingkungan
sekolah.
n. Pertemuan perencanaan merupakn strategis pengembanga sikap
demokratis dan bertanggung jawab melalui pertemuan terencana untuk
menyusun rencana secara bersama.
o. Pertemuan pengembangan konsep merupakan strategi
pengembangan sikap demokratis dan bertanggung jawab melalui
pertemuan terencana untuk menyusun suatu gagasan baru yang di
maksudkan untuk mendapatkan bantuan , atau menyarankan
pemecahan atas masalah yang cukup pelik .
p. Pembahasan situasi pelik merupakan strategi pengembangan sikap
demokratis dan bertanggung jawab melalui pertemuan untuk
memecahkan maslah yang terkait dalam keadaan dilematik atau pelik .
q. Kotak saran merupakan strategis pengembangan sikap demokratis
dan bertanggung jawab melalui pengumpulan pendapat secara bebas
dan rahasia untuk memecahkan masalah yang ada di lingkungan
sekolah atau lingkungan sekitar.
r. Pertemuan dalam pertemuan merupakan strategis pengembangan
sikap demokratis dan bertanggung jawab melalui pertemuan kelompok
kecil dalam konteks pertemuan klasikal atau pertemuan besar. Secara
umum pengembangan warga negara yang demokratis dan bertanggung
jawab melalui pendidikan kewarganegaraan dapat di gambarkan
sebagai berikut
a. Strategi dasar yang di gunakan untuk mengembangkan warga
negara yang demokratis dan bertanggung jawab adalah kegiatan
intrakulikuler.
b. Kegiatan intrakurikuler di lakukan melalui pengembangan muatan
kewarganegaraan dalam mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan
dan mata pelajaran lain yang termasuk kelompok mata pelajaran
kewarganegaraan dan kepribadian secara holistik
c. Pengembangan muatan kewarganegaraan di lakukan dengan
menggunakn model – model pengembangan sikap demokratis dan
betanggung jawab
d. Kegiatan agama, akhlak mulia , kewarganegraan , bahasa , seni ,
dan budaya dan pendidikan jasmani dapat dilakukan dalam bentuk
kegiatan, berbentuk peringatan hari besar agama, memberi santunan
kepad anak yatim piatu, melaksanakan upacara bendera dan peringatan
hari besar nasional dan lain lain
e. Oleh karena siswa merupakan kegiatan tak terpisahkan dari
kehidupan masyarakat maka secara keseluruhan kegiatan intra an
kokurikuler perlu di kaitkan dengan hal hal yang bersifat sosial –
kultural .

2. Fungsi dan peran sekolah dalam mengembngkan warga negara yang


demokratis
Sekolah sebagai organisasi mempunyai struktur dan kultur . sebagai
bagian dari struktur birokrasi pendidikan SD merupakan satuan kependidikan
dan lingkungan pemerintah daerah kabupaten / kota yang pembinaannya
langsung dii bawah dinas pendidikan . sekolah merupakan satuan pendidikan
maka di dalam sekolah terdapat komunitas yang terdiri atas pendidik , peserta
didik , dan tenaga kependidikan . budaya sekolah seperti seperti juga entitas
kebudayaan yang lain memiliki sejmlah sistem antara lain sistem manajemen ,
sistem kurikulum , sistem teknologi , sisem kepaercayaan , bahasa dan
kesenian .
Prinsip – prinsip dasar dalam pengelolaanya selain menganut prinsip
umum managemen , yakni planing , organizing, actuating , dan controlling .,
yang paling menonjol adalah selain unsur organisasioal satuan pendidikan
juga terdapat unsur pemangku kepentingan yang di wadahi dalam komite
sekolah / madrasah.

3. Mekanisme kerja dalam konteks kesisteman sekolah


Sebagai penyelenggara pendidikan dalam PP RI Nomor 19 tahun
2005 tentang standar nasional pendidikan dalam pasal 4 ayat ayat (3)
dinyatakan bahwa : pendidikan di selenggarakan sebagai suatu proses
pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang
hayat.
sekolah seebgai lembaga penyelenggara pendidikan dan harus
pemberdayakan seluruh komponen – komponen yang terkait dengan struktur
organisasi sekolah yaitu sebagai berikut :
a. Kepala Sekolah
b. Wakil kepala sekolah
c. Tata usaha
d. Dewan guru
e. Unit laboratorium
f. Unit perpustakaan
g. Osis
h. Komite sekolah
Semua komponen tersebut mempunya peran yang harus
difungsikan sesuai dengan deskripsi tugas masing-masing, sehingga tujuan
pendidikan dapat tercapai, dan upaya untuk menjadikan sekolah sebagai
Laboratorium Demokrasi dapat terwujudkan
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kesimpulan dari penulisan makalah ini adalah diharapkan untuk mampu menjelaskan
tentang konsep demokrasi, pendidikan demokrasi, menjelaskan sekolah sebagai
laboratorium demokrasi, menjelaskan ensesi pendidikan demokrasi PKn di sekolah dasar,
serta strategi umum pengembangan warga negara yang demokratis di lingkungan sekolah.
Juga tidak hanya menitikberatkan pada pendidikan moral dan pemecahan masalah tetapi
juga nilai keTuhanan dan rasa toleransi atas keberagaman yang Indonesia miliki.

B. SARAN

Penyusun sangat memahami tantangan pendidikan demokrasi di pendidikan dasar


ditengah kondisi Indonesia yang sarat konflik saat ini. Konflik antar suku, agama, dan
ideologi, sangat penting bagi para guru untuk dapat menerapkan dan mengajarkan nilai
luhur pancasila kepada anak didik disekolah dasar. Diharapkan para siswa dapat menjadi
warga negara yang demokratis ditengah keragaman perbedaan dan kemajemukan bangsa
Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Udin, S. Winaputra, dkk. (2020). Pembelajaran PKn di SD . Tangerang Selatan.


Universitas Terbuka

Anda mungkin juga menyukai