Puji syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini
sebagai tugas untuk memenuhi nilai mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan. Makalah ini membahas tentang Demokrasi di Indonesia dari masa
ke masa.
Dalam penyusunan makalah ini, Penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan
akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Oleh karena
itu, penulis terima kasih yang besar-besaran kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal
dari Allah Yang Maha Esa.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat berharap untuk
menyempurnakan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Demokrasi merupakan satu upaya untuk mewujudkan kedaulatan rakyat dimana rakyat
memegang kedaulatan pemerintahan dan diikutsertakan dalam suatu negara. Di
Indonesia, sistem demokrasi sendiri telah mengalami beberapa perubahan dari masa ke
masa. Namun dengan adanya perubahan-perubahan tersebut masalah utama yang
sebenarnya berada di posisi yang tepat bagi bangsa Indonesia adalah bagaimana
mempertinggi tingkat kehidupan ekonomi dan kehidupan sosial dan politik yang
demokratis di tengah masyarakat yang beraneka ragam pola budayanya. Pada intinya
masalah ini berkisar pada penyusunan suatu sistem politik dimana kepemimpinan
cukup kuat untuk melaksanakan pembangunan ekonomi dengan Partisipasi rakyat serta
menghindari timbulnya diktator, baik diktator yang bersifat perorangan, partai,
maupun militer.
Untuk memecahkan masalah ini, peran yang paling diharapkan adalah peran generasi
muda, terutama generasi baru yang mempunyai pengalaman politik yang berbeda, yang
mengalami sosialisai atau pendidikan politik, serta memiliki aspirasi dan politik yang
berbeda pula dari generasi sebelumnya.
Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang diuraikan diatas, dapat diambil rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Apa demokrasi?
2. Bagaimana pengertian demokrasi menurut para ahli?
3. Apakah tujuan dari adanya pendidikan demokrasi?
4. Bagaimana perkembangan demokrasi di Indonesia dari masa ke masa?
5. Bagaimana prospek demokrasi di Indonesia?
Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah:
1. Untuk melihat dari demokrasi.
2. Untuk melihat demokrasi menurut para ahli.
3. Untuk melihat tujuan dari adanya pendidikan demokrasi.
4. Untuk melihat bagaimana perkembangan demokrasi di Indonesia dari masa ke
masa.
5. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Demokrasi
Demokrasi berasal dari bahasa Yunani, yaitu “demos” yang berarti rakyat
dan “kratos” yang berarti pemerintahan. Jadi demokrasi berarti pemerintahan rakyat,
atau suatu pemerintahan dimana rakyat memegang kedaulatan tertinggi atau
diikutsertakan dalam pemerintahan negara. Adalah Abraham Lincoln yang menyatakan
bahwa demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. [1]
Sedangkan pengertian demokrasi menurut para ahli adalah sebagai berikut:
Abraham Lincoln , demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat
dan untuk rakyat.
Kranemburg, demokrasi berasal dari bahasa Yunani yaitu demos dan
kratos. Demos (rakyat) dan kratos (pemerintahan). Jadi, demokrasi berarti cara
memerintah dari rakyat.
Charles Costello, demokrasi adalah sistem sosial dan politik pemerintahan diri
dengan kekuasaan-kekuasaan memerintah yang mengatur hukum dan kebiasaan
untuk melindungi hak-hak perorangan warga negara.
Koentjoro Poerbopranoto , demokrasi adalah negara yang pemerintahannya
dipegang oleh rakyat. Hal ini berarti suatu sistem dimana rakyat diikut sertakan
dalam pemerintahan negara.
Harris Soche, demokrasi adalah pemerintahan rakyat karena itu kekuasaan
yang melekat pada rakyat.
Dari beberapa pengertian diatas, dapat menunjukkan bahwa demokrasi adalah
pemerintahan yang berasal dari rakyat, dilakukan oleh rakyat dan dipergunakan untuk
kepentingan rakyat.
Pendidikan Demokrasi
Pendidikan demokrasi suatu upaya yang dilakukan oleh negara dan masyarakat agar
mampu mendapatkan pemahaman yang memahami, menghayati, mengamalkan dan
mengembangkan konsep, prinsip dan nilai demokrasi sesuai dengan peran dan
statusnya dalam masyarakat. Pendidikan demokrasi dapat diperoleh melalui
pendidikan formal (di sekolah atau di perguruan tinggi), pendidikan non formal
(pendidikan di luar sekolah) dan pendidikan informal (pergaulan di rumah).
Tujuan dari adanya pendidikan demokrasi adalah mempersiapkan warga negara agar
berperilaku dan bertindak demokratis melalui aktivitas yang dilakukan dan
menanamkan pada generasi muda akan pengetahuan, kesadaran dan nilai-nilai
demokrasi. Salah satu sarana yang dapat digunakan untuk mewujudkan pendidikan
demokrasi adalah melalui Pendidikan Kewarganegaraan yang dijadikan sebagai mata
pelajaran di sekolah maupun mata kuliah di perguruan tinggi. Selain melalui
Pendidikan Kewarganegaraan, pendidikan demokrasi di perguruan tinggi juga dapat
diperoleh melalui organisasi kemahasiswaan.
Demokrasi dalam Sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia dari
Masa ke Masa
Perkembangan demokrasi di Indonesia telah mengalami pasang surut dari masa ke
masa. Masalah utama yang berhubungan dengan bangsa Indonesia bagaimana
mempertinggi tingkat kehidupan ekonomi dan kehidupan kehidupan sosial dan politik
yang demokratis di tengah masyarakat yang beraneka ragam pola budayanya ini. Pada
intinya masalah ini berkisar pada penyusunan suatu sistem politik dimana
kepemimpinan cukup kuat untuk melaksanakan pembangunan ekonomi dengan
Partisipasi rakyat serta menghindari timbulnya diktator, baik diktator yang bersifat
perorangan, partai, maupun militer.
1. Masa Republik Indonesia I (1945-1959)
Demokrasi yang digunakan pada periode ini adalah demokrasi parlementer, karena
pada masa ini merupakan kejayaan dalam sejarah politik Indonesia. Demokrasi
parlementer ini mulai sebulan setelah kemerdekaan diproklamirkan dan masuk dalam
Undang-Undang Dasar 1949 dan 1950. Undang-Undang Dasar 1950 menentukan
barlakunya sistem parlementer dimana badan eksekutif yang terdiri atas presiden
sebagai kepala negara dan menteri-menterinya mempunyai tanggung jawab politik.
Penerapan demokrasi tersebut ternyata kurang cocok di Indonesia, meskipun dapat
dijalankan secara memuaskan dalam beberapa negara Asia lain. Persatuan masyarakat
Indonesia melemah dan tidak dapat dibina menjadi kekuatan-kekuatan konstruktif
setelah kemerdekaan tercapai. Karena lemahnya demokrasi sistem parlementer
memberi peluang untuk didominasi oleh partai-partai politik dan Dewan Perwakilan
Rakyat.
Disamping itu ternyata ada beberapa kekuatan sosial dan politik yang tidak mendapat
saluran dan tempat yang realistis dalam kehidupan politik, padahal merupakan
kekuatan yang paling penting. Misalnya seorang presiden yang tidak mau bertindak
sebagai rubberstamp (presiden yang membubuhi capnya belaka) dan seorang tentara
yang lahir dalam revolusi bertanggung jawab untuk ikut serta menyelesaikan masalah-
masalah yang muncul oleh masyarakat Indoonesia pada umunya.
Faktor-faktor semacam inilah yang mendorong presiden Soekarno untuk mengeluarkan
Dekrit Presiden 5 Juli yang menentukan berlakunya kembali Undang-Undang Dasar
1945 dan berakhirnya masa demokrasi parlementer.
1. Masa Republik Indonesia II (1959-1965)
Pada periode ini sistem demokrasi yang digunakan adalah demokrasi terpimpin, dengan
ciri-ciri didominasi oleh presiden, terbatasnya pengaruh partai politik, berkembangnya
pengaruh komunis, dan meluasnya peran ABRI sebagai unsur sosial-politik. [2]
Dikeluarkannya Dekrit Presiden pada 5 Juli 1959 yang membubarkan Konstituante dan
pernyataan kembali kepada UUD 1945 berdampak sangat besar dalam kehidupan
politik nasional. Mencari Google Artikel demokrasi terpimpin memungkinkan Soekarno
untuk review Menjadi shalat Satu agenda setter politik Indonesia, Yang akhirnya
MEMBUAT dia Menjadi Pemimpin Yang Sangat berkuasa Dan Menjadi Seorang
diktator. Politik pada masa demokrasi terpimpin diwarnai oleh tarik ulur yang sangat
kuat antara ketiga kekuatan politik yang utama pada waktu itu, yaitu Soekarno, PKI dan
Angkatan Darat.
Pada periode ini juga terjadi penyelewengan di bidang regulasi-undangan dimana
berbagai tindakan pemerintah dilaksanakan melalui Penetapan Presiden (Penpres) yang
memakai Dekrit 5 Juli sebagai sumber hukum. Kemudian mendirikan pula badan-
badan ekstra konstitusional seperti Front Nasional yang ternyata dipakai oleh pihak
komunis sebagai arena kegiatan. Partai politik dan pers yang menyimpang dari rel
revolusi ditutup, tidak dibenarkan, sedangkan politik mercusuar di bidang hubungan
luar negeri dan ekonomi dalam negeri telah menyebabkan keadaan ekonomi bertambah
suram. G 30S / PKI telah menghentikan periode ini dan membuka peluang untuk
dimulainya masa demokrasi Pancasila.
1. Masa Republik Indonesia III (1965-1998)
Landasan formal dari periode ini adalah Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, serta
ketetapan-ketetapan MPRS. Pada Periode ini menunjukkan peranan presiden yang
semakin besar, karena pemusatan kekuasaan berada di tangan presiden (Soeharto) yang
telah menjelma sebagai tokoh yang paling dominan dalam sistem politik Indonesia,
tidak saja karena jabatannya sebagai presiden dalam sistem presidensial, tetapi juga
karena pengaruhnya yang dominan dalam sistem elit politik Indonesia. Keberhasilan
memimpin penumpasan G 30S / PKI dan kemudian membubarkan PKI dengan
menggunakan Surat Perintah 11 Maret (Super Semar) memberikan peluang yang besar
bagi Soeharto untuk menjadi tokoh yang paling berpengaruh di Indonesia
menggantikan Soekarno.
Masa Republik Indonesia III menunjukkan sikap dalam penyelenggaraan pemilu. Pada
periode ini telah dilaksanakan enam kali pemilu, yaitu pada tahun 1971, 1977, 1982, dan
1997. Namun ternyata nilai-nilai demokrasi tidak diberlakukan dalam pemilu-pemilu
tersebut karena tidak ada kebebasan yang memilih bagi pemilih dan tidak ada
kesempatan yang sama bagi ketiga Organisasi Peserta Pemilu (OPP) untuk pemilu.
Pada periode ini, pembangunan ekonomi Indonesia sangat baik karena menjadikan
Indonesia swasembada beras pada pertengahan dasawarsa 1980-an. Namun seiring
dengan pertumbuhan ekonomi, ternyata Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) juga
berkembang dengan pesat.
Di bidang politik, dominasi Presiden Soeharto telah menjadi presiden Soeharto menjadi
penguasa mutlak karena tidak ada satu lembaga pun yang dapat menjadi pengawasa
presiden dan mencegahnya melakukan penyelewengan kekuasaan (abuse of power).
Akibat dari semua ini adalah semakin menguatnya kelompok-kelompok yang
berkumpul Presiden Soeharto dan Orde Baru terutama dari kelompok mahasiswa dan
pemuda. Gerakan mahasiswa yang berhasil menguasai Gedung MPR / DPR di Senayan
pada bulan Mei 1998 merupakn langkah awal kejatuhan Presiden Soeharto dan
tumbangnya orde baru. Presiden Soeharto merasa tidak mendapat dukungan dari
rakyat sehingga ia memutuskan untuk mengundurkan diri sebagai Presiden RI pada
tanggal 20 Mei 1998. Mundurnya Presiden Soeharto ini menjadi pertanda berakhirnya
masa Republik Indonesia III dan disusul dengan masa Republik Indonesia IV.
1. Masa Republik Indonesia IV (1998-sekarang)
Pada periode ini Indonesia memasuki era baru yang biasa disebut dengan era reformasi
yaitu era yang menjadi babak baru dalam pelaksanaan demokrasi di Indonesia. Jika
masa sebelumnya demokrasi di Indonesia diwarnai oleh kekuasaan presiden yang
sangat dominan dan peran lembaga-lembaga lainnya, di era reformasi tampak peran
yang sangat proporsional di antara lembaga-lembaga negara yang ada. Kemudian jika di
masa kebebasan warga warga masyarakat yang menentukan partai politik yang sangat
mendasar, dengan dalih stabilitas nasional yang mantap, pada era reformasi warga
masyarakat memiliki kebebasan politik yang sangat besar untuk menentukan partai
politik.
Langkah terobosan yang dilakukan pada periode ini untuk melakukan perubahan
adalah amandemen UUD 1945 yang dilakukan oleh MPR hasil pemilu 1999 serta
pelaksanaan pemilu legislatif dan pemilihan presiden pada tahun 2004. Dengan adanya
perubahan-perubahan tersebut, demokrasi di Indonesia telah mempunyai dasar yang
kuat untuk berkembang.
Prospek Demokrasi di Indonesia
Harold Crough mengungkapkan pesimisme yang kuat terhadap demokrasi
Indonesia, tetapi Afan Gaffar mempunyai keyakinan yang sebaliknya yaitu demokrasi
akan meningkatkan kualitas pelaksanaannya dengan alasan selama dua dasawarsa
terakhir ini, masyarakat Indonesia telah mengalami transformasi sosial yang sangat
fundamental. [3]
Proses transformasi sosial ini membawa hasil positif terhadap pembangunan nasional
Indonesia kesejahteraan masyarakat meskipun tingkat distribusi yang masih belum
baik. Selain itu hasil positif lainnya adalah peningkatan proporsi orang yang mengalami
peningkatan kemampuan politik. Hal ini dapat kita lihat dari besar jumlah pemilih yang
semakin bertambah pada setiap pemilu. Generasi muda adalah generasi baru yang
mempunyai pengalaman politik yang berbeda, yang memiliki pengalaman sosialisasi
atau pendidikan politik serta memiliki aspirasi politik yang berbeda pula dari generasi
sebelumnya.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Demokrasi merupakan salah satu upaya upaya sistematis untuk mewujudkan
kedaulatan rakyat dimana rakyat yang memegang kedaulatan tertinggi dan ikut serta
dalam pemerintah suatu negara. Di Indonesia sistem demokrasi sendiri telah
mengalami beberapa perubahan dari masa ke masa, mulai dari demokrasi parlementer,
demokrasi terpimpin, demokrasi pancasila era orde baru dan demokrasi pancasila era
reformasi. Masalah utama yang berhubungan dengan bangsa Indonesia dalam sistem
demokrasi adalah bagaimana mempertinggi tingkat kehidupan ekonomi dan membina
suatu kehidupan sosial dan politik yang demokratis di tengah masyarakat yang
beraneka ragam pola budayanya.
3.2. Saran
Sebagai generasi muda, kita harus menciptakan generasi baru yang memiliki
pengalaman politik yang berbeda, yang mengalami sosialisai atau pendidikan politik
serta memiliki aspirasi dan pengetahuan politik yang berbeda pula dari generasi
sebelumnya. Satu hal lagi yang paling penting adalah kita harus menanamkan nilai-nilai
demokrasi pada diri kita dan kemudian kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Karakteristik Demokrasi Periode Reformasi
(1998-sekarang)", Klik untuk
baca: https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/13/160000569/karakteristik-demokrasi-periode-
reformasi-1998-sekarang-?page=all.
Penulis : Arum Sutrisni Putri
Editor : Arum Sutrisni Putri
Sumber: https://mediaindonesia.com/read/detail/305874-covid-19-dan-tantangan-
demokrasi-di-indonesia